Re: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik bambang sarkoro [CBN-NET]
Ya betul
pake konsepnya Bruce Lee.
Bukan diriku yang memukul ketika ada kesempatan memukul.
tetapi peluang yang menciptakan tanganku untuk menjatuhkan.
Lawanku adalah cermin diriku.Kalau aku memukul pada saat ada kesempatan,
berarti aku memukul diriku sendiri sendiri..angel yo mas O'ong.

Savasdee kup
Bambanag Sarkoro.

- Original Message - 
From: "Eko Hadi" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, May 30, 2007 09:18
Subject: Re: [silatindonesia] Murid Mondok


>  Sahabat Silat ...
>
>  Memang ironis sih ... tetapi kami yakin, kemenangan/hasil di lapangan 
> bukan hanya ditentukan oleh faktor2 teknis tersebut ...mudah2an saja masih 
> ada semangat juang yang tinggi dari rekan2 sahabat silat atlet Indonesia 
> (walaupun ditengah2 keprihatinan...) . satu hal yang pernah kami 
> dptkan dari seorang sepuh dari Gunung Merapi Jawa Tengah :
>
>  "Nak Jangan Pernah Menganggap Lemah Lawanmu, Karena Justru di Kelemahan 
> Lawanmu itulah terkadang Tuhan Menguji Budi dan Ketaqwaanmu"
>
>  "Dalam Olah Keprajuritan (di jawa Silat biasa disebut olah 
> kanuragan/keprajuritan) apa yang yang terlalu tampak justru akan 
> menjerumuskanmu, pakailah hati dan budimu untuk mengetahui dalamnya lautan 
> ilmu lawanmu"
>
>  Mudah2an atlet2 Pencak Silat kita seperti itu ... tetapi kalau 
> kebalikannya ... Yo Wis apa mau dikata ... Yang penting Maju Terus, Jangan 
> Pantang Mundur 
>
>
>
>  Eko Hadi S
>  Corporate Legal & Compliance
>  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
>  Telp: 021-3916160, Ext.212
>
>- Original Message - 
>From: O'ong Maryono
>To: silatindonesia@yahoogroups.com
>Sent: Wednesday, May 30, 2007 9:04 AM
>Subject: Re: [silatindonesia] Murid Mondok
>
>
>Sahabat silat
>
>Perlu menambahkan informasi, kedatangan team yang baru lalu di 
> Papdeokan iti bukan team nasionalnya, itu hanya team Vietnam Selatan dari 
> Ho Chi Mint City.
>Team Vietnam juga masih pelajar mereka rata-rata adalah dari sekolah 
> menengah olah raga selesai berlatih pagi mereka pergi kesekolah, siang 
> latihan beban dan malam berlatih technik. Saptu sore mereka baru 
> diperbolehkan pulang.
>Yang berbeda hanya mereka pesilat hasil dari budi daya program yang 
> sama dan pesilat Indonesia hasil pruduk perguruan yang secara keseluruhan 
> konsisinya tidak sama.
>Ibarat mangga atau duren montong budi daya di Thailand sepanjang tahun 
> terus berbuah, dan rasanya standard, sedangkan mangga Probolinggo atau 
> duren Parung tergantung cuaca. Tentu hasil dan rasanya tidak standard.
>Bagaimana menurut anda untuk meningkatkan prestasi Pencak Silat 
> Indonesia ?
>Vietnam tidak lagi memerlukan pelatih atau mendatangkan pelatih tanding 
> dari Indonesia.
>lagi.
>Semoga succes Pesilat Indonesia di Sea Games 24 di Nakon Rachasima 
> Thaialnd mendatang
>
>Eko Nugroho <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di 
> tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga 
> sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih 
> tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa 
> tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan 
> tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 
> berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali 
> dalam seminggu.
>
>Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran 
> sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita.
>
>Salam
>
>Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
> 
> http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
>[Karate] Kyokushin Uchideshu
>Friday, June 30, 2006
>"Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan 
> balaghah nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" 
> bisa bermakna "murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah 
> (honbu/dojo pusat) kyokushin.
>
>Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh 
> Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan 
> salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, 
> "Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai 
> setelah 10,000 hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah 
> menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 
> bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu 
> Oyama bisa tengok Un Off Site Ky

RE: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik O'ong Maryono
Sahabat silat 
  Dimana tempat saya tinggal hotel padepokan itu tempat mondok pesilat pesilat 
kaliber dunia...mereka mondok pelatihnya bagus bagus bekas pesilat petanding 
international, meskipun ada juga yang tidak pernah jadi juara, pada pokoknya 
punya didi kasi tinggi tuk melatih.
  Masalahnya kalau meminjam bahasa IT itu tidak syncron antara pelatih dengan 
pesilatnya.
  Jika latihan phisik oke lah itu standard olahraga, tetapi penajaman 
individual technic, itu diperlukan pelatih yg mengenal pribadi dan technic 
pesilat itu sendiri.
  Contoh ni pelatih gajah datang dari Kenya memcoba melatih gajah Thailand 
di Bangkok, Pel;atih Kenya kasi perintah suruh tiduran, mau dipijitin.tuh 
gajah tidak bergerak. jawabnya "phom mai Kochaai poot arai" Gajah tuk 
berteriak kepada pelatihnya orang Thai..." Aku enggak ngerti apa yg dia 
perintain katanya) 
  Kejadian serupa juga terjadi pada team Indonesia, pelatih dari perguruan X 
melatih pesilat dari perguruan B , pesilat itu bengong saja enggak bicara apa 
-apa , jika protes terus nanti enggak dipakai jadi team nasional.
  Sahabat Silat perlu diingat PENCASK SILAT itu gerakan/teknik, istilah, baju, 
adat istiadatnya dan tingkatannya tidak sama.
  Bayangin dear sahabat silat 
  Apakah perlu distandarisasi diatas semua itu dan siapa yang harus membuat 
nya, supaya Gajah Thailand mau tiduran, 
   
  Ciao  

Kiki Rizki Noviandi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok 
mas ?

Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :)

Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan
di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada
kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi
latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing.

Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?)

www.nagapasa.multiply.com

-Original Message-
From: Eko Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 30 Mei 2007 8:00
To: Milis MMA Indonesia; silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: [silatindonesia] Murid Mondok

Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di
tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga
sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih
tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat
yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut
mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 -
6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh
mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam

Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu
Friday, June 30, 2006
"Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah
nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" bisa
bermakna "murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah
(honbu/dojo pusat) kyokushin.

Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah
satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, "Jalan
Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah
10,000 hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi
dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok
Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan
minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka
bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya
tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan
2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1
bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan.
Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung
berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka
akan ketemu sekira 35 hari latihan saja.

Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4
bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam
latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10
- 11 hari latihan saja.

Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo
pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latih

Re: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik habbibi ryu
masa sih ?  latihan cuman 2x seminggu ?

pelatda karate aja bisa tiap hari... 


Before you find your handsome prince, you have to kiss a lot of frog
   
-
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik Kiki Rizki Noviandi
Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok mas ?

Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :)

Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan
di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada
kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi
latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing.

Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?)

www.nagapasa.multiply.com

-Original Message-
From: Eko Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 30 Mei 2007 8:00
To: Milis MMA Indonesia; silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: [silatindonesia] Murid Mondok

Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di
tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga
sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih
tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat
yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut
mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 -
6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh
mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam
 
Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu
Friday, June 30, 2006
"Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah
nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" bisa
bermakna "murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah
(honbu/dojo pusat) kyokushin.

Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah
satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, "Jalan
Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah
10,000 hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi
dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok
Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan
minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka
bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya
tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan
2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1
bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan.
Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung
berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka
akan ketemu sekira 35 hari latihan saja.

Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4
bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam
latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10
- 11 hari latihan saja.

Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo
pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi
menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00
- 12.00, pukul 15.00 - 17.00, dan pukul 19.00 - 21.00. Dalam 2 jam latihan,
biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan
selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite
(Pertarungan).

Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar
akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari
seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak
diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan.

Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang
handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho
Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama
pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun
juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada
World Open Tournament tahun 1987.

Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani program ini.
Filho mulai berdomisili di Jepun sekira tahun 1990-an dan aktif melatih dan
berlatih di dojo honbu. Prestasi yang pernah diraihnya antara lain Juara 3
pada World Open Tournament tahun 1995, dan Juara 1 pada World Open
Tournament tahun 1999, serta Juara 1 K-1 Grandprix Tahun 1997 yang di partai
Final mengalahkan Andy "samurai with the blue eye" Hugg.

Re: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik Eko Hadi
  Setuju Mas  ini problem klasik yang dialami oleh seluruh atlet cabang 
manapun di Indonesia  kurangnya penghargaan dari pemerintah dan 
masyarakat akan profesi atlet ... membuat seorang atlet terkadang berada 
dalam persimpangan jalan ... Profesional atau semi profesional ... hasilnya 
kurang dedikasi dan kurangnya motivasi  kalau ini terus 
berlangsung ... yah olahraga Indonesia akan terpuruk terus 

  Kalau yang pernah saya dengar, atlet vietnama diluar jam latihan, mereka 
dengan sadar menambah sendiri porsi latihannya . rasa bangga dan 
terjaminnya kehidupannya ... membuat mereka fokus dan konsentrasi penuh 
dalam latihan .

  Kapan ya  Semangat Juang Bangsa Kita dan kebanggaan menjadi bangsa 
Indonesia ..tumbuh kembali 


  Eko Hadi S
  Corporate Legal & Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212

  - Original Message - 
  From: "Eko Nugroho" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: "Milis MMA Indonesia" <[EMAIL PROTECTED]>; 

  Sent: Wednesday, May 30, 2007 8:00 AM
  Subject: [silatindonesia] Murid Mondok


  Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di 
tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga 
sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih 
tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat 
yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut 
mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 
6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

  Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran 
sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

  Salam

  Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
  http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
  [Karate] Kyokushin Uchideshu
  Friday, June 30, 2006
  "Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan 
balaghah nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" 
bisa bermakna "murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah 
(honbu/dojo pusat) kyokushin.

  Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai 
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah 
satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, "Jalan 
Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 
10,000 hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi 
dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk 
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok 
Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

  Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari 
dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. 
Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada 
umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama 
latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 
jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam 
latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau 
dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 
jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja.

  Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai 
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 
bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam 
latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 
10 - 11 hari latihan saja.

  Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo 
pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi 
menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 
10.00 - 12.00, pukul 15.00 - 17.00, dan pukul 19.00 - 21.00. Dalam 2 jam 
latihan, biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan 
dan selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau 
Kumite (Pertarungan).

  Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar 
akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari 
seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak 
diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan.

  Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet 
yang handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho 
Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama 
pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun 
juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Jua

Re: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik Eko Hadi
  Sahabat Silat ...

  Memang ironis sih ... tetapi kami yakin, kemenangan/hasil di lapangan bukan 
hanya ditentukan oleh faktor2 teknis tersebut ...mudah2an saja masih ada 
semangat juang yang tinggi dari rekan2 sahabat silat atlet Indonesia (walaupun 
ditengah2 keprihatinan...) . satu hal yang pernah kami dptkan dari seorang 
sepuh dari Gunung Merapi Jawa Tengah :

  "Nak Jangan Pernah Menganggap Lemah Lawanmu, Karena Justru di Kelemahan 
Lawanmu itulah terkadang Tuhan Menguji Budi dan Ketaqwaanmu"

  "Dalam Olah Keprajuritan (di jawa Silat biasa disebut olah 
kanuragan/keprajuritan) apa yang yang terlalu tampak justru akan 
menjerumuskanmu, pakailah hati dan budimu untuk mengetahui dalamnya lautan ilmu 
lawanmu"

  Mudah2an atlet2 Pencak Silat kita seperti itu ... tetapi kalau kebalikannya 
... Yo Wis apa mau dikata ... Yang penting Maju Terus, Jangan Pantang Mundur 


   

  Eko Hadi S
  Corporate Legal & Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212 

- Original Message - 
From: O'ong Maryono 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, May 30, 2007 9:04 AM
    Subject: Re: [silatindonesia] Murid Mondok


Sahabat silat

Perlu menambahkan informasi, kedatangan team yang baru lalu di Papdeokan 
iti bukan team nasionalnya, itu hanya team Vietnam Selatan dari Ho Chi Mint 
City.
Team Vietnam juga masih pelajar mereka rata-rata adalah dari sekolah 
menengah olah raga selesai berlatih pagi mereka pergi kesekolah, siang latihan 
beban dan malam berlatih technik. Saptu sore mereka baru diperbolehkan pulang.
Yang berbeda hanya mereka pesilat hasil dari budi daya program yang sama 
dan pesilat Indonesia hasil pruduk perguruan yang secara keseluruhan konsisinya 
tidak sama.
Ibarat mangga atau duren montong budi daya di Thailand sepanjang tahun 
terus berbuah, dan rasanya standard, sedangkan mangga Probolinggo atau duren 
Parung tergantung cuaca. Tentu hasil dan rasanya tidak standard. 
Bagaimana menurut anda untuk meningkatkan prestasi Pencak Silat Indonesia ?
Vietnam tidak lagi memerlukan pelatih atau mendatangkan pelatih tanding 
dari Indonesia.
lagi.
Semoga succes Pesilat Indonesia di Sea Games 24 di Nakon Rachasima Thaialnd 
mendatang

Eko Nugroho <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di 
tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga 
sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding 
antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya 
ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa 
dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan 
di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh 
mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam

Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu 
Friday, June 30, 2006 
"Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah 
nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" bisa bermakna 
"murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) 
kyokushin.

Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai 
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu 
dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, "Jalan Seni 
Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 
hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan 
berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk 
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un 
Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari 
dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. 
Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya 
tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 
jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 
jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan 
catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan 
program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu 
sekira 35 hari latihan saja.

Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai 
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan 
atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau se

Re: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik O'ong Maryono
Sahabat silat
   
  Perlu menambahkan informasi, kedatangan team yang baru lalu di Papdeokan iti 
bukan team nasionalnya, itu hanya team Vietnam Selatan dari Ho Chi Mint City.
  Team Vietnam juga masih pelajar mereka rata-rata adalah dari sekolah menengah 
olah raga selesai berlatih pagi mereka pergi kesekolah, siang latihan beban dan 
malam berlatih technik. Saptu sore mereka baru diperbolehkan pulang.
  Yang berbeda hanya mereka pesilat hasil dari budi daya program yang sama dan 
pesilat Indonesia hasil pruduk perguruan yang secara keseluruhan konsisinya  
tidak sama.
  Ibarat mangga atau duren montong budi daya di Thailand sepanjang tahun terus 
berbuah, dan rasanya standard, sedangkan mangga Probolinggo atau duren Parung 
tergantung cuaca. Tentu hasil dan rasanya tidak standard. 
Bagaimana menurut anda untuk meningkatkan prestasi Pencak Silat Indonesia ?
  Vietnam tidak lagi memerlukan pelatih atau mendatangkan pelatih tanding dari 
Indonesia.
  lagi.
  Semoga succes Pesilat Indonesia di Sea Games 24 di Nakon Rachasima Thaialnd 
mendatang

Eko Nugroho <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di 
tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga 
sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding 
antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya 
ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa 
dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 – 6 jam/hari. Beda dengan 
di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh 
mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam

Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu 
Friday, June 30, 2006 
“Uchideshu” dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya 
bermakna “rumah”. Bila diterjemah bebas “Kyokushin Uchideshu” bisa bermakna 
“murid mondok” atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) 
kyokushin.

Program “kyokushin ucideshu” atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai 
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu 
dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, “Jalan Seni 
Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 
hari latihan”. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan 
berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk 
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un 
Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan 
minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa 
dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak 
terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. 
Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, 
dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan 
dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program 
latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 
hari latihan saja.

Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai 
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan 
atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan 
kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 – 11 hari 
latihan saja.

Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu 
dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali 
latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 – 12.00, pukul 
15.00 – 17.00, dan pukul 19.00 – 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri 
dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi 
antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan).

Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir 
tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh 
dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara 
mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan.

Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang 
handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi 
Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah 
menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga 
menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World 
Open Tournament tahun 1987.

Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani prog

[silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik Eko Nugroho
Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat 
di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada 
komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara 
Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya 
ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa 
dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 – 6 jam/hari. Beda dengan 
di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh 
mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam
 
Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu 
Friday, June 30, 2006 
“Uchideshu” dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya 
bermakna “rumah”. Bila diterjemah bebas “Kyokushin Uchideshu” bisa bermakna 
“murid mondok” atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) 
kyokushin.

Program “kyokushin ucideshu” atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai 
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu 
dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, “Jalan Seni 
Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 
hari latihan”. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan 
berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk 
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un 
Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan 
minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa 
dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak 
terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. 
Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, 
dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan 
dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program 
latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 
hari latihan saja.

Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai 
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan 
atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan 
kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 – 11 hari 
latihan saja.

Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu 
dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali 
latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 – 12.00, pukul 
15.00 – 17.00, dan pukul 19.00 – 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri 
dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi 
antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan).

Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir 
tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh 
dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara 
mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan.

Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang 
handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi 
Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah 
menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga 
menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World 
Open Tournament tahun 1987.

Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani program ini. Filho 
mulai berdomisili di Jepun sekira tahun 1990-an dan aktif melatih dan berlatih 
di dojo honbu. Prestasi yang pernah diraihnya antara lain Juara 3 pada World 
Open Tournament tahun 1995, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1999, 
serta Juara 1 K-1 Grandprix Tahun 1997 yang di partai Final mengalahkan Andy 
"samurai with the blue eye" Hugg.

Orang Indonesia yang pernah mengikuti program Uchidesh adalah Shihan Nardi T. 
Nirwanto, pendiri Kyokushin Indonesia yang berlatih langsung di bawah Sosai 
Masutatsu Oyama di dojo honbu selama 6 bulan. Jadi kalau dihitung taruhlah 
kalau dalam satu minggu libur 1 hari, maka dalam satu bulan menempuhi 26 hari 
latihan, dan selama 6 bulan Shihan Nardi sudah menempuhi 26 x 6 = 156 hari 
latihan. Dan pada saat mengikut program ini Shihan Nardi sudah ada menyandang 
tingkatan Dan III (mohon diralat kalau saya salah).

Pengalaman Shihan Nardi dalam mengikut program ini boleh ditengok di website 
rasminya PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia. Dan salah satu murid Shihan 
Nardi yaitu Shihan JB. Sujoto yang kemudian mendirikan organisasi se