[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-05-19 Terurut Topik Steeve Haryanto
Dear kawan kawan semua,
terpanggilkah kita sekarang untuk berbuat sesuatu terhadap Chandranaya?
Berikut adalah teriakan banyak orang yang saya bisa kutip dari milist
tetangga.
Terimakasih
semoga bermanfaat,
Steeve
--

Re: [KPSBI-HISTORIA] CANDRANAYA

Kawan elisa,
maaf dengan alasan kagum semata atas keindahan foto2
chandra naya, saya masukkan picture2 tersebut ke dalam
situskota-tua dalam albumnya.Mudah2 kawan elisa tidak
keberatan, sekedar menambah kaya milist kota tua dari
pengambilan gambar2 sejarah.
Terimakasih,
Steeve
--- Elisa Karoline [EMAIL PROTECTED]
wrote:
 CANDRANAYAnasibmu kini.???



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ujc22 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 H uly..
 dosen gue si bu naniek itu dia punya wewenang cukup besar dalam 
 usaha untuk mempertahankan candranaya. bahkan dia korbanin gajinya 
 buat beliin perlengkapan2 demi membuat bangunan candranya yang uda 
 tinggal secuil itu tetep bertahan. bu naniek bebas masuk ke dalem 
 karna emang dia punya wewenang untuk kontrol.jadi wkt itu kita 
 diajak ke sana sama dia untuk liat dalemnya candranaya... dia bilang 
 sih kalo kita (mahasiswa2nya) pada mau pergi sendiri ke sana musti 
 pake surat ijin. 
 gue sih pengen banget bisa ngumpulin data sebanyak2nya ttg bangunan 
 ini, kebetulan gue juga lagi dapet tugas untuk ngusulin rancangan 
 baru buat candranaya supaya jadi bangunan lama yang 'hidup'...
 
 kalo emang mau, gue bisa tanyain ke dia...ajakin deh temen2 BT yang 
 laen. gue sedih banget kalo denger sejarah candranaya...gue besok 
 senin ketemu dia kok...
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ujc22 ujc22@ wrote:
 
  Saya mahasiswa arsitektur dari Tarumanagara. Hari kamis yang lalu, 
  saya dan teman-teman mengunjungi gedung chandra naya dan kami 
 punya 
  kesempatan untuk melihat sampai ke bagian dalam gedung ini.
  
  Saat saya masuk ke sana, saya terkagum-kagum dengan kekokohan 
 bangunan 
  ini. pintunya, jendelanya, lantainya...semua itu mencerminkan 
  kejayaannya di masa lampau. namun, jika melihat kondisinya 
  sekarang...sangat menyedihkan. saya makin tertarik setelah 
 mendengar 
  sejarah gedung ini dari dosen sana...mungkin ada beberapa temen2 
 yang 
  kenal...namanya pak Zhong.
  
  saya meng up-load beberapa foto yang saya ambil saat saya 
 berkunjung 
  ke sana...dan saya tertarik untuk mengambil 'kasus' ini sebagai 
 bahan 
  untuk melanjutkan skripsi saya...
 





[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-30 Terurut Topik ujc22
H uly..
dosen gue si bu naniek itu dia punya wewenang cukup besar dalam 
usaha untuk mempertahankan candranaya. bahkan dia korbanin gajinya 
buat beliin perlengkapan2 demi membuat bangunan candranya yang uda 
tinggal secuil itu tetep bertahan. bu naniek bebas masuk ke dalem 
karna emang dia punya wewenang untuk kontrol.jadi wkt itu kita 
diajak ke sana sama dia untuk liat dalemnya candranaya... dia bilang 
sih kalo kita (mahasiswa2nya) pada mau pergi sendiri ke sana musti 
pake surat ijin. 
gue sih pengen banget bisa ngumpulin data sebanyak2nya ttg bangunan 
ini, kebetulan gue juga lagi dapet tugas untuk ngusulin rancangan 
baru buat candranaya supaya jadi bangunan lama yang 'hidup'...

kalo emang mau, gue bisa tanyain ke dia...ajakin deh temen2 BT yang 
laen. gue sedih banget kalo denger sejarah candranaya...gue besok 
senin ketemu dia kok...
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ujc22 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya mahasiswa arsitektur dari Tarumanagara. Hari kamis yang lalu, 
 saya dan teman-teman mengunjungi gedung chandra naya dan kami 
punya 
 kesempatan untuk melihat sampai ke bagian dalam gedung ini.
 
 Saat saya masuk ke sana, saya terkagum-kagum dengan kekokohan 
bangunan 
 ini. pintunya, jendelanya, lantainya...semua itu mencerminkan 
 kejayaannya di masa lampau. namun, jika melihat kondisinya 
 sekarang...sangat menyedihkan. saya makin tertarik setelah 
mendengar 
 sejarah gedung ini dari dosen sana...mungkin ada beberapa temen2 
yang 
 kenal...namanya pak Zhong.
 
 saya meng up-load beberapa foto yang saya ambil saat saya 
berkunjung 
 ke sana...dan saya tertarik untuk mengambil 'kasus' ini sebagai 
bahan 
 untuk melanjutkan skripsi saya...





Re: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-23 Terurut Topik greysia susilo junus
pak eddy ini tidak pernah kuliah di untar, tetapi karena lingkup pekerjaannya 
yang bersinggungan dengan gedung2 kuno dan bangunan khas tionghoa, makanya 
mreka saling mengenal satu sama lain. saya juga demikian.
tolong diselidiki dulu kontribusi mereka sampai candra naya memiliki payung 
sedemikian jelek sekarang ini. dan setelah anda dapat informasi itu, barulah 
anda menilai sendiri, apakah kontribusi pak Zhong dan ibu Naniek atau untar 
secara general itu positif atau negatif terhadap Candra Naya.
yayasan untar sangat dekat hubungannya dengan keberadaan dan kepemilikian, dan 
nasib candra naya hingga hari ini. jadi jika hari ini ada payung ga jelas 
itu sedikit banyak kontribusinya dapat dipertanyakan kepada staf senior 
arsitektur untar. silahkan investigasi. kami (saya dan pak eddy) tidak akan mau 
menjelaskan lagi.
greysia


- Original Message 
From: ujc22 [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, March 22, 2007 11:50:13 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

wah kenal sama pak zhong n bu naniek juga ya? dulu kuliah di untar 
juga??? pak zhong sering menyebut bu naniek sebagai srikandi chandra 
naya...hehehehe. ..makasih ya info2nya...berguna banget tuh. o ya, 
boleh liat foto2nya ga? di upload aja di groups...
--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, eddy witanto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
Recent Activity
 20New Members
Visit Your Group 
SPONSORED LINKS
Indonesian languages
Dan
Indonesian
Indonesian language course
Indonesian language learn
Got Yodel?
Best Yahoo! Yodel
Give us your best
yodel and win!
Yahoo! Mail
Get on board
You're invited to try
the all-new Mail Beta.
New web site?
Drive traffic now.
Get your business
on Yahoo! search.. 



 

Now that's room service!  Choose from over 150,000 hotels
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.
http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-22 Terurut Topik idakhouw
Bu Melani

Kepedulian masyarakat pada cagar budaya, upaya2/gerakan2 masyarakat
menyelamatkannya, itu semua TIDAK berarti masyarakat mengambil alih
tugas/kewajiban pemerintah (daerah). 
Masyarakat (yang sebetulnya sudah mewakilkan suaranya ke anggota
DPR[D], namun sayangnya para wakil inipun mandul) harus terus
mengawasi pemerintah dan terus menuntut perbaikan kinerja mereka.
Melindungi dan merawat bangunan bersejarah adalah salah satu tugas
pemda, sudah ada instansi yang berwenang mengurusnya dan selalu ada
anggarannya kok di APBD.

Betul, Indonesia memang sedang dilanda berbagai masalah pelik, namun
itu bukan alasan pemerintah tidak menjalankan tugas2 yang jadi
kewajibannya. Masing2 instansi sudah jelas kok job description-nya.

Sedikit komentar saja,
Ida Khouw


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, melani chia [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Nah ...tuh.. baik usulnya Piter Lim, mesti ada kerelaan mengeluarkan
dana,kalau menghwatirkan gedung bersejarah dhancurkan,mau nunggu
pemerintah pun waktunya tdk tepat PR mereka banyak,negra bukan dlm
keadaan subur makmur, ..
 
 agung setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote:  setuju, ayo sapa yg
mau jadi bumper buat maju duluan.
 mau harap belas kasih dari modern group seh susah.
 walaupun tampang chinese tp isinya bisnis semua.
 keluarga mereka itu aktif banget di gereja n vihara,
 tp terhadap chandra naya aja gak punya hati nurani. 




[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-22 Terurut Topik ujc22
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Gunawan Heriyanto 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yang dimaksud Ir. Wastu Praganta Zhong bukan?
  
  
   _  
 
 From: ujc22 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: 11 Maret 2007 18:10
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] chandra naya...menyedihkan!
  
 Saya mahasiswa arsitektur dari Tarumanagara. Hari kamis yang lalu, 
 saya dan teman-teman mengunjungi gedung chandra naya dan kami 
punya 
 kesempatan untuk melihat sampai ke bagian dalam gedung ini.
 
 Saat saya masuk ke sana, saya terkagum-kagum dengan kekokohan 
bangunan 
 ini. pintunya, jendelanya, lantainya...semua itu mencerminkan 
 kejayaannya di masa lampau. namun, jika melihat kondisinya 
 sekarang...sangat menyedihkan. saya makin tertarik setelah 
mendengar 
 sejarah gedung ini dari dosen sana...mungkin ada beberapa temen2 
yang 
 kenal...namanya pak Zhong.
 
 saya meng up-load beberapa foto yang saya ambil saat saya 
berkunjung 
 ke sana...dan saya tertarik untuk mengambil 'kasus' ini sebagai 
bahan 
 untuk melanjutkan skripsi saya...
  
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-22 Terurut Topik ujc22
iya betuldia pejuang hebat deh...semangatnya itu lho sampe 
sekarang.kamu kenal sama pak zhong di mana?
sekalian ngejawab ulysse...skripsinya pengennya sih tentang 
pembangunan kembali chandra naya dengan fungsi yang baru yang lebih 
mengangkat masyarakat kita...masyarakat tiong hoa...
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Gunawan Heriyanto 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yang dimaksud Ir. Wastu Praganta Zhong bukan?
  
  
   _  
 
 From: ujc22 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: 11 Maret 2007 18:10
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] chandra naya...menyedihkan!
  
 Saya mahasiswa arsitektur dari Tarumanagara. Hari kamis yang lalu, 
 saya dan teman-teman mengunjungi gedung chandra naya dan kami 
punya 
 kesempatan untuk melihat sampai ke bagian dalam gedung ini.
 
 Saat saya masuk ke sana, saya terkagum-kagum dengan kekokohan 
bangunan 
 ini. pintunya, jendelanya, lantainya...semua itu mencerminkan 
 kejayaannya di masa lampau. namun, jika melihat kondisinya 
 sekarang...sangat menyedihkan. saya makin tertarik setelah 
mendengar 
 sejarah gedung ini dari dosen sana...mungkin ada beberapa temen2 
yang 
 kenal...namanya pak Zhong.
 
 saya meng up-load beberapa foto yang saya ambil saat saya 
berkunjung 
 ke sana...dan saya tertarik untuk mengambil 'kasus' ini sebagai 
bahan 
 untuk melanjutkan skripsi saya...
  
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-22 Terurut Topik ujc22
wah...akhirnya ada tanggapan.tiba2 semangat lagi. gara-gara 
denger,baca dan memamhami sejarah gedung ini, aku makin pengen bisa 
berbuat sesuatu supaya jangan sampe musnah seperti 2 bangunan 
lainnya...kalo beneran pada mau, aku bisa tanyain ke pak zhong dan 
bu naniek...mereka2 inilah yang cukup berwenang untuk bisa bawa kita 
tour keliling liat keadaan chandranaya sekarang...
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ulysee [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Boleh juga tuh, diaturin untuk bisa gathering sambil melihat 
arsitektur
 dan memahami permasalahan gedung candranaya. Mana moderator? 
Heheheh,
 boleh nih bole nih bole nih. 
  
 Siapa punya contact number dari contact person untuk bisa 
berkunjung dan
 tour ke Candranaya? Bole dooonk bagi bagi. 
 Siapa yang ngerti arsitektur tuh kemarin, yang duluan tour ke
 candranaya? Ayo pak, sekarang kebagian jadi tour leadernya ya , 
sanggup
 tidak?
 Siapa yang ngerti soal arsitektur cina? Siap siap jadi pembicara 
ya.
 Siapa yang masa kecilnya sempet menikmati candranaya? Bole donk 
nanti
 jadi pembicara juga. 
 Kalau disini ga ada yang mau, ntar gue geret juga tuh dua sepuh 
kali2
 aja  mau diminta ngomong, hehehehe. 
  
 Moderator nya mana nih? Aturin dnk tour de candranaya. Kapan 
yuk
 kapan yuk kapan???
  
 Kalau soal rubuh sih kayaknya Bu Ida tidak perlu kuatir, sisa 
seuprit
 gedung candranaya itu statusnya masih cagarbudaya, jadi kaga ada 
yang
 bakal berani bikin roboh. 
 Soal masalah maintenancenya barangkali itu yang bisa ramai-ramai 
kita
 bantu. Sumbangan kek, tulisan memoar kek, terbitin buku kek, apa 
kek. 
 We'll see about it, what we can do,  kalau udah tahu persis
 permasalahannya apa. 
  
 Jadi yang semangat cuman gue ama Bu Ida doank neh? Yang lain mana? 
Unjuk
 jari dunks!
  
 Bu Ida, gue jarang baca netiket milis BT, tapi kayaknya one liner 
masih
 dilarang tuh?
  
  
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of idakhouw
 Sent: Sunday, March 18, 2007 11:44 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!
  
 hehehe,,, kirain pada serius... :))
 
 I.
 
 --- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, idakhouw idakhouw@ wrote:
 
   Kalau memang BT bisa berbuat sesuatu lagi seperti pendahulu 
tersebut
   diatas, akan sangat baik sekali.
  
  
  Ini ide yang cemerlang :-)
  
  Sebetulnya sangat bisa BTers berbuat sesuatu, tak perlu gerakan2
  besar. Konsentrasi saja ke penyelamatan satu gedung ini. 
  
  Sekedar contoh: seorang kawan sepulang dari berkelana di Jerman 
bawa
  oleh2 tulisan menarik bagaimana komunitas pecinta alam di 
Freiburg
  atau Berlin (saya lupa) berdaya menyelamatkan pohon2 yang hendak
  dibabat karena lokasinya diubah peruntukannya.
  Ketika hari pembabatan itu tiba, komunitas itu turun ke lokasi 
dan
  masing2 melakukan aksi protes memeluk satu-satu pohon ketika 
mesin2
  besar siap membabat mereka. Berkat kekuatan warga kota itu (yang
  adalah orang2 biasa seperti kita) selamatlah sang pohon2. 
  
  BT juga bisa melakukan hal serupa, mungkin tak perlu sampai harus
  seperti warga Jerman itu, tapi melalui kegiatan2 lain yang 
kreatif,
  misalnya: 
  
  - Dimulai dengan jalan2 ke lokasi sambil mendengarkan penjelasan2
  menyangkut berbagai aspek Candra Naya (arsitekturnya, 'peran' 
gedung
  itu [sebagai rumah mayor terakhir, sebagai pusat gerakan Sin 
Ming Hui,
  tempat lahirnya Baperki dll.]. Aspek2 ini bisa dikupas satu-satu
  dalam pertemuan2/jalan2 terpisah. Tujuannya k.l. sebagai 
pengenalan
  dan menumbuhkan daya tarik warga BT atau warga lebih luas 
(syukur2
  kalau kumpul2/ceramah ini bisa dilakukan DI DALAM gedung Candra 
Naya
  sendiri --saya tak tahu lagi kondisinya sekarang seperti apa).
  
  Lalu
  - Kalau sudah ada konsolidasi dan 'organisasi'nya mulai mapan, 
bisa
  mulai memikirkan kegiatan2 yang lebih besar, misalnya: penerbitan
  tulisan2 yang menyangkut berbagai aspek Candra Naya (di milis 
ini kan
  ternyata banyak yang tahu lika-liku Candra Naya dan/atau punya
  pengalaman dengannya, semua bisa berpartisipasi). Ini bisa 
kerjasama
  dengan pihak Untar, pihak Pusat Data Arsitektur, atau pihak2 
lain yang
  selama ini sudah memberikan perhatian pada gedung itu.
  Lama2 siapa tahu kita bisa membentuk, atau paling tidak bermimpi 
saja
  dulu :-), semacam Yayasan Candra Naya yang tujuan akhirnya
  menyelamatkan gedung itu lewat berbagai kegiatan. 
  
  - Sesudah itu kita bisa bermimpi sisa gedung yang ada kita bikin 
jadi
  museum/tempat pameran/'community center' atau apalah, yang 
penting
  gedung itu selamat, terpelihara sebagai artefak peran sosial-
politik
  komunitas Cina Batavia/Jakarta.
  
  - Lantas, mimpi lebih besar lagi: siapa tahu nantinya kita bisa
  berdaya menghidupkan lagi roh Sin Ming Hui :-)
  
  BT kan sudah berhasil bikin macam2 gathering, nah kalau punya
  kepedulian menyelamatkan heritage, kan bisa juga tema 
gatheringnya
  difokuskan ke

RE: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-21 Terurut Topik melani chia
Nah ...tuh.. baik usulnya Piter Lim, mesti ada kerelaan mengeluarkan dana,kalau 
menghwatirkan gedung bersejarah dhancurkan,mau nunggu pemerintah pun waktunya 
tdk tepat PR mereka banyak,negra bukan dlm keadaan subur makmur, ..

agung setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote:  setuju, ayo sapa yg mau jadi 
bumper buat maju duluan.
mau harap belas kasih dari modern group seh susah.
walaupun tampang chinese tp isinya bisnis semua.
keluarga mereka itu aktif banget di gereja n vihara,
tp terhadap chandra naya aja gak punya hati nurani. 

--- PK Lim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya setuju sekali atas usulan do something about
 it. Yang dikwatirkan, nasib gedung Candra Naya
 akan habis dimakan rayap dan waktu. Saya lihat
 gedung pergudangan di daerah Tiang Bendera. Sampai
 beberapa tahun yang lalu, sepertinya dipertahankan
 facade nya, itu sepertinya dikarenakan adanya
 peraturan yang melarang pembongkaran. Pada masa2
 terahir, gedung pergudangan itu disanggah dengan
 tiang2 beton. Tapi rupanya itu adalah tipu muslihat
 developer juga, yang hanya menyanggah ala kadarnya,
 dengan harapan roboh sendiri sehingga developer
 punya alasan untuk membongkar. Nyatanya, pada
 ahirnya, roboh juga tuh tembok. Sekarang berdirilah
 sederet ruko (kalu nggak salah). Suatu kemenangan
 developer, mengalahkan nilai historis dengan nilai
 ekonomi.
 
 Sala,
 PK Lim.
 
 Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Boleh juga tuh, diaturin untuk bisa
 gathering sambil melihat arsitektur
 dan memahami permasalahan gedung candranaya. Mana
 moderator? Heheheh,
 boleh nih bole nih bole nih. 
 
 Siapa punya contact number dari contact person untuk
 bisa berkunjung dan
 tour ke Candranaya? Bole dooonk bagi bagi. 
 Siapa yang ngerti arsitektur tuh kemarin, yang
 duluan tour ke
 candranaya? Ayo pak, sekarang kebagian jadi tour
 leadernya ya , sanggup
 tidak?
 Siapa yang ngerti soal arsitektur cina? Siap siap
 jadi pembicara ya.
 Siapa yang masa kecilnya sempet menikmati
 candranaya? Bole donk nanti
 jadi pembicara juga. 
 Kalau disini ga ada yang mau, ntar gue geret juga
 tuh dua sepuh kali2
 aja mau diminta ngomong, hehehehe. 
 
 Moderator nya mana nih? Aturin dnk tour de
 candranaya. Kapan yuk
 kapan yuk kapan???
 
 Kalau soal rubuh sih kayaknya Bu Ida tidak perlu
 kuatir, sisa seuprit
 gedung candranaya itu statusnya masih cagarbudaya,
 jadi kaga ada yang
 bakal berani bikin roboh. 
 Soal masalah maintenancenya barangkali itu yang bisa
 ramai-ramai kita
 bantu. Sumbangan kek, tulisan memoar kek, terbitin
 buku kek, apa kek. 
 We'll see about it, what we can do, kalau udah tahu
 persis
 permasalahannya apa. 
 
 Jadi yang semangat cuman gue ama Bu Ida doank neh?
 Yang lain mana? Unjuk
 jari dunks!
 
 Bu Ida, gue jarang baca netiket milis BT, tapi
 kayaknya one liner masih
 dilarang tuh?
 
 
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
 Of idakhouw
 Sent: Sunday, March 18, 2007 11:44 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: chandra
 naya...menyedihkan!
 
 hehehe,,, kirain pada serius... :))
 
 I.
 
 --- In budaya_tionghua@
 mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Kalau memang BT bisa berbuat sesuatu lagi
 seperti pendahulu tersebut
   diatas, akan sangat baik sekali.
  
  
  Ini ide yang cemerlang :-)
  
  Sebetulnya sangat bisa BTers berbuat sesuatu, tak
 perlu gerakan2
  besar. Konsentrasi saja ke penyelamatan satu
 gedung ini. 
  
  Sekedar contoh: seorang kawan sepulang dari
 berkelana di Jerman bawa
  oleh2 tulisan menarik bagaimana komunitas pecinta
 alam di Freiburg
  atau Berlin (saya lupa) berdaya menyelamatkan
 pohon2 yang hendak
  dibabat karena lokasinya diubah peruntukannya.
  Ketika hari pembabatan itu tiba, komunitas itu
 turun ke lokasi dan
  masing2 melakukan aksi protes memeluk satu-satu
 pohon ketika mesin2
  besar siap membabat mereka. Berkat kekuatan warga
 kota itu (yang
  adalah orang2 biasa seperti kita) selamatlah sang
 pohon2. 
  
  BT juga bisa melakukan hal serupa, mungkin tak
 perlu sampai harus
  seperti warga Jerman itu, tapi melalui kegiatan2
 lain yang kreatif,
  misalnya: 
  
  - Dimulai dengan jalan2 ke lokasi sambil
 mendengarkan penjelasan2
  menyangkut berbagai aspek Candra Naya
 (arsitekturnya, 'peran' gedung
  itu [sebagai rumah mayor terakhir, sebagai pusat
 gerakan Sin Ming Hui,
  tempat lahirnya Baperki dll.]. Aspek2 ini bisa
 dikupas satu-satu
  dalam pertemuan2/jalan2 terpisah. Tujuannya k.l.
 sebagai pengenalan
  dan menumbuhkan daya tarik warga BT atau warga
 lebih luas (syukur2
  kalau kumpul2/ceramah ini bisa dilakukan DI DALAM
 gedung Candra Naya
  sendiri --saya tak tahu lagi kondisinya sekarang
 seperti apa).
  
  Lalu
  - Kalau sudah ada konsolidasi dan 'organisasi'nya
 mulai mapan, bisa
  mulai memikirkan kegiatan2 yang lebih besar,
 misalnya: penerbitan
  tulisan2 yang menyangkut berbagai aspek Candra
 Naya (di milis ini kan
  ternyata banyak yang

RE: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-20 Terurut Topik PK Lim
Saya setuju sekali atas usulan do something about it.  Yang dikwatirkan, 
nasib gedung Candra Naya akan habis dimakan rayap dan waktu.  Saya lihat gedung 
pergudangan di daerah Tiang Bendera.  Sampai beberapa tahun yang lalu, 
sepertinya dipertahankan facade nya, itu sepertinya dikarenakan adanya 
peraturan yang melarang pembongkaran.  Pada masa2 terahir, gedung pergudangan 
itu disanggah dengan tiang2 beton.  Tapi rupanya itu adalah tipu muslihat 
developer juga, yang hanya menyanggah ala kadarnya, dengan harapan roboh 
sendiri sehingga developer punya alasan untuk membongkar.  Nyatanya, pada 
ahirnya, roboh juga tuh tembok.  Sekarang berdirilah sederet ruko (kalu nggak 
salah).  Suatu kemenangan developer, mengalahkan nilai historis dengan nilai 
ekonomi.
   
  Sala,
  PK Lim.

Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Boleh juga tuh, diaturin untuk bisa gathering sambil melihat 
arsitektur
dan memahami permasalahan gedung candranaya. Mana moderator? Heheheh,
boleh nih bole nih bole nih. 

Siapa punya contact number dari contact person untuk bisa berkunjung dan
tour ke Candranaya? Bole dooonk bagi bagi. 
Siapa yang ngerti arsitektur tuh kemarin, yang duluan tour ke
candranaya? Ayo pak, sekarang kebagian jadi tour leadernya ya , sanggup
tidak?
Siapa yang ngerti soal arsitektur cina? Siap siap jadi pembicara ya.
Siapa yang masa kecilnya sempet menikmati candranaya? Bole donk nanti
jadi pembicara juga. 
Kalau disini ga ada yang mau, ntar gue geret juga tuh dua sepuh kali2
aja mau diminta ngomong, hehehehe. 

Moderator nya mana nih? Aturin dnk tour de candranaya. Kapan yuk
kapan yuk kapan???

Kalau soal rubuh sih kayaknya Bu Ida tidak perlu kuatir, sisa seuprit
gedung candranaya itu statusnya masih cagarbudaya, jadi kaga ada yang
bakal berani bikin roboh. 
Soal masalah maintenancenya barangkali itu yang bisa ramai-ramai kita
bantu. Sumbangan kek, tulisan memoar kek, terbitin buku kek, apa kek. 
We'll see about it, what we can do, kalau udah tahu persis
permasalahannya apa. 

Jadi yang semangat cuman gue ama Bu Ida doank neh? Yang lain mana? Unjuk
jari dunks!

Bu Ida, gue jarang baca netiket milis BT, tapi kayaknya one liner masih
dilarang tuh?


-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of idakhouw
Sent: Sunday, March 18, 2007 11:44 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

hehehe,,, kirain pada serius... :))

I.

--- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Kalau memang BT bisa berbuat sesuatu lagi seperti pendahulu tersebut
  diatas, akan sangat baik sekali.
 
 
 Ini ide yang cemerlang :-)
 
 Sebetulnya sangat bisa BTers berbuat sesuatu, tak perlu gerakan2
 besar. Konsentrasi saja ke penyelamatan satu gedung ini. 
 
 Sekedar contoh: seorang kawan sepulang dari berkelana di Jerman bawa
 oleh2 tulisan menarik bagaimana komunitas pecinta alam di Freiburg
 atau Berlin (saya lupa) berdaya menyelamatkan pohon2 yang hendak
 dibabat karena lokasinya diubah peruntukannya.
 Ketika hari pembabatan itu tiba, komunitas itu turun ke lokasi dan
 masing2 melakukan aksi protes memeluk satu-satu pohon ketika mesin2
 besar siap membabat mereka. Berkat kekuatan warga kota itu (yang
 adalah orang2 biasa seperti kita) selamatlah sang pohon2. 
 
 BT juga bisa melakukan hal serupa, mungkin tak perlu sampai harus
 seperti warga Jerman itu, tapi melalui kegiatan2 lain yang kreatif,
 misalnya: 
 
 - Dimulai dengan jalan2 ke lokasi sambil mendengarkan penjelasan2
 menyangkut berbagai aspek Candra Naya (arsitekturnya, 'peran' gedung
 itu [sebagai rumah mayor terakhir, sebagai pusat gerakan Sin Ming Hui,
 tempat lahirnya Baperki dll.]. Aspek2 ini bisa dikupas satu-satu
 dalam pertemuan2/jalan2 terpisah. Tujuannya k.l. sebagai pengenalan
 dan menumbuhkan daya tarik warga BT atau warga lebih luas (syukur2
 kalau kumpul2/ceramah ini bisa dilakukan DI DALAM gedung Candra Naya
 sendiri --saya tak tahu lagi kondisinya sekarang seperti apa).
 
 Lalu
 - Kalau sudah ada konsolidasi dan 'organisasi'nya mulai mapan, bisa
 mulai memikirkan kegiatan2 yang lebih besar, misalnya: penerbitan
 tulisan2 yang menyangkut berbagai aspek Candra Naya (di milis ini kan
 ternyata banyak yang tahu lika-liku Candra Naya dan/atau punya
 pengalaman dengannya, semua bisa berpartisipasi). Ini bisa kerjasama
 dengan pihak Untar, pihak Pusat Data Arsitektur, atau pihak2 lain yang
 selama ini sudah memberikan perhatian pada gedung itu.
 Lama2 siapa tahu kita bisa membentuk, atau paling tidak bermimpi saja
 dulu :-), semacam Yayasan Candra Naya yang tujuan akhirnya
 menyelamatkan gedung itu lewat berbagai kegiatan. 
 
 - Sesudah itu kita bisa bermimpi sisa gedung yang ada kita bikin jadi
 museum/tempat pameran/'community center' atau apalah, yang penting
 gedung itu selamat, terpelihara sebagai artefak peran sosial-politik
 komunitas Cina Batavia/Jakarta.
 
 - Lantas, mimpi

[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-20 Terurut Topik idakhouw
Pak Lim dan Bu Uly
Semoga makin banyak yang tergerak peduli pada Candra Naya. 
Heritages di negara2 maju bisa tetap terpelihara juga salah satu
faktornya karena kepedulian warganya dan mereka mau bergerak (jadi,
walaupun di milis ini terkesan Orang Barat dicitrakan sebagai 'the
Evil Other', kita harus mengakui bahwa mereka seringkali selangkah
lebih maju :-)

Sejauh saya perhatikan, di negara2 maju yang heritagenya terpelihara
selalu ada komunitas pemerhati/peminat bangunan2/sites bersejarah,
biasanya mereka membentuk semacam yayasan yang 'menampung' orang2 yang
peduli heritages ini, memikirkan langkah2 penyelamatan/pengelolaannya,
mengorganisasi kegiatan2 sehingga komunitas itu terus hidup dll. 

Di Jakarta juga ada yayasan yang cukup sukses mengelola bangunan tua:
Yayasan Gedung Arsip Nasional (-maaf kalau kurang tepat namanya- yang
mengelola Gedung Arnas/Villa de Klerk di Jl. Gajah Mada). Mereka
mendayagunakan gedung itu menjadi tempat pameran, tempat resepsi dll;
juga mengelola penerbitan newsletter berkala berisi tulisan2 terkait
gedung itu, memperluas keanggotaan (anggota membayar iuran tahunan) dst.

Kalau benar2 serius (dan sukses dengan kegiatan awalnya: jalan2 ke
lokasi), langkah selanjutnya BT bisa belajar/studi banding ke Yayasan
Arnas itu, belajar dari pengalaman2 mereka bisa survive sampai sekarang.

Silakan bila ada ide2 lain,
Ida Khouw  

ps: Tepat sekali Pak Lim, pengamatannya terkait trik2 developers
melenyapkan bangunan tua bersejarah.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, PK Lim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya setuju sekali atas usulan do something about it.  Yang
dikwatirkan, nasib gedung Candra Naya akan habis dimakan rayap dan
waktu.  Saya lihat gedung pergudangan di daerah Tiang Bendera.  Sampai
beberapa tahun yang lalu, sepertinya dipertahankan facade nya, itu
sepertinya dikarenakan adanya peraturan yang melarang pembongkaran. 
Pada masa2 terahir, gedung pergudangan itu disanggah dengan tiang2
beton.  Tapi rupanya itu adalah tipu muslihat developer juga, yang
hanya menyanggah ala kadarnya, dengan harapan roboh sendiri sehingga
developer punya alasan untuk membongkar.  Nyatanya, pada ahirnya,
roboh juga tuh tembok.  Sekarang berdirilah sederet ruko (kalu nggak
salah).  Suatu kemenangan developer, mengalahkan nilai historis dengan
nilai ekonomi.

   Sala,
   PK Lim.
 
 Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Boleh juga tuh, diaturin untuk bisa gathering sambil
melihat arsitektur
 dan memahami permasalahan gedung candranaya. Mana moderator? Heheheh,
 boleh nih bole nih bole nih. 
 
 Siapa punya contact number dari contact person untuk bisa berkunjung dan
 tour ke Candranaya? Bole dooonk bagi bagi. 
 Siapa yang ngerti arsitektur tuh kemarin, yang duluan tour ke
 candranaya? Ayo pak, sekarang kebagian jadi tour leadernya ya , sanggup
 tidak?
 Siapa yang ngerti soal arsitektur cina? Siap siap jadi pembicara ya.
 Siapa yang masa kecilnya sempet menikmati candranaya? Bole donk nanti
 jadi pembicara juga. 
 Kalau disini ga ada yang mau, ntar gue geret juga tuh dua sepuh kali2
 aja mau diminta ngomong, hehehehe. 
 
 Moderator nya mana nih? Aturin dnk tour de candranaya. Kapan yuk
 kapan yuk kapan???
 
 Kalau soal rubuh sih kayaknya Bu Ida tidak perlu kuatir, sisa seuprit
 gedung candranaya itu statusnya masih cagarbudaya, jadi kaga ada yang
 bakal berani bikin roboh. 
 Soal masalah maintenancenya barangkali itu yang bisa ramai-ramai kita
 bantu. Sumbangan kek, tulisan memoar kek, terbitin buku kek, apa kek. 
 We'll see about it, what we can do, kalau udah tahu persis
 permasalahannya apa. 
 
 Jadi yang semangat cuman gue ama Bu Ida doank neh? Yang lain mana? Unjuk
 jari dunks!
 
 Bu Ida, gue jarang baca netiket milis BT, tapi kayaknya one liner masih
 dilarang tuh?




RE: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-20 Terurut Topik agung setiawan
setuju, ayo sapa yg mau jadi bumper buat maju duluan.
mau harap belas kasih dari modern group seh susah.
walaupun tampang chinese tp isinya bisnis semua.
keluarga mereka itu aktif banget di gereja n vihara,
tp terhadap chandra naya aja gak punya hati nurani. 


--- PK Lim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya setuju sekali atas usulan do something about
 it.  Yang dikwatirkan, nasib gedung Candra Naya
 akan habis dimakan rayap dan waktu.  Saya lihat
 gedung pergudangan di daerah Tiang Bendera.  Sampai
 beberapa tahun yang lalu, sepertinya dipertahankan
 facade nya, itu sepertinya dikarenakan adanya
 peraturan yang melarang pembongkaran.  Pada masa2
 terahir, gedung pergudangan itu disanggah dengan
 tiang2 beton.  Tapi rupanya itu adalah tipu muslihat
 developer juga, yang hanya menyanggah ala kadarnya,
 dengan harapan roboh sendiri sehingga developer
 punya alasan untuk membongkar.  Nyatanya, pada
 ahirnya, roboh juga tuh tembok.  Sekarang berdirilah
 sederet ruko (kalu nggak salah).  Suatu kemenangan
 developer, mengalahkan nilai historis dengan nilai
 ekonomi.

   Sala,
   PK Lim.
 
 Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Boleh juga tuh, diaturin untuk bisa
 gathering sambil melihat arsitektur
 dan memahami permasalahan gedung candranaya. Mana
 moderator? Heheheh,
 boleh nih bole nih bole nih. 
 
 Siapa punya contact number dari contact person untuk
 bisa berkunjung dan
 tour ke Candranaya? Bole dooonk bagi bagi. 
 Siapa yang ngerti arsitektur tuh kemarin, yang
 duluan tour ke
 candranaya? Ayo pak, sekarang kebagian jadi tour
 leadernya ya , sanggup
 tidak?
 Siapa yang ngerti soal arsitektur cina? Siap siap
 jadi pembicara ya.
 Siapa yang masa kecilnya sempet menikmati
 candranaya? Bole donk nanti
 jadi pembicara juga. 
 Kalau disini ga ada yang mau, ntar gue geret juga
 tuh dua sepuh kali2
 aja mau diminta ngomong, hehehehe. 
 
 Moderator nya mana nih? Aturin dnk tour de
 candranaya. Kapan yuk
 kapan yuk kapan???
 
 Kalau soal rubuh sih kayaknya Bu Ida tidak perlu
 kuatir, sisa seuprit
 gedung candranaya itu statusnya masih cagarbudaya,
 jadi kaga ada yang
 bakal berani bikin roboh. 
 Soal masalah maintenancenya barangkali itu yang bisa
 ramai-ramai kita
 bantu. Sumbangan kek, tulisan memoar kek, terbitin
 buku kek, apa kek. 
 We'll see about it, what we can do, kalau udah tahu
 persis
 permasalahannya apa. 
 
 Jadi yang semangat cuman gue ama Bu Ida doank neh?
 Yang lain mana? Unjuk
 jari dunks!
 
 Bu Ida, gue jarang baca netiket milis BT, tapi
 kayaknya one liner masih
 dilarang tuh?
 
 
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
 Of idakhouw
 Sent: Sunday, March 18, 2007 11:44 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: chandra
 naya...menyedihkan!
 
 hehehe,,, kirain pada serius... :))
 
 I.
 
 --- In budaya_tionghua@
 mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Kalau memang BT bisa berbuat sesuatu lagi
 seperti pendahulu tersebut
   diatas, akan sangat baik sekali.
  
  
  Ini ide yang cemerlang :-)
  
  Sebetulnya sangat bisa BTers berbuat sesuatu, tak
 perlu gerakan2
  besar. Konsentrasi saja ke penyelamatan satu
 gedung ini. 
  
  Sekedar contoh: seorang kawan sepulang dari
 berkelana di Jerman bawa
  oleh2 tulisan menarik bagaimana komunitas pecinta
 alam di Freiburg
  atau Berlin (saya lupa) berdaya menyelamatkan
 pohon2 yang hendak
  dibabat karena lokasinya diubah peruntukannya.
  Ketika hari pembabatan itu tiba, komunitas itu
 turun ke lokasi dan
  masing2 melakukan aksi protes memeluk satu-satu
 pohon ketika mesin2
  besar siap membabat mereka. Berkat kekuatan warga
 kota itu (yang
  adalah orang2 biasa seperti kita) selamatlah sang
 pohon2. 
  
  BT juga bisa melakukan hal serupa, mungkin tak
 perlu sampai harus
  seperti warga Jerman itu, tapi melalui kegiatan2
 lain yang kreatif,
  misalnya: 
  
  - Dimulai dengan jalan2 ke lokasi sambil
 mendengarkan penjelasan2
  menyangkut berbagai aspek Candra Naya
 (arsitekturnya, 'peran' gedung
  itu [sebagai rumah mayor terakhir, sebagai pusat
 gerakan Sin Ming Hui,
  tempat lahirnya Baperki dll.]. Aspek2 ini bisa
 dikupas satu-satu
  dalam pertemuan2/jalan2 terpisah. Tujuannya k.l.
 sebagai pengenalan
  dan menumbuhkan daya tarik warga BT atau warga
 lebih luas (syukur2
  kalau kumpul2/ceramah ini bisa dilakukan DI DALAM
 gedung Candra Naya
  sendiri --saya tak tahu lagi kondisinya sekarang
 seperti apa).
  
  Lalu
  - Kalau sudah ada konsolidasi dan 'organisasi'nya
 mulai mapan, bisa
  mulai memikirkan kegiatan2 yang lebih besar,
 misalnya: penerbitan
  tulisan2 yang menyangkut berbagai aspek Candra
 Naya (di milis ini kan
  ternyata banyak yang tahu lika-liku Candra Naya
 dan/atau punya
  pengalaman dengannya, semua bisa berpartisipasi).
 Ini bisa kerjasama
  dengan pihak Untar, pihak Pusat Data Arsitektur,
 atau pihak2 lain yang
  selama ini sudah memberikan perhatian pada gedung
 itu.
  Lama2

[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-18 Terurut Topik idakhouw
hehehe,,, kirain pada serius... :))

I.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Kalau memang BT bisa berbuat sesuatu lagi seperti pendahulu tersebut
  diatas, akan sangat baik sekali.
 
 
 Ini ide yang cemerlang :-)
 
 Sebetulnya sangat bisa BTers berbuat sesuatu, tak perlu gerakan2
 besar. Konsentrasi saja ke penyelamatan satu gedung ini. 
 
 Sekedar contoh: seorang kawan sepulang dari berkelana di Jerman bawa
 oleh2 tulisan menarik bagaimana komunitas pecinta alam di Freiburg
 atau Berlin (saya lupa) berdaya menyelamatkan pohon2 yang hendak
 dibabat karena lokasinya diubah peruntukannya.
 Ketika hari pembabatan itu tiba, komunitas itu turun ke lokasi dan
 masing2 melakukan aksi protes memeluk satu-satu pohon ketika mesin2
 besar siap membabat mereka. Berkat kekuatan warga kota itu (yang
 adalah orang2 biasa seperti kita) selamatlah sang pohon2. 
 
 BT juga bisa melakukan hal serupa, mungkin tak perlu sampai harus
 seperti warga Jerman itu, tapi melalui kegiatan2 lain yang kreatif,
 misalnya: 
 
 - Dimulai dengan jalan2 ke lokasi sambil mendengarkan penjelasan2
 menyangkut berbagai aspek Candra Naya (arsitekturnya, 'peran' gedung
 itu [sebagai rumah mayor terakhir, sebagai pusat gerakan Sin Ming Hui,
  tempat lahirnya Baperki dll.]. Aspek2 ini bisa dikupas satu-satu
 dalam pertemuan2/jalan2 terpisah. Tujuannya k.l. sebagai pengenalan
 dan menumbuhkan daya tarik warga BT atau warga lebih luas (syukur2
 kalau kumpul2/ceramah ini bisa dilakukan DI DALAM gedung Candra Naya
 sendiri --saya tak tahu lagi kondisinya sekarang seperti apa).
 
 Lalu
 - Kalau sudah ada konsolidasi dan 'organisasi'nya mulai mapan, bisa
 mulai memikirkan kegiatan2 yang lebih besar, misalnya: penerbitan
 tulisan2 yang menyangkut berbagai aspek Candra Naya (di milis ini kan
 ternyata banyak yang tahu lika-liku Candra Naya dan/atau punya
 pengalaman dengannya, semua bisa berpartisipasi). Ini bisa kerjasama
 dengan pihak Untar, pihak Pusat Data Arsitektur, atau pihak2 lain yang
 selama ini sudah memberikan perhatian pada gedung itu.
 Lama2 siapa tahu kita bisa membentuk, atau paling tidak bermimpi saja
 dulu :-), semacam Yayasan Candra Naya yang tujuan akhirnya
 menyelamatkan gedung itu lewat berbagai kegiatan. 
 
 - Sesudah itu kita bisa bermimpi sisa gedung yang ada kita bikin jadi
 museum/tempat pameran/'community center' atau apalah, yang penting
 gedung itu selamat, terpelihara sebagai artefak peran sosial-politik
 komunitas Cina Batavia/Jakarta.
 
 - Lantas, mimpi lebih besar lagi: siapa tahu nantinya kita bisa
 berdaya menghidupkan lagi roh Sin Ming Hui :-)
 
 BT kan sudah berhasil bikin macam2 gathering, nah kalau punya
 kepedulian menyelamatkan heritage, kan bisa juga tema gatheringnya
 difokuskan ke penyelamatan Candra Naya. Kalau sudah sukses dengan satu
 gedung, kita bisa merambah ke gedung2 lain. Lumayan kan kita bisa
 menabung satu karma baik ;) menjaga satu warisan buat generasi
 selanjutnya.
 
 Kendala2 teknis pasti ada, yang sudah kelihatan: lahan itu sekarang
 dimiliki Modern Group yang juga sedang bermasalah, tapi jalan kan bisa
 saja dicari. Siapa tahu ada dari antara BTers yang punya akses ke
 Modern Group dan bisa mengkomunikasikan niat ini ke mereka. Sudah
 pasti buat Modern Group ini masalah sensitif, apalagi di lokasi sudah
 berdiri bangunan tinggi yang mengangkangi Candra Naya, namun kalau
 kita berpikir dengan banyak kepala kan mudah2an ada jalan keluar.
 
 Langkah2 lainnya saya yakin BTers punya banyak ide dan keahlian untuk
 memikirkan dan merumuskannya bersama kalau memang mau serius melakukan
 sesuatu. 
 
 Demikian kira2 sumbangan mimpi saya :)
 Ida Khouw
 
 
 
  
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Steeve Haryanto
 stv75_id@ wrote:
 
  Bicara soal kota Tua, saya jadi tertarik.
  Untuk gdg chandra naya itu banyak polemiknya.Swkt saya aktif di
  Historia banyak isu beredar bahwa gdg itu akan dihancur kan oleh
  sekelompok orang tionghoa sendiri karna opini mereka gedung tersebut
  tidak bagus Hong Sui nya dst.
  Kmd beberapa aktivis sejarah membuat suatu surat yang ditandatangani
  oleh beberapa LSM mengenai keberadaan dan pelestarian peninggalan
  sejarah ke Gubernur DKI.
  Kasus candranaya sama seperti kasusnya makam SBK, itu juga sempat kami
  menitipkan amplop untuk RT nya agar di perbaiki makamnya dan
  dilestarikan keberadaannya.
  Kalau memang BT bisa berbuat sesuatu lagi seperti pendahulu tersebut
  diatas, akan sangat baik sekali.
  Saya sempat mengambil beberapa gambar mengenai gedung itu, tetapi
  tidak bisa dari dekat karna di hardik oleh Satpamnya karna forbidden
  buat orang luar, last status itu sdh dibeli oleh swasta CMIIW.
  Terimakasih
  semoga menjawab,
  Steeve
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 ulysee_me2@
  wrote:
  ...deleted...
   
   Lagi mikir, nungguin inisiatip pemerintah buat ini itu, kayaknya
mah 
   bisa keburu rubuh. Kalau orang awam kayak kita pengen melakukan 
   sesuatu untuk mempertahankan heritage yang 

[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-16 Terurut Topik idakhouw
 Kalau memang BT bisa berbuat sesuatu lagi seperti pendahulu tersebut
 diatas, akan sangat baik sekali.


Ini ide yang cemerlang :-)

Sebetulnya sangat bisa BTers berbuat sesuatu, tak perlu gerakan2
besar. Konsentrasi saja ke penyelamatan satu gedung ini. 

Sekedar contoh: seorang kawan sepulang dari berkelana di Jerman bawa
oleh2 tulisan menarik bagaimana komunitas pecinta alam di Freiburg
atau Berlin (saya lupa) berdaya menyelamatkan pohon2 yang hendak
dibabat karena lokasinya diubah peruntukannya.
Ketika hari pembabatan itu tiba, komunitas itu turun ke lokasi dan
masing2 melakukan aksi protes memeluk satu-satu pohon ketika mesin2
besar siap membabat mereka. Berkat kekuatan warga kota itu (yang
adalah orang2 biasa seperti kita) selamatlah sang pohon2. 

BT juga bisa melakukan hal serupa, mungkin tak perlu sampai harus
seperti warga Jerman itu, tapi melalui kegiatan2 lain yang kreatif,
misalnya: 

- Dimulai dengan jalan2 ke lokasi sambil mendengarkan penjelasan2
menyangkut berbagai aspek Candra Naya (arsitekturnya, 'peran' gedung
itu [sebagai rumah mayor terakhir, sebagai pusat gerakan Sin Ming Hui,
 tempat lahirnya Baperki dll.]. Aspek2 ini bisa dikupas satu-satu
dalam pertemuan2/jalan2 terpisah. Tujuannya k.l. sebagai pengenalan
dan menumbuhkan daya tarik warga BT atau warga lebih luas (syukur2
kalau kumpul2/ceramah ini bisa dilakukan DI DALAM gedung Candra Naya
sendiri --saya tak tahu lagi kondisinya sekarang seperti apa).

Lalu
- Kalau sudah ada konsolidasi dan 'organisasi'nya mulai mapan, bisa
mulai memikirkan kegiatan2 yang lebih besar, misalnya: penerbitan
tulisan2 yang menyangkut berbagai aspek Candra Naya (di milis ini kan
ternyata banyak yang tahu lika-liku Candra Naya dan/atau punya
pengalaman dengannya, semua bisa berpartisipasi). Ini bisa kerjasama
dengan pihak Untar, pihak Pusat Data Arsitektur, atau pihak2 lain yang
selama ini sudah memberikan perhatian pada gedung itu.
Lama2 siapa tahu kita bisa membentuk, atau paling tidak bermimpi saja
dulu :-), semacam Yayasan Candra Naya yang tujuan akhirnya
menyelamatkan gedung itu lewat berbagai kegiatan. 

- Sesudah itu kita bisa bermimpi sisa gedung yang ada kita bikin jadi
museum/tempat pameran/'community center' atau apalah, yang penting
gedung itu selamat, terpelihara sebagai artefak peran sosial-politik
komunitas Cina Batavia/Jakarta.

- Lantas, mimpi lebih besar lagi: siapa tahu nantinya kita bisa
berdaya menghidupkan lagi roh Sin Ming Hui :-)

BT kan sudah berhasil bikin macam2 gathering, nah kalau punya
kepedulian menyelamatkan heritage, kan bisa juga tema gatheringnya
difokuskan ke penyelamatan Candra Naya. Kalau sudah sukses dengan satu
gedung, kita bisa merambah ke gedung2 lain. Lumayan kan kita bisa
menabung satu karma baik ;) menjaga satu warisan buat generasi
selanjutnya.

Kendala2 teknis pasti ada, yang sudah kelihatan: lahan itu sekarang
dimiliki Modern Group yang juga sedang bermasalah, tapi jalan kan bisa
saja dicari. Siapa tahu ada dari antara BTers yang punya akses ke
Modern Group dan bisa mengkomunikasikan niat ini ke mereka. Sudah
pasti buat Modern Group ini masalah sensitif, apalagi di lokasi sudah
berdiri bangunan tinggi yang mengangkangi Candra Naya, namun kalau
kita berpikir dengan banyak kepala kan mudah2an ada jalan keluar.

Langkah2 lainnya saya yakin BTers punya banyak ide dan keahlian untuk
memikirkan dan merumuskannya bersama kalau memang mau serius melakukan
sesuatu. 

Demikian kira2 sumbangan mimpi saya :)
Ida Khouw



 
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Steeve Haryanto
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bicara soal kota Tua, saya jadi tertarik.
 Untuk gdg chandra naya itu banyak polemiknya.Swkt saya aktif di
 Historia banyak isu beredar bahwa gdg itu akan dihancur kan oleh
 sekelompok orang tionghoa sendiri karna opini mereka gedung tersebut
 tidak bagus Hong Sui nya dst.
 Kmd beberapa aktivis sejarah membuat suatu surat yang ditandatangani
 oleh beberapa LSM mengenai keberadaan dan pelestarian peninggalan
 sejarah ke Gubernur DKI.
 Kasus candranaya sama seperti kasusnya makam SBK, itu juga sempat kami
 menitipkan amplop untuk RT nya agar di perbaiki makamnya dan
 dilestarikan keberadaannya.
 Kalau memang BT bisa berbuat sesuatu lagi seperti pendahulu tersebut
 diatas, akan sangat baik sekali.
 Saya sempat mengambil beberapa gambar mengenai gedung itu, tetapi
 tidak bisa dari dekat karna di hardik oleh Satpamnya karna forbidden
 buat orang luar, last status itu sdh dibeli oleh swasta CMIIW.
 Terimakasih
 semoga menjawab,
 Steeve
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 ulysee_me2@
 wrote:
 ...deleted...
  
  Lagi mikir, nungguin inisiatip pemerintah buat ini itu, kayaknya mah 
  bisa keburu rubuh. Kalau orang awam kayak kita pengen melakukan 
  sesuatu untuk mempertahankan heritage yang tinggal secuil itu, 
  mempertahankan cagar budaya begitu, caranya gimana ya?
  
  Itu gedung2 tua di kota lama juga, masih tampak sisa sisa 
  kecantikannya, tapi tampak uzur dan tak terawat, gelap, kayak jadi 
  tempat 

[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-15 Terurut Topik ulysee_me2

Wah iya juga. 
Lantaran penasaran, hasil meng google2, ternyata tahun 2000 udah ada 
yang nulis tentang keadaan gedung candranaya yang telantar  
menyedihkan. Tapi kayaknya ga ada tanggapan, baru setelah ada 
developer yang  mau gusur candranaya pindah ke TMII, mulai orang ribut 
ribut, dan ada sekelompoko pengusaha tionghoa bilang mau udunan untuk 
membantu perawatan gedung yang tinggal sisa sedikit. 
Entah itu dana perawatan jadi ngucur atau tidak, dan maintenancenya 
sekarang dalam tanggung jawab siapa. Masih cari cari info, hehehehe.

Lagi mikir, nungguin inisiatip pemerintah buat ini itu, kayaknya mah 
bisa keburu rubuh. Kalau orang awam kayak kita pengen melakukan 
sesuatu untuk mempertahankan heritage yang tinggal secuil itu, 
mempertahankan cagar budaya begitu, caranya gimana ya?

Itu gedung2 tua di kota lama juga, masih tampak sisa sisa 
kecantikannya, tapi tampak uzur dan tak terawat, gelap, kayak jadi 
tempat angker aja. Sayang ya. Padahal kalau dipelihara dan dikelola, 
bisa melebihi kecantikan Fullerton di singapur tuh.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nasib chandranaya ini sebetulnya sama dengan nasib bangunan kuno 
yang lain
 di Indonesia, yakni banyak yang terlantar, dan banyak lagi yang 
dirombak
 total dan dibongkar. sama sekali tidak ada urusannya dengan politik
 rasialis. lebih pada kebodohan dan keserakahan pemerintah kota. yang 
tidak
 mampu menjaga cagar budaya, sebagian karena ketidak tahuan akan nilai
 bangunan tua. sebagian karena tergiur oleh uang developer,
 masyarakat boleh buta akan nilai bangunan tua, pengusaha boleh hanya
 mengejar untung, tapi aparat yang diangkat sebagai penjaga peraturan 
dan
 pengatur perkembangan kota tidak boleh.




[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-15 Terurut Topik Steeve Haryanto
Bicara soal kota Tua, saya jadi tertarik.
Untuk gdg chandra naya itu banyak polemiknya.Swkt saya aktif di
Historia banyak isu beredar bahwa gdg itu akan dihancur kan oleh
sekelompok orang tionghoa sendiri karna opini mereka gedung tersebut
tidak bagus Hong Sui nya dst.
Kmd beberapa aktivis sejarah membuat suatu surat yang ditandatangani
oleh beberapa LSM mengenai keberadaan dan pelestarian peninggalan
sejarah ke Gubernur DKI.
Kasus candranaya sama seperti kasusnya makam SBK, itu juga sempat kami
menitipkan amplop untuk RT nya agar di perbaiki makamnya dan
dilestarikan keberadaannya.
Kalau memang BT bisa berbuat sesuatu lagi seperti pendahulu tersebut
diatas, akan sangat baik sekali.
Saya sempat mengambil beberapa gambar mengenai gedung itu, tetapi
tidak bisa dari dekat karna di hardik oleh Satpamnya karna forbidden
buat orang luar, last status itu sdh dibeli oleh swasta CMIIW.
Terimakasih
semoga menjawab,
Steeve

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 [EMAIL PROTECTED]
wrote:
...deleted...
 
 Lagi mikir, nungguin inisiatip pemerintah buat ini itu, kayaknya mah 
 bisa keburu rubuh. Kalau orang awam kayak kita pengen melakukan 
 sesuatu untuk mempertahankan heritage yang tinggal secuil itu, 
 mempertahankan cagar budaya begitu, caranya gimana ya?
 
 Itu gedung2 tua di kota lama juga, masih tampak sisa sisa 
 kecantikannya, tapi tampak uzur dan tak terawat, gelap, kayak jadi 
 tempat angker aja. Sayang ya. Padahal kalau dipelihara dan dikelola, 
 bisa melebihi kecantikan Fullerton di singapur tuh.
 




Re: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-15 Terurut Topik Skalaras
Satu2nya yang bisa kita lakukan adalah memperkuat komunitas Pelestari bangunan 
tua, lantas secara organisasi membuat petisi atau protes setiap ada 
pelanggaran, protest ini harus kita sampaikan ke masmedia, pemerintah kota dan 
DPRD. 

Mungkin gerakan ini tidak akan efektif jika aparat pemerintah dan anggota DPRD 
tetap akrab dengan budaya sogokan, tapi minimum membuat para developer sedikit 
repot, menghabiskan energi dan waktu yang lama, dan mengeluarkan ongkos yang 
lebih besar dalam perkara ini. sehingga sedikit mengurangi minat pengusaha pada 
bangunan tua. sembari kita menunggu perbaikan siitem politik di Indonesia, yang 
memungkinkan masyarakat memiliki kekuatan kontrol yang memadai, baik lewat 
perbaikan sisitem pengadilan maupun sistem pemilihan kepala pemerintahan atau 
DPRD.

Salam,
ZFy

  - Original Message - 
  From: ulysee_me2 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, March 15, 2007 4:48 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!



  Wah iya juga. 
  Lantaran penasaran, hasil meng google2, ternyata tahun 2000 udah ada 
  yang nulis tentang keadaan gedung candranaya yang telantar 
  menyedihkan. Tapi kayaknya ga ada tanggapan, baru setelah ada 
  developer yang mau gusur candranaya pindah ke TMII, mulai orang ribut 
  ribut, dan ada sekelompoko pengusaha tionghoa bilang mau udunan untuk 
  membantu perawatan gedung yang tinggal sisa sedikit. 
  Entah itu dana perawatan jadi ngucur atau tidak, dan maintenancenya 
  sekarang dalam tanggung jawab siapa. Masih cari cari info, hehehehe.

  Lagi mikir, nungguin inisiatip pemerintah buat ini itu, kayaknya mah 
  bisa keburu rubuh. Kalau orang awam kayak kita pengen melakukan 
  sesuatu untuk mempertahankan heritage yang tinggal secuil itu, 
  mempertahankan cagar budaya begitu, caranya gimana ya?

  Itu gedung2 tua di kota lama juga, masih tampak sisa sisa 
  kecantikannya, tapi tampak uzur dan tak terawat, gelap, kayak jadi 
  tempat angker aja. Sayang ya. Padahal kalau dipelihara dan dikelola, 
  bisa melebihi kecantikan Fullerton di singapur tuh.


  Recent Activity
a..  32New Members
  Visit Your Group 
  SPONSORED LINKS
a.. Indonesian languages 
b.. Dan 
c.. Indonesian 
d.. Indonesian language course 
e.. Indonesian language learn 
  Got Yodel?
  Best Yahoo! Yodel

  Give us your best

  yodel and win!

  Ads on Yahoo!
  Learn more now.

  Reach customers

  searching for you.

  Y! Messenger
  All together now

  Host a free online

  conference on IM.
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-15 Terurut Topik melani chia
Mesti punya taring dulu Ly,  kamunya , kalau ngak mah sebodoh teing,yg jd 
menteri aja kerjanya koleksi bini muda,mau di bawa kemana negara ngak 
jelas,bagaimana bisa mikirin negara biar baik,biar negaranya makmur,biar 
rakyatnya dikasih skill buat cari makan biar ,hidupnya lebih 
manusiawi,...boro2 mikirin gedung candranaya

- Original Message 
From: ulysee_me2 [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, 15 March, 2007 5:48:33 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!









  





Wah iya juga. 

Lantaran penasaran, hasil meng google2, ternyata tahun 2000 udah ada 

yang nulis tentang keadaan gedung candranaya yang telantar  

menyedihkan. Tapi kayaknya ga ada tanggapan, baru setelah ada 

developer yang  mau gusur candranaya pindah ke TMII, mulai orang ribut 

ribut, dan ada sekelompoko pengusaha tionghoa bilang mau udunan untuk 

membantu perawatan gedung yang tinggal sisa sedikit. 

Entah itu dana perawatan jadi ngucur atau tidak, dan maintenancenya 

sekarang dalam tanggung jawab siapa. Masih cari cari info, hehehehe.



Lagi mikir, nungguin inisiatip pemerintah buat ini itu, kayaknya mah 

bisa keburu rubuh. Kalau orang awam kayak kita pengen melakukan 

sesuatu untuk mempertahankan heritage yang tinggal secuil itu, 

mempertahankan cagar budaya begitu, caranya gimana ya?



Itu gedung2 tua di kota lama juga, masih tampak sisa sisa 

kecantikannya, tapi tampak uzur dan tak terawat, gelap, kayak jadi 

tempat angker aja. Sayang ya. Padahal kalau dipelihara dan dikelola, 

bisa melebihi kecantikan Fullerton di singapur tuh.



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] wrote:



 Nasib chandranaya ini sebetulnya sama dengan nasib bangunan kuno 

yang lain

 di Indonesia, yakni banyak yang terlantar, dan banyak lagi yang 

dirombak

 total dan dibongkar. sama sekali tidak ada urusannya dengan politik

 rasialis. lebih pada kebodohan dan keserakahan pemerintah kota. yang 

tidak

 mampu menjaga cagar budaya, sebagian karena ketidak tahuan akan nilai

 bangunan tua. sebagian karena tergiur oleh uang developer,

 masyarakat boleh buta akan nilai bangunan tua, pengusaha boleh hanya

 mengejar untung, tapi aparat yang diangkat sebagai penjaga peraturan 

dan

 pengatur perkembangan kota tidak boleh.






  







!--

#ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;}
#ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}
#ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, 
sans-serif;}
#ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}
#ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}
#ygrp-text{
font-family:Georgia;
}
#ygrp-text p{
margin:0 0 1em 0;}
#ygrp-tpmsgs{
font-family:Arial;
clear:both;}
#ygrp-vitnav{
padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;}
#ygrp-vitnav a{
padding:0 1px;}
#ygrp-actbar{
clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text-align:right;}
#ygrp-actbar .left{
float:left;white-space:nowrap;}
.bld{font-weight:bold;}
#ygrp-grft{
font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;}
#ygrp-ft{
font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666;
padding:5px 0;
}
#ygrp-mlmsg #logo{
padding-bottom:10px;}

#ygrp-vital{
background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;}
#ygrp-vital #vithd{
font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-transform:uppercase;}
#ygrp-vital ul{
padding:0;margin:2px 0;}
#ygrp-vital ul li{
list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee;
}
#ygrp-vital ul li .ct{
font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-align:right;padding-right:.5em;}
#ygrp-vital ul li .cat{
font-weight:bold;}
#ygrp-vital a {
text-decoration:none;}

#ygrp-vital a:hover{
text-decoration:underline;}

#ygrp-sponsor #hd{
color:#999;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov{
padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;}
#ygrp-sponsor #ov ul{
padding:0 0 0 8px;margin:0;}
#ygrp-sponsor #ov li{
list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov li a{
text-decoration:none;font-size:130%;}
#ygrp-sponsor #nc {
background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;}
#ygrp-sponsor .ad{
padding:8px 0;}
#ygrp-sponsor .ad #hd1{
font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;}
#ygrp-sponsor .ad a{
text-decoration:none;}
#ygrp-sponsor .ad a:hover{
text-decoration:underline;}
#ygrp-sponsor .ad p{
margin:0;}
o {font-size:0;}
.MsoNormal {
margin:0 0 0 0;}
#ygrp-text tt{
font-size:120%;}
blockquote{margin:0 0 0 4px;}
.replbq {margin:4;}
--









___ 
All New Yahoo! Mail – Tired of unwanted email come-ons? Let our SpamGuard 
protect you. http://uk.docs.yahoo.com/nowyoucan.html

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-14 Terurut Topik ulysee_me2
Wakakakaka huehehehe, gue ketawa puas deh. 
Istilah hek to itu keluar lagi, huehuehue. Untung ga ada siucay yang 
amsiong begitu disembur sekali, hehehehe.

Betul tuh, jangan asal pentang bacot, mengumbar prejudis pribadi, 
membikin ruwet urusan aja.

Hal nya gedung Chandranaya, memang sangat disesali, hancurnya itu 
katanya lantaran campur tangan orang tionghoa sendiri. 
Makanya banyak yang misuh misuh, dikhianati orang sendiri lebih 
sakit daripada digebukin tetangga, begitu lhoh katanya. 

ABS loocianpwee cerita lagi donk kasus Chandranaya. Sebetulnya apa 
yang terjadi sih sama gedung itu? Katanya pernah jadi sengketa, 
terus ada rebutan segala. Sebenernya wat hepen aya naon sih sama 
Chandranaya?? 

Gossip yang gue dengar malah sehubungan metafisika, katanya daerah 
Chandranaya itu bagus hongsuinya maka dijadikan rebutan. Katanya 
orang yang ngerti Itu di bawah gedung utama ada cahaya keemasan 
memancar, urusannya sama hongsui atau apa. Jadi yang PUNYA tanah 
disitu akan mudah dapet duit jadi kaya raya, getoh. 
Tapi lantaran ada gedung di pinggirnya (entah gedung apa) yang 
mengandung sha qi (hawa membunuh) maka itu cahaya emas meredup atau 
semacam itulah. Huehuehue, ga ngerti deh. Tapi gue demen aja sama 
gossip gossip ajaib gitu.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bikin statement itu dipikir dulu, jangan asal pentang bacot!
 
 Koq bisa-bisanya bilang: sesuatu yg indah dihancurkan hanya 
karena 
 kebencian pada etnik tionghoa, itulah kebodohan bangsa indonesia! 
Semua 
 kita, termasuk saya dan Jimmy-heng sendiri, sebagai bangsa 
Indonesia, patut 
 tersinggung dong dipukul-rata sebagai bodoh begitu.
 Kecuali barangkali Jimmy Pualamsyah memang bukan bangsa 
Indonesia...
 
 Padahal yang bikin gedung Chandra Naya dalam kondisinya seperti 
sekarang, ya 
 bukan lain dari orang Tionghoa juga. Itu bahkan sudah disebut, 
malahan 
 beberapa kali, di milis ini dalam thread tentang Chandra Naya ini.
 Nah, mereka-mereka itulah, kalau Jimmy-heng mau, boleh dituduh 
sebagai yang 
 bodoh dan yang benci pada etnik tionghoa, jangan dipukul-rata 
semua bangsa 
 Indonesia!
 
 Kalau Jimmy-heng tidak tahu (atau pura-pura tidak tahu), kita 
semua di milis 
 ini bisa memberitahu siapa mereka itu.
 Kepada mereka itulah Jimmy-heng harus mengajar dan memberikan 
pencerahan 
 supaya mereka itu tidak tetap: entah sampai kapan akan menjadi 
cerdas dan 
 beretika moral tinggi!
 
 Wasalam.
 
 --
 
 - Original Message - 
 From: jimmy pualamsyah
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Monday, March 12, 2007 11:37 AM
 Subject: RE: [budaya_tionghua] chandra naya...menyedihkan!
 
  sesuatu yg indah dihancurkan hanya karena kebencian
  pada etnik tionghoa, itulah kebodohan bangsa indonesia,
  entah sampai kapan akan menjadi cerdas dan
  beretika moral tinggi





[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-13 Terurut Topik eddypw
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, gsuryana [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Yup, silahkan komplain ke kedubes RRT saja, soale yang membangun 
pavilliun tsb , itu sebabnya bahannya banyak yang di kirim dari RRT, 


Apakah Anda punya bukti kuat ttg apa yg Anda katakan, 
terutama ...semua dananya dari RRT...? Kebetulan saya baru saja 
bicara lewat telpon dg H.E. Lan dan antara lain juga sempat 
menyinggung ttg statement Anda.

[EMAIL PROTECTED]









mengenai gedung Candranaya di pindah tidak nya aku belum, tahu 
jelas, 
 hanya siapa tahu di bangun sejenis Candranaya dengan konidsi lebih 
luas, 
 karena luas areal di TMII termasuk the biggest dibandingkan dengan 
pav 
 lainnya, itu sebabnya dibangun di luar lokasi TMII, hanya pintu 
masuk memang 
 dari TMII.
 
 sur.
 - Original Message - 
 From: greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED]
 
 
 
  jangan sampe candranaya diekspor ke TMII. ga ada gunanya. kalo 
mau hancur, 
  baiklah hancur ditempat. apa gunanya dibawa ke taman mini? 
paviliun khusus 
  tionghoa kog bahannya dari tiongkok? emang dulu orang tionghoa 
yang pindah 
  kesini semuanya pake bahan tiongkok? hanya yang kaya saja kan. 
itu sama 
  saja mengekspor RRC ke indonesia. kita ini mau punya paviliun 
yang 
  memperlihatkan tionghoa yang beranak pinak di indonesia beratus2 
tahun 
  atau mau membuat eksibisi tentang RRC? bedanya besar loh. kalo 
mau membuat 
  eksibisi RRC, ga usah di taman mini dong. nanti negara lain pada 
ngiri... 
  taman mini kan spesial display kekayaan etnik indonesia, 
termasuk etnik 
  (apapun namannya, suku juga boleh. cuma asal nyebut doang) 
tionghoa di 
  indonesia.
  saya sendiri pernah liat hasil 3D max-nya tahun lalu, sumprit 
deh, ga ada 
  satu bangunan pun yang mencerminkan bangunan tionghoa indonesia. 
bukan 
  ruko2 tradisional di glodok sekitar, bukan pula siheyuan ala 
lasem, bukan 
  juga rumah cina benteng. mirip gereja st fatima pun tidak, atau 
candra 
  naya. Akhirnya bakalan seperti klenteng sampokong gedung batu 
semarang. 
  yang sekarang itu seperti klenteng taiwan pindah ke indonesia.
  tidak ada cantiknya sama sekali. sorry, bung suryana saya 
tidak bangga 
  akan hal tersebut.
  greysia
 
  - Original Message 
  From: gsuryana [EMAIL PROTECTED]





Re: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-13 Terurut Topik Liquid Google
UnSaDa?! UNiversitas SAmping polDA?! khan ude pindah ke duren sawit!!!


- Original Message - 
From: flavia_rachel21 [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, 13 March, 2007 21:31
Subject: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!


 hmm..ini pak eddy dosen yg pernah mengajar pranata masyarakat di 
 Unsada waktu saya masih kul disana bukan ya ?krn melihat anda 
 mencantumkan sedang berada di Beijing.krn saya mendengar dr teman 
 kuliah kalau bapak skrg mengajar di univ beijing 
 saya angkatan (2000-2004)dulu saya ingat di mata kul pranata masy 
 cina di indo, anda pernah menceritakan ttg sejarah kota tua dan tmsk 
 pernah disinggung soal gedung chandra naya yg di dekat SMUN2 daerah 
 olimo sana yg katanya akan dipindahkan ke TMII.
 
 deana



[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-13 Terurut Topik ardian_c
Eddy Sadeli jg org PSMTI kok.

 
 Selain Teddy Yusuf diketahui ada juga tokoh masyarakat Tionghoa 
 lainnya yang  telah dikooptasi untuk  membela kepentingannya  
 pengembang hadir dalam pertemuan tersebut  seperti pengacara Drs 
Eddy 
 Sadeli SH dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 
Tionghoa 
 di Indonesia.  Mungkin bukan Eddie Lembong dari INTI yang dimaksud 
 kalau tidak salah.
 
 Sin Ming Hui atau Chandra Naya  yang didirikan pada bulan Januari 
 1946 itu misi utamanya adalah bergerak di bidang sosial, tetapi 
juga 
 di bidang olahraga dan pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, SAA 
 (Sekolah Asisten Apoteker) sampai ke Universtas Tarumanegara. Di 
 bidang kesehatan juga ikut mendirikan Rumah Sakit Sumber Waras. 
 
 Sejak tahun 1946 Sin Ming Hui ini telah mempunyai  poliklinik 
kecil 
 atau balai pengobatan rakyat yang ikut berjasa menolong ratusan 
orang 
 Tionghoa yang menjadi korban pembunuhan di Tangerang (Juni 
 1946), dan  merangkap sebagai salah satu  tempat pengungsian 
 sementara orang-orang Tionghoa Tangerang yang berhasil 
menyelamatkan 
 jiwanya dan mengungsi ke Jakarta. 
 




Re: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-13 Terurut Topik gsuryana
Maaf bila informasi yg aku dapat keliru, soalnya aku dapatkan informasi ini 
dari yg kerja di TMII, ketika aku iseng nanyadan aku menjadi 
sedikit percaya karena di tengah krisis ekonomi seperti Indonesia saat ini 
siapa orang Indonesia yang mau memberi modal untuk membangun sesuatu yang 
menurut ku wah.sekali lagi maaf bila informasi yang aku dapat keliru.

sur.
- Original Message - 
From: eddypw [EMAIL PROTECTED]


 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, gsuryana [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 Yup, silahkan komplain ke kedubes RRT saja, soale yang membangun
 pavilliun tsb , itu sebabnya bahannya banyak yang di kirim dari RRT,


 Apakah Anda punya bukti kuat ttg apa yg Anda katakan,
 terutama ...semua dananya dari RRT...? Kebetulan saya baru saja
 bicara lewat telpon dg H.E. Lan dan antara lain juga sempat
 menyinggung ttg statement Anda.

 [EMAIL PROTECTED]

 



Re: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-13 Terurut Topik greysia susilo junus
apology accepted. yah, walaupun katanya kita belon sembuh dari krismon, dan 
dihantam banyak bencana, toh masih banyak audi, benz, mercy, mobil sport yang 
berkeliaran di jalan dengan plat nomor terbaru. jangan percaya bahwa orang 
indonesia semuanya tidak punya duit. you never know... untuk membangun 
(lagi-lagi... sorry kalo ini tetap yang jadi contoh) sam po kong saja mereka 
bisa mengumpulkan dana loh. dengan anggapan membangun pusat kebudayaan ini, 
yang bangun dan yang nyumbang akan merasa punya kontribusi positif terhadap 
perbaikan kepercayaan diri etnis cina yang sudah lama tertekan itu kan 
positif, halal, dan membuat bisa lebih deket ke surga. wong membantu sesama 
kog. mana dipikir segi komersial dan lain-lainnya?
 sorry, tanggapannya mungkin agak terlalu sinis, tapi sebenernya saya 
sangat-sangat senang kalau etnis cina mempunyai tempat juga di taman mini. ga 
usah yang jor2an dan berusaha mengalahkan area daerah lain di tmii (itu terlalu 
keliatan mau menang sendirinya), dan secara sederhana menceritakan bagaimana 
nenek moyang kita bisa sampai sini, seberapa banyak kesulitan yang mereka 
hadapi, dan apa hasil yang mereka capai untuk mereka sendiri dan untuk 
indonesia. that's all. 
kenapa saya tau cukup banyak? karena salah satu mahasiswa saya membuat proyek 
ini sebagai tugas akhir desain interiornya. saya lihat sendiri semua gambar2 
proyek ini, baik autocadnya maupun 3dmax, juga hasil penelitian mereka ke 
pecinan2 di hampir seluruh indonesia. mahasiswa saya juga anggota PSMTI, jadi 
dia kenal dan bebas ambil data. memang yang saya lihat rencana tahun lalu, jadi 
mungkin sekali sudah berubah lagi sekarang. tapi, selama dalam pikiran mereka 
konsepnya sama, tetap saja jelek menurut pandangan saya. 
mahasiswa saya sampe ga bisa ngomong begitu saya protes mana bangunan asli cina 
indonesianya 
malah kalo belum berubah, kita akan menemukan sederet ruko yang dibuat meniru 
(tapi tidak mirip sama sekali) dengan shophouses yang di glodok dan semarang. 
lagi-lagi buat jualan. hanya jadi kios. ga ada beda dengan di kampung cina 
di cibubur. 

greysia


- Original Message 
From: gsuryana [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, March 14, 2007 8:01:17 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

Maaf bila informasi yg aku dapat keliru, soalnya aku dapatkan informasi ini 
dari yg kerja di TMII, ketika aku iseng nanya... .dan aku menjadi 
sedikit percaya karena di tengah krisis ekonomi seperti Indonesia saat ini 
siapa orang Indonesia yang mau memberi modal untuk membangun sesuatu yang 
menurut ku wah.sekali lagi maaf bila informasi yang aku dapat keliru.

sur.
Recent Activity
 29New Members
Visit Your Group 
SPONSORED LINKS
Indonesian languages
Dan
Indonesian
Indonesian language course
Indonesian language learn
Got Yodel?
Best Yahoo! Yodel
Give us your best
yodel and win!
Search Ads
Get new customers.
List your web site
in Yahoo! Search.
Yahoo! Mail
Next gen email?
Try the all-new
Yahoo! Mail Beta.. 



 

The fish are biting. 
Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-12 Terurut Topik eddy witanto
Foto lama dari Chandra Naya (d/h Sin Ming Hui) bisa dilihat a.l di buku Mona 
Lohanda The Kapitan Cina of Batavia 1837-1942 halaman 104a (sayang cuman 
gerbang depannya saja).
Gedung itu sebenarnya punya 2 saudara kembar, yaitu (1) di tanah yg sekarang 
berdiri SMU Negeri 2 Jl. Gajah Mada dan (2) di tanah bekas Kedubes RRT yg 
sekarang sudah rata dengan tanah dan ditandai dengan papan Milik Pemda. 
Gedung Chandra Naya sendiri diberikan oleh Khouw Tjeng Tjoan untuk Khouw Kim An 
yang pada nantinya akan menjadi Majoor (Mayor) Tionghoa terakhir di Jakarta yg 
meninggal di kamp interniran tahun 1942; tetapi riwayat pendirian bangunan itu 
sendiri sudah lebih lama lagi, yaitu kemungkinan didirikan oleh Khouw Tian Sek, 
ayah Khouw Tjeng Tjoan.

Seperti yg telah disebut2, Anda bisa tanya detail pada Pak Zhong (salam dari 
saya untuk Beliau). Lalu tahun 1990an sudah dilakukan deskripsi arsitektural 
mendetail oleh kakak-kakak kelasmu (Ars Untar) angkatan 1989 yg beberapa 
diantara mereka sekarang mendirikan Pusat Dokumentasi Arsitektur di daerah 
Patal Senayan. Saya sendiri punya foto terakhir 2 hari sebelum bangunan 
belakang (dulu tempat tinggal Majoor Khouw) dibongkar, lalu saat pembongkaran 
pondasi bangunan belakang saya pas ada di situ jadi bisa melihat layer2 
pondasinya. Marmer Carrara (dari Italy) yg ukurannya 1m x 1m waktu itu ditumpuk 
di dekat gazebo belakang.

Setelah upaya yg berlarut2 tak kunjung selesai (setelah tahun 1992 dikuasai 
oleh Modern Group), dilakukan lagi deskripsi arsitektural oleh Bu Naniek 
(dosenmu di Untar khan?) sekitar tahun 2000an, termasuk upaya menyelamatkan 
detail2 ornamen yg kemudian lapuk dimakan rayap dan konon kabarnya sekarang 
telah menguap entah ke mana, ada yg bilang sudah beredar di peminat2 barang 
antik.

Tidak ada yg bisa menjawab dengan pasti kapan bangunan ini dididrikan, tetapi 
sebuah tulisan Tionghoa yg ada pada hiasan di belakang bangunan depan mungkin 
bisa menjawabnya, yaitu bahwa pada tahun kelinci api di pertengahan bulan 
musim gugur dicatat kata-kata ini, jadi mungkin dibangun sekitar 1807 atau 
1867. 

salam

[EMAIL PROTECTED]



chandra naya...menyedihkan!
Posted by: ujc22 [EMAIL PROTECTED] ujc22
Date: Sun Mar 11, 2007 8:37 am ((PDT))

Saya mahasiswa arsitektur dari Tarumanagara. Hari kamis yang lalu, 
saya dan teman-teman mengunjungi gedung chandra naya dan kami punya 
kesempatan untuk melihat sampai ke bagian dalam gedung ini.

Saat saya masuk ke sana, saya terkagum-kagum dengan kekokohan bangunan 
ini. pintunya, jendelanya, lantainya...semua itu mencerminkan 
kejayaannya di masa lampau. namun, jika melihat kondisinya 
sekarang...sangat menyedihkan. saya makin tertarik setelah mendengar 
sejarah gedung ini dari dosen sana...mungkin ada beberapa temen2 yang 
kenal...namanya pak Zhong.

saya meng up-load beberapa foto yang saya ambil saat saya berkunjung 
ke sana...dan saya tertarik untuk mengambil 'kasus' ini sebagai bahan 
untuk melanjutkan skripsi saya...


 

Sucker-punch spam with award-winning protection. 
Try the free Yahoo! Mail Beta.
http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/features_spam.html

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-12 Terurut Topik idakhouw

Candra Naya escapes wrecker's ball

By Ida Indawati Khouw  

   In conjunction with the celebration of the Chinese New Year on Feb.
5, The Jakarta Post will feature several articles on the few extant
city buildings with Chinese architecture. Candra Naya, which belonged
to the last Dutch-appointed Chinese major in the city, opens the
features. It is also the 23rd article in a series on Jakarta's
historical sites and buildings, appearing in Saturday editions of the
Post.  

   JAKARTA (JP): A visitor to the capital might assume there would be
many buildings in the Chinese architectural style because Chinese
immigrants composed the first foreign community in what was then
called Batavia.  
   The reality is that most of the buildings have fallen victim to the
wrecker's ball. An expert on the city's historic buildings, Grace
Pamungkas, said there were only three buildings remaining intact, all
of them in the Chinatown area of downtown Kota, West Jakarta.  
   One of them is Candra Naya on Jl. Gajah Mada in West Jakarta, the
building which has been witness to the social and political role of
its onetime resident Khouw Kim An, the last Chinese community leader
in the city, and the changing fortunes of the ethnic Chinese in the
city.  
   Experts say Candra Naya was the city's biggest and most complete
building in the Chinese architectural style before its back section
and left and right sides were demolished to make way for the
development of a hotel, apartment and shopping center complex several
years ago.  
   The 19th century construction is now dwarfed by the complex of
multistory constructions owned by the giant Modern Group, despite the
public and media criticism of the project.  
   Its characteristics as the mansion of a rich Chinese family during
the Dutch colonial era cannot be admired today -- and not only because
of the towering presence of the surrounding buildings.  
   The project's security guards zealously shield the building from
public view, going so far as to shoo away people who want to observe
this piece of Jakarta's heritage from a nearby bridge outside the
complex.  
   In an old list of historical buildings in the city, the mansion is
registered, in Dutch, as the house of the Chinese major Khouw Kim
An. Other data said the building was constructed on the site of
landhuis Kroet (Kroet villa).  
   The book Rumah Sang Mayor (The major's house) stated the building
was one of three mansions built on the same street Molenvliet West
(now Jl. Gajah Mada) by three sons of landlord Khouw Tian Sek, namely
Khouw Tjeng Po, Khouw Tjeng Tjoan and Khouw Tjeng Kee.  
   The homes of Khouw Tjeng Po and Khouw Tjeng Kee were demolished and
are now the site of SMA 2 High School and an empty land under the
supervision of the city administration, respectively.  
   It is not clear whether Candra Naya was constructed by Khouw Tjeng
Tjoan himself or by his father, Khouw Tian Sek. There is also no
information about its architect.  
   The only clear thing is that every Chinese New Year the building
was repainted in red and gold, with the paint imported from China,
the book recorded.  
   The 2,250-square-meter mansion was decorated with symbolic Chinese
ornaments and consisted of separate buildings, each connected by
courtyards.  
   Edison Yulius, a lecturer on the history of architecture at private
Tarumanagara University in West Jakarta, said that after Khouw Kim An
inherited the mansion from his father Khouw Tjeng Tjoan, the son
brought his 40 wives to stay there.  
   Edison, who studied the city's Chinatown architecture and urban
affairs, said the construction came during the growing Chinese
settlement along the present Jl. Gajah Mada and Jl. Hayam Wuruk, which
at that time was a plantation area. It followed the move of the
colonial administration and military headquarters in 1797 from Kota to
a newly developed section of the city, which is today around Lapangan
Banteng.  
   Like other big Chinese buildings, Candra Naya followed the
traditional characteristic of having four pavilions which together
formed a square with a courtyard in the middle, Edison said.  
   It allowed for expansion of the home if the number of family
members increased.  
   They placed the most important room in the very back, usually used
as the owner's room. That's why the roof of the building located in
the back must be higher.  
   Candra Naya's most famous resident was Khouw Kim An (1897-1945) who
in 1910 became majoor, the Dutch term for major, the highest rank for
a Chinese leader in the Dutch East Indies.  
   Attainment of the rank showed that Khouw -- a leading businessman
and shareholder of Bataviaasche Bank -- was held in high regard in the
Chinese community.  
   During Khouw's lifetime, the ethnic Chinese played a role in social
and political affairs.  
   The book Prominent Indonesian Chinese, Biographical Sketches
recorded his involvement in various organizations, including as the
founder of Tiong Hoa Hwee Koan, an 

[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-12 Terurut Topik eddypw
Greysia, ini gw.
Sabar..sabar..jangan emosi gitu donk.
Apa yg kamu ungkapkan sudah jauh lama saya ungkapkan ketika dulu 
saya kebetulan diundang pada rapat pembahasan PSMTI, antara lain 
tentang rencana pembangunan Anjungan (museum?) Tionghoa di TMII. 
Saat itu, di sekretariat PSMTI saya sudah sampaikan pada Pak Teddy 
dan Pak Zhong(W. Pragantha) dan di depan para peserta pertemuan 
bahwa Anda semua mau membangun paviliun yg 'mainland' atau paviliun 
yg bisa menampilkan jati diri (identity) kita sebagai PERANAKAN 
Tionghoa-Indonesia? Karena itu akan mempengaruhi desain arsitektural 
dan isinya serta keseluruhan citra yg akan ditampilkan. Tapi 
ya...dian zhidao, di zhidao, wo buzhidao! (Tuhan tau, bumi pun tau, 
tapi saya tak tau [bagaimana kelanjutannya] hahaha)

Lalu muncul majalah Tempo yg memuat feature ttg Chandra Naya yg 
kemudian dikabarkan akan dipindah ke TMII, dan pas beberapa saat 
kemudian saya dapat SMS dari Pak Oti yg memberitahu sedang 
diadakannya pembahasan di Rapat Teknis Pemda DKI ttg rencana 
pemindahan CN dan Beliau meminta pendapat saya ttg hal itu, saya 
jelaskan ttg historical matrix-nya. Kebetulan karena tahun 1997-98 
saya sempat berada sebentar di Taipei untuk course ttg bangunan 
konstruksi kayu tradisional Tiongkok dan upaya2 konservasinya dan 
dijelaskan dengan gamblang oleh Prof Vincent Shen dari Fakultas 
Filsafat Univ Chengchi ttg apa itu bangunan siheyuan-siheyuan dan 
semua makna2 simbolik yg menyebabkan terbentuknya desain 
arsitektural bangunan tipe itu, termasuk semua upacara2 yg biasanya 
diadakan di sebuah rumah tradisional di Fujian dan Guangdong yg 
semuanya memberikan dan memnggerakkan roh/energi bagi rumah itu.

Dari situ saya tau bahwa bangunan siheyuan (ladam 4 sisi) merupakan 
satu kesatuan yg utuh meski massa2 bangunannya dapat dipecah2 jadi 
bangunan sayap kiri-kanan, bangunan depan, courtyard (tianjing) dan 
bangunan belakang, termasuk sumur, tetapi semuanya tak dapat 
dipisahkan satu sama lain dengan berbagai cara apapun, termasuk 
demolition akrena kemudian akan pincang dan qi/energinya akan 
hilang untuk kemudian terjadi ketakseimbangan energi. 

eddy @ beijing

--

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, greysia susilo junus 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 jangan sampe candranaya diekspor ke TMII. ga ada gunanya. kalo mau 
hancur, baiklah hancur ditempat. apa gunanya dibawa ke taman mini? 
paviliun khusus tionghoa kog bahannya dari tiongkok? emang dulu 
orang tionghoa yang pindah kesini semuanya pake bahan tiongkok? 
hanya yang kaya saja kan. itu sama saja mengekspor RRC ke indonesia. 
kita ini mau punya paviliun yang memperlihatkan tionghoa yang 
beranak pinak di indonesia beratus2 tahun atau mau membuat eksibisi 
tentang RRC? bedanya besar loh. kalo mau membuat eksibisi RRC, ga 
usah di taman mini dong. nanti negara lain pada ngiri... taman mini 
kan spesial display kekayaan etnik indonesia, termasuk etnik (apapun 
namannya, suku juga boleh. cuma asal nyebut doang) tionghoa di 
indonesia. 
 saya sendiri pernah liat hasil 3D max-nya tahun lalu, sumprit deh, 
ga ada satu bangunan pun yang mencerminkan bangunan tionghoa 
indonesia. bukan ruko2 tradisional di glodok sekitar, bukan pula 
siheyuan ala lasem, bukan juga rumah cina benteng. mirip gereja st 
fatima pun tidak, atau candra naya. Akhirnya bakalan seperti 
klenteng sampokong gedung batu semarang. yang sekarang itu seperti 
klenteng taiwan pindah ke indonesia.
 tidak ada cantiknya sama sekali. sorry, bung suryana saya 
tidak bangga akan hal tersebut.
 greysia
 
 - Original Message 
 From: gsuryana [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Monday, March 12, 2007 5:33:22 PM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] chandra naya...menyedihkan!
 
 
 Untuk TMII saat ini masih sedang dibangun pavilyun khusus 
Tionghoa, dimana 
 semua bahan bangunannya bisa dibilang didatangkan dari Tiongkok, 
lokasinya 
 masuk melalui TMII sedang sebenarnya berada di luar lokasi TMII ( 
dengan 
 membebaskan lahan penduduk sekitar ), sepertinya kondisi sudah 
diatas 50 %.
 Semoga Candranaya nya bisa terbentuk di TMII dengan luas yang 
lebih besar 
 lagi, hanya memang untuk masuk ke lokasi tersebut selain sedikit 
repot juga 
 jaraknya terlalu jauh dari pusat kota.
 
 Yg aku ingat dari Candranaya tinggal kenangan mengenai 
Fotografernya saja, 
 soale dulu banyak banget fotografer jebolan Candranaya yang naik 
daun baik 
 di tingkat nasional maupun di tingkat internasional.
 
 Recent Activity
  28New Members
 Visit Your Group 
 SPONSORED LINKS
 Indonesian languages
 Dan
 Indonesian
 Indonesian language course
 Indonesian language learn
 Got Yodel?
 Best Yahoo! Yodel
 Give us your best
 yodel and win!
 Yahoo! Mail
 You're invited!
 Try the all-new
 Yahoo! Mail Beta
 Y! Messenger
 Want a quick chat?
 Chat over IM with
 group members..
  
 
 
 
  
 
_
___
 Now that's room 

[budaya_tionghua] Re: chandra naya...menyedihkan!

2007-03-12 Terurut Topik Golden Horde
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, PK Lim [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kembali ke Candranaya, saya juga ada dengar akan dipindah ke TMII.  
Kalu tidak salah diprakarsai onleh INTI, Pak Eddy Lembong, Pak Teddy 
Yusuf, sorry kalau nama2 tersebut salah, mungkin salah ingat.  
Kemudian sepertinya dananya tidak terkumpul.  Kelanjutan rencananya 
tidak ketahuan lagi.  Proyeknya pun sekarang sudah distop beberapa 
tahun, setahu saya.
=

   
Ironisnya bukan penguasa Orde Baru yang ingin menghancurkan identitas 
budaya Tionghoa ini, melainkan dari   pihak konglomerat  orang 
Tionghoa sendiri  yang greedy. Konglomerat yang ingin menggantikan  
gedung bersejarah Chandra Naya (sin Ming Hui)  ini dengan apartemen 
dan pusat perbelanjaan modern adalah dari konglomerat  Modernland 
Group yang dipimpin oleh Luntungan Honoris sebagai Bos  barunya. 

Luntungan Honoris adalah saudara (adik ?) dari Samadikun Hartono  
(Mantan Bos Modern Group) dan  Samadikun  kini menjadi buronan 
kepolisian Indonesia karena  lolos dari jeratan eksekusi putusan MA. 
Samadikun  dituduh merugikan uang negara  dengan membawa lari uang 
BLBI  ke luar negeri.

Diberitakan  bahwa pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan baru 
diatas lahan gedung Chandra Naya  itu terhambat karena masalah 
pendanaan, dan calon investor baru (dari luar negeri) yang akan 
melanjutkan pembangunan tersebut mengajukan persyaratan  terlebih 
dahulu yaitu bahwa bangunan Chandra Naya yang menghalanginya harus 
dihilangkan dahulu.

Karena mengetahui bahwa banyak protes dan tentangan dari kalangan 
masyarakat  Tionghoa sendiri yang ingin mempertahankan keberadaannya, 
maka konglomerat  yang berasal dari Makassar ini hire beberapa  
tokoh  masyarakat Tionghoa  untuk menetralisir penentangnya. 

Disini Brigjen (purn) Teddy Yusuf dari PSMTI (Paguyuban Sosial Marga 
Tionghoa Indonesia)  tampil  mewakili kepentingan  Group Modernland. 
Dengan alasan  bahwa bangunan Chandra Naya  itu sudah tua dan sudah 
tak berguna atau dipakai  lagi, maka dia mengusulkan untuk 
dipindahkan ke Taman Mini Indonesia sebagai bagian dari musium 
Tionghoa Indonesia.

Kalau tidak salah bahwa sekitar tahun 2003, telah diadakan sebuah 
seminar atau lokakarya tentang gedung Chandra Naya tersebut. 
Maksudnya untuk mensosialisasi terlebih dahulu  ke masyarakat ide 
penggusuran gedung Chandra Naya tersebut. 

Pada lokakarya tersebut Teddy Yusuf tampil menjadi pembicara utama 
yang mewakili pihak Modernland, tetapi apa lacur pertemuan tersebut 
menjadi bumerang baginya, karena  banyak peserta lokakarya tersebut 
menentangnya dengan vokal.

Bahkan salah satu penentang penggusuran bangunan Chandra Naya 
tersebut berhasil diwawancarai oleh Metro TV yang  berusaha untuk 
meyakinkan publik opini tentang pentingnya pemugaran bangunan 
tersebut sebagai aset budaya yang bukan saja milik masyarakat 
Tionghoa khususnya, tetapi juga masyarakat Jakarta pada umumnya.

Bukan saja masyarakat Tionghoa yang menentang penggusuran gedung 
Chandra Naya tersebut, (sebenarnya bangunan-bangunan sekelilingnya 
sudah dihancurkan sebelumnya dan  tinggal bangunan utamanya saja) 
tetapi juga ditentang oleh pihak Pemerintah DKI Jakarta, yaitu Dinas 
Kebudayaan dan Permusiuman DKI Jakarta, karena bangunan ini merupakan 
bangunan cagar budaya yang dilindungi undang-undang seperti SK 
Gubernur DKI Jakarta 1972, SK Mendikbud tahun 1988 dan terakhir 
Undang-undang Benda Cagar Budaya Nasional (UUBCB) tahun 1992.

Selain Teddy Yusuf diketahui ada juga tokoh masyarakat Tionghoa 
lainnya yang  telah dikooptasi untuk  membela kepentingannya  
pengembang hadir dalam pertemuan tersebut  seperti pengacara Drs Eddy 
Sadeli SH dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tionghoa 
di Indonesia.  Mungkin bukan Eddie Lembong dari INTI yang dimaksud 
kalau tidak salah.

Sin Ming Hui atau Chandra Naya  yang didirikan pada bulan Januari 
1946 itu misi utamanya adalah bergerak di bidang sosial, tetapi juga 
di bidang olahraga dan pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, SAA 
(Sekolah Asisten Apoteker) sampai ke Universtas Tarumanegara. Di 
bidang kesehatan juga ikut mendirikan Rumah Sakit Sumber Waras. 

Sejak tahun 1946 Sin Ming Hui ini telah mempunyai  poliklinik kecil 
atau balai pengobatan rakyat yang ikut berjasa menolong ratusan orang 
Tionghoa yang menjadi korban pembunuhan di Tangerang (Juni 
1946), dan  merangkap sebagai salah satu  tempat pengungsian 
sementara orang-orang Tionghoa Tangerang yang berhasil menyelamatkan 
jiwanya dan mengungsi ke Jakarta. 

Balai pengobatan yang merupakan cikal bakal RS Sumber Waras ini bukan 
hanya  memberikan pelayanan kesehatan masyarakat Tionghoa saja , 
tetapi juga menolong rakyat kecil lainnya  tanpa  pilih, dan  murni  
bersifat sosial dan humaniter.

Gedung Sin Ming Hui ini yang bersejarah ini juga menjadi tempat 
lahirnya Baperki (Badan Pemusyawaratan  Kewarganegaraan Indonesia) 
pada tanggal 13 Maret 1954, dimana pertemuan ini dihadiri oleh 44