Re: [balita-anda] Penyakit Anemia

2007-08-08 Terurut Topik Lif Rahayu
mbak, salah satu kriteria anemia adalah Hb rendah, jika Hb rendah ya anemia,
anaknya lincah juga termasuk anemia, mbak. Coba aja bawa ke dokter deh



On 8/9/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Tanya mbak Lif...kalo hasil tes darah HB rendah tapi anaknya lincah dan
> bener-bener nggak mau diam apakah ini juga bisa digolongkan anemia
> yach???
>
> Thanks infonya
>
> Ana Retno Mawarti
> PT. ISM Bogasari FlourMills
> Industrial Sales Dept
>
>
>
>
>
> "Agnes K" <[EMAIL PROTECTED]>
> 08-08-07 02:38 PM
> Please respond to
> balita-anda@balita-anda.com
>
>
> To
> 
> cc
>
> Subject
> Re: [balita-anda] Penyakit Anemia
>
>
>
>
>
>
> Thanks mbak Lif... info ini sangat bermanfaat, akan saya sampaikan ke
> mamanya.
>
>
> Salam
> MamNiMas
> ----- Original Message -
> From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Wednesday, August 08, 2007 11:20 AM
> Subject: Re: [balita-anda] Penyakit Anemia
>
>
> > Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi.
> > Kalo
> > udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb
> > darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho,
> > perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang.
> >
> > Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin
> > atau
> > ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya,
> > dan
> > bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut
> > sedikit
> > artikel yang saya dapet.
> >
> > Intinya sih lagi2MAKANAN BERGIZIcapek deh muter kalo udah
> > ngomongin
> > gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah,
> > why?
> > tingkat penganguran rendah? why? muter nanti jadi panjang dan
> > lebr, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng.
> >
> > Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak
> > **
> >
> >
> > Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit
> > yang
> > lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada
> > generasi
> > mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi
> > belajar,
> > dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi,
> > jangan
> > bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20
> > tahun mendatang.
> >
> > Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin*
> > (Hb)
> > siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma
> > Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia
> > sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah.
> >
> > Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb
> > berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb
> > berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang
> > hingga
> > mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen
> > untuk
> > otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu.
> >
> > Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah
> > lain
> > di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan
> > tingginya
> > kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia
> > Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi
> > --
> > ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun.
> > Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu
> > proses
> > tumbuh kembangnya.
> >
> > Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan
> > kampanye
> > Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT
> > Merck
> > Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
> > anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck
> > menggandeng
> > DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk
> > training
> > materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana
> > sebagai
> > pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!"
> >
> > *Gejala 5 'L'*
> > Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization*
> > (WHO),
> > jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan
> > kurang
> > dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. 

Re: [balita-anda] Penyakit Anemia

2007-08-08 Terurut Topik Ana . Mawarti
Tanya mbak Lif...kalo hasil tes darah HB rendah tapi anaknya lincah dan 
bener-bener nggak mau diam apakah ini juga bisa digolongkan anemia 
yach???

Thanks infonya

Ana Retno Mawarti
PT. ISM Bogasari FlourMills
Industrial Sales Dept





"Agnes K" <[EMAIL PROTECTED]> 
08-08-07 02:38 PM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To

cc

Subject
Re: [balita-anda] Penyakit Anemia






Thanks mbak Lif... info ini sangat bermanfaat, akan saya sampaikan ke
mamanya.


Salam
MamNiMas
- Original Message -
From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, August 08, 2007 11:20 AM
Subject: Re: [balita-anda] Penyakit Anemia


> Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi.
> Kalo
> udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb
> darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho,
> perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang.
>
> Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin
> atau
> ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya,
> dan
> bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut
> sedikit
> artikel yang saya dapet.
>
> Intinya sih lagi2MAKANAN BERGIZIcapek deh muter kalo udah
> ngomongin
> gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah,
> why?
> tingkat penganguran rendah? why? muter nanti jadi panjang dan
> lebr, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng.
>
> Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak
> **
>
>
> Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit
> yang
> lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada
> generasi
> mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi
> belajar,
> dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi,
> jangan
> bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20
> tahun mendatang.
>
> Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin*
> (Hb)
> siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma
> Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia
> sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah.
>
> Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb
> berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb
> berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang
> hingga
> mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen
> untuk
> otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu.
>
> Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah
> lain
> di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan
> tingginya
> kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia
> Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi
> --
> ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun.
> Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu
> proses
> tumbuh kembangnya.
>
> Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan
> kampanye
> Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT
> Merck
> Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
> anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck
> menggandeng
> DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk
> training
> materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana
> sebagai
> pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!"
>
> *Gejala 5 'L'*
> Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization*
> (WHO),
> jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan
> kurang
> dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. Anak-anak yang terkena anemia dapat
> dikenali dengan 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai). Ciri lain,
> wajah tampak pucat, mata berkunang-kunang, sampai nafsu makan berkurang.
>
> Anemia, sejatinya, tak hanya disebabkan kekurangan zat besi, tapi juga
> kurangnya vitamin B12, asam folat, dan senyawa lainnya yang merupakan
> komponen pembentukan sel darah merah. Anemia juga dapat disebabkan oleh
> pendarahan dan penyakit kronis.
>
> Data Departemen Kesehatan 2000 menunjukkan, penyebab anemia adalah
> malnutrisi balita yang terbagi menjadi gizi kurang sebanyak 5.2 juta
> orang
> (26,4 persen), gizi buruk sebanyak 1,7 juta (8,9 persen), dan marasmik
> kwasiorkor sebanyak 170.000 (0,9 persen). Kecacingan pun menyebabkan
> siswa
> SD menderita anemia.
>
> Kondisi ini, t

Re: [balita-anda] Penyakit Anemia

2007-08-08 Terurut Topik Lif Rahayu
Tapi jangan lupa tes Hb darah dulu ya gak mahal2 banget koq. Ke lab aja
langsungSOL.


On 8/8/07, Agnes K <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Thanks mbak Lif... info ini sangat bermanfaat, akan saya sampaikan ke
> mamanya.
>
>
> Salam
> MamNiMas
> - Original Message -
> From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Wednesday, August 08, 2007 11:20 AM
> Subject: Re: [balita-anda] Penyakit Anemia
>
>
> > Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi.
> > Kalo
> > udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb
> > darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho,
> > perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang.
> >
> > Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin
> > atau
> > ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya,
> > dan
> > bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut
> > sedikit
> > artikel yang saya dapet.
> >
> > Intinya sih lagi2MAKANAN BERGIZIcapek deh muter kalo udah
> > ngomongin
> > gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah,
> > why?
> > tingkat penganguran rendah? why? muter nanti jadi panjang dan
> > lebr, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng.
> >
> > Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak
> > **
> >
> >
> > Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit
> > yang
> > lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada
> > generasi
> > mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi
> > belajar,
> > dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi,
> > jangan
> > bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20
> > tahun mendatang.
> >
> > Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin*
> > (Hb)
> > siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma
> > Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia
> > sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah.
> >
> > Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb
> > berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb
> > berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang
> > hingga
> > mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen
> > untuk
> > otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu.
> >
> > Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah
> > lain
> > di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan
> > tingginya
> > kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia
> > Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi
> > --
> > ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun.
> > Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu
> > proses
> > tumbuh kembangnya.
> >
> > Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan
> > kampanye
> > Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT
> > Merck
> > Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
> > anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck
> > menggandeng
> > DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk
> > training
> > materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana
> > sebagai
> > pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!"
> >
> > *Gejala 5 'L'*
> > Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization*
> > (WHO),
> > jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan
> > kurang
> > dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. Anak-anak yang terkena anemia dapat
> > dikenali dengan 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai). Ciri lain,
> > wajah tampak pucat, mata berkunang-kunang, sampai nafsu makan berkurang.
> >
> > Anemia, sejatinya, tak hanya disebabkan kekurangan zat besi, tapi juga
> > kurangnya vitamin B12, asam folat, dan senyawa lainnya yang merupakan
> > komponen pembentukan sel darah merah. Anemia juga dapat disebabkan oleh
> > pendarahan dan penyakit kronis.
> >
> > Data Departemen Kesehatan 2000 menunjukkan, penyebab anemia adalah
> > malnutrisi balita yang terbagi menjad

Re: [balita-anda] Penyakit Anemia

2007-08-08 Terurut Topik Agnes K
Thanks mbak Lif... info ini sangat bermanfaat, akan saya sampaikan ke 
mamanya.



Salam
MamNiMas
- Original Message - 
From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Wednesday, August 08, 2007 11:20 AM
Subject: Re: [balita-anda] Penyakit Anemia



Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi.
Kalo
udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb
darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho,
perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang.

Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin
atau
ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya,
dan
bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut
sedikit
artikel yang saya dapet.

Intinya sih lagi2MAKANAN BERGIZIcapek deh muter kalo udah
ngomongin
gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah,
why?
tingkat penganguran rendah? why? muter nanti jadi panjang dan
lebr, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng.

Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak
**


Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit
yang
lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada
generasi
mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi
belajar,
dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi,
jangan
bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20
tahun mendatang.

Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin*
(Hb)
siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma
Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia
sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah.

Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb
berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb
berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang
hingga
mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen
untuk
otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu.

Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah
lain
di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan
tingginya
kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia
Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi
--
ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun.
Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu
proses
tumbuh kembangnya.

Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan
kampanye
Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT
Merck
Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck
menggandeng
DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk
training
materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana
sebagai
pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!"

*Gejala 5 'L'*
Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization*
(WHO),
jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan
kurang
dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. Anak-anak yang terkena anemia dapat
dikenali dengan 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai). Ciri lain,
wajah tampak pucat, mata berkunang-kunang, sampai nafsu makan berkurang.

Anemia, sejatinya, tak hanya disebabkan kekurangan zat besi, tapi juga
kurangnya vitamin B12, asam folat, dan senyawa lainnya yang merupakan
komponen pembentukan sel darah merah. Anemia juga dapat disebabkan oleh
pendarahan dan penyakit kronis.

Data Departemen Kesehatan 2000 menunjukkan, penyebab anemia adalah
malnutrisi balita yang terbagi menjadi gizi kurang sebanyak 5.2 juta
orang
(26,4 persen), gizi buruk sebanyak 1,7 juta (8,9 persen), dan marasmik
kwasiorkor sebanyak 170.000 (0,9 persen). Kecacingan pun menyebabkan
siswa
SD menderita anemia.

Kondisi ini, tentu tidak bisa dibiarkan. Sebab, menurut dr Djajadiman
Gatot,
SpA (K) dari Divisi Hematologi Onkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSCM, ADB mengganggu belajar, juga menurunkan fungsi otot dan daya
tahan tubuh pada anak. ''Bila daya tahan tubuh menurun maka risiko
infeksi
pun akan meningkat,'' tuturnya dalam sebuah seminar di Jakarta, beberapa
waktu lalu.

Djajadiman mengatakan, anemia saat anak masih bayi akan bedampak pada
prestasi di masa sekolah. Konsentrasi dan daya ingat anak rendah dan
bisa
berujung pada rendahnya kecerdasan intelektual (IQ) dan gangguan
perilaku.

Toh, 'dunia belum kiamat' bagi penderita anemia. ADB bisa ditangani
dengan
pemberian preparat zat besi dan mengatasi penyebabnya. Anak-anak - juga
ibu
hamil - dianjurkan memperbanyak mengkonsumsi daging, hati, kuning telur,
tepung, roti, dan gandum yang diperkaya zat 

[balita-anda] Balasan: [balita-anda] Penyakit Anemia

2007-08-07 Terurut Topik uci momkavin+ija
Dalam masyarakat dikenal penyakit kurang darah yang
biasa disebut dengan anemia. Sebetulnya anemia tak
tepat jika disebut penyakit kurang darah. Yang benar
adalah kurangnya sel darah merah karena kadar
hemoglobin yang rendah dalam darah.

Kita tahu darah manusia tersusun atas dua komponen
utama a.l. Plasma darah yaitu cairan tidak berwarna
dalam darah yang berfungsi mengangkut air, mineral,
ion dan sari-sari makanan ke seluruh jaringan tubuh.

Lalu sel darah yang terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping
darah (trombosit). Sel darah merah dibentuk di sumsum
tulang. Dalam pembentukannya diperlukan vitamin B12
(sianokobalamin) dan asam folat.

Salah satu bagian yang menyusun sel darah merah adalah
hemoglobin. 
Hemoglobin bertugas mengikat oksigen dari paru-paru
dan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh untuk
memenuhi kebutuhan oksigen semua jaringan tubuh. Dalam
pembentukan hemoglobin diperlukan zat besi.

Jika tubuh kekurangan zat besi maka akan menghambat
pembentukan hemoglobin yang berakibat pada
terhambatnya pembentukan sel darah merah. 
Selanjutnya timbullah anemia akibat kekurangan zat
besi yang disebut dengan anemia defisiensi zat besi.

Normalnya, kadar hemoglobin dalam darah seseorang
sekitar 12 g/100 ml. Bila kadar hemoglobin dalam darah
berkisar 9-11 g/100 ml, penderita digolongkan anemia
ringan. Bila kadar hemoglobin 6-8 g/100 ml, berarti
anemia sedang. Sedangkan anemia berat bila kadar
hemoglobin kurang dari 6 g/100 ml.


Menurut Guru besar ilmu kedokteran anak FK Undip Ag.
Soemantri, gejala-gejala orang yang mengalami anemia
defisiensi zat besi di antaranya kelelahan, lemah,
pucat dan kurang bergairah, sakit kepala dan mudah
marah.

Pada tingkat lanjut penderita tidak mampu
berkonsentrasi, rentan 
terhadap infeksi hingga perubahan bentuk kuku seperti
sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah
lunak dan sulit menelan.

"Faktor-faktor penyebab terjadinya anemia defisiensi
zat besi sebagian besar karena kurangnya zat besi
dalam makanan yang dikonsumsi. Juga malabsorbsi zat
besi [penyerapan zat besi yang tidak optimal] akibat
diare kronis," papar peneliti yang melakukan di
seluruh Jateng dan DIY itu.

Selain itu, lanjutnya, gangguan saluran pencernaan
bisa menyebabkan kurangnya kadar zat besi dalam tubuh
sehingga pembentukan sel darah merah terhambat. Begitu
juga perdarahan menstruasi berat, luka, kanker dan
perdarahan gastrointestinal akibat induksi obat.
(kutipan dari salah satu artikel di situs kesehatan
Mother: Monday, 11 Jul 2005 8:34:40 WIB )

so, klo memang begitu sbaiknya dipersiksakan ke dokter
spy mendapat penanganan lebih lanjut..

smoga membantu yaa
--- Agnes K <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Dear smart parents...
> 
> Aku kebetulan punya tetangga yang anak perempuannya
> umur +/- 6 thn badannya kuruuusss bgt... katanya
> ortunya dia menderita anemia. 
> 
> Kalo ada info mengenai penyakit itu please sharing
> ya parents soalnya ngeliat dia kasian
> jugabadannya kecil banget kayak engga ada
> dagingnya..tapi aktifitas dia normal sich...
> sekolah, bermain, dll. 
> 
> 
> 
> 
> thanks 
> MamNiMas

Regards,
Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com


  
 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Penyakit Anemia

2007-08-07 Terurut Topik Lif Rahayu
Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi. Kalo
udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb
darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho,
perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang.

Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin atau
ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya, dan
bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut sedikit
artikel yang saya dapet.

Intinya sih lagi2MAKANAN BERGIZIcapek deh muter kalo udah ngomongin
gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah, why?
tingkat penganguran rendah? why? muter nanti jadi panjang dan
lebr, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng.

Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak
**


Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit yang
lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada generasi
mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi belajar,
dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi, jangan
bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20
tahun mendatang.

Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin* (Hb)
siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma
Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia
sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah.

Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb
berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb
berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang hingga
mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen untuk
otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu.

Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah lain
di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan tingginya
kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia
Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi --
ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun.
Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu proses
tumbuh kembangnya.

Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan kampanye
Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT Merck
Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck menggandeng
DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk training
materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana sebagai
pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!"

*Gejala 5 'L'*
Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization* (WHO),
jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan kurang
dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. Anak-anak yang terkena anemia dapat
dikenali dengan 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai). Ciri lain,
wajah tampak pucat, mata berkunang-kunang, sampai nafsu makan berkurang.

Anemia, sejatinya, tak hanya disebabkan kekurangan zat besi, tapi juga
kurangnya vitamin B12, asam folat, dan senyawa lainnya yang merupakan
komponen pembentukan sel darah merah. Anemia juga dapat disebabkan oleh
pendarahan dan penyakit kronis.

Data Departemen Kesehatan 2000 menunjukkan, penyebab anemia adalah
malnutrisi balita yang terbagi menjadi gizi kurang sebanyak 5.2 juta orang
(26,4 persen), gizi buruk sebanyak 1,7 juta (8,9 persen), dan marasmik
kwasiorkor sebanyak 170.000 (0,9 persen). Kecacingan pun menyebabkan siswa
SD menderita anemia.

Kondisi ini, tentu tidak bisa dibiarkan. Sebab, menurut dr Djajadiman Gatot,
SpA (K) dari Divisi Hematologi Onkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSCM, ADB mengganggu belajar, juga menurunkan fungsi otot dan daya
tahan tubuh pada anak. ''Bila daya tahan tubuh menurun maka risiko infeksi
pun akan meningkat,'' tuturnya dalam sebuah seminar di Jakarta, beberapa
waktu lalu.

Djajadiman mengatakan, anemia saat anak masih bayi akan bedampak pada
prestasi di masa sekolah. Konsentrasi dan daya ingat anak rendah dan bisa
berujung pada rendahnya kecerdasan intelektual (IQ) dan gangguan perilaku.

Toh, 'dunia belum kiamat' bagi penderita anemia. ADB bisa ditangani dengan
pemberian preparat zat besi dan mengatasi penyebabnya. Anak-anak - juga ibu
hamil - dianjurkan memperbanyak mengkonsumsi daging, hati, kuning telur,
tepung, roti, dan gandum yang diperkaya zat besi. Konsumsi zat besi
sebaiknya diikuti dengan vitamin C karena dapat meningkatkan penyerapan zat
besi.

*Generasi Cerdas*
Sebetulnya, tambahan zat besi di usia sekolah, menurut dr Soedjatmiko, SpA
(K), MSi, spesialis anak dan megister perkembangan anak FKUI/RSCM, tidak
banyak manfaatnya. ''Oleh karena itu, pencegahan dan pengobatan sebai

[balita-anda] Penyakit Anemia

2007-08-07 Terurut Topik Agnes K
Dear smart parents...

Aku kebetulan punya tetangga yang anak perempuannya umur +/- 6 thn badannya 
kuruuusss bgt... katanya ortunya dia menderita anemia. 

Kalo ada info mengenai penyakit itu please sharing ya parents soalnya 
ngeliat dia kasian jugabadannya kecil banget kayak engga ada 
dagingnya..tapi aktifitas dia normal sich... sekolah, bermain, dll. 




thanks 
MamNiMas