Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam

2007-02-19 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
terima kasih atas penjelasannya Pak Kartono ...
saya hanya mencoba memberikan informasi pengimbang kepada saudara Jano-ko
bahwasanya tidak semua kraton mempunyai jasa besar dalam penyebaran agama islam,
ada pula yang malah mendukung penjajahan dan memperluas kemaksiatan
dan praktek kedurjanan ...

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/18/07, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ikut nimbrung,
  VOC dulu belum menjajah kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mereka masih
  bersikap sebagai pedagang dan mengadakan kerjasama dengan raja-raja, hanya
  saja dengan monopoli. Laut dijaga sehingga pesaing VOC tidak dapat berdagang
  dengan raja-raja itu tanpa melalui VOC. Sewaktu Belanda resmi menjajah
  Indonesia, mereka menaklukkan raja-raja dengan mengadu di antara keluarga
  mereka sendiri sehingga memperlemah kerajaan. Raja yang melawan Balanda juga
  ada seperti raja di Bali yang melawan dengan perang Puputan. Di Jawa. raja
  Mataram diadu di antara sesama keluarga dan kalau ada pihak yang kemudian
  meminta bantuan Belanda, ia akan diikat dengan perjanjian untuk tunduk pada
  aturan penjajah. Jadi tidak semua raja di nusantara dulu diam-diam saja.
  KM


Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam

2007-02-18 Terurut Topik jano ko
Aishayasmina =
   
  Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia merasa 
keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan iblis! 
   
   
   
  ==
  ==
  ==
   
   
  Al Qur'an
   
  [96.1] bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
   
  ---
   
  Jano - ko membantu mencerahkan :
   
  Karena mungkin Aisha emongsi, jadi kita baca bersama saja pendapat 
organisasi atau insan yang lain ..
  Nanti kalau Aisha sudah tidak emongsi maka jano-ko akan menjelaskan 
pelan-pelan.
   
  -
   
   
  http://www.ums.ac.id/?pilih=halid=14
   
   
  Peran Karaton dalam Pengembangan Islam
   
   
  Sejarah Indonesia mencatat bahwa Islam dapat berkembang dengan baik karena 
didukung faktor karakter ajaran Islam yang tidak memberatkan disertai teknik 
penyiaran dengan bijaksana dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara 
komposisi pemerintahan saat itu lebih didominasi oleh kerajaan pedalaman yang 
masih memiliki tradisi kuat Hindu dan Budha, sehingga penyebaran Islam 
dilakukan melalui guru pertapa yanng hidup di luar Karaton.

  Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat Islam saat itu kental dengan 
kebiasaan tradisional, dan sangat memuja raja. Selain itu masyarakat tetap 
menempatkan dirinya ke dalam posisi priyayi atau rakat jelata, sesuai 
tradisinya. Padahal Islam sendiri sangat demokratis dan egaliter.

   
  Penyebaran Islam di Jawa tidak dapat dilepaskan dari peran Walisongo. Mereka 
menjadi sokoguru kerajaan Demak Bintoro sebagai kerajaan Islam pertama. Melihat 
pola masyarakat saat itu, maka teknik penyebaran Islam dilakukan dengan 
membentuk organisasi da’wah dan pendidikan pada tahun 1476, yang bernama 
Bayangkare Islah. 

  Program kerja organisasi ini diawali dengan membagi tanah Jawa menjadi 
beberapa wilayah da’wah dan pendidikan, yang masing-masing dipimpin Wali dan 
Badal. Wali dan Badal harus pintar dalam agama, berbudipekerti dan akhlak 
mulia. Da’wah dimulai dengan menggunakan sarana budaya saat itu namun tetap 
berpegang pada syariat Islam. Masjid Agung pun didirikan sebagai pusat 
pendidikan dan da’wah. 

  Teknik penyebaran Islam para Wali ini selanjutnya diikuti oleh para penguasa 
kerajaan Islam. Karaton tetap menjadi panutan masyarakat, baik perilaku 
keagamaan atau perilaku lainnya. Masyarakat dengan senang hati mengikuti 
kebijakan Karaton. Hal ini jelas ditunjukkan ketika Sultan Agung melakukan 
Isalmisasi kebudayaan dengan menyesuaikan kalender Saka dengan kalender 
Hijriah, sehingga muncul Kalender Jawa. Demikianpun ketika terjadi islamisasi 
birokrasi, rakyat juga menurut. 

   
  Karaton Kasunanan Surakarta merupakan bagian dari kerajaan Islam di Jawa. 
Keberadaannya mendapat tempat khusus di masyarakat. Sementara itu, sejalan 
perkembangan jaman yang lebih demokratis dan egaliter, maka peran Karaton dalam 
menentukan corak kehidupan masyarakat berkurang. Hal ini menyebabkan adanya 
budaya-budaya Islam di Karaton yang kurang dikenal oleh masyarakat. 

  Masyarakat lebih mengenal budaya Karaton yang dianggap kurang sesuai dengan 
Islam. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dibutuhkan pembahasan khusus pada 
topik Islam dan Karaton ini. 

  

  bersambung...
   
  Wassalam.
   
  PS
   
  Membaca adalah pintu ilmu pengetahuan dan informasi.
   
   
  --- ooo0ooo 
  

Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Jano,
Lebih beruntung lagi kalau selain dilahirkan di keluarga yang tidak suka 
mencaci maki manusia juga tidak suka berfikir jelek terhadap manusia lainnya 
seperti men-cap orang sesuka hati dengan julukan-julukan tertentu.

Apa hubungannya dengan darah biru? memangnya ada jaminan bahwa yang berdarah 
biru itu manusia yang lebih mulia? Iblis yang merasa lebih mulia dari manusia 
karena dia merasa diciptakan dari api yang dianggap lebih mulia daripada tanah 
yang asal muasal penciptaan manusia. Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia 
dari manusia lainnya karena dia merasa keturunan tertentu misalnya ada darah 
birunya, apa bedanya dengan iblis! Pak Jano, dalam Islam itu tidak ada aturan 
bahwa seseorang lebih mulia karena dia berdarah biru, tapi semua manusia itu 
sama, yang membedakan adalah derajat ketakwaannya, dan derajat ketakwaan ini 
tidak berkaitan dengan seseorang itu berdarah biru atau merah atau ungu atau 
ijo atau pink:) Hare gene masih ngobrolin darah biru, d... apa gunanya seh?

salam
Aisha
---
From : jano ko
..
Betapa bahagianya jano - ko, jano - ko dilahirkan dari suatu keluarga yang 
tidak suka mencaci manusia, karena mencaci manusia sama saja mencaci 
 Jano - ko beruntung ada darah birunya, walau sedikit aj

[Non-text portions of this message have been removed]



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam

2007-02-18 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
setahu saya keraton juga berperan dalam pelestarian penjajahan Belanda
waktu itu.
dengan kerja sama dengan penjajah Belanda, keraton mendapat legitimasi
dari pemerintah kolonial Belanda untuk tetap meneruskan
pemerintahannya, di sisi lain tutup mata terhadap penjajahan yang
dilakukan oleh pemerintah Belanda.
Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti
Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil
presiden RI. Yang lain biasanya diem-diem aja, bersikap EGP dan cari
slamet.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/18/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Aishayasmina =

Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia 
 merasa keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan 
 iblis!



==
==
==


Al Qur'an

[96.1] bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan

---

Jano - ko membantu mencerahkan :

Karena mungkin Aisha emongsi, jadi kita baca bersama saja pendapat 
 organisasi atau insan yang lain ..
Nanti kalau Aisha sudah tidak emongsi maka jano-ko akan menjelaskan 
 pelan-pelan.

-


http://www.ums.ac.id/?pilih=halid=14


Peran Karaton dalam Pengembangan Islam


Sejarah Indonesia mencatat bahwa Islam dapat berkembang dengan baik karena 
 didukung faktor karakter ajaran Islam yang tidak memberatkan disertai teknik 
 penyiaran dengan bijaksana dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara 
 komposisi pemerintahan saat itu lebih didominasi oleh kerajaan pedalaman yang 
 masih memiliki tradisi kuat Hindu dan Budha, sehingga penyebaran Islam 
 dilakukan melalui guru pertapa yanng hidup di luar Karaton.


Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam - Hero

2007-02-18 Terurut Topik jano ko
Mas Wikan berkata :
   
  Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti
Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil
presiden RI. 
   
  
   
  Jano - ko =
   
   
  Dengan kata lain kita tidak boleh mengatakan saudara kita itu sebagai 
.atau ..atau...beliau - belai tersebut adalah darah biru, 
beriman, bertaqwa dll  AND OUR HERO.  :)
  KETERANGAN =  hero itu artinya PAHLAWAN.
   
   
  Beliau tersebut mempunyai andil tegaknya NKRI, and jujur aja babe gue punya 
hubungan yang khusus dengan beliau, ini hanya pengumuman aja, jano-ko beruntung 
soalnya babe jano-ko dikuliahkan oleh Sultan HB IX, maksudnya yang membiayai 
kuliah babe gue adalah beliau.  Sekali lagi jano-ko beruntung artinya jano-ko 
tidak melupakan jasa orang lain kepada keluarga jano-ko.
   
   
  Jangan khawatir mas wikan, ini sejarah ya, ayahku dulu waktu jadi komandan, 
perang melawan Belanda, pernah ketangkep and mau dieksekusi tembak ditempat, 
tapi karena bapakku itu pinter banget bahasa Belanda, beliau diskusi ama 
komandan belandanya, ech akhirnya beliau dilepas.
  Sekarang jaman pembangunan perdamaian, kita harus ngayomi semua bangsa di 
dunia...hiya enggak ?
   
   
  Satu lagi yang perlu dibahas adalah kata beruntung yang jano-ko ucapkan, 
apa arti kata beruntung tersebut kaitannya dengan Islam 
monggo...monggo...monggo.. 
   
   
  And jangan lupa lho.banyak lho Ulama - ulama NU yang santun itu keturunan 
dari Karatonand jangan lupa lho tokoh lib itu mengambil ilmu islamnya 
dari ulama NU. Jadi insan lib itu harus berterimakasih kepada 
karaton..jangan lupa lho...jangan lupa lho.
   
   
  Ngono lhoo
   
   
  Malem aja dech.
   
   
  PS
  Mas Wikan bisa enggak mendalang tentang Raden Patah ? ayoo ree
   
   
  - oo0oo -
  

 
  Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  setahu saya keraton juga berperan dalam pelestarian penjajahan Belanda
waktu itu.
dengan kerja sama dengan penjajah Belanda, keraton mendapat legitimasi
dari pemerintah kolonial Belanda untuk tetap meneruskan
pemerintahannya, di sisi lain tutup mata terhadap penjajahan yang
dilakukan oleh pemerintah Belanda.
Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti
Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil
presiden RI. Yang lain biasanya diem-diem aja, bersikap EGP dan cari
slamet.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/18/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Aishayasmina =

 Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia merasa 
 keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan iblis!



 ==
 ==
 ==


 Al Qur'an

 [96.1] bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan

 ---

 Jano - ko membantu mencerahkan :

 Karena mungkin Aisha emongsi, jadi kita baca bersama saja pendapat 
 organisasi atau insan yang lain ..
 Nanti kalau Aisha sudah tidak emongsi maka jano-ko akan menjelaskan 
 pelan-pelan.

 -


 http://www.ums.ac.id/?pilih=halid=14


 Peran Karaton dalam Pengembangan Islam


 Sejarah Indonesia mencatat bahwa Islam dapat berkembang dengan baik karena 
 didukung faktor karakter ajaran Islam yang tidak memberatkan disertai teknik 
 penyiaran dengan bijaksana dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara 
 komposisi pemerintahan saat itu lebih didominasi oleh kerajaan pedalaman yang 
 masih memiliki tradisi kuat Hindu dan Budha, sehingga penyebaran Islam 
 dilakukan melalui guru pertapa yanng hidup di luar Karaton.


 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam

2007-02-18 Terurut Topik Kartono Mohamad
Ikut nimbrung,
VOC dulu belum menjajah kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mereka masih
bersikap sebagai pedagang dan mengadakan kerjasama dengan raja-raja, hanya
saja dengan monopoli. Laut dijaga sehingga pesaing VOC tidak dapat berdagang
dengan raja-raja itu tanpa melalui VOC. Sewaktu Belanda resmi menjajah
Indonesia, mereka menaklukkan raja-raja dengan mengadu di antara keluarga
mereka sendiri sehingga memperlemah kerajaan. Raja yang melawan Balanda juga
ada seperti raja di Bali yang melawan dengan perang Puputan. Di Jawa. raja
Mataram diadu di antara sesama keluarga dan kalau ada pihak yang kemudian
meminta bantuan Belanda, ia akan diikat dengan perjanjian untuk tunduk pada
aturan penjajah. Jadi tidak semua raja di nusantara dulu diam-diam saja. 
KM
 
---Original Message---
 
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: 02/18/07 17:00:05
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan
Islam
 
setahu saya keraton juga berperan dalam pelestarian penjajahan Belanda
waktu itu.
dengan kerja sama dengan penjajah Belanda, keraton mendapat legitimasi
dari pemerintah kolonial Belanda untuk tetap meneruskan
pemerintahannya, di sisi lain tutup mata terhadap penjajahan yang
dilakukan oleh pemerintah Belanda.
Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti
Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil
presiden RI. Yang lain biasanya diem-diem aja, bersikap EGP dan cari
slamet.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/18/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Aishayasmina =

 Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia
merasa keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan
iblis!



 ==
 ==
 ==


 Al Qur'an

 [96.1] bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan

 ---

 Jano - ko membantu mencerahkan :

 Karena mungkin Aisha emongsi, jadi kita baca bersama saja pendapat
organisasi atau insan yang lain ..
 Nanti kalau Aisha sudah tidak emongsi maka jano-ko akan menjelaskan
pelan-pelan.

 -


 http://www.ums.ac.id/?pilih=halid=14


 Peran Karaton dalam Pengembangan Islam


 Sejarah Indonesia mencatat bahwa Islam dapat berkembang dengan baik karena
didukung faktor karakter ajaran Islam yang tidak memberatkan disertai teknik
penyiaran dengan bijaksana dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara
komposisi pemerintahan saat itu lebih didominasi oleh kerajaan pedalaman
yang masih memiliki tradisi kuat Hindu dan Budha, sehingga penyebaran Islam
dilakukan melalui guru pertapa yanng hidup di luar Karaton.

 
 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam

2007-02-18 Terurut Topik Sunny
Bisa dibaca dalam karangan-karangan dari Dowes Dekker alias Multatuli.

  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, February 18, 2007 11:06 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan 
Islam


  setahu saya keraton juga berperan dalam pelestarian penjajahan Belanda
  waktu itu.
  dengan kerja sama dengan penjajah Belanda, keraton mendapat legitimasi
  dari pemerintah kolonial Belanda untuk tetap meneruskan
  pemerintahannya, di sisi lain tutup mata terhadap penjajahan yang
  dilakukan oleh pemerintah Belanda.
  Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti
  Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil
  presiden RI. Yang lain biasanya diem-diem aja, bersikap EGP dan cari
  slamet.

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com

  On 2/18/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Aishayasmina =
  
   Jadi kalau ada yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya karena dia 
merasa keturunan tertentu misalnya ada darah birunya, apa bedanya dengan iblis!
  
  
  
   ==
   ==
   ==
  
  
   Al Qur'an
  
   [96.1] bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
  
   ---
  
   Jano - ko membantu mencerahkan :
  
   Karena mungkin Aisha emongsi, jadi kita baca bersama saja pendapat 
organisasi atau insan yang lain ..
   Nanti kalau Aisha sudah tidak emongsi maka jano-ko akan menjelaskan 
pelan-pelan.
  
   -
  
  
   http://www.ums.ac.id/?pilih=halid=14
  
  
   Peran Karaton dalam Pengembangan Islam
  
  
   Sejarah Indonesia mencatat bahwa Islam dapat berkembang dengan baik karena 
didukung faktor karakter ajaran Islam yang tidak memberatkan disertai teknik 
penyiaran dengan bijaksana dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara 
komposisi pemerintahan saat itu lebih didominasi oleh kerajaan pedalaman yang 
masih memiliki tradisi kuat Hindu dan Budha, sehingga penyebaran Islam 
dilakukan melalui guru pertapa yanng hidup di luar Karaton.


   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.5.441 / Virus Database: 268.18.1/691 - Release Date: 2/17/2007 
5:06 PM


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan Islam

2007-02-18 Terurut Topik SIR BATS
belanda melalui VOC (BUMN - belanda) tidak pernah sepenuhnya tentram
dan tenang menjajah indonesia, selalu ada perlawanan dari waktu ke
waktu meski bersifat sporadis dan kedaerahan. Sebut saja sultan
Hasanuddin, Sultan Badaruddin, Monarki Aceh, Kalteng, kaltim, kalsel,
Gowa, Tertane, Tidore, Sisingamangaraja, Monarki Banten; semua
melakukan perlawanan tapi kebanyakan 'kalah' karena kalah tak tik dan
persenjataan. Mereka banyak memenangkan 'pertempuran' tapi kalah dalam
'perang'.

salam


On 2/18/07, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ikut nimbrung,
  VOC dulu belum menjajah kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mereka masih
  bersikap sebagai pedagang dan mengadakan kerjasama dengan raja-raja, hanya
  saja dengan monopoli. Laut dijaga sehingga pesaing VOC tidak dapat berdagang
  dengan raja-raja itu tanpa melalui VOC. Sewaktu Belanda resmi menjajah
  Indonesia, mereka menaklukkan raja-raja dengan mengadu di antara keluarga
  mereka sendiri sehingga memperlemah kerajaan. Raja yang melawan Balanda juga
  ada seperti raja di Bali yang melawan dengan perang Puputan. Di Jawa. raja
  Mataram diadu di antara sesama keluarga dan kalau ada pihak yang kemudian
  meminta bantuan Belanda, ia akan diikat dengan perjanjian untuk tunduk pada
  aturan penjajah. Jadi tidak semua raja di nusantara dulu diam-diam saja.
  KM

  ---Original Message---

  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: 02/18/07 17:00:05
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Darah biru - Peran Karaton dalam Pengembangan
  Islam

  setahu saya keraton juga berperan dalam pelestarian penjajahan Belanda
  waktu itu.
  dengan kerja sama dengan penjajah Belanda, keraton mendapat legitimasi
  dari pemerintah kolonial Belanda untuk tetap meneruskan
  pemerintahannya, di sisi lain tutup mata terhadap penjajahan yang
  dilakukan oleh pemerintah Belanda.
  Tidak banyak sultan yang berani melawan penjajah Belanda seperti
  Sultan Agung atau Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi wakil
  presiden RI. Yang lain biasanya diem-diem aja, bersikap EGP dan cari
  slamet.

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com