Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.
Apa-apa kok sertifikat MUI. Gak setuju ah! Banyak pembuat makanan Tionghoa itu hanya sekedar pengusaha rumah tangga sekedar untuk menyambung hidup keluarga secara HALAL bin JUJUR, dan mereka ini cenderung sangat berhati-hati dalam pengolahan makanannya sehingga kehidupan keluarga bisa berlangsung lama. Sebenarnya bila orang mau berusaha mencari info sedikit saja, gampang kok mengetahui info tentang makanan-makanan yang dijamin bebas babi tanpa perlu mengharuskan sang pengusaha super kecilnya untuk memperoleh sertifikat MUI segala (duit lagi duit lagi). Yang perlu diwaspadai oleh orang-orang yang mengharamkan babi itu adalah bukan makanan kecil yang dibuat oleh encim-encim dan empek-empek (yg bukan palembang) yang bercucuran keringat sendiri (saking tidak mampu korupsi karena tidak mungkin jadi pejabat), namun produk industri besar seperti pabrik yang memroduksi cangkang kapsul, misalnya, yang meskipun sudah pernah digegerkan, namun tetap saja masih diproduksi ratusan juta kapsul haram yang salah satu bahan bakunya adalah derivatif dari jeroan babi semata-mata karena faktor kecocokan dan kemurahan biaya produksi. Lantas kalau begini, siapa yang bisa mau bersusah payah dan keluar biaya untuk mengetes setiap kapsul (terutama buatan luar negeri) yang masuk ke dalam perut saudara-saudara Muslim di Indonesia yang konon katanya berjumlah sekitar 70% dari 220 juta orang ini? :-) Andy L.S. selamat siang mungkin pepatah, tak kenal, maka tak sayang ada benarnya juga... selama ini kebudayaan tionghoa selalu ditekan oleh rezim soeharto, makanya tak banyak etnis lain yg tahu tentang budaya tionghoa jadi, sy setuju dengan ide bung anton... perlu adanya penjelasan tentang halal tidaknya makanan tionghoa dan salah satu cara yg bisa ditempuh diterima warga muslim adalah dengan pengujian pengeluaran sertifikat oleh mui --- On Sun, 2/7/10, yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com wrote: From: yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, February 7, 2010, 4:16 PM  Phobia keagamaan yang berlebihan. Ujung-ujungnya kue keranjang harus bayar label sertifikat halal dari MUI agar benar-benar dapat dikatakan halal.Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: pempekd9 pempe...@yahoo. com Date: Sun, 07 Feb 2010 16:09:31 -To: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSubject: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.  Di status facebook teman Muslim saya tiba tiba muncul Gimana sih bedain kue keranjang yg pake minyak babi dengan yg tdk Cukup mengagetkan juga karena setahu saya kue keranjang dibuat dari teung ketan, air, gula serta perasa alami. Dan kebetulan sekali mendiang nenek saya dahulu tukang kue dan kue keranjang dodol dan aneka penganan peranakan Tionghoa merupakan produk yang beliau buat. Sementara saya meyakinkan teman saya dengan mengatakan kalau teman teman Buddhist vegtarian makan berarti tidak mengandung babi. Saya pikir perlu ada penjelasan ttg makanan apa saja yang biasa terhidang pada perayaan tahun baru Imlek yang tidak bertentangan dengan keyakinan temanteman Muslim. Mengingat mayoritas warga Indonesia beragama Islam. Salam, Anton W
Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.
Sebenarnya lebih efisien jika dibalik: Yg dicantumkan di bungkus makanan bukan label halal, tapi justru keteranganmengandung babi. Setiap produk yg mengandung babi wajib mencantumkan keterangan ini. Jika lalai, akan dituntut di pengadilan. Kan beres! Seperti di super maket, counter daging babi dipisah, atasnya ditulis babi. Shg tak perlu memberi keterangan di counter ayam, sapi dan ikan : bukan babi(halal)! Kan lebih efisien. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: a...@cbn.net.id Date: Mon, 8 Feb 2010 14:08:18 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. Apa-apa kok sertifikat MUI. Gak setuju ah! Banyak pembuat makanan Tionghoa itu hanya sekedar pengusaha rumah tangga sekedar untuk menyambung hidup keluarga secara HALAL bin JUJUR, dan mereka ini cenderung sangat berhati-hati dalam pengolahan makanannya sehingga kehidupan keluarga bisa berlangsung lama. Sebenarnya bila orang mau berusaha mencari info sedikit saja, gampang kok mengetahui info tentang makanan-makanan yang dijamin bebas babi tanpa perlu mengharuskan sang pengusaha super kecilnya untuk memperoleh sertifikat MUI segala (duit lagi duit lagi). Yang perlu diwaspadai oleh orang-orang yang mengharamkan babi itu adalah bukan makanan kecil yang dibuat oleh encim-encim dan empek-empek (yg bukan palembang) yang bercucuran keringat sendiri (saking tidak mampu korupsi karena tidak mungkin jadi pejabat), namun produk industri besar seperti pabrik yang memroduksi cangkang kapsul, misalnya, yang meskipun sudah pernah digegerkan, namun tetap saja masih diproduksi ratusan juta kapsul haram yang salah satu bahan bakunya adalah derivatif dari jeroan babi semata-mata karena faktor kecocokan dan kemurahan biaya produksi. Lantas kalau begini, siapa yang bisa mau bersusah payah dan keluar biaya untuk mengetes setiap kapsul (terutama buatan luar negeri) yang masuk ke dalam perut saudara-saudara Muslim di Indonesia yang konon katanya berjumlah sekitar 70% dari 220 juta orang ini? :-) Andy L.S. selamat siang mungkin pepatah, tak kenal, maka tak sayang ada benarnya juga... selama ini kebudayaan tionghoa selalu ditekan oleh rezim soeharto, makanya tak banyak etnis lain yg tahu tentang budaya tionghoa jadi, sy setuju dengan ide bung anton... perlu adanya penjelasan tentang halal tidaknya makanan tionghoa dan salah satu cara yg bisa ditempuh diterima warga muslim adalah dengan pengujian pengeluaran sertifikat oleh mui --- On Sun, 2/7/10, yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com wrote: From: yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, February 7, 2010, 4:16 PM  Phobia keagamaan yang berlebihan. Ujung-ujungnya kue keranjang harus bayar label sertifikat halal dari MUI agar benar-benar dapat dikatakan halal.Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: pempekd9 pempe...@yahoo. com Date: Sun, 07 Feb 2010 16:09:31 -To: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSubject: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.  Di status facebook teman Muslim saya tiba tiba muncul Gimana sih bedain kue keranjang yg pake minyak babi dengan yg tdk Cukup mengagetkan juga karena setahu saya kue keranjang dibuat dari teung ketan, air, gula serta perasa alami. Dan kebetulan sekali mendiang nenek saya dahulu tukang kue dan kue keranjang dodol dan aneka penganan peranakan Tionghoa merupakan produk yang beliau buat. Sementara saya meyakinkan teman saya dengan mengatakan kalau teman teman Buddhist vegtarian makan berarti tidak mengandung babi. Saya pikir perlu ada penjelasan ttg makanan apa saja yang biasa terhidang pada perayaan tahun baru Imlek yang tidak bertentangan dengan keyakinan temanteman Muslim. Mengingat mayoritas warga Indonesia beragama Islam. Salam, Anton W
Re: [budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Kepada Yth bung Dr.Irawan, Terima kasih atas masukan dari Anda. Saya sering melihat wajah Anda di MI - saya masih terbilang famili dengan sdr Handy Chung (pengusaha kaca mata di US). Boleh saya tahu berapa lama Anda ada di Jakarta dan mungkin ada no HP yg bisa dihubungi? PS: Saat ini sy masih di luar kota mungkin besok atau lusa balik ke Jakarta RGDS, TG --- On Mon, 2/8/10, Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com wrote: From: Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com Subject: Re: [budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, February 8, 2010, 1:41 PM Pak Tjandra Ghozali dan kawan2 yb, Omongan anda benar adanya bahwa generasi Tionghoa yang sekarang di Milis BT ini tidak lembek, bahkan terkesan agresif. Baru saja saya pulang dari mengunjungi kawan2 BT di Jakarta , saya merasa bangga , terharu , dan simpatik terhadap para shiang seng2 yang mungkin kalau pada jadul bisa digelar sebagai Shiu Chay. Pokoknya bukan main, nggak nyangka sama sekali. Betul anda harus bertemu dengan mereka, baru bisa merasakan kehebatan mereka. Mereka bahkan haus belajar, kendati buku2 literatur, dvd dan text booknya bukanlah barang yang murah. Saya selaku orang keturunan Tionghoa sangat bangga dan menghormati itu. Kalau misalnya saya disuruh Kui sama mereka saya juga mau dan bersedia dengan hati yang rela , macamnya kalau jadul harus kui jedukin jidat ke tanah seperti menghadapi Hwang Shang, yang mengucap Wan Shuei , Wan Shuei, wan, wan shuei, Owe juga kamguan. Karena apa ? Tidak lain tidak bukan, karena komitmen mereka terhadap preservasi kebudayaan Tionghoa untuk Indonesia. Mereka tidak ada yang paksa atau di-iming2 duit untuk melakukan itu. Saya sendiri masih ingat waktu di SD , kalau tidak ada ancaman rotan, boro2 saya mau menyelesaikan latihan tulis Cung Wen Ze. Padahal saya sekolah di JPP yang WNI dengan pelajaran bahasa mandarinnya sangat minim sekali. Sampai hari ini juga saya masih belum bisa baca dan nulis. Omongan Pak Tjandra juga Pu Chuo, tentang kalau keahlian itu tidak disyer keorang banyak juga sangat sayang sekali. Jadi Pak Tjandra betul, kalau bisa membantu penyiaran keahlian dari para Shiang Seng2 yang pakar ini, dimajalah anda , itu ada baiknya. Kami juga dari Indonesia media sudah melaksanakannya , dan yang terbaru ini adalah Tulisan dari Shiang Seng Ardian C . dari Bogor. yang bisa disimak disini. http://www.indonesi amedia.com/ 2010/02/03/ selamat-tahun- baru-imlek- 2561-atau- 4707/ Semoga berkenan. Maap , kalo ada kata2 owe yang sala. salam, Dr.Irawan 2010/2/7 Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ yahoo.com Dear member, Owe menjadi merasa bersalah gara gara tulisan owe yang terlalu vulgar, sampai sampai para sianseng berpolemik begitu hebat. Owe rasa yang disampaikan oleh sianseng Suma dan sianseng Zhoufy, dua dua ada benarnya. Tiap orang memang memiliki sudut pandang yang berbeda. Namun di balik itu owe gembira ternyata di antara member budaya tionghua punya semangat untuk membela pandangannya dan tak gampang menyerah. Tadinya owe kira di kalangan warga Tionghoa sudah pada lembek, tidak punya ini semangat perjuangan gara gara dibekap oleh rezim orba, selama 35 tahun. Tapi dengan adanya komplein dari sianseng Suma, sianseng Zhoufy, sianseng Dipo, sianseng David Kwa, dan lain lain yang tidak bisa disebut satu persatu, owe jadi bangga kalau warga Tionghoa ternyata tidak lembek. Owe juga bangga melihat di munas PSMTI dan INTI kalau mereka membela daerah dan argumennya dengan sungguh sungguh, malah mau adu jotos segala (jangan ah) - itu artinya warga Tionghoa bukanlah warga yang lembek. Owe lihat pengetahuan para sianseng begitu luas dan hebat, sayang kalau cuma diketahui oleh member milis ini. Owe kepikiran kalau suatu waktu kita bisa duduk semeja - owe berharap pengetahuan sianseng ini dijadikan buah kalam di majalah POST yang pasti berguna bagi warga Tionghoa. Yang satu ahli dalam sejarah Tionghoa, satu lagi ahli dalam bidang musik, satu lagi ahli dalam bidang budaya. Owe bermimpi para sianseng bersedia duduk sebagai jajaran redaksi. Tapi mohon maaf kalau ajakan owe ini dianggap kurang sopan - owe tidak punya maksud apa apa selain menginginkan terjaganya martabat warga kita. Baiklah owe tutup dengan soja Gong Xi Fat Cay waduh owe sampe lupa nih mestinya Sin Chun Kiong Hie Thiam Hok Siu semoga kesalahan kesalahan owe di tahun silam, sianseng maafkan. RGDS. Tjandra G PS: Sepertinya kurang lengkap kalau sianseng Ophung tidak bergabung, beliau ini ahli masakan jadul Tionghua. Juga para sianseng lainnya, pintu terbuka lebar buat anda semua yang hobi tulis menulis.
[budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Kepada Yth bung Dr.Irawan, Terima kasih atas masukan dari Anda. Saya sering melihat wajah Anda di MI - saya masih terbilang famili dengan sdr Handy Chung (pengusaha kaca mata di US). Boleh saya tahu berapa lama Anda ada di Jakarta dan mungkin ada no HP yg bisa dihubungi? PS: Saat ini sy masih di luar kota mungkin besok atau lusa balik ke Jakarta RGDS, TG
[budaya_tionghua] Re: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.
Saya tidak ingin berpolemik soal sertifikat halal MUI. Yang ingin saya dapatkan adalah kejelasan saja ttg produk produk untuk tahun baru imlek yang boleh dimakan oleh teman teman Muslim. Saya sendiri bukan Muslim. Sebagai pedagang makanan saya pernah ditanya apakah produk pempek saya mengandung babi. Ini mengelikan bagi orang Palembang, tapi suatu yang wajar kalau anda tidak tahu apa saja bahan untuk membuat pempek. Di kalangan awam memang babi identik dengan haram.Tapi haram tidak identik dengan babi. Banyak sekali aturan ttg halal dan haram. Itu diluar kemampuan saya, tetapi setidaknya saya selalu berusaha agar teman teman Muslim saya tidak dengan sengaja saya beri makanan yang tidak sesuai. Salam, Anton W --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Sebenarnya lebih efisien jika dibalik: Yg dicantumkan di bungkus makanan bukan label halal, tapi justru keteranganmengandung babi. Setiap produk yg mengandung babi wajib mencantumkan keterangan ini. Jika lalai, akan dituntut di pengadilan. Kan beres! Seperti di super maket, counter daging babi dipisah, atasnya ditulis babi. Shg tak perlu memberi keterangan di counter ayam, sapi dan ikan : bukan babi(halal)! Kan lebih efisien.
[budaya_tionghua] e: FOTO KLENTENG dalam 2 blog yang isinya identik. Langsung ada gambar !!!!! heheheh
Yth Pak Budiman, Pak Dipo, y.b., Saya sudah rubah lagi tanpa halaman kosong cadangan, Langsung ada gambarnya. Semoga bermanfaat. Tolong dikomentari lagi. Terima kasih sebelumnya. Salam erat. Sugiri. From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of BUD'S 1 Sent: Monday, February 08, 2010 11:31 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: FOTO KLENTENG dalam 2 blog yang isinya identik. tolong klik previous posting 4 X !! Dear Pak. Sugiri, Sudah bisa dilihat Photo2 nya. Memang Eksotik Klenteng2 tersebut, apalagi sampai punah tentunya sangat disayangkan. Thanks atas panduannya Salam, Budiman 2010/2/8 ibcindon ibcin...@rad.net.id Yth. Rekan milis, Pak Budiman, Pak Dipo, y. b. Terima kasih untuk perhatiannya. Lembar yang ada fotonya dimulai setelah klik ke 4 ke 3 pada previous posting.( tulisan Sudut kiri bawah ). Lembar yang kosong-kosong memang cadangan untuk gambar dari kota lain yang akan menyusul ( kalau dibantu oleh rekan rekan semua . Kalau enga ada yang nyumbang foto, mungkin akan kosong terus J). Ini dicadangkan agar nanti kota-kota berurutan secara alfabetis. Tolong check ulang dan kalu enga keberatan mohon kasih komentar. Terima kasih sekali untuk pertolongannya. Salam erat , Sugiri. From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of BUD'S 1 Sent: Monday, February 08, 2010 8:46 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: FOTO KLENTENG dalam 2 blog yang isinya identik Dear Pak. Sugiri, Sudah dua kali saya coba masuk ke Linknya tapi Gambar nya tetap tidak keluar. Salam, Budiman 2010/2/8 Dipo dipod...@yahoo.com Sugiri heng, Anda memang pekerja keras ya, salut. Waktu saya klik linknya, bertemu dengan halaman kosong. Setelah klik di komentar baru keluar artikelnya. Mungkin perlu disempurnakan interfacenya ? Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , ibcindon ibcin...@... wrote: http://klenteng-chinese-temples.blogspot.com/ http://indonesiachinesetemple.wordpress.com/ Rekans milis, Blog foto klenteng telah ditambah dengan foto beberapa klenteng di kota Bandung. Juga foto kuburan di Cirebon. Tan Sam Cay Kong. Banyak kota masih kosong. Bila ada rekan milis yang memiliki foto klenteng lain dan boleh dishearing untuk melengkapi. Silahkan dikirimkan, nanti kita up load bersama. Foto dapat di browsed pada kedua blog yang identik isinya. Silahkan. Atau pun mereka yang membutuhkan bahan untuk penelitian, bisa browsing dan diunduh bahan yang diperlukan. Tolong beri komentar. Terima kasih untuk perhatiannya. Salam erat, . Error! Filename not specified.
[budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?)
Bung Anton W dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Ikut nimbrung dikit ajah ya Seperti anda sampaikan sendiri, halal atau tidak halal-nya makanan tidak melulu berkenaan dengan babi. Ada banyak aspek yang mesti dipenuhi untuk menjadikan suatu makanan itu halal atau tidak halal. Di samping bahan-bahannya, juga proses dan prosedur pembuatannya mesti diperiksa dengan teliti dan seksama, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kalau ada produk yang dibuat di dalam satu ruang yang sama, dapur dan tempat mengolahnya, ada terkontaminasi dengan bahan-bahan non halal, alkohol atau babi, misalnya, hasil produksinya yang tanpa bahan-bahan tidak halal itu menjadi void - hasilnya tetap tidak bisa dinyatakan halal. Juga tergantung aspek 'konotasi'nya, seperti bir, walau sudah diproduksi dengan tanpa alkohol, Bagian POM MUI tidak pernah menerbitkan sertifikatnya, sebab bir sudah diposisikan sebagai minuman beralkohol yang diminum karena hendak dinikmati alkoholnya, jadi 'pengganti'nya yang tanpa alkohol sekalipun, tetap tidak bisa dikategorikan sebagai minuman halal. Bahkan teman saya pernah secara ekstrim bilang bahwa daging ayam dan sapi juga bisa saja tidak halal kalau diperoleh dari jalan tidak halal, hasil curian, misalnya. Kebetulan saja saya pernah berurusan dengan produksi bahan baku makanan yang diproduksi secara massal, jadi sering bertanya-tanya kepada yang berwenang dalam hal ini, juga bertanya kepada teman-teman Muslim, jadi saya ada sedikit tahu ttg pedoman teman-teman kita yang Muslim. Kalau ndak salah, pedoman mereka adalah: kalau ragu, sebaiknya jangan dimakan. Jadi, kalau kembali ke pertanyaan anda ttg dodol dan makanan lain untuk tahun baru Imlek, bagaimana membedakannya antara yang halal dan tidak halal, kembalikan saja ke pedoman yang sudah diajarkan kepada mereka. Kalau mereka ragu, ya ndak usah diperdebatkan lagi. Ada satu teman saya yang Muslim pernah bertahun-tahun tidak mau ikut makan bakmi ayam yang terkenal di kota itu, sebab dia merasa tidak yakin akan halal tidaknya. Tapi, begitu dia yakin, dia ikut makan juga akhirnya. Kalau berpedoman pada makanan untuk vegetarian, memang bisa. Karena makanan vegetarian memang tanpa daging sama sekali, bahkan ada yang 'aroma' daging saja tidak mau dipakai. Seperti juga pedoman 'halal' bagi kaum Kosher (Yahudi?) yang begitu ketat, katanya makanan yang 'halal' secara Kosher, bisa diandalkan bagi kaum muslim akan kehalalan-nya. Tapi, tetap saja, kembali ke keyakinan masing-masing. Jadi, seperti anda bilang, ndak usah dijadikan polemik lagi toh? Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, pempekd9 pempe...@... wrote: Saya tidak ingin berpolemik soal sertifikat halal MUI. Yang ingin saya dapatkan adalah kejelasan saja ttg produk produk untuk tahun baru imlek yang boleh dimakan oleh teman teman Muslim. Saya sendiri bukan Muslim. Sebagai pedagang makanan saya pernah ditanya apakah produk pempek saya mengandung babi. Ini mengelikan bagi orang Palembang, tapi suatu yang wajar kalau anda tidak tahu apa saja bahan untuk membuat pempek. Di kalangan awam memang babi identik dengan haram.Tapi haram tidak identik dengan babi. Banyak sekali aturan ttg halal dan haram. Itu diluar kemampuan saya, tetapi setidaknya saya selalu berusaha agar teman teman Muslim saya tidak dengan sengaja saya beri makanan yang tidak sesuai. Salam, Anton W
Re: [budaya_tionghua] e: FOTO KLENTENG dalam 2 blog yang isinya identik. Langsung ada gambar !!!!! heheheh
Pak. Sugiri, Saya sudah coba masuk yang ke http://klenteng-chinese-temples.blogspot.com/ , penampilan sudah bisa langsung dilihat., nanti ada waktu baru pelan2 lihat halaman berikutnya Salam, Budiman ibcindon wrote: Yth Pak Budiman, Pak Dipo, y.b., Saya sudah rubah lagi tanpa halaman kosong cadangan, Langsung ada gambarnya. Semoga bermanfaat. Tolong dikomentari lagi. Terima kasih sebelumnya. Salam erat. Sugiri. *From:* budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *BUD'S 1 *Sent:* Monday, February 08, 2010 11:31 AM *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Re: FOTO KLENTENG dalam 2 blog yang isinya identik. tolong klik previous posting 4 X !! Dear Pak. Sugiri, Sudah bisa dilihat Photo2 nya. Memang Eksotik Klenteng2 tersebut, apalagi sampai punah tentunya sangat disayangkan. Thanks atas panduannya Salam, Budiman 2010/2/8 ibcindon ibcin...@rad.net.id mailto:ibcin...@rad.net.id Yth. Rekan milis, Pak Budiman, Pak Dipo, y. b. Terima kasih untuk perhatiannya. Lembar yang ada fotonya dimulai setelah klik ke 4 – ke 3 pada previous posting.( tulisan Sudut kiri bawah ). Lembar yang kosong-kosong memang cadangan untuk gambar dari kota lain yang akan menyusul ( kalau dibantu oleh rekan –rekan semua . Kalau enga ada yang nyumbang foto, mungkin akan kosong terus… J). Ini dicadangkan agar nanti kota-kota berurutan secara alfabetis. Tolong check ulang dan kalu enga keberatan mohon kasih komentar. Terima kasih sekali untuk pertolongannya. Salam erat , Sugiri. *From:* budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] *On Behalf Of *BUD'S 1 *Sent:* Monday, February 08, 2010 8:46 AM *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Re: FOTO KLENTENG dalam 2 blog yang isinya identik Dear Pak. Sugiri, Sudah dua kali saya coba masuk ke Linknya tapi Gambar nya tetap tidak keluar. Salam, Budiman 2010/2/8 Dipo dipod...@yahoo.com mailto:dipod...@yahoo.com Sugiri heng, Anda memang pekerja keras ya, salut. Waktu saya klik linknya, bertemu dengan halaman kosong. Setelah klik di komentar baru keluar artikelnya. Mungkin perlu disempurnakan interfacenya ? Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com, ibcindon ibcin...@... wrote: http://klenteng-chinese-temples.blogspot.com/ http://klenteng-chinese-temples.blogspot.com/ http://indonesiachinesetemple.wordpress.com/ http://indonesiachinesetemple.wordpress.com/ Rekans milis, Blog foto klenteng telah ditambah dengan foto beberapa klenteng di kota Bandung. Juga foto kuburan di Cirebon. Tan Sam Cay Kong. Banyak kota masih kosong. Bila ada rekan milis yang memiliki foto klenteng lain dan boleh dishearing untuk melengkapi. Silahkan dikirimkan, nanti kita up load bersama. Foto dapat di browsed pada kedua blog yang identik isinya. Silahkan. Atau pun mereka yang membutuhkan bahan untuk penelitian, bisa browsing dan diunduh bahan yang diperlukan. Tolong beri komentar. Terima kasih untuk perhatiannya. Salam erat, . .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?)
Saya jadi bingung, kalau babi, minumam keras dsb bisa langsung dikenali, tapi tidak halal yg lainnya bgmn mendeteksi? Apa MUI sampai terjun mengawasi proses produksinya ya? Katanya daging sapi dan ayam jika cara pemotongannya tdk benar juga haram, lantas bgmn mengawasinya? Apakah yg memilki sertifikat halal memang benar2 halal? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Ophoeng opho...@yahoo.com Date: Mon, 08 Feb 2010 13:25:37 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Bung Anton W dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Ikut nimbrung dikit ajah ya Seperti anda sampaikan sendiri, halal atau tidak halal-nya makanan tidak melulu berkenaan dengan babi. Ada banyak aspek yang mesti dipenuhi untuk menjadikan suatu makanan itu halal atau tidak halal. Di samping bahan-bahannya, juga proses dan prosedur pembuatannya mesti diperiksa dengan teliti dan seksama, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kalau ada produk yang dibuat di dalam satu ruang yang sama, dapur dan tempat mengolahnya, ada terkontaminasi dengan bahan-bahan non halal, alkohol atau babi, misalnya, hasil produksinya yang tanpa bahan-bahan tidak halal itu menjadi void - hasilnya tetap tidak bisa dinyatakan halal. Juga tergantung aspek 'konotasi'nya, seperti bir, walau sudah diproduksi dengan tanpa alkohol, Bagian POM MUI tidak pernah menerbitkan sertifikatnya, sebab bir sudah diposisikan sebagai minuman beralkohol yang diminum karena hendak dinikmati alkoholnya, jadi 'pengganti'nya yang tanpa alkohol sekalipun, tetap tidak bisa dikategorikan sebagai minuman halal. Bahkan teman saya pernah secara ekstrim bilang bahwa daging ayam dan sapi juga bisa saja tidak halal kalau diperoleh dari jalan tidak halal, hasil curian, misalnya. Kebetulan saja saya pernah berurusan dengan produksi bahan baku makanan yang diproduksi secara massal, jadi sering bertanya-tanya kepada yang berwenang dalam hal ini, juga bertanya kepada teman-teman Muslim, jadi saya ada sedikit tahu ttg pedoman teman-teman kita yang Muslim. Kalau ndak salah, pedoman mereka adalah: kalau ragu, sebaiknya jangan dimakan. Jadi, kalau kembali ke pertanyaan anda ttg dodol dan makanan lain untuk tahun baru Imlek, bagaimana membedakannya antara yang halal dan tidak halal, kembalikan saja ke pedoman yang sudah diajarkan kepada mereka. Kalau mereka ragu, ya ndak usah diperdebatkan lagi. Ada satu teman saya yang Muslim pernah bertahun-tahun tidak mau ikut makan bakmi ayam yang terkenal di kota itu, sebab dia merasa tidak yakin akan halal tidaknya. Tapi, begitu dia yakin, dia ikut makan juga akhirnya. Kalau berpedoman pada makanan untuk vegetarian, memang bisa. Karena makanan vegetarian memang tanpa daging sama sekali, bahkan ada yang 'aroma' daging saja tidak mau dipakai. Seperti juga pedoman 'halal' bagi kaum Kosher (Yahudi?) yang begitu ketat, katanya makanan yang 'halal' secara Kosher, bisa diandalkan bagi kaum muslim akan kehalalan-nya. Tapi, tetap saja, kembali ke keyakinan masing-masing. Jadi, seperti anda bilang, ndak usah dijadikan polemik lagi toh? Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, pempekd9 pempe...@... wrote: Saya tidak ingin berpolemik soal sertifikat halal MUI. Yang ingin saya dapatkan adalah kejelasan saja ttg produk produk untuk tahun baru imlek yang boleh dimakan oleh teman teman Muslim. Saya sendiri bukan Muslim. Sebagai pedagang makanan saya pernah ditanya apakah produk pempek saya mengandung babi. Ini mengelikan bagi orang Palembang, tapi suatu yang wajar kalau anda tidak tahu apa saja bahan untuk membuat pempek. Di kalangan awam memang babi identik dengan haram.Tapi haram tidak identik dengan babi. Banyak sekali aturan ttg halal dan haram. Itu diluar kemampuan saya, tetapi setidaknya saya selalu berusaha agar teman teman Muslim saya tidak dengan sengaja saya beri makanan yang tidak sesuai. Salam, Anton W
Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?)
Pertanyaan saya adalah: Bagaimana bisa tahu binatang ini diperoleh dng cara halal? Bagaimana bisa tahu binatang ini dipotong dng cara halal? Saya kira lab di uni juga tdk sanggup membuktikan. Apa hrs minta bantuan polisi, kpk , dan ahli forensik? lantas bgmn jika saat dipantau benar2 halal tapi setelah sertfikat keluar cara motongnya berubah? Apa bisa diawasi? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: yuan...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 15:26:47 To: zho...@yahoo.com; budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Di Indonesia hanya MUI yang mempunyai hak monopoli penerbitan sertifikat halal. Untuk mendapatkan sertifikat proses produksi dan bahan baku harus diuji. Untuk pengujian sudah tentu bukan MUI yang melakukan tapi melalui laboratorium milik POM atau universitas. Binatang yang diperoleh secara halal akan tetapi tidak dipotong dengan cara yang halal, juga bukan daging yang halal. Jadi sudah pasti mendapatkan sertifikat resmi MUI bukanlah proses yang mudah dan murah, akan tetapi dengan trend makin kuatnya ajaran fundamentalis maka sertifikat halal merupakan alat promosi yang ampuh untuk mendapatkan banyak konsumen dari kalangan mereka. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: zho...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 15:09:30 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Saya jadi bingung, kalau babi, minumam keras dsb bisa langsung dikenali, tapi tidak halal yg lainnya bgmn mendeteksi? Apa MUI sampai terjun mengawasi proses produksinya ya? Katanya daging sapi dan ayam jika cara pemotongannya tdk benar juga haram, lantas bgmn mengawasinya? Apakah yg memilki sertifikat halal memang benar2 halal? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Ophoeng opho...@yahoo.com Date: Mon, 08 Feb 2010 13:25:37 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Bung Anton W dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Ikut nimbrung dikit ajah ya Seperti anda sampaikan sendiri, halal atau tidak halal-nya makanan tidak melulu berkenaan dengan babi. Ada banyak aspek yang mesti dipenuhi untuk menjadikan suatu makanan itu halal atau tidak halal. Di samping bahan-bahannya, juga proses dan prosedur pembuatannya mesti diperiksa dengan teliti dan seksama, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kalau ada produk yang dibuat di dalam satu ruang yang sama, dapur dan tempat mengolahnya, ada terkontaminasi dengan bahan-bahan non halal, alkohol atau babi, misalnya, hasil produksinya yang tanpa bahan-bahan tidak halal itu menjadi void - hasilnya tetap tidak bisa dinyatakan halal. Juga tergantung aspek 'konotasi'nya, seperti bir, walau sudah diproduksi dengan tanpa alkohol, Bagian POM MUI tidak pernah menerbitkan sertifikatnya, sebab bir sudah diposisikan sebagai minuman beralkohol yang diminum karena hendak dinikmati alkoholnya, jadi 'pengganti'nya yang tanpa alkohol sekalipun, tetap tidak bisa dikategorikan sebagai minuman halal. Bahkan teman saya pernah secara ekstrim bilang bahwa daging ayam dan sapi juga bisa saja tidak halal kalau diperoleh dari jalan tidak halal, hasil curian, misalnya. Kebetulan saja saya pernah berurusan dengan produksi bahan baku makanan yang diproduksi secara massal, jadi sering bertanya-tanya kepada yang berwenang dalam hal ini, juga bertanya kepada teman-teman Muslim, jadi saya ada sedikit tahu ttg pedoman teman-teman kita yang Muslim. Kalau ndak salah, pedoman mereka adalah: kalau ragu, sebaiknya jangan dimakan. Jadi, kalau kembali ke pertanyaan anda ttg dodol dan makanan lain untuk tahun baru Imlek, bagaimana membedakannya antara yang halal dan tidak halal, kembalikan saja ke pedoman yang sudah diajarkan kepada mereka. Kalau mereka ragu, ya ndak usah diperdebatkan lagi. Ada satu teman saya yang Muslim pernah bertahun-tahun tidak mau ikut makan bakmi ayam yang terkenal di kota itu, sebab dia merasa tidak yakin akan halal tidaknya. Tapi, begitu dia yakin, dia ikut makan juga akhirnya. Kalau berpedoman pada makanan untuk vegetarian, memang bisa. Karena makanan vegetarian memang tanpa daging sama sekali, bahkan ada yang 'aroma' daging saja tidak mau dipakai. Seperti juga pedoman 'halal' bagi kaum Kosher (Yahudi?) yang begitu ketat, katanya makanan yang 'halal' secara Kosher, bisa diandalkan bagi kaum muslim akan kehalalan-nya. Tapi, tetap saja, kembali ke keyakinan masing-masing. Jadi, seperti anda bilang, ndak usah dijadikan polemik lagi toh? Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, pempekd9 pempe...@... wrote: Saya tidak ingin berpolemik soal sertifikat halal MUI. Yang ingin saya dapatkan adalah
[budaya_tionghua] Re: Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?)
Bung Zhou FY dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Bener. Untuk mendapatkan sertifikat halal dari LP-POM MUI, mereka akan mengirim satu tim sekitar 3 orang untuk 'audit', istilah mereka untuk mengecek on the spot. Mereka akan memeriksa standar proses pembuatannya, bahan bakunya, sampai ke sumber bahan baku dari mana. Walau pun bahan baku sudah memiliki sertifikat halal dari negara pembuatnya, tetap aja diperiksa ulang, kalau perlu akan di'audit' ke sana. Dalam istilah 'halal', ndak ada istilah benar-benar atau benar, cukup 'halal' - dulu pernah ada pembuatan logo yang mencantumkan 100% Halal, ini akhirnya dihapuskan, cukup 'halal' saja. Mengapa? Halal itu harus mutlak, tidak bisa cuma benar, benar-benar atau 99%. Jadi, kalau sudah diteliti dan diyakini oleh tim audit sesuai dengan kaidah yang menjadi standar mereka, produk tsb akan mendapatkan sertifikat 'halal' saja. Ndak usah dikasih embel benar-benar atau 100% lagi. Untuk audit ini tentu makan biaya cukup besar, sebab tim audit mesti berangkat ke negara asal produsen bahan baku, naik pesawat, menginap di hotel, paling sedikit 3 hari, dan ada uang saku untuk setiap anggota tim yang dihitung begitu mereka keluar pintu rumah. Dan, untuk setiap produk (merek) yang hendak anda daftarkan, mesti didaftarkan masing-masing dengan biaya masing-masing. Dalam pelaksanaan auditnya, mungkin bisa dilakukan sekaligus. Di rumah pemotongan hewan sekalipun, walau itu sapi dan ayam, kalau mau memperoleh sertifikat 'halal', prosedurnya tetap harus diaudit. Termasuk (mungkin) petugas yang berwenang dan tahu syarat-syaratnya memotong hewan secara Islam yang baik dan benar. Jadi, di balik sertifikat 'halal' dan pencantuman logo 'halal' di produk yang hendak dijual di pasar (supermarket) itu, ada suatu proses yang cukup panjang. Produsen rumahan semacam dodol Imlek itu, tentu saja agak sulit mengikuti prosedur standar mereka. Lagipula, dodol itu makanan setahun sekali, tradisionil di kalangan Tionghua saja, yang mayoritas di Indonesia toh bukan Muslim. Mungkin juga tidak begitu efisien kalau mesti mendaftarkan ke LP-POM MUI guna memperoleh sertifikat halalnya ya? Kalau mau kenal lebih jauh, ini ada situs 'Halal Guide' yang bisa anda lihat: http://www.halalguide.info/ Dan ini link ke MUI (LP-POM MUI): http://www.mui.or.id/ Pedoman itu bisa anda pelajari dan tanyakan kepada petugas yang berwenang untuk itu. Mereka cukup terbuka untuk bertanya jawab secara langsung. Saya bukan Muslim, cuma karena bidang pekerjaan saya yang berhubungan dengan sertifikat 'halal' saja, maka saya kadang tahu beberapa pedomannya, dan saya senang berbagi dengan TTM di milis sebelah. Jadi, pernah di milis sebelah sedang diskusi msalah kandungan alkohol dalam arak beras (angciu). Saya bilang, menurut LP-POM MUI, itu tidak halal. Sebab mengandung alkohol, padahal banyak tukang bakmi tek-tek yang tidak 'ngeh' akan hal ini. Mereka pikir asal kandungan alkohol-nya rendah, it's oke. Tapi, bagi LP-POM MUI, tidak dilihat berapa persen alkoholnya yang dikandung, sekali beralkohol ya tetap beralkohol. Lalu ada satu teman Muslim yang punya kerabat dokter menanyakan, bagaimana dengan alkohol dalam obat batuk, misalnya. Hehehe.. tentu saja saya tidak berwenang menentukan itu obat batuk halal atau tidak, walau katanya kalau untuk pengobatan is oke (menurut kerabat si TM), toh yang berwenang menentukan halal tidak-nya ya tetap LP-POM MUI. Jadi kalau tidak ada sertifikat dan logo halal-nya, ya terserah anda saja yang hendak mengkonsumsinya. Pedomannya jelas toh: kalau ragu sebaiknya dihindari, jeh! Begitu saja sih kira-kira ya. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan http://ophoeng.multiply.com/ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Saya jadi bingung, kalau babi, minumam keras dsb bisa langsung dikenali, tapi tidak halal yg lainnya bgmn mendeteksi? Apa MUI sampai terjun mengawasi proses produksinya ya? Katanya daging sapi dan ayam jika cara pemotongannya tdk benar juga haram, lantas bgmn mengawasinya? Apakah yg memilki sertifikat halal memang benar2 halal? -Original Message- From: Ophoeng opho...@... Date: Mon, 08 Feb 2010 13:25:37 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Bung Anton W dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Ikut nimbrung dikit ajah ya Seperti anda sampaikan sendiri, halal atau tidak halal-nya makanan tidak melulu berkenaan dengan babi. Ada banyak aspek yang mesti dipenuhi untuk menjadikan suatu makanan itu halal atau tidak halal. Di samping bahan-bahannya, juga proses dan prosedur pembuatannya mesti diperiksa dengan teliti dan seksama, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kalau ada produk yang dibuat di dalam satu ruang yang sama, dapur dan tempat mengolahnya, ada terkontaminasi dengan bahan-bahan non halal, alkohol atau babi, misalnya, hasil produksinya yang
[budaya_tionghua] Re: Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?)
Hai, Ko Phoeng dan TTM lain sekalian, apa kabar? Sudah makan minum? Menarik neh, kalo dikatakan bir tanpa alkohol tetap haram, saya jadi inget sama daging palsu di resto vegie. Apakah gohiong-gohiongan dan babi merah palsu yg tak mengandung babi, bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram? Mohon pencerahan rekan2 yg memahami hal ini, terutama koh ABS, bgmana? bisa bantu? Salam Erik
Re: [budaya_tionghua] Re: Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?)
Wah, Erik-heng! Saya juga awam soal makanan minuman halal dan haram. Apalagi dalam konteks vegetarian. Saya malah berada pada pihak yang berpendapat bahwa label halal-nya MUI, kalau diberi tarif yang berlebihan, justru merupakan haram-nya label... Wasalam. == - Original Message - From: Erik To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, February 08, 2010 11:09 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Hai, Ko Phoeng dan TTM lain sekalian, apa kabar? Sudah makan minum? Menarik neh, kalo dikatakan bir tanpa alkohol tetap haram, saya jadi inget sama daging palsu di resto vegie. Apakah gohiong-gohiongan dan babi merah palsu yg tak mengandung babi, bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram? Mohon pencerahan rekan2 yg memahami hal ini, terutama koh ABS, bgmana? bisa bantu? Salam Erik
[budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.)
Bung Erik dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe.. sorry, ijinkan saya ikut nimbrung lagi ya. Kayaknya yang Bung Erik maksud bukan 'bahan nabati' tapi 'hewani' ya? [bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram?] Kalau sudah masuk ke wilayah vegetarian yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan Muslim, tentu saja pedomannya kembali ke: kalau ragu, sebaiknya dihindari. Tapi, contoh yang Bung Erk sebutkan itu benar-benar pas. Identik dengan bir yang 0% alkohol itu. Sebab kaidahnya adalah karena 'pemikiran' atau konotasi ttg alkohol itu yang dijadikan pedoman mereka. Contoh lain yang cukup heboh adalah bahan baku kue yang bernama 'rhum'. Bahan ini aslinya adalah berbasis alkohol, dengan rasa dan aroma khas 'Jamaica Rhum' - biasa untuk bahan pembuat Tiramisu cake. Untuk mengakomodasi yang berhubungan dengan halal, katanya ada 'rhum' yang berbasis air, non alkohol sama sekali, tapi dengan aroma yang sama persis dengan rhum berbasis alkohol. Kabarnya ini juga tidak mendapat sertifikat halal dari LP-POM MUI. Sebelumnya, katanya sih (saya ndak yakin apakah benar) di kalangan vegetarian juga berlaku ihwal 'pemikiran' tsb. - jadi kalau masih dibuatkan 'daging' palsu dengan judul sate babi, ayam rica-rica, ikan woku, walau tanpa secuil pun daging dari hewan tapi di pikiran tergambar rasa ikan, ayam, sate babi yang berdaging, mestinya juga dihindari. Vegetarian itu asalkata-nya dari vegetables, sesayuran, jadi tentu merujuknya ke sesayuran dan buah-buahan, biji-bijian. Diharapkan tidak lagi berpikiran masih 'makan' daging lewat daging-dagingan palsu itu. Tapi, tentu itu kembali ke keyakinan masing-masing individu saja ya. Masih soal 'pikiran' yang berkaitan dengan halal tidaknya suatu produk makanan, ini ada artikel yang cukup menarik. Judulnya sajah sudah memancing anda untuk membacanya. Kalau dikaitkan dengan cerita di artikel tsb., mestinya perlakuan yang sama juga diterapkan kepada 'bacon' dan 'ham' yang sejak awal sudah dikenal luas berbahan baku daging babi. Jadi, beef bacon dan chicken ham mestinya juga identik ya. Tapi, kembali ke masalah wewenang: LP-POM MUI yang berwenang menentukannya. Kita yang awam cuma bisa mengikuti saja. Sila lihat langsung di link berikut: http://dunia.vivanews.com/news/read/115715-malaysia_perkenalkan__sup_babi__versi_halal begitu sajah sih ya. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn...@... wrote: Hai, Ko Phoeng dan TTM lain sekalian, apa kabar? Sudah makan minum? Menarik neh, kalo dikatakan bir tanpa alkohol tetap haram, saya jadi inget sama daging palsu di resto vegie. Apakah gohiong-gohiongan dan babi merah palsu yg tak mengandung babi, bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram? Mohon pencerahan rekan2 yg memahami hal ini, terutama koh ABS, bgmana? bisa bantu? Salam Erik
Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.)
Menurut g seh halal or haram itu dr niatnya jg dah harus bener. Klo ngaku vegetarian tp masih nafsu ma daging2 palsu tetep aja ga ilang nasfu ama dagingnya gmana bisa ngaku vegetarian? Yg palsu2 or tiruan2 jg sama aja, buat nepu n menjadi pembenaran diri sendiri aja. Tp ini menurut g lho, ga tau pandangan yg laen. -Original Message- From: Ophoeng opho...@yahoo.com Date: Mon, 08 Feb 2010 16:40:22 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Bung Erik dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe.. sorry, ijinkan saya ikut nimbrung lagi ya. Kayaknya yang Bung Erik maksud bukan 'bahan nabati' tapi 'hewani' ya? [bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram?] Kalau sudah masuk ke wilayah vegetarian yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan Muslim, tentu saja pedomannya kembali ke: kalau ragu, sebaiknya dihindari. Tapi, contoh yang Bung Erk sebutkan itu benar-benar pas. Identik dengan bir yang 0% alkohol itu. Sebab kaidahnya adalah karena 'pemikiran' atau konotasi ttg alkohol itu yang dijadikan pedoman mereka. Contoh lain yang cukup heboh adalah bahan baku kue yang bernama 'rhum'. Bahan ini aslinya adalah berbasis alkohol, dengan rasa dan aroma khas 'Jamaica Rhum' - biasa untuk bahan pembuat Tiramisu cake. Untuk mengakomodasi yang berhubungan dengan halal, katanya ada 'rhum' yang berbasis air, non alkohol sama sekali, tapi dengan aroma yang sama persis dengan rhum berbasis alkohol. Kabarnya ini juga tidak mendapat sertifikat halal dari LP-POM MUI. Sebelumnya, katanya sih (saya ndak yakin apakah benar) di kalangan vegetarian juga berlaku ihwal 'pemikiran' tsb. - jadi kalau masih dibuatkan 'daging' palsu dengan judul sate babi, ayam rica-rica, ikan woku, walau tanpa secuil pun daging dari hewan tapi di pikiran tergambar rasa ikan, ayam, sate babi yang berdaging, mestinya juga dihindari. Vegetarian itu asalkata-nya dari vegetables, sesayuran, jadi tentu merujuknya ke sesayuran dan buah-buahan, biji-bijian. Diharapkan tidak lagi berpikiran masih 'makan' daging lewat daging-dagingan palsu itu. Tapi, tentu itu kembali ke keyakinan masing-masing individu saja ya. Masih soal 'pikiran' yang berkaitan dengan halal tidaknya suatu produk makanan, ini ada artikel yang cukup menarik. Judulnya sajah sudah memancing anda untuk membacanya. Kalau dikaitkan dengan cerita di artikel tsb., mestinya perlakuan yang sama juga diterapkan kepada 'bacon' dan 'ham' yang sejak awal sudah dikenal luas berbahan baku daging babi. Jadi, beef bacon dan chicken ham mestinya juga identik ya. Tapi, kembali ke masalah wewenang: LP-POM MUI yang berwenang menentukannya. Kita yang awam cuma bisa mengikuti saja. Sila lihat langsung di link berikut: http://dunia.vivanews.com/news/read/115715-malaysia_perkenalkan__sup_babi__versi_halal begitu sajah sih ya. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn...@... wrote: Hai, Ko Phoeng dan TTM lain sekalian, apa kabar? Sudah makan minum? Menarik neh, kalo dikatakan bir tanpa alkohol tetap haram, saya jadi inget sama daging palsu di resto vegie. Apakah gohiong-gohiongan dan babi merah palsu yg tak mengandung babi, bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram? Mohon pencerahan rekan2 yg memahami hal ini, terutama koh ABS, bgmana? bisa bantu? Salam Erik
Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.
Kalian ingin lebih suci dari nabi. Pangalaman saya dgn teman saya dari Iraq dulu diEuropa. Mereka jikalau makan sama saa tidak perduli apakah itu makanan hall atau tidak halal. Saya pertama kali mengetahuinya juga kaget banget sebab mereka makan cucis babi atau apappun tanpa ragu² -- Kommentar mereka kita berada diEuropa hidup seperti mereka . Mereka tiak mati makan daging tidak halal. Binatang yg dijagal diEuropa juga tidak dibunuh menurut ajaran islam Mana ada imam dijagal [ diUS dan diBelanda ada bagian jagal utk yg muslim] Jadi secara logic utk apa kita dgn susah payah berusaha. Just be honest - tidak tahu apakah inipakai minyak babi atu bukan - tetapi bisanya 99.99% tdak bakal pakai minyak babi sebab ini kue juga dimakan oleh yg vegetarian. Banyak yg sewaktu lunar newyear tidak makan daging - jadi kueh keranjangnya yg merupakan makanan mereka juga biasanya adalah free dari animal parts. Kueh tahun baru ini pada umumnya sekarang diberikan santan utk menjadi lebih gurih. Kueh dari ketan - ovelette yg asin dan yg dipakai oleh penduduk Shanghai memang adalah dimakan dgn daging dan sayuran sama seperti mie goreng - tetapi ini tidak umum diIndonesia. Andreas --- On Sun, 2/7/10, a...@cbn.net.id a...@cbn.net.id wrote: From: a...@cbn.net.id a...@cbn.net.id Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, February 7, 2010, 11:08 PM Apa-apa kok sertifikat MUI. Gak setuju ah! Banyak pembuat makanan Tionghoa itu hanya sekedar pengusaha rumah tangga sekedar untuk menyambung hidup keluarga secara HALAL bin JUJUR, dan mereka ini cenderung sangat berhati-hati dalam pengolahan makanannya sehingga kehidupan keluarga bisa berlangsung lama. Sebenarnya bila orang mau berusaha mencari info sedikit saja, gampang kok mengetahui info tentang makanan-makanan yang dijamin bebas babi tanpa perlu mengharuskan sang pengusaha super kecilnya untuk memperoleh sertifikat MUI segala (duit lagi duit lagi). Yang perlu diwaspadai oleh orang-orang yang mengharamkan babi itu adalah bukan makanan kecil yang dibuat oleh encim-encim dan empek-empek (yg bukan palembang) yang bercucuran keringat sendiri (saking tidak mampu korupsi karena tidak mungkin jadi pejabat), namun produk industri besar seperti pabrik yang memroduksi cangkang kapsul, misalnya, yang meskipun sudah pernah digegerkan, namun tetap saja masih diproduksi ratusan juta kapsul haram yang salah satu bahan bakunya adalah derivatif dari jeroan babi semata-mata karena faktor kecocokan dan kemurahan biaya produksi. Lantas kalau begini, siapa yang bisa mau bersusah payah dan keluar biaya untuk mengetes setiap kapsul (terutama buatan luar negeri) yang masuk ke dalam perut saudara-saudara Muslim di Indonesia yang konon katanya berjumlah sekitar 70% dari 220 juta orang ini? :-) Andy L.S. selamat siang mungkin pepatah, tak kenal, maka tak sayang ada benarnya juga... selama ini kebudayaan tionghoa selalu ditekan oleh rezim soeharto, makanya tak banyak etnis lain yg tahu tentang budaya tionghoa jadi, sy setuju dengan ide bung anton... perlu adanya penjelasan tentang halal tidaknya makanan tionghoa dan salah satu cara yg bisa ditempuh diterima warga muslim adalah dengan pengujian pengeluaran sertifikat oleh mui --- On Sun, 2/7/10, yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com wrote: From: yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, February 7, 2010, 4:16 PM  Phobia keagamaan yang berlebihan. Ujung-ujungnya kue keranjang harus bayar label sertifikat halal dari MUI agar benar-benar dapat dikatakan halal.Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: pempekd9 pempe...@yahoo. com Date: Sun, 07 Feb 2010 16:09:31 -To: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSubject: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.  Di status facebook teman Muslim saya tiba tiba muncul Gimana sih bedain kue keranjang yg pake minyak babi dengan yg tdk Cukup mengagetkan juga karena setahu saya kue keranjang dibuat dari teung ketan, air, gula serta perasa alami. Dan kebetulan sekali mendiang nenek saya dahulu tukang kue dan kue keranjang dodol dan aneka penganan peranakan Tionghoa merupakan produk yang beliau buat. Sementara saya meyakinkan teman saya dengan mengatakan kalau teman teman Buddhist vegtarian makan berarti tidak mengandung babi. Saya pikir perlu ada penjelasan ttg makanan apa saja yang biasa terhidang pada perayaan tahun baru Imlek yang tidak bertentangan dengan keyakinan temanteman Muslim. Mengingat mayoritas warga Indonesia beragama Islam. Salam, Anton W .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di
[budaya_tionghua] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia
Kawan-kawan semilis yang baik, Saya membaca banyaknya WNI yang berobat ke luar negeri, ke Malaisia saja sudah ada seperempat juta orang.Tentang ini saya sudah menulis banyak artikel. 1. meskipun penderita bisa membayar toq sebagai orang sakit pergi keluar negeri adalah tour yang memakan banyak kesulitan, badan lemah, nyeri, tumpah2, diare tidak bisa istirahat (tiduran) etc.etc. 2. Bagi negara turis medis ini merugikan devisen negara yang tidak sedikit 3. Menunjukkan kemunduran dari ilmu pengetahuan Indonesia chususnya dalam bidang kedokteran. 4. Mengapa tidak diadakan reformasi managemen dari pendidikan kedokteran untuk meringankan penderita umumnya dan chususnya bagi The Have Not ? 5. Berdirikanlah lebih banyak fakultas kedokteran, dan pendidikan spesialisme. Spesialis yang datang ke Indonesia, permudalah atau mengurangi waktu untuk adaptasi. 6. Permudalah ijin mendirikan fakultas kedokteran yang kenyataan negara Indonesia kekurangan dokter. Saya akan bersedia membantu sekuat tenaga saya untuk membantu sedikitnya guru-guru besar dari Eropa, mumpung saya masih bisa membantu,meskipun saya menderita penyakit cancer yang sudah late case. Salam, Han Hwie-Song
[budaya_tionghua] Menyambut Tahun BAru Imlek dengan Pandangan Benar By. Suhu Dharmaphala
Namo Buddhaya, Anggrek Dhamma Saraniya Mengundang Teman2 untuk menghadiri Dhamma Talk pada : Hari Tanggal : Rabu, 10 Februari 2010 Pembicara : Bhikshu Dharmaphala Sthavira Topik : Menyambut Tahun Baru Imlek dengan Pandangan Benar Jam : 18.45- Selesai Tempat : Di ExHealthClub Tower 2 Lantai 7 Apartment Taman Anggrek Jakarta Note : Ceramah akan disampaikan dalam Bahasa Indonesia Info 0815-81-853 Acara Ini Gratis, terbuka untuk umum, dan Dapat dihadiri tanpa menggunakan Tiket/Undangan. mari bergabung dalam Milis/Facebook ADS dengan keyword : Anggrek Dhamma Saraniya. Semoga Aktivitas KeBuddhaan Kita dapat semakin berkembangSemoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia With Metta, Anggrek Dhamma Saraniya Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.
Semua yang tidak mengandung babi belum tentu halal. Kasus Hoka Hoka Bento adalah contoh perbedaan antara sertifikat MUI dan tidak. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: zho...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 09:43:26 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. Sebenarnya lebih efisien jika dibalik: Yg dicantumkan di bungkus makanan bukan label halal, tapi justru keteranganmengandung babi. Setiap produk yg mengandung babi wajib mencantumkan keterangan ini. Jika lalai, akan dituntut di pengadilan. Kan beres! Seperti di super maket, counter daging babi dipisah, atasnya ditulis babi. Shg tak perlu memberi keterangan di counter ayam, sapi dan ikan : bukan babi(halal)! Kan lebih efisien. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: a...@cbn.net.id Date: Mon, 8 Feb 2010 14:08:18 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. Apa-apa kok sertifikat MUI. Gak setuju ah! Banyak pembuat makanan Tionghoa itu hanya sekedar pengusaha rumah tangga sekedar untuk menyambung hidup keluarga secara HALAL bin JUJUR, dan mereka ini cenderung sangat berhati-hati dalam pengolahan makanannya sehingga kehidupan keluarga bisa berlangsung lama. Sebenarnya bila orang mau berusaha mencari info sedikit saja, gampang kok mengetahui info tentang makanan-makanan yang dijamin bebas babi tanpa perlu mengharuskan sang pengusaha super kecilnya untuk memperoleh sertifikat MUI segala (duit lagi duit lagi). Yang perlu diwaspadai oleh orang-orang yang mengharamkan babi itu adalah bukan makanan kecil yang dibuat oleh encim-encim dan empek-empek (yg bukan palembang) yang bercucuran keringat sendiri (saking tidak mampu korupsi karena tidak mungkin jadi pejabat), namun produk industri besar seperti pabrik yang memroduksi cangkang kapsul, misalnya, yang meskipun sudah pernah digegerkan, namun tetap saja masih diproduksi ratusan juta kapsul haram yang salah satu bahan bakunya adalah derivatif dari jeroan babi semata-mata karena faktor kecocokan dan kemurahan biaya produksi. Lantas kalau begini, siapa yang bisa mau bersusah payah dan keluar biaya untuk mengetes setiap kapsul (terutama buatan luar negeri) yang masuk ke dalam perut saudara-saudara Muslim di Indonesia yang konon katanya berjumlah sekitar 70% dari 220 juta orang ini? :-) Andy L.S. selamat siang mungkin pepatah, tak kenal, maka tak sayang ada benarnya juga... selama ini kebudayaan tionghoa selalu ditekan oleh rezim soeharto, makanya tak banyak etnis lain yg tahu tentang budaya tionghoa jadi, sy setuju dengan ide bung anton... perlu adanya penjelasan tentang halal tidaknya makanan tionghoa dan salah satu cara yg bisa ditempuh diterima warga muslim adalah dengan pengujian pengeluaran sertifikat oleh mui --- On Sun, 2/7/10, yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com wrote: From: yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, February 7, 2010, 4:16 PM  Phobia keagamaan yang berlebihan. Ujung-ujungnya kue keranjang harus bayar label sertifikat halal dari MUI agar benar-benar dapat dikatakan halal.Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: pempekd9 pempe...@yahoo. com Date: Sun, 07 Feb 2010 16:09:31 -To: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSubject: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.  Di status facebook teman Muslim saya tiba tiba muncul Gimana sih bedain kue keranjang yg pake minyak babi dengan yg tdk Cukup mengagetkan juga karena setahu saya kue keranjang dibuat dari teung ketan, air, gula serta perasa alami. Dan kebetulan sekali mendiang nenek saya dahulu tukang kue dan kue keranjang dodol dan aneka penganan peranakan Tionghoa merupakan produk yang beliau buat. Sementara saya meyakinkan teman saya dengan mengatakan kalau teman teman Buddhist vegtarian makan berarti tidak mengandung babi. Saya pikir perlu ada penjelasan ttg makanan apa saja yang biasa terhidang pada perayaan tahun baru Imlek yang tidak bertentangan dengan keyakinan temanteman Muslim. Mengingat mayoritas warga Indonesia beragama Islam. Salam, Anton W
Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.
Setau saya , kue keranjang gak pake minyak, aplagi minyak babi ?? Kue bulan , baru pake minyakk --- On Sun, 2/7/10, yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com wrote: From: yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, February 7, 2010, 11:16 PM Phobia keagamaan yang berlebihan. Ujung-ujungnya kue keranjang harus bayar label sertifikat halal dari MUI agar benar-benar dapat dikatakan halal.Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: pempekd9 pempe...@yahoo. com Date: Sun, 07 Feb 2010 16:09:31 -To: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSubject: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. Di status facebook teman Muslim saya tiba tiba muncul Gimana sih bedain kue keranjang yg pake minyak babi dengan yg tdk Cukup mengagetkan juga karena setahu saya kue keranjang dibuat dari teung ketan, air, gula serta perasa alami. Dan kebetulan sekali mendiang nenek saya dahulu tukang kue dan kue keranjang dodol dan aneka penganan peranakan Tionghoa merupakan produk yang beliau buat. Sementara saya meyakinkan teman saya dengan mengatakan kalau teman teman Buddhist vegtarian makan berarti tidak mengandung babi. Saya pikir perlu ada penjelasan ttg makanan apa saja yang biasa terhidang pada perayaan tahun baru Imlek yang tidak bertentangan dengan keyakinan temanteman Muslim. Mengingat mayoritas warga Indonesia beragama Islam. Salam, Anton W
Re: [budaya_tionghua] Re: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.
Anda benar. Pernah ada kasus pengharaman Gudeg Yogya lesehan yang disebarkan dalam milis akibat ada seseorang yang makan Gudeg Yogya lesehan mendapatkan adanya darah ayam (marus) sebagai salah satu lauk Guded. Lalu tersebarlah isyu bahwa semua Gudeg Yogya yang berwarna merah adalah haram karena merah Gudeg Yogya berasal dari darah ayam. Padahal tak semua Gudeg Yogya menggunakan darah ayam sebagai lauk dan warna merah Gudeg adalah dari daun jati dan bukan dari darah ayam. Itulah kalau terlalu phobia. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: pempekd9 pempe...@yahoo.com Date: Mon, 08 Feb 2010 11:08:48 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. Saya tidak ingin berpolemik soal sertifikat halal MUI. Yang ingin saya dapatkan adalah kejelasan saja ttg produk produk untuk tahun baru imlek yang boleh dimakan oleh teman teman Muslim. Saya sendiri bukan Muslim. Sebagai pedagang makanan saya pernah ditanya apakah produk pempek saya mengandung babi. Ini mengelikan bagi orang Palembang, tapi suatu yang wajar kalau anda tidak tahu apa saja bahan untuk membuat pempek. Di kalangan awam memang babi identik dengan haram.Tapi haram tidak identik dengan babi. Banyak sekali aturan ttg halal dan haram. Itu diluar kemampuan saya, tetapi setidaknya saya selalu berusaha agar teman teman Muslim saya tidak dengan sengaja saya beri makanan yang tidak sesuai. Salam, Anton W --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Sebenarnya lebih efisien jika dibalik: Yg dicantumkan di bungkus makanan bukan label halal, tapi justru keteranganmengandung babi. Setiap produk yg mengandung babi wajib mencantumkan keterangan ini. Jika lalai, akan dituntut di pengadilan. Kan beres! Seperti di super maket, counter daging babi dipisah, atasnya ditulis babi. Shg tak perlu memberi keterangan di counter ayam, sapi dan ikan : bukan babi(halal)! Kan lebih efisien.
Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?)
Di Indonesia hanya MUI yang mempunyai hak monopoli penerbitan sertifikat halal. Untuk mendapatkan sertifikat proses produksi dan bahan baku harus diuji. Untuk pengujian sudah tentu bukan MUI yang melakukan tapi melalui laboratorium milik POM atau universitas. Binatang yang diperoleh secara halal akan tetapi tidak dipotong dengan cara yang halal, juga bukan daging yang halal. Jadi sudah pasti mendapatkan sertifikat resmi MUI bukanlah proses yang mudah dan murah, akan tetapi dengan trend makin kuatnya ajaran fundamentalis maka sertifikat halal merupakan alat promosi yang ampuh untuk mendapatkan banyak konsumen dari kalangan mereka. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: zho...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 15:09:30 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Saya jadi bingung, kalau babi, minumam keras dsb bisa langsung dikenali, tapi tidak halal yg lainnya bgmn mendeteksi? Apa MUI sampai terjun mengawasi proses produksinya ya? Katanya daging sapi dan ayam jika cara pemotongannya tdk benar juga haram, lantas bgmn mengawasinya? Apakah yg memilki sertifikat halal memang benar2 halal? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Ophoeng opho...@yahoo.com Date: Mon, 08 Feb 2010 13:25:37 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Bung Anton W dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Ikut nimbrung dikit ajah ya Seperti anda sampaikan sendiri, halal atau tidak halal-nya makanan tidak melulu berkenaan dengan babi. Ada banyak aspek yang mesti dipenuhi untuk menjadikan suatu makanan itu halal atau tidak halal. Di samping bahan-bahannya, juga proses dan prosedur pembuatannya mesti diperiksa dengan teliti dan seksama, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kalau ada produk yang dibuat di dalam satu ruang yang sama, dapur dan tempat mengolahnya, ada terkontaminasi dengan bahan-bahan non halal, alkohol atau babi, misalnya, hasil produksinya yang tanpa bahan-bahan tidak halal itu menjadi void - hasilnya tetap tidak bisa dinyatakan halal. Juga tergantung aspek 'konotasi'nya, seperti bir, walau sudah diproduksi dengan tanpa alkohol, Bagian POM MUI tidak pernah menerbitkan sertifikatnya, sebab bir sudah diposisikan sebagai minuman beralkohol yang diminum karena hendak dinikmati alkoholnya, jadi 'pengganti'nya yang tanpa alkohol sekalipun, tetap tidak bisa dikategorikan sebagai minuman halal. Bahkan teman saya pernah secara ekstrim bilang bahwa daging ayam dan sapi juga bisa saja tidak halal kalau diperoleh dari jalan tidak halal, hasil curian, misalnya. Kebetulan saja saya pernah berurusan dengan produksi bahan baku makanan yang diproduksi secara massal, jadi sering bertanya-tanya kepada yang berwenang dalam hal ini, juga bertanya kepada teman-teman Muslim, jadi saya ada sedikit tahu ttg pedoman teman-teman kita yang Muslim. Kalau ndak salah, pedoman mereka adalah: kalau ragu, sebaiknya jangan dimakan. Jadi, kalau kembali ke pertanyaan anda ttg dodol dan makanan lain untuk tahun baru Imlek, bagaimana membedakannya antara yang halal dan tidak halal, kembalikan saja ke pedoman yang sudah diajarkan kepada mereka. Kalau mereka ragu, ya ndak usah diperdebatkan lagi. Ada satu teman saya yang Muslim pernah bertahun-tahun tidak mau ikut makan bakmi ayam yang terkenal di kota itu, sebab dia merasa tidak yakin akan halal tidaknya. Tapi, begitu dia yakin, dia ikut makan juga akhirnya. Kalau berpedoman pada makanan untuk vegetarian, memang bisa. Karena makanan vegetarian memang tanpa daging sama sekali, bahkan ada yang 'aroma' daging saja tidak mau dipakai. Seperti juga pedoman 'halal' bagi kaum Kosher (Yahudi?) yang begitu ketat, katanya makanan yang 'halal' secara Kosher, bisa diandalkan bagi kaum muslim akan kehalalan-nya. Tapi, tetap saja, kembali ke keyakinan masing-masing. Jadi, seperti anda bilang, ndak usah dijadikan polemik lagi toh? Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, pempekd9 pempe...@... wrote: Saya tidak ingin berpolemik soal sertifikat halal MUI. Yang ingin saya dapatkan adalah kejelasan saja ttg produk produk untuk tahun baru imlek yang boleh dimakan oleh teman teman Muslim. Saya sendiri bukan Muslim. Sebagai pedagang makanan saya pernah ditanya apakah produk pempek saya mengandung babi. Ini mengelikan bagi orang Palembang, tapi suatu yang wajar kalau anda tidak tahu apa saja bahan untuk membuat pempek. Di kalangan awam memang babi identik dengan haram.Tapi haram tidak identik dengan babi. Banyak sekali aturan ttg halal dan haram. Itu diluar kemampuan saya, tetapi setidaknya saya selalu berusaha agar teman teman Muslim saya tidak dengan sengaja saya beri makanan yang tidak sesuai. Salam, Anton W
RE: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?)
Kalau hewan sembelihan baru dinyatakan halal ketika sebelum diiris urat lehernya si penjagal terlebih dulu harus mengucapkan bismillah, bagaimana jika penyembelihnya orang Kristen atau bahkan ateis? Bagaimana kalau yang menyembelih Muslim yang sedang kalut pikiran dan perasaannya sehingga lupa mengucapkan kata tadi? Bagaimana kalau yang menyembelih sudah diotomatisasi seperti yang dilakukan di pejagalan moderen di LN? Satu-satunya cara agar mendapatkan daging halal 100% ya apa-apa dilakukan sendiri saja, dari menyembelih, menguliti, memotong-motong daging, menyimpannya dalam cold storage, dan seterusnya dan sebagainya. Sesuatu yang mustahil bin mustahal. Ada-ada saja! Andy L.S. Oh ya..sudah makan dan sudah BAB pula. :-) _ From: zho...@yahoo.com [mailto:zho...@yahoo.com] Sent: Monday, February 08, 2010 10:50 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Pertanyaan saya adalah: Bagaimana bisa tahu binatang ini diperoleh dng cara halal? Bagaimana bisa tahu binatang ini dipotong dng cara halal? Saya kira lab di uni juga tdk sanggup membuktikan. Apa hrs minta bantuan polisi, kpk , dan ahli forensik? lantas bgmn jika saat dipantau benar2 halal tapi setelah sertfikat keluar cara motongnya berubah? Apa bisa diawasi? Sent from my BlackBerryR powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: yuan...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 15:26:47 + To: zho...@yahoo.com; budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Di Indonesia hanya MUI yang mempunyai hak monopoli penerbitan sertifikat halal. Untuk mendapatkan sertifikat proses produksi dan bahan baku harus diuji. Untuk pengujian sudah tentu bukan MUI yang melakukan tapi melalui laboratorium milik POM atau universitas. Binatang yang diperoleh secara halal akan tetapi tidak dipotong dengan cara yang halal, juga bukan daging yang halal. Jadi sudah pasti mendapatkan sertifikat resmi MUI bukanlah proses yang mudah dan murah, akan tetapi dengan trend makin kuatnya ajaran fundamentalis maka sertifikat halal merupakan alat promosi yang ampuh untuk mendapatkan banyak konsumen dari kalangan mereka. Sent from my BlackBerryR powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: zho...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 15:09:30 + To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Saya jadi bingung, kalau babi, minumam keras dsb bisa langsung dikenali, tapi tidak halal yg lainnya bgmn mendeteksi? Apa MUI sampai terjun mengawasi proses produksinya ya? Katanya daging sapi dan ayam jika cara pemotongannya tdk benar juga haram, lantas bgmn mengawasinya? Apakah yg memilki sertifikat halal memang benar2 halal? Sent from my BlackBerryR powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: Ophoeng opho...@yahoo.com Date: Mon, 08 Feb 2010 13:25:37 - To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Bung Anton W dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Ikut nimbrung dikit ajah ya Seperti anda sampaikan sendiri, halal atau tidak halal-nya makanan tidak melulu berkenaan dengan babi. Ada banyak aspek yang mesti dipenuhi untuk menjadikan suatu makanan itu halal atau tidak halal. Di samping bahan-bahannya, juga proses dan prosedur pembuatannya mesti diperiksa dengan teliti dan seksama, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kalau ada produk yang dibuat di dalam satu ruang yang sama, dapur dan tempat mengolahnya, ada terkontaminasi dengan bahan-bahan non halal, alkohol atau babi, misalnya, hasil produksinya yang tanpa bahan-bahan tidak halal itu menjadi void - hasilnya tetap tidak bisa dinyatakan halal. Juga tergantung aspek 'konotasi'nya, seperti bir, walau sudah diproduksi dengan tanpa alkohol, Bagian POM MUI tidak pernah menerbitkan sertifikatnya, sebab bir sudah diposisikan sebagai minuman beralkohol yang diminum karena hendak dinikmati alkoholnya, jadi 'pengganti'nya yang tanpa alkohol sekalipun, tetap tidak bisa dikategorikan sebagai minuman halal. Bahkan teman saya pernah secara ekstrim bilang bahwa daging ayam dan sapi juga bisa saja tidak halal kalau diperoleh dari jalan tidak halal, hasil curian, misalnya. Kebetulan saja saya pernah berurusan dengan produksi bahan baku makanan yang diproduksi secara massal, jadi sering bertanya-tanya kepada yang berwenang dalam hal ini, juga bertanya kepada teman-teman Muslim, jadi saya ada sedikit tahu ttg pedoman teman-teman kita yang Muslim. Kalau ndak salah, pedoman mereka adalah: kalau ragu, sebaiknya jangan dimakan. Jadi, kalau kembali ke pertanyaan anda ttg dodol dan makanan lain untuk tahun baru Imlek, bagaimana membedakannya antara yang halal dan tidak halal, kembalikan saja ke pedoman yang sudah diajarkan kepada mereka. Kalau mereka ragu, ya ndak usah
Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.)
Nama nya vegetarian itu tidak makan daging karena daging berasal dari pembunuhan mahluk hidup. Itu aja. Mao bikin namanya ayam goreng palsu ga masalah intinya bukan daging asli. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 17:01:59 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Menurut g seh halal or haram itu dr niatnya jg dah harus bener. Klo ngaku vegetarian tp masih nafsu ma daging2 palsu tetep aja ga ilang nasfu ama dagingnya gmana bisa ngaku vegetarian? Yg palsu2 or tiruan2 jg sama aja, buat nepu n menjadi pembenaran diri sendiri aja. Tp ini menurut g lho, ga tau pandangan yg laen. -Original Message- From: Ophoeng opho...@yahoo.com Date: Mon, 08 Feb 2010 16:40:22 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Bung Erik dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe.. sorry, ijinkan saya ikut nimbrung lagi ya. Kayaknya yang Bung Erik maksud bukan 'bahan nabati' tapi 'hewani' ya? [bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram?] Kalau sudah masuk ke wilayah vegetarian yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan Muslim, tentu saja pedomannya kembali ke: kalau ragu, sebaiknya dihindari. Tapi, contoh yang Bung Erk sebutkan itu benar-benar pas. Identik dengan bir yang 0% alkohol itu. Sebab kaidahnya adalah karena 'pemikiran' atau konotasi ttg alkohol itu yang dijadikan pedoman mereka. Contoh lain yang cukup heboh adalah bahan baku kue yang bernama 'rhum'. Bahan ini aslinya adalah berbasis alkohol, dengan rasa dan aroma khas 'Jamaica Rhum' - biasa untuk bahan pembuat Tiramisu cake. Untuk mengakomodasi yang berhubungan dengan halal, katanya ada 'rhum' yang berbasis air, non alkohol sama sekali, tapi dengan aroma yang sama persis dengan rhum berbasis alkohol. Kabarnya ini juga tidak mendapat sertifikat halal dari LP-POM MUI. Sebelumnya, katanya sih (saya ndak yakin apakah benar) di kalangan vegetarian juga berlaku ihwal 'pemikiran' tsb. - jadi kalau masih dibuatkan 'daging' palsu dengan judul sate babi, ayam rica-rica, ikan woku, walau tanpa secuil pun daging dari hewan tapi di pikiran tergambar rasa ikan, ayam, sate babi yang berdaging, mestinya juga dihindari. Vegetarian itu asalkata-nya dari vegetables, sesayuran, jadi tentu merujuknya ke sesayuran dan buah-buahan, biji-bijian. Diharapkan tidak lagi berpikiran masih 'makan' daging lewat daging-dagingan palsu itu. Tapi, tentu itu kembali ke keyakinan masing-masing individu saja ya. Masih soal 'pikiran' yang berkaitan dengan halal tidaknya suatu produk makanan, ini ada artikel yang cukup menarik. Judulnya sajah sudah memancing anda untuk membacanya. Kalau dikaitkan dengan cerita di artikel tsb., mestinya perlakuan yang sama juga diterapkan kepada 'bacon' dan 'ham' yang sejak awal sudah dikenal luas berbahan baku daging babi. Jadi, beef bacon dan chicken ham mestinya juga identik ya. Tapi, kembali ke masalah wewenang: LP-POM MUI yang berwenang menentukannya. Kita yang awam cuma bisa mengikuti saja. Sila lihat langsung di link berikut: http://dunia.vivanews.com/news/read/115715-malaysia_perkenalkan__sup_babi__versi_halal begitu sajah sih ya. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn...@... wrote: Hai, Ko Phoeng dan TTM lain sekalian, apa kabar? Sudah makan minum? Menarik neh, kalo dikatakan bir tanpa alkohol tetap haram, saya jadi inget sama daging palsu di resto vegie. Apakah gohiong-gohiongan dan babi merah palsu yg tak mengandung babi, bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram? Mohon pencerahan rekan2 yg memahami hal ini, terutama koh ABS, bgmana? bisa bantu? Salam Erik
[budaya_tionghua] Re: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia
Apa kabar pak Han, Semoga anda Diberikan kekuatan, dan kesehatan dan umur yang baik pada tahun ini. Mungkin Saya turut mau mendukung dari kawan - kawan kita disini. Saya Rasa Program Dr. Han sangat penting, Saya sangat setuju Reformasi bidang kesehatan di Indonesia sangat diperlukan, Karena biaya Kesehatan Di Indonesia Lebih mahal daripada Penang Malaysia, dan lebih profesional Di Penang daripada Rumah sakit Indonesia. oleh Karena itu Kawan2 wartawan dan kawan yang mempunyai akses ke departemen kesehatan. Mari bantu Dr. HAN dengan semua cita - cita beliau untuk mewujudkan Reformasi Kesehatan Di Indonesia. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, H.S. Han hanhwies...@... wrote: Kawan-kawan semilis yang baik, Saya membaca banyaknya WNI yang berobat ke luar negeri, ke Malaisia saja sudah ada seperempat juta orang.Tentang ini saya sudah menulis banyak artikel. 1. meskipun penderita bisa membayar toq sebagai orang sakit pergi keluar negeri adalah tour yang memakan banyak kesulitan, badan lemah, nyeri, tumpah2, diare tidak bisa istirahat (tiduran) etc.etc. 2. Bagi negara turis medis ini merugikan devisen negara yang tidak sedikit 3. Menunjukkan kemunduran dari ilmu pengetahuan Indonesia chususnya dalam bidang kedokteran. 4. Mengapa tidak diadakan reformasi managemen dari pendidikan kedokteran untuk meringankan penderita umumnya dan chususnya bagi The Have Not ? 5. Berdirikanlah lebih banyak fakultas kedokteran, dan pendidikan spesialisme. Spesialis yang datang ke Indonesia, permudalah atau mengurangi waktu untuk adaptasi. 6. Permudalah ijin mendirikan fakultas kedokteran yang kenyataan negara Indonesia kekurangan dokter. Saya akan bersedia membantu sekuat tenaga saya untuk membantu sedikitnya guru-guru besar dari Eropa, mumpung saya masih bisa membantu,meskipun saya menderita penyakit cancer yang sudah late case. Salam, Han Hwie-Song
Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.)
Namanya vegetarian atau cia cay kayaknya lebih pas diartiin makan sayuran deh bukan makan yg palsu2 atau makan tepung. Atau dah berubah artinya??? Btw skrg banyak tuh boneka sex itu jg bukan wanita asli so para biksu n kaum selibat lainnya boleh beli n gunain donk, kan bukan manusia asli. Wekekeke. Yg mau dibersihkan itu pikiran bukan perut n mulut dengan makan daging palsu otomatis yg dicatat ma pikiran tetap aja daging. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 17:08:00 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Nama nya vegetarian itu tidak makan daging karena daging berasal dari pembunuhan mahluk hidup. Itu aja. Mao bikin namanya ayam goreng palsu ga masalah intinya bukan daging asli. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 17:01:59 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Menurut g seh halal or haram itu dr niatnya jg dah harus bener. Klo ngaku vegetarian tp masih nafsu ma daging2 palsu tetep aja ga ilang nasfu ama dagingnya gmana bisa ngaku vegetarian? Yg palsu2 or tiruan2 jg sama aja, buat nepu n menjadi pembenaran diri sendiri aja. Tp ini menurut g lho, ga tau pandangan yg laen. -Original Message- From: Ophoeng opho...@yahoo.com Date: Mon, 08 Feb 2010 16:40:22 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Bung Erik dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe.. sorry, ijinkan saya ikut nimbrung lagi ya. Kayaknya yang Bung Erik maksud bukan 'bahan nabati' tapi 'hewani' ya? [bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram?] Kalau sudah masuk ke wilayah vegetarian yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan Muslim, tentu saja pedomannya kembali ke: kalau ragu, sebaiknya dihindari. Tapi, contoh yang Bung Erk sebutkan itu benar-benar pas. Identik dengan bir yang 0% alkohol itu. Sebab kaidahnya adalah karena 'pemikiran' atau konotasi ttg alkohol itu yang dijadikan pedoman mereka. Contoh lain yang cukup heboh adalah bahan baku kue yang bernama 'rhum'. Bahan ini aslinya adalah berbasis alkohol, dengan rasa dan aroma khas 'Jamaica Rhum' - biasa untuk bahan pembuat Tiramisu cake. Untuk mengakomodasi yang berhubungan dengan halal, katanya ada 'rhum' yang berbasis air, non alkohol sama sekali, tapi dengan aroma yang sama persis dengan rhum berbasis alkohol. Kabarnya ini juga tidak mendapat sertifikat halal dari LP-POM MUI. Sebelumnya, katanya sih (saya ndak yakin apakah benar) di kalangan vegetarian juga berlaku ihwal 'pemikiran' tsb. - jadi kalau masih dibuatkan 'daging' palsu dengan judul sate babi, ayam rica-rica, ikan woku, walau tanpa secuil pun daging dari hewan tapi di pikiran tergambar rasa ikan, ayam, sate babi yang berdaging, mestinya juga dihindari. Vegetarian itu asalkata-nya dari vegetables, sesayuran, jadi tentu merujuknya ke sesayuran dan buah-buahan, biji-bijian. Diharapkan tidak lagi berpikiran masih 'makan' daging lewat daging-dagingan palsu itu. Tapi, tentu itu kembali ke keyakinan masing-masing individu saja ya. Masih soal 'pikiran' yang berkaitan dengan halal tidaknya suatu produk makanan, ini ada artikel yang cukup menarik. Judulnya sajah sudah memancing anda untuk membacanya. Kalau dikaitkan dengan cerita di artikel tsb., mestinya perlakuan yang sama juga diterapkan kepada 'bacon' dan 'ham' yang sejak awal sudah dikenal luas berbahan baku daging babi. Jadi, beef bacon dan chicken ham mestinya juga identik ya. Tapi, kembali ke masalah wewenang: LP-POM MUI yang berwenang menentukannya. Kita yang awam cuma bisa mengikuti saja. Sila lihat langsung di link berikut: http://dunia.vivanews.com/news/read/115715-malaysia_perkenalkan__sup_babi__versi_halal begitu sajah sih ya. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn...@... wrote: Hai, Ko Phoeng dan TTM lain sekalian, apa kabar? Sudah makan minum? Menarik neh, kalo dikatakan bir tanpa alkohol tetap haram, saya jadi inget sama daging palsu di resto vegie. Apakah gohiong-gohiongan dan babi merah palsu yg tak mengandung babi, bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram? Mohon pencerahan rekan2 yg memahami hal ini, terutama koh ABS, bgmana? bisa bantu? Salam Erik
[budaya_tionghua] Re: Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?)
Bro dan sis semua, Buat APA kita kita di Budaya Tionghoa mempermasalahkan halal tidaknya kue ranjang atau apapun. Budaya Tionghoa TIDAK mengenal pembedaan halal tidak, karena itu adalah peraturan dari agama di luar Budaya Tionghoa. Kalau ada perusahaan Tionghoa yang sediakan makanan Tionghoa yang halal (beberapa chinese resto melakukannya) ya silakan. Ini masalah marketing, soal nangkap mangsa ha ha ha MUI adalah organisasi keagamaan di luar Budaya Tionghoa, tak usah dipermasalahkan disini, tak perlu pula mengkritik mereka. Soal halal halalan yang ujung ujungnya duit juga BUKAN urusan kita. Orang Tionghoa TIDAK perlu mencari pedoman apapun yang tak ada urusannya dengan Budaya Tionghoa. Pedoman urusan ritual Nasrani ya urusan kaum Nasrani, Islam ya Islam, dst. Jangan kita urus, bagaimana cara pemotongan hewan secara halal, dalam agama dan budaya kita, tak ada aturan itu. Jangan kita urusi masalah orang lain. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, yuan...@... wrote: Di Indonesia hanya MUI yang mempunyai hak monopoli penerbitan sertifikat halal. Untuk mendapatkan sertifikat proses produksi dan bahan baku harus diuji. Untuk pengujian sudah tentu bukan MUI yang melakukan tapi melalui laboratorium milik POM atau universitas. Binatang yang diperoleh secara halal akan tetapi tidak dipotong dengan cara yang halal, juga bukan daging yang halal. Jadi sudah pasti mendapatkan sertifikat resmi MUI bukanlah proses yang mudah dan murah, akan tetapi dengan trend makin kuatnya ajaran fundamentalis maka sertifikat halal merupakan alat promosi yang ampuh untuk mendapatkan banyak konsumen dari kalangan mereka. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: zho...@... Date: Mon, 8 Feb 2010 15:09:30 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Saya jadi bingung, kalau babi, minumam keras dsb bisa langsung dikenali, tapi tidak halal yg lainnya bgmn mendeteksi? Apa MUI sampai terjun mengawasi proses produksinya ya? Katanya daging sapi dan ayam jika cara pemotongannya tdk benar juga haram, lantas bgmn mengawasinya? Apakah yg memilki sertifikat halal memang benar2 halal? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Ophoeng opho...@... Date: Mon, 08 Feb 2010 13:25:37 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Bung Anton W dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Ikut nimbrung dikit ajah ya Seperti anda sampaikan sendiri, halal atau tidak halal-nya makanan tidak melulu berkenaan dengan babi. Ada banyak aspek yang mesti dipenuhi untuk menjadikan suatu makanan itu halal atau tidak halal. Di samping bahan-bahannya, juga proses dan prosedur pembuatannya mesti diperiksa dengan teliti dan seksama, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kalau ada produk yang dibuat di dalam satu ruang yang sama, dapur dan tempat mengolahnya, ada terkontaminasi dengan bahan-bahan non halal, alkohol atau babi, misalnya, hasil produksinya yang tanpa bahan-bahan tidak halal itu menjadi void - hasilnya tetap tidak bisa dinyatakan halal. Juga tergantung aspek 'konotasi'nya, seperti bir, walau sudah diproduksi dengan tanpa alkohol, Bagian POM MUI tidak pernah menerbitkan sertifikatnya, sebab bir sudah diposisikan sebagai minuman beralkohol yang diminum karena hendak dinikmati alkoholnya, jadi 'pengganti'nya yang tanpa alkohol sekalipun, tetap tidak bisa dikategorikan sebagai minuman halal. Bahkan teman saya pernah secara ekstrim bilang bahwa daging ayam dan sapi juga bisa saja tidak halal kalau diperoleh dari jalan tidak halal, hasil curian, misalnya. Kebetulan saja saya pernah berurusan dengan produksi bahan baku makanan yang diproduksi secara massal, jadi sering bertanya-tanya kepada yang berwenang dalam hal ini, juga bertanya kepada teman-teman Muslim, jadi saya ada sedikit tahu ttg pedoman teman-teman kita yang Muslim. Kalau ndak salah, pedoman mereka adalah: kalau ragu, sebaiknya jangan dimakan. Jadi, kalau kembali ke pertanyaan anda ttg dodol dan makanan lain untuk tahun baru Imlek, bagaimana membedakannya antara yang halal dan tidak halal, kembalikan saja ke pedoman yang sudah diajarkan kepada mereka. Kalau mereka ragu, ya ndak usah diperdebatkan lagi. Ada satu teman saya yang Muslim pernah bertahun-tahun tidak mau ikut makan bakmi ayam yang terkenal di kota itu, sebab dia merasa tidak yakin akan halal tidaknya. Tapi, begitu dia yakin, dia ikut makan juga akhirnya. Kalau berpedoman pada makanan untuk vegetarian, memang bisa. Karena makanan vegetarian memang tanpa daging sama sekali, bahkan ada yang 'aroma' daging saja tidak mau dipakai. Seperti juga pedoman 'halal' bagi kaum Kosher (Yahudi?) yang begitu ketat, katanya makanan yang 'halal'
Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?.
Memang akan tetapi kalau ingin mendapatkan tambahan konsumen dari umat Muslim, proses produksi harus dilihat oleh MUI dan semua bahan harus dicek di laboratorium untuk mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Jadi aturan halal yang baku itu seperti itu bukan hanya common sense. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: A Haw ahaw_...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 01:46:49 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. Setau saya , kue keranjang gak pake minyak, aplagi minyak babi ?? Kue bulan , baru pake minyakk --- On Sun, 2/7/10, yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com wrote: From: yuan...@yahoo.com yuan...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, February 7, 2010, 11:16 PM Phobia keagamaan yang berlebihan. Ujung-ujungnya kue keranjang harus bayar label sertifikat halal dari MUI agar benar-benar dapat dikatakan halal.Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: pempekd9 pempe...@yahoo. com Date: Sun, 07 Feb 2010 16:09:31 -To: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSubject: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. Di status facebook teman Muslim saya tiba tiba muncul Gimana sih bedain kue keranjang yg pake minyak babi dengan yg tdk Cukup mengagetkan juga karena setahu saya kue keranjang dibuat dari teung ketan, air, gula serta perasa alami. Dan kebetulan sekali mendiang nenek saya dahulu tukang kue dan kue keranjang dodol dan aneka penganan peranakan Tionghoa merupakan produk yang beliau buat. Sementara saya meyakinkan teman saya dengan mengatakan kalau teman teman Buddhist vegtarian makan berarti tidak mengandung babi. Saya pikir perlu ada penjelasan ttg makanan apa saja yang biasa terhidang pada perayaan tahun baru Imlek yang tidak bertentangan dengan keyakinan temanteman Muslim. Mengingat mayoritas warga Indonesia beragama Islam. Salam, Anton W
Re: [budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Pak Tjandra G yb, Saya sudah lama pulang ke LA, saya hanya spent kira2 18 hari disana pada akhir december dan balik lagi ke LA january. Betul Hendy Chung , adalah salah satu pengurus juga di ICAA , yang setiap Bazaar Imlek selalu mengerahkan anak buahnya yang dari Kalbar untuk bervolunteer. Bahkan dia yang bawa Gus Dur berkunjung dan berceramah serta nginap di ICAA dulu. Hendy itu memang pria yang terpuji dan baik hati saya sangat kagum padanya. kalau omongan mandarinnya barangkali Liauw Pu Zhi. Kalau anda mau tilpon saya silahkan (626) 335 2899 , kalau call dari Indonesia silahkan call saat subuh. karena perbedaan jam kita adalah 15 jam. jadi harap maklum. Atau kalau interlocal mahal , biar saya yang call saja ke anda asal kasih tahu nomornya. Semoga majalah anda bisa bermanfaat bagi BT dan vice versa . salam, Dr.Irawan. 2010/2/8 Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com Kepada Yth bung Dr.Irawan, Terima kasih atas masukan dari Anda. Saya sering melihat wajah Anda di MI - saya masih terbilang famili dengan sdr Handy Chung (pengusaha kaca matadi US). Boleh saya tahu berapa lama Anda ada di Jakarta dan mungkin ada no HP yg bisa dihubungi? PS: Saat ini sy masih di luar kota mungkin besok atau lusa balik ke Jakarta RGDS, TG
Re: [budaya_tionghua] ciaq chai was: Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal
Trus yg lg kita bahas yg mana? Pantang makan daging atau makan enak? Btw vegetarian or ciak cai itu artinya apa yah? Makan sayuran atau pantang makan daging? Perlu diluruskan neh. Hehheehe -Original Message- From: King Hian king_h...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 19:57:11 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] ciaq chai was: Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal Alasan orang menjalani vegetarian or ciaq chai itu bermacam-macam. Ada karena pantangan spiritual, ada juga karena alasan kesehatan. Satu persamaan dari semua pelaku vegetarian ini adalah: menghindari makanan yang mengandung daging. Ada bbrp aliran vegetarian yang juga berpantang mengkonsumsi telur (termasuk telur ayam negeri), susu, dan bawang. Seorang bhikshu yang vegetarian tidak boleh memilih2 makanan, mereka tidak boleh menginginkan makanan yang dibentuk seperti daging. Karena fungsi makanan bagi mereka adalah untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup, bukan untuk mencari kenikmatan makanan. Beda dengan seorang biasa (bukan bhikshu) yang bervegetarian. Ia berpantang memakan daging, tetapi tidak berpantang makan enak. Karena itu muncul restoran2 vegetarian dengan menu masakan yang hebat2, yang banyak menggunakan daging tiruan. Hal ini sangat wajar karena, sekali lagi, mereka BERPANTANG MAKAN DAGING, bukan BERPANTANG MAKAN MAKANAN ENAK. Saya pernah diserang oleh seorang Buddhis yang anti-vegetarian. Dia berkata untuk apa para umat Buddha (Mahayana) melakukan vegetarian, karena mereka tetap saja memakan daging buatan. Saya jelaskan bhw daging buatan adalah utk mengganti daging asli, karena inilah tujuan utamanya. Daging palsu bukan utk menghilangkan rasa makanan. Kemudian dia kembali menyerang, bhw hal ini demi memuaskan nafsu kenikmatan makanan. Saya bilang, kalau dia memang tidak mengejar rasa makanan, cobalah mulai sekarang seluruh masakan yang dia makan jangan menggunakan garam dan bumbu2 lain. Kalau benar dia tidak mengejar rasa makanan, cobalah makan sayur yang direbus semua, tanpa bumbu sama sekali. Banyak orang yang tidak bisa membedakan antara PANTANG MAKAN DAGING dengan PANTANG MAKAN ENAK. Coba bandingkan daging yang dipanggang tanpa bumbu sama sekali, dengan tahu yang dimasak menjadi mun tahu tanpa daging (termasuk daging buatan), dengan bumbu komplit. Mana yang lebih enak? Bagaimana kalau seorang bhikshu yang diberi makan daging palsu? Apakah bisa dipastikan bhw ketika menyantap daging palsu ini dia membayangkan sedang menikmati daging asli? Ini tergantung pikiran dia. Seharusnya dia melihat bhw makanan yang dimakannya adalah 'alat' utk menjaga kelangsungan hidupnya, supaya dia bisa lebih banyak berbuat kebaikan. Tanggapan seorang yang diberikan boneka sex akan berlainan, ada yang membayangkan perempuan benar, ada juga yang melihat itu sebagai materi plastik/karet (?) yang tidak berbeda dengan plastik/karet mainan anaknya. kiongchiu, KH From: agoeng_...@yahoo.com agoeng_...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, February 9, 2010 9:44:28 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Namanya vegetarian atau cia cay kayaknya lebih pas diartiin makan sayuran deh bukan makan yg palsu2 atau makan tepung. Atau dah berubah artinya??? Btw skrg banyak tuh boneka sex itu jg bukan wanita asli so para biksu n kaum selibat lainnya boleh beli n gunain donk, kan bukan manusia asli. Wekekeke. Yg mau dibersihkan itu pikiran bukan perut n mulut dengan makan daging palsu otomatis yg dicatat ma pikiran tetap aja daging. From: jackson_yahya@ yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 17:08:00 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Nama nya vegetarian itu tidak makan daging karena daging berasal dari pembunuhan mahluk hidup. Itu aja. Mao bikin namanya ayam goreng palsu ga masalah intinya bukan daging asli. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: agoeng_...@yahoo. com Date: Mon, 8 Feb 2010 17:01:59 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Menurut g seh halal or haram itu dr niatnya jg dah harus bener. Klo ngaku vegetarian tp masih nafsu ma daging2 palsu tetep aja ga ilang nasfu ama dagingnya gmana bisa ngaku vegetarian? Yg palsu2 or tiruan2 jg sama aja, buat nepu n menjadi pembenaran diri sendiri aja. Tp ini menurut g lho, ga tau pandangan yg laen. From: Ophoeng opho...@yahoo. com Date: Mon, 08 Feb 2010 16:40:22 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Bung Erik dan TTM semuah,
Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?)
Inilah yg absurd: yg sudah berlabel halal dari MUI pun belum tentu halal. Jadi utk apa susah2 menyelidiki prosesnya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: als a...@cbn.net.id Date: Tue, 9 Feb 2010 00:06:37 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Kalau hewan sembelihan baru dinyatakan halal ketika sebelum diiris urat lehernya si penjagal terlebih dulu harus mengucapkan bismillah, bagaimana jika penyembelihnya orang Kristen atau bahkan ateis? Bagaimana kalau yang menyembelih Muslim yang sedang kalut pikiran dan perasaannya sehingga lupa mengucapkan kata tadi? Bagaimana kalau yang menyembelih sudah diotomatisasi seperti yang dilakukan di pejagalan moderen di LN? Satu-satunya cara agar mendapatkan daging halal 100% ya apa-apa dilakukan sendiri saja, dari menyembelih, menguliti, memotong-motong daging, menyimpannya dalam cold storage, dan seterusnya dan sebagainya. Sesuatu yang mustahil bin mustahal. Ada-ada saja! Andy L.S. Oh ya..sudah makan dan sudah BAB pula. :-) _ From: zho...@yahoo.com [mailto:zho...@yahoo.com] Sent: Monday, February 08, 2010 10:50 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Pertanyaan saya adalah: Bagaimana bisa tahu binatang ini diperoleh dng cara halal? Bagaimana bisa tahu binatang ini dipotong dng cara halal? Saya kira lab di uni juga tdk sanggup membuktikan. Apa hrs minta bantuan polisi, kpk , dan ahli forensik? lantas bgmn jika saat dipantau benar2 halal tapi setelah sertfikat keluar cara motongnya berubah? Apa bisa diawasi? Sent from my BlackBerryR powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: yuan...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 15:26:47 + To: zho...@yahoo.com; budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Di Indonesia hanya MUI yang mempunyai hak monopoli penerbitan sertifikat halal. Untuk mendapatkan sertifikat proses produksi dan bahan baku harus diuji. Untuk pengujian sudah tentu bukan MUI yang melakukan tapi melalui laboratorium milik POM atau universitas. Binatang yang diperoleh secara halal akan tetapi tidak dipotong dengan cara yang halal, juga bukan daging yang halal. Jadi sudah pasti mendapatkan sertifikat resmi MUI bukanlah proses yang mudah dan murah, akan tetapi dengan trend makin kuatnya ajaran fundamentalis maka sertifikat halal merupakan alat promosi yang ampuh untuk mendapatkan banyak konsumen dari kalangan mereka. Sent from my BlackBerryR powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: zho...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 15:09:30 + To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Saya jadi bingung, kalau babi, minumam keras dsb bisa langsung dikenali, tapi tidak halal yg lainnya bgmn mendeteksi? Apa MUI sampai terjun mengawasi proses produksinya ya? Katanya daging sapi dan ayam jika cara pemotongannya tdk benar juga haram, lantas bgmn mengawasinya? Apakah yg memilki sertifikat halal memang benar2 halal? Sent from my BlackBerryR powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: Ophoeng opho...@yahoo.com Date: Mon, 08 Feb 2010 13:25:37 - To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Ada Pedomannya. (Was: Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?) Bung Anton W dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Ikut nimbrung dikit ajah ya Seperti anda sampaikan sendiri, halal atau tidak halal-nya makanan tidak melulu berkenaan dengan babi. Ada banyak aspek yang mesti dipenuhi untuk menjadikan suatu makanan itu halal atau tidak halal. Di samping bahan-bahannya, juga proses dan prosedur pembuatannya mesti diperiksa dengan teliti dan seksama, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kalau ada produk yang dibuat di dalam satu ruang yang sama, dapur dan tempat mengolahnya, ada terkontaminasi dengan bahan-bahan non halal, alkohol atau babi, misalnya, hasil produksinya yang tanpa bahan-bahan tidak halal itu menjadi void - hasilnya tetap tidak bisa dinyatakan halal. Juga tergantung aspek 'konotasi'nya, seperti bir, walau sudah diproduksi dengan tanpa alkohol, Bagian POM MUI tidak pernah menerbitkan sertifikatnya, sebab bir sudah diposisikan sebagai minuman beralkohol yang diminum karena hendak dinikmati alkoholnya, jadi 'pengganti'nya yang tanpa alkohol sekalipun, tetap tidak bisa dikategorikan sebagai minuman halal. Bahkan teman saya pernah secara ekstrim bilang bahwa daging ayam dan sapi juga bisa saja tidak halal kalau diperoleh dari jalan tidak halal, hasil curian, misalnya. Kebetulan saja saya pernah berurusan dengan produksi bahan baku makanan yang diproduksi secara massal, jadi sering bertanya-tanya kepada yang berwenang dalam hal ini, juga bertanya kepada teman-teman Muslim, jadi saya ada
Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.)
Jika seorang dari kecil sdh terbiasa tdk makan daging, dia akan merasa mual jika dipaksa makan. Jadi melihat ada bentuk daging di piringnya apakah akan merasa nyaman? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Date: Tue, 9 Feb 2010 02:44:28 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Namanya vegetarian atau cia cay kayaknya lebih pas diartiin makan sayuran deh bukan makan yg palsu2 atau makan tepung. Atau dah berubah artinya??? Btw skrg banyak tuh boneka sex itu jg bukan wanita asli so para biksu n kaum selibat lainnya boleh beli n gunain donk, kan bukan manusia asli. Wekekeke. Yg mau dibersihkan itu pikiran bukan perut n mulut dengan makan daging palsu otomatis yg dicatat ma pikiran tetap aja daging. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 17:08:00 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Nama nya vegetarian itu tidak makan daging karena daging berasal dari pembunuhan mahluk hidup. Itu aja. Mao bikin namanya ayam goreng palsu ga masalah intinya bukan daging asli. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Date: Mon, 8 Feb 2010 17:01:59 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Menurut g seh halal or haram itu dr niatnya jg dah harus bener. Klo ngaku vegetarian tp masih nafsu ma daging2 palsu tetep aja ga ilang nasfu ama dagingnya gmana bisa ngaku vegetarian? Yg palsu2 or tiruan2 jg sama aja, buat nepu n menjadi pembenaran diri sendiri aja. Tp ini menurut g lho, ga tau pandangan yg laen. -Original Message- From: Ophoeng opho...@yahoo.com Date: Mon, 08 Feb 2010 16:40:22 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan Sup Babi Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Bung Erik dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe.. sorry, ijinkan saya ikut nimbrung lagi ya. Kayaknya yang Bung Erik maksud bukan 'bahan nabati' tapi 'hewani' ya? [bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram?] Kalau sudah masuk ke wilayah vegetarian yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan Muslim, tentu saja pedomannya kembali ke: kalau ragu, sebaiknya dihindari. Tapi, contoh yang Bung Erk sebutkan itu benar-benar pas. Identik dengan bir yang 0% alkohol itu. Sebab kaidahnya adalah karena 'pemikiran' atau konotasi ttg alkohol itu yang dijadikan pedoman mereka. Contoh lain yang cukup heboh adalah bahan baku kue yang bernama 'rhum'. Bahan ini aslinya adalah berbasis alkohol, dengan rasa dan aroma khas 'Jamaica Rhum' - biasa untuk bahan pembuat Tiramisu cake. Untuk mengakomodasi yang berhubungan dengan halal, katanya ada 'rhum' yang berbasis air, non alkohol sama sekali, tapi dengan aroma yang sama persis dengan rhum berbasis alkohol. Kabarnya ini juga tidak mendapat sertifikat halal dari LP-POM MUI. Sebelumnya, katanya sih (saya ndak yakin apakah benar) di kalangan vegetarian juga berlaku ihwal 'pemikiran' tsb. - jadi kalau masih dibuatkan 'daging' palsu dengan judul sate babi, ayam rica-rica, ikan woku, walau tanpa secuil pun daging dari hewan tapi di pikiran tergambar rasa ikan, ayam, sate babi yang berdaging, mestinya juga dihindari. Vegetarian itu asalkata-nya dari vegetables, sesayuran, jadi tentu merujuknya ke sesayuran dan buah-buahan, biji-bijian. Diharapkan tidak lagi berpikiran masih 'makan' daging lewat daging-dagingan palsu itu. Tapi, tentu itu kembali ke keyakinan masing-masing individu saja ya. Masih soal 'pikiran' yang berkaitan dengan halal tidaknya suatu produk makanan, ini ada artikel yang cukup menarik. Judulnya sajah sudah memancing anda untuk membacanya. Kalau dikaitkan dengan cerita di artikel tsb., mestinya perlakuan yang sama juga diterapkan kepada 'bacon' dan 'ham' yang sejak awal sudah dikenal luas berbahan baku daging babi. Jadi, beef bacon dan chicken ham mestinya juga identik ya. Tapi, kembali ke masalah wewenang: LP-POM MUI yang berwenang menentukannya. Kita yang awam cuma bisa mengikuti saja. Sila lihat langsung di link berikut: http://dunia.vivanews.com/news/read/115715-malaysia_perkenalkan__sup_babi__versi_halal begitu sajah sih ya. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn...@... wrote: Hai, Ko Phoeng dan TTM lain sekalian, apa kabar? Sudah makan minum? Menarik neh, kalo dikatakan bir tanpa alkohol tetap haram, saya jadi inget sama daging palsu di resto vegie. Apakah gohiong-gohiongan dan babi merah palsu yg tak mengandung babi, bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram? Mohon
Re: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Yth bung Dr. Irawan, Benar yang dikatakan Anda, ada kesenjangan antara anak muda dan kita kita ini yg sudah mutua (mulai tua). Anak saya yg sekolah di LA ketik PC nya zonder lihat keyboard, cepet bener. Dia gonta ganti gadget hampir tiap bulan, HP nya isinya aneh2. Suka main game on line sampe malem. Kita belajar BB aja setengah mati - males tinggalin HP Nokia jadul. Saya kalau mau kontak mereka pakai Skype, anak saya yg daftarin dan bayarin - saya tinggal klik namanya langsung terhubung. Cuma tidak bisa kontak ke alamat lain kecuali ke telp dia aja (bener bener pelit dia). Saya diminta pasang kamera tapi sampe sekarang sy belum pasang juga. RGDS.TG --- On Tue, 2/9/10, Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com wrote: From: Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, February 9, 2010, 2:05 PM Dr. Jo yb, Memang saya lagi kepengen itu. Padahal laptop saya ada kameranya juga, 20 tahun yg lalu saya sudah beli cameranya dan ada programnya saya beli satu untuk di LA satu lagi saya kasih ke Jakarta. Tapi itu tidak pernah terlaksana sampai sekarang. Nah itulah kita yang sering dikatain sama anak2, nafsu besar tenaga kurang. Saya sering tanya sama anak saya, jawabnya hanya mudah saja: Later Dad, I 'll let you know, but now I'm still in final atau apa saja alasannya. Terkadang saya berpikir, kita ini yang sudah mulai manula harus membentuk club sendiri untuk memberdayakan diri dibidang technology, sulit mengandalkan anak2 muda , mereka alasannya sibuk terus. Memang nya kita nggak sibuk cari makan ? yah nggak ? Apakah ada milis khusus untuk club orang yang berumur yang membahasa gadget ? Kalau masuk ke club anak muda kita selalu jadi the looser , di goblog2-in terus. salam putus asa, Dr.Irawan. 2010/2/8 B.H. Jo b...@yahoo.com Dr. Irawan yb, Saya sering berkomunikasi dgn. video call melalui web camera dari laptop saya dari AS atau Kanada ke Belanda dan Jerman tanpa membayar alias gratis apalagi bisa melihat orangnya live waktu berkomunikasi. Barangkali ini cara yg. paling murah utk. berkomunikasi antar negara. Apakah anda atau ada teman semilis ini yg. pernah menggunakan video call ke Indonesia atau dari Indonesia ke LN? Sayangnya, video call yg. saya gunakan adalah melalui Window Live Messenger (MSN Messenger) dimana video-nya cuma bisa digunakan berkomunikasi utk./antar dua orang saja pada suatu waktu tertentu walaupun audio-nya bisa digunakan utk. berkomunikasi lebih dari 2 orang secara simultan. Apakah ada program yg. memungkinkan berkomunikasi dgn. video utk. lebih dari 2 orang secara simultan? Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drira...@... wrote: Pak Tjandra G yb, Saya sudah lama pulang ke LA, saya hanya spent kira2 18 hari disana pada akhir december dan balik lagi ke LA january. Betul Hendy Chung , adalah salah satu pengurus juga di ICAA , yang setiap Bazaar Imlek selalu mengerahkan anak buahnya yang dari Kalbar untuk bervolunteer. Bahkan dia yang bawa Gus Dur berkunjung dan berceramah serta nginap di ICAA dulu. Hendy itu memang pria yang terpuji dan baik hati saya sangat kagum padanya. kalau omongan mandarinnya barangkali Liauw Pu Zhi. Kalau anda mau tilpon saya silahkan (626) 335 2899 , kalau call dari Indonesia silahkan call saat subuh. karena perbedaan jam kita adalah 15 jam. jadi harap maklum. Atau kalau interlocal mahal , biar saya yang call saja ke anda asal kasih tahu nomornya. Semoga majalah anda bisa bermanfaat bagi BT dan vice versa . salam, Dr.Irawan. 2010/2/8 Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ ... Kepada Yth bung Dr.Irawan, Terima kasih atas masukan dari Anda. Saya sering melihat wajah Anda di MI - saya masih terbilang famili dengan sdr Handy Chung (pengusaha kaca matadi US). Boleh saya tahu berapa lama Anda ada di Jakarta dan mungkin ada no HP yg bisa dihubungi? PS: Saat ini sy masih di luar kota mungkin besok atau lusa balik ke Jakarta RGDS, TG
[budaya_tionghua] MAU IKUTAN CAP GO MEH?
Dear member, Tanggal 26, 27, dan 28 Februari 2010 ada acara Festival Cap Go Meh yang diorganizer oleh JiExpo (penyelenggara PRJ) di venue Pasar Gambir, Kemayoran. Apakah ada di antara sianseng yang mau buka seminar? Misalnya seminar tentang maksud dan tujuan dari acara Cap Go Meh, atau makna dari Imlek. Kalau ada yang berminat, nanti kita rapatkan dengan pihak penyelenggara. Mungkin juga ada usulan inovatif seperti Lomba Lontong Capgomeh terenak dan sebagainya. Soalnya kalau acara Cap Go Meh cuma buka booth (stand) lalu jualan, apa bedanya dari PRJ? RGDS.TG
[budaya_tionghua] Foto-foto klenteng di L.A. USA. dan negara lainnya ??
Yth Dr. Irawan, y. b. dan rekan milis lainnya , Tawaran yang sangat simpatik Saya terpikirkan apakah mungkin kita buat blog dengan gambar-gambar foto klenteng Tionghoa di manca Negara ?? blog foto tersendiri. Sebagai awalnya Dr. Irawan boleh email file foto klenteng di L.A. USA ke saya, nanti sebisanya saya up load disini ( atau Dr mau upload sendiri ?? ) Nanati kalau Dr Irawan berkunjung kota lain ketemu klenteng lain lagi boleh bertahap dikirimkan. Anggota milis kita kan tersebar di banyak Negara, ada di Peking, Singapore Hong Kong, USA berbagai kota; Belanda , UK dst dst .. kalau semua membantu kirim foto dari tempat tinggal masing-masing agaknya sangat menarik. Ditunggu komentar dan kontribusinya semua rekan. Terima kasih. Salam erat, Sugiri. From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Dr. Irawan Sent: Monday, February 08, 2010 1:47 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Foto-foto klenteng tua di Bangka Belitung facebook Apakah butuh foto klenteng yang ada di Los Angeles ? Kalau perlu saya cariin. salam, Dr.Irawan 2010/2/7 bukjam buk...@bukjam.com Rekan-rekan sekalian, Sekadar informasi dari BUKJAM, bila ada yang membutuhkan foto-foto klenteng Tao Bangka Belitung silahkan join ke group facebook sejarah bangka belitung indonesia foto-foto di sana cukup lengkap. Sekian informasi dari BUKJAM. salam, Bukjam