[budaya_tionghua] Re: To: Ko RintoJiang: Gimana install xiangqi?

2005-05-19 Thread Jim Boy
Xie-Xie ni Ko Rinto Jiang,
saya dah dl lagi tapi dlm rar file saya hrs install winrarnya dulu.
Sekali lagi Xie-Xie ni.

Salam,
-Jim Boy-



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> Halo Jim,
> 
> Maaf, ada kekurangan di file sebelumnya, saya sudah uploadkan file 
yang 
> sempurna, mohon didownload sekali lagi, lalu un-compressed dengan 
> software winrar atau winzip, setelah itu ada satu execute file 
yang 
> namanya "GameCaturCina", click saja. Game kecil ini tidak perlu 
> diinstall ke dalam system.
> 
> Game kecil ini boleh disebarluaskan tanpa ada masalah copyright, 
penulis 
> program game ini adalah salah satu member di sini, Bung Jamal.
> 
> 
> Rinto Jiang
> 
> 
> 
> Jim Boy wrote:
> 
> > To Ko RiantoJiang,
> >
> > Saya dah dl game xiangqi di files bag software, gimana 
installnya spy
> > bisa maen xiangqinya?
> >
> > Xie Xie ni.
> >
> > -Jim Boy-
> >






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Ilmu ramal Tionghoa : Ming (1)

2005-05-19 Thread perfect_harmony2000
Ketika mendengar ba zi (pek ji) , ciam si , hong shui dan lain-
lain , mungkin pikiran yang terlintas adalah ilmu ramal.

Walau banyak yang mengkaitkan sumber dari semua adalah Yi Jing yang 
dibuat oleh kaisar purba Fu Xi , mungkin itu adalah mitos belaka.

Tidak pernah diketemukan adanya artifak yang memuat kitab Yi Jing 
buatan Fu Xi.
Walau penemuan Jia Gu Wen sudah ada Yao dan titik-titik yang mungkin 
saja merepresentasikan yin dan yang tapi dari sudut arkeologi dan 
sejarah hal tersebut tidak bisa dikatakan bahwa memang ada kitab Yi 
Jing pada masa purba atau jaman 3 kaisar purba.

Perkembangan ilmu ramal hingga terbentuk yang kita kenal sekarang 
melalui proses yang panjang tapi mayoritas semua ilmu ramal tiongkok 
berkaitan dengan perhitungan , entah dalam bentuk ming , xiang dan 
pu.

Pada masa dinasti Tang ,Liu YuXi dalam bukunya Tian Lun mengatakan 
bahwa ilmu perhitungan adalah akar dari segala macam ilmu.
Setiap benda memiliki perhitungan dan dengan menghitung bisa 
didapatkan cara sesuai dengan alam. Beliau mengumpamakan kapal 
dengan air yang dihitung agar bisa berlayar dan mengambang.

Mungkin faktor ini juga yang mendasari ilmu ramal tiongkok termasuk 
pada jaman sebelumnya.

Pada masa dinasti Qin dan Han , ilmu perhitungan ini sudah menjadi 
satu cabang ilmu yang berkembang luas.
Hanya saja arah perjalanan yang membuat bermacam-macam.
Sedangkan pada masa sebelumnya ilmu perhitungan ini masih terangkum 
dalam Fang Shu atau alchemy.
Dan jika menilik lebih jauh lagi , ilmu perhitungan sudah ada sejak 
jaman purbakala terutama yang berkaitan dengan praktek perdukunan 
yang memang ada pada setiap kebudayaan purba.
Hanya saja belum tertata rapi dan menjadi suatu cabang ilmu.

Uniknya adalah ilmu perhitungan orang tionghoa kemudian berkembang 
menjadi ilmu peramalan.
Peramalan tersebut bisa dibagi menjadi 3 kategori.

1.Ming , dimana peramalan ini menggunakan tanggal lahir. Ba Zi , Tie 
Suan Pan , Jiu Gong , zi wei dou shu , wu xing , gui gu tui suan su 
dan lain-lain

2.Xiang , peramalan yang menggunakan bentuk.
Misalnya feng shui (Yin zai/kuburan dan Yang zai/rumah) , xing ming 
xue (berkaitan dengan nama) , bentuk wajah , bentuk garis tangan , 
bentuk cap dan lain-lain.

3.Pu , peramalan yang menggunakan probilitas.
Misalnya dengan ciam si , pelemparan 2 koin , menggunakan 6 batang 
bambu , menggunakan burung mengambil kertas ramalan , menggunakan 
koin yang ditaruh dalam tempurung kura-kura.






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: OOT : Pembelot Dewi Kwan Im

2005-05-19 Thread hadi_pranoto2001
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Jeritan Bisu 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kawan Xuan Tong,
>  
> Saya mau tanya, kenapa kalau sudah pindah agama kebanyakan yang 
fanatik justru adalah orang Chinese sendiri? Menjelek-jelekkan tradisi 
dan kebudayaannya sendiri dan mengagung-agungkan kebudayaan agama 
barunya?   
>  
> Terima kasih
>  
> Salam Damai
>  
> Jeritan Bisu Kaum Tersisih
>  
>  

Data dari mana? atau cuma perasaan saja...kok saya baru tahu ya







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] TOLONG BANTU TTG KELENTENG!!!!

2005-05-19 Thread nandha8285
Saya mo tanya tentang beda kelenteng dengan vihara itu apa?
Di kelenteng biasa untuk sembahyang orang beragama apa?
Altar2 di kelenteng apa aja?
Cara sembahyang di kelenteng bagaimana?
Alat2 untuk sembahyang di kelenteng apa aja?
Di kelenteng biasanya untuk menyembah dewa/dewi apa aja?
Mohon dibantu ya!!!
Thanks.








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Fw: [KIAD] Rekayasa "Fakta" Mei'98 (1) (Re: [budaya_tionghua] May '98 riot (19): Pernyataan Sikap Paguyuban Korban dan Keluarga Korban)

2005-05-19 Thread Akhmad Bukhari Saleh






Kalau begini, kelihatannya satu-satunya pihak 
yang telah terbukti memperoleh keuntungan dari kisah-kisah tragedi Mei '98 
adalah para calo permanent resident yang ditangkapi di Amerika Serikat 
itu...
 
Wasalam.
 
=== 
 
- Original Message - 

From: Yap Hong Gie 
To: X-PPI Se-Eropa77-87 ; Wahana-News 
; Tionghoa-Net 
; Nasional-list ; MAR Polarhome 
; KIAD ; IndoMildiLN 
; Hankam 
; FSAB Yahoo 
; Apakabar 

Sent: Wednesday, 18 May, 2005 00:50
Subject: [hankam] Rekayasa "Fakta" Mei'98 
(1)

Perkenankan saya ikut 
dalam keramaian peredaran kisah-kisah horor, dalam rangka memperingati Tragedi 
Mei '98.Teman-teman sering mengatakan, bahwa saya terlalu gampang 
percaya sama orang. Mungkin saja itu benar, tetapi sekali orang berbohong, untuk 
selamanya saya tidak akan percaya lagi.Begitu pula dengan rekayasa dan 
manipulasi opini tentang Tragedi Mei'98, khususnya mengenai kasus pemerkosaan 
massal, "ethnics cleansing" atau ethnocide terhadap etnis Cina, yang beberapa 
tahun lalu rekayasa sistemik sudah terbongkar; "Fake Photos Depicting Rape 
Victims in Riots in Indonesia" dan "Virtual Rape: Vivian's Story", serta : "Some 
Indonesia Rape Photos on the Internet Are Frauds" (The Wall Street Journal), di 
media elektronik.Selain sudah mendalaminya sendiri melalui berbagai 
sumber yang kompeten dan bisa dipertanggung jawabkan, saya teringat pada kawan 
lama; seorang reporter "bule" -sumber independen- yang dengan ojek 
meng-cover berbagai lokasi kejadian selama peristiwa Mei'98 berlangsung, di 
Ibukota.Berikut ini adalah penjelasan dan opini beliau yang saya 
tanyakan soal "mass rape", yang selalu dijadikan the most "sellable" 
news.Wassalam, yhg.
- Original Message -To: 
"Yap Hong Gie" <[EMAIL PROTECTED]>Sent: Tuesday, May 17, 2005 
10:09 PMDear Hong Gie,Your description of me caused a smile to 
exist for a few seconds. Seems that you know that I perform better under stress 
my never ending quest to find the "real truth."Yes during the 98 May 
riots I was there trying my best to cover everything, which of course was 
impossible considering how wide spread everything was.My family here in 
Indonesia are mostly local journalists from virtually every corner of the media 
spectrum. In my research to this date I have never been able to even meet even 
one single journalist whom personally met or seen any of the victims or knew a 
person who knew are person who knew a person that did.I did see some 
very horrible pictures of ethnic Chinese whom were burned to death, had their 
legs or arms chopped off and even one isolated case of a dead woman with a broom 
handle shoved into her vagina so far it killed her almost immediately. The 
evidence that I have come across all show murders or accidental deaths when 
burning businesses and the Chinese occupants were to afraid to go out of the 
building. Some of this was really like sick, like throwing dead bodies of people 
from inside the morgue unto the street.Again no rapes. There could very 
possibly have been a couple of isolated incidences in all of that chaos. But no 
way were there hundreds of rapes like is being reported every day on hundreds of 
internet sites.Most of that information is a bunch of crap.You must 
realize that there were major players in the international intelligence 
community involved in discrediting Indonesia and making the people look like 
cannibals and maniacs. I am certain, though I have only little proof that many 
were payed to do what they did. No way do you get soo many people in soo many 
locations all at the same time burning half the business sector of Jawa to the 
ground without some heavy coordination from outside their 
communities.Read my book (911 The Real Truth) to see the undisputable 
proof of the lies and deceit from the American government even to its own 
people. The next month when it comes out (hopefully at the Jakarta book fair) 
look for my 2nd book called (The American Shadow Government). This book shows 
you who really controls the United States and that the actual government has 
been overthrown some time ago. Those books will help to open your eyes to the 
big players outside Indonesia and make you realize this country is getting 
attacked from every direction from outside and within.Most of what you 
see today is an illusion. Look with your own eyes and you will see the truth. 
Don't listen to the world politicians and especially the devious and very evil 
organizations like W.H.O. and the United Nations.anything you read or here needs 
to be confirmed before you believe it. The outside world never stops at trying 
to create confusions withinIndonesia and especially they do not what you to 
unite and be strong...What a better way to prevent unity than causing 
every one to hate each other..I hope the above comments are of some use 
to you.Best 
Regards,


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah 

Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im

2005-05-19 Thread Herjandi Wijaya
Pak Jimmymaksud dari message ini apa pak??? saya
ngak ngerti nich??? jelasin donk   :)
thanks yach...
--- Jimmy Okberto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> Pembelot Dewi Kwan Im
> Mantan taipak dan guru Yoga
> Kesaksian : Eddy Tatimu
>  
> 
>   _  
> 
> 
> 
> Berhubungan dengan roh
> Pada tingkat ilmu tertentu, saya sudah dapat
> berkomunikasi dengan
> roh-roh. Tidak hanya sekedar komunikasi, bahkan
> roh-roh itu ada dalam
> kuasa saya. Saya dapat mengendalikan mereka.
> Saya suruh satu-dua roh untuk pergi bergelantungan
> di tubuh seseorang,
> sampai orang itu merasakan kesakitan. Kalau saya mau
> sampai ia jatuh
> sakit, bahkan mati. Tapi sampai tingkat jatuh sakit
> tidak pernah saya
> lakukan. Melihat roh-roh itu bisa tunduk sudah
> merupakan suatu
> kebanggaan. Jadi berhubungan dengan dunia roh itu
> adalah hal biasa. Dan
> saya kira setiap taipak atau paranormal, berhubungan
> dengan dunia
> roh/gaib adalah kegiatan sehari-hari.
>  
> Berjalan diatas bara api
> Untuk masa kini, melihat orang berjalan di atas bara
> api, bukan lagi
> tontonan baru. Tapi pada tahun-tahun 70-an sampai
> 80-an, melihat orang
> berjalan diatas bara api masih merupakan tontonan
> yang mendebarkan.
> Itulah yang saya lakukan. Apa yang saya baca
> dibuku-buku silat Cina
> dulu, kini saya mempraktekan sendiri. Saya
> berjalan-jalan dengan bebas
> di atas bara api.
> Bara itu ditaruh di wadah sepanjang 5 meter dengan
> ketebalan bara
> kira-kira 20 cm. Kalau diinjak, pergelangan kaki
> akan masuk seluruhnya.
> Bagaimana saya bisa melakukannya tanpa merasa
> kepanasan? Itulah
> ke-saktiannya. Roh-roh itu sangat berperan di sini.
> Sebelum bara di
> injak, saya cabut kekuatan api atau panasnya api.
> Ini berkat bantuan
> roh-roh tadi.
> Di hari-hari raya China, biasanya pertunjukan
> seperti ini diadakan 25
> tahun sekali. Tapi saya dan teman-teman dapat
> melakukannya tiap hari.
> Kami anggap itu adalah main-main saja, seperti
> anak-anak bermain petak
> umpet.
>  
> Disiram minyak mendidih
> Hampir sama seperti berjalan di atas api. Disiram
> minyak mendidih, badan
> saya tidak melepuh. Dihadapan orang, memang nampak
> minyak itu panas.
> Tapi mereka tidak tahu, sebelum minyak panas
> disiramkan, panasnya minyak
> sudah saya cabut.
> Memang ngeri bagi orang lain. Tapi ini merupakan
> permainan yang
> menyenangkan.
> Apalagi pengalaman saya dalam 20 tahun menjadi
> pengikut Dewi Kwan Im?
> Masih ada. Saya bisa raib. Orang tidak dapat melihat
> saya, meskipun saya
> ada di antara mereka. Selain itu, saya juga bisa
> memanggil seseorang
> secara diam-diam dan orang itu akan datang pada saya
> secara diam-diam
> pula. Kalau saya berdiri 50 meter di belakang Anda
> dan Anda tiba-tiba
> menoleh pada saya, ketahuilah, saya telah menyuruh
> satu roh untuk
> "menarik" kuping Anda ke samping, agar bisa melihat
> saya.
>  
> Im Yang
> Inilah ilmu terakhir yang saya pelajari, bahkan saya
> "ciptakan" sendiri,
> yaitu Im Yang. Ilmu ini dapat dikatakan sangat
> berbahaya, kalau kita
> sengaja memanfaatkannya secara keliru. Im Yang bisa
> menolong orang, bisa
> juga membunuh orang.
> Untuk menguasai Im Yang, saya harus mengumpulkan 12
> tengkorak kepala
> anak kecil, 6 laki-laki dan 6 perempuan. Dan itu
> artinya saya harus
> menyantet 12 anak-anak, untuk memperoleh tengkorak
> mereka. Tetapi belum
> lagi ilmu itu terwujud, saya mengalami sesuatu yang
> mengubah seluruh
> sisa hidupku.
>  
> Dewa orang Kristen
> Dalam sebuah buku Meditasi, disebutkan bahwa agama
> To, yaitu agama saya,
> memiliki banyak dewa. Selain Dewi Kwan Im, ada dewa
> yang bernama Goan
> Shie Thian Chun, Thai Sang Lo Khun dan Yo Ong Po
> Sat. Dewa-dewa ini
> adalah raja dibidangnya masing-masing.
> Dalam buku meditasi itu ternyata ada nama Yesus.
> Yesus disana ditulis
> sebagai dewanya agama Kristen. Tidak banyak yang
> ditulis tentang Yesus,
> itu sebabnya saya menganggap Yesus itu tidak lebih
> hebat dari Dewi Kwan
> Im atau dewa-dewa lain tersebut diatas. Bahkan
> ketika saya membaca
> Alkitab, saya menjadi sangat benci dengan nama Yesus
> itu.
> Dikatakan dalam buku Meditasi itu, kalau orang
> beragama Budha, Khong Hu
> Cu atau To, mereka boleh memanggil dewa-dewa
> tersebut diatas untuk
> meminta pertolongan. Tapi bagi yang beragama
> Kristen, dapat memanggil
> nama Yesus.
>  
> Papa sakit jantung
> Tanggal 30 Nopember 1987, Papa saya mendadak sakit
> jantung dan segera
> dibawa ke Rumah Sakit Gunung Wenang Manado, langsung
> dimasukan ke Ruang
> Gawat Darurat (ICU) karena kondisinya sudah koma.
> Kalau orang normal,
> detakan jantungnya 70, tapi Papa 140.
> Ada dua dokter yang menangani penyakit Papa. Begitu
> melihat angka 140 di
> layar monitor, dokter yang satu berkata, Papa tidak
> ada lagi harapan.
> Saya mulai takut, tapi saya tidak putus asa karena
> saya belum memanggil
> dewa-dewaku.
> Dari 140, tiba-tiba naik secara mendadak menjadi
> 172. Dokter yang lain
> datang dan berkata, Papa dibawa pulang saja, apa
> saja yang Papa minta
> dituruti saj

Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im

2005-05-19 Thread rudy.utomo
Ehm...kelihatannya milist ini akan hidup kalau ada cerita sensasional
hehehehe
siancai...siancai.batin tidak boleh bergerak, tetap diam , diam , diam
,,,diam

Mr. Jimmy. Okberto.bravo for your waking up call...

rgds/ rudy








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Fw: [KIAD] Rekayasa "Fakta" Mei'98 (2)

2005-05-19 Thread Akhmad Bukhari Saleh





 
- Original Message - 
From: Yap 
Hong Gie 
To: X-PPI Se-Eropa77-87 ; Wahana-News 
; Tionghoa-Net 
; Nasional-list ; MAR Polarhome 
; KIAD ; IndoMildiLN 
; Hankam 
; FSAB Yahoo 
; ApakabarSent: Wednesday, 
18 May, 2005 02:05
Subject: [KIAD] Rekayasa "Fakta" Mei'98 (2)
http://www.samsloan.com/indofake.htmFake 
Photos Depicting Rape Victims in Riots in IndonesiaI regret to inform my 
readers that the two photos I have posted depictingChinese women being raped 
during the May 13-15, 1998 riots in Indonesiaare fake.Both of these 
photos were previously posted to a web site entitled "SexyAsian Schoolgirls" 
on December 4, 1997, well before the May, 1998 riots.In addition, I had 
previously established that other photos supposedlydepicting the results of 
the May 13-15 riots are fake as well.The possibility that they are real 
photos taken during the riots and lateradded to the "Sexy Asian Schoolgirls" 
site would seem to be excluded by thefact that the date for the posting of 
those two pictures is 4 Dec 1997,which was well before the May, 1998 riots 
in Jakarta.indorape.jpghttp: 
//www.serve.com/asnschgrl/images/sex/3lc.jpgThis fake photo supposedly 
depicts a Chinese women being raped during theMay 13-15, 1998 riots in 
Indonesia which brought down President Suhartoon May 21.Compare this 
with the next photo, which was posted on the "Sexy AsianSchoolgirls" site on 
December 4, 1997.Note the tape on the woman's breast.This photo was posted 
on the "SexyAsian Schoolgirls" site on December 4, 1997.Can you 
detect any similarity to the previous photo which supposedly depictsa 
Chinese women being raped during the May 13-15, 1998 riots?Note that there 
is no tape on the woman's breast.The only other possibility would be 
that the date of 4 December 1997 isfalse, but I doubt that.Whoever did 
this has done great harm to the cause. The falsification ofthese photos will 
no doubt lead others to claim that the atrocitiesthemselves did not 
occur.Here is the proof:I had previously been able to establish that 
three photos which I had beenled to believe were from the Jakarta riots are 
actually from East Timor.Look at http://www.asiadragons.com/indonesia/news/special/riot_rapes/under 
the section entitled: Photos - Riot - By Traveler US 200798There are 
three photos with the file names usa1.jpg usa2.jpg and usa3.jpg.Those same 
three photos can also be found athttp://www.easttimor.com/html/h_r_violations.html.Clearly 
those photos are from East Timor, and not from Jakarta.I did not post 
those three photos on my web site. The two photos which I didpost, which I 
renamed indorape.jpg and indorap2.jpg, were convincing andappeared to be 
authentic.However, it was pointed out to me that those two photos are 
fake and can befound at:  http://www.serve.com/asnschgrl/images/sex/4lk.jpg  
http://www.serve.com/asnschgrl/images/sex/3lc.jpgThe 
index for those two photos is posted at  http://www.serve.com/asnschgrl/images/sex/.This 
index shows that the two photos were posted on 4 December 1997.Other 
observations: Actually, the photos I have posted as indorape.jpg 
andindorap2.jpg show the same three people, one woman and two 
men.However, indorap2.jpg is fuzzy in comparison with the version of the 
samephoto which is posted at  http://www.serve.com/asnschgrl/images/sex/3lc.jpgSince 
it is hard to make a fuzzy photo sharp but easy to make a sharp photofuzzy, 
this indicates that the version on the Sexy Asian Schoolgirls site isthe 
original.In addition, the version I have posted has the words 
"Asiadragons.comChinese Victim - Indonesia Crisis 98".I would like 
to know more about Asiadragons.com, because it appears thatthey are 
responsible for this falsification.Also, the photo I posted as indorape.jpg 
has minor censorship because thenipple on the woman's breast is covered with 
a thin tape.Note that the photos at  http://www.asiadragons.com/indonesia/news/special/riot_rapes/also 
have this sort of censorship.Here are all the photos for comparison. I 
am also including the coverpic ofthe Sexy Asian Schoolgirls site for 
reference.Sam SloanUPDATE: You can say you read it here 
first: On August 21, 1998 (two daysafter I posted this) the Wall Street 
Journal reported: Some Indonesia RapePhotos on the Internet Are 
Frauds.


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.










[budaya_tionghua] Fw: [KIAD] Rekayasa "Fakta" Mei'98 (3)

2005-05-19 Thread Akhmad Bukhari Saleh





- Original Message - 



From: Yap 
Hong Gie 
To: 
X-PPI Se-Eropa77-87 ; Wahana-News 
; Tionghoa-Net 
; Nasional-list ; MAR Polarhome 
; KIAD ; IndoMildiLN 
; Hankam 
; FSAB Yahoo 
; Apakabar 
Sent: Wednesday, 18 May, 2005 02:06
Subject: [KIAD] Rekayasa "Fakta" Mei'98 
(3)http://www.geocities.com/CapitolHill/4120/false.htmlSome 
Indonesia Rape Photos on the Internet Are FraudsBy JEREMY WAGSTAFF and 
JAY SOLOMONStaff Reporters of THE WALL STREET JOURNALJAKARTA, 
Indonesia -- Grisly pictures of Indonesian Chinese rape victimscirculating 
over the Internet and published in major newspapers have stokedinternational 
outrage in the last two weeks. The problem: Some of thepictures are 
fake.Indonesian human-rights groups fear these fakes could create a 
backlash inIndonesia and undermine an investigation into what they say were 
thesystematic gang rapes of ethnic Chinese during riots in May.These 
groups allege that people in government and the military used racismto 
instigate the riots so they could clamp down on dissent against 
formerPresident Suharto.Indonesians are already skeptical about the 
rape allegations, and the fakepictures are likely to make them more 
so.Indonesian police chief Lt. Gen. Roesmanhadi threatened Monday to 
chargehuman-rights groups with disseminating false information if they 
cannotproduce evidence to back their assertion that as many as 168 women 
weregang-raped.Widespread publication of the fakes by activists on 
the Internet, meanwhile,"is confusing things and discrediting our 
investigation," said SandyawanSumardi, a Catholic priest and the leader of 
the Indonesian volunteerorganization that first reported the accounts of 
rape."If they continue, it'll become very dangerous for the Chinese 
communityhere."To be sure, even new President B.J. Habibie concedes 
Chinese Indonesianswere raped and beaten.Mobs looted and burned their 
houses during the worst three days of theriots, which forced Mr. Suharto to 
resign after three decades of autocraticrule. Angry about a sick economy and 
rising prices, the mobs targeted theChinese minority, from the tycoons who 
control some of Indonesia's biggestcorporations to shopkeepers. According to 
the government, 1,200 people died,most of them non-Chinese looters burned 
alive in shopping malls.Reports of the rapes didn't surface until June 
but have spread rapidly,largely via a growing number of websites dedicated 
to highlighting theplight of Indonesian Chinese. Newspapers in Hong Kong and 
elsewhere ran thepictures, describing them as photos of rape 
victims.That the pictures have been accepted so readily illustrates the 
growingpower of computers and the Internet. At least some of the 
picturescirculating -- there are at least 15 -- were culled from an 
Asianpornography web site, a gruesome U.S.-based exhibition of gory photos, 
andan East Timorese exile homepage on the Internet.Two pictures 
portray a woman being raped by two men; several show men inarmy fatigues 
abusing a naked woman with sticks, cigarette butts and ropes.The most 
gruesome shows a naked and bloody woman, apparently dead, violatedwith a 
broom handle.Copies of two widely circulated pictures of a woman 
apparently being rapedby two men turn up in a subscription-based 
pornographic Web site called"Sexy Asian Schoolgirls." The picture files are 
dated December, making itunlikely the pictures could be of events during the 
May riots in Jakarta,although it is remotely possible since dates on a 
computer can be faked. Thehost of the site wasn't available for 
comment.Other photographs have a more complex pedigree. The pictures of 
men inuniform abusing a woman with sticks, cigarette butts and ropes belong 
to abatch of pictures that also purport to show the rape of East Timorese 
womenby Indonesian soldiers.East Timorese groups overseas say the 
pictures were smuggled out in Novemberand have nothing to do with the May 
riots. (The Indonesian government, andsome independent observers, have also 
questioned these pictures'authenticity, saying they were staged to promote 
the aims of East Timoreseseparatists fighting for independence from 
Indonesia.)"There's been a massive mix-up. I've been trying to find out 
who iscirculating the photos. Someone is misusing them," said Judith Clarke 
of theEast Timor International Support Centre in Darwin, Australia. Its Web 
sitehas carried the pictures since late last year and Ms. Clarke says 
theorganization believes the pictures to be genuine evidence of 
Indonesianhuman-rights abuses -- but only in East Timor.The gruesome 
picture of an apparently dead woman naked and covered in bloodcan be found 
at Gore Gallery, hosted by a 24-year-old resident of Houston,Texas named 
Michael Hames. Mr. Hames said the photograph had been in hispossession for 
at least nine months and doesn't depict an Indonesian rapevictim. "This 
picture has been floating around the U.S. for ages," he said.Ita Nadia, 
a women's rights worker who says she 

[budaya_tionghua] Pengenalan terhadap qi dan tekniknya

2005-05-19 Thread perfect_harmony2000
Secara garis besar qi dibagi 2 jenis yaitu qi dan chi.Ini sengaja
saya tuliskan dalam tulisan yang berbeda.

Chi sendiri juga ada 2 jenis :
1.chi hasil respirasi dan penyerapan chi sekitarnya
2.chi hasil penyerapan makanan

Qi dapat diumpamakan sebagai hasil proses dari rahim.
Manusia sebelum terlahir kedunia dianggap berada dalam rahim alam
semesta.Qi ini yang terserap oleh manusia ketika dalam rahim
(diistilahkan) alam semesta.
Qi ini sering disebut Qi Xian Tian.
Qi ini dalam tubuh manusia berposisi di mai , misalnya dai mai.

Yuan Qi adalah qi asali dan bisa habis jika kita tidak bisa menjaga
dan merawatnya.

Chi bisa tiada henti-hentinya mengalir tapi secara tidak sadar 
menguras
yuan qi.
Qi bisa habis dan bisa mempengaruhi kemajuan batin serta tumimbal
lahir.

Diistilahkan melatih dan menghimpun chi utk merawat Yuan Qi.

Seseorg jika belum Tong Guan kemudian menyalurkan chi tanpa disertai
mengolah napas itu sama saja menguras Yuan Qi.


Jing Gong atau Jing Zhuo adalah dasar utk merawat dan memperbaiki
Yuan Qi serta mengistirahatkan pikiran dan semangat.
Chi Gong adalah dasar utk menembusi 12 meridian dan 8 mai , yang
sering disebut mengubah jing menjadi qi.

Jing Zhuo bisa dikatakan ada 3 jenis utama yang termasuk dalam
kategori merawat semangat (Yang Shen).
1. jing ---> tidak bergerak atau bisa dikatakan pikiran serta
semangat (atau juga emosi) tidak bergerak.
2. nei guan --->mengamati gejolak2 batin atau pikiran sehingga kita
bisa mengetahui apa dan siapa kita.
3. wang wo ---> lenyapnya sang aku

Pada saat melatih jing gong terkadang tubuh bisa bergerak sendiri
itu adalah hal yang wajar dan harus disadari secara penuh.
Dan tidak selalu pada saat jing gong tubuh itu bergerak.
Harus berhenti bergerak suatu saat.
Pergerakan tubuh itu lebih disebabkan krn saluran2 meridian dan
anggota tubuh terhambat.
Kalaupun tubuh tidak bergerak , kadang terasa perut atau bawah pusar
terasa ada yang bergerak atau energi yang bergerak.
Sebenarnya tubuh yang bergerak dalam proses latihan itu kurang baik.
Tapi jika gerakan timbul secara alami dan menyembuhkan penyakit itu
adalah baik.
Dan kadang suka mengalami getaran2 tubuh atau bergoyang.

Prinsip chi kong atau Yang Qi (merawat qi)
-Tu Na
-Dao Yin

Tu Na dapat diartikan menarik nafas segar/udara segar dari hidung
serta membuang nafas kotor dari hidung/mulut.
Teknik ini meliputi :
1. Bi Xi --->menarik nafas segar dan memdiamkan diparu2 atau perut
bbrp saat
2. Tiao Xi --->bernafas (masuk keluar) dari cepat hingga
lambat/perlahan , keras lembut , pendek dalam.


Dao Yin ---> jika energi hangat telah sampai pada tan tian bawah (
Qi Hai) dengan pikiran mengarahkan chi keseluruh tubuh.
Bisa juga dengan gerakan2 tertentu.Misalnya Ba Duan Jing , Xuan Men
Tai Ji , Tai Ji Quan dll.
Arti dari Dao Yin itu sendiri adalah memancing dan memandu chi
keseluruh tubuh.

Dalam Jing Gong/Jing Zhuo ada satu teknik yang disebut Ting Xi atau
mendengar pernafasan. Nafas yang dikeluarkan itu secara lembut tapi
seolah2 terdengar melalui telinga kita.
Tujuannya adalah agar semangat (shen) dan chi menjadi satu , nafas
dan pikiran saling terkait.


KONDISI2 UTK MELATIH CHI

Yi --->niatan atau pikiran adalah pemimpin/komandan dari chi.
Ini bukan berarti chi tidak bisa bergerak atau berjalan tanpa
diperintah.
Maksudnya adalah pikiran bisa menggerakan chi.
Tapi utk kearah itu tidak boleh bagi para pemula.
Nantinya bisa menyebabkan chi syndrome seolah-olah bisa memerintahkan
chi kesana atau kesini.

Jing ---> artinya adalah ketenangan dan mencakup 2 hal yaitu :
1.ruangan yang tenang dan udara yang bersih
2.pikiran yang tidak kacau , fokus dan hati yang tenang
Tujuan point Jing/tenang dan yang harus diutamakan daripada
Yi/niatan adalah agar organ2 tubuh yang bekerja keras terus menerus
bisa menurunkan aktifitasnya.
Misalnya jantung yang memompa darah akan lebih lambat lagi detaknya.
Untuk itu para praktisi chigong harus mengutamakan masalah tenang
ini.
Caranya adalah jing gong atau jingzhuo (meditasi) dengan teknik ting
xi.

Song ---> artinya rileks dan santai.
1. tubuh yang rileks
2. pikiran yang rileks


Posisi lotus atau sila bagi mereka yang Jing Zhuo sbb:
Posisi sila yang ditekankan adalah titik Kun Lun kaki kanan pria
harus menekan titik San Yin Jiao dan sebaliknya bagi wanita.




PS: teknik ini adalah salah satu teknik Taoism meditation dari 
sekian teknik yang mendasar. 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Re: OOT : Pembelot Dewi Kwan Im

2005-05-19 Thread ANDREAS MIHARDJA



Ini adalah sifat manusia. 
Segala yg baru adalah indah dan segala yg lama adalah jelek. Ini keadaan tidak akan berubah sampai dia insjaf pada umur yg lanjut bahwa semua adalah sama dan semua ada kebaikannya. 
Bagi yg keturunan cina biasanya agama yg dulu adalah agama yg dia dapat dari orang tua mereka yg diberikan tanpa ada ajaran atau pendidikan yg teratur, Agama yg baru yaitu agama nasrani atau agama muslim dia terima  melalui pendidikan, jadi banyak pertanyaan2nya dari kehidupan dijawab dalam pendidikan tsb,  Apakah ini lebih baik dari agama sebelumnya tidak perlu kita jawab disini.
Kalau yg mendapat agama baru itu waktu dia  umur 20'an itu pun dapat dimengerti oleh karena itu adalah waktunya bahwa mereka menentang keadaan dan menerima ajaran baru. Kalau dia sampai umur 40'an masih fanatiek - itu agak sulit sebab kemungkinan pendidikan dasarnya kurang cukup dan dia menjadi fanatiek. Perubahan ini juga berdasarkan perasaan mereka bahwa  -- mereka harus membuktikan kepada umum bahwa yg dia pilih adalah tidak salah.
 
Ini pendapat saya secara umum - tetapi pertanyaan yg diungkap disini sudh masuk bidang psychiatrie dan sebagai orang awam kita sulir menjawab dgn tepat. Setiap individu akan berlainan.
 
AndreasJeritan Bisu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Kawan Xuan Tong,
 
Saya mau tanya, kenapa kalau sudah pindah agama kebanyakan yang fanatik justru adalah orang Chinese sendiri? Menjelek-jelekkan tradisi dan kebudayaannya sendiri dan mengagung-agungkan kebudayaan agama barunya?   
 
Terima kasih
 
Salam Damai
 
Jeritan Bisu Kaum Tersisih
 
 
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "perfect_harmony2000" <[EMAIL PROTECTED]...> wrote:
> Sebenarnya kesaksian Eddy Tatimu ini pernah beredar beberapa tahun > yang lampau.> Dan saya hanya bisa menyatakan bahwa kesaksian ini adalah tidak > benar adanya. Saya menuliskan ini adalah untuk meluruskan fakta dan > tidak ada niat melecehkan kesaksian bapak Eddy Tatimu.> Mudah sekali mematahkan kesaksian palsu seperti ini.> > > Ada beberapa point yang bisa saya sampaikan :> 1.Taoism tidak mengenal Yo Ong Posat atau Yao Wang PuSa> > 2.Yao Wang Pusa sendiri adalah manifestasi dari Guan Yin Pusa atau > Kwan Im itu sendiri.> > 3.bp.Eddy menyebut dewi untuk Kwan Im , tapi menyeput Posat untuk Yo > Ong. Ini adalah point meragukan> > 4.ilmu Yin Yang yang diciptakan oleh bapak Eddy , saya sendiri > bingung apa itu ilmu Yin Yang dalam pikiran bapak Eddy.> Taoism aliran manapun tidak mengenal penggunaan pengorbanan manusia.> >
 5.berjalan diatas bara dan mandi minyak adalah permainan pesulap.> Tidak memerlukan mantra atau dewa> > 6.beliau mengatakan mempelajari Tao , tapi jika saya memiliki > kesempatan bertemu dengan bapak Eddy mungkin yang pertama saya tanya > adalah LU jenis apa yang didapatkan oleh bapak Eddy.> Karena seorang yang mempelajari Tao sehingga tingkat seperti bapak > Eddy ini pasti mendapat Lu.> Hal ini saya tanyakan karena ada kemungkinan bapak Eddy tidak > menerima Jie tapi Lu> > 7.meditasi Tao tidak membicarakan mengosongkan diri.> Kitab Dao De Jing membicarakan kosong bukan dalam bentuk pikiran.> Ini adalah kesalahmengertian filsafat Tao dari bapak Eddy.> > 8.Khong Hu Cu tidak hanya membicarakan moralitas saja , jika tidak > percaya silahkan lihat kitab Yi Jing atau Zhou Yi yang merupakan > salah satu kitab suci agama Khong HuCu.> Agama Tao juga tidak
 membicarakan kesaktian belaka , banyak yang > harus dipelajari , misalnya pengobatan , filsafat , beladiri , > meditasi (yang benar) , menjaga perilaku yang benar.> Seorang master Tao harus bisa menguasai 5 ilmu , dimana filsafat > adalah salah satu ilmu yang harus dikuasai.> > 9.Goan Si Tian Cun (Yuan Si Tianzun) dan Tai Shang Lokun (Tai Shang > Laojun) bukan raja ilmu atau raja doa.> Dalam tatanan Taoism , Goan Si Tian Cun itu adalah yang memulai > segala sesuatu.> Jadi tidak seperti yang dikatakan oleh bapak Eddy.> > 10.meditasi yang dilakukan oleh bapak Eddy Tatimu tidak mencerminkan > kelengkapan pelatihan yang berkaitan dengan Zi Wu Mao You.> Mungkin pak Eddy sendiri tidak paham apa yang dimaksud zi wu mao you > yang mengkaitkan waktu untuk meditasi.> > 11.Yoga , tidak selalu mengandung magic. Asanas Yoga merupakan > latihan peregangan otot dan
 tubuh.> Semua latihan yoga membuat tubuh menjadi lebih sehat dan pikiran > yang sehat.> Tidaklah mungkin seseorang berlatih Raja Yoga tanpa mempelajari > asanas yoga terlebih dahulu.> > 12.inti dari Taoism adalah keselarasan dan keseimbangan, bukan > masalah magic atau kesaktian.> > 13.Kitab Dao De Jing tidak pernah ada aturan dilarang makan daging.> > 14.aliran Tao apakah yang dipelajari oleh bapak Eddy Tatimu ?> Karena saya sendiri tidak mengetahui adanya aliran Tao yang > mengorbankan manusia untuk menjadi sakti.> > > Dan dibawah ini saya salinkan kesaksian bapak Eddy Tatimu secara > utuh dan lengkap, tidak diedit seperti postingan sdr.> > > hormat saya , > > > > Xuan Tong> > > PEMBELOT DEWI KWAN IM > Taipak dan guru Yoga : Eddy Tatimu > (Seperti dikisahkan Bpk. Eddy 

Re: [budaya_tionghua] Re: OOT : Pembelot Dewi Kwan Im

2005-05-19 Thread tusita teknik



karena doktrin dari agama barunya telah  masuk keotaknya yang kosong, sehingga gak ada agama lain yang benar menurut otaknya yang baru diisi dengan agama baru tersebut.
		Yahoo! Mail Mobile 
Take Yahoo! Mail with you! Check email on your mobile phone.


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.










[budaya_tionghua] May '98 riot (20): Harus Kembali Membangun Keindonesiaan

2005-05-19 Thread jonathangoeij
Kompas, Sabtu 29 Agustus 1998 

Harus Kembali Membangun Keindonesiaan 
Oleh Novita Estiti 

SAYA orang Indonesia asli, begitu disebutkan. Bukan,
saya bukan Tionghoa. Saya wanita Jawa asli, muslim,
yang biasanya disebut pribumi; bukan Tionghoa. Lalu
kenapa? Kenapa kalau saya bukan Tionghoa? Apa itu
pribumi? Siapa itu pribumi? 

Sejak masa kerusuhan sampai sekarang, saya menjalani
hidup seperti biasa. Makan, minum, jalan-jalan dengan
teman. Mau ke mana pun saya suka, saya bisa. Saya
tidak takut, 'kan Jakarta sudah aman. Yah, walau
memang, hidup agak susahlah sedikit; harus berhemat,
maklum sedang ada krisis moneter yang lebih dikenal
dengan krismon. Tapi semua orang juga begitu, harus
berhemat. Semua orang? 

Sungguh tidak adil bahwa saya masih tenang-tenang
menjalani hidup saya seperti tidak pernah terjadi
apa-apa. Padahal sementara itu ada begitu banyak orang
yang bukan saja tidak menjalani kehidupan biasanya,
bahkan tidak punya hidup lagi walaupun mungkin tidak
mati. Tapi bisa jadi juga merasa lebih baik mati. 

Bagaimana saya bisa begitu bodoh selama ini? Saya
telah tumbuh dan dibesarkan di antara makhluk buas.
Dan saya tidak tahu. Saya kira saya orang paling
beruntung di dunia, hidup di tempat yang paling aman,
damai, tenteram, dan sentosa. Itu seperti kata ibu dan
bapak guru waktu di sekolahan dulu; yang saya sungguh
percaya. 

Walaupun pernah ketika kecil dulu saya masih di
Semarang ikut orangtua, tahun 1980, bertanya-tanya apa
maksud tulisan "pribumi" di banyak pintu rumah
penduduk. Kata ibu, itu supaya aman, tidak dikira
Tionghoa. Saya tetap tak mengerti penjelasan ibu,
tetapi mengangguk-angguk tak berani tanya lebih jauh.
Lalu sekolah diliburkan tiba-tiba lewat pengumuman di
TV dan surat kabar. Tentu saja saya senang, buat bocah
kelas 3 SD, bisa mendapat libur tiba-tiba adalah suatu
anugerah yang mahal. 

Tapi waktu masuk lagi, salah seorang teman saya sibuk
bercerita tentang bagaimana ia dan keluarganya
melarikan diri dan bersembunyi dari sekelompok pribumi
yang mengamuk. Pribumi, lagi-lagi pribumi, kejam
sekali mereka itu, para pribumi, begitu pikir saya.
Moga-moga saya tidak pernah bertemu dengan salah
seorang pribumi itu. Bodoh ya, kelas 3 SD waktu itu
saya belum tahu persis makna istilah tersebut. 

Lama..., lama saya baru memahami kalau saya adalah
salah seorang dari kelompok menakutkan tersebut,
karena ternyata saya pribumi. Karena ibu-bapak saya
pribumi, eyang-eyang saya pribumi, buyut dan
seterusnya pribumi. Dan karena Jawa itu pribumi. Juga
Batak, Minang, Manado, dan lain-lain semua pribumi.
Yang tidak pribumi cuma satu; cuma Tionghoa. Absurd. 

Untuk pembauran, Tionghoa harus ganti nama. Jangan A
Liang atau Li Ling. Itu tidak boleh! Tidak pembauran!
Dan akhirnya mereka menciptakan nama-nama baru, yang
kadang teramat bagus, dan nama marga mereka jadi
kabur, tercerabut dari akar budaya. 

Ada pula yang punya dua nama, yang satu nama 'resmi',
yang lainnya diletakkan dalam kurung (nama kecil).
Terkurung, seperti hidup yang harus mereka jalani.
Terkurung birokrasi, terkurung keegoisan manusia lain
yang menyombongkan kemayoritasannya. Terkurung di
tanah yang indah berhiaskan nyiur melambai. 

*** 

MAAFKAN saya, karena tidak tahu harus bagaimana.
Maafkan saya, karena tidak tahu harus berbuat apa.
Maafkan saya, karena telah menutup mata karena tak
tega menyaksikan. 

Berulang kali saya mencoba, tapi tangan saya selalu
terlalu gemetar untuk memutar nomor-nomor telepon
teman-teman saya itu. Bagaimana kalau kabar buruk yang
saya dengar? Bagaimana kalau ia tak ada lagi... entah
ke mana, bagaimana kalau ia terlalu menderita?
Sanggupkah saya menolong? Apa yang bisa dilakukan
setelah semua kehancuran ini? 

Wanita-wanita dipermalukan dan dilecehkan. Hidup macam
apa yang bisa dijalani setelah itu (kalau masih ada
hidup), saya tak sanggup, tak kuat untuk membayangkan.
Dan bisa jadi salah seorang dari mereka adalah teman
saya. Bisa jadi salah satu teman saya yang sering
jalan bareng, yang selalu saya cintai dan hargai. 

Saya sudah muak dengan segala berita politik dan
reformasi yang tiap hari kini didengung-dengungkan
semua orang. Sekarang semua orang angkat bicara,
berapi-api dan bersemangat bagaikan pejuang
kemerdekaan dahulu. 

Sekarang begitu banyak pengamat ekonomi, politik, dan
sosial, yang begitu cemerlang mengemukakan ide-ide ini
dan itunya. Para pemberani seakan lahir bersamaan di
muka bumi Nusantara ini, menyuarakan suara rakyat
kecil (dan siapa sih rakyat kecil itu, apakah saya
termasuk di dalamnya?). Di mana mereka, para pemberani
itu, tiga-empat bulan yang lalu? Apakah mereka sedang
tertidur pulas dibuai angin sepoi-sepoi di bawah nyiur
hijau di tepi pantai yang indah permai hasil
pembangunan? 

Apa pun yang terjadi kini, buat sebagian orang, sudah
tak ada artinya lagi. 

*** 

SEJARAH menyatakan, penduduk Indonesia datang dari
daratan Tionghoa berabad-abad yang silam. Kemudian
beberapa puluh tahun lalu, kerabat-kerabatnya menyusul
dari Tionghoa. 

Tapi tidak; tidak bisa disebut demikian! K

[budaya_tionghua] See Hoo Kiong, Geliat Kelenteng Tua di Semarang

2005-05-19 Thread HKSIS






http://www.sinarharapan.co.id/berita/0505/19/sh07.html
See Hoo Kiong, Geliat Kelenteng 
Tua di Semarang  
SEMARANG – Patung dua naga di bubungan kelenteng itu 
sudah tidak utuh lagi. Wajah naga ada yang rompal. Catnya pun bukan baru. Warna 
kusam justru mendominasi. Itu sangat kontras dengan warna-warni cat merah, 
kuning, hijau, dan putih di bangunan utama kelenteng bagian bawah. Meski begitu, 
kekusaman dan tidak utuhnya patung naga itulah yang justru bisa mengungkapkan 
kisah duka sebuah tempat ibadah Kelenteng See Hoo Kiong yang dibangun pada 
1881.Kelenteng ini memang didirikan oleh komunitas Hokkian (Cina perantau) 
dari marga Liem (atau Lim). Bila kita memasuki kawasan Pecinan di Semarang, Jawa 
Tengah dan melintas di Jalan Sebandaran, berbelok menyusuri Kali Semarang yang 
sudah berbau tidak sedap, akan segera menjumpai Kampung Se’ Ong di Jalan 
Sebandaran I. Di jalan itulah terdapat dua bangunan kelenteng. Pertama, 
Kelenteng Tan Sing Ong yang dibangun oleh marga Tan, dan yang kedua adalah 
Kelenteng See Hoo Kiong.Mata Wijaya asal Kudus harus menyipit untuk meredam 
silau sinar matahari ketika berusaha mengamati patung naga di bubungan Kelenteng 
See Hoo Kiong. Ia sengaja menyusuri kawasan Pecinan untuk sekadar melihat 
arsitektur bangunan khas Cina. Salah satunya adalah kelenteng. ”Cukup utuh. 
Masih bagus. Padahal, puluhan tahun nyaris tidak diperhatikan pada masa Orde 
Baru. Bersyukur kini semuanya sudah bebas. Datang ke kelenteng tidak perlu 
takut-takut lagi,” tuturnya.Benar kata Wijaya. Tidak perlu melangkah jauh 
untuk mengingat kejadian 1960-an. Pada 1990-an, beberapa warga Tionghoa yang 
menyempatkan melakukan sembahyang di See Hoo Kiong pun berlaku dalam kesenyapan. 
Datang, membeli dupa, melakukan ritual sembahyang dan doa, lalu pergi. Tetap 
dalam kebisuan yang sepi. Tidak ada acara kumpul-kumpul, apalagi pentas kesenian 
Tiongkok Kuno. Kala itu memang menjadi barang ”tabu”.Zaman bergulir membawa 
masanya. Setelah Gus Dur memerintah negeri ini pada 1999, mulailah ada 
penghapusan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Penghapusan itu mengenyahkan 
beban berat dan besar bagi para pengikut ajaran Tao dan Khong Hoe Tjoe. Secara 
perlahan, tanpa eforia – karena masih ada juga yang takut-takut — para penganut 
agama itu mulai melihat kembali rumah ibadahnya secara lain. Ya, secara lain 
dalam arti sebenarnya. Mereka kini merasa memiliki rumah ibadah!Lalu, 
mulailah umat dan para dermawan berlomba-lomba memperbaruhi wajang kelenteng. 
Dari sekadar mencat sampai dengan mengganti komponen bangunan dengan bahan baru 
dan modern. See Hoo Kiong pun mengganti lentera-lentera. Altar di samping kiri 
dan kanan juga diremajakan. Kain-kain drapery dan panji-panji yang akan 
digunakan dalam upacara juga diganti baru. Semburat warna merahnya tambah 
mencolok.Mural pun ditambahkan di dua dinding terbuka di belakang serambi. 
Namun semua aksi itu tidak mengusik konstruksi balok-balok, atap, maupun 
lukisan-lukisan. Mereka tetap di tempatnya semula. Semua renovasi yang tetap 
melestarikan kelenteng sebagai cagar budaya yang akhirnya bernilai aset 
wisata.Dewi Laut See Hoo Kiong pada dasarnya adalah rumah besar. 
Kiong berarti rumah besar atau besaran. Kelenteng ini memiliki tiga bubungan 
atap berbentuk pelana. Masing-masing bubungan dipenuhi ukiran naga yang 
berhadapan. Pinggiran genting pada titisan serambi diberi penutup porselin warna 
biru laut kontras dengan gentingnya yang merah kecokelatan.Bubungan pertama 
melindungi serambi (luar dan dalam) dan berturut-turut selanjutnya balai utama 
tempat altar Thian Siang Seng Bouw berada. Thian Siang Seng Bouw adalah Dewi 
Samudera atau Dewi Laut atau Maktjouw Poo. Dewi ini dipercaya sebagai penolong 
para nelayan atau para perantau yang menggunakan transportasi kapal. Pada masa 
lalu, patung dewi penolong ini selalu dibawa para pelajar dan disemayamkan di 
buritan kapal untuk menjaga keselamatan mereka.Ada tiga ruang terbuka di 
kelenteng itu. Dua ruang terbuka kembar berada di belakang serambi, dan satu 
ruang terbuka lainnya terletak di balai belakang. Di luar filosofinya, 
keberadaan tiga ruang terbuka itu menciptakan kondisi iklim mikro yang sejuk 
karena udara selalu bergerak mengalir. Sementara sinar mentari juga bebas masuk 
tanpa menimbulkan panas. Orang akan merasa sejuk nyaman berada di See Hoo Kiong. 
Pada pagi dan siang hari, interior kelenteng tetap terang benderang. Hal itu 
berbeda dengan banyak kelenteng lainnya yang cenderung temaram.Keistimewaan 
detail eksterior dan interior See Hoo Kiong sangat terasa bila kita berada di 
serambi depan. Di hadapan kita akan tampak kolom-kolom dan dinding bagian depan 
yang didominasi kayu dengan warna cokelat tua dan lis kuning terang. Bila 
sedikit menengadahkan pandangan, kita akan tertuju pada aneka ragam hias ukuran 
pada dinding, pintu, kolom, lobang ventilasi, dan konsol penyangga atap. Ukiran 
dua dan tiga dimensi itu melukiskan naga, burung hong, dan bunga-bungaan 
warna-warni yang sangat 

[budaya_tionghua] Re: OOT : Pembelot Dewi Kwan Im

2005-05-19 Thread udayana_2000
Salut untuk rekan perfect harmony yang menanggapi posting tentang Eddy 
Tatimu ini dengan kepala dingin dan lapang dada. 

Kalau ada seseorang pindah agama (katakan dari agama A ke agama B), 
maka kesaksian orang tersebut sepatutnya diberikan ke penganut di 
agama B. Dengan kata lain "untuk kalangan sendiri". Komentar yang 
bersifat negatif tentang agama A di depan penganut agama A hanya akan 
menimbulkan sakit hati. So, jangan posting kesaksian Eddy Tatimu ke 
milis ini tidak pada tempatnya.

Udayana

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "perfect_harmony2000" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sebenarnya kesaksian Eddy Tatimu ini pernah beredar beberapa tahun 
> yang lampau.
> Dan saya hanya bisa menyatakan bahwa kesaksian ini adalah tidak 
> benar adanya. Saya menuliskan ini adalah untuk meluruskan fakta dan 
> tidak ada niat melecehkan kesaksian bapak Eddy Tatimu.
> Mudah sekali mematahkan kesaksian palsu seperti ini.
> 
> 
> Ada beberapa point yang bisa saya sampaikan :
> 1.Taoism tidak mengenal Yo Ong Posat atau Yao Wang PuSa
- deleted






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: TOLONG BANTU TTG KELENTENG!!!!

2005-05-19 Thread Purnama Sucipto Gunawan
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "nandha8285" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya mo tanya tentang beda kelenteng dengan vihara itu apa?
> Di kelenteng biasa untuk sembahyang orang beragama apa?
> Altar2 di kelenteng apa aja?
> Cara sembahyang di kelenteng bagaimana?
> Alat2 untuk sembahyang di kelenteng apa aja?
> Di kelenteng biasanya untuk menyembah dewa/dewi apa aja?
> Mohon dibantu ya!!!
> Thanks.
>Kelenteng adalah tempat sembayang atau tempat untuk menghormati para
Bodhisatva. (mereka dibuat kelenteng untuk menghargai jasa -jasa 
mereka kepada kita semua.)
Vihara tempat belajar dharma, belajar sutra, belajar memperbaiki diri 
sendiri, tempat untuk meningkatkan kepintaran bathin (bukan kerasukan 
atau sebagainya), mengenal para bodhisatva,arahat, dan terutama 
Dharma.
>Kelenteng ada 3 bagian agama tergantung darimana alirannya :
1.Budha Mahayana.
2.Taoisme.
3.Kong fu cu.
>Kalo altar semua sama saja ngak ada bedanya.
> Ha ha itu banyak, dari hio, lilin, sio kim, dan sebagainya.
> tergantung dari kelentengnya apa.
Kalau Kelenteng yang paling penting itu menghormati para bodhisatva, 
dan sembayangnya juga paling penting bukan meminta tetapi belajarlah 
dari para bodhisatva.






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im

2005-05-19 Thread Rinto Jiang






Hm, saya harap untuk member2 semuanya yang menyimak diskusi ini supaya
dapat ber-positive thinking atas forward-an Pak Jimmy tentang kesaksian
tersebut. Sebelumnya, waktu milis ini baru didirikan, ada beberapa
member yang mem-forward kesaksian2 serupa yang masih ada hubungannya
dengan kebudayaan dan tradisi Tionghoa, bukan untuk propaganda atau
provokasi, melainkan hanya untuk mencari tahu kebenaran yang objektif
tentang tradisi dan kebudayaan Tionghoa yang diterangkan secara sepihak
dalam kesaksian2 seperti itu. 

Generasi muda Tionghoa di Indonesia itu lain daripada orang Tionghoa di
negara2 lainnya. Ada gap pewarisan dan informasi tentang kebudayaan
Tionghoa dari generasi yang lebih tua ke generasi yang lebih muda
menyebabkan banyak mis-informasi bahwa kebudayaan Tionghoa itu identik
dengan yang magis2, mistis2, roh2 jahat dan sebagainya apalagi kalau
sudah diterangkan oleh orang2 yang sebenarnya tidak mengerti esensi dan
makna dari tradisi dalam kebudayaan Tionghoa itu sendiri. Kebudayaan
Tionghoa itu bukan hanya melulu berkaitan dengan kelenteng, religius
atau yang kuno2 doang, melainkan luas sekali cakupannya.

Teman saya ada yang sangat alergi kepada gambar atau simbol naga karena
dianggap menakutkan, perwujudan ular, yang dianggap sebagai makhluk
jahat di dalam kebudayaan lain.

Mari, kita anggap Pak Jimmy juga mengirimkan posting ini atas dasar
tersebut.


Rinto Jiang



Herjandi Wijaya wrote:

Pak Jimmymaksud dari message ini apa pak??? saya
ngak ngerti nich??? jelasin donk   :)
thanks yach...
  





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.











[budaya_tionghua] Pemimpin Agama Perlu Bicara Bahasa Kemanusiaan

2005-05-19 Thread Jeritan Bisu




Kompas, Jumat, 20 Mei 2005 
Pemimpin Agama Perlu Bicara Bahasa Kemanusiaan 
Jakarta, Kompas - Pemimpin agama tidak cukup berbicara dengan bahasa agama masing-masing, melainkan juga perlu berbicara dengan bahasa kemanusiaan sehingga terlibat dalam dialog global dan perdamaian universal. Apalagi dalam sejarahnya tradisi keagamaan telah berperan besar membentuk peradaban.
Hal itu dikemukakan Prof Dr Tu Wei Ming, pakar filsafat Timur dari Harvard University, dalam seminar "Confucian Ethics in a Changing World", Kamis (19/5). Seminar diselenggarakan oleh Komunitas Pemerhati Budaya dan Filsafat Timur di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI), Depok.
Sebagai pembahas hadir Guru Besar Psikologi UI Prof Dr Sarlito Wirawan Sarwono, Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara JD Sudarminta, dan Guru Besar Filsafat UI Prof Dr Toeti Heraty Noerhadi.
Menurut Wei Ming, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam dialog global, seperti kekerasan, pelestarian lingkungan, bahkan kesetaraan jender, perlu direspons dengan bahasa kemanusiaan. "Ini mengingat nilai-nilai bawaan modernisasi yang umumnya berkiblat ke barat itu tidak mencukupi karena kurang sejalan dengan keberlanjutan lingkungan hidup dan solidaritas sosial," paparnya.
Kemanusiaan sebenarnya terkait erat dengan peningkatan keimanan karena dalam sebagian besar diri manusia tertanam konsep surga dan dunia. Surga sebagai kekuatan terbesar dan dunia sebagai tempat manusia mengambil bagian dalam transformasi sosial. Maka, manusia belajar menjadi manusia dan terkoneksi dengan komunitas, alam, sekaligus juga hal surgawi.
"Jadi tidak sepenuhnya konsep abstrak. Dalam etika konfusius, misalnya, manusia aktif berpartisipasi dalam aktivitas kosmis atau alam semesta, yakni bagaimana menjadi manusia dan berinteraksi antarmanusia. Ini terkait dengan konsep kepedulian (care) dan tanggung jawab (responsibility) yang dekat dengan penerapan hak asasi manusia," katanya.
Selain itu, dalam pergaulan global sifat terbuka atau inklusif agama diperlukan. Tanpa inklusivitas, tidak ada dialog atau belajar mendengarkan serta menghargai yang lain. "Sebaik apa pun suatu agama, termasuk konfusius, hanya merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup di dunia," katanya.
Nilai bersama
Untuk itu perlu nilai bersama (share value) agar dapat mendengarkan dan menghargai. Nilai bersama yang relevan tersebut, menurut Tu Wei Ming, ialah kemanusiaan (humanity), kebenaran (righteousness), kesopanan (civility), kearifan (wisdom), kepercayaan (trust), dan perdamaian (peace).
Dengan nilai bersama itu, masyarakat dunia dapat hidup berdampingan. Dalam konfusius, misalnya, sifat inklusif berguna dalam dialog global karena membuat ajaran tersebut terbuka terhadap nilai-nilai besar (great values) lainnya.
Dalam menghadapi permasalahan global-antara lain ditandai adanya dehumanisasi- etika dan nilai konfusius terbilang relevan. Demikian pendapat Toeti Heraty.
Hal ini, lanjutnya, mengingat ajaran konfusius juga memiliki sisi pragmatis dalam proses belajar menjadi manusia.
Nilai dalam konfusius, seperti keharmonisan dengan alam, keharmonisan dengan manusia lain, keterikatan politik dalam komunitas, sejarah sebagai memori kolektif, dan orientasi kosmologi serta spiritual, berguna dalam menghadapi persoalan kontemporer. Misalnya, krisis lingkungan hidup, feminisme, nilai lokal etnik, dan isu jaringan maya (cyber).
Terlebih lagi dengan dorongan moral sebagai alat dalam membangun karakter melalui pengalaman empati, rasa malu, penghormatan, kejujuran, serta kesadaran akan kesejajaran dan hierarki.
Mendukung pendapat Wei Ming, Sarlito menyatakan bahwa pemimpin agama dapat menjadi faktor kunci untuk masyarakat yang stabil, damai, dan berkelanjutan sepanjang mampu bicara dengan dua bahasa: agama maupun sekular intelektual, termasuk di dalamnya bahasa kemanusiaan.
Sayangnya, fenomena yang ada di Indonesia belum seperti itu. Survei yang dilakukan Sarlito pada tahun 1997 menunjukkan, sebagian besar pemimpin agama di Indonesia mempunyai kecenderungan untuk bersikap eksklusif ketimbang terbuka terhadap gagasan dari kelompok lain.
Sebagian dari mereka lebih peduli dengan status, posisi, dan kekuasaan. Tidak hanya dari segi keagamaan, tetapi juga dari sisi politik, sosial, dan ekonomi. Para pemimpin agama juga belum semuanya menaruh kepedulian terhadap kebutuhan sesama manusia.
"Tidak mengherankan dialog dan kehidupan bersama umat beragama di negeri ini masih sulit terwujud. Bahkan, terjadi konflik berdarah antaragama seperti di Ambon dan beberapa area di Jawa," katanya.
Kehidupan bersama antarumat beragama akan terwujud jika pemimpin agama mau mengubah eksklusivitas tersebut menjadi inklusivitas.
Adaptasi etika konfusius
JD Sudarminta menambahkan, etika konfusius yang antara lain meningkatkan tanggung jawab individu, mengembangkan toleransi, dan kepedulian pada dasarnya dapat diadaptasi.
Namun, adaptasi etika konfusius harus dilakukan dengan melihat realitas multi-etnik dan multireligi di Indonesia, dalam artian lebih untuk 

Tidak perlu (Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im)

2005-05-19 Thread Akhmad Bukhari Saleh





Bagaimana pun rasanya tetap tidak perlu ada 
posting keagamaan di milis ini.
Walau bagaimana pun baiknya isi testimoni 
keagamaan seseorang, pada hakekatnya dia ber-testimoni untuk menjelaskan kenapa 
dia memilih agama A dan bukannya B atau C, sehingga tidak bisa dihindari pasti 
membicarakan kekurangan agama B dan C. Ini yang memicu keributan kalau 
di-posting-kan di milis non-agama (di mana keimanan para members sangat 
beragam).
 
Saya juga pernah protes tayangan di suatu TV 
tentang mualaf (orang yang baru pindah agama, masuk Islam), karena tidak bisa 
dihindari selain memuji Islam lalu juga menilai negatif agama asalnya. 
Tetapi masih untungnya, di TV tidak ada proses dialog sehingga tidak akan 
berakhir ribut, sedangkan di milis ada, sehingga ujung-ujungnya dialog itu 
menjadi ribut.
 
Hampir belum pernah saya mengalami ada 
suatu posting bernuansa agama di milis yang non-agama, yang tidak berakhir 
ribut.
Dan yang pasti milis kita ini toh tidak akan 
berkurang nilainya, mutunya, jumlah posting-nya, pencapaian misinya, dsb., 
kalau kita melarang posting semacam testimoni kiriman Jimmy ini.
 
Wasalam.
 

 

  - Original Message - 
  From: 
  Rinto 
  Jiang 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  
  Sent: Friday, 20 May, 2005 10:25
  Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT : 
  Pembelot Dewi Kwan Im
  Hm, 
  saya harap untuk member2 semuanya yang menyimak diskusi ini supaya dapat 
  ber-positive thinking atas forward-an Pak Jimmy tentang kesaksian tersebut. 
  Sebelumnya, waktu milis ini baru didirikan, ada beberapa member yang 
  mem-forward kesaksian2 serupa yang masih ada hubungannya dengan kebudayaan dan 
  tradisi Tionghoa, bukan untuk propaganda atau provokasi, melainkan hanya untuk 
  mencari tahu kebenaran yang objektif tentang tradisi dan kebudayaan Tionghoa 
  yang diterangkan secara sepihak dalam kesaksian2 seperti itu. Generasi 
  muda Tionghoa di Indonesia itu lain daripada orang Tionghoa di negara2 
  lainnya. Ada gap pewarisan dan informasi tentang kebudayaan Tionghoa dari 
  generasi yang lebih tua ke generasi yang lebih muda menyebabkan banyak 
  mis-informasi bahwa kebudayaan Tionghoa itu identik dengan yang magis2, 
  mistis2, roh2 jahat dan sebagainya apalagi kalau sudah diterangkan oleh orang2 
  yang sebenarnya tidak mengerti esensi dan makna dari tradisi dalam kebudayaan 
  Tionghoa itu sendiri. Kebudayaan Tionghoa itu bukan hanya melulu berkaitan 
  dengan kelenteng, religius atau yang kuno2 doang, melainkan luas sekali 
  cakupannya.Teman saya ada yang sangat alergi kepada gambar atau simbol 
  naga karena dianggap menakutkan, perwujudan ular, yang dianggap sebagai 
  makhluk jahat di dalam kebudayaan lain.Mari, kita anggap Pak Jimmy 
  juga mengirimkan posting ini atas dasar tersebut.Rinto 
Jiang


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.










[budaya_tionghua] Re: OOT : Pembelot Dewi Kwan Im

2005-05-19 Thread udayana_2000
-Kawan Jeritan Bisu,

Soal ini tidak ada hubungannya dengan Chinese-non Chinese. Sangat 
manusiawi dan mudah dijelaskan dengan perspektif Psikologi.

Seseorang yang pindah agama ketika sudah dewasa UMUMNYA telah 
mengalami pergulatan pemikiran dan perasaan yang besar sampai 
akhirnya dia meyakini bahwa agama lamanya salah dan agama barulah 
yang lebih benar. Pergulatan ini UMUMNYA tidak dialami oleh orang-
orang yang "mewarisi" agama dari orang tuanya. Kalau keyakinan yang 
kuat kepada agama yang baru ini kita artikan sebagai fanatisme, 
tidak menjadi persoalan, Silahkan setiap orang fanatik (menganggap 
paling benar) agamanya sendiri.

Soal ekspresi keyakinan itu lain lagi. Kalau sudah meninggalkan 
suatu agama ya nggak usah menjelek-jelekkan agama tersebut di depan 
penganutnya. Silahkan membuat kesaksian, asal di dilakukan di 
kalangannya sendiri (penganut agama baru). Jangan dibawa atau dibawa-
bawa ke ranah publik seperti di milis, radio, VCD, kaset, atau buku 
yang dijual umum. 

Saya pernah mendengar wawancara radio RPK dengan intelektual Islam 
Dr.. Masdar F. Mas'udi. Ketika ditanyakan mengenai konsep "kafir" 
dalam Islam, beliau  mengatakan bahwa kafir itu artinya orang yang 
tidak percaya (unbeliever), tergantung siapa yang menilai. Beliau 
mengatakan kepada si pewawancara yang beragama Kristen 
itu  : "menurut saya Anda kafir, tapi menurut Anda, saya kafir". 
Jadi, tak perlu terlalu ribut dengan istilah itu. Bahkan secara 
bercanda beliau mengatakan, "bisa saja kita saling menyapa `hai 
saudaraku yang kafir' tanpa harus marah-marah". 

Nah, kalau kita sudah "tahu sama tahu" begitu ya nggak usahlah 
menjelek-jelekkan agama seseorang di depannya.. Tak perlu ngomong 
pun kita tahu bahwa kita ini kafir di mata dia dan dia kafir di mata 
kita.

Salam
Udayana

-- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Jeritan Bisu 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kawan Xuan Tong,
>  
> Saya mau tanya, kenapa kalau sudah pindah agama kebanyakan yang 
fanatik justru adalah orang Chinese sendiri? Menjelek-jelekkan 
tradisi dan kebudayaannya sendiri dan mengagung-agungkan kebudayaan 
agama barunya?   
>  
> Terima kasih
>  
> Salam Damai
>  
> Jeritan Bisu Kaum Tersisih
>  
>  
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "perfect_harmony2000" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Sebenarnya kesaksian Eddy Tatimu ini pernah beredar beberapa 
tahun 
> > yang lampau.
> > Dan saya hanya bisa menyatakan bahwa kesaksian ini adalah tidak 
> > benar adanya. Saya menuliskan ini adalah untuk meluruskan fakta 
dan 
> > tidak ada niat melecehkan kesaksian bapak Eddy Tatimu.
> > Mudah sekali mematahkan kesaksian palsu seperti ini.
> > 
> > 
> > Ada beberapa point yang bisa saya sampaikan :
> > 1.Taoism tidak mengenal Yo Ong Posat atau Yao Wang PuSa
> > 
> > 2.Yao Wang Pusa sendiri adalah manifestasi dari Guan Yin Pusa 
atau 
> > Kwan Im itu sendiri.
> > 
> > 3.bp.Eddy menyebut dewi untuk Kwan Im , tapi menyeput Posat 
untuk Yo 
> > Ong. Ini adalah point meragukan
> > 
> > 4.ilmu Yin Yang yang diciptakan oleh bapak Eddy , saya sendiri 
> > bingung apa itu ilmu Yin Yang dalam pikiran bapak Eddy.
> > Taoism aliran manapun tidak mengenal penggunaan pengorbanan 
manusia.
> > 
> > 5.berjalan diatas bara dan mandi minyak adalah permainan pesulap.
> > Tidak memerlukan mantra atau dewa
> > 
> > 6.beliau mengatakan mempelajari Tao , tapi jika saya memiliki 
> > kesempatan bertemu dengan bapak Eddy mungkin yang pertama saya 
tanya 
> > adalah LU jenis apa yang didapatkan oleh bapak Eddy.
> > Karena seorang yang mempelajari Tao sehingga tingkat seperti 
bapak 
> > Eddy ini pasti mendapat Lu.
> > Hal ini saya tanyakan karena ada kemungkinan bapak Eddy tidak 
> > menerima Jie tapi Lu
> > 
> > 7.meditasi Tao tidak membicarakan mengosongkan diri.
> > Kitab Dao De Jing membicarakan kosong bukan dalam bentuk pikiran.
> > Ini adalah kesalahmengertian filsafat Tao dari bapak Eddy.
> > 
> > 8.Khong Hu Cu tidak hanya membicarakan moralitas saja , jika 
tidak 
> > percaya silahkan lihat kitab Yi Jing atau Zhou Yi yang merupakan 
> > salah satu kitab suci agama Khong HuCu.
> > Agama Tao juga tidak membicarakan kesaktian belaka , banyak yang 
> > harus dipelajari , misalnya pengobatan , filsafat , beladiri , 
> > meditasi (yang benar) , menjaga perilaku yang benar.
> > Seorang master Tao harus bisa menguasai 5 ilmu , dimana filsafat 
> > adalah salah satu ilmu yang harus dikuasai.
> > 
> > 9.Goan Si Tian Cun (Yuan Si Tianzun) dan Tai Shang Lokun (Tai 
Shang 
> > Laojun) bukan raja ilmu atau raja doa.
> > Dalam tatanan Taoism , Goan Si Tian Cun itu adalah yang memulai 
> > segala sesuatu.
> > Jadi tidak seperti yang dikatakan oleh bapak Eddy.
> > 
> > 10.meditasi yang dilakukan oleh bapak Eddy Tatimu tidak 
mencerminkan 
> > kelengkapan pelatihan yang berkaitan dengan Zi Wu Mao You.
> > Mungkin pak Eddy sendiri tidak paham apa yang dimaksud zi wu mao 
you 
> > yang mengkaitkan waktu untuk meditasi.
> > 
> > 11.Yoga , tidak selalu mengandung magic. Asanas Yoga merupakan 

[budaya_tionghua] Re: TOLONG BANTU TTG KELENTENG!!!!

2005-05-19 Thread perfect_harmony2000
sdr.Nandha ,

kelenteng adalah sebutan umum bagi tempat ibadat orang tionghoa.
Secara umum , kelenteng dibagi menjadi 4 macam yang mewakili 4 macam 
agama.
Adapun 4 macam agama adalah sebagai berikut :
1.Taoism
2.Khong Hucu
3.Buddhism
4.rakyat atau Sam Kaw 

Masing-masing memiliki sebutan tempat ibadat yang berbeda-beda.
Tempat ibadat Taoism disebut Gong (kiong), Dao Goan ( tokwan), An 
(am).
Misalnya Tek Hai Kiong ( Ci Hai Gong ) di Tegal.

Tempat ibadat Khong Hucu disebut Li Tang (pada masa sekarang ini) 
dan Miao (bio).
Misalnya Bun Tek Bio ( Wen De Miao ) di Surabaya.

Tempat ibadat Buddhism disebut Si (sie), Tang , An (am).
Misalnya Shaolin Si (Siao Lim Sie).

Untuk Bio atau Miao sebenarnya bisa dikatakan digunakan oleh Taoism 
dan agama rakyat pula.
Miao selain digunakan untuk menghormati para leluhur juga sebagai 
tempat kegiatan sosial dan interaksi masyarakat sekitarnya.
Pada jaman dahulu ketika sistem pemerintahan dan pengadilan tidak 
merata kesemua daerah Tiongkok , Miao terkadang menjadi tempat untuk 
menyelesaikan sengketa , menjadi tempat perlindungan jika ada 
bencana serta menjadi dapur umum serta fungsi-fungsi sosial lainnya.

Untuk cara sembahyang di kelenteng itu tergantung agama apa 
kelenteng itu dan masing-masing berbeda.
Umumnya menghadap Langit dan memberikan penghormatan kepada Langit 
kemudian kepada tuan rumah.

Dewa atau leluhur dalam kelenteng juga bervariasi.
Pada umumnya memiliki altar untuk langit dan altar untuk bumi 
(biasanya direpresentasikan dengan dewa tanah).



hormat saya ,



Xuan Tong
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "nandha8285" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya mo tanya tentang beda kelenteng dengan vihara itu apa?
> Di kelenteng biasa untuk sembahyang orang beragama apa?
> Altar2 di kelenteng apa aja?
> Cara sembahyang di kelenteng bagaimana?
> Alat2 untuk sembahyang di kelenteng apa aja?
> Di kelenteng biasanya untuk menyembah dewa/dewi apa aja?
> Mohon dibantu ya!!!
> Thanks.




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] positive thingking (was; OOT : Pembelot Dewi Kwan Im)

2005-05-19 Thread Jimmy Okberto











Dear Mailinglisters,

 

Kebudayaan di
Indonesia sekarang ini sudah banyak putus
mata rantai-nya.

Berdasarkan suatu
kealpaan atau kesengajaan dihilangkan.

Entah karena
fanatisme suatu Kepercayaan atau Agama. Karena menurut pribadi saya

Kepercayaan dan
Agama itu sama sama dibuat oleh Manusia bukan diciptakan oleh Sang Khalik.

 

Saya sendiri secara
pribadi tidak
tertarik pada isi postingan saya.

Karena saya
sudah pernah melihat kilasan melalui tayangan TV yang bernuansa agamis.

 

Yang saya harapkan dari postingan
saya ini, adalah kebenaran dan pembenaran dari mata rantai
Budaya Tionghua yang semakin
samar-samar akibat pembauran di Indonesia.

 

Dampak yang terlihat
dari akibat postingan ini, sangat Indonesia sekali.

Bukan hanya
budaya tionghua saja yang semakin kabur hampir
semua etnik yang ada di Indonesia. Apakah dari kita tidak
menyadari itu semua merupakan keberhasilan produk ORDE BARU
yang masih memegang system Devide et Impera.

 

Be Positive Wherever your are …

 



 

my lovely
regards ,



Jimmy Okberto

^(J)^

 

Think Of God All The Time

The solution to all of your
problems is God. The source of all of your experiences is God.

 

Think of God all of the time.
See God in everything and everyone. Hear the Creator in every sound. Taste
God's bounty in all of your food and drink. Honor God in all of your
activities. Sense the Divine behind each thought. Smell God's intoxicating
aromas in all of Creation. Sing praises. Announce God's Grace with every word
you utter.

 

It is impossible to be outside
of God, or away from God.

All that's missing is your
consciousness of the Divine Presence.



 

-Original
Message-
From: Akhmad Bukhari Saleh 



Bagaimana pun rasanya tetap tidak perlu ada posting keagamaan
di milis ini.





Walau bagaimana pun baiknya isi testimoni keagamaan seseorang,
pada hakekatnya dia ber-testimoni untuk menjelaskan kenapa dia memilih agama A dan bukannya B atau C, sehingga tidak bisa dihindari pasti
membicarakan kekurangan agama B dan C. Ini yang memicu keributan kalau
di-posting-kan di milis non-agama (di mana keimanan para members sangat
beragam).





 





Saya juga pernah protes
tayangan di suatu TV tentang mualaf (orang yang baru pindah agama, masuk
Islam), karena tidak bisa dihindari selain memuji Islam lalu juga menilai
negatif agama asalnya. Tetapi masih untungnya, di TV tidak ada proses
dialog sehingga tidak akan berakhir ribut, sedangkan di milis ada, sehingga
ujung-ujungnya dialog itu menjadi ribut.





 





Hampir belum pernah
saya mengalami ada suatu posting bernuansa agama di milis yang non-agama,
yang tidak berakhir ribut.





Dan yang pasti milis kita
ini toh tidak akan berkurang nilainya, mutunya, jumlah posting-nya, pencapaian
misinya, dsb., kalau kita melarang posting semacam testimoni kiriman Jimmy ini.





 





Wasalam.





 





 







- Original
Message - 





From: Rinto
Jiang 





Subject: Re:
[budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im





 



Hm, saya harap untuk member2
semuanya yang menyimak diskusi ini supaya dapat ber-positive thinking atas
forward-an Pak Jimmy tentang kesaksian tersebut. Sebelumnya, waktu milis ini
baru didirikan, ada beberapa member yang mem-forward kesaksian2 serupa yang masih
ada hubungannya dengan kebudayaan dan tradisi Tionghoa, bukan untuk propaganda
atau provokasi, melainkan hanya untuk mencari tahu kebenaran yang objektif
tentang tradisi dan kebudayaan Tionghoa yang diterangkan secara sepihak dalam
kesaksian2 seperti itu. 

Generasi muda Tionghoa di Indonesia itu lain daripada orang Tionghoa di negara2
lainnya. Ada gap
pewarisan dan informasi tentang kebudayaan Tionghoa dari generasi yang lebih
tua ke generasi yang lebih muda menyebabkan banyak mis-informasi bahwa kebudayaan
Tionghoa itu identik dengan yang magis2, mistis2, roh2 jahat dan sebagainya
apalagi kalau sudah diterangkan oleh orang2 yang sebenarnya tidak mengerti
esensi dan makna dari tradisi dalam kebudayaan Tionghoa itu sendiri. Kebudayaan
Tionghoa itu bukan hanya melulu berkaitan dengan kelenteng, religius atau yang
kuno2 doang, melainkan luas sekali cakupannya.

Teman saya ada yang sangat alergi kepada gambar atau simbol naga karena
dianggap menakutkan, perwujudan ular, yang dianggap sebagai makhluk jahat di dalam
kebudayaan lain.

Mari, kita anggap Pak Jimmy juga mengirimkan posting ini atas dasar tersebut.

Rinto Jiang




 







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.










<>

[budaya_tionghua] Miao, Si, Ci (TOLONG BANTU TTG KELENTENG!!!!)

2005-05-19 Thread Rinto Jiang






Nandha menulis :

Saya mo tanya tentang beda kelenteng
dengan vihara itu apa?
Di kelenteng biasa untuk sembahyang orang beragama apa?


Rinto Jiang :

Sebelumnya masalah ini sepertinya sudah pernah dibahas di milis ini.
Namun belum saya ketemukan arsipnya. Saya coba untuk menerangkan dulu
dari segi sejarah.

Kelenteng dan vihara ada bedanya. Namun karena kebudayaan Tionghoa
termasuk satu kebudayaan yang sekular, maka terkadang ada sinkretisme
di kalangan bawah menjadikan aliran-aliran agama yang sesuai dengan
pandangan hidup rakyat dapat hidup secara bersamaan. Ini dinamakan
kepercayaan tradisional masyarakat Tionghoa, mengambil konsep ritual
Taoisme, filsafat kehidupan Konfusianisme dan konsep kehidupan setelah
mati dari Buddhisme.

Kelenteng dalam bahasa Mandarin disebut miao, dialek Hokkian disebut
bio. Bio ini sejarahnya sudah sangat lama, hampir sepanjang umur
kebudayaan Tionghoa itu sendiri yang 5000 tahun. Jauh sebelum Konfusius
lahir, kebudayaan Tionghoa sudah mengenal penghormatan kepada leluhur,
cuma sampai zamannya Dinasti Zhou, Konfusius menjadikannya sebagai satu
konsep dalam ajarannya.

Bio ini adalah pusat kehidupan religius di dalam kebudayaan Tionghoa,
lebih kurang sama dengan God Temple di Romawi dulu, bedanya cuma God
Temple tidak memuja leluhur, namun bio dikonsentrasikan untuk memuja
leluhur. Sebelum zaman Zhou, sewaktu Tiongkok belum dipersatukan, bio
ini dilambangkan sebagai pusat dari kota atau pemukiman bahkan negara
di mana bio tersebut berada. Bila bio ini dirusak, maka tamatlah negara
tersebut. Maka ada juga sebutan "du" untuk bio yang punya fungsi lain
sebagai perlambang ibukota negara.

Bio yang dipunyai penguasa (kaisar) namanya Tai Miao (thai bio).
Biasanya terdapat di dalam istana, juga untuk menghormati leluhur. Bio
juga adalah sebagai perlambang status sosial seseorang di zaman
feodalisme dulu seperti di zaman Zhou, ada istilah "Kaisar 7 bio,
Bangsawan 5 bio, Pejabat besar 3 bio, Pejabat kecil 1 bio, orang biasa
tidak punya".

Vihara dalam bahasa mandarin disebut si (dibaca se), atau si dalam
dialek Hokkian. Si ini sebenarnya baru berarti vihara sejak Dinasti
Han. Sebelumnya, si berarti rumah tempat tinggal pejabat. Adalah Kaisar
Han Ming-di memerintahkan untuk mengambil kitab suci Buddhis dari
Tianzhu (skrg India) dan menyimpannya di sebuah rumah pejabat di
Luoyang. Kemudian rumah tersebut dipugar dan diganti namanya menjadi
"Baima Si" atau "Vihara Kuda Putih". Ini vihara pertama di Tiongkok
pada tahun 75 M. Vihara tersebut menjadi pusat perkembangan agama
Buddhis di zaman Han dan mulailah penggunaan kata si sebagai vihara.

Namun si ini juga digunakan sebagai kata umum untuk tempat peribadatan
dan tidak terbatas pada vihara saja. Misalnya mesjid juga disebut
sebagai Qingzhen Si. Qingzhen adalah sebutan kuno bahasa mandarin untuk
agama Islam.

Munculnya Taoisme dan Buddhisme di Tiongkok pada zaman Han menyebabkan
mulai munculnya konsep  manusia dapat menjadi dewa-dewi di dalam
kepercayaan tradisional masyarakat Tionghoa. Leluhur yang mempunyai
jasa dan kontribusi yang sangat besar dapat naik statusnya menjadi
dewa-dewi dan bukan hanya leluhur semata. Dewa-dewi ini dapat dihormati
secara terbuka dan luas oleh semua orang tanpa terkecuali dan tidak
hanya terbatas kepada keturunan sang dewa-dewi. Ini menyebabkan
pergeseran peranan dan fungsi bio menjadi satu tempat peribadatan. 

Karena ini, muncul istilah ci (dialek Hokkian : su) yang lebih spesifik
hanya untuk bio yang menghormati leluhur yang lebih bersifat pribadi.
Zhonglie Ci misalnya, adalah tempat untuk menghormati para pahlawan
nasional yang berjasa pada negara lepas dari warna religius. Atau
Jiangxing Citang yang adalah tempat untuk menghormati leluhur marga
Jiang.

Jadi, jawaban atas pertanyaan Bung Nanda di atas, kelenteng untuk orang
beragama apa sebenarnya tidak tepat karena bio tidak dikhususkan untuk
orang beragama tertentu, namun diperuntukkan untuk orang2 yang ingin
menghormati itu leluhur dan dewa-dewi. Ada sinkretisme agama dan
kepercayaan di dalam bio. Kalau vihara dan daoguan adalah toko, maka
bio adalah sebuah supermarket yang menyediakan sarana untuk berbagai
fungsi.


Rinto Jiang




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.











Tidak perlu (Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im)

2005-05-19 Thread udayana_2000
Jadi, ada dua alternatif :
1. Posting seperti yg dikirim Sdr. Jimmy ini dilarang.
2. Posting sejenis diijinkan dengan 2 syarat juga :
   a. Penanggap tidak emosional. Kalau posting seperti ini   
ditanggapi dengan baik, saya merasa ada manfaatnya. Dari jawaban  
Sdr. perfect harmony saya mendapat informasi berharga.
b. Pengirim menjelaskan maksud  posting-nya supaya tidak menimbulkan 
salah pengertian. Mungkin benar pendapat rekan Rinto Jiang bahwa 
rekan Jimmy ini justru bermaksud bertanya (dalam arti positif) cuma 
caranya dengan mem-forward posting yang bernada negatif terhadap 
budaya/tradisi Tiong Hoa.Belum tentu dia sependapat dengan posting 
yang di-forward-nya.

OOT : Pak Akhmad, sebetulnya saya sedang mencari milis yang 
berhubungan dengan diskusi antar agama tapi yang tidak diwarnai 
kebencian dan caci maki. Boleh bertanya dan mempertanyakan 
(mempersoalkan) suatu issue tapi jangan ditanggapi secara over 
defensive. Di manakah saya dapat menemukannya ? thx

Salam 
Udayana




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bagaimana pun rasanya tetap tidak perlu ada posting keagamaan di 
milis ini.
> Walau bagaimana pun baiknya isi testimoni keagamaan seseorang, 
pada hakekatnya dia ber-testimoni untuk menjelaskan kenapa dia 
memilih agama A dan bukannya B atau C, sehingga tidak bisa dihindari 
pasti membicarakan kekurangan agama B dan C. Ini yang memicu 
keributan kalau di-posting-kan di milis non-agama (di mana keimanan 
para members sangat beragam).
> 
> Saya juga pernah protes tayangan di suatu TV tentang mualaf (orang 
yang baru pindah agama, masuk Islam), karena tidak bisa dihindari 
selain memuji Islam lalu juga menilai negatif agama asalnya. Tetapi 
masih untungnya, di TV tidak ada proses dialog sehingga tidak akan 
berakhir ribut, sedangkan di milis ada, sehingga ujung-ujungnya 
dialog itu menjadi ribut.
> 
> Hampir belum pernah saya mengalami ada suatu posting bernuansa 
agama di milis yang non-agama, yang tidak berakhir ribut.
> Dan yang pasti milis kita ini toh tidak akan berkurang nilainya, 
mutunya, jumlah posting-nya, pencapaian misinya, dsb., kalau kita 
melarang posting semacam testimoni kiriman Jimmy ini.
> 
> Wasalam.
> 
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: Rinto Jiang 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Friday, 20 May, 2005 10:25
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im
> 
> 
>   Hm, saya harap untuk member2 semuanya yang menyimak diskusi ini 
supaya dapat ber-positive thinking atas forward-an Pak Jimmy tentang 
kesaksian tersebut. Sebelumnya, waktu milis ini baru didirikan, ada 
beberapa member yang mem-forward kesaksian2 serupa yang masih ada ---
--






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Miao, Si, Ci (TOLONG BANTU TTG KELENTENG!!!!)

2005-05-19 Thread perfect_harmony2000
sdr.Rinto ,

sekedar tambahan , arti si adalah lapangan tempat menambat kuda.
Itu adalah arti awal si.



hormat saya ,



Xuan Tong
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> Nandha menulis :
> 
> Saya mo tanya tentang beda kelenteng dengan vihara itu apa?
> Di kelenteng biasa untuk sembahyang orang beragama apa?
> 
> 
> Rinto Jiang :
> 
> Sebelumnya masalah ini sepertinya sudah pernah dibahas di milis 
ini. 
> Namun belum saya ketemukan arsipnya. Saya coba untuk menerangkan 
dulu 
> dari segi sejarah.
> 
> Kelenteng dan vihara ada bedanya. Namun karena kebudayaan Tionghoa 
> termasuk satu kebudayaan yang sekular, maka terkadang ada 
sinkretisme di 
> kalangan bawah menjadikan aliran-aliran agama yang sesuai dengan 
> pandangan hidup rakyat dapat hidup secara bersamaan. Ini dinamakan 
> kepercayaan tradisional masyarakat Tionghoa, mengambil konsep 
ritual 
> Taoisme, filsafat kehidupan Konfusianisme dan konsep kehidupan 
setelah 
> mati dari Buddhisme.
> 
> Kelenteng dalam bahasa Mandarin disebut miao, dialek Hokkian 
disebut 
> bio. Bio ini sejarahnya sudah sangat lama, hampir sepanjang umur 
> kebudayaan Tionghoa itu sendiri yang 5000 tahun. Jauh sebelum 
Konfusius 
> lahir, kebudayaan Tionghoa sudah mengenal penghormatan kepada 
leluhur, 
> cuma sampai zamannya Dinasti Zhou, Konfusius menjadikannya sebagai 
satu 
> konsep dalam ajarannya.
> 
> Bio ini adalah pusat kehidupan religius di dalam kebudayaan 
Tionghoa, 
> lebih kurang sama dengan God Temple di Romawi dulu, bedanya cuma 
God 
> Temple tidak memuja leluhur, namun bio dikonsentrasikan untuk 
memuja 
> leluhur. Sebelum zaman Zhou, sewaktu Tiongkok belum dipersatukan, 
bio 
> ini dilambangkan sebagai pusat dari kota atau pemukiman bahkan 
negara di 
> mana bio tersebut berada. Bila bio ini dirusak, maka tamatlah 
negara 
> tersebut. Maka ada juga sebutan "du" untuk bio yang punya fungsi 
lain 
> sebagai perlambang ibukota negara.
> 
> Bio yang dipunyai penguasa (kaisar) namanya Tai Miao (thai bio). 
> Biasanya terdapat di dalam istana, juga untuk menghormati leluhur. 
Bio 
> juga adalah sebagai perlambang status sosial seseorang di zaman 
> feodalisme dulu seperti di zaman Zhou, ada istilah "Kaisar 7 bio, 
> Bangsawan 5 bio, Pejabat besar 3 bio, Pejabat kecil 1 bio, orang 
biasa 
> tidak punya".
> 
> Vihara dalam bahasa mandarin disebut si (dibaca se), atau si dalam 
> dialek Hokkian. Si ini sebenarnya baru berarti vihara sejak 
Dinasti Han. 
> Sebelumnya, si berarti rumah tempat tinggal pejabat. Adalah Kaisar 
Han 
> Ming-di memerintahkan untuk mengambil kitab suci Buddhis dari 
Tianzhu 
> (skrg India) dan menyimpannya di sebuah rumah pejabat di Luoyang. 
> Kemudian rumah tersebut dipugar dan diganti namanya menjadi "Baima 
Si" 
> atau "Vihara Kuda Putih". Ini vihara pertama di Tiongkok pada 
tahun 75 
> M. Vihara tersebut menjadi pusat perkembangan agama Buddhis di 
zaman Han 
> dan mulailah penggunaan kata si sebagai vihara.
> 
> Namun si ini juga digunakan sebagai kata umum untuk tempat 
peribadatan 
> dan tidak terbatas pada vihara saja. Misalnya mesjid juga disebut 
> sebagai Qingzhen Si. Qingzhen adalah sebutan kuno bahasa mandarin 
untuk 
> agama Islam.
> 
> Munculnya Taoisme dan Buddhisme di Tiongkok pada zaman Han 
menyebabkan 
> mulai munculnya konsep  manusia dapat menjadi dewa-dewi di dalam 
> kepercayaan tradisional masyarakat Tionghoa. Leluhur yang 
mempunyai jasa 
> dan kontribusi yang sangat besar dapat naik statusnya menjadi dewa-
dewi 
> dan bukan hanya leluhur semata. Dewa-dewi ini dapat dihormati 
secara 
> terbuka dan luas oleh semua orang tanpa terkecuali dan tidak hanya 
> terbatas kepada keturunan sang dewa-dewi. Ini menyebabkan 
pergeseran 
> peranan dan fungsi bio menjadi satu tempat peribadatan.
> 
> Karena ini, muncul istilah ci (dialek Hokkian : su) yang lebih 
spesifik 
> hanya untuk bio yang menghormati leluhur yang lebih bersifat 
pribadi. 
> Zhonglie Ci misalnya, adalah tempat untuk menghormati para 
pahlawan 
> nasional yang berjasa pada negara lepas dari warna religius. Atau 
> Jiangxing Citang yang adalah tempat untuk menghormati leluhur 
marga Jiang.
> 
> Jadi, jawaban atas pertanyaan Bung Nanda di atas, kelenteng untuk 
orang 
> beragama apa sebenarnya tidak tepat karena bio tidak dikhususkan 
untuk 
> orang beragama tertentu, namun diperuntukkan untuk orang2 yang 
ingin 
> menghormati itu leluhur dan dewa-dewi. Ada sinkretisme agama dan 
> kepercayaan di dalam bio. Kalau vihara dan daoguan adalah toko, 
maka bio 
> adalah sebuah supermarket yang menyediakan sarana untuk berbagai 
fungsi.
> 
> 
> Rinto Jiang




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua

Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im

2005-05-19 Thread Edy Wijaya
bener juga sih Pak Rinto.
mungkin dulu kecil sering diledek, atau gara-gara
pelajaran sekolah ttg animisme, dinamisme, etc.
sehingga membuat anak-anak Konghucu minder karena
orang tuanya pegang hio.

Di keluarga saya sendiri ada yang kristen dan Buddha
(official) tetapi kita lebih sering ke klenteng
sembahyang, sama seperti orang tua.

Ada beberapa teman saya agama Kristen P (Kristen K
tidak pernah memberikan kesaksian ttg Konghucu etc),
memberikan kesaksian di geocities.com , bahwa mereka
senang sekali bisa lepas dari agama Konghucu. Tetapi
cara mereka menceritakan sepertinya mereka itu hina
sekali karena orang tua mereka agamanya Konghucu.

Saya sering kalau ketemu orang persekutuan dari agama
Kristen P, mereka kalau kenalan pasti next questionnya
kamu agama apa? :-))
kalau saya disodori pertanyaan kaya gitu, saya
langsung buru-buru bilang, Konghucu itu sudah ada 500
sebelum masehi :-)

bodo deh mereka mau ngartiin gimana, hahaha.



--- Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hm, saya harap untuk member2 semuanya yang menyimak
> diskusi ini supaya 
> dapat ber-positive thinking atas forward-an Pak
> Jimmy tentang kesaksian 
> tersebut. Sebelumnya, waktu milis ini baru
> didirikan, ada beberapa 
> member yang mem-forward kesaksian2 serupa yang masih
> ada hubungannya 
> dengan kebudayaan dan tradisi Tionghoa, bukan untuk
> propaganda atau 
> provokasi, melainkan hanya untuk mencari tahu
> kebenaran yang objektif 
> tentang tradisi dan kebudayaan Tionghoa yang
> diterangkan secara sepihak 
> dalam kesaksian2 seperti itu.
> 
> Generasi muda Tionghoa di Indonesia itu lain
> daripada orang Tionghoa di 
> negara2 lainnya. Ada gap pewarisan dan informasi
> tentang kebudayaan 
> Tionghoa dari generasi yang lebih tua ke generasi
> yang lebih muda 
> menyebabkan banyak mis-informasi bahwa kebudayaan
> Tionghoa itu identik 
> dengan yang magis2, mistis2, roh2 jahat dan
> sebagainya apalagi kalau 
> sudah diterangkan oleh orang2 yang sebenarnya tidak
> mengerti esensi dan 
> makna dari tradisi dalam kebudayaan Tionghoa itu
> sendiri. Kebudayaan 
> Tionghoa itu bukan hanya melulu berkaitan dengan
> kelenteng, religius 
> atau yang kuno2 doang, melainkan luas sekali
> cakupannya.
> 
> Teman saya ada yang sangat alergi kepada gambar atau
> simbol naga karena 
> dianggap menakutkan, perwujudan ular, yang dianggap
> sebagai makhluk 
> jahat di dalam kebudayaan lain.
> 
> Mari, kita anggap Pak Jimmy juga mengirimkan posting
> ini atas dasar 
> tersebut.
> 
> 
> Rinto Jiang
> 
> 
> 
> Herjandi Wijaya wrote:
> 
> > Pak Jimmymaksud dari message ini apa pak???
> saya
> > ngak ngerti nich??? jelasin donk   :)
> > thanks yach...
> >
> 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Tidak perlu (Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im)

2005-05-19 Thread Benny M. Soegiharto



Sekedar saran,
 
saya sih enjoy aja bacanya. Malah saya kurang setuju ada "larang-melarang". Sebenarnya milis menurut saya merupakan ajang pembelajaran juga utk berdemokrasi.dan demokrasi itu ya menghargai perbedaan. Dan bagaimana menghargai perbedaan kalo kita tidak mengerti pandangan pihak lain ? Justru dgn banyak mendengar, kita bisa latihan utk "agree in disagreement".
Misalkah...saya sendiri Katolik...lantas ada yg mengatakan bla..blamengatakan kekurangannya. Saya sih santai saja. Buat apa jadi ribut. Kalau sampai ribut ya yg terpancing emosinya itu yang tidak "matang".  Orang beragama itu kan masalah "iman"...dan harusnya ya tidak terguncang oleh karena ada orang tidak setuju. Jadi biarkan sajalah Bang ABS.
 
Kalau mengenai siaran TV mengenai muallaf.ah ini mah saya sampai sudah pada tingkat "mafhum" sajalah. Bagian dari strategi media lah. Banyak lho keanehan serupa. Misal orang jadi muallaf diwawancara. Nah kenapa misalnya kalo sebaliknya ndak diwawancara sekalian ? Hayoo ? Nah juga kadang misalnya, ada koruptor atau tersangka koruptor.pas kebetulan etnis Tionghoa...lantas ditulis...misalnya...namanya X alias A B C (nama tionghoanya). Tp kalau misalnya Susi Susanti memenangkan olimpiade..yg ditulis putra putri Indonesiatp nama Tionghoanya ngga diikutsertakan. 
Ironi bukan ? Atau bagian dari black propaganda ?
Hal demikian mau diapain lagi ? Dilarang juga ngga bisa...walau sebenarnya ngga fair thoh ?
Akhirnya ya kembali pada kematangan audience yg harus bisa memilah. Yg namanya media ya begitu.
 
Jd kalau larang-melarang itu kok kayanya esensinya terlalu "otoriter" ya.mungkin kita perlu buat suatu "batas toleransi"...sampai sebatas mana masihbisa ditolerir. Mungkin kalau orang merasa ngga cocok agama tertentu.saya kira whynot...boleh saja orang meng ekspresikan pandangannya. Hanya saja tentunya tidak mengeluarkan kata2 caci maki, serapah, dll. Nah ini baru dilarang.
 
Dan againdemocracy is how we can agree in disagreement !!! Kalau balik larang2an lagi...ya contohnya adalah BUDAYA TIONGHOA DILARANG.aneh kan...padahal argumentasi nggajelas bener.
jadi mari kita jangan lah mengulangi kesalahan2 yg sudah  terjadi di masa lampau.
Ingat, kekerasan tidak boleh dibalas dgn kekerasan, ke-kopig-an tidak boleh dibalas dgn hal yg sama..
 
MERDEKA !!!
 
P.S. Bung ABSjust for the sake of curiosity.memang apa salahnya sih membicarakan kekurangan agama ? Saya personally sih malah mau tau pandangan orangdan it doesn't necessarily has to affect me. 
 
 
Cheers
 
Akhmad Bukhari Saleh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:




Bagaimana pun rasanya tetap tidak perlu ada posting keagamaan di milis ini.
Walau bagaimana pun baiknya isi testimoni keagamaan seseorang, pada hakekatnya dia ber-testimoni untuk menjelaskan kenapa dia memilih agama A dan bukannya B atau C, sehingga tidak bisa dihindari pasti membicarakan kekurangan agama B dan C. Ini yang memicu keributan kalau di-posting-kan di milis non-agama (di mana keimanan para members sangat beragam).
 
Saya juga pernah protes tayangan di suatu TV tentang mualaf (orang yang baru pindah agama, masuk Islam), karena tidak bisa dihindari selain memuji Islam lalu juga menilai negatif agama asalnya. Tetapi masih untungnya, di TV tidak ada proses dialog sehingga tidak akan berakhir ribut, sedangkan di milis ada, sehingga ujung-ujungnya dialog itu menjadi ribut.
 
Hampir belum pernah saya mengalami ada suatu posting bernuansa agama di milis yang non-agama, yang tidak berakhir ribut.
Dan yang pasti milis kita ini toh tidak akan berkurang nilainya, mutunya, jumlah posting-nya, pencapaian misinya, dsb., kalau kita melarang posting semacam testimoni kiriman Jimmy ini.
 
Wasalam.
 

 

- Original Message - 
From: Rinto Jiang 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Friday, 20 May, 2005 10:25
Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im
Hm, saya harap untuk member2 semuanya yang menyimak diskusi ini supaya dapat ber-positive thinking atas forward-an Pak Jimmy tentang kesaksian tersebut. Sebelumnya, waktu milis ini baru didirikan, ada beberapa member yang mem-forward kesaksian2 serupa yang masih ada hubungannya dengan kebudayaan dan tradisi Tionghoa, bukan untuk propaganda atau provokasi, melainkan hanya untuk mencari tahu kebenaran yang objektif tentang tradisi dan kebudayaan Tionghoa yang diterangkan secara sepihak dalam kesaksian2 seperti itu. Generasi muda Tionghoa di Indonesia itu lain daripada orang Tionghoa di negara2 lainnya. Ada gap pewarisan dan informasi tentang kebudayaan Tionghoa dari generasi yang lebih tua ke generasi yang lebih muda menyebabkan banyak mis-informasi bahwa
 kebudayaan Tionghoa itu identik dengan yang magis2, mistis2, roh2 jahat dan sebagainya apalagi kalau sudah diterangkan oleh orang2 yang sebenarnya tidak mengerti esensi dan makna dari tradisi dalam kebudayaan Tionghoa itu sendiri. Kebudayaan Tionghoa itu bukan hanya melulu berkaitan dengan kelent

[budaya_tionghua] Re: TOLONG BANTU TTG KELENTENG!!!!

2005-05-19 Thread david_kwa2003
Xuan Tong Xiong,

Xiaodi tambahkan sedikit yah:

XT:
> kelenteng adalah sebutan umum bagi tempat ibadat orang tionghoa.

DK:
Kelenteng adalah istilah generik dalam bahasa Melayu (Tionghoa) bagi 
apa yang dalam bahasa Inggris disebut Chinese Temple.

> Secara umum , kelenteng dibagi menjadi 4 macam yang mewakili 4 
macam 
> agama.
> Adapun 4 macam agama adalah sebagai berikut :
> 1.Taoism
> 2.Khong Hucu
> 3.Buddhism
> 4.rakyat atau Sam Kaw 
> 
> Masing-masing memiliki sebutan tempat ibadat yang berbeda-beda.
> Tempat ibadat Taoism disebut Gong (kiong), Dao Goan ( tokwan), An 
> (am).
> Misalnya Tek Hai Kiong ( Ci Hai Gong ) di Tegal.

DK:
 Tek Hai Kiong = Ze Hai Gong di Tegal. Tek Hai Cin-jin = Ze Hai 
Zhenren.

XT: 
Tempat ibadat Khong Hucu disebut Li Tang (pada masa sekarang ini) 
dan Miao (bio). Misalnya Bun Tek Bio ( Wen De Miao ) di Surabaya.

DK:
Yang di Surabaya adalah Bun Bio = Wen Miao, sedangkan Boen Tek Bio 
(Wende Miao) adanya di Pasar Lama, Tangerang.

XT:
Tempat ibadat Buddhism disebut Si (sie), Tang , An (am). Misalnya 
Shaolin Si (Siao Lim Sie).

DK:
Si (Si), Tang (Tong), misalnya Koan Im Tong (Guan Yin Tang) di Mangga 
Besar 58 (sekarang diganti nama menjadi Koan Im Sie) dan Mangga Besar 
95, Jakarta. Tong (Hall) sering juga dipakai sebagai nama kelenteng 
yang dihuni para cai-ci (zhaijie), yakni yang disebut cai-am 
(zhai'an). Misalnya, Qingfu Tang (Tjhin Foek Thong), Tongshan Tang 
(Thoeng San Thong), Wanfu Tang (Wan Foek Thong) dll.

Vihara (baca: wihara) adalah rumah ibadah khusus agama Buddha. Sejak 
rezim Orde Babe mulai berkuasa, karena selain agama Buddha, agama 
Tionghoa lainnya tidak diakui pemerintah (memangnya apa pula hak 
negara untuk mengakui atau tidak mengakui gama yang dianut setiap 
warga?), maka banyak kelenteng, utamanya di Jakarta dan Jawa Barat, 
dipaksa (ditakut-takuti!) untuk memakai nama "vihara" di depan 
namanya yang harus dipilih yang "berbau" Sanskerta serta---bagi 
kelentyeng non-Buddhis---menempatkan sebuah Buddharupang (arca 
Buddha) di meja sembahyang depan/ruang utama. Maka jadilah Kim Tek Ie 
menjadi Wihara Dharma Bhakti, Hong San Bio (Toa Sai Bio) menjadi 
Dharma Jaya, Lam Tjeng Bio menjadi Ariya Marga, Boen Tek Bio 
Tangerang menjadi Padumuttara, Boen San Bio Tangerang menjadi 
Nimmala, Boen Hai Bio Serpong menjadi Karunayala (?), Hok Tek Bio 
Bogor menjadi Dhanagun, Hiap Thian Kiong Bandung menjadi Satya 
Dharma. Kenyataan ini mengindikasikan tekanan terhadap kelenteng yang 
sangat kuat di Jakarta dan Jawa Barat.

Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, para pengurus kelenteng secara kompak 
menolak dipaksa dijadikan vihara. Mereka memilih memakai nama Tempat 
Ibadah Tri Dharma, disingkat TITD. Maka di sana sangat sedikit 
Vihara, yang banyak adalah TITD: TITD Tek Hai Kiong Tegal, Tjoe Hwie 
Kiong Rembang, Tjoe An Kiong Lasem, dsb.

Setelah Reformasi, di Jakarta dan Jawa Barat ada sebagian Kelenteng 
yang "kembali ke jalan yang benar" ke nama semula. Misalnya, Boen Tek 
Bio. Namun, sebagian besar kelenteng acuh tak acuh dan tetap memakai 
nama paksaan rezim "Orde Babe" tersebut.

Hal ini tentu membingungkan generasi muda. Banyak di antara mereka 
yang tidak bisa membedakan kelenteng dan vihara, sehingga timbul 
pertanyaan Nandha Xiong di bawah ini.

Kiongchiu/Gongshou,
DK


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "nandha8285" 
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Saya mo tanya tentang beda kelenteng dengan vihara itu apa?
> > Di kelenteng biasa untuk sembahyang orang beragama apa?
> > Altar2 di kelenteng apa aja?
> > Cara sembahyang di kelenteng bagaimana?
> > Alat2 untuk sembahyang di kelenteng apa aja?
> > Di kelenteng biasanya untuk menyembah dewa/dewi apa aja?
> > Mohon dibantu ya!!!
> > Thanks.




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Isi dan Pernak-pernik Kelenteng (TOLONG BANTU TTG KELENTENG!!!!)

2005-05-19 Thread Rinto Jiang






Nandha menulis :

Altar2 di kelenteng apa aja?
Cara sembahyang di kelenteng bagaimana?
Alat2 untuk sembahyang di kelenteng apa aja?


Rinto Jiang :

Altar di kelenteng tergantung daripada dewa-dewi dan leluhur yang ada
di dalamnya. Ada bio yang mengkhususkan diri mengutamakan penghormatan
kepada dewa-dewi tertentu, misalnya Mazhu Miao (Maco Bio). Mazhu ini
adalah tokoh sejarah yang hidup di zaman Song, namanya Lin Mo-niang,
jadi juga leluhurnya marga Lin, ia juga masih leluhur orang Putian,
Fujian. Didewikan karena sifatnya yang sangat berbakti pada orang tua.
Dipercaya sebagai pelindung para nelayan yang menggantungkan hidup
mereka pada laut.

Ada juga bio yang mengkhususkan diri kepada penghormatan Kwan Kong
(Guan Yu). Kwan Kong ini hidup di zaman Samkok, namanya Kuan Yun-chang,
jadi masih leluhurnya orang marga Kuan terlepas dari unsur religiusnya.
Ia satu2nya leluhur yang didewakan di 3 agama, Buddhisme Mahayana,
Konfusianisme dan Taoisme dengan gelar berbeda2. Namun lepas dari itu,
ia juga masih adalah leluhur di tempat penghormatan leluhur marga Kuan.

Selain dewa-dewi utama di altar utama, biasanya ada dewa-dewi lain juga
terdapat di dalam sebuah bio. Yang umum ada adalah Fude Zhengshen
(biasa dikenal sebagai thotekong, dewa tanah) dan Yuhuang Dadi (biasa
dikenal sebagai kaisar langit). Kedua dewa ini pernah saya jelaskan
asal usulnya, adalah sebagai bentuk simbolisasi dan penghormatan
terhadap langit dan bumi sejalan dengan filsafat orang Tionghoa yang
selalu ingin selaras dengan alam.

Di Yunnan, ada beberapa pemukiman orang Mongol yang memuja dan
menghormati Jenghiz Khan. Malah ada beberapa desa di Hunan yang punya
bio yang memuja Ketua Mao. Yah, itu lumrah saja, wong mereka itu
leluhur berjasa. Satu lagi, mungkin muncul pertanyaan koq Cheng Ho
tidak dimasukkan dalam bio. Cheng Ho tidak dimasukkan ke dalam bio
karena Cheng Ho beragama Islam dan agama Islam tidak mengenal pemujaan
leluhur. Atas dasar toleransi inilah kemudian ada beberapa bio di
Malaysia dan Tiongkok yang menggantikan Cheng Ho dengan Kwan Kong atau
Kwan Im, bukan karena Cheng Ho beragama lain. Ini mohon dicamkan.

Cara sembahyang di kelenteng untuk orang awam pada umumnya yah
menggunakan hio. Hio itu sebuah tradisi sebagaimana bunga di barat
sana. Hio digunakan karena simbolisasi juga, karena asapnya membumbung
ke atas dan disimbolkan sebagai satu macam pendekatan dengan dewa-dewi
di atas sana. Lalu beberapa macam hio juga wangi dan dapat bermakna
sebagai penyucian batin dan lingkungan. Ada banyak orang yang
bertanya2, kalau pindah agama boleh gak pegang hio yah? Yah, gak
masalahlah, wong hio itu gak ada kaitannya dengan agama apapun. Itu
hanya tradisi tok. Bandingkan tradisi menghormati dengan bunga di barat
dengan tradisi menghormati pakai hio di Tiongkok? Jangan berpikiran
sempit. Saya masih sering bingung kalau masih banyak yang merasa sebuah
tradisi diadopsi oleh sebuah agama, lalu jadilah tradisi itu haram
untuk agama lain. Tradisi itu lebih dekat ke kebudayaan dan bukan
agama. Pemerintah California itu juga merayakan hari lahir Konfusius
tanggal 28 September setiap tahunnya mungkin dapat membuka mata kita
dari kesempitan pandangan ini.

Selain hio, banyak juga kita lihat ada acara bakar2an. Ini juga
tradisi. Munculnya sejak zaman Dinasti Tang. Ada banyak mitos dan
legenda mulai adanya pembakaran ini, namun itu saya kesampingkan karena
tidak ilmiah. Pembakaran ini muncul sejak zaman dulu, cuma dulu tidak
memakai kertas karena kertas baru ditemukan sejak zaman Han. Ide
pembakaran ini ada di beberapa kebudayaan di dunia, misalnya ada
pandangan bahwa api merupakan suatu yang melambangkan kekuatan
supranatural. Lalu muncul pengaruh kepercayaan bahwa dewa api dapat
menyampaikan persembahan ke alam yang lain (baca konsep tiga alam di
tulisan saya sebelumnya tentang kepercayaan tradisional masyarakat
Tionghoa). Sekarang, tradisi ini sudah diatur dengan ketat di Hongkong,
Taiwan dan Tiongkok sendiri karena pengaruhnya terhadap lingkungan.
Bagi bakar2an, dibatasi jumlah kertasnya. Ada pula bio yang tidak
membakar lagi, namun kertas2nya dikumpulkan untuk kemudian dibakar
bersama di tempat pembakaran di luar kota. Yang percaya biarkan
percaya, yang tidak percaya jangan melecehkan yang percaya, namun bila
dipandang dari sudut lingkungan, menurut saya tidak perlu lagi ada
tradisi bakar-bakaran ini.


Rinto Jiang




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.











[budaya_tionghua] Re: OOT : Pembelot Dewi Kwan Im

2005-05-19 Thread Benny M. Soegiharto
Good response Pak Rinto !!!

Saya jadi teringat Gus Dur..beliau bilang demikian...kalau orang 
itu makin sholeh...makin mendekati ajaran agamanya (entah apapun 
agamanya itu).maka harusnya dia itu makin toleran, makin 
merunduk.

Hal kedua, pandangan fanatik merupakan suatu respon alami dari 
sebuah ketakutan karena ketidaktahuan. 


Jadi mari kita lihat posting Pak Jimmy tsb dari kacamata tsb saja. 
Di-amini saja. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> Hm, saya harap untuk member2 semuanya yang menyimak diskusi ini 
supaya 
> dapat ber-positive thinking atas forward-an Pak Jimmy tentang 
kesaksian 
> tersebut. Sebelumnya, waktu milis ini baru didirikan, ada beberapa 
> member yang mem-forward kesaksian2 serupa yang masih ada 
hubungannya 
> dengan kebudayaan dan tradisi Tionghoa, bukan untuk propaganda 
atau 
> provokasi, melainkan hanya untuk mencari tahu kebenaran yang 
objektif 
> tentang tradisi dan kebudayaan Tionghoa yang diterangkan secara 
sepihak 
> dalam kesaksian2 seperti itu.
> 
> Generasi muda Tionghoa di Indonesia itu lain daripada orang 
Tionghoa di 
> negara2 lainnya. Ada gap pewarisan dan informasi tentang 
kebudayaan 
> Tionghoa dari generasi yang lebih tua ke generasi yang lebih muda 
> menyebabkan banyak mis-informasi bahwa kebudayaan Tionghoa itu 
identik 
> dengan yang magis2, mistis2, roh2 jahat dan sebagainya apalagi 
kalau 
> sudah diterangkan oleh orang2 yang sebenarnya tidak mengerti 
esensi dan 
> makna dari tradisi dalam kebudayaan Tionghoa itu sendiri. 
Kebudayaan 
> Tionghoa itu bukan hanya melulu berkaitan dengan kelenteng, 
religius 
> atau yang kuno2 doang, melainkan luas sekali cakupannya.
> 
> Teman saya ada yang sangat alergi kepada gambar atau simbol naga 
karena 
> dianggap menakutkan, perwujudan ular, yang dianggap sebagai 
makhluk 
> jahat di dalam kebudayaan lain.
> 
> Mari, kita anggap Pak Jimmy juga mengirimkan posting ini atas 
dasar 
> tersebut.
> 
> 
> Rinto Jiang
> 
> 
> 
> Herjandi Wijaya wrote:
> 
> > Pak Jimmymaksud dari message ini apa pak??? saya
> > ngak ngerti nich??? jelasin donk   :)
> > thanks yach...
> >






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/