Thanks, Bung Ady. Tumben nih pertanyaan kayak gini ada yg mau jawab he he he . 
Pertanyaan ini sebenernya udah saya posting sebelumnya secara khusus lhoo, tapi 
gak ada yg jawab.
 
O gt yaa... semuanya migran. Berarti pertanyaannya sekarang: kenapa gak ada 
camar yg resident? Bukankah banyak-sedikitnya spesies di suatu tempat itu 
tergantung ketersediaan pakan? Kalo camar gak banyak atau gak menetap di sini, 
mungkinkah sebabnya karena sedikitnya pakan??
 
Salam,
Hasto P.

--- On Tue, 12/9/08, Ady Kristanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Ady Kristanto <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [SBI-InFo] Silver Gull
To: sbi-info@yahoogroups.com
Date: Tuesday, December 9, 2008, 4:28 AM








Pertanyaan yang menarik ... saya juga iri kalo liat film-film luar dimana camar 
dengan bebasnya terbang di pantai-pantai  namun sayang sekali bersumber dari 
buku dewanya pengamat burung "Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan 
Kalimantan - John MacKinnon dkk." dari tiga jenis camar (gull) yang ada 
semuanya bukan penetap atau semuanya burung yang bermigrasi ke Indonesia.

Tiga jenis tersebut:
1. Camar kepala hitam (Larus ridibundus) mengunjungi Sumatera, Kalimantan dan 
Jawa
2. Camar Sabine (Xema sabini) hanya mengunjungi Sumatera
3. Camar kepala coklat (Larus brunnicephalus) hanya mengunjungi Sumatera

Nah yang ke Jawa hanya 1 jenis doang itu pun disebutkan di Sunda besar umumnya 
terbang ditengah laut  jadi suseh ngeliatnya. tetapi kalo untuk dara laut 
(tern) beberapa jenis masih gampang ditemukan. seperti di Muara Angke dan 
Kepulauan Seribu, Jakarta. nah mungkin rekan-rekan lain bisa menceritakan 
pengalamannya dengan camar (gull)?

Oya apakah rekan-rekan mengetahui informasi tentang tiong lampu biasa 
(Eurystomus orientalis) terutama catatan-catatan pertemuan di Jawa? minta 
informasinya ya.

Salam

Ady Kristanto







From: Hasto P Irawan <hpirawan2005@ yahoo.com>
To: [EMAIL PROTECTED] s.com
Sent: Tuesday, December 9, 2008 4:11:16 PM
Subject: Re: [SBI-InFo] Silver Gull








Nice pic:) 
 
Mo nanya neeh, kepada sapa aja yg bisa jawab. Masih ada kaitannya kok dgn pic 
ini.
 
Pertanyaannya: Faktor X apakah yg menyebabkan di Indonesia burung camar (atau 
spesies lain yg menempati relung/niche camar) tidak common/tidak umum dijumpai, 
sedangkan di daerah2 sub-tropis camar umum dijumpai berseliweran di pantai2, 
bahkan di pantai atau kota pantai yg padat dgn aktivitas manusia?
 
Buat gw, faktor X ini sangat misterius dan memancing curiousity dan gw bener2 
gak tau jawabnya. Tapi buat para pakar burung pasti kan mudah untuk menjelaskan 
faktor X itu... Maaf kalo topik2 semacam ini biasanya gak disukai di milis ini 
:-P
 
Salam,
HP Irawan

--- On Thu, 12/4/08, iwan londo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: iwan londo <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [SBI-InFo] Silver Gull
To: "SBI" <[EMAIL PROTECTED] s.com>
Date: Thursday, December 4, 2008, 6:58 AM












 














      

Reply via email to