Re: [balita-anda] popok yang baik?
mau ikutan juga nih, anak saya sekarang sudah 3,5 bulan, berhubung saya sudah bekerja kembali, jadi anak saya diasuh oleh neneknya. sejak baru lahir, anak saya pakaikan popok dan dialaskan "KOLOK", itu berupa lapisan lembut, yang fungsinya kalau anak saya pipis maka di maaf, pantatnya tidak basah (tetap kering) tapi popoknya basah, KOLOK ini saya dapat kan dari bude saya yang berada di malaysia, saya sudah cari-cari di sini tidak ada, KOLOK ini tidak sekali pakai tapi bisa dicuci. Lumayan juga penggunaan KOLOK itu, memang anak tidak akan rewel kalau dalam waktu tidur dia pipis, tapi tetap saya akan cepat menggantinya kalau dia pipis. Memang mungkin mirip fungsinya dengan prospak, tapi bedanya ini tidak utnuk sekali pakai. dan rasanya tidak ada efeknya karena KOLOK tetap dicuci seperti layaknya popok. sampai sekarang anak saya masih menggunakan KOLOK walaupun sekarang sudah pakai celana, tapi sekarang itu digunakan kalau siang saja, kalau sudah sekitar jam 10 malam sewaktu dia terbangun untuk minum susu, anak saya, saya pakaikan Prospak karena saya kan ikut tidur, jadi tidak bisa mengganti popok sesering mungkin, toh dia akan terbangun sekitar 3-4 jam untuk minum susu lagi. Maklum saya sekarang sudah bekerja kembali. Saya rasa juga tidak apa-apa, mungkin lain halnya kalau anak dipakaikan prospak terus menerus seharian... kalau ini kan tidak hanya kalau malam, dan waktu pergi saja. cukup sekian sharing saya mama Alif Original Message - From: dian achdiani [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 13, 2001 3:58 AM Subject: Re: [balita-anda] popok yang baik? Ikutan nih, Saya setuju sekali dengan pendapat pak/bu Hardi Mardiana: 1. Popok sekali pakai (pospak) itu diiklankan memmberikan kenyamanan, tetapi nyatanya satu-satunya yang mendapat kenyamanan adalah orangtua si bayi, yang tidak usah sering mengganti popok anaknya, tidak ada cucian segunung, dan tidak ada ceceran ompol di mana-mana. Si bayi sendiri justru akan menderita karena iritasi, dan pospak itu kan suaranya kemerisik, enggak seperti popok kain yang tanpa suara. 2. Pada kenyataannya, bayi pakai popok paling cuma 1-2 bulan, sesudahnya pakai celana. Selain itu, frekuensi BAK dan BAB nya perlahan-lahan akan berkurang. Dengan penggunaan popok/celana kain, kita bisa mempelajari pola BAB/BAK-nya, lama-lama akan ketahuan tanda-tanda yang diberikan si bayi kalau dia mau BAB/BAK, bisa cepat-cepat dibawa ke toilet/pispot (ditatur kata orang Jawa sih). Dengan cara ini bayi akan lebih cepat memasuki masa tidak mengompol (percaya atau tidak ke-3 anak saya usia 1 tahun sudah jarang ngompol). Dengan pospak, enggak ketahuan kalau anak mau BAK/BAB, tau-tau pospaknya sudah penuh aja. Acara toilet training akan menjadi semakin sulit. 3. Pernyataan bahwa tidur bayi yang terganggu akan menghambat pertumbuhan otak dan sebagainya, sehingga diperlukan pospak, itu cuma akal-akalannya perusahaannya pospak saja. Coba dipikirkan lebih jauh: a. Apakah anak terbangun karena basah atau justru karena perasaan ingin BAK ? Bayi saya sekitar usia 6 bulan ke atas selalu terbangun di saat masih kering, sehingga seringkali masih ada waktu untuk membawanya ke WC, b. Apakah anak terbangun semata-mata karena BAK/BAB ? Bukankah cukup banyak frekuensinya anak terbangun karena ingin minum/lapar, nah yang ini mesti diatasi pakai apa dong, kalau memang anak/bayi tidak boleh terbangun sama sekali ?, c. Sekali lagi, siapa yang diuntungkan bila bayi tidak terbangun di malam hari ? Orangtuanya kan, yang tidak perlu begadang. Kesimpulannya, biarlah kita repot mengganti popok setiap kali basah, repot dengan cucian segunung, asal jangan anak kita yang repot dengan kulitnya yang bermasalah, atau repot karena sudah hampir usia sekolah tapi belum bisa mengatur keinginannya untuk BAK/BAB. Semoga bermanfaat, sorry kalau kepanjangan, Ambu-nya Devina, Diva, dan Daffa mohon maaf kalau salah. menurut saya popok kain lebih baik asal telaten memebersihkan dan menggantinya. penggunaan diaper terus-menerus akan menimbulkan iritasi (karena berdaya serap tinggi). dan lagi bahan kimia yg digunakan untuk membuat diaper juga punya efek buruk dalam jangka panjang, sebuah artikel di kompas (sudah lama sekali, sekitar 1999) menyatakan bahwa bahan kimia tersebut dapat menimbulkan kanker. saya mau nanya tentang popok yang baik, apakah yang terbuat dari kain atau popok sekali pakai, selain itu apakah benar pernyataan bahwa kalau bayi terganggu tidurnya akan menghambat perkembangan otaknya? terimakasih sebelumnya. wassalam susan _ Get your free E-mail account at http://www.kompas.com _ kirim bunga, pesan cake balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL
Re: [balita-anda] popok yang baik?
saya ingin berbagi pengalaman. anak saya jarang sekali pakai diaper, cuma kalau pergi jauh. Memang kalau tidur malam kita harus gantiin popoknya kalau basah tapi saya pikir itu kan bukan hal yang sulit banget (rada capek memang eh bukan capek tapi ngantuk. masak cuma gantiin popok aja capek). Waktu bulan-bulan pertama anak saya tidur jam 7 malam terus bangun kira-kira jam 10/11 (ternyata ngikutin pola suami saya pulang kuliah) pipis, nyusuin dan kebetulan saya memang belum tidur. setelah anak saya tidur lagi (kami semua juga), anak saya kira-kira jam 3 atau jam 4 bangun lagi, kadang pipis kadang cuma nyusuin. Yang bangun bukan saya dulu tapi suami saya, kalau pipis dia yang gantiin popoknya sambil ngajak ngobrol bayi, setelah itu baru bayinya dikasih ke saya untuk disusuin. Pikir-pikir enak juga ya. Padahal kan kasian suami saya udah kerja pagi hari (tanggung jawabnya cukup besar), langsung kuliah, pulang malam ngobrol-ngobrol dulu sama saya baru tidur kira-kira jam 11/12 malam. ikut bangun gantiin popok. Saya pikir memang harus begitu juga biar anak merasa diperhatikan bapaknya juga (ya memang waktu ketemunya cuma sedikit. Sekarang walaupun anak saya tidak pipis waktu malam tetap aja bangun malamnya (haus kan, yang tua aja haus). Jadi sebenarnya nggak pake diaper juga nggak apa-apa. saya suka ngebayangin, kalau kita pake pembalut aja suka nggak nyaman apalagi segede itu. Tapi ngomong-ngomong masalah kolok, saya jadi ingat teman saya juga pernah ngasih yang seperti kolok (saya nggak tahu kolok itu seperti apa), bahannya bukan kertas bukan kain, tipis tapi bisa nyerap pipis, jadi pantatnya tidak basah. katanya belinya di blok M mereknya PEX. Jadi terserah mau pakai apa, popok kain, kolok atau diapers. Popok kain bisa dicuci, diganti kalau basah sehingga tidak menyebabkan iritasi, murah lagi. Kalau lagi gantiin jadikan sebagai ajang interaksi dengan bayi. kalau pake "kolok"? harus tetap pake popok kain juga kalau pake diaper, mahal, nggak ramah lingkungan, kita tetap aja bangun malam untuk nyusuin, sering menyebabkan iritasi, memang agak praktis buat ortunya. Masalah perkembangan otak? kan yang membesar-besarkan perusahaan diaper itu sendiri. Anak memang punya kebutuhan yang berbeda untuk masing-masing umur. Cari tahu kebutuhan bayi tidur bulan perbulannya. saya pernah ngitung dan anak saya cukup mendapat tidur kok walau tanpa diaper. Kayaknya pendapatnya mbak dian bagus deh. salam rita --- "wiwid" [EMAIL PROTECTED] wrote: sejak baru lahir, anak saya pakaikan popok dan dialaskan "KOLOK", itu berupa lapisan lembut, yang fungsinya kalau anak saya pipis maka di maaf, pantatnya tidak basah (tetap kering) mama Alif Original Message - From: dian achdiani [EMAIL PROTECTED] 1. Popok sekali pakai (pospak) itu diiklankan memmberikan kenyamanan, tetapi nyatanya satu-satunya yang mendapat kenyamanan adalah orangtua si bayi, yang tidak usah sering mengganti popok anaknya, tidak ada cucian segunung, dan tidak ada ceceran ompol di mana-mana. Si bayi sendiri justru akan menderita karena iritasi, dan pospak itu kan suaranya kemerisik, enggak seperti popok kain yang tanpa suara. 2. Pada kenyataannya, bayi pakai popok paling cuma 1-2 bulan, sesudahnya pakai celana. Selain itu, frekuensi BAK dan BAB nya perlahan-lahan akan berkurang. Dengan penggunaan popok/celana kain, kita bisa mempelajari pola BAB/BAK-nya, lama-lama akan ketahuan tanda-tanda yang diberikan si bayi kalau dia mau BAB/BAK, bisa cepat-cepat dibawa ke toilet/pispot (ditatur kata orang Jawa sih). Dengan cara ini bayi akan lebih cepat memasuki masa tidak mengompol (percaya atau tidak ke-3 anak saya usia 1 tahun sudah jarang ngompol). Dengan pospak, enggak ketahuan kalau anak mau BAK/BAB, tau-tau pospaknya sudah penuh aja. Acara toilet training akan menjadi semakin sulit. 3. Pernyataan bahwa tidur bayi yang terganggu akan menghambat pertumbuhan otak dan sebagainya, sehingga diperlukan pospak, itu cuma akal-akalannya perusahaannya pospak saja. Coba dipikirkan lebih jauh: a. Apakah anak terbangun karena basah atau justru karena perasaan ingin BAK ? Bayi saya sekitar usia 6 bulan ke atas selalu terbangun di saat masih kering, sehingga seringkali masih ada waktu untuk membawanya ke WC, b. Apakah anak terbangun semata-mata karena BAK/BAB ? Bukankah cukup banyak frekuensinya anak terbangun karena ingin minum/lapar, nah yang ini mesti diatasi pakai apa dong, kalau memang anak/bayi tidak boleh terbangun sama sekali ?, c. Sekali lagi, siapa yang diuntungkan bila bayi tidak terbangun di malam hari ? Orangtuanya kan, yang tidak perlu begadang. Kesimpulannya, biarlah kita repot mengganti popok setiap kali basah, repot dengan cucian segunung, asal jangan anak kita yang repot dengan kulitnya yang bermasalah, atau repot karena sudah hampir usia sekolah tapi belum bisa mengatur keinginannya untuk BAK/BAB. Semoga bermanfaat, sorry
Re: [balita-anda] popok yang baik?
Ikutan nih, Saya setuju sekali dengan pendapat pak/bu Hardi Mardiana: 1. Popok sekali pakai (pospak) itu diiklankan memmberikan kenyamanan, tetapi nyatanya satu-satunya yang mendapat kenyamanan adalah orangtua si bayi, yang tidak usah sering mengganti popok anaknya, tidak ada cucian segunung, dan tidak ada ceceran ompol di mana-mana. Si bayi sendiri justru akan menderita karena iritasi, dan pospak itu kan suaranya kemerisik, enggak seperti popok kain yang tanpa suara. 2. Pada kenyataannya, bayi pakai popok paling cuma 1-2 bulan, sesudahnya pakai celana. Selain itu, frekuensi BAK dan BAB nya perlahan-lahan akan berkurang. Dengan penggunaan popok/celana kain, kita bisa mempelajari pola BAB/BAK-nya, lama-lama akan ketahuan tanda-tanda yang diberikan si bayi kalau dia mau BAB/BAK, bisa cepat-cepat dibawa ke toilet/pispot (ditatur kata orang Jawa sih). Dengan cara ini bayi akan lebih cepat memasuki masa tidak mengompol (percaya atau tidak ke-3 anak saya usia 1 tahun sudah jarang ngompol). Dengan pospak, enggak ketahuan kalau anak mau BAK/BAB, tau-tau pospaknya sudah penuh aja. Acara toilet training akan menjadi semakin sulit. 3. Pernyataan bahwa tidur bayi yang terganggu akan menghambat pertumbuhan otak dan sebagainya, sehingga diperlukan pospak, itu cuma akal-akalannya perusahaannya pospak saja. Coba dipikirkan lebih jauh: a. Apakah anak terbangun karena basah atau justru karena perasaan ingin BAK ? Bayi saya sekitar usia 6 bulan ke atas selalu terbangun di saat masih kering, sehingga seringkali masih ada waktu untuk membawanya ke WC, b. Apakah anak terbangun semata-mata karena BAK/BAB ? Bukankah cukup banyak frekuensinya anak terbangun karena ingin minum/lapar, nah yang ini mesti diatasi pakai apa dong, kalau memang anak/bayi tidak boleh terbangun sama sekali ?, c. Sekali lagi, siapa yang diuntungkan bila bayi tidak terbangun di malam hari ? Orangtuanya kan, yang tidak perlu begadang. Kesimpulannya, biarlah kita repot mengganti popok setiap kali basah, repot dengan cucian segunung, asal jangan anak kita yang repot dengan kulitnya yang bermasalah, atau repot karena sudah hampir usia sekolah tapi belum bisa mengatur keinginannya untuk BAK/BAB. Semoga bermanfaat, sorry kalau kepanjangan, Ambu-nya Devina, Diva, dan Daffa mohon maaf kalau salah. menurut saya popok kain lebih baik asal telaten memebersihkan dan menggantinya. penggunaan diaper terus-menerus akan menimbulkan iritasi (karena berdaya serap tinggi). dan lagi bahan kimia yg digunakan untuk membuat diaper juga punya efek buruk dalam jangka panjang, sebuah artikel di kompas (sudah lama sekali, sekitar 1999) menyatakan bahwa bahan kimia tersebut dapat menimbulkan kanker. saya mau nanya tentang popok yang baik, apakah yang terbuat dari kain atau popok sekali pakai, selain itu apakah benar pernyataan bahwa kalau bayi terganggu tidurnya akan menghambat perkembangan otaknya? terimakasih sebelumnya. wassalam susan _ Get your free E-mail account at http://www.kompas.com _ kirim bunga, pesan cake balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] popok yang baik?
Assalamualaikum... wa'alaaikumsalam, mohon maaf kalau salah. menurut saya popok kain lebih baik asal telaten memebersihkan dan menggantinya. penggunaan diaper terus-menerus akan menimbulkan iritasi (karena berdaya serap tinggi). dan lagi bahan kimia yg digunakan untuk membuat diaper juga punya efek buruk dalam jangka panjang, sebuah artikel di kompas (sudah lama sekali, sekitar 1999) menyatakan bahwa bahan kimia tersebut dapat menimbulkan kanker. saya mau nanya tentang popok yang baik, apakah yang terbuat dari kain atau popok sekali pakai, selain itu apakah benar pernyataan bahwa kalau bayi terganggu tidurnya akan menghambat perkembangan otaknya? terimakasih sebelumnya. wassalam susan kirim bunga, pesan cake balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] kirim bunga, pesan cake balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]