Re: [budaya_tionghua] Rawon Pucung Berkeluak Juga. (Was: Ayam Keluak)
Sebetulnya ayam keluak sama seperti sapi keluak atau gabus keluak, cuma bahan dagingnya yg beda. Saya pernah makan pepes pucung di rumah saya punya twakim, rasanya tuh pepesan eunak tenan, gurih dan wangi. Tapi setelah beliau berpulang - saya jadi kehilangan pepes pucung. Ada yg tau di mana bisa beli pepes pucung? Soalnya dari penelusuran saya se Jabar, nggak ada yang jual tuh. RGDS.TG --- On Wed, 7/14/10, Ophoeng opho...@yahoo.com wrote: From: Ophoeng opho...@yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] Rawon Pucung Berkeluak Juga. (Was: Ayam Keluak) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, July 14, 2010, 11:06 PM Bung Andipo dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Saya belum pernah makan ayam keluak, juga ndak tahu di mana mesti cari menu ini di Jakarta, sorry. Tapi kalau lihat resep dan cara masaknya, kayaknya sih itu versi ayam untuk rawon daging sapi (Surabayan), atau pucung untuk gabus (Betawian). Ketiga-tiga menu tsb memakai keluak sebagai bumbu utama, berkuah. Hanya saja beda di BBU - Bahan Baku Utama-nya, yakni ayam, sapi dan ikan gabus. Dugaan saya, ayam keluak gak gitu populer di mari untuk dimasak 'rawon', karena jaman dulu ayam-nya masih ayam kampung tak berlemak, kurus-kering, jadi kurang sedep-mantep kalau dimasak rawon. Lebih sedep juga kalau dimasak opor yang pake santen. Bandingkan dengan rawon pakai daging sapi yang dipilih bagian berlemak - panas-panas makan gawon - sega rawon (nasi rawon) yang dikondimeni asinan telur bebek dan langunya si pendekar (pendek kekar) kecambah mentah dan sambel terasi yang ditumis dulu pake minyak jelantah wah. mending anda ajak mertua bareng makannya, daripada ntar beliau dicuekin ajah ketika lewat, jeh! Beda ama sekarang, ayam-mya panm ayam negeri yang montok tak banyak gerak berlemak, mestinya sih akan enak juga dimasak rawon begitu. Seperti halnya sekarang, kayaknya ada kedai yang menawarkan variasi rawon dengan memakai tulang iga sapi sebagai BBU-nya. Kalau anda mau, coba ajah pakai resep rawon untuk masak ayam keluak. Pilih ayam-nya yang gemuk bergajih, biar setara sedep-mantep gurihnya karena ada lemak itu. Atau lihat saja resep-nya di link berikut: http://www.asianonlinerecipes.com/nyonya/ayam-buah-keluak.php http://original-javanese-recipes.blogspot.com/2007/03/sop-rawon-east-java-traditional-beef.html http://masakkue.blogspot.com/2008/10/gabus-pucung-pedas-makanan-indonesia.html Ketiga resep itu semuanya memakai buah keluak sebagai bumbu utamanya. Hasilnya tentu saja kurang lebih sama. Begitulah saja kira-kira ya. Mong-omong, itu buku ttg Peranakan Indonesia di Indonesia atau di Malaysia? Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dipo dipod...@... wrote: Rekan semua, Sewaktu membaca buku Peranakan Indonesia Tionghoa semalam, dibagian makanan (bagian pertama yang saya baca) disinggung tentang Ayam Keluak. Menurut buku itu, hidangan ini juga bisa didapatkan di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Buat saya ini informasi baru, sebelumnya saya mengira masakan ini khas Malaysia / Singapura. Apakah ada rekan2 yang tahu dimana bisa mendapatkan masakan ini ? Salam
[budaya_tionghua] Re: Rawon Pucung Berkeluak Juga. (Was: Ayam Keluak)
Ophoeng, ko David, pak Tjandra dan lainnya, Saya pertama kali mencicipi ayam keluak di Singapuara, dan selama ini mengira hidangan itu khas Peranakan semenanjung Melayu. Memang seperti rawon, kuahnya hitam begitu. Baru tahu kalau masakan itu juga dikenal di Jawa Barat setelah membaca buku Peranakan Tionghoa Indonesia, Sebuah Perjalanan Budaya. Ternyata ko David pak Tjandra sudah pernah mencicipi masakan itu disini. Malah ternyata ada sapi gabus keluak juga. Twakim pak Tjandra dulu tinggal di daerah mana ya ? Kalau masak sendiri saya takut, karena konon keluak itu mengandung racun. Lha saya bikin masakan dari bahan yang tidak beracun saja bisa sakit perut :D Jadi sepertinya saya musti tunggu hidangan ini keluar di Mirah Delima. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli ghozalli2...@... wrote: Sebetulnya ayam keluak sama seperti sapi keluak atau gabus keluak, cuma bahan dagingnya yg beda. Saya pernah makan pepes pucung di rumah saya punya twakim, rasanya tuh pepesan eunak tenan, gurih dan wangi. Tapi setelah beliau berpulang - saya jadi kehilangan pepes pucung. Ada yg tau di mana bisa beli pepes pucung? Soalnya dari penelusuran saya se Jabar, nggak ada yang jual tuh. RGDS.TG --- On Wed, 7/14/10, Ophoeng opho...@... wrote: From: Ophoeng opho...@... Subject: [budaya_tionghua] Rawon Pucung Berkeluak Juga. (Was: Ayam Keluak) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, July 14, 2010, 11:06 PM  Bung Andipo dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Saya belum pernah makan ayam keluak, juga ndak tahu di mana mesti cari menu ini di Jakarta, sorry. Tapi kalau lihat resep dan cara masaknya, kayaknya sih itu versi ayam untuk rawon daging sapi (Surabayan), atau pucung untuk gabus (Betawian). Ketiga-tiga menu tsb memakai keluak sebagai bumbu utama, berkuah. Hanya saja beda di BBU - Bahan Baku Utama-nya, yakni ayam, sapi dan ikan gabus. Dugaan saya, ayam keluak gak gitu populer di mari untuk dimasak 'rawon', karena jaman dulu ayam-nya masih ayam kampung tak berlemak, kurus-kering, jadi kurang sedep-mantep kalau dimasak rawon. Lebih sedep juga kalau dimasak opor yang pake santen. Bandingkan dengan rawon pakai daging sapi yang dipilih bagian berlemak - panas-panas makan gawon - sega rawon (nasi rawon) yang dikondimeni asinan telur bebek dan langunya si pendekar (pendek kekar) kecambah mentah dan sambel terasi yang ditumis dulu pake minyak jelantah wah. mending anda ajak mertua bareng makannya, daripada ntar beliau dicuekin ajah ketika lewat, jeh! Beda ama sekarang, ayam-mya panm ayam negeri yang montok tak banyak gerak berlemak, mestinya sih akan enak juga dimasak rawon begitu. Seperti halnya sekarang, kayaknya ada kedai yang menawarkan variasi rawon dengan memakai tulang iga sapi sebagai BBU-nya. Kalau anda mau, coba ajah pakai resep rawon untuk masak ayam keluak. Pilih ayam-nya yang gemuk bergajih, biar setara sedep-mantep gurihnya karena ada lemak itu. Atau lihat saja resep-nya di link berikut: http://www.asianonlinerecipes.com/nyonya/ayam-buah-keluak.php http://original-javanese-recipes.blogspot.com/2007/03/sop-rawon-east-java-traditional-beef.html http://masakkue.blogspot.com/2008/10/gabus-pucung-pedas-makanan-indonesia.html Ketiga resep itu semuanya memakai buah keluak sebagai bumbu utamanya. Hasilnya tentu saja kurang lebih sama. Begitulah saja kira-kira ya. Mong-omong, itu buku ttg Peranakan Indonesia di Indonesia atau di Malaysia? Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dipo dipodipo@ wrote: Rekan semua, Sewaktu membaca buku Peranakan Indonesia Tionghoa semalam, dibagian makanan (bagian pertama yang saya baca) disinggung tentang Ayam Keluak. Menurut buku itu, hidangan ini juga bisa didapatkan di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Buat saya ini informasi baru, sebelumnya saya mengira masakan ini khas Malaysia / Singapura. Apakah ada rekan2 yang tahu dimana bisa mendapatkan masakan ini ? Salam
Re: [budaya_tionghua] Ayam Keluak
Wah itu mah kalau di Bandung namanya kelewek. Itu bahan untuk masak rawon, bentuknya seperti batu segi tiga, warna kulitnya abu-abu kehitamhitaman, isinya hitam kalau yang tua, kalau yang masih muda warnanya coklat muda. Pilihnya yang berat, kalau yang ringan artinya masih muda. Harganya murah kok, paling-paling 1 bijinya seribu perak. Kalau di Bandung sih di tiap pasar juga ada, carinya di mbok-mbok yang jual bumbu-bumbu seperti kunyit, jahe dan teman-temannya. Semoga membantu. From: Dipo dipod...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, July 13, 2010 4:49:05 PM Subject: [budaya_tionghua] Ayam Keluak Rekan semua, Sewaktu membaca buku Peranakan Indonesia Tionghoa semalam, dibagian makanan (bagian pertama yang saya baca) disinggung tentang Ayam Keluak. Menurut buku itu, hidangan ini juga bisa didapatkan di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Buat saya ini informasi baru, sebelumnya saya mengira masakan ini khas Malaysia / Singapura. Apakah ada rekan2 yang tahu dimana bisa mendapatkan masakan ini ? Salam
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Lho tapi kan sebelum Suharto berkuasa orang Tionghoa bebas mempraktekkan tradisi leluhur, Imlek boleh dirayakan, nama ga usah diganti. Begitu Suharto berkuasa, semua yang berbau China harus diubah seolah-olah kalau memakai embel-embel ketionghoaan itu dosa besar. Pakai nama 3 huruf aja diejek-ejek teman sekolah, padalah mereka sama-sama orang Tionghoa. Sampai urusan cinta aja kok pemerintah ikut-ikutan. Apa ga lucu? Pemerintah itu urusin aja gimana caranya mensejahterakan rakyat, bukan ngurusin siapa harus kawin sama siapa. Kalo bukan kesalahan Suharto, mungkin nama Indonesian Chinese itu seperti di luar negeri : Henry Chen, Elizabeth Chou. Dan pastinya Ardian Chen ? he he he .. bukannya Andian C ... (Chandra?) . Hayo ... apa itu bukan dosanya Suharto? From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, July 11, 2010 9:25:01 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa kok jadi dosanya suharto seh ? sebelon suharto berkuasa jg udah ada segelintir org yg malu jadi org tionghoa dan budayanya. mrk inilah yg waktu suharto berkuasa ngomporin hehehehehehhehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia claudia_maria_...@... wrote: Iya,kan saya juga udah bilang, itu dosanya Suharto. Dan saya sih lebih percaya kalau program asimilasi Suharto itu lebih ke arah genocide, buktinya pada akhir masa jabatannya genocide itu benar-benar dilakukan kan, meskipun tidak merata ke seluruh Indonesia? Mudah-mudahan akan ada lebih banyak Ryantiarno sekarang ini, pada saat semua orang boleh bebas bicara ... From: zho...@... zho...@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sat, July 10, 2010 5:02:17 AM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak. Jika sekarang prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain karena politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka ngomongnya sih pembauran, tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus menanggalkan budayanya. Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg berani menampilkan kesenian yg ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai teater koma pada awalnya juga sempat dilarang, pajangan barongsai di pintu masuk gdg kesenian juga dirampas penguasa. Opera Peking dr group Taiwan pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan sdh mulai dijual, tapi tiba2 dibatalkan krn dilarang penguasa. Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua merasa asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya pelaku keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian dlm wajah yg masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap dan dilebur jadi wajah baru. Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Maria Claudia claudia_maria_ a...@yahoo. com Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa dipaksakan. Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus ada seniman Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah seniman tari - yang mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya) yang menggabungkan unsur budaya Tionghoa dan Indonesia, seperti usaha Bagong dulu yang menggabungkan tari jaipong dengan tarian Betawi dengan Sumatra Barat, sehingga yang nampak itu tarian khas Indonesia tapi kalo ditanya dari mana, orang tidak bisa jawab karena sudah meleburkan beberapa daerah. Contoh yang paling pas mungkin adalah gambang kromong yang sudah diklaim menjadi budaya Betawi. Siapa pun tidak bisa menyangkal bahwa gambang kromong kental dengan 'bunyi' ketionghoaannya. Masalahnya sekarang adalah masyarakat Tionghoa sendiri terbelah. Kalau tidak sangat ketionghoaan, ya kebarat-baratan, jarang ada orang Tionghoa yang mau mempelajari budaya dan kesenian Indonesia (mungkin karena itulah orang Tionghoa disebut eksklusif). Coba kalau ada seniman Tionghoa yang seperti Bagong, saya yakin dia akan dielu-elukan dan langsung diterima oleh orang Indonesia maupun masyarakat Tionghoa. Mungkin sekian puluh tahun atau bahkan sekian ratus tahun
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
demikianlah yg kudenger , demikianlah yg kubaca, masa sebelon suharto berkuasa, ada segelintir org2 yg berdarah tionghoa tapi ngerasa identitas ketionghoaannya itu adalah beban kalu gak mau gw sebut kutukan buat mrk, malah mrk ngomonk kalu org tionghoa yg masih berbudaya leluhur itu tidak nasionalis. mesti ganti nama, berbaur, menikah, kalu perlu ganti agama. soalnya agama org tionghoa itu orientasi leluhur getu. trus jg mrk bentuk yg namanya LPKB. untungnya masa orla, bung karno itu menjunjung persatuan tanpa prasangka rasial getu. jadi tradisi dsbnya boleh dipertunjukkan didepan umum. btw katanya salah satu tokohnya lpkb itu doeloe pernah ngomong di amrik,kalu die sebenernya ngusulin semua yg berbau tionghoa dilarang. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia claudia_maria_...@... wrote: Lho tapi kan sebelum Suharto berkuasa orang Tionghoa bebas mempraktekkan tradisi leluhur, Imlek boleh dirayakan, nama ga usah diganti. Begitu Suharto berkuasa, semua yang berbau China harus diubah seolah-olah kalau memakai embel-embel ketionghoaan itu dosa besar. Pakai nama 3 huruf aja diejek-ejek teman sekolah, padalah mereka sama-sama orang Tionghoa. Sampai urusan cinta aja kok pemerintah ikut-ikutan. Apa ga lucu? Pemerintah itu urusin aja gimana caranya mensejahterakan rakyat, bukan ngurusin siapa harus kawin sama siapa. Kalo bukan kesalahan Suharto, mungkin nama Indonesian Chinese itu seperti di luar negeri : Henry Chen, Elizabeth Chou. Dan pastinya Ardian Chen ? he he he .. bukannya Andian C ... (Chandra?) . Hayo ... apa itu bukan dosanya Suharto? From: ardian_c ardia...@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, July 11, 2010 9:25:01 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa kok jadi dosanya suharto seh ? sebelon suharto berkuasa jg udah ada segelintir org yg malu jadi org tionghoa dan budayanya. mrk inilah yg waktu suharto berkuasa ngomporin hehehehehehhehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia claudia_maria_ata@ wrote: Iya,kan saya juga udah bilang, itu dosanya Suharto. Dan saya sih lebih percaya kalau program asimilasi Suharto itu lebih ke arah genocide, buktinya pada akhir masa jabatannya genocide itu benar-benar dilakukan kan, meskipun tidak merata ke seluruh Indonesia? Mudah-mudahan akan ada lebih banyak Ryantiarno sekarang ini, pada saat semua orang boleh bebas bicara ... From: zhoufy@ zhoufy@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sat, July 10, 2010 5:02:17 AM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak. Jika sekarang prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain karena politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka ngomongnya sih pembauran, tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus menanggalkan budayanya. Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg berani menampilkan kesenian yg ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai teater koma pada awalnya juga sempat dilarang, pajangan barongsai di pintu masuk gdg kesenian juga dirampas penguasa. Opera Peking dr group Taiwan pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan sdh mulai dijual, tapi tiba2 dibatalkan krn dilarang penguasa. Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua merasa asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya pelaku keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian dlm wajah yg masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap dan dilebur jadi wajah baru. Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa. Sent from my BlackBerryî powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Maria Claudia claudia_maria_ a...@yahoo. com Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa dipaksakan. Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus ada seniman Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah seniman tari - yang mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya) yang menggabungkan unsur budaya
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
yang anda bicarakan itu budaya pop , bukan budaya adiluhung mengeksploitasi kekurangan fisik itu yah untuk memancing mati ketawa pop , slapstick , tidak pake mikir , dan memang cocok untuk indonesia ...memang mau mengharapkan apa lagi , sekiranya anda produser di indonesia cobalah buat sesuatu yg bermutu , susah lakunya , mungkin terancam bangkrut ,. 2010/7/5 Maria Claudia claudia_maria_...@yahoo.com Ngomong-ngomong soal budaya, saya kira orang Indonesia ini lagi pada mabok. Coba lihat acara-acara komedi di TV. Mana ada yang merepresentasikan budaya Indonesia yang katanyha adiluhung itu kecuali pakaiannya? Jaman sekarang ini jaman budaya pelecehan. Setiap acara lucu-lucuan di TV pasti ada orang cebolnya (Ucok misalnya), yang gendutnya (Pretty Asmara), yang bancinya (Aming), yang gagap (lupa namanya), yang latah (mpok Ati) atau saling ejek (seperti di Demo crazy). Memangnya kalau tidak mengexploitasi kekurangan fisik itu ga bisa melucu apa? Padahal setahu saya orang Indonesia itu adalah orang yang sopan dan ramah. Saya secara pribadi sih tersinggung kalau ada komedi yang menggambarkan encek-encek yang pelo, terus rambutnya dikepang. Engkong saya juga datang dari China tapi rambutnya ga dikepang tuh dan papa saya ga pelo tuh Malahan saudara-saudara saya yang ngerti sejarah China bilang bahwa orang Chinese dikepang itu adalah suatu penghinaan terhadap orang Tionggoan, karena itu menandakan penjajahan wangsa Ching terhadap orang Tionggoan. Kok orang-orang INTI ga ada yang protes ya? Atau saudara-saudara saya yang salah? -- *From:* d_kencanaw...@yahoo.com d_kencanaw...@yahoo.com *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com *Sent:* Sat, July 3, 2010 8:27:12 AM *Subject:* Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Saya gak tau midnight sale kayak apa, saya gak tau ada apa saja di mal. 90% belanja bulanan saya di Alfamidi/Indomaret, dari sprei sampai gelas minum saya bermotif batik dari berbagai daerah di Indonesia. Kalo saya tanyain bazar di acara ini lebih karena hobby saya koleksi barang khas dari 2 budaya, Indonesia dan Tionghoa,tok. Nah yg Tionghoa ini yg masih kurang. Klo budaya Indonesia itu anda bilang konsumtif, konsumtif itu kembali ke pribadi orang masing2 dibelahan dunia manapun not even Indonesia. Kenapa orang Indonesia konsumtif? Klo menurut saya sih karna udah turunan feodalnya kali, jd gengsi aja ama gaya yg digedein. Kebanyakannya gitu...kaleee. ... Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * Erik rsn...@yahoo. com *Sender: * budaya_tionghua@ yahoogroups. com *Date: *Sat, 03 Jul 2010 14:45:10 - *To: *budaya_tionghua@ yahoogroups. com *ReplyTo: * budaya_tionghua@ yahoogroups. com *Subject: *Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Azura Mazda mempertanyakan ada tidaknya KEBUDAYAAN INDONESIA. Menurut beliau yang ada hanyalah kebudayaan Sunda, Jawa, dll. Tidak pernah ada yang namanya Kebudayaan Indonesia. Oleh Agung Setiawan dijawab bahwa KEBUDAYAAN INDONESIA adalah sebutan untuk keseluruhan kebudayaan-kebudaya an yang ada di Indonesia, termasuk kebudayaan Sunda, Jawa dll yang disebut Azura Masda. Tapi, rupanya posting dari Kencanawati ini telah menjawab pertanyaan Azura Mazda. Ternyata yang namanya KEBUDAYAAN INDONESIA itu memang ada, yakni Bazar, Shopping. Itulah Budaya Pop Indonesia. Mengunjungi pusat pembelanjaan, jalan-jalan di Mall, ngeborong di bazar. Itulah kebiasaan orang Indonesia yang kini telah membudaya dan menjadi Kebudayaan khas Indonesia. Salam, Erik - - - - - - - -- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ::KaNia:: d_kencanawati@ ... wrote: Ada bazarnya gak? Kalau ada aku mw datang nih...shopping. ..shopping. .. ;p 'Two things are infinite: The Universe and Human Stupidity; and I'm not sure about the universe.' - Albert Einstein? ?This is the final test of a gentleman: his respect for those who can be of no possible value to him - William Lyon Phelps
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
*ada yg nonton opera sie djien koei , oleh teater koma bulan2 lalu ? * 2010/7/10 zho...@yahoo.com Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak. Jika sekarang prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain karena politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka ngomongnya sih pembauran, tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus menanggalkan budayanya. Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg berani menampilkan kesenian yg ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai teater koma pada awalnya juga sempat dilarang, pajangan barongsai di pintu masuk gdg kesenian juga dirampas penguasa. Opera Peking dr group Taiwan pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan sdh mulai dijual, tapi tiba2 dibatalkan krn dilarang penguasa. Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua merasa asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya pelaku keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian dlm wajah yg masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap dan dilebur jadi wajah baru. Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- *From: * Maria Claudia claudia_maria_...@yahoo.com *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Date: *Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 -0700 (PDT) *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa dipaksakan. Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus ada seniman Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah seniman tari - yang mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya) yang menggabungkan unsur budaya Tionghoa dan Indonesia, seperti usaha Bagong dulu yang menggabungkan tari jaipong dengan tarian Betawi dengan Sumatra Barat, sehingga yang nampak itu tarian khas Indonesia tapi kalo ditanya dari mana, orang tidak bisa jawab karena sudah meleburkan beberapa daerah. Contoh yang paling pas mungkin adalah gambang kromong yang sudah diklaim menjadi budaya Betawi. Siapa pun tidak bisa menyangkal bahwa gambang kromong kental dengan 'bunyi' ketionghoaannya. Masalahnya sekarang adalah masyarakat Tionghoa sendiri terbelah. Kalau tidak sangat ketionghoaan, ya kebarat-baratan, jarang ada orang Tionghoa yang mau mempelajari budaya dan kesenian Indonesia (mungkin karena itulah orang Tionghoa disebut eksklusif). Coba kalau ada seniman Tionghoa yang seperti Bagong, saya yakin dia akan dielu-elukan dan langsung diterima oleh orang Indonesia maupun masyarakat Tionghoa. Mungkin sekian puluh tahun atau bahkan sekian ratus tahun kemudian jenis kesenian tsb akan menjadi bahan pembicaraan seperti gambang kromong sekarang. Jadi siapa mau mulai? He he he ... -- *From:* Adi Mulya adimuly...@yahoo.co.id *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com *Sent:* Fri, July 9, 2010 2:06:12 AM *Subject:* Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa hallo para milist saya punya usul nih,kalau saya pribadi lebih suka seandainya Indonesia tu dari segi budaya tradisionalnya bisa tersentuh tradisiTionghoa disemua Kota sehinggabisa menepis kebudayaan dari Barat yang semakin merebak di negeri kita, dengan mengajarkan bahasa mandarin pada warga, danbudaya budaya lainnya --- Pada *Jum, 9/7/10, budi anto budic...@yahoo. com* menulis: Dari: budi anto budic...@yahoo. com Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 8:44 AM halo bang erik apakabar? justru ini yang di takutkan oleh pihak2 tertentu skarang tanah melayu di penuhi ornamen2 tionghua , terbukti seperti yang baru2 ini terjadi di tanjung balai n singkawang. ada kesan sekarang itu takutnya akan terjadi seperti di sing n di penang (salah satu negara bagian d malaysia), di mana bumi puteranya seharusnya makmur di negara nya malah sekarang mereka ada di pinggiran, dan di malaysia sekarang sedang hot2 nya isu ini. hal ini juga seperti nya di rasakan pada jaman orde baru di mana aksi2 budaya yang berbau tionghua tidak boleh di mainkan (entah itu berbau politik maupun biar tidak berkembang kebudayaan itu), di brunei juga sama di mana aktivitas yang berbau tionghua juga agak kurang. saya tidak tahu apakah memang di bedain atau karena apa, aktivitas chinatown di brunei juga ga seperti chinatown di negara lain yang biasa rame. salam, budiceng
[budaya_tionghua] Harmony Chinese Music Group Concert in Bandung with Indonesian Culture
Rekan-rekan sekalian setelah lama kami mengembara di dunia persilatan ijinkanlah kami sedikit ingin meminta petunjuk dari rekan-rekan sekalian dalam konser yang akan kami adakan di Bandung yang juga mengambil moment 17 Agustus : * Nama Acara : Indonesian Culture in Harmony * Venue : Aula CCF Jl. Purnawarman depan BEC * Tanggal : 14 Agustus 2010 * Waktu : pk. 19.00 - 21.30 * Pengisi : Harmony, Keroncong Progressive Orkes Plasu Minimal Solo dgn Sosiawan Leak, Sundanese Art Acara ini akan diisi dengan kolaborasi 3 kebudayaan dan performance dari masing2 group, Leak Sosiawan adalah seniman dari Solo yang menyutradarai Pasar Malam 76 dengan Mas Jaduk. Juga akan ditampilkan Yao Suping dengan suara emasnya. Semoga berkenan.
[budaya_tionghua] Re: Harmony Chinese Music Group Concert in Bandung with Indonesian Culture
sip boss, nanti owe hadir dah --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Andry Harmony harmony_an...@... wrote: Rekan-rekan sekalian setelah lama kami mengembara di dunia persilatan ijinkanlah kami sedikit ingin meminta petunjuk dari rekan-rekan sekalian dalam konser yang akan kami adakan di Bandung yang juga mengambil moment 17 Agustus : * Nama Acara : Indonesian Culture in Harmony * Venue : Aula CCF Jl. Purnawarman depan BEC * Tanggal : 14 Agustus 2010 * Waktu : pk. 19.00 - 21.30 * Pengisi : Harmony, Keroncong Progressive Orkes Plasu Minimal Solo dgn Sosiawan Leak, Sundanese Art Acara ini akan diisi dengan kolaborasi 3 kebudayaan dan performance dari masing2 group, Leak Sosiawan adalah seniman dari Solo yang menyutradarai Pasar Malam 76 dengan Mas Jaduk. Juga akan ditampilkan Yao Suping dengan suara emasnya. Semoga berkenan.
Re: [budaya_tionghua] Ayam Keluak
Agar semua mengerti - Pangium edule - nama latinnya dari kluwak - buahnya sebesar bola sepak dan bijinya yg ada didalam buah ini [20 biji] sangat beracun sekali. Racunnya adalah cyanide sama dgn racun didalam singkong utk industri --- jadi kalau tidak bisa mempersiapkannya kita bisa mati atau setidaknya agak mabok. Buah kluwak dlm bah. Malayu adalah buah kepayang dan dari sini kita mendapat istilah mabuk kepayang. [atau mati kepayang] Memang buah ini dimakan diseluruh asia tengara dan Papua incl kepulauan pacific didekatnya - tetapi mereka semua tahu utk mempersiapkannya. Pucung adalah isinya biji keluwak yg hanya direbus dan kemudian dicuci dgn aer yg mengalir selama minimal 24 jam agar semua cyanidenya larut hilang.. Kalau kurang lama bisa mabuk kepayang Kluwak utk rawon adalah buahnya yg sudah dimasak dan kemusian dikubur didalam tanah agar difermentasi. Isi bijinya berubah dari putih menjadi hitam. Kalau ingin tahu apakah racunnya sudah hilang karena belum pengalaman - silahkan kasih kebabi. Kalau mereka makan - racunnya sudah hilang. Jadi silahkan mencoba kalau ketemu pohon ini. Andreas From: Maria Claudia claudia_maria_...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, July 15, 2010 2:24:10 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Ayam Keluak Wah itu mah kalau di Bandung namanya kelewek. Itu bahan untuk masak rawon, bentuknya seperti batu segi tiga, warna kulitnya abu-abu kehitamhitaman, isinya hitam kalau yang tua, kalau yang masih muda warnanya coklat muda. Pilihnya yang berat, kalau yang ringan artinya masih muda. Harganya murah kok, paling-paling 1 bijinya seribu perak. Kalau di Bandung sih di tiap pasar juga ada, carinya di mbok-mbok yang jual bumbu-bumbu seperti kunyit, jahe dan teman-temannya. Semoga membantu. From: Dipo dipod...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, July 13, 2010 4:49:05 PM Subject: [budaya_tionghua] Ayam Keluak Rekan semua, Sewaktu membaca buku Peranakan Indonesia Tionghoa semalam, dibagian makanan (bagian pertama yang saya baca) disinggung tentang Ayam Keluak. Menurut buku itu, hidangan ini juga bisa didapatkan di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Buat saya ini informasi baru, sebelumnya saya mengira masakan ini khas Malaysia / Singapura. Apakah ada rekan2 yang tahu dimana bisa mendapatkan masakan ini ? Salam
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Waktu orba nama Chinese umumnya menggunakan lafal Hokkian atau Hakka, karena dua grup itu yang dominan, dialek Tiociu dalam ilmu bahasa diamasukkan ke dialek Hokkian hanya karena daerah terpisah agak berubah sedikit. Jadi nama seperti Lim Swie King, Tan Po Goan, Liem Thiam Hien, Nio Ju Lan dll yang lazim, ada satu dua yang menambah nama barat di depannya, tapi lazimnya itu panggilan saja, dalam surat lahirnya tak ada. Dari golongan Hakka atau juga Konghu akan muncul yang banyak marga Wong. seperti Wong Kam Fu dll. Khasnya karena ada bunyi wong dan huruf f yang dalam dialek Hokkian tak ada. Setelah budaya dan bahasa Tionghoa di larang, orang dianjurkan mengganti nama dengan nama Indonesia, atau nama Indonesia yang aneh kedengarannya dan dianggap agak wah, atau nama barat, kemudian muncul nama-nama Kristen setelah pengaruh Tionghoa terkikis dan kehampaan dimanfaatkan oleh golongan Kristen. Muncullah juga nama yang berasal pelesetan dari marga aslinya, Sutejo dari The, Gunawan dari Gouw, Oyong dari Auwyang, Limijaya dari Lim, Salim dan Halim juga dari Lim dan lain-lain. Dilarangnya perayaan Tionghoa seperti Tahun Baru Imlek, dan larangan pada Hari Tahun Baru Imlek mengunjungi kelenteng, menyebabkan orang kehilangan pegangan spiritual dan mencari pegangan lain, lalu mulailah orang pergi ke gereja yang juga secara sistimatis mengikis budaya Tionghoa. Beberapa nama Tionghoa yang terkenal dan tidak mau ganti nama dipaksa ganti, konon kabarnya ada yang dipanggil presiden dan presiden secara lisan mengatakan mulai hari ini namamu si anu. Kabarnya yang diperlakukan demikian termasuk Tan Ju Hok orang Indonesia pertama yang menggondol piala All England dan rekannya anggota tim bulutangkis yang malang melintang di dunia dengan prestasinya. Buku sejarah dan ilmu bumi porsi tentang Tiongkok dikecilkan sekecil mungkin, sampai dosen Universitas Katolik Parahijangan Bandung MAW Brouwer menulis di harian Kompas mengkritik, menurut dia bahkan banyak sekolah menghapuskan ilmu bumi dan sejarah Tiongkok, dia bilang mana mungkin menganggap negara dan bangsa Tionghoa yang berjumlah 600 juta (hasil sensus terakhir di sana) lebih, terbanyak di dunia dianggap tak ada di muka bumi, itu hanya akan membuat bodoh anak-anak kita. Dalam buku sejarah yang masih ada tentang Tiongkok sedikit lagi, banyak yang salah atau sengaja disalahkan, dikatakan Yuan Shikai (ejaan waktu itu Yuan Shih-kai) pendiri Partai Komunis Tiongkok. Buku penerbangan Garuda yang bisa diambil gratis di tiap bangku pesawat yang keluar negeri menempatkan kota-kota di Tiongkok di tempat yang salah. Saya heran, tidak tahu atau sengaja? Sebab dengan mudah bisa dicocokkan saja dengan peta perusahaan lain seperti Singapore Airline, Japan Airline, Cathay Pasific dll. yang tiap hari terbang ke Jakarta. Rasanya tak mungkin perusahaan penerbangan sebesar Garuda yang tidak tahu peta yang benar dan salah. Mana mungkin peta untuk pesawat terbang salah dan tak tahu. Memang waktu itu Garuda tidak terbang ke Tiongkok tapi masih terbang ke Hongkong. Saya masih ingat, saja simpan majalah dan buku yang ada kesalahan tersebut, hanya sayang tahun 1999 ketika saya pindah ke luar negeri karena terlalu banyak yang harus dibawa, saya buang. Belum kenal milis Budaya Tionghoa, entah sudah lahir atau belum, kalau tidak saya pasti serahkan pada moderator. Politik pembodohan masa di Indonesia menyebabkan satu generasi, hilang, mereka tak tahu fakta, bahkan tak tahu salah dan benar, apakah bahayanya kalau saya tahu letak sebuah kota yang namanya Shaoguan (dulu orang barat menyebutnya sebagai disebut Kukong. Mandarin Qujiang ) di Tiongkok? Apakah bahayanya bagi negara kalau kita tahu Yuan Shikai itu bukan pendiri partai komunis Tiongkok, tapi pejabat pemerintah dinasti Qing (Tjeng) yang kemudian sebagai hasil kompromi dengan dokter Sun Yat-sen presiden Pemerintah Revolusi Tiongkok, dihadiahkan jabatan sebagai presiden Repulblik Tiongkok, dan kemudian memproklamirkan diri menjadi kaisar! Akibat tentangan datang dari seluruh negara ia mati kena serangan jantung. Waktu itu belum ada Partai Komunis Tiongkok. Ada orang yang diinterogasi DPKN karena adiknya yang kena PP 10 lalu pulang ke Tiongkok, mengirim fotonya yang berdiri di depan gerbang Tian'anmen. Ia dituduh komunis karena gerbang Tian'anmen didirikan sebagai lambang komunisme! Apakah penginterogasi tak tahu atau hanya cari alasan untuk menangkap orang, Tian'anmen didirikan zaman dinasti Ming oleh kaisar dinasti Ming, jauh sebelum Karl Marx lahir, belum ada faham komunisme di dunia. Apalagi Mao Zedong, belum lahir! Lucu tapi nyata. Itulah orba. Sekarang kita hanya berharap, sisa pembodohan masa, dan penekanan terhadap budaya Tionghoa dan etnis Tionghoa yang sudah menjadi bagian bangsa Indonesia sedikit demi sedikit akan hilang. Masyarakat Tionghoa sendiri harus sadar, kalau dulu budayanya dipaksa dihilangkan, jangan sekali-kali mau menghilangkannya dengan bujukan