Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-31 Terurut Topik Heri Setiono
Jika di Singapura sebungkus rokok sekitar 11,3 dollar Singapura atau sekitar 
70 ribu rupiah, di Indonesia rokok dengan merek yang sama bisa di dapat dengan 
harga 9 ribu rupiah atau cukup dengan dengan 1,5 dollar Singapura per bungkus
   
  .
   
  Belanja rokok mencapai 100 triliun rupiah per tahun
   
  .
   
  (Koran Jakarta, Sabtu 31 Mei 2008).
   
  
Jika subsidi pajak rokok bisa dikurangi sehingga harga rokok di Indonesia 
mendekati harga ekonomi pasar dunia, jelas potensi pendapatan APBN akan 
meningkat tajam hingga ratusan trilyun rupiah tanpa menimbulkan keributan di 
seantero negeri ini. 
   
   

   
-

Search. browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-31 Terurut Topik Ari Condro

Bilang aja mau naikin cukai rokok :). Cuman ada itungannya, jgn sampai begitu 
pajak rokok dinaikkan. Penerimaan negara malah gak optimal karena brand rokok 
tertentu malah kolaps :)




Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Heri Setiono [EMAIL PROTECTED]

Date: Sat, 31 May 2008 21:26:13 
To:AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga 
BBM Demi Selamatkan APBN ?


Jika di Singapura sebungkus rokok sekitar 11,3 dollar Singapura atau sekitar 
70 ribu rupiah, di Indonesia rokok dengan merek yang sama bisa di dapat dengan 
harga 9 ribu rupiah atau cukup dengan dengan 1,5 dollar Singapura per bungkus
 
 .
 
 Belanja rokok mencapai 100 triliun rupiah per tahun
 
 .
 
 (Koran Jakarta, Sabtu 31 Mei 2008).
 
 
 Jika subsidi pajak rokok bisa dikurangi sehingga harga rokok di Indonesia 
mendekati harga ekonomi pasar dunia, jelas potensi pendapatan APBN akan 
meningkat tajam hingga ratusan trilyun rupiah tanpa menimbulkan keributan di 
seantero negeri ini. 
 
 
 
 -
 
 Search. browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 



=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: e-Gov/Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-29 Terurut Topik Hok An
Bung Oka,

Yang saya sesalkan adalah dibuangnya kemungkinan perampingan  proses2
birokrasi.
Masa jaman sekarang PEMDA masih susah kirim uang ke desa2. Bocornya
ternyata masih ada yang sampai 60%.
Padahal transaksi keuangan murah bisa liwat internet walaupun kabel
telepon belum ada.
Jadi untuk apa kita jadi negara yang sudah lama punya satelit
komunikasi.
Rakyat adalah pembayar pajak dan sebab itu mempunyai hak untuk atas
lembaga2 negara yang ampuh dan canggih.

Masalah rahasia negara tentu subyektiv dan sebetulnya yang dikuatirkan
oleh pejabat adalah tranparansi yang menutup kemungkinan untuk
manipulasi dan curi start, atau menghalangi orang lain masuk. Jadi
sebetulnya yang mau dirahasiakan itu sering2 adalah rahasia saya.
Maksud dari open source sebetulnya adalah mendapatkan jaza konsultan
gratis.
Dalam kasus2 kita hal ini justru perlu, sebab pengetahuan ahli2 kita
umumnya sangat parsial dibidangnya masing2.
Sebab itu pengetahuan yang sektoral dan parsial ini perlu digabung dan
digodok bersama.

Benar saat ini yang paling perlu adalah pertukaran pengetahuan tentang
perampingan birokrasi negara. Sudah ada contoh2 sektoral, yang
diperlukan adalah konsep terpadu dan partai2 yang bersedia mendukung
program ini dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Ada lembaga2
(dulu dipimpin langsung SBY) yang menggodok konsep2 ini dan mengundang
tokoh dan LSM untuk memberi input. Sayangnya pelaksanaannya lambat
seperti siput dan dimulai dari pinggir2 kekuasaan dan tidak berani
langsung masuk masalah2 dasar.
Kita diburu pembusukan lembaga negara yang cukup cepat jalannya, sebab
itu transformasi birokrasi perlu segera dipercepat. Resep2 placebo harus
segera dibuang dan tidak usah ragu untuk melakukan amputasi/outsourcing
organ2 negara yang sudah terlalu busuk.

Salam
Hok An

Oka Widana schrieb:

 Kembali tidak ada objection dari semua pendapat Anda. Disamping ada
 info
 baru bagi saya, bahwa penggunaan open source bisa memberikan akses
 kepada
 beberapa info yg mungkin sensitive (rahasia negera).

 Pemerintah sendiri konon sekarang lagi gencar2nya mensosialisasikan
 IGOS,
 walau saya tahu juga beberapa instansi pemerintah masih menggunakan
 software
 bajakan. Saya kenal secara pribadi seorang Staf Ahli di kementrian
 BUMN yg
 ahli IT dan punya konsep bagus sekali mengenai topic ini. Yang jadi
 masalah
 adalah tataran implementasi.

 Padahal jika e-gov bisa diimplementasi, tak perlu lagi Pegawai Negeri
 sebanyak sekarang. :) yg sekarang aja sudah kebanyakan. lah wong kalo
 kita
 datang ke suatu kementrian lebih banyak meja kosong yg ditemui, entah
 kemana
 orangnya. Sedangkan yg hadir lebih banyak yg baca koran dan bermain
 game.
 BTW, makanya kalo dalam APBN 1/3 dipakai untuk belanja pegawai, itulah

 sebenarnya pemborosan yg paling nyata..

 Regards,

 Oka

 From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hok An
 Sent: Wednesday, May 28, 2008 8:11 PM
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: e-Gov/Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah
 Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

 Bung Oka,

 E-Government tentu memberi banyak kemudahan dan merupakan terobosan
 untuk menyelesaikan hambatan2 komunikasi dan kelangkaan informasi.
 Bisa
 mengurangi langkah2 proses sehingga pelayanan publik bisa menjadi
 lebih
 effektiv.
 Selain itu KKN memang bisa dibatasi, dan dimana mungkin hubungan
 langsung dengan publik juga bisa dihentikan sama sekali.
 Di Jerman visa negara2 tertentu misalnya hanya bisa didapat dengan
 transaksi online atau surat.

 Usul tingkat berikut dari seorang deputy MENKO ekonomi adalah sistem
 open source.
 Dalam sistem open source. Data2 (jadi yang biasa dinamakan rahasia
 perusahaan dan dikita rahasia negara) di buka di internet.
 Masyarakat kemudian sama2 mengolah data2 itu dan mencari jalan keluar
 yang terbaik.

 Contoh kontroversial adalah infrastruktur pipa gas dari Kaltim ke Jawa

 Timur.
 Yang tidak setuju kuatir bahwa kilang LNG di Bontang yang sudah
 dibayar
 mahal karena adanya pipa ini harus ditutup.
 Ada yang tidak setuju, sebab gas yang ada hanya cukup untuk ekspor,
 sebab baik terminal gas maupun pipa gas di Jawa tidak diperlukan.

 Yang setuju mungkin ada pikiran bahwa sumber2 CBM (gas tambang) di
 lembah Kutai dan Barito lebih dari cukup untuk memasok kilang di
 Bontang
 maupun pipa ke Jawa Timur.

 Dipihak lain ada orang2 yang sama sekali tidak setuju dengan sistem
 open
 source, sebab data2 ini adalah rahasia negara.
 Tetapi perlu diperhatikan siapa orang kita yang tahu CBM (gas tambang)

 kita banyak dan siap untuk ditambang.
 Penelitian CBM dilakukan oleh perusahaan2 tambang internasional dan
 sederet kontrak CBM sudah dijual ke perusahaan2 itu.

 Mungkin suatu sistem open source justru bisa mengumpulkan sdm, sumber
 daya dan modal nasional sehingga CDM yang banyaknya 4 kali dari sumber

 gas alam kita bisa menjadi lapangan kerja yang produktiv dan
 melepaskan
 kelaparan kita atas energi.

 Share pictures 

 stories about

Leadership / Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-28 Terurut Topik Hok An
Bung Oka,

Waktu itu saya waktu di Jakarta masih kesulitan dengan sistem komunikasi
yang kadang2 lambat dan terus terang masih bingung dengan Jakarta yang
suka banjir itu.
Di Kalimantan kami diajak meninjau sungai Mahakam. Ternyata fungsi
sungai ini sebagai sarana transport kayu sudah hilang sebab hutannya
sudah habis, tetapi kapal2 tarik padat dengan batu bara kwalitas terbaik
turun ke muara setiap beberapa menit. Mahakam mungkin tidak kalah
ramainya dengan sungai Rhein. Entah berapa volume batu bara yang
mengalir keluar dari bumi Kalimantan.
Yang jelas pejabat lokal yang biasa terbang diwilayah itu sudah ngeri
melihat kawasan Mahakam yang sudah berubah jadi lubang2 besar dengan
dampak lingkungan yang tidak jelas itu. Dipihak lain dia sama sekali
tidak tahu berapa produksi batu bara di kawasan itu. Kalau mau
sesungguhnya cukup beberapa pejabat yang tidak punya tugas jelas
dikantorkan di pinggir sungai untuk memantau kapal2 yang turun ke muara.
Lebih gampang lagi kapal2 yang lalu lintas diharuskan pasang pemancar
yang bisa dipantau dengan satelit.

Barangkali pejabat yang biasa kerja sampai malam ini sebetulnya
melakukan black out dari otaknya dan giat bekerja menyelesaikan seribu
satu tugas yang memang banyak, tetapi masalah2 dasar tertunda
penyelesaiannya. Jelas struktur ini membelah kepala dalam dua dunia.
Orang2 yang punya otak dipaksa shizopren. Orang2 yang tidak punya
komitmen etis mungkin tidak apa2.

Untuk menerabas sistem ini memang Anda benar diperlukan leadership yang
kuat, punya visi yang jelas, berkepala batu dan mempunyai sumber daya
sesuai. Lapis elit seperti ini tidak datang dari langit, harus dipupuk
oleh lingkungan yang mendukung.
Di Kalimantan saya jumpai seorang yang menikmati dukungan ini, dari
keluarganya sendiri.
Istrinya berusaha keras sukses dalam usaha supaya suaminya bisa bergerak
leluasa masuk kancah politik.
Kawan2nya ikut menawarkan visi Kalimantan sesudah minyak, gas, kayu dan
batubara habis semua.

Sesungguhnya milis kita juga bagian dari kawasan penunjang ini, sebab
struktur2 bodoh bisa kita bongkar dan lebih penting lagi seribu satu
visi bisa dibedah untuk melahirkan cara penyelesaian  masalah yang
terbaik.
Dalam agenda reformasi birokrasi, tugas kita adalah pemikiran bagaimana
rimba birokrasi dimana perlu ditebang habis untuk dibangun menjadi jalan
tol pelayanan publik. Jadi yang diperlukan adalah revitalisasi negara
sebagai asset bersama masyarakat.

Salam dari Frankfurt

Hok An


Oka Widana schrieb:

 Bung Hok An,

 Masih di Jerman kah Anda? Syaang ketika Anda ke Jakarta, tak bisa
 ketemu
 kita.

 Saya setuju dengan Anda, bahwa aparat pemerintah banyak yg kreatif dan

 pandai, beberapa diantaranya - eselon 1 dan 2, saya kenal secara
 pribadi.
 Akan tetapi ngak kalah banyaknya juga yg - maaf jika terdengar terlalu
 kasar
 - dodol, artinya mereka cuma duduk manis dibelakang meja, terima gaji
 dan
 menikmati fasilitas. Bahkan dinataranya bergelar S3, saya juga kenal
 lah
 beberapa diantaranya.

 Atau mungkin saya salah juga menilai. Sebagai orang swasta, mungkin
 cara
 berfikir saya cenderung pragmatis dengan horizon jangka pendek.
 Sehingga
 kadang cenderung terlalu mensimplifikasi masalah. Para pejabat -yg
 bergelar
 S3 tadi- mungkin berfikir dengan horizon yg lebih panjang, sehingga
 kadang
 jadi terkesan kurang berani mengambil keputusan.

 Anyway, yg kita butuhkan sekarang adalah leadership yg kuat, bukan yg
 peragu. Berani mengambil resiko, bukan lebih asyik hitung2 politik.
 Kacamata kuda jika diperlukan, bukannya reaksioner, terlalu sibuk
 menjawab
 kritik. Soal kesenjangan atara konsep dan implementasi, antara undang2
 dan
 law enforcement, bukannya penyakit kita? Ya.. itulah kenapa leadership
 yg
 kuat sangat dibutuhkan.

 Mengenai e-government, kalo ngak salah salah satu kabupaten di Jawa
 Tengah
 (Karang Anyar? CMIIW) sudah menerapkannya, bahkan DKI segera mau
 menerapkan
 lelang online. Sudah banyak, Pemda bahkan Pemerintah RI memiliki situs

 internet, tapi lebih banyak fungsinya sebagai on line leaflet daripada

 media transaksi dan atau bahkan alat pengambil keputusan Pemerintah.
 Kembali lagi, prioritas Pemerintah (pusat atau Pemda) mestinya pada
 pembangunan infrastruktur, penguatan jaring pengaman sosial, dan
 simplifikasi regulasi. Ngak usahlah Pemerintah report menjadi penjual
 air,
 distributor minyak . Pemerintah cukup mengontrol dengan regulasi,
 pajak,
 moneter dll tools yg justru dapat menghasilkan output maksimal bagi
 perekonomian.

 From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hok An
 Sent: Monday, May 26, 2008 8:06 PM
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah
 Menaikkan
 Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

 Bung Oka,

 Saya kira aparat negara kita jadi cukup pemikir2 yang kreativ.
 Cuma saya kuatir mereka lelah, sebab usaha dan usul mereka didengar,
 tetapi jarang yang diikuti dengan tindak lanjut. Masalah yang dihadapi

 nampaknya ber

RE: e-Gov/Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-28 Terurut Topik Oka Widana
Kembali tidak ada objection dari semua pendapat Anda. Disamping ada info
baru bagi saya, bahwa penggunaan open source bisa memberikan akses kepada
beberapa info yg mungkin sensitive (rahasia negera). 

 

Pemerintah sendiri konon sekarang lagi gencar2nya mensosialisasikan IGOS,
walau saya tahu juga beberapa instansi pemerintah masih menggunakan software
bajakan. Saya kenal secara pribadi seorang Staf Ahli di kementrian BUMN yg
ahli IT dan punya konsep bagus sekali mengenai topic ini. Yang jadi masalah
adalah tataran implementasi.

 

Padahal jika e-gov bisa diimplementasi, tak perlu lagi Pegawai Negeri
sebanyak sekarang.  :) yg sekarang aja sudah kebanyakan. lah wong kalo kita
datang ke suatu kementrian lebih banyak meja kosong yg ditemui, entah kemana
orangnya. Sedangkan yg hadir lebih banyak yg baca koran dan bermain game.
BTW, makanya kalo dalam APBN 1/3 dipakai untuk belanja pegawai, itulah
sebenarnya pemborosan yg paling nyata..

 

Regards,

 

Oka

 

 

 

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hok An
Sent: Wednesday, May 28, 2008 8:11 PM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: e-Gov/Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah
Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

 

Bung Oka,

E-Government tentu memberi banyak kemudahan dan merupakan terobosan
untuk menyelesaikan hambatan2 komunikasi dan kelangkaan informasi. Bisa
mengurangi langkah2 proses sehingga pelayanan publik bisa menjadi lebih
effektiv.
Selain itu KKN memang bisa dibatasi, dan dimana mungkin hubungan
langsung dengan publik juga bisa dihentikan sama sekali.
Di Jerman visa negara2 tertentu misalnya hanya bisa didapat dengan
transaksi online atau surat.

Usul tingkat berikut dari seorang deputy MENKO ekonomi adalah sistem
open source.
Dalam sistem open source. Data2 (jadi yang biasa dinamakan rahasia
perusahaan dan dikita rahasia negara) di buka di internet.
Masyarakat kemudian sama2 mengolah data2 itu dan mencari jalan keluar
yang terbaik.

Contoh kontroversial adalah infrastruktur pipa gas dari Kaltim ke Jawa
Timur.
Yang tidak setuju kuatir bahwa kilang LNG di Bontang yang sudah dibayar
mahal karena adanya pipa ini harus ditutup.
Ada yang tidak setuju, sebab gas yang ada hanya cukup untuk ekspor,
sebab baik terminal gas maupun pipa gas di Jawa tidak diperlukan.

Yang setuju mungkin ada pikiran bahwa sumber2 CBM (gas tambang) di
lembah Kutai dan Barito lebih dari cukup untuk memasok kilang di Bontang
maupun pipa ke Jawa Timur.

Dipihak lain ada orang2 yang sama sekali tidak setuju dengan sistem open
source, sebab data2 ini adalah rahasia negara.
Tetapi perlu diperhatikan siapa orang kita yang tahu CBM (gas tambang)
kita banyak dan siap untuk ditambang.
Penelitian CBM dilakukan oleh perusahaan2 tambang internasional dan
sederet kontrak CBM sudah dijual ke perusahaan2 itu.

Mungkin suatu sistem open source justru bisa mengumpulkan sdm, sumber
daya dan modal nasional sehingga CDM yang banyaknya 4 kali dari sumber
gas alam kita bisa menjadi lapangan kerja yang produktiv dan melepaskan
kelaparan kita atas energi.




Share pictures 

stories about dogs.

.

 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=2274641/grpspId=1705043695/msgId
=33321/stime=1211980272/nc1=3848644/nc2=5028926/nc3=4836043 
 



[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-27 Terurut Topik Yasa Yap
Rekan2...
 
Omong masalah BBM, bbrp hari yang lalu pas jam 12malam saya ngga bisa tidur
lalu liat RCTI. Disitu ada talk antara Bpk. Purnomo (Menteri ESDM) dengan
Bpk.
Kwik Kian Gie. Pak Kwik berkata, premium itu harga pokoknya Rp. 630 jadi
kalau dijual Rp. 4500 ya ngga ada yang namanya rugi atau subsidi. Weh...saya
kok bingung. Jika data pak Kwik benar, mengapa kok selama ini yang digembar-
gemborkan adalah subsidi? Sampe Pk SBY bilang bersedia mengorbankan karir
atau image politiknya demi kepentingan bangsa. Sebagai orang awam, saya
semakin pusing...BBM naek, satu bilang perlu naek, satu bilang ngga perlu
naek.
 
Kalau benar apa yang dikatakan pak Kwik, seharusnya BBM turun dunk :P kan
marginnya gedhe banget. Lagian, reaksi Pak Purnomo juga kesannya - bagi saya
- 
tidak membantah dengan tegas ataupun mengiyakan. Jadi tanda tanya besar.
 
Mohon pencerahannya.
 
Terima Kasih.


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-25 Terurut Topik Wing Wahyu Winarno
Saya setuju dengan Pak Oka. Pemerintah sudah kehabisan ide. Juga soal smart
card. Ide saya mengenai smart card hanya menanggapi rencana pemerintah, yang
maunya semua kendaraan musti pake smart card. Yang saya heran, kok
berani2nya pemerintah memutuskan ada cara baru yang selama ini mereka belum
pernah melakukannya. Smart card adalah teknologi online... yang pasti sangat
bermusuhan dengan padamnya listrik, dengan gangguan server, dengan gangguan
cuaca...padahal... hanya utk beli bensin yg sangat sederhana... Apalagi, ini
hanya cara darurat utk mengatasi masalah yang selalu muncul setiap tahun.

Mengenai bbm diserahkan harga pasar, saya gak setuju, karena gawat jelas
gawat. Harga2 naik (berdasarkan pengalaman selama ini). Akan sangat mudah
terjadi kerusuhan...tidak menutup kemungkinan Presiden bisa dipaksa turun
(wah, soal ini saya lagi taruhan sama seorang temen yang pinter melihat alam
gaib... saya milih Pak SBY/JK akan sampai habis masa baktinya, temen saya
bilang: mereka turun di tengah jalan). Mungkin lebih baik adalah: lepaskan
monopoli Pertamina...! Ingat Telkom di masa lalu? Guru2 saya mengatakan:
komunikasi adalah hajat hidup orang banyak, oleh karenanya harus dikuasai
negara. Nyatanya, sekarang, setelah dipegang swasta? Jauh lebih bagus bukan?

Tapi, mari kita tunggu apa yang akan terjadi beberapa hari ke depan. Semoga
saja kondisi tetap aman tenteram, meskipun kita lihat banyak wajah
bersungut-sungut

Salam,
WWW

2008/5/23 Oka Widana [EMAIL PROTECTED]:

   Pada saat saya menulis posting ini sudah diputuskan kenaikan BBM rata2
 hampir 30%.

 Banyak sekali sebenarnya alternatif2 yg bisa diambil Pemerintah, toh
 problem
 sebenarnya adalah menyelamatkan APBN kan? Soal subsidi BBM
 dicabut/dikurangi, hanya salah satu solusi. Cuma Presiden dan kabinetnya
 males mikir, sehingga Cuma itu yg ada dikepala mereka. Memang ada
 keuntungan
 lain dari kenaikan BBM, yaitu semakin sempitnya disparitas harga yg
 mendorong penyelundupan (BTW, belakangan agak jarang terdengar kasus2
 penyelundupan, terungkap).

 Ide2 pembatasan penggunaan BBM subsidi (pakai smart card atau tidak)
 sebagaimana di ssampaikan dimilis ini bagi saya menakjubkan, dalam artian
 ternyata jika kita mau sedikit berfikir, kreatifitas dan inisiatif yg bisa
 dikatagorikan break through, bukannya tidak bisa dihasilkan oleh kepala2
 orang Indonesia. Dipengumuman malam ini, Pemerintah tetap bertekad akan
 menggunakan smart card mulai September 2008. Saya pribadi, dengan berbekal
 pengalaman dalam mengimplementasikan networking untuk cash management,
 berani bertaruh bahwa program smart card tidak akan berjalan dengan baik,
 kalo tak boleh disebut gagal. Untuk ukuran suatu Pemerintahan yg bahkan tak
 mampu memaksa kantor2 nya sendiri mematikan lampu disiang bolong, mengurusi
 smart card akan menunjukan bahwa mereka sama sekali tidak smart.

 BTW, sepintas kelihatannya SBY berani menaikkan harga BBM, namun habis ini,
 SBY seperti sinterclas bagi2 BLT dan segala macam program kompensasi, yg
 akhirnya hanya bertujuan meningkatkan popularitas politiknya untuk bertahan
 ditampuk kekuasaan. Saya sebagaimana salah satu member disini, termasuk yg
 percaya bahwa semakin sedikit peran pemerintah semakin baik bagi
 perekonomian. Akan tetapi, saya juga berpendirian, bahwa pemerintah yg
 memberikan inspirasi positif kepada rakyat, mampu menumbuhkan motivasi, dan
 tentu saja bersih serta jujur, tetaplah diperlukan. SBY/JK tidak termasuk
 dalam golongan itu.

 Sudah saatnya pemimpin baru yg fresh dan smart muncul mengambil tongkat
 kepemimpinan negara ini, tak perduli dari suku, golongan, agama apapun dia
 berasal.

 Salam,

 Oka Widana

 .

 



[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-25 Terurut Topik Arief Rachman
Bagi saya pribadi, kenaikan BBM memang sudah seharusnya dilakukan. Subsidi
BBM ibarat bisul di APBN. Kalau tidak dinaikkan sekarang itu sama saja dg
memindahkan beban ke pemerintah yg berikutnya. Setelah puluhan tahun kita
BBM kita disubsidi, hasilnya apa ? hanya pemborosan BBM  pemanasan global.
Kita lihat di jalan2 sebagian besar kendaraan bermotor di jln raya adalah
kendaraan pribadi.  sebagian besar kendaraan pribadi missal mobil diisi
oleh 1 atau 2 org. BBM yg mahal akan membuat org hemat dlm penggunaannya.

 

Penggunaan smart card karena pemerintah ingin membatasi penggunaan BBM
bersubsidi. Cara ini digunakan di iran  berjalan sampai saat ini.

 

Mengenai BLT,tergantung dari sudut mana kita melihat. Kalau dari sudut
pandang saya pribadi hal ini biasa dilakukan di negara2 maju. Mereka
mendapatkan tunjanan social berupa kupon yg dpt diuangkan di bank2.  Di
amerika baru2 ini juga mereka memberikan cheque utk korban krisis perumahan.


 

Bagi saya sebenernya bukan siapa yg memimpin, tapi siapa yg dipimpin.
Percuma kita punya presiden yg bagus tapi DPR nya masih seperti sekarang 
rakyatnya tidak berani berkorban.

 

Salam

 

arief

 

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Oka Widana
Sent: Friday, May 23, 2008 10:39 PM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: RE: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan
Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

 

Pada saat saya menulis posting ini sudah diputuskan kenaikan BBM rata2
hampir 30%.

Banyak sekali sebenarnya alternatif2 yg bisa diambil Pemerintah, toh problem
sebenarnya adalah menyelamatkan APBN kan? Soal subsidi BBM
dicabut/dikurangi, hanya salah satu solusi. Cuma Presiden dan kabinetnya
males mikir, sehingga Cuma itu yg ada dikepala mereka. Memang ada keuntungan
lain dari kenaikan BBM, yaitu semakin sempitnya disparitas harga yg
mendorong penyelundupan (BTW, belakangan agak jarang terdengar kasus2
penyelundupan, terungkap).

Ide2 pembatasan penggunaan BBM subsidi (pakai smart card atau tidak)
sebagaimana di ssampaikan dimilis ini bagi saya menakjubkan, dalam artian
ternyata jika kita mau sedikit berfikir, kreatifitas dan inisiatif yg bisa
dikatagorikan break through, bukannya tidak bisa dihasilkan oleh kepala2
orang Indonesia. Dipengumuman malam ini, Pemerintah tetap bertekad akan
menggunakan smart card mulai September 2008. Saya pribadi, dengan berbekal
pengalaman dalam mengimplementasikan networking untuk cash management,
berani bertaruh bahwa program smart card tidak akan berjalan dengan baik,
kalo tak boleh disebut gagal. Untuk ukuran suatu Pemerintahan yg bahkan tak
mampu memaksa kantor2 nya sendiri mematikan lampu disiang bolong, mengurusi
smart card akan menunjukan bahwa mereka sama sekali tidak smart.

BTW, sepintas kelihatannya SBY berani menaikkan harga BBM, namun habis ini,
SBY seperti sinterclas bagi2 BLT dan segala macam program kompensasi, yg
akhirnya hanya bertujuan meningkatkan popularitas politiknya untuk bertahan
ditampuk kekuasaan. Saya sebagaimana salah satu member disini, termasuk yg
percaya bahwa semakin sedikit peran pemerintah semakin baik bagi
perekonomian. Akan tetapi, saya juga berpendirian, bahwa pemerintah yg
memberikan inspirasi positif kepada rakyat, mampu menumbuhkan motivasi, dan
tentu saja bersih serta jujur, tetaplah diperlukan. SBY/JK tidak termasuk
dalam golongan itu.

Sudah saatnya pemimpin baru yg fresh dan smart muncul mengambil tongkat
kepemimpinan negara ini, tak perduli dari suku, golongan, agama apapun dia
berasal. 

Salam,

Oka Widana




 

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.1/1463 - Release Date: 5/23/2008
3:36 PM


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.1/1463 - Release Date: 5/23/2008
3:36 PM
 


[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-23 Terurut Topik Oka Widana
Pada saat saya menulis posting ini sudah diputuskan kenaikan BBM rata2
hampir 30%.

 

Banyak sekali sebenarnya alternatif2 yg bisa diambil Pemerintah, toh problem
sebenarnya adalah menyelamatkan APBN kan? Soal subsidi BBM
dicabut/dikurangi, hanya salah satu solusi. Cuma Presiden dan kabinetnya
males mikir, sehingga Cuma itu yg ada dikepala mereka. Memang ada keuntungan
lain dari kenaikan BBM, yaitu semakin sempitnya disparitas harga yg
mendorong penyelundupan (BTW, belakangan agak jarang terdengar kasus2
penyelundupan, terungkap).

 

Ide2 pembatasan penggunaan BBM subsidi (pakai smart card atau tidak)
sebagaimana di ssampaikan dimilis ini bagi saya menakjubkan, dalam artian
ternyata jika kita mau sedikit berfikir, kreatifitas dan inisiatif yg bisa
dikatagorikan break through, bukannya tidak bisa dihasilkan oleh kepala2
orang Indonesia. Dipengumuman malam ini, Pemerintah tetap bertekad akan
menggunakan smart card mulai September 2008. Saya pribadi, dengan berbekal
pengalaman dalam mengimplementasikan networking untuk cash management,
berani bertaruh bahwa program smart card tidak akan berjalan dengan baik,
kalo tak boleh disebut gagal. Untuk ukuran suatu Pemerintahan yg bahkan tak
mampu memaksa kantor2 nya sendiri mematikan lampu disiang bolong, mengurusi
smart card akan menunjukan bahwa mereka sama sekali tidak smart.

 

BTW, sepintas kelihatannya SBY berani menaikkan harga BBM, namun habis ini,
SBY seperti sinterclas bagi2 BLT dan segala macam program kompensasi, yg
akhirnya hanya bertujuan meningkatkan popularitas politiknya untuk bertahan
ditampuk kekuasaan. Saya sebagaimana salah satu member disini, termasuk yg
percaya bahwa semakin sedikit peran pemerintah semakin baik bagi
perekonomian. Akan tetapi, saya juga berpendirian, bahwa pemerintah yg
memberikan inspirasi positif kepada rakyat, mampu menumbuhkan motivasi, dan
tentu saja bersih serta jujur, tetaplah diperlukan. SBY/JK tidak termasuk
dalam golongan itu.

Sudah saatnya pemimpin baru yg fresh dan smart muncul mengambil tongkat
kepemimpinan negara ini, tak perduli dari suku, golongan, agama apapun dia
berasal. 

 

Salam,

 

Oka Widana

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wawan Taufiq
Nasich
Sent: Friday, May 23, 2008 9:25 AM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: RE: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan
Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

 


Bung Dikcy,

Kalau ikut saran anda, yang akan dilakukan para SOPIR
ANGKOT adalah :

Beli di SPBU A kemudian jual lagi --- masuk lagi SPBU
B --- jual lagi --- masuk lagi SPBU C --- jual lagi --
dst.

Smart Card -- tentu jadi alternative di sini untuk
pengendalian kasus ini.

Walapun menurut saya, yang terbaik ya naikan saja
semua --- ikuti saja hukum dasar ekonomi -- THE LAW OF
ONE PRICE. 

Kita gunakan energy dan pikiran untuk hal2 yang
produktif, biarkan hukum ekonomi bekerja.

Just My 2 Cents,

--- Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] mailto:dikkyz%40gmail.com  wrote:

 Pak Wing,
 
 Menurut pendapat sy sekalian saja kendaraan pribadi
 tidak boleh beli
 premium. Biar gampang kontrolnya. Jadi Premium
 khusus untuk angkutan umum
 saja. Motor tetap kendaraan pribadi dan harus pake
 pertamax. Sehingga untuk
 premium tidak ada dual pricing. Disetiap SPBU sudah
 adal larangan membeli
 premium u kendaraaan pribadi, dipampang secara tegas
 dan SPBU diawasi.
 Kedapatan melanggar, hentikan supply bbm ke SPBU
 terkait satu minggu. Asal
 

Is
http://us.ard.yahoo.com/SIG=13otgr38p/M=493064.12016306.12445698.8674578/D=
groups/S=1705043695:NC/Y=YAHOO/EXP=1211516940/L=/B=T8wqAtFJq1w-/J=1211509740
533079/A=4763761/R=0/SIG=11ou7otip/*http:/advision.webevents.yahoo.com/besto
fyahoogroups/  your group one?

Check it out and

see.

.

 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=2274641/grpspId=1705043695/msgId
=33279/stime=1211509740/nc1=3848641/nc2=3848577/nc3=4763761 
 



[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-22 Terurut Topik Dikky Zulfikar
Pak Wing,

Menurut pendapat sy sekalian saja kendaraan pribadi tidak boleh beli
premium. Biar gampang kontrolnya. Jadi Premium khusus untuk angkutan umum
saja. Motor tetap kendaraan pribadi dan harus pake pertamax. Sehingga untuk
premium tidak ada dual pricing. Disetiap SPBU sudah adal larangan membeli
premium u kendaraaan pribadi, dipampang secara tegas dan SPBU diawasi.
Kedapatan melanggar, hentikan supply bbm ke SPBU terkait satu minggu. Asal
tegas pasti berhasil.

 

Sebagai tambahan, kalaupun masalah kenaikan harga barang konsumsi perlu
dicegah, bisa saja kendaraan distribusi tetap diberi subsidi solar. Solar
tidak naik untuk truk2 angkutan, tapi untuk kendaraan pribadi, pertamina kan
bisa bikin jenis solar baru. Atau pake nama baru untuk solar non subsidi,
biar tidak ada dual pricing.

 

Justru penerapan smart card yang nggak mutu. Maintain jaringannya itu yang
susah pak. Bayangkan, semua SPBU harus online. Berarti akan ada tambahan
investasi hardware alat komunikasi dan minimal satu orang IT support biar
pantau koneksi. Kalau pas ada orang gesek smart card terus koneksi
tergangggu, bagaimana? Tidak transaksi. ATM aja kadang ngadat. Apalagi di
SPBU. Memang mau investasi berapa setiap SPBUnya. 

Smart card tidak usah direalisasikan saja, hanya menambah kerjaan dan pasti
tidak efektif. 

 

DZ

 

www.dikkyzulfikar.com

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wing Wahyu
Winarno
Sent: 17 Mei 2008 8:08
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan
Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

 

Tambahan ide dari saya. Mestinya premium/bensin/solar tetap dengan harga
Rp4.500, tapi yang boleh beli hanya sepeda motor, kendaraan plat kuning,
bis/truk, dan kendaraan umum lainnya (ambulan, mobil jenazah, dsb...). Untuk
mobil, penerapan smart card harus segera, karena kalau tidak pakai smart
card, mereka akan beli premium lalu segera dijual lagi dengan harga yang
lebih tinggi. Sepeda motor bisa tanpa smart card, karena daya tampung
tankinya relatif kecil, tetapi kalau mau pakai smart card, boleh juga. Ide
smart card ini jauh lebih ringan daripada rencana pemerintah utk menerapkan
smart card untuk seluruh kendaraan (mobil/motor) kan?

Lalu premium untuk kendaraan pribadi, tetapkan saja Rp10.000 per liter,
sekalian untuk subsidi silang. Sedang untuk pertamax, karena rata2 utk mobil
mahal/mewah/baru, tetapkan Rp20.000/liter. Utk kedua kelompok ini (premium
mbl pribadi dan pertamax), harga itu ada kemungkinan tidak memengaruhi pola
berkendaraan mereka (paling cuma mengeluh saja, tapi tetap bisa beli BBM),
atau menyebabkan mereka berpindah ke mode transportasi yang lebih hemat,
entah naik motor, entah naik kendaraan umum (jangan bahas dulu lah:
bagaimana kalau nenek2 tua harus ngantor ato harus ke rumah sakit...
pengecualian2 bisa kita bahas sendiri).

Wah, ide saya itu memerlukan penerapan sistem informasi yang bagus dong?
Sebaiknya iya sih, jaman sekarang, banyak pekerjaan kita di kantor (utk
level individu, seperti mengingatkan ulang tahun kawan, nomor telpon
kolega), sudah harus pakai teknologi informasi. Lha pada level negara, kita
tidak mengandalkan pada teknologi INPORMASI (lihat saja pendaftaran pemilih
suara pada pemilu, pendaftaran BLT, dst...dst. bahkan mengejar wajib
pajak saja, Pemerintah tidak bisa.!!!).

Ide lengkap saya dapat teman2 lihat di HYPERLINK
http://maswing.wordpress.comhttp://maswing.wordpress.com lho.

Yang prihatin dgn kondisi rakyat kebanyakan,

Wing

On Thu, May 15, 2008 at 6:22 PM, Hok An HYPERLINK
mailto:Hokan%40t-online.de[EMAIL PROTECTED] wrote:

 .

 


[Non-text portions of this message have been removed]

 

 

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.20/1453 - Release Date: 18/05/2008
9:31


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.0/1460 - Release Date: 22/05/2008
7:06
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-18 Terurut Topik Wing Wahyu Winarno
Tambahan ide dari saya. Mestinya premium/bensin/solar tetap dengan harga
Rp4.500, tapi yang boleh beli hanya sepeda motor, kendaraan plat kuning,
bis/truk, dan kendaraan umum lainnya (ambulan, mobil jenazah, dsb...). Untuk
mobil, penerapan smart card harus segera, karena kalau tidak pakai smart
card, mereka akan beli premium lalu segera dijual lagi dengan harga yang
lebih tinggi. Sepeda motor bisa tanpa smart card, karena daya tampung
tankinya relatif kecil, tetapi kalau mau pakai smart card, boleh juga. Ide
smart card ini jauh lebih ringan daripada rencana pemerintah utk menerapkan
smart card untuk seluruh kendaraan (mobil/motor) kan?

Lalu premium untuk kendaraan pribadi, tetapkan saja Rp10.000 per liter,
sekalian untuk subsidi silang. Sedang untuk pertamax, karena rata2 utk mobil
mahal/mewah/baru, tetapkan Rp20.000/liter. Utk kedua kelompok ini (premium
mbl pribadi dan pertamax), harga itu ada kemungkinan tidak memengaruhi pola
berkendaraan mereka (paling cuma mengeluh saja, tapi tetap bisa beli BBM),
atau menyebabkan mereka berpindah ke mode transportasi yang lebih hemat,
entah naik motor, entah naik kendaraan umum (jangan bahas dulu lah:
bagaimana kalau nenek2 tua harus ngantor ato harus ke rumah sakit...
pengecualian2 bisa kita bahas sendiri).

Wah, ide saya itu memerlukan penerapan sistem informasi yang bagus dong?
Sebaiknya iya sih, jaman sekarang, banyak pekerjaan kita di kantor (utk
level individu, seperti mengingatkan ulang tahun kawan, nomor telpon
kolega), sudah harus pakai teknologi informasi. Lha pada level negara, kita
tidak mengandalkan pada teknologi INPORMASI (lihat saja pendaftaran pemilih
suara pada pemilu, pendaftaran BLT, dst...dst. bahkan mengejar wajib
pajak saja, Pemerintah tidak bisa.!!!).

Ide lengkap saya dapat teman2 lihat di http://maswing.wordpress.com lho.

Yang prihatin dgn kondisi rakyat kebanyakan,

Wing






On Thu, May 15, 2008 at 6:22 PM, Hok An [EMAIL PROTECTED] wrote:

  .

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-15 Terurut Topik Ari Condro

Kesimpulan chatib basri ini agak flawles.

Jelas lebih mudah memaksa mobil pribadi hanya boleh beli pertamax dan pertamax 
plus, dibandingkan melakukan kontrol pembagian bltm. Bagi bagi duit gitu lho, 
rawan penyimpangan administrasi.

Belum lagi urban poor kita banyak yg gak punya ktp dan kartu keluarga.




Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: anton ms wardhana [EMAIL PROTECTED]

Date: Thu, 15 May 2008 13:08:15 
To:ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM 
Demi Selamatkan APBN ?


berikut dua buah tulisan pro dan kontra mengenai keputusan pemerintah
menaikkan harga BBM

salam, *ari.ams*


http://www.qbheadlines.com/debateroom1.php


*TEPATKAH KEPUTUSAN PEMERINTAH MENAIKKAN HARGA BBM DEMI SELAMATKAN APBN?*
* Dilema Kebijakan Ekonomi **  Oleh : Muhammad Chatib Basri, Direktur LPEM
FEUI

Pagi ini mungkin baik kita mengingat kalimat kuno dari mantan Presiden
Perancis Charles De Gaulle,* to govern is always to choose among
disadvantages *(memerintah berarti memilih di antara pilihan yang tak
menyenangkan). Pilihan kebijakan memang jadi semakin sulit.

Kenaikan konsumsi energi telah mendorong peralihan produksi dari makanan
kepada biofuel. Perubahan iklim juga telah mengakibatkan produksi pangan
dunia menurun. Dapat diduga, harga komoditi melonjak seiring dengan naiknya
harga energi. Untuk menjamin pasokan dan harga domestik, beberapa negara
lalu memutuskan melarang ekspor. Tak salah memang. Namun, bila sebagian
besar negara memilih langkah ini, ketersediaan pangan di pasar dunia akan
semakin terbatas, akibatnya harga akan semakin melangit. Situasi eksternal
yang tak bersahabat ini tampaknya masih akan bersama kita kedepan.
Indonesia, juga berada dalam yang amat dilematis. Tekanan harga minyak dan
komoditi membuat beban subsidi pemerintah melonjak dan stabilitas makro
dipertanyakan. Kita punya dua soal, pertama, bagaimana menjaga daya beli
kelompok miskin akibat tekanan kenaikan harga pangan? Kedua, bagaimana
menjaga stabilitas ekonomi makro?

Pertama, perhitungan dari data SUSENAS menunjukkan bahwa porsi pengeluaran
untuk makanan di kelompok yang paling miskin (decile 1) adalah sebesar 29.5%
dari total pengeluaran mereka. Sedangkan di kelas menengah keatas hanya
sebesar 16.1%. Artinya kenaikan harga makanan akan sangat memukul mereka
yang miskin. Itu sebabnya bantuan atau subsidi kepada penduduk miskin harus
dilakukan. Sayangnya, anggaran terbatas. Kalau begitu, mengapa pemerintah
tidak mengurangi sedikit subsidi premium dan mengalihkannya kepada makanan?
Porsi konsumsi premium jelas lebih kecil dibanding porsi konsumsi makanan di
dalam keranjang konsumsi penduduk miskin. Mekanismenya, bisa melalui program
*cash for work*, dimana pemerintah menyediakan lapangan kerja, dalam periode
waktu tertentu, bagi penduduk miskin melalui program pembangunan
infrastruktur desa seperti irigasi dalam skala kecil, konservasi tanah,
pembangunan jalan desa atau program* reforestation*, Bantuan Langsung Tunai,
subsidi pangan seperti raskin.

Kedua, dalam kaitan stabilitas ekonomi makro, harga minyak yang tinggi telah
menimbulkan* inflation overhang*. Pelaku ekonomi menganggap: dengan harga
minyak dan komoditi yang tinggi, inflasi akan meningkat. Selain itu akan ada
tekanan yang kuat pada anggaran kita, sehingga dibutuhkan pembiayaan yang
lebih besar pula. Padahal kita tahu, dalam situasi pasar keuangan dunia yang
bergejolak seperti ini, pembiayaan dari pasar tak mudah dan biayanya relatif
lebih mahal. Ekspektasi inflasi yang tinggi akan mendorong depresiasi.
Akibatnya rupiah akan melemah. Pelemahan rupiah yang tajam dapat menganggu
stabilitas makro, inflasi naik dan pertumbuhan ekonomi menurun.

Diskusi di Asian Economic Panel di Seoul juga mengingatkan, dalam situasi
ketidakpastian akibat krisis *sub-prime,* ketidakstabilan makro dapat
mendorong terjadinya arus modal keluar secara tiba-tiba. Ini jelas berisiko.
Karena itu pemerintah harus berupaya mengurangi subsidi BBM. Ada dua cara,
melalui pembatasan kuantitas seperti program *smart card *dan subsidi
terbatas kepada kendaraan angkutan umum atau melalui mekanisme harga.

Pemerintah sendiri menyatakan kenaikan BBM adalah pilihan terakhir dan lebih
memilih pembatasan kuantitas. Sayangnya, kita tahu pembatasan kuantitas
membutuhkan administrasi dan pengawasan yang tinggi –sesuatu yang kerap kali
pemerintah lemah. Pilihan *smart card* misalnya, menuntut dilakukannya
pendaftaran jutaan kendaraan. Bisa dibayangkan betapa rumit proses
administrasinya. Pilihan pemberian BBM bersubsidi hanya kepada kendaraan
angkutan umum juga tak kurang rumitnya: kendaraan yang bukan angkutan umum
harus membeli Pertamax yang harganya nyaris dua kali lipat Premium. Artinya
beban kenaikan harga yang harus ditanggung masyarakat tinggi sekali.
Bukankah ini jauh lebih memberatkan? Selain itu apakah semua SPBU dapat
menyediakan Pertamax dalam waktu singkat? Di sini 

Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

2008-05-15 Terurut Topik Hok An

Bung Ary,

Kalau mau bagi2 duit kepada yang ngga punya ktp dan kartu keluarga tetap bisa.
Orang2 ahli bencana ada tekniknya.

Masalahnya ada ditempat lain. Yaitu untuk apa bagi2 duit untuk orang yang belum 
sepenuhnya masuk budaya duit.
Jadi memang seharusnya resep itu harus ada variasi.
Untuk mereka harusnya ada kompensasi bentuk lain. Tetapi justru disini 
diperlukan birokrasi yang trampil dan bersemangat yang justru tidak kita miliki.

Salam

Hok An


Ari Condro schrieb:

 Kesimpulan chatib basri ini agak flawles.

 Jelas lebih mudah memaksa mobil pribadi hanya boleh beli pertamax dan 
 pertamax plus, dibandingkan melakukan kontrol pembagian bltm. Bagi bagi duit 
 gitu lho, rawan penyimpangan administrasi.

 Belum lagi urban poor kita banyak yg gak punya ktp dan kartu keluarga.

 Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

 -Original Message-
 From: anton ms wardhana [EMAIL PROTECTED]

 Date: Thu, 15 May 2008 13:08:15
 To:ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
 Subject: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan Harga 
 BBM Demi Selamatkan APBN ?

 berikut dua buah tulisan pro dan kontra mengenai keputusan pemerintah
 menaikkan harga BBM

 salam, *ari.ams*

 http://www.qbheadlines.com/debateroom1.php

 *TEPATKAH KEPUTUSAN PEMERINTAH MENAIKKAN HARGA BBM DEMI SELAMATKAN APBN?*
 * Dilema Kebijakan Ekonomi **  Oleh : Muhammad Chatib Basri, Direktur LPEM
 FEUI

 Pagi ini mungkin baik kita mengingat kalimat kuno dari mantan Presiden
 Perancis Charles De Gaulle,* to govern is always to choose among
 disadvantages *(memerintah berarti memilih di antara pilihan yang tak
 menyenangkan). Pilihan kebijakan memang jadi semakin sulit.

 Kenaikan konsumsi energi telah mendorong peralihan produksi dari makanan
 kepada biofuel. Perubahan iklim juga telah mengakibatkan produksi pangan
 dunia menurun. Dapat diduga, harga komoditi melonjak seiring dengan naiknya
 harga energi. Untuk menjamin pasokan dan harga domestik, beberapa negara
 lalu memutuskan melarang ekspor. Tak salah memang. Namun, bila sebagian
 besar negara memilih langkah ini, ketersediaan pangan di pasar dunia akan
 semakin terbatas, akibatnya harga akan semakin melangit. Situasi eksternal
 yang tak bersahabat ini tampaknya masih akan bersama kita kedepan.
 Indonesia, juga berada dalam yang amat dilematis. Tekanan harga minyak dan
 komoditi membuat beban subsidi pemerintah melonjak dan stabilitas makro
 dipertanyakan. Kita punya dua soal, pertama, bagaimana menjaga daya beli
 kelompok miskin akibat tekanan kenaikan harga pangan? Kedua, bagaimana
 menjaga stabilitas ekonomi makro?

 Pertama, perhitungan dari data SUSENAS menunjukkan bahwa porsi pengeluaran
 untuk makanan di kelompok yang paling miskin (decile 1) adalah sebesar 29.5%
 dari total pengeluaran mereka. Sedangkan di kelas menengah keatas hanya
 sebesar 16.1%. Artinya kenaikan harga makanan akan sangat memukul mereka
 yang miskin. Itu sebabnya bantuan atau subsidi kepada penduduk miskin harus
 dilakukan. Sayangnya, anggaran terbatas. Kalau begitu, mengapa pemerintah
 tidak mengurangi sedikit subsidi premium dan mengalihkannya kepada makanan?
 Porsi konsumsi premium jelas lebih kecil dibanding porsi konsumsi makanan di
 dalam keranjang konsumsi penduduk miskin. Mekanismenya, bisa melalui program
 *cash for work*, dimana pemerintah menyediakan lapangan kerja, dalam periode
 waktu tertentu, bagi penduduk miskin melalui program pembangunan
 infrastruktur desa seperti irigasi dalam skala kecil, konservasi tanah,
 pembangunan jalan desa atau program* reforestation*, Bantuan Langsung Tunai,
 subsidi pangan seperti raskin.

 Kedua, dalam kaitan stabilitas ekonomi makro, harga minyak yang tinggi telah
 menimbulkan* inflation overhang*. Pelaku ekonomi menganggap: dengan harga
 minyak dan komoditi yang tinggi, inflasi akan meningkat. Selain itu akan ada
 tekanan yang kuat pada anggaran kita, sehingga dibutuhkan pembiayaan yang
 lebih besar pula. Padahal kita tahu, dalam situasi pasar keuangan dunia yang
 bergejolak seperti ini, pembiayaan dari pasar tak mudah dan biayanya relatif
 lebih mahal. Ekspektasi inflasi yang tinggi akan mendorong depresiasi.
 Akibatnya rupiah akan melemah. Pelemahan rupiah yang tajam dapat menganggu
 stabilitas makro, inflasi naik dan pertumbuhan ekonomi menurun.

 Diskusi di Asian Economic Panel di Seoul juga mengingatkan, dalam situasi
 ketidakpastian akibat krisis *sub-prime,* ketidakstabilan makro dapat
 mendorong terjadinya arus modal keluar secara tiba-tiba. Ini jelas berisiko.
 Karena itu pemerintah harus berupaya mengurangi subsidi BBM. Ada dua cara,
 melalui pembatasan kuantitas seperti program *smart card *dan subsidi
 terbatas kepada kendaraan angkutan umum atau melalui mekanisme harga.

 Pemerintah sendiri menyatakan kenaikan BBM adalah pilihan terakhir dan lebih
 memilih pembatasan kuantitas. Sayangnya, kita tahu pembatasan kuantitas
 membutuhkan administrasi dan pengawasan yang tinggi –sesuatu yang kerap kali
 pemerintah