Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua
benar2 menyedihkan, sekarang ini memang banyak anak2 yang sudah berkeluarga, menitipkan orang tuanya di panti jompo, karena mereka merasa direpotkan. Padahal kalau lihat di panti jompo itu orang2 tua pada ngga betah dan pengin pulang berkumpul dengan keluarga dan cucu-cucunyanya, kadang malah ada yang kabur. Meraka dibawa ke panti jompo rata2 dibohongi anaknya mau diajak pergi menengok family atau apa. ini ada video clip lagu tentang bakti pada orang tua, berjudul gui yang tu (跪羊图)http://www.youtube.com/watch?v=hXmOz0yn4skfeature=related bercerita tentang anak kambing yang menyusui induknya, sambil berlutut dan memejamkan mata. artinya sangat bagus, tapi sayang tidak ada teks terjemahannya. Pada intinya supaya kita menjadi orang yang minum air harus ingat akan sumbernya, menerima kebaikan, tahu membalas budi tidak lupa pada asalnya. Sekalian disini http://www.youtube.com/watch?v=GwCnaH_aJ0gfeature=fvw juga ada sebuah cerita tentang kasih sayang orang tua yang tidak ada habisnya, ia sejak anaknya kecil selalu menjemput anaknya ke sekolah, sampai anaknya sudah besarpun ia masih seperti itu, sangat mengharukan meskipun ini sebenarnya adalah iklan mobil. salam, HH From: henyung heny...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, November 20, 2009 13:01:24 Subject: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua Silahkan dilihat video klip yang sangat menyentuh ini. Ada subtitle dalam bahasa melayu. http://www.youtube. com/watch? v=O4xA1EMGcoI Sudahkan anda berbakti kepada orang tua ? Hormat saya, Yongde New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[budaya_tionghua] Re: Tanya: Wayang Potehi
apakah Anda memang sengaja untuk datang untuk melihat pertunjukan tersebut?-niat saya datang sembayang Kenapa? Begitu saya dengar ada suara musik yg khas ya saya masuk saja menonton. Mungkin jika ada wayang jawa saya akan menonton juga karena jarang2 ada tontonan unik seperti itu. Bagaimana dengan prnonton yang lain? penonton lain mungkin pemikirannya sama seperti saya kebetulan lewat Kira-kira latar belakang mereka apa? - ibu rumah tangga,pengangguran, karyawan/karyawati, dan orang2 yang sedang makan atau sedang jalan2 sore --Original Message-- From: lrwahyudyanti Sender: not...@yahoogroups.com To: jackson_ya...@yahoo.com Subject: Re: Tanya: Wayang Potehi Sent: Nov 20, 2009 6:47 PM Terimakasih Pak/ Mas Jackson Yahya. Saat ini saya sedang riset awal untuk membuat film tentang wayang potehi. Ceritanya bisa dilihat di http://kotakpermen.wordpress.com/. Saya tertarik untuk mengetahui bagaimana posisi wayang potehi di masyarakat terutama dari etnis tionghoa. Maukah Anda bercerita lebih lanjut, apakah Anda memang sengaja untuk datang untuk melihat pertunjukan tersebut? Kenapa? Bagaimana dengan prnonton yang lain? Kira-kira latar belakang mereka apa? salam dan semoga hari ini indah --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: 1. Di mana rekan menonton pertunjukan tadi?-- di klenteng toa se bio petak 9 jakarta - kota (glodok) 2. Kenapa tertarik untuk menonton dan berapa kali? --- bagus saja dengerin musik khasnya, 3x 3. Banyakkah penonton pertunjukan tadi? Atau siapa saja?-- Banyak skitar 100org lebih krn yg nonton berganti2 krn lama pentas nya 4. Bahasa apa yang digunakan dan apakah rekan paham alur ceritanya? indonesia, paham 5. Akankah menonton pertunjukan wayang potehi lagi? -- Bole kalau ada lagi Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: lrwahyudyanti lrwahyudya...@... Date: Fri, 20 Nov 2009 03:05:16 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Tanya: Wayang Potehi Dear all, Saya Lutfi dari Jogja, ingin tahu tentang wayang potehi di Indonesia saat ini. Jika ada rekan-rekan yang pernah menonton pertunjukannya, tolong jawab beberapa pertanyaan saya. 1. Di mana rekan menonton pertunjukan tadi? 2. Kenapa tertarik untuk menonton dan berapa kali? 3. Banyakkah penonton pertunjukan tadi? Atau siapa saja? 4. Bahasa apa yang digunakan dan apakah rekan paham alur ceritanya? 5. Akankah menonton pertunjukan wayang potehi lagi? jika rekan memiliki cerita seputar wayang potehi dan mau berbagi dengan saya, saya akan senang sekali. salam dan terimakasih sebelumnya, Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal Profesor Kodok...
Didalam ilmu economy - ilmu perbankan kalau diUSA adalah suatu specialisasi dan ini saya tahu dgn pasti bukan kepandaian dari KKG. Manipulasi didalam bidang perbankan berlainan dari manipulasi didalam bidang development ekonomie dan juga berlainan dgn bidang business ekonomie. Malah antara perbankan dan ekonomie saham atau partnership saja keahliannya berlainan. Kepandaiannya KKG adalah dlm bidang ekonometrie a'la belanda 1950-60- karena itu dia tidak berhasil merubah climate ekonomie indonesia sewaktu dia menjadi menteri. Wong dia ketinggalan jaman dan theory ekonomie Belanda hanya berguna sewaktu 1960'an Saya kira menteri dari kabinet SBY sekarang kepandaian ekonomienya jauh lebih tinggi dari dia dan juga lebih uptodate pengetahuannya. Andreas --- On Thu, 11/19/09, agoeng_...@yahoo.com agoeng_...@yahoo.com wrote: From: agoeng_...@yahoo.com agoeng_...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal Profesor Kodok... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, November 19, 2009, 6:46 PM Ah kayaknya makin pikun nih opa satu ini. Lupa apa saat itu udah 5 bank listnya yg beredar dlm kondisi semaput mirip century, klo century ga ditake over saat itu bank2 laen bakal di rush juga n dampaknya bakal kayak 98. Sampe2 org ga bersalah yg cuma meneruskan info aja ditangkap. From: HKSIS sa...@netvigator.com Date: Fri, 20 Nov 2009 10:30:23 +0800 To: HKSIShk...@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal Profesor Kodok... Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal Profesor Kodok... Inggried Dwi W Ekonom Kwik Kian Gie Kamis, 19 November 2009 | 15:27 WIB Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Kwik Kian Gie berpendapat, alasan bail-out Bank Century karena kekhawatiran akan menimbulkan dampak sistemik terhadap sistem perbankan hanya sebuah kamuflase. Dampak sistemik akan terjadi jika bank yang dibiarkan bangkrut meninggalkan utang dalam jumlah besar terhadap bank-bank lain. Kenyataannya, berdasar data yang ia miliki, Century justru memiliki tagihan pada bank-bank lain. Pernyataan seorang profesor (tanpa menyebut nama), bahwa dampak sistemik berkaitan dengan psikologis bank dan nasabah, dikritik keras oleh mantan Menteri Ekuin ini. Ia menyebut hal itu sebagai pernyataan seorang profesor kodok yang hanya tahu teori dan tidak mengerti kondisi yang sebenarnya. Kwik lantas menganalogikannya dalam sebuah cerita. Di pinggir kali, ada anak berusia 5 tahun, seorang profesor, dan anak jalanan berumur 14 tahun yang setiap hari ada di pinggir kali itu. Anak 5 tahun tanya ke profesor, 'Berapa kali lompatan yang dibutuhkan kodok untuk melompat ke seberang kali? tuturnya, pada diskusi Membongkar Skandal Bank Century, Kamis (19/11) di Gedung DPR, Jakarta. Ia melanjutkan, Si profesor kodok menjawab, 'Kita lihat lebar diukur berapa senti kemudian dikalikan dengan panjangnya, baru tahu berapa lompatannya' . Jawaban profesor ini dibantah oleh anak 14 tahun. Anak itu bilang, 'Bapak salah, yang saya lihat hanya dua kali. Karena, setelah melompat sekali dan menyentuh air, kodoknya akan berenang. Kemudian, dia melompat sekali lagi ke daratan, papar Kwik. Dari cerita tersebut, Kwik ingin menggambarkan bahwa si anak yang berusia 14 tahun lebih mengetahui dari apa yang dilihatnya di lapangan dibandingkan sang profesor. Menteri yang profesor kodok, tanpa tahu lapangan, cuma tahu hitung-hitungan. Saya enggak tahu, pura-pura bodoh atau bodoh betul, katanya. Kemudian, ia menguraikan, hanya bank-bank tertentu yang jika dibiarkan bangkrut akan berdampak sistemik. Bank-bank tersebut di antaranya bank multi-nasional. Kalau Bank Century, tidak ada bank-bank lain yang menempatkan uangnya di sana sehingga tidak mungkin ada dampak sistemik, kata Kwik.
[budaya_tionghua] Fw: 3 x 8 = 23 (?)
- Original Message - From: Hendra Iskandar Lim To: Hendra Iskandar Lim Sent: Saturday, November 21, 2009 2:22 PM Subject: FW: 3 x 8 = 23 (?) Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumuni banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat. Pembeli berteriak: 3 X 8 = 23, kenapa kamu bilang 24? Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: Sobat, 3 X 8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi. Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan. Yan Hui: Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana? Pembeli kain: Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana? Yan Hui: Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu. Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: 3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Berikan jabatanmu kepada dia. Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain. Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas. Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat : Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh. Yan Hui menjawab, Baiklah, lalu berangkat pulang. Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba ingat nasihat Confucius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti. Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba di rumahnya saat malam sudah larut dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Confucius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya. Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confucius, berlutut dan berkata: Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi? Confucius berkata: Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh. Yan Hui berkata: Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum. Jawab Confucius : Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting? Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu. Sejak itu, kemanapun Confucius pergi Yan Hui selalu mengikutinya. Cerita ini mengingatkan kita: Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya. Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting. Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat. Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang. Weight Loss Program Best Weight Loss Program - Click Here! No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 9.0.707 / Virus Database: 270.14.75/2516 - Release Date: 11/21/09 03:43:00
Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua
Budaya Tionghoa mengatakan: Zun lao ai you 尊老爱幼, atau hormati yang tua, sayangi yang muda. Bakti kepada orang tua adalah bagian utama dari budaya Tionghoa. Salah satu perilaku orang Tionghoa yang tidak dimengerti orang barat adalah ini, Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya. Mereka tak punya budaya ini, anak setelah besar meninggalkan rumah, bahkan tak akan datang pada hari Natal ataupun Tahun Baru. Kalau hari Natal bisa mengirim ucapan selamat saja banyak orang tua yang menangis, terharu anaknya masih ingat kepadanya (ceramah Seng Im Taisu di Phoenix TV). Orang tua jompo tinggal berdua, kalau salah satu sudah meninggal, yang satu lagi menderita bukan main, tak sedikit yang mati tak ketahuan, baru ketahuan tetangga sudah bau. Karena itu menurut kemenakan saya yang dari muda tinggal di Kanada, banyak orang tua yang tinggal sendirian bunuh diri. Anaknya lazimnya masih mengaku itu bapak saya, itu ibu saya , tapi tak ada rasa kasih lagi. Seperti kita melihat pengemis atau orang miskin terlantar di jalan. Kasihan, tapi tak merasa bertanggung jawab, paling mengambil uang seribu diberikan, itu sudah untung., Teman kerja saya dulu lulusan Amerika, ia bilang banyak orang tua terlantar minta-minta di statiun dll. Kalau ditanya ia punya anak, bahkan ada yang mengaku anaknya adalah dokter! Karena ekonomi negara barat maju duluan, maka semua orang kaya di timur mencontoh kehidupan orang barat, yang melupakan orang tuanya. Adik saya dokter di Hongkong sering datang pasien nenek-nenek atau kakek-kakek, kalau ditanya sakit apa? Ia bilang tak sakit, lalu untuk apa ke dokter? Dijawabnya ingin cepat mati! karena tidak dihiraukan anak lagi. Adik saya cuma dapat menasihati, orang lain ingin hidup terus, koq ingin mati, dokter membuat orang yang hampir mati jadi hidup, bukan membuat orang hidup jadi mati. Di daerah miskin, masih berlaku budaya Timur. Coba berkali-kali ada berita mengharukan, anak umur 6 tahun merawat orang tua yang jompo. Bukan merawat saja tapi mencari nafkah untuk kakek dan neneknya. Lain kali saya kirimkan laporan yang demikian, agar kita sadar begitu harusnya kita orang Timur bukan mencontoh budaya barat tanpa dipilih. Kiongchiu Liang U From: Hoey Hin hoey_...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Fri, November 20, 2009 7:19:23 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua benar2 menyedihkan, sekarang ini memang banyak anak2 yang sudah berkeluarga, menitipkan orang tuanya di panti jompo, karena mereka merasa direpotkan. Padahal kalau lihat di panti jompo itu orang2 tua pada ngga betah dan pengin pulang berkumpul dengan keluarga dan cucu-cucunyanya, kadang malah ada yang kabur. Meraka dibawa ke panti jompo rata2 dibohongi anaknya mau diajak pergi menengok family atau apa. ini ada video clip lagu tentang bakti pada orang tua, berjudul gui yang tu (跪羊图)http://www.youtube. com/watch? v=hXmOz0yn4skfeature=related bercerita tentang anak kambing yang menyusui induknya, sambil berlutut dan memejamkan mata. artinya sangat bagus, tapi sayang tidak ada teks terjemahannya. Pada intinya supaya kita menjadi orang yang minum air harus ingat akan sumbernya, menerima kebaikan, tahu membalas budi tidak lupa pada asalnya. Sekalian disini http://www.youtube. com/watch? v=GwCnaH_ aJ0gfeature=fvw juga ada sebuah cerita tentang kasih sayang orang tua yang tidak ada habisnya, ia sejak anaknya kecil selalu menjemput anaknya ke sekolah, sampai anaknya sudah besarpun ia masih seperti itu, sangat mengharukan meskipun ini sebenarnya adalah iklan mobil. salam, HH From: henyung heny...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Friday, November 20, 2009 13:01:24 Subject: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua Silahkan dilihat video klip yang sangat menyentuh ini. Ada subtitle dalam bahasa melayu. http://www.youtube. com/watch? v=O4xA1EMGcoI Sudahkan anda berbakti kepada orang tua ? Hormat saya, Yongde Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail. com.
[budaya_tionghua] Wayang Potehi
1. Di mana rekan menonton pertunjukan tadi? 2. Kenapa tertarik untuk menonton dan berapa kali? 3. Banyakkah penonton pertunjukan tadi? Atau siapa saja? 4. Bahasa apa yang digunakan dan apakah rekan paham alur ceritanya? 5. Akankah menonton pertunjukan wayang potehi lagi? jawab:1. di Vihara Dhanagun, Bogor. 2. unik dan merupakan kebudayaan Indonesia-tionghoa yang wajib dilestarikan..3. cukup banyak. warga sekitar, sesepuh Dhanagun dan kebanyakan para warga keturunan tionghoa. ada pula budayawan sunda seperti pak Eman sulaeman dan budayawan David Kwa.untuk selengkapnya klik aja http://yuni23.blogspot.com/2009/08/geliat-budaya-tionghoa-menyambut.html. Semoga bermanfaat ^^ Kenapa BBM mesti naik? Apakah tidak ada solusi selain itu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com
Re: [budaya_tionghua] Tanya: Wayang Potehi
http://www.jurnalbogor.com/?p=53607 Akses email lebih cepat.. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
[budaya_tionghua] Bernafsi-nafsi ala Jepang? (Was: Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua)
Bung Liang U, Bung HH, Bung Yongde dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Terima kasih atas sharing video ttg Xiao ini. Saya sudah tebarlanjut via akun FB - Facebook saya. Kalau menjawab pertanyaan orang barat yang dikatakan Bung Liang U ini: Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya. Menurut hemat saya, jawabannya adalah karena sebelum kita dewasa, orangtua kita sudah berbakti lebih dulu kepada kita. Orangtua kita mencari nafkah untuk kita, membesarkan kita, menyekolahkan kita, mencukupi sandang-pangan dan papan bagi kita. kayaknya itu semua adalah 'bakti' orangtua kepada anak-anaknya toh? Seperti dicontohkan di video tsb., anak-nya toh ingat juga bahwa mamanya tidak komplian ketika mesti menceboki dan memandikan si anak ketika berak di celana (seluar) waktu kecil tuh? Saya setuju sekali kalau kita mulai menanamkan soal Xiao ini kepada generasi di bawah kita. Saya ingat pernah baca di majalah Tempo pada tahun 90-an kalau tak salah, ada berita di jepang terjadi orang begitu bernafsi-nafsinya (cuek, tidak peduli) dengan orangtua, sampai-sampai orangtua itu menyewa (ada biro sewanya) anak-anak kecil untuk pura-pura menjadi cucu-nya yang menemani si kakek-nenek seharian. Dibayar pula! Sungguh mengherankan hal itu bisa terjadi di jepang, yang nota bene banyak meneruskan tradisi Tiongkok dalam hal senioritas (tadinya?). Dunia memang berubah ya? Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u lian...@... wrote:    Budaya Tionghoa mengatakan: Zun lao ai you å°èç±å¹¼ï¼ atau hormati yang tua, sayangi yang muda. Bakti kepada orang tua adalah bagian utama dari budaya Tionghoa. Salah satu perilaku orang Tionghoa yang tidak dimengerti orang barat adalah ini, Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya. Mereka tak punya budaya ini, anak setelah besar meninggalkan rumah, bahkan tak akan datang pada hari Natal ataupun Tahun Baru. Kalau hari Natal bisa mengirim ucapan selamat saja banyak orang tua yang menangis, terharu anaknya masih ingat kepadanya (ceramah Seng Im Taisu di Phoenix TV). Orang tua jompo tinggal berdua, kalau salah satu sudah meninggal, yang satu lagi menderita bukan main, tak sedikit yang mati tak ketahuan, baru ketahuan tetangga sudah bau. Karena itu menurut kemenakan saya yang dari muda tinggal di Kanada, banyak orang tua yang tinggal sendirian bunuh diri. Anaknya lazimnya masih mengaku itu bapak saya, itu ibu saya , tapi tak ada rasa kasih lagi. Seperti kita melihat pengemis atau orang miskin terlantar di jalan. Kasihan, tapi tak merasa bertanggung jawab, paling mengambil uang seribu diberikan, itu sudah untung., Teman kerja saya dulu lulusan Amerika, ia bilang banyak orang tua terlantar minta-minta di statiun dll. Kalau ditanya ia punya anak, bahkan ada yang mengaku anaknya adalah dokter! Karena ekonomi negara barat maju duluan, maka semua orang kaya di timur mencontoh kehidupan orang barat, yang melupakan orang tuanya. Adik saya dokter di Hongkong sering datang pasien nenek-nenek atau kakek-kakek, kalau ditanya sakit apa? Ia bilang tak sakit, lalu untuk apa ke dokter? Dijawabnya ingin cepat mati! karena tidak dihiraukan anak lagi. Adik saya cuma dapat menasihati, orang lain ingin hidup terus, koq ingin mati, dokter membuat orang yang hampir mati jadi hidup, bukan membuat orang hidup jadi mati.   Di daerah miskin, masih berlaku budaya Timur. Coba berkali-kali ada berita mengharukan, anak umur 6 tahun merawat orang tua yang jompo. Bukan merawat saja tapi mencari nafkah untuk kakek dan neneknya.   Lain kali saya kirimkan laporan yang demikian, agar kita sadar begitu harusnya kita orang Timur bukan mencontoh budaya barat tanpa dipilih.   Kiongchiu Liang U From: Hoey Hin hoey_...@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Fri, November 20, 2009 7:19:23 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua  benar2 menyedihkan, sekarang ini memang banyak anak2 yang sudah berkeluarga, menitipkan orang tuanya di panti jompo, karena mereka merasa direpotkan. Padahal kalau lihat di panti jompo itu orang2 tua pada ngga betah dan pengin pulang berkumpul dengan keluarga dan cucu-cucunyanya, kadang malah ada yang kabur. Meraka dibawa ke panti jompo rata2 dibohongi anaknya mau diajak pergi menengok family atau apa. ini ada video clip lagu tentang bakti pada orang tua, berjudul gui yang tu (è·ªç¾å¾ï¼http://www.youtube. com/watch? v=hXmOz0yn4skfeature=related bercerita tentang anak kambing yang menyusui induknya, sambil berlutut dan memejamkan mata. artinya sangat bagus, tapi sayang tidak ada teks terjemahannya. Pada intinya supaya kita menjadi orang yang minum air harus ingat akan sumbernya, menerima kebaikan, tahu membalas budi tidak lupa pada asalnya. Sekalian disini http://www.youtube. com/watch? v=GwCnaH_ aJ0gfeature=fvw juga ada sebuah cerita
[budaya_tionghua] Fw: Re: 3 x 8 = 23 (?)
Setuju dengan apa yang dikomentari Dr. Han. Dalam masalah kebijaksanaan yang diajukan Kong Hu cu kenapa membenarkan 8 X 3 = 23 yang salah itu, hendaknya dilihat latar belakang sejarah ketika jaman itu, lebih 2 ribu tahun yl., dimana kebudayaan masyarakat masih sangat rendah. Boleh dikata masih jaman hutan-rimba, sedikit-sedikit main bunuh, pancung kepala. Nyawa juga dijadikan pertaruhan. Tidak berprikemanusiaan. Kong Hu Cu yang guru filsafat dan pendidik masyarakat Tiongkok dijamannya, menggunakan kebijaksanaan begitu untuk mendidik rakyat, yang diutamakan selamatkan jiwa manusia dari KEBENARAN. Jangan teruskan sikap main BUNUH tanpa lebih dahulu buktikan apa kesalahan dan dosa orang, begitu nasehat pada Yan Hui, yang nyaris membunuh adik istrinya sendiri. Sungguh berlawanan 180 derajat dengan tindakan jenderal Soeharto yang main babat, main bantai dan main memenjarakan jutaan orang tanpa lebih dahulu buktikan kesalahan dan dosa orang. Dan justru terjadi dijaman modern setelah lewat lebih 2 ribu tahun, yang katanya jaman beradab, menjadi lebih ironis setelah lewat lebih 45 tahun, penanggungjawab utama kebiadakan itu tidak juga tergugat. Seolah-olah itu kejadian yang wajar-wajar saja dan tidak ada apa-apa, ... Terimakasih atas komentarnya, dr. Han. Salam sehat, ChanCT - Original Message - From: H.S. Han To: ur...@googlegroups.com Sent: Saturday, November 21, 2009 11:18 PM Subject: {URECA} Re: Fw: 3 x 8 = 23 (?) Sdr.-sdr yang budiman, Bolekah saya ikut nimbrung. Ini memang tipikal ajaran Kong Fu Zi: Jiwa,hidup itu bagi guru Kong adalah sangat berharga, karenanya harus hati-hati menghdapi bahaya hidup, apalagi manusia. Kita harus melihat jamannya, pada periode tersebut ornang kalau berkata, harus dikerjakan, ini namanya pendekar (enghiong) lain dengan sekarang, lida itu tidak bertulang. Pada satu hari rumahnya guru Kong terbakar, waktu beliau sedang berpegian. Lalu sewaktu beliau pulang rumah yang ditanyakan pertama apakah ada korban manusia, lalu lainnya yang peru ditanyakan. Di Eropa dulu kalau orang dihina, maka mereka beradu tembak-tembakan,atau berperang dengan pedang. Seperti halnya Voltair filosof kenamaan Perancis, kalau tidak keburu diusir oleh pemerintah Perancis, beliau harus berperang dengan seorang bangsawan Perancis. Karenanya Kong Fu Zi harus berkata demikian pada muridnya yang tercinta. Kita tahu bahwa Yan Hui adalah murid kecintaan guru besar Kong, sifatnya baik, dan pintar. Sewaktu Yan Hui meninggal dunia Kong Fu Zi menangis dengan sedih. Maka guru Kong dalam menghadapi sesuatu/menjawab pertanyaan terhadap murid-muridnya berlainan melihat sifatnya masing-masing sebelum menjawabnya. Sekianlah trimakasih atas artikel anda yang baik untuk diketahui. Hwie-Song Van: ur...@googlegroups.com [mailto:ur...@googlegroups.com] Namens ChanCT Verzonden: zaterdag 21 november 2009 13:08 Aan: HKSIS Onderwerp: {URECA} Fw: 3 x 8 = 23 (?) - Original Message - From: Hendra Iskandar Lim To: Hendra Iskandar Lim Sent: Saturday, November 21, 2009 2:22 PM Subject: FW: 3 x 8 = 23 (?) Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumuni banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat. Pembeli berteriak: “3 X 8 = 23, kenapa kamu bilang 24?” Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3 X 8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi.” Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan.” Yan Hui: “Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana?” Pembeli kain: “Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?” Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.” Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Berikan jabatanmu kepada dia.” Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain. Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas. Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat : “Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh.” Yan Hui menjawab, “Baiklah,”
Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua
Dalam agama buddha orang tua adalah no.1, tidak ada guna sembayang ke buddha / dewi kwan im kalau menyakiti orang tuanya. Mungkin karena pengaruh oknum kepercayaan juga saat ini. Ada oknum aliran kepercayaan yang memandang tuhannya no.1 dan orang tua no.2. Dengar2 ada anak yang keluar dari rumah untuk kost karena orang tuanya tidak mau menuruti anaknya untuk berganti kepercayaan. Sungguh disayangkan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: liang u lian...@yahoo.com Date: Sat, 21 Nov 2009 05:43:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua Budaya Tionghoa mengatakan: Zun lao ai you 尊老爱幼, atau hormati yang tua, sayangi yang muda. Bakti kepada orang tua adalah bagian utama dari budaya Tionghoa. Salah satu perilaku orang Tionghoa yang tidak dimengerti orang barat adalah ini, Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya. Mereka tak punya budaya ini, anak setelah besar meninggalkan rumah, bahkan tak akan datang pada hari Natal ataupun Tahun Baru. Kalau hari Natal bisa mengirim ucapan selamat saja banyak orang tua yang menangis, terharu anaknya masih ingat kepadanya (ceramah Seng Im Taisu di Phoenix TV). Orang tua jompo tinggal berdua, kalau salah satu sudah meninggal, yang satu lagi menderita bukan main, tak sedikit yang mati tak ketahuan, baru ketahuan tetangga sudah bau. Karena itu menurut kemenakan saya yang dari muda tinggal di Kanada, banyak orang tua yang tinggal sendirian bunuh diri. Anaknya lazimnya masih mengaku itu bapak saya, itu ibu saya , tapi tak ada rasa kasih lagi. Seperti kita melihat pengemis atau orang miskin terlantar di jalan. Kasihan, tapi tak merasa bertanggung jawab, paling mengambil uang seribu diberikan, itu sudah untung., Teman kerja saya dulu lulusan Amerika, ia bilang banyak orang tua terlantar minta-minta di statiun dll. Kalau ditanya ia punya anak, bahkan ada yang mengaku anaknya adalah dokter! Karena ekonomi negara barat maju duluan, maka semua orang kaya di timur mencontoh kehidupan orang barat, yang melupakan orang tuanya. Adik saya dokter di Hongkong sering datang pasien nenek-nenek atau kakek-kakek, kalau ditanya sakit apa? Ia bilang tak sakit, lalu untuk apa ke dokter? Dijawabnya ingin cepat mati! karena tidak dihiraukan anak lagi. Adik saya cuma dapat menasihati, orang lain ingin hidup terus, koq ingin mati, dokter membuat orang yang hampir mati jadi hidup, bukan membuat orang hidup jadi mati. Di daerah miskin, masih berlaku budaya Timur. Coba berkali-kali ada berita mengharukan, anak umur 6 tahun merawat orang tua yang jompo. Bukan merawat saja tapi mencari nafkah untuk kakek dan neneknya. Lain kali saya kirimkan laporan yang demikian, agar kita sadar begitu harusnya kita orang Timur bukan mencontoh budaya barat tanpa dipilih. Kiongchiu Liang U From: Hoey Hin hoey_...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Fri, November 20, 2009 7:19:23 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua benar2 menyedihkan, sekarang ini memang banyak anak2 yang sudah berkeluarga, menitipkan orang tuanya di panti jompo, karena mereka merasa direpotkan. Padahal kalau lihat di panti jompo itu orang2 tua pada ngga betah dan pengin pulang berkumpul dengan keluarga dan cucu-cucunyanya, kadang malah ada yang kabur. Meraka dibawa ke panti jompo rata2 dibohongi anaknya mau diajak pergi menengok family atau apa. ini ada video clip lagu tentang bakti pada orang tua, berjudul gui yang tu (跪羊图)http://www.youtube. com/watch? v=hXmOz0yn4skfeature=related bercerita tentang anak kambing yang menyusui induknya, sambil berlutut dan memejamkan mata. artinya sangat bagus, tapi sayang tidak ada teks terjemahannya. Pada intinya supaya kita menjadi orang yang minum air harus ingat akan sumbernya, menerima kebaikan, tahu membalas budi tidak lupa pada asalnya. Sekalian disini http://www.youtube. com/watch? v=GwCnaH_ aJ0gfeature=fvw juga ada sebuah cerita tentang kasih sayang orang tua yang tidak ada habisnya, ia sejak anaknya kecil selalu menjemput anaknya ke sekolah, sampai anaknya sudah besarpun ia masih seperti itu, sangat mengharukan meskipun ini sebenarnya adalah iklan mobil. salam, HH From: henyung heny...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Friday, November 20, 2009 13:01:24 Subject: [budaya_tionghua] Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua Silahkan dilihat video klip yang sangat menyentuh ini. Ada subtitle dalam bahasa melayu. http://www.youtube. com/watch? v=O4xA1EMGcoI Sudahkan anda berbakti kepada orang tua ? Hormat saya, Yongde Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail. com.
Re: [budaya_tionghua] Bernafsi-nafsi ala Jepang? (Was: Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua)
ini ada video clip lagu tentang bakti pada orang tua, berjudul gui yang tu (跪羊图)http://www.youtube.com/watch?v=hXmOz0yn4skfeature=related bercerita tentang anak kambing yang menyusui induknya, sambil berlutut dan memejamkan mata. artinya sangat bagus, tapi sayang tidak ada teks terjemahannya. Pada intinya supaya kita menjadi orang yang minum air harus ingat akan sumbernya, menerima kebaikan, tahu membalas budi tidak lupa pada asalnya. kalo mau dapatkan video/artikel yang lebih komplit seperti ini di indo juga banyak, ini cuplikan video clipnya di share dari Yayasan Budha Tzuchi taiwan n bisa di dapatkan juga di branch tzuchi terdekat atau www.tzuchi.or.id , bagi yang mo ajar anak seh owe recommended deh vcd maupun dvd yang di jual di tzuchi, mengajarkan budi pekerti kepada anak2, kalo ga salah yang di indo sudah ada translatenya From: ophoeng opho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sat, November 21, 2009 10:58:17 PM Subject: [budaya_tionghua] Bernafsi-nafsi ala Jepang? (Was: Xiao - Hauw - Bakti Kepada Orang Tua) Bung Liang U, Bung HH, Bung Yongde dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Terima kasih atas sharing video ttg Xiao ini. Saya sudah tebarlanjut via akun FB - Facebook saya. Kalau menjawab pertanyaan orang barat yang dikatakan Bung Liang U ini: Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya. Menurut hemat saya, jawabannya adalah karena sebelum kita dewasa, orangtua kita sudah berbakti lebih dulu kepada kita. Orangtua kita mencari nafkah untuk kita, membesarkan kita, menyekolahkan kita, mencukupi sandang-pangan dan papan bagi kita. kayaknya itu semua adalah 'bakti' orangtua kepada anak-anaknya toh? Seperti dicontohkan di video tsb., anak-nya toh ingat juga bahwa mamanya tidak komplian ketika mesti menceboki dan memandikan si anak ketika berak di celana (seluar) waktu kecil tuh? Saya setuju sekali kalau kita mulai menanamkan soal Xiao ini kepada generasi di bawah kita. Saya ingat pernah baca di majalah Tempo pada tahun 90-an kalau tak salah, ada berita di jepang terjadi orang begitu bernafsi-nafsinya (cuek, tidak peduli) dengan orangtua, sampai-sampai orangtua itu menyewa (ada biro sewanya) anak-anak kecil untuk pura-pura menjadi cucu-nya yang menemani si kakek-nenek seharian. Dibayar pula! Sungguh mengherankan hal itu bisa terjadi di jepang, yang nota bene banyak meneruskan tradisi Tiongkok dalam hal senioritas (tadinya?). Dunia memang berubah ya? Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, liang u lian...@... wrote: Budaya Tionghoa mengatakan: Zun lao ai you 尊老爱幼, atau hormati yang tua, sayangi yang muda. Bakti kepada orang tua adalah bagian utama dari budaya Tionghoa. Salah satu perilaku orang Tionghoa yang tidak dimengerti orang barat adalah ini, Mengapa anak harus berbakti kepada orang tuanya. Mereka tak punya budaya ini, anak setelah besar meninggalkan rumah, bahkan tak akan datang pada hari Natal ataupun Tahun Baru. Kalau hari Natal bisa mengirim ucapan selamat saja banyak orang tua yang menangis, terharu anaknya masih ingat kepadanya (ceramah Seng Im Taisu di Phoenix TV). Orang tua jompo tinggal berdua, kalau salah satu sudah meninggal, yang satu lagi menderita bukan main, tak sedikit yang mati tak ketahuan, baru ketahuan tetangga sudah bau. Karena itu menurut kemenakan saya yang dari muda tinggal di Kanada, banyak orang tua yang tinggal sendirian bunuh diri. Anaknya lazimnya masih mengaku itu bapak saya, itu ibu saya , tapi tak ada rasa kasih lagi. Seperti kita melihat pengemis atau orang miskin terlantar di jalan. Kasihan, tapi tak merasa bertanggung jawab, paling mengambil uang seribu diberikan, itu sudah untung., Teman kerja saya dulu lulusan Amerika, ia bilang banyak orang tua terlantar minta-minta di statiun dll. Kalau ditanya ia punya anak, bahkan ada yang mengaku anaknya adalah dokter! Karena ekonomi negara barat maju duluan, maka semua orang kaya di timur mencontoh kehidupan orang barat, yang melupakan orang tuanya. Adik saya dokter di Hongkong sering datang pasien nenek-nenek atau kakek-kakek, kalau ditanya sakit apa? Ia bilang tak sakit, lalu untuk apa ke dokter? Dijawabnya ingin cepat mati! karena tidak dihiraukan anak lagi. Adik saya cuma dapat menasihati, orang lain ingin hidup terus, koq ingin mati, dokter membuat orang yang hampir mati jadi hidup, bukan membuat orang hidup jadi mati. Di daerah miskin, masih berlaku budaya Timur. Coba berkali-kali ada berita mengharukan, anak umur 6 tahun merawat orang tua yang jompo. Bukan merawat saja tapi mencari nafkah untuk kakek dan neneknya. Lain kali saya kirimkan laporan yang demikian, agar kita sadar begitu harusnya kita orang Timur bukan mencontoh budaya barat tanpa dipilih. Kiongchiu Liang U _ _ __ From: Hoey Hin hoey_...@.. . To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Fri, November 20,
Re: [budaya_tionghua] Fw: 3 x 8 = 23 (?)
Sungguh bagus, alangkah baiknya anggota yang lain sharing cerita / kata2 bijak seperti ini Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ChanCT sa...@netvigator.com Date: Sat, 21 Nov 2009 20:08:01 To: HKSIShk...@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Fw: 3 x 8 = 23 (?) - Original Message - From: Hendra Iskandar Lim To: Hendra Iskandar Lim Sent: Saturday, November 21, 2009 2:22 PM Subject: FW: 3 x 8 = 23 (?) Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumuni banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat. Pembeli berteriak: 3 X 8 = 23, kenapa kamu bilang 24? Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: Sobat, 3 X 8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi. Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan. Yan Hui: Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana? Pembeli kain: Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana? Yan Hui: Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu. Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: 3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Berikan jabatanmu kepada dia. Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain. Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas. Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat : Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh. Yan Hui menjawab, Baiklah, lalu berangkat pulang. Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba ingat nasihat Confucius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti. Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba di rumahnya saat malam sudah larut dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Confucius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya. Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confucius, berlutut dan berkata: Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi? Confucius berkata: Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh. Yan Hui berkata: Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum. Jawab Confucius : Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting? Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu. Sejak itu, kemanapun Confucius pergi Yan Hui selalu mengikutinya. Cerita ini mengingatkan kita: Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya. Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting. Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat. Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang. Weight Loss Program Best Weight