Re: [balita-anda] Re: Autisme

2001-01-17 Terurut Topik Rudy Sutadi, MD

Yth. Ibu Reni (Bundanya Resa dan Ersal),

Untuk menjawab berapa lama terapi untuk autisme, tentunya tergantung
dari metode yang mereka gunakan.
Selain ABA (Applied Behavior Analysis / Metode Lovaas), belum ada metode
yang sedemikian terdokumentasi dan melalui berbagai penelitian.
Pada Metode Lovaas, program typically selesai dalam 2 tahun, namun
ada anak yang bisa lebih cepat (1 - 1,5 tahun) ada yang lebih lambat
(butuh 3-4 tahun).
Pada penelitian Lovaas, keberhasilannya mencapai 89% yang terbagi
47% berhasil dengan baik dan 42% dengan berbagai tingkat keberhasilan,
sedangkan 11% tidak mengalami perbaikan.
Taman bermain sebaiknya ditunda dulu. Menurut Lovaas, setelah
dilakukan intervensi dini yang intensif dan optimal selama 6-12 bulan,
baru dimasukkan ke kelompok kecil kemudian kelompok besar.
Itupun dengan tehnik shadow.

Demikian semoga bermanfaat.

Dr. Rudy Sutadi, SpA

- Original Message -
From: reni [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 12 Januari 2001 22:33
Subject: Re: [balita-anda] Re: Autisme


 Terimakasih Banyak Dr. Rudy,
  Membaca penjelasan Dokter, berarti fatal dong pengertian saya selama
ini..,
 saya masih ingat betul saat saya bertanya apakah Resa termasuk penderita
 Autis, dan dijawab tidak.. hanya berada di border line. Saat konsultasi
 pertama memang saya masih awam sekali mengenai autisme, jadi terus terang
 bingung juga .. apa lagi yang harus saya tanya/ketahui tentang kondisi
Resa
 saat itu. Insya Allah pada konsultasi berikutnya saya bisa minta
penjelasan
 lebih detil untuk hal ini dan mengerti program mereka, kan sudah banyak
 belajar ke Dr. Rudi .. :)

 Beberapa pertanyaan lagi  Pak Dokter,
 - kalau kasus seperti Resa, yang berada di borderline-autism ini biasanya
 butuh waktu terapi berapa lama.. ,
 - persentase keberhasilannya untuk bergeser dari 'border line' ke normal
 - saya juga sudah memasukkan Resa ke Taman Bermain.. apakah ini juga cukup
 baik bagi dia ?

 Jangan  bosan yach Pak Dokter untuk selalu diskusi dan memberi penjelasan
ke
 kita semua, dengan begini saya bisa lebih siap bekal untuk membantu anak
 saya dan yang jelas tambah pinter deh..sekali lagi terimnakasih Dok.


 wassalam



 http://www.indokado.com - kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















Re: [balita-anda] Re: Autisme

2001-01-11 Terurut Topik reni

Terimakasih Banyak Dr. Rudy,
 Membaca penjelasan Dokter, berarti fatal dong pengertian saya selama ini..,
saya masih ingat betul saat saya bertanya apakah Resa termasuk penderita
Autis, dan dijawab tidak.. hanya berada di border line. Saat konsultasi
pertama memang saya masih awam sekali mengenai autisme, jadi terus terang
bingung juga .. apa lagi yang harus saya tanya/ketahui tentang kondisi Resa
saat itu. Insya Allah pada konsultasi berikutnya saya bisa minta penjelasan
lebih detil untuk hal ini dan mengerti program mereka, kan sudah banyak
belajar ke Dr. Rudi .. :)

Beberapa pertanyaan lagi  Pak Dokter,
- kalau kasus seperti Resa, yang berada di borderline-autism ini biasanya
butuh waktu terapi berapa lama.. ,
- persentase keberhasilannya untuk bergeser dari 'border line' ke normal
- saya juga sudah memasukkan Resa ke Taman Bermain.. apakah ini juga cukup
baik bagi dia ?

Jangan  bosan yach Pak Dokter untuk selalu diskusi dan memberi penjelasan ke
kita semua, dengan begini saya bisa lebih siap bekal untuk membantu anak
saya dan yang jelas tambah pinter deh..sekali lagi terimnakasih Dok.


wassalam

-Original Message-
From: Rudy Sutadi, MD [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, December 22, 2000 9:19 PM
Subject: Re: [balita-anda] Re: Autisme


Yth. Ibu Reni (Bundanya Resa dan Ersal),

Resa di-skor dan memperoleh nilai 28. Berdasarkan hal ini dikatakan
bukan autistik.
Saya tidak tahu apakah memang mereka yang di RSPI mengatakan demikian
atau Ibu Reni yang tidak ingat pasti.
Karena kemungkinan sistem skoring itu menggunakan CARS (Childhood Autism
Rating Scale).

Nah, CARS digunakan setelah anak didiagnosis Autisme.
Diagnosis autisme dengan menggunakan kriteria yang ada di DSM-IV atau
ICD-X,
bukannya dengan CARS. Sedangkan CARS sendiri digunakan untuk menetapkan
jenjang ringan/sedang/berat dari autisme (walaupun tidak tepat, akan saya
terangkan di bawah).
Jadi, dengan kata lain, kita tidak utak-atik nilai CARS-nya bila belum
dinyatakan
autisme terlebih dahulu.

Sebagai contoh, untuk kanker payudara ada stadium 1/2/3/4.
Kita tidak akan membagi apakah derajat 1 atau 2 atau 3 atau 4, bila belum
didiagnosis kanker payudara. Jadi aneh kan bila misalnya dikatakan si-anu
bukan kanker payudara karena stadium-1 pun tidak terpenuhi, benjolan
itu hanya bisul saja.
Jadi logikanya:
- Ini kanker payudara atau bukan, dok?
+ Oh ini hanya bisul saja.
- Stadium berapa dok?
+ Lho, bisul itu tidak ada stadium-stadiumnya, kalau kanker payudara baru
kita lakukan gradasi.
- Tapi kan kelenjar ketiak saya juga membesar dok, seperti juga pada kanker
payudara ada pembesaran kelenjar ketiak?
+ Iya, pembesaran kelenjar ketiak pada kanker payudara karena kankernya
sudah mulai menjalar/menyebar ke kelenjar tersebut. Kalau bisul sih
tidak ada
istilah penyebaran ke kelenjar ketiak. Kalau bisul kemudian ada
pembesaran
kelenjar ketiak, orang Amerika bilang itu "sekelan" (eh, bukan orang
amerika
tapi ameriki).

Jadi, mungkin yang mereka katakan Resa adalah borderline-autism.

Keinginan Ibu agar Resa bisa-ini bisa-itu, pada penyandang autisme memang
anak tidak bisa dengan sendirinya. Mereka harus diajarkan satu-per-satu,
kemudian dilakukan program-generalisasi.
Ibu sampaikan saja kepada tim terapis anak Ibu.
Saya tidak tahu mereka menggunakan metode apa. Kalau menggunakan
ABA (Applied Behavior Analysis) / Metode Lovaas, sebenarnya ada
kurikulumnya untuk mengajarkan itu semua. Ibu bisa baca di buku berjudul
"Behavior intervention for young children with autism. A manual for parents
and professionals", editor Catherine Maurice, penerbit Pro-Ed.

Mengenai CARS.
Autisme sendiri per definisi : "Gangguan perkembangan *berat* .dst."
Nah, per definisi sendiri sudah ada pengertian _berat_nya, kok dikatakan
ringan/sedang/berat lagi. Itu kan bisa menyesatkan, ah anak saya
autisme-nya
ringan. Padahal autisme itu sendiri -*berat*-. Kalau mau ya dibilang
berat-ringan, berat-sedang, berat-berat. Jadi kaya kelasnya petinju gitu.
Karena itu, pembagian yang sekarang diajukan adalah severe, less-severe,
dan more-severe (berat, kurang-berat, dan lebih-berat). Jadi jelas bahwa
semuanya berat, supaya tidak menyesatkan orangtua.

Demikian sementara ini. Semoga bermanfaat.

Dr. Rudy Sutadi, SpA



--- deleted ---


 http://www.indokado.com - kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















RE: [balita-anda] Re: Autisme

2001-01-02 Terurut Topik Imelda, Pasni

Dokter Rudy yth,

Terima kasih atas penjelasan dokter.
Satu lagi nih dok, saya minta rekomendasi dari dokter Rudy ttg dokter yg
kompeten dalam hal ini. Apakah dokter syaraf, or dokter 'kid development'
(ada gak dok..?), atau dokter ' fisio/speech therapy' dan dimana tempat
prakteknya?

Terima kasih Pak dokter

Imelda

-Original Message-
From: Rudy Sutadi, MD [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Friday, December 22, 2000 8:06 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Re: Autisme


Yth. Ibu Imelda,

Dari keterangan Ibu, jelas bahwa keponakan Ibu mempunyai
keterlambatan di bidang motorik (delayed motoric development)
dan keterlambatan di bidang bicara/bahasa (delayed speech).

Jadi yang paling penting saat ini adalah mendapat *diagnosis*.
Setelah didiagnosis apa, maka tatalaksana lebih lanjut adalah
sesuai dengan diagnosis yang didapat. Istilah kedokterannya
working-diagnosis (diagnosis-kerja).

Sebaiknya saudara Ibu _segera_ mencari second-opinion.
Bila perlu third-opinion, fourth, fifthetc. Dalam arti sampai ketemu
dokter/profesional yang bisa secara tegas melabel apa masalah anak
tersebut.

Kita memang harus membanding-bandingkan. Kalau tidak dibandingkan
bagaimana tahu bahwa anak ini terlambat atau cepat atau dalam batas
normal?
Dalam semua hal kita membandingkan, contoh sederhananya bagaimana
kita bisa katakan seseorang kurang-darah (anemi)? Tentunya dengan cara
membandingkan dengan standar yang ada.
Untuk perkembangan anakpun ada kriteria/standar perkembangan yang
kita bilang development-milestones (patokan-patokan perkembangan).
Bila anak sudah bisa sebelum patokan umur tertentu, kita katakan cepat.
Bila sesuai dengan patokan (ada rentang/kisarannya), kita katakan masih
dalam batas normal.
Bila jauh melampaui patokan yang ada, ya kita katakan terlambat.

Keponakan Ibu sudah memenuhi kriteria untuk dilakukan *Intervensi-Dini*
(early intervention). (Istilah anda, belum dilakukan hal yang cukup
"radikal").
Intervensi dini yaitu tindakan yang dilakukan pada bayi dan anak balita
dengan berbagai gangguan/masalah
Yang membutuhkan intervensi dini, adalah anak di bawah 3 tahun dengan
disability atau developmental delay.
Disability yaitu terdapat kondisi fisik atau mental yang mengarah ke
masalah perkembangan. Misalnya: Sindrom Down, cerebral palsy,
gangguan penglihatan/pendengaran
Developmental delay yaitu terdapat keterlambatan paling tidak pada
1 bidang perkembangan (fisik / kognitif / komunikasi / sosial-emosional /
adaptif)
- Perkembangan fisik : Kemampuan motorik kasar dan halus
- Perkembangan kognitif : Belajar dan berpikir
- Komunikasi : Pengertian dan penggunaan kata-kata
- Perkembangan sosial-emosional :  Berhubungan dengan orang lain
- Perkembangan adaptif : Kemampuan bantu diri, bermain

Demikian sementara ini. Semoga bermanfaat.

Dr. Rudy Sutadi, SpA

--













 Cake, parcel lebaran  bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



















Re: [balita-anda] Re: Autisme

2001-01-02 Terurut Topik Rudy Sutadi, MD

Yth. Ibu Imelda,

Pertama sekali, keponakan anda perlu didiagnosis.
Penanganan selanjutnya apa/bagaimana/kemana/dll
tentunya tergantung diagnosis, mis. OT, ABA, obat, AIT,
RM, speech therapy, hearing aid, dll.

Ibu bisa konsultasi dengan :
- Dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpAK di Kelapa Gading
- Dr. Melly Budhiman, SpKJ di RS MMC
- Dr. Ika Widiawaty, SpKJ di RS Pondok Indah
- Dr. Sasanti Yuniar, SpKJ di Surabaya

Saya sendiri juga menangani di
Klinik JMC, Jl. Buncit Raya No.15, Jak-Sel, 7940836/7
(dengan perjanjian).

Untuk keterangan lain, bisa menghubungi Yayasan Autisma Indonesia,
Jl. Buncit Raya No.55, Jak-Sel, 7971945.

Dr. Rudy Sutadi, SpA

- Original Message -
From: Imelda, Pasni [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 03 Januari 2001 10:19
Subject: RE: [balita-anda] Re: Autisme


 Dokter Rudy yth,

 Terima kasih atas penjelasan dokter.
 Satu lagi nih dok, saya minta rekomendasi dari dokter Rudy ttg dokter yg
 kompeten dalam hal ini. Apakah dokter syaraf, or dokter 'kid development'
 (ada gak dok..?), atau dokter ' fisio/speech therapy' dan dimana tempat
 prakteknya?

 Terima kasih Pak dokter

 Imelda

 -Original Message-
 From: Rudy Sutadi, MD [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Friday, December 22, 2000 8:06 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Re: Autisme


 Yth. Ibu Imelda,

 Dari keterangan Ibu, jelas bahwa keponakan Ibu mempunyai
 keterlambatan di bidang motorik (delayed motoric development)
 dan keterlambatan di bidang bicara/bahasa (delayed speech).

 Jadi yang paling penting saat ini adalah mendapat *diagnosis*.
 Setelah didiagnosis apa, maka tatalaksana lebih lanjut adalah
 sesuai dengan diagnosis yang didapat. Istilah kedokterannya
 working-diagnosis (diagnosis-kerja).

 Sebaiknya saudara Ibu _segera_ mencari second-opinion.
 Bila perlu third-opinion, fourth, fifthetc. Dalam arti sampai
ketemu
 dokter/profesional yang bisa secara tegas melabel apa masalah anak
 tersebut.

 Kita memang harus membanding-bandingkan. Kalau tidak dibandingkan
 bagaimana tahu bahwa anak ini terlambat atau cepat atau dalam batas
 normal?
 Dalam semua hal kita membandingkan, contoh sederhananya bagaimana
 kita bisa katakan seseorang kurang-darah (anemi)? Tentunya dengan cara
 membandingkan dengan standar yang ada.
 Untuk perkembangan anakpun ada kriteria/standar perkembangan yang
 kita bilang development-milestones (patokan-patokan perkembangan).
 Bila anak sudah bisa sebelum patokan umur tertentu, kita katakan cepat.
 Bila sesuai dengan patokan (ada rentang/kisarannya), kita katakan masih
 dalam batas normal.
 Bila jauh melampaui patokan yang ada, ya kita katakan terlambat.

 Keponakan Ibu sudah memenuhi kriteria untuk dilakukan *Intervensi-Dini*
 (early intervention). (Istilah anda, belum dilakukan hal yang cukup
 "radikal").
 Intervensi dini yaitu tindakan yang dilakukan pada bayi dan anak balita
 dengan berbagai gangguan/masalah
 Yang membutuhkan intervensi dini, adalah anak di bawah 3 tahun dengan
 disability atau developmental delay.
 Disability yaitu terdapat kondisi fisik atau mental yang mengarah ke
 masalah perkembangan. Misalnya: Sindrom Down, cerebral palsy,
 gangguan penglihatan/pendengaran
 Developmental delay yaitu terdapat keterlambatan paling tidak pada
 1 bidang perkembangan (fisik / kognitif / komunikasi / sosial-emosional /
 adaptif)
 - Perkembangan fisik : Kemampuan motorik kasar dan halus
 - Perkembangan kognitif : Belajar dan berpikir
 - Komunikasi : Pengertian dan penggunaan kata-kata
 - Perkembangan sosial-emosional :  Berhubungan dengan orang lain
 - Perkembangan adaptif : Kemampuan bantu diri, bermain

 Demikian sementara ini. Semoga bermanfaat.

 Dr. Rudy Sutadi, SpA

 --













  Cake, parcel lebaran  bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

















 http://www.indokado.com - kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















Re: [balita-anda] Re: Autisme

2000-12-22 Terurut Topik Rudy Sutadi, MD

Yth. Ibu Reni (Bundanya Resa dan Ersal),

Resa di-skor dan memperoleh nilai 28. Berdasarkan hal ini dikatakan
bukan autistik.
Saya tidak tahu apakah memang mereka yang di RSPI mengatakan demikian
atau Ibu Reni yang tidak ingat pasti.
Karena kemungkinan sistem skoring itu menggunakan CARS (Childhood Autism
Rating Scale).

Nah, CARS digunakan setelah anak didiagnosis Autisme.
Diagnosis autisme dengan menggunakan kriteria yang ada di DSM-IV atau ICD-X,
bukannya dengan CARS. Sedangkan CARS sendiri digunakan untuk menetapkan
jenjang ringan/sedang/berat dari autisme (walaupun tidak tepat, akan saya
terangkan di bawah).
Jadi, dengan kata lain, kita tidak utak-atik nilai CARS-nya bila belum
dinyatakan
autisme terlebih dahulu.

Sebagai contoh, untuk kanker payudara ada stadium 1/2/3/4.
Kita tidak akan membagi apakah derajat 1 atau 2 atau 3 atau 4, bila belum
didiagnosis kanker payudara. Jadi aneh kan bila misalnya dikatakan si-anu
bukan kanker payudara karena stadium-1 pun tidak terpenuhi, benjolan
itu hanya bisul saja.
Jadi logikanya:
- Ini kanker payudara atau bukan, dok?
+ Oh ini hanya bisul saja.
- Stadium berapa dok?
+ Lho, bisul itu tidak ada stadium-stadiumnya, kalau kanker payudara baru
kita lakukan gradasi.
- Tapi kan kelenjar ketiak saya juga membesar dok, seperti juga pada kanker
payudara ada pembesaran kelenjar ketiak?
+ Iya, pembesaran kelenjar ketiak pada kanker payudara karena kankernya
sudah mulai menjalar/menyebar ke kelenjar tersebut. Kalau bisul sih
tidak ada
istilah penyebaran ke kelenjar ketiak. Kalau bisul kemudian ada
pembesaran
kelenjar ketiak, orang Amerika bilang itu "sekelan" (eh, bukan orang
amerika
tapi ameriki).

Jadi, mungkin yang mereka katakan Resa adalah borderline-autism.

Keinginan Ibu agar Resa bisa-ini bisa-itu, pada penyandang autisme memang
anak tidak bisa dengan sendirinya. Mereka harus diajarkan satu-per-satu,
kemudian dilakukan program-generalisasi.
Ibu sampaikan saja kepada tim terapis anak Ibu.
Saya tidak tahu mereka menggunakan metode apa. Kalau menggunakan
ABA (Applied Behavior Analysis) / Metode Lovaas, sebenarnya ada
kurikulumnya untuk mengajarkan itu semua. Ibu bisa baca di buku berjudul
"Behavior intervention for young children with autism. A manual for parents
and professionals", editor Catherine Maurice, penerbit Pro-Ed.

Mengenai CARS.
Autisme sendiri per definisi : "Gangguan perkembangan *berat* .dst."
Nah, per definisi sendiri sudah ada pengertian _berat_nya, kok dikatakan
ringan/sedang/berat lagi. Itu kan bisa menyesatkan, ah anak saya autisme-nya
ringan. Padahal autisme itu sendiri -*berat*-. Kalau mau ya dibilang
berat-ringan, berat-sedang, berat-berat. Jadi kaya kelasnya petinju gitu.
Karena itu, pembagian yang sekarang diajukan adalah severe, less-severe,
dan more-severe (berat, kurang-berat, dan lebih-berat). Jadi jelas bahwa
semuanya berat, supaya tidak menyesatkan orangtua.

Demikian sementara ini. Semoga bermanfaat.

Dr. Rudy Sutadi, SpA



- Original Message -
From: reni [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 22 Desember 2000 21:33
Subject: Re: [balita-anda] Re: Autisme


 Yth Dokter Rudi.

 Setelah membaca posting dokter, saya ingin bertanya sehubungan dengan anak
 saya Resa (3th 1bl).
 Setelah menjalani pemeriksaan saraf (BAEP) dan observasi oleh tim medis
 (Psikiater, Psikolog dan ahli Therapi) di Tumbuh Kembang RSPI, dinyatakan
 bahwa Resa tidak menderita Autisme tapi berada di 'Border line' karena
score
 berdasarkan pengukuran yang digunakan Resa memperoleh 28, sedangkan nilai
 untuk penderita Autis mulai 30. Untuk itu Resa mengikuti Terapai Individu
(3
 bl) Terapi Keluarga (6bl) dan terapai bicara sampai saat ini (sudah
sekitar
 7 bl).

 Sampai saat ini menurut pengamatan awam saya, Resa sudah mengalami cukup
 banyak kemajuan disisi perbendaharaan kata, tapi masih sangat terlihat
 echolali nya (spontan).

 Dan Resa masih belum dapat menceritakan kembali sesuatu yang dialaminya
atau
 dilakukannya, misal Resa nonton apa ?, Resa main apa ?, meskipun Resa
sudah
 bisa mengkomunikasikan keinginannya, seperti Resa mau makan kue, Resa mau
 nonton TV, Resa mau menggambar/menulis.

 Pertanyaan saya,
 1. Apakah cara menilai Resa diatas , menurut dokter sudah optimal, karena
 saya tidak tau pasti point yang digunakan untuk pengukuran Resa.. dan
apakah
 sesuai dengan penjelasan Dokter Rudi (sesuai CHAT atau DSM-IV)

 2. Apakah betul Resa tidak termasuk Autisme ?
 Saya khawatir apa yang kami lakukan kurang memadai atau mungkin masih ada
 cara lain untuk mengatasi keadaan ini.

  Saya sangat berterimakasih Dr. Rudi mau menjawab pertanyaan peserta milis
 selama ini, sehingga kita semua semakin mengerti tentang Autisme atau hal
 lain.

 Semoga doter masih cukup waktu untuk menjawab pertanyaan saya ini ya Dok
 ...:):)
 Terimakasih sebelumnya

 BundaResa dan Ersal




 Cake, parcel lebaran  bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.c

Re: [balita-anda] Re: Autisme

2000-12-22 Terurut Topik Rudy Sutadi, MD

Yth. Ibu Imelda,

Dari keterangan Ibu, jelas bahwa keponakan Ibu mempunyai
keterlambatan di bidang motorik (delayed motoric development)
dan keterlambatan di bidang bicara/bahasa (delayed speech).

Jadi yang paling penting saat ini adalah mendapat *diagnosis*.
Setelah didiagnosis apa, maka tatalaksana lebih lanjut adalah
sesuai dengan diagnosis yang didapat. Istilah kedokterannya
working-diagnosis (diagnosis-kerja).

Sebaiknya saudara Ibu _segera_ mencari second-opinion.
Bila perlu third-opinion, fourth, fifthetc. Dalam arti sampai ketemu
dokter/profesional yang bisa secara tegas melabel apa masalah anak
tersebut.

Kita memang harus membanding-bandingkan. Kalau tidak dibandingkan
bagaimana tahu bahwa anak ini terlambat atau cepat atau dalam batas
normal?
Dalam semua hal kita membandingkan, contoh sederhananya bagaimana
kita bisa katakan seseorang kurang-darah (anemi)? Tentunya dengan cara
membandingkan dengan standar yang ada.
Untuk perkembangan anakpun ada kriteria/standar perkembangan yang
kita bilang development-milestones (patokan-patokan perkembangan).
Bila anak sudah bisa sebelum patokan umur tertentu, kita katakan cepat.
Bila sesuai dengan patokan (ada rentang/kisarannya), kita katakan masih
dalam batas normal.
Bila jauh melampaui patokan yang ada, ya kita katakan terlambat.

Keponakan Ibu sudah memenuhi kriteria untuk dilakukan *Intervensi-Dini*
(early intervention). (Istilah anda, belum dilakukan hal yang cukup
"radikal").
Intervensi dini yaitu tindakan yang dilakukan pada bayi dan anak balita
dengan berbagai gangguan/masalah
Yang membutuhkan intervensi dini, adalah anak di bawah 3 tahun dengan
disability atau developmental delay.
Disability yaitu terdapat kondisi fisik atau mental yang mengarah ke
masalah perkembangan. Misalnya: Sindrom Down, cerebral palsy,
gangguan penglihatan/pendengaran
Developmental delay yaitu terdapat keterlambatan paling tidak pada
1 bidang perkembangan (fisik / kognitif / komunikasi / sosial-emosional /
adaptif)
- Perkembangan fisik : Kemampuan motorik kasar dan halus
- Perkembangan kognitif : Belajar dan berpikir
- Komunikasi : Pengertian dan penggunaan kata-kata
- Perkembangan sosial-emosional :  Berhubungan dengan orang lain
- Perkembangan adaptif : Kemampuan bantu diri, bermain

Demikian sementara ini. Semoga bermanfaat.

Dr. Rudy Sutadi, SpA

- Original Message -
From: Imelda, Pasni [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 22 Desember 2000 7:34
Subject: RE: [balita-anda] Re: Autisme


 Yth. Bp. Dr. Rudy,
 Setelah membaca uraian ttg autisme dokter di posting yg terdahulu, saya
jadi
 teringat keponakan saya (laki-laki) yg sekarang berusia tiga setengah
tahun.
 Dia belum bisa berbicara, dalam arti tidak bisa melafalkan apa yg
 dikehendakinya. Tapi kalo diajak ngomong atau diperintah bisa nyambung.
Dan
 juga, keponakan saya ini baru bisa jalan pada umur sekitar dua tahun.
 Perkembangannya memang terlihat berbeda dengan kedua kakak perempuannya yg
 pintar-pintar (juara kelas). Kenapa ya dok?

 Kakak saya pernah berkonsultasi dg ahli syaraf anak, katanya syarafnya
 baik-baik aja, hanya memang anak ini mengalami keterlambatan perkembangan.
 "Tenang aja, Bu... nanti juga bisa kok. Jangan dibanding-bandingin dengan
 anak lain, nanti malah stress. Bla...bla..." kata dokter itu.

 Sementara ini kakak saya belum melakukan hal yg cukup "radikal" (menurut
 saya) untuk mencari solusi masalah ini. Kakak saya cenderung membiarkan
 dengan berpegang pada kata-kata dokter ahli syaraf tadi seraya memberikan
 air putih yg telah didoakan orang pintar.

 Dok, mungkin gak ini ada kaitannya dg peristiwa jatuh saat belajar jalan?
 Sebab menurut kakak saya si anak pernah jatuh dg posisi tertelentang saat
 baru bisa jalan pada usia sekitar 11 bulan, dan sejak itu tidak mau jalan
 lagi.
 Atau mungkin ada kaitannya dg si ibu yg tetap menyusui kakaknya saat ia
 masih dalam kandungan?
 Bagiamana ini Dok? Saya kasian melihat keponakan yg satu ini.
 Mohon tanggapan dan saran dari dokter dan rekan netters yg lain.

 Terima kasih




 Cake, parcel lebaran  bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



















[balita-anda] Re: Autisme

2000-12-21 Terurut Topik Rudy Sutadi, MD

Yth. Ibu Diah Patria (Bundanya Sulthan),

Mohon maaf e-mail-nya baru dijawab sekarang. Soalnya e-mail yang masuk
ke saya dalam 1 hari minimal 100 email. Jadi tidak sengaja terlupakan
karena tertumpuk oleh e-mail lain yang juga perlu dijawab. Waktu itu
saya baca e-mail Ibu di [balita-anda].

Menirukan kata-kata dan bisa bernyanyi, belum tentu bukan kelainan.
Pada autisme-pun anak bisa menirukan kata-kata dan bernyanyi satu lagu
penuh (bahkan dengan nada/irama yang persis), yang kita sebut sebagai
ekolali (membeo). Bedanya kalau ekolali (segera maupun delayed-echolaly),
anak hanya sekedar mengulang-ulang kata tanpa makna. Bila ditanya maka
anak akan diam/tidak menjawab.
Misalnya kalau si kecil menyanyi: "Cucu caya, cucu bendeya".
Kalau kita tanya "Apa susunya?", anak autistik cuek saja, anak non-autistik
akan menjawab "bendeya" / "cucu bendeya" / "bendeya mah..." /
"ini." sambil nunjukkin / dlsb.

Jadi yang perlu diperhatikan, bicara/menyebutkan kata-kata pada anak
non-autistik merupakan komunikasi, dia mengerti makna/isinya.
Istilahnya "nyambung" gitu.

Kalau anak bisa diperintah untuk meletakkan atau mengambilkan sesuatu,
apalagi kalau perintahnya tanpa bantuan visual (mimik kita, atau anak
misalnya tidak sedang melihat wajah kita) dan/atau gestural (misalnya
menunjuk, dll.), apalagi bila benda yang disuruh ambil berada di ruangan
lain, maka berarti reseptif (penangkapannya), kognitif (pemprosesannya)
dan responsnya tidak ada kelainan.

Namun yang dikuatirkan adalah timbulnya berputar-putar (spinning)
dan berjalan jinjit (toe-walking). Pada anak non-autistik pun, ada suatu
fase
anak melakukan hal ini. Bedanya pada penyandang autisme hal ini berlangsung
dengan frekuensi/intensitas yang tinggi dan berlangsung terus (tidak
menghilang).

Untuk mendiagnosis autisme, diperlukan paling tidak 6 kelompok gejala dari
12 kelompok yang ada di DSM-IV. Jadi ada/tidaknya satu gejala tidak dapat
dikatakan seorang anak autistik atau non-autistik.
Ibu bisa mencoba skrining dengan CHAT (Checklist for Autism in Toddler) yang
pernah saya post. Bila tidak ada arsipnya, akan saya forwardkan.
Selain itu, coba saja cocokkan dengan kriteria yang ada di DSM-IV (pernah
juga saya post, akan saya forwardkan bila tidak punya arsipnya).

Secara sederhana, anak autistik tidak mempunyai/menunjukkan :
- Kontak mata (yang lekat)
- Declarative pointing (menunjuk-nunjuk benda-benda yang menarik
perhatiannya)
- Joint attention (mempunyai perhatian yang sama dengan kita, misalnya sama-
   sama menengok ke arah munculnya kembang-api, ada baliho/balon-udara
   besar dan yang sangat mencolok/menarik perhatian)
- Pretend play (bermain pura-pura dengan imajinasinya)
- Lebih tertarik pada orang dibanding barang
- dll

Demikian sementara yang bisa saya jawab untuk Bundanya Sulthan yang
sedang khawatir. Kita sama berdoa, Insya Allah, Sulthan baik-baik saja.
Amin!

Dr. Rudy Sutadi, SpA


- Original Message -
From: Patria, Diah [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 21 Desember 2000 11:38
Subject: Autisme


 Dokter Rudy Yth:
 Saya sudah kirimkan pertanyaan ttg autisme tapi tidak ada jawabannya,
gimana
 nich pak dokter. Kalau gitu say ulangi lagi aja yak dok pertanyaanya,
 mudah-mudahan yang ini dokter bersedia jawab..soalnya kalau orang lain
nanya
 koq cepet banget jawabnya.Anak saya Sulthan 17 bln, sudah bicara banyak
 sekali hampir semua kata-kata
 dia dapat menirukannya dan sudah bisa mengikuti lagu dan dia sudah
mengerti
 kalau diperintah untuk meletakan atau mengambilkan sesuatu, yang jadi
 pertanyaan saya akhir-akhir ini kalau mendengarlagu dia gemar sekali
 berputar-putar dan berjalan jinjit, saya jadi khawatir ini ada hubungannya
 dengan gejala autisme..apakah saya harus tunggu sampai usia 18 bln..?
apakah
 bisa terjadi dia berhenti berbicara di usia 18bln..saya jadi khawatir
sekali
 karena Sulthan sudah imunisasi MMR, apakah ini berpengaruh, tolong saya ya
 dok..terimakasih sebelumnya.

 Salam

 Bundanya Sulthan




 Cake, parcel lebaran  bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



















RE: [balita-anda] Re: Autisme

2000-12-21 Terurut Topik Elida Basaria


Pak Rudy, saya mau donk di forwarkan arsip ttg CHAT  SDM-IV

Terima kasih, Pak
-Elida BS-
 -Original Message-
From:   Rudy Sutadi, MD [mailto:[EMAIL PROTECTED]] 
Sent:   21 Desember 2000 14:01
To: Patria, Diah; [EMAIL PROTECTED]
Subject:[balita-anda] Re: Autisme

Yth. Ibu Diah Patria (Bundanya Sulthan),

Mohon maaf e-mail-nya baru dijawab sekarang. Soalnya e-mail yang masuk
ke saya dalam 1 hari minimal 100 email. Jadi tidak sengaja terlupakan
karena tertumpuk oleh e-mail lain yang juga perlu dijawab. Waktu itu
saya baca e-mail Ibu di [balita-anda].

Menirukan kata-kata dan bisa bernyanyi, belum tentu bukan kelainan.
Pada autisme-pun anak bisa menirukan kata-kata dan bernyanyi satu lagu
penuh (bahkan dengan nada/irama yang persis), yang kita sebut sebagai
ekolali (membeo). Bedanya kalau ekolali (segera maupun delayed-echolaly),
anak hanya sekedar mengulang-ulang kata tanpa makna. Bila ditanya maka
anak akan diam/tidak menjawab.
Misalnya kalau si kecil menyanyi: "Cucu caya, cucu bendeya".
Kalau kita tanya "Apa susunya?", anak autistik cuek saja, anak non-autistik
akan menjawab "bendeya" / "cucu bendeya" / "bendeya mah..." /
"ini." sambil nunjukkin / dlsb.

Jadi yang perlu diperhatikan, bicara/menyebutkan kata-kata pada anak
non-autistik merupakan komunikasi, dia mengerti makna/isinya.
Istilahnya "nyambung" gitu.

Kalau anak bisa diperintah untuk meletakkan atau mengambilkan sesuatu,
apalagi kalau perintahnya tanpa bantuan visual (mimik kita, atau anak
misalnya tidak sedang melihat wajah kita) dan/atau gestural (misalnya
menunjuk, dll.), apalagi bila benda yang disuruh ambil berada di ruangan
lain, maka berarti reseptif (penangkapannya), kognitif (pemprosesannya)
dan responsnya tidak ada kelainan.

Namun yang dikuatirkan adalah timbulnya berputar-putar (spinning)
dan berjalan jinjit (toe-walking). Pada anak non-autistik pun, ada suatu
fase
anak melakukan hal ini. Bedanya pada penyandang autisme hal ini berlangsung
dengan frekuensi/intensitas yang tinggi dan berlangsung terus (tidak
menghilang).

Untuk mendiagnosis autisme, diperlukan paling tidak 6 kelompok gejala dari
12 kelompok yang ada di DSM-IV. Jadi ada/tidaknya satu gejala tidak dapat
dikatakan seorang anak autistik atau non-autistik.
Ibu bisa mencoba skrining dengan CHAT (Checklist for Autism in Toddler) yang
pernah saya post. Bila tidak ada arsipnya, akan saya forwardkan.
Selain itu, coba saja cocokkan dengan kriteria yang ada di DSM-IV (pernah
juga saya post, akan saya forwardkan bila tidak punya arsipnya).

Secara sederhana, anak autistik tidak mempunyai/menunjukkan :
- Kontak mata (yang lekat)
- Declarative pointing (menunjuk-nunjuk benda-benda yang menarik
perhatiannya)
- Joint attention (mempunyai perhatian yang sama dengan kita, misalnya sama-
   sama menengok ke arah munculnya kembang-api, ada baliho/balon-udara
   besar dan yang sangat mencolok/menarik perhatian)
- Pretend play (bermain pura-pura dengan imajinasinya)
- Lebih tertarik pada orang dibanding barang
- dll

Demikian sementara yang bisa saya jawab untuk Bundanya Sulthan yang
sedang khawatir. Kita sama berdoa, Insya Allah, Sulthan baik-baik saja.
Amin!

Dr. Rudy Sutadi, SpA


- Original Message -
From: Patria, Diah [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 21 Desember 2000 11:38
Subject: Autisme


 Dokter Rudy Yth:
 Saya sudah kirimkan pertanyaan ttg autisme tapi tidak ada jawabannya,
gimana
 nich pak dokter. Kalau gitu say ulangi lagi aja yak dok pertanyaanya,
 mudah-mudahan yang ini dokter bersedia jawab..soalnya kalau orang lain
nanya
 koq cepet banget jawabnya.Anak saya Sulthan 17 bln, sudah bicara banyak
 sekali hampir semua kata-kata
 dia dapat menirukannya dan sudah bisa mengikuti lagu dan dia sudah
mengerti
 kalau diperintah untuk meletakan atau mengambilkan sesuatu, yang jadi
 pertanyaan saya akhir-akhir ini kalau mendengarlagu dia gemar sekali
 berputar-putar dan berjalan jinjit, saya jadi khawatir ini ada hubungannya
 dengan gejala autisme..apakah saya harus tunggu sampai usia 18 bln..?
apakah
 bisa terjadi dia berhenti berbicara di usia 18bln..saya jadi khawatir
sekali
 karena Sulthan sudah imunisasi MMR, apakah ini berpengaruh, tolong saya ya
 dok..terimakasih sebelumnya.

 Salam

 Bundanya Sulthan




 Cake, parcel lebaran  bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

















 Cake, parcel lebaran  bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



















RE: [balita-anda] Re: Autisme

2000-12-21 Terurut Topik Imelda, Pasni

Yth. Bp. Dr. Rudy,
Setelah membaca uraian ttg autisme dokter di posting yg terdahulu, saya jadi
teringat keponakan saya (laki-laki) yg sekarang berusia tiga setengah tahun.
Dia belum bisa berbicara, dalam arti tidak bisa melafalkan apa yg
dikehendakinya. Tapi kalo diajak ngomong atau diperintah bisa nyambung. Dan
juga, keponakan saya ini baru bisa jalan pada umur sekitar dua tahun.
Perkembangannya memang terlihat berbeda dengan kedua kakak perempuannya yg
pintar-pintar (juara kelas). Kenapa ya dok? 

Kakak saya pernah berkonsultasi dg ahli syaraf anak, katanya syarafnya
baik-baik aja, hanya memang anak ini mengalami keterlambatan perkembangan.
"Tenang aja, Bu... nanti juga bisa kok. Jangan dibanding-bandingin dengan
anak lain, nanti malah stress. Bla...bla..." kata dokter itu.

Sementara ini kakak saya belum melakukan hal yg cukup "radikal" (menurut
saya) untuk mencari solusi masalah ini. Kakak saya cenderung membiarkan
dengan berpegang pada kata-kata dokter ahli syaraf tadi seraya memberikan
air putih yg telah didoakan orang pintar.

Dok, mungkin gak ini ada kaitannya dg peristiwa jatuh saat belajar jalan?
Sebab menurut kakak saya si anak pernah jatuh dg posisi tertelentang saat
baru bisa jalan pada usia sekitar 11 bulan, dan sejak itu tidak mau jalan
lagi.
Atau mungkin ada kaitannya dg si ibu yg tetap menyusui kakaknya saat ia
masih dalam kandungan?
Bagiamana ini Dok? Saya kasian melihat keponakan yg satu ini.
Mohon tanggapan dan saran dari dokter dan rekan netters yg lain.

Terima kasih




 Cake, parcel lebaran  bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



















Re: [balita-anda] Re: Autisme

2000-12-21 Terurut Topik reni

Yth Dokter Rudi.

Setelah membaca posting dokter, saya ingin bertanya sehubungan dengan anak
saya Resa (3th 1bl).
Setelah menjalani pemeriksaan saraf (BAEP) dan observasi oleh tim medis
(Psikiater, Psikolog dan ahli Therapi) di Tumbuh Kembang RSPI, dinyatakan
bahwa Resa tidak menderita Autisme tapi berada di 'Border line' karena score
berdasarkan pengukuran yang digunakan Resa memperoleh 28, sedangkan nilai
untuk penderita Autis mulai 30. Untuk itu Resa mengikuti Terapai Individu (3
bl) Terapi Keluarga (6bl) dan terapai bicara sampai saat ini (sudah sekitar
7 bl).

Sampai saat ini menurut pengamatan awam saya, Resa sudah mengalami cukup
banyak kemajuan disisi perbendaharaan kata, tapi masih sangat terlihat
echolali nya (spontan).

Dan Resa masih belum dapat menceritakan kembali sesuatu yang dialaminya atau
dilakukannya, misal Resa nonton apa ?, Resa main apa ?, meskipun Resa sudah
bisa mengkomunikasikan keinginannya, seperti Resa mau makan kue, Resa mau
nonton TV, Resa mau menggambar/menulis.

Pertanyaan saya,
1. Apakah cara menilai Resa diatas , menurut dokter sudah optimal, karena
saya tidak tau pasti point yang digunakan untuk pengukuran Resa.. dan apakah
sesuai dengan penjelasan Dokter Rudi (sesuai CHAT atau DSM-IV)

2. Apakah betul Resa tidak termasuk Autisme ?
Saya khawatir apa yang kami lakukan kurang memadai atau mungkin masih ada
cara lain untuk mengatasi keadaan ini.

 Saya sangat berterimakasih Dr. Rudi mau menjawab pertanyaan peserta milis
selama ini, sehingga kita semua semakin mengerti tentang Autisme atau hal
lain.

Semoga doter masih cukup waktu untuk menjawab pertanyaan saya ini ya Dok
...:):)
Terimakasih sebelumnya

BundaResa dan Ersal






 Cake, parcel lebaran  bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



















[balita-anda] Re: Autisme

2000-12-21 Terurut Topik Ellen MAMARIMBING


 Yth. Dr. Rudy Sutadi SpA.
 
 Bolehkah saya dapat arsip tentang CHAT  DSM - IV ?
 
 Kami kuatir juga dok, karena cucu saya sekarang berumur 18 bulan, tapi 
 malas betul ngomong. Waktu DJ berumur  6 bln. sudah tau panggil mama, 
 papa, mam, ndak, setelah berumur 1 thn sudah banyak kata-katanya, tapi 
 kalau ndak disuruh, ndak mau ngomong. Kalau dikasih belajar, cepat 
 betul nangkapnya. Ump. di kasih lihat gambar2 (binatang, buah2, huruf, 
 etc.) tau semua, kalau ditanya mana hidung, mulut, etc. tau, suruh 
 nyanyi mau tapi ndak mau pake kata-kata.
 Sekarang, nambah deh malas ngomongnya. Kalau ndak dipaksa, ndak mau 
 tuh. Paling-paling cuma mau ujung tokh. Kalau ingin sesuatu hanya 
 nunjuk dengan kata ni, na atau tuh.
 Lincah betul, ndak pernah mau berenti kalau main, tapi cepat bosan 
 dengan satu mainan. Makannya biasa, sekarang bb. nya 14 kg.
 
 Untuk imun. sudah lengkap, juga MMR., tinggal Hep. A, schedule 
 sebenarnya bulan desember ini, tapi belum disuntik karena beberapa 
 bulan yang lalu banyak di bahas di milis ini mengenai Hap A. tidak 
 baik untuk anak di bawah umur 2 th.
 
 Pernah jatuh dari tempat tidur (telentang) dan waktu belajar jalan. 
 Dibawah ke dsa. di rongen tidak apa-apa.
 
 Lahir dengan bb. 3,4 kg, tinggi 49 cm dengan cesar. Minum ASI hanya 
 seminggu. Sekarang minum Susu chil.kid. 
 
 
 Pertanyaan saya dok,
 
 1. Apakah ada pengaruh atau kaitannya dengan jatuh telentang (pada
otaknya) dari tempat tidur dan waktu belajar jalan ?
 2. Atau karena di imun. MMR ?
 3. Atau yang lain ?
 
 Tolong yah dok. Terima kasih atas perhatiannya, mohon tanggapan dan saran 
 dari dokter dan milis lainnya.
 
 Salam,
 Omanya DJ
 


 Cake, parcel lebaran  bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]