Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

2009-12-02 Terurut Topik liang u
   Pernah saya baca dan lihat potretnya tentang Aixinjioro Pujie, adiknya the 
last emperor Aixinjioro Puyi.
a Puyi. Ia pakai pakaian kerajaan. Hanya lupa di kota mana juga lupa nama 
Han-nya apa?
    Adopsi nama Han oleh etnis Mancu maupun etinis Xianbei zaman dulu, adalah 
inisiatif pribadi jadi bukan melalui undang-undang. Makanya setiap orang 
memilih sendiri sne (marga) Han-nya masing-masing jadi tidak seragam. Mirip 
kita di Indonesia, Wjijaya lazimnya sne Ui (Oey), tapi saya menemukan juga 
Wijaya yang asalnya Tan. 
    Salam
   Liang U
  




From: henyung heny...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, December 2, 2009 12:09:41 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

  
Yang saya tahu keturunan kaisar Qing rata-rata pakai marga Jin (emas). Mengacu 
ke nama dinasti nenek moyang mereka, dinasti Jin.

Kalau marga Huang (Oei) atau Wang (raja/pangeran) sepertinya lebih jarang. 

Tahun 2000an lalu ada berita seorang turunan kaisar di daerah selatan, lupa 
apakah di Guangdong atau Guangxi. Beliau itu pakai longpao / jubah naga 
kekaisaran jalan-jalan di tempat umum. Menurut dia karena sekarang di sono 
lebih bebas, dia sah-sah saja pakai baju gituan, karena memang dia turunan 
kaisar. 

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, shinmen takezo hisashi.mitshui@ ... 
wrote:

 menurut saya sih ,
 
 walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang
 keturunannya
 tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi
 rakyat jelata
 





  

[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

2009-12-02 Terurut Topik ardian_c
Apeq, yg saya tau itu org2 Man yg marga aixinjueluo rata2 pake marga Jin 
soalnya arti kata aixin jueluo jg emas getu dan jg itu dah jadi aturan kerajaan 
dinasti qing kalu raja2 mrk pake marga han itu marga jin kecuali ngkale 
qianlong or kangxi owe lupa.

Nah abis revolusi xinhai, org2 man kena sasaran terus, kerja susah, diembat 
disana sini, jadi mrk banyak yg ganti marga, marga jin, wang dan zhao.
Khusus yg marga aixin ini lebih banyak yg pake marga jin é‡` ama zhao 肇 nah 
katanya yg zhao ini tulisannya mirip ama tulisan org man.
Ada jg yg pake marga 黄 kuning soalnya, huang taiji itu pemimpin panji kuning 
utama 正黄旗.

Yg laennya ada yg pake Luo, Xin, Ai dsbny.

Ya mbuh dah soal bener apa kagaknya itu cerita keturunan Guangxu, soalnya yg 
saya tahu itu Guangxu gak ada keturunan alias diperkirain mandul or dibikin 
mandul ama Cixi pake obat.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u lian...@... wrote:

    Pernah saya baca dan lihat potretnya tentang Aixinjioro Pujie, adiknya 
 the last emperor Aixinjioro Puyi.
 a Puyi. Ia pakai pakaian kerajaan. Hanya lupa di kota mana juga lupa nama 
 Han-nya apa?
     Adopsi nama Han oleh etnis Mancu maupun etinis Xianbei zaman dulu, 
 adalah inisiatif pribadi jadi bukan melalui undang-undang. Makanya setiap 
 orang memilih sendiri sne (marga) Han-nya masing-masing jadi tidak seragam. 
 Mirip kita di Indonesia, Wjijaya lazimnya sne Ui (Oey), tapi saya menemukan 
 juga Wijaya yang asalnya Tan. 
     Salam
    Liang U
   
 
 
 
 
 From: henyung heny...@...
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wed, December 2, 2009 12:09:41 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
 
   
 Yang saya tahu keturunan kaisar Qing rata-rata pakai marga Jin (emas). 
 Mengacu ke nama dinasti nenek moyang mereka, dinasti Jin.
 
 Kalau marga Huang (Oei) atau Wang (raja/pangeran) sepertinya lebih jarang. 
 
 Tahun 2000an lalu ada berita seorang turunan kaisar di daerah selatan, lupa 
 apakah di Guangdong atau Guangxi. Beliau itu pakai longpao / jubah naga 
 kekaisaran jalan-jalan di tempat umum. Menurut dia karena sekarang di sono 
 lebih bebas, dia sah-sah saja pakai baju gituan, karena memang dia turunan 
 kaisar. 
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, shinmen takezo hisashi.mitshui@ 
 ... wrote:
 
  menurut saya sih ,
  
  walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang
  keturunannya
  tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi
  rakyat jelata
 





Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

2009-12-02 Terurut Topik liang u
Dik Ardian, 
  Terima kasih atas masukannya. Saya usul agar catatan hariannya baik dalam 
bahasa Mancu atau Han atau Indonesia bisa di copy, saya kenal seorang mahasiswa 
reset di Wuhan, bisa melalui dia disampaikan kepada ahlinya. Siapa tahu bisa 
menambah data dinasti Qing yang belum tercakup dalam buku-buku sekarang. 
  
    Salam
Liang U

 


From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, December 3, 2009 12:44:34 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

  
Apeq, yg saya tau itu org2 Man yg marga aixinjueluo rata2 pake marga Jin 
soalnya arti kata aixin jueluo jg emas getu dan jg itu dah jadi aturan kerajaan 
dinasti qing kalu raja2 mrk pake marga han itu marga jin kecuali ngkale 
qianlong or kangxi owe lupa.

Nah abis revolusi xinhai, org2 man kena sasaran terus, kerja susah, diembat 
disana sini, jadi mrk banyak yg ganti marga, marga jin, wang dan zhao.
Khusus yg marga aixin ini lebih banyak yg pake marga jin é‡` ama zhao 肇 nah 
katanya yg zhao ini tulisannya mirip ama tulisan org man.
Ada jg yg pake marga 黄 kuning soalnya, huang taiji itu pemimpin panji kuning 
utama 正黄旗.

Yg laennya ada yg pake Luo, Xin, Ai dsbny.

Ya mbuh dah soal bener apa kagaknya itu cerita keturunan Guangxu, soalnya yg 
saya tahu itu Guangxu gak ada keturunan alias diperkirain mandul or dibikin 
mandul ama Cixi pake obat.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, liang u lian...@...  wrote:

    Pernah saya baca dan lihat potretnya tentang Aixinjioro Pujie, adiknya 
 the last emperor Aixinjioro Puyi.
 a Puyi. Ia pakai pakaian kerajaan. Hanya lupa di kota mana juga lupa nama 
 Han-nya apa?
     Adopsi nama Han oleh etnis Mancu maupun etinis Xianbei zaman dulu, 
 adalah inisiatif pribadi jadi bukan melalui undang-undang. Makanya setiap 
 orang memilih sendiri sne (marga) Han-nya masing-masing jadi tidak seragam. 
 Mirip kita di Indonesia, Wjijaya lazimnya sne Ui (Oey), tapi saya menemukan 
 juga Wijaya yang asalnya Tan. 
     Salam
    Liang U
   
 
 
 
  _ _ __
 From: henyung heny...@... 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Wed, December 2, 2009 12:09:41 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
 
   
 Yang saya tahu keturunan kaisar Qing rata-rata pakai marga Jin (emas). 
 Mengacu ke nama dinasti nenek moyang mereka, dinasti Jin.
 
 Kalau marga Huang (Oei) atau Wang (raja/pangeran) sepertinya lebih jarang. 
 
 Tahun 2000an lalu ada berita seorang turunan kaisar di daerah selatan, lupa 
 apakah di Guangdong atau Guangxi. Beliau itu pakai longpao / jubah naga 
 kekaisaran jalan-jalan di tempat umum. Menurut dia karena sekarang di sono 
 lebih bebas, dia sah-sah saja pakai baju gituan, karena memang dia turunan 
 kaisar. 
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, shinmen takezo hisashi.mitshui@ 
 ... wrote:
 
  menurut saya sih ,
  
  walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang
  keturunannya
  tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi
  rakyat jelata
 






  

[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

2009-12-01 Terurut Topik save_mynit

Terima kasih, salam saya Christ.

Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini, 

1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang

2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea, yang 
penjodohannya unik: 
- ada perhitungan shio, 
- perhitungan nama
- perhitungan tulang (???)

3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak perempuan. 
Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita lain, sampai 
dapat keturunan laki2.

4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut marga 
Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70 keluarga 
yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama (dalam 
tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat kepada 
keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins belel)

 
  Dik Christ,
Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak
  sudah datang minta  dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah dinasti
  Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat Hokkian,bukan
  Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan.
  Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau makam
  barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan Baoding
  propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau waduk
  yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah penduduk,
  setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari
  hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya kira
  tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya.
  Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah dingin
  dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau saya
  telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu, katanya
  kemudian.
 Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara
  cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak terhadap
  tuan  rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk saya
  turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu  bilang, nanti saya pindahkan
  mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah jalan
  tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia
  keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua
  pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu saya
  dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari mulut
  penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung tahu,
  jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada
  hubungan keluarga semua.
 Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas Pengadilan 1. Haha,
  saya seorang kaypang diajak naik mobil pemerintah dan ditempatkan di hotel
  sebagai tamu pemerintah daerah.
 Di jalan ia bilang undur dua tiga hari, kita keliling dulu, di sini
  banyak peninggalan sejarah. Kami libur nasional seminggu katanya. Tapi saya
  terpaksa menolak, karena jadwal sudah pasti pesawat tak dapat diubah. Dengan
  menyesal kelihatannya ia berkata, kalau begitu kita mampir sekarang. Kami
  mampir ke makam pertama yang kami lewati, ialah makam kaisar Jiaqing, salah
  satu makam terbesar di kompleks itu . Hari hujan, dan sudah gelap makam tak
  ada listrik, lapangan luas, karena itu jalan agak licin, ia menunggu di
  depan dengan isteri saya, karena isteri tak berani jalan di jalanan licin,
  kedua lututnya pernah dioperasi. Saya pergi dengan putri tuan rumah petani
  tempat saya menginap sehari sebelumnya. Makan sangat luas sayang aulanya
  yang penuh dengan gambar dan keterangan tentang Jiaqing, tak dapat terbaca
  lagi karena sudah mulai gelap. Akhirnya kamipun keluar. Di luar gerbang ada
  deretan rumah gedung, jelas bukan rumah petani, ia bilang inilah turunan
  mantan pegawai istana dinasti Qing yang sampai sekarang masih tinggal di
  situ mengurus makam. Dulu mereka kerja bakti, tanpa gaji, tapi setelah
  reformasi mereka diberi honor lagi, sebagai penjaga benda bersejarah. Di
  samping itu di sana ada makam ibusuri Cixi yang kenamaan yang menyebabkan
  dinasi Qing murat marit. Cixi di makamkan disana, jenazah sudah diangkut
  dengan kereta api. Jalan kereta api ke kabupaten ini adalah jalan khusus
  untuk keluarga kerajaan yang mau sembahyang ke makam kaisar.
 Keluar dari makam Jiaqing hari sudah gelap benar, sayang katanya dia
  salah, harusnya ke makam Yongzheng dulu (Yong Ceng) kaisar tangan besi yang
  berhasil mempertahankan kegemilangan dinasti Qing yang diwariskan oleh salah
  satu kaisar yang paling berhasil dalam sejarah Tiongkok yaitu ayahnya Yong
  Ceng kaisar Kangxi.  Pak Hakim bilang, lain kali datang lagi dan atur waktu
  jangan terlalu mepet ia bilang, kami libur seminggu karena hari Nasional.
  Kalaupun saya ada halangan, katanya lagi, ada 

Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

2009-12-01 Terurut Topik zhoufy
Nomor 4 ini yg paling tak masuk akal. Masak semua orang tahu kalau yg punya 
nama seperti itu pasti keturunan raja? Wong marganya saja Huang, yg tak ada 
hubungan langsung dng marga raja.

Lagian, di zaman ini, sekalipun dia keturunan raja mancu, tdk ada seorang yg 
akan berdiri memberi hormat, apalagi ini di indonesia!  Reaksi yg paling umum 
adalah: orang2 akan memperhatikan dng penuh selidik, seperti nonton binatang 
langka di bonbin. 

Tujuan bualannya adalah agar orang terkagum2 sama dia.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: save_mynit save_my...@yahoo.com
Date: Tue, 01 Dec 2009 16:08:34 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta


Terima kasih, salam saya Christ.

Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini, 

1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang

2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea, yang 
penjodohannya unik: 
- ada perhitungan shio, 
- perhitungan nama
- perhitungan tulang (???)

3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak perempuan. 
Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita lain, sampai 
dapat keturunan laki2.

4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut marga 
Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70 keluarga 
yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama (dalam 
tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat kepada 
keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins belel)

 
  Dik Christ,
Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak
  sudah datang minta  dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah dinasti
  Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat Hokkian,bukan
  Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan.
  Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau makam
  barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan Baoding
  propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau waduk
  yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah penduduk,
  setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari
  hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya kira
  tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya.
  Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah dingin
  dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau saya
  telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu, katanya
  kemudian.
 Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara
  cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak terhadap
  tuan  rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk saya
  turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu  bilang, nanti saya pindahkan
  mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah jalan
  tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia
  keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua
  pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu saya
  dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari mulut
  penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung tahu,
  jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada
  hubungan keluarga semua.
 Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas Pengadilan 1. Haha,
  saya seorang kaypang diajak naik mobil pemerintah dan ditempatkan di hotel
  sebagai tamu pemerintah daerah.
 Di jalan ia bilang undur dua tiga hari, kita keliling dulu, di sini
  banyak peninggalan sejarah. Kami libur nasional seminggu katanya. Tapi saya
  terpaksa menolak, karena jadwal sudah pasti pesawat tak dapat diubah. Dengan
  menyesal kelihatannya ia berkata, kalau begitu kita mampir sekarang. Kami
  mampir ke makam pertama yang kami lewati, ialah makam kaisar Jiaqing, salah
  satu makam terbesar di kompleks itu . Hari hujan, dan sudah gelap makam tak
  ada listrik, lapangan luas, karena itu jalan agak licin, ia menunggu di
  depan dengan isteri saya, karena isteri tak berani jalan di jalanan licin,
  kedua lututnya pernah dioperasi. Saya pergi dengan putri tuan rumah petani
  tempat saya menginap sehari sebelumnya. Makan sangat luas sayang aulanya
  yang penuh dengan gambar dan keterangan tentang Jiaqing, tak dapat terbaca
  lagi karena sudah mulai gelap. Akhirnya kamipun keluar. Di luar gerbang ada
  deretan rumah gedung, jelas bukan rumah petani, ia bilang inilah turunan
  mantan pegawai istana dinasti Qing yang sampai sekarang masih tinggal di
  situ mengurus makam. Dulu mereka kerja bakti, tanpa gaji, tapi setelah
  reformasi mereka diberi honor lagi, sebagai penjaga benda bersejarah. Di
  samping itu di sana ada makam

Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

2009-12-01 Terurut Topik shinmen takezo
menurut saya sih ,

walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang
keturunannya
tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar  , pu yi saja sudah jadi
rakyat jelata

2009/12/2 zho...@yahoo.com



 Nomor 4 ini yg paling tak masuk akal. Masak semua orang tahu kalau yg punya
 nama seperti itu pasti keturunan raja? Wong marganya saja Huang, yg tak ada
 hubungan langsung dng marga raja.

 Lagian, di zaman ini, sekalipun dia keturunan raja mancu, tdk ada seorang
 yg akan berdiri memberi hormat, apalagi ini di indonesia! Reaksi yg paling
 umum adalah: orang2 akan memperhatikan dng penuh selidik, seperti nonton
 binatang langka di bonbin.

 Tujuan bualannya adalah agar orang terkagum2 sama dia.

 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * save_mynit save_my...@yahoo.com
 *Date: *Tue, 01 Dec 2009 16:08:34 -
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di
 Jakarta




 Terima kasih, salam saya Christ.

 Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini,

 1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang

 2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea,
 yang penjodohannya unik:
 - ada perhitungan shio,
 - perhitungan nama
 - perhitungan tulang (???)

 3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak
 perempuan. Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita
 lain, sampai dapat keturunan laki2.

 4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut
 marga Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70
 keluarga yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama
 (dalam tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat
 kepada keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins
 belel)

  
   Dik Christ,
   Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak
   sudah datang minta dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah
 dinasti
   Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat
 Hokkian,bukan
   Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan.
   Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau
 makam
   barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan
 Baoding
   propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau
 waduk
   yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah
 penduduk,
   setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari
   hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya
 kira
   tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya.
   Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah
 dingin
   dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau
 saya
   telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu,
 katanya
   kemudian.
   Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara
   cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak
 terhadap
   tuan rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk saya
   turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu bilang, nanti saya pindahkan
   mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah
 jalan
   tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia
   keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua
   pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu
 saya
   dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari
 mulut
   penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung tahu,
   jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada
   hubungan keluarga semua.
   Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas Pengadilan 1. Haha,
   saya seorang kaypang diajak naik mobil pemerintah dan ditempatkan di
 hotel
   sebagai tamu pemerintah daerah.
   Di jalan ia bilang undur dua tiga hari, kita keliling dulu, di sini
   banyak peninggalan sejarah. Kami libur nasional seminggu katanya. Tapi
 saya
   terpaksa menolak, karena jadwal sudah pasti pesawat tak dapat diubah.
 Dengan
   menyesal kelihatannya ia berkata, kalau begitu kita mampir sekarang.
 Kami
   mampir ke makam pertama yang kami lewati, ialah makam kaisar Jiaqing,
 salah
   satu makam terbesar di kompleks itu . Hari hujan, dan sudah gelap makam
 tak
   ada listrik, lapangan luas, karena itu jalan agak licin, ia menunggu di
   depan dengan isteri saya, karena isteri tak berani jalan di jalanan
 licin,
   kedua lututnya pernah dioperasi. Saya pergi dengan putri tuan rumah
 petani
   tempat saya menginap sehari sebelumnya. Makan sangat luas sayang
 aulanya
   yang penuh dengan gambar dan keterangan tentang Jiaqing, tak dapat
 terbaca
   lagi karena sudah mulai gelap. Akhirnya kamipun keluar. Di luar gerbang
 ada
   deretan

[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

2009-12-01 Terurut Topik henyung
Yang saya tahu keturunan kaisar Qing rata-rata pakai marga Jin (emas). Mengacu 
ke nama dinasti nenek moyang mereka, dinasti Jin.

Kalau marga Huang (Oei) atau Wang (raja/pangeran) sepertinya lebih jarang. 

Tahun 2000an lalu ada berita seorang turunan kaisar di daerah selatan, lupa 
apakah di Guangdong atau Guangxi. Beliau itu pakai longpao / jubah naga 
kekaisaran jalan-jalan di tempat umum. Menurut dia karena sekarang di sono 
lebih bebas, dia sah-sah saja pakai baju gituan, karena memang dia turunan 
kaisar. 

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo hisashi.mits...@... 
wrote:

 menurut saya sih ,
 
 walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang
 keturunannya
 tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar  , pu yi saja sudah jadi
 rakyat jelata
 




Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

2009-12-01 Terurut Topik agoeng_set
Yg bener Pu Yi dah jadi debu heheheh, buat kita mungkin ga penting tapi buat 
para pemimpi tiongkok raya itu booster yg kuat, angkat keturunan raja jadi 
simbol perjuangan. 
-Original Message-
From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com
Date: Wed, 2 Dec 2009 11:03:17 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

menurut saya sih ,

walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang
keturunannya
tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar  , pu yi saja sudah jadi
rakyat jelata

2009/12/2 zho...@yahoo.com



 Nomor 4 ini yg paling tak masuk akal. Masak semua orang tahu kalau yg punya
 nama seperti itu pasti keturunan raja? Wong marganya saja Huang, yg tak ada
 hubungan langsung dng marga raja.

 Lagian, di zaman ini, sekalipun dia keturunan raja mancu, tdk ada seorang
 yg akan berdiri memberi hormat, apalagi ini di indonesia! Reaksi yg paling
 umum adalah: orang2 akan memperhatikan dng penuh selidik, seperti nonton
 binatang langka di bonbin.

 Tujuan bualannya adalah agar orang terkagum2 sama dia.

 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * save_mynit save_my...@yahoo.com
 *Date: *Tue, 01 Dec 2009 16:08:34 -
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di
 Jakarta




 Terima kasih, salam saya Christ.

 Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini,

 1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang

 2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea,
 yang penjodohannya unik:
 - ada perhitungan shio,
 - perhitungan nama
 - perhitungan tulang (???)

 3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak
 perempuan. Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita
 lain, sampai dapat keturunan laki2.

 4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut
 marga Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70
 keluarga yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama
 (dalam tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat
 kepada keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins
 belel)

  
   Dik Christ,
   Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak
   sudah datang minta dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah
 dinasti
   Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat
 Hokkian,bukan
   Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan.
   Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau
 makam
   barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan
 Baoding
   propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau
 waduk
   yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah
 penduduk,
   setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari
   hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya
 kira
   tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya.
   Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah
 dingin
   dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau
 saya
   telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu,
 katanya
   kemudian.
   Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara
   cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak
 terhadap
   tuan rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk saya
   turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu bilang, nanti saya pindahkan
   mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah
 jalan
   tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia
   keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua
   pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu
 saya
   dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari
 mulut
   penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung tahu,
   jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada
   hubungan keluarga semua.
   Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas Pengadilan 1. Haha,
   saya seorang kaypang diajak naik mobil pemerintah dan ditempatkan di
 hotel
   sebagai tamu pemerintah daerah.
   Di jalan ia bilang undur dua tiga hari, kita keliling dulu, di sini
   banyak peninggalan sejarah. Kami libur nasional seminggu katanya. Tapi
 saya
   terpaksa menolak, karena jadwal sudah pasti pesawat tak dapat diubah.
 Dengan
   menyesal kelihatannya ia berkata, kalau begitu kita mampir sekarang.
 Kami
   mampir ke makam pertama yang kami lewati, ialah makam kaisar Jiaqing,
 salah
   satu makam terbesar di kompleks itu . Hari hujan, dan sudah gelap makam
 tak
   ada listrik, lapangan luas, karena itu jalan agak licin, ia menunggu di
   depan

Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

2009-12-01 Terurut Topik shinmen takezo
biarpun raja dari dinasti alien ?

maaf one liner

2009/12/2 agoeng_...@yahoo.com



 Yg bener Pu Yi dah jadi debu heheheh, buat kita mungkin ga penting tapi
 buat para pemimpi tiongkok raya itu booster yg kuat, angkat keturunan raja
 jadi simbol perjuangan.
 --
 *From: * shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com
 *Date: *Wed, 2 Dec 2009 11:03:17 +0700
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di
 Jakarta



 menurut saya sih ,

 walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang
 keturunannya
 tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar  , pu yi saja sudah
 jadi rakyat jelata

 2009/12/2 zho...@yahoo.com



 Nomor 4 ini yg paling tak masuk akal. Masak semua orang tahu kalau yg
 punya nama seperti itu pasti keturunan raja? Wong marganya saja Huang, yg
 tak ada hubungan langsung dng marga raja.

 Lagian, di zaman ini, sekalipun dia keturunan raja mancu, tdk ada seorang
 yg akan berdiri memberi hormat, apalagi ini di indonesia! Reaksi yg paling
 umum adalah: orang2 akan memperhatikan dng penuh selidik, seperti nonton
 binatang langka di bonbin.

 Tujuan bualannya adalah agar orang terkagum2 sama dia.

 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * save_mynit save_my...@yahoo.com
 *Date: *Tue, 01 Dec 2009 16:08:34 -
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di
 Jakarta




 Terima kasih, salam saya Christ.

 Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini,

 1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang

 2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea,
 yang penjodohannya unik:
 - ada perhitungan shio,
 - perhitungan nama
 - perhitungan tulang (???)

 3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak
 perempuan. Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita
 lain, sampai dapat keturunan laki2.

 4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut
 marga Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70
 keluarga yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama
 (dalam tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat
 kepada keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins
 belel)

  
   Dik Christ,
   Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak
   sudah datang minta dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah
 dinasti
   Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat
 Hokkian,bukan
   Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan.
   Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau
 makam
   barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan
 Baoding
   propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau
 waduk
   yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah
 penduduk,
   setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari
   hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya
 kira
   tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya.
   Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah
 dingin
   dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau
 saya
   telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu,
 katanya
   kemudian.
   Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara
   cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak
 terhadap
   tuan rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk
 saya
   turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu bilang, nanti saya pindahkan
   mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah
 jalan
   tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia
   keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua
   pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu
 saya
   dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari
 mulut
   penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung
 tahu,
   jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada
   hubungan keluarga semua.
   Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas Pengadilan 1. Haha,
   saya seorang kaypang diajak naik mobil pemerintah dan ditempatkan di
 hotel
   sebagai tamu pemerintah daerah.
   Di jalan ia bilang undur dua tiga hari, kita keliling dulu, di sini
   banyak peninggalan sejarah. Kami libur nasional seminggu katanya. Tapi
 saya
   terpaksa menolak, karena jadwal sudah pasti pesawat tak dapat diubah.
 Dengan
   menyesal kelihatannya ia berkata, kalau begitu kita mampir sekarang.
 Kami
   mampir ke makam pertama yang kami lewati, ialah makam kaisar Jiaqing,
 salah
   satu makam terbesar di kompleks itu . Hari

Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

2009-12-01 Terurut Topik zhoufy
Tepatnya bukan simbol perjuangan, tapi simbol keberhasilan pendidikan kembali!
Dari pola pikir ningrat menjadi pola pikir rakyat biasa dlm kesadaran 
masyarakat sosialis. Huebat bukan? Untuk membuktikan ini dibuat proyek 
autobiografi yg sebenarnya memakai jasa penulis profesional.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com
Date: Wed, 2 Dec 2009 12:29:20 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta

biarpun raja dari dinasti alien ?

maaf one liner

2009/12/2 agoeng_...@yahoo.com



 Yg bener Pu Yi dah jadi debu heheheh, buat kita mungkin ga penting tapi
 buat para pemimpi tiongkok raya itu booster yg kuat, angkat keturunan raja
 jadi simbol perjuangan.
 --
 *From: * shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com
 *Date: *Wed, 2 Dec 2009 11:03:17 +0700
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di
 Jakarta



 menurut saya sih ,

 walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang
 keturunannya
 tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar  , pu yi saja sudah
 jadi rakyat jelata

 2009/12/2 zho...@yahoo.com



 Nomor 4 ini yg paling tak masuk akal. Masak semua orang tahu kalau yg
 punya nama seperti itu pasti keturunan raja? Wong marganya saja Huang, yg
 tak ada hubungan langsung dng marga raja.

 Lagian, di zaman ini, sekalipun dia keturunan raja mancu, tdk ada seorang
 yg akan berdiri memberi hormat, apalagi ini di indonesia! Reaksi yg paling
 umum adalah: orang2 akan memperhatikan dng penuh selidik, seperti nonton
 binatang langka di bonbin.

 Tujuan bualannya adalah agar orang terkagum2 sama dia.

 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * save_mynit save_my...@yahoo.com
 *Date: *Tue, 01 Dec 2009 16:08:34 -
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di
 Jakarta




 Terima kasih, salam saya Christ.

 Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini,

 1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang

 2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea,
 yang penjodohannya unik:
 - ada perhitungan shio,
 - perhitungan nama
 - perhitungan tulang (???)

 3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak
 perempuan. Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita
 lain, sampai dapat keturunan laki2.

 4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut
 marga Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70
 keluarga yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama
 (dalam tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat
 kepada keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins
 belel)

  
   Dik Christ,
   Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak
   sudah datang minta dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah
 dinasti
   Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat
 Hokkian,bukan
   Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan.
   Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau
 makam
   barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan
 Baoding
   propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau
 waduk
   yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah
 penduduk,
   setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari
   hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya
 kira
   tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya.
   Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah
 dingin
   dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau
 saya
   telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu,
 katanya
   kemudian.
   Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara
   cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak
 terhadap
   tuan rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk
 saya
   turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu bilang, nanti saya pindahkan
   mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah
 jalan
   tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia
   keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua
   pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu
 saya
   dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari
 mulut
   penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung
 tahu,
   jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada
   hubungan keluarga semua.
   Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas