Re: [budaya_tionghua] Re: film ttg Tuhan, Cina dan Annisa
Blitz itu cukup positif untuk tema-tema seperti itu. Tahun lalu, mereka menayangkan "Kita Punya Bendera" karya Steven Purba. 2009/8/18 ecy_oyanayu > > > > saya sudah liat trailernya..,, keren bangeT. Membawa pesan damai. Saya > paling suka quotenya : "That's why God create love, so all the differences > could be united". Karena itu harusnya ga ada lagi diskriminasi, pertengkaran > & perang cuma gara" perbedaan. Kan Bhinekka Tunggal Ika. > > sayang filmnya cuma diputer di Blitz Megaplex. > > > >
Re: [budaya_tionghua] Re: DISKUSI HUNGRY GHOST FESTIVAL - (1)buang sial
Ulysus, jikalau nkong mu bilang bulan tujuh penggantian musim datang --- Dia mungkin mengetahui dari pengalaman OTnya Ini waktu adalah mulai musim taifun dan hujan besar kalau tinggal didaerah Fujian/Quangdong. Juga sebelumnya biasanya kalau diSouth China adalah musim belalang. Ini belalang bukan seperti belalang Indonesia tetapi mereka menyerang dgn jutaan dan ladang dlm waktu bbp jam bisa hancur botak 100%. [Ini pernah ditulis oleh Pearl S Buck dlm salah satu bukunya -the good earth.] Juga oleh karena waktu itu aer disawah dilepas dan sawah menjadi kering - hama tikus meningkat dan penyakit² yg dibawa tikus bisa meyebar. Semua hama² yg oleh musim dingin populasinya menurun sampai hampir menghilang didalam bulan tujuh sudag direstorasi menjadi overcrowded. - silahkan perhatikan keadaan ini - juga ada diIndonesia. Cengbeng / ChingMing biasanya waktu itu para petani sudah selesai dgn persiapan ladang mereka dan juga sudah selesai dgn penanaman padi atau gandum²an mereka utk thn tsb. Karena itu mereka melakukan pembersihan kuburan leluhur yg sejak tahun yl tidak dirawat dan mungkin dlm musim semi tidak dpt diketemukan kembali jikalau tidak dibersihkan. Menghormati leluhur memang adalah ajaran kungTze dan bukan ajaran budha tetapi saya kira ajaran Kungtze juga bukan inspirasi of the moment dari dia - kemungkinan sekali sebelumnya sudah ada tradisi ini mungkin sejak jaman Tsang atau Xia. dan KungTze hanya incorporasikannya didalam ajaran ketatanegaraan dan kemanusiahannya. Perayaan Cengbeng biasanya kalau didalam musim gugur dilakukan kembali pada bulan 9 tgl 9. Di banyak daerah incl. Japan hari ini adalah hari naik gunung tetapi didaerah yg tidak ada gunungnya biasanya ini juga dilakukan utk membersihkan dan mempersiapkan kuburan leluhur utk musim dingin. Waktu ini jikalau ada sembayang dan makan² antara keluarga panganannya biasanya terdiri dari ikan asin , sayur asin lapchiong etc pokoknya yg sudah dipreserve dan sudah disiapkan utk musim dingin.[musim dingin pada umumnya sedikit tanaman dpt tumbuh.] Kalau perayaan double 5 atau pehchun -dragon boat festival biasanya tanaman padi sudah mulai bunting dan sudah dpt kelihatan bakal berhasil atau tidak thn tsb. Para petani dan keluarganya sekarang banyak waktu dan bisa berwisata. Mereka juga sudah ada waktu utk bebas dari beban pertanian dan dpt mencari penghasilan tambahan dgn umpamanya memancing ikanlah atau mencari binatang liar - hunting etc. Jikalau ini hari dipergunakan utk memperingatkan PM yg bunuh diri - itu tidak jelek dan memberikan inspirasi. Makanan yg dipakai utk sembayang dpt kalian sekarang membayangkan sendiri apa yg dipergunakan. Untuk tahun baru apa, untuk capgomeh apa Biasanya kalau Dao mereka memakai samseng - udara , aer dan tanah Kalau budhis mereka tidak makan yg berjiwa etc. Kalau cengbeng biasanya yg dipergunakan adalah produk musim semie - buah²an sayur mayur etc. Kalau duanwu biasanya bacang, atau yg bisa dibawa utk picnic dipergunakan. Kalau bulan tujuh biasanya bahan produk yg sudah lama disimpan digudang hari itu dipergunakan utk donasi atau utk makan sebab gudang harus bersih 100% utk panen baru. Achir bulan tujuh panen baru sudah akan masuk. Pada bulan 8 tgl 15 - panen sudah selesai dan semacem thanksgiving dirayakan dan ini diChina disebut mooncake festival - dimana banyak kueh² disajikan. Para petani merasa diri mereka makmur dan membagikan kemakmuran mereka kekiri dan kanan. Juga kalau diChina semangka sudah dpt dipanen. -sikua, hamiekua etc, Di Indonesia ini musim tidak diketemukan jadi sulit dibayangkan betapa berbedanya keadaan kalau ganti musim. panganan disetiap musim berlainan 100% dan karena itu utk perayaan menurut calender HuangDi panganan yg diketemukan juga berlainan. DiJawa setiap hari semua panganan hampir sama jadi sulit membayangkan perbedaan musim. Andreas --- On Mon, 8/17/09, ulysee_me2 wrote: From: ulysee_me2 Subject: [budaya_tionghua] Re: DISKUSI HUNGRY GHOST FESTIVAL - (1)buang sial To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, August 17, 2009, 7:26 PM Gue sih enggak tertarik soal "siapa duluan" tao atau budhis yang mengadopsi hungry ghost festival ini. Gue lebih tertarik sama kisah-kepercayaan yang melatar belakanginya. Tahayul kata yang nggak percaya, legenda kata nyang percaya. Baik tahayul maupun legenda, biasanya ada latar belakang rasionalnya juga, dimana garis batasnya, buat gue itu lebih menarik untuk dibahas. Engkong pernah bilang, di tiongkok, bulan tujuh penanggalan imlek itu pergantian musim (musim apa sih? menjelang musim panas kali?) dan seperti biasanya pergantian musim, hawa nggak bagus, banyak hama, banyak yang sakit. Nah ini dihubungkan dengan arwah gentayangan yang mengganggu kehidupan manusia. Jadi supaya hantu-hantu itu enggak ganggu-ganggu (gue percaya ceritanya Andreas yang menghubungkan dengan urusan panenan) orang hidup bikin persembahan, sesajian, untuk bikin senang arwah arwah, dengan
[budaya_tionghua] Dirgahayu Rebpublik Indonesia Yang ke 64
Saya dan segenap Moderator Budaya Tionghoa mengucapkan "dirgahayu Rebpublik Indonesia yang ke 64". Semoga Kita semua dalam suasana kekeluargaan. Dan memajukan Bangsa Indonesia jauh lebih baik lagi. Terima kasih
[budaya_tionghua] Re: DISKUSI HUNGRY GHOST FESTIVAL - (1)buang sial
Gue sih enggak tertarik soal "siapa duluan" tao atau budhis yang mengadopsi hungry ghost festival ini. Gue lebih tertarik sama kisah-kepercayaan yang melatar belakanginya. Tahayul kata yang nggak percaya, legenda kata nyang percaya. Baik tahayul maupun legenda, biasanya ada latar belakang rasionalnya juga, dimana garis batasnya, buat gue itu lebih menarik untuk dibahas. Engkong pernah bilang, di tiongkok, bulan tujuh penanggalan imlek itu pergantian musim (musim apa sih? menjelang musim panas kali?) dan seperti biasanya pergantian musim, hawa nggak bagus, banyak hama, banyak yang sakit. Nah ini dihubungkan dengan arwah gentayangan yang mengganggu kehidupan manusia. Jadi supaya hantu-hantu itu enggak ganggu-ganggu (gue percaya ceritanya Andreas yang menghubungkan dengan urusan panenan) orang hidup bikin persembahan, sesajian, untuk bikin senang arwah arwah, dengan harapan, kalau kenyang dan senang, minimal mereka nggak akan ganggu, atau malahan akan melindungi. Jadi bulan tujuh, selain sembayang sesajian di altar rumah untuk leluhur, di pinggir jalan untuk arwah gentayangan, juga suka ada pertunjukan wayang orang yang tidak boleh ditonton oleh orang hidup, dikhususkan untuk hantu-hantu. Walaupun semua pemain wayangnya orang hidup, ada juga pawang hantu nya yang ikut. Katanya kalu orang hidup ikut nonton di situ, bisa sakit berat kehilangan 'hun' yang berakibat fatal. H, horror tapi seru. Heheheheh. Itu, tahayulnya. Kalau rasionalnya, barangkali latar belakang rasional nya ya itu tuh, masa antara masa panen, yang bikin makanan susah didapat, terlalu mahal untuk orang miskin, jadi diadakan lah sembayang rebutan,biasanya dimodalin yang berduit untuk bantu yang kurang mampu supaya bisa makan. Kadang diadakan lelang sembako juga. Sembako hasil sumbangan orang berpunya disembayangin, terus dilelang untuk harga tertinggi, terus sembako yang sudah dibeli mahal ini dibagikan ke orang miskin. Jadi yang kaya nyumbang dua kali donk ya, ya nyumbang sembako nya, ya nyumbang duitnya juga. Katanya, yang nyumbang sembako bakal dilimpahi rejeki, dan yang 'beli' hesi lelang juga akan balik modal berlipat kali. Terus tahayulnya, orang kaya yang berpunya enggak boleh menyimpan sembako lelangan ini, bisa sial. Jadi ada juga yang bilang bahwa acara ini untuk 'buang sial'. Jadi kalau di keluarganya ada yang sakit-sakitan, atau kena malapetaka apa, akan buru buru nyumbang untuk menghilangkan kesialan dalam keluarganya. Ah, konsep 'buang sial' ini menarik juga. Gue sering denger, kalau misalnya ada yang kehilangan barang, kecurian, kerampokan, atau kena tipu uang, kadang dihibur sama kerabat lain, atau menghibur diri sendiri dengan berkata, "biarin deh, anggap aja buang sial." Yang pengen gue tahu, sembahyang di altar leluhur, perbedaannya apa antara sembayang bulan tujuh ini dengan sembayang cengbeng dan sembayang malam tahun baru? Apakah makanan yang disajikan beda? Atau set altarnya beda? Mohon pencerahan dnk, pliss. (tanggal 29 Agustus besok musti kumpul keluarga untuk sembayang leluhur neh) --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Purnama Sucipto Gunawan" wrote: > > sebenarnya kalo dibilang mulai dari tao atau buddhis sih ngak bisa dibilang > siapa duluan. > > dalam Budhism sebenarnya udah ada seperti itu. cuman beberapa aliran masih > ada berpandangan lain. Dalam catatan Aliran Budhis teravada sebenarnya ada > peristiwa Cioko atau sembayang rebutan, yaitu dari Tirana Sutta. > > Cuman beberapa oknum aliran teravada masih tidak mengakui hal itu sebagai > Dasar asmilasi budaya cioko atau sembayang rembutan di tiongkok. ini > dikarenakan pengaruh orba, dan juga oknum - oknum buddhis untuk dengan > sengaja mengisolasi kebudayaan tionghoa pada jaman orba. > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA wrote: > > > > Hungry ghost festival memang oleh agama Budha dan agama Dao dianggap > > sebagai mereka punya - tetapi silahkan perhatikan. Untuk mereka yg beragama > > budha bulan tujuh tgl 15 adalah waktunya? utk mereka yg menjadi murid budha > > utk menyelsaikan meditasi mereka dan karena itu hari ini adalah hari > > gembira. Utk murid budha makanan berjiwa dilarang. Tetapi hungry ghost > > festival makanan dari yg berjiwa banyak. Memang jaman Tang ada dongeng > > mengenai seorang arhat yg ibunya menjadi hungry ghost - dia harus > > membebaskan ibunya dgn donasi kepada sekian banyak bikshu? dan achirnya > > ibunya menjadi manusia kembali. Harinya bulan 7 tgl 15. tetapi ingat > > ini jaman Tang. > > ? > > Untuk agama Dao pada hari ini pintu neraka dibuka dan mereka yg dihukum > > disana diberikan ketika utk keluar kedunia manusia kembali dan mencari > > makanan. Untuk mereka yg punya keluarga persoalan ini ditampung oleh > > keluarga didalam kelenteng leluhur- tetapi utk mereka yg tidak ada keluarga > > biasanya mereka melakukan "kerusakan"? Karena itu di kelenteng pada hari > > ini dilakukan upacara sembayang y
[budaya_tionghua] Re: film ttg Tuhan, Cina dan Annisa
saya sudah liat trailernya..,, keren bangeT. Membawa pesan damai. Saya paling suka quotenya : "That's why God create love, so all the differences could be united". Karena itu harusnya ga ada lagi diskriminasi, pertengkaran & perang cuma gara" perbedaan. Kan Bhinekka Tunggal Ika. sayang filmnya cuma diputer di Blitz Megaplex.
[budaya_tionghua] Re: [OOT] Rekomendasi Shinse
Salam sejahtera, zaman sekarang masih ada akupunkturis yang memakai jarum sterilisasi ulang. Asalkan metoda sterilisasinya baik dan benar, maka tidak ada masalah. Salah satu cara sterilisasi yang baik adalah dengan memakai alat yang dinamakan autoclave sterilizer. Cara mengodog jarum dengan panci bukanlah metode yang standar yang direkomendasikan. Banyak pasien yang sangat phobia dengan jarum sterilisasi ulang, kalau anda pergi ke dokter gigi, bukankah alat-alat dokter juga disterilisasi kembali. Tapi kalau anda masih ragu-ragu, mintalah akupunkturis untuk menggunakan jarum baru. Sterilisasi sebetulnya nambah kerjaan buat akupunkturis, pada zaman sekarang ini jarum sudah gampang didapat dan supplynya juga lancar. Kalau biaya pengobatan yang lebih murah penting bagi anda. Anda bisa memilih tempat akupunktur yang bentuknya Yayasan. Di Jakarta salah satu tempat seperti itu adalah Yayasan akupunktur umum. Untuk informasi lebih lanjut, klik linkage di bawah ini. http://menujusehat.blogspot.com/2007/06/klinik-akupunktur-umum-jakarta-pusat.html Di kebanyakan kota besar di Indonesia ada yayasan akupunktur. Untuk teman-teman anda yang mencari pengobatan yang lebih murah, rujuklah mereka ke yayasan saja. Kalau tempat yang mahal sih sangat bervariasi. Dari yang ratusan ribu rupiah, bahkan sampai yang jutaan rupiah. Anehnya, kadang-kadang pasien malah tidak mau ke tempat yang murah, walaupun pengobatan di tempat yang murah itu juga berkualitas. Salam, Yandy
Re: [budaya_tionghua] film ttg Tuhan, Cina dan Annisa
Nggak nyangka bisa diputar di bioskop walau di Blitz. Kukira bakal keliling dari kampus ke kampus waktu lihat iklannya di Vimeo beberapa bulan lalu. On 8/15/09, alex ferry wrote: > CIN(T)A > http://entertainment.kompas.com/read/xml/2009/08/15/e094012/cinta..antara.cina.annisa.dan.tuhan... > > PRODUKSI: Moonbeam Creation dan Sembilan Matahari Film, PRODUSER: > M.Adi Panuntun, M.Budi Sasono, EXECUTIVE PRODUSER: Roland Samosir, > Kathleen Lee, DIRECTOR: Sammaria Simanjuntak, PEMAIN: Sunny Soon, > Saira Jihan > > Sebuah film yang digarap komunitas indie. Menyentuh persoalan yang > cukup sensitif, namun dikemas secara humanis. Menyuarakan toleransi > dan perdamaian yang indah. > > Bandung, Agustus 2000. Cina (Sunny Soon) berhasil masuk sebagai > mahasiswa jurusan Aritektur di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di > Bandung. Kehidupan ekonomi keluarganya kurang dari cukup sehingga > memaksanya untuk berusaha mencari pekerjaan sampingan sebagai pegawai > refleksi di Healthy Spa dan mendaftarkan beasiswa untuk menambah uang > sakunya. Sesuai dengan namanya, Cina berasal dari suku tionghoa yang > tinggal di daerah Sumatera Utara. Dia bercita-cita untuk menjadi > seorang Gubernur Tapanuli ketika kelak Tapanuli berdiri sendiri > menjadi sebuah provinsi. > > Selama menjalani orientasi mahasiswa baru, Cina bertemu dengan seorang > wanita cantik yang berprofesi sebagai bintang film dan sekaligus > seniornya di kampus. Dialah Annisa (Saira Jihan), mahasiswi tingkat > akhir yang kuliahnya terhambat karena kariernya di dunia film. > > Sudah tiga kali tugas akhir Cina ditolak Annisa, lantaran karyanya > kurang sempurna dan jauh dari yang diharapkan akibat idealisme yang > dipegangnya. Masalah tersebut didorong juga karena Annisa masih belum > menerima pernikahan kedua Ibunya setelah sepeninggalan Ayah > kandungnya. Di kampus, Annisa selalu diperguncing teman-temannya > termasuk Cina, karena IP (Indeks Prestasi)nya hanya 2,1 dan tugas > akhirnya yang bermasalah. > > Annisa dan Cina selalu bertemu di waktu dan tempat yang tak terduga. > Cina pun tertarik dengan desain rancangan Tugas Akhir Annisa yang > selalu ditolak oleh dosennya dan Cina pun bersedia membantu Annisa > untuk menyelesaikannya. Dari situ lah pertemuan mereka semakin sering > dan hubungan mereka semakin dekat. > > Dalam Film ini, sutradara Sammaria Simanjuntak, mencoba menyorot > kehidupan religi masing-masing karakter. Cina yang rajin pergi ke > gereja dan Annisa, seorang artis yang tidak pernah meninggalkan > sholat. > > Kehidupan mereka sehari-hari pun terus bergulir dengan diisi berbagai > diskusi mengenai perbedaan agama mereka. Pergulatan pendapat yang > dikemas dengan diskusi yang santai dengan tanpa memunculkan konflik. > Dari masalah apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan oleh Islam > maupun Kristen. > > Pada tahun itu, perayaan Idul Fitri dan Natal saling berdekatan. > Sebagai dua orang sahabat yang saling toleransi, Cina membantu Annisa > membuat ketupat pada saat Idul Fitri, dan begitu pun sebaliknya, > Annisa membantu Cina menghias pohon Natal. > > Bersama dengan penulis naskah Sally Anom Sari, Sammaria merancang > karakter, setting, dan dialog yang sederhana dan mengusik kesadaran > masyarakat penuh warna di Indonesia. Dialog-dialog yang dipakai dalam > film ini terbilang cukup berat dan masih bersentuhan dengan agama. Ini > terlihat pada dialog antara Cina dan Annisa mengenai siapa pendamping > mereka kelak. Annisa sudah dijodohkan Ibunya dengan seorang keturunan > beragama Islam. Sedangkan Cina ingin istrinya kelak mencintai Tuhannya > lebih dari dirinya. > > Rasa emosi kemudian muncul ketika Cina dan Annisa memperdebatkan > masalah pengeboman gereja-gereja di Indonesia pada Hari Natal. Cina > memutuskan untuk mengambil beasiswanya dan pergi ke Singapura. Cina > merasa kehadirannya sebagai orang Kristen tidak akan diterima di > Indonesia apalagi bila menjadi seorang pemimpin, karena dia menyadari > bahwa mayoritas orang Indonesia adalah muslim. > > Sammaria, mencoba menghadirkan warna Indonesia dengan menyisipkan > simbol-simbol yang berkaitan dengan nasionalisme dalam filmnya. > Lihatlah, ada bendera Indonesia, Burung Garuda yang merupakan lambang > Negara Indonesia, ciri kebudayaannya Indonesia lainnya seperti boneka > wayang dan adat istiadat pre-wedding suku Jawa yang digambarkan pada > saat Annisa melakukan prosesi mandi kembang sebelum menikah. > > Film ini pun dikemas secara kreatif di mana beberapa scene testimoni > dari beberapa pasangan suami istri yang berbeda agama yang menjelaskan > keharmonisan mereka walaupun hidup dengan memegang keyakinan > masing-masing. > > Dalam pengemasannya, Sammaria menggunakan dua konsep sinematorafi. > Pertama, mengingat keberadaan Tuhan sangat subjektif pada setiap > orang, Sammaria meletakkan penonton pada ‘sudut pandang Tuhan’. Huruf > T yang terselip di antara kata Cin(T)a, yang jadi judul film, merujuk > pada Tuhan. > > Reaksi penonton pada film mencerminkan persepsi penonton itu sendi
Re: [budaya_tionghua] Fw: Joesoef Isak Meninggal Dunia
Pak David yth., Saya ada artikel riwayat hidupnya, semoga bermanfaat sebagai kenangan atasnya, Salam, Soebianto-TBian http://www.tempointeraktif.com/ Edisi. 22/XXXVII/21 - 27 Juli 2008 Joesoef Isak - Ditunjuk ’Pemimpin Besar Revolusi’ SEJAK di sekolah menengah pertama di Jalan Prapatan, Jakarta Pusat, saya sudah bisa menulis resensi musik dan film. Guru saya memuji tulisan itu. Dia meminta saya mengirimkannya ke surat kabar, tapi saya tidak pernah melakukannya—entah kenapa. Persinggungan saya dengan dunia pers dimulai ketika saya bekerja di harian Berita Indonesia pada 1946. Ketika Jepang kalah oleh Sekutu, mereka diberi tugas tetap memelihara keamanan dan ketertiban. Pulau Jawa, yang dikuasai Angkatan Darat Jepang, mengeluarkan buletin berita Gunsei Kambu. Untuk melawan penerbitan itu, para senior saya, Taslim dan Suardi Tasrif, mendirikan surat kabar Berita Indonesia. Orang yang membiayainya Zulkifli Lubis, ”bapak” intelijen di Indonesia. Ketika itu usia saya 17-18 tahun dan baru tamat dari Taman Dewasa, setingkat sekolah menengah atas, di Kemayoran, Jakarta Pusat. Di sana saya tidak langsung menjadi wartawan, tapi memulai dari bawah sekali. Tugas saya di bagian dokumentasi, menerjemahkan berita-berita berbahasa Belanda yang penting untuk dimuat di Berita Indonesia. Kemudian saya menjadi korektor dan di bagian layout. Setelah itu, saya mulai menulis berita kriminal atau sepak bola. Zaman dulu tidak ada spesialisasi seperti wartawan sekarang. Berita Indonesia merupakan koran yang paling sering dibredel Belanda. Ini membuat koran itu menjadi populer di kalangan para pejuang kemerdekaan. Apalagi revolusi bersenjata sudah dimulai. Meski sering dibredel, surat kabar masih bisa terbit. Itu bedanya pembredelan di masa pemerintah Belanda dengan masa Soeharto. Belanda masih berpegang pada hukum. Kalau dibilang dua minggu, ya dibredel selama itu. Ada juga yang sampai sebulan, tapi waktunya jelas. Bukan ”digantung”, seperti di zaman Soeharto. Pada 1949 Boerhanudin Mohammad Diah—yang ketika itu sudah memiliki Merdeka—membeli Berita Indonesia dan langsung menutupnya. Saya dan sebagian karyawan lain pindah ke Merdeka. Kendati lebih dulu berdiri, saya sayangkan Merdeka kalah bersaing dengan Kompas karena diurus dengan gaya warung. Tidak ada pendelegasian wewenang kepada orang di luar keluarga. Pada 1956 saya menikah. Waktu itu B.M. Diah dan istrinya, Herawati, juga hadir. Resepsi pernikahan dilangsungkan di Gedung Pemuda, tempat berkumpulnya para pemuda. Sekarang tempat itu menjadi Gedung Mahkamah Agung. Ketika memberikan ucapan selamat, B.M. Diah berbisik dalam bahasa Belanda: ”Soef, aku punya kado untukmu. Mulai hari ini aku angkat kau jadi managing editor.” Dulu, struktur redaksi sangat sederhana. Managing editor merupakan redaktur pertama atau wakil pemimpin redaksi. Jadi saya adalah wakil B.M. Diah! Ini suatu penghargaan, karena banyak senior di atas saya. Tapi B.M. Diah memilih saya. Pada 1959 B.M. Diah diangkat menjadi Duta Besar Indonesia di Cekoslowakia. Untuk pertama kali, dia terpaksa harus melepaskan jabatannya sebagai pemimpin redaksi. Padahal, dalam sejarah Merdeka, B.M. Diah tidak pernah melepaskan jabatan itu. Walaupun sudah tidak menulis editorial lagi, namanya tetap dicantumkan sebagai pendiri dan pemimpin redaksi. Sekali lagi, B.M. Diah menunjuk saya sebagai pemimpin redaksi. Sewaktu bertemu dengan Bung Karno, cerita B.M. Diah kepada saya, dia ditanya siapa yang akan menggantikan posisinya? B.M. Diah menyebut nama saya. Bung Karno, yang belum mengenal saya, langsung berpesan agar saya memelihara Merdeka menjadi koran progresif-revolusioner. Kalau tidak bisa, Bung Karno akan memanggil Diah pulang kembali ke Indonesia. B.M. Diah hanya tiga tahun di Praha, kemudian dia diangkat menjadi Duta Besar Indonesia di Inggris. Waktu di London, dia rupanya dilapori, entah oleh siapa: saya makin lama makin membawa Merdeka ke arah kiri. Mendapat laporan itu, B.M. Diah berpesan, ”Soef, kau tahu sendiri kan? Suluh Indonesia itu didukung Partai Nasional Indonesia, harian Rakyat didukung Partai Komunis Indonesia, Bintang Timur ada Partindo. Merdeka apa? Keringat kita sendiri. Jadi buat apa kita besar-besarkan Ali Sastroamidjojo, Roeslan Abdulgani, atau Soebandrio? Kalau menguntungkan, kita dukung, kalau tidak, buat apa?” Itu prinsip B.M. Diah. Merdeka mendapat label sebagai koran independen atau tengah. Namun tekanan untuk memecat saya terus berkembang. Salah satunya dari direktur sebuah perusahaan negara. Pada masa nasionalisasi, banyak perusahaan Belanda jatuh ke tangan militer. Direktur salah satu perusahaan itu menawari B.M. Diah mesin cetak baru. Mereka cuma minta satu syarat: saya dikeluarkan. Lantaran B.M. Diah sayang dan menganggap saya kadernya yang paling berhasil, dia tidak mau memecat saya. Ini yang mau saya luruskan. Saya tidak dipecat, tapi ”ditendang” ke atas. Saat itu Grup Merdeka punya percetakan, ha
[budaya_tionghua] Re: Ada yang di Pekan Baru ?
Baru saja saya menerima kabar via Facebook kalau orang yang saya cari sudah ketemu. Aug 12, 2009 11:52 pm saya coba minta bantuan via milis ini dan kemudian saya juga minta bantuan via Facebook. Tapi tampaknya tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Kemarin malam saya iseng iseng browsing dengan kata kunci nama ybs dan nama kota. Kemudian saya menemukan informasi yang cocok di satu website elektronika (saya ingat kalau dulu pernah disebut sebut ybs bekerja sebagai teknisi komputer), sayang sekali disana saya tidak menemukan cara untuk mengkontak ybs, tapi disana tercantum nick name ybs. Berbekal nick name ybs berikut saya coba lagi browsing,ternyata ketemu informasi lain yang saya yakini ttg ybs lengkap dengan shio (yang saya perkirakan cocok), no HP. Semua informasi yang saya dapatkan saya kirimkan kepada paman saya di Palembang via Facebook kemarin malam. Hari ini saya lumayan sibuk sehingga baru sempat membuka Facebook. Ternyata ada pesan yang disampaikan ke wallsaya jam 11:11pm mengabarkan bahwa orang yang kami cari telah diketemukan. Salam, Anton W
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Ada pujian yang datang tanpa diharapkan, ada pula celaan yang datang biarpun sudah berusaha sebaiknya " ( Ming Zi ) BC IV A : 21 Sojah, Teng Aina