prrtt...maaf peluitnya ditiup
he..he..he...
silakan berdiskusi, silakan berbeda pendapat, silakan percaya, silakan tidak
percaya..tetapi yang penting tetap adem ayem dan saling menghormati.
monggo dilanjut
2011/7/7 Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin
mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu
“Falsafah Ilmu Kebumian”
Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama,
mana yang benar, dan bagaimana seorang
Mas Eko,
Saya baca bukunya Harun Yahya, pendapat saya pribadi dalam kasus teori evolusi
yang kontradiktif dan dibahas dalam buku tersebut adalah... :dalam sains
prinsip pertama adalah seeing is believing ga perduli orang lain mau tulis
paper apa atau laporan apa, selama data primer dan
Penjelasan yang indah Prof..! Terimakasih.
Salam,
Brahmantyo
--- Pada Kam, 7/7/11, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis:
Dari: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Judul: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Kamis, 7
Pak Kusuma
Menarik memang mengulas tentang evolusi manusia ini...
karena manusia sebagai benda manusia adalah benda yang bisa dijamah,
diraba, dicium, dipandang, didengar (semua panca indera bisa merasakan
kehadiran manusia ini..)
Pembicaraan mulai menjadi campur aduk antara science dan agama
Kalau mau bicara science berangkatlah dengan data valid. Alien sendiri tak ada
dalam pengakuan dunia science, jadi bagaimana pula mau beranggapan alien
berdimensi homosapiens sp?, ilmiah dikit lah.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-Original Message-
From: kartiko samodro
Halo Pak Topik yang OK banget..
Saya sendiri juga bukan pendukung teori alien ( seperti saya sampaikan
sebelumnya itu adalah pemikiran science fiction bukan science )...saya
cuma terbuka saja terhadap pemikiran alternative yang berkembang bahwa
missing link bisa berasal dari penggabungan
Jadi inget jaman kuliah, saat pertama kali diajar oleh pak Kusuma, agak
lupa mata kuliah apa, sepertinya sih pelajaran sedimentologi dasar.
Yang pasti saat kuliah selalu diselingi dengan pelajaran filsfat dan dalam
buku catatan saya yang tertulis lebih didominasi oleh pelajaran filsafatnya
pak
Masalah asal muasal kita memang selalu dan memang seharusnya menjadi minat kita
untuk lebih tahu.
Bagi saya tidak ada pertentangan antara agama dan sains. “Pertentangan” itu
semata mata karena kita belum mengerti. Ilmu pengetahuan kita dan juga
pemahaman kita akan kitab-kitab suci memang
Hidup Wasit !
si Abah
On Thu, July 7, 2011 2:24 pm, prasiddha Hestu Narendra wrote:
prrtt...maaf peluitnya ditiup
he..he..he...
silakan berdiskusi, silakan berbeda pendapat, silakan percaya, silakan
tidak
percaya..tetapi yang penting tetap adem ayem dan saling
Netters,
Salam,
Amat menarik adanya diskusi tentang Evolusi pada kaitannya manusia di IAGi.net
dan HAGI.net. Komentarnya semuanya amat ExcellenTE! Sehingga kami tertarik
meringkaskan bacaan dalam semalam tadi. Ini bisa sebagai bacaan tambahan.
Judulnya: Salamology: SAGET Simple Algorithm of
Setuju dengan pernyataan Prof. Koesoemadinata, “dalam science yang bersifat
empiris, (ukurannya) ...apakah kita itu bisa menerima atau tidak suatu teori
itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita
amati (fosil2, batuan dsb)”, begitu tidak logis dan tidak sesuai
12 matches
Mail list logo