Re: [balita-anda] santan dan kue

1999-11-22 Terurut Topik Erny Handjoyo

Dear Netters & Mamanya Jonathan,

Boleh di-sharing resep pembuatan kue uantuk bayinya ??? Saya Ibu yang
bekerja, jadi saya  akan coba mengajari baby sitter saya, sehingga dia juga
bisa membuatkan makanan sehat buat bayi saya. Thanks.

- Original Message -
From: Stella Martini <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Saturday, November 20, 1999 11:13 AM
Subject: re: [balita-anda] santan dan kue


> Mbak,
> terima kasih kembali, saya malah tinggal sama mertua dan selalu berusaha
menghindari ketegangan (seperti kata mbak).
>
> Terus terang saya belum berani memberikan makanan bersantan kepada putra
saya, tapi rencananya saya mau mulai mencobanya besok-besok dalam bentuk
bubur sumsum plus mau saya kasih gula merah cair. Mudah-mudahan suka dan
perutnya engga protes.
>
> Untuk kue yang bergula dan berlemak, saya tidak memberinya terlalu banyak
kok, lagipula sebagian besar saya membuat kue sendiri, jadi saya yakin
bahannya tidak berbahaya dan manisnya dikurangi, sebab keluarga saya tidak
terlalu suka manis-manis. Kue bolu keju, bolu kukus, makaroni skotel, pastel
tutup biasanya satu iris kecil (1/2 iris orang dewasa) sudah cukup, saya
cuma bermaksud memperkenalkan sebanyak mungkin macam makanan sedini mungkin.
Jadi, asal nyobain saja. Kalau kue tart atau ice cream yang beli juga sama,
sedikit saja, biasanya putra saya juga sudah cukup, tidak minta lebih.
Sampai sekarang sih perutnya bisa terima tuh mbak.
>
> Kalau putra mbak mau cemilan, bisa belikan dia snack yang sehat seperti
mari regal, corn flakes (macam-macam rasa). Putra saya juga suka sekali,
engga banyak-banyak, hanya untuk cemilan saja.
>
> Semoga pengalaman saya berguna nih mbak, salam !
>
> Mama Jonathan.
> --
>
>
>
> Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
> Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
>
> Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
> "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
>
> -= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
> Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
> EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email:
[EMAIL PROTECTED]
> Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/
> http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
>
>
>
>
>
>
>
>


Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet









RE: [balita-anda] santan dan kue

1999-11-21 Terurut Topik Yenni Afrianti

Mbak Zulia, saat ini anak saya berumur 17 bulan, sejak usia setahun secara
bertahap saya memperkenalkan makanan orang dewasa kepada dia.  Untuk nasi
saat ini dia makan nasi yang agak lembek.  Menurut saya selagi makanan itu
nggak pedas dan rasanya asam boleh-boleh saja kita berikan kepada si anak.
DSAnya bilang bebas koq untuk anak seusia itu.

Anak saya juga makan makanan yang bersantan, misalnya bubur kacang hijau,
agar-agar yang dikasi santan, kolak labu kuning, kolak pisang, ataupun kolak
ubi merah, kue lainnya seperti bolu kukus, cake labu kuning, kroket, dsb
yang terjamin kebersihannya dan tidak mengandung bahan pengawet/pemanis juga
sudah diberikan (biasanya untuk kue saya bikin  sendiri).  Untuk lauknya
seperti sayur lodeh juga sudah dikonsumsi anak saya, selain itu untuk lauk
lainnya seperti semur ayam/tahu, ikan bumbu kuning, tahu bacem, perkedel dia
juga mau dan alhamdulillah nggak kenapa-kenapa.Kalau memang anak ibu
belum mengkonsumsi makanan bersantan dapat dicoba dulu sedikit, kalau memang
pencernaannya kuat dan nggak ada reaksi apa-apa volume pemberiannya dapat
ditambahkan.  

OK selamat mencoba dan si buah hati seneng dengan makanan yang lebih
bervariasi.

Salam,
Mamanya Naufal

> --
> From: Zulia Saida[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: 19 Nopember 1999 15:24
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:  re: [balita-anda] santan dan kue
> 
> 
> Mba' Stella,
> 
> Terima kasih atas info pengalamannya. Dengan begini saya tidak perlu 
> terlalu kawatir (dan menghemat energi drpd harus 'bersitegang' dg ibu 
> mertua). Masih ada pertanyaan, apa Mba' pernah memberikan makanan
> bersantan 
> (lodeh, opor dlsb)? Bagaimana reaksi anak Ibu?
> 
> Tapi saya masih ragu dg kue-kue yg cukup berlemak dan bergula. Ada teman
> yg 
> bisa beri saran atau input lainnya? Terima kasih,
> 
> Zullia Saida
> OFfice of Transition Initiative (OTI)
> United States Agency for International Development (USAID)
> American Embassy
> Jl. Merdeka Selatan 3-5,Jakarta 10110
> Phone : (62-21) 344 2211 ext. 2356
> Fax   : (62-21) 3483 0916
> e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> -
> Original Text
> From: "Stella Martini" <[EMAIL PROTECTED]>, on 11/19/99 11:36
> AM:
> To: internet[<[EMAIL PROTECTED]>]
> 
> Mbak,
> 
> Saya tidak punya jawaban untuk semua pertanyaan mbak, tapi saya coba share
> 
> yang pernah saya alami, ya.
> 
> Putra saya juga hampir 16 bulan, selama ini masih makan nasi tim, belum 
> bisa makan nasi biasa seperti orang dewasa. Hanya, saja lauknya sering
> saya 
> berikan sama dengan lauk saya, dengan catatan tidak pedas, asam dan harus 
> bergizi (kalo lauk seperti tumis labu siam atau orak-arik kol tentu tidak 
> saya kasih, kan gizinya sedikit sekali). Jadi, kalau saya bikin sop,
> goreng 
> tahu, goreng ayam, cap cay,  sering saya berikan juga buat putra saya, 
> setelah makanan tersebut dipotong hampir hancur. Dalam memasak makanan 
> untuk orang dewasa, saya tidak pernah memakai bumbu penyedap (seperti 
> masako, royco, dst)jadi putra saya bisa ikut mencicipi. Saya pernah
> membaca 
> dan dapat info dari DSA bahwa setelah berumur 1 tahun, pencernaan anak 
> hampir sama dengan pencernaan orang dewasa, jadi sebenarnya dia sudah
> boleh 
> makan apa saja yang dimakan orang  tuanya. Paling kita perlu 
> memperkenalkannya pelan-pelan, supaya pencernaannya beradaptasi.
> 
> Jadi, sekarang hampir semua makanan sudah pernah dicoba putra saya dan 
> untunglah pencernaannya pun bisa menerima. Kue-kue yang saya yakin 
> kebersihan dan keamanannya (tidak pake pewarna dan pengawet), seringnya
> sih 
> saya bikin sendiri, seperti bolu kukus, poding, black forrest, kue lapis, 
> kue lumpur, macam-macam roti manis, cukup disukai oleh putra saya, apalagi
> 
> kalo makaroni skotel. Walaupun tidak bisa makan banyak, yah asal dia tahu 
> rasanya saja. Begitu juga jenis lauk-pauk, sayur asempun suka saya
> berikan, 
> paling 1 sdm sudah tidak mau lagi (mungkin kepedasan). 
> Jadi,saya rasa tidak apa-apa kalo anak mbak mulai diberi makanan-makanan 
> tersebut (FYI, putra saya mulai makan makanan kayak gitu sejak usia 6
> bulan,
>  lho)
> 
> Mungkin putra Mbak lidahnya lecet/luka karena habis makan/minum sesuatu 
> yang agak panas. Berikan saja dulu makanan yang halus-halus dan 
> sering-sering berikan buah supaya cepat sembuh. Mudah-mudahan setelah 
> sembuh, nafsu makannya kembali normal ya , mbak. Salam !
> 
> 
> 
> 
> Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
> Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
> 
> Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
> "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

re: [balita-anda] santan dan kue

1999-01-17 Terurut Topik Stella Martini

Mbak,
terima kasih kembali, saya malah tinggal sama mertua dan selalu berusaha menghindari 
ketegangan (seperti kata mbak).

Terus terang saya belum berani memberikan makanan bersantan kepada putra saya, tapi 
rencananya saya mau mulai mencobanya besok-besok dalam bentuk bubur sumsum plus mau 
saya kasih gula merah cair. Mudah-mudahan suka dan perutnya engga protes.

Untuk kue yang bergula dan berlemak, saya tidak memberinya terlalu banyak kok, 
lagipula sebagian besar saya membuat kue sendiri, jadi saya yakin bahannya tidak 
berbahaya dan manisnya dikurangi, sebab keluarga saya tidak terlalu suka manis-manis. 
Kue bolu keju, bolu kukus, makaroni skotel, pastel tutup biasanya satu iris kecil (1/2 
iris orang dewasa) sudah cukup, saya cuma bermaksud memperkenalkan sebanyak mungkin 
macam makanan sedini mungkin. Jadi, asal nyobain saja. Kalau kue tart atau ice cream 
yang beli juga sama, sedikit saja, biasanya putra saya juga sudah cukup, tidak minta 
lebih. Sampai sekarang sih perutnya bisa terima tuh mbak.

Kalau putra mbak mau cemilan, bisa belikan dia snack yang sehat seperti mari regal, 
corn flakes (macam-macam rasa). Putra saya juga suka sekali, engga banyak-banyak, 
hanya untuk cemilan saja.

Semoga pengalaman saya berguna nih mbak, salam !

Mama Jonathan.
--



Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com

Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet









re: [balita-anda] santan dan kue

1999-01-17 Terurut Topik Zulia Saida


Mba' Stella,

Terima kasih atas info pengalamannya. Dengan begini saya tidak perlu 
terlalu kawatir (dan menghemat energi drpd harus 'bersitegang' dg ibu 
mertua). Masih ada pertanyaan, apa Mba' pernah memberikan makanan bersantan 
(lodeh, opor dlsb)? Bagaimana reaksi anak Ibu?

Tapi saya masih ragu dg kue-kue yg cukup berlemak dan bergula. Ada teman yg 
bisa beri saran atau input lainnya? Terima kasih,

Zullia Saida
OFfice of Transition Initiative (OTI)
United States Agency for International Development (USAID)
American Embassy
Jl. Merdeka Selatan 3-5,Jakarta 10110
Phone : (62-21) 344 2211 ext. 2356
Fax   : (62-21) 3483 0916
e-mail: [EMAIL PROTECTED]


-
Original Text
From: "Stella Martini" <[EMAIL PROTECTED]>, on 11/19/99 11:36 AM:
To: internet[<[EMAIL PROTECTED]>]

Mbak,

Saya tidak punya jawaban untuk semua pertanyaan mbak, tapi saya coba share 
yang pernah saya alami, ya.

Putra saya juga hampir 16 bulan, selama ini masih makan nasi tim, belum 
bisa makan nasi biasa seperti orang dewasa. Hanya, saja lauknya sering saya 
berikan sama dengan lauk saya, dengan catatan tidak pedas, asam dan harus 
bergizi (kalo lauk seperti tumis labu siam atau orak-arik kol tentu tidak 
saya kasih, kan gizinya sedikit sekali). Jadi, kalau saya bikin sop, goreng 
tahu, goreng ayam, cap cay,  sering saya berikan juga buat putra saya, 
setelah makanan tersebut dipotong hampir hancur. Dalam memasak makanan 
untuk orang dewasa, saya tidak pernah memakai bumbu penyedap (seperti 
masako, royco, dst)jadi putra saya bisa ikut mencicipi. Saya pernah membaca 
dan dapat info dari DSA bahwa setelah berumur 1 tahun, pencernaan anak 
hampir sama dengan pencernaan orang dewasa, jadi sebenarnya dia sudah boleh 
makan apa saja yang dimakan orang  tuanya. Paling kita perlu 
memperkenalkannya pelan-pelan, supaya pencernaannya beradaptasi.

Jadi, sekarang hampir semua makanan sudah pernah dicoba putra saya dan 
untunglah pencernaannya pun bisa menerima. Kue-kue yang saya yakin 
kebersihan dan keamanannya (tidak pake pewarna dan pengawet), seringnya sih 
saya bikin sendiri, seperti bolu kukus, poding, black forrest, kue lapis, 
kue lumpur, macam-macam roti manis, cukup disukai oleh putra saya, apalagi 
kalo makaroni skotel. Walaupun tidak bisa makan banyak, yah asal dia tahu 
rasanya saja. Begitu juga jenis lauk-pauk, sayur asempun suka saya berikan, 
paling 1 sdm sudah tidak mau lagi (mungkin kepedasan). 
Jadi,saya rasa tidak apa-apa kalo anak mbak mulai diberi makanan-makanan 
tersebut (FYI, putra saya mulai makan makanan kayak gitu sejak usia 6 bulan,
 lho)

Mungkin putra Mbak lidahnya lecet/luka karena habis makan/minum sesuatu 
yang agak panas. Berikan saja dulu makanan yang halus-halus dan 
sering-sering berikan buah supaya cepat sembuh. Mudah-mudahan setelah 
sembuh, nafsu makannya kembali normal ya , mbak. Salam !




Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com

Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: 
[EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet









Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet