RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped
Tujuan awal dimunculkannya berita ini pada milist iagi adalah sebagai informasi berita yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan geologi. Dengan pertimbangan, tentunya semua anggota milist ini tidak sempat membuka- buka media dan browsing informasi yang dapat menemukan berita seperti ini. Dengan membaca berita yang saya kirim yang dikutip dari Harian lokal Kaltim post, anggota iagi bisa membahas dan mengolahnya sebagai bahan diskusi, kalaupun perlu bisa juga memberikan statemen tertulis pada harian yang bersangkutan. Atau bisa juga mengundang wartawan dalam acara pers conference. Berita yang bermuatan teknis geologi jarang ada di majalah atau harian umum, kecuali harian khusus geologi atau in house magazine geologi (kalau itu ada). Bahkan di majalah khusus di bidang tambang dan migas seperti Petrominer pun tidak pernah membahas suatu topic dari sisi teknis geologinya. Untuk itu IAGI saya harap dapat menjembatani dalam pemberian informasi yang teknis kedalam bahasa biasa dengan lebih sering mengajak dialog atau apapun namanya dalam satu wadah dengan wartawan. Membahas suatu masalah dari segi teknis geologi tapi dengan bahasa yang sederhana. Dengan demikian akan mempermudah wartawan mengunyah bahan dan secara gampang pula mereka menyajikan dalam bentuk berita kepada pembaca. Tentunya dengan cara seperti ini, juga merupakan suatu agenda iagi untuk mensosialisasikan geologi. Itu yang jarang dilakukan oleh IAGI. > Dengan komentar Pa Paulus ini, maka jelas bahwa berita yang disiapkan Pa Argo sangat mengaburkan, tidak sesuai dengan maksud awal untuk membantu IAGI dalam sosialisasi kegeologian bagi masyarakat awam. > Yang pasti bahwa berita mengenai kegiatan eksplorasi di daerah Tarakan tersebut, bukan didapat dari PRnya PT. Exspan Nusantara yang merupakan instansi yang sangat relevan (PTEN sudah lebih dari 10 tahun mengexploitir/developed daerah ini). > Mohon pertimbangan IAGI untuk lebih selektif dalam penerimaan pemberitaan melalui media, atau pemakaian nama IAGI bagi berita yang berbau geologi. > Terima kasih. Wassalam. > -Original Message- > From: Allo, Paulus T [SMTP:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, June 20, 2003 12:07 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject:RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped > > ada beberapa hal yg kelihatan aneh > > "... Drillings will be carried out over seismic areas that have >been examined with resistivity logging of electric effects in locations >that are believed to contain oil and gas. > > == berarti drilling dilakukan setelah hasil pengujian dgn res log. > loh, bukannya kita drill karena memang ingin dilakukan pengujian? > dalam artian, kita drill karena ingin tahu apa isinya, kalau dari kalimat > diatas kesannya, kita baru akan drill kalau sudah ketahuan > ada isinya dari res log. > > > "... Gamma rays together with X-ray and >sonic logging for sound identification is used for portraying soil >conditions. The next step is self-potential logging to assess >the results of evaluation" > > == soil? yg dimaksud soil atau rocks? > sound identification? identifikasi suara? apa maksudnya? > SP log utk assess the results of evaluation? > > > "...Seismic mapping will produce a vague-impression picture. If > oil and gas composition has been clearly identified, drillings can start.." > > == oil and gas composition? kedengarannya lebih ke komposisi kimiawi. > sejak kapan seismik bisa CLEARLY identified oil and gas composition? > > wahhasik juga nih, ada kesempatan buat jualan > seismik inversi :D > > -- > pta > > > > > - > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])- http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > - > > > > - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id K
RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Kalau kita punya anak tamatan S1, katakan subjectnya Geologi, anak kita pinter tapi sayangnya menganggur. Sekarang, kenapa anak kita menganggur padahal dia pinter??? Siapa yang salah?? Kalau kebetulan dia dapat kerja di Negeri Jiran? Karena dia pinter, karyanya diganti namanya jadi nama Orang Jiran? Apakah kita akan menyarankan pulang saja-biar menganggur di Negeri kita, padahan mungkin ekonomi kita untuk menyepot anak pun repot??? Kalau anak kita orang pinter, dan di Negeri Jirang sebagai Boss di Teamnya-umpamanya??? Apakah nama dia akan dilecehkeh, dengan diganti hasil karyanya dengan nama Jiran?? Rasanya banyak juga yah, anak-anak kita sekalipun belum S2 ATAU S3 yang pinter-pinter kerja di Luar. kenapa??? Bukan semata-maya uang saja kan?? Salam, US -Original Message- From: IAGI Pusat [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 23, 2003 10:34 AM To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Jangan terlalu bangga bisa bekerja dinegara jiran, walaupun dibayar lebih tinggi. Informasi terbaru yang saya terima, tenaga ahli dari Indonesia dinegara jiran hanya dianggap sebagai "kaki-tangan". Hasil karya dari tenaga ahli Indonesia akan dicaplok dan disebut sebagai hasil karya tenaga lokal. Nama tenaga ahli Indonesia itu akan hilang dari Laporan Proyek. Hal ini telah terjadi pada beberapa orang Indonesia. Kesimpulan umum dari seorang teman, sejak kejatuhan Suharto, orang Indonesia sangat dilecehkan dinegara jiran. Mreka berani kurang ajar atau sewenang-wenang terhadap orang Indonesia, mungkin karena tahu tidak akan dibela oleh pemerintah. Sofyadi Roezin - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, June 23, 2003 8:33 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > rumput halaman tetangga lebih hijau dari rumput halaman rumah sendiri .. > (tidak di beri pupuk) > salam, > didik > > -Original Message- > From: wati [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM > To: [EMAIL PROTECTED]; Rovicky Dwi Putrohari > Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > > > Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar doktor di LN, mahasiswa > kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik disertasi pesanan profesornya > atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa jenis ini, gimana ya? > Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi IAGI, tolong pertimbangkan > lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti dengan: Sebutkan > universitasnya. > Salam, > > - Original Message - > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Sunday, June 22, 2003 8:57 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > > > > kalo saja dulu ketika kuliah mengambil sarjana hingga doktor dan sekolah > > disini dengan biaya sendiri tidak dengan bantuan subsidi dari pemerintah > ... > > eh maksudku subsidi dari negara, maka kepergian rekan-rekan doktor ini > > tentunya tidak terasa "merugikan" bangsa dan negara yg telah > mensubsidinya. > > tentunya banyak rakyat yg 'merasa' ikut telah mensubsidinya ... mungkin > > karena merasa sebagai pembayar pajak barangkali. > > namun ketika saat subsidi pendidikan dll mulai ditata kembali, seolah kita > > kehilangan 'sesuatu' ...toh memang legitimasi subsidi menjadi sebuah > > keharusan penyelenggara negara karena undang-undang yang sudah disepakati > > bersama juga kenapa kok ya terjadi justru pada saat sekolah terasa > berat > > saat ini ... kenapa juga bertepatan dengan dosen yg telah dipersiapkan dan > > diharapkan mendidik anak bangsa ini memilih mengajar di LN ... ya > barangkali > > bukan salah mereka yang pergi ... barangkali saja ... > > > > Mungkin kepergian doktor ini emang 'tidak selalu' hanya melulu karena > materi > > (gaji, atau sertifikasi penghargaan profesi dll) > > tetapi aku jelas ngga dapat menggunakan argumentasi 'anomali' ini utk > > melegitimasi kepergiannya ... karena barangkali saja di benak pak doktor > ini > > akan lebih bermanfaat buat umat manusia yg lebih "mendunia" ketimbang > tetep > > berada di negeri yg sudah morat-marit ini ... karena argumentasi fasilitas > > penelitian hanya ada disana, fasilitas alat ada hanya ada disana, seperti > > Pak habibie sendiri yg lebih suka tinggal di LN, juga agak aneh anak HBB > pun > > tidak 'diterima' dinegeri sendiri ... karena 'bau' kkn. > > Namun sangat jelas para doktor ini diharapkan menjadi pendidik je > > diharapkan memberikan 'sedikit' ilmunya utk ditularkan ke muridnya. > > > > Mungkin memang tidak selalu karena materi walopun kalo dibaca ulang > > alasan materi ini selalu saja muncul disetiap tulisan kegerahan ini. > walopun > > aku ya kadang heran ... apakah karena kecemburuan antar profesi ... > > kecemburuan antar status kepegawaian semoga bukan karena tidak > > menguntungkan dirinya maka yg mengun
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Menyedihkan sekale ya (kalau ini benar, turut berduka cita). Di negeri tercinta dia di sia siakan, di negeri seberang cuma jadi kaki tangan . Tapi kira kira yang kayak gitu berapa persen seh? shofi "IAGI Pusat" <[EMAIL PROTECTED] To: <[EMAIL PROTECTED]>, <[EMAIL PROTECTED]> et.id> cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia 06/23/2003 10:34 AM Please respond to iagi-net Jangan terlalu bangga bisa bekerja dinegara jiran, walaupun dibayar lebih tinggi. Informasi terbaru yang saya terima, tenaga ahli dari Indonesia dinegara jiran hanya dianggap sebagai "kaki-tangan". Hasil karya dari tenaga ahli Indonesia akan dicaplok dan disebut sebagai hasil karya tenaga lokal. Nama tenaga ahli Indonesia itu akan hilang dari Laporan Proyek. Hal ini telah terjadi pada beberapa orang Indonesia. Kesimpulan umum dari seorang teman, sejak kejatuhan Suharto, orang Indonesia sangat dilecehkan dinegara jiran. Mreka berani kurang ajar atau sewenang-wenang terhadap orang Indonesia, mungkin karena tahu tidak akan dibela oleh pemerintah. Sofyadi Roezin - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Jangan terlalu bangga bisa bekerja dinegara jiran, walaupun dibayar lebih tinggi. Informasi terbaru yang saya terima, tenaga ahli dari Indonesia dinegara jiran hanya dianggap sebagai "kaki-tangan". Hasil karya dari tenaga ahli Indonesia akan dicaplok dan disebut sebagai hasil karya tenaga lokal. Nama tenaga ahli Indonesia itu akan hilang dari Laporan Proyek. Hal ini telah terjadi pada beberapa orang Indonesia. Kesimpulan umum dari seorang teman, sejak kejatuhan Suharto, orang Indonesia sangat dilecehkan dinegara jiran. Mreka berani kurang ajar atau sewenang-wenang terhadap orang Indonesia, mungkin karena tahu tidak akan dibela oleh pemerintah. Sofyadi Roezin - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, June 23, 2003 8:33 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > rumput halaman tetangga lebih hijau dari rumput halaman rumah sendiri .. > (tidak di beri pupuk) > salam, > didik > > -Original Message- > From: wati [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM > To: [EMAIL PROTECTED]; Rovicky Dwi Putrohari > Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > > > Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar doktor di LN, mahasiswa > kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik disertasi pesanan profesornya > atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa jenis ini, gimana ya? > Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi IAGI, tolong pertimbangkan > lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti dengan: Sebutkan > universitasnya. > Salam, > > - Original Message - > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Sunday, June 22, 2003 8:57 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > > > > kalo saja dulu ketika kuliah mengambil sarjana hingga doktor dan sekolah > > disini dengan biaya sendiri tidak dengan bantuan subsidi dari pemerintah > ... > > eh maksudku subsidi dari negara, maka kepergian rekan-rekan doktor ini > > tentunya tidak terasa "merugikan" bangsa dan negara yg telah > mensubsidinya. > > tentunya banyak rakyat yg 'merasa' ikut telah mensubsidinya ... mungkin > > karena merasa sebagai pembayar pajak barangkali. > > namun ketika saat subsidi pendidikan dll mulai ditata kembali, seolah kita > > kehilangan 'sesuatu' ...toh memang legitimasi subsidi menjadi sebuah > > keharusan penyelenggara negara karena undang-undang yang sudah disepakati > > bersama juga kenapa kok ya terjadi justru pada saat sekolah terasa > berat > > saat ini ... kenapa juga bertepatan dengan dosen yg telah dipersiapkan dan > > diharapkan mendidik anak bangsa ini memilih mengajar di LN ... ya > barangkali > > bukan salah mereka yang pergi ... barangkali saja ... > > > > Mungkin kepergian doktor ini emang 'tidak selalu' hanya melulu karena > materi > > (gaji, atau sertifikasi penghargaan profesi dll) > > tetapi aku jelas ngga dapat menggunakan argumentasi 'anomali' ini utk > > melegitimasi kepergiannya ... karena barangkali saja di benak pak doktor > ini > > akan lebih bermanfaat buat umat manusia yg lebih "mendunia" ketimbang > tetep > > berada di negeri yg sudah morat-marit ini ... karena argumentasi fasilitas > > penelitian hanya ada disana, fasilitas alat ada hanya ada disana, seperti > > Pak habibie sendiri yg lebih suka tinggal di LN, juga agak aneh anak HBB > pun > > tidak 'diterima' dinegeri sendiri ... karena 'bau' kkn. > > Namun sangat jelas para doktor ini diharapkan menjadi pendidik je > > diharapkan memberikan 'sedikit' ilmunya utk ditularkan ke muridnya. > > > > Mungkin memang tidak selalu karena materi walopun kalo dibaca ulang > > alasan materi ini selalu saja muncul disetiap tulisan kegerahan ini. > walopun > > aku ya kadang heran ... apakah karena kecemburuan antar profesi ... > > kecemburuan antar status kepegawaian semoga bukan karena tidak > > menguntungkan dirinya maka yg menguntungkan dianggap yang paling benar > > ( ... juga semoga bukan karena ngga bisa ngeliat temennya seneng dan > sukses > > ... > > yang jadi dosen ngiri sama yang kerja jadi wirausaha :( > > yang jadi dokter ngiri sama insinyur ... :( > > si ekonom ngiri sama dokter bedah ... :( > > yang kerja di swasta sebel karena ketidak adilan penghargaan profesinya > > karena dibanding dengan si'bule' > > yang kerja menjadi PNS (BUMN) 'ngiri' kalo dibanding dengan yg kerja di > > swasta ... > > walopun aku jg masih heran kalo banyak PNS (BUMN) yg punya rumah > > 'magrong-magrong' . (ah aku kok slalu suudzon saja ...) > > memang tidak mudah membandingkan pendapatan lawyer dengan engineer > > ndak sederhana membandingkan gaji PNS dengan swasta apalagi dengan kerja > di > > LN ... > > > > hhmm kenapa bukan penghasilan yg dibandingkan :( bagaimana dengan > > penghasilan perbulan ? Toh mereka di LN justru akan bekerja dengan lebih > > 'bersih' ... memperoleh pendapatan yang
RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Pak Ukat, Saya jadi ingat periode 80-an dimana saat itu banyak dibuka Ikatan Dinas Studi S2 di luar negeri. Ini adalah proyek dari BPPT, IPTN, dan instansi pemerintah di bawah Menristek saat itu Habibie. Banyak mahasiswa kita saat itu yang berangkat ke luar negeri untuk program itu termasuk beberapa kawan dekat saya. Dari cerita mereka yang kembali, banyak yang tidak sesuai dengan infrastruktur yang ada di Indonesia saat itu. Sehingga ilmu yang mereka dapatkan (Master dan Doktor) banyak yang tidak terapresiasi dengan baik. Apakah tidak sebaiknya mereka setelah studi selesai di luar negeri (Master dan Doktor) melanjutkan karir di sana. Baru setelah sukses di sana mereka kembali ke dalam negeri untuk membangun bangsa kita ini. Bila secara kualitas dan kuantitas banyak, maka dampaknya akan significant terhadap kemajuan bangsa kita. Minimal tenaga mereka dapat menggantikan para ekspat kita sehingga devisa negara kita tidak "lari" ke luar negeri. Terima kasih. Taufik Manan === Ukat Sukanta at CPI To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED] cc: com> Subject: RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia 06/23/2003 09:44 AM Please respond to iagi-net Kalau saya harus mengerjakan S2 dan S3 dengan data dari Indonesia, S2 pun mungkin sampai sekarang saya belum dapat. Data S3nya, saya tidak dapat di Indonesia. Apalagi kalau yang membiayai sekolah bukan dari Pemerintah kita.. Yah dapat izin untuk belajar. Salam, US -Original Message- From: Sena Reksalegora [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 23, 2003 7:58 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Maaf saya jadi bingung dengan komentar dibawah ini. Karena sepengetahuan saya banyak universitas di LN yg menawarkan program doktornya dengan topik/project yang sudah jelas karena memang mungkin terkait dengan sponsornya (pesanan). Kenapa jadi "lebih menyedihkan", mohon penjelasan. Salam, -Sena --- wati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar > doktor di LN, mahasiswa > kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik > disertasi pesanan profesornya > atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa > jenis ini, gimana ya? > Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi > IAGI, tolong pertimbangkan > lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti > dengan: Sebutkan > universitasnya. > Salam, > > __ Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month! http://sbc.yahoo.com - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED]) -http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang
RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped
Dear Explorationist, Setuju dengan pandangan pak Bambang ini, dan dalam situasi seperti sekarang ini memang serba "repot". Sudah saya buktikan sendiri bahwa banyak kerancuan berita itu terjadi karena para wartawan/jurnalis asal nulis tanpa konfirmasi pada perusahaan yg bersangkutan. Pihak asosiasi wartawan/jurnalisnya saja tidak dapat mengontrol kinerja anggotanya dalam prosedur/kedisiplinan menurunkan berita dengan cross check lebih dulu pada perusahaan ybs,sehingga yang terjadi seolah-oleh tergantung bagaimana kedewasaan para "pembaca berita" dalam menerima dan menilai informasi tsb.. Itulah yang terjadi saat ini ,maka usaha-usaha harus terus kita lakukan dalam memberi pengertian pada media maupun masyarakat luas khususnya dalam usaha MIGAS, Pertambangan. Rasanya para mantan explorationist yang saat ini bertugas di bagian kehumasan bisa merasakan ini dan tentu akan terus berusaha memberikan penjelasan kepada masyarakat, pemda, LSM, media ttg kegiatan operasi MIGAS melalui pertemuan, forum, pameran dsb, dan meluruskan berita-berita yang tidak tepat. regards, Aditya -Original Message- From: Bambang Murti [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Aditya Mandala; Harmen Rashid Subject: RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped Dear Explorationists, Tanpa bermaksud menyalahkan ataupun membela siapapun, tetapi diluar sana, berita-berita mengenai aktifitas eksplorasi dan pengembangan sering dikutip secara tidak proporsional ataupun "melenceng" dari patron baku yang selama ini kita kenal. Let's get wise, para jurnalis yang meliput berita tersebut pada umumnya tidak memiliki latar belakang kebumian, jadi, rasanya bisa dimaklumi kalau liputan mereka tersebut buat telinga kita terdengar "aneh". Ingat, komunitas explorationist ini (dalam hal jumlah lho) hanya seujung kuku dibanding komunitas, katakanlah, ekonom. Disamping itu, percaya deh, liputan tersebut jarang sekali menempati headlines, kalah bersaing, misalnya, dengan mas Amin yang lagi narik becak di Jember. Nah, kalau begini, siapa yang mesti ngurusi? Pers Release yang dikeluarkan umumnya juga memiliki tendensi tertentu. Iya kalau PR-nya wong Indo (sangat sedikit kan, buat beberapa contoh, Pertamina sudah memulai, juga Exspan dan COPI), itu juga buat yang memiliki sense of explorationist. Kalau ndak, bisa kebayang kan, kita ngomongin akuisisi seismik, katakanlah lagi topo survey, orang awam akan langsung melihatnya sebagai upaya untuk penggusuran. Ndak salah juga, karena dulu-dulunya begitu. Ngebor shot hole, sering ditafsirkan, nah, ini dia, minyaknya pasti disinidst...dst... Coba lihat dulu deh, kebanyakan yang terjadi kan PR-nya ngomongin bahasa Bumi, jurnalistnya ndengerin pakai bahasa Mars. Masih ditambah, misalnya, daya "dong" yang rendah:) Nah, kalau kita mau mereka lebih "proporsional" (harap dibaca "sesuai dengan kaedah dan terminologi explorationist"), maka ini adalah tantangan buat kita semua untuk melakukan sosialisasi keberadaan komunitas ini. Salam, Bambang Satya Murti. -Original Message- From: Toto Santosa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 23 Juni 2003 6:46 To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Aditya Mandala; Harmen Rashid Subject: RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped Dengan komentar Pa Paulus ini, maka jelas bahwa berita yang disiapkan Pa Argo sangat mengaburkan, tidak sesuai dengan maksud awal untuk membantu IAGI dalam sosialisasi kegeologian bagi masyarakat awam. Yang pasti bahwa berita mengenai kegiatan eksplorasi di daerah Tarakan tersebut, bukan didapat dari PRnya PT. Exspan Nusantara yang merupakan instansi yang sangat relevan (PTEN sudah lebih dari 10 tahun mengexploitir/developed daerah ini). Mohon pertimbangan IAGI untuk lebih selektif dalam penerimaan pemberitaan melalui media, atau pemakaian nama IAGI bagi berita yang berbau geologi. Terima kasih. Wassalam. -Original Message- From: Allo, Paulus T [SMTP:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 20, 2003 12:07 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped ada beberapa hal yg kelihatan aneh "... Drillings will be carried out over seismic areas that have been examined with resistivity logging of electric effects in locations that are believed to contain oil and gas. == berarti drilling dilakukan setelah hasil pengujian dgn res log. loh, bukannya kita drill karena memang ingin dilakukan pengujian? dalam artian, kita drill karena ingin tahu apa isinya, kalau dari kalimat diatas kesannya, kita baru akan drill kalau sudah ketahuan ada isinya dari res log. "... Gamma rays together with X-ray and sonic logging for sound identification is used for portraying soil conditions. The next step is self-potential logging to assess
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Alangkah lebih baik bila kita jadi tuan rumah sekaligus aset di negri sendiri (hal penguasaan materi geologi, dsb.), walaupun harus melalui sandwich programm, misalnya. Saya hanya melihat bahwa di segala aspek sumber daya alam kita belumlah dikuasai oleh sdm kita. Bukti telah banyak. Mengapa kita tidak terpanggil untuk itu. Contoh baik misalnya: pak Ketum IAGI spesialis delta Mahakam, serta pendahulu lain yang konsisten. Mempertimbangkan pendapat yang lain, nampaknya kita perlu mawas diri, walau setiap orang punya hak asasi. Salam. - Original Message - From: "Sena Reksalegora" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, June 23, 2003 7:58 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > Maaf saya jadi bingung dengan komentar dibawah ini. > Karena sepengetahuan saya banyak universitas di LN yg > menawarkan program doktornya dengan topik/project yang > sudah jelas karena memang mungkin terkait dengan > sponsornya (pesanan). > > Kenapa jadi "lebih menyedihkan", mohon penjelasan. > > Salam, > -Sena > --- wati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar > > doktor di LN, mahasiswa > > kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik > > disertasi pesanan profesornya > > atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa > > jenis ini, gimana ya? > > Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi > > IAGI, tolong pertimbangkan > > lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti > > dengan: Sebutkan > > universitasnya. > > Salam, > > > > > > __ > Do you Yahoo!? > SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month! > http://sbc.yahoo.com > > - > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > - > - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Kalau saya harus mengerjakan S2 dan S3 dengan data dari Indonesia, S2 pun mungkin sampai sekarang saya belum dapat. Data S3nya, saya tidak dapat di Indonesia. Apalagi kalau yang membiayai sekolah bukan dari Pemerintah kita.. Yah dapat izin untuk belajar. Salam, US -Original Message- From: Sena Reksalegora [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 23, 2003 7:58 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Maaf saya jadi bingung dengan komentar dibawah ini. Karena sepengetahuan saya banyak universitas di LN yg menawarkan program doktornya dengan topik/project yang sudah jelas karena memang mungkin terkait dengan sponsornya (pesanan). Kenapa jadi "lebih menyedihkan", mohon penjelasan. Salam, -Sena --- wati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar > doktor di LN, mahasiswa > kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik > disertasi pesanan profesornya > atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa > jenis ini, gimana ya? > Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi > IAGI, tolong pertimbangkan > lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti > dengan: Sebutkan > universitasnya. > Salam, > > __ Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month! http://sbc.yahoo.com - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Kalau terlalu sebentar di satu tempat (sebelum pindah lagi) berarti Cuma 'quick scan' instead of 'in depth reading' Gitu Guh...? Oki -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, 23 June 2003 09:05 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Kalau kita melihatnya dari sudut pandang seperti ini boleh tidak ? "DUNIA ITU BISA DIIBARATKAN SEBUAH BUKU, BILA KITA TIDAK PERNAH MELANGLANG BUANA, IBARATNYA KITA INI HANYA MEMBACA SATU HALAMAN SAJA DARI BUKU TERSEBUT" Salam, Teguh [EMAIL PROTECTED] mTo: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] cc: 06/23/2003 09:33 Subject: RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia AM Please respond to iagi-net rumput halaman tetangga lebih hijau dari rumput halaman rumah sendiri .. (tidak di beri pupuk) salam, didik -Original Message- From: wati [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM To: [EMAIL PROTECTED]; Rovicky Dwi Putrohari Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar doktor di LN, mahasiswa kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik disertasi pesanan profesornya atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa jenis ini, gimana ya? Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi IAGI, tolong pertimbangkan lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti dengan: Sebutkan universitasnya. Salam, - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Sunday, June 22, 2003 8:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > kalo saja dulu ketika kuliah mengambil sarjana hingga doktor dan sekolah > disini dengan biaya sendiri tidak dengan bantuan subsidi dari pemerintah ... > eh maksudku subsidi dari negara, maka kepergian rekan-rekan doktor ini > tentunya tidak terasa "merugikan" bangsa dan negara yg telah mensubsidinya. > tentunya banyak rakyat yg 'merasa' ikut telah mensubsidinya ... mungkin > karena merasa sebagai pembayar pajak barangkali. > namun ketika saat subsidi pendidikan dll mulai ditata kembali, seolah kita > kehilangan 'sesuatu' ...toh memang legitimasi subsidi menjadi sebuah > keharusan penyelenggara negara karena undang-undang yang sudah disepakati > bersama juga kenapa kok ya terjadi justru pada saat sekolah terasa berat > saat ini ... kenapa juga bertepatan dengan dosen yg telah dipersiapkan dan > diharapkan mendidik anak bangsa ini memilih mengajar di LN ... ya barangkali > bukan salah mereka yang pergi ... barangkali saja ... > > Mungkin kepergian doktor ini emang 'tidak selalu' hanya melulu karena materi > (gaji, atau sertifikasi penghargaan profesi dll) > tetapi aku jelas ngga dapat menggunakan argumentasi 'anomali' ini utk > melegitimasi kepergiannya ... karena barangkali saja di benak pak doktor ini > akan lebih bermanfaat buat umat manusia yg lebih "mendunia" ketimbang tetep > berada di negeri yg sudah morat-marit ini ... karena argumentasi fasilitas > penelitian hanya ada disana, fasilitas alat ada hanya ada disana, seperti > Pak habibie sendiri yg lebih suka tinggal di LN, juga agak aneh anak HBB pun > tidak 'diterima' dinegeri sendiri ... karena 'bau' kkn. > Namun sangat jelas para doktor ini diharapkan menjadi pendidik je > diharapkan memberikan 'sedikit' ilmunya utk ditularkan ke muridnya. > > Mungkin memang tidak selalu karena materi walopun kalo dibaca ulang > alasan materi ini selalu saja muncul disetiap tulisan kegerahan ini. walopun > aku ya kadang heran ... apakah karena kecemburuan antar profesi ... > kecemburuan antar status kepegawaian semoga bukan karena tidak > menguntungkan dirinya maka yg menguntungkan dianggap yang paling benar > ( ... juga semoga bukan karena ngga bisa ngeliat temennya seneng dan sukses > ... > yang jadi dosen ngiri sama yang kerja jadi wirausaha :( > yang jadi dokter ngiri sama insinyur ... :( > si ekonom ngiri sama dokter bedah ... :( > yang kerja di swasta sebel karena ketidak adilan penghargaan profesinya > karena dibanding dengan si'bule' > yang kerja menjadi PNS (BUMN) 'ngiri' kalo dibanding dengan yg kerja di > swasta ... > walopun aku jg masih heran kalo banyak PNS (BUMN) yg punya rumah > 'magrong-magrong' . (ah aku kok slalu suudzon saja ...) > memang tidak mudah membandingkan pendapatan lawyer dengan engineer > ndak sederhana membandingkan gaji PNS dengan swasta apalagi dengan kerja di > LN ... > > hhmm kenapa bukan penghasilan yg dibandingkan :( bagaimana dengan > penghasilan perbulan ? Toh mereka di LN justru akan bekerja dengan lebih > 'bersih' ... memperoleh pendapatan yang sesuai dengan gaji yg tertulis dalam > 'slip gaji' bulanannya
RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Kalau kita melihatnya dari sudut pandang seperti ini boleh tidak ? "DUNIA ITU BISA DIIBARATKAN SEBUAH BUKU, BILA KITA TIDAK PERNAH MELANGLANG BUANA, IBARATNYA KITA INI HANYA MEMBACA SATU HALAMAN SAJA DARI BUKU TERSEBUT" Salam, Teguh [EMAIL PROTECTED] mTo: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] cc: 06/23/2003 09:33 Subject: RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia AM Please respond to iagi-net rumput halaman tetangga lebih hijau dari rumput halaman rumah sendiri .. (tidak di beri pupuk) salam, didik -Original Message- From: wati [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM To: [EMAIL PROTECTED]; Rovicky Dwi Putrohari Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar doktor di LN, mahasiswa kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik disertasi pesanan profesornya atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa jenis ini, gimana ya? Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi IAGI, tolong pertimbangkan lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti dengan: Sebutkan universitasnya. Salam, - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Sunday, June 22, 2003 8:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > kalo saja dulu ketika kuliah mengambil sarjana hingga doktor dan sekolah > disini dengan biaya sendiri tidak dengan bantuan subsidi dari pemerintah ... > eh maksudku subsidi dari negara, maka kepergian rekan-rekan doktor ini > tentunya tidak terasa "merugikan" bangsa dan negara yg telah mensubsidinya. > tentunya banyak rakyat yg 'merasa' ikut telah mensubsidinya ... mungkin > karena merasa sebagai pembayar pajak barangkali. > namun ketika saat subsidi pendidikan dll mulai ditata kembali, seolah kita > kehilangan 'sesuatu' ...toh memang legitimasi subsidi menjadi sebuah > keharusan penyelenggara negara karena undang-undang yang sudah disepakati > bersama juga kenapa kok ya terjadi justru pada saat sekolah terasa berat > saat ini ... kenapa juga bertepatan dengan dosen yg telah dipersiapkan dan > diharapkan mendidik anak bangsa ini memilih mengajar di LN ... ya barangkali > bukan salah mereka yang pergi ... barangkali saja ... > > Mungkin kepergian doktor ini emang 'tidak selalu' hanya melulu karena materi > (gaji, atau sertifikasi penghargaan profesi dll) > tetapi aku jelas ngga dapat menggunakan argumentasi 'anomali' ini utk > melegitimasi kepergiannya ... karena barangkali saja di benak pak doktor ini > akan lebih bermanfaat buat umat manusia yg lebih "mendunia" ketimbang tetep > berada di negeri yg sudah morat-marit ini ... karena argumentasi fasilitas > penelitian hanya ada disana, fasilitas alat ada hanya ada disana, seperti > Pak habibie sendiri yg lebih suka tinggal di LN, juga agak aneh anak HBB pun > tidak 'diterima' dinegeri sendiri ... karena 'bau' kkn. > Namun sangat jelas para doktor ini diharapkan menjadi pendidik je > diharapkan memberikan 'sedikit' ilmunya utk ditularkan ke muridnya. > > Mungkin memang tidak selalu karena materi walopun kalo dibaca ulang > alasan materi ini selalu saja muncul disetiap tulisan kegerahan ini. walopun > aku ya kadang heran ... apakah karena kecemburuan antar profesi ... > kecemburuan antar status kepegawaian semoga bukan karena tidak > menguntungkan dirinya maka yg menguntungkan dianggap yang paling benar > ( ... juga semoga bukan karena ngga bisa ngeliat temennya seneng dan sukses > ... > yang jadi dosen ngiri sama yang kerja jadi wirausaha :( > yang jadi dokter ngiri sama insinyur ... :( > si ekonom ngiri sama dokter bedah ... :( > yang kerja di swasta sebel karena ketidak adilan penghargaan profesinya > karena dibanding dengan si'bule' > yang
RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
rumput halaman tetangga lebih hijau dari rumput halaman rumah sendiri .. (tidak di beri pupuk) salam, didik -Original Message- From: wati [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM To: [EMAIL PROTECTED]; Rovicky Dwi Putrohari Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar doktor di LN, mahasiswa kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik disertasi pesanan profesornya atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa jenis ini, gimana ya? Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi IAGI, tolong pertimbangkan lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti dengan: Sebutkan universitasnya. Salam, - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Sunday, June 22, 2003 8:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > kalo saja dulu ketika kuliah mengambil sarjana hingga doktor dan sekolah > disini dengan biaya sendiri tidak dengan bantuan subsidi dari pemerintah ... > eh maksudku subsidi dari negara, maka kepergian rekan-rekan doktor ini > tentunya tidak terasa "merugikan" bangsa dan negara yg telah mensubsidinya. > tentunya banyak rakyat yg 'merasa' ikut telah mensubsidinya ... mungkin > karena merasa sebagai pembayar pajak barangkali. > namun ketika saat subsidi pendidikan dll mulai ditata kembali, seolah kita > kehilangan 'sesuatu' ...toh memang legitimasi subsidi menjadi sebuah > keharusan penyelenggara negara karena undang-undang yang sudah disepakati > bersama juga kenapa kok ya terjadi justru pada saat sekolah terasa berat > saat ini ... kenapa juga bertepatan dengan dosen yg telah dipersiapkan dan > diharapkan mendidik anak bangsa ini memilih mengajar di LN ... ya barangkali > bukan salah mereka yang pergi ... barangkali saja ... > > Mungkin kepergian doktor ini emang 'tidak selalu' hanya melulu karena materi > (gaji, atau sertifikasi penghargaan profesi dll) > tetapi aku jelas ngga dapat menggunakan argumentasi 'anomali' ini utk > melegitimasi kepergiannya ... karena barangkali saja di benak pak doktor ini > akan lebih bermanfaat buat umat manusia yg lebih "mendunia" ketimbang tetep > berada di negeri yg sudah morat-marit ini ... karena argumentasi fasilitas > penelitian hanya ada disana, fasilitas alat ada hanya ada disana, seperti > Pak habibie sendiri yg lebih suka tinggal di LN, juga agak aneh anak HBB pun > tidak 'diterima' dinegeri sendiri ... karena 'bau' kkn. > Namun sangat jelas para doktor ini diharapkan menjadi pendidik je > diharapkan memberikan 'sedikit' ilmunya utk ditularkan ke muridnya. > > Mungkin memang tidak selalu karena materi walopun kalo dibaca ulang > alasan materi ini selalu saja muncul disetiap tulisan kegerahan ini. walopun > aku ya kadang heran ... apakah karena kecemburuan antar profesi ... > kecemburuan antar status kepegawaian semoga bukan karena tidak > menguntungkan dirinya maka yg menguntungkan dianggap yang paling benar > ( ... juga semoga bukan karena ngga bisa ngeliat temennya seneng dan sukses > ... > yang jadi dosen ngiri sama yang kerja jadi wirausaha :( > yang jadi dokter ngiri sama insinyur ... :( > si ekonom ngiri sama dokter bedah ... :( > yang kerja di swasta sebel karena ketidak adilan penghargaan profesinya > karena dibanding dengan si'bule' > yang kerja menjadi PNS (BUMN) 'ngiri' kalo dibanding dengan yg kerja di > swasta ... > walopun aku jg masih heran kalo banyak PNS (BUMN) yg punya rumah > 'magrong-magrong' . (ah aku kok slalu suudzon saja ...) > memang tidak mudah membandingkan pendapatan lawyer dengan engineer > ndak sederhana membandingkan gaji PNS dengan swasta apalagi dengan kerja di > LN ... > > hhmm kenapa bukan penghasilan yg dibandingkan :( bagaimana dengan > penghasilan perbulan ? Toh mereka di LN justru akan bekerja dengan lebih > 'bersih' ... memperoleh pendapatan yang sesuai dengan gaji yg tertulis dalam > 'slip gaji' bulanannya. > > semoga saja mereka mencari yang lebih 'bersih' dan lebih 'mengharumkan' nama > Indonesia > semoga > > Salam > RDP > > "Mungkin subsidi sudah pantas dicabut ...walopun terasa perih !... .. bangsa > ini apa ya masih harus terus prihatin ?" >
RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped
Dear Explorationists, Tanpa bermaksud menyalahkan ataupun membela siapapun, tetapi diluar sana, berita-berita mengenai aktifitas eksplorasi dan pengembangan sering dikutip secara tidak proporsional ataupun "melenceng" dari patron baku yang selama ini kita kenal. Let's get wise, para jurnalis yang meliput berita tersebut pada umumnya tidak memiliki latar belakang kebumian, jadi, rasanya bisa dimaklumi kalau liputan mereka tersebut buat telinga kita terdengar "aneh". Ingat, komunitas explorationist ini (dalam hal jumlah lho) hanya seujung kuku dibanding komunitas, katakanlah, ekonom. Disamping itu, percaya deh, liputan tersebut jarang sekali menempati headlines, kalah bersaing, misalnya, dengan mas Amin yang lagi narik becak di Jember. Nah, kalau begini, siapa yang mesti ngurusi? Pers Release yang dikeluarkan umumnya juga memiliki tendensi tertentu. Iya kalau PR-nya wong Indo (sangat sedikit kan, buat beberapa contoh, Pertamina sudah memulai, juga Exspan dan COPI), itu juga buat yang memiliki sense of explorationist. Kalau ndak, bisa kebayang kan, kita ngomongin akuisisi seismik, katakanlah lagi topo survey, orang awam akan langsung melihatnya sebagai upaya untuk penggusuran. Ndak salah juga, karena dulu-dulunya begitu. Ngebor shot hole, sering ditafsirkan, nah, ini dia, minyaknya pasti disinidst...dst... Coba lihat dulu deh, kebanyakan yang terjadi kan PR-nya ngomongin bahasa Bumi, jurnalistnya ndengerin pakai bahasa Mars. Masih ditambah, misalnya, daya "dong" yang rendah:) Nah, kalau kita mau mereka lebih "proporsional" (harap dibaca "sesuai dengan kaedah dan terminologi explorationist"), maka ini adalah tantangan buat kita semua untuk melakukan sosialisasi keberadaan komunitas ini. Salam, Bambang Satya Murti. -Original Message- From: Toto Santosa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 23 Juni 2003 6:46 To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Aditya Mandala; Harmen Rashid Subject: RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped Dengan komentar Pa Paulus ini, maka jelas bahwa berita yang disiapkan Pa Argo sangat mengaburkan, tidak sesuai dengan maksud awal untuk membantu IAGI dalam sosialisasi kegeologian bagi masyarakat awam. Yang pasti bahwa berita mengenai kegiatan eksplorasi di daerah Tarakan tersebut, bukan didapat dari PRnya PT. Exspan Nusantara yang merupakan instansi yang sangat relevan (PTEN sudah lebih dari 10 tahun mengexploitir/developed daerah ini). Mohon pertimbangan IAGI untuk lebih selektif dalam penerimaan pemberitaan melalui media, atau pemakaian nama IAGI bagi berita yang berbau geologi. Terima kasih. Wassalam. -Original Message- From: Allo, Paulus T [SMTP:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 20, 2003 12:07 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped ada beberapa hal yg kelihatan aneh "... Drillings will be carried out over seismic areas that have been examined with resistivity logging of electric effects in locations that are believed to contain oil and gas. == berarti drilling dilakukan setelah hasil pengujian dgn res log. loh, bukannya kita drill karena memang ingin dilakukan pengujian? dalam artian, kita drill karena ingin tahu apa isinya, kalau dari kalimat diatas kesannya, kita baru akan drill kalau sudah ketahuan ada isinya dari res log. "... Gamma rays together with X-ray and sonic logging for sound identification is used for portraying soil conditions. The next step is self-potential logging to assess the results of evaluation" == soil? yg dimaksud soil atau rocks? sound identification? identifikasi suara? apa maksudnya? SP log utk assess the results of evaluation? "...Seismic mapping will produce a vague-impression picture. If oil and gas composition has been clearly identified, drillings can start.." == oil and gas composition? kedengarannya lebih ke komposisi kimiawi. sejak kapan seismik bisa CLEARLY identified oil and gas composition? wahhasik juga nih, ada kesempatan buat jualan seismik inversi :D -- pta - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mappe d
Sekedar komen, jika demikian saya pikir Exspan perlu menanggapi secara tertulis dan dikirimkan ke media yang bersangkutan.. Pemberitaan tentu akan menjadi berimbang dan yang kabur menjadi jelas min -Original Message- maka jelas bahwa berita yang disiapkan Pa Argo sangat mengaburkan, tidak sesuai dengan maksud awal untuk membantu IAGI dalam sosialisasi kegeologian bagi masyarakat awam. *** Private and Confidential *** The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) named. Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the intended recipient, please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Maaf saya jadi bingung dengan komentar dibawah ini. Karena sepengetahuan saya banyak universitas di LN yg menawarkan program doktornya dengan topik/project yang sudah jelas karena memang mungkin terkait dengan sponsornya (pesanan). Kenapa jadi "lebih menyedihkan", mohon penjelasan. Salam, -Sena --- wati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar > doktor di LN, mahasiswa > kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik > disertasi pesanan profesornya > atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa > jenis ini, gimana ya? > Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi > IAGI, tolong pertimbangkan > lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti > dengan: Sebutkan > universitasnya. > Salam, > > __ Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month! http://sbc.yahoo.com - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar doktor di LN, mahasiswa kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik disertasi pesanan profesornya atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa jenis ini, gimana ya? Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi IAGI, tolong pertimbangkan lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti dengan: Sebutkan universitasnya. Salam, - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Sunday, June 22, 2003 8:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > kalo saja dulu ketika kuliah mengambil sarjana hingga doktor dan sekolah > disini dengan biaya sendiri tidak dengan bantuan subsidi dari pemerintah ... > eh maksudku subsidi dari negara, maka kepergian rekan-rekan doktor ini > tentunya tidak terasa "merugikan" bangsa dan negara yg telah mensubsidinya. > tentunya banyak rakyat yg 'merasa' ikut telah mensubsidinya ... mungkin > karena merasa sebagai pembayar pajak barangkali. > namun ketika saat subsidi pendidikan dll mulai ditata kembali, seolah kita > kehilangan 'sesuatu' ...toh memang legitimasi subsidi menjadi sebuah > keharusan penyelenggara negara karena undang-undang yang sudah disepakati > bersama juga kenapa kok ya terjadi justru pada saat sekolah terasa berat > saat ini ... kenapa juga bertepatan dengan dosen yg telah dipersiapkan dan > diharapkan mendidik anak bangsa ini memilih mengajar di LN ... ya barangkali > bukan salah mereka yang pergi ... barangkali saja ... > > Mungkin kepergian doktor ini emang 'tidak selalu' hanya melulu karena materi > (gaji, atau sertifikasi penghargaan profesi dll) > tetapi aku jelas ngga dapat menggunakan argumentasi 'anomali' ini utk > melegitimasi kepergiannya ... karena barangkali saja di benak pak doktor ini > akan lebih bermanfaat buat umat manusia yg lebih "mendunia" ketimbang tetep > berada di negeri yg sudah morat-marit ini ... karena argumentasi fasilitas > penelitian hanya ada disana, fasilitas alat ada hanya ada disana, seperti > Pak habibie sendiri yg lebih suka tinggal di LN, juga agak aneh anak HBB pun > tidak 'diterima' dinegeri sendiri ... karena 'bau' kkn. > Namun sangat jelas para doktor ini diharapkan menjadi pendidik je > diharapkan memberikan 'sedikit' ilmunya utk ditularkan ke muridnya. > > Mungkin memang tidak selalu karena materi walopun kalo dibaca ulang > alasan materi ini selalu saja muncul disetiap tulisan kegerahan ini. walopun > aku ya kadang heran ... apakah karena kecemburuan antar profesi ... > kecemburuan antar status kepegawaian semoga bukan karena tidak > menguntungkan dirinya maka yg menguntungkan dianggap yang paling benar > ( ... juga semoga bukan karena ngga bisa ngeliat temennya seneng dan sukses > ... > yang jadi dosen ngiri sama yang kerja jadi wirausaha :( > yang jadi dokter ngiri sama insinyur ... :( > si ekonom ngiri sama dokter bedah ... :( > yang kerja di swasta sebel karena ketidak adilan penghargaan profesinya > karena dibanding dengan si'bule' > yang kerja menjadi PNS (BUMN) 'ngiri' kalo dibanding dengan yg kerja di > swasta ... > walopun aku jg masih heran kalo banyak PNS (BUMN) yg punya rumah > 'magrong-magrong' . (ah aku kok slalu suudzon saja ...) > memang tidak mudah membandingkan pendapatan lawyer dengan engineer > ndak sederhana membandingkan gaji PNS dengan swasta apalagi dengan kerja di > LN ... > > hhmm kenapa bukan penghasilan yg dibandingkan :( bagaimana dengan > penghasilan perbulan ? Toh mereka di LN justru akan bekerja dengan lebih > 'bersih' ... memperoleh pendapatan yang sesuai dengan gaji yg tertulis dalam > 'slip gaji' bulanannya. > > semoga saja mereka mencari yang lebih 'bersih' dan lebih 'mengharumkan' nama > Indonesia > semoga > > Salam > RDP > > "Mungkin subsidi sudah pantas dicabut ...walopun terasa perih !... .. bangsa > ini apa ya masih harus terus prihatin ?" > > - Original Message - > From: "Ade Kadarusman" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Saturday, June 21, 2003 8:02 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia > > > > Yah..terpakso ikut bicara, merasa tersindirseeh. > > > > Sebenarnya kasus pembelotan doktor lulusan LN bukan berita baru, sudah > > dimulai sejak > > jaman Habiebie dan Ginanjar. Cuma sejak krismon, jumlah mereka yang > > membelot, yang enggak pulang2 atau diculik (apapun istilahnya) bertambah > > banyak dan lebih terbuka. > > Hampir sebagian besar mereka bekerja di Instansi pemerintah (termasuk > BUMN), > > di beberapa Instansi memang resmi mengijinkan (si doktor ini mengajukan > ijin > > resmi), tetapi banyak juga Instansi yang tidak mengijinkan. Untuk kasus > > terakhir, banyak yang membelot, > > dan tidak jelas statusnya (bekerja di LN tapi status PNS-nya tidak > hilang). > > Buat Instansi pemerintah sendiri adalah sebuah dilemma yang > berkepanjangan, > > kalaupun mereka dikeluarkan > > (trus ada penggantian biaya pendidika
[iagi-net-l] REMINDER IPA SHORT COURSE IN BANDUNG!
Dear Petroleum Professionals, This is a reminder that IPA will conduct a course on "Practical Project Appraisal and Business Decision Analysis in Petroleum Exploration & Production" on July 7-11 in the Sheraton Hotel - Bandung. The course has specific applications to the Indonesian oil and gas industry. It will be presented by Dr. H. L. Ong, who is well known for his success with P.T. Geoservices. Dr. Ong is also a popular and highly regarded instructor of courses on the business side of the petroleum industry. The registration fee for this course is US$ 1,200 for IPA Members and US$ 1,300 for non members. Hotel accommodation for 6 nights is included in the cost. This course is unique in that it is presented by a person with an extensive background in teaching experience as well as first hand experience running his own highly successful company for more than 30 years. Dr. Ong explains business principles with lively and topical examples, including many from his personal experience. Target attendees include: Petroleum/reservoir engineers, Explorationists (Geologists and Geophysicists), Project managers and engineers, Commercial analysts working for the service industries (seismic, drilling, pipeline, construction), Portfolio managers, Finance and Contract specialists involved in the preparation of cost and engineering estimates, Bid committee members who are evaluating tender/bids, and those considering new business ventures. I would appreciate your assistance in notifying the appropriate personnel in Pertamina regarding this course. Please let me know if you or others have any questions about it. I can be reached by e-mail at [EMAIL PROTECTED] and by phone at 524-1568. My Best Regards, Chuck Caughey Vice Chair IPA Professional Division Committee Enclosure The 29th Annual Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition, will be held October 14-16, 2003 at the Jakarta Convention Center, Indonesia Mark your agenda now, Don't Miss the biggest Petroleum Industry Event in SE Asia!
Re: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped
Reminder & progress report Mahakam Delta Field Trip 1 week to go The Modern And Ancient Mahakam Delta A Technical Field Trip for Geosciences Personnel Re-scheduled from March 31-April 5, 2003 to June 30 - July 5, 2003 Leaders : Stefano Mora, Marco Gardini and Agung Wiweko (TotalFinaElf). Fee : IPA Members US$ 1350, Non-members US$1450 (including Jkt-Bppn-Jkt airfare, land/ sea transportation, helicopter, hotels, meals, refreshments and hand-out). Limit : 17 Persons (fully book) The Modern Mahakam Delta is one of the best examples of a deltaic depositional environment that is both easily accessible for research and relatively undisturbed by large scale human activities. The subject of numerous studies and publications, the Modern Mahakam Delta is a mixed fluvial-tidal dominated delta developed since the last Holocene still stand approximately 5-6000 years ago. The major depositional environments of the Modern Mahakam Delta including the delta plain, distributaries channels, the delta front and the distributaries mouth bars are accessible by boat. The distributaries mouth bars, which are exposed above sea level during low tide, present a unique opportunity to walk upon and make observations on the sediments and sedimentary structures of the mouth bar. The Ancient Mahakam Delta is exposed in large Miocene aged exposures in the vicinity of the city of Samarinda. These outcrops reveal the ancient deltaic environment and allow for a comparison between modern and ancient delta features. The presence of both ancient and modern deltaic depositional systems in the same locality presents a unique opportunity to more fully understand these complex and economically important systems. On the evening of June 30 participants will fly from Jakarta to Balikpapan where they will stay in the Dusit Hotel. The next day participants will travel by bus to the Mahakam Delta, over fly the delta by helicopter and travel by speedboat to stay in the Bumi Senyiur Hotel in Samarinda. Wednesday, Thursday and Friday will be spent examining delta features and outcrops based from Samarinda. At the end of Friday's field work participants will return to the Dusit Hotel in Balikpapan for the night prior to returning to Jakarta in the morning of July 5th. The IPA Modern and Ancient Mahakam Delta Field Trip is made possible by TotalFinaElf.
RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped
Dengan komentar Pa Paulus ini, maka jelas bahwa berita yang disiapkan Pa Argo sangat mengaburkan, tidak sesuai dengan maksud awal untuk membantu IAGI dalam sosialisasi kegeologian bagi masyarakat awam. Yang pasti bahwa berita mengenai kegiatan eksplorasi di daerah Tarakan tersebut, bukan didapat dari PRnya PT. Exspan Nusantara yang merupakan instansi yang sangat relevan (PTEN sudah lebih dari 10 tahun mengexploitir/developed daerah ini). Mohon pertimbangan IAGI untuk lebih selektif dalam penerimaan pemberitaan melalui media, atau pemakaian nama IAGI bagi berita yang berbau geologi. Terima kasih. Wassalam. -Original Message- From: Allo, Paulus T [SMTP:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 20, 2003 12:07 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped ada beberapa hal yg kelihatan aneh "... Drillings will be carried out over seismic areas that have been examined with resistivity logging of electric effects in locations that are believed to contain oil and gas. == berarti drilling dilakukan setelah hasil pengujian dgn res log. loh, bukannya kita drill karena memang ingin dilakukan pengujian? dalam artian, kita drill karena ingin tahu apa isinya, kalau dari kalimat diatas kesannya, kita baru akan drill kalau sudah ketahuan ada isinya dari res log. "... Gamma rays together with X-ray and sonic logging for sound identification is used for portraying soil conditions. The next step is self-potential logging to assess the results of evaluation" == soil? yg dimaksud soil atau rocks? sound identification? identifikasi suara? apa maksudnya? SP log utk assess the results of evaluation? "...Seismic mapping will produce a vague-impression picture. If oil and gas composition has been clearly identified, drillings can start.." == oil and gas composition? kedengarannya lebih ke komposisi kimiawi. sejak kapan seismik bisa CLEARLY identified oil and gas composition? wahhasik juga nih, ada kesempatan buat jualan seismik inversi :D -- pta - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -