Re: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<
Memberi Nama Dengan Nama Malaikat Pertanyaan: Bolehkah seseorang memberi nama anaknya dengan Jibril, Mika-il atau Israfil? Bagaimana dengan nama malaikat penjaga neraka, yakni Malik, yang banyak digunakan di berbagai Negara. Apakah harus diganti dengan nama yang lain? Jawaban: Hukum Memberi Nama dengan Nama Malaikat Berikut ini jawaban yang disampaikan oleh Dr. Muhammad bin ‘Abdul Wahhab Al-‘Aqil hafizhahullah dalam kitab beliau, Mu’taqad Firaqil Muslimiin wal Yahuud wan Nasharaa wal Falaasifah wal Watsaniyyiin fil Malaaikatil Muqorrobiin. Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum memberi nama dengan nama para malaikat adalah makruh. Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah Ibnul Qoyyim rahimahullah. Beliau mengatakan, “Di antara nama-nama yang makruh (digunakan) adalah nama para malaikat, seperti Jibril, Mika-il, dan Israfil. Makruh hukumnya menamai seseorang dengan nama-nama tersebut.” Ibnul Qoyyim rahimahullah melanjutkan, “Asyhab mengatakan bahwa Malik pernah ditanya tentang hukum memberi nama Jibril (untuk manusia). Maka Malik pun memakruhkan hal itu dan tidak menyukainya.” (Tuhfatul Mauduud, Hal. 94 dan Al-Muntaqaa, karya Al-Baji, VII:296) Al-Baghowi rahimahullah mengatakan, “Makruh hukumnya memberi nama dengan nama para malaikat, seperti Jibril dan Mika-il, karena ‘Umar bin Khaththab membenci hal tersebut. Selain itu, tidak pernah pula diriwayatkan dari salah seorang sahabat atau tabi’in bahwa ia menamakan puteranya dengan nama salah satu malaikat. Ini pendapat Humaid bin Zanjawaih.” Al-Baghowi rahimahullah melanjutkan, “Ada yang berpendapat bahwa hal itu dimakruhkan karena khawatir jika orang tersebut dicela, dilaknat atau dicaci (oleh sesama manusia) sementara ia menyandang nama malaikat.” (Syarhus Sunnah, XII:335-336) Boleh jadi para ulama di atas berargumen dengan hadis, تَسَمُّوْا بِأَسْمَاءِ الأَنْبِيَاءِ وَلاَ تَسَمُّوْا بِأَسْمَاءِ الْمَلاَئِكَةِ “Namailah dengan nama-nama para Nabi dan janganlah kalian menamai dengan nama-nama para malaikat.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam At-Taariikhul Kabir, V:35. Al-Bukhari mengatakan, “Sanadnya masih perlu diteliti.”) ‘Abdurrazaq rahimahullah mengatakan, “Dari Ma’mar, ia bercerita, “Aku pernah bertanya kepada Hammad bin Sulaiman, “Bagaimana pendapatmu mengenai seseorang yang bernama Jibril atau Mika-il? Ia menjawab, “Tidak mengapa.” (Al-Mushonnaf, XI:40) An-Nawawi rahimahullah berpendapat, “Madzhab kami dan madzhab jumhur membolehkan seseorang memberi nama dengan nama para nabi dan malaikat… Karena larangan tersebut tidak ada dasarnya yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, penamaan tersebut tidaklah makruh.” (Al-Majmuu’, VIII:436) Pendapat yang paling kuat –Wallahu a’lam- adalah dengan memberikan rincian, yakni di antara nama malaikat ada yang bersifat musytarok, artinya nama tersebut juga lazim digunakan oleh manusia, tetapi ada juga yang khusus bagi malaikat. Untuk nama-nama yang bersifat musytarok, seperti Malik, hukum yang tampak jelas adalah boleh menggunakannya untuk nama manusia. Sebab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengubah nama Malik yang sangat terkenal pada zaman beliau. Seandainya nama tersebut makruh, niscaya beliau pasti mengubahnya sebagaimana yang dilakukan terhadap nama-nama lainnya. Adapun nama-nama yang khusus untuk malaikat, seperti Jibril, Israfil dan Mika-il, maka hukum yang tampak jelas –Wallahu a’lam- adalah makruh menggunakannya. Sebab, tidak ada seorang pun sahabat maupun tabi’in yang mempergunakan nama tersebut. Sementara itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk mengikuti jalan dan petunjuk mereka. Jadi, meninggalkan perbuatan tersebut adalah lebih utama. Wallahu a’lam. Sudah menjadi kebiasaan banyak orang menyebut wanita-wanita yang bekerja di berbagai rumah sakit dengan Malaikat Rahmat. Penamaan seperti itu tentu tidak diperbolehkan karena para malaikat bukanlah perempuan. Kebiasaan yang merupakan taqlid (ikut-ikutan tanpa dasar dalil yang shohih) kepada orang-orang non muslim ini wajib ditinggalkan. Wallahu a’lam. Sumber : Menyelisik Alam Malaikat, Bagian dari Rukun Iman Yang Sering Disalah-pahami dan dilupakan Banyak Orang, karya Dr. Muhammad bin ‘Abdul Wahhab al-‘Aqil hafizhahullah, penerjemah: Muslim Arif, Lc, penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, hal. 84-85. (Edit bahasa oleh tim Konsultasi Syariah) Artikelwww.KonsultasiSyariah.com On 10/04/2013 12:37, hendrix_so...@yahoo.com wrote: Afwan, Ana ga jelas juga ini buku apa yg dibaca ? Dalilnya apa ? Rujukan ulama nya siapa ? Apakah ini fatwa atau hadits. ? Kalau bs lebih detil tentu akan lebih baik, Syukron Sent from BlackBerry® on 3 *From: * Fauzah Bt Muchasan *Sender: * assunnah@yahoogroups.com *Date: *Wed, 10 Apr 2013 04:44:34 + *To: *assunnah *ReplyTo: * assunnah@yahoogroups.com *Subject: *RE: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<<
Bls: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<
Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum memberi nama anak dengan nama malaikat adalah makruh. Berkata Ibnul Qayyim rahimahullahu ketika menjelaskan beberapa nama yang makruh: ومنها كأسماء الملائكة كجبرائيل وميكائيل وإسرافيل فإنه يكره تسمية الآدميين بها، قال أشهب: سئل مالك عن التسمي بجبريل، فكره ذلك ولم يعجبه. "Diantaranya adalah nama-nama malaikat seperti Jibraa'iil, Miikaa'iil, dan Israafiil, maka memberi anak Adam dengan nama-nama tersebut adalah makruh. Berkata Asyhab: Malik ditanya tentang seseorang yang memiliki nama Jibriil? Maka beliau membencinya dan tidak beliau senangi". (Tuhfatul Mauduud hal:119) Pendapat ini dirajihkan oleh Syeikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullahu, beliau berkata: أما أسماء الملائكة: فمن العلماء من قال: التسمي بأسمائهم حرام. ومنهم من قال: إنه مكروه. ومنهم من قال: مباح. والأقرب الكراهية مثل جبريل، وميكائيل، وإسرافيل، فلا نسمي بهذه الأسماء؛ لأنها أسماء ملائكة. "Adapun nama-nama malaikat, maka diantara ulama ada yang mengatakan bahwa memberi nama dengan nama-nama mereka adalah haram. Dan ada yang mengatakan makruh, dan ada pula yang mengatakan boleh. Dan pendapat yang lebih dekat adalah makruh, seperti Jibril, Mikail, Israfil, maka kita tidak memberi nama dengan nama-nama ini karena nama-nama ini adalah nama-nama malaikat". (Asy-Syarhul Mumti' 7/497-498) Adapun mayoritas ulama maka mereka mengatakan boleh dan tidak mengapa. Ma'mar bin Rasyid Al-Azdy (wafat th. 154 H) rahimahullah berkata: قلت لحماد بن أبي سليمان كيف تقول في رجل يسمى بجبريل وميكائيل؟ فقال: لا بأس به "Aku berkata kepada Hammaad bin Abi Sulaiman: Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang diberi nama Jibriil dan Mikaaiil? Beliau menjawab: Tidak mengapa. (Dikeluarkan oleh Abdurrazzaaq dalam Al-Mushannaf 11/40 no: 19850) Berkata Imam An-Nawawy rahimahullah: مذهبنا ومذهب الجمهور جواز التسمية باسماء الانبياء والملائكة "Madzhab kami dan madzhab jumhur adalah bolehnya memberi nama dengan nama para nabi dan malaikat". (Al-Majmu' 8/436) Dan seorang muslim apabila memilih nama-nama yang tidak ada perselisihan tentang kebolehannya maka tentunya lebih baik. Wallahu a'lam. (Dari kutipan ustadz Abdullah Roy) Dari: "hendrix_so...@yahoo.com" Kepada: assunnah@yahoogroups.com Dikirim: Rabu, 10 April 2013 12:37 Judul: Re: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<< Afwan, Ana ga jelas juga ini buku apa yg dibaca ? Dalilnya apa ? Rujukan ulama nya siapa ? Apakah ini fatwa atau hadits. ? Kalau bs lebih detil tentu akan lebih baik, Syukron Sent from BlackBerry® on 3 From: Fauzah Bt Muchasan Sender: assunnah@yahoogroups.com Date: Wed, 10 Apr 2013 04:44:34 + To: assunnah ReplyTo: assunnah@yahoogroups.com Subject: RE: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<< Mohon ma'af, sekedar memperjelas . Di pertanyaan sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa setelah membaca buku : "kalau nama-nama malikat termasuk nama yang dilarang untuk diberikan kepada anak". Apabila sudah terjadi, tinggal diganti saja dengan nama-nama yang dianjurkan. Barakallahu fikum To: assunnah@yahoogroups.com From: hendrix_so...@yahoo.com Date: Wed, 10 Apr 2013 00:31:23 + Subject: Re: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<< Ini tidak menjawab pertanyaan si penanya bolehkah memberi nama dg nama malaikat ? Dan apa yg harus dilakukan bila itu sudah terjadi ? Sykron Sent from BlackBerry® on 3 -Original Message- From: Abu Harits Sender: assunnah@yahoogroups.com Date: Tue, 9 Apr 2013 22:48:30 To: assunnah assunnah Reply-To: assunnah@yahoogroups.com Subject: RE: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<< From: rami.th...@yahoo.co.id Date: Sun, 7 Apr 2013 18:09:35 -0700 Bismillaah... Saya telah memberikan nama anak saya dengan nama "Mikail" (nama Malaikat). Kemudian saya dapatkan pada sebuah buku kalau nama-nama malikat termasuk nama yang dilarang untuk diberikan kepada anak. Tolong penjelesannya mengenai ini. Syukron. URUTAN NAMA-NAMA TERBAIK Disunnahkan memilih nama terbaik, demikian dinyatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah [1]. Dengan urutan-urutannya, seperti dipaparkan Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah, secara ringkas sebagai berikut. Pertama. Dianjurkan penamaan dengan dua nama berikut, yaitu: 'Abdur-Rahmân dan 'Abdullah. Keduanya merupakan nama yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena mengandung makna 'ubudiyah yang merupakan sifat hakiki manusia. Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ أَحَبَّ الْأَسْمَاءِ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ Nama-nama yang paling disukai oleh Allah ialah 'Abdullah dan Abdur-Rahmân. [HR Muslim 2132, dan lainnya] Kedua. Dianjurkan menggunakan nama ta'bid (penisbatan kata ‘abdan) kepada nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain, seperti 'Abdul-'Aziz, 'Abdul-Mâlik, 'Abdul-Ghafuur, 'Abdul-Kariim, dan lain-lain.
[assunnah] >>Mengkhawatirkan Gugurnya Pahala Amalan<
MENGKHAWATIRKAN GUGURNYA PAHALA AMALAN Oleh Ustadz Rizal Yuliar, Lc http://almanhaj.or.id/content/3575/slash/0/mengkhawatirkan-gugurnya-pahala-amalan/ Manakala beramal dengan berbagai jenisnya, seorang Muslim sangat berharap agar seluruh amalannya diterima oleh Allâh Azza wa Jalla . Hal ini didorong oleh kesadarannya untuk menjadikan seluruh hidupnya di dunia ini sebagai kesempatan memperbanyak kebaikan di sisi Allâh Azza wa Jalla. Namun perlu diketahui, sesungguhnya limpahan pahala yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala janjikan hanyalah akan didapatkan bagi orang yang melakukan amalan dengan ikhlas dan berharap pahala dari-Nya Subhanahu wa Ta'ala. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sesungguhnya setiap amalan memiliki motivasi dan tujuan. Sebuah amalan tidaklah terhitung sebagai ketaatan kecuali jika didasari dengan keimanan, yakni bukan hanya terdorong oleh sekedar rutinitas (kebiasaan), hawa nafsu, atau mencari pujian semata. Motivasinya harus iman dan tujuannya adalah menggapai ridha dan pahala dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala. Karenanya, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyandingkan keimanan dan harapan pahala dalam banyak hadits.”.[1] SEBUAH KEKHAWATIRAN YANG BERALASAN Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut. (Mereka menyadari bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka [al-Mukminûn/23:60] Ketika Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan ayat di atas, 'Aisyah Radhiyallahu anhuma bertanya, “Apakah mereka adalah orang-orang yang minum khamer dan mencuri?” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak wahai puteri Abu Bakar ash-Shiddîq. Mereka itu adalah yang melakukan ibadah shaum, shalat, dan bersedekah, namun mereka takut jika amalan mereka tidak diterima oleh Allâh Azza wa Jalla . Mereka itu adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam segala kebaikan dan mereka selalu menjadi yang terdepan”.[2] Ketakutan mereka bukanlah terhadap janji Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang akan melimpahkan balasan pahala atas kebaikan amal ibadah mereka, tapi rasa kekhawatiran jika Allâh Azza wa Jalla tidak menerima amal ibadah mereka manakala mereka melalaikan syarat-syarat yang harus mereka penuhi agar menjadi amal yang shalih. Mereka mengkhawatirkan gugurnya pahala amal mereka. Dan hal ini merupakan bagian dari kesempurnaan iman yang mereka miliki. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ Maka tidaklah merasa aman dari ancaman adzab Allâh melainkan orang-orang yang merugi [al-A`râf/7:99] PENGGUGUR AMALAN, PENGHAPUS PAHALA Penggugur pahala amalan yang dimaksud dalam pembahasan tema ini berlandaskan pandangan Ahlus Sunnah wal Jama`ah. Bahwa penggugur hakiki yang dapat menghapus seluruh bagian iman dan amalan adalah yang disebabkan oleh kekafiran, kesyirikan, kemurtadan dan kemunafikan. Adapun penggugur yang dapat membatalkan sebagian amalan oleh sebab kemaksiatan, atau berkurangnya balasan pahala, atau tertundanya manfaat baik sebuah amalan pada waktu yang dibutuhkan adalah penggugur yang bersifat relatif dan tidak sampai berakibat mengugurkan dasar keimanan.[3] Berikut ini adalah penggugur-penggugur amalan, di antaranya: 1. Syirik Dan Riddah (Kemurtadan). Keduanya jelas menjadi penghalang diterimanya sebuah amalan di hadapan Allah Azza wa Jalla , sebaik dan seindah apapun amalan itu, karena Allah Azza wa Jalla membenci syirik dan kemurtadan serta tidak menerima segala jenis kebaikan apapun dari mereka manakala mereka mati dalam kondisi demikian. Tentang syirik, Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepada engkau -wahai Muhammad - dan kepada (nabi-nabi) yang sebelum engkau: "Jika kamu berbuat syirik (kepada Allah ), niscaya akan gugur terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi [az-Zumar/39:65][4] Dan tentang bahaya kemurtadan, Allâh Azza wa Jalla berfirman: وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang gugur sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya [al-Baqarah/2:217] [5] 2. Riya’ Yaitu seseorang beramal dan memperlihatkan amalannya kepada manusia, mengharapkan suatu kebaikan duniawi bagi dirinya ketika mereka melihatnya. Riya’ tergolong syirik kecil yang memiliki beragam jenis dan bentuknya. Banyak sekali hadits yang menyatakan kekhawatiran Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap riya’ yang akan dialami oleh umatnya. Ma`qil
[assunnah] Islamic Business and Investment Day 2013
Islamic Business and Investment Day 2013 adalah event besar yang diadakan oleh Rumah Syirkah Indonesia bersinergi dengan Lab Terpadu UIN Yogyakarta dan Industrial Study Club dimana elemen-elemen bisnis kaum muslimin akan dipertemukan untuk saling bersinergi dan berbagi manfaat demi meraih kejayaan ekonomi Islam. Event ini insya Allah akan diikuti para pebisnis muslim, lembaga permodalan syariah, para praktisi fiqih ekonomi syariah, pelajar dan mahasiswa, serta masyarakat muslim pada umumnya. Pagelaran Islamic Business and Investment Day 2013 ini mempunyai potensi besar mempertemukan potensi permodalan dengan potensi bisnis kaum muslimin. Dengan bertemunya dua potensi besar tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan ekonomi global dan mampu meningkatkan daya saing ekonomi islam di kancah dalam negeri dan internasional. Islamic Business and Investment Day 2013 juga menyediakan sarana edukasi Investasi Syariah melalui Seminar Bisnis dan Investasi Islam bertajuk "Membangun Sinergi Investor Muslim dan Pengusaha UMKM Muslim untuk Menumbuhkan Kekuatan Sektor Ekonomi Riil Indonesia" yang akan disampaikan oleh Asosiasi Dosen Indonesia, Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia, dan Rumah Syirkah Indonesia serta Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc sebagai narasumber. Selain itu, juga diadakan Bedah Bisnis Mudharabah yang akan diisi oleh para pakar fiqih dan praktisi permodalan islam. Untuk menambah akuntabilitas dalam berbisnis, pada event ini juga akan diselenggarakan Workshop Business Plan, Sistem Akuntansi, dan Perpajakan untuk para pebisnis pada segmen UMKM. Para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum juga bisa berpartisipasi memeriahkan event ini dengan mengikuti Lomba Menulis Artikel Peluang Usaha Kreatif dengan Permodalan Ekonomis. Sebagai puncak kemeriahan event Islamic Business and Investment Day 2013 akan diselenggarakan Tabligh Akbar bertajuk "Meraih Kejayaan Ekonomi Umat dengan Meneladani Praktik Ekonomi di Masa Generasi Terbaik Islam( Era Khalifah Umar bin Khattab)" yang akan disampaikan oleh Dr. Muhammad Arifin Badri M.A (Doktor Fiqih alumnus Madinah University, Saudi Arabia). Tabligh Akbar ini terbuka untuk umum dan akan dimeriahkan dengan Pameran Bisnis dan Produk UMKM Muslim. Puncak acara ini diharapkan mampu menjawab berbagai permasalahan ekonomi umat Islam sekaligus memberikan solusi alternatif bagi permasalahan ekonomi bangsa Indonesia. Islamic Business and Investment Day 2013 yang insya Allah akan diadakan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini diharapkan sebagai pilot project dari Road Show Islamic Business and Investment Day di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Oleh karena itu, sinergi antara Rumah Syirkah Indonesia dan Tim Unit Usaha Lab Saintek UIN Sunan Kalijaga sangat diharapkan demi terwujudnya event perdana yang berjalan lancar, profesional, amanah, dan penuh manfaat bagi umat Islam Indonesia. Informasi selengkapnya mengenai acara, kerjasama sponsorship dan pameran, keikutesertaan peserta, dan lain-lain silakan kontak kami di : HP : 0896 7168 6027 Whatsapp : 0896 7168 6027 PIN BBM : 2A3DCAF5 Email : organi...@rumahsyirkah.com Website anda http://www.almanhaj.or.id Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: assunnah-dig...@yahoogroups.com assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<
Afwan, Ana ga jelas juga ini buku apa yg dibaca ? Dalilnya apa ? Rujukan ulama nya siapa ? Apakah ini fatwa atau hadits. ? Kalau bs lebih detil tentu akan lebih baik, Syukron Sent from BlackBerry® on 3 -Original Message- From: Fauzah Bt Muchasan Sender: assunnah@yahoogroups.com Date: Wed, 10 Apr 2013 04:44:34 To: assunnah Reply-To: assunnah@yahoogroups.com Subject: RE: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<< Mohon ma'af, sekedar memperjelas . Di pertanyaan sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa setelah membaca buku : "kalau nama-nama malikat termasuk nama yang dilarang untuk diberikan kepada anak". Apabila sudah terjadi, tinggal diganti saja dengan nama-nama yang dianjurkan. Barakallahu fikum To: assunnah@yahoogroups.com From: hendrix_so...@yahoo.com Date: Wed, 10 Apr 2013 00:31:23 + Subject: Re: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<< Ini tidak menjawab pertanyaan si penanya bolehkah memberi nama dg nama malaikat ? Dan apa yg harus dilakukan bila itu sudah terjadi ? Sykron Sent from BlackBerry® on 3 -Original Message- From: Abu Harits Sender: assunnah@yahoogroups.com Date: Tue, 9 Apr 2013 22:48:30 To: assunnah assunnah Reply-To: assunnah@yahoogroups.com Subject: RE: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<< From: rami.th...@yahoo.co.id Date: Sun, 7 Apr 2013 18:09:35 -0700 Bismillaah... Saya telah memberikan nama anak saya dengan nama "Mikail" (nama Malaikat). Kemudian saya dapatkan pada sebuah buku kalau nama-nama malikat termasuk nama yang dilarang untuk diberikan kepada anak. Tolong penjelesannya mengenai ini. Syukron. URUTAN NAMA-NAMA TERBAIK Disunnahkan memilih nama terbaik, demikian dinyatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah [1]. Dengan urutan-urutannya, seperti dipaparkan Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah, secara ringkas sebagai berikut. Pertama. Dianjurkan penamaan dengan dua nama berikut, yaitu: 'Abdur-Rahmân dan 'Abdullah. Keduanya merupakan nama yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena mengandung makna 'ubudiyah yang merupakan sifat hakiki manusia. Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ أَحَبَّ الْأَسْمَاءِ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ Nama-nama yang paling disukai oleh Allah ialah 'Abdullah dan Abdur-Rahmân. [HR Muslim 2132, dan lainnya] Kedua. Dianjurkan menggunakan nama ta'bid (penisbatan kata ‘abdan) kepada nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain, seperti 'Abdul-'Aziz, 'Abdul-Mâlik, 'Abdul-Ghafuur, 'Abdul-Kariim, dan lain-lain. Kata 'abdun (hamba), wajib dikaitkan dengan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala . Karena itu, nama-nama semisal 'Abdur-Rasuul, 'Abdul-Ka'bah, 'Abdu 'Ali, semua initerlarang (haram). Ibnu Hazm rahimahullah telah mengutip ijma' para ulama tentang pengharamannya.[2] Ketiga. Nama-nama para nabi dan rasul Allah. Sebab mereka itu merupakan tokoh-tokoh terkemuka umat manusa. Mereka memiliki moralitas yang amat tinggi dan amalan yang bersih. Penamaan dengan nama-nama para nabi dan rasul akan membuat sifat-sifat dan perilaku baik mereka senantiasa terkenang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: وُلِدَ لِي اللَّيْلَةَ غُلَامٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيمَ Malam ini telah lahir anakku. Aku menamainya dengan nama ayahku, Ibrâhîm. [HR Muslim] Dari Yuusuf bin 'Abdillah bin Salaam, ia berkata: "Nabi memberiku nama dengan nama Yuusuf". [HR. al-Bukhâri dalam al-Adabul-Mufrad, dan at-Tirmidzi dalam asy-Syamâ`il. Al-Hâfizh Ibnu Hajar berkata: "Sanadnya shahîh".]. Dan nama nabi yang paling utama, tentu nama-nama Rasulullah Muhammad bin Abdillah Shallalahu ‘alaihi wa sallam . Keempat. Nama-nama dari orang-orang shâlih. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda tentang orang-orang terdahulu: "Mereka itu memberi nama (anak-anaknya) dengan nama-nama nabi-nabi dan orang-orang shâlih sebelumnya". [HR. Muslim] Dalam konteks ini, para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah para pelaku utama sebagai kaum yang shâlih. PETUNJUK DARI NAMA YANG BAIK Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah menyatakan, tingkat keagamaan dan ketaatan seorang ayah dapat pula ditelisik dari nama-nama anak-anaknya. Pemilihan nama yang baik (sesuai dengan syariat) ini menandakan besarnya pengaruh dan keterikatan seorang ayah dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Pemilihan nama yang baik dan indah, juga menunjukkan lurusnya akal sang ayah dari segala pengaruh yang bisa membelokkannya dari upaya berbuat baik kepada anak. Oleh karena itu, seorang ayah dituntut untuk memilihkan nama bagi buah hatinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat dan mengacu pada bahasa Arab, supaya tidak berbuat jinâyah (jahat, tindakan jelek) kepada anak-anak lantaran memilihkan nama yang buruk. DAMPAK BURUK BAGI UMAT ISLAM Meski hanya sebuah nama, namun nama-nama itu sangat jelas berpengaruh bagi umat Islam itu sendi
[assunnah] >>Adanya Kesulitan Akan Memunculkan Kemudahan<
QAWA'ID FIQHIYAH Kaidah Ketiga : المَشَقَّةُ تَجْلِبُ التَّيْسِيْرَ Adanya Kesulitan Akan Memunculkan Adanya Kemudahan Kaidah ini termasuk kaidah fiqih yang sangat penting untuk dipahami. Karena, seluruh rukhshah dan keringanan yang ada dalam syari'at merupakan wujud dari kaidah ini. Di antara dalil yang menyangkut kaidah ini, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. [al-Baqarah/2:185]. لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [al-Baqarah/2:286]. وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [al-Hajj/22:78]. فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. [at-Taghâbun/64:16]. Ayat-ayat di atas menjadi landasan kaidah yang sangat berharga ini. Dikarenakan seluruh syari'at dalam agama ini lurus dan penuh toleransi. Lurus tauhidnya, terbangun atas dasar perintah beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun. Demikian pula, syariat ini penuh toleransi dalam hukum-hukum dan amalan-amalannya. Sebagai contoh, ibadah-ibadah yang tercakup dalam rukun Islam. Salah satunya dalam ibadah shalat. Jika kita lihat ibadah ini merupakan amaliah yang mudah dan hanya membutuhkan sedikit waktu. Demikian pula zakat, hanya memerlukan sebagian kecil dari harta orang yang terkena kewajiban zakat. Itu pun diambil dari harta yang dikembangkan, bukan harta tetap. Dan zakat ini dilaksanakan hanya sekali dalam setahun. Juga ibadah puasa Ramadhan yang hanya dilaksanakan selama satu bulan setiap tahun. Ibadah haji yang wajib dilaksanakan sekali saja seumur hidup bagi orang yang mempunyai kemampuan. Adapun kewajiban-kewajiban lainnya, maka datang secara insidental sesuai dengan sebab yang melatarbelakanginya. Seluruh ibadah-ibadah tersebut sangat mudah dan ringan. Allah Subanahu wa Ta’ala juga mensyariatkan beberapa hal yang bisa membantu dan memberikan semangat dalam melaksanakan ibadah-ibadah tersebut. Di antaranya dengan disyariatkannya berjama'ah dalam shalat lima waktu, shalat Jum'at, dan shalat hari raya. Demikian pula pelaksanaan puasa yang dilaksanakan secara bersama-sama pada bulan Ramadhan. Juga ibadah haji yang dilaksanakan bersama-sama pada bulan Dzulhijjah. Tidak diragukan lagi, pelaksanaan ibadah secara berjama'ah akan lebih meringankan pelaksanaan berbagai ibadah, lebih memberi semangat, serta lebih mendorong untuk saling berlomba meraih kebaikan. Sebagaimana juga Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyediakan pahala bagi orang yang mau menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Nabi-Nya, baik pahala di dunia maupun di akhirat. Pahala yang tidak bisa diukur besarnya. Janji Allah k merupakan pendorong terbesar dalam melaksanakan amal kebaikaan dan meninggalkan kejelekan. Disamping kemudahan-kemudahan ini, masih ditambah lagi, jika ada yang mempunyai udzur sehingga menyebabkannya tidak mampu atau kesulitan melaksanakan hukum-hukum syari'at, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan keringanan sesuai dengan kedaaan dan kondisi orang bersangkutan. Hal ini nampak jelas dalam beberapa contoh berikut. 1. Seseorang yang sedang dalam keadaan sakit, jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan berdiri maka boleh shalat dengan duduk. Jika tidak mampu dengan duduk, maka shalat dengan berbaring, dan cukup berisyarat ketika ruku' dan sujud. 2. Seseorang diwajibkan bersuci (thaharah) dengan menggunakan air. Namun, jika tidak bisa menggunakan air karena sakit atau tidak ada air, maka diperbolehkan melaksanakan tayammum. 3. Seorang musafir yang sedang menanggung beratnya perjalanan diperbolehkan untuk tidak berpuasa, diperbolehkan untuk menjama' dan mengqashar shalat, serta diperbolehkan mengusap khuf selama tiga hari, sebagai ganti dari mencuci kaki dalam wudhu`. 4. Orang yang sakit atau sedang bepergian jauh (safar) tetap dicatat mendapatkan pahala dari amal-amal kebaikan yang biasa ia kerjakan ketika dalam keadaan sehat dan tidak bepergian. Kaidah ini diterapkan dalam berbagai macam pembahasan yang tercakup dalam syari'at agama Islam yang mulia ini. Adapun perwujudan kaidah ini secara nyata dapat diketahui dari contoh-contoh berikut ini. 1. Jika pakaian atau badan seseorang terkena sedikit darah maka dimaafkan, dan tidak harus mencucinya. 2. Boleh beristijmar (membersihkan najis dengan batu atau semisalnya) sebagai pengganti dari istinja' (membersihkan najis dengan air), meskipun dijumpai adanya air. 3. Sucinya mulut anak kecil yang terkadang memakan najis dikarenakan belum bisa membedakaan benda-benda di sekelilingnya. 4. Sucinya kucing. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : إَنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ إِنَّهَا مِ
RE: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<
Mohon ma'af, sekedar memperjelas . Di pertanyaan sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa setelah membaca buku : "kalau nama-nama malikat termasuk nama yang dilarang untuk diberikan kepada anak". Apabila sudah terjadi, tinggal diganti saja dengan nama-nama yang dianjurkan. Barakallahu fikum To: assunnah@yahoogroups.com From: hendrix_so...@yahoo.com Date: Wed, 10 Apr 2013 00:31:23 + Subject: Re: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<< Ini tidak menjawab pertanyaan si penanya bolehkah memberi nama dg nama malaikat ? Dan apa yg harus dilakukan bila itu sudah terjadi ? Sykron Sent from BlackBerry® on 3 -Original Message- From: Abu Harits Sender: assunnah@yahoogroups.com Date: Tue, 9 Apr 2013 22:48:30 To: assunnah assunnah Reply-To: assunnah@yahoogroups.com Subject: RE: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<< From: rami.th...@yahoo.co.id Date: Sun, 7 Apr 2013 18:09:35 -0700 Bismillaah... Saya telah memberikan nama anak saya dengan nama "Mikail" (nama Malaikat). Kemudian saya dapatkan pada sebuah buku kalau nama-nama malikat termasuk nama yang dilarang untuk diberikan kepada anak. Tolong penjelesannya mengenai ini. Syukron. URUTAN NAMA-NAMA TERBAIK Disunnahkan memilih nama terbaik, demikian dinyatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah [1]. Dengan urutan-urutannya, seperti dipaparkan Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah, secara ringkas sebagai berikut. Pertama. Dianjurkan penamaan dengan dua nama berikut, yaitu: 'Abdur-Rahmân dan 'Abdullah. Keduanya merupakan nama yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena mengandung makna 'ubudiyah yang merupakan sifat hakiki manusia. Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ أَحَبَّ الْأَسْمَاءِ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ Nama-nama yang paling disukai oleh Allah ialah 'Abdullah dan Abdur-Rahmân. [HR Muslim 2132, dan lainnya] Kedua. Dianjurkan menggunakan nama ta'bid (penisbatan kata ‘abdan) kepada nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain, seperti 'Abdul-'Aziz, 'Abdul-Mâlik, 'Abdul-Ghafuur, 'Abdul-Kariim, dan lain-lain. Kata 'abdun (hamba), wajib dikaitkan dengan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala . Karena itu, nama-nama semisal 'Abdur-Rasuul, 'Abdul-Ka'bah, 'Abdu 'Ali, semua initerlarang (haram). Ibnu Hazm rahimahullah telah mengutip ijma' para ulama tentang pengharamannya.[2] Ketiga. Nama-nama para nabi dan rasul Allah. Sebab mereka itu merupakan tokoh-tokoh terkemuka umat manusa. Mereka memiliki moralitas yang amat tinggi dan amalan yang bersih. Penamaan dengan nama-nama para nabi dan rasul akan membuat sifat-sifat dan perilaku baik mereka senantiasa terkenang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: وُلِدَ لِي اللَّيْلَةَ غُلَامٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيمَ Malam ini telah lahir anakku. Aku menamainya dengan nama ayahku, Ibrâhîm. [HR Muslim] Dari Yuusuf bin 'Abdillah bin Salaam, ia berkata: "Nabi memberiku nama dengan nama Yuusuf". [HR. al-Bukhâri dalam al-Adabul-Mufrad, dan at-Tirmidzi dalam asy-Syamâ`il. Al-Hâfizh Ibnu Hajar berkata: "Sanadnya shahîh".]. Dan nama nabi yang paling utama, tentu nama-nama Rasulullah Muhammad bin Abdillah Shallalahu ‘alaihi wa sallam . Keempat. Nama-nama dari orang-orang shâlih. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda tentang orang-orang terdahulu: "Mereka itu memberi nama (anak-anaknya) dengan nama-nama nabi-nabi dan orang-orang shâlih sebelumnya". [HR. Muslim] Dalam konteks ini, para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah para pelaku utama sebagai kaum yang shâlih. PETUNJUK DARI NAMA YANG BAIK Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah menyatakan, tingkat keagamaan dan ketaatan seorang ayah dapat pula ditelisik dari nama-nama anak-anaknya. Pemilihan nama yang baik (sesuai dengan syariat) ini menandakan besarnya pengaruh dan keterikatan seorang ayah dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Pemilihan nama yang baik dan indah, juga menunjukkan lurusnya akal sang ayah dari segala pengaruh yang bisa membelokkannya dari upaya berbuat baik kepada anak. Oleh karena itu, seorang ayah dituntut untuk memilihkan nama bagi buah hatinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat dan mengacu pada bahasa Arab, supaya tidak berbuat jinâyah (jahat, tindakan jelek) kepada anak-anak lantaran memilihkan nama yang buruk. DAMPAK BURUK BAGI UMAT ISLAM Meski hanya sebuah nama, namun nama-nama itu sangat jelas berpengaruh bagi umat Islam itu sendiri. Ketika nama-nama orang-orang kafir mendominasi, ini berarti lebih mengutamakan nama-nama orang-orang yang tidak beriman. Yang secara tidak langsung, itu menjadi pertanda kelemahan dan rasa rendah diri. Realita ini dapat diketahui dari kebiasaan tabiat manusia, ia akan takjub kepada orang-orang yang berhasil memegang tongkat kemenangan. Akibat yang kemudian timbul, ialah jati diri sebagai seorang muslim akhirnya bisa pudar. Pada
[assunnah] Loker Pesantren TASHFIA Bekasi 2013-2014
SMP TASHFIA dan SMA FG Putri membuka kesempatan berkhidmad di dunia pendidikan Islam, sebagai : 1. Guru Mata Pelajaran: Bahasa Inggris Olahraga (Penjaskes) PAI 2. Musyrifah (Pembimbing Asrama) 3. GuruTahfidz Persyaratan: 1. Muslimah, Perempuan(1, 2,3) 2. Bermanhaj salaf (1,2,3) 3. Pendidikan minimal S1 dengan jurusan yang relevan (1) 4. Lulus pendidikan diniyah (i'dad du'at atau ma'had tahfizh) setingkat D2, belum menikah, dan bersedia tinggal di asrama (2) 5. Komitmen untuk berkhidmah di bidang pendidikan (1,2) 6. Hafalan min 10 Juz dengan bacaan Baik (3) Bagi yang berminat silakan mengirim surat lamaran dengan menyebutkan bidang yang diminati, biodata (CV), berikut berkas pendukung ke alamat email: smp_tashfi...@ymail.com jika sudah mengirimkan email konfirmasi ke No 085217734263 Dari: tri Kepada: assunnah@yahoogroups.com Dikirim: Jumat, 5 April 2013 9:08 Judul: [assunnah] Loker Pesantren TASHFIA Bekasi 2013-2014 SMP TASHFIA dan SMA FG Putri membuka kesempatan berkhidmad di dunia pendidikan Islam, sebagai : 1. Guru Mata Pelajaran: Bahasa Inggris Olahraga (Penjaskes) PAI 2. Musyrifah (Pembimbing Asrama) 3. GuruTahfidz Persyaratan: 1. Muslimah, Perempuan(1, 2,3) 2. Bermanhaj salaf (1,2,3) 3. Pendidikan minimal S1 dengan jurusan yang relevan (1) 4. Lulus pendidikan diniyah (i'dad du'at atau ma'had tahfizh) setingkat D2, belum menikah, dan bersedia tinggal di asrama (2) 5. Komitmen untuk berkhidmah di bidang pendidikan (1,2) 6. Hafalan min 10 Juz dengan bacaan Baik (3) Bagi yang berminat silakan mengirim surat lamaran dengan menyebutkan bidang yang diminati, biodata (CV), berikut berkas pendukung ke alamat email: smp_tashfi...@ymail.com jika sudah mengirimkan email konfirmasi ke No 085217734263
[assunnah] Tanya : Dimana posisi safar & muqim saya? Dimana boleh menjama' sholat?
Assalamu'alaikum, Saat ini, ana dan keluarga hidup dikota yang berlainan. Ana kerja di Jakarta, sementara keluarga tinggal di Tegal - Jawa Tengah. Setiap minggu ana pulang untuk menjenguk keluarga. Yang ana tanyakan : Di kota manakah ana disebut Muqim, dan dikota mana ana Safar? Apakah ana dapat menjalankan sholat Jama' jika ana sedang berada disalah satu kota yang memposisikan ana sedang safar? Syukron katsiir atas informasinya. Wassalamu'alaikum Amin Taufik
Re: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<
Ini tidak menjawab pertanyaan si penanya bolehkah memberi nama dg nama malaikat ? Dan apa yg harus dilakukan bila itu sudah terjadi ? Sykron Sent from BlackBerry® on 3 -Original Message- From: Abu Harits Sender: assunnah@yahoogroups.com Date: Tue, 9 Apr 2013 22:48:30 To: assunnah assunnah Reply-To: assunnah@yahoogroups.com Subject: RE: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<< From: rami.th...@yahoo.co.id Date: Sun, 7 Apr 2013 18:09:35 -0700 Bismillaah... Saya telah memberikan nama anak saya dengan nama "Mikail" (nama Malaikat). Kemudian saya dapatkan pada sebuah buku kalau nama-nama malikat termasuk nama yang dilarang untuk diberikan kepada anak. Tolong penjelesannya mengenai ini. Syukron. URUTAN NAMA-NAMA TERBAIK Disunnahkan memilih nama terbaik, demikian dinyatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah [1]. Dengan urutan-urutannya, seperti dipaparkan Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah, secara ringkas sebagai berikut. Pertama. Dianjurkan penamaan dengan dua nama berikut, yaitu: 'Abdur-Rahmân dan 'Abdullah. Keduanya merupakan nama yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena mengandung makna 'ubudiyah yang merupakan sifat hakiki manusia. Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ أَحَبَّ الْأَسْمَاءِ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ Nama-nama yang paling disukai oleh Allah ialah 'Abdullah dan Abdur-Rahmân. [HR Muslim 2132, dan lainnya] Kedua. Dianjurkan menggunakan nama ta'bid (penisbatan kata ‘abdan) kepada nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain, seperti 'Abdul-'Aziz, 'Abdul-Mâlik, 'Abdul-Ghafuur, 'Abdul-Kariim, dan lain-lain. Kata 'abdun (hamba), wajib dikaitkan dengan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala . Karena itu, nama-nama semisal 'Abdur-Rasuul, 'Abdul-Ka'bah, 'Abdu 'Ali, semua initerlarang (haram). Ibnu Hazm rahimahullah telah mengutip ijma' para ulama tentang pengharamannya.[2] Ketiga. Nama-nama para nabi dan rasul Allah. Sebab mereka itu merupakan tokoh-tokoh terkemuka umat manusa. Mereka memiliki moralitas yang amat tinggi dan amalan yang bersih. Penamaan dengan nama-nama para nabi dan rasul akan membuat sifat-sifat dan perilaku baik mereka senantiasa terkenang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: وُلِدَ لِي اللَّيْلَةَ غُلَامٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيمَ Malam ini telah lahir anakku. Aku menamainya dengan nama ayahku, Ibrâhîm. [HR Muslim] Dari Yuusuf bin 'Abdillah bin Salaam, ia berkata: "Nabi memberiku nama dengan nama Yuusuf". [HR. al-Bukhâri dalam al-Adabul-Mufrad, dan at-Tirmidzi dalam asy-Syamâ`il. Al-Hâfizh Ibnu Hajar berkata: "Sanadnya shahîh".]. Dan nama nabi yang paling utama, tentu nama-nama Rasulullah Muhammad bin Abdillah Shallalahu ‘alaihi wa sallam . Keempat. Nama-nama dari orang-orang shâlih. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda tentang orang-orang terdahulu: "Mereka itu memberi nama (anak-anaknya) dengan nama-nama nabi-nabi dan orang-orang shâlih sebelumnya". [HR. Muslim] Dalam konteks ini, para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah para pelaku utama sebagai kaum yang shâlih. PETUNJUK DARI NAMA YANG BAIK Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah menyatakan, tingkat keagamaan dan ketaatan seorang ayah dapat pula ditelisik dari nama-nama anak-anaknya. Pemilihan nama yang baik (sesuai dengan syariat) ini menandakan besarnya pengaruh dan keterikatan seorang ayah dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Pemilihan nama yang baik dan indah, juga menunjukkan lurusnya akal sang ayah dari segala pengaruh yang bisa membelokkannya dari upaya berbuat baik kepada anak. Oleh karena itu, seorang ayah dituntut untuk memilihkan nama bagi buah hatinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat dan mengacu pada bahasa Arab, supaya tidak berbuat jinâyah (jahat, tindakan jelek) kepada anak-anak lantaran memilihkan nama yang buruk. DAMPAK BURUK BAGI UMAT ISLAM Meski hanya sebuah nama, namun nama-nama itu sangat jelas berpengaruh bagi umat Islam itu sendiri. Ketika nama-nama orang-orang kafir mendominasi, ini berarti lebih mengutamakan nama-nama orang-orang yang tidak beriman. Yang secara tidak langsung, itu menjadi pertanda kelemahan dan rasa rendah diri. Realita ini dapat diketahui dari kebiasaan tabiat manusia, ia akan takjub kepada orang-orang yang berhasil memegang tongkat kemenangan. Akibat yang kemudian timbul, ialah jati diri sebagai seorang muslim akhirnya bisa pudar. Padahal, seorang yang beriman dituntut untuk bangga dengan keimanan dan keislamannya di hadapan orang kafir. Dengan demikian, apabila kaum Muslimin lebih memilih nama-nama orang-orang kafir, maka sesungguhnya, sadar atau tidak telah mengelu-elukan dan menyanjung mereka. Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/3341/slash/0/jauhi-nama-nama-orang-kafir-bagi-buah-hati-anda/ Wallahu Ta'ala A'lam --
RE: [assunnah]>>Nama Anak yang Dilarang Memakainya<
From: rami.th...@yahoo.co.id Date: Sun, 7 Apr 2013 18:09:35 -0700 Bismillaah... Saya telah memberikan nama anak saya dengan nama "Mikail" (nama Malaikat). Kemudian saya dapatkan pada sebuah buku kalau nama-nama malikat termasuk nama yang dilarang untuk diberikan kepada anak. Tolong penjelesannya mengenai ini. Syukron. URUTAN NAMA-NAMA TERBAIK Disunnahkan memilih nama terbaik, demikian dinyatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah [1]. Dengan urutan-urutannya, seperti dipaparkan Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah, secara ringkas sebagai berikut. Pertama. Dianjurkan penamaan dengan dua nama berikut, yaitu: 'Abdur-Rahmân dan 'Abdullah. Keduanya merupakan nama yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena mengandung makna 'ubudiyah yang merupakan sifat hakiki manusia. Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ أَحَبَّ الْأَسْمَاءِ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ Nama-nama yang paling disukai oleh Allah ialah 'Abdullah dan Abdur-Rahmân. [HR Muslim 2132, dan lainnya] Kedua. Dianjurkan menggunakan nama ta'bid (penisbatan kata ‘abdan) kepada nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain, seperti 'Abdul-'Aziz, 'Abdul-Mâlik, 'Abdul-Ghafuur, 'Abdul-Kariim, dan lain-lain. Kata 'abdun (hamba), wajib dikaitkan dengan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala . Karena itu, nama-nama semisal 'Abdur-Rasuul, 'Abdul-Ka'bah, 'Abdu 'Ali, semua initerlarang (haram). Ibnu Hazm rahimahullah telah mengutip ijma' para ulama tentang pengharamannya.[2] Ketiga. Nama-nama para nabi dan rasul Allah. Sebab mereka itu merupakan tokoh-tokoh terkemuka umat manusa. Mereka memiliki moralitas yang amat tinggi dan amalan yang bersih. Penamaan dengan nama-nama para nabi dan rasul akan membuat sifat-sifat dan perilaku baik mereka senantiasa terkenang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: وُلِدَ لِي اللَّيْلَةَ غُلَامٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيمَ Malam ini telah lahir anakku. Aku menamainya dengan nama ayahku, Ibrâhîm. [HR Muslim] Dari Yuusuf bin 'Abdillah bin Salaam, ia berkata: "Nabi memberiku nama dengan nama Yuusuf". [HR. al-Bukhâri dalam al-Adabul-Mufrad, dan at-Tirmidzi dalam asy-Syamâ`il. Al-Hâfizh Ibnu Hajar berkata: "Sanadnya shahîh".]. Dan nama nabi yang paling utama, tentu nama-nama Rasulullah Muhammad bin Abdillah Shallalahu ‘alaihi wa sallam . Keempat. Nama-nama dari orang-orang shâlih. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda tentang orang-orang terdahulu: "Mereka itu memberi nama (anak-anaknya) dengan nama-nama nabi-nabi dan orang-orang shâlih sebelumnya". [HR. Muslim] Dalam konteks ini, para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah para pelaku utama sebagai kaum yang shâlih. PETUNJUK DARI NAMA YANG BAIK Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah menyatakan, tingkat keagamaan dan ketaatan seorang ayah dapat pula ditelisik dari nama-nama anak-anaknya. Pemilihan nama yang baik (sesuai dengan syariat) ini menandakan besarnya pengaruh dan keterikatan seorang ayah dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Pemilihan nama yang baik dan indah, juga menunjukkan lurusnya akal sang ayah dari segala pengaruh yang bisa membelokkannya dari upaya berbuat baik kepada anak. Oleh karena itu, seorang ayah dituntut untuk memilihkan nama bagi buah hatinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat dan mengacu pada bahasa Arab, supaya tidak berbuat jinâyah (jahat, tindakan jelek) kepada anak-anak lantaran memilihkan nama yang buruk. DAMPAK BURUK BAGI UMAT ISLAM Meski hanya sebuah nama, namun nama-nama itu sangat jelas berpengaruh bagi umat Islam itu sendiri. Ketika nama-nama orang-orang kafir mendominasi, ini berarti lebih mengutamakan nama-nama orang-orang yang tidak beriman. Yang secara tidak langsung, itu menjadi pertanda kelemahan dan rasa rendah diri. Realita ini dapat diketahui dari kebiasaan tabiat manusia, ia akan takjub kepada orang-orang yang berhasil memegang tongkat kemenangan. Akibat yang kemudian timbul, ialah jati diri sebagai seorang muslim akhirnya bisa pudar. Padahal, seorang yang beriman dituntut untuk bangga dengan keimanan dan keislamannya di hadapan orang kafir. Dengan demikian, apabila kaum Muslimin lebih memilih nama-nama orang-orang kafir, maka sesungguhnya, sadar atau tidak telah mengelu-elukan dan menyanjung mereka. Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/3341/slash/0/jauhi-nama-nama-orang-kafir-bagi-buah-hati-anda/ Wallahu Ta'ala A'lam
Re: [assunnah] Mohon info pesantren Salaf untuk wilayah jabodetabek
PonPes Hidatunnajah Pebayuran Bekasi fb : saudah ummu uwais From: Jamin Hartono To: "assunnah@yahoogroups.com" Sent: Monday, April 8, 2013 5:02 PM Subject: [assunnah] Mohon info pesantren Salaf untuk wilayah jabodetabek Assalamualaikum, Mohon informasi untuk pesantren untuk tingkat smp-sma di daerah jabodetabek. Terima kasih bantuan informasinya Abu Alya
Re: [assunnah] OOT: Pesantren Salaf di Jawa Timur
Wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakaatuhu, http://majalahalfurqon.com/index.php?option=com_content&view=article&id=247:infodaftar&catid=60:daftar&Itemid=184 From: ola isti To: "assunnah@yahoogroups.com" Sent: Saturday, April 6, 2013 2:55 PM Subject: [assunnah] OOT: Pesantren Salaf di Jawa Timur Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuhu, mohon bantuan dari akhi dan akhwat yang ada di group assunah ini jika ada informasi ttg (silahkan baca di bawah ini): " Ada yang tahu pesantren salaf di jawa timur dan sekitarnya yang tidak mahal,,, Untuk kelas menengah ke bawah,,,???" demikian mohon bantuan info lengkap dari mailist jika ada yang mengetahuinya, dan langsung kirimkan ke inbox ana yah. jazaakumullah khoiran. wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuhu
[assunnah] OOT: Ma'had jenjang SMP utk Ikhwan di Jawa Barat yang Gratis
Bismillah, assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuhu, Mohon bantuan nya lagi untuk mendapatkan info, ini pesanan dari salah satu teman akhwati ana: (ini tulisan nya ia) "sebuah ma'had yang grtis, utk jenjang SMP,ikhwan..di daerah jawa brat gt mgkn" Info jawaban langsung ke japri ana saja, tidak perlu di CC ke assunnah (takut mengganggu yang lainnya yang tidak ada hub-an dengan subject ini). wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuhu Website anda http://www.almanhaj.or.id Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: assunnah-dig...@yahoogroups.com assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[assunnah] Re: Tanya : >>Pemberian dari wali murid kepada guru<
'Alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Kebetulan ana pernah mendapat materi kajian terkait masalah tersebut Jika memang niatan pemberi memberikan uang atau barang tersebut murni hadiah tanpa ada harapan mendapat sesuatu/perlakuan khusus dari penerima atau bersifat suap, maka uang atau barang tersebut halal selama DIKETAHUI dan DIIZINKAN oleh penguasa/pemimpin instasi, dalam hal ini kepala sekolah. Jadi sebaiknya dikumpulkan jadi satu dari seluruh guru kelas kemudian dibagikan oleh kepala sekolah merata ke seluruh guru karena biasanya tidak semua guru dapat hadiah langsung dari orang tua murid Dalilnya berdasarkan beberapa hadist berikut Dari Abu Humaid as-Sa'idi, "Rasulullah mengangkat seseorang dari kabilah al-Azd, yang bernama Ibnu Utbiah, sebagai amil zakat bagi Bani Sulaim. Ketika tiba di hadapan Rasulullah, Nabi menyuruh seseorang untuk menghitung harta yang terkumpul. Ketika itu, Ibnu Utbiah berkata, `Ini harta untukmu, sedangkan yang ini adalah hadiah (untukku, pent).' Nabi lantas bersabda, `Mengapa engkau tidak duduk saja di rumah bapak dan ibumu, sehingga engkau diberi hadiah jika engkau memang diberi hadiah!' Setelah itu, Nabi berkhotbah. Setelah memuji dan menyanjung Allah, beliau bersabda, ÃóãøóÇ ÈóÚúÏõ ÝóÅöäøöì ÃóÓúÊóÚúãöáõ ÇáÑøóÌõáó ãöäúßõãú Úóáóì ÇáúÚóãóáö ãöãøóÇ æóáÇøóäöì Çááøóåõ ÝóíóÃúÊöì ÝóíóÞõæáõ åóÐóÇ ãóÇáõßõãú æóåóÐóÇ åóÏöíøóÉñ ÃõåúÏöíóÊú áöì. ÃóÝóáÇó ÌóáóÓó Ýöì ÈóíúÊö ÃóÈöíåö æóÃõãøöåö ÍóÊøóì ÊóÃúÊöíóåõ åóÏöíøóÊõåõ Åöäú ßóÇäó ÕóÇÏöÞðÇ æóÇááøóåö áÇó íóÃúÎõÐõ ÃóÍóÏñ ãöäúßõãú ãöäúåóÇ ÔóíúÆðÇ ÈöÛóíúÑö ÍóÞøöåö ÅöáÇøó áóÞöìó Çááøóåó ÊóÚóÇáóì íóÍúãöáõåõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÝóáÃóÚúÑöÝóäøó ÃóÍóÏðÇ ãöäúßõãú áóÞöìó Çááøóåó íóÍúãöáõ ÈóÚöíÑðÇ áóåõ ÑõÛóÇÁñ Ãóæú ÈóÞóÑóÉð áóåóÇ ÎõæóÇÑñ Ãóæú ÔóÇÉð ÊóíúÚöÑõ "Aku mengangkat seseorang untuk mengerjakan tugas yang Allah bebankan kepada diriku. Lalu dia datang dan berkata, `Ini hartamu, sedangkan yang ini adalah hadiah untukku.' Mengapa dia tidak duduk saja di rumah bapak dan ibunya, sehingga diberi hadiah jika memang dia diberi hadiah? Demi Allah, tidaklah ada seseorang yang mengambil harta tanpa alasan yang benar, kecuali pasti dia berjumpa dengan Allah dalam keadaan memikul harta tersebut. Sungguh, aku tahu ada seseorang yang berjumpa dengan Allah dengan memikul unta yang bersuara, sapi yang bersuara, atau kambing yang mengembek.' Kemudian, Nabi mengangkat kedua tangannya sehingga putih ketiaknya terlihat jelas, lantas berkata, `Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikan?'" Abu Humaid berkata, "Demikianlah yang kulihat dengan mata kepalaku, dan kudengar dengan telingaku." (Hr. Bukhari no. 2597, dan Muslim no. 4844 dan 4845) Ibnu Hajar mengatakan bahwa di antara kandungan hadits di atas adalah bahwa para pekerja (pejabat, PNS, karyawan swasta, dan lain-lain, pent) dilarang menerima hadiah dari orang yang dia bawahi. Hal ini berlaku jika penguasa (instansi, yayasan, dan lain-lain, pent) tidak mengizinkannya. Pengecualian ini berdasar pada hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Qais bin Hazim dari Muadz bin Jabal. Beliau berkata, "Rasulullah mengutusku ke Yaman, lalu beliau bersabda, `Janganlah engkau mendapatkan harta sedikit pun tanpa seizinku, karena harta seperti itu adalah ghulul (pengkhianatan terhadap amanah).'" Wallahu'alam bishowab --- In assunnah@yahoogroups.com, Susilo Abu haya wrote: > > Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu. > saya ingin bertanya kepada ustadz sekalian ! > biasanya orang tua yang anaknya sedang sekolah pada saat mengambil raport > memberikan uang atau barang kepada guru wali kelas atau kepada guru mata > pelajaran, nah bagaimana hukum pemberian tersebut, apakah sebagai hadiah atau > termasuk suap yang dilarang, sehingga sang guru tersebut tidak boleh menerima > pemberian itu ? mohon penjelasan bagaimana hukumnya bagi wali murid dan bagi > guru yang bersangkutan ! > terima kasih sebelumnya ! > wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu. > > Website anda http://www.almanhaj.or.id Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: assunnah-dig...@yahoogroups.com assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [assunnah] Bersyukur atas milis ini
Alhamdulillah. Ana setuju dan ingin menambah kalau pertanyaan yang dikemukakan ngak bisa didapatkn dari artikel yg ada apa bisa asatizah yang ada berbagi sesama mereka untuk menjawab kalau ustadz yang ada sibuk dengan urusan yang lain. 2013/4/9 Abu Al Kindi > ** > > > Assalaamu'alaykum Para Ustadz dan anggota milis yg dirahmati Alloh - sy > sangat bersyukur dg adanya milis ini- krn sy dpt dg mdh bertanya kpd org2 > yg berilmu syar'i walaupun kondisi fisik sulit utk bertemu muka- dan > Alhamdulillah mndptkn jawabannya dg mudah pula- smg milis ini snantiasa > diberkahi dan dirahmati Alloh- smg Ustadz Pembina diberi wkt utk menjwb > smua pertanyaan- smg Ustadz Pembina dpt ditambah shingga lbh cepat dlm > menjawab pertanyaan jamaah - syukron ya Ustadz- syukron ya Akhi- > Barokallohufik- Aamiin- Wassalam > > >
[assunnah] Dauroh Tajwid & Tahsin - Bekasi
Assalamu'alaikum Warahmatullah, Hadirilah Dauroh untuk umum Ikhwan dan Akhwat TAJWID & TAHSINUL QUR'AN * Pemateri: Ustadz Ali Syubana (Markaz Al Jazari & Pengajar tajdid/tahsin Masjid Astra) * Waktu: Ahad, 14 April 2013, 09.00- Dhuhur * Tempat: Masjid Baiturrahim, Jl. Surya Raya Jakasetia, Bekasi Selatan (dekat gerbang Perum Grand Galaxy Kalimalang). Contact Person: Ikhwan: Hari.S (085287583355. 085210606956) Akhwat: Asti (081347701836), Ami (081387143614) Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memundahkan langkah kita menuntut ilmu syar'i...
[assunnah] >>Kemudahan Dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala<
KEMUDAHAN DARI ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA DAN MENGAPA KITA HARUS BERAMAL? Oleh Ustadz Abu Ahmad Said YaiLc http://almanhaj.or.id/content/3574/slash/0/kemudahan-dari-allah-subhanahu-wa-taala-dan-mengapa-kita-harus-beramal/ ِAllâh Azza wa Jalla berfirman: فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ﴿٥﴾وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ﴿٦﴾فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ﴿٧﴾وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ﴿٨﴾وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَىٰ﴿٩﴾فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allâh) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar [al-Lail/92:5-10] TAFSIR RINGKAS Allâh Azza wa Jalla menjelaskan bahwa aktifitas yang dilakukan manusia itu bermacam-macam, ada yang baik dan ada yang buruk. Yang baik akan berbuah kebahagian dunia dan akhirat, sebaliknya yang buruk akan menyeret pelakunya ke lembah penderitaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla berfirman : فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ “Adapun orang yang memberikan” segala yang diperintahkan oleh Allâh Azza wa Jalla baik berupa ibadah harta, seperti zakat, kafarat, nafkah, sedekah, infak dalam kebaikan; atau ibadah badan, seperti shalat, puasa dan sejenisnya; ataupun perpaduan antara ibadah badan dan harta, seperti; haji dan umrah. “Dan bertakwa” maksudnya menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang Allâh. وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ “Dan membenarkan adanya ganjaran yang terbaik (al-husnâ)”, maksudnya, mengimani kandungan ‘lâ ilâha illallâh’ dan segala keyakinan agama yang berhubungan dengannya serta beriman dengan konsekuensinya berupa ganjaran berlipat ganda di akhirat yang telah dijanjikan oleh Allâh Azza wa Jalla . Untuk orang seperti ini, Allâh Azza wa Jalla berfirman, فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ Maka Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”. Maksudnya, Allâh Azza wa Jalla akan mempermudah orang tersebut untuk senantiasa melakukan kebaikan dan meninggalkan perbuatan buruk. Ini adalah “buah” usaha-usaha yang telah ia lakukan. وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ﴿٨﴾وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَىٰ “Dan adapun orang-orang yang bakhil” dengan tidak mengeluarkan infak yang wajib yaitu zakat, apalagi infak sunat serta tidak menunaikan berbagai ibadah yang menjadi kewajibannya. "Dan merasa dirinya cukup” sehingga enggan beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla ; tidak merasa butuh dengan Allâh Azza wa Jalla ; "Serta mendustakan pahala terbaik” maksudnya, dia tidak beriman terhadap apa yang Allâh Azza wa Jalla wajibkan kepada para hamba-Nya untuk diimani. Untuk orang seperti ini, Allâh Azza wa Jalla berfirman : فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ "Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar”, maksudnya, dia akan dipermudah untuk terus melakukan perbuatan buruk dan meninggalkan perbuatan baik, yang pada akhirnya akan menyeretnya ke neraka.[1] AYAT-AYAT YANG SEMISAL DENGAN AYAT-AYAT DI ATAS Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa apabila seseorang senantiasa melakukan amal shaleh maka Allâh Azza wa Jalla akan memberikan kemudahan kepadanya untuk terus beramal shaleh. Sebaliknya, apabila seseorang terbiasa melakukan suatu yang buruk, maka Allâh Azza wa Jalla akan mempermudah jalannya melakukan keburukan. Di dalam Al-Qur’an kita akan mendapatkan banyak sekali ayat-ayat seperti ini, di antaranya adalah sebagai berikut : فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allâh Azza wa Jalla memalingkan hati mereka. Dan Allâh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik [ash-Shaff /61:5] وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ Dan Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Qur’ân) pada permulaannya, dan kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. [al-An’âm/6:110] Begitu pula bisa dilihat pada Surat at-Taubah/9:127, al-Mâidah/5:49, an-Nisâ’/4:115 dll. ALLAH AZZA WA JALLA SUDAH MENTAKDIRKAN SEGALA SESUATU, UNTUK APA KITA BERAMAL? Pertanyaan itu pernah ditanyakan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawabannya, sebagaimana pada hadîts berikut : عَنْ عَلِيٍّ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ-... قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلاَ نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ ؟ قَالَ:(اعْمَلُوا, فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ, أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ, وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ ثُمَّ قَرَأَ {فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى} الآيَةَ. Dari ‘Ali Radhiyallahu anhu. Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Ya Rasûlullâh! Apakah kita pasrah saja dengan apa yang tuliskan untuk k
[assunnah] TABLIGH AKBAR JOGJA 21 APRIL 2013
Tabligh Akbar Bersama Ulama Umat "Mutiara Nasehat Ulama Umat dari Kota Nabi Madinah Al Munawwarah" Bersama Syaikh Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al Abbad (Guru Besar Akidah Universitas Islam Madinah dan pengajar di Masjid Nabawi) Penerjemah : Ust. Abdussalam Busyro, Lc (Maskam UGM) Ust. Arif Syarifudin, Lc (ICBB) Masjid Kampus UGM Ahad, 21 April 2013 Ba'da Maghrib-Selesai Masjid Islamic Center Bin Baz Senin, 22 April 2013 Ba'da Subuh-Selesai info: 0857 9920 5557 Penyelenggara Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari Yayasan Majelis At Turots Al Islam SYUKRON ATAS KERJA SAMANYA. Hanif Muslim (Direktur Toko Ihya' Jogja) HP : 087739197355 PIN BB 2857DFFB