Kawan ambo Sanak Asnil, Saya membolak-balik buku "Islam dan Adat Minangkabau" karangan Hamka, tapi tidak ketemu. Buku yang saya miliki terbitan PT Pustaka Panjimas, Jakarta 1984. Saya tidak tahu apa edisi revisinya ada diterbitkan tahun belakangan yang menambah dengan tulisan Hamka lainnya. Karena buku milik saya adalah fotokopian (saya minta tolong seorang teman saat di Bukittinggi tahun 2000) saya tidak yakin apakah sudah semua halamannya (yang saya miliki 288 halaman).
Tapi Hamka memang pernah menulis ini. Saya sudah jelaskan juga menjawab komentar Sanak Asnil di PadangKini.com. Tulisan yang dimaksud adalah makalah yang dibacakan Hamka berjudul "Hubungan Timbal Balik antara Adat dan Syarak dalam Kebudayaan Minangkabau" (ejaan sudah saya perbarui) dalam Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau yang diadakan di Batusangkar, 1-8 Agustus 1970. Makalah ini bersama 11 makalah lainnya belakangan dibukukan dan diterbitkan Yayasan Citra Budaya Indonesia dengan LKAAM Sumatera Barat pada Januari 2002. Kebetulan saya salah seorang editor buku ini bersama Kamardi Rais Datuk P. Simulie (almarhum yang waktu itu Ketua LKAAM Sumbar) dan Khairul Jasmi (sekarang Pemred Singgalang). Tentang ini Hamka hanya menulis sekilas penambah informasi dalam konteks hubungan Kerajaan Minangkabau dengan Negeri Sembilan, Malaysia. Hamka menulis : “Menurut keterangan yang saya dapat dari Engku Prof Sutan Kerajaan, waktu beliau masih sekolah, sebelum Perang Dunia Pertama, ia selalu disuruh oleh Makhudum di Sumaniak menjemput uang ke kantor pos di Batusangkar yang dikirimkan dari istana Sri Menanti oleh Yang Dipertuan Besar di sana: Hak danciang pangaluaran, ubua-ubua gantuang kamudi, sebab Rembau Sri Menanti adalah rantau dari Tuan Makhudum di Sumanik. “ Dilanjutkan Hamka: “Menurut pengetahuan saya Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan yang mengirimkan itu adalah Yang Dipertuan Besar Muhammad (1888-1933), ayah dari Yang Dipertuan Besar Abdurrahman yang dilantik menjadi Yang Dipertuan Agung yang pertama dari Kerajaan Malaysia (mangkat 1960).” Jelas yang dimaksud Hamka ini adalah semacam “uang upeti” atau “pajak” atau “uang tanda Negeri Sembilan negeri di bawah naungan Minangkabau”. Waktunya pun disebut sebelum Perang Dunia I (perang dunia terjadi 1914-1918). Jadi sangat jauh dari tahun 1955. Informasi dari Hamka ini sangat jelas menggambarkan hubungan masa lalu Negeri Sembilan dengan Minangkabau, dan bukan Kerajaan Malaysia dengan Kerajaan Pagaruyung. Ini dua hal sangat sangat berbeda. Mengaitkan informasi ini dengan utang yang Kontan maksud pada 1955 menurut saya sangat tidak tepat dan mengada-ada. Secara logika, jika Sanak Asnil menangkap tulisan Hamka ini sebagai informasi tentang adanya piutang Pagaruyung di Kerajaan Malaysia, mestinya itu juga sudah terjadi pada 1970 itu. Orang mungkin juga sudah heboh waktu itu, mungkin melebihi sekarang. Tapi itu tidak terjadi, bukan? Tentang bukti penerimaan uang ringgit yang sudah tidak laku yang dilampirkan dengan latar belakang "Uncleseekers.blogspot.com": (1) Kesan saya terhadap pengelola blog ini ia seseorang yang suka klenik dan cari sensasi; (2) apakah surat semacam ini bisa kita tarik kesimpulan kaitannya dengan "piutang Pagaruyung ke Malaysia" dan dijadikan bukti? Sanak Ambo Asnil, banyak orang menganggap berita ini tidak mungkin isapan jempol karena ditulis koran besar Kontan yang kita tahu salah satu koran ekonomi terdepan di negeri ini. Profesor Puti Reno Raudha Thaib, salah seorang keluarga pewaris Kerajaan Pagaruyung, salah satu di antaranya. "Ini kan ditulis Kontan, koran grup Kompas-Gramedia, tidak mungkin mereka menulis tanpa dasar yang kuat," katanya ketika saya tanya soal ini. Saya, dan mungkin banyak orang Minang dan warga Indonesia lainnya, tentu berharap informasi ini benar. Kalau ini benar, tidak akan merugikan orang Minang, pewaris Pagaruyung, dan Indonesia, tapi akan menguntungkan dari berbagai segi: sejarah, kebanggaan anak negeri, dan tentu finansial. Saya menunggu Sanak Asnil dan kawan-kawan di Kontan terus memburu informasi yang sudah didedah ini. Tentu ringan bagi Kontan untuk konfirmasi ke Bank Sentral Malaysia atau ke Pemerintahan Malaysia. Menurut saya Kontan memiliki tanggung jawab kepada publik menyelesaikan kasus ini, tidak masalah hasilnya benar atau hanya isapan jempol. Terlebih terkurang mohon maaf, Wassalam, Syofiardi (40+/Padang) ________________________________ From: Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com> To: rantaunet@googlegroups.com Sent: Thursday, May 12, 2011 23:19:17 Subject: [R@ntau-Net] Re: Malaysia Berutang Emas pada Pagaruyung Sanak Asnil yth. Ambo raso informasi iko paralu diverifikasi labiah lanjut. Dulu ado saketek diskusi di palanta : http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/message/83321, satidaknyo hinggo sabalun maso Paderi baitu kondisinyo. Namun potensi Pagaruyuang maso saisuak manghimpun haroto (: emas) cukup besar, karono posisi sagitigo nan disabuik MakNgah mamiliki deposit emas nan gadang maso itu. Dan itu salah satu alasan perpindahan dari Dharmasraya. Ambo raso dominasi iko bakurang karono alah masuak pedagang-pedagang dari Arab, India, dll (buku C. Dobin). Salain itu ado upacara ameh manah tiang bubuq nan ado dalam wilayat Pagaruyuang, sarato babarapo cukai di pelabuhan melalui perjanjian Painan (16..) dengan Aceh. Dalam tambo Sangguno Dirajo disabuik ado ketentuan bagian 1/10 untuak rajo dalam satiok transaksi hasil bumi. Ambo raso haroto itu alah habis ukatu peristiwa Kototangah atau jauah maso sabalun itu. Allahu alam. Wassalam, -datuk endang --- On Thu, 5/12/11, asnil bambani <asnil_bamb...@yahoo.co.id> wrote: > > >> >>Soal hutang Malaysia ke Pagaruyung bukanlah cerita yang sekonyong-konyong >>datang >>dari langit atau isu yang berhembus dari semak belukar belaka. >> >> >>Buya Hamka, dalam bukunya Islam dan Adat Minangkabau sudah menceritakan ada >>penerimaan upeti dari Malaysia ke pewaris Pagaruyung. Tapi memang, Buya Hamka >>tidak menjelaskan secara detail dalam buku itu soal siapa pewaris Pagaruyung >>yang telah menerima upeti dari negeri Jiran tersebut.. Sila cari buku >>bukunya, >>dan dibaca.. >> >>Tak hanya itu, tokoh E Suharto yang mengaku pewaris Pagaruyung bukanlah tokoh >>fiktif yang tidak memiliki dasar untuk bercerita. Dalam beberapa dokumen >>menyebutkan, E Suharto memang melakukan korespondensi dengan Bank sentral >>Malaysia soal penukaran ringgit lama yang disebut milik dari kerajaan >>Pagarutyung. (Lihat lampiran). >> >>Apakah upeti Malaysia itu ada? >>Saya yakin itu ada, karena Buya Hamka dalam bukunya juga pernah menegaskan >>hal >>ini. >> >>Siapa yang menerima? >>Wallahualam.. >> >> >> >> >>Salam, >>Asnil Bambani >> >> >>--- Pada Sab, 7/5/11, sjamsir_sjarif <hamboc...@yahoo.com> menulis: >> >> >>>Dari: sjamsir_sjarif <hamboc...@yahoo.com> >>>Judul: Re: [R@ntau-Net] Malaysia Berutang Emas pada Pagaruyung >>>Kepada: rantaunet@googlegroups.com >>>Tanggal: Sabtu, 7 Mei, 2011, 10:36 PM >>> >>> >>> >>>Mengkritisi Berita Utang Malaysia ke Pagaruyung >>>PadangKini.com >>> >>>Oleh: Syofiardi Bachyul Jb >>> >>>Saya senyum-senyum sendiri membaca berita spektakuler dalam tiga hari ini. >>>Inilah berita yang bermula dari cover story Kontan Minggu, 1 Mei 2011 >>>berjudul >>>"Menagih Harta Karun Pagaruyung". Berita ini dikembangkan Harian Singgalang, >>>lalu diikuti media lain, di antaranya Vivanews dan Okezone. >>>... dst ... lihat diMinang Forum: >>>http://www.minangforum.com/Thread-Mengkritisi-Berita-Utang-Malaysia-ke-Pagaruyung?pid=47175#pid47175 >>> >>> >>> >>>Itulah sebabnya secara spontan Nyit Sungut tadinya senyum nabi, diulang di >>sini: >>> >>>> Hmmm..., Cerita Koyok? >>> >>>Tahun 1953-54 kami pelajar SGA-Negeri Payakumbuh berwisata keliling Sumatera >>>Barat. Tempat pertama yang dituju adalah Istana Pagaruyung. Kompleks Istana >>>Pagaruyung yang kami harap dan akan saksikan ternyata sangat mengecewakan, >>>bahkan menyedihkan kami. Tidak ada angin-angin atau lingkungan kerajaan >>>besar >>>ada di sana. Rumah-rumah gadangnya sama bobroknya dengan kebanyakan >>>rumah-rumah >>>gadang yang kemi lihat di mana-mana. Pekarangannya agak merimba, tidak >>>terurus. >>>Ada kuburan di pekarangannya (Kuburan Rajo?) juga tidak disiangi, seperti >>>tidak >>>ada yang merawat kompleks itu. Kampungnya juga sunyi seperti negeri tidak >>>berorang, suasana murung sangat mencengkam. >>> >>>Waktu kami naik rumah gadang (istana?), kami pun tacongang-congang melihat >>>di >>>dalamnya; kegelap-gelapan di siang hari itu. Rumahnya seperti rumah tinggal >>>tidak terurus. Di dalamnya duduk seorang Perempuan Tua termenung-menung >>>melihat >>>ke lantai, hanya sedikit-sedikit melirik kedatangan kami; beliau seperti >>>orang >>>kebingungan. Pakaiannya pun tidak terurus, yah seperti pakaian usang Urang >>>Gaek >>>yang tidak terawat. Diberitakan kepada kami bahwa Beliau adalah Katurunan >>>Rajo. >>> >>>Kami kagum tacongang-congang bertanya-tanya di dalam hati. Ada seorang teman >>>kami perempuan bertanya-tanya lambat-lambat keheranan kepada teman dekat >>>saya, >>>"Itu Rajo Awaak...? Baa mangko "saroman urang muno" tu eeh ...?" Teman yang >>>ditanya pun tacongang-congang dan sayapun begitu. Bayangan pandangan saya >>>yang >>>terekam di mata waktu itu kembali jelas dalam kenangan saya sekarang, hampir >>>enampuluh tahun kemudian ... >>> >>>Itulah pertama kali kata "muno" saya dengar dalam hidup dan bagaimana >>>bentuknya >>>"urang muno" itu. Kedua kali beberapa waktu yang lalu saya dengar/baca di >>>Lapau >>>(Rantaunet) ini waktu Angku Saafaruddin Bahar mengatakan kutipan kata Pak >>>Gubernur Harun Zain bahwa "Urang Awak alah muno" sasudah PRRI. >>> >>>Apakah Raja Kita itu sadar bahwa beliau punya Pura Emas yang tidak ternilai >>>dan >>>siapa yang mengurus dan memain-mainkannya? Apakah mungkin dalam tahun 1955 >>>itu >>>Tengku Abdur Rahman dari Malaya akan mencerdiki, membujuk, dan mengeruk >>>pinjam >>>Pura Emas dari Raja kita yang keadaannya kami lihat seperti itu... >>> >>> >>>Saya kira Mustahil! >>>Bukan emas bertahil-tahil ... >>> >>>--MakNgah >>>Sjamsir Sjarif >>>Di Tapi Riak nan Badabua, May 7, 2011 >>> >>> >>>--- In rantau...@yahoogroups.com, "sjamsir_sjarif" <hambociek@...> wrote: >>>> >>>> Hmmm..., Cerita Koyok? >>>> --Nyit Sungut >>>> >>>> --- In rantau...@yahoogroups.com, "Nofendri T. Lare" <nofend@> wrote: >>>> > >>>> > Mmmnnn..... banyak mah... >>>> > ------------------------- >>>> > >>>> > Senin, 02 Mei 2011 >>>> > nilainya mencapai RP350 TRILIUN >>>> > ARIF RIZKI >>>> > >>>> > PADANG - SINGGALANG Malaysia dikabarkan berhutang emas kepada Kerajaan >>>> > Pagaruyung dari 1955 hingga saat ini. Bila dikonversi dengan kurs saat >>>ini, >>>> > jaminan utang tersebut senilai Rp350 triliun (RM125 miliar). >>>> > Upaya penukaran ringgit (1 RM = Rp2.800) ini heboh, karena diduga >>melibatkan >>>> > pejabat tinggi Malaysia dan Indonesia, ... >>> >>> -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/