[iagi-net-l] Wana SHERPA/BPN/ID/EP/Corp is out of the office.
I will be out of the office starting 03/16/2007 and will not return until 04/01/2007. in any urgent case (operation geology) contact me at : 08125417433 Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Catatan (teknis) khusus tentang HotMudFlow
Mungkin ada yang membaca adanya perbedaan pendapat para ahli kebumian mengenai HotMudFlow atau dikenal dengan Lumpur Sidoarjo atau Lumpur Lapindo ini. Seperti misal surat terbuka Pak Professor yang ditulis disini http://rovicky.wordpress.com/2007/02/25/prof-dr-rp-koesoemadinata-surat-terbuka-kepada-ketua-umum-iagi-1/ juga dalam diskusi para punggawa begawan geologi disini http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ dan ditulis dalam media disini http://hotmudflow.wordpress.com/2007/03/07/ahli-geologi-saling-berseteru/. Namun ada beberapa hal penting yang harus disadari dalam penanganan kasus lumpur panas ini : 1. Tujuan utama setiap tindakan yang diambil adalah menyelamatkan manusia dari kejadian ini. 2. Apapun yang menyebabkannya (natural ataupun man made) kejadian yg terlihat saat ini adalah sebuah kejadian munculnya kombinasi Mud Volkano dan Hydrothermal. 3. Semua jenis/tipe penanganan dan pencegahan dampak ini baik penanganan permukaan, usaha penutupan semburan tidak harus mengetahui dengan pasti apa yang menyebabkannya. 4. Kejadian munculnya kombinasi MudVolkano - Hydrothermal (tanpa melihat apa yang menyebabkannya) ini baru pertama kali didunia. Sehingga tidak ada satupun di dunia ini yang memiliki pengalaman dalam hal menanganinya. 5. Semua tindakan baik menutup maupun mencegah dampak (permukaan) memang memerlukan penelitian. Tetapi keduanya diburu-buru dan saling berkejaran. Meneliti bisa dilakukan sambil menangani. Hanya yang harus diperhatikan adalah setiap penanganan harus didasari alasan ilmiah yang tepat. Apapun alasannya harus ada dan dapat dijelaskan secara terbuka. 6. Proses ini sangat dinamis, gejala-gejala di awal kejadian, dimasa transisi (minggu-minggu awal), serta kondisi saat ini sudah sangat berbeda. Misal, jumlah lubang semburan pada waktu awal, ukuran diameter lubang yg berkembang, volume dan jenis material yang keluar dari dalam lubang , kondisi bawah permukaan (suhu, tekanan, rekahan) dll. Sehingga pencatatan lengkap harus dilakukan terhadap semua gejala yang timbul. 7. Catatan inipun akan bertambah dan berubah selama kejadian ini berlangsung. -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI
Maaf Mas Nyoto, janganlah berprasangka buruk, tentunya panitya mempunyai alasan cukup kuat yang mungkin tidak dibeberkan sehingga merumuskan seperti itu. Sah-sah saja kalau ada yang kontra atau tidak setuju. Saya hanya ingin menengahi dengan memberikan "clue"; Apakah yang tidak setuju itu tahu apa yang terjadi pada sumur BJP-1 pada saat gempa Jogja ? Mengapa sumur Porong-1 yang lokasinya juga tidak jauh dari semburan lumpur sekarang, dan juga terjadi drilling problem, tapi ternyata tidak terjadi semburan lumpur, padahal kalau melihat posisi dan lithologi yang ditembus, barangkali lebih memungkinkan untuk terjadi hal yang sama dibanding dengan data dari sumur BJP-1 ? Kita lebih baik konsentrasi saja untuk mengatasi bencana yang sudah makin besar, kasihan mereka yang menjadi korban. Tidak perlu memperpanjang masalah. Salam, Nana - Original Message - From: nyoto - ke-el To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 16, 2007 6:54 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI Supaya lebih fair hasil kesimpulannya, saya kira akan lebih baik kalau penyelenggara workshop "mengundang & mendengarkan" semua pendapat dari para ahli, baik pendapat yang berseberangan maupun yang "sama bahasa". Soalnya paling tidak kalau diperhatikan sejak awal memang penyelanggara kelihatannya "enggan" kalau tidak boleh dibilang "tidak mau mendengarkan" pendapat yang kira2 akan berseberangan dengan hasil kesimpulan yang "sudah dipersiapkan sebelumnya". Dengan dalih ybs sudah pernah diundang & berbicara/presentasi dalam seminar2 sebelumnya (maka undangannyapun diberi catatan "hanya sebagai pendengar saja"), ataupun ybs tidak pernah ikut dalam penelitian langsung ke lokasi biarpun sudah pernah melakukan study analisa mengenai LUSI, atau apalah alasannya, tapi yang jelas itu hanya alasan yang dibuat oleh penyelanggara saja. Tidak usah mengelak , hal ini bisa & mudah sekali "dibaca", baik oleh peserta workshop maupun yang tidak mengikutinya, paling tidak seperti saya ini, yang ikut prihatin karena adanya kesimpulan workshop yang kelihatan "bias" secara ilmiah. Dan sebetulnya hal itulah yang menjadikan "uneg2" pak Koesoema, sehingga beliau akhirnya memutuskan untuk menulis SURAT TERBUKA yang akhirnya menimbulkan topic "perseteruan antar para ahli" di media massa. Mohon maaf bagi yang kurang berkenan, sebagai salah satu warga geologiawan Indonesia yang ikut prihatin dengan kejadian LUSI dengan tanpa solusi yang memadai dari yang berwenang, saya hanya berusaha "meluruskan" yang bengkok saja tidak ada maksud lain. Mungkin juga gempa Yogya bisa ikut andil atau kombinasi dengan problem drilling di sumur BJP-1 dalam hal penyebab awal terjadinya LUSI, tapi kalau ada, itupun presentasinya sangat kecil sekali, dan sebagai pemicu utama adalah karena adanya problem drilling di sumur BJP-1 tsb (dimana problemnya tidak bisa segera diatasi karena adanya interval "open hole" yang terlalu panjang yang reskan sekali didalam pemboran sumur yang menembus formasi bertekanan tinggi/"over pressure zones"). Itupun hanya sebagai pemicu awal, sebab selanjutnya yang terjadi adalah karena memang mud-volcano tsb bertekanan & bersuhu tinggi & "unconsolidated" , maka sifatnya sangat tidak stabil & selalu ingin "expand" dengan mencari zona2 lemah untuk keluar dari dalam perut bumi. Akibatnya bermunculanlah titik2 semburan lumpur tsb disekitar lokasi sumur (karena sumurnya sendiri saat itu sudah diisi lumpur bor yang "berat" untuk melawan tekanan formasi & di "plug" atau ditutup semen). Semburan2 lumpur tsb lama kelamaan menjadi besar & berkembang sebagai bencana alam. Yang dalam hal ini sebetulnya sudah layak dinyatakan sebagai "bencana alam nasional" karena skala & dampaknya yang cukup besar mempengaruhi kebutuhan hajat hidup orang banyak. Wassalam, nyoto On 3/15/07, Achmad Luthfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Koesoema yg sangat saya hormati, maaf kalau saya merespon surat Bapak sepotong-sepotong, saat ini pk. 20.50 menjelang pulang kantor baru sempat tulis imil. Contoh lumpur yang diambil oleh tim IAGI dianalisa di lab. Universitas di Jepang tanpa biaya, hal ini atas dasar hubungan baik DR. Edy Sunardi dengan guru besarnya di Jepang (Kang Edy memperoleh PHD di Jepang), disamping itu para ahli dari jepang sangat sering mengunjungi Indonesia. Prof James Mori, DR. Yasuyuki Kano, DR. Wataru Tanikawa dan Prof Toshihiko Shimamoto datang ke Indonesia bekerjasama dengan ITB (geologi) akhir Desember 2006 selama 2 minggu antara lain melakukan beberapa penelitian antara lain microseismic, GPS monitoring, dan juga sampling mud serta air untuk lab analisis dan modeling, selain ke LULA, mereka juga melakukan regional reconnaissance termasuk ke Kujung, Mojokerto dan Tuban. Sedangkan rombongan lainnya (Prof Hisao Kumai dan Hiroyuki Yamamoto) merupakan bagian join resear
RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI
Pak Rovicky, Kalau hanya melihat crossplot after-effect gempa dengan sumbu2 distance (terhadap episentrum) dan magnitude gempa memang LUSI jauh di posisi anomaly, sehingga kita yang menafsirkannya langsung akan berkesimpulan LUSI "jauh panggang dari api" sebagai diakibatkan gempa. Tetapi, coba kita lihat slide2 selanjutnya dari Prof. Mori itu, bahwa banyak after-effect gempa yang bisa menimbulkan banyak reaktivitas gejala geologi seperti geothermal dalam jarak ribuan km. Bahkan, saat gempa Sumatra Desember 2004, spring water level di Jepang terpengaruh dalam jarak sekitar 6000 km. Lagipula, cross plot di atas itu tak pernah melihat bagaimana kondisi struktur bawah permukaan antara Pusat gempa dengan terjadinya after-effect. Kalau jaraknya > 1000 km, dan magnitude < 5 Mw, tetapi ada tectonic freeway di kerak Bumi antara episentrum dan tempat after-effect terjadi (mis bud volcano), maka saya pikir mud volcano akan tetap terjadi walau posisi plot-nya jauh ke atas garis batas di cross plot tersebut. Benar kata pak Rovicky, statistik penting, tetapi kita harus memeriksa satu demi satu karakteristiknya. Korelasi tak serta-merta bisa menunjukkan pembenaran suatu gejala sebab di geologi banyak parameter yang variable-nya tak bisa dikuantifikasi. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:05 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI Menghubungkan gempa dengan semburan memang bukan hal tidak mungkin karena secara statistik memang ada didaerah lain yang menunjukkan hal itu. Tentusaja sebagai geologi tidak serta merta menggunakan data statistik, karena setiap data memilki karakteristik sendiri-sendiri. Setiap data point memilki attribut-attribut sehingga memenuhi persyaratan untuk menunjukkan korespondensi (relasi). Dalam hal gempa menyebabkan reaktivasi semburan mud volkano bisa dilihat persyaratannya yang dilihat dengan cara fisis yaitu diukur atau ada hal-hal dalam bentuk ukuran "measurement". Faktor-faktor yang mempengaruhi tentu saja "besaran getaran". Kita sangat beruntung karena ada ilmu gempa yang menggunakan ukuran ini misalnya MMI. MMI ini mengukur (mengestimasi) besarnya kekuatan getaran di titik yang diukur. Secara grafis dapat digambarkan seperti yang ada disini : http://rovicky.wordpress.com/2006/06/27/mungkinkah-gempa-penyebab-mud-fl ow/ Juga yang dipertontonkan bulan lalu di BPPT disini (trims Pak Koesoema): http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/02/earthquake-trigger-lus i.jpg Gambar pertama menunjukkan bahwa intensitas diatas 6 MMI (ditempat itu) yang akan menyebabkan reaktivasi dari mudvulkano (ingat "re-aktivasi", bukan pembentukan mudvolkano baru !). Dua gambar itu jelas menunjukkan bahwa sangat sulit gempa jogja menyebabkan LuSi Atau dalam bahasa awam "jauh panggang dari api". Walaupun secara ilmiah api memang menyebabkan air itu mendidih, tetapi tidak bisa menyatakan kalau ada api selalu akan menyebabkan air mendidih, kan ? Menurut info di IAGI-net tulisan Pak Awang di stasiun Karangkates tercatat III-IV MMI ... bisa dibaca ulang lengkapnya disini : http://hotmudflow.wordpress.com/2006/06/13/iagi-net-l-informasinya-benar -banjar-panji-mud-extrusion/ Bagaimana kalau dengan hitung2an, ya siapa tahu pengukuran yang di tretes menurut perhitungan rekan saya yang terurai disini : http://hotmudflow.wordpress.com/2006/07/05/gempa-yogya-bikin-mud-volcano -di-porong/ Diperkirakan getaran sekitar 4.9 Mw ... sangat sesuai dengan yang terukur di Karangkates maupun Surabaya yang kira-kira III-IV MMI. Memang kadangkala kita terperangah dengan besarnya dampak yang hanya karena kesalahan kecil. Akupun melihat dimensi dampak lumpurnya saja menjadi terbelalak. Seolah kagak percaya apa iya ngebor ukuran 12 inci bisa menyebabkan dampak sebesar itu ? Kalau menggunakan pemikiran "trigger mechanism" yang menjalar dengan "domino effect" dicampur dengan teori "butterfly effect", hal-hal kecil memang bisa saja menyebabkan perubahan besar. wadduh tapi ini tidak mudah membuktikanya secara matematika ataupun fisika memang angel ...tetapi bukan tidak mungkin dilakukan :( rdp On 3/14/07, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Pak Nyoto, > > > > Semua mud volcano di Indonesia dan di seluruh dunia muncul di suatu kawasan > geologi yang tidak stabil dan tertekan. Kawasan tidak stabil itu tempat > sedimen diendapkan begitu cepatnya sehingga tak punya waktu terkompaksi > dengan baik, tak ada proses dewatering sempurna. Di Indonesia, wilayah > seperti itu ada di dua tempat yang sangat menonjol : Kendeng Deep-Madura > Strait dan foredeep Sorong Fault di utara Papua dari > Salawati-Mamberamo-Sepik-Ramu di utara PNG. Di forearc basin yang dalam pun > ada seperti di Sawu Basin yang timbul akibat collision Australia. Maka di > wilayah2 ini banyak mud volcano dijumpai. Sedimentasi tak stabil, terangkat, > dan tertekan, akan mudah memunculkan mudvo
Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI
Supaya lebih fair hasil kesimpulannya, saya kira akan lebih baik kalau penyelenggara workshop "mengundang & mendengarkan" semua pendapat dari para ahli, baik pendapat yang berseberangan maupun yang "sama bahasa". Soalnya paling tidak kalau diperhatikan sejak awal memang penyelanggara kelihatannya "enggan" kalau tidak boleh dibilang "tidak mau mendengarkan" pendapat yang kira2 akan berseberangan dengan hasil kesimpulan yang "sudah dipersiapkan sebelumnya". Dengan dalih ybs sudah pernah diundang & berbicara/presentasi dalam seminar2 sebelumnya (maka undangannyapun diberi catatan "hanya sebagai pendengar saja"), ataupun ybs tidak pernah ikut dalam penelitian langsung ke lokasi biarpun sudah pernah melakukan study analisa mengenai LUSI, atau apalah alasannya, tapi yang jelas itu hanya alasan yang dibuat oleh penyelanggara saja. Tidak usah mengelak , hal ini bisa & mudah sekali "dibaca", baik oleh peserta workshop maupun yang tidak mengikutinya, paling tidak seperti saya ini, yang ikut prihatin karena adanya kesimpulan workshop yang kelihatan "bias" secara ilmiah. Dan sebetulnya hal itulah yang menjadikan "uneg2" pak Koesoema, sehingga beliau akhirnya memutuskan untuk menulis SURAT TERBUKA yang akhirnya menimbulkan topic "perseteruan antar para ahli" di media massa. Mohon maaf bagi yang kurang berkenan, sebagai salah satu warga geologiawan Indonesia yang ikut prihatin dengan kejadian LUSI dengan tanpa solusi yang memadai dari yang berwenang, saya hanya berusaha "meluruskan" yang bengkok saja tidak ada maksud lain. Mungkin juga gempa Yogya bisa ikut andil atau kombinasi dengan problem drilling di sumur BJP-1 dalam hal penyebab awal terjadinya LUSI, tapi kalau ada, itupun presentasinya sangat kecil sekali, dan sebagai pemicu utama adalah karena adanya problem drilling di sumur BJP-1 tsb (dimana problemnya tidak bisa segera diatasi karena adanya interval "open hole" yang terlalu panjang yang reskan sekali didalam pemboran sumur yang menembus formasi bertekanan tinggi/"over pressure zones"). Itupun hanya sebagai pemicu awal, sebab selanjutnya yang terjadi adalah karena memang mud-volcano tsb bertekanan & bersuhu tinggi & "unconsolidated" , maka sifatnya sangat tidak stabil & selalu ingin "expand" dengan mencari zona2 lemah untuk keluar dari dalam perut bumi. Akibatnya bermunculanlah titik2 semburan lumpur tsb disekitar lokasi sumur (karena sumurnya sendiri saat itu sudah diisi lumpur bor yang "berat" untuk melawan tekanan formasi & di "plug" atau ditutup semen). Semburan2 lumpur tsb lama kelamaan menjadi besar & berkembang sebagai bencana alam. Yang dalam hal ini sebetulnya sudah layak dinyatakan sebagai "bencana alam nasional" karena skala & dampaknya yang cukup besar mempengaruhi kebutuhan hajat hidup orang banyak. Wassalam, nyoto On 3/15/07, Achmad Luthfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Koesoema yg sangat saya hormati, maaf kalau saya merespon surat Bapak sepotong-sepotong, saat ini pk. 20.50 menjelang pulang kantor baru sempat tulis imil. Contoh lumpur yang diambil oleh tim IAGI dianalisa di lab. Universitas di Jepang tanpa biaya, hal ini atas dasar hubungan baik DR. Edy Sunardi dengan guru besarnya di Jepang (Kang Edy memperoleh PHD di Jepang), disamping itu para ahli dari jepang sangat sering mengunjungi Indonesia. Prof James Mori, DR. Yasuyuki Kano, DR. Wataru Tanikawa dan Prof Toshihiko Shimamoto datang ke Indonesia bekerjasama dengan ITB (geologi) akhir Desember 2006 selama 2 minggu antara lain melakukan beberapa penelitian antara lain microseismic, GPS monitoring, dan juga sampling mud serta air untuk lab analisis dan modeling, selain ke LULA, mereka juga melakukan regional reconnaissance termasuk ke Kujung, Mojokerto dan Tuban. Sedangkan rombongan lainnya (Prof Hisao Kumai dan Hiroyuki Yamamoto) merupakan bagian join research antara jepang dan P3G dating ke Indonesia setiap tahun sejak 1976 meneliti stratigrafi kwarter dari lembah bengawan solo sampai mojokerto. Untuk pembicara dari Oslo University, DR. Adriano Mazzini dating ke LULA selama 2 minggu bulan Agustus 2006 melakukan observasi LULA dan sampling, hasil sampling ini dianalisa di Oslo dan Moskow State University. Karena itu para ahli dari luar negeri yang diundang mereka yang pernah dating meneliti langsung ke LULA. Sedangkan Richard Davis dari Inggris belum pernah dating ke LULA dan belum pernah berkomunikasi dengan IAGI, karena itu panitia seminar hanya mendiskusikan saja akhirnya diputuskan untuk tidak mengundang Richard Davis dengan alas an tersebut. Dari interpretasi hasil survey seismic dan VLF, kami menjumpai berbagai patahan yang punya patern seperti mangkok, atas dasar ini kami menilai potensi terjadinya subsidence sangat besar. Kami putuskan untuk minta bantuan teman2 geodesi itb untuk melakukan pengukuran didaerah sebaran LULA dan sekitarnya untuk mengetahui terjadi subsidence atau tidak/belum. Dari hasil pengukuran GPS diketahui terjadi penurunan 3-26 cm dalam 26 hari sejak semburan LULA. Hal ini kami sampaikan k
RE: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI
Pak Koesoema yg sangat saya hormati, maaf kalau saya merespon surat Bapak sepotong-sepotong, saat ini pk. 20.50 menjelang pulang kantor baru sempat tulis imil. Contoh lumpur yang diambil oleh tim IAGI dianalisa di lab. Universitas di Jepang tanpa biaya, hal ini atas dasar hubungan baik DR. Edy Sunardi dengan guru besarnya di Jepang (Kang Edy memperoleh PHD di Jepang), disamping itu para ahli dari jepang sangat sering mengunjungi Indonesia. Prof James Mori, DR. Yasuyuki Kano, DR. Wataru Tanikawa dan Prof Toshihiko Shimamoto datang ke Indonesia bekerjasama dengan ITB (geologi) akhir Desember 2006 selama 2 minggu antara lain melakukan beberapa penelitian antara lain microseismic, GPS monitoring, dan juga sampling mud serta air untuk lab analisis dan modeling, selain ke LULA, mereka juga melakukan regional reconnaissance termasuk ke Kujung, Mojokerto dan Tuban. Sedangkan rombongan lainnya (Prof Hisao Kumai dan Hiroyuki Yamamoto) merupakan bagian join research antara jepang dan P3G dating ke Indonesia setiap tahun sejak 1976 meneliti stratigrafi kwarter dari lembah bengawan solo sampai mojokerto. Untuk pembicara dari Oslo University, DR. Adriano Mazzini dating ke LULA selama 2 minggu bulan Agustus 2006 melakukan observasi LULA dan sampling, hasil sampling ini dianalisa di Oslo dan Moskow State University. Karena itu para ahli dari luar negeri yang diundang mereka yang pernah dating meneliti langsung ke LULA. Sedangkan Richard Davis dari Inggris belum pernah dating ke LULA dan belum pernah berkomunikasi dengan IAGI, karena itu panitia seminar hanya mendiskusikan saja akhirnya diputuskan untuk tidak mengundang Richard Davis dengan alas an tersebut. Dari interpretasi hasil survey seismic dan VLF, kami menjumpai berbagai patahan yang punya patern seperti mangkok, atas dasar ini kami menilai potensi terjadinya subsidence sangat besar. Kami putuskan untuk minta bantuan teman2 geodesi itb untuk melakukan pengukuran didaerah sebaran LULA dan sekitarnya untuk mengetahui terjadi subsidence atau tidak/belum. Dari hasil pengukuran GPS diketahui terjadi penurunan 3-26 cm dalam 26 hari sejak semburan LULA. Hal ini kami sampaikan ke tim-nya Kang Rudy dalam diskusi malam hari di Shangrila Surabaya pada waktu menentukan lokasi pertama untuk relief well. Perdebatan penentuan lokasi relief well ini cukup seru, walaupun hasilnya setelah lokasi yang disiapkan dengan biaya jutaan dolar AS tenggelam oleh LULA sembelum sempat dimanfaatkan. ...TOETOEGE (Bersambung).. -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 25 Februari 2007 13:41 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI-(2) SURAT TERBUKA KEPADA KETUA UMUM IAGI (2) Di lain pihak yang sangat menarik adalah telah terungkapnya pula data pemboran yang pada waktu sebelumnya (terutama pada permulaan erupsi Lusi) tidak pernah muncul pada laporan pemboran, yaitu yaitu bahwa 10 menit setelah terjadinya gempa di Jogya, terjadi 'partial loss' dari lumpur pemboran yang teramati pada mud pit. Hal yang sama diungkapkan pula oleh Dr. Doddy Nawangsidi, tetapi waktunya adalah 70 menit sesudah gempa (mungkin Pak Doddy ini keliru membaca 1 sebagai 7). Ini data yang sangat menarik karena sebelum data ini belum pernah dilaporkan dan menunggu 7 bulan untuk terungkap. Di lain pihak Dr. Nawangsidi ini menunjukkan secara kwantitafi dengan menggunakan rumus reservoir (Darcy) dengan parameter2 yang diasumsikan bagaimana tidak mungkinnya laju (rate of production) jumlah air sebegitu besar (100 sampai 160 juta meter kubik per hari?) dari satu lubang sumur yang menembus Kujung hanya 15 kaki saja.. Analisa ini tentu merupakan pukulan, paling tidak renungan, bagi mereka yang berpendapat bahwa gunung api lumpur ini bersumber dari air bertekanan tinggi dari reservoir terumbu Kujung yang telah ditembus sumur BP-1, walaupun tentu orang dapat mempertanyakan data serta parameter yang diasumsikannya, serta adanya tambahan sumber air panas lainnya yang ikut terpicu dengan underground blow-out dari Kujung ini. Mengenai stratigrafi lubang bor Dr. Adi Kadar dkk mengakui telah mereview serta menganalisa ulang data biostratigrafi dan disimpulkan bahwa seluruh lapisan batuan yang ditembus Banjar Panji hanyalah berumur Pleistocene yang menimbulkan kesan bahwa Formasi Kujung tidak tersentuh oleh sumur bor ini. Juga telah ditekankan keberadaan diapirism dalam selang overpressured shale, yang banyak menganggap sebagai sumber lumpur. Mengenai sumber air ini masih juga ada yang berpendapat bahwa lumpur ini berasal dari overpressured shale yang diyakini semua orang keberadaannya jauh di atas formasi Kujung, namun berdasarkan analisa penampang seismic dibantah oleh Dr. Alam sebagai mud diapir. Dr. Adriano Mazzini dari Oslo University masih berpandangan bahwa sumber lumpur ini adalah dari overpressured shale ini, tetapi ketika ditanyakan oleh Richard Davies bagaimana begitu banyak air dapat dihasilka
Re: [iagi-net-l] Permodelan LUSI/LULA
kalau dari google earth jelas gak keliatan pak atau kabur, karena resolusinya kan rendah. mungkin bisa dicoba dengan landsat tm atau citra satelit yang lain, tapi yang ini jelas gak gratisan kayak google earth... :) lebih baik lagi kalau kita punya data digital elevation model (dem) daerah porong sebelum semburan, untuk memperkirakan arah aliran lumpur berdasarkan kemiringan lereng daerah tsb. wah, dari studi ini aja barangkali bisa menghasilkan seorang master... :-) nur h. --- nyoto - ke-el <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya pernah mencoba "melihat/mengamati" penyebaran > LUSI dari citra satelit > melalui "Google Earth", tapi koq gak kelihatan apa2 The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Permodelan LUSI/LULA
Saya pernah mencoba "melihat/mengamati" penyebaran LUSI dari citra satelit melalui "Google Earth", tapi koq gak kelihatan apa2 ya, mungkin apa terlalu kecil penyebarannya sehingga gak kelihatan dari citra satelit tsb. Dari Google Earth tsb lokasi LUSI telah ditandai dengan nama "Sidoardjo Mud Flow", tapi waktu di-zoom tidak kelihatan mud-flownya, disitu citra gambarnya kabur tidak jelas. wass, nyoto On 3/15/07, M. Nur Heriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sekedar ide sederhana...Barangkali pola sebaran dan trend aliran lumpur lapindo tsb. bisa diamati dan dimodelkan dari citra satelit pada selang periode tertentu (per bulan?) sehingga bisa diperkirakan model anisotropinya. Dengan demikian pola sebaran untuk jangka panjang bisa diramalkan, dengan tujuan untuk evakuasi warga di sekitar Porong. Salam, Nur H. --- Leonard Lisapaly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Atau ada yang mau ambil tesis S3 untuk modeling LULA > (saya lebih suka > menggunakan istilah LULA karena Lula Kamal lebih > cakep dari Lusi Rahmawaty > yang mantan AB Three ...8-) > Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center. http://autos.yahoo.com/green_center/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI
Malam ini secara tidak sengaja saya mendapatkan buku tentang "Gempa : Jogja, Indonesia & Dunia" dengan penerbit PT Mediarona Dirgantara - Kelompok Gramedia Majalah. Silakan dicari di toko buku anda, semoga masih ada. Kalau tidak salah kelompok ini pernah menerbitkan buku tentang Gempa dan Tsunami Aceh. Saya juga membeli dan mengkoleksinya. Buku-buku tersebut selain relatif murah (Rp 25 ribu) namun sarat dengan informasi tentang gempa dari pakar-pakarnya khususnya di Indonesia, cerita (dongeng geologi) tentang pergerakan lempeng di dunia (teori "Continental Drift" karya Alfred A. Wegener)sampai berbagai mitos yang ada. Sisipan "Poster Peta Digital Tektonik Dunia" beserta gambar-gambar akibat gempa di penjuru dunia sangat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang gempa dan akibatnya. Ini bagus untuk sosialisasi gempa dan bencana alam. Semoga IAGI dan instansi terkait lainnya dapat semakin memasyarakatkan ilmu geologi sehingga masyarakan dapat merasakan manfaatnya. Namun di buku tersebut tidak dibahas dampaknya pada Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoardjo. Sekian dulu dan ini bukan iklan serta maaf bila ada yang kurang berkenan. Wassalam Yang masih peduli pada semua dampak bencana alam. --- Achmad Luthfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Betul Mas Kabul, maksudnya ngetik "beberapa hari" > yang terketik > "beberapa menit", maklumlah setelah seharian bekerja > menangani berbagai > dokumen (WP&B, POD, AFE, dsb) yg sangat rawan > tuntutat/gugatan, > kesempatan merespon imil sebelum pulang jam 19.11. > > -Original Message- > From: Kabul Ahmad > [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: 15 Maret 2007 14:08 > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka > Kepada Ketua Umum IAGI > > Oaalah si Lusi ini kok lama-lama jadi seperti > teka-teki : > > Duluan mana Ayam dengan Telur ? > > Gempa atau Driling ? Bencana Alam atau Ulah manusia > ? > > Wong wis cetho melo-melo.. > Salam IAGI... > KA > - Original Message - > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:04 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka > Kepada Ketua Umum IAGI > > > > Menghubungkan gempa dengan semburan memang bukan > hal tidak mungkin > > karena secara statistik memang ada didaerah lain > yang menunjukkan hal > > itu. Tentusaja sebagai geologi tidak serta merta > menggunakan data > > statistik, karena setiap data memilki > karakteristik sendiri-sendiri. > > Setiap data point memilki attribut-attribut > sehingga memenuhi > > persyaratan untuk menunjukkan korespondensi > (relasi). > > > > Dalam hal gempa menyebabkan reaktivasi semburan > mud volkano bisa > > dilihat persyaratannya yang dilihat dengan cara > fisis yaitu diukur > > atau ada hal-hal dalam bentuk ukuran > "measurement". Faktor-faktor yang > > mempengaruhi tentu saja "besaran getaran". Kita > sangat beruntung > > karena ada ilmu gempa yang menggunakan ukuran ini > misalnya MMI. MMI > > ini mengukur (mengestimasi) besarnya kekuatan > getaran di titik yang > > diukur. > > > > Secara grafis dapat digambarkan seperti yang ada > disini : > > > http://rovicky.wordpress.com/2006/06/27/mungkinkah-gempa-penyebab-mud-fl > ow/ > > Juga yang dipertontonkan bulan lalu di BPPT disini > (trims Pak > Koesoema): > > > http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/02/earthquake-trigger-lus > i.jpg > > > > Gambar pertama menunjukkan bahwa intensitas diatas > 6 MMI (ditempat > > itu) yang akan menyebabkan reaktivasi dari > mudvulkano (ingat > > "re-aktivasi", bukan pembentukan mudvolkano baru > !). > > > > Dua gambar itu jelas menunjukkan bahwa sangat > sulit gempa jogja > > menyebabkan LuSi > > Atau dalam bahasa awam "jauh panggang dari api". > Walaupun secara > > ilmiah api memang menyebabkan air itu mendidih, > tetapi tidak bisa > > menyatakan kalau ada api selalu akan menyebabkan > air mendidih, kan ? > > Menurut info di IAGI-net tulisan Pak Awang di > stasiun Karangkates > > tercatat III-IV MMI ... > > bisa dibaca ulang lengkapnya disini : > > > http://hotmudflow.wordpress.com/2006/06/13/iagi-net-l-informasinya-benar > -banjar-panji-mud-extrusion/ > > > > Bagaimana kalau dengan hitung2an, ya siapa tahu > pengukuran yang di > tretes > > menurut perhitungan rekan saya yang terurai disini > : > > > http://hotmudflow.wordpress.com/2006/07/05/gempa-yogya-bikin-mud-volcano > -di-porong/ > > Diperkirakan getaran sekitar 4.9 Mw ... sangat > sesuai dengan yang > > terukur di Karangkates maupun Surabaya yang > kira-kira III-IV MMI. > > > > Memang kadangkala kita terperangah dengan besarnya > dampak yang hanya > > karena kesalahan kecil. Akupun melihat dimensi > dampak lumpurnya saja > > menjadi terbelalak. Seolah kagak percaya apa iya > ngebor ukuran 12 inci > > bisa menyebabkan dampak sebesar itu ? > > > > Kalau menggunakan pemikiran "trigger mechanism" > yang menjalar dengan > > "domino effect" dicampur dengan teori "butterfly > effect", hal-hal > > kecil memang bisa saja menyebabkan perubahan > besar.
RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI
Betul Mas Kabul, maksudnya ngetik "beberapa hari" yang terketik "beberapa menit", maklumlah setelah seharian bekerja menangani berbagai dokumen (WP&B, POD, AFE, dsb) yg sangat rawan tuntutat/gugatan, kesempatan merespon imil sebelum pulang jam 19.11. -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 15 Maret 2007 14:08 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI Oaalah si Lusi ini kok lama-lama jadi seperti teka-teki : Duluan mana Ayam dengan Telur ? Gempa atau Driling ? Bencana Alam atau Ulah manusia ? Wong wis cetho melo-melo.. Salam IAGI... KA - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:04 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI > Menghubungkan gempa dengan semburan memang bukan hal tidak mungkin > karena secara statistik memang ada didaerah lain yang menunjukkan hal > itu. Tentusaja sebagai geologi tidak serta merta menggunakan data > statistik, karena setiap data memilki karakteristik sendiri-sendiri. > Setiap data point memilki attribut-attribut sehingga memenuhi > persyaratan untuk menunjukkan korespondensi (relasi). > > Dalam hal gempa menyebabkan reaktivasi semburan mud volkano bisa > dilihat persyaratannya yang dilihat dengan cara fisis yaitu diukur > atau ada hal-hal dalam bentuk ukuran "measurement". Faktor-faktor yang > mempengaruhi tentu saja "besaran getaran". Kita sangat beruntung > karena ada ilmu gempa yang menggunakan ukuran ini misalnya MMI. MMI > ini mengukur (mengestimasi) besarnya kekuatan getaran di titik yang > diukur. > > Secara grafis dapat digambarkan seperti yang ada disini : > http://rovicky.wordpress.com/2006/06/27/mungkinkah-gempa-penyebab-mud-fl ow/ > Juga yang dipertontonkan bulan lalu di BPPT disini (trims Pak Koesoema): > http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/02/earthquake-trigger-lus i.jpg > > Gambar pertama menunjukkan bahwa intensitas diatas 6 MMI (ditempat > itu) yang akan menyebabkan reaktivasi dari mudvulkano (ingat > "re-aktivasi", bukan pembentukan mudvolkano baru !). > > Dua gambar itu jelas menunjukkan bahwa sangat sulit gempa jogja > menyebabkan LuSi > Atau dalam bahasa awam "jauh panggang dari api". Walaupun secara > ilmiah api memang menyebabkan air itu mendidih, tetapi tidak bisa > menyatakan kalau ada api selalu akan menyebabkan air mendidih, kan ? > Menurut info di IAGI-net tulisan Pak Awang di stasiun Karangkates > tercatat III-IV MMI ... > bisa dibaca ulang lengkapnya disini : > http://hotmudflow.wordpress.com/2006/06/13/iagi-net-l-informasinya-benar -banjar-panji-mud-extrusion/ > > Bagaimana kalau dengan hitung2an, ya siapa tahu pengukuran yang di tretes > menurut perhitungan rekan saya yang terurai disini : > http://hotmudflow.wordpress.com/2006/07/05/gempa-yogya-bikin-mud-volcano -di-porong/ > Diperkirakan getaran sekitar 4.9 Mw ... sangat sesuai dengan yang > terukur di Karangkates maupun Surabaya yang kira-kira III-IV MMI. > > Memang kadangkala kita terperangah dengan besarnya dampak yang hanya > karena kesalahan kecil. Akupun melihat dimensi dampak lumpurnya saja > menjadi terbelalak. Seolah kagak percaya apa iya ngebor ukuran 12 inci > bisa menyebabkan dampak sebesar itu ? > > Kalau menggunakan pemikiran "trigger mechanism" yang menjalar dengan > "domino effect" dicampur dengan teori "butterfly effect", hal-hal > kecil memang bisa saja menyebabkan perubahan besar. > wadduh tapi ini tidak mudah membuktikanya secara matematika ataupun > fisika memang angel ...tetapi bukan tidak mungkin dilakukan :( > > > rdp > > On 3/14/07, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> >> >> >> >> Pak Nyoto, >> >> >> >> Semua mud volcano di Indonesia dan di seluruh dunia muncul di suatu >> kawasan >> geologi yang tidak stabil dan tertekan. Kawasan tidak stabil itu tempat >> sedimen diendapkan begitu cepatnya sehingga tak punya waktu terkompaksi >> dengan baik, tak ada proses dewatering sempurna. Di Indonesia, wilayah >> seperti itu ada di dua tempat yang sangat menonjol : Kendeng Deep-Madura >> Strait dan foredeep Sorong Fault di utara Papua dari >> Salawati-Mamberamo-Sepik-Ramu di utara PNG. Di forearc basin yang dalam >> pun >> ada seperti di Sawu Basin yang timbul akibat collision Australia. Maka di >> wilayah2 ini banyak mud volcano dijumpai. Sedimentasi tak stabil, >> terangkat, >> dan tertekan, akan mudah memunculkan mudvolcano. >> >> >> >> Kita cek peta fisiografi Jawa van Bemmelen (1949), khusus bagian Jawa >> Tengah-Jawa Timur. Sedimentasi tak stabil akan ada di dua tempat : >> Depresi >> Solo dan Jalur Antiklinorium Kendeng. Jalur antiklinorium ini dulunya >> adalah >> cekungan panjang (trough) yang sangat dalam tempat sedimen volkanoklastik >> Neogen diendapkan di sini. Lalu pada Mio-Plio-Plistosen terangkat dan >> tertekan sangat kuat dengan dominasi arah kompresi (vergency) ke utara. >> Kompresi karena subduction di selatan Jawa tela
RE: [iagi-net-l] Permodelan LUSI/LULA
Sekedar ide sederhana...Barangkali pola sebaran dan trend aliran lumpur lapindo tsb. bisa diamati dan dimodelkan dari citra satelit pada selang periode tertentu (per bulan?) sehingga bisa diperkirakan model anisotropinya. Dengan demikian pola sebaran untuk jangka panjang bisa diramalkan, dengan tujuan untuk evakuasi warga di sekitar Porong. Salam, Nur H. --- Leonard Lisapaly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Atau ada yang mau ambil tesis S3 untuk modeling LULA > (saya lebih suka > menggunakan istilah LULA karena Lula Kamal lebih > cakep dari Lusi Rahmawaty > yang mantan AB Three ...8-) > Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center. http://autos.yahoo.com/green_center/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Ramalan Lumpur
Tanpa pembuktian Mama Lauren pun sudah terbukti bahwa daerah itu sudah mulai amblas... Berpacu dengan waktu - Original Message - From: "Paulus Tangke Allo" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, March 15, 2007 1:44 PM Subject: [iagi-net-l] Ramalan Lumpur http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/03/tgl/15/time/130751/idnews/754613/idkanal/10 Ramalan Lumpur Mama Lauren Diam-Diam Diseriusi Gubernur Irawulan - detikcom Surabaya - Mama Lauren meramalkan dalam waktu 5 bulan kawasan Porong dan sekitarnya akan amblas. Boleh percaya boleh tidak. Tapi ternyata Gubernur Jawa Timur Imam Utomo diam-diam menanggapi serius ramalan tersebut. Tanggapan serius sang gubernur baru terungkap dalam Sidang Paripurna Pandangan Umum Fraksi-Fraksi Tentang Pengelolaan Keuangan Provinsi Jawa Timur di DPRD Jatim, Jl Indrapura, Surabaya, Kamis (15/3/2007). "Kita ini antara percaya dan tidak percaya dengan prediksi di sekitar kasus lumpur Porong. Kalau menurut IAGI, 31 tahun baru reda dan jadi danau," kata Imam. Dan menurut Mama Lauren, kata Imam, dalam waktu 5 bulan kawasan Porong dan sekitarnya akan amblas dan menimbulkan kecelakaan dan korban lebih besar. "Ini perlu diperhatikan. Dan kalau ada gerakan-gerakan yang mengkhawatirkan, saya akan merelokasi warga," tegas Imam yang langsung disambut tepuk tangan anggota dewan. Wartawan yang meliput sidang itu langsung tersenyum mendengar pernyataan Imam Utomo yang diam-diam menaruh perhatian pada ramalan-ramalan paranormal kondang tersebut. Lantaran kondisi yang menghawatirkan itulah, Imam Utomo akan meminta kepada IAGI untuk melakukan penelitian di Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. "Saya akan meneliti dulu. Setelah itu saya akan lapor ke pusat," katanya sembari mengingatkan pers untuk tidak memberitakan sesuatu yang menakutkan. Soal tuntutan warga Perum TAS I tentang ganti rugi tunai, Imam mengakui jika apa yang telah dilakukannya untuk membantu korban lumpur sudah maksimal. "Saya tidak bisa lagi memperjuangkan permintaan warga cash and carry, karena ada aturan hukumnya," kata Imam dalam pidatonya. (gik/sss) Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Nanya: Persamaan Nama Batuan
Terima kasih banyak mang okim atas infonya. Ditunggu info lanjutannya. Salam Romdoni "miko" <[EMAIL PROTECTED]> 03/15/2007 02:42 PM To: "IAGI" , <[EMAIL PROTECTED]> cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Nanya: Persamaan Nama Batuan Pak Romdoni, Pesan Anda mang Okim tampung dulu ya. Nanti mang Okim salurkan ke ahli peristilahan batumulia yang alhamdulilah telah turun gunung lagi yaitu Pak Sarno Harjanto MSc yang statusnya telah pensiun dari Direktorat SDM di Bandung beberapa tahun yang lalu ( penulis buku Permata dan Batupermata ). Agar Pak Romdoni tak penasaran, beberapa contoh mang Okim berikan seperti : Ruby untuk Mirah Delima, Sapphire untuk Safir, Cat's Eyes untuk Mata Kucing , Amethyst untuk Kecubung, dll. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 15, 2007 8:49 AM Subject: [iagi-net-l] Nanya: Persamaan Nama Batuan Rekan2 dan Khususnya pak miko, Saya mau tanya tentang synonim/persamaan nama batuan yang kita kenal dalam bahasa geologi dengan istilah pada masyarakat umum. Misalkan topaz, corrondum atau batuanlain2nya? Terima kasih sebelumnya atas infonya.
Re: [iagi-net-l] Nanya: Persamaan Nama Batuan
Pak Romdoni, Pesan Anda mang Okim tampung dulu ya. Nanti mang Okim salurkan ke ahli peristilahan batumulia yang alhamdulilah telah turun gunung lagi yaitu Pak Sarno Harjanto MSc yang statusnya telah pensiun dari Direktorat SDM di Bandung beberapa tahun yang lalu ( penulis buku Permata dan Batupermata ). Agar Pak Romdoni tak penasaran, beberapa contoh mang Okim berikan seperti : Ruby untuk Mirah Delima, Sapphire untuk Safir, Cat's Eyes untuk Mata Kucing , Amethyst untuk Kecubung, dll. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 15, 2007 8:49 AM Subject: [iagi-net-l] Nanya: Persamaan Nama Batuan Rekan2 dan Khususnya pak miko, Saya mau tanya tentang synonim/persamaan nama batuan yang kita kenal dalam bahasa geologi dengan istilah pada masyarakat umum. Misalkan topaz, corrondum atau batuanlain2nya? Terima kasih sebelumnya atas infonya.
[iagi-net-l] 3D survey cost
friend Berapa kira-kira biaya survey 3D seismic untuk keperluan field developemnt ? Ukuran field kira-kira 5*5 Km. Ndak usah detil tetapi secara umum dengan rumus jempol saja saat ini berapa biayanya ... Thanks RDP Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Ramalan Lumpur
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/03/tgl/15/time/130751/idnews/754613/idkanal/10 Ramalan Lumpur Mama Lauren Diam-Diam Diseriusi Gubernur Irawulan - detikcom Surabaya - Mama Lauren meramalkan dalam waktu 5 bulan kawasan Porong dan sekitarnya akan amblas. Boleh percaya boleh tidak. Tapi ternyata Gubernur Jawa Timur Imam Utomo diam-diam menanggapi serius ramalan tersebut. Tanggapan serius sang gubernur baru terungkap dalam Sidang Paripurna Pandangan Umum Fraksi-Fraksi Tentang Pengelolaan Keuangan Provinsi Jawa Timur di DPRD Jatim, Jl Indrapura, Surabaya, Kamis (15/3/2007). "Kita ini antara percaya dan tidak percaya dengan prediksi di sekitar kasus lumpur Porong. Kalau menurut IAGI, 31 tahun baru reda dan jadi danau," kata Imam. Dan menurut Mama Lauren, kata Imam, dalam waktu 5 bulan kawasan Porong dan sekitarnya akan amblas dan menimbulkan kecelakaan dan korban lebih besar. "Ini perlu diperhatikan. Dan kalau ada gerakan-gerakan yang mengkhawatirkan, saya akan merelokasi warga," tegas Imam yang langsung disambut tepuk tangan anggota dewan. Wartawan yang meliput sidang itu langsung tersenyum mendengar pernyataan Imam Utomo yang diam-diam menaruh perhatian pada ramalan-ramalan paranormal kondang tersebut. Lantaran kondisi yang menghawatirkan itulah, Imam Utomo akan meminta kepada IAGI untuk melakukan penelitian di Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. "Saya akan meneliti dulu. Setelah itu saya akan lapor ke pusat," katanya sembari mengingatkan pers untuk tidak memberitakan sesuatu yang menakutkan. Soal tuntutan warga Perum TAS I tentang ganti rugi tunai, Imam mengakui jika apa yang telah dilakukannya untuk membantu korban lumpur sudah maksimal. "Saya tidak bisa lagi memperjuangkan permintaan warga cash and carry, karena ada aturan hukumnya," kata Imam dalam pidatonya. (gik/sss) Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI
Oaalah si Lusi ini kok lama-lama jadi seperti teka-teki : Duluan mana Ayam dengan Telur ? Gempa atau Driling ? Bencana Alam atau Ulah manusia ? Wong wis cetho melo-melo.. Salam IAGI... KA - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:04 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI Menghubungkan gempa dengan semburan memang bukan hal tidak mungkin karena secara statistik memang ada didaerah lain yang menunjukkan hal itu. Tentusaja sebagai geologi tidak serta merta menggunakan data statistik, karena setiap data memilki karakteristik sendiri-sendiri. Setiap data point memilki attribut-attribut sehingga memenuhi persyaratan untuk menunjukkan korespondensi (relasi). Dalam hal gempa menyebabkan reaktivasi semburan mud volkano bisa dilihat persyaratannya yang dilihat dengan cara fisis yaitu diukur atau ada hal-hal dalam bentuk ukuran "measurement". Faktor-faktor yang mempengaruhi tentu saja "besaran getaran". Kita sangat beruntung karena ada ilmu gempa yang menggunakan ukuran ini misalnya MMI. MMI ini mengukur (mengestimasi) besarnya kekuatan getaran di titik yang diukur. Secara grafis dapat digambarkan seperti yang ada disini : http://rovicky.wordpress.com/2006/06/27/mungkinkah-gempa-penyebab-mud-flow/ Juga yang dipertontonkan bulan lalu di BPPT disini (trims Pak Koesoema): http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/02/earthquake-trigger-lusi.jpg Gambar pertama menunjukkan bahwa intensitas diatas 6 MMI (ditempat itu) yang akan menyebabkan reaktivasi dari mudvulkano (ingat "re-aktivasi", bukan pembentukan mudvolkano baru !). Dua gambar itu jelas menunjukkan bahwa sangat sulit gempa jogja menyebabkan LuSi Atau dalam bahasa awam "jauh panggang dari api". Walaupun secara ilmiah api memang menyebabkan air itu mendidih, tetapi tidak bisa menyatakan kalau ada api selalu akan menyebabkan air mendidih, kan ? Menurut info di IAGI-net tulisan Pak Awang di stasiun Karangkates tercatat III-IV MMI ... bisa dibaca ulang lengkapnya disini : http://hotmudflow.wordpress.com/2006/06/13/iagi-net-l-informasinya-benar-banjar-panji-mud-extrusion/ Bagaimana kalau dengan hitung2an, ya siapa tahu pengukuran yang di tretes menurut perhitungan rekan saya yang terurai disini : http://hotmudflow.wordpress.com/2006/07/05/gempa-yogya-bikin-mud-volcano-di-porong/ Diperkirakan getaran sekitar 4.9 Mw ... sangat sesuai dengan yang terukur di Karangkates maupun Surabaya yang kira-kira III-IV MMI. Memang kadangkala kita terperangah dengan besarnya dampak yang hanya karena kesalahan kecil. Akupun melihat dimensi dampak lumpurnya saja menjadi terbelalak. Seolah kagak percaya apa iya ngebor ukuran 12 inci bisa menyebabkan dampak sebesar itu ? Kalau menggunakan pemikiran "trigger mechanism" yang menjalar dengan "domino effect" dicampur dengan teori "butterfly effect", hal-hal kecil memang bisa saja menyebabkan perubahan besar. wadduh tapi ini tidak mudah membuktikanya secara matematika ataupun fisika memang angel ...tetapi bukan tidak mungkin dilakukan :( rdp On 3/14/07, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Nyoto, Semua mud volcano di Indonesia dan di seluruh dunia muncul di suatu kawasan geologi yang tidak stabil dan tertekan. Kawasan tidak stabil itu tempat sedimen diendapkan begitu cepatnya sehingga tak punya waktu terkompaksi dengan baik, tak ada proses dewatering sempurna. Di Indonesia, wilayah seperti itu ada di dua tempat yang sangat menonjol : Kendeng Deep-Madura Strait dan foredeep Sorong Fault di utara Papua dari Salawati-Mamberamo-Sepik-Ramu di utara PNG. Di forearc basin yang dalam pun ada seperti di Sawu Basin yang timbul akibat collision Australia. Maka di wilayah2 ini banyak mud volcano dijumpai. Sedimentasi tak stabil, terangkat, dan tertekan, akan mudah memunculkan mudvolcano. Kita cek peta fisiografi Jawa van Bemmelen (1949), khusus bagian Jawa Tengah-Jawa Timur. Sedimentasi tak stabil akan ada di dua tempat : Depresi Solo dan Jalur Antiklinorium Kendeng. Jalur antiklinorium ini dulunya adalah cekungan panjang (trough) yang sangat dalam tempat sedimen volkanoklastik Neogen diendapkan di sini. Lalu pada Mio-Plio-Plistosen terangkat dan tertekan sangat kuat dengan dominasi arah kompresi (vergency) ke utara. Kompresi karena subduction di selatan Jawa telah sangat menekan Kendeng Deep ini. Maka, elisional condition sebagai syarat mud volcanoing pun terbentuk di Kendeng Deep. Dalam kondisi sedimen tak stabil yang undercompacted dan sangat tertekan, mud volcano bisa muncul. Sidoarjo adalah wilayah di bagian selatan Kendeng Deep yang menerus ke Madura Strait. Kalau saya bisa membagi data seismik di Selat Madura yang belum tiga tahun diakuisisi di siniwawmengerikan Pak mud volcanonya... Mengapa LUSI bukan timbul di daerah dekat Yogya ? Tak ada fisiografi yang mendukung terbentuknya dalaman seperti Kendeng Deep di situ. Di wilayah Yogya dan sekitarnya adalah bat
Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI
Concern-nya pak Kabul ini sebetulnya sudah saya respons 2 hari lalu langsung ke pak Luthfi juga & sudah di-reply oleh beliau kemarin pak (silahkan mengikuti/membaca email2 di milis IAGI-Net sebelum ini). Tapi anyway concern-nya pak Kabul memang valid & penting sekali (tanggal terjadinya gempa besar Yogya), hanya agak telat aja. Wass, nyoto On 3/15/07, Kabul Ahmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Tulisan pak Luthfi dibawah ini tidak akurat... "Kita semua tahu bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 pada tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja." Lho kok tiba-tiba gempa Yogya berubah hari dan tanggalnya bersamaan dengan semburan BJP-1 pak ? Bahkan cuma selisih bebepa menit saja ??apa agar teori gempa ini cocok teori mudvulcano LUSI ? Gempa Yogya terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 jam 05:55 wib pada 5.9 SR. Wallahua'alam bisawab, KA - Original Message - From: "Achmad Luthfi" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, March 13, 2007 7:11 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI RESPON-2 SURAT TERBUKA KEPADA KETUM IAGI LULA adalah sebutan lain dari LUSI yang sudah lebih dulu popular, tdk ada makna lain dibalik itu, bahkan ada yang menyebutnya LULUK (Luapan Lumpur tanpa Kendali). Melihat skala luapan LULA yang begitu dahsya tentu tidak seorangpun diantara kita ada yang pernah memperkirakan ada semburan lumpur panas yang begitu dahsyat di cekungan jawa timur laut walaupun di cekungan ini banyak tersebar mud volcano. Kita semua tahu bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 pada tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja. Spontan muncul berbagai komentar yang berbuah opini dari yang berdasar scientific sampai yang non-scientific, makin hari makin kearah teknis, terbentuk opini penyebabnya adalah tidak set casing dalam selang yang panjang di BJP-1. Kalo tidak salah seminggu kemudian Menteri ESDM membentuk tim investigasi yang diketuai oleh Dr. Ir. Rudy Rubiandini (Kang Rudy). Saya sering mengikuti diskusi teknis tim-nya Kang Rudy, setelah diputuskan melakukan serangkaian pekerjaan dari mulai snubbing unit sampai relief well dan belum menampakkan hasilnya, IAGI mengundang Kang Rudy untuk jadi pembicara dalam buka puasa bersama tahun lalu di hotel Sahid, topiknya adalah hasil kerja Kang Rudy dalam upaya mematikan LULA. Kang Rudy berpendapat bahwa air (panas) bertekanan tinggi berasal dari lubang bor kedalam 9000-an kaki, air mengalir keatas melalui lubang bor menggerus shale diatasnya sehingga terjadi perlumpuran yang terus bergerak ke atas melalui zona lemah dan terus ke permukaan. Dalam kesempatan itu bagaimana kami bisa melakukan relief well sementara pantat kami (maaf ini asli ucapan Kang Rudy) dikejar lumpur panas (pemboran relief well spi kadalam 3600-an kaki gak maju2 sementara permukaan lumpur panas naik begitu cepat). Salah seorang peserta buka puasa bernama Hari (PT. Saripari) bertanya: kalau melihat volume lumpur yang keluar mencapai seratusan meter kubik, diperlukan berapa banyak pompa duplex untuk mematikan semburan mengingat kapasitas pompa jauh lebih kecil dari volume lumpur yang keluar, mungkin diperlukan puluhan pompa sekaligus. Waktu itu saya gak jelas apa jawaban Kang Rudy. Bagi yang mengikuti seminar di BPPT yang lalu, pendapat Kang Rudy tersebut mirip dengan teori satu (teori aliran) yang disampaikan/dipresentasikan oleh DR. Ir. Doddy Nawangsidi (itb) yang menyampaikan empat macam teori aliran, dengan fakta volume semburan lumpur Beliau mengemukakan bahwa teori-1, teori-2, teori-3 tidak mungkin diterapkan untuk LULA, jadi yang paling mungkin adalah teori empat, yakni lumpur panas sampai ke permukaan tidak melalui lubang bor tapi melalui rekahan yang sangat besar, saya (DR. Doddy) tidak tahu bagaimana rekahan itu terjadi apakah akibat tektonik atau bukan karena saya (DR. Doddy) bukan ahli geologi. Karena Kang Rudy sudah pernah berbicara di IAGI, teman2 panitia tidak mengundang Kang Rudy sahabat saya sebagai pembicara dalam seminar di BPPT yang lalu. Saya sangat menghargai DR. IR. Rudy Rubiandini, walaupun masih muda Kang Rudy seorang guru yang punya kompetensi tinggi dibidangnya (drilling engineering). Masih segar dalam ingatan saya dalam milis IAGI pernah heboh atas wawancara Kang Rudy dengan radio Elshinta. Bagi saya persahabatan dan kerukunan adalah nomor satu baik seprofesi maupun antar profesi, kita harus kompak begitu kata Abah Yanto melalui SMS. Untuk itu saya minta sekjen IAGI utk melakukan klarifikasi kepada Kang Rudy dan hasilnya dimuat di milis ini. Saya percaya sebagai seorang guru, Kang Rudy tidak sedikitpun berniat/bermaksud menuduh atau menjelekkan rekan lain profesi. Sayang Kang Rudy mengajukan surat pengunduran diri (surat ditembuskan ke saya, tapi saya tidak tahu apakah sudah disetujui oleh MESDM). Itulah ilustrasi pertemanan saya dengan Kang Rudy, kalau dalam seminar tersebut tidak mengundang Kang Rudy sebagai pembicara tidak ada maksud