Re: [silatindonesia] Murid Mondok
Ya betul pake konsepnya Bruce Lee. Bukan diriku yang memukul ketika ada kesempatan memukul. tetapi peluang yang menciptakan tanganku untuk menjatuhkan. Lawanku adalah cermin diriku.Kalau aku memukul pada saat ada kesempatan, berarti aku memukul diriku sendiri sendiri..angel yo mas O'ong. Savasdee kup Bambanag Sarkoro. - Original Message - From: "Eko Hadi" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, May 30, 2007 09:18 Subject: Re: [silatindonesia] Murid Mondok > Sahabat Silat ... > > Memang ironis sih ... tetapi kami yakin, kemenangan/hasil di lapangan > bukan hanya ditentukan oleh faktor2 teknis tersebut ...mudah2an saja masih > ada semangat juang yang tinggi dari rekan2 sahabat silat atlet Indonesia > (walaupun ditengah2 keprihatinan...) . satu hal yang pernah kami > dptkan dari seorang sepuh dari Gunung Merapi Jawa Tengah : > > "Nak Jangan Pernah Menganggap Lemah Lawanmu, Karena Justru di Kelemahan > Lawanmu itulah terkadang Tuhan Menguji Budi dan Ketaqwaanmu" > > "Dalam Olah Keprajuritan (di jawa Silat biasa disebut olah > kanuragan/keprajuritan) apa yang yang terlalu tampak justru akan > menjerumuskanmu, pakailah hati dan budimu untuk mengetahui dalamnya lautan > ilmu lawanmu" > > Mudah2an atlet2 Pencak Silat kita seperti itu ... tetapi kalau > kebalikannya ... Yo Wis apa mau dikata ... Yang penting Maju Terus, Jangan > Pantang Mundur > > > > Eko Hadi S > Corporate Legal & Compliance > PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk > Telp: 021-3916160, Ext.212 > >- Original Message - >From: O'ong Maryono >To: silatindonesia@yahoogroups.com >Sent: Wednesday, May 30, 2007 9:04 AM >Subject: Re: [silatindonesia] Murid Mondok > > >Sahabat silat > >Perlu menambahkan informasi, kedatangan team yang baru lalu di > Papdeokan iti bukan team nasionalnya, itu hanya team Vietnam Selatan dari > Ho Chi Mint City. >Team Vietnam juga masih pelajar mereka rata-rata adalah dari sekolah > menengah olah raga selesai berlatih pagi mereka pergi kesekolah, siang > latihan beban dan malam berlatih technik. Saptu sore mereka baru > diperbolehkan pulang. >Yang berbeda hanya mereka pesilat hasil dari budi daya program yang > sama dan pesilat Indonesia hasil pruduk perguruan yang secara keseluruhan > konsisinya tidak sama. >Ibarat mangga atau duren montong budi daya di Thailand sepanjang tahun > terus berbuah, dan rasanya standard, sedangkan mangga Probolinggo atau > duren Parung tergantung cuaca. Tentu hasil dan rasanya tidak standard. >Bagaimana menurut anda untuk meningkatkan prestasi Pencak Silat > Indonesia ? >Vietnam tidak lagi memerlukan pelatih atau mendatangkan pelatih tanding > dari Indonesia. >lagi. >Semoga succes Pesilat Indonesia di Sea Games 24 di Nakon Rachasima > Thaialnd mendatang > >Eko Nugroho <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di > tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga > sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih > tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa > tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan > tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 > berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali > dalam seminggu. > >Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran > sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. > >Salam > >Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: > > http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html >[Karate] Kyokushin Uchideshu >Friday, June 30, 2006 >"Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan > balaghah nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" > bisa bermakna "murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah > (honbu/dojo pusat) kyokushin. > >Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh > Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan > salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, > "Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai > setelah 10,000 hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah > menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 > bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu > Oyama bisa tengok Un Off Site Ky
RE: [silatindonesia] Murid Mondok
Sahabat silat Dimana tempat saya tinggal hotel padepokan itu tempat mondok pesilat pesilat kaliber dunia...mereka mondok pelatihnya bagus bagus bekas pesilat petanding international, meskipun ada juga yang tidak pernah jadi juara, pada pokoknya punya didi kasi tinggi tuk melatih. Masalahnya kalau meminjam bahasa IT itu tidak syncron antara pelatih dengan pesilatnya. Jika latihan phisik oke lah itu standard olahraga, tetapi penajaman individual technic, itu diperlukan pelatih yg mengenal pribadi dan technic pesilat itu sendiri. Contoh ni pelatih gajah datang dari Kenya memcoba melatih gajah Thailand di Bangkok, Pel;atih Kenya kasi perintah suruh tiduran, mau dipijitin.tuh gajah tidak bergerak. jawabnya "phom mai Kochaai poot arai" Gajah tuk berteriak kepada pelatihnya orang Thai..." Aku enggak ngerti apa yg dia perintain katanya) Kejadian serupa juga terjadi pada team Indonesia, pelatih dari perguruan X melatih pesilat dari perguruan B , pesilat itu bengong saja enggak bicara apa -apa , jika protes terus nanti enggak dipakai jadi team nasional. Sahabat Silat perlu diingat PENCASK SILAT itu gerakan/teknik, istilah, baju, adat istiadatnya dan tingkatannya tidak sama. Bayangin dear sahabat silat Apakah perlu distandarisasi diatas semua itu dan siapa yang harus membuat nya, supaya Gajah Thailand mau tiduran, Ciao Kiki Rizki Noviandi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok mas ? Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :) Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing. Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?) www.nagapasa.multiply.com -Original Message- From: Eko Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 30 Mei 2007 8:00 To: Milis MMA Indonesia; silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Murid Mondok Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 "Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" bisa bermakna "murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, "Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 - 11 hari latihan saja. Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latih
Re: [silatindonesia] Murid Mondok
masa sih ? latihan cuman 2x seminggu ? pelatda karate aja bisa tiap hari... Before you find your handsome prince, you have to kiss a lot of frog - Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [silatindonesia] Murid Mondok
Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok mas ? Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :) Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing. Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?) www.nagapasa.multiply.com -Original Message- From: Eko Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 30 Mei 2007 8:00 To: Milis MMA Indonesia; silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Murid Mondok Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 "Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" bisa bermakna "murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, "Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 - 11 hari latihan saja. Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 - 12.00, pukul 15.00 - 17.00, dan pukul 19.00 - 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan). Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan. Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1987. Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani program ini. Filho mulai berdomisili di Jepun sekira tahun 1990-an dan aktif melatih dan berlatih di dojo honbu. Prestasi yang pernah diraihnya antara lain Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1995, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1999, serta Juara 1 K-1 Grandprix Tahun 1997 yang di partai Final mengalahkan Andy "samurai with the blue eye" Hugg.
Re: [silatindonesia] Murid Mondok
Setuju Mas ini problem klasik yang dialami oleh seluruh atlet cabang manapun di Indonesia kurangnya penghargaan dari pemerintah dan masyarakat akan profesi atlet ... membuat seorang atlet terkadang berada dalam persimpangan jalan ... Profesional atau semi profesional ... hasilnya kurang dedikasi dan kurangnya motivasi kalau ini terus berlangsung ... yah olahraga Indonesia akan terpuruk terus Kalau yang pernah saya dengar, atlet vietnama diluar jam latihan, mereka dengan sadar menambah sendiri porsi latihannya . rasa bangga dan terjaminnya kehidupannya ... membuat mereka fokus dan konsentrasi penuh dalam latihan . Kapan ya Semangat Juang Bangsa Kita dan kebanggaan menjadi bangsa Indonesia ..tumbuh kembali Eko Hadi S Corporate Legal & Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: "Eko Nugroho" <[EMAIL PROTECTED]> To: "Milis MMA Indonesia" <[EMAIL PROTECTED]>; Sent: Wednesday, May 30, 2007 8:00 AM Subject: [silatindonesia] Murid Mondok Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 "Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" bisa bermakna "murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, "Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 - 11 hari latihan saja. Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 - 12.00, pukul 15.00 - 17.00, dan pukul 19.00 - 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan). Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan. Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Jua
Re: [silatindonesia] Murid Mondok
Sahabat Silat ... Memang ironis sih ... tetapi kami yakin, kemenangan/hasil di lapangan bukan hanya ditentukan oleh faktor2 teknis tersebut ...mudah2an saja masih ada semangat juang yang tinggi dari rekan2 sahabat silat atlet Indonesia (walaupun ditengah2 keprihatinan...) . satu hal yang pernah kami dptkan dari seorang sepuh dari Gunung Merapi Jawa Tengah : "Nak Jangan Pernah Menganggap Lemah Lawanmu, Karena Justru di Kelemahan Lawanmu itulah terkadang Tuhan Menguji Budi dan Ketaqwaanmu" "Dalam Olah Keprajuritan (di jawa Silat biasa disebut olah kanuragan/keprajuritan) apa yang yang terlalu tampak justru akan menjerumuskanmu, pakailah hati dan budimu untuk mengetahui dalamnya lautan ilmu lawanmu" Mudah2an atlet2 Pencak Silat kita seperti itu ... tetapi kalau kebalikannya ... Yo Wis apa mau dikata ... Yang penting Maju Terus, Jangan Pantang Mundur Eko Hadi S Corporate Legal & Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: O'ong Maryono To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 30, 2007 9:04 AM Subject: Re: [silatindonesia] Murid Mondok Sahabat silat Perlu menambahkan informasi, kedatangan team yang baru lalu di Papdeokan iti bukan team nasionalnya, itu hanya team Vietnam Selatan dari Ho Chi Mint City. Team Vietnam juga masih pelajar mereka rata-rata adalah dari sekolah menengah olah raga selesai berlatih pagi mereka pergi kesekolah, siang latihan beban dan malam berlatih technik. Saptu sore mereka baru diperbolehkan pulang. Yang berbeda hanya mereka pesilat hasil dari budi daya program yang sama dan pesilat Indonesia hasil pruduk perguruan yang secara keseluruhan konsisinya tidak sama. Ibarat mangga atau duren montong budi daya di Thailand sepanjang tahun terus berbuah, dan rasanya standard, sedangkan mangga Probolinggo atau duren Parung tergantung cuaca. Tentu hasil dan rasanya tidak standard. Bagaimana menurut anda untuk meningkatkan prestasi Pencak Silat Indonesia ? Vietnam tidak lagi memerlukan pelatih atau mendatangkan pelatih tanding dari Indonesia. lagi. Semoga succes Pesilat Indonesia di Sea Games 24 di Nakon Rachasima Thaialnd mendatang Eko Nugroho <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 "Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" bisa bermakna "murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, "Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau se
Re: [silatindonesia] Murid Mondok
Sahabat silat Perlu menambahkan informasi, kedatangan team yang baru lalu di Papdeokan iti bukan team nasionalnya, itu hanya team Vietnam Selatan dari Ho Chi Mint City. Team Vietnam juga masih pelajar mereka rata-rata adalah dari sekolah menengah olah raga selesai berlatih pagi mereka pergi kesekolah, siang latihan beban dan malam berlatih technik. Saptu sore mereka baru diperbolehkan pulang. Yang berbeda hanya mereka pesilat hasil dari budi daya program yang sama dan pesilat Indonesia hasil pruduk perguruan yang secara keseluruhan konsisinya tidak sama. Ibarat mangga atau duren montong budi daya di Thailand sepanjang tahun terus berbuah, dan rasanya standard, sedangkan mangga Probolinggo atau duren Parung tergantung cuaca. Tentu hasil dan rasanya tidak standard. Bagaimana menurut anda untuk meningkatkan prestasi Pencak Silat Indonesia ? Vietnam tidak lagi memerlukan pelatih atau mendatangkan pelatih tanding dari Indonesia. lagi. Semoga succes Pesilat Indonesia di Sea Games 24 di Nakon Rachasima Thaialnd mendatang Eko Nugroho <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu bisa bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 11 hari latihan saja. Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 12.00, pukul 15.00 17.00, dan pukul 19.00 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan). Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan. Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1987. Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani prog
[silatindonesia] Murid Mondok
Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu bisa bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 11 hari latihan saja. Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 12.00, pukul 15.00 17.00, dan pukul 19.00 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan). Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan. Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1987. Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani program ini. Filho mulai berdomisili di Jepun sekira tahun 1990-an dan aktif melatih dan berlatih di dojo honbu. Prestasi yang pernah diraihnya antara lain Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1995, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1999, serta Juara 1 K-1 Grandprix Tahun 1997 yang di partai Final mengalahkan Andy "samurai with the blue eye" Hugg. Orang Indonesia yang pernah mengikuti program Uchidesh adalah Shihan Nardi T. Nirwanto, pendiri Kyokushin Indonesia yang berlatih langsung di bawah Sosai Masutatsu Oyama di dojo honbu selama 6 bulan. Jadi kalau dihitung taruhlah kalau dalam satu minggu libur 1 hari, maka dalam satu bulan menempuhi 26 hari latihan, dan selama 6 bulan Shihan Nardi sudah menempuhi 26 x 6 = 156 hari latihan. Dan pada saat mengikut program ini Shihan Nardi sudah ada menyandang tingkatan Dan III (mohon diralat kalau saya salah). Pengalaman Shihan Nardi dalam mengikut program ini boleh ditengok di website rasminya PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia. Dan salah satu murid Shihan Nardi yaitu Shihan JB. Sujoto yang kemudian mendirikan organisasi se