Hukum perdata dan anglo saxon/Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-14 Terurut Topik Hok An
Dibawah ada kutipan dari Wikipedia tentang sistem2 hukum.

Tambahan: Sebetulnya sistem kita juga tambah burem sebab hukum adat 
dibilang berlaku, tetapi kalau bersangkutan dengan tanah dan warisan 
tidak selalu bisa ditagih. Keputusan hakim2 tertentu ada yang pro hukum 
adat ada yang pro Kitab UU. Hukum Perdata.

Salam

Hok an

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum


  ...


  Hukum perdata

Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara 
individu-individu dalam masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum 
perdata disebut juga hukum privat atau hukum sipil. Salah satu contoh 
hukum perdata dalam masyarakat adalah jual beli rumah atau kendaraan .

Hukum perdata dapat digolongkan antara lain menjadi:

   1. Hukum keluarga
  

   2. Hukum harta kekayaan
  

   3. Hukum benda
  

   4. Hukum Perikatan
  

   5. Hukum Waris 

...

..

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum#Sistem_hukum_Anglo-Saxon

Ada berbagai jenis sistem hukum yang berbeda yang dianut oleh 
negara-negara di dunia pada saat ini, antara lain sistem hukum Eropa 
Kontinental, sistem hukum Anglo-Saxon, sistem hukum adat, sistem hukum 
agama.


  [sunting
  ]
  Sistem hukum Eropa Kontinental

Sistem hukum Eropa Kontinental adalah suatu sistem hukum dengan 
ciri-ciri adanya berbagai ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi 
(dihimpun) secara sistematis yang akan ditafsirkan lebih lanjut oleh 
hakim dalam penerapannya. Hampir 60% dari populasi dunia tinggal di 
negara yang menganut sistem hukum ini.


  [sunting
  ]
  Sistem hukum Anglo-Saxon

Sistem Anglo-Saxon  adalah 
suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi 
, yaitu keputusan-keputusan 
hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim 
selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia 
, Inggris 
, Australia 
, Selandia Baru 
, Afrika Selatan 
, Kanada 
 (kecuali Provinsi Quebec) dan 
Amerika Serikat  (walaupun 
negara bagian Louisiana mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan 
sistim hukum Eropa Kontinental Napoleon). Selain negara-negara tersebut, 
beberapa negara lain juga menerapkan sistem hukum Anglo-Saxon campuran, 
misalnya Pakistan, India dan Nigeria yang menerapkan sebagian besar 
sistem hukum Anglo-Saxon, namun juga memberlakukan hukum adat dan hukum 
agama.

Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama 
pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan 
perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol 
digunakan oleh hakim , dalam memutus 
perkara.


  [sunting
  ]
  Sistem hukum adat/kebiasaan

Hukum Adat  adalah adalah 
seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah.


  [sunting
  ]
  Sistem hukum agama

Sistem hukum agama  adalah sistem 
hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu. Sistem hukum agama 
biasanya terdapat dalam Kitab Suci 
.

...


Hukum Indonesia

/Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum Indonesia
/

Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum campuran dengan 
sistem hukum utama yaitu sistem hukum Eropa Kontinental. Selain sistem 
hukum Eropa Kontinental, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat dan 
sistem hukum agama, khususnya hukum (syariah) Islam. Uraian lebih lanjut 
ada pada bagian Hukum Indonesia 
.

...

Wong Cilik schrieb:
>  
>
> mohon bantuannya, saya tidak mengerti sistem anglo-saxon itu apa? Apakah
> terminologi hukum, terminologi ekonomi atau terminologi politik? Maksudnya
> apa dan barangkali ada referensi yang bisa dilihat?
>
>


Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik Wong Cilik
mohon bantuannya, saya tidak mengerti sistem anglo-saxon itu apa? Apakah
terminologi hukum, terminologi ekonomi atau terminologi politik? Maksudnya
apa dan barangkali ada referensi yang bisa dilihat?

2009/10/14 Hok An 

> Bung Pras,
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik Hok An
Bung Pras,

Saya setuju dengan tulisan Anda dibawah.
Saya cuma mau menambahkan beberapa hal:

a. Saya juga pernah ketemu dengan lingkungan TNI yang sangat resah 
dengan situasi dalam negeri akhir2 ini. Buku Saurip Kadi (Mengutamakan 
Rakyat) saya rasa cukup jelas menggambarkan adanya keraguan bahwa 
langkah2 reformasi yang dijalankan sudah cukup. Yang menarik ada perwira 
yang menuntut supaya Pancasila kalau tidak diterapkan dihapus saja.
Tetapi 5 tahun yang lalu banyak kawan2 yang sangat enthusias dengan SBY. 
Buku kecilnya (buku pedoman untuk PD) sifatnya integratif dan berisi 
hal2 yang diinginkan para leluhur2 pejuang kemerdekaan dan bersemangat 
Pancasila.
Kemudian SBY menegaskan janjinya dengan komitmen terhadap program 
reformasi birokrasi yang disusun oleh Partnership for Governance Reform. 
Tapi ternyata kabinet pelangi yang dibentuk tidak punya program politik, 
jadi susah ditagih janjinya sebab memang tidak ada. Sudah itu posisi 
kabinet dibagi2 kepada partai2 secara blok. Sebetulnya lebih baik kalau 
Menterinya dari partai A, maka deputy2 dan dirjen  dibagi kepada partai 
koalisi yang lain, sehingga  keputusan kabinet selalu merupakan 
keputusan koalisi.
Yang lebih celaka lagi ternyata kawan2 yang pernah jadi team sukses saja 
sulit mendapatkan termin cukup dengan SBY. Setiap pertemuan musti liwat 
team sekretariat negara  yang  birokratis dan biasanya hanya memberi 
jatah waktu terlalu pendek untuk membahas masalah secara mendalam. Jadi 
SBY sesungguhnya terjebak kurungan emas yang dibuatnya sendiri.

Menjebol kurungan emas ini mutlak perlu. Baik SBY maupun Boediono perlu 
lebih banyak turun langsung berkomunikasi dengan masyarakat. Dalam 
komunikasi ini keraguan2 yang selama ini menghambat langkah2 reform 
tentu akan diatasi bersama-sama dengan masyarakat. Untuk itu mungkin 
Birokrasi sekitar kantor kepresidenan dan sekretariat kabinet perlu 
disederhanakan dan lebih mudah diakses masyarakat.

b. Sistem hukum perdata kita memang sejak lama goyang. Bukan hanya 
karena sejarah pembengkokan hukum selama Orde Baru, tetapi tendensi 
dominasi cara pikir anglo saxon dan mungkin pragmatisme.
Saat Kwik Kian Gie tabrakan dengan IMF dan WB, setahu saya dia sendirian 
dan kemudian DPR maupun Kabinet tanda tangan UU yang diusulkan oleh IMF 
tanpa banyak ribut. Bagi Kwik mungkin ini sudah pelanggaran UUD, tetapi 
dalam cara pikir anglo saxon yang tidak punya konstitusi hal ini biasa 
saja. Cara pikir ini jangan2  dianut oleh mayoritas masyarakat. Setahu 
saya  T. Mulya Lubis malah setuju kalau kita  konsekwen pindah ke sistem 
anglo saxon, sebab perdagangan dunia ikut sistem ini.
Bangunan hukum kita mempengaruhi sistem dagang kita dan tidak saja 
menyebabkan daya saing kita sangat rendah, tetapi juga buruknya 
pelayanan negara. Reformasi hukum memerlukan kesungguhan dan dana cukup 
besar. Kalau berhasil reformasi hukum akan menjadi pelancar pembangunan.

Salam damai

Hok An


prastowo prastowo schrieb:
>  
>
> Bung Hok An,
> Maaf saya lama tidak buka email dan telat membalas email Anda yang 
> menarik ini. Saya bersetuju dengan Anda. Yang harus dipikirkan bangsa 
> ini adalah bekerja di dua tataran sekaligus.
> 1. Tataran normatif, bahwa kita perlu merumuskan "apa yang 
> seharusnya/sebaiknya dilakukan" ( saya sebut saja tataran 'etis').
> 2. Tataran praksis, sebagai turunan dari tataran etis, yaitu tataran 
> politis/hukum.
>
> Kita ini seolah hidup dalam "dua dunia', di satu sisi urgensi akan no 
> 1 tak bisa ditawar-tawar lagi melihat kompleksitas tantangan bangsa, 
> namun no 2 kunjung memadai sebagai sebuah langkah operasional. Yang 
> menjadi PR adalah bagaimana mengaitkan no 1 ke no 2 ini, apakah 
> hubungannya niscaya atau arbitrer ( manasuka ) saja?
>
> Ide Anda saya kira mampu mengisi defisit ini, dan sejauh saya tahu 
> sudah diusulkan juga ya di milis tetangga ke Uda Adrinof Chaniago? 
> Kita menghadapi kasus terorisme, Ahmadiyah, fundamentalisme agama, 
> intoleransi, ketimpangan sosial, dll, yang perlu semacam "pandu".
>
> Sebenarnya dg SBY sudah pernah dicoba. Tahun 2006 diadakan Simposium 
> Nasional dg tema Restorasi Pancasila di UI, kebetulan saya ikut di 
> dalamnya. Lalu hasil simposium ini dikemas secara akbar di JCC, dg 
> penyerahan rekomendasi secara simbolik ke SBY. Pidato SBY waktu itu 
> sungguh menggugah dan komitmennya jelas. Hanya saja kok di tataran 
> praksis kita masih mendapati UU Pornografi disahkan, UU Kerahasiaan 
> Negara, hingga kasus Ahmadiyah yang menyedihkan itu. Agaknya SBY 
> sendiri gamang. Entah untuk kali ini, apakah dia akan cukup percaya 
> diri? kita berharap demikian. Minimal visi ini harus tegas dan jelas 
> dlm Kabinet Indonesia Bersatu jilid II nanti. Jangan ada aneka 
> ideologi dlm satu kapal.
>
> Usul Anda konkrit. Dua minggu lalu saya ngobrol hampir 2 jam dg 
> seorang pejabat eselon II di Depkumham dlm  sebuah acara Halal 
> bihalal. Beliau prihatin dg sistem hukum kita yang karut marut. Ada 
> semacam pertarungan mazhab, kontinental vs anglo-saxon

Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-12 Terurut Topik herisetiono
Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila sering 
dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah pluralisme dan 
Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal Islam merasakan gerah dengan 
ajaran yang memakai baju yang sama tapi contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai 
tempat kiblat umat Islam telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji 
di sana. Jelas ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang 
berkaitan dengan prinsip dasar beragama.
Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk menghindari 
benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama seperti yang per nah 
terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga tahu itu :-)
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: o...@ahlikeuangan-indonesia.com
Date: Tue, 13 Oct 2009 06:06:47 
To: Millis AKI
Subject: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

"Re-empowerment" Pancasila, saya kira yg dimaksudkan mas Pras dan pak Hok An. 
Jelaslah merupakan kerja besar, yg bukan saja political will dari Pemerintah, 
melainkan DPR dan seluruh stakeholder bangsa ini.



Membuat definisi ekonomi Pancasila saja, 1-2 seminar ngak akan cukup. Belum 
lagi Politik Pancasila, otonomi daerah Pancasila dll dll



Jelas perlu sosok sebesar SBY, yg menang lebih dari 60% suara + mayoritas di 
DPR, untuk menjadi sponsor. Toh ini term ke II bagi SBY, nothing to loose bagi 
dia. Sebagai ex Militer, pasti dia tahu soal Pancasila ini. Masalahnya berani 
atau tidak?



Oka



Powered by Telkomsel BlackBerry®



-Original Message-

From: prastowo prastowo 

Date: Tue, 13 Oct 2009 13:39:31 

To: 

Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA



Bung Hok An,

Maaf saya lama tidak buka email dan telat membalas email Anda yang menarik ini. 
Saya bersetuju dengan Anda. Yang harus dipikirkan bangsa ini adalah bekerja di 
dua tataran sekaligus.

1. Tataran normatif, bahwa kita perlu merumuskan "apa yang seharusnya/sebaiknya 
dilakukan" ( saya sebut saja tataran 'etis').

2. Tataran praksis, sebagai turunan dari tataran etis, yaitu tataran 
politis/hukum.



Kita ini seolah hidup dalam "dua dunia', di satu sisi urgensi akan no 1 tak 
bisa ditawar-tawar lagi melihat kompleksitas tantangan bangsa, namun no 2 
kunjung memadai sebagai sebuah langkah operasional. Yang menjadi PR adalah 
bagaimana mengaitkan no 1 ke no 2 ini, apakah hubungannya niscaya atau arbitrer 
( manasuka ) saja?



Ide Anda saya kira mampu mengisi defisit ini, dan sejauh saya tahu sudah 
diusulkan juga ya di milis tetangga ke Uda Adrinof Chaniago? Kita menghadapi 
kasus terorisme, Ahmadiyah, fundamentalisme agama, intoleransi, ketimpangan 
sosial, dll, yang perlu semacam "pandu".



Sebenarnya dg SBY sudah pernah dicoba. Tahun 2006 diadakan Simposium Nasional 
dg tema Restorasi Pancasila di UI, kebetulan saya ikut di dalamnya. Lalu hasil 
simposium ini dikemas secara akbar di JCC, dg penyerahan rekomendasi secara 
simbolik ke SBY. Pidato SBY waktu itu sungguh menggugah dan komitmennya jelas. 
Hanya saja kok di tataran praksis kita masih mendapati UU Pornografi disahkan, 
UU Kerahasiaan Negara, hingga kasus Ahmadiyah yang menyedihkan itu. Agaknya SBY 
sendiri gamang. Entah untuk kali ini, apakah dia akan cukup percaya diri? kita 
berharap demikian. Minimal visi ini harus tegas dan jelas dlm Kabinet Indonesia 
Bersatu jilid II nanti. Jangan ada aneka ideologi dlm satu kapal.



Usul Anda konkrit. Dua minggu lalu saya ngobrol hampir 2 jam dg seorang pejabat 
eselon II di Depkumham dlm  sebuah acara Halal bihalal. Beliau prihatin dg 
sistem hukum kita yang karut marut. Ada semacam pertarungan mazhab, kontinental 
vs anglo-saxon yang tak terjembatani, dan celakanya di masyarakat sudah menjadi 
sebuah kebenaran melalui pemberitaan saja. Ceritanya sungguh mengerikan, juga 
terkait bagaimana KUH Perdata banyak ditabrak oleh tafsir hukum kontemporer.



Singkatnya kita berada dalam krisis. Perlu 'political will' dan spirit 'nothing 
to lose' dari pucuk pimpinan kita. Depdagri memang harus dipulihkan perannya, 
disinergikan dg Depkumham ( atau kementrian HAM dipisah saja biar jelas ), dan 
seluruh aturan ditinjau lagi, dikodifikasi dan diuji, entah di MA atau MK, 
untuk membentuk sebuah sistem hukum yg jelas. kasus NAD tak perlu terjadi lagi.



Setahun lalu saya pernah diminta bicara di Rakertas Dewan Ketahanan Nasional, 
ada sekitar 60 petinggi TNI/Polri berpangkat brigjen ke atas, dan 40 dan 40 an 
pejabat eselon I/II. waktu itu bicara 'civil society', namun keprihatinan soal 
Pancasila ini mengemuka, diskusi hangat, dan saya kira aspirasi TNI perlu 
kanalisasi dan manajemen yg baik juga, mereka perlu didengarkan. Pemikiran 
mereka cemerlang dan komitmen mereka masih kuat. Konsekuensi TNI yg 'back to 
barak' adalah gejala umum rasa tak aman. Ini kesempatan untuk membina soliditas 
dan menjadikan aneka tantangan ini sebagai p

Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-12 Terurut Topik oka
"Re-empowerment" Pancasila, saya kira yg dimaksudkan mas Pras dan pak Hok An. 
Jelaslah merupakan kerja besar, yg bukan saja political will dari Pemerintah, 
melainkan DPR dan seluruh stakeholder bangsa ini.

Membuat definisi ekonomi Pancasila saja, 1-2 seminar ngak akan cukup. Belum 
lagi Politik Pancasila, otonomi daerah Pancasila dll dll

Jelas perlu sosok sebesar SBY, yg menang lebih dari 60% suara + mayoritas di 
DPR, untuk menjadi sponsor. Toh ini term ke II bagi SBY, nothing to loose bagi 
dia. Sebagai ex Militer, pasti dia tahu soal Pancasila ini. Masalahnya berani 
atau tidak?

Oka

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: prastowo prastowo 
Date: Tue, 13 Oct 2009 13:39:31 
To: 
Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Bung Hok An,
Maaf saya lama tidak buka email dan telat membalas email Anda yang menarik ini. 
Saya bersetuju dengan Anda. Yang harus dipikirkan bangsa ini adalah bekerja di 
dua tataran sekaligus.
1. Tataran normatif, bahwa kita perlu merumuskan "apa yang seharusnya/sebaiknya 
dilakukan" ( saya sebut saja tataran 'etis').
2. Tataran praksis, sebagai turunan dari tataran etis, yaitu tataran 
politis/hukum.

Kita ini seolah hidup dalam "dua dunia', di satu sisi urgensi akan no 1 tak 
bisa ditawar-tawar lagi melihat kompleksitas tantangan bangsa, namun no 2 
kunjung memadai sebagai sebuah langkah operasional. Yang menjadi PR adalah 
bagaimana mengaitkan no 1 ke no 2 ini, apakah hubungannya niscaya atau arbitrer 
( manasuka ) saja?

Ide Anda saya kira mampu mengisi defisit ini, dan sejauh saya tahu sudah 
diusulkan juga ya di milis tetangga ke Uda Adrinof Chaniago? Kita menghadapi 
kasus terorisme, Ahmadiyah, fundamentalisme agama, intoleransi, ketimpangan 
sosial, dll, yang perlu semacam "pandu".

Sebenarnya dg SBY sudah pernah dicoba. Tahun 2006 diadakan Simposium Nasional 
dg tema Restorasi Pancasila di UI, kebetulan saya ikut di dalamnya. Lalu hasil 
simposium ini dikemas secara akbar di JCC, dg penyerahan rekomendasi secara 
simbolik ke SBY. Pidato SBY waktu itu sungguh menggugah dan komitmennya jelas. 
Hanya saja kok di tataran praksis kita masih mendapati UU Pornografi disahkan, 
UU Kerahasiaan Negara, hingga kasus Ahmadiyah yang menyedihkan itu. Agaknya SBY 
sendiri gamang. Entah untuk kali ini, apakah dia akan cukup percaya diri? kita 
berharap demikian. Minimal visi ini harus tegas dan jelas dlm Kabinet Indonesia 
Bersatu jilid II nanti. Jangan ada aneka ideologi dlm satu kapal.

Usul Anda konkrit. Dua minggu lalu saya ngobrol hampir 2 jam dg seorang pejabat 
eselon II di Depkumham dlm  sebuah acara Halal bihalal. Beliau prihatin dg 
sistem hukum kita yang karut marut. Ada semacam pertarungan mazhab, kontinental 
vs anglo-saxon yang tak terjembatani, dan celakanya di masyarakat sudah menjadi 
sebuah kebenaran melalui pemberitaan saja. Ceritanya sungguh mengerikan, juga 
terkait bagaimana KUH Perdata banyak ditabrak oleh tafsir hukum kontemporer.

Singkatnya kita berada dalam krisis. Perlu 'political will' dan spirit 'nothing 
to lose' dari pucuk pimpinan kita. Depdagri memang harus dipulihkan perannya, 
disinergikan dg Depkumham ( atau kementrian HAM dipisah saja biar jelas ), dan 
seluruh aturan ditinjau lagi, dikodifikasi dan diuji, entah di MA atau MK, 
untuk membentuk sebuah sistem hukum yg jelas. kasus NAD tak perlu terjadi lagi.

Setahun lalu saya pernah diminta bicara di Rakertas Dewan Ketahanan Nasional, 
ada sekitar 60 petinggi TNI/Polri berpangkat brigjen ke atas, dan 40 dan 40 an 
pejabat eselon I/II. waktu itu bicara 'civil society', namun keprihatinan soal 
Pancasila ini mengemuka, diskusi hangat, dan saya kira aspirasi TNI perlu 
kanalisasi dan manajemen yg baik juga, mereka perlu didengarkan. Pemikiran 
mereka cemerlang dan komitmen mereka masih kuat. Konsekuensi TNI yg 'back to 
barak' adalah gejala umum rasa tak aman. Ini kesempatan untuk membina soliditas 
dan menjadikan aneka tantangan ini sebagai peluang.

Ada harapan, tapi lebih-lebih kecemasan.
mari kita elaborasi lagi gagasan Anda ini.

salam,


pras





Dari: Hok An 
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kam, 8 Oktober, 2009 10:02:07
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
Bung Prastowo,

Hampir selalu ada masalah dengan pluralitas budaya dan sistem nilai. 
Budaya umumnya bersifat dinamis dan sistem nilainya ikut perkembangan 
budaya kemanusiaan, sistem produksi dan politik.
Misalnya sistem keluarga yang dikita seribu satu modelnya, jadi budaya 
adalah suatu keadaan yang kompleks.

Kita bisa harapkan bahwa UUD atau sistem etika yaitu Pancasila menjadi 
rangka dari suatu sistem yang plural dan kompleks ini. Tetapi cara 
penyelesaian kontradiksi antar sistem ini belum ada resep umum yang 
jelas. Walaupun penyelesaian secara dialog untuk mencari konsensus 
bersama sering dikatakan sebagai jalan keluar, tetapi selalu saja ada 
badan2 negara maupun swasta yanng merasa berhak untuk menetapkan 
satu2nya yang benar.

Dalam sejara

Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-07 Terurut Topik winarto sugondo
Sebenarnya Proyek Mercusuar itu apa Bang?

Kenapa dibilang ngga becus kalau untuk mendirikan sebuah perusahaan
memerlukan setoran modal awal? Di tahun berapa Bung Karno dinilai tidak mau
melunasi hutang negara? kapan Bung Karno diturunkan? Berapa kali Bung Karno
didemo? didemo karena apa ya? Kalau menurut saya kelemahan terbesar Bung
Karno adalah hatinya yang mudah tertarik kepada wanita. Selebihnya, dia ahli
strategi yang hebat, nasionalis hebat, dan arogan.

Sekedar perbedaan, mudah-2an tidak menjadi perselisihan. Terima kasih banyak
untuk sharingnya Bang.

Salam,


Winarto Sugondo

2009/10/7 Poltak Hotradero 

>
>
> At 08:39 PM 10/6/2009, you wrote:
>
> >Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga
> lebih
> >dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya
> >dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan
> >sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran
> guang
> >zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka
> >tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima
> >apa adanya.
>
> China itu ekonomi ukuran satu benua, jadi kita tidak bisa menilai
> seluruh China hanya dengan melihat bagian kecilnya (semisal Guang
> Zhou) ataupun Shanghai maupun Beijing. Dan China itu kompleks
> sekali. Ada banyak hal yang kontras dan paradoks.
>
> Saya skeptis dengan pernyatan: China jaman sekarang nggak lebih dari
> era foya-foya pasca Mao. Tingkat tabungan China saat ini sangat
> tinggi, dan termasuk tertinggi di dunia. Dan level tingkat tabungan
> yang nggak normal ini lah yang menghambat peningkatan tingkat
> konsumsi di China. Padahal, kalau tingkat konsumsi China tidak
> bertumbuh, maka pertumbuhan ekonomi China menjadi terlalu tergantung
> pada ekspor dan perdagangan dengan dunia luar. Cuma sekitar 30%
> komponen konsumsi dalam ekonomi China. Bandingkan dengan Indonesia
> dan Amerika yang 70%-nya komponen ekonominya adalah konsumsi.
>
> >Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit
> >telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana
> tidak
> >pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi
> >mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya.
>
> Di China tidak ada sistem kredit bagi masyarakat luas.
> Kredit hanya diberikan bagi perusahaan dan individu kaya.
> Dan sistem perbankan di China masih terlalu dikuasai oleh 4 bank
> terbesar yang mayoritas sahamnya milik pemerintah China.
>
> Apakah mereka benar-benar bahagia? Tidak tahu persis. Coba saja
> anda bertukar posisi dengan mereka.
>
> >Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini,
> >tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis,
>
> Ini jelas omong kosong.
>
> Pemerintahan Bung Karno nggak becus mengurus ekonomi. Inflasi
> mencapai 600%, dan TIGA kali pemerintahan Sukarno mengemplang utang
> kepada rakyatnya sendiri (di era 1950-1960-an), dengan tidak mau
> melunasi secara penuh Obligasi Negara yang diterbitkan
> pemerintah. Padahal pemerintahan Sukarno selalu punya duit untuk
> proyek-proyek mercu suar yang nilai ekonominya rendah.
>
> Anda bayangkan saja -- kalau pemerintah sendiri nggak bisa dipercaya
> soal manajemen duit -- siapa lagi yang bisa dipercaya?
>
> Ukuran becus atau tidaknya pemerintahan dalam mengurus ekonomi bisa
> dilihat sepintas hanya dari dua indikator penting -- tingkat
> pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Kalau dua angka ini sudah
> nggak beres - besar kemungkinan angka yang lain pun nggak bisa
> dipertanggung jawabkan
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 08:39 PM 10/6/2009, you wrote:

>Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga lebih
>dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya
>dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan
>sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran guang
>zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka
>tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima
>apa adanya.

China itu ekonomi ukuran satu benua, jadi kita tidak bisa menilai 
seluruh China hanya dengan melihat bagian kecilnya (semisal Guang 
Zhou) ataupun Shanghai maupun Beijing.  Dan China itu kompleks 
sekali.  Ada banyak hal yang kontras dan paradoks.

Saya skeptis dengan pernyatan: China jaman sekarang nggak lebih dari 
era foya-foya pasca Mao.  Tingkat tabungan China saat ini sangat 
tinggi, dan termasuk tertinggi di dunia.  Dan level tingkat tabungan 
yang nggak normal ini lah yang menghambat peningkatan tingkat 
konsumsi di China.  Padahal, kalau tingkat konsumsi China tidak 
bertumbuh, maka pertumbuhan ekonomi China menjadi terlalu tergantung 
pada ekspor dan perdagangan dengan dunia luar.  Cuma sekitar 30% 
komponen konsumsi dalam ekonomi China.  Bandingkan dengan Indonesia 
dan Amerika yang 70%-nya komponen ekonominya adalah konsumsi.

>Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit
>telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana tidak
>pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi
>mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya.


Di China tidak ada sistem kredit bagi masyarakat luas.
Kredit hanya diberikan bagi perusahaan dan individu kaya.
Dan sistem perbankan di China masih terlalu dikuasai oleh 4 bank 
terbesar yang mayoritas sahamnya milik pemerintah China.

Apakah mereka benar-benar bahagia?  Tidak tahu persis.  Coba saja 
anda bertukar posisi dengan mereka.


>Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini,
>tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis,

Ini jelas omong kosong.

Pemerintahan Bung Karno nggak becus mengurus ekonomi.  Inflasi 
mencapai 600%, dan TIGA kali pemerintahan Sukarno mengemplang utang 
kepada rakyatnya sendiri (di era 1950-1960-an), dengan tidak mau 
melunasi secara penuh Obligasi Negara yang diterbitkan 
pemerintah.  Padahal pemerintahan Sukarno selalu punya duit untuk 
proyek-proyek mercu suar yang nilai ekonominya rendah.

Anda bayangkan saja -- kalau pemerintah sendiri nggak bisa dipercaya 
soal manajemen duit -- siapa lagi yang bisa dipercaya?

Ukuran becus atau tidaknya pemerintahan dalam mengurus ekonomi bisa 
dilihat sepintas hanya dari dua indikator penting -- tingkat 
pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi.  Kalau dua angka ini sudah 
nggak beres - besar kemungkinan angka yang lain pun nggak bisa 
dipertanggung jawabkan




Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik winarto sugondo
Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga lebih
dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya
dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan
sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran guang
zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka
tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima
apa adanya. Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit
telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana tidak
pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi
mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya.

Berbeda kalau kita berjalan-jalan di jalanan kota Kowloon, ada hari tertentu
dimana mereka dengan sesuka hati membuang interior dan perlengkapan lainnya
yang tidak mereka inginkan.

Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini,
tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis, sehingga ada gedung-2
bertingkat, F-16, Tank Amphibi buatan Inggris. Na seiring berjalannya
waktu, saya justru melihat kenaifan dari kita sendiri, kita merasa kuat
padahal kita ngga mampu. Nah, untuk itu apa ngga sebaiknya kita belajar
menabung? sekalipun ngga se-extrim dulu. Simple sih, daripada membahas
sesuatu yang kurang membangun.

Saya sih ngga pintar, hanya sedikit pendapat yang siap dikoreksi oleh
siapapun juga.

Salam,


Winarto Sugondo

2009/10/6 Poltak Hotradero 

>
>
> At 04:43 PM 10/6/2009, you wrote:
>
> >Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak
> >bisa memakai kacamata proporsional seperti melihat dan menilai
> Rockefeller?
> >Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan
> >tingkat-harapan-hidup dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi
> >pendidikan, infrastruktur sudah disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh.
>
> Mao? Itu monster.
> Menurut saya pribadi, tidak ada pemimpin yang lebih jelek dari Mao.
>
> Apa ukurannya? Ia bereksperimen dengan nasib ratusan jutaan orang
> secara sembarangan.
> Program "Great Leap Forward" yang terjadi tahun 1958-1961 -- telah
> membunuh setidaknya 60 JUTA orang warga Cina lewat terciptanya
> kelaparan terbesar hasil bikinan manusia. Mao pegang rekor dunia
> dalam jumlah pembunuhan warga sendiri secara sistematis. Orang yang
> dibunuh Mao lebih banyak daripada seluruh orang Indian yang pernah
> hidup di Benua Amerika sebelum kedatangan Columbus.
> (Dalam perbandingan ini, Rockefeller mungkin masih bisa dianggap santo..)
>
> Mao bukan ahli pertanian tapi berlagak ngerti soal pertanian. Mao
> bukan ahli metalurgi tapi menganggap diri mengerti soal cara
> memproduksi baja secara efisien. Ia buta oleh ketidakmampuannya.
>
> Dan itu tanggung jawab Mao (hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari
> peran secara aktif).
>
> Apakah masalah selesai? Ternyata tidak. Ia mengulangi kembali
> bencana buatan - saat melancarkan Revolusi Kebudayaan di awal 1970-an.
>
> NB: Dari mana anda dapat angka peluang hidup orang Cina naik dari 35
> menjadi 65 di masa Mao? Boleh saya tahu sumber referensinya?
>
> >Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak
> >menganalogkan dg bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi
> >hidup manusia. Si kapitalis dan si sosialis tak luput dari ini.
> >Secara apriori tidak ada yang bisa dikatakan "pasti baik" atau
> >"pasti buruk". Seobjektif-objektifnya suatu hal, ia tetaplah
> >"humanly objective".
>
> Termasuk soal Mao?
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 04:32 PM 10/6/2009, you wrote:
>
>
>Sorry mungkin saya yang kurang nyambung, karena Anda tidak 
>menyertakan 'thread' sebelumnya, Anda menanggapi komentar yg mana.
>Saya kira sejauh diskusi kita, tidak ada yang mengatakan bahwa 
>kapitalis tidak bisa beramal. Justru AS hidup dari charity, dan 
>tradisi ini sangat tua dan panjang. Lalu dlm konteks ini, pertanyaan 
>saya dibandingkan dengan siapa, zaman ini sesama kapitalis yg 
>jor-joran? ya tidak ada masalah. Karena setahu saya, mengatakan 
>'kapitalis' kan sama artinya menyebut siapa itu 'non-kapitalis'. 
>Kalau contohnya buruh/pekerja, sudah pernah saya sampaikan bagaimana 
>ketimpangan yg makin lebar, ditunjukkan dg rasio.


Mas Prastowo,

1. Orang bisa memberi semata-mata karena ia punya sesuatu yang 
lebih.  Kalau buat dirinya saja kurang, lantas gimana mau memberi?

2. Tidak selalu bahwa orang menjadi kaya hanya dengan cara mencuri 
milik/hak orang lain.  Apa yang ditulis oleh Karl Marx sebagai 
"excess of labor" sebagai semata-mata pencurian hak dalam Das Kapital 
adalah salah besar.  Karena ekonomi ternyata sebuah positive sum game 
- dan bukan zero sum game.  Belum lagi aspek inovasi dan 
teknologi.  Semakin kita bergeser ke sektor jasa - hal ini semakin kentara.

3. Jawaban komunisme untuk hal tadi adalah penghapusan pasar tenaga 
kerja.  Konsekuensinya ternyata adalah pasar barang dan jasa yang 
tidak berkembang, serta absennya pasar modal.  Yang terjadi adalah 
distorsi ekonomi lebih lanjut -- termasuk tugas alokasi sumber daya 
yang sebelumnya diserahkan pada pasar.  Tugas alokasi sumber daya ini 
akhirnya diserahkan pada birokrasi dan dilakukan secara 
manual/mekanik.  Apakah selesai?  Ternyata tidak.

Kompleksitas pasar barang dan jasa gagal dialokasikan secara sempurna 
-- sehingga efisiensi malah turun lebih lanjut.  Pembuat sepatu cuma 
taunya bikin sepatu.  Di negara seperti itu akan terjadi keadaan di 
mana di satu sisi terdapat sepatu bertumpuk-tumpuk sampai membusuk -- 
padahal pada saat yang sama di tempat lain banyak orang yang tidak 
punya sepatu.  Itu yang terjadi di Uni Soviet dan membuat negara itu punah.


>  Yg sering dikritik dari kapitalisme sebenarnya keyakinan akan 'the 
> endless of accumulation', lalu pekerja yg ikut menciptakan nilai 
> barang itu dihargai berapa sebaiknya?

Penghargaan dilakukan sesuai dengan mekanisme pasar.  Jadi bersifat dinamis.

Bodohlah seorang pemilik pabrik kalau menggaji seorang pegawai 
terlalu murah - sementara pabrik lain membayar pegawai dengan 
kualitas serupa dengan gaji lebih mahal.  Mengapa?  Karena pegawai 
itu akan pindah ke pabrik lain.  Dan akhirnya si pemilik pabrik hanya 
akan kebagian pegawai-pegawai yang kualitasnya lebih rendah daripada 
gaji yang dibayarkan.  Resiko bisnis pun meningkat - sehingga produk 
yang dihasilkan tidak lagi kompetitif.  Bisnis pun mati.

Apakah penghargaan harus bersifat statis?  Tentu saja tidak.
Pasar tenaga kerja itu dinamis.  Bisa saja orang mulai dari pekerja 
pabrik sepatu -- tetapi kemudian ia belajar  keahlian lain -- 
sehingga suatu saat bisa bekerja sebagai programmer komputer, misalnya.

Anda bisa baca tulisan Joseph Schumpeter tentang "creative 
destruction" mengenai hal ini.




Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 04:43 PM 10/6/2009, you wrote:

>Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak 
>bisa memakai kacamata proporsional seperti melihat dan menilai Rockefeller?
>Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan 
>tingkat-harapan-hidup dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi 
>pendidikan, infrastruktur sudah disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh.

Mao?  Itu monster.
Menurut saya pribadi, tidak ada pemimpin yang lebih jelek dari Mao.

Apa ukurannya?  Ia bereksperimen dengan nasib ratusan jutaan orang 
secara sembarangan.
Program "Great Leap Forward" yang terjadi tahun 1958-1961 -- telah 
membunuh setidaknya 60 JUTA orang warga Cina lewat terciptanya 
kelaparan terbesar hasil bikinan manusia.  Mao pegang rekor dunia 
dalam jumlah pembunuhan warga sendiri secara sistematis.   Orang yang 
dibunuh Mao lebih banyak daripada seluruh orang Indian yang pernah 
hidup di Benua Amerika sebelum kedatangan Columbus.
(Dalam perbandingan ini, Rockefeller mungkin masih bisa dianggap santo..)

Mao bukan ahli pertanian tapi berlagak ngerti soal pertanian.  Mao 
bukan ahli metalurgi tapi menganggap diri mengerti soal cara 
memproduksi baja secara efisien.  Ia buta oleh ketidakmampuannya.

Dan itu tanggung jawab Mao (hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari 
peran secara aktif).

Apakah masalah selesai?  Ternyata tidak.  Ia mengulangi kembali 
bencana buatan - saat melancarkan Revolusi Kebudayaan di awal 1970-an.

NB: Dari mana anda dapat angka peluang hidup orang Cina naik dari 35 
menjadi 65 di masa Mao?  Boleh saya tahu sumber referensinya?


>Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak 
>menganalogkan dg bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi 
>hidup manusia. Si kapitalis dan si sosialis tak luput dari ini. 
>Secara apriori tidak ada yang bisa dikatakan "pasti baik" atau 
>"pasti buruk". Seobjektif-objektifnya suatu hal, ia tetaplah 
>"humanly objective".

Termasuk soal Mao?





Bls: MEMO ADMIN....Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik prastowo prastowo
Terima kasih Moderator, telah diingatkan.
Semoga historisitas pengutipan dan maksud awal juga dipahami sehingga tidak 
menimbulkan bias.
Mohon maaf jika ini menimbulkan ketidaknyamanan.

salam hormat,


pras





Dari: "o...@ahlikeuangan-indonesia.com" 
Kepada: Millis AKI 
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 21:42:52
Judul: MEMO ADMIN....Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Perhatian: Memo Admin, sebagai peringatan, jangan direply

Saudara2,
Saya kira membawa2 Sri Paus, dalam diskusi mengenai Pancasila, kita sudahi 
saja. Kata orang Jawa "sudah mendekati kebablasan".

Kalo mau bicara mengenai sejarah, aplikasinya dalam sistem ekonomi, saya 
persilahkan. Diluar dari itu, tidak diperkenankan, karena beyond tujuan Millis 
ini.

Harap diperhatikan.

Oka Widana


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: prastowo prastowo 
Date: Tue, 6 Oct 2009 12:31:38 
To: 
Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Tajam dan objektif? maaf, di mana letaknya ketajaman dan objektivitasnya Mas?

salam





Dari: Andi MF Avandy 
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:29:04
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak!

Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Poltak Hotradero 
Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 
To: 
Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote:

>Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, 
>yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 
>1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat 
>tegas,"Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak 
>dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi 
>nilai-nilainya sungguh luhur."


Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika 
politik.  Apalagi di hadapan tuan rumah.  Dan tentu tidak ada salahnya.

Tetapi bukankah atas nama "Persatuan Indonesia" dari Pancasila, saat 
di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi 
hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat?

Paus sendiri bilang apa tentang itu?
Masihkah memuji tentang Pancasila?

(dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan 
Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) 




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com 
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ 

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




  Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat 
tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik Andi MF Avandy
Mansudnya argumen Bank Poltak menyiratakn bahwa Paus hanya beretorika soal 
pancasila. Tajam maksudnya ada udang dibalik batu. Proses lepasnya timtim kan 
tidak lepas dari andil uskup Belo yang jga wakil vatikan.
Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: prastowo prastowo 
Date: Tue, 6 Oct 2009 12:31:38 
To: 
Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Tajam dan objektif? maaf, di mana letaknya ketajaman dan objektivitasnya Mas?

salam





Dari: Andi MF Avandy 
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:29:04
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak!

Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Poltak Hotradero 
Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 
To: 
Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote:

>Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, 
>yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 
>1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat 
>tegas,"Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak 
>dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi 
>nilai-nilainya sungguh luhur."


Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika 
politik.  Apalagi di hadapan tuan rumah.  Dan tentu tidak ada salahnya.

Tetapi bukankah atas nama "Persatuan Indonesia" dari Pancasila, saat 
di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi 
hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat?

Paus sendiri bilang apa tentang itu?
Masihkah memuji tentang Pancasila?

(dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan 
Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) 




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



MEMO ADMIN....Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik oka
Perhatian: Memo Admin, sebagai peringatan, jangan direply

Saudara2,
Saya kira membawa2 Sri Paus, dalam diskusi mengenai Pancasila, kita sudahi 
saja. Kata orang Jawa "sudah mendekati kebablasan".

Kalo mau bicara mengenai sejarah, aplikasinya dalam sistem ekonomi, saya 
persilahkan. Diluar dari itu, tidak diperkenankan, karena beyond tujuan Millis 
ini.

Harap diperhatikan.

Oka Widana


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: prastowo prastowo 
Date: Tue, 6 Oct 2009 12:31:38 
To: 
Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Tajam dan objektif? maaf, di mana letaknya ketajaman dan objektivitasnya Mas?

salam





Dari: Andi MF Avandy 
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:29:04
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak!

Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Poltak Hotradero 
Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 
To: 
Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote:

>Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, 
>yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 
>1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat 
>tegas,"Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak 
>dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi 
>nilai-nilainya sungguh luhur."


Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika 
politik.  Apalagi di hadapan tuan rumah.  Dan tentu tidak ada salahnya.

Tetapi bukankah atas nama "Persatuan Indonesia" dari Pancasila, saat 
di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi 
hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat?

Paus sendiri bilang apa tentang itu?
Masihkah memuji tentang Pancasila?

(dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan 
Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) 




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 11:25 AM 10/6/2009, you wrote:

>Saya sebenarnya tidak mau komentari ini di milis karena sudah sangat 
>keluar dari substansi.
>Ini bukan retorika Bang, ketika para Uskup Indonesia berkunjung ke 
>Roma, hal sama disampaikan lagi.
>
>Sekali lagi Anda tidak bisa membedakan "objektif/faktual" dengan 
>"normatif", seolah karena TNI menginvasi Tim Tim lalu Pancasila keliru.
>begini logika yg setahu saya dari David Hume, filsuf empirik Inggris:
>
>"Secara faktual Aburizal Bakrie ingin menjadi ketum Golkar, tapi ini 
>tidak serta merta Aburizal Bakrie harus menjadi ketum Golkar."
>
>Justru Paus amat paham logika ini, maka tak membabi buta. Ia 
>mengkritik tindakan TNI. Jika Anda paham diplomasi Paus, dengan 
>menjadikan TimTim keuskupan tersendiri, ini adalah penolakan moral 
>thd invasi itu. Pahamkah Anda?


Karena saya pahak logika itulah maka komentas Sri Paus tentang 
Pancasila saya anggap sekadar gesture. Supaya sopan lah saat menjadi 
tamu ataupun saat menjamu.

Paus sendiri Pancasilais atau tidak?
Masih relevankah itu dipertanyakan?

Saya sependapat dengan anda bahwa ini sudah terlalu jauh -- tetapi 
ketika anda mengutip komentar Paus tentang Pancasila -- maka saya 
merasa perlu untuk melakukan elaborasi apakah itu sekadar gesture 
atau substansi?

Menurut saya itu cuma gesture.