Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua

2009-11-21 Terurut Topik Hoey Hin
benar2 menyedihkan, sekarang ini memang banyak anak2 yang sudah berkeluarga, 
menitipkan orang tuanya di panti jompo, karena mereka merasa direpotkan. 
Padahal kalau lihat di panti jompo itu orang2 tua pada ngga betah dan pengin 
pulang berkumpul dengan keluarga dan cucu-cucunyanya, kadang malah ada yang 
kabur. Meraka dibawa ke panti jompo rata2 dibohongi anaknya mau diajak pergi 
menengok family atau apa.
ini ada video clip lagu tentang bakti pada orang tua, berjudul gui yang tu 
(跪羊图)http://www.youtube.com/watch?v=hXmOz0yn4skfeature=related bercerita 
tentang anak kambing yang menyusui induknya, sambil berlutut dan memejamkan 
mata. artinya sangat bagus, tapi sayang tidak ada teks terjemahannya. Pada 
intinya supaya kita menjadi orang yang minum air harus ingat akan sumbernya, 
menerima kebaikan, tahu membalas budi tidak lupa pada asalnya.
Sekalian disini http://www.youtube.com/watch?v=GwCnaH_aJ0gfeature=fvw juga ada 
sebuah cerita tentang kasih sayang orang tua yang tidak ada habisnya, ia sejak 
anaknya kecil selalu menjemput anaknya ke sekolah, sampai anaknya sudah 
besarpun ia masih seperti itu, sangat mengharukan meskipun ini sebenarnya 
adalah iklan mobil.

salam,
HH




From: henyung heny...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, November 20, 2009 13:01:24
Subject: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua

  
Silahkan dilihat video klip yang sangat menyentuh ini. Ada subtitle dalam 
bahasa melayu.

http://www.youtube. com/watch? v=O4xA1EMGcoI

Sudahkan anda berbakti kepada orang tua ?

Hormat saya,

Yongde


 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[budaya_tionghua] Re: Tanya: Wayang Potehi

2009-11-21 Terurut Topik jackson_yahya
apakah Anda memang sengaja untuk datang untuk melihat pertunjukan 
tersebut?-niat saya datang sembayang Kenapa? Begitu saya dengar ada 
suara musik yg khas ya saya masuk saja menonton. Mungkin jika ada wayang jawa 
saya akan menonton juga karena jarang2 ada tontonan unik seperti itu. 

Bagaimana dengan prnonton yang lain?  penonton lain mungkin pemikirannya 
sama seperti saya kebetulan lewat

 Kira-kira latar belakang mereka apa? - ibu rumah tangga,pengangguran, 
karyawan/karyawati, dan orang2 yang sedang makan atau sedang jalan2 sore
--Original Message--
From: lrwahyudyanti
Sender: not...@yahoogroups.com
To: jackson_ya...@yahoo.com
Subject: Re: Tanya: Wayang Potehi
Sent: Nov 20, 2009 6:47 PM


Terimakasih Pak/ Mas Jackson Yahya. Saat ini saya sedang riset awal untuk 
membuat film tentang wayang potehi. Ceritanya bisa dilihat di 
http://kotakpermen.wordpress.com/. Saya tertarik untuk mengetahui bagaimana 
posisi wayang potehi di masyarakat terutama dari etnis tionghoa. Maukah Anda 
bercerita lebih lanjut, apakah Anda memang sengaja untuk datang untuk melihat 
pertunjukan tersebut? Kenapa? Bagaimana dengan prnonton yang lain? Kira-kira 
latar belakang mereka apa?

salam dan semoga hari ini indah
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:

 1. Di mana rekan menonton pertunjukan tadi?-- di klenteng toa se bio 
 petak 9 jakarta - kota (glodok)

 2. Kenapa tertarik untuk menonton dan berapa kali? --- bagus saja 
 dengerin musik khasnya, 3x

 3. Banyakkah penonton pertunjukan tadi? Atau siapa saja?-- Banyak skitar 
 100org lebih krn yg nonton berganti2 krn lama pentas nya

 4. Bahasa apa yang digunakan dan apakah rekan paham alur ceritanya?  
 indonesia,  paham
 5. Akankah menonton pertunjukan wayang potehi lagi? -- Bole kalau ada lagi
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
 Teruuusss...!

 -Original Message-
 From: lrwahyudyanti lrwahyudya...@...
 Date: Fri, 20 Nov 2009 03:05:16
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Tanya: Wayang Potehi

 Dear all, Saya Lutfi dari Jogja, ingin tahu tentang wayang potehi di 
 Indonesia saat ini. Jika ada rekan-rekan yang pernah menonton pertunjukannya, 
 tolong jawab beberapa pertanyaan saya.

 1. Di mana rekan menonton pertunjukan tadi?
 2. Kenapa tertarik untuk menonton dan berapa kali?
 3. Banyakkah penonton pertunjukan tadi? Atau siapa saja?
 4. Bahasa apa yang digunakan dan apakah rekan paham alur ceritanya?
 5. Akankah menonton pertunjukan wayang potehi lagi?

 jika rekan memiliki cerita seputar wayang potehi dan mau berbagi dengan saya, 
 saya akan senang sekali.

 salam dan terimakasih sebelumnya,





Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [budaya_tionghua] Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal Profesor Kodok...

2009-11-21 Terurut Topik ANDREAS MIHARDJA
Didalam ilmu economy - ilmu perbankan kalau diUSA adalah suatu specialisasi dan 
ini saya tahu dgn pasti bukan kepandaian dari KKG. Manipulasi didalam bidang 
perbankan berlainan dari manipulasi didalam bidang development ekonomie dan 
juga berlainan dgn bidang business ekonomie. Malah antara perbankan dan 
ekonomie saham atau partnership saja keahliannya berlainan. Kepandaiannya KKG 
adalah dlm bidang ekonometrie a'la belanda 1950-60- karena itu dia tidak 
berhasil merubah climate ekonomie indonesia sewaktu dia menjadi menteri. Wong 
dia ketinggalan jaman  dan theory ekonomie Belanda hanya berguna sewaktu 
1960'an  Saya kira menteri dari kabinet SBY sekarang kepandaian ekonomienya 
jauh lebih tinggi dari dia dan juga lebih uptodate pengetahuannya. 
Andreas

--- On Thu, 11/19/09, agoeng_...@yahoo.com agoeng_...@yahoo.com wrote:


From: agoeng_...@yahoo.com agoeng_...@yahoo.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal Profesor 
Kodok...
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 6:46 PM








Ah kayaknya makin pikun nih opa satu ini. Lupa apa saat itu udah 5 bank listnya 
yg beredar dlm kondisi semaput mirip century, klo century ga ditake over saat 
itu bank2 laen bakal di rush juga n dampaknya bakal kayak 98. Sampe2 org ga 
bersalah yg cuma meneruskan info aja ditangkap. 


From: HKSIS sa...@netvigator.com 
Date: Fri, 20 Nov 2009 10:30:23 +0800
To: HKSIShk...@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal Profesor Kodok...

  



Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal 
Profesor Kodok...





 

Inggried Dwi W
Ekonom Kwik Kian Gie










Kamis, 19 November 2009 | 15:27 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary


JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Kwik Kian Gie berpendapat, alasan bail-out Bank 
Century karena kekhawatiran akan menimbulkan dampak sistemik terhadap sistem 
perbankan hanya sebuah kamuflase. Dampak sistemik akan terjadi jika bank yang 
dibiarkan bangkrut meninggalkan utang dalam jumlah besar terhadap bank-bank 
lain. Kenyataannya, berdasar data yang ia miliki, Century justru memiliki 
tagihan pada bank-bank lain.

Pernyataan seorang profesor (tanpa menyebut nama), bahwa dampak sistemik 
berkaitan dengan psikologis bank dan nasabah, dikritik keras oleh mantan 
Menteri Ekuin ini. Ia menyebut hal itu sebagai pernyataan seorang profesor 
kodok yang hanya tahu teori dan tidak mengerti kondisi yang sebenarnya.

Kwik lantas menganalogikannya dalam sebuah cerita. Di pinggir kali, ada anak 
berusia 5 tahun, seorang profesor, dan anak jalanan berumur 14 tahun yang 
setiap hari ada di pinggir kali itu. Anak 5 tahun tanya ke profesor, 'Berapa 
kali lompatan yang dibutuhkan kodok untuk melompat ke seberang kali? tuturnya, 
pada diskusi Membongkar Skandal Bank Century, Kamis (19/11) di Gedung DPR, 
Jakarta.

Ia melanjutkan, Si profesor kodok menjawab, 'Kita lihat lebar diukur berapa 
senti kemudian dikalikan dengan panjangnya, baru tahu berapa lompatannya' . 
Jawaban profesor ini dibantah oleh anak 14 tahun. Anak itu bilang, 'Bapak 
salah, yang saya lihat hanya dua kali. Karena, setelah melompat sekali dan 
menyentuh air, kodoknya akan berenang. Kemudian, dia melompat sekali lagi ke 
daratan, papar Kwik.

Dari cerita tersebut, Kwik ingin menggambarkan bahwa si anak yang berusia 14 
tahun lebih mengetahui dari apa yang dilihatnya di lapangan dibandingkan sang 
profesor. Menteri yang profesor kodok, tanpa tahu lapangan, cuma tahu 
hitung-hitungan. Saya enggak tahu, pura-pura bodoh atau bodoh betul, katanya.

Kemudian, ia menguraikan, hanya bank-bank tertentu yang jika dibiarkan bangkrut 
akan berdampak sistemik. Bank-bank tersebut di antaranya bank multi-nasional. 
Kalau Bank Century, tidak ada bank-bank lain yang menempatkan uangnya di sana 
sehingga tidak mungkin ada dampak sistemik, kata Kwik.




[budaya_tionghua] Fw: 3 x 8 = 23 (?)

2009-11-21 Terurut Topik ChanCT

- Original Message - 
From: Hendra Iskandar Lim 
To: Hendra Iskandar Lim 
Sent: Saturday, November 21, 2009 2:22 PM
Subject: FW: 3 x 8 = 23 (?)


Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik.
 Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain
 sedang dikerumuni banyak orang.
 Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.
 
Pembeli berteriak: 3 X 8 = 23, kenapa kamu bilang 24?
 
Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: Sobat, 3 X 8 = 24, tidak usah
 diperdebatkan lagi.
 
Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: Siapa
 minta pendapatmu?  Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius.
 Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan.
 
Yan Hui: Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana?
 
Pembeli kain: Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong
 untukmu.  Kalau kamu yang salah, bagaimana?
 
Yan Hui: Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.
 
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah
 Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil
 tertawa: 3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah.  Berikan jabatanmu kepada dia.
 
Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.
 Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia
 berikan kepada pembeli kain.
 Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.
 
Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat.
 
Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar
 darinya.  Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga.
 Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.
 Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali
 setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat : Bila hujan
 lebat, janganlah berteduh di bawah pohon.  Dan jangan membunuh.
 
Yan Hui menjawab, Baiklah, lalu berangkat pulang.
 
Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya
 sudah mau turun hujan lebat.
 Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba ingat nasihat
 Confucius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi.
 Dia meninggalkan pohon itu.
 Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur.
 Yan Hui terkejut, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti.
 Apakah saya akan membunuh orang?
 Yan Hui tiba di rumahnya saat malam sudah larut dan tidak ingin mengganggu
 tidur istrinya.
 Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya.
 Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri
 ranjang dan seorang lagi di sisi kanan.
 Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya.
 Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Confucius,
 jangan membunuh.
 Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah
 adik istrinya.
 
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confucius, berlutut dan berkata:
 Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?
 
Confucius berkata: Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun
 hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah
 pohon.
 Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru
 mengingatkanmu agar jangan membunuh.
 
Yan Hui berkata: Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.
 
Jawab Confucius : Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga.
 
Kamu tidak ingin belajar lagi dariku.
 Cobalah kamu pikir.
 Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan
 jabatanmu.
 Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah
 dan itu berarti akan hilang 1 nyawa.
 Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih
 penting?
 
Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : Guru mementingkan yang lebih
 utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.
 
Sejak itu, kemanapun Confucius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.
 

Cerita ini mengingatkan kita:
 Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan
 kamu, apalah artinya.
 Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah
 kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.
 Banyak hal ada kadar kepentingannya.
 Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu, tapi
 akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.
 Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan.
 Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.


 
Weight Loss Program
Best Weight Loss Program - Click Here!





No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 9.0.707 / Virus Database: 270.14.75/2516 - Release Date: 11/21/09 
03:43:00

Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua

2009-11-21 Terurut Topik liang u
    Budaya Tionghoa mengatakan: Zun lao ai you 尊老爱幼, atau hormati yang tua, 
sayangi yang muda.  Bakti kepada orang tua adalah bagian utama dari budaya 
Tionghoa. Salah satu perilaku orang Tionghoa yang tidak dimengerti orang barat 
adalah ini, Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya. Mereka tak punya 
budaya ini, anak setelah besar meninggalkan rumah, bahkan tak akan datang pada 
hari Natal ataupun Tahun Baru. Kalau hari Natal bisa mengirim ucapan selamat 
saja banyak orang tua yang menangis, terharu anaknya masih ingat  kepadanya 
(ceramah Seng Im Taisu di Phoenix TV). Orang tua jompo tinggal berdua, kalau 
salah satu sudah meninggal, yang satu lagi menderita bukan main, tak sedikit 
yang mati tak ketahuan, baru ketahuan tetangga sudah bau.  Karena itu menurut 
kemenakan saya yang dari muda tinggal di Kanada, banyak orang tua yang tinggal 
sendirian bunuh diri. Anaknya lazimnya masih mengaku itu bapak saya, itu ibu 
saya , tapi tak ada
 rasa kasih lagi. Seperti kita melihat pengemis atau orang miskin terlantar di 
jalan. Kasihan, tapi tak merasa bertanggung jawab, paling mengambil uang seribu 
diberikan, itu sudah untung., 
Teman kerja saya dulu lulusan Amerika, ia bilang banyak orang tua terlantar 
minta-minta di statiun dll. Kalau ditanya ia punya anak, bahkan ada yang 
mengaku anaknya adalah dokter!
    Karena ekonomi negara barat maju duluan, maka semua orang kaya di timur 
mencontoh kehidupan orang barat, yang melupakan orang tuanya. 
Adik saya dokter di Hongkong sering datang pasien nenek-nenek atau kakek-kakek, 
kalau ditanya sakit apa? Ia bilang tak sakit, lalu untuk apa ke dokter? 
Dijawabnya  ingin cepat mati! karena tidak dihiraukan anak lagi. Adik saya 
cuma dapat menasihati, orang lain ingin hidup terus, koq ingin mati, dokter 
membuat orang yang hampir mati jadi hidup, bukan membuat orang hidup jadi mati. 
   Di daerah miskin, masih berlaku budaya Timur. Coba berkali-kali ada berita 
mengharukan, anak umur 6 tahun merawat orang tua yang jompo. Bukan merawat saja 
tapi mencari nafkah untuk kakek dan neneknya. 
   Lain kali saya kirimkan laporan yang demikian, agar kita sadar begitu 
harusnya kita orang Timur bukan mencontoh budaya barat tanpa dipilih. 
   Kiongchiu
Liang U
   





From: Hoey Hin hoey_...@yahoo.co.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, November 20, 2009 7:19:23 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua

  
benar2 menyedihkan, sekarang ini memang banyak anak2 yang sudah berkeluarga, 
menitipkan orang tuanya di panti jompo, karena mereka merasa direpotkan. 
Padahal kalau lihat di panti jompo itu orang2 tua pada ngga betah dan pengin 
pulang berkumpul dengan keluarga dan cucu-cucunyanya, kadang malah ada yang 
kabur. Meraka dibawa ke panti jompo rata2 dibohongi anaknya mau diajak pergi 
menengok family atau apa.
ini ada video clip lagu tentang bakti pada orang tua, berjudul gui yang tu 
(跪羊图)http://www.youtube. com/watch? v=hXmOz0yn4skfeature=related bercerita 
tentang anak kambing yang menyusui induknya, sambil berlutut dan memejamkan 
mata. artinya sangat bagus, tapi sayang tidak ada teks terjemahannya. Pada 
intinya supaya kita menjadi orang yang minum air harus ingat akan sumbernya, 
menerima kebaikan, tahu membalas budi tidak lupa pada asalnya.
Sekalian disini http://www.youtube. com/watch? v=GwCnaH_ aJ0gfeature=fvw juga 
ada sebuah cerita tentang kasih sayang orang tua yang tidak ada habisnya, ia 
sejak anaknya kecil selalu menjemput anaknya ke sekolah, sampai anaknya sudah 
besarpun ia masih seperti itu, sangat mengharukan meskipun ini sebenarnya 
adalah iklan mobil.

salam,
HH




From: henyung heny...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Friday, November 20, 2009 13:01:24
Subject: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua

  
Silahkan dilihat video klip yang sangat menyentuh ini. Ada subtitle dalam 
bahasa melayu.

http://www.youtube. com/watch? v=O4xA1EMGcoI

Sudahkan anda berbakti kepada orang tua ?

Hormat saya,

Yongde



Get your preferred Email name! 
Now you can @ymail.com and @rocketmail. com. 



  

[budaya_tionghua] Wayang Potehi

2009-11-21 Terurut Topik Sri Wahyuni



1. Di mana rekan menonton pertunjukan tadi?

2. Kenapa tertarik untuk menonton dan berapa kali?

3. Banyakkah penonton pertunjukan tadi? Atau siapa saja?

4. Bahasa apa yang digunakan dan apakah rekan paham alur ceritanya?

5. Akankah menonton pertunjukan wayang potehi lagi?


jawab:1. di Vihara Dhanagun, Bogor.
2. unik dan merupakan kebudayaan Indonesia-tionghoa yang wajib dilestarikan..3. 
cukup banyak. warga sekitar, sesepuh Dhanagun dan kebanyakan para warga 
keturunan tionghoa. ada pula budayawan sunda seperti pak Eman sulaeman dan 
budayawan David Kwa.untuk selengkapnya klik aja 
http://yuni23.blogspot.com/2009/08/geliat-budaya-tionghoa-menyambut.html.

Semoga bermanfaat ^^





 





  Kenapa BBM mesti naik? Apakah tidak ada solusi selain itu? Temukan 
jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

Re: [budaya_tionghua] Tanya: Wayang Potehi

2009-11-21 Terurut Topik Sri Wahyuni
http://www.jurnalbogor.com/?p=53607


  Akses email lebih cepat.. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[budaya_tionghua] Bernafsi-nafsi ala Jepang? (Was: Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua)

2009-11-21 Terurut Topik ophoeng
Bung Liang U, Bung HH, Bung Yongde dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Terima kasih atas sharing video ttg Xiao ini. Saya sudah tebarlanjut via akun 
FB - Facebook saya. 

Kalau menjawab pertanyaan orang barat yang dikatakan Bung Liang U ini:
Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya.

Menurut hemat saya, jawabannya adalah karena sebelum kita dewasa, orangtua kita 
sudah berbakti lebih dulu kepada kita.

Orangtua kita mencari nafkah untuk kita, membesarkan kita, menyekolahkan kita, 
mencukupi sandang-pangan dan papan bagi kita. kayaknya itu semua adalah 'bakti' 
orangtua kepada anak-anaknya toh?

Seperti dicontohkan di video tsb., anak-nya toh ingat juga bahwa mamanya tidak 
komplian ketika mesti menceboki dan memandikan si anak ketika berak di celana 
(seluar) waktu kecil tuh?

Saya setuju sekali kalau kita mulai menanamkan soal Xiao ini kepada generasi di 
bawah kita.

Saya ingat pernah baca di majalah Tempo pada tahun 90-an kalau tak salah, ada 
berita di jepang terjadi orang begitu bernafsi-nafsinya (cuek, tidak peduli) 
dengan orangtua, sampai-sampai orangtua itu menyewa (ada biro sewanya) 
anak-anak kecil untuk pura-pura menjadi cucu-nya yang menemani si kakek-nenek 
seharian. Dibayar pula! Sungguh mengherankan hal itu bisa terjadi di jepang, 
yang nota bene banyak meneruskan tradisi Tiongkok dalam hal senioritas 
(tadinya?).

Dunia memang berubah ya?

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u lian...@... wrote:

     Budaya Tionghoa mengatakan: Zun lao ai you 尊老爱幼, atau hormati 
yang tua, sayangi yang muda.  Bakti kepada orang tua adalah bagian utama dari 
budaya Tionghoa. Salah satu perilaku orang Tionghoa yang tidak dimengerti orang 
barat adalah ini, Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya. Mereka tak 
punya budaya ini, anak setelah besar meninggalkan rumah, bahkan tak akan datang 
pada hari Natal ataupun Tahun Baru. Kalau hari Natal bisa mengirim ucapan 
selamat saja banyak orang tua yang menangis, terharu anaknya masih ingat  
kepadanya (ceramah Seng Im Taisu di Phoenix TV). Orang tua jompo tinggal 
berdua, kalau salah satu sudah meninggal, yang satu lagi menderita bukan main, 
tak sedikit yang mati tak ketahuan, baru ketahuan tetangga sudah bau.  Karena 
itu menurut kemenakan saya yang dari muda tinggal di Kanada, banyak orang tua 
yang tinggal sendirian bunuh diri. Anaknya lazimnya masih mengaku itu bapak 
saya, itu ibu saya , tapi tak ada rasa kasih lagi. Seperti kita melihat 
pengemis atau orang miskin terlantar di jalan. Kasihan, tapi tak merasa 
bertanggung jawab, paling mengambil uang seribu diberikan, itu sudah untung., 

  Teman kerja saya dulu lulusan Amerika, ia bilang banyak orang tua 
terlantar minta-minta di statiun dll. Kalau ditanya ia punya anak, bahkan ada 
yang mengaku anaknya adalah dokter!

  Karena ekonomi negara barat maju duluan, maka semua orang kaya di timur 
mencontoh kehidupan orang barat, yang melupakan orang tuanya. 

   Adik saya dokter di Hongkong sering datang pasien nenek-nenek atau 
kakek-kakek, kalau ditanya sakit apa? Ia bilang tak sakit, lalu untuk apa ke 
dokter? Dijawabnya  ingin cepat mati! karena tidak dihiraukan anak lagi. Adik 
saya cuma dapat menasihati, orang lain ingin hidup terus, koq ingin mati, 
dokter membuat orang yang hampir mati jadi hidup, bukan membuat orang hidup 
jadi mati. 

    Di daerah miskin, masih berlaku budaya Timur. Coba berkali-kali ada 
berita mengharukan, anak umur 6 tahun merawat orang tua yang jompo. Bukan 
merawat saja tapi mencari nafkah untuk kakek dan neneknya. 

    Lain kali saya kirimkan laporan yang demikian, agar kita sadar begitu 
harusnya kita orang Timur bukan mencontoh budaya barat tanpa dipilih. 

    Kiongchiu
Liang U


From: Hoey Hin hoey_...@...
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, November 20, 2009 7:19:23 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua
 
   
benar2 menyedihkan, sekarang ini memang banyak anak2 yang sudah berkeluarga, 
menitipkan orang tuanya di panti jompo, karena mereka merasa direpotkan. 
Padahal kalau lihat di panti jompo itu orang2 tua pada ngga betah dan pengin 
pulang berkumpul dengan keluarga dan cucu-cucunyanya, kadang malah ada yang 
kabur. Meraka dibawa ke panti jompo rata2 dibohongi anaknya mau diajak pergi 
menengok family atau apa.
ini ada video clip lagu tentang bakti pada orang tua, berjudul gui yang tu 
(跪羊图)http://www.youtube. com/watch? 
v=hXmOz0yn4skfeature=related bercerita tentang anak kambing yang menyusui 
induknya, sambil berlutut dan memejamkan mata. artinya sangat bagus, tapi 
sayang tidak ada teks terjemahannya. Pada intinya supaya kita menjadi orang 
yang minum air harus ingat akan sumbernya, menerima kebaikan, tahu membalas 
budi tidak lupa pada asalnya.
Sekalian disini http://www.youtube. com/watch? v=GwCnaH_ 
aJ0gfeature=fvw juga ada sebuah cerita 

[budaya_tionghua] Fw: Re: 3 x 8 = 23 (?)

2009-11-21 Terurut Topik ChanCT
Setuju dengan apa yang dikomentari Dr. Han. Dalam masalah kebijaksanaan yang 
diajukan Kong Hu cu kenapa membenarkan 8 X 3 = 23 yang salah itu, hendaknya 
dilihat latar belakang sejarah ketika jaman itu, lebih 2 ribu tahun yl., dimana 
kebudayaan masyarakat masih sangat rendah. Boleh dikata masih jaman 
hutan-rimba, sedikit-sedikit main bunuh, pancung kepala. Nyawa juga dijadikan 
pertaruhan. Tidak berprikemanusiaan. Kong Hu Cu yang guru filsafat dan pendidik 
masyarakat Tiongkok dijamannya, menggunakan kebijaksanaan begitu untuk mendidik 
rakyat, yang diutamakan selamatkan jiwa manusia dari KEBENARAN. Jangan 
teruskan sikap main BUNUH tanpa lebih dahulu buktikan apa kesalahan dan dosa 
orang, begitu nasehat pada Yan Hui, yang nyaris membunuh adik istrinya sendiri.

Sungguh berlawanan 180 derajat dengan tindakan jenderal Soeharto  yang main 
babat, main bantai dan main memenjarakan jutaan orang tanpa lebih dahulu 
buktikan kesalahan dan dosa orang. Dan justru terjadi dijaman modern setelah 
lewat lebih 2 ribu tahun, yang katanya jaman beradab, menjadi lebih ironis 
setelah lewat lebih 45 tahun, penanggungjawab utama kebiadakan itu tidak juga 
tergugat. Seolah-olah itu kejadian yang wajar-wajar saja dan tidak ada apa-apa, 
... 

Terimakasih atas komentarnya, dr. Han.

Salam sehat,
ChanCT


- Original Message - 
From: H.S. Han 
To: ur...@googlegroups.com 
Sent: Saturday, November 21, 2009 11:18 PM
Subject: {URECA} Re: Fw: 3 x 8 = 23 (?)


Sdr.-sdr yang budiman,
Bolekah saya ikut nimbrung. Ini memang tipikal ajaran Kong Fu Zi:
Jiwa,hidup itu bagi guru Kong adalah sangat berharga, karenanya harus hati-hati 
menghdapi bahaya hidup, apalagi manusia. Kita harus melihat jamannya, pada 
periode tersebut ornang kalau berkata, harus dikerjakan, ini namanya pendekar 
(enghiong) lain dengan sekarang, lida itu tidak bertulang. Pada satu hari 
rumahnya guru Kong terbakar, waktu beliau sedang berpegian. Lalu sewaktu beliau 
pulang rumah yang ditanyakan pertama apakah ada korban manusia, lalu lainnya 
yang peru ditanyakan.
Di Eropa dulu kalau orang dihina, maka mereka beradu tembak-tembakan,atau 
berperang dengan pedang. Seperti halnya Voltair filosof kenamaan Perancis, 
kalau tidak keburu diusir oleh pemerintah Perancis, beliau harus berperang 
dengan seorang bangsawan Perancis.
Karenanya Kong Fu Zi harus berkata demikian pada muridnya yang tercinta. Kita 
tahu bahwa  Yan Hui adalah murid kecintaan guru besar Kong, sifatnya baik, dan 
pintar. Sewaktu Yan Hui meninggal dunia Kong Fu Zi menangis dengan sedih. Maka 
guru Kong dalam menghadapi sesuatu/menjawab pertanyaan terhadap murid-muridnya 
berlainan melihat sifatnya masing-masing sebelum menjawabnya.
Sekianlah trimakasih atas artikel anda yang baik untuk diketahui.
Hwie-Song




Van: ur...@googlegroups.com [mailto:ur...@googlegroups.com] Namens ChanCT
Verzonden: zaterdag 21 november 2009 13:08
Aan: HKSIS
Onderwerp: {URECA} Fw: 3 x 8 = 23 (?)



- Original Message - 
From: Hendra Iskandar Lim 
To: Hendra Iskandar Lim 
Sent: Saturday, November 21, 2009 2:22 PM
Subject: FW: 3 x 8 = 23 (?)


Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik.
 Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain
 sedang dikerumuni banyak orang.
 Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.
 
Pembeli berteriak: “3 X 8 = 23, kenapa kamu bilang 24?”
 
Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3 X 8 = 24, tidak usah
 diperdebatkan lagi.”
 
Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa
 minta pendapatmu?  Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius.
 Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan.”
 
Yan Hui: “Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana?”
 
Pembeli kain: “Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong
 untukmu.  Kalau kamu yang salah, bagaimana?”
 
Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.”
 
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah
 Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil
 tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah.  Berikan jabatanmu kepada dia.”
 
Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.
 Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia
 berikan kepada pembeli kain.
 Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.
 
Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat.
 
Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar
 darinya.  Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga.
 Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.
 Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali
 setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat : “Bila hujan
 lebat, janganlah berteduh di bawah pohon.  Dan jangan membunuh.”
 
Yan Hui menjawab, “Baiklah,” 

Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua

2009-11-21 Terurut Topik jackson_yahya
Dalam agama buddha orang tua adalah no.1, tidak ada guna sembayang ke buddha / 
dewi kwan  im kalau menyakiti orang tuanya.

Mungkin karena pengaruh oknum kepercayaan juga saat ini. Ada oknum aliran 
kepercayaan yang memandang tuhannya no.1 dan orang tua no.2.

Dengar2 ada anak yang keluar dari rumah untuk kost karena orang tuanya tidak 
mau menuruti anaknya untuk berganti kepercayaan. 

Sungguh disayangkan 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: liang u lian...@yahoo.com
Date: Sat, 21 Nov 2009 05:43:38 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua

    Budaya Tionghoa mengatakan: Zun lao ai you 尊老爱幼, atau hormati yang tua, 
sayangi yang muda.  Bakti kepada orang tua adalah bagian utama dari budaya 
Tionghoa. Salah satu perilaku orang Tionghoa yang tidak dimengerti orang barat 
adalah ini, Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya. Mereka tak punya 
budaya ini, anak setelah besar meninggalkan rumah, bahkan tak akan datang pada 
hari Natal ataupun Tahun Baru. Kalau hari Natal bisa mengirim ucapan selamat 
saja banyak orang tua yang menangis, terharu anaknya masih ingat  kepadanya 
(ceramah Seng Im Taisu di Phoenix TV). Orang tua jompo tinggal berdua, kalau 
salah satu sudah meninggal, yang satu lagi menderita bukan main, tak sedikit 
yang mati tak ketahuan, baru ketahuan tetangga sudah bau.  Karena itu menurut 
kemenakan saya yang dari muda tinggal di Kanada, banyak orang tua yang tinggal 
sendirian bunuh diri. Anaknya lazimnya masih mengaku itu bapak saya, itu ibu 
saya , tapi tak ada
 rasa kasih lagi. Seperti kita melihat pengemis atau orang miskin terlantar di 
jalan. Kasihan, tapi tak merasa bertanggung jawab, paling mengambil uang seribu 
diberikan, itu sudah untung., 
Teman kerja saya dulu lulusan Amerika, ia bilang banyak orang tua terlantar 
minta-minta di statiun dll. Kalau ditanya ia punya anak, bahkan ada yang 
mengaku anaknya adalah dokter!
    Karena ekonomi negara barat maju duluan, maka semua orang kaya di timur 
mencontoh kehidupan orang barat, yang melupakan orang tuanya. 
Adik saya dokter di Hongkong sering datang pasien nenek-nenek atau kakek-kakek, 
kalau ditanya sakit apa? Ia bilang tak sakit, lalu untuk apa ke dokter? 
Dijawabnya  ingin cepat mati! karena tidak dihiraukan anak lagi. Adik saya 
cuma dapat menasihati, orang lain ingin hidup terus, koq ingin mati, dokter 
membuat orang yang hampir mati jadi hidup, bukan membuat orang hidup jadi mati. 
   Di daerah miskin, masih berlaku budaya Timur. Coba berkali-kali ada berita 
mengharukan, anak umur 6 tahun merawat orang tua yang jompo. Bukan merawat saja 
tapi mencari nafkah untuk kakek dan neneknya. 
   Lain kali saya kirimkan laporan yang demikian, agar kita sadar begitu 
harusnya kita orang Timur bukan mencontoh budaya barat tanpa dipilih. 
   Kiongchiu
Liang U
   





From: Hoey Hin hoey_...@yahoo.co.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, November 20, 2009 7:19:23 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua

  
benar2 menyedihkan, sekarang ini memang banyak anak2 yang sudah berkeluarga, 
menitipkan orang tuanya di panti jompo, karena mereka merasa direpotkan. 
Padahal kalau lihat di panti jompo itu orang2 tua pada ngga betah dan pengin 
pulang berkumpul dengan keluarga dan cucu-cucunyanya, kadang malah ada yang 
kabur. Meraka dibawa ke panti jompo rata2 dibohongi anaknya mau diajak pergi 
menengok family atau apa.
ini ada video clip lagu tentang bakti pada orang tua, berjudul gui yang tu 
(跪羊图)http://www.youtube. com/watch? v=hXmOz0yn4skfeature=related bercerita 
tentang anak kambing yang menyusui induknya, sambil berlutut dan memejamkan 
mata. artinya sangat bagus, tapi sayang tidak ada teks terjemahannya. Pada 
intinya supaya kita menjadi orang yang minum air harus ingat akan sumbernya, 
menerima kebaikan, tahu membalas budi tidak lupa pada asalnya.
Sekalian disini http://www.youtube. com/watch? v=GwCnaH_ aJ0gfeature=fvw juga 
ada sebuah cerita tentang kasih sayang orang tua yang tidak ada habisnya, ia 
sejak anaknya kecil selalu menjemput anaknya ke sekolah, sampai anaknya sudah 
besarpun ia masih seperti itu, sangat mengharukan meskipun ini sebenarnya 
adalah iklan mobil.

salam,
HH




From: henyung heny...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Friday, November 20, 2009 13:01:24
Subject: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua

  
Silahkan dilihat video klip yang sangat menyentuh ini. Ada subtitle dalam 
bahasa melayu.

http://www.youtube. com/watch? v=O4xA1EMGcoI

Sudahkan anda berbakti kepada orang tua ?

Hormat saya,

Yongde



Get your preferred Email name! 
Now you can @ymail.com and @rocketmail. com. 



  


Re: [budaya_tionghua] Bernafsi-nafsi ala Jepang? (Was: Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua)

2009-11-21 Terurut Topik budi anto
ini ada video clip lagu tentang bakti pada orang tua, berjudul gui yang tu 
(跪羊图)http://www.youtube.com/watch?v=hXmOz0yn4skfeature=related  bercerita 
tentang anak
kambing yang menyusui induknya, sambil berlutut dan memejamkan mata.
artinya sangat bagus, tapi sayang tidak ada teks terjemahannya. Pada
intinya supaya kita menjadi orang yang minum air harus ingat akan
sumbernya, menerima kebaikan, tahu membalas budi tidak lupa pada
asalnya.

kalo mau dapatkan video/artikel yang lebih komplit seperti ini di indo juga 
banyak, ini cuplikan video clipnya di share dari Yayasan Budha Tzuchi taiwan n 
bisa di dapatkan juga di branch tzuchi terdekat atau www.tzuchi.or.id , bagi 
yang mo ajar anak seh owe recommended deh vcd maupun dvd yang di jual di 
tzuchi, mengajarkan budi pekerti kepada anak2, kalo ga salah yang di indo sudah 
ada translatenya





From: ophoeng opho...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sat, November 21, 2009 10:58:17 PM
Subject: [budaya_tionghua] Bernafsi-nafsi ala Jepang? (Was: Xiao - Hauw - Bakti 
Kepada Orang Tua)

  
Bung Liang U, Bung HH, Bung Yongde dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Terima kasih atas sharing video ttg Xiao ini. Saya sudah tebarlanjut via akun 
FB - Facebook saya. 

Kalau menjawab pertanyaan orang barat yang dikatakan Bung Liang U ini:
Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya.

Menurut hemat saya, jawabannya adalah karena sebelum kita dewasa, orangtua kita 
sudah berbakti lebih dulu kepada kita.

Orangtua kita mencari nafkah untuk kita, membesarkan kita, menyekolahkan kita, 
mencukupi sandang-pangan dan papan bagi kita. kayaknya itu semua adalah 'bakti' 
orangtua kepada anak-anaknya toh?

Seperti dicontohkan di video tsb., anak-nya toh ingat juga bahwa mamanya tidak 
komplian ketika mesti menceboki dan memandikan si anak ketika berak di celana 
(seluar) waktu kecil tuh?

Saya setuju sekali kalau kita mulai menanamkan soal Xiao ini kepada generasi di 
bawah kita.

Saya ingat pernah baca di majalah Tempo pada tahun 90-an kalau tak salah, ada 
berita di jepang terjadi orang begitu bernafsi-nafsinya (cuek, tidak peduli) 
dengan orangtua, sampai-sampai orangtua itu menyewa (ada biro sewanya) 
anak-anak kecil untuk pura-pura menjadi cucu-nya yang menemani si kakek-nenek 
seharian. Dibayar pula! Sungguh mengherankan hal itu bisa terjadi di jepang, 
yang nota bene banyak meneruskan tradisi Tiongkok dalam hal senioritas 
(tadinya?).

Dunia memang berubah ya?

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, liang u lian...@...  wrote:

Budaya Tionghoa mengatakan: Zun lao ai you 尊老爱幼, atau hormati yang tua, 
sayangi yang muda.  Bakti kepada orang tua adalah bagian utama dari budaya 
Tionghoa. Salah satu perilaku orang Tionghoa yang tidak dimengerti orang barat 
adalah ini, Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya. Mereka tak punya 
budaya ini, anak setelah besar meninggalkan rumah, bahkan tak akan datang pada 
hari Natal ataupun Tahun Baru. Kalau hari Natal bisa mengirim ucapan selamat 
saja banyak orang tua yang menangis, terharu anaknya masih ingat  kepadanya 
(ceramah Seng Im Taisu di Phoenix TV). Orang tua jompo tinggal berdua, kalau 
salah satu sudah meninggal, yang satu lagi menderita bukan main, tak sedikit 
yang mati tak ketahuan, baru ketahuan tetangga sudah bau.  Karena itu menurut 
kemenakan saya yang dari muda tinggal di Kanada, banyak orang tua yang tinggal 
sendirian bunuh diri. Anaknya lazimnya masih mengaku itu bapak saya, itu ibu 
saya , tapi tak ada rasa
 kasih lagi. Seperti kita melihat pengemis atau orang miskin terlantar di 
jalan. Kasihan, tapi tak merasa bertanggung jawab, paling mengambil uang seribu 
diberikan, itu sudah untung., 

Teman kerja saya dulu lulusan Amerika, ia bilang banyak orang tua terlantar 
minta-minta di statiun dll. Kalau ditanya ia punya anak, bahkan ada yang 
mengaku anaknya adalah dokter!

Karena ekonomi negara barat maju duluan, maka semua orang kaya di timur 
mencontoh kehidupan orang barat, yang melupakan orang tuanya. 

Adik saya dokter di Hongkong sering datang pasien nenek-nenek atau kakek-kakek, 
kalau ditanya sakit apa? Ia bilang tak sakit, lalu untuk apa ke dokter? 
Dijawabnya  ingin cepat mati! karena tidak dihiraukan anak lagi. Adik saya 
cuma dapat menasihati, orang lain ingin hidup terus, koq ingin mati, dokter 
membuat orang yang hampir mati jadi hidup, bukan membuat orang hidup jadi mati. 

   Di daerah miskin, masih berlaku budaya Timur. Coba berkali-kali ada berita 
mengharukan, anak umur 6 tahun merawat orang tua yang jompo. Bukan merawat saja 
tapi mencari nafkah untuk kakek dan neneknya. 

   Lain kali saya kirimkan laporan yang demikian, agar kita sadar begitu 
harusnya kita orang Timur bukan mencontoh budaya barat tanpa dipilih. 

   Kiongchiu
Liang U

 _ _ __
From: Hoey Hin hoey_...@.. .
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Fri, November 20, 

Re: [budaya_tionghua] Fw: 3 x 8 = 23 (?)

2009-11-21 Terurut Topik jackson_yahya
Sungguh bagus, alangkah baiknya anggota yang lain sharing cerita / kata2 bijak 
seperti ini
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: ChanCT sa...@netvigator.com
Date: Sat, 21 Nov 2009 20:08:01 
To: HKSIShk...@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Fw: 3 x 8 = 23 (?)


- Original Message - 
From: Hendra Iskandar Lim 
To: Hendra Iskandar Lim 
Sent: Saturday, November 21, 2009 2:22 PM
Subject: FW: 3 x 8 = 23 (?)


Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik.
 Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain
 sedang dikerumuni banyak orang.
 Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.
 
Pembeli berteriak: 3 X 8 = 23, kenapa kamu bilang 24?
 
Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: Sobat, 3 X 8 = 24, tidak usah
 diperdebatkan lagi.
 
Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: Siapa
 minta pendapatmu?  Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius.
 Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan.
 
Yan Hui: Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana?
 
Pembeli kain: Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong
 untukmu.  Kalau kamu yang salah, bagaimana?
 
Yan Hui: Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.
 
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah
 Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil
 tertawa: 3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah.  Berikan jabatanmu kepada dia.
 
Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.
 Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia
 berikan kepada pembeli kain.
 Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.
 
Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat.
 
Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar
 darinya.  Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga.
 Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.
 Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali
 setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat : Bila hujan
 lebat, janganlah berteduh di bawah pohon.  Dan jangan membunuh.
 
Yan Hui menjawab, Baiklah, lalu berangkat pulang.
 
Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya
 sudah mau turun hujan lebat.
 Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba ingat nasihat
 Confucius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi.
 Dia meninggalkan pohon itu.
 Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur.
 Yan Hui terkejut, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti.
 Apakah saya akan membunuh orang?
 Yan Hui tiba di rumahnya saat malam sudah larut dan tidak ingin mengganggu
 tidur istrinya.
 Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya.
 Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri
 ranjang dan seorang lagi di sisi kanan.
 Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya.
 Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Confucius,
 jangan membunuh.
 Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah
 adik istrinya.
 
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confucius, berlutut dan berkata:
 Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?
 
Confucius berkata: Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun
 hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah
 pohon.
 Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru
 mengingatkanmu agar jangan membunuh.
 
Yan Hui berkata: Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.
 
Jawab Confucius : Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga.
 
Kamu tidak ingin belajar lagi dariku.
 Cobalah kamu pikir.
 Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan
 jabatanmu.
 Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah
 dan itu berarti akan hilang 1 nyawa.
 Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih
 penting?
 
Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : Guru mementingkan yang lebih
 utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.
 
Sejak itu, kemanapun Confucius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.
 

Cerita ini mengingatkan kita:
 Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan
 kamu, apalah artinya.
 Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah
 kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.
 Banyak hal ada kadar kepentingannya.
 Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu, tapi
 akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.
 Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan.
 Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.


 
Weight Loss Program
Best Weight