Re: [balita-anda] [Fwd: Pendekatan...]
Mama Michelle yang bersedih , Salam kenal, saya ibu yang bekerja dengan seorang anak (17 bulan). Semoga apa yang sudah saya lakukan bisa membantu. Pada prinsipnya sama dengan mamanya Hana ataupun ibunya Rafi: Berusaha semaksimal mungkin dekat dengan anak fisikal maupun secara psikologis. Senyum dan sapa anak. Setelah anda mandi gendong dan peluk dia. Ajak omong, berikan dia minum susu botolnya dan berusahalah untuk selalu didekatnya. Semaksimal mungkin bila memungkinkan ajaklah anak bilamana anda bepergian. Elus tubuhnya ,kakinya, tangannya saat anda mengganti pakaian atau popoknya.Ciumi pipi , tangan dan tubuhnya. Gelitik dan ajak bercanda. Memang banyak kegiatan lain yang tidak bisa kita kerjakan /menunggu/ terbengkalai. Silakan membuat prioritas. Semoga membantu ! Monica Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com -- Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/ Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] [Fwd: Pendekatan...]
Mama Michelle yang baik, Sepertinya banyak kok ibu bekerja yang mesti pergi pagi pulang malem. Saya kalo berangkat kantor jam 6.30 dan sampai rumah lagi sekitar jam 18.00 karena rumah saya jauh dari kantor (saya tinggal di Surabaya). Anak saya masih 3,5 bulan, laki2. Sebelum berangkat mesti saya yang momong anak saya (bergantian dengan suami) sampai dengan waktu saya harus mandi. Setelah mandi pun anak saya masih saya ajak bercanda sambil saya berdandan atau ganti baju. Dan setiap hendak berangkat selalu saya pamiti dengan kata2 : "Ibu berangkat dulu ya, Nak. Jangan nakal di rumah" atau yang lain dan saya cium, kadang sampai berkali2 sampai pipinya merah ;) Begitu juga kalo saya pulang dari kantor, semua urusan anak saya dan suami saya yang turun tangan. Jika pulang kantor dia sudah tidur, saya akan menegurnya pelan2 dengan bilang : "Ibu sudah pulang, Nak" dan saya cium pelan2. Kalo dia masih bangun ya saya bilang : "Halo sayang apa kabar" Pokoknya saya ajak ngomong dan bercanda sampai dia tersenyum. Anak saya tidur satu kamar dengan saya. Jadi setiap malam yang harus bangun adalah saya, bukan pengasuhnya. Setiap bangun pagi selalu saya sapa dengan "Selamat pagi sayang" atau "Sugeng enjang" (bahasa jawa). Kalo menurut saya, yang terpenting kita harus sering berbicara dengan anak kita supaya dia menyadari kehadiran kita dan bahwa kita ini adalah ibunya. Ini pengalaman saya yang pertama. Jadi mungkin masih belum berpengalaman. Mungkin ada rekan lain yang bisa menambahkan. Ibunya Rafi At 02:54 PM 2/3/00 +0700, you wrote: > > Met ciang penghuni balita-anda > > Saya mau konsultasi mudah-mudahan anda semua dapat membantu dan memecahkan > solusi saya. > Begini, saya punya baby perempuan berumur 6 bulan (anak pertama), dari > sejak lahir sampe sekarang dia tidak mendapatkan cukup ASI karena ASI saya > sangat kurang sekali, malah sekarang sudah tidak ada sama sekali. Sehingga > dari sejak lahir sampe sekarang saya berikan dia susu formula. Akibatnya > hubungan antara ibu dan anak tidak dekat. > Disamping itu saya bekerja, jadi semakin tidak deket aja, padahal saya > kurang gimana saya sayangnya sama dia dan sudah berusaha pendekatan sebagai > layaknya ibu dan anak. > kadang saya suka sedih, setiap saya mau berangkat kerja dan setiap pulang > kerja dia tidak mau senyum, melirik pun tidak mau seperti orang ngambek aja. > Apa mungkin dia begitu karena kurang mendapatkan ASI atau karena setiap > hari saya tinggalkan bekerja? lalu harus bagaimana agar saya bisa dekat sama > dia sebagaimana layaknya ibu dan anak padahal saya sudah berusaha dan sangat > sayang sama dia. > Mudah-mudahan anda bisa membantu saya, karena jawaban anda dapat menghibur > hati saya yang sedang sedih. > > LOVE > Mama Michelle
Re: [balita-anda] [Fwd: Pendekatan...]
Dear Mama Michelle, Sama seperti mba' saya juga bekerja dari jam 8.00 sampai jam 17.00 dan juga sering terlambat pulang,tapi syukur saya masih bisa pulang jam 12.00 untuk memberi ASI. Tapi mungkin benar yang dikatakan mba Fenny, kedekatan kita dengan anak bukan karna kita bisa memberi ASI tapi perasaan itu memang terjalin karena ikatan perasaan kita dengan anak. Setiap pulang kantor saya langsung mengambil alih pengasuhan anak sampai besok paginya, dan pada malam hari menjelang sikecil tidur kita perlu mengajak berbicara walaupun sikecil belum mengerti, anak saya Nisya 6 bulan 18 hari biasanya sangat menikmati saat-saat dimana kami bisa bercengkrama, atau pagi hari sebelum mandi saya ajak jalan2 keluar rumah menghirup udara segar dan juga memandikannya sendiri. Sampai saat ini kami sangat dekat sekali, setiap berangkat kekantor sikecil selalu melepas saya didepan rumah begitu juga pulangnya selalu ditungguin...dan dia sangat gembira menyambut saya. Dan satu hal lagi, yang sangat membantu saya adalah perhatian yang sangat besar dari suami, dia selalu mengingatkan saya jika saya melalaikan tugas saya sebagai ibu... kita membutuhkan kekompakan dalam membina kedekatan dengan anak loh mbak... Mungkin pengalaman saya ini bisa sedikit membantu mbak, salam buat sikecil ya... Salam Dewi Mama Michelle wrote: > > > Subject: Pendekatan... > Date: Thu, 03 Feb 2000 14:39:18 +0700 > From: Mama Michelle <[EMAIL PROTECTED]> > To: [EMAIL PROTECTED] > > Met ciang penghuni balita-anda > > Saya mau konsultasi mudah-mudahan anda semua dapat membantu dan > memecahkan solusi saya. > Begini, saya punya baby perempuan berumur 6 bulan (anak pertama), > dari sejak lahir sampe sekarang dia tidak mendapatkan cukup ASI karena > ASI saya sangat kurang sekali, malah sekarang sudah tidak ada sama > sekali. Sehingga dari sejak lahir sampe sekarang saya berikan dia susu > formula. Akibatnya hubungan antara ibu dan anak tidak dekat. > Disamping itu saya bekerja, jadi semakin tidak deket aja, padahal > saya kurang gimana saya sayangnya sama dia dan sudah berusaha > pendekatan sebagai layaknya ibu dan anak. > kadang saya suka sedih, setiap saya mau berangkat kerja dan setiap > pulang kerja dia tidak mau senyum, melirik pun tidak mau seperti orang > ngambek aja. > Apa mungkin dia begitu karena kurang mendapatkan ASI atau karena > setiap hari saya tinggalkan bekerja? lalu harus bagaimana agar saya > bisa dekat sama dia sebagaimana layaknya ibu dan anak padahal saya > sudah berusaha dan sangat sayang sama dia. > Mudah-mudahan anda bisa membantu saya, karena jawaban anda dapat > menghibur hati saya yang sedang sedih. > > LOVE > Mama Michelle > > > Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com > "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" > Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com > -- Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/ > Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] > Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > >
RE: [balita-anda] [Fwd: Pendekatan...]
Mama Michelle, Dicuekin emang menyedihkan, apalagi dicuekin ama anak sendiri. Kadang-kadang itu adalah 'bayaran' dari sikap kita sendiri :( Mungkin tanpa sadar karena pekerjaan yang menumpuk, si ibu jadi cape banget jadi cuman say hai buat si kecil sementara pagi-pagi harus ngantor. Trus akhir pekan, karena ada dead line jadi deh kerjaan dibawa kerumah, si anak tanpa sadar dicuekin ato ditegor seperlunya. Menurut saya (tolong koreksi jk saya salah) hubungan perlu di jalin dan dijaga. Untuk bayi, kuantitas penting. Caranya (kalo saya) begitu sampai dirumah, secape apa pun saya, urusan asuh-mengasuh saya ambil alih. Dan kalaupun akhir pekan harus masuk, minggu adalah hari 'anak'. Lupain dulu gorden yang perlu diganti ato ruang tamu yang berantakan :-) Sementara saya lupain dulu hobi buat masuk hutan, ato ngoprek taman, kalo jalan-jalan ato brenang kan si kecil udah bisa diajak :-) Saya dan suami sering berkebun malem-malem, waktu si kecil udah bobo nyenyak :-) Begitu sharing dari saya, Selamat berjuang buat ngedapetin hatinya Michelle :-)) ita-bundanya Gilang > -- > From: Mama Michelle[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] > Reply To: [EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, February 03, 2000 2:54 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: [balita-anda] [Fwd: Pendekatan...] > > <><> > > Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com -- Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/ Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] [Fwd: Pendekatan...]
Halo mama Michelle, Saya pernah posting sebelumnya bahwa ASI saya mulai berkurang, dan beberapa hari yang lalu anak saya tidak mau minum ASI. Muncul juga rasa 'apakah nanti dia tidak bisa dekat dengan saya ?. Saya juga bekerja, namun saya tetap menyediakan waktu walau sedikit saja untuk mengajaknya bicara, dengan memanggil-manggil namanya dan membahasakan diri kita adalah ibunya. Contohnya 'halo.. dek ini ibu.. ' dan selalu ditekankan kalau dia sedang berbicara dengan ibunya. Kebetulan sewaktu dalam kandungan saya sudah membiasakan bercerita dengan anak saya. Dan kesempatan untuk bertemu juga tidak lama. Begitu juga apabila setelah pulang bekerja. Dan tidurnya juga dengan saya, tidak dengan pengasuhnya. Kalau kebetulan libur, anak harus ditangan saya terus. Umur anak saya 3 bulan. Saya rasa bukan kuantitas yang menentukan kita bisa dekat atau tidak dengan anak, namun kualitas yang diperlukan. Ini juga pengalaman saya yang pertama. Mungkin ada pengalaman dari yang lain. salam ibunya Laras - Original Message - From: Mama Michelle <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, February 03, 2000 2:54 PM Subject: [balita-anda] [Fwd: Pendekatan...] Met ciang penghuni balita-anda Saya mau konsultasi mudah-mudahan anda semua dapat membantu dan memecahkan solusi saya. Begini, saya punya baby perempuan berumur 6 bulan (anak pertama), dari sejak lahir sampe sekarang dia tidak mendapatkan cukup ASI karena ASI saya sangat kurang sekali, malah sekarang sudah tidak ada sama sekali. Sehingga dari sejak lahir sampe sekarang saya berikan dia susu formula. Akibatnya hubungan antara ibu dan anak tidak dekat. Disamping itu saya bekerja, jadi semakin tidak deket aja, padahal saya kurang gimana saya sayangnya sama dia dan sudah berusaha pendekatan sebagai layaknya ibu dan anak. kadang saya suka sedih, setiap saya mau berangkat kerja dan setiap pulang kerja dia tidak mau senyum, melirik pun tidak mau seperti orang ngambek aja. Apa mungkin dia begitu karena kurang mendapatkan ASI atau karena setiap hari saya tinggalkan bekerja? lalu harus bagaimana agar saya bisa dekat sama dia sebagaimana layaknya ibu dan anak padahal saya sudah berusaha dan sangat sayang sama dia. Mudah-mudahan anda bisa membantu saya, karena jawaban anda dapat menghibur hati saya yang sedang sedih. LOVE Mama Michelle > Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com > "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" > Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com > -- Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/ > Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] > Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com -- Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/ Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] [Fwd: Pendekatan...]
Mama Michelle, Anak seumur putri ibu seharusnya sudah dapat membedakan orang-orang yang dekat dengannya dan bukan. Dan pada umur 6 bulan itu dia sudah dapat bermain atau berinteraksi dengan kita orang dewasa. Menurut pendapat saya kitalah yang berusaha untuk mendekatkan/berinteraksi seintensif mungkin dengan anak kita. Nah pada umur 6 bulan itu dia sudah mengerti bermain cilukba, digelitik atau menoleh ke arah suara-suara yang menarik perhatian dia. Barangkali ini usaha yang pertama dapat ibu lakukan untuk menarik perhatiannya : Setiap Ibu datang dari kantor ibu dapat mengetuk pintu, atau memberi salam, atau memanggil namanya dengan gaya yang khas sehingga anak ibu menoleh ke arah ibu. Untuk kemudian ibu ajak bermain. Selama ibu berada dirumah usahakan bermain dengan gaya yang berbeda dengan gaya pengasuhnya selama ibu di kantor. Seperti pengasuh anak saya juga bernyanyi untuk anak saya tapi jika saya menyanyikan lagu yang sama, saya akan menyanyi lebih lantang dan gaya yang lebih heboh sehingga anak saya akan ikut bergoyang bersama saya. Ibu jangan berkecil hati jika ibu memanggil namanya tapi dia tidak menoleh. Ikuti kemauan dia apakah ibu akan ikut merangkak bersamanya atau membantu mengumpulkan mainannya yang sudah dilempar kesana kemari.' Hari Sabtu dan Minggu gantikanlah sepenuhnya posisi pengasuhnya. Memandikan, menyuapi, menganti bajunya dapat dijadikan acara untuk bermain bersama. yang penting ibu harus sabar dan tahan lelah. Mengenai "kurang pemberian ASI", menurut saya hal itu bukan penyebab utamanya, karena saya sendiri hanya memberi ASI sampai 4,5 bulan dan saya berangkat kerja jam 7 pagi baru sampai di rumah sekitar jam 6 sore. Demikian saja Bu, semoga bermanfaat. Ibunya Nadira Mama Michelle <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > ATTACHMENT part 2 message/rfc822 Date: Thu, 03 Feb 2000 14:39:18 +0700 From: Mama Michelle To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Pendekatan... Met ciang penghuni balita-anda Saya mau konsultasi mudah-mudahan anda semua dapat membantu dan memecahkan solusi saya. Begini, saya punya baby perempuan berumur 6 bulan (anak pertama), dari sejak lahir sampe sekarang dia tidak mendapatkan cukup ASI karena ASI saya sangat kurang sekali, malah sekarang sudah tidak ada sama sekali. Sehingga dari sejak lahir sampe sekarang saya berikan dia susu formula. Akibatnya hubungan antara ibu dan anak tidak dekat. Disamping itu saya bekerja, jadi semakin tidak deket aja, padahal saya kurang gimana saya sayangnya sama dia dan sudah berusaha pendekatan sebagai layaknya ibu dan anak. kadang saya suka sedih, setiap saya mau berangkat kerja dan setiap pulang kerja dia tidak mau senyum, melirik pun tidak mau seperti orang ngambek aja. Apa mungkin dia begitu karena kurang mendapatkan ASI atau karena setiap hari saya tinggalkan bekerja? lalu harus bagaimana agar saya bisa dekat sama dia sebagaimana layaknya ibu dan anak padahal saya sudah berusaha dan sangat sayang sama dia. Mudah-mudahan anda bisa membantu saya, karena jawaban anda dapat menghibur hati saya yang sedang sedih. LOVE Mama Michelle Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com -- Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/ Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Do You Yahoo!? Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.