Re: [balita-anda] popok yang baik?

2001-03-18 Terurut Topik wiwid

mau ikutan juga nih,

anak saya sekarang sudah 3,5 bulan, berhubung saya sudah bekerja kembali,
jadi anak saya diasuh oleh neneknya.
sejak baru lahir, anak saya pakaikan popok dan dialaskan "KOLOK", itu berupa
lapisan lembut, yang fungsinya kalau anak saya pipis maka di maaf, pantatnya
tidak basah (tetap kering) tapi popoknya basah, KOLOK ini saya dapat kan
dari bude saya yang berada di malaysia, saya sudah cari-cari di sini tidak
ada, KOLOK ini tidak sekali pakai tapi bisa dicuci.
Lumayan juga penggunaan KOLOK itu, memang anak tidak akan rewel kalau dalam
waktu tidur dia pipis, tapi tetap saya akan cepat menggantinya kalau dia
pipis. Memang mungkin mirip fungsinya dengan prospak, tapi bedanya ini tidak
utnuk sekali pakai. dan rasanya tidak ada efeknya karena KOLOK tetap dicuci
seperti layaknya popok.

sampai sekarang anak saya masih menggunakan KOLOK walaupun sekarang sudah
pakai celana, tapi sekarang itu digunakan kalau siang saja, kalau sudah
sekitar jam 10 malam sewaktu dia terbangun untuk minum susu, anak saya, saya
pakaikan Prospak karena saya kan ikut tidur, jadi tidak bisa mengganti popok
sesering mungkin, toh dia akan terbangun sekitar 3-4 jam untuk minum susu
lagi. Maklum saya sekarang sudah bekerja kembali.

Saya rasa juga tidak apa-apa, mungkin lain halnya kalau anak dipakaikan
prospak terus menerus seharian... kalau ini kan tidak hanya kalau malam, dan
waktu pergi saja.

cukup sekian sharing saya

mama Alif

 Original Message -
From: dian achdiani [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 13, 2001 3:58 AM
Subject: Re: [balita-anda] popok yang baik?


 Ikutan nih,
 Saya setuju sekali dengan pendapat pak/bu Hardi Mardiana:
 1. Popok sekali pakai (pospak) itu diiklankan memmberikan kenyamanan,
tetapi
 nyatanya satu-satunya yang mendapat kenyamanan adalah orangtua si bayi,
yang
 tidak usah sering mengganti popok anaknya, tidak ada cucian segunung, dan
tidak
 ada ceceran ompol di mana-mana. Si bayi sendiri justru akan menderita
karena
 iritasi, dan pospak itu kan suaranya kemerisik, enggak seperti popok kain
yang
 tanpa suara.
 2. Pada kenyataannya, bayi pakai popok paling cuma 1-2 bulan, sesudahnya
pakai
 celana. Selain itu, frekuensi BAK dan BAB nya perlahan-lahan akan
berkurang.
 Dengan penggunaan popok/celana kain, kita bisa mempelajari pola
BAB/BAK-nya,
 lama-lama akan ketahuan tanda-tanda yang diberikan si bayi kalau dia mau
BAB/BAK,
 bisa cepat-cepat dibawa ke toilet/pispot (ditatur kata orang Jawa sih).
Dengan
 cara ini bayi akan lebih cepat memasuki masa tidak mengompol (percaya atau
tidak
 ke-3 anak saya usia 1 tahun sudah jarang ngompol). Dengan pospak, enggak
ketahuan
 kalau anak mau BAK/BAB, tau-tau pospaknya sudah penuh aja. Acara toilet
training
 akan menjadi semakin sulit.
 3. Pernyataan bahwa tidur bayi yang terganggu akan menghambat pertumbuhan
otak
 dan sebagainya, sehingga diperlukan pospak, itu cuma akal-akalannya
perusahaannya
 pospak saja. Coba dipikirkan lebih jauh:
 a. Apakah anak terbangun karena basah atau justru karena perasaan ingin
BAK
 ? Bayi saya sekitar usia 6 bulan ke atas selalu terbangun di saat masih
kering,
 sehingga seringkali masih ada waktu untuk membawanya ke WC,
 b. Apakah anak terbangun semata-mata karena BAK/BAB ? Bukankah cukup
banyak
 frekuensinya anak terbangun karena ingin minum/lapar, nah yang ini mesti
diatasi
 pakai apa dong, kalau memang anak/bayi tidak boleh terbangun sama sekali
?,

 c. Sekali lagi, siapa yang diuntungkan bila bayi tidak terbangun di malam
hari
 ? Orangtuanya kan, yang tidak perlu begadang.

 Kesimpulannya, biarlah kita repot mengganti popok setiap kali basah, repot
dengan
 cucian segunung, asal jangan anak kita yang repot dengan kulitnya yang
bermasalah,
 atau repot karena sudah hampir usia sekolah tapi belum bisa mengatur
keinginannya
 untuk BAK/BAB.

 Semoga bermanfaat, sorry kalau kepanjangan,

 Ambu-nya Devina, Diva, dan Daffa


 mohon maaf kalau salah. menurut saya popok kain lebih baik asal telaten
 memebersihkan dan menggantinya.  penggunaan diaper terus-menerus akan
 menimbulkan iritasi (karena berdaya serap tinggi). dan lagi bahan kimia
yg

 digunakan untuk membuat diaper juga punya efek buruk dalam jangka
panjang,

 sebuah artikel di kompas (sudah lama sekali, sekitar 1999) menyatakan
 bahwa bahan kimia tersebut dapat menimbulkan kanker.
 
 
  saya mau nanya tentang popok yang baik, apakah yang terbuat dari kain
atau

  popok sekali pakai, selain itu apakah benar pernyataan bahwa kalau bayi
  terganggu tidurnya akan menghambat perkembangan otaknya?
  terimakasih sebelumnya.
 
  wassalam
  susan
 _
 Get your free E-mail account at http://www.kompas.com
 _

  kirim bunga, pesan cake  balon ulangtahun? klik,
http://www.indokado.com
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL

Re: [balita-anda] popok yang baik?

2001-03-18 Terurut Topik Rita Mardalina

saya ingin berbagi pengalaman.
anak saya jarang sekali pakai diaper, cuma kalau pergi jauh. Memang kalau tidur malam 
kita harus gantiin popoknya kalau basah tapi saya pikir itu kan bukan hal yang sulit 
banget (rada capek memang eh bukan capek tapi ngantuk. masak cuma gantiin popok aja 
capek). Waktu bulan-bulan pertama anak saya tidur jam 7 malam terus bangun kira-kira 
jam 10/11 (ternyata ngikutin pola suami saya pulang kuliah) pipis, nyusuin dan 
kebetulan saya memang belum tidur. setelah anak saya tidur lagi (kami semua juga), 
anak saya kira-kira jam 3 atau jam 4 bangun lagi, kadang pipis kadang cuma nyusuin. 
Yang bangun bukan saya dulu tapi suami saya, kalau pipis dia yang gantiin popoknya 
sambil ngajak ngobrol bayi, setelah itu baru bayinya dikasih ke saya untuk disusuin. 
Pikir-pikir enak juga ya. Padahal kan kasian suami saya udah kerja pagi hari (tanggung 
jawabnya cukup besar), langsung kuliah, pulang malam ngobrol-ngobrol dulu sama saya 
baru tidur kira-kira jam 11/12 malam. ikut bangun gantiin popok. Saya pikir memang 
harus begitu juga biar anak merasa diperhatikan bapaknya juga (ya memang waktu 
ketemunya cuma sedikit. Sekarang walaupun anak saya tidak pipis waktu malam tetap aja 
bangun malamnya (haus kan, yang tua aja haus). Jadi sebenarnya nggak pake diaper juga 
nggak apa-apa. saya suka ngebayangin, kalau kita pake pembalut aja suka nggak nyaman 
apalagi segede itu. 
Tapi ngomong-ngomong masalah kolok, saya jadi ingat teman saya juga pernah ngasih yang 
seperti kolok (saya nggak tahu kolok itu seperti apa), bahannya bukan kertas bukan 
kain, tipis tapi bisa nyerap pipis, jadi pantatnya tidak basah. katanya belinya di 
blok M mereknya PEX. Jadi terserah mau pakai apa, popok kain, kolok atau diapers. 
Popok kain bisa dicuci, diganti kalau basah sehingga tidak menyebabkan iritasi, murah 
lagi. Kalau lagi gantiin jadikan sebagai ajang interaksi dengan bayi.
kalau pake "kolok"? harus tetap pake popok kain juga
kalau pake diaper, mahal, nggak ramah lingkungan, kita tetap aja bangun malam untuk 
nyusuin, sering menyebabkan iritasi, memang agak praktis buat ortunya. Masalah 
perkembangan otak? kan yang membesar-besarkan perusahaan diaper itu sendiri. Anak 
memang punya kebutuhan yang berbeda untuk masing-masing umur. Cari tahu kebutuhan bayi 
tidur bulan perbulannya. saya pernah ngitung dan anak saya cukup mendapat tidur kok 
walau tanpa diaper.
Kayaknya pendapatnya mbak dian bagus deh.
salam
rita 

--- "wiwid" [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
sejak baru lahir, anak saya pakaikan popok dan dialaskan "KOLOK", itu berupa
lapisan lembut, yang fungsinya kalau anak saya pipis maka di maaf, pantatnya
tidak basah (tetap kering) 
mama Alif

 Original Message -
From: dian achdiani [EMAIL PROTECTED]
 1. Popok sekali pakai (pospak) itu diiklankan memmberikan kenyamanan,
tetapi
 nyatanya satu-satunya yang mendapat kenyamanan adalah orangtua si bayi,
yang
 tidak usah sering mengganti popok anaknya, tidak ada cucian segunung, dan
tidak
 ada ceceran ompol di mana-mana. Si bayi sendiri justru akan menderita
karena
 iritasi, dan pospak itu kan suaranya kemerisik, enggak seperti popok kain
yang
 tanpa suara.
 2. Pada kenyataannya, bayi pakai popok paling cuma 1-2 bulan, sesudahnya
pakai
 celana. Selain itu, frekuensi BAK dan BAB nya perlahan-lahan akan
berkurang.
 Dengan penggunaan popok/celana kain, kita bisa mempelajari pola
BAB/BAK-nya,
 lama-lama akan ketahuan tanda-tanda yang diberikan si bayi kalau dia mau
BAB/BAK,
 bisa cepat-cepat dibawa ke toilet/pispot (ditatur kata orang Jawa sih).
Dengan
 cara ini bayi akan lebih cepat memasuki masa tidak mengompol (percaya atau
tidak
 ke-3 anak saya usia 1 tahun sudah jarang ngompol). Dengan pospak, enggak
ketahuan
 kalau anak mau BAK/BAB, tau-tau pospaknya sudah penuh aja. Acara toilet
training
 akan menjadi semakin sulit.
 3. Pernyataan bahwa tidur bayi yang terganggu akan menghambat pertumbuhan
otak
 dan sebagainya, sehingga diperlukan pospak, itu cuma akal-akalannya
perusahaannya
 pospak saja. Coba dipikirkan lebih jauh:
 a. Apakah anak terbangun karena basah atau justru karena perasaan ingin
BAK
 ? Bayi saya sekitar usia 6 bulan ke atas selalu terbangun di saat masih
kering,
 sehingga seringkali masih ada waktu untuk membawanya ke WC,
 b. Apakah anak terbangun semata-mata karena BAK/BAB ? Bukankah cukup
banyak
 frekuensinya anak terbangun karena ingin minum/lapar, nah yang ini mesti
diatasi
 pakai apa dong, kalau memang anak/bayi tidak boleh terbangun sama sekali
?,

 c. Sekali lagi, siapa yang diuntungkan bila bayi tidak terbangun di malam
hari
 ? Orangtuanya kan, yang tidak perlu begadang.

 Kesimpulannya, biarlah kita repot mengganti popok setiap kali basah, repot
dengan
 cucian segunung, asal jangan anak kita yang repot dengan kulitnya yang
bermasalah,
 atau repot karena sudah hampir usia sekolah tapi belum bisa mengatur
keinginannya
 untuk BAK/BAB.

 Semoga bermanfaat, sorry 

Re: [balita-anda] popok yang baik?

2001-03-16 Terurut Topik dian achdiani

Ikutan nih,
Saya setuju sekali dengan pendapat pak/bu Hardi Mardiana:
1. Popok sekali pakai (pospak) itu diiklankan memmberikan kenyamanan, tetapi
nyatanya satu-satunya yang mendapat kenyamanan adalah orangtua si bayi, yang
tidak usah sering mengganti popok anaknya, tidak ada cucian segunung, dan tidak
ada ceceran ompol di mana-mana. Si bayi sendiri justru akan menderita karena
iritasi, dan pospak itu kan suaranya kemerisik, enggak seperti popok kain yang
tanpa suara.
2. Pada kenyataannya, bayi pakai popok paling cuma 1-2 bulan, sesudahnya pakai
celana. Selain itu, frekuensi BAK dan BAB nya perlahan-lahan akan berkurang.
Dengan penggunaan popok/celana kain, kita bisa mempelajari pola BAB/BAK-nya,
lama-lama akan ketahuan tanda-tanda yang diberikan si bayi kalau dia mau BAB/BAK,
bisa cepat-cepat dibawa ke toilet/pispot (ditatur kata orang Jawa sih). Dengan
cara ini bayi akan lebih cepat memasuki masa tidak mengompol (percaya atau tidak
ke-3 anak saya usia 1 tahun sudah jarang ngompol). Dengan pospak, enggak ketahuan
kalau anak mau BAK/BAB, tau-tau pospaknya sudah penuh aja. Acara toilet training
akan menjadi semakin sulit.
3. Pernyataan bahwa tidur bayi yang terganggu akan menghambat pertumbuhan otak
dan sebagainya, sehingga diperlukan pospak, itu cuma akal-akalannya perusahaannya
pospak saja. Coba dipikirkan lebih jauh:
a. Apakah anak terbangun karena basah atau justru karena perasaan ingin BAK
? Bayi saya sekitar usia 6 bulan ke atas selalu terbangun di saat masih kering,
sehingga seringkali masih ada waktu untuk membawanya ke WC,
b. Apakah anak terbangun semata-mata karena BAK/BAB ? Bukankah cukup banyak
frekuensinya anak terbangun karena ingin minum/lapar, nah yang ini mesti diatasi
pakai apa dong, kalau memang anak/bayi tidak boleh terbangun sama sekali ?,

c. Sekali lagi, siapa yang diuntungkan bila bayi tidak terbangun di malam hari
? Orangtuanya kan, yang tidak perlu begadang.

Kesimpulannya, biarlah kita repot mengganti popok setiap kali basah, repot dengan
cucian segunung, asal jangan anak kita yang repot dengan kulitnya yang bermasalah,
atau repot karena sudah hampir usia sekolah tapi belum bisa mengatur keinginannya
untuk BAK/BAB.

Semoga bermanfaat, sorry kalau kepanjangan,

Ambu-nya Devina, Diva, dan Daffa


mohon maaf kalau salah. menurut saya popok kain lebih baik asal telaten
memebersihkan dan menggantinya.  penggunaan diaper terus-menerus akan
menimbulkan iritasi (karena berdaya serap tinggi). dan lagi bahan kimia yg

digunakan untuk membuat diaper juga punya efek buruk dalam jangka panjang,

sebuah artikel di kompas (sudah lama sekali, sekitar 1999) menyatakan
bahwa bahan kimia tersebut dapat menimbulkan kanker.


 saya mau nanya tentang popok yang baik, apakah yang terbuat dari kain atau

 popok sekali pakai, selain itu apakah benar pernyataan bahwa kalau bayi
 terganggu tidurnya akan menghambat perkembangan otaknya?
 terimakasih sebelumnya.
 
 wassalam
 susan
_
Get your free E-mail account at http://www.kompas.com
_

 kirim bunga, pesan cake  balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]























Re: [balita-anda] popok yang baik?

2001-03-15 Terurut Topik Hardi Mardiana



 Assalamualaikum...
wa'alaaikumsalam,
mohon maaf kalau salah. menurut saya popok kain lebih baik asal telaten
memebersihkan dan menggantinya.  penggunaan diaper terus-menerus akan
menimbulkan iritasi (karena berdaya serap tinggi). dan lagi bahan kimia yg
digunakan untuk membuat diaper juga punya efek buruk dalam jangka panjang,
sebuah artikel di kompas (sudah lama sekali, sekitar 1999) menyatakan
bahwa bahan kimia tersebut dapat menimbulkan kanker.


 saya mau nanya tentang popok yang baik, apakah yang terbuat dari kain atau
 popok sekali pakai, selain itu apakah benar pernyataan bahwa kalau bayi
 terganggu tidurnya akan menghambat perkembangan otaknya?
 terimakasih sebelumnya.
 
 wassalam
 susan
 
 
  kirim bunga, pesan cake  balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com  
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


 kirim bunga, pesan cake  balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]