[budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia

2008-02-22 Thread harry alim
Beberapa belas tahun yang lalu, waktu pertama sekali menginjak ke Tiongkok, 
Beijing waktu itu, banyak hal terasa berbeda, dan khususnya tentang 
kelenteng, terasa benar perbedaan, kelenteng di Tiongkok dan di Indonesia.
Setelah mengamati kelenteng di Tiongkok utara, di selatan, timur, barat dan 
tengah, dan mencoba mendalami sejarah, baru kemudian terasa benang merahnya.

Tentu saja tulisan ini dibuat oleh seorang awam, bukan untuk diperdebatkan, 
tetapi mungkin pengamatannya bisa digunakan untuk menambah masukan. Tetapi 
tetap lah perlu juga di catat, bisa jadi pengamatan yang dituliskan disini 
tidak cukup banyak untuk mewakili pembentukan satu pendapat.

Sebenarnya yang disebut dengan kelenteng di tulisan ini, ada bermacam macam 
aslinya , ada yang di sebut miao, si, guan, ting dllsb. Tetapi untuk 
memudahkan semuanya di sebut kelenteng, karena yang di Indonesia (dalam 
bahasa Indonesia atau bahasa lokal populer) semuanya di sebut kelenteng. 
Walaupun sebenarnya dari sebutan aslinya sudah menunjukkan paling tidak 
sedikit perbedaan. Agar tidak larut dalam masalah perbedaan penyebutan nya, 
maka semua disebut kelenteng.

Jadi kelenteng dalam hal ini lebih merujuk kepada semua bangunan yang 
digunakan orang Tionghua untuk melakukan kegiatan keagamaan atau 
kepercayaannya diluar dari agama yang datang dari barat seperti kristen, 
katolik dan islam.

Di Beijing ada kelenteng Budha, ada kelenteng Tao, tetapi sedikit susah 
untuk mencari kelenteng Khong Hu Cu. Di Qu Fu, kota kelahiran Khong Hu Cu, 
di samping rumah Khong Hu Cu ada sebuah kelenteng yang dipersembahkan untuk 
menghormati Khong Hu Cu.

Di Tiongkok sebelah utara, baik di Hebei, Shanxi, Shaanxi, Gansu, XinJiang, 
LiaoNing, kebanyakan terdapat pemisahan yang jelas kelenteng Budha dan 
kelenteng Tao.  Mungkin hanya ada satu pengecualian yang teramati di 
Xuankongsi, kelenteng yang termasyhur karena tergantung di tebing di Hunyuan 
dekat Datong, Shanxi.

Situasi pemisahan yang jelas antara kelenteng Budha dan kelenteng tao juga 
masih terlihat dengan jelas sampai di Tiongkok tengah, seperti di Shanghai, 
Jiangsu, Jiangxi, Henan, Hubei, Hunan, Anhui dan Sichuan.
Juga di zhejiang, kecuali di Tiantaishan, yang dikatakan tempat lahir Zen, 
dimana ajaran Budha dan Tao bersinggungan, dalam banyak hal menyatu  dan 
membentuk zen.

Sebenarnya di luar kelenteng Tao dan dan kelenteng Budha, ada lagi kelenteng 
dengan obyek pemujaan leluhur. Kelenteng seperti ini mempunyai obyek 
pemujaaan dengan tokoh tokoh yang terkait dengan sejarah Tiongkok, seperti 
KwanKong, dan kebanyakan memang kelenteng ini mempunyai obyek pemujaan Kwan 
Kong. Tentu saja obyek pemujaan nya tidak hanya terbatas Kwan Kong saja, 
bisa juga leluhur satu kelompok atau satu she tertentu atau figur bersejarah 
yang mempunyai jasa tertentu. Atau bisa juga dengan obyek ritual tunggal 
seperti Kwan Im saja. Walaupun Kwan Im adalah obyek ritual Budha, tetapi 
agaknya menempati tempat khusus di kalangan orang Tionghua. Karena situasi 
yang banyak tertinggal justru kelenteng yang Kwan Kong ini.

Entah berapa banyak kelenteng yang dihancurkan pada waktu revolusi 
kebudayaan dulu. Ada yang mengatakan yang banyak hancur justru type 
kelenteng yang ketiga, kelenteng pemujaan leluhur itulah. Kelenteng pemujaan 
leluhur biasanya lebih kecil, populasinya lebih banyak dan tersebar di 
lingkungan perumahan penduduk.  Kalau kelenteng kelenteng yang lebih besar 
masih terselamatkan sampai sekarang, kelenteng kelenteng pemujaan leluhur 
yang kecil kecil ini sudah hilang tanpa bekas. Apa lagi dengan derap 
pembangunan yang sangat cepat seperti di alami beberapa tahun terakhir. Yang 
tersisa adalah apartemen2 dan bangunan gedung berlantai banyak seperti di 
kota besar di Amerika sana, atau kota besar dunia lainnya.

Di Hokkian (Fujian) khususnya, yang teramati di Quanzhou barulah ada 
kelenteng dengan setting seperti kelenteng di Indonesia, dengan obyek 
ritual, baik dari Budha, Tao maupun leluhur. Di Fujian relatif masih banyak 
kelenteng pemujaan leluhur terutama yang berkaitan dengan she tertentu. 
Agaknya (mungkin) karena banyak orang Tionghua perantauan yang berasal dari 
daerah Hokkian turut menyelamatkan banyak kelenteng itu dari revolusi 
kebudayaan dulu

Keadaan kelenteng di Tiongkok yang demikian agaknya sejalan dengan sejarah 
itu sendiri. Agama Budha memasuki Tiongkok pada abad ke 3 atau 4, dimulai 
dengan jelas pada saat dinasti Wei utara, yang ibukotanya berada di Datong, 
Shanxi sekarang. Dari Utara merembes ke selatan. Bahkan pada saat Kwan Kong 
hidup (pada jaman Sam Kok) Budha belum masuk dan belum menjadi agama 
kebanyakan rakyat Tiongkok waktu itu.

Pada waktu Khong Hu Cu lahir kurang lebih abad 6 sebelum masehi, Khong Hu Cu 
tidak lahir di masyarakat yang belum bertatanan atau belum mempunyai ritual. 
Walaupun pada saat itu (periode ini) kemudian disebut Warring States (Spring 
and Autumn, CunCiu), masyarakat sudah mempunyai tatanan yang rapi dan ritual 
yang sudah dijalankan, bahkan bebera

Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia

2008-02-23 Thread Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: harry alim
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, February 23, 2008 10:58 AM
Subject: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia

> Sebenarnya yang disebut dengan kelenteng di tulisan ini,
> ada bermacam macam aslinya , ada yang di sebut miao, si, guan, ting dllsb.
> Tetapi untuk memudahkan semuanya di sebut kelenteng,
> karena yang di Indonesia (dalam bahasa Indonesia atau bahasa lokal 
> populer)
> semuanya di sebut kelenteng.



Tentang ini saya ingin bertanya pada para ahlinya di milis ini.

Kemarin di Kompas ada tulisan menarik tentang kelenteng Kim Tek Ie di 
Glodok, Jakarta.

Pertama, home page kelenteng ini menyebut kelenteng ini sebagai "buddhist 
temple". Jadi apakah ini sebuah "sie" ya? (Maaf kalau saya salah mengartikan 
kelenteng budhhist sebagai "sie).
Tetapi mengapa kata "sie" tersebut tidak tercantum dalam nama kelenteng yang 
"Kim Tek Ie / King Thi Kong / Juan De Yuan" itu?

Kedua, dalam artikel di Kompas tergambarkan adanya kelenteng-kelenteng 
'kecil' di dalam kelenteng 'besar' ini yang dikhususkan bagi etnis Hakka. 
Apakah kelenteng, selain terbagi atas agama-agama (KHC, Tao, Buddha, Sam 
Kauw), juga terbagi atas etnis-etnis? Jadi ada kelenteng Hokkian, kelenteng 
Hakka, kelenteng Cantonese, begitu?

Ketiga, dalam artikel di Kompas itu disebut bahwa 'anak'-kelenteng bagi kaum 
Hakka disebut sebagai "bio". Mengapa dalam satu kelenteng, katakanlah 
'induk'-kelentengnya sebuah "sie", bisa ada penyebutan kelenteng yang 
berbeda, dalam hal ini 'anak'-kelentengnya disebut "bio"?

Keempat, saya pernah diberitahu teman bahwa "bio" adalah penamaan untuk 
kelenteng yang khusus berfunsgi sebagai "rumah abu". Maaf kalau barangkali 
saya salah memahami panjelasan itu, tetapi apakah penamaan kelenteng, selain 
berbeda menurut agamanya, juga berbeda menurut fungsinya (rumah abu, tempat 
pemujaan dewa, tempat ciamsi, dsb.

Wasalam. 



Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia

2008-02-23 Thread siapa kenapa
p.harry,
Keliatannya anda nih pemburu kelenteng ya ?:-)
Berikut ada website directori kelenteng di indonesia www.kelenteng.com yang 
mungkin bisa dibubuhkan komentarnya, kira-kira kelenteng tsb beraliran apa.
Kalau jin de yuan aliran apa pak?


- Original Message 
From: harry alim <[EMAIL PROTECTED]>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, February 23, 2008 10:58:38 AM
Subject: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia

Beberapa belas tahun yang lalu, waktu pertama sekali menginjak ke Tiongkok, 
Beijing waktu itu, banyak hal terasa berbeda, dan khususnya tentang 
kelenteng, terasa benar perbedaan, kelenteng di Tiongkok dan di Indonesia.
Setelah mengamati kelenteng di Tiongkok utara, di selatan, timur, barat dan 
tengah, dan mencoba mendalami sejarah, baru kemudian terasa benang merahnya.

Tentu saja tulisan ini dibuat oleh seorang awam, bukan untuk diperdebatkan, 
tetapi mungkin pengamatannya bisa digunakan untuk menambah masukan. Tetapi 
tetap lah perlu juga di catat, bisa jadi pengamatan yang dituliskan disini 
tidak cukup banyak untuk mewakili pembentukan satu pendapat.

Sebenarnya yang disebut dengan kelenteng di tulisan ini, ada bermacam macam 
aslinya , ada yang di sebut miao, si, guan, ting dllsb. Tetapi untuk 
memudahkan semuanya di sebut kelenteng, karena yang di Indonesia (dalam 
bahasa Indonesia atau bahasa lokal populer) semuanya di sebut kelenteng. 
Walaupun sebenarnya dari sebutan aslinya sudah menunjukkan paling tidak 
sedikit perbedaan. Agar tidak larut dalam masalah perbedaan penyebutan nya, 
maka semua disebut kelenteng.

Jadi kelenteng dalam hal ini lebih merujuk kepada semua bangunan yang 
digunakan orang Tionghua untuk melakukan kegiatan keagamaan atau 
kepercayaannya diluar dari agama yang datang dari barat seperti kristen, 
katolik dan islam.

Di Beijing ada kelenteng Budha, ada kelenteng Tao, tetapi sedikit susah 
untuk mencari kelenteng Khong Hu Cu. Di Qu Fu, kota kelahiran Khong Hu Cu, 
di samping rumah Khong Hu Cu ada sebuah kelenteng yang dipersembahkan untuk 
menghormati Khong Hu Cu.

Di Tiongkok sebelah utara, baik di Hebei, Shanxi, Shaanxi, Gansu, XinJiang, 
LiaoNing, kebanyakan terdapat pemisahan yang jelas kelenteng Budha dan 
kelenteng Tao. Mungkin hanya ada satu pengecualian yang teramati di 
Xuankongsi, kelenteng yang termasyhur karena tergantung di tebing di Hunyuan 
dekat Datong, Shanxi.

Situasi pemisahan yang jelas antara kelenteng Budha dan kelenteng tao juga 
masih terlihat dengan jelas sampai di Tiongkok tengah, seperti di Shanghai, 
Jiangsu, Jiangxi, Henan, Hubei, Hunan, Anhui dan Sichuan.
Juga di zhejiang, kecuali di Tiantaishan, yang dikatakan tempat lahir Zen, 
dimana ajaran Budha dan Tao bersinggungan, dalam banyak hal menyatu dan 
membentuk zen.

Sebenarnya di luar kelenteng Tao dan dan kelenteng Budha, ada lagi kelenteng 
dengan obyek pemujaan leluhur. Kelenteng seperti ini mempunyai obyek 
pemujaaan dengan tokoh tokoh yang terkait dengan sejarah Tiongkok, seperti 
KwanKong, dan kebanyakan memang kelenteng ini mempunyai obyek pemujaan Kwan 
Kong. Tentu saja obyek pemujaan nya tidak hanya terbatas Kwan Kong saja, 
bisa juga leluhur satu kelompok atau satu she tertentu atau figur bersejarah 
yang mempunyai jasa tertentu. Atau bisa juga dengan obyek ritual tunggal 
seperti Kwan Im saja. Walaupun Kwan Im adalah obyek ritual Budha, tetapi 
agaknya menempati tempat khusus di kalangan orang Tionghua. Karena situasi 
yang banyak tertinggal justru kelenteng yang Kwan Kong ini.

Entah berapa banyak kelenteng yang dihancurkan pada waktu revolusi 
kebudayaan dulu. Ada yang mengatakan yang banyak hancur justru type 
kelenteng yang ketiga, kelenteng pemujaan leluhur itulah. Kelenteng pemujaan 
leluhur biasanya lebih kecil, populasinya lebih banyak dan tersebar di 
lingkungan perumahan penduduk. Kalau kelenteng kelenteng yang lebih besar 
masih terselamatkan sampai sekarang, kelenteng kelenteng pemujaan leluhur 
yang kecil kecil ini sudah hilang tanpa bekas. Apa lagi dengan derap 
pembangunan yang sangat cepat seperti di alami beberapa tahun terakhir. Yang 
tersisa adalah apartemen2 dan bangunan gedung berlantai banyak seperti di 
kota besar di Amerika sana, atau kota besar dunia lainnya.

Di Hokkian (Fujian) khususnya, yang teramati di Quanzhou barulah ada 
kelenteng dengan setting seperti kelenteng di Indonesia, dengan obyek 
ritual, baik dari Budha, Tao maupun leluhur. Di Fujian relatif masih banyak 
kelenteng pemujaan leluhur terutama yang berkaitan dengan she tertentu. 
Agaknya (mungkin) karena banyak orang Tionghua perantauan yang berasal dari 
daerah Hokkian turut menyelamatkan banyak kelenteng itu dari revolusi 
kebudayaan dulu

Keadaan kelenteng di Tiongkok yang demikian agaknya sejalan dengan sejarah 
itu sendiri. Agama Budha memasuki Tiongkok pada abad ke 3 atau 4, dimulai 
dengan jelas pada saat dinasti Wei utara, yang ibukotanya berada di Datong, 
Shanxi sekarang. Dari Utara merembes ke selatan. Bahkan pada saa

Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia

2008-02-24 Thread harry alim
sdr siapa kenapa,

saya bukan pemburu kelenteng, tetapi karena sering pergi ke tiongkok untuk 
melihat  'tempat2' yang berhubungan dengan cerita silat,  jadi cukup banyak 
tempat di Tiongkok yang sudah dikunjungi baik di utara, selatan, timur barat 
maupun tengah. Dan juga tertarik dengan masalah budaya, sehingga banyak baca 
buku berkaitan dengan budaya dan sejarah. Perjalanan itu yang membuat banyak 
melihat kelenteng di Tiongkok.

Terima kasih tentang info website kelenteng di indonesia.

Untuk melihat satu kelenteng di Indonesia beraliran apa, lihat lagi 
paragraph  terakhir tulisan saya.

Satu kelenteng, bisa di golongkan secara mudah dengan melihat semua obyek 
ritual (baik yang di altar utama maupun yang tidak) yang ada di dalam 
kelenteng itu pada saat ini. Ini adalah klassifikasi pertama.

Bisa juga dengan menggolongkannya berdasarkan obyek ritual di altar utama. 
Ini bisa disebut klassifikasi kedua.

Lebih jauh bisa dilihat secara historis, kronologis, pernahkah obyek ritual 
di altar utama mengalami perubahan? Apakah ada catatan yang dimiliki 
kelenteng tersebut tentang hal ini?

Penggolongan yang terakhir berdasarkan sejarah kelenteng tersebut. Pada saat 
didirikan obyek ritual apa yang ditempatkan di altar utama?

Dari sejarah juga bisa dipelajari bagaimanakah satu kelenteng mencapai 
bentuk arsitektur yang terakhir seperti yang terlihat sekarang? Siapakah 
atau komunitas apakah yang mendanai penambahan satu bagian tertentu 
misalnya?

Apakah kelenteng tersebut memiliki kronologis penempatan suatu obyek ritual? 
Komunitas apakah yang mendanai dan menempatkan satu obyek ritual dan 
kapankah obyek ritual tersebut ditempatkan?

Banyak tenaga dan pikiran yang pasti akan dibutuhkan untuk menelusuri 
sejarah setiap kelenteng di Indonesia, mungkin kalau anda tertarik bisa 
memulai dengan framework seperti di atas, atau framework yang lain.

salam,

harry alim


From: "siapa kenapa" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia


> p.harry,
> Keliatannya anda nih pemburu kelenteng ya ?:-)
> Berikut ada website directori kelenteng di indonesia www.kelenteng.com 
> yang mungkin bisa dibubuhkan komentarnya, kira-kira kelenteng tsb 
> beraliran apa.
> Kalau jin de yuan aliran apa pak?
>
>
>> From: harry alim <[EMAIL PROTECTED]>
>> Subject: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia
>
>
>
> Ketika tiba di Indonesia, kelenteng dibawa oleh masyarakat Tionghua dan
> terbentuk tidak dalam satu generasi saja. Sehingga kelenteng di Indonesia
> atau di Asia Tenggara lainnya agaknya merupakan bentukan dari masyarakat
> yang walaupun sama sama Tionghua, bisa jadi cukup heterogen juga. Katakan
> misalnya kelenteng X di satu tempat, karena umurnya misalnya sudah lebih 
> 700
> tahun, masyarakat Tionghua pendukungnya bisa jadi sedikit berbeda pada 
> saat
> didirikan dan setelah 200 tahun kemudian misalnya dan juga dengan 
> masyarakat
> yang sekarang. Mungkin karena inilah kelenteng kelenteng di Indonesia 
> justru
> tidak menampakkan perbedaan obyek ritual separti yang jelas kelihatan di
> kelenteng Tiongkok.
>
> Salam,
>
> Harry Alim
>
>





Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia

2008-02-25 Thread Mr sanliong thee
Sdr Harry Alim,
Perkenalkan nama saya Sunny Thee dan saya senang
membaca cersil.Setelah membaca email saudara yang
mengatakan telah pergi ke tempat tempat yang
berhubungan dengan cersil,saya tertarik untuk
mengetahui dan mendapatkan bimbingan dari sauadara
pada kesempatan saya pergi ke Tiongkok lagi.
Terima kasih saudara harry
Salam
Sunny Thee
--- harry alim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> sdr siapa kenapa,
> 
> saya bukan pemburu kelenteng, tetapi karena sering
> pergi ke tiongkok untuk 
> melihat  'tempat2' yang berhubungan dengan cerita
> silat,  jadi cukup banyak 
> tempat di Tiongkok yang sudah dikunjungi baik di
> utara, selatan, timur barat 
> maupun tengah. Dan juga tertarik dengan masalah
> budaya, sehingga banyak baca 
> buku berkaitan dengan budaya dan sejarah. Perjalanan
> itu yang membuat banyak 
> melihat kelenteng di Tiongkok.
> 
> Terima kasih tentang info website kelenteng di
> indonesia.
> 
> Untuk melihat satu kelenteng di Indonesia beraliran
> apa, lihat lagi 
> paragraph  terakhir tulisan saya.
> 
> Satu kelenteng, bisa di golongkan secara mudah
> dengan melihat semua obyek 
> ritual (baik yang di altar utama maupun yang tidak)
> yang ada di dalam 
> kelenteng itu pada saat ini. Ini adalah klassifikasi
> pertama.
> 
> Bisa juga dengan menggolongkannya berdasarkan obyek
> ritual di altar utama. 
> Ini bisa disebut klassifikasi kedua.
> 
> Lebih jauh bisa dilihat secara historis, kronologis,
> pernahkah obyek ritual 
> di altar utama mengalami perubahan? Apakah ada
> catatan yang dimiliki 
> kelenteng tersebut tentang hal ini?
> 
> Penggolongan yang terakhir berdasarkan sejarah
> kelenteng tersebut. Pada saat 
> didirikan obyek ritual apa yang ditempatkan di altar
> utama?
> 
> Dari sejarah juga bisa dipelajari bagaimanakah satu
> kelenteng mencapai 
> bentuk arsitektur yang terakhir seperti yang
> terlihat sekarang? Siapakah 
> atau komunitas apakah yang mendanai penambahan satu
> bagian tertentu 
> misalnya?
> 
> Apakah kelenteng tersebut memiliki kronologis
> penempatan suatu obyek ritual? 
> Komunitas apakah yang mendanai dan menempatkan satu
> obyek ritual dan 
> kapankah obyek ritual tersebut ditempatkan?
> 
> Banyak tenaga dan pikiran yang pasti akan dibutuhkan
> untuk menelusuri 
> sejarah setiap kelenteng di Indonesia, mungkin kalau
> anda tertarik bisa 
> memulai dengan framework seperti di atas, atau
> framework yang lain.
> 
> salam,
> 
> harry alim
> 
> 
> From: "siapa kenapa" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di
> TiongKok, Kelenteng di Indonesia
> 
> 
> > p.harry,
> > Keliatannya anda nih pemburu kelenteng ya ?:-)
> > Berikut ada website directori kelenteng di
> indonesia www.kelenteng.com 
> > yang mungkin bisa dibubuhkan komentarnya,
> kira-kira kelenteng tsb 
> > beraliran apa.
> > Kalau jin de yuan aliran apa pak?
> >
> >
> >> From: harry alim <[EMAIL PROTECTED]>
> >> Subject: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok,
> Kelenteng di Indonesia
> >
> >
> >
> > Ketika tiba di Indonesia, kelenteng dibawa oleh
> masyarakat Tionghua dan
> > terbentuk tidak dalam satu generasi saja. Sehingga
> kelenteng di Indonesia
> > atau di Asia Tenggara lainnya agaknya merupakan
> bentukan dari masyarakat
> > yang walaupun sama sama Tionghua, bisa jadi cukup
> heterogen juga. Katakan
> > misalnya kelenteng X di satu tempat, karena
> umurnya misalnya sudah lebih 
> > 700
> > tahun, masyarakat Tionghua pendukungnya bisa jadi
> sedikit berbeda pada 
> > saat
> > didirikan dan setelah 200 tahun kemudian misalnya
> dan juga dengan 
> > masyarakat
> > yang sekarang. Mungkin karena inilah kelenteng
> kelenteng di Indonesia 
> > justru
> > tidak menampakkan perbedaan obyek ritual separti
> yang jelas kelihatan di
> > kelenteng Tiongkok.
> >
> > Salam,
> >
> > Harry Alim
> >
> >
> 
> 
> 
> 



  Get the name you always wanted with the new y7mail email address.
www.yahoo7.com.au/y7mail





Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia

2008-02-26 Thread harry alim
Sunny heng,

salam kenal juga.
beberapa pengalaman berjalan jalan di beberapa lokasi cersil saya tuliskan 
dan dimuat di website cersil
berikut http://indoforums.info/tjersil/

anyway saya bisa share pengalaman disana kalau diperlukan.

salam,

harry alim

- Original Message - 
From: "Mr sanliong thee" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, February 26, 2008 11:18 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia


> Sdr Harry Alim,
> Perkenalkan nama saya Sunny Thee dan saya senang
> membaca cersil.Setelah membaca email saudara yang
> mengatakan telah pergi ke tempat tempat yang
> berhubungan dengan cersil,saya tertarik untuk
> mengetahui dan mendapatkan bimbingan dari sauadara
> pada kesempatan saya pergi ke Tiongkok lagi.
> Terima kasih saudara harry
> Salam
> Sunny Thee