RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan
Saya juga prihatin membaca berita seperti ini, tetapi memang kalau dengan gaji Rp 200.000 pembantunya Sri Wahyuni harus menjaga 2 anak majikannya terus juga membereskan rumah, saya pikir pasti sangat tidak manusiawi. Mengapa saya bilang begitu, saya juga merasakan bagaimana menjaga 2 orang anak saya kalau kebetulan pembantu saya lagi sakit atau lagi cuti lebaran...wah sangat melelahkan sekali...mungkin ada baiknya kita menghandle sendiri anak kita, jika gaji kita terasa kecil dan tidak cukup untuk menggaji bs atau pembantu untuk menjaga anak kita...memang risikonya kita atau pasangan kita harus berkorban meninggalkan pekerjaan yang kita senangi dan beralih ke pekerjaan lainnya. Tetapi tidak ada pilihan lain, kita pilih anak atau pilih karir dan keegoisan kita mempertahankan pekerjaan yang sebenarnya mungkin hasilnya lebih berarti bagi kita bila kita memilih untuk menjaga sendiri anak2 buah hati kita. Sebaiknya kita jangan menghakimi dan menyalahkan Sri Wahyuni saja biarlah pembalasan atas perbuatannya mungkin hanya Tuhan yang berhak mengetahuinya, tetapi ada baiknya rekan2 membayangkan sendiri kalau harus menangani 2 anak dan menangani rumah juga dengan gaji seperti Sri Wahyuni, apakah itu bukan berarti pemerasan tenaganya. Wajar menurut saya kalau dia kelelahan dan kehilangan kesabaran, karena saya bisa merasakannya sih...jangankan dia, terus terang saja saya sendiri juga kadang2 bisa habis sabarnya terhadap anak2 saya kalau harus menangani semua pekerjaan rumah tangga dan 2 anak masih imut2, kebetulan anak saya juga 2 orang cowok lagi... Maaf kalau tidak berkenan. Rgrds, Lilis -Original Message- From: Romi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 20 Januari 2004 9:23 To: [EMAIL PROTECTED]; 'Aryani Novita'; 'Liana' Subject: RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan Membaca berita seperti ini... saya sampai nangis... tak kuasa air mata ini mengalir sendiri.. membayangkan penderitaan yang dialami oleh anak sekecil itu. Semoga pembantu itu mendapat balasan yg lebih kejam dari apa yang dia lakukan kepada si bayi. Semoga ibunya diberi kekuatan batin. Semoga.. kejadian seperti ini tdk terulang lagi... jangan sampai menimpa kita. Amiiin ...amn... amin -Original Message- From: Angina's Mom [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:14 AM To: Aryani Novita; Balita anda; Liana Subject: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan Liputan6.com, Bekasi: Rumah tampak sepi. Pintu rumah juga tidak terkunci. Salmiah masuk perlahan ke kamar tengah. Putra bungsunya Muhammad Taufik Alfarizy tergeletak sendirian. Sebuah surat berada tak jauh dari tubuh bayinya yang berumur delapan bulan lebih. Pesan singkat di kertas putih ini membuat Salmiah lemas. Matanya tertuju pada Taufik. Tangisnya pecah berderai. Putranya yang genap berusia sembilan bulan pada 19 Januari itu telah meninggal. Surat itu ditulis oleh Sri Wahyuni pembantunya. Pembantu rumah tangganya itu mengatakan, Taufik tewas terjatuh dari ayunan. Karena takut, dia meninggalkan rumah dan pamit lewat surat. Salmiah benar-benar terguncang. Tubuh bayi mungilnya dipeluk erat-erat. Namun, Taufik tak bergerak. Tubuhnya mendingin. Salmiah masih tak percaya. Suaminya Salman Nasution, tetangga, dan kerabat dekat yang datang ke rumahnya juga bertanya-tanya. Telepon dari iparnya, Supri, semakin membuat dia bingung. Suami kakak kandungnya itu meminta Salmiah dan Salman memeriksa kondisi tubuh Taufik. Sebab, dia curiga pada cerita Sri Wahyuni. Ternyata, Sri mampir dahulu ke rumah Supri di Cimone, Tangerang. Namun, kecurigaan itu tertutup oleh kesedihan yang mendalam. Karena itu, mereka segera mengebumikan Taufik di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat. Dua hari kemudian, polisi menghubungi keluarga Nasution untuk menyelidiki penyebab kematian Taufik. Usulan polisi untuk menggali kubur Taufik ditentang keluarganya. Namun, polisi tetap mengotopsi Taufik di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Jawa Barat. RS ini dipilih karena biaya otopsi di RS Cipto Mangunkusumo Rp 2 juta, dianggap kelewat mahal. Akhirnya bisa dibuktikan kematian ini memang tidak wajar, kata Ajun Komisaris Polisi Sartono, Kapolsek Gunung Putri, Bekasi. Sri tak bisa mengelak. Gadis yang tidak tamat sekolah lanjutan pertama ini mengakui perbuatannya. Dia bakal dijerat Pasal 359 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang. Sebagai ganjarannya, remaja putri ini terancam hukuman tujuh tahun penjara. Kelelahan. Itulah yang membuat Sri kesal. Cewek berusia 17 tahun ini baru bekerja selama sebulan di rumah Salmiah. Dia bertugas membersihkan rumah dan menjaga Taufik dan mengawasi kakak Taufik. Yang susah itu ya, ngurusin bayi, harus gantiin popoknya, ngasih makan juga ujar Sri. Dari pekerjaan itu dia mendapat gaji Rp 200 per bulan. Sebaliknya, Salmiah masih tidak percaya. Dia mengaku tak pernah bersuara tinggi apalagi memarahi Sri. Makanan di meja makan keluarganya juga selalu sama dengan yang dilahap Sri. Ketika
Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan
Waktu nonton derap hukum tadi malam, saya gemas banget ngeliat pembantunya, tampangnya seperti masih polos, tapi koq tega banget. Tapi saya juga ga habis pikir koq ibunya si bayi berani dan tega meninggalkan si kecil sendirian sama pembantu yang baru bekerja selama 1 bulan, apalagi dia pergi untuk menginap di rumah mertuanya (CMIIW), apa ga bisa si bayi dibawa aja ?? --- Dewi Wakkary [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh jadi inget my princess di rumah nich... Memang susah yach cari orang yang bisa dititipin. Mudah-mudahan Kel. Bpk Taufik diberikan kekuatan atas cobaan ini. Amien Angina's Mom wrote: Liputan6.com, Bekasi: Rumah tampak sepi. Pintu rumah juga tidak terkunci. Salmiah masuk perlahan ke kamar tengah. Putra bungsunya Muhammad Taufik Alfarizy tergeletak sendirian. Sebuah surat berada tak jauh dari tubuh bayinya yang berumur delapan bulan lebih. Pesan singkat di kertas putih ini membuat Salmiah lemas. Matanya tertuju pada Taufik. Tangisnya pecah berderai. Putranya yang genap berusia sembilan bulan pada 19 Januari itu telah meninggal. Surat itu ditulis oleh Sri Wahyuni pembantunya. Pembantu rumah tangganya itu mengatakan, Taufik tewas terjatuh dari ayunan. Karena takut, dia meninggalkan rumah dan pamit lewat surat. Salmiah benar-benar terguncang. Tubuh bayi mungilnya dipeluk erat-erat. Namun, Taufik tak bergerak. Tubuhnya mendingin. Salmiah masih tak percaya. Suaminya Salman Nasution, tetangga, dan kerabat dekat yang datang ke rumahnya juga bertanya-tanya. Telepon dari iparnya, Supri, semakin membuat dia bingung. Suami kakak kandungnya itu meminta Salmiah dan Salman memeriksa kondisi tubuh Taufik. Sebab, dia curiga pada cerita Sri Wahyuni. Ternyata, Sri mampir dahulu ke rumah Supri di Cimone, Tangerang. Namun, kecurigaan itu tertutup oleh kesedihan yang mendalam. Karena itu, mereka segera mengebumikan Taufik di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat. Dua hari kemudian, polisi menghubungi keluarga Nasution untuk menyelidiki penyebab kematian Taufik. Usulan polisi untuk menggali kubur Taufik ditentang keluarganya. Namun, polisi tetap mengotopsi Taufik di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Jawa Barat. RS ini dipilih karena biaya otopsi di RS Cipto Mangunkusumo Rp 2 juta, dianggap kelewat mahal. Akhirnya bisa dibuktikan kematian ini memang tidak wajar, kata Ajun Komisaris Polisi Sartono, Kapolsek Gunung Putri, Bekasi. Sri tak bisa mengelak. Gadis yang tidak tamat sekolah lanjutan pertama ini mengakui perbuatannya. Dia bakal dijerat Pasal 359 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang. Sebagai ganjarannya, remaja putri ini terancam hukuman tujuh tahun penjara. Kelelahan. Itulah yang membuat Sri kesal. Cewek berusia 17 tahun ini baru bekerja selama sebulan di rumah Salmiah. Dia bertugas membersihkan rumah dan menjaga Taufik dan mengawasi kakak Taufik. Yang susah itu ya, ngurusin bayi, harus gantiin popoknya, ngasih makan juga ujar Sri. Dari pekerjaan itu dia mendapat gaji Rp 200 per bulan. Sebaliknya, Salmiah masih tidak percaya. Dia mengaku tak pernah bersuara tinggi apalagi memarahi Sri. Makanan di meja makan keluarganya juga selalu sama dengan yang dilahap Sri. Ketika menginap di hotel, Sri juga tidur sekamar dengan dia dan anak-anaknya. Bahkan, Salmiah juga membuat kamar khusus buat Sri. Saya nggak ngebayangin waktu Taufik disiksa, dia sekarat, kata Salmiah berurai air mata. Sri memang mengarang sendiri alasan kematian Taufik. Dia mengisahkan, sejak ditinggal Salmiah pada hari nahas itu, Taufik tak mau diam, meski digendong dan dibujuk. Sri naik pitam dan menampar pipi Taufik. Suara bayi itu kian kencang. Tak mau diam, perut Taufik yang jadi sasaran, menyusul punggung dan kaki. Penganiayaan ini dilakukan berkali-kali. Puncaknya, Sri mengangkat tubuh Taufik dan membantingnya ke kasur busanya yang membentang di ubin kamarnya. Kemudian, dia membawa Taufik yang dalam kondisi kejang ke ruang tengah. Tak lama kemudian, rumah itu benar-benar sepi. Tak ada lagi rengekan bayi. Taufik tewas. (TNA/Tim Derap Hukum) - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] __ Do you Yahoo!? Yahoo! Hotjobs: Enter the Signing Bonus Sweepstakes http://hotjobs.sweepstakes.yahoo.com/signingbonus - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info
Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan
Saya sangat setuju dengan pendapat Ibu Saya lebih cenderung menyalahkan orang tua si bayi tsb. Bagaimana bisa sebagai buah hati pertama, dlm umur 9 bln, ditinggal begitu saja dengan seorang pembantu BLO'ON (saya lihat wajahnya tadi malam di DERAP HUKUM) tanpa ada siapa-siapa lagi. Apakah mamanya tidak mikir waktu meninggalkan rumah, saat didepan pagar : 1. Gimana kalau si kecil menagis minta nenen/ASI? 2. Gimana kalau sikecil menagis minta peluk mamanya mau bobok? 3. Gimana kalau sikecil menagis karena mau PUB? 4. Gimana kalau sikecil menagis karena mau pegang mainan? 5. Dan gimana-gimana yg lain Terus bagaimana perasaan mamanya saat itu sementara mamanya senda gurau dengan temennya? Tapi pertanyaan provokatif tsb tak akan menyelesaikan masalah? Yg penting buat kita semua, semoga kejadian tersebut tidak akan pernah terulang lagi... Mohon maaf kalau curhat saya ini juga tidak berkenan buat Yahnda/Bunda sekalian... Wassalam Den Bagus - Original Message - From: Larasati Astuti [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:24 AM Subject: Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana bisa seorang ibu tega meninggalkan bayinya semalam suntuk dengan seorang pembantu yang masih di bawah umur dan tidak terbiasa menjaga bayi, hanya karena takut kemalaman dan 'bersenang senang' di rumah temannya?? semoga peristiwa ini tidak akan terulang kembali dan menjadi pelajaran buat kita semua, terutama for busy moms Angina's Mom [EMAIL PROTECTED] wrote: Liputan6.com, Bekasi: Rumah tampak sepi. Pintu rumah juga tidak terkunci. Salmiah masuk perlahan ke kamar tengah. Putra bungsunya Muhammad Taufik Alfarizy tergeletak sendirian. Sebuah surat berada tak jauh dari tubuh bayinya yang berumur delapan bulan lebih. Pesan singkat di kertas putih ini membuat Salmiah lemas. Matanya tertuju pada Taufik. Tangisnya pecah berderai. Putranya yang genap berusia sembilan bulan pada 19 Januari itu telah meninggal. Surat itu ditulis oleh Sri Wahyuni pembantunya. Pembantu rumah tangganya itu mengatakan, Taufik tewas terjatuh dari ayunan. Karena takut, dia meninggalkan rumah dan pamit lewat surat. Salmiah benar-benar terguncang. Tubuh bayi mungilnya dipeluk erat-erat. Namun, Taufik tak bergerak. Tubuhnya mendingin. Salmiah masih tak percaya. Suaminya Salman Nasution, tetangga, dan kerabat dekat yang datang ke rumahnya juga bertanya-tanya. Telepon dari iparnya, Supri, semakin membuat dia bingung. Suami kakak kandungnya itu meminta Salmiah dan Salman memeriksa kondisi tubuh Taufik. Sebab, dia curiga pada cerita Sri Wahyuni. Ternyata, Sri mampir dahulu ke rumah Supri di Cimone, Tangerang. Namun, kecurigaan itu tertutup oleh kesedihan yang mendalam. Karena itu, mereka segera mengebumikan Taufik di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat. Dua hari kemudian, polisi menghubungi keluarga Nasution untuk menyelidiki penyebab kematian Taufik. Usulan polisi untuk menggali kubur Taufik ditentang keluarganya. Namun, polisi tetap mengotopsi Taufik di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Jawa Barat. RS ini dipilih karena biaya otopsi di RS Cipto Mangunkusumo Rp 2 juta, dianggap kelewat mahal. Akhirnya bisa dibuktikan kematian ini memang tidak wajar, kata Ajun Komisaris Polisi Sartono, Kapolsek Gunung Putri, Bekasi. Sri tak bisa mengelak. Gadis yang tidak tamat sekolah lanjutan pertama ini mengakui perbuatannya. Dia bakal dijerat Pasal 359 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang. Sebagai ganjarannya, remaja putri ini terancam hukuman tujuh tahun penjara. Kelelahan. Itulah yang membuat Sri kesal. Cewek berusia 17 tahun ini baru bekerja selama sebulan di rumah Salmiah. Dia bertugas membersihkan rumah dan menjaga Taufik dan mengawasi kakak Taufik. Yang susah itu ya, ngurusin bayi, harus gantiin popoknya, ngasih makan juga ujar Sri. Dari pekerjaan itu dia mendapat gaji Rp 200 per bulan. Sebaliknya, Salmiah masih tidak percaya. Dia mengaku tak pernah bersuara tinggi apalagi memarahi Sri. Makanan di meja makan keluarganya juga selalu sama dengan yang dilahap Sri. Ketika menginap di hotel, Sri juga tidur sekamar dengan dia dan anak-anaknya. Bahkan, Salmiah juga membuat kamar khusus buat Sri. Saya nggak ngebayangin waktu Taufik disiksa, dia sekarat, kata Salmiah berurai air mata. Sri memang mengarang sendiri alasan kematian Taufik. Dia mengisahkan, sejak ditinggal Salmiah pada hari nahas itu, Taufik tak mau diam, meski digendong dan dibujuk. Sri naik pitam dan menampar pipi Taufik. Suara bayi itu kian kencang. Tak mau diam, perut Taufik yang jadi sasaran, menyusul punggung dan kaki. Penganiayaan ini dilakukan berkali-kali. Puncaknya, Sri mengangkat tubuh Taufik dan membantingnya ke kasur busanya yang membentang di ubin kamarnya. Kemudian, dia membawa Taufik yang dalam kondisi kejang ke ruang tengah. Tak lama kemudian, rumah itu benar-benar
RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan
Ibu / Bapak, Saya sangat tercengang melihat derap hukum kemarin mengenai rekonstruksi kematian Taufik, memang sangat tragis yah, tapi saya melihat banyak yang aneh misal bayi 9 bulan berani ditinggalkan Ibu dan bapaknya semalaman dengan alasan kurang kuat ( kok ngga dibawa nginap yah ) . Pengalaman untuk kita untuk lebih bijaksana dan berhati - hati karena pembantu / BS / Pengasuh itu bukan bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan anak kita karena kita gaji tetapi hanya membantu saja dan mereka punya batas tenaga dan mental. Kemarin saya nonton sama mbanya anakku dan saya bilang kalau mbak ngga bisa tangani anakku, jangan segen - segen minta bantuan tetangga, apabila ngga ada orang rumah atau keluarga dirumah. Semoga Tuhan memberikan ketenangan kepada Taufik dan kekuatan untuk kedua orang tuanya dan semoga tidak ada Sri Wahyuni - Sri Wahyuni yang lain. Salam, Mama Gerald -Original Message- From: Romi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:23 AM To: [EMAIL PROTECTED]; 'Aryani Novita'; 'Liana' Subject: RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan Membaca berita seperti ini... saya sampai nangis... tak kuasa air mata ini mengalir sendiri.. membayangkan penderitaan yang dialami oleh anak sekecil itu. Semoga pembantu itu mendapat balasan yg lebih kejam dari apa yang dia lakukan kepada si bayi. Semoga ibunya diberi kekuatan batin. Semoga.. kejadian seperti ini tdk terulang lagi... jangan sampai menimpa kita. Amiiin ...amn... amin -Original Message- From: Angina's Mom [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:14 AM To: Aryani Novita; Balita anda; Liana Subject: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan Liputan6.com, Bekasi: Rumah tampak sepi. Pintu rumah juga tidak terkunci. Salmiah masuk perlahan ke kamar tengah. Putra bungsunya Muhammad Taufik Alfarizy tergeletak sendirian. Sebuah surat berada tak jauh dari tubuh bayinya yang berumur delapan bulan lebih. Pesan singkat di kertas putih ini membuat Salmiah lemas. Matanya tertuju pada Taufik. Tangisnya pecah berderai. Putranya yang genap berusia sembilan bulan pada 19 Januari itu telah meninggal. Surat itu ditulis oleh Sri Wahyuni pembantunya. Pembantu rumah tangganya itu mengatakan, Taufik tewas terjatuh dari ayunan. Karena takut, dia meninggalkan rumah dan pamit lewat surat. Salmiah benar-benar terguncang. Tubuh bayi mungilnya dipeluk erat-erat. Namun, Taufik tak bergerak. Tubuhnya mendingin. Salmiah masih tak percaya. Suaminya Salman Nasution, tetangga, dan kerabat dekat yang datang ke rumahnya juga bertanya-tanya. Telepon dari iparnya, Supri, semakin membuat dia bingung. Suami kakak kandungnya itu meminta Salmiah dan Salman memeriksa kondisi tubuh Taufik. Sebab, dia curiga pada cerita Sri Wahyuni. Ternyata, Sri mampir dahulu ke rumah Supri di Cimone, Tangerang. Namun, kecurigaan itu tertutup oleh kesedihan yang mendalam. Karena itu, mereka segera mengebumikan Taufik di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat. Dua hari kemudian, polisi menghubungi keluarga Nasution untuk menyelidiki penyebab kematian Taufik. Usulan polisi untuk menggali kubur Taufik ditentang keluarganya. Namun, polisi tetap mengotopsi Taufik di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Jawa Barat. RS ini dipilih karena biaya otopsi di RS Cipto Mangunkusumo Rp 2 juta, dianggap kelewat mahal. Akhirnya bisa dibuktikan kematian ini memang tidak wajar, kata Ajun Komisaris Polisi Sartono, Kapolsek Gunung Putri, Bekasi. Sri tak bisa mengelak. Gadis yang tidak tamat sekolah lanjutan pertama ini mengakui perbuatannya. Dia bakal dijerat Pasal 359 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang. Sebagai ganjarannya, remaja putri ini terancam hukuman tujuh tahun penjara. Kelelahan. Itulah yang membuat Sri kesal. Cewek berusia 17 tahun ini baru bekerja selama sebulan di rumah Salmiah. Dia bertugas membersihkan rumah dan menjaga Taufik dan mengawasi kakak Taufik. Yang susah itu ya, ngurusin bayi, harus gantiin popoknya, ngasih makan juga ujar Sri. Dari pekerjaan itu dia mendapat gaji Rp 200 per bulan. Sebaliknya, Salmiah masih tidak percaya. Dia mengaku tak pernah bersuara tinggi apalagi memarahi Sri. Makanan di meja makan keluarganya juga selalu sama dengan yang dilahap Sri. Ketika menginap di hotel, Sri juga tidur sekamar dengan dia dan anak-anaknya. Bahkan, Salmiah juga membuat kamar khusus buat Sri. Saya nggak ngebayangin waktu Taufik disiksa, dia sekarat, kata Salmiah berurai air mata. Sri memang mengarang sendiri alasan kematian Taufik. Dia mengisahkan, sejak ditinggal Salmiah pada hari nahas itu, Taufik tak mau diam, meski digendong dan dibujuk. Sri naik pitam dan menampar pipi Taufik. Suara bayi itu kian kencang. Tak mau diam, perut Taufik yang jadi sasaran, menyusul punggung dan kaki. Penganiayaan ini dilakukan berkali-kali. Puncaknya, Sri mengangkat tubuh Taufik dan membantingnya ke kasur busanya yang membentang di ubin kamarnya. Kemudian, dia membawa Taufik
Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan
Saya juga jadi ingat baby saya yang baru 11 bulan, anyway saya punya pembantu yang selama ini baik dan semoga selanjutnya tetep baik, saya tetap kadang2 sidak kerumah dan jangan percaya 100%. Karena bayi saya cuma sama dia aza, kadang sambil nyempetin ngobrol sama tetangga,titip anak saya dirumah, tolong sekali2 ditengokin...dan selama ini jangankan marah sama pembantu , bicara keras tidak pernah karena demi anak kita ( takut kalo ngefek ke anak kita ), but untungnya meski saya selalu baik2 dia nggak ngelunjak lho...and yang penting sebelum berangkat kerja bisikkan doa serahkan anak kita kepada Tuhan semoga Tuhan menjaga, melindungi dan menjauhkan dari hal-hal yang buruk pada anak kita...Amin Regards Email : [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: Romi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; 'Aryani Novita' [EMAIL PROTECTED]; 'Liana' [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:23 AM Subject: RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan Membaca berita seperti ini... saya sampai nangis... tak kuasa air mata ini mengalir sendiri.. membayangkan penderitaan yang dialami oleh anak sekecil itu. Semoga pembantu itu mendapat balasan yg lebih kejam dari apa yang dia lakukan kepada si bayi. Semoga ibunya diberi kekuatan batin. Semoga.. kejadian seperti ini tdk terulang lagi... jangan sampai menimpa kita. Amiiin ...amn... amin -Original Message- From: Angina's Mom [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:14 AM To: Aryani Novita; Balita anda; Liana Subject: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan Liputan6.com, Bekasi: Rumah tampak sepi. Pintu rumah juga tidak terkunci. Salmiah masuk perlahan ke kamar tengah. Putra bungsunya Muhammad Taufik Alfarizy tergeletak sendirian. Sebuah surat berada tak jauh dari tubuh bayinya yang berumur delapan bulan lebih. Pesan singkat di kertas putih ini membuat Salmiah lemas. Matanya tertuju pada Taufik. Tangisnya pecah berderai. Putranya yang genap berusia sembilan bulan pada 19 Januari itu telah meninggal. Surat itu ditulis oleh Sri Wahyuni pembantunya. Pembantu rumah tangganya itu mengatakan, Taufik tewas terjatuh dari ayunan. Karena takut, dia meninggalkan rumah dan pamit lewat surat. Salmiah benar-benar terguncang. Tubuh bayi mungilnya dipeluk erat-erat. Namun, Taufik tak bergerak. Tubuhnya mendingin. Salmiah masih tak percaya. Suaminya Salman Nasution, tetangga, dan kerabat dekat yang datang ke rumahnya juga bertanya-tanya. Telepon dari iparnya, Supri, semakin membuat dia bingung. Suami kakak kandungnya itu meminta Salmiah dan Salman memeriksa kondisi tubuh Taufik. Sebab, dia curiga pada cerita Sri Wahyuni. Ternyata, Sri mampir dahulu ke rumah Supri di Cimone, Tangerang. Namun, kecurigaan itu tertutup oleh kesedihan yang mendalam. Karena itu, mereka segera mengebumikan Taufik di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat. Dua hari kemudian, polisi menghubungi keluarga Nasution untuk menyelidiki penyebab kematian Taufik. Usulan polisi untuk menggali kubur Taufik ditentang keluarganya. Namun, polisi tetap mengotopsi Taufik di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Jawa Barat. RS ini dipilih karena biaya otopsi di RS Cipto Mangunkusumo Rp 2 juta, dianggap kelewat mahal. Akhirnya bisa dibuktikan kematian ini memang tidak wajar, kata Ajun Komisaris Polisi Sartono, Kapolsek Gunung Putri, Bekasi. Sri tak bisa mengelak. Gadis yang tidak tamat sekolah lanjutan pertama ini mengakui perbuatannya. Dia bakal dijerat Pasal 359 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang. Sebagai ganjarannya, remaja putri ini terancam hukuman tujuh tahun penjara. Kelelahan. Itulah yang membuat Sri kesal. Cewek berusia 17 tahun ini baru bekerja selama sebulan di rumah Salmiah. Dia bertugas membersihkan rumah dan menjaga Taufik dan mengawasi kakak Taufik. Yang susah itu ya, ngurusin bayi, harus gantiin popoknya, ngasih makan juga ujar Sri. Dari pekerjaan itu dia mendapat gaji Rp 200 per bulan. Sebaliknya, Salmiah masih tidak percaya. Dia mengaku tak pernah bersuara tinggi apalagi memarahi Sri. Makanan di meja makan keluarganya juga selalu sama dengan yang dilahap Sri. Ketika menginap di hotel, Sri juga tidur sekamar dengan dia dan anak-anaknya. Bahkan, Salmiah juga membuat kamar khusus buat Sri. Saya nggak ngebayangin waktu Taufik disiksa, dia sekarat, kata Salmiah berurai air mata. Sri memang mengarang sendiri alasan kematian Taufik. Dia mengisahkan, sejak ditinggal Salmiah pada hari nahas itu, Taufik tak mau diam, meski digendong dan dibujuk. Sri naik pitam dan menampar pipi Taufik. Suara bayi itu kian kencang. Tak mau diam, perut Taufik yang jadi sasaran, menyusul punggung dan kaki. Penganiayaan ini dilakukan berkali-kali. Puncaknya, Sri mengangkat tubuh Taufik dan membantingnya ke kasur busanya yang membentang di ubin kamarnya. Kemudian, dia membawa Taufik yang dalam kondisi kejang ke ruang tengah. Tak lama
Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan
tambahan aja... yang namanya setan, iblis etc itu senang banget gangguin manusia. untuk itu manusia mesti sehat rohaninya utk menghalau hasutan setan tersebut. sering seringlah memberi siraman rohani jangan hanya pada diri kita tapi juga terhadap pengasuh, dan pembantu kita. sesuai agama dan kepercayaan masing masing tanamkan kepada pembantu kita bahwa dengan cinta dan hati yang tulus ikhlas segala sesuatu yang berat akan ringan. aku setiap kali ada pembantu atau pengasuh baru selalu aku kasih tau sesekali namanya anak kecil pasti ngamuk atau mukul atau jambak, mudahmudahan kamu bisa sabar ya... kalau nggak bisa ya mending kamu mundur aja sejak awal... selebihnya aku masih mengandalkan ortu utk mengawasi pembantu dan pengasuh nah kedepan nggak tau deh dgn rencana pindah rumah yg terus aku tunda krn ya itu berita ttg anak dan pengasuh dirumah terus saja kejadian yg enggak enggak/ salam bunda reva - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan
Sama nih dengan mbak Ade, sekarang nggak pindah-pindah rumah (masih nebeng)ya itu takut anak nggak ada yang ngawasin. Saya sampai sekarang tetap cerewet sama BSnya Fya. Mungkin dia keselnya sama saya bukan sama Fya kali ya ( soalnya Fya juga cerewet dan ngoceh melulu).Bayangin deh kalau nggak ada Eyangnya. Salam, Ibunya Fya -Original Message- From: Ade Novita [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 20, 2004 10:09 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan tambahan aja... yang namanya setan, iblis etc itu senang banget gangguin manusia. untuk itu manusia mesti sehat rohaninya utk menghalau hasutan setan tersebut. sering seringlah memberi siraman rohani jangan hanya pada diri kita tapi juga terhadap pengasuh, dan pembantu kita. sesuai agama dan kepercayaan masing masing tanamkan kepada pembantu kita bahwa dengan cinta dan hati yang tulus ikhlas segala sesuatu yang berat akan ringan. aku setiap kali ada pembantu atau pengasuh baru selalu aku kasih tau sesekali namanya anak kecil pasti ngamuk atau mukul atau jambak, mudahmudahan kamu bisa sabar ya... kalau nggak bisa ya mending kamu mundur aja sejak awal... selebihnya aku masih mengandalkan ortu utk mengawasi pembantu dan pengasuh nah kedepan nggak tau deh dgn rencana pindah rumah yg terus aku tunda krn ya itu berita ttg anak dan pengasuh dirumah terus saja kejadian yg enggak enggak/ salam bunda reva - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]