Re: [balita-anda] Penyakit Anemia
mbak, salah satu kriteria anemia adalah Hb rendah, jika Hb rendah ya anemia, anaknya lincah juga termasuk anemia, mbak. Coba aja bawa ke dokter deh On 8/9/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Tanya mbak Lif...kalo hasil tes darah HB rendah tapi anaknya lincah dan > bener-bener nggak mau diam apakah ini juga bisa digolongkan anemia > yach??? > > Thanks infonya > > Ana Retno Mawarti > PT. ISM Bogasari FlourMills > Industrial Sales Dept > > > > > > "Agnes K" <[EMAIL PROTECTED]> > 08-08-07 02:38 PM > Please respond to > balita-anda@balita-anda.com > > > To > > cc > > Subject > Re: [balita-anda] Penyakit Anemia > > > > > > > Thanks mbak Lif... info ini sangat bermanfaat, akan saya sampaikan ke > mamanya. > > > Salam > MamNiMas > ----- Original Message - > From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, August 08, 2007 11:20 AM > Subject: Re: [balita-anda] Penyakit Anemia > > > > Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi. > > Kalo > > udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb > > darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho, > > perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang. > > > > Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin > > atau > > ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya, > > dan > > bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut > > sedikit > > artikel yang saya dapet. > > > > Intinya sih lagi2MAKANAN BERGIZIcapek deh muter kalo udah > > ngomongin > > gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah, > > why? > > tingkat penganguran rendah? why? muter nanti jadi panjang dan > > lebr, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng. > > > > Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak > > ** > > > > > > Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit > > yang > > lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada > > generasi > > mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi > > belajar, > > dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi, > > jangan > > bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20 > > tahun mendatang. > > > > Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin* > > (Hb) > > siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma > > Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia > > sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah. > > > > Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb > > berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb > > berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang > > hingga > > mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen > > untuk > > otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu. > > > > Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah > > lain > > di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan > > tingginya > > kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia > > Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi > > -- > > ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun. > > Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu > > proses > > tumbuh kembangnya. > > > > Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan > > kampanye > > Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT > > Merck > > Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai > > anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck > > menggandeng > > DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk > > training > > materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana > > sebagai > > pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!" > > > > *Gejala 5 'L'* > > Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization* > > (WHO), > > jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan > > kurang > > dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun.
Re: [balita-anda] Penyakit Anemia
Tanya mbak Lif...kalo hasil tes darah HB rendah tapi anaknya lincah dan bener-bener nggak mau diam apakah ini juga bisa digolongkan anemia yach??? Thanks infonya Ana Retno Mawarti PT. ISM Bogasari FlourMills Industrial Sales Dept "Agnes K" <[EMAIL PROTECTED]> 08-08-07 02:38 PM Please respond to balita-anda@balita-anda.com To cc Subject Re: [balita-anda] Penyakit Anemia Thanks mbak Lif... info ini sangat bermanfaat, akan saya sampaikan ke mamanya. Salam MamNiMas - Original Message - From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, August 08, 2007 11:20 AM Subject: Re: [balita-anda] Penyakit Anemia > Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi. > Kalo > udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb > darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho, > perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang. > > Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin > atau > ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya, > dan > bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut > sedikit > artikel yang saya dapet. > > Intinya sih lagi2MAKANAN BERGIZIcapek deh muter kalo udah > ngomongin > gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah, > why? > tingkat penganguran rendah? why? muter nanti jadi panjang dan > lebr, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng. > > Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak > ** > > > Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit > yang > lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada > generasi > mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi > belajar, > dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi, > jangan > bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20 > tahun mendatang. > > Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin* > (Hb) > siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma > Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia > sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah. > > Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb > berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb > berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang > hingga > mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen > untuk > otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu. > > Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah > lain > di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan > tingginya > kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia > Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi > -- > ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun. > Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu > proses > tumbuh kembangnya. > > Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan > kampanye > Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT > Merck > Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai > anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck > menggandeng > DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk > training > materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana > sebagai > pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!" > > *Gejala 5 'L'* > Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization* > (WHO), > jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan > kurang > dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. Anak-anak yang terkena anemia dapat > dikenali dengan 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai). Ciri lain, > wajah tampak pucat, mata berkunang-kunang, sampai nafsu makan berkurang. > > Anemia, sejatinya, tak hanya disebabkan kekurangan zat besi, tapi juga > kurangnya vitamin B12, asam folat, dan senyawa lainnya yang merupakan > komponen pembentukan sel darah merah. Anemia juga dapat disebabkan oleh > pendarahan dan penyakit kronis. > > Data Departemen Kesehatan 2000 menunjukkan, penyebab anemia adalah > malnutrisi balita yang terbagi menjadi gizi kurang sebanyak 5.2 juta > orang > (26,4 persen), gizi buruk sebanyak 1,7 juta (8,9 persen), dan marasmik > kwasiorkor sebanyak 170.000 (0,9 persen). Kecacingan pun menyebabkan > siswa > SD menderita anemia. > > Kondisi ini, t
Re: [balita-anda] Penyakit Anemia
Tapi jangan lupa tes Hb darah dulu ya gak mahal2 banget koq. Ke lab aja langsungSOL. On 8/8/07, Agnes K <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Thanks mbak Lif... info ini sangat bermanfaat, akan saya sampaikan ke > mamanya. > > > Salam > MamNiMas > - Original Message - > From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, August 08, 2007 11:20 AM > Subject: Re: [balita-anda] Penyakit Anemia > > > > Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi. > > Kalo > > udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb > > darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho, > > perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang. > > > > Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin > > atau > > ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya, > > dan > > bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut > > sedikit > > artikel yang saya dapet. > > > > Intinya sih lagi2MAKANAN BERGIZIcapek deh muter kalo udah > > ngomongin > > gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah, > > why? > > tingkat penganguran rendah? why? muter nanti jadi panjang dan > > lebr, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng. > > > > Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak > > ** > > > > > > Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit > > yang > > lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada > > generasi > > mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi > > belajar, > > dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi, > > jangan > > bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20 > > tahun mendatang. > > > > Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin* > > (Hb) > > siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma > > Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia > > sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah. > > > > Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb > > berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb > > berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang > > hingga > > mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen > > untuk > > otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu. > > > > Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah > > lain > > di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan > > tingginya > > kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia > > Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi > > -- > > ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun. > > Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu > > proses > > tumbuh kembangnya. > > > > Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan > > kampanye > > Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT > > Merck > > Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai > > anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck > > menggandeng > > DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk > > training > > materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana > > sebagai > > pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!" > > > > *Gejala 5 'L'* > > Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization* > > (WHO), > > jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan > > kurang > > dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. Anak-anak yang terkena anemia dapat > > dikenali dengan 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai). Ciri lain, > > wajah tampak pucat, mata berkunang-kunang, sampai nafsu makan berkurang. > > > > Anemia, sejatinya, tak hanya disebabkan kekurangan zat besi, tapi juga > > kurangnya vitamin B12, asam folat, dan senyawa lainnya yang merupakan > > komponen pembentukan sel darah merah. Anemia juga dapat disebabkan oleh > > pendarahan dan penyakit kronis. > > > > Data Departemen Kesehatan 2000 menunjukkan, penyebab anemia adalah > > malnutrisi balita yang terbagi menjad
Re: [balita-anda] Penyakit Anemia
Thanks mbak Lif... info ini sangat bermanfaat, akan saya sampaikan ke mamanya. Salam MamNiMas - Original Message - From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, August 08, 2007 11:20 AM Subject: Re: [balita-anda] Penyakit Anemia Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi. Kalo udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho, perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang. Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin atau ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya, dan bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut sedikit artikel yang saya dapet. Intinya sih lagi2MAKANAN BERGIZIcapek deh muter kalo udah ngomongin gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah, why? tingkat penganguran rendah? why? muter nanti jadi panjang dan lebr, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng. Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak ** Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit yang lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada generasi mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi belajar, dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi, jangan bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20 tahun mendatang. Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin* (Hb) siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah. Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang hingga mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen untuk otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu. Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah lain di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan tingginya kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi -- ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun. Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu proses tumbuh kembangnya. Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan kampanye Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT Merck Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck menggandeng DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk training materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana sebagai pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!" *Gejala 5 'L'* Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization* (WHO), jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan kurang dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. Anak-anak yang terkena anemia dapat dikenali dengan 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai). Ciri lain, wajah tampak pucat, mata berkunang-kunang, sampai nafsu makan berkurang. Anemia, sejatinya, tak hanya disebabkan kekurangan zat besi, tapi juga kurangnya vitamin B12, asam folat, dan senyawa lainnya yang merupakan komponen pembentukan sel darah merah. Anemia juga dapat disebabkan oleh pendarahan dan penyakit kronis. Data Departemen Kesehatan 2000 menunjukkan, penyebab anemia adalah malnutrisi balita yang terbagi menjadi gizi kurang sebanyak 5.2 juta orang (26,4 persen), gizi buruk sebanyak 1,7 juta (8,9 persen), dan marasmik kwasiorkor sebanyak 170.000 (0,9 persen). Kecacingan pun menyebabkan siswa SD menderita anemia. Kondisi ini, tentu tidak bisa dibiarkan. Sebab, menurut dr Djajadiman Gatot, SpA (K) dari Divisi Hematologi Onkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, ADB mengganggu belajar, juga menurunkan fungsi otot dan daya tahan tubuh pada anak. ''Bila daya tahan tubuh menurun maka risiko infeksi pun akan meningkat,'' tuturnya dalam sebuah seminar di Jakarta, beberapa waktu lalu. Djajadiman mengatakan, anemia saat anak masih bayi akan bedampak pada prestasi di masa sekolah. Konsentrasi dan daya ingat anak rendah dan bisa berujung pada rendahnya kecerdasan intelektual (IQ) dan gangguan perilaku. Toh, 'dunia belum kiamat' bagi penderita anemia. ADB bisa ditangani dengan pemberian preparat zat besi dan mengatasi penyebabnya. Anak-anak - juga ibu hamil - dianjurkan memperbanyak mengkonsumsi daging, hati, kuning telur, tepung, roti, dan gandum yang diperkaya zat
[balita-anda] Balasan: [balita-anda] Penyakit Anemia
Dalam masyarakat dikenal penyakit kurang darah yang biasa disebut dengan anemia. Sebetulnya anemia tak tepat jika disebut penyakit kurang darah. Yang benar adalah kurangnya sel darah merah karena kadar hemoglobin yang rendah dalam darah. Kita tahu darah manusia tersusun atas dua komponen utama a.l. Plasma darah yaitu cairan tidak berwarna dalam darah yang berfungsi mengangkut air, mineral, ion dan sari-sari makanan ke seluruh jaringan tubuh. Lalu sel darah yang terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Sel darah merah dibentuk di sumsum tulang. Dalam pembentukannya diperlukan vitamin B12 (sianokobalamin) dan asam folat. Salah satu bagian yang menyusun sel darah merah adalah hemoglobin. Hemoglobin bertugas mengikat oksigen dari paru-paru dan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen semua jaringan tubuh. Dalam pembentukan hemoglobin diperlukan zat besi. Jika tubuh kekurangan zat besi maka akan menghambat pembentukan hemoglobin yang berakibat pada terhambatnya pembentukan sel darah merah. Selanjutnya timbullah anemia akibat kekurangan zat besi yang disebut dengan anemia defisiensi zat besi. Normalnya, kadar hemoglobin dalam darah seseorang sekitar 12 g/100 ml. Bila kadar hemoglobin dalam darah berkisar 9-11 g/100 ml, penderita digolongkan anemia ringan. Bila kadar hemoglobin 6-8 g/100 ml, berarti anemia sedang. Sedangkan anemia berat bila kadar hemoglobin kurang dari 6 g/100 ml. Menurut Guru besar ilmu kedokteran anak FK Undip Ag. Soemantri, gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi di antaranya kelelahan, lemah, pucat dan kurang bergairah, sakit kepala dan mudah marah. Pada tingkat lanjut penderita tidak mampu berkonsentrasi, rentan terhadap infeksi hingga perubahan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah lunak dan sulit menelan. "Faktor-faktor penyebab terjadinya anemia defisiensi zat besi sebagian besar karena kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi. Juga malabsorbsi zat besi [penyerapan zat besi yang tidak optimal] akibat diare kronis," papar peneliti yang melakukan di seluruh Jateng dan DIY itu. Selain itu, lanjutnya, gangguan saluran pencernaan bisa menyebabkan kurangnya kadar zat besi dalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terhambat. Begitu juga perdarahan menstruasi berat, luka, kanker dan perdarahan gastrointestinal akibat induksi obat. (kutipan dari salah satu artikel di situs kesehatan Mother: Monday, 11 Jul 2005 8:34:40 WIB ) so, klo memang begitu sbaiknya dipersiksakan ke dokter spy mendapat penanganan lebih lanjut.. smoga membantu yaa --- Agnes K <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Dear smart parents... > > Aku kebetulan punya tetangga yang anak perempuannya > umur +/- 6 thn badannya kuruuusss bgt... katanya > ortunya dia menderita anemia. > > Kalo ada info mengenai penyakit itu please sharing > ya parents soalnya ngeliat dia kasian > jugabadannya kecil banget kayak engga ada > dagingnya..tapi aktifitas dia normal sich... > sekolah, bermain, dll. > > > > > thanks > MamNiMas Regards, Uci mamaKavin+Ija http://oetjipop.multiply.com Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/ -- Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Penyakit Anemia
Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi. Kalo udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho, perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang. Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin atau ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya, dan bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut sedikit artikel yang saya dapet. Intinya sih lagi2MAKANAN BERGIZIcapek deh muter kalo udah ngomongin gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah, why? tingkat penganguran rendah? why? muter nanti jadi panjang dan lebr, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng. Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak ** Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit yang lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada generasi mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi belajar, dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi, jangan bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20 tahun mendatang. Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin* (Hb) siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah. Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang hingga mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen untuk otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu. Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah lain di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan tingginya kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi -- ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun. Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu proses tumbuh kembangnya. Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan kampanye Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT Merck Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck menggandeng DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk training materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana sebagai pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!" *Gejala 5 'L'* Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization* (WHO), jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan kurang dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. Anak-anak yang terkena anemia dapat dikenali dengan 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai). Ciri lain, wajah tampak pucat, mata berkunang-kunang, sampai nafsu makan berkurang. Anemia, sejatinya, tak hanya disebabkan kekurangan zat besi, tapi juga kurangnya vitamin B12, asam folat, dan senyawa lainnya yang merupakan komponen pembentukan sel darah merah. Anemia juga dapat disebabkan oleh pendarahan dan penyakit kronis. Data Departemen Kesehatan 2000 menunjukkan, penyebab anemia adalah malnutrisi balita yang terbagi menjadi gizi kurang sebanyak 5.2 juta orang (26,4 persen), gizi buruk sebanyak 1,7 juta (8,9 persen), dan marasmik kwasiorkor sebanyak 170.000 (0,9 persen). Kecacingan pun menyebabkan siswa SD menderita anemia. Kondisi ini, tentu tidak bisa dibiarkan. Sebab, menurut dr Djajadiman Gatot, SpA (K) dari Divisi Hematologi Onkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, ADB mengganggu belajar, juga menurunkan fungsi otot dan daya tahan tubuh pada anak. ''Bila daya tahan tubuh menurun maka risiko infeksi pun akan meningkat,'' tuturnya dalam sebuah seminar di Jakarta, beberapa waktu lalu. Djajadiman mengatakan, anemia saat anak masih bayi akan bedampak pada prestasi di masa sekolah. Konsentrasi dan daya ingat anak rendah dan bisa berujung pada rendahnya kecerdasan intelektual (IQ) dan gangguan perilaku. Toh, 'dunia belum kiamat' bagi penderita anemia. ADB bisa ditangani dengan pemberian preparat zat besi dan mengatasi penyebabnya. Anak-anak - juga ibu hamil - dianjurkan memperbanyak mengkonsumsi daging, hati, kuning telur, tepung, roti, dan gandum yang diperkaya zat besi. Konsumsi zat besi sebaiknya diikuti dengan vitamin C karena dapat meningkatkan penyerapan zat besi. *Generasi Cerdas* Sebetulnya, tambahan zat besi di usia sekolah, menurut dr Soedjatmiko, SpA (K), MSi, spesialis anak dan megister perkembangan anak FKUI/RSCM, tidak banyak manfaatnya. ''Oleh karena itu, pencegahan dan pengobatan sebai
[balita-anda] Penyakit Anemia
Dear smart parents... Aku kebetulan punya tetangga yang anak perempuannya umur +/- 6 thn badannya kuruuusss bgt... katanya ortunya dia menderita anemia. Kalo ada info mengenai penyakit itu please sharing ya parents soalnya ngeliat dia kasian jugabadannya kecil banget kayak engga ada dagingnya..tapi aktifitas dia normal sich... sekolah, bermain, dll. thanks MamNiMas