Re: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK

2003-09-02 Terurut Topik Nunus D. Aryanto
Dear Mbak Aida,

Saya sudah bicara dengan orang tua murid yang lain dan juga pihak sekolah
mengenai masalah Diva ini. Dengan orang tua rencananya kita mau adakan
arisan rutin sekalian membahas dan cari solusi untuk anak-anak kita,
sekalian anak-anak bisa main bersama diluar jam sekolah.  Mudah-mudahan bisa
mengakrabkan mereka.

Oleh pihak sekolah saya disuruh mencari tau dengan memberi pertanyaan kepada
Diva seputar apa yang dia paling suka dan tidak suka disekolah.  Wah dari
jawaban Diva ternyata dia tidak hanya takut sama temannya yang super aktif
tsb (: tetapi juga ada anak laki lain yang suka nakut-nakutin dia. Tapi
jawaban2 tersebut sangat abstrak ya Bu, saya tidak bisa langsung menarik
kesimpulan, jadi saya list saja dulu keluhan dan kesenangan Diva untuk
dibahas sama orang tua dan pihak sekolah.

Mungkin saya terlalu kuatir ya Bu?!! saran atau nasihat apa yang harus saya
berikan kepada Diva untuk dapat lebih bersosialisasi? dan bagaimana cara
ngomong sama ibu2 teman Diva (yang kata Diva suka nakut-nakutin dia) agar
mereka tidak tersinggung ?

Terima kasih ya
Ibunya Diva
- Original Message -
From: Siti Aida [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, August 25, 2003 11:02 PM
Subject: Re: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK


 Halo Ibunya Diva,

 Kebetulan sekali, saya ini justru ibunya seorang anak TKA yg super aktif
dan cenderung agresif. Jadi boleh ya saya share sudut pandang dari sisi ini.

 Saya  pikir yang penting sekali adalah kerjasama antara guru dan semua
orangtua murid secara konsisten. Di sekolah anak saya, kebetulan orangtua
dari murid sekelas dikumpulkan dan diperkenalkan satu sama lain. Guru
menceritakan evaluasi umum di kelas, dan memfasilitasi diskusi. Hal-hal yang
pribadi tentunya tidak dibahas, tetapi hal seperti anak saya yang cenderung
butuh perhatian khusus karena tingkah polahnya bisa mengganggu proses
belajar, dibahas bersama dengan tujuan mencari jalan keluar.

 Akhirnya kami sepakat, bahwa di rumah, semua anak dibantu mengevaluasi
kejadian di kelas, dan kalau ada yang perlu diklarifikasi, jangan sungkan
untuk saling menghubungi sesama orangtua, ini untuk membantu menjelaskan
pada anak masing2 sehingga mereka bisa mengatasi apa yang mereka rasakan
(misalnya takut pada si anak hiperkatif itu). Anak-anak ini kan sedang
belajar bersosialisasi, belajar menghadapi hal2 tidak nyaman dalam hidup,
jadi akan terbantu sekali kalau kita yang dewasa bisa terbuka satu sama lain
dengan tujuan saling membantu tentunya :-)

 Salah satu ibu mengatakan hal ini pada anaknya Nak, Ayumi itu bukannya
nakal, tapi dia belum mengerti. Dia sedang belajar supaya bisa jadi seperti
kamu dan teman-teman. Jadi kamu harus bantu ajarkan dia supaya mengerti,
bahwa mendorong itu tidak baik

 Ada lagi bapak yang mengajarkan pada anaknya Kalau kamu didorong Ayumi,
bilang Jangan. kalau masih juga, bilang lagi, Ayumi, stop. Kalau masih juga,
liat, sebelum dia mendorong, tahan tangannya begini (diperagakan) dan bilang
lagi, Ayumi, jangan. Nah kalau belum berhasil juga, bilang pada bu Gurumu

 Itu semua dikatakan di depan saya, atau diceritakan oleh orangtua yang
bersangkutan langsung kepada saya. Alhamdulillah saya merasa besar hati,
daripada diomongi di belakang sebagai ibunya si Ayumi yang nakal, teman2
sesama orangtua membantu menjelaskan pada anak mereka tentang masalah si
ayumi dan cara mengatasinya. Tak dinyana, ini menumbuhkan kepedulian di
antara anak2 kecil itu... mengharukan sekali bagi saya!

 Saya bekerja, tidak bisa selalu mengantar anak. Tapi saya pastikan tiap
malam menelfon orangtua2 lain, bergantian, tanya apa kejadian hari itu.
Pasti kalau jadi mereka kan mangkel andai anak saya yang didorong, tapi saya
pastikan bahwa mereka tahu, saya aware akan kekurangan anak saya dan butuh
bantuan mereka untuk mengatasinya. Alhamdulillah sekarang teman2nya Ayumi
yang kasih laporan kemajuan Ayumi setiap hari. Sudah seminggu ini ngga ada
insiden dorong mendorong.. ini hasil kerja keras  prestasinya semua
orangtua murid!

 Jadi Ibu Diva, usahakan komunikasi tentang hal ini dengan guru tapi juga
dengan orangtua si anak yang hiperaktif itu. Sambil tiap saat memungkinkan,
membahas dengan Diva bahwa temannya itu butuh bantuan dia untuk belajar
supaya tidak lagi harus memukul, melainkan bisa 'pintar' seperti Diva.
Mungkin dia terbantu dengan berpikiran membantu mengajarkan si anak itu
daripada berpikir bagaimana menghindari si anak itu yang artinya
menghindari sekolah.

 Nah kalau tentang kekurangan tenaga guru karena ada yang sakit... ini
harus dibahas dengan pihak sekolah. Kalau memang gurunya kewalahan dan guru
satunya sakitnya lama, tentunya mereka harus berpikir untuk cari pengganti,
walau hanya sementara. Perbandingan guru : murid untuk anak usia seperti itu
tidak bisa ditawar ya.. kalau dipaksakan bisa2 guru yang cuma satu itu pun
ambruk karena stress.

 Salam,
 Aida

 Nunus D. Aryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Minta pendapat Bp  Ibu gimana cara menumbuhkan kembali semangat sekolah
 anak (TKA

RE: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK

2003-08-27 Terurut Topik Siti Aida
Mbak Tri Utami,
 
Putri saya sekolah di Taman Kreativitas Anak Indonesia (TKAI), di jl ARCO raya, cipete 
(daerah jeruk purut). 
 
Salam kenal,
Aida

Tri Utami Andayani (Internal Control, PKP-HO) [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalo boleh tahu, anak ibu sekolah di TKA mana?

Salam,
Tri Utami


-Original Message-
From: Siti Aida [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, August 25, 2003 9:03 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK


Halo Ibunya Diva,

Kebetulan sekali, saya ini justru ibunya seorang anak TKA yg super aktif dan
cenderung agresif. Jadi boleh ya saya share sudut pandang dari sisi ini. 

Saya pikir yang penting sekali adalah kerjasama antara guru dan semua
orangtua murid secara konsisten. Di sekolah anak saya, kebetulan orangtua
dari murid sekelas dikumpulkan dan diperkenalkan satu sama lain. Guru
menceritakan evaluasi umum di kelas, dan memfasilitasi diskusi. Hal-hal yang
pribadi tentunya tidak dibahas, tetapi hal seperti anak saya yang cenderung
butuh perhatian khusus karena tingkah polahnya bisa mengganggu proses
belajar, dibahas bersama dengan tujuan mencari jalan keluar. 

Akhirnya kami sepakat, bahwa di rumah, semua anak dibantu mengevaluasi
kejadian di kelas, dan kalau ada yang perlu diklarifikasi, jangan sungkan
untuk saling menghubungi sesama orangtua, ini untuk membantu menjelaskan
pada anak masing2 sehingga mereka bisa mengatasi apa yang mereka rasakan
(misalnya takut pada si anak hiperkatif itu). Anak-anak ini kan sedang
belajar bersosialisasi, belajar menghadapi hal2 tidak nyaman dalam hidup,
jadi akan terbantu sekali kalau kita yang dewasa bisa terbuka satu sama lain
dengan tujuan saling membantu tentunya :-) 

Salah satu ibu mengatakan hal ini pada anaknya Nak, Ayumi itu bukannya
nakal, tapi dia belum mengerti. Dia sedang belajar supaya bisa jadi seperti
kamu dan teman-teman. Jadi kamu harus bantu ajarkan dia supaya mengerti,
bahwa mendorong itu tidak baik

Ada lagi bapak yang mengajarkan pada anaknya Kalau kamu didorong Ayumi,
bilang Jangan. kalau masih juga, bilang lagi, Ayumi, stop. Kalau masih juga,
liat, sebelum dia mendorong, tahan tangannya begini (diperagakan) dan bilang
lagi, Ayumi, jangan. Nah kalau belum berhasil juga, bilang pada bu Gurumu

Itu semua dikatakan di depan saya, atau diceritakan oleh orangtua yang
bersangkutan langsung kepada saya. Alhamdulillah saya merasa besar hati,
daripada diomongi di belakang sebagai ibunya si Ayumi yang nakal, teman2
sesama orangtua membantu menjelaskan pada anak mereka tentang masalah si
ayumi dan cara mengatasinya. Tak dinyana, ini menumbuhkan kepedulian di
antara anak2 kecil itu... mengharukan sekali bagi saya!

Saya bekerja, tidak bisa selalu mengantar anak. Tapi saya pastikan tiap
malam menelfon orangtua2 lain, bergantian, tanya apa kejadian hari itu.
Pasti kalau jadi mereka kan mangkel andai anak saya yang didorong, tapi saya
pastikan bahwa mereka tahu, saya aware akan kekurangan anak saya dan butuh
bantuan mereka untuk mengatasinya. Alhamdulillah sekarang teman2nya Ayumi
yang kasih laporan kemajuan Ayumi setiap hari. Sudah seminggu ini ngga ada
insiden dorong mendorong.. ini hasil kerja keras  prestasinya semua
orangtua murid! 

Jadi Ibu Diva, usahakan komunikasi tentang hal ini dengan guru tapi juga
dengan orangtua si anak yang hiperaktif itu. Sambil tiap saat memungkinkan,
membahas dengan Diva bahwa temannya itu butuh bantuan dia untuk belajar
supaya tidak lagi harus memukul, melainkan bisa 'pintar' seperti Diva.
Mungkin dia terbantu dengan berpikiran membantu mengajarkan si anak itu
daripada berpikir bagaimana menghindari si anak itu yang artinya
menghindari sekolah.

Nah kalau tentang kekurangan tenaga guru karena ada yang sakit... ini harus
dibahas dengan pihak sekolah. Kalau memang gurunya kewalahan dan guru
satunya sakitnya lama, tentunya mereka harus berpikir untuk cari pengganti,
walau hanya sementara. Perbandingan guru : murid untuk anak usia seperti itu
tidak bisa ditawar ya.. kalau dipaksakan bisa2 guru yang cuma satu itu pun
ambruk karena stress. 

Salam,
Aida

Nunus D. Aryanto wrote:
Minta pendapat Bp  Ibu gimana cara menumbuhkan kembali semangat sekolah
anak (TKA) yang tiba-tiba menurun karena (menurut gurunya):
- Takut melihat temannya yang hyper aktif memukul temannya yang lain (ikut
menangis)
- Tidak dapat perhatian dari gurunya disekolah karena salah satu gurunya
sedang sakit sehingga gurunya yang sekarang merasa kewalahan menghadapi
sendirian murid2 kelas Diva yang banyak minta perhatian.

Tolong ya soalnya saya takut jadi keterusan hilang semangatnya dan jadi
mogok sekolah.

Thanks
Ibunya Diva


-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


-
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Re: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK

2003-08-26 Terurut Topik Nunus D. Aryanto
Al-Jannah Cibubur

Thanks

- Original Message -
From: Tri Utami Andayani (Internal Control, PKP-HO) [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, August 26, 2003 10:08 AM
Subject: RE: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK


 Kalo boleh tahu, anak ibu sekolah di TKA mana?

 Salam,
 Tri Utami


 -Original Message-
 From: Siti Aida [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, August 25, 2003 9:03 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK


 Halo Ibunya Diva,

 Kebetulan sekali, saya ini justru ibunya seorang anak TKA yg super aktif
dan
 cenderung agresif. Jadi boleh ya saya share sudut pandang dari sisi ini.

 Saya  pikir yang penting sekali adalah kerjasama antara guru dan semua
 orangtua murid secara konsisten. Di sekolah anak saya, kebetulan orangtua
 dari murid sekelas dikumpulkan dan diperkenalkan satu sama lain. Guru
 menceritakan evaluasi umum di kelas, dan memfasilitasi diskusi. Hal-hal
yang
 pribadi tentunya tidak dibahas, tetapi hal seperti anak saya yang
cenderung
 butuh perhatian khusus karena tingkah polahnya bisa mengganggu proses
 belajar, dibahas bersama dengan tujuan mencari jalan keluar.

 Akhirnya kami sepakat, bahwa di rumah, semua anak dibantu mengevaluasi
 kejadian di kelas, dan kalau ada yang perlu diklarifikasi, jangan sungkan
 untuk saling menghubungi sesama orangtua, ini untuk membantu menjelaskan
 pada anak masing2 sehingga mereka bisa mengatasi apa yang mereka rasakan
 (misalnya takut pada si anak hiperkatif itu). Anak-anak ini kan sedang
 belajar bersosialisasi, belajar menghadapi hal2 tidak nyaman dalam hidup,
 jadi akan terbantu sekali kalau kita yang dewasa bisa terbuka satu sama
lain
 dengan tujuan saling membantu tentunya :-)

 Salah satu ibu mengatakan hal ini pada anaknya Nak, Ayumi itu bukannya
 nakal, tapi dia belum mengerti. Dia sedang belajar supaya bisa jadi
seperti
 kamu dan teman-teman. Jadi kamu harus bantu ajarkan dia supaya mengerti,
 bahwa mendorong itu tidak baik

 Ada lagi bapak yang mengajarkan pada anaknya Kalau kamu didorong Ayumi,
 bilang Jangan. kalau masih juga, bilang lagi, Ayumi, stop. Kalau masih
juga,
 liat, sebelum dia mendorong, tahan tangannya begini (diperagakan) dan
bilang
 lagi, Ayumi, jangan. Nah kalau belum berhasil juga, bilang pada bu Gurumu

 Itu semua dikatakan di depan saya, atau diceritakan oleh orangtua yang
 bersangkutan langsung kepada saya. Alhamdulillah saya merasa besar hati,
 daripada diomongi di belakang sebagai ibunya si Ayumi yang nakal, teman2
 sesama orangtua membantu menjelaskan pada anak mereka tentang masalah si
 ayumi dan cara mengatasinya. Tak dinyana, ini menumbuhkan kepedulian di
 antara anak2 kecil itu... mengharukan sekali bagi saya!

 Saya bekerja, tidak bisa selalu mengantar anak. Tapi saya pastikan tiap
 malam menelfon orangtua2 lain, bergantian, tanya apa kejadian hari itu.
 Pasti kalau jadi mereka kan mangkel andai anak saya yang didorong, tapi
saya
 pastikan bahwa mereka tahu, saya aware akan kekurangan anak saya dan butuh
 bantuan mereka untuk mengatasinya. Alhamdulillah sekarang teman2nya Ayumi
 yang kasih laporan kemajuan Ayumi setiap hari. Sudah seminggu ini ngga ada
 insiden dorong mendorong.. ini hasil kerja keras  prestasinya semua
 orangtua murid!

 Jadi Ibu Diva, usahakan komunikasi tentang hal ini dengan guru tapi juga
 dengan orangtua si anak yang hiperaktif itu. Sambil tiap saat
memungkinkan,
 membahas dengan Diva bahwa temannya itu butuh bantuan dia untuk belajar
 supaya tidak lagi harus memukul, melainkan bisa 'pintar' seperti Diva.
 Mungkin dia terbantu dengan berpikiran membantu mengajarkan si anak itu
 daripada berpikir bagaimana menghindari si anak itu yang artinya
 menghindari sekolah.

 Nah kalau tentang kekurangan tenaga guru karena ada yang sakit... ini
harus
 dibahas dengan pihak sekolah. Kalau memang gurunya kewalahan dan guru
 satunya sakitnya lama, tentunya mereka harus berpikir untuk cari
pengganti,
 walau hanya sementara. Perbandingan guru : murid untuk anak usia seperti
itu
 tidak bisa ditawar ya.. kalau dipaksakan bisa2 guru yang cuma satu itu pun
 ambruk karena stress.

 Salam,
 Aida

 Nunus D. Aryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Minta pendapat Bp  Ibu gimana cara menumbuhkan kembali semangat sekolah
 anak (TKA) yang tiba-tiba menurun karena (menurut gurunya):
 - Takut melihat temannya yang hyper aktif memukul temannya yang lain (ikut
 menangis)
 - Tidak dapat perhatian dari gurunya disekolah karena salah satu gurunya
 sedang sakit sehingga gurunya yang sekarang merasa kewalahan menghadapi
 sendirian murid2 kelas Diva yang banyak minta perhatian.

 Tolong ya soalnya saya takut jadi keterusan hilang semangatnya dan jadi
 mogok sekolah.

 Thanks
 Ibunya Diva


 -
  Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.com
  Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


 -
 Do you Yahoo

Re: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK

2003-08-25 Terurut Topik Siti Aida
Halo Ibunya Diva,
 
Kebetulan sekali, saya ini justru ibunya seorang anak TKA yg super aktif dan cenderung 
agresif. Jadi boleh ya saya share sudut pandang dari sisi ini. 
 
Saya  pikir yang penting sekali adalah kerjasama antara guru dan semua orangtua murid 
secara konsisten. Di sekolah anak saya, kebetulan orangtua dari murid sekelas 
dikumpulkan dan diperkenalkan satu sama lain. Guru menceritakan evaluasi umum di 
kelas, dan memfasilitasi diskusi. Hal-hal yang pribadi tentunya tidak dibahas, tetapi 
hal seperti anak saya yang cenderung butuh perhatian khusus karena tingkah polahnya 
bisa mengganggu proses belajar, dibahas bersama dengan tujuan mencari jalan keluar. 
 
Akhirnya kami sepakat, bahwa di rumah, semua anak dibantu mengevaluasi kejadian di 
kelas, dan kalau ada yang perlu diklarifikasi, jangan sungkan untuk saling menghubungi 
sesama orangtua, ini untuk membantu menjelaskan pada anak masing2 sehingga mereka bisa 
mengatasi apa yang mereka rasakan (misalnya takut pada si anak hiperkatif itu). 
Anak-anak ini kan sedang belajar bersosialisasi, belajar menghadapi hal2 tidak nyaman 
dalam hidup, jadi akan terbantu sekali kalau kita yang dewasa bisa terbuka satu sama 
lain dengan tujuan saling membantu tentunya :-) 
 
Salah satu ibu mengatakan hal ini pada anaknya Nak, Ayumi itu bukannya nakal, tapi 
dia belum mengerti. Dia sedang belajar supaya bisa jadi seperti kamu dan teman-teman. 
Jadi kamu harus bantu ajarkan dia supaya mengerti, bahwa mendorong itu tidak baik
 
Ada lagi bapak yang mengajarkan pada anaknya Kalau kamu didorong Ayumi, bilang 
Jangan. kalau masih juga, bilang lagi, Ayumi, stop. Kalau masih juga, liat, sebelum 
dia mendorong, tahan tangannya begini (diperagakan) dan bilang lagi, Ayumi, jangan. 
Nah kalau belum berhasil juga, bilang pada bu Gurumu
 
Itu semua dikatakan di depan saya, atau diceritakan oleh orangtua yang bersangkutan 
langsung kepada saya. Alhamdulillah saya merasa besar hati, daripada diomongi di 
belakang sebagai ibunya si Ayumi yang nakal, teman2 sesama orangtua membantu 
menjelaskan pada anak mereka tentang masalah si ayumi dan cara mengatasinya. Tak 
dinyana, ini menumbuhkan kepedulian di antara anak2 kecil itu... mengharukan sekali 
bagi saya!
 
Saya bekerja, tidak bisa selalu mengantar anak. Tapi saya pastikan tiap malam menelfon 
orangtua2 lain, bergantian, tanya apa kejadian hari itu. Pasti kalau jadi mereka kan 
mangkel andai anak saya yang didorong, tapi saya pastikan bahwa mereka tahu, saya 
aware akan kekurangan anak saya dan butuh bantuan mereka untuk mengatasinya. 
Alhamdulillah sekarang teman2nya Ayumi yang kasih laporan kemajuan Ayumi setiap hari. 
Sudah seminggu ini ngga ada insiden dorong mendorong.. ini hasil kerja keras  
prestasinya semua orangtua murid!  
 
Jadi Ibu Diva, usahakan komunikasi tentang hal ini dengan guru tapi juga dengan 
orangtua si anak yang hiperaktif itu. Sambil tiap saat memungkinkan, membahas dengan 
Diva bahwa temannya itu butuh bantuan dia untuk belajar supaya tidak lagi harus 
memukul, melainkan bisa 'pintar' seperti Diva. Mungkin dia terbantu dengan berpikiran 
membantu mengajarkan si anak itu daripada berpikir bagaimana menghindari si anak 
itu yang artinya menghindari sekolah.
 
Nah kalau tentang kekurangan tenaga guru karena ada yang sakit... ini harus dibahas 
dengan pihak sekolah. Kalau memang gurunya kewalahan dan guru satunya sakitnya lama, 
tentunya mereka harus berpikir untuk cari pengganti, walau hanya sementara. 
Perbandingan guru : murid untuk anak usia seperti itu tidak bisa ditawar ya.. kalau 
dipaksakan bisa2 guru yang cuma satu itu pun ambruk karena stress. 
 
Salam,
Aida

Nunus D. Aryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Minta pendapat Bp  Ibu gimana cara menumbuhkan kembali semangat sekolah
anak (TKA) yang tiba-tiba menurun karena (menurut gurunya):
- Takut melihat temannya yang hyper aktif memukul temannya yang lain (ikut
menangis)
- Tidak dapat perhatian dari gurunya disekolah karena salah satu gurunya
sedang sakit sehingga gurunya yang sekarang merasa kewalahan menghadapi
sendirian murid2 kelas Diva yang banyak minta perhatian.

Tolong ya soalnya saya takut jadi keterusan hilang semangatnya dan jadi
mogok sekolah.

Thanks
Ibunya Diva


-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


-
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software