At 11:25 AM 10/6/2009, you wrote:

>Saya sebenarnya tidak mau komentari ini di milis karena sudah sangat 
>keluar dari substansi.
>Ini bukan retorika Bang, ketika para Uskup Indonesia berkunjung ke 
>Roma, hal sama disampaikan lagi.
>
>Sekali lagi Anda tidak bisa membedakan "objektif/faktual" dengan 
>"normatif", seolah karena TNI menginvasi Tim Tim lalu Pancasila keliru.
>begini logika yg setahu saya dari David Hume, filsuf empirik Inggris:
>
>"Secara faktual Aburizal Bakrie ingin menjadi ketum Golkar, tapi ini 
>tidak serta merta Aburizal Bakrie harus menjadi ketum Golkar."
>
>Justru Paus amat paham logika ini, maka tak membabi buta. Ia 
>mengkritik tindakan TNI. Jika Anda paham diplomasi Paus, dengan 
>menjadikan TimTim keuskupan tersendiri, ini adalah penolakan moral 
>thd invasi itu. Pahamkah Anda?


Karena saya pahak logika itulah maka komentas Sri Paus tentang 
Pancasila saya anggap sekadar gesture. Supaya sopan lah saat menjadi 
tamu ataupun saat menjamu.

Paus sendiri Pancasilais atau tidak?
Masih relevankah itu dipertanyakan?

Saya sependapat dengan anda bahwa ini sudah terlalu jauh -- tetapi 
ketika anda mengutip komentar Paus tentang Pancasila -- maka saya 
merasa perlu untuk melakukan elaborasi apakah itu sekadar gesture 
atau substansi?

Menurut saya itu cuma gesture.


Kirim email ke