RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT

2003-06-26 Terurut Topik Taufan Surana
Ibu Lindi,

Mohon maaf baru bisa menjawab emailnya sekarang.

Utk rekaman siaran TV-nya kebetulan saya tidak merekam.
Saya coba cari di website station TV tsb tapi sepertinya
tidak ada.

Seingat saya sih yg dibahas waktu itu hanya masalah ultrasonic,
krn pada awalnya acara TVnya membahas bagaimana dolphin
melakukan komunikasi antar mereka, kmd dilanjutkan dg music
yg menghasilkan suara ultrasonic dan hubungannya dg kecerdasan.

Di Jepang, penelitian ttg perkembangan otak pada anak balita
sampai saat ini sangat banyak dilakukan, termasuk bagaimana memberikan
stimulasi yg optimal supaya perkembangan anak menjadi lebih baik.

Banyak sekali pusat penelitian ttg perkembangan anak balita ini.
Pemilik SONY, perusahaan elektronik itupun mempunyai pusat
penelitian perkembangan anak balita yg sangat besar.

Dan sbgan besar merujuk ke perkembangan otak kanan
pada anak balita yg mempunyai potensi sangat besar utk
berkembang lebih baik lagi. Dan INTI utk mengembangkan otak kanan
anak balita adalah KASIH SAYANG, dg menjadikan anak
sbg SUBYEK-nya.
Yg sering salah, krn merasa sayang ke anak, orgtua melakukan
apa saja demi anak tanpa peduli apakah anak tsb senang atau tidak,
terpaksa atau tidak dg apa yg diinginkan orgtua.
Padahal, jika anak mulai merasa terpaksa/dipaksa melakukan sesuatu hal,
maka hal tsb tidak akan menghasilkan apa-apa bagi anak, tapi justru
rasa stress.

Yg sering salah paham juga, jika kita mengatakan belajar pada
anak, yg muncul adalah image bahwa anak dipaksa atau dijejali
dg berbagai hal yg tidak disukai anak, dan org tsb akan mengatakan
bahwa yg diperlukan oleh anak adalah bermain.
Padahal, pada saat anak bermain itulah dia sedang belajar. Kita
orgtualah yg perlu mengarahkan permainan apa saja yg sebaiknya
dilakukan oleh anak supaya permainan tsb bisa memberikan
stimulasi pada seluruh aspek perkembangan anak.

Jadi, apapun itu, entah bermain mobil2-an, belajar membaca, menulis,
musik dan apapun juga, SELAMA anak melakukannya dg senang dan TANPA
rasa terpaksa, anak akan mampu melakukannya.
Sebaliknya, jika orgtua yg berpendirian bahwa anak balita hanya perlu
bermain dg persepsi yg dimilikinya, dan MEMAKSA anak bermain
mobil2-an terus, maka anakpun tidak akan berkembang dg baik,
terutama perkembangan emosinya yg setiap harinya dipaksa terus.

Wah maaf... kok jadi melenceng dari subject emailnya..

OK deh.. sekian dulu aja..

rgds,

Taufan



-Original Message-
From: lindiana pangestu [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, June 19, 2003 10:07 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT


pak taufan,

mumpung bapak masih ada di JPN, bisakah bapak mengecek ulang rekaman siaran
tv tersebut untuk mengkonfirmasi apakah riset para ilmuwan itu merujuk ke
'subsonic' ataukah 'ultrasonic'? ada kemungkinan mereka merujuk ke
penggunaan instrumen gong yang sering dipukul/dibunyikan dalam musik gamelan
Jawa/Bali. gong yang paling besar memang memiliki rentang frekuensi yang
sangat rendah, meskipun saya tidak tahu pasti apakah ada spektrumnya yang
masuk ke range subsonic. sebagai info tambahan, beberapa komposisi yang
memainkan instrumen orgel pipa ada yang memainkan bunyi berfrekuensi amat
rendah, meski tidak semua perangkat audio (terutama amplifier dan speaker)
mampu mereproduksinya dengan baik.

memang ada juga kemungkinan para ilmuwan jepang tsb merujuk ke ultrasonik,
dengan asumsi bhw kepekaan bayi dlm mengindra frekuensi tinggi lebih baik
dari orang dewasa. namun saya belum melihat keistimewaan musik gamelan
Jawa/Bali dalam hal proporsi nada tinggi dibandingkan jenis2 musik lainnya.

sebagaimana Ibu Lily sampaikan, perangkat audio dirancang untuk mereproduksi
bunyi yang bisa kita dengar (audible) sehingga baik frekuensi2 subsonic
maupun ultrasonic lebih bisa kita rasakan (ini sangat subjektif, karena
sebenarnya kita tdk bisa mendengarnya) saat menyaksikan 'live performance'.
tentu saja sampai batas tertentu kita bisa memperbaiki performance perangkat
audio kita dalam reproduksi nada sangat rendah/tinggi. karenanya saya sangat
menghargai kesediaan bapak untuk mengkonfirmasi ulang informasi ini agar
kita semua dapat mendengarkan/memperdengarkan musik yang tepat secara tepat
untuk buah hati kita.

salam hangat,
lindi


-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT

2003-06-19 Terurut Topik lindiana pangestu
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT


Pak Taufan  miliser lain,

Menarik juga ceritanya tentang musik gamelan yg ternyata dianggap
mampu merangsang perkembangan otak.

 Ternyata gelombang suara supersonic mampu menstimulasi peningkatan
 produksi beberapa hormon penting di otak (saya lupa namanya),

Jadi (kalo dari penuturan pak Taufan), yg dimaksud dengan gelombang
suara supersonic adalah gelombang yang berada diluar jangkauan
frekuensi yg mampu ditangkap oleh telinga manusia (= 20 Hertz s/d 20
kiloHertz), ya? Mohon dikoreksi ... [keterangan: audible sound yg
mampu di-indera oleh pendengaran manusia ada di antara range frekuensi
ini; dengan 1 Hertz = 1 putaran/detik, 1 kilo = 1000]

Saya pikir 'supersonic' di sini sama dengan istilah supersonic dalam
aerodinamika yg artinya kecepatan yang melebihi kecepatan suara dalam
udara (kurang lebih sebesar 300 m/s).

Setahu saya, gelombang suara di luar jangkauan audible sound disebut
sebagai 'ultrasonic' -- misalnya, frekuensi yg digunakan utk
ultrasound scan adalah frekuensi di atas 10 Mega Hertz, sedangkan
frekuensi2 di antara 20 kilo Hertz s/d 100 kilo Hertz banyak digunakan
sebagai media komunikasi dan navigasi oleh binatang2 seperti dolphin
maupun kelelawar.

Jika memang yg dimaksud adalah gelombang suara di luar ambang batas
pendengaran manusia, saya pikir hampir setiap alat musik memiliki
potensi utk menghasilkan frekuensi supersonic/ultrasonic tersebut.
Pertama-tama, tiap2 frekuensi (nada) yg dihasilkan oleh alat musik
memiliki satu atau lebih frekuensi harmonic yg biasanya merupakan
kelipatan bilangan bulat dari frekuensi dasarnya tersebut; bisa jadi,
frekuensi harmonic ini berada di daerah 'supersonic'. Kedua, akustik
(fisik) dari alat musik yg bersangkutan juga bisa jadi berpengaruh
terhadap sound production, termasuk kemungkinan dihasilkan frekuensi
harmonic di luar jangkauan frekuensi audible sound.

Dari sini, berkaitan dengan penelitian gelombang supersonic tsb,
timbul pertanyaan: krn kebanyakan sound system/recording saat ini
dioptimalkan utk telinga manusia, maka desain alat2 tersebut dibuat
dalam jangkauan audible sound tsb -- artinya, sound system/recording
tidak mampu utk menangkap gelombang supersonik/ultrasonik tersebut.
Contoh, CD audio yg banyak kita gunakan sekarang ini dioptimalkan utk
jangkauan frekuensi antara 0 s/d 15 kilo Hertz. Jadi, gelombang
supersonik/ultrasonik tersebut tidak akan 'terekam' oleh perangkat2
audio yg ada sekarang ini.

Sehingga, menarik juga utk melihat keterangan lebih lanjut, apakah
riset mengenai gelombang supersonik tersebut berlaku utk musik yg
didengarkan secara 'live' atau 'recorded'? Barangkali pak Taufan bisa
cerita lebih lanjut. Apakah pengaruh mendengarkan 'recorded' gamelan
(lewat CD, kaset, atau VCD, misalnya) sama misalnya dengan pengaruh
mendengarkan gamelan yg dimainkan secara 'live'?

 Mengenai musik klasik yg baik utk stimulasi perkembangan otak, yg
saya tahu
 adalah krn nada dan iramanya teratur, sesuai dg denyut nadi manusia,
shg
 mampu menstimulasi perkembangan otak dan jiwa kita.

Nambahin aja:

Mengenai nada, memang rentang nada (yg sebanding dengan frekuensi) yg
digunakan dalam musik klasik 'kan cukup lebar; beda halnya dengan
rentang nada yg digunakan dalam musik pop/rock yg umumnya sempit --
mungkin krn inilah stimulasi kepada indera pendengaran (termasuk di
dalamnya syaraf2 yg menghubungkan organ luar dengan otak di bagian
primary auditory cortex) oleh musik klasik lebih signifikan daripada
musik pop/rock.

Mengenai keteraturan irama (tempo), tergantung juga ya; banyak
repertoir musik klasik yang menggunakan tempo agitato (seperti yg
tersendat-sendat; agitate) -- contohnya adalah komposisi2 piano
tunggal dari Chopin -- jadi keteraturan irama ini menurut saya
relatif. Tetapi bukannya justru adanya variasi ini yg membuat kita
semakin terstimulasi?

Satu hal lain yg menurut saya cukup berpengaruh adalah karakteristik
melody (progresi not/nada) musik klasik yg variatif plus penuh dgn
ornamen, terutama musik klasik yg datang dari periode
baroque/rococo/klasik (dan masih terasa pengaruhnya pada periode
romantik, dan juga pada periode2 akhir musik klasik seperti periode
modern).

Belum lagi jika kita perhatikan variasi dinamik musik klasik pada
umumnya, hal yang jarang 'disentuh' dalam musik pop/rock.

Kombinasi berbagai karakteristik yg variatif dari musik klasik inilah
yg mungkin leading pada ramuan 'menu' berbagai nomer musik klasik utk
terapi (seperti yg dijelaskan di email sebelumnya).

Jika kita bandingkan musik gamelan dengan musik klasik (atau musik
'barat' / western / diatonis pada umumnya), ada beberapa hal yg
membedakan: sistem nada / tune, sistem orkestrasinya, serta teknik
permainannya.

Musik gamelan rentang nadanya memang cukup 'terbatas'. Tetapi
irama/tempo/beat musik gamelan tidak kalah variatifnya dibandingkan
dengan musik klasik, meskipun lebih cenderung utk monoton. Tapi,
monotonic beat ini bisa berlaku seperti pembuka

RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT

2003-06-17 Terurut Topik Taufan Surana
Ibu Lily dan netters yg lain...

Terima kasih atas keterangannya yg sangat detail dan bermanfaat,
dan bisa menjawab beberapa pertanyaan di email sebelumnya.

Mohon maaf jika saya pakai istilah supersonic utk suara. Yg lebih tepat
utk suara memang ultrasonic. Pada awalnya istilah supersonic dan
ultrasonic
itu memang sama maksudnya, tapi pada perkembangannya, spt disampaikan
Ibu Lily, supersonic digunakan utk istilah aerodinamika yg mempunyai
kecepatan di atas kecepatan suara (300 m/s, atau lebih tepatnya 343 m/s,
atau sering disebut Mach = 1 ).

Saya ceroboh menggunakan istilah supersonic krn kebetulan bidang penelitian
saya saat ini adalah aerodinamika, dan dlm bhs jepang istilah supersonic
dan ultrasonic tidak dibedakan, keduanya menggunakan kata2
choonpa/choonsoku.
Nah, begitu mendengar kata itu, langsung kata supersonic yg muncul.
Ada lagi istilah hypersonic, subsonic, dllshg jadi sering confused nih
saya...
Mohon dimaafkan...

Kmd utk pertanyaan apakah 'recorded' gamelan di CD juga menghasilkan
ultrasonic, saya kurang tahu. Di acara TV itu pada awalnya membahas
kepintaran dolphin yg melakukan komunikasi menggunakan frekuensi
suara ultrasonic, kmd membahas gamelan yg juga menghasilkan ultrasonic
dan juga hubungannya dg produksi hormon di dalam otak.
Dan utk menangkap suara ultrasonic itu mereka menggunakan alat khusus.
Jadi kalo sound system yg ada sekarang memang spt yg disampaikan
Ibu Lily, spt-nya harus dengerin secara 'live' kali ya...
Wah repot dong ya

Tapi, jika menurut Ibu Lily semua alat musik mempunyai potensi utk
menghasilkan
ultrasonic, kenapa kok lembaga penelitian Jepang sini jauh2 membahas
ttg gamelan ya...?  :)

Kmd, utk musik klasik, seperti dibahas di artikel subject email ini,
memang sepertinya tidak semua musik klasik cocok utk stimulasi
perkembangan otak. Saya sendiri tidak banyak tahu ttg musik klasik.
Tapi dr beberapa kaset, CD ataupun video ttg stimulasi otak, musik
yg diperdengarkan ya itu-itu saja... maksudnya, produsernya lain
tapi jenis musik klasiknya sama.

Dan saya sangat setuju dg Ibu Lily bahwa yg lebih penting adalah
faktor psikologis si pendengar. Di sebuah buku ttg stimulasi anak
di dalam kandungan, penulis meminta kita utk mendengarkan musik
klasik tertentu TAPI jangan sampai sang ibu tertidur. Nah, istri saya itu
kalo
dengar musik klasik itu bisa langsung tertidur :(
Ya sudah, yg didengerin akhirnya musiknya KLA Project :)

Terakhir, saya ingin sedikit protes dg ungkapan di artikel sblm-nya itu.
Disitu dikatakan,
 Mengapa musik klasik menjadi pilihan? Sebab musik klasik memiliki
 frekuensi alfa, gelombang alfa dikaitkan dengan relaksasi, ketika
 otak bisa menerima informasi baru.
Mungkin Ibu Lily bisa kasih klarifikasi juga, apakah benar musik klasik
memiliki frekuensi gelombang alfa ?
Yg saya tahu, prosesnya adalah: musik klasik itu membuat kita
menjadi rileks. Dalam keadaan rileks inilah otak akan menghasilkan
gelombang alfa (yg mempunyai frekuensi 7-13 Hz). Dalam keadaan
inilah otak akan sangat mudah menerima segala informasi yg masuk.

Tolong dikoreksi jika saya salah mengerti hubungan antara musik
klasik dan gelombang alfa.

rgds,

Taufan
www.balitacerdas.com





-Original Message-
From: Lily [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, June 18, 2003 3:56 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT


Pak Taufan  miliser lain,

Menarik juga ceritanya tentang musik gamelan yg ternyata dianggap
mampu merangsang perkembangan otak.

 Ternyata gelombang suara supersonic mampu menstimulasi peningkatan
 produksi beberapa hormon penting di otak (saya lupa namanya),

Jadi (kalo dari penuturan pak Taufan), yg dimaksud dengan gelombang
suara supersonic adalah gelombang yang berada diluar jangkauan
frekuensi yg mampu ditangkap oleh telinga manusia (= 20 Hertz s/d 20
kiloHertz), ya? Mohon dikoreksi ... [keterangan: audible sound yg
mampu di-indera oleh pendengaran manusia ada di antara range frekuensi
ini; dengan 1 Hertz = 1 putaran/detik, 1 kilo = 1000]

Saya pikir 'supersonic' di sini sama dengan istilah supersonic dalam
aerodinamika yg artinya kecepatan yang melebihi kecepatan suara dalam
udara (kurang lebih sebesar 300 m/s).

Setahu saya, gelombang suara di luar jangkauan audible sound disebut
sebagai 'ultrasonic' -- misalnya, frekuensi yg digunakan utk
ultrasound scan adalah frekuensi di atas 10 Mega Hertz, sedangkan
frekuensi2 di antara 20 kilo Hertz s/d 100 kilo Hertz banyak digunakan
sebagai media komunikasi dan navigasi oleh binatang2 seperti dolphin
maupun kelelawar.

Jika memang yg dimaksud adalah gelombang suara di luar ambang batas
pendengaran manusia, saya pikir hampir setiap alat musik memiliki
potensi utk menghasilkan frekuensi supersonic/ultrasonic tersebut.
Pertama-tama, tiap2 frekuensi (nada) yg dihasilkan oleh alat musik
memiliki satu atau lebih frekuensi harmonic yg biasanya merupakan
kelipatan bilangan bulat dari frekuensi dasarnya tersebut; bisa jadi,
frekuensi harmonic ini

RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT

2003-06-17 Terurut Topik Wanda Manoppo (HRD, AGS-HO)
Kalo' boleh sekedar sharing.
putri pertama ku baru 9,5 bln...sejak di kandungan pas berangkat kerja
en di ktr selalu aku setelin kaset / radiokadang2 klasik tp banyakan
Rayhan ama Dewa...:)
en sekarang karena ortu juga seneng musik, kalo' dia ngamuk gak mau
bobo.tinggal taruh bobo di keretanya en setelin lagu barat yg lama en
slow musiknya
alhamdulillah dia tenang en bobo manis, aku juga pernah coba dudukin dia di
pangkuan sambil main piano..eh malah dia yg  seneng mencetin tuts
trus.
sejauh ini aku blm bisa nilai ttg IQ-nya sih, tp sejauh dia seneng
musik...aku yakin dia pasti peka en peduli dg lingkungan.en bisa ngontrol
emosinya...:)
thx.

-Original Message-
From: Kelly Damayanti [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, 18 June, 2003 9:40 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN
PENYAKIT


Pa Taufan...

Sejak usia janin saya 4 bulan saya selalu memperdengarkan musik klasik
kpd janin saya, tetapi janin saya bereaksi (bergerak-gerak aktif kadang
kontraksi)sampai akhirnya saya ganti dengan lagu PADI dan Dewa, janin
kembali tenang dengan gerakan yang tdk terlalu keras/aktif. Sekarang
anak saya berusia 2 thn 9 bln dan hsl test perkembangannya dia termasuk
anak yang hyposensitive, impulsive dan cenderung ke hypersensitive, saat
ini dia saya masukan ke PG dan sdg menjalani fisioterapi bermain di
Surya Kanti Bdg. Apakah semua itu pengaruh dari musik yg saya kenalkan
semasa hamil ? Apa pengaruhnya thdp kecerdasan anak? Bagaimana cara
mengatasinya? Sedikit tambahan IQ anak saya 141, normalkah untuk
seusianya? Mohon penjelasan dari Pak Taufan. Terima Kasih. 

-Original Message-
From: Taufan Surana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 18 Juni 2003 8:23
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN
PENYAKIT

Ibu Lily dan netters yg lain...

Terima kasih atas keterangannya yg sangat detail dan bermanfaat,
dan bisa menjawab beberapa pertanyaan di email sebelumnya.

Mohon maaf jika saya pakai istilah supersonic utk suara. Yg lebih
tepat
utk suara memang ultrasonic. Pada awalnya istilah supersonic dan
ultrasonic
itu memang sama maksudnya, tapi pada perkembangannya, spt disampaikan
Ibu Lily, supersonic digunakan utk istilah aerodinamika yg mempunyai
kecepatan di atas kecepatan suara (300 m/s, atau lebih tepatnya 343 m/s,
atau sering disebut Mach = 1 ).

Saya ceroboh menggunakan istilah supersonic krn kebetulan bidang
penelitian
saya saat ini adalah aerodinamika, dan dlm bhs jepang istilah supersonic
dan ultrasonic tidak dibedakan, keduanya menggunakan kata2
choonpa/choonsoku.
Nah, begitu mendengar kata itu, langsung kata supersonic yg muncul.
Ada lagi istilah hypersonic, subsonic, dllshg jadi sering confused
nih
saya...
Mohon dimaafkan...

Kmd utk pertanyaan apakah 'recorded' gamelan di CD juga menghasilkan
ultrasonic, saya kurang tahu. Di acara TV itu pada awalnya membahas
kepintaran dolphin yg melakukan komunikasi menggunakan frekuensi
suara ultrasonic, kmd membahas gamelan yg juga menghasilkan ultrasonic
dan juga hubungannya dg produksi hormon di dalam otak.
Dan utk menangkap suara ultrasonic itu mereka menggunakan alat khusus.
Jadi kalo sound system yg ada sekarang memang spt yg disampaikan
Ibu Lily, spt-nya harus dengerin secara 'live' kali ya...
Wah repot dong ya

Tapi, jika menurut Ibu Lily semua alat musik mempunyai potensi utk
menghasilkan
ultrasonic, kenapa kok lembaga penelitian Jepang sini jauh2 membahas
ttg gamelan ya...?  :)

Kmd, utk musik klasik, seperti dibahas di artikel subject email ini,
memang sepertinya tidak semua musik klasik cocok utk stimulasi
perkembangan otak. Saya sendiri tidak banyak tahu ttg musik klasik.
Tapi dr beberapa kaset, CD ataupun video ttg stimulasi otak, musik
yg diperdengarkan ya itu-itu saja... maksudnya, produsernya lain
tapi jenis musik klasiknya sama.

Dan saya sangat setuju dg Ibu Lily bahwa yg lebih penting adalah
faktor psikologis si pendengar. Di sebuah buku ttg stimulasi anak
di dalam kandungan, penulis meminta kita utk mendengarkan musik
klasik tertentu TAPI jangan sampai sang ibu tertidur. Nah, istri saya
itu
kalo
dengar musik klasik itu bisa langsung tertidur :(
Ya sudah, yg didengerin akhirnya musiknya KLA Project :)

Terakhir, saya ingin sedikit protes dg ungkapan di artikel sblm-nya
itu.
Disitu dikatakan,
 Mengapa musik klasik menjadi pilihan? Sebab musik klasik memiliki
 frekuensi alfa, gelombang alfa dikaitkan dengan relaksasi, ketika
 otak bisa menerima informasi baru.
Mungkin Ibu Lily bisa kasih klarifikasi juga, apakah benar musik klasik
memiliki frekuensi gelombang alfa ?
Yg saya tahu, prosesnya adalah: musik klasik itu membuat kita
menjadi rileks. Dalam keadaan rileks inilah otak akan menghasilkan
gelombang alfa (yg mempunyai frekuensi 7-13 Hz). Dalam keadaan
inilah otak akan sangat mudah menerima segala informasi yg masuk.

Tolong dikoreksi jika saya salah mengerti hubungan

RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT

2003-06-16 Terurut Topik Taufan Surana
Halo,

Tambahan info yg saya tahu

Sebagai alternatif dari musik klasik, beberapa waktu yg lalu saya melihat
acara di TV Jepang tentang sebuah hasil riset yg sangat menarik.

Sebuah lembaga penelitian ttg perkembangan otak mengadakan riset ttg
pengaruh gelombang suara supersonic terhadap perkembangan otak. Gelombang
suara supersonic  adalah suara yg tidak dapat dideteksi/didengar oleh kuping
kita tanpa bantuan alat khusus.

Ternyata gelombang suara supersonic mampu menstimulasi peningkatan produksi
beberapa hormon penting di otak (saya lupa namanya), yg mana sangat baik utk
perkembangan otak.

Yg sangat menarik adalah, ternyata GAMELAN (Jawa dan Bali) banyak sekali
memproduksi gelombang supersonic ini. Sesuatu yg mungkin tidak pernah
diketahui oleh kita yg mempunyai budaya ini, tetapi justru orang asing yg
menelitinya !

Melihat acara itu, saya begitu terkesan dg kehebatan musik gamelan. Ternyata
kita mempunyai sebuah budaya yg kehebatannya diakui oleh peneliti luar
negeri. Tetapi sayangnya justru semakin ditinggalkan oleh kita sendiri.
(Mungkin juga masih banyak hal lain yg kasusnya seperti gamelan ini).

Artinya, bagi yg tidak suka musik klasik, kita bisa menggunakan musik
gamelan sebagai sarana utk menstimulasi perkembangan otak anak kita
(sekaligus melestarikan budaya kita ?).

Mengenai musik klasik yg baik utk stimulasi perkembangan otak, yg saya tahu
adalah krn nada dan iramanya teratur, sesuai dg denyut nadi manusia, shg
mampu menstimulasi perkembangan otak dan jiwa kita. (Tolong dikoreksi jika
salah.)

Sedangkan gamelan, seperti hasil penelitian diatas, mampu meningkatkan
produksi hormon otak. Jadi, kayaknya secara ilmiah gamelan lebih terbukti
kebenarannya daripada musik klasik.

Bagaimana menurut rekan2 semua ?

Ini saja yg ingin saya sampaikan kepada rekan2 semua.

Semoga bermanfaat.

Taufan
www.balitacerdas.com

-Original Message-
From: Ati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 16, 2003 1:47 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Fw: [info] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN
PENYAKIT




Dari milis tetangga..
Semoga bermanfaat...

 Musik mampu meningkatkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Selain
 iramanya yang membuai, syairnya pun sering kali bermuatan pesan-pesan
 moral yang positif. Bahkan, hasil penelitian para dokter di Barat
 menyatakan bahwa musik klasik mampu meningkatkan kecerdasan anak dan
 menyembuhkan berbagai gangguan fisik, mental, dan emosi manusia.

 Hal itu diungkapkan dr Soenanto Roewijoko, dosen Fakultas Kedokteran
 Universitas Indonesia (FKUI), dalam seminar Memanfaatkan Musik untuk
 Mengembangkan Intelegensi, Kreativitas dan Kepribadian, sebagaimana
 dilaporkan Pembaruan.

 Soenanto mengatakan, membiasakan anak mendengarkan musik klasik sejak
 dalam kandungan bisa merangsang peningkatan intelektual, kemampuan
 motorik, sosial, dan keterampilan. Dari penelitian diketahui,
 kecerdasan spasial dapat meningkat sampai 50 persen pada anak-anak
 yang memperoleh stimulasi musik sejak awal, dibanding dengan anak-
 anak yang tidak memperoleh stimulasi musik yang hanya meningkat
 sekitar enam persen, tuturnya.

 Namun, diakui, pemahaman mengenai stimulasi musik klasik yang bisa
 meningkatkan kecerdasan itu masih sering disalahartikan orang awam.
 Banyak orang mengatakan bahwa stimulasi musik klasik dapat
 memperbesar ukuran otak anak. Bila ukuran otak lebih besar, anak itu
 dianggap lebih cerdas daripada anak yang memiliki otak
 berukuran biasa.

 Menurut Soenanto, pemahaman itu salah besar karena secara teori
 ukuran otak terbukti tidak berbanding lurus dengan tingkat kecerdasan
 intelektual dan emosional anak. Peran musik klasik bukan memperbesar
 ukuran otak anak, tetapi merangsang pertumbuhan sel-sel otak terutama
 sel dendrit dan akson yang berperan sebagai penghubung antarsel dalam
 otak.

 Semakin banyak jumlah dendrit dan akson yang dimiliki anak,
 kemampuan anak untuk menangkap pesan, memahami makna, dan mengambil
 keputusan menjadi lebih cepat. Anak-anak yang cepat tanggap bisa
 digolongkan sebagai anak yang cerdas, ucapnya.

 Bagi ibu-ibu yang menginginkan kecerdasan anaknya bertambah, bisa
 melakukan terapi musik klasik sejak anak masih dalam kandungan. Waktu
 terbaik untuk memulai, yaitu saat kandungan berusia 18 minggu karena
 pada masa ini janin sedang membentuk sel-sel otak, dan syaraf janin
 sudah memberikan respons kepada stimulasi suara. Caranya, sang ibu
 mendengarkan musik klasik setiap hari selama 30 menit, sumber musik
 setidaknya 50 cm dari sang ibu.

 Si ibu boleh melakukan terapi tersebut di mana saja, dalam kendaraan
 ketika bepergian atau ketika ibu sedang melakukan pekerjaan rumah
 tangga, seperti menyapu, memasak, atau mencuci piring. Yang
 terpenting, terapi itu harus dilakukan secara berkesinambungan.

 Setelah lahir, sebaiknya anak terus dibiasakan mendengarkan musik
 klasik, baik itu melalui kaset, VCD, maupun menghadiri konser musik
 klasik. Terapi itu sebaiknya dilakukan sebelum anak berusia tujuh
 tahun.

 

RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT

2003-06-16 Terurut Topik Adelina
Waahahhh..benar-benar kejutan emang kita harus sadar,,bahawa kita juga
punya...
inget waktu aku hamil,,,suamiku paling seneng kasih denger musik saluang (
untuk orang Minang pasti tau ) palgi kalo tengah malem ... sampe sekarang,
arya selalu kasih perhatian sama musik ini kalo kebetulan denger ato
kita ajak liat pengamen yang khusus saluang...  ( dikotaku ada soalnya )


-Original Message-
From: Taufan Surana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 17 Juni 2003 7:26
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN
PENYAKIT


Halo,

Tambahan info yg saya tahu

Sebagai alternatif dari musik klasik, beberapa waktu yg lalu saya melihat
acara di TV Jepang tentang sebuah hasil riset yg sangat menarik.

Sebuah lembaga penelitian ttg perkembangan otak mengadakan riset ttg
pengaruh gelombang suara supersonic terhadap perkembangan otak. Gelombang
suara supersonic  adalah suara yg tidak dapat dideteksi/didengar oleh kuping
kita tanpa bantuan alat khusus.

Ternyata gelombang suara supersonic mampu menstimulasi peningkatan produksi
beberapa hormon penting di otak (saya lupa namanya), yg mana sangat baik utk
perkembangan otak.

Yg sangat menarik adalah, ternyata GAMELAN (Jawa dan Bali) banyak sekali
memproduksi gelombang supersonic ini. Sesuatu yg mungkin tidak pernah
diketahui oleh kita yg mempunyai budaya ini, tetapi justru orang asing yg
menelitinya !

Melihat acara itu, saya begitu terkesan dg kehebatan musik gamelan. Ternyata
kita mempunyai sebuah budaya yg kehebatannya diakui oleh peneliti luar
negeri. Tetapi sayangnya justru semakin ditinggalkan oleh kita sendiri.
(Mungkin juga masih banyak hal lain yg kasusnya seperti gamelan ini).

Artinya, bagi yg tidak suka musik klasik, kita bisa menggunakan musik
gamelan sebagai sarana utk menstimulasi perkembangan otak anak kita
(sekaligus melestarikan budaya kita ?).

Mengenai musik klasik yg baik utk stimulasi perkembangan otak, yg saya tahu
adalah krn nada dan iramanya teratur, sesuai dg denyut nadi manusia, shg
mampu menstimulasi perkembangan otak dan jiwa kita. (Tolong dikoreksi jika
salah.)

Sedangkan gamelan, seperti hasil penelitian diatas, mampu meningkatkan
produksi hormon otak. Jadi, kayaknya secara ilmiah gamelan lebih terbukti
kebenarannya daripada musik klasik.

Bagaimana menurut rekan2 semua ?

Ini saja yg ingin saya sampaikan kepada rekan2 semua.

Semoga bermanfaat.

Taufan
www.balitacerdas.com

-Original Message-
From: Ati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 16, 2003 1:47 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Fw: [info] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN
PENYAKIT




Dari milis tetangga..
Semoga bermanfaat...

 Musik mampu meningkatkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Selain
 iramanya yang membuai, syairnya pun sering kali bermuatan pesan-pesan
 moral yang positif. Bahkan, hasil penelitian para dokter di Barat
 menyatakan bahwa musik klasik mampu meningkatkan kecerdasan anak dan
 menyembuhkan berbagai gangguan fisik, mental, dan emosi manusia.

 Hal itu diungkapkan dr Soenanto Roewijoko, dosen Fakultas Kedokteran
 Universitas Indonesia (FKUI), dalam seminar Memanfaatkan Musik untuk
 Mengembangkan Intelegensi, Kreativitas dan Kepribadian, sebagaimana
 dilaporkan Pembaruan.

 Soenanto mengatakan, membiasakan anak mendengarkan musik klasik sejak
 dalam kandungan bisa merangsang peningkatan intelektual, kemampuan
 motorik, sosial, dan keterampilan. Dari penelitian diketahui,
 kecerdasan spasial dapat meningkat sampai 50 persen pada anak-anak
 yang memperoleh stimulasi musik sejak awal, dibanding dengan anak-
 anak yang tidak memperoleh stimulasi musik yang hanya meningkat
 sekitar enam persen, tuturnya.

 Namun, diakui, pemahaman mengenai stimulasi musik klasik yang bisa
 meningkatkan kecerdasan itu masih sering disalahartikan orang awam.
 Banyak orang mengatakan bahwa stimulasi musik klasik dapat
 memperbesar ukuran otak anak. Bila ukuran otak lebih besar, anak itu
 dianggap lebih cerdas daripada anak yang memiliki otak
 berukuran biasa.

 Menurut Soenanto, pemahaman itu salah besar karena secara teori
 ukuran otak terbukti tidak berbanding lurus dengan tingkat kecerdasan
 intelektual dan emosional anak. Peran musik klasik bukan memperbesar
 ukuran otak anak, tetapi merangsang pertumbuhan sel-sel otak terutama
 sel dendrit dan akson yang berperan sebagai penghubung antarsel dalam
 otak.

 Semakin banyak jumlah dendrit dan akson yang dimiliki anak,
 kemampuan anak untuk menangkap pesan, memahami makna, dan mengambil
 keputusan menjadi lebih cepat. Anak-anak yang cepat tanggap bisa
 digolongkan sebagai anak yang cerdas, ucapnya.

 Bagi ibu-ibu yang menginginkan kecerdasan anaknya bertambah, bisa
 melakukan terapi musik klasik sejak anak masih dalam kandungan. Waktu
 terbaik untuk memulai, yaitu saat kandungan berusia 18 minggu karena
 pada masa ini janin sedang membentuk sel-sel otak, dan syaraf janin
 sudah memberikan respons kepada stimulasi suara. Caranya, sang ibu