[budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia
Apa yang diungkap oleh Bung Tirta memang ada benarnya. Sekalipun banyak lulusan dokter tapi kalau manajemen dan kebijakan soal kebijakan dalam medicare bagi rakyat ya inilah yang terjadi. Yang punya duit ber-obat ke LN, tinggal yang berani berobat di Indonesia dengan pelbagai alasan,misalnya duit pas2an maka berobat di RS setempat.dengan resiko di permainkan soal perawatannya. Ini ada cerita, menjaga agar aku tidak di gait seperti Prita maka aku tidak sebut2 RS mana yang memperlakukan patient-nya seperti tersebut dibawah. Aku kenal dengan patient ybs, seorang ibu dari seorang kawanku. Sang ibu suatu hari ber-keluh menggigil kedinginan, ngak bisa kencing dan berak. Dibawa ke RS X. Setiba disana, diambil darah- dan diharapkan tidak pulang dulu, alias nginap di RS. Besoknya entah dengan alasan apa, kembali sang ibu diambil darahnya lagi, tanpa ada hasil alias tidak diberi tahu kenapa dan penyakit apa yang mengganggu kesehatannya. Menjelang hari ketiga, kembali diambil darah sekalian juga di X-ray. Lama2 sanak pamilinya ngak betah, ini dikarenakan/ dipicu, dihari ketiga belum ada yang tahu soal ibunya itu sakit apa rekening RS sudah disodorkan untuk segera dilunasi/dibayar. Bukan seribu/ sepuluh ribu tapi sampai jutaan rupiah untuk... ...nginap tiga hari di RS keparat itu tanpa ada yang tahu kenapa sang ibu itu sakit. Setelah dibayar, buru2 sanak pamilinya melalui dokter lain , masuk ke RS lain, dan ...alhamdulilah setelah diperiksa..ternyata ada infeksi yang diderita ibu kawanku ini. Sekarang sang ibu sudah balik rumah mengasuh cucu2-nya sehat walafiat, setelah cuman dua hari di rawat di RS ini. Jadi ber-obat di Indonesia ibaratnya main di Casinobisa untung ya bisa buntung...karena RS X ini adalah contoh dimana dunia kesehatan di Indonesia telah di-ubah jadi tempat ber-business. Apa2 koq dijadikan..obyek business ya! Dari itu pruduksilah berjibun dokter2, tapi kalai manajemen dan kebijakan itu langka di tanah air ya ...celaka-lah sang patient. Jadi anjuranku hati2 aja ber-obat di Indonesia. Tanya2 dulu diluaran dan buru2 minta second opinion ke dokter lain kalau kelihatannya dokter atau RS dirasakan mulai ...ber-business. Dari itu apa yang sering aku sodorkan...negara tanpa menghormati hukum dan aturan ya achirnya semua pihak bisa deldel duwel...dalam hal ini manajemen, kebijakan soal pemeliharaan kesehatan dibuat mainan business ya inilah yang terjadi. Harry Adinegara --- On Wed, 10/2/10, Tirta Telaga smarand...@gmail.com wrote: From: Tirta Telaga smarand...@gmail.com Subject: Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia To: tionghoa-...@yahoogroups.com Cc: ur...@googlegroups.com, gelor...@yahoogroups.com, Budaya Tionghua budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasional-list nasional-l...@yahoogroups.com Received: Wednesday, 10 February, 2010, 4:10 PM Sungguh miris mendengar kondisi perawatan kesehatan di negeri ini. Padahal di beberapa kampus untuk bidang/jurusan yang berkaitan dengan kesehatan telah dibuka kelas khusus mahasiswa dari Malaysia, seperti: Kelas khusus bagi mahasiswa malaysia di jurusan Farmasi di ITB Kelas khusus bagi mahasiswa malaysia di jurusan kedokteran di Universitas Padjajaran. Masalahnya sepertinya lebih pada manajemen atau kebijakan di bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Pada 9 Februari 2010 03:32, H.S. Han hanhwiesong@ planet.nl menulis: Kawan-kawan semilis yang baik, Saya membaca banyaknya WNI yang berobat ke luar negeri, ke Malaisia saja sudah ada seperempat juta orang.Tentang ini saya sudah menulis banyak artikel. 1. meskipun penderita bisa membayar toq sebagai orang sakit pergi keluar negeri adalah tour yang memakan banyak kesulitan, badan lemah, nyeri, tumpah2, diare tidak bisa istirahat (tiduran) etc.etc. 2. Bagi negara turis medis ini merugikan devisen negara yang tidak sedikit 3. Menunjukkan kemunduran dari ilmu pengetahuan Indonesia chususnya dalam bidang kedokteran. 4. Mengapa tidak diadakan reformasi managemen dari pendidikan kedokteran untuk meringankan penderita umumnya dan chususnya bagi The Have Not ? 5. Berdirikanlah lebih banyak fakultas kedokteran, dan pendidikan spesialisme. Spesialis yang datang ke Indonesia, permudalah atau mengurangi waktu untuk adaptasi. 6. Permudalah ijin mendirikan fakultas kedokteran yang kenyataan negara Indonesia kekurangan dokter. Saya akan bersedia membantu sekuat tenaga saya untuk membantu sedikitnya guru-guru besar dari Eropa, mumpung saya masih bisa membantu,meskipun saya menderita penyakit cancer yang sudah late case. Salam, Han Hwie-Song [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] __ Yahoo!7: Catch-up on your favourite Channel 7 TV shows easily, legally, and for free at PLUS7. www.tv.yahoo.com.au/plus7
[budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia
Saya ingat beberapa belas tahun lalu pernah antar papa saya berobat ke Singapura. Dokter yang merawat sangat terkenal dan rekomendasi dari boss ayah saya. Dokter tsb heran kenapa ayah saya berobat padanya. Dia bilang kenapa tidak di Jakarta saja, ada dokter X yang sangat pandai, teman kuliahnya. Beberapa tahun lalu ayah saya operasi jantung di Singapura. Dokter yang memeriksa memilih dokter bedah dan team yang paling bagus di RS tsb, karena kondisi yang sangat parah. Ternyata ayah saya memerlukan darah luar biasa banyak, dibanding paman saya yang juga dioperasi pada hari dan jam yang sama di ruangan sebelah. Yang seperti ini rasanya sulit di Indonesia. Juga saya ingat, tante saya punya kista di rahangnya. Pergi borobat ke satu dokter bedah mulut terkenal, juga di Singapura. Setelah operasi ternyata harus bolak balik lagi. Kebetulan tante yang lain berkenalan dengan satu dokter bedah mulut di Bandung. Akhirnya dokter tsb mengambil alih perawatan. Dokter di Bandung terkejut, melihat hasil perawatan dokter Singapura. Dia bilang, kenapa dokter tsb menggunakan teknik seperti ini, di Indonesia teknik ini sudah lama ditinggalkan. Memang ada beberapa masalah dengan pengobatan di Indonesia. PErtma team kerja yang mungkin kurang bagus, walaupun dokternya sendiri sangat bagus. Kedua kebersihan ruang perawatan. Ketiga ketersediaan dukungan medis lainya seperti cadangan darah di PMI. Salam, Anton W
Re: [budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia
boss di sini pengobatan maha sekali. Di malaysia / singapur kan murah sekali. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: pempekd9 pempe...@yahoo.com Date: Wed, 10 Feb 2010 22:25:17 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia Saya ingat beberapa belas tahun lalu pernah antar papa saya berobat ke Singapura. Dokter yang merawat sangat terkenal dan rekomendasi dari boss ayah saya. Dokter tsb heran kenapa ayah saya berobat padanya. Dia bilang kenapa tidak di Jakarta saja, ada dokter X yang sangat pandai, teman kuliahnya. Beberapa tahun lalu ayah saya operasi jantung di Singapura. Dokter yang memeriksa memilih dokter bedah dan team yang paling bagus di RS tsb, karena kondisi yang sangat parah. Ternyata ayah saya memerlukan darah luar biasa banyak, dibanding paman saya yang juga dioperasi pada hari dan jam yang sama di ruangan sebelah. Yang seperti ini rasanya sulit di Indonesia. Juga saya ingat, tante saya punya kista di rahangnya. Pergi borobat ke satu dokter bedah mulut terkenal, juga di Singapura. Setelah operasi ternyata harus bolak balik lagi. Kebetulan tante yang lain berkenalan dengan satu dokter bedah mulut di Bandung. Akhirnya dokter tsb mengambil alih perawatan. Dokter di Bandung terkejut, melihat hasil perawatan dokter Singapura. Dia bilang, kenapa dokter tsb menggunakan teknik seperti ini, di Indonesia teknik ini sudah lama ditinggalkan. Memang ada beberapa masalah dengan pengobatan di Indonesia. PErtma team kerja yang mungkin kurang bagus, walaupun dokternya sendiri sangat bagus. Kedua kebersihan ruang perawatan. Ketiga ketersediaan dukungan medis lainya seperti cadangan darah di PMI. Salam, Anton W
Re: [budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia
Ada dumping tidak yah? Jangan-jangan tarif di Malaysia dan Singapura dibuat murah agar banyak orang Indonesia datang berkunjung dan melihat biaya pengobatannya murah, padahal ciri khas orang kitakan senang belanja. Sehingga mungkin saja keuntungan yang didapat dari kebiasaan kita yang suka belanja dapat menutupi subsidi pengobatan. Kan biaya belanja biasanya tidak ikut disebar luaskan pada saat membicarakan pengobatan. Atau mungkin institusi pengobatan kita yang sama seperti industri kita yang cenderung untuk mendapatkan untung besar sehingga segalanya menjadi mahal dan tak kompetitif dengan produk impor. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Thu, 11 Feb 2010 00:21:25 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia boss di sini pengobatan maha sekali. Di malaysia / singapur kan murah sekali. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: pempekd9 pempe...@yahoo.com Date: Wed, 10 Feb 2010 22:25:17 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia Saya ingat beberapa belas tahun lalu pernah antar papa saya berobat ke Singapura. Dokter yang merawat sangat terkenal dan rekomendasi dari boss ayah saya. Dokter tsb heran kenapa ayah saya berobat padanya. Dia bilang kenapa tidak di Jakarta saja, ada dokter X yang sangat pandai, teman kuliahnya. Beberapa tahun lalu ayah saya operasi jantung di Singapura. Dokter yang memeriksa memilih dokter bedah dan team yang paling bagus di RS tsb, karena kondisi yang sangat parah. Ternyata ayah saya memerlukan darah luar biasa banyak, dibanding paman saya yang juga dioperasi pada hari dan jam yang sama di ruangan sebelah. Yang seperti ini rasanya sulit di Indonesia. Juga saya ingat, tante saya punya kista di rahangnya. Pergi borobat ke satu dokter bedah mulut terkenal, juga di Singapura. Setelah operasi ternyata harus bolak balik lagi. Kebetulan tante yang lain berkenalan dengan satu dokter bedah mulut di Bandung. Akhirnya dokter tsb mengambil alih perawatan. Dokter di Bandung terkejut, melihat hasil perawatan dokter Singapura. Dia bilang, kenapa dokter tsb menggunakan teknik seperti ini, di Indonesia teknik ini sudah lama ditinggalkan. Memang ada beberapa masalah dengan pengobatan di Indonesia. PErtma team kerja yang mungkin kurang bagus, walaupun dokternya sendiri sangat bagus. Kedua kebersihan ruang perawatan. Ketiga ketersediaan dukungan medis lainya seperti cadangan darah di PMI. Salam, Anton W
[budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia
Dear all, Saya Rasa Masalah ini Bukan hal yang gampang. Dalam kesempatan ini saya memaparkan Analisa saya yang mesti dibenahi dalam rumah sakit: 1. Biaya rawat inap di Rumah sakit di Indonesia semahal hotel berbintang. 2. Pajak dan regulasi Terhadap rumah sakit yang cukup tinggi. 3. Sulitnya alat - alat kedokteran masuk Indonesia terutama pengurusan Bea Cukai. 4. Harga Obat. Dan manufakturing Obat Di Indonesia masih Kurang, sehingga Obat -obatan masih dalam bentuk import. 5 Teknologi Alat kesehatan masih bentuk import, 6 Harga bersaing, Contoh anda mau Radiologi atau cek up kesehatan di Rumah sakti di Indonesia untuk satu badan itu perkiraan harganya sekisar 4-5 Juta rupiah. Sementara Di Malaysia dan singapura harganya bisa sekitar 2-3 juta.. 7. Harga obat-obatan, tarif dokter dan makanan di kafetaria. Tidak dipungkiri untuk obat dan makan di kantin rumah sakit mahal. Contoh anda beli panadol Rp 7000 diluar rumah sakit seperti supermarket, toko obat, bahkan apotik, sementara di rumah sakit anda beli panadol saja bisa Rp 10.000,- bisa bahkan lebih. 8. Profesionalitas Dokter. Masih adanya Dokter Rumah sakit bersifat komersil, dan rumah sakit bersifat komersil, perlu adanya regulasi dan aturan main baru dari pemerintah, untuk mengatur Rumah sakit menjadi pelayanan Publik Servis. 9. Rumah sakit Swasta dan pemerintah perlu adanya pembenahan ruang kesehatan atau kamar rawat inap, Anda pernah dengar istilah kelas kambing. Kalau anda lihat kelas kambing itu sungguh menyedihkan kondisi kamarnya dibanding kelas rawat inap lain. Jujur saja saya pernah melihat kelas Kambing untuk masyarakat, tak bedakan ras atau suku yang membedakan anda adalah uang, selama ada uang anda bisa mendapatkan ruang kelas rawat inap lebih baik, ini harus diperbaiki, terutama kelas kambing, agar bisa lebih sehat lagi dan tidak ditumpuk ruangannya seperti ruangan ikan asin kata masyarakat. 10. Regulasi kembali Alih fungsikan Rumah sakit sebagai Tempat pelayanan Publik bukan mencari Komersil, karena selama ini lebih kearah komersil daripada pelayanan publik dibanding malaysia dan Singapura. Maka itu perlu kerjasama setiap departemen dari akses masuk obat, teknologi, pajak, servis, pendidikan kedokteran dan sebagainya.
[budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia
seperti industri kita yang cenderung untuk mendapatkan untung besar sehingga segalanya menjadi mahal dan tak kompetitif dengan produk impor. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jackson_ya...@... Date: Thu, 11 Feb 2010 00:21:25 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia boss di sini pengobatan maha sekali. Di malaysia / singapur kan murah sekali. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: pempekd9 pempe...@... Date: Wed, 10 Feb 2010 22:25:17 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia Saya ingat beberapa belas tahun lalu pernah antar papa saya berobat ke Singapura. Dokter yang merawat sangat terkenal dan rekomendasi dari boss ayah saya. Dokter tsb heran kenapa ayah saya berobat padanya. Dia bilang kenapa tidak di Jakarta saja, ada dokter X yang sangat pandai, teman kuliahnya. Beberapa tahun lalu ayah saya operasi jantung di Singapura. Dokter yang memeriksa memilih dokter bedah dan team yang paling bagus di RS tsb, karena kondisi yang sangat parah. Ternyata ayah saya memerlukan darah luar biasa banyak, dibanding paman saya yang juga dioperasi pada hari dan jam yang sama di ruangan sebelah. Yang seperti ini rasanya sulit di Indonesia. Juga saya ingat, tante saya punya kista di rahangnya. Pergi borobat ke satu dokter bedah mulut terkenal, juga di Singapura. Setelah operasi ternyata harus bolak balik lagi. Kebetulan tante yang lain berkenalan dengan satu dokter bedah mulut di Bandung. Akhirnya dokter tsb mengambil alih perawatan. Dokter di Bandung terkejut, melihat hasil perawatan dokter Singapura. Dia bilang, kenapa dokter tsb menggunakan teknik seperti ini, di Indonesia teknik ini sudah lama ditinggalkan. Memang ada beberapa masalah dengan pengobatan di Indonesia. PErtma team kerja yang mungkin kurang bagus, walaupun dokternya sendiri sangat bagus. Kedua kebersihan ruang perawatan. Ketiga ketersediaan dukungan medis lainya seperti cadangan darah di PMI. Salam, Anton W