RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

2004-01-19 Terurut Topik Lilis Suryawati
Saya juga prihatin membaca berita seperti ini, tetapi memang kalau dengan
gaji Rp 200.000 pembantunya Sri Wahyuni harus menjaga 2 anak majikannya
terus juga membereskan rumah, saya pikir pasti sangat tidak manusiawi.
Mengapa saya bilang begitu, saya juga merasakan bagaimana menjaga 2 orang
anak saya kalau kebetulan pembantu saya lagi sakit atau lagi cuti
lebaran...wah sangat melelahkan sekali...mungkin ada baiknya kita menghandle
sendiri anak kita, jika gaji kita terasa kecil dan tidak cukup untuk
menggaji bs atau pembantu untuk menjaga anak kita...memang risikonya kita
atau pasangan kita harus berkorban meninggalkan pekerjaan yang kita senangi
dan beralih ke pekerjaan lainnya. Tetapi tidak ada pilihan lain, kita pilih
anak atau pilih karir dan keegoisan kita mempertahankan pekerjaan yang
sebenarnya mungkin hasilnya lebih berarti bagi kita bila kita memilih untuk
menjaga sendiri anak2 buah hati kita. Sebaiknya kita jangan menghakimi dan
menyalahkan Sri Wahyuni saja biarlah pembalasan atas perbuatannya mungkin
hanya Tuhan yang berhak mengetahuinya, tetapi ada baiknya rekan2
membayangkan sendiri kalau harus menangani 2 anak dan menangani rumah juga
dengan gaji seperti Sri Wahyuni, apakah itu bukan berarti pemerasan
tenaganya. Wajar menurut saya kalau dia kelelahan dan kehilangan kesabaran,
karena saya bisa merasakannya sih...jangankan dia, terus terang saja saya
sendiri juga kadang2 bisa habis sabarnya terhadap anak2 saya kalau harus
menangani semua pekerjaan rumah tangga dan 2 anak masih imut2, kebetulan
anak saya juga 2 orang cowok lagi...

Maaf kalau tidak berkenan.

Rgrds,
Lilis



-Original Message-
From: Romi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 20 Januari 2004 9:23
To: [EMAIL PROTECTED]; 'Aryani Novita'; 'Liana'
Subject: RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan


Membaca berita seperti ini... saya sampai nangis... tak kuasa air mata
ini mengalir sendiri.. membayangkan penderitaan yang dialami oleh anak
sekecil itu. Semoga pembantu itu mendapat balasan yg lebih kejam dari
apa yang dia lakukan kepada si bayi. Semoga ibunya diberi kekuatan
batin.
Semoga.. kejadian seperti ini tdk terulang lagi... jangan sampai menimpa
kita. Amiiin ...amn... amin


-Original Message-
From: Angina's Mom [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:14 AM
To: Aryani Novita; Balita anda; Liana
Subject: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

Liputan6.com, Bekasi: Rumah tampak sepi. Pintu rumah juga tidak
terkunci.
Salmiah masuk perlahan ke kamar tengah. Putra bungsunya Muhammad Taufik
Alfarizy tergeletak sendirian. Sebuah surat berada tak jauh dari tubuh
bayinya yang berumur delapan bulan lebih. Pesan singkat di kertas putih
ini membuat Salmiah lemas. Matanya tertuju pada Taufik. Tangisnya pecah
berderai. Putranya yang genap berusia sembilan bulan pada 19 Januari itu
telah meninggal.

Surat itu ditulis oleh Sri Wahyuni pembantunya. Pembantu rumah tangganya
itu mengatakan, Taufik tewas terjatuh dari ayunan. Karena takut, dia
meninggalkan rumah dan pamit lewat surat. Salmiah benar-benar
terguncang.
Tubuh bayi mungilnya dipeluk erat-erat. Namun, Taufik tak bergerak.
Tubuhnya mendingin.

Salmiah masih tak percaya. Suaminya Salman Nasution, tetangga, dan
kerabat
dekat yang datang ke rumahnya juga bertanya-tanya. Telepon dari iparnya,
Supri, semakin membuat dia bingung. Suami kakak kandungnya itu meminta
Salmiah dan Salman memeriksa kondisi tubuh Taufik. Sebab, dia curiga
pada
cerita Sri Wahyuni. Ternyata, Sri mampir dahulu ke rumah Supri di
Cimone,
Tangerang.

Namun, kecurigaan itu tertutup oleh kesedihan yang mendalam. Karena itu,
mereka segera mengebumikan Taufik di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak,
Jakarta Pusat. Dua hari kemudian, polisi menghubungi keluarga Nasution
untuk menyelidiki penyebab kematian Taufik. Usulan polisi untuk menggali
kubur Taufik ditentang keluarganya. Namun, polisi tetap mengotopsi
Taufik
di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Jawa Barat. RS ini dipilih
karena biaya otopsi di RS Cipto Mangunkusumo Rp 2 juta, dianggap kelewat
mahal. Akhirnya bisa dibuktikan kematian ini memang tidak wajar, kata
Ajun Komisaris Polisi Sartono, Kapolsek Gunung Putri, Bekasi.

Sri tak bisa mengelak. Gadis yang tidak tamat sekolah lanjutan pertama
ini mengakui perbuatannya. Dia bakal dijerat Pasal 359 Kitab
Undang-undang
Hukum Pidana tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang.
Sebagai ganjarannya, remaja putri ini terancam hukuman tujuh tahun
penjara.

Kelelahan. Itulah yang membuat Sri kesal. Cewek berusia 17 tahun ini
baru
bekerja selama sebulan di rumah Salmiah. Dia bertugas membersihkan rumah
dan menjaga Taufik dan mengawasi kakak Taufik. Yang susah itu ya,
ngurusin bayi, harus gantiin popoknya, ngasih makan juga ujar Sri.
Dari pekerjaan itu dia mendapat gaji Rp 200 per bulan. 

Sebaliknya, Salmiah masih tidak percaya. Dia mengaku tak pernah bersuara
tinggi apalagi memarahi Sri. Makanan di meja makan keluarganya juga
selalu sama dengan yang dilahap Sri. Ketika

Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

2004-01-19 Terurut Topik Jenny Lianno
Waktu nonton derap hukum tadi malam, saya gemas banget
ngeliat pembantunya, tampangnya seperti masih polos,
tapi koq tega banget.  Tapi saya juga ga habis pikir
koq ibunya si bayi berani dan tega meninggalkan si
kecil sendirian sama pembantu yang baru bekerja selama
1 bulan, apalagi dia pergi untuk menginap di rumah
mertuanya (CMIIW), apa ga bisa si bayi dibawa aja ?? 

--- Dewi Wakkary [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Aduh jadi inget my princess di rumah nich...
 Memang susah yach cari orang yang bisa dititipin.
 
 Mudah-mudahan Kel. Bpk Taufik diberikan kekuatan
 atas cobaan ini. Amien
 
 
 
 Angina's Mom wrote:
 
  Liputan6.com, Bekasi: Rumah tampak sepi. Pintu
 rumah juga tidak terkunci.
  Salmiah masuk perlahan ke kamar tengah. Putra
 bungsunya Muhammad Taufik
  Alfarizy tergeletak sendirian. Sebuah surat berada
 tak jauh dari tubuh
  bayinya yang berumur delapan bulan lebih. Pesan
 singkat di kertas putih
  ini membuat Salmiah lemas. Matanya tertuju pada
 Taufik. Tangisnya pecah
  berderai. Putranya yang genap berusia sembilan
 bulan pada 19 Januari itu
  telah meninggal.
 
  Surat itu ditulis oleh Sri Wahyuni pembantunya.
 Pembantu rumah tangganya
  itu mengatakan, Taufik tewas terjatuh dari ayunan.
 Karena takut, dia
  meninggalkan rumah dan pamit lewat surat. Salmiah
 benar-benar terguncang.
  Tubuh bayi mungilnya dipeluk erat-erat. Namun,
 Taufik tak bergerak.
  Tubuhnya mendingin.
 
  Salmiah masih tak percaya. Suaminya Salman
 Nasution, tetangga, dan kerabat
  dekat yang datang ke rumahnya juga bertanya-tanya.
 Telepon dari iparnya,
  Supri, semakin membuat dia bingung. Suami kakak
 kandungnya itu meminta
  Salmiah dan Salman memeriksa kondisi tubuh Taufik.
 Sebab, dia curiga pada
  cerita Sri Wahyuni. Ternyata, Sri mampir dahulu ke
 rumah Supri di Cimone,
  Tangerang.
 
  Namun, kecurigaan itu tertutup oleh kesedihan yang
 mendalam. Karena itu,
  mereka segera mengebumikan Taufik di Taman
 Pemakaman Umum Karet Bivak,
  Jakarta Pusat. Dua hari kemudian, polisi
 menghubungi keluarga Nasution
  untuk menyelidiki penyebab kematian Taufik. Usulan
 polisi untuk menggali
  kubur Taufik ditentang keluarganya. Namun, polisi
 tetap mengotopsi Taufik
  di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Jawa
 Barat. RS ini dipilih
  karena biaya otopsi di RS Cipto Mangunkusumo Rp 2
 juta, dianggap kelewat
  mahal. Akhirnya bisa dibuktikan kematian ini
 memang tidak wajar, kata
  Ajun Komisaris Polisi Sartono, Kapolsek Gunung
 Putri, Bekasi.
 
  Sri tak bisa mengelak. Gadis yang tidak tamat
 sekolah lanjutan pertama
  ini mengakui perbuatannya. Dia bakal dijerat Pasal
 359 Kitab Undang-undang
  Hukum Pidana tentang penganiayaan yang menyebabkan
 kematian seseorang.
  Sebagai ganjarannya, remaja putri ini terancam
 hukuman tujuh tahun penjara.
 
  Kelelahan. Itulah yang membuat Sri kesal. Cewek
 berusia 17 tahun ini baru
  bekerja selama sebulan di rumah Salmiah. Dia
 bertugas membersihkan rumah
  dan menjaga Taufik dan mengawasi kakak Taufik.
 Yang susah itu ya,
  ngurusin bayi, harus gantiin popoknya, ngasih
 makan juga ujar Sri.
  Dari pekerjaan itu dia mendapat gaji Rp 200 per
 bulan.
 
  Sebaliknya, Salmiah masih tidak percaya. Dia
 mengaku tak pernah bersuara
  tinggi apalagi memarahi Sri. Makanan di meja makan
 keluarganya juga
  selalu sama dengan yang dilahap Sri. Ketika
 menginap di hotel, Sri juga
  tidur sekamar dengan dia dan anak-anaknya. Bahkan,
 Salmiah juga membuat
  kamar khusus buat Sri. Saya nggak ngebayangin
 waktu Taufik disiksa,
  dia sekarat, kata Salmiah berurai air mata.
 
  Sri memang mengarang sendiri alasan kematian
 Taufik. Dia mengisahkan,
  sejak ditinggal Salmiah pada hari nahas itu,
 Taufik tak mau diam, meski
  digendong dan dibujuk. Sri naik pitam dan menampar
 pipi Taufik. Suara
  bayi itu kian kencang. Tak mau diam, perut Taufik
 yang jadi sasaran,
  menyusul punggung dan kaki. Penganiayaan ini
 dilakukan berkali-kali.
  Puncaknya, Sri mengangkat tubuh Taufik dan
 membantingnya ke kasur
  busanya yang membentang di ubin kamarnya.
 Kemudian, dia membawa
  Taufik yang dalam kondisi kejang ke ruang tengah.
 Tak lama kemudian,
  rumah itu benar-benar sepi. Tak ada lagi rengekan
 bayi. Taufik tewas.
  (TNA/Tim Derap Hukum)
 
 

-
   Kirim bunga, buket balon atau cake,
 klik,http://www.indokado.com/
   Info balita, http://www.balita-anda.com
   Stop berlangganan, e-mail ke:
 [EMAIL PROTECTED]
 
 
-
  Kirim bunga, buket balon atau cake,
 klik,http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.com
  Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Hotjobs: Enter the Signing Bonus Sweepstakes
http://hotjobs.sweepstakes.yahoo.com/signingbonus

-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info 

Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

2004-01-19 Terurut Topik Bapa'e DenBagus
Saya sangat setuju dengan pendapat Ibu

Saya lebih cenderung menyalahkan orang tua si bayi tsb.
Bagaimana bisa sebagai buah hati pertama, dlm umur 9 bln, ditinggal begitu
saja dengan seorang pembantu BLO'ON (saya lihat wajahnya tadi malam di
DERAP HUKUM) tanpa ada siapa-siapa lagi.

Apakah mamanya tidak mikir waktu meninggalkan rumah, saat didepan pagar :
1. Gimana kalau si kecil menagis minta  nenen/ASI?
2. Gimana kalau sikecil menagis minta peluk mamanya mau bobok?
3. Gimana kalau sikecil  menagis karena mau PUB?
4. Gimana kalau sikecil menagis karena mau pegang mainan?
5. Dan gimana-gimana yg lain

Terus bagaimana perasaan mamanya saat itu sementara mamanya senda gurau
dengan temennya?

Tapi pertanyaan provokatif tsb tak akan menyelesaikan masalah?

Yg penting buat kita semua, semoga kejadian tersebut tidak akan pernah
terulang lagi...

Mohon maaf kalau curhat saya ini juga tidak berkenan buat Yahnda/Bunda
sekalian...

Wassalam
Den Bagus

- Original Message - 
From: Larasati Astuti [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:24 AM
Subject: Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan


 yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana bisa seorang ibu tega meninggalkan
 bayinya semalam suntuk dengan seorang pembantu yang masih di bawah umur
 dan tidak terbiasa menjaga bayi, hanya karena takut kemalaman dan
'bersenang
 senang' di rumah temannya??

 semoga peristiwa ini tidak akan terulang kembali dan menjadi pelajaran
buat kita
 semua, terutama for busy moms 



 Angina's Mom [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Liputan6.com, Bekasi: Rumah tampak sepi. Pintu rumah juga tidak terkunci.
 Salmiah masuk perlahan ke kamar tengah. Putra bungsunya Muhammad Taufik
 Alfarizy tergeletak sendirian. Sebuah surat berada tak jauh dari tubuh
 bayinya yang berumur delapan bulan lebih. Pesan singkat di kertas putih
 ini membuat Salmiah lemas. Matanya tertuju pada Taufik. Tangisnya pecah
 berderai. Putranya yang genap berusia sembilan bulan pada 19 Januari itu
 telah meninggal.

 Surat itu ditulis oleh Sri Wahyuni pembantunya. Pembantu rumah tangganya
 itu mengatakan, Taufik tewas terjatuh dari ayunan. Karena takut, dia
 meninggalkan rumah dan pamit lewat surat. Salmiah benar-benar terguncang.
 Tubuh bayi mungilnya dipeluk erat-erat. Namun, Taufik tak bergerak.
 Tubuhnya mendingin.

 Salmiah masih tak percaya. Suaminya Salman Nasution, tetangga, dan kerabat
 dekat yang datang ke rumahnya juga bertanya-tanya. Telepon dari iparnya,
 Supri, semakin membuat dia bingung. Suami kakak kandungnya itu meminta
 Salmiah dan Salman memeriksa kondisi tubuh Taufik. Sebab, dia curiga pada
 cerita Sri Wahyuni. Ternyata, Sri mampir dahulu ke rumah Supri di Cimone,
 Tangerang.

 Namun, kecurigaan itu tertutup oleh kesedihan yang mendalam. Karena itu,
 mereka segera mengebumikan Taufik di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak,
 Jakarta Pusat. Dua hari kemudian, polisi menghubungi keluarga Nasution
 untuk menyelidiki penyebab kematian Taufik. Usulan polisi untuk menggali
 kubur Taufik ditentang keluarganya. Namun, polisi tetap mengotopsi Taufik
 di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Jawa Barat. RS ini dipilih
 karena biaya otopsi di RS Cipto Mangunkusumo Rp 2 juta, dianggap kelewat
 mahal. Akhirnya bisa dibuktikan kematian ini memang tidak wajar, kata
 Ajun Komisaris Polisi Sartono, Kapolsek Gunung Putri, Bekasi.

 Sri tak bisa mengelak. Gadis yang tidak tamat sekolah lanjutan pertama
 ini mengakui perbuatannya. Dia bakal dijerat Pasal 359 Kitab Undang-undang
 Hukum Pidana tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang.
 Sebagai ganjarannya, remaja putri ini terancam hukuman tujuh tahun
penjara.

 Kelelahan. Itulah yang membuat Sri kesal. Cewek berusia 17 tahun ini baru
 bekerja selama sebulan di rumah Salmiah. Dia bertugas membersihkan rumah
 dan menjaga Taufik dan mengawasi kakak Taufik. Yang susah itu ya,
 ngurusin bayi, harus gantiin popoknya, ngasih makan juga ujar Sri.
 Dari pekerjaan itu dia mendapat gaji Rp 200 per bulan.

 Sebaliknya, Salmiah masih tidak percaya. Dia mengaku tak pernah bersuara
 tinggi apalagi memarahi Sri. Makanan di meja makan keluarganya juga
 selalu sama dengan yang dilahap Sri. Ketika menginap di hotel, Sri juga
 tidur sekamar dengan dia dan anak-anaknya. Bahkan, Salmiah juga membuat
 kamar khusus buat Sri. Saya nggak ngebayangin waktu Taufik disiksa,
 dia sekarat, kata Salmiah berurai air mata.

 Sri memang mengarang sendiri alasan kematian Taufik. Dia mengisahkan,
 sejak ditinggal Salmiah pada hari nahas itu, Taufik tak mau diam, meski
 digendong dan dibujuk. Sri naik pitam dan menampar pipi Taufik. Suara
 bayi itu kian kencang. Tak mau diam, perut Taufik yang jadi sasaran,
 menyusul punggung dan kaki. Penganiayaan ini dilakukan berkali-kali.
 Puncaknya, Sri mengangkat tubuh Taufik dan membantingnya ke kasur
 busanya yang membentang di ubin kamarnya. Kemudian, dia membawa
 Taufik yang dalam kondisi kejang ke ruang tengah. Tak lama kemudian,
 rumah itu benar-benar

RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

2004-01-19 Terurut Topik berliana . tobing
Ibu / Bapak,

Saya sangat tercengang melihat derap hukum kemarin mengenai rekonstruksi
kematian Taufik, memang sangat tragis yah, tapi saya melihat banyak yang
aneh misal bayi 9 bulan berani ditinggalkan Ibu dan bapaknya semalaman
dengan alasan kurang kuat ( kok ngga dibawa nginap yah ) . Pengalaman untuk
kita untuk lebih bijaksana dan berhati - hati karena pembantu / BS /
Pengasuh itu bukan bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan anak kita
karena kita gaji tetapi hanya membantu saja dan mereka punya batas tenaga
dan mental. 

Kemarin saya nonton sama mbanya anakku dan saya bilang kalau mbak ngga bisa
tangani anakku, jangan segen - segen minta bantuan tetangga, apabila ngga
ada orang rumah atau keluarga dirumah.

Semoga Tuhan memberikan ketenangan kepada Taufik dan kekuatan untuk kedua
orang tuanya dan semoga tidak ada Sri Wahyuni - Sri Wahyuni yang lain.

Salam,
Mama Gerald




-Original Message-
From: Romi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:23 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; 'Aryani Novita'; 'Liana'
Subject: RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan


Membaca berita seperti ini... saya sampai nangis... tak kuasa air mata
ini mengalir sendiri.. membayangkan penderitaan yang dialami oleh anak
sekecil itu. Semoga pembantu itu mendapat balasan yg lebih kejam dari
apa yang dia lakukan kepada si bayi. Semoga ibunya diberi kekuatan
batin.
Semoga.. kejadian seperti ini tdk terulang lagi... jangan sampai menimpa
kita. Amiiin ...amn... amin


-Original Message-
From: Angina's Mom [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:14 AM
To: Aryani Novita; Balita anda; Liana
Subject: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

Liputan6.com, Bekasi: Rumah tampak sepi. Pintu rumah juga tidak
terkunci.
Salmiah masuk perlahan ke kamar tengah. Putra bungsunya Muhammad Taufik
Alfarizy tergeletak sendirian. Sebuah surat berada tak jauh dari tubuh
bayinya yang berumur delapan bulan lebih. Pesan singkat di kertas putih
ini membuat Salmiah lemas. Matanya tertuju pada Taufik. Tangisnya pecah
berderai. Putranya yang genap berusia sembilan bulan pada 19 Januari itu
telah meninggal.

Surat itu ditulis oleh Sri Wahyuni pembantunya. Pembantu rumah tangganya
itu mengatakan, Taufik tewas terjatuh dari ayunan. Karena takut, dia
meninggalkan rumah dan pamit lewat surat. Salmiah benar-benar
terguncang.
Tubuh bayi mungilnya dipeluk erat-erat. Namun, Taufik tak bergerak.
Tubuhnya mendingin.

Salmiah masih tak percaya. Suaminya Salman Nasution, tetangga, dan
kerabat
dekat yang datang ke rumahnya juga bertanya-tanya. Telepon dari iparnya,
Supri, semakin membuat dia bingung. Suami kakak kandungnya itu meminta
Salmiah dan Salman memeriksa kondisi tubuh Taufik. Sebab, dia curiga
pada
cerita Sri Wahyuni. Ternyata, Sri mampir dahulu ke rumah Supri di
Cimone,
Tangerang.

Namun, kecurigaan itu tertutup oleh kesedihan yang mendalam. Karena itu,
mereka segera mengebumikan Taufik di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak,
Jakarta Pusat. Dua hari kemudian, polisi menghubungi keluarga Nasution
untuk menyelidiki penyebab kematian Taufik. Usulan polisi untuk menggali
kubur Taufik ditentang keluarganya. Namun, polisi tetap mengotopsi
Taufik
di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Jawa Barat. RS ini dipilih
karena biaya otopsi di RS Cipto Mangunkusumo Rp 2 juta, dianggap kelewat
mahal. Akhirnya bisa dibuktikan kematian ini memang tidak wajar, kata
Ajun Komisaris Polisi Sartono, Kapolsek Gunung Putri, Bekasi.

Sri tak bisa mengelak. Gadis yang tidak tamat sekolah lanjutan pertama
ini mengakui perbuatannya. Dia bakal dijerat Pasal 359 Kitab
Undang-undang
Hukum Pidana tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang.
Sebagai ganjarannya, remaja putri ini terancam hukuman tujuh tahun
penjara.

Kelelahan. Itulah yang membuat Sri kesal. Cewek berusia 17 tahun ini
baru
bekerja selama sebulan di rumah Salmiah. Dia bertugas membersihkan rumah
dan menjaga Taufik dan mengawasi kakak Taufik. Yang susah itu ya,
ngurusin bayi, harus gantiin popoknya, ngasih makan juga ujar Sri.
Dari pekerjaan itu dia mendapat gaji Rp 200 per bulan. 

Sebaliknya, Salmiah masih tidak percaya. Dia mengaku tak pernah bersuara
tinggi apalagi memarahi Sri. Makanan di meja makan keluarganya juga
selalu sama dengan yang dilahap Sri. Ketika menginap di hotel, Sri juga
tidur sekamar dengan dia dan anak-anaknya. Bahkan, Salmiah juga membuat
kamar khusus buat Sri. Saya nggak ngebayangin waktu Taufik disiksa,
dia sekarat, kata Salmiah berurai air mata. 

Sri memang mengarang sendiri alasan kematian Taufik. Dia mengisahkan,
sejak ditinggal Salmiah pada hari nahas itu, Taufik tak mau diam, meski
digendong dan dibujuk. Sri naik pitam dan menampar pipi Taufik. Suara
bayi itu kian kencang. Tak mau diam, perut Taufik yang jadi sasaran,
menyusul punggung dan kaki. Penganiayaan ini dilakukan berkali-kali.
Puncaknya, Sri mengangkat tubuh Taufik dan membantingnya ke kasur
busanya yang membentang di ubin kamarnya. Kemudian, dia membawa
Taufik

Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

2004-01-19 Terurut Topik Wening DS
Saya juga jadi ingat baby saya yang baru 11 bulan, anyway saya punya
pembantu yang selama ini baik dan semoga selanjutnya tetep baik, saya tetap
kadang2 sidak kerumah dan jangan percaya 100%. Karena bayi saya cuma sama
dia aza, kadang sambil nyempetin ngobrol sama tetangga,titip anak saya
dirumah, tolong sekali2 ditengokin...dan selama ini jangankan marah sama
pembantu , bicara keras tidak pernah karena demi anak kita ( takut kalo
ngefek ke anak kita ), but untungnya meski saya selalu baik2 dia nggak
ngelunjak lho...and yang penting sebelum berangkat kerja bisikkan doa
serahkan  anak kita kepada Tuhan  semoga Tuhan menjaga, melindungi dan
menjauhkan dari hal-hal  yang buruk pada anak kita...Amin


Regards

Email : [EMAIL PROTECTED]
- Original Message -
From: Romi [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]; 'Aryani Novita' [EMAIL PROTECTED];
'Liana' [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:23 AM
Subject: RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan


 Membaca berita seperti ini... saya sampai nangis... tak kuasa air mata
 ini mengalir sendiri.. membayangkan penderitaan yang dialami oleh anak
 sekecil itu. Semoga pembantu itu mendapat balasan yg lebih kejam dari
 apa yang dia lakukan kepada si bayi. Semoga ibunya diberi kekuatan
 batin.
 Semoga.. kejadian seperti ini tdk terulang lagi... jangan sampai menimpa
 kita. Amiiin ...amn... amin


 -Original Message-
 From: Angina's Mom [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:14 AM
 To: Aryani Novita; Balita anda; Liana
 Subject: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

 Liputan6.com, Bekasi: Rumah tampak sepi. Pintu rumah juga tidak
 terkunci.
 Salmiah masuk perlahan ke kamar tengah. Putra bungsunya Muhammad Taufik
 Alfarizy tergeletak sendirian. Sebuah surat berada tak jauh dari tubuh
 bayinya yang berumur delapan bulan lebih. Pesan singkat di kertas putih
 ini membuat Salmiah lemas. Matanya tertuju pada Taufik. Tangisnya pecah
 berderai. Putranya yang genap berusia sembilan bulan pada 19 Januari itu
 telah meninggal.

 Surat itu ditulis oleh Sri Wahyuni pembantunya. Pembantu rumah tangganya
 itu mengatakan, Taufik tewas terjatuh dari ayunan. Karena takut, dia
 meninggalkan rumah dan pamit lewat surat. Salmiah benar-benar
 terguncang.
 Tubuh bayi mungilnya dipeluk erat-erat. Namun, Taufik tak bergerak.
 Tubuhnya mendingin.

 Salmiah masih tak percaya. Suaminya Salman Nasution, tetangga, dan
 kerabat
 dekat yang datang ke rumahnya juga bertanya-tanya. Telepon dari iparnya,
 Supri, semakin membuat dia bingung. Suami kakak kandungnya itu meminta
 Salmiah dan Salman memeriksa kondisi tubuh Taufik. Sebab, dia curiga
 pada
 cerita Sri Wahyuni. Ternyata, Sri mampir dahulu ke rumah Supri di
 Cimone,
 Tangerang.

 Namun, kecurigaan itu tertutup oleh kesedihan yang mendalam. Karena itu,
 mereka segera mengebumikan Taufik di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak,
 Jakarta Pusat. Dua hari kemudian, polisi menghubungi keluarga Nasution
 untuk menyelidiki penyebab kematian Taufik. Usulan polisi untuk menggali
 kubur Taufik ditentang keluarganya. Namun, polisi tetap mengotopsi
 Taufik
 di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Jawa Barat. RS ini dipilih
 karena biaya otopsi di RS Cipto Mangunkusumo Rp 2 juta, dianggap kelewat
 mahal. Akhirnya bisa dibuktikan kematian ini memang tidak wajar, kata
 Ajun Komisaris Polisi Sartono, Kapolsek Gunung Putri, Bekasi.

 Sri tak bisa mengelak. Gadis yang tidak tamat sekolah lanjutan pertama
 ini mengakui perbuatannya. Dia bakal dijerat Pasal 359 Kitab
 Undang-undang
 Hukum Pidana tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang.
 Sebagai ganjarannya, remaja putri ini terancam hukuman tujuh tahun
 penjara.

 Kelelahan. Itulah yang membuat Sri kesal. Cewek berusia 17 tahun ini
 baru
 bekerja selama sebulan di rumah Salmiah. Dia bertugas membersihkan rumah
 dan menjaga Taufik dan mengawasi kakak Taufik. Yang susah itu ya,
 ngurusin bayi, harus gantiin popoknya, ngasih makan juga ujar Sri.
 Dari pekerjaan itu dia mendapat gaji Rp 200 per bulan.

 Sebaliknya, Salmiah masih tidak percaya. Dia mengaku tak pernah bersuara
 tinggi apalagi memarahi Sri. Makanan di meja makan keluarganya juga
 selalu sama dengan yang dilahap Sri. Ketika menginap di hotel, Sri juga
 tidur sekamar dengan dia dan anak-anaknya. Bahkan, Salmiah juga membuat
 kamar khusus buat Sri. Saya nggak ngebayangin waktu Taufik disiksa,
 dia sekarat, kata Salmiah berurai air mata.

 Sri memang mengarang sendiri alasan kematian Taufik. Dia mengisahkan,
 sejak ditinggal Salmiah pada hari nahas itu, Taufik tak mau diam, meski
 digendong dan dibujuk. Sri naik pitam dan menampar pipi Taufik. Suara
 bayi itu kian kencang. Tak mau diam, perut Taufik yang jadi sasaran,
 menyusul punggung dan kaki. Penganiayaan ini dilakukan berkali-kali.
 Puncaknya, Sri mengangkat tubuh Taufik dan membantingnya ke kasur
 busanya yang membentang di ubin kamarnya. Kemudian, dia membawa
 Taufik yang dalam kondisi kejang ke ruang tengah. Tak lama

Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

2004-01-19 Terurut Topik Ade Novita
  tambahan aja... yang namanya setan, iblis etc itu senang banget gangguin
manusia.

  untuk itu manusia mesti sehat rohaninya utk menghalau hasutan setan
tersebut.

  sering seringlah memberi siraman rohani jangan hanya pada diri kita tapi
juga terhadap pengasuh, dan pembantu kita. sesuai agama dan kepercayaan
masing masing

  tanamkan kepada pembantu kita bahwa dengan cinta dan hati yang tulus
ikhlas segala sesuatu yang berat akan ringan.

  aku setiap kali ada pembantu atau pengasuh baru selalu aku kasih tau
sesekali namanya anak kecil pasti ngamuk atau mukul atau jambak,
mudahmudahan kamu bisa sabar ya...  kalau nggak bisa ya mending kamu mundur
aja sejak awal...

  selebihnya aku masih mengandalkan ortu utk mengawasi pembantu dan pengasuh
nah kedepan nggak tau deh dgn rencana pindah rumah yg terus aku tunda krn ya
itu berita ttg anak dan pengasuh dirumah terus saja kejadian yg enggak
enggak/

  salam

  bunda reva



-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

2004-01-19 Terurut Topik AHK / EKONID-Dwilda Septika
Sama nih dengan mbak Ade, sekarang nggak pindah-pindah rumah (masih nebeng)ya itu 
takut anak nggak ada yang ngawasin. Saya sampai sekarang tetap cerewet sama BSnya Fya. 
Mungkin dia keselnya sama saya bukan sama Fya kali ya ( soalnya Fya juga cerewet dan 
ngoceh melulu).Bayangin deh kalau nggak ada Eyangnya. 


Salam,

Ibunya Fya


-Original Message-
From: Ade Novita [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, January 20, 2004 10:09 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Fyi : Membunuh Bayi Majikan

  tambahan aja... yang namanya setan, iblis etc itu senang banget gangguin
manusia.

  untuk itu manusia mesti sehat rohaninya utk menghalau hasutan setan
tersebut.

  sering seringlah memberi siraman rohani jangan hanya pada diri kita tapi
juga terhadap pengasuh, dan pembantu kita. sesuai agama dan kepercayaan
masing masing

  tanamkan kepada pembantu kita bahwa dengan cinta dan hati yang tulus
ikhlas segala sesuatu yang berat akan ringan.

  aku setiap kali ada pembantu atau pengasuh baru selalu aku kasih tau
sesekali namanya anak kecil pasti ngamuk atau mukul atau jambak,
mudahmudahan kamu bisa sabar ya...  kalau nggak bisa ya mending kamu mundur
aja sejak awal...

  selebihnya aku masih mengandalkan ortu utk mengawasi pembantu dan pengasuh
nah kedepan nggak tau deh dgn rencana pindah rumah yg terus aku tunda krn ya
itu berita ttg anak dan pengasuh dirumah terus saja kejadian yg enggak
enggak/

  salam

  bunda reva



-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]