RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT
Ibu Lindi, Mohon maaf baru bisa menjawab emailnya sekarang. Utk rekaman siaran TV-nya kebetulan saya tidak merekam. Saya coba cari di website station TV tsb tapi sepertinya tidak ada. Seingat saya sih yg dibahas waktu itu hanya masalah ultrasonic, krn pada awalnya acara TVnya membahas bagaimana dolphin melakukan komunikasi antar mereka, kmd dilanjutkan dg music yg menghasilkan suara ultrasonic dan hubungannya dg kecerdasan. Di Jepang, penelitian ttg perkembangan otak pada anak balita sampai saat ini sangat banyak dilakukan, termasuk bagaimana memberikan stimulasi yg optimal supaya perkembangan anak menjadi lebih baik. Banyak sekali pusat penelitian ttg perkembangan anak balita ini. Pemilik SONY, perusahaan elektronik itupun mempunyai pusat penelitian perkembangan anak balita yg sangat besar. Dan sbgan besar merujuk ke perkembangan otak kanan pada anak balita yg mempunyai potensi sangat besar utk berkembang lebih baik lagi. Dan INTI utk mengembangkan otak kanan anak balita adalah KASIH SAYANG, dg menjadikan anak sbg SUBYEK-nya. Yg sering salah, krn merasa sayang ke anak, orgtua melakukan apa saja demi anak tanpa peduli apakah anak tsb senang atau tidak, terpaksa atau tidak dg apa yg diinginkan orgtua. Padahal, jika anak mulai merasa terpaksa/dipaksa melakukan sesuatu hal, maka hal tsb tidak akan menghasilkan apa-apa bagi anak, tapi justru rasa stress. Yg sering salah paham juga, jika kita mengatakan belajar pada anak, yg muncul adalah image bahwa anak dipaksa atau dijejali dg berbagai hal yg tidak disukai anak, dan org tsb akan mengatakan bahwa yg diperlukan oleh anak adalah bermain. Padahal, pada saat anak bermain itulah dia sedang belajar. Kita orgtualah yg perlu mengarahkan permainan apa saja yg sebaiknya dilakukan oleh anak supaya permainan tsb bisa memberikan stimulasi pada seluruh aspek perkembangan anak. Jadi, apapun itu, entah bermain mobil2-an, belajar membaca, menulis, musik dan apapun juga, SELAMA anak melakukannya dg senang dan TANPA rasa terpaksa, anak akan mampu melakukannya. Sebaliknya, jika orgtua yg berpendirian bahwa anak balita hanya perlu bermain dg persepsi yg dimilikinya, dan MEMAKSA anak bermain mobil2-an terus, maka anakpun tidak akan berkembang dg baik, terutama perkembangan emosinya yg setiap harinya dipaksa terus. Wah maaf... kok jadi melenceng dari subject emailnya.. OK deh.. sekian dulu aja.. rgds, Taufan -Original Message- From: lindiana pangestu [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 19, 2003 10:07 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT pak taufan, mumpung bapak masih ada di JPN, bisakah bapak mengecek ulang rekaman siaran tv tersebut untuk mengkonfirmasi apakah riset para ilmuwan itu merujuk ke 'subsonic' ataukah 'ultrasonic'? ada kemungkinan mereka merujuk ke penggunaan instrumen gong yang sering dipukul/dibunyikan dalam musik gamelan Jawa/Bali. gong yang paling besar memang memiliki rentang frekuensi yang sangat rendah, meskipun saya tidak tahu pasti apakah ada spektrumnya yang masuk ke range subsonic. sebagai info tambahan, beberapa komposisi yang memainkan instrumen orgel pipa ada yang memainkan bunyi berfrekuensi amat rendah, meski tidak semua perangkat audio (terutama amplifier dan speaker) mampu mereproduksinya dengan baik. memang ada juga kemungkinan para ilmuwan jepang tsb merujuk ke ultrasonik, dengan asumsi bhw kepekaan bayi dlm mengindra frekuensi tinggi lebih baik dari orang dewasa. namun saya belum melihat keistimewaan musik gamelan Jawa/Bali dalam hal proporsi nada tinggi dibandingkan jenis2 musik lainnya. sebagaimana Ibu Lily sampaikan, perangkat audio dirancang untuk mereproduksi bunyi yang bisa kita dengar (audible) sehingga baik frekuensi2 subsonic maupun ultrasonic lebih bisa kita rasakan (ini sangat subjektif, karena sebenarnya kita tdk bisa mendengarnya) saat menyaksikan 'live performance'. tentu saja sampai batas tertentu kita bisa memperbaiki performance perangkat audio kita dalam reproduksi nada sangat rendah/tinggi. karenanya saya sangat menghargai kesediaan bapak untuk mengkonfirmasi ulang informasi ini agar kita semua dapat mendengarkan/memperdengarkan musik yang tepat secara tepat untuk buah hati kita. salam hangat, lindi - Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT
To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT Pak Taufan miliser lain, Menarik juga ceritanya tentang musik gamelan yg ternyata dianggap mampu merangsang perkembangan otak. Ternyata gelombang suara supersonic mampu menstimulasi peningkatan produksi beberapa hormon penting di otak (saya lupa namanya), Jadi (kalo dari penuturan pak Taufan), yg dimaksud dengan gelombang suara supersonic adalah gelombang yang berada diluar jangkauan frekuensi yg mampu ditangkap oleh telinga manusia (= 20 Hertz s/d 20 kiloHertz), ya? Mohon dikoreksi ... [keterangan: audible sound yg mampu di-indera oleh pendengaran manusia ada di antara range frekuensi ini; dengan 1 Hertz = 1 putaran/detik, 1 kilo = 1000] Saya pikir 'supersonic' di sini sama dengan istilah supersonic dalam aerodinamika yg artinya kecepatan yang melebihi kecepatan suara dalam udara (kurang lebih sebesar 300 m/s). Setahu saya, gelombang suara di luar jangkauan audible sound disebut sebagai 'ultrasonic' -- misalnya, frekuensi yg digunakan utk ultrasound scan adalah frekuensi di atas 10 Mega Hertz, sedangkan frekuensi2 di antara 20 kilo Hertz s/d 100 kilo Hertz banyak digunakan sebagai media komunikasi dan navigasi oleh binatang2 seperti dolphin maupun kelelawar. Jika memang yg dimaksud adalah gelombang suara di luar ambang batas pendengaran manusia, saya pikir hampir setiap alat musik memiliki potensi utk menghasilkan frekuensi supersonic/ultrasonic tersebut. Pertama-tama, tiap2 frekuensi (nada) yg dihasilkan oleh alat musik memiliki satu atau lebih frekuensi harmonic yg biasanya merupakan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi dasarnya tersebut; bisa jadi, frekuensi harmonic ini berada di daerah 'supersonic'. Kedua, akustik (fisik) dari alat musik yg bersangkutan juga bisa jadi berpengaruh terhadap sound production, termasuk kemungkinan dihasilkan frekuensi harmonic di luar jangkauan frekuensi audible sound. Dari sini, berkaitan dengan penelitian gelombang supersonic tsb, timbul pertanyaan: krn kebanyakan sound system/recording saat ini dioptimalkan utk telinga manusia, maka desain alat2 tersebut dibuat dalam jangkauan audible sound tsb -- artinya, sound system/recording tidak mampu utk menangkap gelombang supersonik/ultrasonik tersebut. Contoh, CD audio yg banyak kita gunakan sekarang ini dioptimalkan utk jangkauan frekuensi antara 0 s/d 15 kilo Hertz. Jadi, gelombang supersonik/ultrasonik tersebut tidak akan 'terekam' oleh perangkat2 audio yg ada sekarang ini. Sehingga, menarik juga utk melihat keterangan lebih lanjut, apakah riset mengenai gelombang supersonik tersebut berlaku utk musik yg didengarkan secara 'live' atau 'recorded'? Barangkali pak Taufan bisa cerita lebih lanjut. Apakah pengaruh mendengarkan 'recorded' gamelan (lewat CD, kaset, atau VCD, misalnya) sama misalnya dengan pengaruh mendengarkan gamelan yg dimainkan secara 'live'? Mengenai musik klasik yg baik utk stimulasi perkembangan otak, yg saya tahu adalah krn nada dan iramanya teratur, sesuai dg denyut nadi manusia, shg mampu menstimulasi perkembangan otak dan jiwa kita. Nambahin aja: Mengenai nada, memang rentang nada (yg sebanding dengan frekuensi) yg digunakan dalam musik klasik 'kan cukup lebar; beda halnya dengan rentang nada yg digunakan dalam musik pop/rock yg umumnya sempit -- mungkin krn inilah stimulasi kepada indera pendengaran (termasuk di dalamnya syaraf2 yg menghubungkan organ luar dengan otak di bagian primary auditory cortex) oleh musik klasik lebih signifikan daripada musik pop/rock. Mengenai keteraturan irama (tempo), tergantung juga ya; banyak repertoir musik klasik yang menggunakan tempo agitato (seperti yg tersendat-sendat; agitate) -- contohnya adalah komposisi2 piano tunggal dari Chopin -- jadi keteraturan irama ini menurut saya relatif. Tetapi bukannya justru adanya variasi ini yg membuat kita semakin terstimulasi? Satu hal lain yg menurut saya cukup berpengaruh adalah karakteristik melody (progresi not/nada) musik klasik yg variatif plus penuh dgn ornamen, terutama musik klasik yg datang dari periode baroque/rococo/klasik (dan masih terasa pengaruhnya pada periode romantik, dan juga pada periode2 akhir musik klasik seperti periode modern). Belum lagi jika kita perhatikan variasi dinamik musik klasik pada umumnya, hal yang jarang 'disentuh' dalam musik pop/rock. Kombinasi berbagai karakteristik yg variatif dari musik klasik inilah yg mungkin leading pada ramuan 'menu' berbagai nomer musik klasik utk terapi (seperti yg dijelaskan di email sebelumnya). Jika kita bandingkan musik gamelan dengan musik klasik (atau musik 'barat' / western / diatonis pada umumnya), ada beberapa hal yg membedakan: sistem nada / tune, sistem orkestrasinya, serta teknik permainannya. Musik gamelan rentang nadanya memang cukup 'terbatas'. Tetapi irama/tempo/beat musik gamelan tidak kalah variatifnya dibandingkan dengan musik klasik, meskipun lebih cenderung utk monoton. Tapi, monotonic beat ini bisa berlaku seperti pembuka
RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT
Ibu Lily dan netters yg lain... Terima kasih atas keterangannya yg sangat detail dan bermanfaat, dan bisa menjawab beberapa pertanyaan di email sebelumnya. Mohon maaf jika saya pakai istilah supersonic utk suara. Yg lebih tepat utk suara memang ultrasonic. Pada awalnya istilah supersonic dan ultrasonic itu memang sama maksudnya, tapi pada perkembangannya, spt disampaikan Ibu Lily, supersonic digunakan utk istilah aerodinamika yg mempunyai kecepatan di atas kecepatan suara (300 m/s, atau lebih tepatnya 343 m/s, atau sering disebut Mach = 1 ). Saya ceroboh menggunakan istilah supersonic krn kebetulan bidang penelitian saya saat ini adalah aerodinamika, dan dlm bhs jepang istilah supersonic dan ultrasonic tidak dibedakan, keduanya menggunakan kata2 choonpa/choonsoku. Nah, begitu mendengar kata itu, langsung kata supersonic yg muncul. Ada lagi istilah hypersonic, subsonic, dllshg jadi sering confused nih saya... Mohon dimaafkan... Kmd utk pertanyaan apakah 'recorded' gamelan di CD juga menghasilkan ultrasonic, saya kurang tahu. Di acara TV itu pada awalnya membahas kepintaran dolphin yg melakukan komunikasi menggunakan frekuensi suara ultrasonic, kmd membahas gamelan yg juga menghasilkan ultrasonic dan juga hubungannya dg produksi hormon di dalam otak. Dan utk menangkap suara ultrasonic itu mereka menggunakan alat khusus. Jadi kalo sound system yg ada sekarang memang spt yg disampaikan Ibu Lily, spt-nya harus dengerin secara 'live' kali ya... Wah repot dong ya Tapi, jika menurut Ibu Lily semua alat musik mempunyai potensi utk menghasilkan ultrasonic, kenapa kok lembaga penelitian Jepang sini jauh2 membahas ttg gamelan ya...? :) Kmd, utk musik klasik, seperti dibahas di artikel subject email ini, memang sepertinya tidak semua musik klasik cocok utk stimulasi perkembangan otak. Saya sendiri tidak banyak tahu ttg musik klasik. Tapi dr beberapa kaset, CD ataupun video ttg stimulasi otak, musik yg diperdengarkan ya itu-itu saja... maksudnya, produsernya lain tapi jenis musik klasiknya sama. Dan saya sangat setuju dg Ibu Lily bahwa yg lebih penting adalah faktor psikologis si pendengar. Di sebuah buku ttg stimulasi anak di dalam kandungan, penulis meminta kita utk mendengarkan musik klasik tertentu TAPI jangan sampai sang ibu tertidur. Nah, istri saya itu kalo dengar musik klasik itu bisa langsung tertidur :( Ya sudah, yg didengerin akhirnya musiknya KLA Project :) Terakhir, saya ingin sedikit protes dg ungkapan di artikel sblm-nya itu. Disitu dikatakan, Mengapa musik klasik menjadi pilihan? Sebab musik klasik memiliki frekuensi alfa, gelombang alfa dikaitkan dengan relaksasi, ketika otak bisa menerima informasi baru. Mungkin Ibu Lily bisa kasih klarifikasi juga, apakah benar musik klasik memiliki frekuensi gelombang alfa ? Yg saya tahu, prosesnya adalah: musik klasik itu membuat kita menjadi rileks. Dalam keadaan rileks inilah otak akan menghasilkan gelombang alfa (yg mempunyai frekuensi 7-13 Hz). Dalam keadaan inilah otak akan sangat mudah menerima segala informasi yg masuk. Tolong dikoreksi jika saya salah mengerti hubungan antara musik klasik dan gelombang alfa. rgds, Taufan www.balitacerdas.com -Original Message- From: Lily [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 18, 2003 3:56 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT Pak Taufan miliser lain, Menarik juga ceritanya tentang musik gamelan yg ternyata dianggap mampu merangsang perkembangan otak. Ternyata gelombang suara supersonic mampu menstimulasi peningkatan produksi beberapa hormon penting di otak (saya lupa namanya), Jadi (kalo dari penuturan pak Taufan), yg dimaksud dengan gelombang suara supersonic adalah gelombang yang berada diluar jangkauan frekuensi yg mampu ditangkap oleh telinga manusia (= 20 Hertz s/d 20 kiloHertz), ya? Mohon dikoreksi ... [keterangan: audible sound yg mampu di-indera oleh pendengaran manusia ada di antara range frekuensi ini; dengan 1 Hertz = 1 putaran/detik, 1 kilo = 1000] Saya pikir 'supersonic' di sini sama dengan istilah supersonic dalam aerodinamika yg artinya kecepatan yang melebihi kecepatan suara dalam udara (kurang lebih sebesar 300 m/s). Setahu saya, gelombang suara di luar jangkauan audible sound disebut sebagai 'ultrasonic' -- misalnya, frekuensi yg digunakan utk ultrasound scan adalah frekuensi di atas 10 Mega Hertz, sedangkan frekuensi2 di antara 20 kilo Hertz s/d 100 kilo Hertz banyak digunakan sebagai media komunikasi dan navigasi oleh binatang2 seperti dolphin maupun kelelawar. Jika memang yg dimaksud adalah gelombang suara di luar ambang batas pendengaran manusia, saya pikir hampir setiap alat musik memiliki potensi utk menghasilkan frekuensi supersonic/ultrasonic tersebut. Pertama-tama, tiap2 frekuensi (nada) yg dihasilkan oleh alat musik memiliki satu atau lebih frekuensi harmonic yg biasanya merupakan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi dasarnya tersebut; bisa jadi, frekuensi harmonic ini
RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT
Kalo' boleh sekedar sharing. putri pertama ku baru 9,5 bln...sejak di kandungan pas berangkat kerja en di ktr selalu aku setelin kaset / radiokadang2 klasik tp banyakan Rayhan ama Dewa...:) en sekarang karena ortu juga seneng musik, kalo' dia ngamuk gak mau bobo.tinggal taruh bobo di keretanya en setelin lagu barat yg lama en slow musiknya alhamdulillah dia tenang en bobo manis, aku juga pernah coba dudukin dia di pangkuan sambil main piano..eh malah dia yg seneng mencetin tuts trus. sejauh ini aku blm bisa nilai ttg IQ-nya sih, tp sejauh dia seneng musik...aku yakin dia pasti peka en peduli dg lingkungan.en bisa ngontrol emosinya...:) thx. -Original Message- From: Kelly Damayanti [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 18 June, 2003 9:40 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT Pa Taufan... Sejak usia janin saya 4 bulan saya selalu memperdengarkan musik klasik kpd janin saya, tetapi janin saya bereaksi (bergerak-gerak aktif kadang kontraksi)sampai akhirnya saya ganti dengan lagu PADI dan Dewa, janin kembali tenang dengan gerakan yang tdk terlalu keras/aktif. Sekarang anak saya berusia 2 thn 9 bln dan hsl test perkembangannya dia termasuk anak yang hyposensitive, impulsive dan cenderung ke hypersensitive, saat ini dia saya masukan ke PG dan sdg menjalani fisioterapi bermain di Surya Kanti Bdg. Apakah semua itu pengaruh dari musik yg saya kenalkan semasa hamil ? Apa pengaruhnya thdp kecerdasan anak? Bagaimana cara mengatasinya? Sedikit tambahan IQ anak saya 141, normalkah untuk seusianya? Mohon penjelasan dari Pak Taufan. Terima Kasih. -Original Message- From: Taufan Surana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 18 Juni 2003 8:23 To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT Ibu Lily dan netters yg lain... Terima kasih atas keterangannya yg sangat detail dan bermanfaat, dan bisa menjawab beberapa pertanyaan di email sebelumnya. Mohon maaf jika saya pakai istilah supersonic utk suara. Yg lebih tepat utk suara memang ultrasonic. Pada awalnya istilah supersonic dan ultrasonic itu memang sama maksudnya, tapi pada perkembangannya, spt disampaikan Ibu Lily, supersonic digunakan utk istilah aerodinamika yg mempunyai kecepatan di atas kecepatan suara (300 m/s, atau lebih tepatnya 343 m/s, atau sering disebut Mach = 1 ). Saya ceroboh menggunakan istilah supersonic krn kebetulan bidang penelitian saya saat ini adalah aerodinamika, dan dlm bhs jepang istilah supersonic dan ultrasonic tidak dibedakan, keduanya menggunakan kata2 choonpa/choonsoku. Nah, begitu mendengar kata itu, langsung kata supersonic yg muncul. Ada lagi istilah hypersonic, subsonic, dllshg jadi sering confused nih saya... Mohon dimaafkan... Kmd utk pertanyaan apakah 'recorded' gamelan di CD juga menghasilkan ultrasonic, saya kurang tahu. Di acara TV itu pada awalnya membahas kepintaran dolphin yg melakukan komunikasi menggunakan frekuensi suara ultrasonic, kmd membahas gamelan yg juga menghasilkan ultrasonic dan juga hubungannya dg produksi hormon di dalam otak. Dan utk menangkap suara ultrasonic itu mereka menggunakan alat khusus. Jadi kalo sound system yg ada sekarang memang spt yg disampaikan Ibu Lily, spt-nya harus dengerin secara 'live' kali ya... Wah repot dong ya Tapi, jika menurut Ibu Lily semua alat musik mempunyai potensi utk menghasilkan ultrasonic, kenapa kok lembaga penelitian Jepang sini jauh2 membahas ttg gamelan ya...? :) Kmd, utk musik klasik, seperti dibahas di artikel subject email ini, memang sepertinya tidak semua musik klasik cocok utk stimulasi perkembangan otak. Saya sendiri tidak banyak tahu ttg musik klasik. Tapi dr beberapa kaset, CD ataupun video ttg stimulasi otak, musik yg diperdengarkan ya itu-itu saja... maksudnya, produsernya lain tapi jenis musik klasiknya sama. Dan saya sangat setuju dg Ibu Lily bahwa yg lebih penting adalah faktor psikologis si pendengar. Di sebuah buku ttg stimulasi anak di dalam kandungan, penulis meminta kita utk mendengarkan musik klasik tertentu TAPI jangan sampai sang ibu tertidur. Nah, istri saya itu kalo dengar musik klasik itu bisa langsung tertidur :( Ya sudah, yg didengerin akhirnya musiknya KLA Project :) Terakhir, saya ingin sedikit protes dg ungkapan di artikel sblm-nya itu. Disitu dikatakan, Mengapa musik klasik menjadi pilihan? Sebab musik klasik memiliki frekuensi alfa, gelombang alfa dikaitkan dengan relaksasi, ketika otak bisa menerima informasi baru. Mungkin Ibu Lily bisa kasih klarifikasi juga, apakah benar musik klasik memiliki frekuensi gelombang alfa ? Yg saya tahu, prosesnya adalah: musik klasik itu membuat kita menjadi rileks. Dalam keadaan rileks inilah otak akan menghasilkan gelombang alfa (yg mempunyai frekuensi 7-13 Hz). Dalam keadaan inilah otak akan sangat mudah menerima segala informasi yg masuk. Tolong dikoreksi jika saya salah mengerti hubungan
RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT
Halo, Tambahan info yg saya tahu Sebagai alternatif dari musik klasik, beberapa waktu yg lalu saya melihat acara di TV Jepang tentang sebuah hasil riset yg sangat menarik. Sebuah lembaga penelitian ttg perkembangan otak mengadakan riset ttg pengaruh gelombang suara supersonic terhadap perkembangan otak. Gelombang suara supersonic adalah suara yg tidak dapat dideteksi/didengar oleh kuping kita tanpa bantuan alat khusus. Ternyata gelombang suara supersonic mampu menstimulasi peningkatan produksi beberapa hormon penting di otak (saya lupa namanya), yg mana sangat baik utk perkembangan otak. Yg sangat menarik adalah, ternyata GAMELAN (Jawa dan Bali) banyak sekali memproduksi gelombang supersonic ini. Sesuatu yg mungkin tidak pernah diketahui oleh kita yg mempunyai budaya ini, tetapi justru orang asing yg menelitinya ! Melihat acara itu, saya begitu terkesan dg kehebatan musik gamelan. Ternyata kita mempunyai sebuah budaya yg kehebatannya diakui oleh peneliti luar negeri. Tetapi sayangnya justru semakin ditinggalkan oleh kita sendiri. (Mungkin juga masih banyak hal lain yg kasusnya seperti gamelan ini). Artinya, bagi yg tidak suka musik klasik, kita bisa menggunakan musik gamelan sebagai sarana utk menstimulasi perkembangan otak anak kita (sekaligus melestarikan budaya kita ?). Mengenai musik klasik yg baik utk stimulasi perkembangan otak, yg saya tahu adalah krn nada dan iramanya teratur, sesuai dg denyut nadi manusia, shg mampu menstimulasi perkembangan otak dan jiwa kita. (Tolong dikoreksi jika salah.) Sedangkan gamelan, seperti hasil penelitian diatas, mampu meningkatkan produksi hormon otak. Jadi, kayaknya secara ilmiah gamelan lebih terbukti kebenarannya daripada musik klasik. Bagaimana menurut rekan2 semua ? Ini saja yg ingin saya sampaikan kepada rekan2 semua. Semoga bermanfaat. Taufan www.balitacerdas.com -Original Message- From: Ati [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 16, 2003 1:47 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Fw: [info] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT Dari milis tetangga.. Semoga bermanfaat... Musik mampu meningkatkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Selain iramanya yang membuai, syairnya pun sering kali bermuatan pesan-pesan moral yang positif. Bahkan, hasil penelitian para dokter di Barat menyatakan bahwa musik klasik mampu meningkatkan kecerdasan anak dan menyembuhkan berbagai gangguan fisik, mental, dan emosi manusia. Hal itu diungkapkan dr Soenanto Roewijoko, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dalam seminar Memanfaatkan Musik untuk Mengembangkan Intelegensi, Kreativitas dan Kepribadian, sebagaimana dilaporkan Pembaruan. Soenanto mengatakan, membiasakan anak mendengarkan musik klasik sejak dalam kandungan bisa merangsang peningkatan intelektual, kemampuan motorik, sosial, dan keterampilan. Dari penelitian diketahui, kecerdasan spasial dapat meningkat sampai 50 persen pada anak-anak yang memperoleh stimulasi musik sejak awal, dibanding dengan anak- anak yang tidak memperoleh stimulasi musik yang hanya meningkat sekitar enam persen, tuturnya. Namun, diakui, pemahaman mengenai stimulasi musik klasik yang bisa meningkatkan kecerdasan itu masih sering disalahartikan orang awam. Banyak orang mengatakan bahwa stimulasi musik klasik dapat memperbesar ukuran otak anak. Bila ukuran otak lebih besar, anak itu dianggap lebih cerdas daripada anak yang memiliki otak berukuran biasa. Menurut Soenanto, pemahaman itu salah besar karena secara teori ukuran otak terbukti tidak berbanding lurus dengan tingkat kecerdasan intelektual dan emosional anak. Peran musik klasik bukan memperbesar ukuran otak anak, tetapi merangsang pertumbuhan sel-sel otak terutama sel dendrit dan akson yang berperan sebagai penghubung antarsel dalam otak. Semakin banyak jumlah dendrit dan akson yang dimiliki anak, kemampuan anak untuk menangkap pesan, memahami makna, dan mengambil keputusan menjadi lebih cepat. Anak-anak yang cepat tanggap bisa digolongkan sebagai anak yang cerdas, ucapnya. Bagi ibu-ibu yang menginginkan kecerdasan anaknya bertambah, bisa melakukan terapi musik klasik sejak anak masih dalam kandungan. Waktu terbaik untuk memulai, yaitu saat kandungan berusia 18 minggu karena pada masa ini janin sedang membentuk sel-sel otak, dan syaraf janin sudah memberikan respons kepada stimulasi suara. Caranya, sang ibu mendengarkan musik klasik setiap hari selama 30 menit, sumber musik setidaknya 50 cm dari sang ibu. Si ibu boleh melakukan terapi tersebut di mana saja, dalam kendaraan ketika bepergian atau ketika ibu sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti menyapu, memasak, atau mencuci piring. Yang terpenting, terapi itu harus dilakukan secara berkesinambungan. Setelah lahir, sebaiknya anak terus dibiasakan mendengarkan musik klasik, baik itu melalui kaset, VCD, maupun menghadiri konser musik klasik. Terapi itu sebaiknya dilakukan sebelum anak berusia tujuh tahun.
RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT
Waahahhh..benar-benar kejutan emang kita harus sadar,,bahawa kita juga punya... inget waktu aku hamil,,,suamiku paling seneng kasih denger musik saluang ( untuk orang Minang pasti tau ) palgi kalo tengah malem ... sampe sekarang, arya selalu kasih perhatian sama musik ini kalo kebetulan denger ato kita ajak liat pengamen yang khusus saluang... ( dikotaku ada soalnya ) -Original Message- From: Taufan Surana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 17 Juni 2003 7:26 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT Halo, Tambahan info yg saya tahu Sebagai alternatif dari musik klasik, beberapa waktu yg lalu saya melihat acara di TV Jepang tentang sebuah hasil riset yg sangat menarik. Sebuah lembaga penelitian ttg perkembangan otak mengadakan riset ttg pengaruh gelombang suara supersonic terhadap perkembangan otak. Gelombang suara supersonic adalah suara yg tidak dapat dideteksi/didengar oleh kuping kita tanpa bantuan alat khusus. Ternyata gelombang suara supersonic mampu menstimulasi peningkatan produksi beberapa hormon penting di otak (saya lupa namanya), yg mana sangat baik utk perkembangan otak. Yg sangat menarik adalah, ternyata GAMELAN (Jawa dan Bali) banyak sekali memproduksi gelombang supersonic ini. Sesuatu yg mungkin tidak pernah diketahui oleh kita yg mempunyai budaya ini, tetapi justru orang asing yg menelitinya ! Melihat acara itu, saya begitu terkesan dg kehebatan musik gamelan. Ternyata kita mempunyai sebuah budaya yg kehebatannya diakui oleh peneliti luar negeri. Tetapi sayangnya justru semakin ditinggalkan oleh kita sendiri. (Mungkin juga masih banyak hal lain yg kasusnya seperti gamelan ini). Artinya, bagi yg tidak suka musik klasik, kita bisa menggunakan musik gamelan sebagai sarana utk menstimulasi perkembangan otak anak kita (sekaligus melestarikan budaya kita ?). Mengenai musik klasik yg baik utk stimulasi perkembangan otak, yg saya tahu adalah krn nada dan iramanya teratur, sesuai dg denyut nadi manusia, shg mampu menstimulasi perkembangan otak dan jiwa kita. (Tolong dikoreksi jika salah.) Sedangkan gamelan, seperti hasil penelitian diatas, mampu meningkatkan produksi hormon otak. Jadi, kayaknya secara ilmiah gamelan lebih terbukti kebenarannya daripada musik klasik. Bagaimana menurut rekan2 semua ? Ini saja yg ingin saya sampaikan kepada rekan2 semua. Semoga bermanfaat. Taufan www.balitacerdas.com -Original Message- From: Ati [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 16, 2003 1:47 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Fw: [info] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT Dari milis tetangga.. Semoga bermanfaat... Musik mampu meningkatkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Selain iramanya yang membuai, syairnya pun sering kali bermuatan pesan-pesan moral yang positif. Bahkan, hasil penelitian para dokter di Barat menyatakan bahwa musik klasik mampu meningkatkan kecerdasan anak dan menyembuhkan berbagai gangguan fisik, mental, dan emosi manusia. Hal itu diungkapkan dr Soenanto Roewijoko, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dalam seminar Memanfaatkan Musik untuk Mengembangkan Intelegensi, Kreativitas dan Kepribadian, sebagaimana dilaporkan Pembaruan. Soenanto mengatakan, membiasakan anak mendengarkan musik klasik sejak dalam kandungan bisa merangsang peningkatan intelektual, kemampuan motorik, sosial, dan keterampilan. Dari penelitian diketahui, kecerdasan spasial dapat meningkat sampai 50 persen pada anak-anak yang memperoleh stimulasi musik sejak awal, dibanding dengan anak- anak yang tidak memperoleh stimulasi musik yang hanya meningkat sekitar enam persen, tuturnya. Namun, diakui, pemahaman mengenai stimulasi musik klasik yang bisa meningkatkan kecerdasan itu masih sering disalahartikan orang awam. Banyak orang mengatakan bahwa stimulasi musik klasik dapat memperbesar ukuran otak anak. Bila ukuran otak lebih besar, anak itu dianggap lebih cerdas daripada anak yang memiliki otak berukuran biasa. Menurut Soenanto, pemahaman itu salah besar karena secara teori ukuran otak terbukti tidak berbanding lurus dengan tingkat kecerdasan intelektual dan emosional anak. Peran musik klasik bukan memperbesar ukuran otak anak, tetapi merangsang pertumbuhan sel-sel otak terutama sel dendrit dan akson yang berperan sebagai penghubung antarsel dalam otak. Semakin banyak jumlah dendrit dan akson yang dimiliki anak, kemampuan anak untuk menangkap pesan, memahami makna, dan mengambil keputusan menjadi lebih cepat. Anak-anak yang cepat tanggap bisa digolongkan sebagai anak yang cerdas, ucapnya. Bagi ibu-ibu yang menginginkan kecerdasan anaknya bertambah, bisa melakukan terapi musik klasik sejak anak masih dalam kandungan. Waktu terbaik untuk memulai, yaitu saat kandungan berusia 18 minggu karena pada masa ini janin sedang membentuk sel-sel otak, dan syaraf janin sudah memberikan respons kepada stimulasi suara. Caranya, sang ibu