Propinsi | Rabu, 24/11/2010 17:25 WIB

Padang, (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta masyarakat
khususnya di kawasan pesisir pantai barat agar menyikapi secara rasional isu
gempa dan tsunami yang beredar melalui pesan singkat telepon seluler (SMS).
"Masyarakat jangan terpengaruh dengan isu bencana yang tak jelas sumbernya.
SMS yang meresahkan masyarakat beberapa hari terakhir ini adalah palsu alias
bohong," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Rabu.

Menurut gubernur, penyebar SMS tentang bencana gempa besar yang berpotensi
tsunami dengan menyebutkan tanggal kejadiannya itu, hanya ingin meresahkan
masyarakat dan tidak bertanggung jawab.

Terkait SMS yang disebarkan jelas tidak mungkin dari pemerintah maupun para
pakar, makanya masyarakat harus mencerna informasi maupun isu-isu yang
beredar secara rasional.
"Kita minta masyarakat tetap waspada dan siapsiaga, tapi jangan sampai resah
karena isu yang tak jelas sumbernya," kata gubernur mengingatkan.

Gubernur juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan program jangka
pendek antisipasi bencana dengan mengkoordinasikannya dengan kepala daerah
kabupaten/kota di kawasan pesisir.

Bupati/wali kota, sudah diminta melakukan pendataan daerahnya, serta
mempersiapkan jalur evakuasi sehingga saat bencana masyarakat bisa
menyelamatkan daerah ke tempat ketinggian.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wagub Muslim Kasim, dan Wali Kota Padang
Fauzi Bahar menanggapai beredarnya isu yang meresahkan masyarakat itu dengan
menggelar keterangan pers.

Konferensi pers itu dihadiri pejabat Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), Wakapolda Sumbar, serta jajaran instansi lainnya di lingkungan
Pemprov Sumbar.

Keterangan yang dihimpun Rabu menyebutkan bahwa masyarakat Padang yang
bermukin di pesisir pantai Sumbar, terutama Padang dan Pariaman sangat resah
dengan SMS itu.

Keresahan warga itu bukannya hanya sekedar dalam batas pembicaraan, tetapi
sebagian warga ada yang mengungsi pada malam hari --pindah ke titik zona
hijau--.

Selain itu, ada warga yang sudah mencari rumah kontrakan di kawasan Bypass
Padang --yang merupakan zona hijau--. Dampak lainnya, juga memicunya naiknya
biaya kontrakan rumah warga.

Ny. Nanik warga pasir Jambak Padang menyebutkan, warga yang tinggal di
komplek perumahannya, benar sudah banyak pindah ke zona hijau dan sebagian
ada yang ke kampung halamannya.

Alasan warga yang mengungsi dan pindah rumah itu, tambahnya, karena isu-isu
gempa besar diiringi tsunami yang akan terjadi setelah bencana Mentawai,
terus beredar melalui telepon seluler.( */sr)

http://www.antara-sumbar.com/id/berita/propinsi/d/1/137760/gubernur-masyarak
at-harus-rasional-sikapi-isu-bencana.html


Salam
Fend
34M-Cikasel


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke