Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
Pernah saya baca dan lihat potretnya tentang Aixinjioro Pujie, adiknya the last emperor Aixinjioro Puyi. a Puyi. Ia pakai pakaian kerajaan. Hanya lupa di kota mana juga lupa nama Han-nya apa? Adopsi nama Han oleh etnis Mancu maupun etinis Xianbei zaman dulu, adalah inisiatif pribadi jadi bukan melalui undang-undang. Makanya setiap orang memilih sendiri sne (marga) Han-nya masing-masing jadi tidak seragam. Mirip kita di Indonesia, Wjijaya lazimnya sne Ui (Oey), tapi saya menemukan juga Wijaya yang asalnya Tan. Salam Liang U From: henyung heny...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 2, 2009 12:09:41 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta Yang saya tahu keturunan kaisar Qing rata-rata pakai marga Jin (emas). Mengacu ke nama dinasti nenek moyang mereka, dinasti Jin. Kalau marga Huang (Oei) atau Wang (raja/pangeran) sepertinya lebih jarang. Tahun 2000an lalu ada berita seorang turunan kaisar di daerah selatan, lupa apakah di Guangdong atau Guangxi. Beliau itu pakai longpao / jubah naga kekaisaran jalan-jalan di tempat umum. Menurut dia karena sekarang di sono lebih bebas, dia sah-sah saja pakai baju gituan, karena memang dia turunan kaisar. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, shinmen takezo hisashi.mitshui@ ... wrote: menurut saya sih , walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang keturunannya tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi rakyat jelata
[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
Apeq, yg saya tau itu org2 Man yg marga aixinjueluo rata2 pake marga Jin soalnya arti kata aixin jueluo jg emas getu dan jg itu dah jadi aturan kerajaan dinasti qing kalu raja2 mrk pake marga han itu marga jin kecuali ngkale qianlong or kangxi owe lupa. Nah abis revolusi xinhai, org2 man kena sasaran terus, kerja susah, diembat disana sini, jadi mrk banyak yg ganti marga, marga jin, wang dan zhao. Khusus yg marga aixin ini lebih banyak yg pake marga jin é` ama zhao è nah katanya yg zhao ini tulisannya mirip ama tulisan org man. Ada jg yg pake marga é» kuning soalnya, huang taiji itu pemimpin panji kuning utama æ£é»æ. Yg laennya ada yg pake Luo, Xin, Ai dsbny. Ya mbuh dah soal bener apa kagaknya itu cerita keturunan Guangxu, soalnya yg saya tahu itu Guangxu gak ada keturunan alias diperkirain mandul or dibikin mandul ama Cixi pake obat. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u lian...@... wrote:   Pernah saya baca dan lihat potretnya tentang Aixinjioro Pujie, adiknya the last emperor Aixinjioro Puyi. a Puyi. Ia pakai pakaian kerajaan. Hanya lupa di kota mana juga lupa nama Han-nya apa?    Adopsi nama Han oleh etnis Mancu maupun etinis Xianbei zaman dulu, adalah inisiatif pribadi jadi bukan melalui undang-undang. Makanya setiap orang memilih sendiri sne (marga) Han-nya masing-masing jadi tidak seragam. Mirip kita di Indonesia, Wjijaya lazimnya sne Ui (Oey), tapi saya menemukan juga Wijaya yang asalnya Tan.    Salam   Liang U  From: henyung heny...@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 2, 2009 12:09:41 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta  Yang saya tahu keturunan kaisar Qing rata-rata pakai marga Jin (emas). Mengacu ke nama dinasti nenek moyang mereka, dinasti Jin. Kalau marga Huang (Oei) atau Wang (raja/pangeran) sepertinya lebih jarang. Tahun 2000an lalu ada berita seorang turunan kaisar di daerah selatan, lupa apakah di Guangdong atau Guangxi. Beliau itu pakai longpao / jubah naga kekaisaran jalan-jalan di tempat umum. Menurut dia karena sekarang di sono lebih bebas, dia sah-sah saja pakai baju gituan, karena memang dia turunan kaisar. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, shinmen takezo hisashi.mitshui@ ... wrote: menurut saya sih , walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang keturunannya tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi rakyat jelata
Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
Dik Ardian, Terima kasih atas masukannya. Saya usul agar catatan hariannya baik dalam bahasa Mancu atau Han atau Indonesia bisa di copy, saya kenal seorang mahasiswa reset di Wuhan, bisa melalui dia disampaikan kepada ahlinya. Siapa tahu bisa menambah data dinasti Qing yang belum tercakup dalam buku-buku sekarang. Salam Liang U From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, December 3, 2009 12:44:34 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta Apeq, yg saya tau itu org2 Man yg marga aixinjueluo rata2 pake marga Jin soalnya arti kata aixin jueluo jg emas getu dan jg itu dah jadi aturan kerajaan dinasti qing kalu raja2 mrk pake marga han itu marga jin kecuali ngkale qianlong or kangxi owe lupa. Nah abis revolusi xinhai, org2 man kena sasaran terus, kerja susah, diembat disana sini, jadi mrk banyak yg ganti marga, marga jin, wang dan zhao. Khusus yg marga aixin ini lebih banyak yg pake marga jin é‡` ama zhao 肇 nah katanya yg zhao ini tulisannya mirip ama tulisan org man. Ada jg yg pake marga 黄 kuning soalnya, huang taiji itu pemimpin panji kuning utama æ£é»„æ——. Yg laennya ada yg pake Luo, Xin, Ai dsbny. Ya mbuh dah soal bener apa kagaknya itu cerita keturunan Guangxu, soalnya yg saya tahu itu Guangxu gak ada keturunan alias diperkirain mandul or dibikin mandul ama Cixi pake obat. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, liang u lian...@... wrote:   Pernah saya baca dan lihat potretnya tentang Aixinjioro Pujie, adiknya the last emperor Aixinjioro Puyi. a Puyi. Ia pakai pakaian kerajaan. Hanya lupa di kota mana juga lupa nama Han-nya apa?    Adopsi nama Han oleh etnis Mancu maupun etinis Xianbei zaman dulu, adalah inisiatif pribadi jadi bukan melalui undang-undang. Makanya setiap orang memilih sendiri sne (marga) Han-nya masing-masing jadi tidak seragam. Mirip kita di Indonesia, Wjijaya lazimnya sne Ui (Oey), tapi saya menemukan juga Wijaya yang asalnya Tan.    Salam   Liang U  _ _ __ From: henyung heny...@... To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, December 2, 2009 12:09:41 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta  Yang saya tahu keturunan kaisar Qing rata-rata pakai marga Jin (emas). Mengacu ke nama dinasti nenek moyang mereka, dinasti Jin. Kalau marga Huang (Oei) atau Wang (raja/pangeran) sepertinya lebih jarang. Tahun 2000an lalu ada berita seorang turunan kaisar di daerah selatan, lupa apakah di Guangdong atau Guangxi. Beliau itu pakai longpao / jubah naga kekaisaran jalan-jalan di tempat umum. Menurut dia karena sekarang di sono lebih bebas, dia sah-sah saja pakai baju gituan, karena memang dia turunan kaisar. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, shinmen takezo hisashi.mitshui@ ... wrote: menurut saya sih , walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang keturunannya tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi rakyat jelata
[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
Terima kasih, salam saya Christ. Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini, 1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang 2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea, yang penjodohannya unik: - ada perhitungan shio, - perhitungan nama - perhitungan tulang (???) 3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak perempuan. Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita lain, sampai dapat keturunan laki2. 4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut marga Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70 keluarga yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama (dalam tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat kepada keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins belel) Dik Christ, Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak sudah datang minta dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah dinasti Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat Hokkian,bukan Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan. Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau makam barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan Baoding propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau waduk yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah penduduk, setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya kira tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya. Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah dingin dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau saya telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu, katanya kemudian. Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak terhadap tuan rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk saya turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu bilang, nanti saya pindahkan mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah jalan tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu saya dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari mulut penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung tahu, jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada hubungan keluarga semua. Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas Pengadilan 1. Haha, saya seorang kaypang diajak naik mobil pemerintah dan ditempatkan di hotel sebagai tamu pemerintah daerah. Di jalan ia bilang undur dua tiga hari, kita keliling dulu, di sini banyak peninggalan sejarah. Kami libur nasional seminggu katanya. Tapi saya terpaksa menolak, karena jadwal sudah pasti pesawat tak dapat diubah. Dengan menyesal kelihatannya ia berkata, kalau begitu kita mampir sekarang. Kami mampir ke makam pertama yang kami lewati, ialah makam kaisar Jiaqing, salah satu makam terbesar di kompleks itu . Hari hujan, dan sudah gelap makam tak ada listrik, lapangan luas, karena itu jalan agak licin, ia menunggu di depan dengan isteri saya, karena isteri tak berani jalan di jalanan licin, kedua lututnya pernah dioperasi. Saya pergi dengan putri tuan rumah petani tempat saya menginap sehari sebelumnya. Makan sangat luas sayang aulanya yang penuh dengan gambar dan keterangan tentang Jiaqing, tak dapat terbaca lagi karena sudah mulai gelap. Akhirnya kamipun keluar. Di luar gerbang ada deretan rumah gedung, jelas bukan rumah petani, ia bilang inilah turunan mantan pegawai istana dinasti Qing yang sampai sekarang masih tinggal di situ mengurus makam. Dulu mereka kerja bakti, tanpa gaji, tapi setelah reformasi mereka diberi honor lagi, sebagai penjaga benda bersejarah. Di samping itu di sana ada makam ibusuri Cixi yang kenamaan yang menyebabkan dinasi Qing murat marit. Cixi di makamkan disana, jenazah sudah diangkut dengan kereta api. Jalan kereta api ke kabupaten ini adalah jalan khusus untuk keluarga kerajaan yang mau sembahyang ke makam kaisar. Keluar dari makam Jiaqing hari sudah gelap benar, sayang katanya dia salah, harusnya ke makam Yongzheng dulu (Yong Ceng) kaisar tangan besi yang berhasil mempertahankan kegemilangan dinasti Qing yang diwariskan oleh salah satu kaisar yang paling berhasil dalam sejarah Tiongkok yaitu ayahnya Yong Ceng kaisar Kangxi. Pak Hakim bilang, lain kali datang lagi dan atur waktu jangan terlalu mepet ia bilang, kami libur seminggu karena hari Nasional. Kalaupun saya ada halangan, katanya lagi, ada
Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
Nomor 4 ini yg paling tak masuk akal. Masak semua orang tahu kalau yg punya nama seperti itu pasti keturunan raja? Wong marganya saja Huang, yg tak ada hubungan langsung dng marga raja. Lagian, di zaman ini, sekalipun dia keturunan raja mancu, tdk ada seorang yg akan berdiri memberi hormat, apalagi ini di indonesia! Reaksi yg paling umum adalah: orang2 akan memperhatikan dng penuh selidik, seperti nonton binatang langka di bonbin. Tujuan bualannya adalah agar orang terkagum2 sama dia. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: save_mynit save_my...@yahoo.com Date: Tue, 01 Dec 2009 16:08:34 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta Terima kasih, salam saya Christ. Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini, 1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang 2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea, yang penjodohannya unik: - ada perhitungan shio, - perhitungan nama - perhitungan tulang (???) 3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak perempuan. Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita lain, sampai dapat keturunan laki2. 4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut marga Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70 keluarga yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama (dalam tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat kepada keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins belel) Dik Christ, Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak sudah datang minta dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah dinasti Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat Hokkian,bukan Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan. Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau makam barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan Baoding propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau waduk yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah penduduk, setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya kira tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya. Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah dingin dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau saya telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu, katanya kemudian. Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak terhadap tuan rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk saya turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu bilang, nanti saya pindahkan mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah jalan tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu saya dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari mulut penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung tahu, jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada hubungan keluarga semua. Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas Pengadilan 1. Haha, saya seorang kaypang diajak naik mobil pemerintah dan ditempatkan di hotel sebagai tamu pemerintah daerah. Di jalan ia bilang undur dua tiga hari, kita keliling dulu, di sini banyak peninggalan sejarah. Kami libur nasional seminggu katanya. Tapi saya terpaksa menolak, karena jadwal sudah pasti pesawat tak dapat diubah. Dengan menyesal kelihatannya ia berkata, kalau begitu kita mampir sekarang. Kami mampir ke makam pertama yang kami lewati, ialah makam kaisar Jiaqing, salah satu makam terbesar di kompleks itu . Hari hujan, dan sudah gelap makam tak ada listrik, lapangan luas, karena itu jalan agak licin, ia menunggu di depan dengan isteri saya, karena isteri tak berani jalan di jalanan licin, kedua lututnya pernah dioperasi. Saya pergi dengan putri tuan rumah petani tempat saya menginap sehari sebelumnya. Makan sangat luas sayang aulanya yang penuh dengan gambar dan keterangan tentang Jiaqing, tak dapat terbaca lagi karena sudah mulai gelap. Akhirnya kamipun keluar. Di luar gerbang ada deretan rumah gedung, jelas bukan rumah petani, ia bilang inilah turunan mantan pegawai istana dinasti Qing yang sampai sekarang masih tinggal di situ mengurus makam. Dulu mereka kerja bakti, tanpa gaji, tapi setelah reformasi mereka diberi honor lagi, sebagai penjaga benda bersejarah. Di samping itu di sana ada makam
Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
menurut saya sih , walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang keturunannya tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi rakyat jelata 2009/12/2 zho...@yahoo.com Nomor 4 ini yg paling tak masuk akal. Masak semua orang tahu kalau yg punya nama seperti itu pasti keturunan raja? Wong marganya saja Huang, yg tak ada hubungan langsung dng marga raja. Lagian, di zaman ini, sekalipun dia keturunan raja mancu, tdk ada seorang yg akan berdiri memberi hormat, apalagi ini di indonesia! Reaksi yg paling umum adalah: orang2 akan memperhatikan dng penuh selidik, seperti nonton binatang langka di bonbin. Tujuan bualannya adalah agar orang terkagum2 sama dia. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- *From: * save_mynit save_my...@yahoo.com *Date: *Tue, 01 Dec 2009 16:08:34 - *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta Terima kasih, salam saya Christ. Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini, 1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang 2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea, yang penjodohannya unik: - ada perhitungan shio, - perhitungan nama - perhitungan tulang (???) 3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak perempuan. Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita lain, sampai dapat keturunan laki2. 4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut marga Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70 keluarga yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama (dalam tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat kepada keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins belel) Dik Christ, Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak sudah datang minta dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah dinasti Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat Hokkian,bukan Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan. Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau makam barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan Baoding propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau waduk yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah penduduk, setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya kira tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya. Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah dingin dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau saya telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu, katanya kemudian. Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak terhadap tuan rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk saya turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu bilang, nanti saya pindahkan mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah jalan tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu saya dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari mulut penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung tahu, jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada hubungan keluarga semua. Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas Pengadilan 1. Haha, saya seorang kaypang diajak naik mobil pemerintah dan ditempatkan di hotel sebagai tamu pemerintah daerah. Di jalan ia bilang undur dua tiga hari, kita keliling dulu, di sini banyak peninggalan sejarah. Kami libur nasional seminggu katanya. Tapi saya terpaksa menolak, karena jadwal sudah pasti pesawat tak dapat diubah. Dengan menyesal kelihatannya ia berkata, kalau begitu kita mampir sekarang. Kami mampir ke makam pertama yang kami lewati, ialah makam kaisar Jiaqing, salah satu makam terbesar di kompleks itu . Hari hujan, dan sudah gelap makam tak ada listrik, lapangan luas, karena itu jalan agak licin, ia menunggu di depan dengan isteri saya, karena isteri tak berani jalan di jalanan licin, kedua lututnya pernah dioperasi. Saya pergi dengan putri tuan rumah petani tempat saya menginap sehari sebelumnya. Makan sangat luas sayang aulanya yang penuh dengan gambar dan keterangan tentang Jiaqing, tak dapat terbaca lagi karena sudah mulai gelap. Akhirnya kamipun keluar. Di luar gerbang ada deretan
[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
Yang saya tahu keturunan kaisar Qing rata-rata pakai marga Jin (emas). Mengacu ke nama dinasti nenek moyang mereka, dinasti Jin. Kalau marga Huang (Oei) atau Wang (raja/pangeran) sepertinya lebih jarang. Tahun 2000an lalu ada berita seorang turunan kaisar di daerah selatan, lupa apakah di Guangdong atau Guangxi. Beliau itu pakai longpao / jubah naga kekaisaran jalan-jalan di tempat umum. Menurut dia karena sekarang di sono lebih bebas, dia sah-sah saja pakai baju gituan, karena memang dia turunan kaisar. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo hisashi.mits...@... wrote: menurut saya sih , walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang keturunannya tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi rakyat jelata
Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
Yg bener Pu Yi dah jadi debu heheheh, buat kita mungkin ga penting tapi buat para pemimpi tiongkok raya itu booster yg kuat, angkat keturunan raja jadi simbol perjuangan. -Original Message- From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com Date: Wed, 2 Dec 2009 11:03:17 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta menurut saya sih , walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang keturunannya tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi rakyat jelata 2009/12/2 zho...@yahoo.com Nomor 4 ini yg paling tak masuk akal. Masak semua orang tahu kalau yg punya nama seperti itu pasti keturunan raja? Wong marganya saja Huang, yg tak ada hubungan langsung dng marga raja. Lagian, di zaman ini, sekalipun dia keturunan raja mancu, tdk ada seorang yg akan berdiri memberi hormat, apalagi ini di indonesia! Reaksi yg paling umum adalah: orang2 akan memperhatikan dng penuh selidik, seperti nonton binatang langka di bonbin. Tujuan bualannya adalah agar orang terkagum2 sama dia. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- *From: * save_mynit save_my...@yahoo.com *Date: *Tue, 01 Dec 2009 16:08:34 - *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta Terima kasih, salam saya Christ. Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini, 1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang 2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea, yang penjodohannya unik: - ada perhitungan shio, - perhitungan nama - perhitungan tulang (???) 3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak perempuan. Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita lain, sampai dapat keturunan laki2. 4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut marga Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70 keluarga yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama (dalam tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat kepada keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins belel) Dik Christ, Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak sudah datang minta dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah dinasti Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat Hokkian,bukan Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan. Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau makam barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan Baoding propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau waduk yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah penduduk, setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya kira tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya. Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah dingin dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau saya telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu, katanya kemudian. Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak terhadap tuan rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk saya turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu bilang, nanti saya pindahkan mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah jalan tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu saya dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari mulut penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung tahu, jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada hubungan keluarga semua. Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas Pengadilan 1. Haha, saya seorang kaypang diajak naik mobil pemerintah dan ditempatkan di hotel sebagai tamu pemerintah daerah. Di jalan ia bilang undur dua tiga hari, kita keliling dulu, di sini banyak peninggalan sejarah. Kami libur nasional seminggu katanya. Tapi saya terpaksa menolak, karena jadwal sudah pasti pesawat tak dapat diubah. Dengan menyesal kelihatannya ia berkata, kalau begitu kita mampir sekarang. Kami mampir ke makam pertama yang kami lewati, ialah makam kaisar Jiaqing, salah satu makam terbesar di kompleks itu . Hari hujan, dan sudah gelap makam tak ada listrik, lapangan luas, karena itu jalan agak licin, ia menunggu di depan
Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
biarpun raja dari dinasti alien ? maaf one liner 2009/12/2 agoeng_...@yahoo.com Yg bener Pu Yi dah jadi debu heheheh, buat kita mungkin ga penting tapi buat para pemimpi tiongkok raya itu booster yg kuat, angkat keturunan raja jadi simbol perjuangan. -- *From: * shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com *Date: *Wed, 2 Dec 2009 11:03:17 +0700 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta menurut saya sih , walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang keturunannya tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi rakyat jelata 2009/12/2 zho...@yahoo.com Nomor 4 ini yg paling tak masuk akal. Masak semua orang tahu kalau yg punya nama seperti itu pasti keturunan raja? Wong marganya saja Huang, yg tak ada hubungan langsung dng marga raja. Lagian, di zaman ini, sekalipun dia keturunan raja mancu, tdk ada seorang yg akan berdiri memberi hormat, apalagi ini di indonesia! Reaksi yg paling umum adalah: orang2 akan memperhatikan dng penuh selidik, seperti nonton binatang langka di bonbin. Tujuan bualannya adalah agar orang terkagum2 sama dia. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- *From: * save_mynit save_my...@yahoo.com *Date: *Tue, 01 Dec 2009 16:08:34 - *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta Terima kasih, salam saya Christ. Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini, 1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang 2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea, yang penjodohannya unik: - ada perhitungan shio, - perhitungan nama - perhitungan tulang (???) 3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak perempuan. Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita lain, sampai dapat keturunan laki2. 4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut marga Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70 keluarga yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama (dalam tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat kepada keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins belel) Dik Christ, Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak sudah datang minta dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah dinasti Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat Hokkian,bukan Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan. Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau makam barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan Baoding propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau waduk yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah penduduk, setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya kira tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya. Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah dingin dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau saya telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu, katanya kemudian. Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak terhadap tuan rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk saya turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu bilang, nanti saya pindahkan mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah jalan tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu saya dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari mulut penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung tahu, jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada hubungan keluarga semua. Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas Pengadilan 1. Haha, saya seorang kaypang diajak naik mobil pemerintah dan ditempatkan di hotel sebagai tamu pemerintah daerah. Di jalan ia bilang undur dua tiga hari, kita keliling dulu, di sini banyak peninggalan sejarah. Kami libur nasional seminggu katanya. Tapi saya terpaksa menolak, karena jadwal sudah pasti pesawat tak dapat diubah. Dengan menyesal kelihatannya ia berkata, kalau begitu kita mampir sekarang. Kami mampir ke makam pertama yang kami lewati, ialah makam kaisar Jiaqing, salah satu makam terbesar di kompleks itu . Hari
Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
Tepatnya bukan simbol perjuangan, tapi simbol keberhasilan pendidikan kembali! Dari pola pikir ningrat menjadi pola pikir rakyat biasa dlm kesadaran masyarakat sosialis. Huebat bukan? Untuk membuktikan ini dibuat proyek autobiografi yg sebenarnya memakai jasa penulis profesional. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com Date: Wed, 2 Dec 2009 12:29:20 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta biarpun raja dari dinasti alien ? maaf one liner 2009/12/2 agoeng_...@yahoo.com Yg bener Pu Yi dah jadi debu heheheh, buat kita mungkin ga penting tapi buat para pemimpi tiongkok raya itu booster yg kuat, angkat keturunan raja jadi simbol perjuangan. -- *From: * shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com *Date: *Wed, 2 Dec 2009 11:03:17 +0700 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta menurut saya sih , walau salah secara kronologis dan historis , bisa saja cicit itu memang keturunannya tapi dah tidak efek yah klo benar2 keturunan kaisar , pu yi saja sudah jadi rakyat jelata 2009/12/2 zho...@yahoo.com Nomor 4 ini yg paling tak masuk akal. Masak semua orang tahu kalau yg punya nama seperti itu pasti keturunan raja? Wong marganya saja Huang, yg tak ada hubungan langsung dng marga raja. Lagian, di zaman ini, sekalipun dia keturunan raja mancu, tdk ada seorang yg akan berdiri memberi hormat, apalagi ini di indonesia! Reaksi yg paling umum adalah: orang2 akan memperhatikan dng penuh selidik, seperti nonton binatang langka di bonbin. Tujuan bualannya adalah agar orang terkagum2 sama dia. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- *From: * save_mynit save_my...@yahoo.com *Date: *Tue, 01 Dec 2009 16:08:34 - *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *[budaya_tionghua] Re: OOT: Fakta cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta Terima kasih, salam saya Christ. Fakta2 yang saya tau dari si cicit ini, 1. dia fasih menuliskan nama marga-nya dalam kanji Huang 2. dia cerita pernah dijodohkan oleh neneknya dengan seorang wanita Korea, yang penjodohannya unik: - ada perhitungan shio, - perhitungan nama - perhitungan tulang (???) 3. dan setelah menikah dengan wanita tersebut, dia melahirkan anak perempuan. Stelah itu si Nenek menyuruh si cicit ini untuk mencari wanita lain, sampai dapat keturunan laki2. 4. Si cicit ini pernah ikut pertemuan Marga baru2 ini(saya lupa dia ikut marga Huang atau yang lain) di Hotel Mannhattan, Jakarta. Ada sekitar 70 keluarga yang hadir. Pada saat memasuki ruangan dan diminta menuliskan nama (dalam tulisan Kanji), semua hadirin berdiri hanya untuk memberi hormat kepada keturunan kaisar ini (yang waktu itu datang pakai kaos dan jins belel) Dik Christ, Sangat menarik ceritanya, sayang saya jauh di Singapore, kalau tidak sudah datang minta dikenalkan kepadanya. Mungkin yang aneh adalah dinasti Qing dikuasai oleh orang Man (Mancu) atau Boan menurut logat Hokkian,bukan Monggol. Yang diperintah Mongol adalah dinasti Yuan atau Guan. Ketika saya ke Beijing, saya pernah mengunjungki Qing Xi Ling atau makam barat kaisar dinasti Qing yang terletak di kabupaten Yi keresidenan Baoding propinsi Hebei. Hari pertama pagi-pagi diantar tuan rumah meninjau waduk yang sekarang menjadi tempat wisata, siang pulang makan di rumah penduduk, setelah makan sorenya mau diajak ke Qing Xi Ling itu, tapi malang hari hujan, maka sayapun tidur. Ketika bangun ada tamu di sana tadinya saya kira tamu tuan rumah saja. Tapi saya terkejut kalau ia datang mencari saya. Katanya jangan tidur di sini (di rumah petani tuan rumah) udara sudah dingin dan ranjang keras, tidur saja di hotel, nanti dia yang urus, kalau mau saya telpon sekarang, jangan pulang besok, kita ke Qing Xi Ling dulu, katanya kemudian. Karena hari hujan dan sudah mulai gelap (maklum sudah Oktober) udara cukup dingin, sebetulnya saya tak niat keluar, hanya kurang enak terhadap tuan rumah, tapi kelihatan tuan rumah seolah memberi isyarat untuk saya turut saja. Akhirnya saya mengiakan, tamu bilang, nanti saya pindahkan mobil ke depan rumah. Ia pun membawa payung keluar, depan rumah adalah jalan tanah, kira-kira 100 meter dari jalan kampung yang diaspal. Setelah ia keluar, tuan rumah bilang, ia orang kampung sini asalnya, ia ketua pengadilan negeri kabupaten katanya, saya tertegun. Bagaimana ia tahu saya dan bagaimana ia tahu kedatangan saya? Tuan rumah bilang mungkin dari mulut penduduk kampung, dikampung seorang asing datang, seluruh kampung tahu, jangan khawatir katanya, orang kampung sini semua sne Li , masih ada hubungan keluarga semua. Ketika kami keluar, di depan sudah ada mobil dinas