[budaya_tionghua] PERINGATAN : jojoe252...@yahoo.com

2009-01-21 Thread zhonghua_wenhua
Sdr.Joejoe,


harap perhatikan, mungkin anda terserang virus sehingga mengirimkan 
ratusan e-mail yang isinya adalah link website porno.

Tolong anda secepatnya memperbaikinya atau jika tidak, akan kami ban 
secara permanen.

Terimakasih atas perhatian anda.




Moderator



[budaya_tionghua] Re: renungan Engkong Ucup

2009-01-21 Thread Teddy

Menyelami bari narik nafas panjang pisan dan dihembuskan pelan pelan
nih Mang.. 
Saya pikir makna makna yg dalam tidak cukup dengan hanya menulis sana
sini di berbagai media. Terasa hampa kosong bila tidak disertai dengan
tindakan riel dalam hidup yang hanya sebentar ini.

Hidup sepenuhnya sering kali kita khianati karena perilaku buruk kita
sendiri. 
Ada yg suka marah marah krn korupsi baca di koran tapi di jalan
ketangkep polisi berusaha nyogok juga. 
Atau ada yg naik darah, macet krn angkot dan lalin ga disiplin, tapi
sendiri kalu di tol main ngebut di bahu jalan. Sering kita tidak
seiring dng apa yg kita tampilkan dimuka khalayak baik di dunia maya
maupun di dunia nyat.
Kesel krn banjir akibat sampah dibuang sembarangan, tp abis bayar tol
cul..itu bukti bayar tol dilempar dng enteng keluar jendela.

Contoh contoh lainnya tentu Mang Ucup jauh lebih pengalaman dari saya
yg lebih muda ini. 
Sayangnya sering kali yang lebih pengalaman ini juga tidak luput dari
kekhilapan masa lalunya. Sifat sifat baik terpuji dari budaya Tionghoa
sudah jauh luntur bahkan dikalangan keturunan Zhongguoren.

Cita cita mau hidup madani (civilised) sering kali cuman baru sekedar
retorika kosong bak pepes oncom yg ga ada isinya selain kanji. Atau
orang lain harus madani, saya mah kaga usah (alias: lu jangan buang
sampah, gw boleh ibaratnya).

Semoga Mang Ucup sehat sehat sehingga bisa mengisi terus kehidupannya
dng baik, dan menjalankan apa apa yg menjadi kewajibannya agar hidup
dng lebih sempurna bersama keluarga.

Kapan ke Jakarta lagi Mang? Pemilu udah mulai rame nih kampanyenya
kali kali Mang bisa bantuin biar tambah seru.

Salam dan doa saya dan kawan kawan di Jakarta utk Anda, bu Wied, dan
ipar Mang Ucup, bung Robertus Agus Waskito di Ungaran.

th
cc: TR, DA, RG

ps: banyak nyamuk Mang di Jakarta yg mengganggu dan perlu dibunuhin.
Maklum musim ujan meureunan.. banyak yg buang sampah sembarangan



[budaya_tionghua] Anak Bibir Sumbing Ada Disekitar Kita

2009-01-21 Thread suharti mulyono
Hai, Semua..
Numpang lewat ya..ni aku ada informasi yang mungkin bisa disebarkan ke
semua orang. Aku beberapa waktu yang lalu berkunjung ke sebuah panti di
pinggiran Jakarta. Disana aku bertemu dengan seorang anak kecil yang lucu.
Dia ternyata dulu menderita bibir sumbing. Sekilas dia memang tidak nampak
kalau pernah menderita bibir sumbing. Soalnya dia ganteng banget loh !
Anak-anak bibir sumbing kan banyak disekitar kita. Mereka dari keluarga
tidak mampu 


[budaya_tionghua] Pameran foto2 OTH dan ceramah pembuatan Silsilah.

2009-01-21 Thread peter winoto
TTM yang baik,

Dalam rangka menyambut  tahun baru Imlek, panitia dari pasar Semawis- Semarang 
mengadakan...

Nama Acara  : pameran foto2 Oei Tiong Ham dan Ceramah Pembuatan Silsilah
Tempat : Gedung Rasa Dharma. Jl. Gang Pinggir ( depan TK Sinar 
Matahari ) -  Semarang
Hari/Tgl.   : Jumat, 23 Januari 2009
Waktu  : pameran Foto ( jam 10.00 - 21.00 WIB )
ceramah silsilah ( jam 18.00 - 21.00 WIB )
Kontribusi     : gratis
 
Pembicara    : Bp.Johan Gondokusumo ( Gan Clan Indonesia ) didampingi 
Peter  Tjan ( Koordinator Paguyuban Keturunan Gan Peng-Jawa Tengah ), Ibu 
Nathalie ( mantan wartawan ),  Bp.Sumur ( sekjen lembaga sejarah arsitektur 
Indonesia )
Moderator      : Prof. Budi ( Unika Semarang )
 
demikian info yang saya dapat.
 
salam hangat, 
 
peter



  

[budaya_tionghua] Tanya Sembayang Leluhur menjelang Imlek

2009-01-21 Thread ulysee_me2

Haiyaaa, gue abis debat seru sama sepupu gue, pasalnya kita punya 
beda pendapat soal sembayangan di malam sebelum Imlek. 

Kalau dulu masih ada Amah, khan diaturin semuanya, mulai dari set 
meja sembayang sampe ke apa aja yang mau di bakar kemudian. Biasanya 
sih uang-uangan beberapa karung. Aturannya tiap tahun uang uangannya 
kudu nambah. enggak tahu kenape, dan kita cucu cucu jaman masih 
ingusan, mana mau tahu urusan, juga nggak pernah bertanya.  

Sekarang cucu cucu ceritanya mau mempertahankan  tradisi, tapi binun 
sebab nggak ada yang aturin lagi, jadinya suka bikin bikin aturan 
sendiri. Nah yang gue debat seru sama sepupu mah soal ini, seinget 
gue, kalau sembayang malam sebelum imlek, itu Amah cuman bakar uang 
uangan berkarung karung doank, sementara sepupu gue ngotot, enggak 
ah, ada baju bajuan, koper koperan de el el. 

"Khan disana juga butuh baju baru kalau mau taon baru, kapan kita 
kirimnya kalau bukan semalam sebelum ce it?" gitu kata sepupu gue. 

"Lha khan kita kirimin duit berkarung karung, ya di sana belanja 
sendiri kali." gitu gue bilang. 

"Besoknya khan udah sincia, mana sempet belanja," sepupu gue 
ngotot, "jadi kita yang wajib kirimin baju baru, sepatu baru, de el 
el" 

Gue jadi mikir, iye juga ye. Sementara sepupu gue yang lain cuman 
ngakak ngakak aja, "lu orang udah pada edan, ributin belanja di 
akhirat, bakar-bakaran nggak keruan, buang-buang duit aja." 

Gue ama sepupu gue yang lagi debat langsung bilang "Ah, Shut up lu, 
Kirno!" tentunya dengan keakraban kita, sering tuding tudingan kirno 
dan likno sudah biasa, no hard feeling. 

Tyus gue janjikan, ya udah nanti gue tanya sepuh-sepuh budayawan deh, 
sebetulnya kalau sembayang malam sebelum sincia itu duit-duitan 
doank, atau juga bakar koper koperan, baju bajuan, sekarang malah ada 
handphone de el el enggak sih? sebab seinget gue mah bakar begituan 
tuh kalau mau ceng beng doank, sekali setahun, sementara sepupu gue 
kirim kiriman dunia akherat tuh tiga kali setahun: mau imlek, ceng 
beng, dan bulan tujuh. 

Jadi mana yang bener nih,kirim kirim koper ke akherat sekali setahun 
atau tiga kali setahun? 







[budaya_tionghua] Saksikan: Potehi Hadir di Taman Anggrek 24-25 Jan!!

2009-01-21 Thread Alfonso
Sudah keluar jadwal di Taman Anggrek, show Potehi 24 Jan jam 16:00-
17:00 dan 25 Jan jam 15:30-16:30.

Nanti ketemu saya di panggung TA antara jam di atas.:p

Alfonso


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Alfonso"  
wrote:
>
> Alfonso: Lewat milis budaya Tionghua ini, saya ingin mengajak 
> Saudara/i untuk menyaksikan Potehi Show.
> 
> Dalam rangka Imlek, kami telah mengundang shifu/dagelan wayang 
Potehi 
> terkenal di Indonesia untuk pentas pada:
> 
> Tanggal: 24 & 25 Januari 2009
> Lokasi: Mall Taman Anggrek (exhibition floor/lobby utama)
> Jam: Akan ditentukan lagi pastinya (tentative antara 15:00-16:00)
> 
> Karena TA hanya menyediakan waktu sekitar 20-30 menit sekali 
pentas 
> Potehi per hari, maka kami tidak menggunakan panggung Potehi 
seperti 
> biasa. Yang penting shifu, boneka, dan jalan ceritanya.
> 
> Jangan lewatkan show langka ini! Ajak semua teman dan saudara 
Anda -
> mumpung gratis dari TA.:)
> 
> Saya juga sedang melobi TA untuk adakan kuis dan bagi angpao 
sebelum 
> acara Potehi dimulai. Tapi, kemarin salah satu managernya kuatir 
> terjadi chaos. Kita lihat saja nanti.
> 
> Alfonso
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "christinasaputra" 
>  wrote:
> >
> > Ini telepon pemain wayang Potehi di Jawa Timur: 085 888 26 5000. 
> > Saya baca di koran... Mereka sudah sering dipesan di Jakarta, 
> > Surabaya, bahkan sampai masuk Medan yang menjadi sarang budaya 
China 
> > di Indo. Dikatakan sudah masuk liputan koran Kompas dan Jawa 
Pos...
> > 
> > Ch-S
>




Re: [budaya_tionghua] Prangko Shio; TAHUN SAPI API

2009-01-21 Thread lim kwet hian
OOT, ini adalah daftar web bagi yg punya hobby prangko/filateli :

+--- - - - - - --+

| Catatlah URL-URL berikut sebagai referensi anda. |

|  |

| Informasi Filatelis   http://filatelis. com/  |

| Contoh Bahan Pameran Filateli http://panfila. net |

| Daftar Pedagang Prangko Baik  http://stampscollec tor.com/|

| Beli buku filatelihttp://philabook. com/  |

| Ikut milis Prangkohttp://newsindo. com/stamptrade/|

| Baca artikel filateli http://berifil. com/|

| Keluhan Filatelis http://hipfil. net/ |

| Prangko/filatelis Jepang   http://stampsjapan. com/   |

| Kamus Filateli http://www.filateli .net   |

| Studi Kasus Filateli  http://stampindones ia.com/ |

| Perkumpulan Filatelis http://filatelis. com/  |

| Penulis Filateli Indonesiahttp://hipfil. com/ |

| Kodepos Indonesia http://kodepos. com/   |

| Berita Ekonomi Jepang http://jief. biz/   |   

| Sekolah Jepang Terbaikhttp://sekolah. biz/|

| Timbangan Pos  http://www.scale. name/|

| Tarip EMS Indonesiahttp://newsindo. com/ems/  
 |

| Philatelic Guest Book http://www.prangko. or.id/cgi- bin/gbook. cgi |

| Worldwide URL http://stamps- link/

| East Timor Stamps http://www.newsindo .com/siar/|

| Semoga bermanfaat dan selamat berfilateli !  |

|  |

| Richard Susilo   |

| Tokyo|

--- On Wed, 1/21/09, Agus  wrote:
From: Agus 
Subject: [budaya_tionghua] Prangko Shio; TAHUN SAPI API
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, January 21, 2009, 8:15 AM











Saudara2



Ada info menarik, semoga bermanfaat.



salam budaya,

AW

===

Penerbitan Prangko Istimewa Seri "SHIO KERBAU"

10 Januari 2009



Sejak Tahun 2007  Pemerintah cq Direktur Jendral Pos dan 

Telekomunikasi telah menerbitkan prangko dengan tema Zodiak China. 

Hal ini dilakukan untuk mengangkat nilai budaya serta merekam 

kekayaan dan keragaman budaya di tanah air sebagai salah satu sarana 

persahabatan yang universal untuk menghormati masyarakat etnis Tionghoa.



Penerbitan pertama pada tahun 2007 yaitu seri 12 lambang Shio 

menampilkan seluruh zodiac dengan dilambangkan oleh binatang mulai 

dari Tikus, Kerbau, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, 

Kera, Ayam, Anjing dan Babi. Sedangkan mulai tahun 2008 secara 

berurutan dimulai Zodiak berlambang binatang Tikus hingga 11 tahun 

berikutnya akan ditampilkan seri zodiac secara tunggal.



Tahun ini memasuki tahun kedua dalam urutan siklus 12 tahunan dalam 

kalender China, yang akan dimulai pada tanggal 26 Januari 2009 dengan 

shio Kerbau. Untuk memperingati peristiwa ini pada tanggal 10 Januari 

2009 akan diluncurkan Prangko seri Shio Kerbau.



Dengan adanya penerbitan seri Zodiak ini diharapkan akan memberikan 

nuansa baru serta keunikan bagi para komunitas filatelis, kolektor 

Prangko. Selain itu diharapkan dengan adanya penerbitan prangko ini 

bisa menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menggemari lagi hobi 

mengumpulkan prangko.



http://www.posindon esia.co.id/ headline_ detail.php




  




 

















  

[budaya_tionghua] Tanya Sembayang Leluhur menjelang Imlek

2009-01-21 Thread ulysee_me2

Haiyaaa, gue abis debat seru sama sepupu gue, pasalnya kita punya 
beda pendapat soal sembayangan di malam sebelum Imlek. 

Kalau dulu masih ada Amah, khan diaturin semuanya, mulai dari set 
meja sembayang sampe ke apa aja yang mau di bakar kemudian. Biasanya 
sih uang-uangan beberapa karung. Aturannya tiap tahun uang uangannya 
kudu nambah. enggak tahu kenape, dan kita cucu cucu jaman masih 
ingusan, mana mau tahu urusan, juga nggak pernah bertanya.  

Sekarang cucu cucu ceritanya mau mempertahankan  tradisi, tapi binun 
sebab nggak ada yang aturin lagi, jadinya suka bikin bikin aturan 
sendiri. Nah yang gue debat seru sama sepupu mah soal ini, seinget 
gue, kalau sembayang malam sebelum imlek, itu Amah cuman bakar uang 
uangan berkarung karung doank, sementara sepupu gue ngotot, enggak 
ah, ada baju bajuan, koper koperan de el el. 

"Khan disana juga butuh baju baru kalau mau taon baru, kapan kita 
kirimnya kalau bukan semalam sebelum ce it?" gitu kata sepupu gue. 

"Lha khan kita kirimin duit berkarung karung, ya di sana belanja 
sendiri kali." gitu gue bilang. 

"Besoknya khan udah sincia, mana sempet belanja," sepupu gue 
ngotot, "jadi kita yang wajib kirimin baju baru, sepatu baru, de el 
el" 

Gue jadi mikir, iye juga ye. Sementara sepupu gue yang lain cuman 
ngakak ngakak aja, "lu orang udah pada edan, ributin belanja di 
akhirat, bakar-bakaran nggak keruan, buang-buang duit aja." 

Gue ama sepupu gue yang lagi debat langsung bilang "Ah, Shut up lu, 
Kirno!" tentunya dengan keakraban kita, sering tuding tudingan kirno 
dan likno sudah biasa, no hard feeling. 

Tyus gue janjikan, ya udah nanti gue tanya sepuh-sepuh budayawan deh, 
sebetulnya kalau sembayang malam sebelum sincia itu duit-duitan 
doank, atau juga bakar koper koperan, baju bajuan, sekarang malah ada 
handphone de el el enggak sih? sebab seinget gue mah bakar begituan 
tuh kalau mau ceng beng doank, sekali setahun, sementara sepupu gue 
kirim kiriman dunia akherat tuh tiga kali setahun: mau imlek, ceng 
beng, dan bulan tujuh. 

Jadi mana yang bener nih,kirim kirim koper ke akherat sekali setahun 
atau tiga kali setahun? 







[budaya_tionghua] Re: Tanya Sembayang Leluhur menjelang Imlek

2009-01-21 Thread Hendri Irawan
Menurut saya yang anak bawang, ceritanya begini.

Malam sebelum sincia adalah malam perenungan atas apa yang telah
dicapai dan juga kesalahan yang dibuat setahun ini. Inilah masanya
melihat ke dalam diri dan kalau percaya ya lapor ke Tian kalau kita
itu mengaku dan berjanji akan bertobat. Inilah asal muasal tradisi
mengenai dewa dapur yang melaporkan kesalahan dan katanya harus
disogok. Harap maklum kalau orang tionghoa di jaman dulu (dan sekarang
?) banyak yang tidak mendalami filsafat, jadi dalam mengajarkan
nilai-nilai luhur filsafat tionghoa para pemuka/cendekiawan sering
menciptakan legenda dan dongeng yang memang berpotensi diselewengkan
seperti misalnya cerita menyogok dewa dapur dengan yang manis-manis.
Sebenarnya adalah anda sendiri yang harus intropeksi diri, merenungkan
pencapaian, kegagalan dan kesalahan. Masalah mau lapor ke Tian, Tuhan,
Buddha, Po Sat, wat eper yah terserah kepercayaan masing-masing. 

Lalu biasanya lewat tengah malam ada tradisi menyambut dewa rejeki,
ini juga saya bilang sudah terdegradasi menjadi hanya sembahyangan
belaka. Menyambut atau membeli dewa rejeki itu sebenarnya adalah anda
itu membeli ucapan semoga dilimpahi rejeki tahun ini dari
mereka-mereka yang membutuhkan sedekah yaitu para fakir miskin dan
yatim piatu. Dulu saya masih sempat lihat sendiri banyak orang miskin
pas sincia mengunjungi satu persatu rumah mengucapkan selamat tahun
baru, lalu kita memberikan sukarela dan ucapan dia dituliskan di
kertas merah lalu dia menempelkan kertas merah itu di depan pintu
kita. Ini baru namanya menyambut dewa rejeki, bukannya berlomba-lomba
adu gede, hio gua apa hio lu lebih gede, lilin gua segede bagong tuh.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2" 
wrote:
>
> 
> Haiyaaa, gue abis debat seru sama sepupu gue, pasalnya kita punya 
> beda pendapat soal sembayangan di malam sebelum Imlek. 
> 
> Kalau dulu masih ada Amah, khan diaturin semuanya, mulai dari set 
> meja sembayang sampe ke apa aja yang mau di bakar kemudian. Biasanya 
> sih uang-uangan beberapa karung. Aturannya tiap tahun uang uangannya 
> kudu nambah. enggak tahu kenape, dan kita cucu cucu jaman masih 
> ingusan, mana mau tahu urusan, juga nggak pernah bertanya.  
> 
> Sekarang cucu cucu ceritanya mau mempertahankan  tradisi, tapi binun 
> sebab nggak ada yang aturin lagi, jadinya suka bikin bikin aturan 
> sendiri. Nah yang gue debat seru sama sepupu mah soal ini, seinget 
> gue, kalau sembayang malam sebelum imlek, itu Amah cuman bakar uang 
> uangan berkarung karung doank, sementara sepupu gue ngotot, enggak 
> ah, ada baju bajuan, koper koperan de el el. 
> 
> "Khan disana juga butuh baju baru kalau mau taon baru, kapan kita 
> kirimnya kalau bukan semalam sebelum ce it?" gitu kata sepupu gue. 
> 
> "Lha khan kita kirimin duit berkarung karung, ya di sana belanja 
> sendiri kali." gitu gue bilang. 
> 
> "Besoknya khan udah sincia, mana sempet belanja," sepupu gue 
> ngotot, "jadi kita yang wajib kirimin baju baru, sepatu baru, de el 
> el" 
> 
> Gue jadi mikir, iye juga ye. Sementara sepupu gue yang lain cuman 
> ngakak ngakak aja, "lu orang udah pada edan, ributin belanja di 
> akhirat, bakar-bakaran nggak keruan, buang-buang duit aja." 
> 
> Gue ama sepupu gue yang lagi debat langsung bilang "Ah, Shut up lu, 
> Kirno!" tentunya dengan keakraban kita, sering tuding tudingan kirno 
> dan likno sudah biasa, no hard feeling. 
> 
> Tyus gue janjikan, ya udah nanti gue tanya sepuh-sepuh budayawan deh, 
> sebetulnya kalau sembayang malam sebelum sincia itu duit-duitan 
> doank, atau juga bakar koper koperan, baju bajuan, sekarang malah ada 
> handphone de el el enggak sih? sebab seinget gue mah bakar begituan 
> tuh kalau mau ceng beng doank, sekali setahun, sementara sepupu gue 
> kirim kiriman dunia akherat tuh tiga kali setahun: mau imlek, ceng 
> beng, dan bulan tujuh. 
> 
> Jadi mana yang bener nih,kirim kirim koper ke akherat sekali setahun 
> atau tiga kali setahun?
>




Re: [budaya_tionghua] Tanya Sembayang Leluhur menjelang Imlek

2009-01-21 Thread AHAW S
mao comment ahh
nama gw ahaw

terlepas dari mana yg benar mana yg ga, itu juga termasuk keuangan masing2 jg. 
kalo tongpes, gimana mao bakar koper2-an dll, mungkin cukup bakar duit2an kali.

biasanya bakar koper2an , mobil2 an, rumah2an dll, pada waktu cengbeng.
bukan tujuh (imlek) biasa nya cm bakar duit2an spt nya.

kalo ada yg salah dan kurang mohon maaf ya



salam ,
ahaw

 
 

















  

[budaya_tionghua] Re: Tanya Sembayang Leluhur menjelang Imlek

2009-01-21 Thread ardian_c
ngirim itu setaon 3 kali hehehehe tergantung harilar, ada yg patokan
San Yuan, ada yg Qingming, ZhongYuan ame DongZhi, ada yg chuxi,
qingming, zhongyuan.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2" 
wrote:
>
> 
> Haiyaaa, gue abis debat seru sama sepupu gue, pasalnya kita punya 
> beda pendapat soal sembayangan di malam sebelum Imlek. 
> 
> Kalau dulu masih ada Amah, khan diaturin semuanya, mulai dari set 
> meja sembayang sampe ke apa aja yang mau di bakar kemudian. Biasanya 
> sih uang-uangan beberapa karung. Aturannya tiap tahun uang uangannya 
> kudu nambah. enggak tahu kenape, dan kita cucu cucu jaman masih 
> ingusan, mana mau tahu urusan, juga nggak pernah bertanya.  
> 
> Sekarang cucu cucu ceritanya mau mempertahankan  tradisi, tapi binun 
> sebab nggak ada yang aturin lagi, jadinya suka bikin bikin aturan 
> sendiri. Nah yang gue debat seru sama sepupu mah soal ini, seinget 
> gue, kalau sembayang malam sebelum imlek, itu Amah cuman bakar uang 
> uangan berkarung karung doank, sementara sepupu gue ngotot, enggak 
> ah, ada baju bajuan, koper koperan de el el. 
> 
> "Khan disana juga butuh baju baru kalau mau taon baru, kapan kita 
> kirimnya kalau bukan semalam sebelum ce it?" gitu kata sepupu gue. 
> 
> "Lha khan kita kirimin duit berkarung karung, ya di sana belanja 
> sendiri kali." gitu gue bilang. 
> 
> "Besoknya khan udah sincia, mana sempet belanja," sepupu gue 
> ngotot, "jadi kita yang wajib kirimin baju baru, sepatu baru, de el 
> el" 
> 
> Gue jadi mikir, iye juga ye. Sementara sepupu gue yang lain cuman 
> ngakak ngakak aja, "lu orang udah pada edan, ributin belanja di 
> akhirat, bakar-bakaran nggak keruan, buang-buang duit aja." 
> 
> Gue ama sepupu gue yang lagi debat langsung bilang "Ah, Shut up lu, 
> Kirno!" tentunya dengan keakraban kita, sering tuding tudingan kirno 
> dan likno sudah biasa, no hard feeling. 
> 
> Tyus gue janjikan, ya udah nanti gue tanya sepuh-sepuh budayawan deh, 
> sebetulnya kalau sembayang malam sebelum sincia itu duit-duitan 
> doank, atau juga bakar koper koperan, baju bajuan, sekarang malah ada 
> handphone de el el enggak sih? sebab seinget gue mah bakar begituan 
> tuh kalau mau ceng beng doank, sekali setahun, sementara sepupu gue 
> kirim kiriman dunia akherat tuh tiga kali setahun: mau imlek, ceng 
> beng, dan bulan tujuh. 
> 
> Jadi mana yang bener nih,kirim kirim koper ke akherat sekali setahun 
> atau tiga kali setahun?
>




[budaya_tionghua] Apa dan mengapa seputar Imlek(masalah Zhao Jun dll.)

2009-01-21 Thread ardian_c
Apa dan mengapa seputar Imlek(masalah Zhao Jun dll.) 

1.Apa itu dewa dapur dan mengapa harus mengantarnya ?

Dewa dapur itu adalah dewa kuno bahkan sejak dinasti Xia sudah ada
penyembahan terhadapNya.
Kitab klasik Li Ji sudah mencatat bahwa dewa dapur atau Zhao Jun itu
adalah Zu Rong.
Kitab2 lainnya adalah kitab Zhuang Zi bab Da Sheng menulis "Zhao You
Ji" dan dijelaskan secara spesifik oleh Sima Biao bahwa " Ji itu
adalah Zhao Shen (zhao Jun ) mengenakan jubah merah serta cantik".
Kitab Bao Pu Zi juga menjelaskan masalah Zhao Jun ini bahwa Zhao Jun
mencatat perbuatan2 manusia.

Dewa dapur merupakan dewa utama dari 5 dewa rumah , dewa rumah itu
adalah sbb: dewa sumur , dewa tiongcit , dewa pintu dan dewa kamar
mandi.
Dinasti Qing mengenal istilah 3 Zun dan 6 shen dimana 3 zun itu
adalah Guan Yin dan 2 pengiringNya (Jin Tong Yu Nu) serta 5 dewa
rumah , dimana dewa pintu itu ada 2(sepasang).

Kebiasaan membersihkan rumah pada tanggal 23 dan 24 itu adalah
berasal dari legenda bahwa jaman dahulu itu manusia memiliki dewa
yang disebut san shi shen yang mengikuti manusia bagaikan bayangan.
Dewa ini adalah dewa yang rese serta suka mengadu yang tidak2 kepada
Yu Di.
Lama kelamaan image manusia di mata Yu Di ini menjadi buruk. Suatu
hari SanShi Shen ini mengadu kepada Yu Di bahwa manusia itu sukanya
mengutuk Yu Di serta berencana melawan kekuasaan YuDi.
Yu Di amat marah mendengar hal itu lantas membuat tanda sarang laba2
dirumah2 yang hendak dibantai.Dan memerintahkan Wang LingGuan utk
membantai manusia pada tgl.30 dirumah2 yang ditandai dengan sarang
laba2 itu.
San ShiShen amat senang dan tidak pandang bulu semua rumah ditandai
dengan sarang laba2.
Zhao Jun mendengar hal ini amat sangat terkejut dan membuat suatu
rencana bahwa pada tgl 23 hingga tgl 30 (hari menjemput Zhao Jun)
semua rumah harus membersihkan dari segala macam kotoran dan semua
rumah harus sudah bersih pada tgl.30. Jika tidak bersih pada tgl.30
Zhao Jun tidak akan mau datang kerumah itu.
Hal ini dilaksanakan oleh semua manusia dan ketika tgl.30 Wang Ling
Guan datang utk memeriksa amat terkejut melihat semua rumah bersih
dan org2 bersembayang kepada para leluhur serta meminta perlindungan
utk tahun depan, semoga tahun yang baru membawa harapan yang baru (
Xin Nian Ru Yi).
Wang Ling Guan melaporkan hal ini kepada Yu Di , membuat Yu Di marah
besar dan memeriksa San Shi Shen serta menggampar mulutnya sebanyak
300 kali dan menghukumnya di penjara langit selama2nya.

Kebiasaan membersihkan rumah ini menurut catatan kitab kuno Lu Si Cun
Qiu sudah ada sejak jaman pemerintahan Yao dan Sun.

Kisah2 Zhao Jun mencatat perbuatan manusia juga sudah ada sejak lama.
Pada masa dinasti Ming dan Song kebiasaan mengantar Zhao Jun itu
selalu disertai arak dan mengoleskan arak diseluruh rupang atau
tulisan /papan dewa Zhao Jun. Dengan harapan Zhao Jun mabok dan tidak
bisa melaporkan hal2 buruk manusia dengan baik.
Pada masa dinasti Ming dan Qing itu kebiasaan berubah menjadi
menorehkan madu dan mempersembahkan yang manis2 kepada Zhao Jun.

Bbrp kisah menarik diantara kisah2Nya adalah :

-pada masa dinasti Ming diceritakan bahwa ada satu pelajar yang
hendak memperkosa pembantunya tapi untunglah sipembantu berhasil
meloloskan diri.
Pada saat kejadian itu istri si pelajar bermimpi ada 2 org yang
sedang bercakap2 , yang satu adalah Zhao Jun dan satunya adalah
pembantunnya ( Zhao Jun ada 2 pembantu yaitu Shan Guan dan E Guan ).
Pembantunya berkata ,"Org seperti ini perlukah kita putuskan garis
keturunan atau memotong umurnya ?"
Zhao Jun berkata ,"Jgn dahulu , lebih baik kita lihat saja apakah org
tersebut bisa menyesal atau tidak"
Istri sipelajar kaget dan esoknya menceritakan mimpinya kepada
suaminya.
Sang suami amat terkejut dan tidak menyangka perbuatan buruknya bisa
dicatat oleh Zhao Jun.
Seketika itu dirinya amat ketakutan dan insaf atas perbuatan
buruknya, ia juga menikahkan pembantunhya dengan pasangan yang cocok.
Sejak hari itu pula ia banyak berbuat baik dan berusaha menjauhi
kejahatan.
Kemudian istrinya bermimpi lagi bertemu dengan Zhao Jun. Zhao Jun
berkata ," Bersyukurlah suamimu tidak lagi melakukan perbuatan buruk
serta banyak berbuat baik bahkan menikahkan pembantunya dengan
pasangan yang cocok. Atas perbuatan baik ini Saya khusus melaporkan
hal ini kepada Yu Di dan minta agar umur suamimu diperpanjang."

-Kitab dinasti Han mencatat pada masa pemerintahan Xuan Di ada org
bernama Yin ZhiFang melihat penampakan Zhao Jun. Yin adalah org yang
miskin tapi baik hati.
Ketika itu Yin amat sangat kaget dan sujud. Saat itu pula ia memotong
anjing peliharaannya untuk dipersembahkan pada Zhao Jun. Zhao Jun
amat terharu dan memberi rejeki kepada Yin ZhiFang sehingga Yin
menjadi org yang kaya raya tapi tetap baik hati dan rajin beramal
serta rendah hati.

-Pada masa dinasti Qing upacara pengantaran Zhao Jun ke surga sudah
amat umum bahkan cenderung berlebihan dan berbau menyogok Zhao Jun
agar menceritakan hal2 yang baik saja.
Zhao Jun diceritakan amat marah kepada satu kel

Re: [budaya_tionghua] Tanya Sembayang Leluhur menjelang Imlek

2009-01-21 Thread ChanCT
Uuull, ... menarik juga perdebatan elu sama sepupu. Terus-terang gue sih juga 
udah kagak ngerti aturan tradisi yang benar, cuman jadi ingat ketika ibu mertua 
masih ada, kita semua juga lakukan itu bakar-bakar uang kertas, baju-bajuan 
untuk arwah bapak mertua yang udah tiada. Di HK sini ada jual paket/set 
sebungkus lengkap dari duit, baju, sepatu, arloji-Rolex, ... jadi mestinya 
bukan cuman bakar duit aja, kali. Sebungkus itu boleh digunakan untuk seorang, 
boleh juga sekeluarga, melihat kemampuan keuangan kita sendiri, tentunya.

Gue rasa diakhirat sana, nggak ada urusan berbelanja keburu atau nggak, cukup 
dikirimin duit atau perlu sekalian dibeliin mobil, rumah baru segala, ... lha 
setelah semua yang dari kertas itu dibakar belon tentu nyampe keorang yang kita 
tuju, kok. Siapa tau nyasar kemana, ... eh diterima oleh musuh yang paling kita 
benci, lagi. Heheh, ... Lha, gue ngeposin majalah dengan alamat yang jelas 
dan betul, juga bisa nggak nyampe keorang yang dituju. Balik lagi kealamat 
pengirim dengan cap dinyatakan salah alamat.  Gue telpon teman gue itu, elu 
udah pindah rumah nggak bilang-bilang, ya? Dia bingung, lantas jawab: "Ngapain 
gue harus pindah rumah? Lha sewa rumah diperumahaan Pemerintah gitu murah, ... 
seperti menang lotre aja. Dulu untuk harus antri beberapa tahun baru bisa 
dapet." Bikin gue dongkol, jadi harus beli perangko dan antri dikantor pos lagi 
untuk kirim ulang. Ini yang jelas berlable alamat jelas dan benar aja bisa 
salah, apalagi dengan cara bakar yang entah kemana larinya asap itu dan 
akhirnya cuman jadi abu didepan kita yang harus kita bersihin sendiri itu, ...


Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: ulysee_me2 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, January 22, 2009 10:08 AM
  Subject: [budaya_tionghua] Tanya Sembayang Leluhur menjelang Imlek



  Haiyaaa, gue abis debat seru sama sepupu gue, pasalnya kita punya 
  beda pendapat soal sembayangan di malam sebelum Imlek. 

  Kalau dulu masih ada Amah, khan diaturin semuanya, mulai dari set 
  meja sembayang sampe ke apa aja yang mau di bakar kemudian. Biasanya 
  sih uang-uangan beberapa karung. Aturannya tiap tahun uang uangannya 
  kudu nambah. enggak tahu kenape, dan kita cucu cucu jaman masih 
  ingusan, mana mau tahu urusan, juga nggak pernah bertanya.  

  Sekarang cucu cucu ceritanya mau mempertahankan  tradisi, tapi binun 
  sebab nggak ada yang aturin lagi, jadinya suka bikin bikin aturan 
  sendiri. Nah yang gue debat seru sama sepupu mah soal ini, seinget 
  gue, kalau sembayang malam sebelum imlek, itu Amah cuman bakar uang 
  uangan berkarung karung doank, sementara sepupu gue ngotot, enggak 
  ah, ada baju bajuan, koper koperan de el el. 

  "Khan disana juga butuh baju baru kalau mau taon baru, kapan kita 
  kirimnya kalau bukan semalam sebelum ce it?" gitu kata sepupu gue. 

  "Lha khan kita kirimin duit berkarung karung, ya di sana belanja 
  sendiri kali." gitu gue bilang. 

  "Besoknya khan udah sincia, mana sempet belanja," sepupu gue 
  ngotot, "jadi kita yang wajib kirimin baju baru, sepatu baru, de el 
  el" 

  Gue jadi mikir, iye juga ye. Sementara sepupu gue yang lain cuman 
  ngakak ngakak aja, "lu orang udah pada edan, ributin belanja di 
  akhirat, bakar-bakaran nggak keruan, buang-buang duit aja." 

  Gue ama sepupu gue yang lagi debat langsung bilang "Ah, Shut up lu, 
  Kirno!" tentunya dengan keakraban kita, sering tuding tudingan kirno 
  dan likno sudah biasa, no hard feeling. 

  Tyus gue janjikan, ya udah nanti gue tanya sepuh-sepuh budayawan deh, 
  sebetulnya kalau sembayang malam sebelum sincia itu duit-duitan 
  doank, atau juga bakar koper koperan, baju bajuan, sekarang malah ada 
  handphone de el el enggak sih? sebab seinget gue mah bakar begituan 
  tuh kalau mau ceng beng doank, sekali setahun, sementara sepupu gue 
  kirim kiriman dunia akherat tuh tiga kali setahun: mau imlek, ceng 
  beng, dan bulan tujuh. 

  Jadi mana yang bener nih,kirim kirim koper ke akherat sekali setahun 
  atau tiga kali setahun? 






  

  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

  Yahoo! Groups Links





--



  Internal Virus Database is out of date.
  Checked by AVG - http://www.avg.com 
  Version: 8.0.176 / Virus Database: 270.10.2/1872 - Release Date: 2009/1/2 
_U__ 01:10


[budaya_tionghua] Re: Tanya Sembayang Leluhur menjelang Imlek

2009-01-21 Thread rene chan
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Hendri Irawan" 
wrote:
>
> Menurut saya yang anak bawang, ceritanya begini.
> 

> pas sincia mengunjungi satu persatu rumah mengucapkan selamat tahun
> baru, lalu kita memberikan sukarela dan ucapan dia dituliskan di
> kertas merah lalu dia menempelkan kertas merah itu di depan pintu
> kita. Ini baru namanya menyambut dewa rejeki, bukannya berlomba-lomba
> adu gede, hio gua apa hio lu lebih gede, lilin gua segede bagong tuh.
> 
> Hormat saya,
> 
> Yongde
> 
*** Beberapa hari lalu aku dikasih orang  kertas merah ada tulisan
huruf yg artinya kira2 "rezeki", kata orang yg kasih nanti waktu malam
thn baru tulisan nya mesti di balik upside down, shg artinya "rezeki
dah datang" ...hehehehehehe
Suruh taruh depan pintu... entah apa ini yg di maksud Yongde??

Selain kertas tsb ada lagi kertas panjang beberapa huruf, ga tahu apa
artinya dan utk apa ??/

ada yg bis akasih petromax
aku takut salah pasang terbalik jgn2 artinya rezeki dah berangkat :):)

rgds. rc




[budaya_tionghua] Re: Tanya Sembayang Leluhur menjelang Imlek

2009-01-21 Thread ardian_c
itu maksudnya 倒dao terbalik yg artinya saaat pergantian taun itu
FU/rejeki bisa berputar sesuai pergantian taun, so artinya rejekimu
datang ditaon yg baru getu 
jadi seolah2 itu tulisan muter , mudeng gak ya petromaknye ? soalne
aye pake lilin gak pake petromak neh

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "rene chan"  wrote:
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Hendri Irawan" 
> wrote:
> >
> > Menurut saya yang anak bawang, ceritanya begini.
> > 
> 
> > pas sincia mengunjungi satu persatu rumah mengucapkan selamat tahun
> > baru, lalu kita memberikan sukarela dan ucapan dia dituliskan di
> > kertas merah lalu dia menempelkan kertas merah itu di depan pintu
> > kita. Ini baru namanya menyambut dewa rejeki, bukannya berlomba-lomba
> > adu gede, hio gua apa hio lu lebih gede, lilin gua segede bagong tuh.
> > 
> > Hormat saya,
> > 
> > Yongde
> > 
> *** Beberapa hari lalu aku dikasih orang  kertas merah ada tulisan
> huruf yg artinya kira2 "rezeki", kata orang yg kasih nanti waktu malam
> thn baru tulisan nya mesti di balik upside down, shg artinya "rezeki
> dah datang" ...hehehehehehe
> Suruh taruh depan pintu... entah apa ini yg di maksud Yongde??
> 
> Selain kertas tsb ada lagi kertas panjang beberapa huruf, ga tahu apa
> artinya dan utk apa ??/
> 
> ada yg bis akasih petromax
> aku takut salah pasang terbalik jgn2 artinya rezeki dah berangkat :):)
> 
> rgds. rc
>




[budaya_tionghua] (OOT) Lowongan

2009-01-21 Thread Anastasia Nani
Maap, nitip lowongan, boleh ya, boleh ya? :)

Lowongan :
IT Staff

Persyaratan :
-   Pria, 1 thn pengalaman
-   Lulusan D3 atau S-1 Teknik Komputer, IT, atau Electrical 
Engineering
-   Fresh Graduate are welcomed
-   Bisa pasif mandarin
-   Mengerti dan bisa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris

Lamaran dapat dikirim via email (pt...@cbn.net.id) 

Regards,



[budaya_tionghua] Menelusuri Kembali Makna Kebhinekaan

2009-01-21 Thread sylvia3center
Menelusuri Kembali Makna Kebhinekaan

Lebih dari setengah abad setelah kemerdekaan Indonesia hingga kini,
semboyan Bhineka Tunggal Ika masih kokoh berdiri sampai detik ini. 
Semboyan tersebut merupakan acuan bagi kehidupan bersama bangsa kita
yang bisa diartikan, berbeda-beda tapi satu tujuan. Tujuannya adalah
menjadikan Indonesia bangsa yang makmur dan saling menghargai
perbedaan satu sama lain. 

Namun pada kenyataannya, posisi etnis Tionghoa (peranakan
Indonesia-China) mulai dari masa feodal hingga pemerintahan orde baru
(tragedi Mei 1998) seperti terancam dan mendapatkan diskriminasi dari
masyarakat yang mengatasnamakan pribumi. Pada masa itu, kebersamaan
dalam berbangsa dan bertanah air justru semakin kering. Masih adakah
harapan untuk hidup bersama dalam kebhinekaan seperti simbol negara
kita itu? 

Padahal, berdasarkan sejarah bangsa kita, etnis Tinghoa juga merupakan
warga negara Indonesia yang memiliki andil besar dalam membangun
negara ini.
Tak bisa dipungkiri, sumber konflik sosial ini berakar pada masalah
politik dan ideologi. Kini, bahkan sejak akhir abad ke-20 berganti
wajah menjadi konflik agama dan identitas etnis. Perbedaan agama, atau
kelompok etnis, saat ini telah berubah menjadi sumber bencana, bukan
lagi menjadi sumber kekuatan bangsa. Makna hakiki dari Bhineka Tunggal
Ika pun terasa sudah mati suri. 

Kondisi demikian menyebabkan terancamnya kebhinekaan yang disebabkan
oleh kerja demokrasi yang tidak maksimal. Padahal, kebhinekaan
seharusnya menjadi sumber kehidupan yang lebih baik, sebagai manusia
yang multidimensi, bukan hanya sebagai konsumen, bukan pula hanya
sebagai pemilih dalam pemilu.

Kebhinekaan, kemajemukan atau pluralitas yang kemudian meningkat
menjadi pluralisme, yaitu suatu sistem nilai yang melihat secara
positif-optimis terhadap kemajemukan itu sendiri, dengan menerimanya
sebagai kenyataan dan berbuat sebaik mungkin berdasarkan kenyataan itu.

Kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Dan fungsinya adalah untuk mendorong terciptanya
perdamaian dalam kehidupan Bangsa dan Negara. Kebhinekaan pun harus
dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan
berlandaskan kekuatan mental spiritualitas berdasarkan agama yang
dianut masing-masing.

Sekarang, mari kita meneguhkan kembali pendapat, pengetahuan, kepekaan
dan pemahaman tentang kebhinekaan. Menelusuri kembali sampai ke
akar-akarnya, ke budaya-budaya yang membentuk Indonesia menjadi sebuah
negara yang utuh. Kebhinekaan pada tataran praktik-praktik kebudayaan,
seharusnya menjadi sumber bagi kearifan dalam mengelola kehidupan
bersama pada tataran lain, baik politik maupun ekonomi, bahkan dalam
perspektif sejarah.

Untuk itu, jangan tunda lagi untuk menerima kemajemukan di antara kita
dan menghargainya sebagai bentuk rasa syukur atas karunia yang
diberikan-Nya. Jangan biarkan orang lain yang berbeda dengan kita
merasa terancam atas keberadaan kita, karena kita punya hak yang sama
di bumi pertiwi ini. (sylvia3center.ning.com)

Mereka yang turut andil dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia.
 
Yap Thiam Hien (1913-1989) 
Obor Pejuang Keadilan dan HAM

Yap Thiam Hien seorang pengabdi hukum sejati. Ia mengabdikan seluruh
hidupnya berjuang demi menegakkan keadilan dan hak asasi manusia
(HAM). Namanya telah menjadi sumber inspirasi dan obor api semangat
bagi segenap pejuang keadilan dan HAM di negeri ini. Pria Tionghoa ini
seorang advokat teladan yang berani dan tanpa pamrih selalu hadir
paling depan membela orang-orang tertindas. Namanya diabadikan sebagai
nama penghargaan penegakan HAM: Yap Thiam Hien Award.
Sehingga, walaupun pejuang HAM, kelahiran Banda Aceh 25 Mei 1913, ini
telah wafat 25 April 1989, namanya tetap hidup menjadi sumber
inspirasi dan obor api perjuangan hak asasi manusia yang terus
menyala, tidak pernah padam. Ia telah menjadi teladan dan guru bagi
banyak advokat terkenal di negeri ini. Semangat juangnya untuk
menegakkan keadilan diukir dalam lambang Yap Thiam Hien Award dengan
semboyan Fiat Justitia, Ruat Caelum yang artinya tegakkan keadilan,
sekalipun langit runtuh.
Yap juga menyandang predikat istimewa dalam penegakan hukum dan
keadilan di Indonesia: Seorang `Singa Pengadilan'. Demi menegakkan
hukum dan keadilan, ia selalu siap berjuang habis-habisan tanpa
mengenal rasa takut. Sering kali ia membela klien yang sebelumnya
telah ditolak advokat lain karena miskin atau unsur politik dan
mengenai kepentingan pemerintah. Pada era Orde Baru itu, kerap kali
para advokat menghindari membela kepentingan rakyat yang tertindas.
Tetapi, Yap tetap teguh pada prinsip, ia berani dengan segala
konsekuensinya membela kepentingan para wong cilik.

Kwik Kian Gie 

Eksekutif Berjiwa Pengamat
Analisisnya mengenai ekonomi selalu tajam. Menteri yang berjiwa
pengamat ini, sebelumnya berprofesi manajer dan pengusaha. Lalu
keaktifannya di Litbang PDIP telah mengantarkannya duduk di eksekutif
sebagai Menko Ekonomi pada pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Menteri
Perenca

Re: [budaya_tionghua] Wahhh Payah nih milis ini...

2009-01-21 Thread Ronald Agustino
Yth, MODERATOR..

Mohon bantuannya, email2 seperti ini tidak usah di forward lah..
ini khan milis forum diskusi budaya.. apa tidak sebaiknya isinya yang sesuai???
Maaf, bukannya saya sok suci, tapi kalo mau yg gini2an.. Ganti aja nama 
milisnya ama yg sesuai, biat HOT sekalian..
Saya hanya khawatir, jadi merusak image golongan Tionghoa..
Terima kasih atas perhatiannya, maaf kalo ada kata2 yg kurang berkenan.

Salam,
Ronald
 A wise man said "Magic is the opposite of life! With magic, when you know how 
it works, the magic goes away... With life, when you know how it works, the 
magic begins..."






From: \\//\\ C L I CK H E R E//\\//\\ 
To: ar...@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, January 19, 2038 10:14:05 AM
Subject: [budaya_tionghua]  S E X || M O V I E S || F R E E 
|| D O W N L O A D







[budaya_tionghua] Lie Hua - RIP

2009-01-21 Thread Akhmad Bukhari Saleh
Sahabat saya, Lie Hua sianseng, yang terakhir bekerja di The Jakarta Post 
dengan pen-name "Rana", telah berangkat ke Langit Barat pada hari Rabu, 21 
Januari 2009, jam 6 pagi, setelah lama menderita sakit gagal ginjal.

Saya bersyukur pernah berkesempatan menjenguk ke rumahnya di Kelapa Gading 
kira-kira 2 tahun yang lalu ketika almarhum mulai menderita sakitnya itu.

Kremasi akan dilakukan hari Jumat, 23 Januari 2009 di Oasis, Bitung, Tangerang.

Di bawah ini tulisannya yang dimuat hari ini, 22 Januari 2009, oleh Jakarta 
Post sebagai semacam auto-obituari bagi almarhum.
http://old.thejakartapost.com:80/weekender/0801life1.asp

Selamat jalan kawan!

Wasalam.

---


We Are Accepted By Our Deeds

Lie Hua is a seventh-generation Chinese-Indonesian who works as a translator in 
Jakarta.

Given the periodic flare-ups of anti-Chinese sentiment in Indonesia, it might 
be assumed that it was a painful experience growing up as an ethnic Chinese in 
this country. But there are two sides, ups and downs, in any relationship.

I was born on April 23, 1951, a seventh generation Chinese-Indonesian (my 
ancestors arrived in this country in the mid-1700s). I was raised in a Chinese 
neighborhood in West Jakarta, but I cannot speak any Chinese dialect. In fact, 
we spoke the Betawi dialect. I got on with indigenous Indonesian kids but of 
course there were also some cultural differences between us. 

I went to a government elementary school where most of the students were of 
ethnic Chinese descent. Some of our teachers were native Indonesians but we 
were never discriminated against. My best friend was Endang, the son of a 
Sundanese butcher in our local market. We walked to school together and would 
watch movies during our free time. Endang was the minority in our school, but 
he got on well with the rest of us.

I continued my studies at Tjandra Naja Junior High School on Jl. Gadjah Mada. 
Again, most of the students and teachers were of Chinese origin.  I spent three 
and a half years here because of the abortive coup blamed on the Indonesian 
Communist Party. The school term, which should have ended in July 1965, was 
extended to December 1966 due to the emergency situation. 
The upheaval, which led to Soeharto’s  rise to power, ushered in a very dark 
chapter for Chinese-Indonesians. The witch-hunt for members and sympathizers of 
the Indonesian Communist Party, which the government closely linked with the 
People’s Republic of China, led to an intensified anti-Chinese campaign in 
virtually all aspects of life. 

The government issued a regulation that Chinese names must be changed into 
Indonesian names. Chinese characters were forbidden in public places.  Even 
public celebrations of Chinese rites were prohibited. Chinese-Indonesians, for 
their own safety, converted to Christianity and some to Islam, and tried to 
shed their Chineseness. 

But I kept my Chinese name. My father, who taught Indonesian in a Chinese 
school in Jakarta, always believed that we would be accepted in Indonesian 
society because of our deeds, not because of our names or other attributes. 
That is why he sent me and my younger brother and sisters to an Indonesian 
school, not to a Chinese school where tuition would have been free for us. 
My family also continued to observe Chinese rites, but this time we did it more 
quietly, without attracting attention. 

Despite my distinct Chinese name, wherever I went I never felt discriminated 
against. Looking back, I think the reason is that I never had any ill feeling 
towards native Indonesians. Some of my teachers and my friends were indigenous 
Indonesians and they were all kind to me. 

In contrast, I felt – and still feel – alienated in the presence of 
Chinese-speaking Chinese, especially Chinese-Indonesians who have been here for 
a generation or two. If I am greeted in Chinese, I will just stare, unable to 
answer in kind, and an inevitable feeling of awkwardness and distance arises 
between us. In their view, I am not one of them because of my inability to 
speak Chinese. 

That’s why when I go to Jakarta’s Chinatown, Glodok, I always feel uneasy. The 
moment you show that you cannot speak Chinese, these people seem to be saying: 
“You look Chinese but cannot speak Chinese, so you are not one of us.”  
  
After completing my senior high school when the anti-Chinese feeling was at its 
height, I continued my studies at a foreign language academy and then in 
1973-1975 I studied English literature at the Nasional University, where 99 
percent of the students were Muslims and native Indonesians. 

I was well accepted there although many of my friends found it strange that I 
could not speak Chinese. They assumed that I spoke Chinese at home just like 
they spoke Javanese, Sundanese or whatever their regional dialect was. I 
enjoyed my studies at this university even though anti-Chinese sentiment was 
still prevalent. 

To put it succinctly, 

[budaya_tionghua] Re: Keragaman Indonesia ibarat Taman Bunga yang Indah

2009-01-21 Thread sylvia3center

Menelusuri Kembali Makna Kebhinekaan

Lebih dari setengah abad setelah kemerdekaan Indonesia hingga kini,
semboyan Bhineka Tunggal Ika masih kokoh berdiri sampai detik ini. 
Semboyan tersebut merupakan acuan bagi kehidupan bersama bangsa kita
yang bisa diartikan, berbeda-beda tapi satu tujuan. Tujuannya adalah
menjadikan Indonesia bangsa yang makmur dan saling menghargai
perbedaan satu sama lain. 

Namun pada kenyataannya, posisi etnis Tionghoa (peranakan
Indonesia-China) mulai dari masa feodal hingga pemerintahan orde baru
(tragedi Mei 1998) seperti terancam dan mendapatkan diskriminasi dari
masyarakat yang mengatasnamakan pribumi. Pada masa itu, kebersamaan
dalam berbangsa dan bertanah air justru semakin kering. Masih adakah
harapan untuk hidup bersama dalam kebhinekaan seperti simbol negara
kita itu? 

Padahal, berdasarkan sejarah bangsa kita, etnis Tinghoa juga merupakan
warga negara Indonesia yang memiliki andil besar dalam membangun
negara ini.

Tak bisa dipungkiri, sumber konflik sosial ini berakar pada masalah
politik dan ideologi. Kini, bahkan sejak akhir abad ke-20 berganti
wajah menjadi konflik agama dan identitas etnis. Perbedaan agama, atau
kelompok etnis, saat ini telah berubah menjadi sumber bencana, bukan
lagi menjadi sumber kekuatan bangsa. Makna hakiki dari Bhineka Tunggal
Ika pun terasa sudah mati suri. 
Kondisi demikian menyebabkan terancamnya kebhinekaan yang disebabkan
oleh kerja demokrasi yang tidak maksimal. Padahal, kebhinekaan
seharusnya menjadi sumber kehidupan yang lebih baik, sebagai manusia
yang multidimensi, bukan hanya sebagai konsumen, bukan pula hanya
sebagai pemilih dalam pemilu.

Kebhinekaan, kemajemukan atau pluralitas yang kemudian meningkat
menjadi pluralisme, yaitu suatu sistem nilai yang melihat secara
positif-optimis terhadap kemajemukan itu sendiri, dengan menerimanya
sebagai kenyataan dan berbuat sebaik mungkin berdasarkan kenyataan itu.

Kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Dan fungsinya adalah untuk mendorong terciptanya
perdamaian dalam kehidupan Bangsa dan Negara. Kebhinekaan pun harus
dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan
berlandaskan kekuatan mental spiritualitas berdasarkan agama yang
dianut masing-masing.

Sekarang, mari kita meneguhkan kembali pendapat, pengetahuan, kepekaan
dan pemahaman tentang kebhinekaan. Menelusuri kembali sampai ke
akar-akarnya, ke budaya-budaya yang membentuk Indonesia menjadi sebuah
negara yang utuh. Kebhinekaan pada tataran praktik-praktik kebudayaan,
seharusnya menjadi sumber bagi kearifan dalam mengelola kehidupan
bersama pada tataran lain, baik politik maupun ekonomi, bahkan dalam
perspektif sejarah.

Untuk itu, jangan tunda lagi untuk menerima kemajemukan di antara kita
dan menghargainya sebagai bentuk rasa syukur atas karunia yang
diberikan-Nya. Jangan biarkan orang lain yang berbeda dengan kita
merasa terancam atas keberadaan kita, karena kita punya hak yang sama
di bumi pertiwi ini. (sylvia3center.ning.com)




[budaya_tionghua] undangan: General Stadium Prof. Dr. A. Dahana

2009-01-21 Thread agni malagina
YTH. Anggota Milis
 
Saya meneruskan undangan dari Program Studi Cina FIB UI, semoga bermanfaat.
Mohon maaf apabila terjadi kesalahan.
 
Terimakasih atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara.
 
salam,
agni
 
 
 
 
Program Studi Cina FIB UI mengundang seluruh Civitas Akademika Universitas 
Indonesia, pemerhati politik/ekonomi, praktisi, rekan jurnalis, dan kalangan 
umum  untuk menghadiri 
Acara        : Kuliah Umum Program Studi Cina
Hari/tanggal   : Rabu/4 Februari 2009
Pukul         : 09.00 – 12.00 
Tempat      : Auditorium Gedung I 
   Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
       Depok
Penceramah   : Prof. Dr. A. Dahana
Tema         : Perkembangan Cina Kontemporer: Softpower Cina dan Taiwan
Moderator     : Tuty N. Muas, M.Hum.
 
Acara ini tidak dipungut biaya
Informasi: 
Program Studi Cina
021 7870535
agni.malag...@ui.edu
a_malag...@yahoo.com

http://images.multiply.com/multiply/horizontal-headshot-badge.swf"; 
type="application/x-