WCDS, Sewaktu melihat upacara 17 Agustus di televisi, saya jadi ingat upacara Agustusan di ITB jaman-jaman saya dulu. Tugas kita dulu sangat banyak dalam rangka Agustusan + penerimaan mahasiswa baru. Dalam persiapan upacara, kita mesti siapkan pasukan kita, menjadi komandan upacara dan melatih paskibra. Dalam upacara penerimaan mahasiswa baru, kita melatih perwakilan siswa. Terus dilanjutkan nge-PAM P4. Ini baru dalam rangkaian agustusan saja, di luar ini peran Yon I di ITB cukup banyak waktu itu.
Selanjutnya, saya bayangkan apakah Yon I saat ini masih mampu melaksanakan itu? Kalau Yon I tidak mampu (karena anggotanya sedikit, kalau kemampuan individu saya yakin masih bagus), lantas siapa yang menggantikan? Tidak terbayang oleh saya, upacara tujuhbelasan di ITB dikomandani yang bukan anak Yon I. Tidak terbayang oleh saya, tim paskibra tidak dilatih oleh anak Yon I. Tapi saya mesti realistis, dengan anggota yang bisa dihitung dengan jari satu tangan, apa yang bisa kita perbuat? Bahkan Bpk. Tutuka Ariadji sebagai PR III pun mengatakan Menwa telah mati!!!! Mestikah kita terus berdiskusi tentang penyelamatan??? Wassalam, Oetomo Tri Winarno/Ekek 24 --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>