[yonsatu] Re: Bagaimana kalau usulan2 ini diharapkan juga dari publikMahawarman?
Thanks bung Rifki dan rekans yang lain. Saat ini saya sedang menyelesaikan draft crash program dan semaksimal mungkin menyerap semua aspirasi rekan rekan yang saya lihat di milis ini. Semua tulisan anda sampai yang paling akhir mengenai Resimen Teknolgi dlsb. sudah saya kantongi. Dalam minggu ini saya akan ketemu dengan team kecil dulu untuk review the draft, recycle kembali, termasuk validasi ke team yang lebih luas lagi, baru kemudia nanti kita undang rekan rekan untuk presentasi secara keseluruhan serta mendapat endorsement dari CORPS. Siapa tahu anda bisa datang dari Osaka khusus untuk itu.. Saya selalu keep in touch dan berkoordinasi dengan rekan Priyo S (yang saya betul betul kagum akan semangatnya) serta mas Indradjaja Dalel. Target saya akhir bulan ini detail program dan strategy pelaksanaan harus sudah selesai dan kalau bisa disetujui oleh semuanya, sihingga program program nyapun bisa dijalankan sejalan dengan Team ROTC maupun Team ITB yang dimotori oleh Mas Jhoni Saleh dan Pak Tutuka/Khrisna. Wassalam Susilo Siswoutomo EMOI - Wisma GKBI 31st Floor Phone: 62 21 571 5126 Fax : 62 21 571 5057 Mobile: 0811 84 25 43 E-mail : [EMAIL PROTECTED] Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] .com cc: Subject: [yonsatu] Re: Bagaimana kalau usulan2 ini diharapkan juga dari publik Mahawarman? 08/19/03 12:10 PM Please respond to yonsatu Kelihatannya pak Hary dan Susilo sudah bergerak melambung ke bebrapa titik solusi, dan sementara kita masih menunggu instruksi. Beberapa teman sudah menyerang secara sporadis seperti yang dilakukan oleh pak Dody CB 'angkatan 25) yang telah transfer dana pembinaan batalyon I/ITB untuk satu tahun kerekening menwa ITB dua minggu lalu. Saya sendiri berharap usulan pak Hary dan pak Susilo ini bisa kita realisasikan akhir bulan ini atau awal september. Ditangan saya sudah ada 16 alumni yang bersedia dan kayaknya mereka sudah nggak tahan pengen cepat transfer, di hanata dan milis ini mungkin ada 100 orang. Menurut saya batalyon atau corps/yayasan harus segara membuat teknis pelaksanaan pemungutan dan penyaluran dana pembinaan dan beasiswa Corps, kalau nggak itu serangan secara sporadis secara sendiri-sendiri kerekening manwa itb akan semakin gencar. Untuk penyaluran dana saya usulkan pada 5 bidang: 1. Untuk dana operasonal harian batalyon. 2. Untuk dana operasional corps/yayasan dan dana operasional pengumpulan iuran. 3. Untuk dana pendidikan pokok batalyon (diksar, danas staf dan suspelat). 4. Untuk dana perikrutan anggota baru. 5. Untuk beasiswa. Rifki Muhida --- [EMAIL PROTECTED] wrote: Harry Kusna To: [EMAIL PROTECTED] cc: Susilo Siswoutomo/AsiaPacific/[EMAIL PROTECTED] 08/15/03 12:54 PM Subject: Re: Bagaimana kalau usulan2 ini diharapkan juga dari publik Mahawarman? Assalamualaikum wr. wb., Yth. Rekan2 anggota/alumni Mahawarman, Mohon saran2 Bapak/Ibu untuk usaha membangkitkan kembali Batalyon I Mahawarman ITB dijabarkan seperti di bawah ini, sehingga jelas dan bisa dikompetisikan satu sama lain dengan format yang sama pada waktu rapat nanti. Ini hanya salah satu bentuk format usulan saja, please feel free untuk mengembangkannya lebih lanjut sehingga didapatkan format yang lebih baik nantinya. Intinya, aspek2nya dikemukakan, sehingga dalam rapat bisa diperbandingkan. Terimakasih. Wassalam, Harry Kusna Penjabaran Usulan Untuk Kebangkitan Batalyon 1 - Resimen Mahawarman 1 Beasiswa Deskripsi: o Diberikan sebagai bakti alumni
[yonsatu] Re: Keberpihakan ala Malaysia
Bung Syafril Yth, Saya sangsi, hal seperti di Malaysia akan terjadi disini. Di negeri kita ini, bukan Business is Business, tapi Business is Politics and Politics is Business. Ya, enggak ?? :-) Wass, -Original Message- From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 19, 2003 12:57 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Keberpihakan ala Malaysia Hi Gank! Ini salah satu contoh keberpihakan Pemerintah untuk rakyat, kali ini soal software komputer. Di MY, ada undang-2x yg menentukan HET (harga eceran tertinggi) utk software, shg vendor yg akan jualan disana harus mematuhinya. Akan tp yg jauh lebih penting lagi adalah soal pelaksanaannya, Undang-undang tanpa pelaksanaan tidak ada gunanya. Begin forwarded message: Date: Sat, 16 Aug 2003 15:23:03 +0700 From: Rudy Rusdiah [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [apkomindo-umum] sekitar UU Haki benchmarking..: voip itu wewenang nya menkominfo bukan ditjen postel P. Charis wrote: Pak Adi, Kelihatannya bukan karena pemerintah, regulator atau DPR takut sama Telkom. [rr] bukannya takut...tapi sering lebih dekat dengan kepentingan kepentingan yang terkadang tidak mewakili kepentingan user dalam hal ini masyarakat dan industri. Coba amati saja nanti sebentar lagi masalah tarip telepon tetap akan lagi ramai dibicarakan..., karena tampaknya pembicaraan mengenai pembentukan IRB juga akan dibicarakan. Tapi karena Indonesia teken perjanjian WTO, jadi mau tak mau harus ikut aturan mainnya. sebetulnya WTO pun ada batas aturan mainnya.. misalnya Indonesia dan Malaysia sama sama masuk WTO dan sama sama ratifikasi perjanjian TRIPS dan WIPO... tapi ada bedanya Indonesia dan Malaysia... Kebetulan saya beberapa hari ini berada diPulau Penang Malaysia...dan mencoba melihat bagaimana sih implementasi Hak Cipta dinegara tetangga kita. Saya jalan jalan ke Mall ..misalnya diMall dekat hotel namanya Mall B J...masih juga tampak yang jual Cd bajakan...diMallnya. Satu hal yang hebat dan langsung dipantau oleh Mahathir ( jadi dari orang nomor satu) adalah meangktifkan peraturan mengenai batas harga barang komodity yang dijual diMalaysia...jadi dengan UU ini Pemerintah Malaysia memaksakan semua penjual software agar mematuhi harga software agar bisa kebeli oleh masyarakatnya. Nah ini adalah contoh kebijakan yang membela rakyat dan tentu membuat vendor kebakaran jenggot...apalagi asosiasi vendor...ie BSA...tentu tidak setuju dengan kebijakan semacam ini... Nah ini lo bedanya negara Indonesia dan negara tetangga kita... kalau diIndonesia UU Haki diimplementasi tanpa peduli apa yang akan dialami oleh warnet, UKMnya... Kagak peduli...biar saja mereka urusan langsung sama vendor. Lain dengan Malaysia..mereka care about masyarakatnya yang mungkin keberatan atau tidak mampu membeli software kalau harganya mahal, maka peraturan ini diaktifkan yaitu UU Price Control Act 1946... Jadi tidak apa apa mau bikin UU Hak Cipta .. itu bagus...artinya kita compatible dan selaras dengan komitmen WTO...tapi kalau saya jadi regulator atau pemerintah maka sebelum UU hak Cipta diberlakukan saya akan membuat regulasi untuk mempersiapkan industrinya agar kondusif...misalnya dengan instrumen seperti Malaysia yaitu UU Price Control Act sehingga kita memberikan peluang negosiasi bagi masyarakatnya. Kalau tidak maka masyarakat serasa dipaksakan oleh UU Hak cipta dan dipaksa untuk memilih menggunakan software alternatif, jika software yang kebetulan dipakai terlalu mahal atau vendornya jual mahal...karena haknya khan dilindungi kuat oleh UU Hak cipta. cmiiw. Memang UU hak cipta ini memberikan blessing in disguise bagi sebagian kalangan misalnya penjual software Linux dan Open Source dan semoga pemerintah mehgeluarkan kebijakan yang memberdayakan open source dan linux...misalnya pemerintah juga pakai software open source atau software open source mendapatkan bebas pajak...dan lain sebagainya ...fasilitas incentive ngak harus diberi uang...karena UKM bukan minta uang tapi minta kebijakan yang pro masyarakat...ngak harus pro UKM...karena UKM toh dekat dengan masyarakat...jadi kalau kebijakannya pro masyarakat dengan sendirinya pasti pro UKM. Jadi hal hal kecil seperti inilah yang akhirnya menjawab..kenapa kok kita berjalan ditempat atau terkadang mundur..sedangkan negara tetangga kita berjalan maju...semua... Merdeka...dan Demikian oleh oleh dari Pulau Penang...sekitar bagaimana saya boleh saja dikatakan bagian dari masyarakat atau pemilik warnet (bagian dari UKM) melihat perbedaan antara kebijakan ditanah air dan negara tetangga...dengan mengambil contoh kebijakan sekitar Harga Software dan UU Haki. cmiiw. Salam, Rudy Rusdiah -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: [anggota] Pusaka Merah Putih ,...
Menambah garis bawah saja, apa yang diraba-raba oleh Pak Lurah disini. Kalau Amerika, selalu membawa teroris, atau yang dituduh teroris ke Amerika setelah itu tidak ada kabarnya, dan jauh dari transparan, apalagi katanya Hambali menjawab pertanyaan introgator dengan setengah hati, kenapa harus setengah hati, kalau dia benar-benar pejuang, dan sudah ketahuan warnanya, apakah.. kesimpulan bahwa teroris-teroris yang ada selama ini adalah buatan Amerika?, walaupun bukan chandradimuka nya kata pak lurah, tapi sudah kelihatan benang merahnya... Kalau enggak dari mana mereka selama ini dapat biaya.? atau malah Amerika adalah pusat dalang nya dalang teroris. Koni N E - Original Message - From: Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 19, 2003 11:54 AM Subject: [yonsatu] Re: [anggota] Pusaka Merah Putih ,... On Fri, 15 Aug 2003 23:55:59 +0700 Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote: Baru saja kita mendengar Bush pidato , tentang tertangkapnya Hambali dan menjelaskan kaitannya dengan Al Qaeda ,..Begitu besar persoalannya , sampai diucapkan dan disiarkan diseluruh penjuru dunia , nyebut2 Indonesia , lagii ,...Jadi , inikah cerita sebenarnya dari semua kerusuhan , bom , teror dan sebagainya ?? Hambali , Baasir , Imam Samudra , Amrozi , Almar , ... siapakah mereka ?? Indonesia beneran apa bukan ?? Mereka memang orang Indonesia, apa mau disangkal ? Jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta, kalau ada yg nggak ngenah satu dua ya wajar saja, memangnya dinegara lain nggak punya bad guy ? Kalau Bush gembar-gembor, itukan dalam rangka promosi dia soal politik anti terorismenya, exposure dia bhw teorema dia benar. Coba saja ditelusuri lbh lanjut, jangan-2x dalang nya mereka-2x juga; walaupun Amerika bukan negara jawa yg mrpkan kawah candradimukanya para dalang, tp soal perdalangan politik kita kalah jauh :-) Rekans sekalian , ketenaran Indonesia sejak jaman dahulu kala , nampaknya sedang diuji dengan segala cobaan . Bangsa yang sebenarnya termasuk tertua didunia , (600.000 th.yang lalu , manusia Mojokerto sudah ada) , sudah berbudaya sejak 40.000 th. yang lalu (Ngandong , Solo) dan sejak 15.000tahun yang lalu sudah berlayar menguasai lautan mengisi ruangan Austronesia , bahkan orang Wajak (Madiun , 12.000 th. yang lalu )adalah orang2 beradab pertama yang masuk ke Australia dan Tasmania , Apakah kejayaan masa lalu kini akan runtuh karena segelintir Hambali dan ketidak berdayaan kita untuk mengatasinya ?? Bukankah orang2 Arya datang ke Indonesia karena mereka mencari rempah2 yang dibawa leluhur kita berdagang kesana ?? Sriwijaya ... dimana semangatmu yg jaya ? Majapahit ... dimana semangatmu yg gaya ? Demak ... dimana semangatmu yg perkasa ? -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Sumbang Saran untuk YON I:Tentang Resimen teknologi
Thanks Pak Rifki, menarik sekali tulisannya. Saya sendiri melihat apa yang anda tulis nggak menggebu-gebu kok, sangat wajar dan rasional. Adalah sangat logis jika Menwa (khususnya Yon I) bisa turut berkontribusi pada pengembangan teknologi militer di Indonesia. Kenapa logis? Karena Menwa kan dalam berbagai kegiatan yang dilakukannya bisa mengenal dan mengetahui prosedur TNI sampai ke peralatannya. Maka, dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh di kampus, diharapkan anggota Menwa akan terinsipirasi untuk memikirkan inovasi atau perbaikan terhadap prosedur dan peralatan TNI yang digunakannya itu. Apalagi kalau konsep ikut serta mengembangkan teknologi militer di Indonesia berhasil menjadi bagian dari misi Menwa (Yon I), dimana pemikiran2 inovatif ini diharapkan akan secara otomatis muncul. Sebagai misal, seorang anggota Menwa merasakan popor senapan yang dipakai berlatih menembak terlalu panjang sehingga sangat melelahkan ketika harus konsentrasi dalam membidik. Keadaan ini dapat menimbulkan pertanyaan dalam dirinya, yaitu apakah hanya dia sendiri yang mudah lelah menggunakan senapan itu, atau rekan lainnya juga. Kalau rekan lainnya juga mudah lelah, jangan2 seluruh anggota TNI juga akan demikian jika harus menggunakan senapan itu di medan laga. Dari pertanyaan2 tsb, maka mungkin dapat muncul ide membuat spesifikasi peralatan TNI yang disesuaikan dengan postur anggota TNI. Untuk bisa mengetahui postur anggota TNI, maka diperlukan pengumpulan data (anthropometry). Dari data yang terkumpul dapat diusulkan spesifikasi teknis suatu senapan baru yang lebih pas dengan postur anggota TNI. Kalau dilihat, masalahnya sederhana. Tetapi menurut hemat saya masalah yang sederhana ini dapat melibatkan berbagai macam disiplin ilmu, misalnya Teknik Industri (untuk proses pengumpulan data dan disain ergonomis), SeniRupa (untuk design product), Teknik Mesin (sistem kinematik, material dan teknik manufacturing), dan bidang2 yang lain (setidak2nya untuk membuat data statistik). Lebih jauh lagi, anggota Menwa yang mengambil kuliah dibidang ekonomi misalnya (berarti dari Yon II, dsb.) bisa saja ikut terlibat dengan tugas membuat semacam 'business plan' terhadap senapan baru TNI tsb, yang dapat dijual ke negara2 ASEAN, mengingat postur anggota Angkatan Bersenjata ASEAN yang mirip postur anggota TNI. Maka lengkaplah cita2 pak Rifki untuk menjadikan Menwa sebagai Resimen Teknologi, yang bukan hanya menjadi cirikhas Yon I, tetapi cirikhas Menwa Indonesia. Masalahnya sekarang adalah: 1- Menwa perlu koneksi ke TNI. 2- Menwa perlu peralatan (laboratorium sederhana), untuk bisa melakukan 'riset' seperti contoh diatas. 3- Menwa perlu anggota untuk melaksanakan aktivitas tsb. Untuk menjawab masalah2 tsb, maka perlu dilakukan hal2 berikut: 1- Alumni Menwa menjadi perantara sebagai penghubung ke TNI, Pemerintah dan kalau perlu ke Parlemen. 2- Alumni Menwa menjadi perantara pengadaan/peminjaman peralatan riset. 3- Anggota Menwa aktif dengan didukung para Alumni membuat progam rekruitment dan 'maintenance' anggota baru yang sesuai dengan jamannya. Berbeda dengan cara pandang anda yang mengusulkan bahwa Resimen Teknologi merupakan cirikhas Menwa generasi ke V, saya cenderung melihat ia sebagai fondasi baru yang memperkokoh keberadaan Menwa itu sendiri, sehingga ke '5 generasi' itu tidak kita lihat secara sendiri2, akan tetapi secara terpadu, secara holistik. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa fondasi Menwa pada masa kini adalah: 1) kewiraan, 2) kemahasiswaan, 3) kepemimpinan, 4) anda belum sebut, dan 5) keteknologian. Melihat dukungan yang pak Rifki pernah berikan ke Batalyon melalui konsep 'e combatnya', saya yakin bahwa anda pasti akan tetap menjadi salah satu alumni yang tetap konsisten memberikan dukungan kepada Yon I, seperti halnya pak Priyo dan rekan2 lainnya. Semoga segala niat baik dan jerih payah kita semua dapat membuahkan hasil pd suatu ketika, demi kejayaan republik tercinta ini. Salam hangat, HermanSyah XIV. Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED] 08/18/2003 18:01 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Re: Sumbang Saran untuk YON I:Tentang Resimen teknologi Untuk Pak Heramnsyah, ini tulisan saya 3 tahun lalu di milis Yon I tentang resimen teknologi, kelihatannya menggebu-gebu hehehehe, mudah-mudahan sekarang masih nggak kendor ngomongin yon I. Rifki Muhida --- Date: Wed, 17 May 2000 03:00:26 -0700 (PDT) From: Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED] | This is spam | Add to Address Book Subject: [YON-1] Lahirnya generasi V menwa ITB To: [EMAIL PROTECTED] CC: [EMAIL PROTECTED] Menyambut 41 tahun menwa Indonesia (Lahirnya menwa ITB generasi V), kayak komputer aja ya pakai generasi. Berlatar belakang isu pembubaran menwa yang ke 8, bahwa : Sejarah menwa Indonesia terlalu dikotori tangan-tangan jahat yang membawa menwa pada ultraviolet
[yonsatu] Siapa Komandan Upacara 17 Ags di ITB?
WCDS, Sewaktu melihat upacara 17 Agustus di televisi, saya jadi ingat upacara Agustusan di ITB jaman-jaman saya dulu. Tugas kita dulu sangat banyak dalam rangka Agustusan + penerimaan mahasiswa baru. Dalam persiapan upacara, kita mesti siapkan pasukan kita, menjadi komandan upacara dan melatih paskibra. Dalam upacara penerimaan mahasiswa baru, kita melatih perwakilan siswa. Terus dilanjutkan nge-PAM P4. Ini baru dalam rangkaian agustusan saja, di luar ini peran Yon I di ITB cukup banyak waktu itu. Selanjutnya, saya bayangkan apakah Yon I saat ini masih mampu melaksanakan itu? Kalau Yon I tidak mampu (karena anggotanya sedikit, kalau kemampuan individu saya yakin masih bagus), lantas siapa yang menggantikan? Tidak terbayang oleh saya, upacara tujuhbelasan di ITB dikomandani yang bukan anak Yon I. Tidak terbayang oleh saya, tim paskibra tidak dilatih oleh anak Yon I. Tapi saya mesti realistis, dengan anggota yang bisa dihitung dengan jari satu tangan, apa yang bisa kita perbuat? Bahkan Bpk. Tutuka Ariadji sebagai PR III pun mengatakan Menwa telah mati Mestikah kita terus berdiskusi tentang penyelamatan??? Wassalam, Oetomo Tri Winarno/Ekek 24 --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Siapa Komandan Upacara 17 Ags di ITB?
Bapak dan Ibu Yth. Dalam dua minggu kedepan akan ada surat peringatan bagi seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa yang tidak aktif, termasuk MENWA YON I, untuk mempertanyakan keberadaannya. Terimakasih Tutuka Ariadji - Original Message - From: Oetomo Tri Winarno [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 19, 2003 7:41 PM Subject: [yonsatu] Siapa Komandan Upacara 17 Ags di ITB? WCDS, Sewaktu melihat upacara 17 Agustus di televisi, saya jadi ingat upacara Agustusan di ITB jaman-jaman saya dulu. Tugas kita dulu sangat banyak dalam rangka Agustusan + penerimaan mahasiswa baru. Dalam persiapan upacara, kita mesti siapkan pasukan kita, menjadi komandan upacara dan melatih paskibra. Dalam upacara penerimaan mahasiswa baru, kita melatih perwakilan siswa. Terus dilanjutkan nge-PAM P4. Ini baru dalam rangkaian agustusan saja, di luar ini peran Yon I di ITB cukup banyak waktu itu. Selanjutnya, saya bayangkan apakah Yon I saat ini masih mampu melaksanakan itu? Kalau Yon I tidak mampu (karena anggotanya sedikit, kalau kemampuan individu saya yakin masih bagus), lantas siapa yang menggantikan? Tidak terbayang oleh saya, upacara tujuhbelasan di ITB dikomandani yang bukan anak Yon I. Tidak terbayang oleh saya, tim paskibra tidak dilatih oleh anak Yon I. Tapi saya mesti realistis, dengan anggota yang bisa dihitung dengan jari satu tangan, apa yang bisa kita perbuat? Bahkan Bpk. Tutuka Ariadji sebagai PR III pun mengatakan Menwa telah mati Mestikah kita terus berdiskusi tentang penyelamatan??? Wassalam, Oetomo Tri Winarno/Ekek 24 --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] rekrut karyawan dan affice boys?
Saya mendapat surat dari salah seorang anggota aktif, anggota yon I yang tersisa, yaitu 4 orang, kuliahnya pada status gawat termasuk danyon. Kita harus realistis, menyuruh mereka kerjakeras membangun yon I kembali, termasuk pekerjaan merikrut anggota baru sebnyak-banyaknya, sama dengan menghancurkan kuliah mereka. Tempo hari Nomo juga mengirim email kesaya, menceritakan ketiadaan sumber daya manusia untuk promosi perikrutan anggota, misalnya untuk pembuatan dan pemasangan spanduk, poster, open house dll. Nomo sendiri sudah sangat kelelahan, apalagi dia sendiri harus mencari nafkah untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Beberapa waktu lalu Dody CB (25) telah mentransfer ke rekening yon I sebesar 600.000 rupiah, dan sebentar lagi Imam Arbai (24, mantan danyon) akan mentransfer 500 000 rupiah, juga saya beberapa teman yang lain rencananya akan segera mentransfer kerekening batalyon. Saya pikir dengan uang segitu kita cukup untuk menggaji seorang karyawan dan beberapa office boys untuk mempromosikan yon I /merikrut anggota (memasang spanduk, menempel poster, membuat dan mengirim surat, dll), mempersiapkan pendidikan diksar, dan mengirim surat ke rektor bahwa batalyon I/ITB masih eksis. Atau kita serahkan saja perikrutan ini pada tenaga profesional atau konsultan, kita tenderkan secara proyek. Staf-staf batalyon yang empat orang itu, cukup mencari karyawan, mengadakan rapat, menyusun rencana, mengecek/megevaluasi pekerjaan para karyawan, dan mengur kalau kerjaan nggak berjalan sesuai rencana. Apa sih ilmu yang peroleh dari menempel poster?, kalau hanya ingin mendapat pengalaman cukup sekali saja. Biar office boys yang mengejakan pekerjaan semacam itu. Di Osaka university, hampir semua kegiatan mahasiswa dikampus, melibatkan karyawan/tenaga paruh waktu yang digaji perjam, selain ada voluntir yang dipanggil dari berbagai organisasi (yang tercatat dikantor walikota), yang kebanyakan ibu-ibu atau orang-orang yang sudah berkecukupan dan kelebihan energi. Saya teringat pengalaman saya bersama Emil, Faisal, Bimo, nano, agus jub, Aris dll, dalam perikrutan anggota yon I (4 kali, 1993-1997) dan dua kali jadi dantim. Ini kerjaan hebat, dan sangat melelahkan, membutuhkan dana besar dan orang yang banyak, selain membutuhkan ketahanan mental untuk durasi kerja beberapa bulan. Ada 4000 bundel ( bersisi 2 lembar surat+ brosur 8 halaman+ 1 lembar formulir pendaftaran ) yang kirim melalui pos untuk dua angkatan, ada 4000 poster ukuran A3 dan A2 yang disebar setiap fajar dengan lem kertas berember-ember, dan ada brosur-brosur lainnya, majalah ksatria gansha dua edisi, selebaran beberapa kali untuk melawan serangan para kativis yang brutal terhadap menwa, dan yang seru mako kita permak dengan berbagai tulisan, foto, album dll, selain ada perpusatakaan kecil berisi buku manajemen kepemimpinan terbitan gramedia yang kita pasang diruang tamu, tak mau kalah ada berbagai pot bunga yang indah serta taman depan mako yang tertata apik. Saya pernah menghitung total biaya yang dikeluarkan, sekitar 1.5 juta sampai 2 juta (sekarang mungkin setara dengan 4 - 6 juta). Dari biaya yang besar itu kita hanya dapat 1 persen dari 2000 mahasiswa ITB perangkatan masuk,sekitar 20 orang, lumayan. Dengan 4 orang anggota yang kuliahnya status gawat, dan dengan keadaan kas yang minim (untuk bayar telepon saja harus nombok) apa masih bisa melakukan kegiatan perikrutan seperti zaman saya dulu? Sekali lagi, kita harus realistis!! Rifki Muhida --- adji [EMAIL PROTECTED] wrote: Bapak dan Ibu Yth. Dalam dua minggu kedepan akan ada surat peringatan bagi seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa yang tidak aktif, termasuk MENWA YON I, untuk mempertanyakan keberadaannya. Terimakasih Tutuka Ariadji - Original Message - From: Oetomo Tri Winarno [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 19, 2003 7:41 PM Subject: [yonsatu] Siapa Komandan Upacara 17 Ags di ITB? I. Tapi saya mesti realistis, dengan anggota yang bisa dihitung dengan jari satu tangan, apa yang bisa kita perbuat? Bahkan Bpk. Tutuka Ariadji sebagai PR III pun mengatakan Menwa telah mati Mestikah kita terus berdiskusi tentang penyelamatan??? Wassalam, Oetomo Tri Winarno/Ekek 24 __ Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software http://sitebuilder.yahoo.com --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: rekrut karyawan dan affice boys?
Pak Rifki, saya di LPKM ITB bersedia membantu semua kegiatan administratif yang diinginkan YON I seperti disebutkan. Tetapi, Kembali kemasalah utama: untuk DIKSAR tidak ada tenaga. Apakah kita tepat akan ngotot melakukan DIKSAR seperti yang telah lalu? atau kita mengubah dengan cara baru ? Tutuka Ariadji - Original Message - From: Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, August 20, 2003 10:36 AM Subject: [yonsatu] rekrut karyawan dan affice boys? Saya mendapat surat dari salah seorang anggota aktif, anggota yon I yang tersisa, yaitu 4 orang, kuliahnya pada status gawat termasuk danyon. Kita harus realistis, menyuruh mereka kerjakeras membangun yon I kembali, termasuk pekerjaan merikrut anggota baru sebnyak-banyaknya, sama dengan menghancurkan kuliah mereka. Tempo hari Nomo juga mengirim email kesaya, menceritakan ketiadaan sumber daya manusia untuk promosi perikrutan anggota, misalnya untuk pembuatan dan pemasangan spanduk, poster, open house dll. Nomo sendiri sudah sangat kelelahan, apalagi dia sendiri harus mencari nafkah untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Beberapa waktu lalu Dody CB (25) telah mentransfer ke rekening yon I sebesar 600.000 rupiah, dan sebentar lagi Imam Arbai (24, mantan danyon) akan mentransfer 500 000 rupiah, juga saya beberapa teman yang lain rencananya akan segera mentransfer kerekening batalyon. Saya pikir dengan uang segitu kita cukup untuk menggaji seorang karyawan dan beberapa office boys untuk mempromosikan yon I /merikrut anggota (memasang spanduk, menempel poster, membuat dan mengirim surat, dll), mempersiapkan pendidikan diksar, dan mengirim surat ke rektor bahwa batalyon I/ITB masih eksis. Atau kita serahkan saja perikrutan ini pada tenaga profesional atau konsultan, kita tenderkan secara proyek. Staf-staf batalyon yang empat orang itu, cukup mencari karyawan, mengadakan rapat, menyusun rencana, mengecek/megevaluasi pekerjaan para karyawan, dan mengur kalau kerjaan nggak berjalan sesuai rencana. Apa sih ilmu yang peroleh dari menempel poster?, kalau hanya ingin mendapat pengalaman cukup sekali saja. Biar office boys yang mengejakan pekerjaan semacam itu. Di Osaka university, hampir semua kegiatan mahasiswa dikampus, melibatkan karyawan/tenaga paruh waktu yang digaji perjam, selain ada voluntir yang dipanggil dari berbagai organisasi (yang tercatat dikantor walikota), yang kebanyakan ibu-ibu atau orang-orang yang sudah berkecukupan dan kelebihan energi. Saya teringat pengalaman saya bersama Emil, Faisal, Bimo, nano, agus jub, Aris dll, dalam perikrutan anggota yon I (4 kali, 1993-1997) dan dua kali jadi dantim. Ini kerjaan hebat, dan sangat melelahkan, membutuhkan dana besar dan orang yang banyak, selain membutuhkan ketahanan mental untuk durasi kerja beberapa bulan. Ada 4000 bundel ( bersisi 2 lembar surat+ brosur 8 halaman+ 1 lembar formulir pendaftaran ) yang kirim melalui pos untuk dua angkatan, ada 4000 poster ukuran A3 dan A2 yang disebar setiap fajar dengan lem kertas berember-ember, dan ada brosur-brosur lainnya, majalah ksatria gansha dua edisi, selebaran beberapa kali untuk melawan serangan para kativis yang brutal terhadap menwa, dan yang seru mako kita permak dengan berbagai tulisan, foto, album dll, selain ada perpusatakaan kecil berisi buku manajemen kepemimpinan terbitan gramedia yang kita pasang diruang tamu, tak mau kalah ada berbagai pot bunga yang indah serta taman depan mako yang tertata apik. Saya pernah menghitung total biaya yang dikeluarkan, sekitar 1.5 juta sampai 2 juta (sekarang mungkin setara dengan 4 - 6 juta). Dari biaya yang besar itu kita hanya dapat 1 persen dari 2000 mahasiswa ITB perangkatan masuk,sekitar 20 orang, lumayan. Dengan 4 orang anggota yang kuliahnya status gawat, dan dengan keadaan kas yang minim (untuk bayar telepon saja harus nombok) apa masih bisa melakukan kegiatan perikrutan seperti zaman saya dulu? Sekali lagi, kita harus realistis!! Rifki Muhida --- adji [EMAIL PROTECTED] wrote: Bapak dan Ibu Yth. Dalam dua minggu kedepan akan ada surat peringatan bagi seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa yang tidak aktif, termasuk MENWA YON I, untuk mempertanyakan keberadaannya. Terimakasih Tutuka Ariadji - Original Message - From: Oetomo Tri Winarno [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 19, 2003 7:41 PM Subject: [yonsatu] Siapa Komandan Upacara 17 Ags di ITB? I. Tapi saya mesti realistis, dengan anggota yang bisa dihitung dengan jari satu tangan, apa yang bisa kita perbuat? Bahkan Bpk. Tutuka Ariadji sebagai PR III pun mengatakan Menwa telah mati Mestikah kita terus berdiskusi tentang penyelamatan??? Wassalam, Oetomo Tri Winarno/Ekek 24 __ Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software http://sitebuilder.yahoo.com --[YONSATU -
[yonsatu] Re: rekrut karyawan dan affice boys?
Rekans Rifki dan pak Adji, dinomor berapa anda bisa saya hubungi? Saya ingin contact untuk diskusi langsung, sehingga crash program yang direncanakan betul betul feasible dan implementable.. Siang in saya diskusi draft program dengan mas Priyo dan mas Indra. Cheers Susilo Siswoutomo EMOI - Wisma GKBI 31st Floor Phone: 62 21 571 5126 Fax : 62 21 571 5057 Mobile: 0811 84 25 43 E-mail : [EMAIL PROTECTED] Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] .com cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] rekrut karyawan dan affice boys? 08/20/03 10:36 AM Please respond to yonsatu Saya mendapat surat dari salah seorang anggota aktif, anggota yon I yang tersisa, yaitu 4 orang, kuliahnya pada status gawat termasuk danyon. Kita harus realistis, menyuruh mereka kerjakeras membangun yon I kembali, termasuk pekerjaan merikrut anggota baru sebnyak-banyaknya, sama dengan menghancurkan kuliah mereka. Tempo hari Nomo juga mengirim email kesaya, menceritakan ketiadaan sumber daya manusia untuk promosi perikrutan anggota, misalnya untuk pembuatan dan pemasangan spanduk, poster, open house dll. Nomo sendiri sudah sangat kelelahan, apalagi dia sendiri harus mencari nafkah untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Beberapa waktu lalu Dody CB (25) telah mentransfer ke rekening yon I sebesar 600.000 rupiah, dan sebentar lagi Imam Arbai (24, mantan danyon) akan mentransfer 500 000 rupiah, juga saya beberapa teman yang lain rencananya akan segera mentransfer kerekening batalyon. Saya pikir dengan uang segitu kita cukup untuk menggaji seorang karyawan dan beberapa office boys untuk mempromosikan yon I /merikrut anggota (memasang spanduk, menempel poster, membuat dan mengirim surat, dll), mempersiapkan pendidikan diksar, dan mengirim surat ke rektor bahwa batalyon I/ITB masih eksis. Atau kita serahkan saja perikrutan ini pada tenaga profesional atau konsultan, kita tenderkan secara proyek. Staf-staf batalyon yang empat orang itu, cukup mencari karyawan, mengadakan rapat, menyusun rencana, mengecek/megevaluasi pekerjaan para karyawan, dan mengur kalau kerjaan nggak berjalan sesuai rencana. Apa sih ilmu yang peroleh dari menempel poster?, kalau hanya ingin mendapat pengalaman cukup sekali saja. Biar office boys yang mengejakan pekerjaan semacam itu. Di Osaka university, hampir semua kegiatan mahasiswa dikampus, melibatkan karyawan/tenaga paruh waktu yang digaji perjam, selain ada voluntir yang dipanggil dari berbagai organisasi (yang tercatat dikantor walikota), yang kebanyakan ibu-ibu atau orang-orang yang sudah berkecukupan dan kelebihan energi. Saya teringat pengalaman saya bersama Emil, Faisal, Bimo, nano, agus jub, Aris dll, dalam perikrutan anggota yon I (4 kali, 1993-1997) dan dua kali jadi dantim. Ini kerjaan hebat, dan sangat melelahkan, membutuhkan dana besar dan orang yang banyak, selain membutuhkan ketahanan mental untuk durasi kerja beberapa bulan. Ada 4000 bundel ( bersisi 2 lembar surat+ brosur 8 halaman+ 1 lembar formulir pendaftaran ) yang kirim melalui pos untuk dua angkatan, ada 4000 poster ukuran A3 dan A2 yang disebar setiap fajar dengan lem kertas berember-ember, dan ada brosur-brosur lainnya, majalah ksatria gansha dua edisi, selebaran beberapa kali untuk melawan serangan para kativis yang brutal terhadap menwa, dan yang seru mako kita permak dengan berbagai tulisan, foto, album dll, selain ada perpusatakaan kecil berisi buku manajemen kepemimpinan terbitan gramedia yang kita pasang diruang tamu, tak mau kalah ada berbagai pot bunga yang indah serta taman depan mako yang tertata apik. Saya pernah menghitung total biaya yang dikeluarkan, sekitar 1.5 juta sampai 2 juta (sekarang mungkin setara dengan 4