Re: [budaya_tionghua] Rawon Pucung Berkeluak Juga. (Was: Ayam Keluak)

2010-07-15 Terurut Topik Tjandra Ghozalli
Sebetulnya ayam keluak sama seperti sapi keluak atau gabus keluak, cuma bahan 
dagingnya yg beda. Saya pernah makan pepes pucung di rumah saya punya twakim, 
rasanya tuh pepesan eunak tenan, gurih dan wangi. Tapi setelah beliau berpulang 
- saya jadi kehilangan pepes pucung.  Ada yg tau di mana bisa beli pepes 
pucung? Soalnya dari penelusuran saya se Jabar, nggak ada yang jual tuh.  
RGDS.TG

--- On Wed, 7/14/10, Ophoeng opho...@yahoo.com wrote:

From: Ophoeng opho...@yahoo.com
Subject: [budaya_tionghua] Rawon  Pucung Berkeluak Juga. (Was: Ayam Keluak)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, July 14, 2010, 11:06 PM







 



  



  
  
  Bung Andipo dan TTM semuah,



Hai, apakabar? Sudah makan?



Saya belum pernah makan ayam keluak, juga ndak tahu di mana mesti cari menu ini 
di Jakarta, sorry. Tapi kalau lihat resep dan cara masaknya, kayaknya sih itu 
versi ayam untuk rawon daging sapi (Surabayan), atau pucung untuk gabus 
(Betawian).



Ketiga-tiga menu tsb memakai keluak sebagai bumbu utama, berkuah. Hanya saja 
beda di BBU - Bahan Baku Utama-nya, yakni ayam, sapi dan ikan gabus.



Dugaan saya, ayam keluak gak gitu populer di mari untuk dimasak 'rawon', karena 
jaman dulu ayam-nya masih ayam kampung tak berlemak, kurus-kering, jadi kurang 
sedep-mantep kalau dimasak rawon. Lebih sedep juga kalau dimasak opor yang pake 
santen. 



Bandingkan dengan rawon pakai daging sapi yang dipilih bagian berlemak - 
panas-panas makan gawon - sega rawon (nasi rawon) yang dikondimeni asinan telur 
bebek dan langunya si pendekar (pendek kekar) kecambah mentah dan sambel terasi 
yang ditumis dulu pake minyak jelantah wah. mending anda ajak mertua 
bareng makannya, daripada ntar beliau dicuekin ajah ketika lewat, jeh!



Beda ama sekarang, ayam-mya panm ayam negeri yang montok tak banyak gerak 
berlemak, mestinya sih akan enak juga dimasak rawon begitu. Seperti halnya 
sekarang, kayaknya ada kedai yang menawarkan variasi rawon dengan memakai 
tulang iga sapi sebagai BBU-nya.



Kalau anda mau, coba ajah pakai resep rawon untuk masak ayam keluak. Pilih 
ayam-nya yang gemuk bergajih, biar setara sedep-mantep gurihnya karena ada 
lemak itu. Atau lihat saja resep-nya di link berikut:



http://www.asianonlinerecipes.com/nyonya/ayam-buah-keluak.php

http://original-javanese-recipes.blogspot.com/2007/03/sop-rawon-east-java-traditional-beef.html

http://masakkue.blogspot.com/2008/10/gabus-pucung-pedas-makanan-indonesia.html



Ketiga resep itu semuanya memakai buah keluak sebagai bumbu utamanya. Hasilnya 
tentu saja kurang lebih sama.



Begitulah saja kira-kira ya.



Mong-omong, itu buku ttg Peranakan Indonesia di Indonesia atau di Malaysia?



Salam makan enak dan sehat,

Ophoeng



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dipo dipod...@... wrote:



Rekan semua,

 

Sewaktu membaca buku Peranakan Indonesia Tionghoa semalam, dibagian  makanan 
(bagian pertama yang saya baca) disinggung tentang Ayam Keluak. Menurut buku 
itu, hidangan ini juga bisa didapatkan di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Buat 
saya ini informasi baru, sebelumnya saya mengira masakan ini khas Malaysia / 
Singapura. Apakah ada rekan2 yang tahu dimana bisa mendapatkan masakan ini ? 

 

Salam






 





 



  






  

[budaya_tionghua] Re: Rawon Pucung Berkeluak Juga. (Was: Ayam Keluak)

2010-07-15 Terurut Topik Dipo
Ophoeng, ko David, pak Tjandra dan lainnya,

Saya pertama kali mencicipi ayam keluak di Singapuara, dan selama ini mengira 
hidangan itu khas Peranakan semenanjung Melayu. Memang seperti rawon, kuahnya 
hitam begitu. Baru tahu kalau masakan itu juga dikenal di Jawa Barat setelah 
membaca buku Peranakan Tionghoa Indonesia, Sebuah Perjalanan Budaya.

Ternyata ko David  pak Tjandra sudah pernah mencicipi masakan itu disini. 
Malah ternyata ada sapi  gabus keluak juga. Twakim pak Tjandra dulu tinggal di 
daerah mana ya ? 

Kalau masak sendiri saya takut, karena konon keluak itu mengandung racun. Lha 
saya bikin masakan dari bahan yang tidak beracun saja bisa sakit perut :D

Jadi sepertinya saya musti tunggu hidangan ini keluar di Mirah Delima.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli ghozalli2...@... 
wrote:

 Sebetulnya ayam keluak sama seperti sapi keluak atau gabus keluak, cuma bahan 
 dagingnya yg beda. Saya pernah makan pepes pucung di rumah saya punya twakim, 
 rasanya tuh pepesan eunak tenan, gurih dan wangi. Tapi setelah beliau 
 berpulang - saya jadi kehilangan pepes pucung.  Ada yg tau di mana bisa beli 
 pepes pucung? Soalnya dari penelusuran saya se Jabar, nggak ada yang jual 
 tuh.  RGDS.TG
 
 --- On Wed, 7/14/10, Ophoeng opho...@... wrote:
 
 From: Ophoeng opho...@...
 Subject: [budaya_tionghua] Rawon  Pucung Berkeluak Juga. (Was: Ayam Keluak)
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, July 14, 2010, 11:06 PM
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
   
 
 
 
   
   
   Bung Andipo dan TTM semuah,
 
 
 
 Hai, apakabar? Sudah makan?
 
 
 
 Saya belum pernah makan ayam keluak, juga ndak tahu di mana mesti cari menu 
 ini di Jakarta, sorry. Tapi kalau lihat resep dan cara masaknya, kayaknya sih 
 itu versi ayam untuk rawon daging sapi (Surabayan), atau pucung untuk gabus 
 (Betawian).
 
 
 
 Ketiga-tiga menu tsb memakai keluak sebagai bumbu utama, berkuah. Hanya saja 
 beda di BBU - Bahan Baku Utama-nya, yakni ayam, sapi dan ikan gabus.
 
 
 
 Dugaan saya, ayam keluak gak gitu populer di mari untuk dimasak 'rawon', 
 karena jaman dulu ayam-nya masih ayam kampung tak berlemak, kurus-kering, 
 jadi kurang sedep-mantep kalau dimasak rawon. Lebih sedep juga kalau dimasak 
 opor yang pake santen. 
 
 
 
 Bandingkan dengan rawon pakai daging sapi yang dipilih bagian berlemak - 
 panas-panas makan gawon - sega rawon (nasi rawon) yang dikondimeni asinan 
 telur bebek dan langunya si pendekar (pendek kekar) kecambah mentah dan 
 sambel terasi yang ditumis dulu pake minyak jelantah wah. mending 
 anda ajak mertua bareng makannya, daripada ntar beliau dicuekin ajah ketika 
 lewat, jeh!
 
 
 
 Beda ama sekarang, ayam-mya panm ayam negeri yang montok tak banyak gerak 
 berlemak, mestinya sih akan enak juga dimasak rawon begitu. Seperti halnya 
 sekarang, kayaknya ada kedai yang menawarkan variasi rawon dengan memakai 
 tulang iga sapi sebagai BBU-nya.
 
 
 
 Kalau anda mau, coba ajah pakai resep rawon untuk masak ayam keluak. Pilih 
 ayam-nya yang gemuk bergajih, biar setara sedep-mantep gurihnya karena ada 
 lemak itu. Atau lihat saja resep-nya di link berikut:
 
 
 
 http://www.asianonlinerecipes.com/nyonya/ayam-buah-keluak.php
 
 http://original-javanese-recipes.blogspot.com/2007/03/sop-rawon-east-java-traditional-beef.html
 
 http://masakkue.blogspot.com/2008/10/gabus-pucung-pedas-makanan-indonesia.html
 
 
 
 Ketiga resep itu semuanya memakai buah keluak sebagai bumbu utamanya. 
 Hasilnya tentu saja kurang lebih sama.
 
 
 
 Begitulah saja kira-kira ya.
 
 
 
 Mong-omong, itu buku ttg Peranakan Indonesia di Indonesia atau di Malaysia?
 
 
 
 Salam makan enak dan sehat,
 
 Ophoeng
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dipo dipodipo@ wrote:
 
 
 
 Rekan semua,
 
  
 
 Sewaktu membaca buku Peranakan Indonesia Tionghoa semalam, dibagian  makanan 
 (bagian pertama yang saya baca) disinggung tentang Ayam Keluak. Menurut buku 
 itu, hidangan ini juga bisa didapatkan di Indonesia, khususnya Jawa Barat. 
 Buat saya ini informasi baru, sebelumnya saya mengira masakan ini khas 
 Malaysia / Singapura. Apakah ada rekan2 yang tahu dimana bisa mendapatkan 
 masakan ini ? 
 
  
 
 Salam





Re: [budaya_tionghua] Ayam Keluak

2010-07-15 Terurut Topik Maria Claudia
Wah itu mah kalau di Bandung namanya kelewek. Itu bahan untuk masak rawon, 
bentuknya seperti batu segi tiga, warna kulitnya abu-abu kehitamhitaman, isinya 
hitam kalau yang tua, kalau yang masih muda warnanya coklat muda. Pilihnya yang 
berat, kalau yang ringan artinya masih muda. Harganya murah kok, paling-paling 
1 
bijinya seribu perak. Kalau di Bandung sih di tiap pasar juga ada, carinya di 
mbok-mbok yang jual bumbu-bumbu seperti kunyit, jahe dan teman-temannya.

Semoga membantu.



From: Dipo dipod...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tue, July 13, 2010 4:49:05 PM
Subject: [budaya_tionghua] Ayam Keluak

  
Rekan semua,

Sewaktu membaca buku Peranakan Indonesia Tionghoa semalam, dibagian  makanan 
(bagian pertama yang saya baca) disinggung tentang Ayam Keluak. Menurut buku 
itu, hidangan ini juga bisa didapatkan di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Buat 
saya ini informasi baru, sebelumnya saya mengira masakan ini khas Malaysia / 
Singapura. Apakah ada rekan2 yang tahu dimana bisa mendapatkan masakan ini ? 


Salam


 


  

Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-15 Terurut Topik Maria Claudia
Lho tapi kan sebelum Suharto berkuasa orang Tionghoa bebas mempraktekkan 
tradisi 
leluhur, Imlek boleh dirayakan, nama ga usah diganti. Begitu Suharto berkuasa, 
semua yang berbau China harus diubah seolah-olah kalau memakai embel-embel 
ketionghoaan itu dosa besar. Pakai nama 3 huruf aja diejek-ejek teman sekolah, 
padalah mereka sama-sama orang Tionghoa. Sampai urusan cinta aja kok pemerintah 
ikut-ikutan. Apa ga lucu? Pemerintah itu urusin aja gimana caranya 
mensejahterakan rakyat, bukan ngurusin siapa harus kawin sama siapa. Kalo bukan 
kesalahan Suharto, mungkin nama Indonesian Chinese itu seperti di luar negeri : 
Henry Chen, Elizabeth Chou. Dan pastinya Ardian Chen ? he he he 
.. bukannya Andian C ... (Chandra?) . Hayo ... 
apa itu bukan dosanya Suharto?






From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, July 11, 2010 9:25:01 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

  

kok jadi dosanya suharto seh ? sebelon suharto berkuasa jg udah ada segelintir 
org yg malu jadi org tionghoa dan budayanya. mrk inilah yg waktu suharto 
berkuasa ngomporin hehehehehehhehe

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia claudia_maria_...@... 
wrote:

 Iya,kan saya juga udah bilang, itu dosanya Suharto. Dan saya sih lebih 
 percaya 

 kalau program asimilasi Suharto itu lebih ke arah genocide, buktinya pada 
 akhir 

 masa jabatannya genocide itu benar-benar dilakukan kan, meskipun tidak merata 
ke 

 seluruh Indonesia? Mudah-mudahan akan ada lebih banyak Ryantiarno sekarang 
 ini, 

 pada saat semua orang boleh bebas bicara ...
 
 
 
 
 
 From: zho...@... zho...@...
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Sat, July 10, 2010 5:02:17 AM
 Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
 
 
 Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke 
 dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang 
 potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak. 
 
 
 Jika sekarang prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain karena 
 politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka ngomongnya sih 
 pembauran, tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus menanggalkan 
budayanya. 

 Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg berani menampilkan kesenian 
yg 

 ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai teater koma pada awalnya juga sempat 
 dilarang, pajangan barongsai di pintu masuk gdg kesenian juga dirampas 
penguasa. 

 Opera Peking dr group Taiwan pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan 
 sdh 

 mulai dijual, tapi tiba2 dibatalkan krn dilarang penguasa.
 
 Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua 
 merasa 

 asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya pelaku 
 keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian dlm wajah 
yg 

 masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap dan dilebur 
 jadi 

 wajah baru.
 
 Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam 
 zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti 
 Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa.
 
 
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 
 From:  Maria Claudia claudia_maria_ a...@yahoo. com 
 Sender:  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
 Date: Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 -0700 (PDT)
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 ReplyTo:  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
 Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
 
 Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa dipaksakan. 
 Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus ada seniman 
 Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah seniman tari - 
 yang 

 mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya) yang menggabungkan 
 unsur 

 budaya Tionghoa dan Indonesia, seperti usaha Bagong dulu yang menggabungkan 
tari 

 jaipong dengan tarian Betawi dengan Sumatra Barat, sehingga yang nampak itu 
 tarian khas Indonesia tapi kalo ditanya dari mana, orang tidak bisa jawab 
karena 

 sudah meleburkan beberapa daerah. Contoh yang paling pas mungkin adalah 
 gambang 

 kromong yang sudah diklaim menjadi budaya Betawi. Siapa pun tidak bisa 
 menyangkal bahwa gambang kromong kental dengan 'bunyi' ketionghoaannya.
 
 Masalahnya sekarang adalah  masyarakat Tionghoa sendiri terbelah. Kalau tidak 
 sangat ketionghoaan, ya kebarat-baratan, jarang ada orang Tionghoa yang mau 
 mempelajari budaya dan kesenian Indonesia (mungkin karena itulah orang 
 Tionghoa 

 disebut eksklusif). Coba kalau ada seniman Tionghoa yang seperti Bagong, saya 
 yakin dia akan dielu-elukan dan langsung diterima oleh orang Indonesia maupun 
 masyarakat Tionghoa. Mungkin sekian puluh tahun atau bahkan sekian ratus 
 tahun 

 

Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-15 Terurut Topik ardian_c
demikianlah yg kudenger , demikianlah yg kubaca, masa sebelon suharto berkuasa, 
ada segelintir org2 yg berdarah tionghoa tapi ngerasa identitas ketionghoaannya 
itu adalah beban kalu gak mau gw sebut kutukan buat mrk, malah mrk ngomonk kalu 
org tionghoa yg masih berbudaya leluhur itu tidak nasionalis. mesti ganti nama, 
berbaur, menikah, kalu perlu ganti agama. soalnya agama org tionghoa itu 
orientasi leluhur getu.
trus jg mrk bentuk yg namanya LPKB.

untungnya masa orla, bung karno itu menjunjung persatuan tanpa prasangka rasial 
getu. jadi tradisi dsbnya boleh dipertunjukkan didepan umum.

btw katanya salah satu tokohnya lpkb itu doeloe pernah ngomong di amrik,kalu 
die sebenernya ngusulin semua yg berbau tionghoa dilarang.





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia claudia_maria_...@... 
wrote:

 Lho tapi kan sebelum Suharto berkuasa orang Tionghoa bebas mempraktekkan 
 tradisi 
 leluhur, Imlek boleh dirayakan, nama ga usah diganti. Begitu Suharto 
 berkuasa, 
 semua yang berbau China harus diubah seolah-olah kalau memakai embel-embel 
 ketionghoaan itu dosa besar. Pakai nama 3 huruf aja diejek-ejek teman 
 sekolah, 
 padalah mereka sama-sama orang Tionghoa. Sampai urusan cinta aja kok 
 pemerintah 
 ikut-ikutan. Apa ga lucu? Pemerintah itu urusin aja gimana caranya 
 mensejahterakan rakyat, bukan ngurusin siapa harus kawin sama siapa. Kalo 
 bukan 
 kesalahan Suharto, mungkin nama Indonesian Chinese itu seperti di luar negeri 
 : 
 Henry Chen, Elizabeth Chou. Dan pastinya Ardian Chen ? he he he 
 .. bukannya Andian C ... (Chandra?) . Hayo 
 ... 
 apa itu bukan dosanya Suharto?
 
 
 
 
 
 
 From: ardian_c ardia...@...
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Sun, July 11, 2010 9:25:01 PM
 Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
 
   
 
 kok jadi dosanya suharto seh ? sebelon suharto berkuasa jg udah ada 
 segelintir 
 org yg malu jadi org tionghoa dan budayanya. mrk inilah yg waktu suharto 
 berkuasa ngomporin hehehehehehhehe
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia claudia_maria_ata@ 
 wrote:
 
  Iya,kan saya juga udah bilang, itu dosanya Suharto. Dan saya sih lebih 
  percaya 
 
  kalau program asimilasi Suharto itu lebih ke arah genocide, buktinya pada 
  akhir 
 
  masa jabatannya genocide itu benar-benar dilakukan kan, meskipun tidak 
  merata 
 ke 
 
  seluruh Indonesia? Mudah-mudahan akan ada lebih banyak Ryantiarno sekarang 
  ini, 
 
  pada saat semua orang boleh bebas bicara ...
  
  
  
  
  
  From: zhoufy@ zhoufy@
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Sat, July 10, 2010 5:02:17 AM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
  
  
  Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke 
  dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang 
  potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak. 
  
  
  Jika sekarang prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain 
  karena 
  politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka ngomongnya sih 
  pembauran, tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus menanggalkan 
 budayanya. 
 
  Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg berani menampilkan 
  kesenian 
 yg 
 
  ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai teater koma pada awalnya juga 
  sempat 
  dilarang, pajangan barongsai di pintu masuk gdg kesenian juga dirampas 
 penguasa. 
 
  Opera Peking dr group Taiwan pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan 
  sdh 
 
  mulai dijual, tapi tiba2 dibatalkan krn dilarang penguasa.
  
  Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua 
  merasa 
 
  asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya pelaku 
  keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian dlm 
  wajah 
 yg 
 
  masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap dan dilebur 
  jadi 
 
  wajah baru.
  
  Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam 
  zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti 
  Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa.
  
  
  
  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT
  
  
  From:  Maria Claudia claudia_maria_ a...@yahoo. com 
  Sender:  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
  Date: Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 -0700 (PDT)
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  ReplyTo:  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
  
  Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa 
  dipaksakan. 
  Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus ada 
  seniman 
  Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah seniman tari - 
  yang 
 
  mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya) yang menggabungkan 
  unsur 
 
  budaya 

Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-15 Terurut Topik Dada
yang anda bicarakan itu budaya pop , bukan budaya adiluhung
mengeksploitasi kekurangan fisik itu yah untuk memancing mati ketawa pop ,
slapstick , tidak pake mikir ,  dan memang cocok untuk indonesia ...memang
mau mengharapkan apa lagi ,  sekiranya anda produser di indonesia cobalah
buat sesuatu yg bermutu , susah lakunya , mungkin terancam bangkrut ,.



2010/7/5 Maria Claudia claudia_maria_...@yahoo.com



 Ngomong-ngomong soal budaya, saya kira orang Indonesia ini lagi pada mabok.
 Coba lihat acara-acara komedi di TV. Mana ada yang merepresentasikan budaya
 Indonesia yang katanyha adiluhung itu kecuali pakaiannya? Jaman sekarang ini
 jaman budaya pelecehan. Setiap acara lucu-lucuan di TV pasti ada orang
 cebolnya (Ucok misalnya), yang gendutnya (Pretty Asmara), yang bancinya
 (Aming), yang gagap (lupa namanya), yang latah (mpok Ati) atau saling ejek
 (seperti di Demo crazy). Memangnya kalau tidak mengexploitasi kekurangan
 fisik itu ga bisa melucu apa? Padahal setahu saya orang Indonesia itu adalah
 orang yang sopan   dan ramah. Saya secara pribadi sih tersinggung kalau ada
 komedi yang menggambarkan encek-encek yang pelo, terus rambutnya dikepang.
 Engkong saya juga datang dari China tapi rambutnya ga dikepang tuh dan papa
 saya ga pelo tuh  Malahan saudara-saudara saya yang ngerti
 sejarah China bilang bahwa orang Chinese dikepang itu adalah suatu
 penghinaan terhadap orang Tionggoan, karena itu menandakan penjajahan wangsa
 Ching terhadap orang Tionggoan. Kok orang-orang INTI ga ada yang protes ya?
 Atau saudara-saudara saya yang salah?


 --
 *From:* d_kencanaw...@yahoo.com d_kencanaw...@yahoo.com

 *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Sent:* Sat, July 3, 2010 8:27:12 AM

 *Subject:* Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa



 Saya gak tau midnight sale kayak apa, saya gak tau ada apa saja di mal. 90%
 belanja bulanan saya di Alfamidi/Indomaret, dari sprei sampai gelas minum
 saya bermotif batik dari berbagai daerah di Indonesia.
 Kalo saya tanyain bazar di acara ini lebih karena hobby saya koleksi barang
 khas dari 2 budaya, Indonesia dan Tionghoa,tok. Nah yg Tionghoa ini yg masih
 kurang.
 Klo budaya Indonesia itu anda bilang konsumtif, konsumtif itu kembali ke
 pribadi orang masing2 dibelahan dunia manapun not even Indonesia.
 Kenapa orang Indonesia konsumtif? Klo menurut saya sih karna udah turunan
 feodalnya kali, jd gengsi aja ama gaya yg digedein. Kebanyakannya
 gitu...kaleee. ...

 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * Erik rsn...@yahoo. com
 *Sender: * budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 *Date: *Sat, 03 Jul 2010 14:45:10 -
 *To: *budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 *ReplyTo: * budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 *Subject: *Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa



 Azura Mazda mempertanyakan ada tidaknya KEBUDAYAAN INDONESIA. Menurut
 beliau yang ada hanyalah kebudayaan Sunda, Jawa, dll. Tidak pernah ada yang
 namanya Kebudayaan Indonesia.

 Oleh Agung Setiawan dijawab bahwa KEBUDAYAAN INDONESIA adalah sebutan untuk
 keseluruhan kebudayaan-kebudaya an yang ada di Indonesia, termasuk
 kebudayaan Sunda, Jawa dll yang disebut Azura Masda.

 Tapi, rupanya posting dari Kencanawati ini telah menjawab pertanyaan Azura
 Mazda. Ternyata  yang namanya KEBUDAYAAN INDONESIA itu memang ada, yakni  
 Bazar,
 Shopping. Itulah Budaya Pop Indonesia.

 Mengunjungi pusat pembelanjaan, jalan-jalan di Mall, ngeborong di bazar.
 Itulah kebiasaan orang Indonesia yang kini telah membudaya dan menjadi
 Kebudayaan khas Indonesia.

 Salam,



 Erik

  - - - - - -
 - --

  In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ::KaNia:: d_kencanawati@ ...
 wrote:
 
  Ada bazarnya gak? Kalau ada aku mw datang nih...shopping. ..shopping. ..
 ;p
 
  'Two things are infinite: The Universe and Human Stupidity; and I'm not
 sure about the universe.'
  - Albert Einstein?
  ?This is the final test of a gentleman: his respect for those who can be
 of no possible value to him
  - William Lyon Phelps

  



Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-15 Terurut Topik Dada
*ada yg nonton opera sie djien koei , oleh teater koma bulan2 lalu ?
*

2010/7/10 zho...@yahoo.com



 Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke
 dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang
 potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak.

 Jika sekarang prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain
 karena politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka
 ngomongnya sih pembauran, tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus
 menanggalkan budayanya. Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg
 berani menampilkan kesenian yg ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai
 teater koma pada awalnya juga sempat dilarang, pajangan barongsai di pintu
 masuk gdg kesenian juga dirampas penguasa. Opera Peking dr group Taiwan
 pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan sdh mulai dijual, tapi tiba2
 dibatalkan krn dilarang penguasa.

 Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua
 merasa asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya
 pelaku keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian
 dlm wajah yg masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap
 dan dilebur jadi wajah baru.

 Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam
 zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti
 Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa.



 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * Maria Claudia claudia_maria_...@yahoo.com
 *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Date: *Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 -0700 (PDT)
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa



 Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa
 dipaksakan. Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus
 ada seniman Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah
 seniman tari - yang mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya)
 yang menggabungkan unsur budaya Tionghoa dan Indonesia, seperti usaha Bagong
 dulu yang menggabungkan tari jaipong dengan tarian Betawi dengan Sumatra
 Barat, sehingga yang nampak itu tarian khas Indonesia tapi kalo ditanya dari
 mana, orang tidak bisa jawab karena sudah meleburkan beberapa daerah. Contoh
 yang paling pas mungkin adalah gambang kromong yang sudah diklaim menjadi
 budaya Betawi. Siapa pun tidak bisa menyangkal bahwa gambang kromong kental
 dengan 'bunyi' ketionghoaannya.

 Masalahnya sekarang adalah masyarakat Tionghoa sendiri terbelah. Kalau
 tidak sangat ketionghoaan, ya kebarat-baratan, jarang ada orang Tionghoa
 yang mau mempelajari budaya dan kesenian Indonesia (mungkin karena itulah
 orang Tionghoa disebut eksklusif). Coba kalau ada seniman Tionghoa yang
 seperti Bagong, saya yakin dia akan dielu-elukan dan langsung diterima oleh
 orang Indonesia maupun masyarakat Tionghoa. Mungkin sekian puluh tahun atau
 bahkan sekian ratus tahun kemudian jenis kesenian tsb akan menjadi bahan
 pembicaraan seperti gambang kromong sekarang.

 Jadi siapa mau mulai? He he he ...


 --
 *From:* Adi Mulya adimuly...@yahoo.co.id
 *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Sent:* Fri, July 9, 2010 2:06:12 AM
 *Subject:* Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa



 hallo para milist saya punya usul nih,kalau saya pribadi lebih suka
 seandainya Indonesia tu dari segi budaya tradisionalnya bisa tersentuh
 tradisiTionghoa disemua Kota sehinggabisa menepis kebudayaan dari Barat yang
 semakin merebak di negeri kita, dengan mengajarkan bahasa mandarin pada
 warga, danbudaya budaya lainnya

 --- Pada *Jum, 9/7/10, budi anto budic...@yahoo. com* menulis:


 Dari: budi anto budic...@yahoo. com
 Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
 Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 8:44 AM



 halo bang erik apakabar? justru ini yang di takutkan oleh pihak2 tertentu
 skarang tanah melayu di penuhi ornamen2 tionghua , terbukti seperti yang
 baru2 ini terjadi di tanjung balai n singkawang.

 ada kesan sekarang itu takutnya akan terjadi seperti di sing n di penang
 (salah satu negara bagian d malaysia), di mana bumi puteranya seharusnya
 makmur di negara nya malah sekarang mereka ada di pinggiran, dan di malaysia
 sekarang sedang hot2 nya isu ini.

 hal ini juga seperti nya di rasakan pada jaman orde baru di mana aksi2
 budaya yang berbau tionghua tidak boleh di mainkan (entah itu berbau politik
 maupun biar tidak berkembang kebudayaan itu), di brunei juga sama di mana
 aktivitas yang berbau tionghua juga agak kurang. saya tidak tahu apakah
 memang di bedain atau karena apa, aktivitas chinatown di brunei juga ga
 seperti chinatown di negara lain yang biasa rame.

 salam,

 budiceng




 

[budaya_tionghua] Harmony Chinese Music Group Concert in Bandung with Indonesian Culture

2010-07-15 Terurut Topik Andry Harmony
Rekan-rekan sekalian setelah lama kami mengembara di dunia persilatan
ijinkanlah kami sedikit ingin meminta petunjuk dari rekan-rekan sekalian
dalam konser yang akan kami adakan di Bandung yang juga mengambil moment
17 Agustus :

* Nama Acara : Indonesian Culture in Harmony
* Venue : Aula CCF Jl. Purnawarman depan BEC
* Tanggal  : 14 Agustus 2010

* Waktu : pk. 19.00 - 21.30
* Pengisi   : Harmony, Keroncong Progressive Orkes Plasu
Minimal  Solo dgn Sosiawan Leak, Sundanese Art
Acara ini akan diisi dengan kolaborasi 3 kebudayaan dan performance dari
masing2 group, Leak Sosiawan adalah seniman dari Solo yang menyutradarai
Pasar Malam 76 dengan Mas Jaduk. Juga akan ditampilkan Yao Suping dengan
suara emasnya.
Semoga berkenan.



[budaya_tionghua] Re: Harmony Chinese Music Group Concert in Bandung with Indonesian Culture

2010-07-15 Terurut Topik ardian_c
sip boss, nanti owe hadir dah

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Andry Harmony harmony_an...@... 
wrote:

 Rekan-rekan sekalian setelah lama kami mengembara di dunia persilatan
 ijinkanlah kami sedikit ingin meminta petunjuk dari rekan-rekan sekalian
 dalam konser yang akan kami adakan di Bandung yang juga mengambil moment
 17 Agustus :
 
 * Nama Acara : Indonesian Culture in Harmony
 * Venue : Aula CCF Jl. Purnawarman depan BEC
 * Tanggal  : 14 Agustus 2010
 
 * Waktu : pk. 19.00 - 21.30
 * Pengisi   : Harmony, Keroncong Progressive Orkes Plasu
 Minimal  Solo dgn Sosiawan Leak, Sundanese Art
 Acara ini akan diisi dengan kolaborasi 3 kebudayaan dan performance dari
 masing2 group, Leak Sosiawan adalah seniman dari Solo yang menyutradarai
 Pasar Malam 76 dengan Mas Jaduk. Juga akan ditampilkan Yao Suping dengan
 suara emasnya.
 Semoga berkenan.





Re: [budaya_tionghua] Ayam Keluak

2010-07-15 Terurut Topik ANDREAS MIHARDJA
Agar semua mengerti - 
Pangium edule - nama latinnya dari kluwak - buahnya sebesar bola sepak dan 
bijinya yg ada didalam buah ini [20 biji] sangat beracun sekali. Racunnya 
adalah 
cyanide sama dgn racun didalam singkong utk industri --- jadi kalau tidak bisa 
mempersiapkannya kita bisa mati atau setidaknya agak mabok.  Buah kluwak dlm 
bah. Malayu adalah buah kepayang dan dari sini kita mendapat istilah mabuk 
kepayang. [atau mati kepayang]

Memang buah ini dimakan diseluruh asia tengara dan Papua incl kepulauan pacific 
didekatnya - tetapi mereka semua tahu utk mempersiapkannya. Pucung adalah 
isinya 
biji keluwak yg hanya direbus dan kemudian dicuci dgn aer yg mengalir selama 
minimal 24 jam agar semua cyanidenya larut hilang.. Kalau kurang lama bisa 
mabuk 
kepayang
Kluwak utk rawon adalah buahnya yg sudah dimasak dan kemusian dikubur didalam 
tanah agar difermentasi. Isi bijinya berubah dari putih menjadi hitam.
Kalau ingin tahu apakah racunnya sudah hilang karena belum pengalaman - 
silahkan 
kasih kebabi. Kalau mereka makan - racunnya sudah hilang.

Jadi silahkan mencoba kalau ketemu pohon ini.

Andreas




From: Maria Claudia claudia_maria_...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, July 15, 2010 2:24:10 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Ayam Keluak

 


Wah itu mah kalau di Bandung namanya kelewek. Itu bahan untuk masak rawon, 
bentuknya seperti batu segi tiga, warna kulitnya abu-abu kehitamhitaman, isinya 
hitam kalau yang tua, kalau yang masih muda warnanya coklat muda. Pilihnya yang 
berat, kalau yang ringan artinya masih muda. Harganya murah kok, paling-paling 
1 
bijinya seribu perak. Kalau di Bandung sih di tiap pasar juga ada, carinya di 
mbok-mbok yang jual bumbu-bumbu seperti kunyit, jahe dan teman-temannya.

Semoga membantu.



From: Dipo dipod...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tue, July 13, 2010 4:49:05 PM
Subject: [budaya_tionghua] Ayam Keluak

  
Rekan semua,

Sewaktu membaca buku Peranakan Indonesia Tionghoa semalam, dibagian  makanan 
(bagian pertama yang saya baca) disinggung tentang Ayam Keluak. Menurut buku 
itu, hidangan ini juga bisa didapatkan di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Buat 
saya ini informasi baru, sebelumnya saya mengira masakan ini khas Malaysia / 
Singapura. Apakah ada rekan2 yang tahu dimana bisa mendapatkan masakan ini ? 


Salam







Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-15 Terurut Topik liang u
Waktu orba nama Chinese umumnya menggunakan lafal Hokkian atau Hakka, karena 
dua 
grup itu yang dominan, dialek Tiociu dalam ilmu bahasa diamasukkan ke dialek 
Hokkian hanya karena daerah terpisah agak berubah sedikit. Jadi nama seperti 
Lim 
Swie King, Tan Po Goan, Liem Thiam Hien, Nio Ju Lan dll yang lazim, ada satu 
dua 
yang menambah nama barat di depannya, tapi lazimnya itu panggilan saja, dalam 
surat lahirnya tak ada. 

Dari golongan Hakka atau juga Konghu akan muncul yang banyak marga Wong. 
seperti 
Wong Kam Fu dll. Khasnya karena  ada bunyi wong dan huruf f yang dalam dialek 
Hokkian tak ada. 

Setelah budaya dan bahasa Tionghoa di larang, orang dianjurkan mengganti nama 
dengan nama Indonesia, atau nama Indonesia yang aneh kedengarannya dan dianggap 
agak wah, atau nama barat, kemudian muncul nama-nama Kristen setelah pengaruh 
Tionghoa terkikis dan kehampaan dimanfaatkan oleh golongan Kristen. Muncullah 
juga nama yang berasal pelesetan dari marga aslinya, Sutejo dari The, Gunawan 
dari Gouw, Oyong dari Auwyang, Limijaya dari Lim, Salim dan Halim juga dari Lim 
dan lain-lain. Dilarangnya perayaan Tionghoa seperti Tahun Baru Imlek, dan 
larangan pada Hari Tahun Baru Imlek mengunjungi kelenteng, menyebabkan orang 
kehilangan pegangan spiritual dan  mencari pegangan lain, lalu mulailah orang 
pergi ke gereja yang juga secara sistimatis mengikis budaya Tionghoa. 

Beberapa nama Tionghoa yang terkenal dan tidak mau ganti nama dipaksa ganti, 
konon kabarnya ada yang dipanggil presiden dan presiden secara lisan mengatakan 
mulai hari ini namamu si anu. Kabarnya yang diperlakukan demikian termasuk Tan 
Ju Hok orang Indonesia pertama yang menggondol piala All England dan rekannya 
anggota tim bulutangkis yang malang melintang di dunia dengan prestasinya. 

Buku sejarah dan ilmu bumi porsi tentang Tiongkok dikecilkan sekecil mungkin, 
sampai dosen Universitas Katolik Parahijangan Bandung MAW Brouwer menulis di 
harian Kompas mengkritik, menurut dia bahkan banyak sekolah menghapuskan ilmu 
bumi dan sejarah Tiongkok, dia bilang mana mungkin menganggap negara dan bangsa 
Tionghoa yang berjumlah 600 juta (hasil sensus terakhir di sana) lebih, 
terbanyak di dunia dianggap tak ada di muka bumi, itu hanya akan membuat bodoh 
anak-anak kita.
Dalam buku sejarah yang masih ada tentang Tiongkok sedikit lagi, banyak yang 
salah atau sengaja disalahkan, dikatakan Yuan Shikai (ejaan waktu itu Yuan 
Shih-kai) pendiri Partai Komunis Tiongkok. Buku penerbangan Garuda yang bisa 
diambil gratis di tiap bangku pesawat yang keluar negeri menempatkan kota-kota 
di Tiongkok di tempat yang salah. Saya heran, tidak tahu atau sengaja? Sebab 
dengan mudah bisa dicocokkan saja dengan peta perusahaan lain seperti Singapore 
Airline, Japan Airline, Cathay Pasific dll. yang tiap hari terbang ke Jakarta. 
Rasanya tak mungkin perusahaan penerbangan sebesar Garuda yang tidak tahu peta 
yang benar dan salah. Mana mungkin peta untuk pesawat terbang salah dan tak 
tahu. Memang waktu itu Garuda tidak terbang ke Tiongkok tapi masih terbang ke 
Hongkong. 

Saya masih ingat, saja simpan majalah dan buku yang ada kesalahan tersebut, 
hanya sayang tahun 1999 ketika saya pindah ke luar negeri karena terlalu banyak 
yang harus dibawa, saya buang. Belum kenal milis Budaya Tionghoa, entah sudah 
lahir atau belum, kalau tidak saya pasti serahkan pada moderator. 

Politik pembodohan masa di Indonesia menyebabkan satu generasi, hilang, mereka 
tak tahu fakta, bahkan tak tahu salah dan benar, apakah bahayanya kalau saya 
tahu letak  sebuah kota yang namanya Shaoguan (dulu orang barat menyebutnya 
sebagai disebut Kukong. Mandarin Qujiang ) di Tiongkok? Apakah bahayanya bagi 
negara kalau kita tahu Yuan Shikai itu bukan pendiri partai komunis Tiongkok, 
tapi pejabat pemerintah dinasti Qing (Tjeng) yang kemudian sebagai hasil 
kompromi dengan dokter Sun Yat-sen presiden Pemerintah Revolusi Tiongkok, 
dihadiahkan jabatan sebagai presiden Repulblik Tiongkok, dan kemudian 
memproklamirkan diri menjadi kaisar! Akibat tentangan datang dari seluruh 
negara 
ia mati kena serangan jantung. Waktu itu belum ada Partai Komunis Tiongkok.
Ada orang yang diinterogasi DPKN karena adiknya yang kena PP 10 lalu pulang ke 
Tiongkok, mengirim fotonya yang  berdiri di depan gerbang Tian'anmen. Ia 
dituduh 
komunis karena gerbang Tian'anmen didirikan sebagai lambang komunisme! Apakah 
penginterogasi tak tahu atau hanya cari alasan untuk menangkap orang, 
Tian'anmen 
didirikan zaman dinasti Ming oleh kaisar dinasti Ming, jauh sebelum Karl Marx 
lahir, belum ada faham komunisme di dunia. Apalagi Mao Zedong, belum lahir! 

Lucu tapi nyata. Itulah orba. Sekarang kita hanya berharap, sisa pembodohan 
masa, dan penekanan terhadap budaya Tionghoa dan etnis Tionghoa yang sudah 
menjadi bagian bangsa Indonesia sedikit demi sedikit akan hilang. Masyarakat 
Tionghoa sendiri harus sadar, kalau dulu budayanya dipaksa dihilangkan, jangan 
sekali-kali mau menghilangkannya dengan bujukan