[balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra Kita dan RUU APP

2006-03-13 Terurut Topik Noni Mira Timotius

Musim Gugur Kembali di Connecticut,
Sastra Kita dan RUU APP
---

Oleh: Mula Harahap


Tangan Tono masih di perut istrinya. Leher istrinya
diciumnya lagi. Dibisikkannya beberapa kalimat di
telinga istrinya. Istrinya tersenyum. Sambil bangkit
dari pangkuan Tono, istrinya menyeretnya masuk ke
balik tirai. Mereka mulai menanggalkan baju. Kemudian
suara dua badan yang dihempaskan di tempat tidur
terdengar bersama keriutnya besi-besi ranjang

Tono merapatkan badan ke badan istrinya. Sesaat
sentuhan kulit menggetarkan seluruh syaraf Tono.
Dirabanya seluruh tubuh istrinya. Dicumnya istrinya
dengan penuh keberahian. Oh, alangkah nikmatnya
kebebasan, pikir Tono. Alangkah tahu terimakasih
penderitaan itu. Dan waktu istrinya menanggapi dengan
panasnya berahi yang sama, seonggok gelombang nafsu
menggulung kedua tubuh itu

Jam berdentang satu kali di kamar makan. Tono
tersentak bangun. Istrinya masih tidur di sampingnya.
Tubuhnya yang telanjang dan tergeletak dengan tenang
itu mengingatkan Tono pada salah satu lukisan
Gauguin...

Tono mengangkat jaketnya. Seperti biasa dia cium dulu
lengan-lengan jaketnya. Hidungnya menyengir sebentar.
Bau mani kering menusuk hidungnya. Dia tersenyum.
Istrinya tersenyum...

Kalimat-kalimat di atas saya ambil dari cerpen Musim
Gugur Kembali di Connecticut karya Umar Kayam. Dia
bukan saya ambil dari sebuah buku stensilan konsumsi
anak remaja. 


Siapa pun yang telah membaca cerpen ini pasti akan
setuju bahwa di dalam berkarya tidak ada maksud dari
Umar Kayam--sastrawan besar itu--untuk memancing
selera rendah pembacanya. Kalimat-kalimat itu
dipakainya sebagai simbol gairah seorang manusia
terhadap kehidupan; manakala nalurinya telah mencium
bau kematian. Musim Gugur Kembali di Connecticut
bercerita tentang tragedi seorang intelektual bernama
Tono yang dituduh terlibat PKI, dan yang kemudian
digiring oleh sekelompok tentara ke sebuah kebun
karet.

Simbolisasi terhadap suatu hal, yang dilakukan lewat
penggambaran aktivitas seksual, tentu saja akan kita
temukan di banyak karya sastra. Dia ada di novel Ahmad
Tohari, Pramoedya Ananta Toer, Somerset Maugham, Yukio
Mishima, Fira Basuki, Guy de Maupassant, Ayu Utami dan
lain sebagainya. Dia juga ada di filem-filem karya
sutradara seperti Woody Allen, Bellini, Akira
Kurosawa, Ingmar Bergman dsb.

Lalu bagaimana kita harus mendamaikan penggambaran
aktivitas seksual dalam karya sastra--sebagaimana yang
telah diuraikan di atas--dengan kalimat-kalimat di
bawah ini?

Setiap orang dilarang membuat tulisan, suara atau
rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
lukisan yang mengeksploitasi daya tarik aktivitas
orang dalam berhubungan seks atau melakukan aktivitas
yang mengarah pada hubungan seks dengan pasangan
berlawanan jenis

Setiap orang dilarang menyiarkan, memperdengarkan,
mempertontonkan atau menempelkan tulisan, suara atau
rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
lukisan yang mengeksploitasi daya tarik bagian tubuh
tertentu yang sensual dari orang dewasa melalui media
massa cetak, media massa elektronik dan/atau alat
komunikasi media

Setiap orang dilarang menyiarkan, memperdengarkan,
mempertontonkan atau menempelkan tulisan, suara atau
rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
lukisan yang mengeksploitasi aktivitas orang yang
berciuman bibir melalui media massa cetak, media massa
elektronik dan/atau alat komunikasi medio

Setiap orang dilarang membuat, menyebarluaskan, dan
menggunakan karya seni yang mengandung sifat
pornografi di media massa cetak, media massa
elektronik, atau alat komunikasi medio, dan yang
berada di tempat-tempat umum yang bukan dimaksudkan
sebagai tempat pertunjukan karya seni

Kalimat-kalimat yang saya kutip kemudian ini adalah
bunyi pasal-pasal--ada 11 bab dan 93 pasal
banyaknya--dari RUU Antipornografi dan Pornoaksi yang
sedang digodok di DPR.

Para pembela RUU mungkin akan menuduh saya terlalu
mengada-ada. Undang-undang tidak akan mengatur sampai
sedemikian jauh, mungkin begitulah kata mereka.

Tapi saya rasa, undang-undang tidak bisa bersifat
permissive dan main kecuali-kecualian. Begitu ia
diundangkan, ia harus dijalankan dengan tegas dan tak
boleh di-multi-tafsirkan. (Atau--kalau
tidak--pasal-pasal yang menyeramkan atau bisa
di-multi-tafsirkan itu lebih baik dibuang). 


Kalau ia dibiarkan mengambang; maka ia akan membuka
peluang bagi para law-enforcer dan preman-preman
untuk melakukan pemerasan.

Atau, para pembela RUU Pornografi itu mungkin akan
berkata, Kalau tidak mau didakwa sebagai melanggar
undang-undang, yah gampang saja, buang saja semua
kalimat, aliena atau adegan yang bisa dikategorikan
porno itu dari sastra 


Tapi sebagai peminat sastra, saya tidak bisa
membayangkan kenyataan ini kalau harus terjadi. Tidak
gampang untuk menggunting atau mem-black-out hal-hal
yang 

Re: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra Kita dan RUU APP

2006-03-13 Terurut Topik BuNdA Uci
setojo


On 3/14/06, Noni Mira Timotius [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Musim Gugur Kembali di Connecticut,
  Sastra Kita dan RUU APP
  ---
 
  Oleh: Mula Harahap
 
 
  Tangan Tono masih di perut istrinya. Leher istrinya
  diciumnya lagi. Dibisikkannya beberapa kalimat di
  telinga istrinya. Istrinya tersenyum. Sambil bangkit
  dari pangkuan Tono, istrinya menyeretnya masuk ke
  balik tirai. Mereka mulai menanggalkan baju. Kemudian
  suara dua badan yang dihempaskan di tempat tidur
  terdengar bersama keriutnya besi-besi ranjang
 
  Tono merapatkan badan ke badan istrinya. Sesaat
  sentuhan kulit menggetarkan seluruh syaraf Tono.
  Dirabanya seluruh tubuh istrinya. Dicumnya istrinya
  dengan penuh keberahian. Oh, alangkah nikmatnya
  kebebasan, pikir Tono. Alangkah tahu terimakasih
  penderitaan itu. Dan waktu istrinya menanggapi dengan
  panasnya berahi yang sama, seonggok gelombang nafsu
  menggulung kedua tubuh itu
 
  Jam berdentang satu kali di kamar makan. Tono
  tersentak bangun. Istrinya masih tidur di sampingnya.
  Tubuhnya yang telanjang dan tergeletak dengan tenang
  itu mengingatkan Tono pada salah satu lukisan
  Gauguin...
 
  Tono mengangkat jaketnya. Seperti biasa dia cium dulu
  lengan-lengan jaketnya. Hidungnya menyengir sebentar.
  Bau mani kering menusuk hidungnya. Dia tersenyum.
  Istrinya tersenyum...
 
  Kalimat-kalimat di atas saya ambil dari cerpen Musim
  Gugur Kembali di Connecticut karya Umar Kayam. Dia
  bukan saya ambil dari sebuah buku stensilan konsumsi
  anak remaja.
 
  Siapa pun yang telah membaca cerpen ini pasti akan
  setuju bahwa di dalam berkarya tidak ada maksud dari
  Umar Kayam--sastrawan besar itu--untuk memancing
  selera rendah pembacanya. Kalimat-kalimat itu
  dipakainya sebagai simbol gairah seorang manusia
  terhadap kehidupan; manakala nalurinya telah mencium
  bau kematian. Musim Gugur Kembali di Connecticut
  bercerita tentang tragedi seorang intelektual bernama
  Tono yang dituduh terlibat PKI, dan yang kemudian
  digiring oleh sekelompok tentara ke sebuah kebun
  karet.
 
  Simbolisasi terhadap suatu hal, yang dilakukan lewat
  penggambaran aktivitas seksual, tentu saja akan kita
  temukan di banyak karya sastra. Dia ada di novel Ahmad
  Tohari, Pramoedya Ananta Toer, Somerset Maugham, Yukio
  Mishima, Fira Basuki, Guy de Maupassant, Ayu Utami dan
  lain sebagainya. Dia juga ada di filem-filem karya
  sutradara seperti Woody Allen, Bellini, Akira
  Kurosawa, Ingmar Bergman dsb.
 
  Lalu bagaimana kita harus mendamaikan penggambaran
  aktivitas seksual dalam karya sastra--sebagaimana yang
  telah diuraikan di atas--dengan kalimat-kalimat di
  bawah ini?
 
  Setiap orang dilarang membuat tulisan, suara atau
  rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
  film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
  lukisan yang mengeksploitasi daya tarik aktivitas
  orang dalam berhubungan seks atau melakukan aktivitas
  yang mengarah pada hubungan seks dengan pasangan
  berlawanan jenis
 
  Setiap orang dilarang menyiarkan, memperdengarkan,
  mempertontonkan atau menempelkan tulisan, suara atau
  rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
  film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
  lukisan yang mengeksploitasi daya tarik bagian tubuh
  tertentu yang sensual dari orang dewasa melalui media
  massa cetak, media massa elektronik dan/atau alat
  komunikasi media
 
  Setiap orang dilarang menyiarkan, memperdengarkan,
  mempertontonkan atau menempelkan tulisan, suara atau
  rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
  film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
  lukisan yang mengeksploitasi aktivitas orang yang
  berciuman bibir melalui media massa cetak, media massa
  elektronik dan/atau alat komunikasi medio
 
  Setiap orang dilarang membuat, menyebarluaskan, dan
  menggunakan karya seni yang mengandung sifat
  pornografi di media massa cetak, media massa
  elektronik, atau alat komunikasi medio, dan yang
  berada di tempat-tempat umum yang bukan dimaksudkan
  sebagai tempat pertunjukan karya seni
 
  Kalimat-kalimat yang saya kutip kemudian ini adalah
  bunyi pasal-pasal--ada 11 bab dan 93 pasal
  banyaknya--dari RUU Antipornografi dan Pornoaksi yang
  sedang digodok di DPR.
 
  Para pembela RUU mungkin akan menuduh saya terlalu
  mengada-ada. Undang-undang tidak akan mengatur sampai
  sedemikian jauh, mungkin begitulah kata mereka.
 
  Tapi saya rasa, undang-undang tidak bisa bersifat
  permissive dan main kecuali-kecualian. Begitu ia
  diundangkan, ia harus dijalankan dengan tegas dan tak
  boleh di-multi-tafsirkan. (Atau--kalau
  tidak--pasal-pasal yang menyeramkan atau bisa
  di-multi-tafsirkan itu lebih baik dibuang).
 
  Kalau ia dibiarkan mengambang; maka ia akan membuka
  peluang bagi para law-enforcer dan preman-preman
  untuk melakukan pemerasan.
 
  Atau, para pembela RUU Pornografi itu mungkin akan
  berkata, Kalau tidak mau didakwa sebagai melanggar
  

Re: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra Kita dan RUU APP

2006-03-13 Terurut Topik MAMA JJ
Terus terang ya..aku heran loh..

apa yg dicari orang2 yg buat RUU APP ini ??

Cari muka biar dibilang suci ??
padahal mereka sendiri belun tentu lebih baik dari orang2 yang mereka tuduh
melakukan pornoaksi n pornografi ??

UU anti korupsi aja ga jalan.. yg ini mau dijalanin??
ya ga ??? hahahhaha

Kalo aku liat2 si ya..negara kita emang korupsi abis2an..
korupsi ahlak, moral..yang ujung2nya sape ke korupsi harga diri dan duit!!

Mama JJ


- Original Message - 
From: BuNdA Uci [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Tuesday, March 14, 2006 9:16 AM
Subject: Re: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra
Kita dan RUU APP


setojo


On 3/14/06, Noni Mira Timotius [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Musim Gugur Kembali di Connecticut,
  Sastra Kita dan RUU APP
  ---
 
  Oleh: Mula Harahap
 
 
  Tangan Tono masih di perut istrinya. Leher istrinya
  diciumnya lagi. Dibisikkannya beberapa kalimat di
  telinga istrinya. Istrinya tersenyum. Sambil bangkit
  dari pangkuan Tono, istrinya menyeretnya masuk ke
  balik tirai. Mereka mulai menanggalkan baju. Kemudian
  suara dua badan yang dihempaskan di tempat tidur
  terdengar bersama keriutnya besi-besi ranjang
 
  Tono merapatkan badan ke badan istrinya. Sesaat
  sentuhan kulit menggetarkan seluruh syaraf Tono.
  Dirabanya seluruh tubuh istrinya. Dicumnya istrinya
  dengan penuh keberahian. Oh, alangkah nikmatnya
  kebebasan, pikir Tono. Alangkah tahu terimakasih
  penderitaan itu. Dan waktu istrinya menanggapi dengan
  panasnya berahi yang sama, seonggok gelombang nafsu
  menggulung kedua tubuh itu
 
  Jam berdentang satu kali di kamar makan. Tono
  tersentak bangun. Istrinya masih tidur di sampingnya.
  Tubuhnya yang telanjang dan tergeletak dengan tenang
  itu mengingatkan Tono pada salah satu lukisan
  Gauguin...
 
  Tono mengangkat jaketnya. Seperti biasa dia cium dulu
  lengan-lengan jaketnya. Hidungnya menyengir sebentar.
  Bau mani kering menusuk hidungnya. Dia tersenyum.
  Istrinya tersenyum...
 
  Kalimat-kalimat di atas saya ambil dari cerpen Musim
  Gugur Kembali di Connecticut karya Umar Kayam. Dia
  bukan saya ambil dari sebuah buku stensilan konsumsi
  anak remaja.
 
  Siapa pun yang telah membaca cerpen ini pasti akan
  setuju bahwa di dalam berkarya tidak ada maksud dari
  Umar Kayam--sastrawan besar itu--untuk memancing
  selera rendah pembacanya. Kalimat-kalimat itu
  dipakainya sebagai simbol gairah seorang manusia
  terhadap kehidupan; manakala nalurinya telah mencium
  bau kematian. Musim Gugur Kembali di Connecticut
  bercerita tentang tragedi seorang intelektual bernama
  Tono yang dituduh terlibat PKI, dan yang kemudian
  digiring oleh sekelompok tentara ke sebuah kebun
  karet.
 
  Simbolisasi terhadap suatu hal, yang dilakukan lewat
  penggambaran aktivitas seksual, tentu saja akan kita
  temukan di banyak karya sastra. Dia ada di novel Ahmad
  Tohari, Pramoedya Ananta Toer, Somerset Maugham, Yukio
  Mishima, Fira Basuki, Guy de Maupassant, Ayu Utami dan
  lain sebagainya. Dia juga ada di filem-filem karya
  sutradara seperti Woody Allen, Bellini, Akira
  Kurosawa, Ingmar Bergman dsb.
 
  Lalu bagaimana kita harus mendamaikan penggambaran
  aktivitas seksual dalam karya sastra--sebagaimana yang
  telah diuraikan di atas--dengan kalimat-kalimat di
  bawah ini?
 
  Setiap orang dilarang membuat tulisan, suara atau
  rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
  film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
  lukisan yang mengeksploitasi daya tarik aktivitas
  orang dalam berhubungan seks atau melakukan aktivitas
  yang mengarah pada hubungan seks dengan pasangan
  berlawanan jenis
 
  Setiap orang dilarang menyiarkan, memperdengarkan,
  mempertontonkan atau menempelkan tulisan, suara atau
  rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
  film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
  lukisan yang mengeksploitasi daya tarik bagian tubuh
  tertentu yang sensual dari orang dewasa melalui media
  massa cetak, media massa elektronik dan/atau alat
  komunikasi media
 
  Setiap orang dilarang menyiarkan, memperdengarkan,
  mempertontonkan atau menempelkan tulisan, suara atau
  rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
  film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
  lukisan yang mengeksploitasi aktivitas orang yang
  berciuman bibir melalui media massa cetak, media massa
  elektronik dan/atau alat komunikasi medio
 
  Setiap orang dilarang membuat, menyebarluaskan, dan
  menggunakan karya seni yang mengandung sifat
  pornografi di media massa cetak, media massa
  elektronik, atau alat komunikasi medio, dan yang
  berada di tempat-tempat umum yang bukan dimaksudkan
  sebagai tempat pertunjukan karya seni
 
  Kalimat-kalimat yang saya kutip kemudian ini adalah
  bunyi pasal-pasal--ada 11 bab dan 93 pasal
  banyaknya--dari RUU Antipornografi dan Pornoaksi yang
  sedang digodok di DPR.
 
  Para pembela RUU mungkin akan menuduh

RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra Kita dan RUU APP

2006-03-13 Terurut Topik Yenni Afrianti
Pak Mods, ikut sumbang saran akan hal ini boleh dunk ya...

Parents,
Ini hanya pemikiranku saja, terlepas dari RUU APP, tapi aku merasa berat
banget perjuangan kita jadi orang tua jaman sekarang, dana pendidikan
yang semakin mahal, penyakit yang beragam, lingkungan yang sangat tidak
bersahabat untuk pengembangan akhlak anak kita dsb-dsb..

Miris banget pas baca Koran, anak kecil memperkosa teman mainnya karena
abis menonton VCD porno, tukang ojek memperkosa cewek sekolahan karena
pakaiannya yang menonjolkan payudara dan paha sedemikian rupa, denger
cerita guru ngaji yang teman2 anaknya yang SMP yang punya HP canggih
saling memfoto kemaluan masing2 dan saling kirim2 MMS dan SMS dengan
message kapan ya bisa ketemu anu kita? Belum lagi anak2 SMP nonton VCD
porno bareng setelah itu melakukan pesta sex di rumahnya ketika orang
tuanya tidka di rumah, ada lagi cerita teman yang stress berat karena
anaknya yang kelas II SD nonton VCD porno sama mbaknya di rumah yang
ternyata VCD porno tersebut di jual murah oleh pedagang di lingkungan
rumahnya dengan harga 3 lima ribu rp. Nah kalau begini siapa yang mau
disalahkan? Seandainya pemerintah bisa menertibkan para penjual VCD
porno, bisa menertibkan media yang menampilkan gambar porno, para wanita
juga bisa menjaga auratnya, aku rasa hal ini akan jauh berkurang, beban
kita sebagai orang tua akan sedikit terasa lebih ringan.

Semua orang secara naluriah menyukai dan menikmati sex, tapi segala
sesuatunya termasuk aktivitas seksual ada aturan mainnya, ada
ketentuannya, bukankah semuanya merupakan hubungan sebab akibat? Siapa
yang bisa menjamin kalau katanya karya seni seperti tulisan dibawah
tidak dibaca/dinikmati oleh generasi penerus kita? Kalau pemerintahan
dinegara ini sudah sedemikian baiknya, tidak ada VCD porno murahan,
tidak ada majalah porno yang bisa dibeli dengan harga 1000 perak, tidak
dijual bebas di kaki 5, dan ada pula yang menjamin kalau anak2 kita
TIDAK TERANGSANG melihat semuanya itu baru dech terserah semau
kita.terserah mau berbuat apa saja dan dimana sajaTapi
nyatanya di Negara kita ini semua sistemnya masih belum berjalan dengan
baikkan? Anak2 harus mendapat perhatian ekstra keras dari kita, tapi
dilain hal kita tidak  selamanya kita bisa disamping anak2 untuk
membatasi segala geraknya,  Anak2 juga ke sekolah, berhubungan dengan
orang luar, dan lingkungan.nah selain anak kita yang harus
dibentengi imannya, lingkungannya juga harus mendukungini yang
menjadi konsen aku sendiri, mungkin juga menjadi konsen orang tua yang
lainsemua orang ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas,
sehat dan berimangitu...menurut aku

Maaf bagi yang tidak berkenan ini hanya sebatas pemikiranku
saja..yang sangat khawatir akan jaman yang katanya semakin canggih
ini

Yenni
*ygpunya3oranganaklaki2

 3/14/06, Noni Mira Timotius [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Musim Gugur Kembali di Connecticut,
  Sastra Kita dan RUU APP
  ---
 
  
 
  Setiap orang dilarang membuat tulisan, suara atau
  rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
  film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
  lukisan yang mengeksploitasi daya tarik aktivitas
  orang dalam berhubungan seks atau melakukan aktivitas
  yang mengarah pada hubungan seks dengan pasangan
  berlawanan jenis
 
  Setiap orang dilarang menyiarkan, memperdengarkan,
  mempertontonkan atau menempelkan tulisan, suara atau
  rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
  film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
  lukisan yang mengeksploitasi daya tarik bagian tubuh
  tertentu yang sensual dari orang dewasa melalui media
  massa cetak, media massa elektronik dan/atau alat
  komunikasi media
 
  Setiap orang dilarang menyiarkan, memperdengarkan,
  mempertontonkan atau menempelkan tulisan, suara atau
  rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan
  film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau
  lukisan yang mengeksploitasi aktivitas orang yang
  berciuman bibir melalui media massa cetak, media massa
  elektronik dan/atau alat komunikasi medio
 
  Setiap orang dilarang membuat, menyebarluaskan, dan
  menggunakan karya seni yang mengandung sifat
  pornografi di media massa cetak, media massa
  elektronik, atau alat komunikasi medio, dan yang
  berada di tempat-tempat umum yang bukan dimaksudkan
  sebagai tempat pertunjukan karya seni
 
  Kalimat-kalimat yang saya kutip kemudian ini adalah
  bunyi pasal-pasal--ada 11 bab dan 93 pasal
  banyaknya--dari RUU Antipornografi dan Pornoaksi yang
  sedang digodok di DPR.
 
  


RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra Kita dan RUU APP

2006-03-13 Terurut Topik Ossi Roswihati
Setuju banget..
Bisa saja kita sebagai orang tua berkilah, yg penting kita membekali
anak kita dengan iman  moral yg kuat maka serusak apapun dunia luar,
anak kita tidak akan terpengaruh secara negative..
Tapi seberapa dekat kita bisa mengawasi anak kita..
Seberapa kuat keteguhan iman yg kita ajarkan pada anak kita bisa mereka
aplikasikan..
Sementara di luar sana, bahkan di dekat kita, di lampu2x merah, gambar
wanita (nyaris) telanjang begitu gampang untuk dilihat..
Di pedagang2x kaki lima (yg mungkin mangkal dekat sekolah anak kita)
cerita2x yg mengumbar syahwat begitu mudah untuk didapat..
Dirumah kita, tontonan dengan pemainnya yg berbaju minim  sexy menyanyi
dengan gaya yg aduhai atau bermain sinetron yg penuh adegan2x yg
wow..setiap saat bisa ditonton..
Siapa yg bisa menjamin bahwa sopir jemputan sekolah anak kita tidak akan
terangsang..
Siapa yg bisa menjamin bahwa tukang yg mungkin sedang bekerja di dekat
rumah kita tidak melampiaskan nafsu bejat ke anak kita..
Atau mungkin pembantu, anak tetangga, sodara, atau bahkan orang lewat yg
mungkin sedang lupa daratan akibat tontonan atau bacaan yg barusan dia
nikmati..
Hm...ternyata minim sekali apa yg bisa kita lakukan untuk melindungi
anak2x kita.. 
Menurut saya sebagai orang awam, negara  bahkan dunia sudah sewajibnya
melindungi warganya (sudah tentu termasuk di dalamnya anak2x) agar
jangan sampai menjadi korban/pelaku pelecehan/kekerasan seksual dengan
cara2x yg terbaik...
Kalau RUU APP bukan cara yg terbaik menurut kita, mungkin kita bisa
membantu dengan pemikiran  ide2x yg lebih brilyan utk kemudian
disalurkan melalui tulisan2x di media massa atau cara2x santun lainnya..
Saya yakin, tidak ada seorangpun ibu/bapak di milis ini  bahkan di
manapun yg rela anak nya menjadi korban.. (barangkali pelaku pun bisa
kita sebut sebagai korban dari sistem ya??)..


Ossi(BundaIbamGhazy)
Ygprihatindgkondisijamanygharusdihadapianakanak

-Original Message-
From: Yenni Afrianti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 14, 2006 1:08 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut,
Sastra Kita dan RUU APP

Pak Mods, ikut sumbang saran akan hal ini boleh dunk ya...

Parents,
Ini hanya pemikiranku saja, terlepas dari RUU APP, tapi aku merasa berat
banget perjuangan kita jadi orang tua jaman sekarang, dana pendidikan
yang semakin mahal, penyakit yang beragam, lingkungan yang sangat tidak
bersahabat untuk pengembangan akhlak anak kita dsb-dsb..

Miris banget pas baca Koran, anak kecil memperkosa teman mainnya karena
abis menonton VCD porno, tukang ojek memperkosa cewek sekolahan karena
pakaiannya yang menonjolkan payudara dan paha sedemikian rupa, denger
cerita guru ngaji yang teman2 anaknya yang SMP yang punya HP canggih
saling memfoto kemaluan masing2 dan saling kirim2 MMS dan SMS dengan
message kapan ya bisa ketemu anu kita? Belum lagi anak2 SMP nonton VCD
porno bareng setelah itu melakukan pesta sex di rumahnya ketika orang
tuanya tidka di rumah, ada lagi cerita teman yang stress berat karena
anaknya yang kelas II SD nonton VCD porno sama mbaknya di rumah yang
ternyata VCD porno tersebut di jual murah oleh pedagang di lingkungan
rumahnya dengan harga 3 lima ribu rp. Nah kalau begini siapa yang mau
disalahkan? Seandainya pemerintah bisa menertibkan para penjual VCD
porno, bisa menertibkan media yang menampilkan gambar porno, para wanita
juga bisa menjaga auratnya, aku rasa hal ini akan jauh berkurang, beban
kita sebagai orang tua akan sedikit terasa lebih ringan.

Semua orang secara naluriah menyukai dan menikmati sex, tapi segala
sesuatunya termasuk aktivitas seksual ada aturan mainnya, ada
ketentuannya, bukankah semuanya merupakan hubungan sebab akibat? Siapa
yang bisa menjamin kalau katanya karya seni seperti tulisan dibawah
tidak dibaca/dinikmati oleh generasi penerus kita? Kalau pemerintahan
dinegara ini sudah sedemikian baiknya, tidak ada VCD porno murahan,
tidak ada majalah porno yang bisa dibeli dengan harga 1000 perak, tidak
dijual bebas di kaki 5, dan ada pula yang menjamin kalau anak2 kita
TIDAK TERANGSANG melihat semuanya itu baru dech terserah semau
kita.terserah mau berbuat apa saja dan dimana sajaTapi
nyatanya di Negara kita ini semua sistemnya masih belum berjalan dengan
baikkan? Anak2 harus mendapat perhatian ekstra keras dari kita, tapi
dilain hal kita tidak  selamanya kita bisa disamping anak2 untuk
membatasi segala geraknya,  Anak2 juga ke sekolah, berhubungan dengan
orang luar, dan lingkungan.nah selain anak kita yang harus
dibentengi imannya, lingkungannya juga harus mendukungini yang
menjadi konsen aku sendiri, mungkin juga menjadi konsen orang tua yang
lainsemua orang ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas,
sehat dan berimangitu...menurut aku

Maaf bagi yang tidak berkenan ini hanya sebatas pemikiranku
saja..yang sangat khawatir akan jaman yang katanya semakin canggih
ini

Yenni

RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra Kita dan RUU APP

2006-03-13 Terurut Topik Mulyadi
RUU APP HARUS SEGERA DISAHKAN !!!
Ini usaha pemerintah untuk melindungi anak2 kita.
Coba bayangkan, kalu tiba2 kita temukan anak kita sedang membulak balik
gambar2 erotis, bagaimana perasaan kita ? 
Bicaralah pada hati kecil, ini hati yg paling suci.

Rgds
PENDUKUNG RUU APP


 
Important Notice: This e-mail transmission is intended only for the use of
the named addressee, and may contain material/information that is private,
confidential or legally privileged. Any retransmission, dissemination or
other use of, or the taking of any action in reliance upon this
material/information by anyone other than the named addressee is prohibited.
If it is received in error by anyone other than the named addressee, please
immediately notify the sender at the address and telephone/telefax number or
e-mail address set forth herein, delete the material/information from any
computer and destroy any copies or print-outs that may have been made of
this material/information. Thank you.
 
 

-Original Message-
From: Ossi Roswihati [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 14, 2006 1:41 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra
Kita dan RUU APP

Setuju banget..
Bisa saja kita sebagai orang tua berkilah, yg penting kita membekali
anak kita dengan iman  moral yg kuat maka serusak apapun dunia luar,
anak kita tidak akan terpengaruh secara negative..
Tapi seberapa dekat kita bisa mengawasi anak kita..
Seberapa kuat keteguhan iman yg kita ajarkan pada anak kita bisa mereka
aplikasikan..
Sementara di luar sana, bahkan di dekat kita, di lampu2x merah, gambar
wanita (nyaris) telanjang begitu gampang untuk dilihat..
Di pedagang2x kaki lima (yg mungkin mangkal dekat sekolah anak kita)
cerita2x yg mengumbar syahwat begitu mudah untuk didapat..
Dirumah kita, tontonan dengan pemainnya yg berbaju minim  sexy menyanyi
dengan gaya yg aduhai atau bermain sinetron yg penuh adegan2x yg
wow..setiap saat bisa ditonton..
Siapa yg bisa menjamin bahwa sopir jemputan sekolah anak kita tidak akan
terangsang..
Siapa yg bisa menjamin bahwa tukang yg mungkin sedang bekerja di dekat
rumah kita tidak melampiaskan nafsu bejat ke anak kita..
Atau mungkin pembantu, anak tetangga, sodara, atau bahkan orang lewat yg
mungkin sedang lupa daratan akibat tontonan atau bacaan yg barusan dia
nikmati..
Hm...ternyata minim sekali apa yg bisa kita lakukan untuk melindungi
anak2x kita.. 
Menurut saya sebagai orang awam, negara  bahkan dunia sudah sewajibnya
melindungi warganya (sudah tentu termasuk di dalamnya anak2x) agar
jangan sampai menjadi korban/pelaku pelecehan/kekerasan seksual dengan
cara2x yg terbaik...
Kalau RUU APP bukan cara yg terbaik menurut kita, mungkin kita bisa
membantu dengan pemikiran  ide2x yg lebih brilyan utk kemudian
disalurkan melalui tulisan2x di media massa atau cara2x santun lainnya..
Saya yakin, tidak ada seorangpun ibu/bapak di milis ini  bahkan di
manapun yg rela anak nya menjadi korban.. (barangkali pelaku pun bisa
kita sebut sebagai korban dari sistem ya??)..


Ossi(BundaIbamGhazy)
Ygprihatindgkondisijamanygharusdihadapianakanak

-Original Message-
From: Yenni Afrianti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 14, 2006 1:08 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut,
Sastra Kita dan RUU APP

Pak Mods, ikut sumbang saran akan hal ini boleh dunk ya...

Parents,
Ini hanya pemikiranku saja, terlepas dari RUU APP, tapi aku merasa berat
banget perjuangan kita jadi orang tua jaman sekarang, dana pendidikan
yang semakin mahal, penyakit yang beragam, lingkungan yang sangat tidak
bersahabat untuk pengembangan akhlak anak kita dsb-dsb..

Miris banget pas baca Koran, anak kecil memperkosa teman mainnya karena
abis menonton VCD porno, tukang ojek memperkosa cewek sekolahan karena
pakaiannya yang menonjolkan payudara dan paha sedemikian rupa, denger
cerita guru ngaji yang teman2 anaknya yang SMP yang punya HP canggih
saling memfoto kemaluan masing2 dan saling kirim2 MMS dan SMS dengan
message kapan ya bisa ketemu anu kita? Belum lagi anak2 SMP nonton VCD
porno bareng setelah itu melakukan pesta sex di rumahnya ketika orang
tuanya tidka di rumah, ada lagi cerita teman yang stress berat karena
anaknya yang kelas II SD nonton VCD porno sama mbaknya di rumah yang
ternyata VCD porno tersebut di jual murah oleh pedagang di lingkungan
rumahnya dengan harga 3 lima ribu rp. Nah kalau begini siapa yang mau
disalahkan? Seandainya pemerintah bisa menertibkan para penjual VCD
porno, bisa menertibkan media yang menampilkan gambar porno, para wanita
juga bisa menjaga auratnya, aku rasa hal ini akan jauh berkurang, beban
kita sebagai orang tua akan sedikit terasa lebih ringan.

Semua orang secara naluriah menyukai dan menikmati sex, tapi segala
sesuatunya termasuk aktivitas seksual ada aturan mainnya, ada
ketentuannya, bukankah semuanya merupakan hubungan sebab akibat? Siapa
yang bisa

RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra Kita dan RUU APP

2006-03-13 Terurut Topik sefty_YMKI
wah bang Rhoma dah kam bek.
siang bang haji...

kmana ajahkatanya mo ngirim gambar unyil * Sensor*

Rgds,
Pendukung Ruu App Juga!!





Mulyadi  [EMAIL PROTECTED] 
03/14/2006 02:35 PM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra Kita dan 
RUU APP






RUU APP HARUS SEGERA DISAHKAN !!!
Ini usaha pemerintah untuk melindungi anak2 kita.
Coba bayangkan, kalu tiba2 kita temukan anak kita sedang membulak balik
gambar2 erotis, bagaimana perasaan kita ? 
Bicaralah pada hati kecil, ini hati yg paling suci.

Rgds
PENDUKUNG RUU APP


 
Important Notice: This e-mail transmission is intended only for the use of
the named addressee, and may contain material/information that is private,
confidential or legally privileged. Any retransmission, dissemination or
other use of, or the taking of any action in reliance upon this
material/information by anyone other than the named addressee is 
prohibited.
If it is received in error by anyone other than the named addressee, 
please
immediately notify the sender at the address and telephone/telefax number 
or
e-mail address set forth herein, delete the material/information from any
computer and destroy any copies or print-outs that may have been made of
this material/information. Thank you.
 
 

-Original Message-
From: Ossi Roswihati [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 14, 2006 1:41 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra
Kita dan RUU APP

Setuju banget..
Bisa saja kita sebagai orang tua berkilah, yg penting kita membekali
anak kita dengan iman  moral yg kuat maka serusak apapun dunia luar,
anak kita tidak akan terpengaruh secara negative..
Tapi seberapa dekat kita bisa mengawasi anak kita..
Seberapa kuat keteguhan iman yg kita ajarkan pada anak kita bisa mereka
aplikasikan..
Sementara di luar sana, bahkan di dekat kita, di lampu2x merah, gambar
wanita (nyaris) telanjang begitu gampang untuk dilihat..
Di pedagang2x kaki lima (yg mungkin mangkal dekat sekolah anak kita)
cerita2x yg mengumbar syahwat begitu mudah untuk didapat..
Dirumah kita, tontonan dengan pemainnya yg berbaju minim  sexy menyanyi
dengan gaya yg aduhai atau bermain sinetron yg penuh adegan2x yg
wow..setiap saat bisa ditonton..
Siapa yg bisa menjamin bahwa sopir jemputan sekolah anak kita tidak akan
terangsang..
Siapa yg bisa menjamin bahwa tukang yg mungkin sedang bekerja di dekat
rumah kita tidak melampiaskan nafsu bejat ke anak kita..
Atau mungkin pembantu, anak tetangga, sodara, atau bahkan orang lewat yg
mungkin sedang lupa daratan akibat tontonan atau bacaan yg barusan dia
nikmati..
Hm...ternyata minim sekali apa yg bisa kita lakukan untuk melindungi
anak2x kita.. 
Menurut saya sebagai orang awam, negara  bahkan dunia sudah sewajibnya
melindungi warganya (sudah tentu termasuk di dalamnya anak2x) agar
jangan sampai menjadi korban/pelaku pelecehan/kekerasan seksual dengan
cara2x yg terbaik...
Kalau RUU APP bukan cara yg terbaik menurut kita, mungkin kita bisa
membantu dengan pemikiran  ide2x yg lebih brilyan utk kemudian
disalurkan melalui tulisan2x di media massa atau cara2x santun lainnya..
Saya yakin, tidak ada seorangpun ibu/bapak di milis ini  bahkan di
manapun yg rela anak nya menjadi korban.. (barangkali pelaku pun bisa
kita sebut sebagai korban dari sistem ya??)..


Ossi(BundaIbamGhazy)
Ygprihatindgkondisijamanygharusdihadapianakanak

-Original Message-
From: Yenni Afrianti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 14, 2006 1:08 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut,
Sastra Kita dan RUU APP

Pak Mods, ikut sumbang saran akan hal ini boleh dunk ya...

Parents,
Ini hanya pemikiranku saja, terlepas dari RUU APP, tapi aku merasa berat
banget perjuangan kita jadi orang tua jaman sekarang, dana pendidikan
yang semakin mahal, penyakit yang beragam, lingkungan yang sangat tidak
bersahabat untuk pengembangan akhlak anak kita dsb-dsb..

Miris banget pas baca Koran, anak kecil memperkosa teman mainnya karena
abis menonton VCD porno, tukang ojek memperkosa cewek sekolahan karena
pakaiannya yang menonjolkan payudara dan paha sedemikian rupa, denger
cerita guru ngaji yang teman2 anaknya yang SMP yang punya HP canggih
saling memfoto kemaluan masing2 dan saling kirim2 MMS dan SMS dengan
message kapan ya bisa ketemu anu kita? Belum lagi anak2 SMP nonton VCD
porno bareng setelah itu melakukan pesta sex di rumahnya ketika orang
tuanya tidka di rumah, ada lagi cerita teman yang stress berat karena
anaknya yang kelas II SD nonton VCD porno sama mbaknya di rumah yang
ternyata VCD porno tersebut di jual murah oleh pedagang di lingkungan
rumahnya dengan harga 3 lima ribu rp. Nah kalau begini siapa yang mau
disalahkan? Seandainya pemerintah bisa menertibkan para penjual VCD
porno, bisa menertibkan media yang

RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra Kita dan RUU APP

2006-03-13 Terurut Topik Timor - Akuntansi Pajak 1
Setuju dengan disahkan RUU ini...

Karena majalah playboy mau terbit?..Iya
Karena VCD porno? iya juga

Bukan berkaca dari kasus Inul (cuman bagian kecil yang terlalu 
dibesar2kan),selayaknya perlu didukung ...berawal dari peraturan ini 
Insya Alloh moral bangsa diharapkan bisa lebih baik...

Jangan naiflah dengan mengkaitkan tarian2 daerah dengan adanya RUU ini..
Pertanyaannya sekarang: - Siapa yang takut dengan RUU ini?...
- Penerbit majalah dan tabloid kategori xx
- Pelaku hiburan malam plus(bukan penari jaipong loh)banyak beritanya kok
- Pengusaha tempat2 maksiat
- Orang yang hanya memikirkan diri sendiri

Selamatkan generasi penerus kita

Regards
Pendukung RUU APP

-Original Message-
From: Mulyadi  [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Date: Tue, 14 Mar 2006 14:35:30 +0700
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut, Sastra 
Kita dan RUU APP

 RUU APP HARUS SEGERA DISAHKAN !!!
 Ini usaha pemerintah untuk melindungi anak2 kita.
 Coba bayangkan, kalu tiba2 kita temukan anak kita sedang membulak balik
 gambar2 erotis, bagaimana perasaan kita ? 
 Bicaralah pada hati kecil, ini hati yg paling suci.
 
 Rgds
 PENDUKUNG RUU APP
 
 
  
 Important Notice: This e-mail transmission is intended only for the use
 of
 the named addressee, and may contain material/information that is
 private,
 confidential or legally privileged. Any retransmission, dissemination
 or
 other use of, or the taking of any action in reliance upon this
 material/information by anyone other than the named addressee is
 prohibited.
 If it is received in error by anyone other than the named addressee,
 please
 immediately notify the sender at the address and telephone/telefax
 number or
 e-mail address set forth herein, delete the material/information from
 any
 computer and destroy any copies or print-outs that may have been made
 of
 this material/information. Thank you.
  
  
 
 -Original Message-
 From: Ossi Roswihati [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, March 14, 2006 1:41 PM
 To: balita-anda@balita-anda.com
 Subject: RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut,
 Sastra
 Kita dan RUU APP
 
 Setuju banget..
 Bisa saja kita sebagai orang tua berkilah, yg penting kita membekali
 anak kita dengan iman  moral yg kuat maka serusak apapun dunia luar,
 anak kita tidak akan terpengaruh secara negative..
 Tapi seberapa dekat kita bisa mengawasi anak kita..
 Seberapa kuat keteguhan iman yg kita ajarkan pada anak kita bisa mereka
 aplikasikan..
 Sementara di luar sana, bahkan di dekat kita, di lampu2x merah, gambar
 wanita (nyaris) telanjang begitu gampang untuk dilihat..
 Di pedagang2x kaki lima (yg mungkin mangkal dekat sekolah anak kita)
 cerita2x yg mengumbar syahwat begitu mudah untuk didapat..
 Dirumah kita, tontonan dengan pemainnya yg berbaju minim  sexy
 menyanyi
 dengan gaya yg aduhai atau bermain sinetron yg penuh adegan2x yg
 wow..setiap saat bisa ditonton..
 Siapa yg bisa menjamin bahwa sopir jemputan sekolah anak kita tidak
 akan
 terangsang..
 Siapa yg bisa menjamin bahwa tukang yg mungkin sedang bekerja di dekat
 rumah kita tidak melampiaskan nafsu bejat ke anak kita..
 Atau mungkin pembantu, anak tetangga, sodara, atau bahkan orang lewat
 yg
 mungkin sedang lupa daratan akibat tontonan atau bacaan yg barusan dia
 nikmati..
 Hm...ternyata minim sekali apa yg bisa kita lakukan untuk melindungi
 anak2x kita.. 
 Menurut saya sebagai orang awam, negara  bahkan dunia sudah sewajibnya
 melindungi warganya (sudah tentu termasuk di dalamnya anak2x) agar
 jangan sampai menjadi korban/pelaku pelecehan/kekerasan seksual dengan
 cara2x yg terbaik...
 Kalau RUU APP bukan cara yg terbaik menurut kita, mungkin kita bisa
 membantu dengan pemikiran  ide2x yg lebih brilyan utk kemudian
 disalurkan melalui tulisan2x di media massa atau cara2x santun
 lainnya..
 Saya yakin, tidak ada seorangpun ibu/bapak di milis ini  bahkan di
 manapun yg rela anak nya menjadi korban.. (barangkali pelaku pun bisa
 kita sebut sebagai korban dari sistem ya??)..
 
 
 Ossi(BundaIbamGhazy)
 Ygprihatindgkondisijamanygharusdihadapianakanak
 
 -Original Message-
 From: Yenni Afrianti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, March 14, 2006 1:08 PM
 To: balita-anda@balita-anda.com
 Subject: RE: [balita-anda] Fw: Musim Gugur Kembali di Connecticut,
 Sastra Kita dan RUU APP
 
 Pak Mods, ikut sumbang saran akan hal ini boleh dunk ya...
 
 Parents,
 Ini hanya pemikiranku saja, terlepas dari RUU APP, tapi aku merasa
 berat
 banget perjuangan kita jadi orang tua jaman sekarang, dana pendidikan
 yang semakin mahal, penyakit yang beragam, lingkungan yang sangat tidak
 bersahabat untuk pengembangan akhlak anak kita dsb-dsb..
 
 Miris banget pas baca Koran, anak kecil memperkosa teman mainnya karena
 abis menonton VCD porno, tukang ojek memperkosa cewek sekolahan karena
 pakaiannya yang menonjolkan payudara dan paha sedemikian rupa, denger
 cerita guru ngaji yang teman2 anaknya