[ac-i] Siasat menendang tangga (belajar dari Amerika ?)

2010-06-17 Terurut Topik Chris Poerba

Siasat menendang tangga (belajar dari Amerika ?)





“Mekanisme pasar sebenarnya bukan sesuatu yang jelek. Pada awalnya,
mekanisme pasar itu baik adanya karena digunakan untuk menjinakan
fanatisme agama dan juga fanatisme politik, dalam hal ini
otoritarianisme.” kata Romo Herry. Menurutnya, dengan begitu maka nafsu
dan keinginan daging yang alamiah tidak perlu dikontrol tapi diadu
dengan nafsu yang lain, dalam hal ini nafsu fanatik yang berlebihan
terhadap agama dan politik. Dengan begitu nantinya akan terbentuk
mekanisme kontrol dengan sendirinya. Sama halnya dengan mekanisme
kontrol pada pemerintahan di republik ini yang terbagi menjadi tiga
kutub eksekutif, legislatif dan yudikatif. Begitulah idealnya kira-kira.

Romo
Herry, yang lengkapnya bernama B. Herry-Priyono itu, menyampaikannya
pada hari Selasa, tanggal 23 Maret 2010 dalam kuliah umum yang bertajuk
”Fundamentalisme Pasar”. Kuliah umum yang bertempat di ruang Teater
Perpustakaan Nasional ini digagas oleh ELSAM, sebuah lembaga studi dan
advokasi masyarakat yang telah berdiri sejak tahun 1993. Kuliah umum
Fundamentalisme Pasar ini juga merupakan bagian dari upaya ELSAM untuk
semakin lebih mempromosikan hak-hak asasi manusia. Mengingat salah satu
tujuan yang terus diupayakan oleh lembaga yang berbasiskan kemanusiaan
ini adalah melakukan penguatan perlindungan HAM dari ancaman
fundamentalisme pasar, fundamentalisme agama dan komunalisme dalam
berbagai bentuknya. 

lebih lengkap di 
http://kritikdiri.blogspot.com/







[ac-i] Pojok Batak di negeri beku

2010-06-17 Terurut Topik Chris Poerba
Oleh : Ariani Zarah Sirait (Wartawan Majalah TAPIAN, pengajar di Fakutas Film & 
Televisi IKJ)

Melihat
film dokumenter "Gerimis Kenangan dari Sahabat yang Terlupakan" memang
menyisakan perasaan bangga sekaligus tertegur pada hati penontonnya.
Bangga ketika ada bangsa lain yang mengapresiasi tokoh-tokoh serta
budaya Indonesia lebih baik dari kita sendiri. Dan tertegur ketika
dihadapkan pada kenyataan begitu acuhnya kita dengan tradisi-tradisi
yang sesungguhnya telah membentuk kita menjadi manusia berbudaya
sekarang ini.

Bangsa lain itu berjarak ribuan kilometer dari
negara kita, bukan negara tetangga, dan tidak pula berbagi benua yang
sama. Negara itu adalah Rusia yang sebelumnya bernama Uni Soviet.
Sebuah negara di Eropa yang bercuaca dingin sepanjang tahunnya, yang
pada tahun tertentu di masa lalu, pernah berhubungan baik dan erat
dengan negara kita ini.

Yang lebih mengejutkan lagi, dalam
beberapa segmen film tersebut, setiap orang yang berkontribusi sebagai
narasumber yang dengan lancar menggunakan bahasa Indonesia ini bukan
saja dengan kentara menyatakan kekagumannya akan sosok beberapa orang
tokoh Indonesia. Tapi juga menunjukkan ketertarikan yang serius akan
budaya kuno bangsa kita. Dan kita boleh sedikit berbangga hati (atau
mungkin tertegur lebih keras lagi) karena salah satu budaya yang
diteliti dan terjaga artefaknya dengan baik di salah satu museum besar
Rusia itu tidak lain tidak bukan: budaya batak kuno.

Tersebutlah
Elena Revunenkova, seorang ahli Batak Kuno dan juga direktur museum
Kunstkammer di kota St. Petersburg, Rusia. Dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang cukup lancar, wanita paruh baya ini menjelaskan tentang
tradisi/agama Batak Kuno serta artefak-artefaknya yang berhasil
dikumpulkan dan tersimpan di museum tersebut.

lebih lengkap di  
http://kritikdiri.blogspot.com/






[ac-i] Kelas Gus Dur Konflik dan Perdamaian Angkatan Pertama

2010-06-17 Terurut Topik Chris Poerba
Mengapa Gus Dur ?  
-Kelas Gus Dur Konflik dan Perdamaian Angkatan Pertama- 

“Kelas ini bukan untuk indoktrinasi tentang Gus Dur, melainkan lebih
melakukan eksplorasi tentang Gus Dur dan bagaimana cara-caranya dalam
melakukan resolusi konflik,“ ujar Ahmad Suaedy. Ahmad Suaedy yang saat
ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif The WAHID Institute,
menyampaikan hal itu, pada hari Kamis, tertanggal 3 Juni, saat
dilakukan pembukaan pertama dari Kelas Gus Dur yang bertajuk Konflik
dan Perdamaian. Kelas yang difasilitasi oleh WAHID Institute ini
sekiranya akan diilaksanakan setiap hari Rabu, pukul 18.00 petang,
dengan selang waktu dua minggu sekali. Kelas ini nantinya akan terbagi
menjadi 13 sesi pertemuan dengan mengundang beberapa narasumber atau
pengampu yang selama ini berkiprah dalam resolusi konflik baik secara
teoritis, konsep maupun praksis. 

Agen minyak
Semua sesi pertemuan akan dilangsungkan di markas WAHID Institute, di
Jalan Taman Amir Hamzah, yang kabarnya pernah menjadi rumah Gus Dur
semasa kecil dulu. Dalam kesempatan itu, Suadey juga mengatakan, ”Kelas
ini memang berangkat dari keprihatinan, karena sekarang ini sudah
muncul konflik-konflik yang kecil. Dan ini baru mulai, moga–moga tidak
menjadi besar.” 
Yenny Zannuba Wahid, selaku Direktur WAHID Institute, juga hadir untuk
membuka kelas Gus Dur angkatan pertama. Dia memang ditunggu para
peserta, yang berjumlah 33 orang, sehingga kelas yang seharusnya
dimulai pukul 18.00, jadi lewat sedikit (tidak teng), mengingat beliau
dikabarkan tengah sholat. Saat sedang menunggu itu ada celetukan dari
peserta, ”Sholatnya berapa lama ya ?”. Terang saja celetukan itu
memecah kebisuan yang “membatu” 

Gus Dur, mantan orang nomor satu di republik ini memiliki banyak ciri
khas. Salah satu ciri khasnya adalah selalu terlibat dalam melakukan
komunikasi yang terbuka dan terus menerus. Terlebih-lebih dalam kasus
konflik yang selalu marak terjadi di Timur Tengah, dari tahun 1980-an
dan pengulangan konflik itu, yang setiap tahun kerap terjadi. Gus Dur
selalu hadir dalam upaya resolusi konflik itu baik sebelum, sewaktu dan
juga setelah dilengserkan dari tampuk republik. Dia selalu ada. Namun
keterlibatan beliau dalam berbagai resolusi konflik itu bukan mendapat
tanda jasa malahan sering di derap dengan berita miring. Yenny,
menceritakan hal itu, “Jadi banyak yang bilang Gus Dur itu sebagai agen
Zionis, juga Baghdatis karena pernah sekolah di Baghdat, di Irak.
Dicurigai sebagai agen yang macam-macam, yang belum pernah cuma agen
minyak aja.” 

Hasan Tiro 
Saat menjabat sebagai presiden, suami dari Shinta Nuriyah Wahid ini
juga pernah berupaya memecahkan kasus yang terjadi di Papua. Yenny,
kembali mengenang ayahnya,”Dengan Papua, Gus Dur pernah bilang kalau
semua yang diinginkan oleh Papua. Silahkan saja. Asal jangan minta
merdeka. Boleh pake nama Papua dan boleh pake Bintang Kejora.” Karena
menurut Gus Dur, Bintang Kejora adalah lambang kultural bukan simbol
yang lain. Tatkala Ketua Organisasi Papua Merdeka (OPM), Theis Hiyo
Eluay ditangkap oleh Kopasus gara-gara pengibaran bendera itu, Gus Dur
bilang, ”Saya tidak setuju kalau pemerintah menangkap Theis.” Lantas
pemerintah yang mana yang dimaksud oleh Gus Dur karena saat itu dia
masih menjadi orang nomor satu di negeri ini. 

Lebih lengkap di ..

http://kritikdiri.blogspot.com/



[ac-i] Kashmir University : Admissions 2010

2010-03-05 Terurut Topik Chris Poerba
salam
sekedar membagikan,buat teman-teman yang mau info studi di khasmir...ini ada 
yang menarik, ada program distance educationnya juga
menarik...


http://www.kashmiruniversity.net/Default.aspx
  

Contact :
Postal: The Director
Directorate of Distance Education
University of Kashmir,
Hazratbal, Srinagar-19006, Kashmir
Telephone:  Country Code : +91
Area Code : 0194
2429810 / 2102161;
Fax : 0194-2429810
EPBX : 0194-2420078, 2420405,2420570, 2420571, 2424152, 2429870, 2423276; Ext. 
2136
Email:  dis...@kashiruniversity.net  





  Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail 
ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/


[ac-i] Mohon CP Pastor Jhon Jonga penerima Yap Thiam Hien Award 2009 ????

2009-12-18 Terurut Topik Chris Poerba
Salam

teman teman, bila ada yang mengetahui no telepon atau email dari Pastor Jhon 
Jonga yang menerima Yap Thiam Hien Award 2009. 

semoga rela memberitahukannya kepada saya. kalo bisa langsung via email saja. 
mohon bisa dibantu
Terimakasih banyak atas perhatiannya

Salam 
Chris Poerba




  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com


Re: [ac-i] Seminar Gajah Mada

2009-12-06 Terurut Topik Chris Poerba
gajah mada itu orang batak
karena dulu pernah ada marga madagajah...
di daerah pakpak ...dairi  

--- Pada Sel, 1/12/09, asvi adam  menulis:

Dari: asvi adam 
Judul: Re: [ac-i] Seminar Gajah Mada
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 1 Desember, 2009, 8:28 PM







 



  



  
  
  Gadjah Mada juga kelahiran desa Talawi dekat Sawah Lunto, Sumatera Barat. 
Bahkan makamnya juga ada di sana. 
 
Asvi Warman Adam
(maksud saya wajah Gadjah Mada alias M. Yamin) 
 


--- Pada Rab, 2/12/09, mediacare  menulis:


Dari: mediacare 
Judul: Re: [ac-i] Seminar Gajah Mada
Kepada: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Tanggal: Rabu, 2 Desember, 2009, 2:05 PM


  


Kok bisa ya mas Kelantan juga mengklaim bahwa Gajah Mada kelahiran sana.
 
Bagaimana jalan ceritanya?
 
 
Matur nuwun
 
Salam,
 
Radityo
 
Facebook:
Radityo Djadjoeri


- Original Message - 
From: Wajah Bercahaya 
To: pedulimajapahit@ gmail.com ; pendekarbudiman1565 @yahoo.co. id ; 
wajahbercahaya@ yahoo.co. id ; wardiya...@budpar. go.id ; Jan Van Der Putten ; 
m...@ukm.my ; masc...@gmail. com ; matan_...@yahoo. com ; mediab...@yahoogrou 
ps.com ; mediac...@yahoogrou ps.com ; melg...@pd.jaring. my ; eiz...@gmail. com 
; apaka...@yahoogroup s.com ; apresiasi-sastra@ yahoogroups. com ; 
artculture-indonesi a...@yahoogroups. com ; spm-gap...@yahoogro ups.com ; 
spr_wi...@yahoo. com ; spto_032000@ yahoo.com ; Soechirno Umroch ; 
salqad...@yahoo. com ; bali kuna ; budhi setyawan ; balip...@indo. net.id ; 
blackpo...@yahoo. com ; boemipu...@yahoo. com ; austi...@yahoogroup s.com ; 
atriza umar ; di...@email. com ; di...@um.edu. my ; dik...@yahoogroups. com ; 
dimasarikmihardja@ yahoo.co. id ; dians_lungayu@ yahoo.co. id ; Zawawi - ; 
zama...@yahoogroups .com ; zefriar...@hotmail. com ; ze...@hotmail. com ; 
znism...@yahoo. com ; zudi_...@yahoo. com ; ymusthofa_165@ yahoo.com ;
 yaakub...@hotmail. com ; yisc_al-azhar@ yahoogroups. com ; yisc-aktivis@ 
yahoogroups. com ; yono...@yahoo. com ; yshart...@yahoo. com ; yuro_...@yahoo. 
co.id 
Sent: Tuesday, November 24, 2009 8:19 PM
Subject: [ac-i] Seminar Gajah Mada

  





 Radar Bojonegoro-JAWA POS Grup 


[ Selasa, 24 November 2009 ] 
Lokasi Kelahiran Gajah Mada Diseminarkan 

LAMONGAN - Lamongan diundang mengikuti seminar internasional di Malaysia 
tentang Gajah Mada Pemersatu Bangsa Serumpun Nusantara. Undangan untuk 
mengikuti seminar tersebut salah satunya ditujukan kepada pihak-pihak yang 
mengklaim sebagai tempat lahirnya Gajah Mada,antara lain Kelantan,Malaysia, 
Jambi,Dayak, Bali,Malang dan Lamongan. ''Lamongan termasuk salah satu daerah 
yang diyakini sebagai tempat lahirnya Gajah Mada sehingga mendapat undangan. 
Kebetulan undangan tersebut ditujukan kepada LKL,'' kata penasihat Lembaga 
Kebudayaan Lamongan (LKL), Viddy AD Daery kepada Radar Bojonegoro, kemarin 
(23/11).

Menurut dia, undangan tersebut disampaikan pada saat dirinya menghadiri 
pertemuan penyair nusantara ke-3 (PPN3) di Kuala Lumpur Malaysia pada 20-22 
November lalu. ''Seminar tersebut akan digelar di Kuala Lumpur atau di Negara 
Bagian Kelantan, saat ini sedang dipersiapkan, termasuk penentuan waktunya,'' 
ungkap dia.
 Diperkirakan bakal dilaksanakan Desember mendatang atau tahun 2010. 

Viddy mengungkapkan, seminar tersebut digagas oleh budayawan Internasional, 
yakni Profesor Tan Sri Ismail Hussein, Ketua Umum GAPENA (LSM Kebudayaan di 
Malaysia), Siri Neng Buah (Direktur Direktorat Warisan Budaya Kementerian 
Komunikasi,Penerang an dan Kebudayaan Malaysia). (feb)




 



Perajin Musiman Tempat Bakar Sate di Bojonegoro 
Minta Tunda Soft Opening Lamongan Plasa 
Pembubaran Mapolwil Kewenangan Mabes Polri 
Eksepsi Terdakwa Ditolak, Sidang Dilanjutkan 
Tangkap Dua Pembobol SDN Cendoro 2 
Selidiki Unsur Gratifikasi Pencairan Dana Persibo 
Enam Orang Kembalikan Formulir 
Minta PG Cabut Surat 
Meningkat 85 Persen Lebih 
Dua Guru SD Dituntut Satu Tahun 
Ditarget Kelar Desember 
Ciduk Pengepul Togel Beromzet Jutaan 
Dua Oknum Wartawan Akhirnya Dibui 
Ditolak Usulan PDIP Calon PPK Tes Tulis 
147 Desa Terima Dana BKD Rp 13 M 
KPUK Dipanggil PTUN 
92 Karya Ilmiah Siswa SMP Dilombakan 
Sehari 1.500 Surat Balasan CPNS 
Bayi Pertama Masih Dirawat 
Raker, Libatkan PMR dan Pembina 
Terpeleset Aspal, Pengendara Motor Tewas 
Izin Tempat Ibadah Harus Disetujui 60 Warga 
Kota Belum Bebas Banjir 
Satpol PP Preteli Spanduk Kedaluwarsa 
Truk Tergencet di Depan Mapolres 
Berharap Semua Klub Ikut 
Mentalitas Pemain Persela Disorot 
Tinggal Tunggu Pengesahan pemain 
15 Kenshi Ikuti Gashuku 
Siap Gelar Kompetisi Internal 
Dijajal Petinju Kediri 

HALAMAN KEMARIN 



Ketika Pedagang di Sentra Tanaman Hias Lamongan Mengalami Kesulitan Air 
Kejaksaan Bidik Korupsi di Bank Daerah 
Fraksi-Fraksi Soroti Penurunan RAPBD 2010 
Akui Terima Dana Persibo, Sebut Nama Presiden 
Tahan Panitia Pendistribusian Beras 
Berharap Tak Ada Banjir Lagi 
Peras Kepala SDN, Dua 
FKB-FPDIP Tuntut Jatah Komisi 
Diumumkan 28 November 
Anggot

[ac-i] Membicarakan ”proyek” nasionalisme, seka li lagi ?

2009-08-17 Terurut Topik Chris Poerba
Oleh : Chris Poerba

Kutukan

Tidak nasionalis, kata beberapa orang, bila saat tujuh belas
agustus-an lupa menaikkan sang saka merah putih di tiang tertinggi, di
halaman rumahnya. Tidak nasionalis juga, bila ada orang yang lupa,
salah satu saja dari ke-lima sila dari Pancasila. Sangat memalukan dan
tidak nasionalis lagi bila ada yang lupa beberapa bait lagu saat
menyanyikan Indonesia Raya. Mungkin juga semakin tidak nasionalis lagi,
kalau ada yang tidak tahu berapa jumlah bulu di sayap, dada dan ekor
burung Garuda Pancasila, yang merupakan simbolisasi dari jargon kata
nasionalisme itu. Terakhir juga tidak nasionalis kalau tidak mendukung
kesebelasan sepakbola dari negeri ini saat bertanding dengan
kesebelasan dari negara lain. Anehnya, ada juga yang mengatakan saya
lebih nasionalis dari anda, karena saya datang dan menonton langsung
pertandingan itu, di Stadion Senayan, tidak hanya nonton di layar kaca.
Hingga nasionalis pun kembali menjadi ”kecap” yang diusung para calon
presiden dalam pemilu kali ini, yang dalam artian, lebih mengutamakan
negara dan rakyat daripada kepentingan pribadi, katanya itu nasionalis.
Debat antar capres pun kembali  mengusung ”kecap” nomor satu ini, saya
yang lebih nasionalis daripada capres yang lainnya. Membingungkan,
sebenarnya ”binatang” apa nasionalisme itu, hingga banyak sekali sumpah
serapah bahkan orang yang satu dan lainnya saling memberikan kutukan.
Kutukan nasionalisme.

Diskursus 


Dalam kebangsaan kita, mungkin nasionalisme dapat disinonimkan
dengan dua pemaknaan yang hampir setara yaitu kemerdekaan dan
kedaulatan. Dua pemaknaan akan arti nasionalisme ini juga terkait
dengan peristiwa yang mewarnai perjalanan bangsa Indonesia hingga saat
ini. Dari saat menjelang detik-detik kemerdekaan dan sampai sekarang
ini, saat kita sekarang terus berupaya menjaga kedaulatan pasca
kemerdekaan, yang heroik itu, katanya.

Nasionalisme dalam pergerakan menuju kemerdekaan, maka musuhnya
sangat jelas, penjajah dan imperialisme kolonial barat, yang telah
banyak ”menghisap” semua sumberdaya yang ada dari Bumiputera, ibarat
seorang perampok yang telah selesai menguras semua harta kekayaan dan
hanya meninggalkan tangis dan luka yang berkepanjangan. Kenangan yang
hanya menyisakan sebuah trauma sejarah. Sehingga jelas nasionalisme
kala itu, merupakan simbol perlawanan saat menentang kolonialisme
Belanda dan Jepang. Bibit-bibit nasionalisme sudah tumbuh saat itu.
Namun, meskipun kebangkitan rasa nasionalisme sudah terjadi pada masa
itu, akar-akarnya pun sudah jelas, yaitu menghadapi musuh yang sama,
tapi konsepsi akan kesepakatan nasionalisme yang akan dianut secara
kolektif dan bersama masih sangat beragam, belum mengerucut, seperti
sebuah piramida terbalik. Beberapa orang memiliki pemahaman akan ide
nasionalisme yang sangat berbeda. Diskursus nasionalisme pun kerap
terjadi, setiap pihak menanyakan kembali konsep-konsep nasionalisme
dari pihak lain. Ada yang saling kompromis dan ada yang terus
”berkelahi” bahkan hingga saat ini. Ide nasionalisme masih liar, belum
menjadi ideologi yang sama, yang bisa dijadikan menjadi paham dan
falsafah hidup berbangsa.

Setidaknya sampai pada tahun 1930-an, saat Indonesia belum merdeka
pun,  konsep nasionalisme sudah menguak ke permukaan, terdapat 3 partai
besar yang mengusung ideologi nasionalisme ini, namun ketiganya
memiliki pengertian yang saling berbeda. Ketiga partai besar kala itu
adalah Parindra, Gerindo dan PSII. Menurut Wilson, si penulis buku
”Orang dan Partai Nazi di Indonesia, Kaum Pergerakan Menyambut
Fasisme”, mengatakan, ”Pada tahun itu sebenarnya perdebatan yang paling
seru adalah antara Parindra-nya Soetomo dengan Gerindo-nya Amir
Syarifuddin. Karena Parindra ini mendefinisikan nasionalisme dengan
mudah saja, dengan membalikan begitu saja kata kolonial tersebut,
kolonial berarti bukan nasionalisme. Nasionalisme hanya dimiliki oleh
orang-orang yang dianggap Indonesia asli, maka muncul juga istilah 
pribumi dan bukan pribumi, jadi Parindra ini hanya membalikan saja. Dan
yang dimaksud dengan orang-orang Indonesia ini hanya meliputi
orang-orang pribumi ini saja. Inilah yang akhirnya menjadi rasis, kan.
Sehingga nantinya kita jadi anti Cina, anti Arab dan anti asing.
Parindra sendiri adalah partai yang besar saat itu, dan Doktor Sutomo,
si pendiri Budi Utomo itu, jelas seorang yang diakui punya legitimasi
saat itu.”

Alhasil Gerindo, yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin merasa khawatir
dengan adanya konsepsi nasionalisme-nya dari Parindra itu yang terlalu
reaksioner, sangat konservatif, tidak demokratis dan bahkan berbau
rasis. Definisi nasionalisme dari Parindra itu pun dianggapnya tidak
sesuai dengan kultur Indonesia yang sangat pluralis baik secara sejarah
dan budaya. ”Definisi nasionalisme seperti itu sangat diskriminatif.
Juga nasionalisme dalam arti yang sangat sempit karena nasionalisme
seperti itu tidak mengandalkan pluralisme akan sangat berbahaya
kemudian, bagi Indonesia, karena seperti ini yang oleh orde baru akan
’dikanankan’ lagi

[ac-i] KOMPETISI MOST- UNESCO- LIPI AWARD : CALL FOR PAPERS

2009-07-28 Terurut Topik Chris Poerba


  Sekedar informasi 

KOMPETISI MOST- UNESCO- LIPI AWARD : CALL FOR PAPERS

  Selasa, 12 Mei 2009
  
  CALL FOR PAPERS
KOMPETISI MOST-UNESCO-LIPI AWARDKARYA TULIS TENTANG PELAKSANAAN HAK ASASI 
MANUSIA (HAM) DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ILMU-ILMU SOSIAL DAN 
KEMANUSIAANBAGI ILMUWAN MUDA INDONESIA
Tema:
Pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia dalam Perspektif Ilmu-ilmu 
Sosial dan KemanusiaanSub tema :
Hak-Hak Sosial (Social Rights)
Hak-Hak Ekonomi (Economic Rights)
Hak-Hak Sipil (Civil Rights)
Hak-Hak Politik (Political Rights)
Ketentuan peserta:
Usia peserta maksimum 35 tahun
Minimum lulusan Perguruan Tinggi
Memiliki track record dalam penelitian atau penulisan ilmiah (sertakan biodata 
lengkap)
Ketentuan Makalah :
Penelitian orisinil baik secara  individu atau atas hasil kerja kelompok yang 
belum pernah diterbitkan.
Makalah
yang diajukan merupakan analisis sosial dengan disertai pemecahan suatu
masalah dalam perumusan kebijakan publik yang berkaitan dengan HAM dan
dapat diimplementasikan.
Panjang tulisan antara 5000-8000 kata (tidak termasuk tabel dan diagram).
Ditulis dengan menggunakan huruf tahoma font 11, satu setengah (1,5) spasi.
Seleksi dan Penghargaan Pemenang
Setiap
makalah yang masuk akan diseleksi dan dinilai oleh tim Juri MOST dan
seluruh makalah menjadi hak milik panitia. Lima makalah terbaik akan
dipresentasikan dalam acara workshop MOST- UNESCO -LIPI dengan tema
?HAM dalam perspektif Imu-ilmu Sosial dan Kemanusian?, untuk kemudian
disaring dan dipilih menjadi tiga orang pemenang. 
Ketiga
pemenang akan menerima Penghargaan MOST UNESCO LIPI berupa sejumlah
uang dan piagam. Karya Tulis pemenang akan dipromosikan untuk
diterbitkan di Jurnal Masyarakat Indonesia dan/atau Journal of
Indonesian Social Sciences and Humanities (JISSH)-Jurnal Internasional
Ilmu Sosial-LIPI.
Pengiriman Makalah
Makalah
(dalam bentuk softcopy) dapat dikirimkan melalui e-mail ke
mostlipi...@yahoo.com, mostlipi...@gmail.com, mostlipi...@plasa.com dan
diterima panitia paling lambat 15 Juli 2009. Sekretariat Panitia

Kedeputian
Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Penelitian
Indonesia (Deputi IPSK-LIPI), Gedung Widya Sarwono Lt 3
Jl. Gatot Subroto No 10, Jakarta Selatan
Indonesia, Tel./Fax. (021) 522 2085.
Contact Person : Endang S Soesilowati 081808243437
Bahtiar Rifai 08562717145
Penyelenggara
MOST-UNESCO-LIPI
Atas kerjasama LIPI dengan Kantor UNESCO JakartaTawaran ini diperpanjang sampai 
dengan tanggal 29 Juli 2009.


  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[ac-i] Pendaftaran Relawan Komnas Perempuan

2009-07-28 Terurut Topik Chris Poerba
Sekedar Informasi, mudah-mudahan berguna
Pendaftaran Relawan Komnas Perempuan
29 Juni 2009

 Anda ingin menjadi relawan?

Anda ingin berbuat sesuatu terhadap sesama?

Setiap tahun Unit Pengaduan untuk Rujukan (UPR) Komnas Perempuan
menerima rata-rata 500 kasus pengaduan kekerrasan terhadap perempuan
(KTP).
Sementara jumlah kekerasan meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
2008 jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 54.425, yang ditangani oleh
pemberi layanan di seluruh Indonesia.

Anda mau, Anda bisa bergabunglah menjadi relawan.
Syarat-syarat
Pendidikan minimum SMU dan sederajatPerempuanUsia 20-50 tahunBerdomisili di 
JabodetabekKomunikastifMemiliki pengetahuan tentang kekerasan terhadap 
perempuanMempunyai pengetahuan memberikan konsultasi awalDapat bekerja dalam tim

Untuk informasi hubungi
Unit Pengaduan untuk rujukan



Telp
:
021.3903963


Fax
:
021.3903963


E-mail
:
jana...@komnasperempuan.or.id


Website
:
www.komnasperempuan.or.id



Pendaftaran ditunggu sampai akhir Juli 2009



  Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[ac-i] Madiun Affair 1948 Diskusi Bersama Soemarsono (Jumat, 24 Juli 2009 pukul 16:00-19:00)

2009-07-28 Terurut Topik Chris Poerba
Sekedar informasi, 
Ternyata presiden pertama di republik ini bisa jadi seorang Batak, Kristen dan 
Kiri.Amir Sjarifuddin.

  
Pantau dan TUK



Madiun Affair 1948

Diskusi Bersama Soemarsono



Soemarsono, pada 1945, sebagai ketua Pemuda Republik Indonesia ,

melucuti senjata Jepang dan memimpin perang lawan tentara Inggris di

 Surabaya . Mayor
Jenderal Soemarsono lantas jadi Gubernur Militer

Pemerintahan Front Nasional daerah Madiun pada September 1948. Bersama

Amir Sjarifuddin, dia memimpin long march 100 hari melawan "terror

putih" pemerintahan Perdana Menteri Moh. Hatta. Lantas dia sembunyi di

Pematang Siantar hingga 1964. Pada 1965 dia ditangkap dan ditahan 10

tahun di Salemba. Pada 1987, pindah ke Sydney 
dan menjadi warganegara

 Australia .



"Siapa yang musti memproklamasikan dan menjadi Presiden Republik

 Indonesia 
pertama? Pertama kali yang dicalonkan adalah Amir

Sjarifuddin. Semua pemuda menerima. Cuma Soekarni tanya, `Bung Amir

dimana?' Dia sebenarnya tahu Bung Amir ditawan Jepang di Lowokwaru,

 Malang …
Umpamanya dia diketahui Jepang, lalu dibunuh. Nah kita

mempunyai presiden pertama sudah dibunuh. Bagaimana bisa?"



"Saya ini pelaku, saya saksi. Bahwa sampai kapan pun Peristiwa Madiun

itu bukan suatu pemberontakan, tetapi penindasan dari satu pemerintah

yang melaksanakan Red Drive Proposal dari Amerika Serikat, mau

membasmi kaum kiri dan kami melakukan perlawanan. Lha Berontak Madiun!

Berontak apa? Buktinya apa?"



Teater Utan Kayu

Jl.. Utan Kayu 68H

Jumat, 24 Juli 2009 pukul 16:00-19:00



Penanggap:

Baskara T. Wardaya, sejarawan, menulis disertasi Cold War Shadow:

United States Policy Toward Indonesia 1953-1963; serta buku Bung Karno

Menggugat.



 Wilson ,
sejarawan, menulis buku Orang dan Partai NASI di Indonesia,

sedang bikin documentary soal Soemarsono



Moderator:

Andreas Harsono, wartawan, kini menulis buku A Nation in Name:

Debunking the Myth of Indonesian Nationalism



Screening Film:

Saksi Mata Yang Terlupakan produksi Jaringan Videomaker Independen


  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[ac-i] Selamat Hari Perempuan Internasional (Majalah TAPIAN Edisi Maret)

2009-03-03 Terurut Topik Chris Poerba
Maaf sekedar menyampaikan semoga berguna
 
 
 
   Salam TAPIAN 
( Edisi Maret 2009 ) 
 
Hari Perempuan Internasional diperingati di seluruh dunia pada tanggal 8 Maret. 
Sepanjang sejarah rezim Orde Baru Suharto yang 32 tahun, perempuan Indonesia 
dibungkam, tidak diperbolehkan merayakan Hari tersebut. Ini tidak saja 
mendurhakai kebebasan kaum perempuan untuk merayakan kemenangan mereka. Tetapi, 
juga ”meludahi” Perserikatan Bangsa-Bangsa, di mana Indonesia menjadi salah 
satu anggotanya, karena sudah menjadi keputusan badan dunia itu untuk 
memperingati Hari tersebut. Rezim Suharto dengan enteng menuduh Hari itu 
mendapat ilham dari kaum komunis internasional.
    Lagi-lagi perempuan Indonesia menjadi korban phobia negara. Hari 
Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret merupakan kulminasi 
dari keberhasilan kaum perempuan dalam mengangkat martabat mereka. Bukan karena 
hasil perjuangan seseorang. Gagasan mengenai perlunya satu hari untuk merayakan 
keberhasilan perempuan mulai menggema saat memasuki abad ke-20, ketika 
gelombang industrialisasi dan ekspansi ekonomi kapitalistis menyebabkan 
munculnya protes-protes terhadap kondisi kerja (kaum perempuan). Sejarah 
mencatat kebakaran pabrik Triangle Shirtwaist di New York tahun 1911 yang 
menyebabkan 140 perempuan tewas. Pada 8 Maret 1857, lagi-lagi di New York, 
buruh garmen memprotes kondisi kerja dan gaji yang rendah. 
    Tak ada bau komunisme yang menjadi musuh utama Orde Baru tercium 
dalam rangkaian penderitaan dan perlawanan perempuan itu. Agaknya, para 
penasihat Suharto mencap Hari Perempuan Internasional itu diilhami komunis, 
hanya karena Clara Zetkin, seorang sosialis Jerman, pejuang hak-hak perempuan, 
yang mula-mula mengusulkan diperingatinya Hari Perempuan Internasional pada 8 
Maret 1911.
    Setelah jatuhnya Suharto, dan bangkitnya kaum feminis, 8 Maret 
dirayakan dengan gairah yang besar. Layaknya hak yang sudah kembali. TAPIAN pun 
merayakan kegairahan yang sama. Gairah agar terus membuka tirai peringatan Hari 
itu sebagai pintu masuk untuk membahas sejauh mana perempuan di negeri ini 
sudah menemukan haknya untuk memperoleh perlindungan dari kekerasan yang 
ditimpakan pada mereka, kaum yang ditakdirkan untuk melahirkan dan mengayomi.
    Banyak tulisan di majalah ini yang terkait secara langsung mengenai 
perempuan di bulan Maret ini. Dalam Sudut Pandang tulisan memang kami sengaja 
untuk menggali kembali ingatan kita kala berlangsungnya Tragedi Mei 1998. 
Tragedi pemerkosaan massal yang dikabarkan juga sistemik kepada etnis yang 
sering dianggap dan diperlakukan sebagai minoritas. Tragedi yang pada akhirnya 
mendorong para perempuan mendatangi Istana Negara menemui petinggi di Republik 
ini. Hingga keluarlah Komnas Perempuan. Tulisan di Sudut Pandang yang berjudul 
“Perjuangan Panjang Untuk Martabat Perempuan” ini juga berisikan hasil dari In 
depth interview dengan Saparinah Sadli dan Mely G Tan. Selain juga ada hasil 
transkrip wawancara dengan mantan first lady di republik ini yaitu Shinta 
Nuriyah Wahid yang juga berkomentar, “Kalau Sudah Emosi Tak Ingat 
Undang-Undang.” Yenny Wijaya selaku Koordinator Divisi Penelitian dan 
Pengembangan Komnas Perempuan juga
 menuliskan “Sepuluh Tahun Komnas Perempuan ”.  
Kali ini sengaja tak hanya cukup di satu rubrik saja, selanjutnya dalam Kritik 
Betty Sitanggang selaku Asisten koordinator divisi pemantauan Komnas Perempuan 
juga menyumbangkan tulisan “Perempuan dan Kekerasan yang Dalam Rumah Tangga.” 
Sosok di bulan ini juga mengangkat Kamala Chandrakirana yang hingga kini dalam 
masa akhir menggawangi lembaga Komnas Perempuan. Dia mengatakan bahwa selama 
ini ”Dialog Yang Menjaga Saya.” Hingga Spiritualitas pun masih terkait dengan 
perempuan. Pendeta Sylvana Apituley pengajar di STT Jakarta melakukan otokritik 
dengan tulisan ”(Ber)Teologi Keadilan Dari Perspektif Perempuan Korban 
Kekerasan.” Herankah Anda kalau pelecehan seksual juga terjadi di gereja? Dan 
bahwa karena gereja adalah tempat yang suci maka pelecehan terhadap perempuan 
dianggap otomatis tidak ada. Uraian seorang pendeta Sylvana Apituley ini 
mempersoalkan sejauh mana peran gereja dalam melindungi hak dan martabat 
perempuan. Semoga ini semua bisa
 menyemati kembali Perjuangan Panjang Martabat Perempuan dengan momentum Hari 
Perempuan Internasional di bulan ini.      
    Di Medan, mereka yang berjuang untuk sebuah provinsi Tapanuli 
kelihatannya kehilangan akal sehat, dan menganggap DPRD Sumatera Utara 
menghambat upaya mereka untuk membebaskan Tapanuli dari kemiskinan. Dalam 
sebuah kemelut di gedung DPRD, Abdul Azis Angkat, sang ketua, yang sudah 
terkulai mereka paksa untuk menandatangi persetujuan. Tak ada tanda tangan. 
Yang ada sebuah tragedi dan pemerintah pun memutuskan menutup pintu bagi upaya 
pemekaran wilayah. Akankah cita-cita sebuah provinsi Tapanuli akan hidup terus? 
Apakah laporan Dari Rantau menjawab pertanyan sidang pembaca?
    Jangan besar

[ac-i] Amir Syarifuddin : Kapan Indonesia Bisa Menerimanya ? (Majalah TAPIAN Bulan Februari 2009 )

2009-01-30 Terurut Topik Chris Poerba


 

 

Amir
Syarifuddin :  Kapan Indonesia Bisa
Menerimanya ?   

 ( Intisari dari
Majalah TAPIAN Bulan Februari 2009 )

Edisi Khusus Amir Syarifuddin Harahap  

 

 

“Ini jelas suatu yang sangat tragis. Seorang tokoh
yang termasuk empat tokoh besar Indonesia dari tahun 1945 sampai tahun 1947
adalah  Soekarno-Hatta-Syahrir-Amir
Syarifuddin. Nama Amir pasti disebut kalau tahun 1945 sampai 1947. Kalau kita
ditanya mengenai empat orang tokoh Indonesia. Dan hanya Amir Syarifuddin yang 
hingga kini satu-satunya belum juga diangkat
sebagai pahlawan nasional ” 

  (Asvi Marwan Adam)

 

“ Iya, Amir bukan orang nomor satu di PKI, dia
dibawah Musso dan lain lain. Tetapi
bagi penulisan sejarah orde baru itu sangat penting. Karena dia itu tadinya 
perdana menteri dan yang
juga menjadi PKI. ”

(Asvi Marwan Adam)

 

“Kalau kita lihat Amir dengan Tan Malaka. Tan Malaka itu kan akhirnya pada 
tahun 1963 dia direhabilitasi oleh Soekarno.
Dengan mengangkat sebagai pahlawan nasional Alimin juga diangkat menjadi
pahlawan nasional tahun 1964, tetapi Amir waktu itu kan sudah hilang
begitu saja namanya. Sesudah peristiwa Madiun, Amir  sudah meninggal dan 
barangkali bedanya Tan Malaka itu masih punya
pengikut yang cukup kuat seperti Adam Malik, Chairul Saleh, ada tokoh-tokoh
penting lain. Ada  Wikana dan Semaoen
yang  juga orang PKI "

(Asvi Marwan Adam)

 

Hampir saja sang
proklamator di republik ini adalah orang Batak. Bahkan mungkin nyaris  presiden 
pertama Indonesia juga orang Batak.
Ini bukan sekedar kelakar murahan dan juga sentimen kesukuan yang semakin
merajalela akhir-akhir ini. Setidaknya dua pendapat pertama diatas merupakan
sebuah fakta historis. Rapat pada pertengahan Agustus 1945 yang
mengupayakan agar proklamasi kemerdekaan Indonesia selekas mungkin untuk
dilakukan, mengusulkan nama Amir Syarifuddin sebagai orang yang
diusulkan sebagai pembaca teks proklamasi. Semua anggota rapat sepakat akan hal 
itu,
mengingat Amir adalah seorang nasionalis tulen dan tidak pernah sekalipun
melakukan kerjasama dan bahkan sangat gencar menentang fasisme Jepang 
dibandingkan
tokoh-tokoh lainnya pada masa itu. 
Rapat para pemuda itu diwakili oleh berbagai eksponen sebut saja dari
kelompok Tan Malaka, pendukung Sutan Syahrir, termasuk kalangan faksi-faksi
kiri lainnnya.  

Akhirnya peserta rapat
terperanjat dan sadar bila saat itu Amir masih berada dalam tahanan Jepang.
Akhirnya pilihan untuk sang proklamator mengalir kepada Soekarno dan Hatta.
Berdasarkan usul dari Sutan Syahrir yang sebelumnya juga menolak membacakan
teks proklamasi.   

    Peran Amir Syarifuddin bagi Indonesia
ini selain konsisten sebagai aktivis dan tokoh gerakan nasional yang menentang 
fasisme
Jepang. Dia juga sosok penting saat masa-masa kemerdekaan Indonesia. Amir
Syarifuddin pernah menjabat sebagai 
Menteri Penerangan yang pertama (19 Agustus 1945-14 November 1945),
Menteri Keamanan Rakyat dan Menteri Penerangan (ad interim) di kabinet I
Perdana Menteri Soetan Sjahrir (14 November 1945-12 Maret 1946), Menteri
Pertahanan dalam Kabinet II Perdana Menteri 
Sutan Syahrir (12 Maret 1946- 2 Oktober 1946) dan kembali diangkat
menjadi Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet III Perdana Menteri Sutan Syahrir
(2 Oktober 1946 – 27 Juni 1947). Di bulan Juli 1947 setelah Perdana Menteri
Sutan Syahrir mengundurkan diri akibat krisis politik kabinet Amir Syarifuddin 
terpilih
menjadi Perdana Menteri (3 Juli 1947- 29 Januari 1948). 

Peran
Amir juga tak sedikit saat terlibat dalam Kongres Pemuda tanggal 28 November
1928 yang berhasil mengikrarkan janji Sumpah Pemuda. Amir merupakan wakil dari 
Jong
Batak. 
Sumbangan pemikirannya pun tidak sedikit bagi republik ini. Saat
menjabat sebagai menteri penerangan yang pertama Amir mengeluarkan maklumat
kebebasan pers. Tahun 1939, pada saat di Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia)
dia berupaya untuk menyatukan semua elemen dan eksponen gerakan rakyat untuk
memperjuangkan kemerdekaan. Saat itu juga dia mengusulkan agar konsep
kewarganegaraan bukan berdasarkan atas darah dan ras melainkan berdasarkan
tempat kediaman dan hak-hak yang melekat sebagai warganegara. Pemikiran
yang merupakan kritik atas kebijakan rasialis Belanda yang mencoba untuk
memecah belah warganegara dalam kategori “pribumi” dan “pendatang”. Tahun 1946,
saat menjabat di Kementerian Pertahanan 
Amir mengusulkan ide tentang tentara kerakyatan. Hal ini yang
membuatnya berseberangan dengan perwira militer KNIL dan PETA yang menginginkan
konsep dwifungsi dalam militer. Amir menginginkan tentara tidak terlampau jauh
dalam mencampuri urusan-urusan sipil. 
Dan  militer berada di bawah
pengawasan rakyat. Kongres yang melahirkan sebuah ikrar bersama, yang harinya 
akan
selalu dikenang sebagai Hari Sumpah Pemuda.


Meskipun demikian buku putih dan sejarah “pemenang”
di negeri ini mencatat sosok Amir Syarifuddin yang kontroversial dengan terus
memberikan stigma kepadanya sebagai seorang mantan perdana menteri yang menjadi
komunis dan keterkaitannya dengan peristiwa di 

[ac-i] Amir Syarifuddin : Sejarah Gelap Indonesia (Majalah TAPIAN Edisi Februari)

2009-01-30 Terurut Topik Chris Poerba
Salam TAPIAN
   Ketika
orang belum membayangkan pengkotakan dalam garis agama suatu ketika
akan memperumit pembangunan bangsa ini, dalam diri tokoh nasional asal
Padang Lawas ini terbaca suatu simbol pemersatu. Namanya menunjukkan
dia seorang Islam, tetapi toh agamanya Kristen. Cintanya juga lebih
besar dari adat yang purba. Dia
mempersunting istri yang juga bermarga Harahap. Rubrik Sudut Pandang
TAPIAN bulan ini menyuguhkan laporan tentang nasib tragis Amir
sampai-sampai istri, anak-anak, dan sanak-saudaranya dilarang memugar
kuburannya. 

Bagaimanakah
seseorang ingin dikenang dalam sejarah? Dibuatkan patung atau lebih
merasa dimuliakan kalau mereka yang ditinggalkan mengenang karya-karya
yang telah diciptakannya? Apa jawab Sitor Situmorang, raja penyair dari
Tanah Batak, yang akan merayakan ulangtahunnya yang ke-85, Oktober
mendatang, di Jakarta dan bukan di Paris? Dalam rubrik Sosok terasa dia
masih ”beteng,” yang dengan cekatan berdiri dan meninju meja untuk
membela pendiriannya, membawa ingatan pembaca pada hangatnya hati orang
Batak kalau terlibat perdebatan di kedai kopi atau pakter tuak. 
Penggolongan
masyarakat Bali dalam kasta-kasta hanyalah peninggalan penjajah
Belanda. Di Bali, sudah lama tumbuh semangat egaliterianisme, di mana
seseorang dipandang bukan dari kedudukan kastanya, tetapi dari hasil
kerjanya. Kasta adalah pilihan. Seorang Sudra bisa menjadi seorang
Brahmana. Lihatlah betapa manisnya kenyataan zaman sekarang, I Made
Mangku Pastika yang adalah Sudra, sementara wakilnya adalah seorang
Kesatria. Ikuti rubrik Spiritualitas.
Cafe-cafe halak kita
tumbuh menjamur di Jakarta. Para pengunjungnya tentulah mereka yang
punya waktu dan uang untuk mengatasi tekanan pekerjaan dengan
merebahkan diri pada alunan musik dan suasana yang menghibur. Rubrik
Musik sekali ini tidak berbicara mengenai musik, tetapi mengantarkan
kepada para pembaca kabar tentang betapa kerasnya hidup para musisi
yang tampil di cafe-cafe. Mereka seperti menghamba mengharap saweran,
pulang menerjang malam yang dingin, lebih gigih dari kelelawar.
Ada
berita di rubrik Kabar Kita tentang penghormatan khusus untuk
Nommensen, yang telah membawa peradaban baru ke Tanah Batak.
Orang-orang penting yang menduduki posisi pemerintahan, atau di
luarnya, para seniman, dan para pebisnis yang jaya sekarang ini,
barangkali juga tak lupa pada jasa ”Rasul Orang Batak” itu. Ingat 
gitaris dan rocker
Sonata Tanjung yang pernah main untuk grup AKA dan SAS? Di rubrik
Pesohor dia tampil bukan sebagai rocker lagi, tapi sebagai pendeta dan
pembina musik di sebuah gereja di Surabaya. Tangannya lumpuh disengat
listrik. Hanya doa yang telah memulihkan tangannya itu. Sebagai rasa
syukur dia mengabdikan bakat dan hidupnya untuk gereja.
Di rubrik Wisata tampil perupa Heri Dono yang diajak raun-raun
menikmati Medan dan keindahan Danau Toba. Sebuah legenda tetap
menunjungi Anda. Dan, hidangan rasanya tak sempurna kalau tak ada  analisa 
permainan akhir yang disuguhkan Om Galung.




  Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard 
Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[ac-i] Festival Film Rusia 2009 (Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia)

2009-01-26 Terurut Topik Chris Poerba


Sekedar Informasi 


Festival
Film Rusia 2009
Dalam rangka memperingati 100
tahun Perfilman Rusia Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia menggelar 
Festival
Film Rusia 2009 selama bulan Januari-Maret 2009.  Pemutaran film akan digelar 
setiap pekan (setiap Rabu pukul
18.30 – selesai)  akan diputar
masing-masing 1 film.  Festival
bertempat di Auditorium Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia, Jl.
Diponegoro 12. Menteng Jakarta Pusat.

 

Kami mengundang khalayak dan
pecinta film untuk pemutaran film-film tersebut.  Adapun jadual kegiatan adalah 
sebagai berikut: 

 

 


 
  
  Tanggal Tayang
  
  
  Judul Film dan Sutradara 
  
 
 
  
  28 Januari 2009
  
  
  The Tale of Tsar Sultan (Сказка О Царе Салтане)
  
 
 
  
  4 Februari 2009
  
  
  Father Frost (Морозко)
  
 
 
  
  11 Februari 2009
  
  
  Finish The Bright Falcon (Финист Яасный Сокол)
  
 
 
  
  18 Februari 2009
  
  
  Through Fire, Water and Brass Pipes (Огонь, Вода и Медные Трубы)
  
 
 
  
  25 Februari 2009
  
  
  Ruslan and Lyudmila (Руслан и Людмила)
  
 
 
  
  4 Maret 2009
  
  
  Barbara The Fair With The Silken Hair (Варвара-Краса, Длинная Коса)
  
 
 
  
  11 Maret 2009
  
  
  Sadko (Садко)
  
 
 
  
  18 Maret 2009
  
  
  Starik Khottabich (Старик Хоттабич)
  
 
 
  
  25 Maret 2009
  
  
  Ilya Muromets (Илья Муромец)
  
 


 



 

 

 




  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[ac-i] Trs: [HISTORIA-INDONESIA] Diskusi " Kasus Trowulan dalam Babak Hikmah"

2009-01-13 Terurut Topik Chris Poerba

Sekedar menyampaikan, mudah-mudahan ini  bisa berguna

CP 


--- Pada Sel, 13/1/09, Tijok  menulis:
Dari: Tijok 
Topik: [HISTORIA-INDONESIA] Diskusi " Kasus Trowulan dalam Babak Hikmah"
Kepada: komunitashisto...@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 13 Januari, 2009, 5:49 PM











Hanya  menyampaikan email dari joyo (elanto) siapa tahu ada yg 
berminat..


Yayasan Niat Baik (YNB) bersama Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia [pda] 
akan menyelenggarakan Diskusi " Kasus Trowulan dalam Babak Hikmah" dengan pakar:

-Prof. Mundardjito
-Prof. Gunawan Tjahyono
-Drs. Gatot Gautama M.Hum
-Ir. Ridwan Kamil
-Ir Adhi Moersid *
-Pejabat PU*
*dalam konvirmasi

di Flora Kafe, Komplek MBAU, Jl. Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan
Rabu , 14 Januari 2009 Pukul 17.30 – selesai

Mohon konfirmasi kehadiran pada:
Pusat Dokumentasi Arsitektur
Up. Sdri. Uni/Ryan (021) 57992602 atau pdai_2...@cbn. net.id

PERUMUSAN LANGKAH KE DEPAN", yang akan dilaksanakan pada: 

Hari, tanggal : Rabu, 21 Januari 2009 // Waktu : Pukul 18.00-21.00 WIB // 
Tempat : Domus Matahari, Jl. Veteran I No. 30 Jakarta Pusat (lokasi deretan Es 
Krim Ragusa dan Rumah Babah restaurant) // Narasumber: Prof. Mundardjito //
 Moderator : Bambang Eryudhawan // Pembahas : Dewan Pakar BPPI // 

Pendaftaran dan konfirmasi kehadiran: Sekretariat BPPI -- Nisa di 0815.822.1603 
(n...@bppi-indonesi anheritage.org) atau Wirat di 0878.611.94691 (wi...@bppi- 
indonesianheritage.org).
 
Wajib militer di Indonesia?  
 Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
  




 

















  Ada Naruto, Sandra Dewi dan MU di Yahoo! Indonesia Top Searches 2008. 
http://id.promo.yahoo.com/topsearches2008

[ac-i] Siti Musdah Mulia ; "MEWASPADAI BAHAYA HIV/AIDS : PERSPEKTIF ISLAM" (Majalah TAPIAN Edisi November 2008)

2008-12-09 Terurut Topik Chris Poerba

Sekedar informasi semoga berguna

Selamat untuk Ibu Siti Musdah Mulia yang telah menerima Yap Thiam Hien Award
Atas jasanya yang gigih dan berani memperjuangkan pluralisme, hak-hak perempuan 
dalam islam, kebebasan sipil, dan kesetaraan hak-hak konstitusional setiap 
warga negara di dalam demokrasi Indonesia. Termasuk juga memperjuangkan 
representasi keislaman yang teduh dan inklusif. (Sumber : Kompas, Jumat 5 
Desember 2008)    

Berikut tulisan Siti Musdah Mulia di majalah TAPIAN (Edisi November)
Sekedar informasi 
Semoga berguna

CP
http://kritikdiri.blogspot.com/2008_11_01_archive.html



  Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers.yahoo.com

[ac-i] Boru-Boru Batak Inspirasi Kita Semua - Edisi Hari IbU (Majalah TAPIAN Desember)

2008-12-03 Terurut Topik Chris Poerba
 menuju budaya untuk kemanusiaan.

Dengan semangat
keberagaman dan toleransi antar setiap etnis    

Dalam terus
merawat  “Bhinneka Tunggal Ika”   

   

 

Chris 
Poerba

Wartawan dan
Penggiat 

Majalah TAPIAN

http://kritikdiri.blogspot.com/


  Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[ac-i] FESTIVAL FILM RUSIA 2008 ( Pusat Kebudayaan Rusia Jakarta )

2008-11-28 Terurut Topik Chris Poerba
dokumen pemotretan
penangkapan dan penembakan mati, yang kemudian diantarkan kota tempat
tinggal bintang saingan, Demikina. Jatuh cinta
pada Olga, Viktor Menchoka berusaha memenangkan cintanya itu, jauh dari
arti kebenaran peristiwa politik mengenai wanita yang terjadi di Rusia.

Sutradara: Nikita Mikhailov
Skenario : Frederick Gorenstein, Andrei Mikhalkov
Pemain   : Yelena Solovei, Rodion Nahaletov, Aleksandr Kalyagin
Durasi: 94 menit

ALADIN DAN LAMPU AJAIB (WOLSHEBNAYA LAMPA ALADDINA)

Versi
berwarna film yang dibuat di Rusia ini berdasarkan atas dongeng yang
ada di wilayah Timur Tengah. Seorang penyihir Magribi yang jahat
memohon kepada bintang-bintang untuk memberitahukan kepadanya nama
seorang lelaki yang dapat menciptakan keajaiban. Bintang-bintang
menjawab : "Namanya Aladin". Seorang putri sultan yang cantik bernama
Boudour tinggal di Baghdad. Siapapun yang berani menatapnya secara
langsung akan dieksekusi. Tetapi putri cantik yang keras kepala dan tak
dapat ditebak ini meminta Aladin untuk menatapnya. Saat itu adalah saat
yang genting bagi Aladin, ia jatuh cinta. Dan lampu ajaib, dengan jin
yang berkuasa di dalamnya siap untuk mememnuhi tiap permintaan dari
tuannya, membantu Aladin untuk mempertahankan cintanya dan mengalahkan
penyihir Magribi.

Produksi: Gorky Film Studio, 1966
Sutradara   : Boris Rytsarev
Skenario: Viktor Vitkovich, Grigory Yagdfeld
Pemain   : Boris Bystrov, Dodo Chogovadze, Sarry Karryev
Durasi: 84 menit

AGONIYA – RASPUTIN

Menggambarkan
panorama Rusia tahun 1916. Negeri yang telah 3 tahun diterpa perang,
yang belum jelas kapan berakhir. Kekejaman, kelaparan dan kehancuran
terjadi dimana-mana, ditengah-tengah ambiguitas kemegahan dan korupsi,
penguasa yang mencoba mentolerir kaum
pemberontak. Kalangan istana
yang mulai merasakan kehancuran kekaisaran Rusia, ketakutan dan
kepercayaan buta kepada "tokoh suci" Rasputin. Tokoh spiritual
avonturir ini memasuki dan menguasai kehidupan dan kesadaran keluarga
istana, termasuk pada diri Tsar dan para menterinya.

Sutradara: Elem Klimov
Skenario : Semen Lungin, Ilya Nusinov
Pemain   : Aleksei Petrenko, Anatoli Romashin, Velta Line
Durasi: 78+74 menit

MASA KECIL IVAN (IVANOVA DETSTWA)

Karya Sineas Kenamaan Andrei Tarkovsky

"Film
perang seperti inibelum pernah ada" puji kritikus film dan jajaran
penonton karya pertama andei Tarkovsky. Lewat 40 tahun setelah versi
layer lebarnya keluar, :Masa Kecil Ivan: tetap dinilai sebagai film
yang actual. Ini karena film karya Tarkovsky ini bukan mengenai perag.
Film ini justru mengenai kehidupan yangpenuh dengan pertentangan,
mengarah kepada sisi lemah seseorang, namun disinilah perwujudan atas
nilai keluhuran manusia. Dalam film ini, Ivan berumur 12 tahun seorang
pahlawan mata-mata, laki-laki yaitim, remaja dengan karakter yang sulit.

Produksi  : Mosfilm, 1962
Sutradara : Andrei Tarkovsky
Pemain: Nikolai Burlyaev, Valentin Zubkov, Yevgeni Zharikov

MALAM MENJELANG NATAL (NOC PERIED ROZHDESTWOM)

Malam
musim dingan yang cerah, saat rembulan bersinar menerangi orang-orang
yang berhati baik, agar bias lebih bahagia dalam menyambut perayaan
kelahiran Kristus.

Sutradara   : Aleksander Rou
Kamerawan   : Dmitri Suretsky
Komposer  : Arkady Filippenko
Pemain   : Aleksandr Khvylya, Lyudmila Myznikova


Salam 
Chris Poerba
http://bataksekuler.blogspot.com/2008/11/festival-film-rusia-2008.



  

[ac-i] Siapa Mengkhianati Sisingamangaraja XII (Majalah TAPIAN Edisi November)

2008-11-27 Terurut Topik Chris Poerba
 dan toleransi antar setiap etnis   


Dalam terus merawat  “Bhinneka Tunggal Ika”   

 

  

Salam Hormat

 

Chris  Poerba

Wartawan dan Penggiat 

Majalah TAPIAN

 

    

 




  

Re: [ac-i] Salam kenal dari Komunitas Salihara

2008-11-16 Terurut Topik Chris Poerba
Salam rama,
maaf apa saya bisa makalah adonis yang kemarin
di bawakan di salihara.

Terimakasih banyak

Anak Metal 

--- On Fri, 11/14/08, rama <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: rama <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [ac-i] Salam kenal dari Komunitas Salihara
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Friday, November 14, 2008, 12:01 AM











Salam kenal juga untuk semua anggota jejaring ACI...



Saya Rama Thaharani, penggiat seni dari Komunitas Salihara.



Senang bisa bergabung di milis ini... :)



Salam hangat,



Rama.



www.salihara. org




  




 

















  

Re: [ac-i] jurnal sairara: dua puluh tahun institut dayakologi

2008-05-24 Terurut Topik Chris Poerba
20 tahun 
bukanlah proses yang singkat
untuk terus berjuang..
merayakan keberagaman lokalitas
.masyarakat adat
ekologi...
dari semua yang terlalu 
mainstream di .
republik ini.

Jangan pernah letih
hanya kerja kerja akar rumput 
dan semangat  yang 
akan mengalahkan
.segalanya 

konservasi ekologi
rayakan lokalitas
gali terus nilai nilai kearifan 
tradisional
.itulah 
kenapa kita lebih beradab 
beda
dengan yang lain !!

SELAMAT ULANG TAHUN INSTITUT DAYAKOLOGI 

CP
Metal Militan
Peneliti Lepas


 

sangumang kusni <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
  Jurnal Sairara: 
   
   
  DUA PULUH TAHUN INSTITUT DAYAKOLOGI  
   
   
  Hari ini 21 Mei 2008, Insttitut Dayakologi  [ID], tepat berusia 20 tahun. ID 
bermula dari sebuah kelompok diskusi antar beberapa cendekiawan muda Dayak di 
Pontianak yang prihatin dan memikirkan keadaan masyarakat Dayak, di antara 
mereka adalah Mecer, pengajar pada Universitas Tanjungpura, Stepanus Djuweng, 
sarjana bahasa Ingris, mantan orang pertama ID,  John Bamba, sekarang 
penanggungjawab utama ID. 
   

  Dari komposisi anggota awal janis ID ini,  yang ingin kugarisbawahi adalah 
peranan cendekiawan engagé [berkomitmen manusiawi] dalam pemberdayaan dan 
pembangunan  masyarakat untuk keluar dari keterpurukan. Komitmen manusiawi akan 
membawa para cendekiawan turun dari menara gading mereka dan langsung menyatu 
dengan masyarakat baik di hulu, di muara sungai, atau yang jauh terletak di 
pegunungan yang sunyi. Tanpa komitmen kuat dan kesetiaan pada komitmen ini, 
kiranya, tidak mungkin ada kesanggupan demikian. Tanpa komitmen yang disetiai 
dan dikhayati, maka ide-ide baik hanya akan jadi kata-kata di kertas yang makin 
menguning dan lusuh dari hari ke hari. Terpisah kata dan perbuatan, kata yang 
tak dikhayati akan membuat para cendekiawan,  yangcepat atau lambat 
mengkhianati diri sendiri, mengingkari kata-katanya sendiri, tak obah seekor 
kuda yang  tersuruk di tengah jalan. Padahal daya tahan seekor kuda diuji dalam 
perjalanan jauh.
   
   
  Pertanyaan kunci yang dibicarakan dalam kelompok diskusi awal ini, janin dari 
ID, adalah: Apakah keterpurukan masyarakat Dayak merupakan hal yang fatal? 
Merupakan nasib ataukah suatu hasil perkembangan? Bagaimana kongkretnya keadaan 
masyarakat Dayak sekarang? Apa-bagaimana jalan keluar dari keterpurukan ini 
jika ia tidak merupakan takdir, bukan nasib dan bukan hal fatal?
   
   
  Setelah menganalisa keadaan masyarakat dan sepakat bahwa keterpurukan 
bukanlah takdir, dan bukan pula nasib, lebih-lebih lagi pula hal yang fatal, 
tapi ada  jalan keluar dengan semangat kemandirian, maka 
cendekiawan-cendekiawan muda ini berkeputusan untuk membentuk sebuah lembaga 
yang dinamakan Institute Dayakology for Research and Development [IDRD]. Nama 
ini beberapa tahun kemudian dirobah menjadi Institut Dayakologi.  Tanpa 
mengobah misi dan visinya. Progam jangan pendek, menengah dan panjang pun 
disusun yang dijadikan patokan bagi kegiatan-kegiatan membawa masyarakat Dayak 
keluar dari keterpurukan. ID adalah sarana untuk melaksanakan konsep yang 
diperoleh dan dirumuskan melalui diskusi-diskusi panjang dan sengit. 
   
   
  Wacana, organisasi dan program  agaknya merupakan tingkat-tingkat 
perkembangan yang dilalui oleh ID. Wacana, organisasi ini pun  terus-menerus 
disempurnakan dari saat ke saat agar selalu tanggap zaman dan aspiratif.  
Wawasan dikembangkan terus-menerus melalui belajar tanpa lelah. Belajar dalam 
arti luas, baik dari buku, pengalaman orang lain, dari proses "trial and 
error",  dari kehidupan nyata.
   
   
  Dari nama semula yaitu  IDRD, sebenarnya bisa dilihat kerangka ide dan 
program yang dijadikan pegangan oleh ID. Dayakologi, jika pemahamanku benar,  
mau memperlihatkan bahwa lembaga ini menitik beratkan masalah masyarakat Dayak 
sebagai pusat perhatian dan pekerjaan. Dan masalah Dayak dihadapi dan 
depecahkan secara logos, secara nalar, tidak emosional.  Agar bisa bersikap 
nalar maka harus bersikap mencari kebenaran dari kenyataan. Untuk mengenal 
kenyataan diperlukan  penelitian [research] lapangan yang intensif dan 
sunguh-sungguh. Tujuannya: membangun masyarakat Dayak bertolak dari 
pemberdayaan agar manusia Dayak bisa menjadi aktor aktif usaha  pemberdayan dan 
pembangunan diri dan masyarakat. Pembangunan tanpa didasarkan pada pemberdayaan 
di mana anggota masyarakat hanya menjadi obyek dan bukan subyek atau aktor 
pemberdayaan diri, kiranya akan tidak mencapai tujuan pembangunan yang hakiki.  
   
   
  Dalam usaha pemberdayaan dan pembangunan agar keluar dari keterpurukan, agar 
manusia Dayak menjadi aktor sendiri dari pemberdayaan dan pembangunan, maka ID 
mengawali kegiatan dengan proses yang disebut oleh Paulo Freire sebagai proses 
penyadaran [conscientization process].
   
   
  Guna menyebarkan ide-ide dan kegiatan, sejak dini menerbitkan sebuah bulanan 
bernama K