MakNgah jo rang lapau nan basamo.

Manuruik sapangatahuan ambo. Rajo Ibadat yg terakhir tu indak mampunyoi anak 
laki2 do, sahinggo kturunan rajo taputuih. Sadngkan yg mangaku keturunan rajo 
Ibadat ko banyak. Di sumpu urang2 yg mangaku kturunan rajo Ibadat ko, mamakai 
puti jo rajo di pangka namaonyo. Tapi mereka2 tu hanyaolah keturunan dari 
pembantu2 rajo katiko itu. Di dalam Otobiografinyo Buya Syafii juo mnyingguang 
saketek tentang katurunan rajo ko. Jadi klw keturunan langsuang Rajo Ibadat di 
Sumpu indak ado lai, tapi klw yg kturunan pambantu2 rajo masih ado. Itu 
sapangatahuan Inal MakNgah. Insyaallah bsuak bilo pai ka tampek BUya Syafii 
Inal 
tanyoan pulo.

Mungkin dunsanak yg lain ado yg mangatahui.

Salam.

Afrinaldi Sumpur
(Rang Makkah Darek)






________________________________
Dari: sjamsir_sjarif <hamboc...@yahoo.com>
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Terkirim: Sab, 14 Mei, 2011 12:09:55
Judul: [R@ntau-Net] Re: Malaysia Berutang Emas pada Pagaruyung

Aha, iko berita susulan. Eko Suharto tampaknyo bukan katuruan Rajo Pagaruyuang. 
Taantu iyo indka ka basuo dalam ranji nan ditalusua Wisran hadi. Keceknyo inyo 
anak dai Rajo Ibadat di Sumpu Kudus.

"Tuanku Amiruddin yang bergelar Panglimo Harimau Campo, Rajo Ibadat yang 
berkedudukan di Sumpur Kudus"

Masih adokoh kini Rajo Ibadat tu di Sumpu Kudus? Rancak awak tanyokan ka Buya 
Syafe'i Ma'arif atau Inal di Lapau ko. Ranak Angku Armen mananyoan pulo ka 
Walinagri Sumpu Kudus.


Dari:
http://www.kliksumbar.com/berita-726-eko-berjuang-emas-pagaruyung-demi-bakti-untuk-negeri.html


Eko Berjuang 'Emas Pagaruyung' Demi Bakti untuk Negeri
Kategori: Serba - Serbi - Dibaca: 260 kali

Eko Suharto
Jakarta, KlikSumbar

Berita Pemerintah Kerajaan Malaysia berhutang emas sebanyak 12 metrik ton 
kepada 
Kerajaan Pagaruyung, disikapi beragam, baik di ibukota mau pun di Sumatera 
Barat. Ada yang mengerutkan kening, bahkan ada yang tidak percaya sama sekali. 
Biasalah.

Tetapi Eko Suharto, sang peniup kabar, lewat wawancara via BlackBerry Messenger 
dengan kliksumbar.com, tidak menggubris sama sekali ketidakpercayaan sebagian 
orang itu. "Tidak perlu banyak orang percaya, tapi perjuangan ini bagi saya 
adalah demi harga diri bangsa dan bakti untuk tanah bundo (Minangkabau-red)," 
ujar Eko Suharto, Jum'at (06/5) pagi.

Eko Suharto yang mengklaim dirinya adalah putra Minangkabau, anak Tuanku 
Amiruddin yang bergelar Panglimo Harimau Campo, Rajo Ibadat yang berkedudukan 
di 
Sumpur Kudus, menegaskan bahwa berita hutang emas Kerajaan Malaysia ini 
dibukanya pertama kali kepada publik atas permintaan Tabloid Kontan.

"Awalnya saya tidak mau, dan ingin perjuangan ini secara diam-diam tidak untuk 
dipublikasikan, tetapi kawan dari Tabloid Kontan mengatakan, sudah banyak 
pemberitaan di Malaysia tidak seimbang dan melecehkan martabat bangsa, maka 
saya 
harus ungkap ini semua ke publik," ujar Eko Suharto.

Percaya atau tidak percaya, Eko Suharto akan jalan terus. Pemberitaan di 
Tabloid 
Kontan menyebut-nyebut nama Mensesneg Sudi Silalahi. "Kalau informasi saya 
palsu 
atau tidak benar, pasti saya sudah diburu pihak keamanan. Tetapi sampai 
sekarang 
saya masih aman-aman saja," katanya.

Eko Suharto mengatakan, dia tidak minta dukungan atas perjuangan ini, karena 
semua dokumen yang dimilikinya legalitas internasionalnya tidak usah diragukan 
lagi. "Tekad saya hanya satu, dengan uang yang harus dibayar Malaysia itu saya 
ingin berbakti ke tanah bundo. Saya tidak akan biarkan orang kampung saya 
miskin 
lagi, mohon doanya," ujar Eko. 


Dalam artikel salanjuiknyo Eko ka pai ka Swis hari Sabtu ko:
umat, 06 Mei 2011 - 08:30:51 WIB

Eko, Sabtu Terbang ke Swiss Mengurus 'Emas Pagaruyung'
Kategori: Serba - Serbi - Dibaca: 226 kali

Swiss
Jakarta, KlikSumbar

Perburuan hutang emas Kerajaan Malaysia kepada Kerajaan Pagaruyung, tampaknya 
tidak main-main bagi Eko Suharto. Lelaki yang mengaku sebagai keturunan Raja 
Ibadat Sumpur Kudus, akan terbang ke Swiss, negara tempat penyimpanan 12 matrik 
ton emas itu. "Sabtu ini saya akan ke Swiss untuk memperjelas masalah ini," 
kata 
Eko Suharto via BlackBerry Messe

http://www.kliksumbar.com/berita-727-eko-sabtu-terbang-ke-swiss-mengurus-emas-pagaruyung.html


Interestiang ...

-- MakNgah
Sjamsir Sjarif
Rang Bunian Rimbo Sumpu


--- In rantau...@yahoogroups.com, Syofiardi BachyulJb <bachyul@...> wrote:
>
> Kawan ambo Sanak Asnil,
> Saya membolak-balik buku "Islam dan Adat Minangkabau" karangan Hamka, tapi 
>tidak 
>
> ketemu. Buku yang saya miliki terbitan PT Pustaka Panjimas, Jakarta 1984. 
> Saya 

> tidak tahu apa edisi revisinya ada diterbitkan tahun belakangan yang menambah 
> dengan tulisan Hamka lainnya. Karena buku milik saya adalah fotokopian (saya 
> minta tolong seorang teman saat di Bukittinggi tahun 2000) saya tidak yakin 
> apakah sudah semua halamannya (yang saya miliki 288 halaman).
> 
> Tapi Hamka memang pernah menulis ini. Saya sudah jelaskan juga menjawab 
>komentar 
>
> Sanak Asnil di PadangKini.com. Tulisan yang dimaksud adalah makalah yang 
> dibacakan  Hamka berjudul "Hubungan Timbal Balik antara Adat dan Syarak dalam 
>  

> Kebudayaan Minangkabau" (ejaan sudah saya perbarui) dalam Seminar  Sejarah 
> dan 

> Kebudayaan Minangkabau yang diadakan di Batusangkar, 1-8  Agustus 1970.
> 
> Makalah ini bersama 11 makalah lainnya belakangan  dibukukan dan diterbitkan 
> Yayasan Citra Budaya Indonesia dengan LKAAM  Sumatera Barat pada Januari 
> 2002. 

> Kebetulan saya salah seorang editor buku ini bersama Kamardi Rais Datuk P. 
> Simulie (almarhum yang waktu itu  Ketua LKAAM Sumbar) dan Khairul Jasmi 
> (sekarang Pemred Singgalang).
> 
> Tentang  ini Hamka hanya menulis sekilas penambah informasi dalam konteks 
> hubungan  Kerajaan Minangkabau dengan Negeri Sembilan, Malaysia.
> 
> Hamka menulis :  "Menurut keterangan yang saya dapat dari Engku Prof Sutan 
> Kerajaan,  waktu beliau masih sekolah,  sebelum Perang Dunia Pertama, ia 
>selalu  
>
> disuruh oleh Makhudum di Sumaniak menjemput uang ke kantor pos di  
> Batusangkar 

> yang dikirimkan dari istana Sri Menanti oleh Yang Dipertuan  Besar di sana: 
> Hak 
>
> danciang pangaluaran, ubua-ubua gantuang kamudi,  sebab Rembau Sri Menanti 
> adalah rantau dari Tuan Makhudum di Sumanik. "
> 
> Dilanjutkan  Hamka: "Menurut pengetahuan saya Yang Dipertuan Besar Negeri 
> Sembilan  yang mengirimkan itu adalah Yang Dipertuan Besar Muhammad 
>(1888-1933),  
>
> ayah dari Yang Dipertuan Besar Abdurrahman yang dilantik menjadi Yang  
>Dipertuan 
>
> Agung yang pertama dari Kerajaan Malaysia (mangkat 1960)."
> 
> Jelas  yang dimaksud Hamka ini adalah semacam "uang upeti" atau "pajak" atau  
> "uang tanda Negeri Sembilan negeri di bawah naungan Minangkabau".  Waktunya 
> pun 
>
> disebut sebelum Perang Dunia I (perang dunia terjadi 1914-1918). Jadi sangat  
> jauh dari tahun 1955. 
> 
> 
> Informasi dari Hamka ini sangat jelas menggambarkan hubungan masa lalu Negeri 
> Sembilan dengan Minangkabau, dan bukan Kerajaan Malaysia dengan Kerajaan 
> Pagaruyung. Ini dua hal sangat sangat berbeda. Mengaitkan informasi ini 
> dengan 

> utang yang Kontan maksud pada 1955 menurut saya sangat tidak tepat dan 
> mengada-ada.
> 
> Secara logika, jika Sanak Asnil menangkap tulisan Hamka ini sebagai informasi 
> tentang adanya piutang Pagaruyung di Kerajaan Malaysia, mestinya itu juga 
> sudah 
>
> terjadi pada 1970 itu. Orang mungkin juga sudah heboh waktu itu, mungkin 
> melebihi sekarang. Tapi itu tidak terjadi, bukan?
> 
> Tentang bukti penerimaan uang ringgit yang sudah tidak laku yang dilampirkan 
> dengan latar belakang "Uncleseekers.blogspot.com": (1) Kesan saya terhadap 
> pengelola blog ini ia seseorang yang suka klenik dan cari sensasi; (2) apakah 
> surat semacam ini bisa kita tarik kesimpulan kaitannya dengan "piutang 
> Pagaruyung ke Malaysia" dan dijadikan bukti?
> 
> Sanak Ambo Asnil, banyak orang menganggap berita ini tidak mungkin isapan 
>jempol 
>
> karena ditulis koran besar Kontan yang kita tahu salah satu koran ekonomi 
> terdepan di negeri ini. Profesor Puti Reno Raudha Thaib, salah seorang 
> keluarga 
>
> pewaris Kerajaan Pagaruyung, salah satu di antaranya. "Ini kan ditulis 
> Kontan, 

> koran grup Kompas-Gramedia, tidak mungkin mereka menulis tanpa dasar yang 
>kuat," 
>
> katanya ketika saya tanya soal ini.
> 
> Saya, dan mungkin banyak orang Minang dan warga Indonesia lainnya, tentu 
> berharap informasi ini benar. Kalau ini benar, tidak akan merugikan orang 
> Minang, pewaris Pagaruyung, dan Indonesia, tapi akan menguntungkan dari 
>berbagai 
>
> segi: sejarah, kebanggaan anak negeri, dan tentu finansial.
> 
> Saya menunggu Sanak Asnil dan kawan-kawan di Kontan terus memburu informasi 
>yang 
>
> sudah didedah ini. Tentu ringan bagi Kontan untuk konfirmasi ke Bank Sentral 
> Malaysia atau ke Pemerintahan Malaysia. Menurut saya Kontan memiliki tanggung 
> jawab kepada publik menyelesaikan kasus ini, tidak masalah hasilnya benar 
> atau 

> hanya isapan jempol.
> 
> Terlebih terkurang mohon maaf,
> Wassalam,
> Syofiardi (40+/Padang)
> 
> ________________________________
> From: Datuk Endang <datuk_endang@...>
> To: rantaunet@googlegroups.com
> Sent: Thursday, May 12, 2011 23:19:17
> Subject: [R@ntau-Net] Re: Malaysia Berutang Emas pada Pagaruyung
> 
> 
> Sanak Asnil yth.
> Ambo raso informasi iko paralu diverifikasi labiah lanjut. Dulu ado saketek 
> diskusi di palanta :
> http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/message/83321, satidaknyo hinggo 
>sabalun 
>
> maso Paderi baitu kondisinyo.
> Namun potensi Pagaruyuang maso saisuak manghimpun haroto (: emas) cukup 
> besar, 

> karono posisi sagitigo nan disabuik MakNgah mamiliki deposit emas nan gadang 
> maso itu. Dan itu salah satu alasan perpindahan dari Dharmasraya. Ambo raso 
> dominasi iko bakurang karono alah masuak pedagang-pedagang dari Arab, India, 
>dll 
>
> (buku C. Dobin). Salain itu ado upacara ameh manah tiang bubuq nan ado dalam 
> wilayat Pagaruyuang, sarato babarapo cukai di pelabuhan melalui perjanjian 
> Painan (16..) dengan Aceh. Dalam tambo Sangguno Dirajo disabuik ado ketentuan 
> bagian 1/10 untuak rajo dalam satiok transaksi hasil bumi.
> Ambo raso haroto itu alah habis ukatu peristiwa Kototangah atau jauah maso 
> sabalun itu. Allahu alam.
>  
> Wassalam,
> -datuk endang
> 
> --- On Thu, 5/12/11, asnil bambani <asnil_bambani@...> wrote:
> >
> >>
> >>Soal hutang Malaysia ke Pagaruyung bukanlah cerita yang sekonyong-konyong 
>datang 
>
> >>dari langit atau isu yang berhembus dari semak belukar belaka. 
> >>
> >>
> >>Buya Hamka, dalam bukunya Islam dan Adat Minangkabau sudah menceritakan ada 
> >>penerimaan upeti dari Malaysia ke pewaris Pagaruyung. Tapi memang, Buya 
> >>Hamka 
>
> >>tidak menjelaskan secara detail dalam buku itu soal siapa pewaris 
> >>Pagaruyung 

> >>yang telah menerima upeti dari negeri Jiran tersebut.. Sila cari buku 
>bukunya,  
>
> >>dan dibaca..
> >>
> >>Tak hanya itu, tokoh E Suharto yang mengaku pewaris Pagaruyung bukanlah 
> >>tokoh 
>
> >>fiktif yang tidak memiliki dasar untuk bercerita. Dalam beberapa dokumen 
> >>menyebutkan, E Suharto memang melakukan korespondensi dengan Bank sentral 
> >>Malaysia soal penukaran ringgit lama yang disebut milik dari kerajaan 
> >>Pagarutyung. (Lihat lampiran).
> >>
> >>Apakah upeti Malaysia itu ada? 
> >>Saya yakin itu  ada, karena Buya Hamka dalam bukunya juga pernah menegaskan 
>hal 
>
> >>ini.
> >>
> >>Siapa yang menerima?
> >>Wallahualam..
> >>
> >>Salam,
> >>Asnil Bambani
> >>
> >>--- Pada Sab, 7/5/11, sjamsir_sjarif <hambociek@...> menulis:
> >>
> >>
> >>>Dari: sjamsir_sjarif <hambociek@...>
> >>>Judul: Re: [R@ntau-Net] Malaysia Berutang Emas pada Pagaruyung
> >>>Kepada: rantaunet@googlegroups.com
> >>>Tanggal: Sabtu, 7 Mei, 2011, 10:36 PM
> >>>
> >>>
> >>>
> >>>Mengkritisi Berita Utang Malaysia ke Pagaruyung
> >>>PadangKini.com
> >>>
> >>>Oleh: Syofiardi Bachyul Jb
> >>>
> >>>Saya senyum-senyum sendiri membaca berita spektakuler dalam tiga hari ini. 
> >>>Inilah berita yang bermula dari cover story Kontan Minggu, 1 Mei 2011 
>berjudul 
>
> >>>"Menagih Harta Karun Pagaruyung". Berita ini dikembangkan Harian 
> >>>Singgalang, 
>
> >>>lalu diikuti media lain, di antaranya Vivanews dan Okezone.
> >>>... dst ... lihat diMinang Forum:
>>>>http://www.minangforum.com/Thread-Mengkritisi-Berita-Utang-Malaysia-ke-Pagaruyung?pid=47175#pid47175
>5
> >>>
> >>>
> >>>
> >>>Itulah sebabnya secara spontan Nyit Sungut tadinya senyum nabi, diulang di 
> >>sini:
> >>>
> >>>> Hmmm..., Cerita  Koyok?
> >>>
> >>>Tahun 1953-54 kami pelajar SGA-Negeri Payakumbuh berwisata keliling 
> >>>Sumatera 
>
> >>>Barat. Tempat pertama yang  dituju adalah Istana Pagaruyung. Kompleks 
> >>>Istana 
>
> >>>Pagaruyung yang kami harap dan akan saksikan ternyata sangat mengecewakan, 
> >>>bahkan menyedihkan kami. Tidak ada angin-angin atau lingkungan kerajaan 
>besar 
>
> >>>ada di sana. Rumah-rumah gadangnya sama bobroknya dengan kebanyakan 
>rumah-rumah 
>
> >>>gadang yang kemi lihat di mana-mana. Pekarangannya agak merimba, tidak 
>terurus. 
>
> >>>Ada kuburan di pekarangannya (Kuburan Rajo?) juga tidak disiangi, seperti 
>tidak 
>
> >>>ada yang merawat kompleks itu. Kampungnya juga sunyi seperti negeri tidak 
> >>>berorang, suasana murung sangat mencengkam.
> >>>
> >>>Waktu kami naik rumah gadang (istana?), kami pun tacongang-congang melihat 
>di 
>
> >>>dalamnya; kegelap-gelapan di siang hari itu. Rumahnya seperti rumah 
> >>>tinggal 

> >>>tidak terurus. Di dalamnya duduk seorang Perempuan Tua termenung-menung 
>melihat 
>
> >>>ke lantai, hanya sedikit-sedikit melirik kedatangan kami; beliau seperti 
>orang 
>
> >>>kebingungan. Pakaiannya pun tidak terurus, yah seperti pakaian usang Urang 
>Gaek 
>
> >>>yang  tidak terawat. Diberitakan kepada kami bahwa Beliau adalah Katurunan 
>Rajo.
> >>>
> >>>Kami kagum tacongang-congang bertanya-tanya di dalam hati. Ada seorang 
> >>>teman 
>
> >>>kami perempuan bertanya-tanya lambat-lambat keheranan kepada teman dekat 
>saya, 
>
> >>>"Itu Rajo Awaak...? Baa mangko "saroman urang muno" tu eeh ...?" Teman 
> >>>yang 

> >>>ditanya pun tacongang-congang dan sayapun begitu. Bayangan pandangan saya 
>yang 
>
> >>>terekam di mata waktu itu kembali jelas dalam kenangan saya sekarang, 
> >>>hampir 
>
> >>>enampuluh tahun kemudian ...
> >>>
> >>>Itulah pertama kali kata "muno"  saya dengar dalam hidup dan bagaimana 
>bentuknya 
>
> >>>"urang muno" itu. Kedua kali beberapa waktu yang lalu saya dengar/baca di 
>Lapau 
>
> >>>(Rantaunet) ini waktu Angku Saafaruddin Bahar mengatakan kutipan kata Pak 
> >>>Gubernur Harun Zain bahwa "Urang Awak alah muno" sasudah PRRI.
> >>>
> >>>Apakah Raja Kita itu sadar bahwa beliau punya Pura Emas yang tidak 
> >>>ternilai 
>dan 
>
> >>>siapa yang mengurus dan memain-mainkannya? Apakah mungkin dalam tahun  
> >>>1955 
>itu 
>
> >>>Tengku Abdur Rahman dari Malaya akan mencerdiki, membujuk, dan mengeruk 
>pinjam 
>
> >>>Pura Emas dari Raja kita yang keadaannya kami lihat seperti itu... 
> >>>
> >>>
> >>>Saya kira Mustahil! 
> >>>Bukan emas bertahil-tahil ...
> >>>
> >>>--MakNgah
> >>>Sjamsir Sjarif
> >>>Di Tapi Riak nan Badabua, May 7, 2011
> >>>
> >>>
> >>>--- In rantau...@yahoogroups.com, "sjamsir_sjarif" <hambociek@> wrote:
> >>>>
> >>>> Hmmm..., Cerita  Koyok?
> >>>> --Nyit Sungut
> >>>> 
> >>>> --- In rantau...@yahoogroups.com, "Nofendri T. Lare" <nofend@> wrote:
> >>>> >
> >>>> > Mmmnnn..... banyak mah...
> >>>> > -------------------------
> >>>> > 
> >>>> > Senin, 02 Mei 2011
> >>>> > nilainya mencapai RP350 TRILIUN
> >>>> > ARIF RIZKI 
> >>>> > 
> >>>> > PADANG - SINGGALANG Malaysia dikabarkan berhutang emas kepada Kerajaan
> >>>> > Pagaruyung dari 1955 hingga saat ini. Bila dikonversi dengan  kurs  
> >>>> > saat 
>
> >>>ini,
> >>>> > jaminan utang tersebut senilai Rp350 triliun (RM125 miliar). 
> >>>> > Upaya penukaran ringgit (1 RM = Rp2.800) ini heboh, karena diduga 
> >>melibatkan
> >>>> > pejabat tinggi Malaysia dan Indonesia, ...


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke