[budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??

2008-06-16 Terurut Topik valburyman
Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya
banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. 

http://zamani2008.wordpress.com

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, nurfadhillah diah
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 
 Suara Merdeka
 28 Februari 2008,
 
 Ditulis Oleh Wal Suparmo
 
 Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari
jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali
ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China.
Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer
itu dalam bukunya
 Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di
Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu
perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama).
 
 Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di
Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal
dengan Raden Patah alias
  Panembahan Tan Jin
  Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah.
 
 Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri
dari sembilan orang wali; 
 Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, 
 Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, 
 Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, 
 Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, 
 Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, 
 Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, 
 Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat, dan 
 Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho.
 
 Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401
di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut
agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh
enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak.
 
 Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak
mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa.
 Untuk
  memastikannya, pada 1928, Residen
  Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya.
Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah
berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun
sebanyak tiga pedati.
 
 Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang
juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir
dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini
tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun,
yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin
Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. 
 Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming
adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan
seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi
segundo Turco (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki
Suleiman I dengan kemegahannya.
 
 Kata Walisanga yg selama ini
  diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah
untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga'
berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia.
Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana'
dalam bahasa Jawa yang berarti tempat.
 
 Kata Sunan yang menjadi panggilan para anggota Walisanga, dipercaya
berasal dari dialek Hokkian 'Su' dan 'Nan'. 'Su' merupakan kependekan
dari kata 'Suhu atau Saihu' yg berarti guru. Disebut guru, karena para
wali itu adalah guru-guru Pesantren Hanafiyah, dari mazhab Hanafi.
Sementara 'Nan' berarti berarti selatan, sebab para penganut aliran
Hanafiah ini berasal dari Tiongkok Selatan.
 
 Perlu diketahui juga bahwa sebutan 'Kyai' yang kita kenal sekarang
sebagai sebutan untuk guru agama Islam, dulu digunakan untuk memanggil
seorang lelaki Tionghoa Totok, seperti
  pangggilan 'Encek'.
 
 Dan, sadar atau tidak, baju muslim yang kerap digunakan
  oleh laki-laki muslim Indonesia sangat mirip dengan pakaian ala
China. Baju Koko dan penutup kepala putih dianggap berasal dari China,
karena di negeri asal Islam, Timur Tengah, pakaian ini tidak dikenal.
 
 
 Sumber:
 - D. A. Rinkes De heiligen van Java
 - Jan Edel Hikajat Hasanoeddin
 - B. J. O. Schrieke, 1916, Het Boek van Bonang
 - Utrecht: Den Boer - G.W.J. Drewes, 1969 The admonitions of Seh
Bari : a 16th century Javanese Muslim text attributed to the Saint of
Bonang, The Hague: Martinus Nijhoff
 - De Graaf and Pigeaud De eerste Moslimse Vorstendommen op Java
 - Islamic states in Java 1500 -1700.
 - Amen Budiman Masyarakat Islam Tionghoa di Indonesia
 - Prof. Slamet Mulyana Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya
Negara-negara Islam di Nusantara





[budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??

2008-06-16 Terurut Topik ardian_c
Walisongo sdh dibahas puluhan kali, tapi gak ada salahnya dibaca dari 

http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/11000

trus searching jg dgn keyword walisongo, banyak dah bahasannya
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, valburyman [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya
 banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. 
 
 http://zamani2008.wordpress.com
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, nurfadhillah diah
 lamaydtjuh_fath@ wrote:
 
  
  
  
  Suara Merdeka
  28 Februari 2008,
  
  Ditulis Oleh Wal Suparmo
  
  Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari
 jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali
 ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China.
 Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer
 itu dalam bukunya
  Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di
 Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu
 perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama).
  
  Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di
 Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal
 dengan Raden Patah alias
   Panembahan Tan Jin
   Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah.
  
  Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri
 dari sembilan orang wali; 
  Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, 
  Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, 
  Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, 
  Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, 
  Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, 
  Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, 
  Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat,
dan 
  Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho.
  
  Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401
 di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut
 agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh
 enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak.
  
  Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak
 mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa.
  Untuk
   memastikannya, pada 1928, Residen
   Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya.
 Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah
 berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun
 sebanyak tiga pedati.
  
  Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang
 juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir
 dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini
 tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun,
 yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin
 Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. 
  Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming
 adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan
 seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi
 segundo Turco (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki
 Suleiman I dengan kemegahannya.
  
  Kata Walisanga yg selama ini
   diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah
 untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga'
 berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia.
 Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana'
 dalam bahasa Jawa yang berarti tempat.
  
  Kata Sunan yang menjadi panggilan para anggota Walisanga, dipercaya
 berasal dari dialek Hokkian 'Su' dan 'Nan'. 'Su' merupakan kependekan
 dari kata 'Suhu atau Saihu' yg berarti guru. Disebut guru, karena para
 wali itu adalah guru-guru Pesantren Hanafiyah, dari mazhab Hanafi.
 Sementara 'Nan' berarti berarti selatan, sebab para penganut aliran
 Hanafiah ini berasal dari Tiongkok Selatan.
  
  Perlu diketahui juga bahwa sebutan 'Kyai' yang kita kenal sekarang
 sebagai sebutan untuk guru agama Islam, dulu digunakan untuk memanggil
 seorang lelaki Tionghoa Totok, seperti
   pangggilan 'Encek'.
  
  Dan, sadar atau tidak, baju muslim yang kerap digunakan
   oleh laki-laki muslim Indonesia sangat mirip dengan pakaian ala
 China. Baju Koko dan penutup kepala putih dianggap berasal dari China,
 karena di negeri asal Islam, Timur Tengah, pakaian ini tidak dikenal.
  
  
  Sumber:
  - D. A. Rinkes De heiligen van Java
  - Jan Edel Hikajat Hasanoeddin
  - B. J. O. Schrieke, 1916, Het Boek van Bonang
  - Utrecht: Den Boer - G.W.J. Drewes, 1969 The admonitions of Seh
 Bari : a 16th century Javanese Muslim text attributed to the Saint of
 Bonang, The Hague: Martinus Nijhoff
  - De Graaf and Pigeaud De eerste Moslimse Vorstendommen op Java
  - Islamic states in Java 1500 -1700.
  - Amen Budiman Masyarakat Islam Tionghoa di Indonesia
  - Prof. Slamet Mulyana Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya
 Negara-negara Islam di Nusantara
 





[budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??

2008-06-16 Terurut Topik ardian_c
kemungkinan begitu tetep ada, soalnya yg menjadi Muslim di Tiongkok
itu banyak yg berbahasa Arab dan jgn lupa ada komunitas Arab di
Tiongkok yg dah tinggal dari jaman dinastiJin yg kurang lebih taon
300an masehi sampe dinsati Ming taon 1300an di Guang Zhou, malah
mesjid tertua di Tiongkok sana konon katanya dibangun sama Said Ibnu
Lubaid waktu jaman Tang ataw sekitar 600an akhir masehi.
Nama masjid itu Guang Ta si or kalu pake bahasa Indonesia artinya
masjid Pagoda Cahaya. kalu pake istilah si or sie yg sering diartiin
vihara or kelenteng di Indonesia kayak Siaw Lim sie, Tai Kak sie de el
el, jgn itu Guang Ta si diartiin vihara, soalnya dari jaman Han sampe
Ming yg namanya si itu sebenernye ngacu tempat ibadah agama import
kayak gereja Kristen Nestorian, mesjid, vihara.

Contohnya jing si = gereja nestorian
qingzhen si= mesjid.

tapi semua tetep pake istilah si dibelakangnya, makanya biar gak kacau
ama vihara , ditambah kata2 didepannya kayak diatas itu.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, valburyman [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya
 banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. 
 
 http://zamani2008.wordpress.com
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, nurfadhillah diah
 lamaydtjuh_fath@ wrote:
 
  
  
  
  Suara Merdeka
  28 Februari 2008,
  
  Ditulis Oleh Wal Suparmo
  
  Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari
 jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali
 ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China.
 Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer
 itu dalam bukunya
  Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di
 Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu
 perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama).
  
  Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di
 Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal
 dengan Raden Patah alias
   Panembahan Tan Jin
   Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah.
  
  Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri
 dari sembilan orang wali; 
  Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, 
  Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, 
  Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, 
  Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, 
  Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, 
  Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, 
  Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat,
dan 
  Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho.
  
  Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401
 di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut
 agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh
 enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak.
  
  Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak
 mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa.
  Untuk
   memastikannya, pada 1928, Residen
   Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya.
 Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah
 berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun
 sebanyak tiga pedati.
  
  Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang
 juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir
 dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini
 tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun,
 yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin
 Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. 
  Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming
 adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan
 seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi
 segundo Turco (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki
 Suleiman I dengan kemegahannya.
  
  Kata Walisanga yg selama ini
   diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah
 untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga'
 berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia.
 Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana'
 dalam bahasa Jawa yang berarti tempat.
  
  Kata Sunan yang menjadi panggilan para anggota Walisanga, dipercaya
 berasal dari dialek Hokkian 'Su' dan 'Nan'. 'Su' merupakan kependekan
 dari kata 'Suhu atau Saihu' yg berarti guru. Disebut guru, karena para
 wali itu adalah guru-guru Pesantren Hanafiyah, dari mazhab Hanafi.
 Sementara 'Nan' berarti berarti selatan, sebab para penganut aliran
 Hanafiah ini berasal dari Tiongkok Selatan.
  
  Perlu diketahui juga bahwa sebutan 'Kyai' yang kita kenal sekarang
 sebagai sebutan untuk guru agama Islam, dulu digunakan untuk memanggil
 seorang lelaki Tionghoa Totok, seperti
   pangggilan 'Encek'.
  
  Dan, sadar atau tidak, baju muslim yang kerap digunakan
   oleh laki-laki muslim 

Re: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??

2008-06-16 Terurut Topik Narpati Pradana
Sebagian besar orang Jawa tidak tahu arti dari namaku, padahal namaku
berasal dari Bahasa Jawa, Jawa kuno lebih tepatnya. Bahasa Jawa yang
digunakan orang-orang Jawa zaman sekarang, berbeda dengan bahasa Jawa yang
digunakan di masa Majapahit.

Bahasa itu tidak statis. Perlu diingat, bahkan bila seandainya orang Cina
yang menyebarkan Islam di Indonesia bukan berarti mereka menggunakan bahasa
Cina karena bahasa Melayu berangsur2 sudah terbentuk sebelum Islam datang ke
Indonesia. Sama halnya orang-orang dari Hadramaut banyak yang ke Nusantara
tetapi sebagian besar orang Jawa juga sampai sekarang tidak bisa berbahasa
Arab. Yang ada, sebagian kata-kata Arab diserap ke Bahasa Melayu dan Jawa,
menggantikan Kawi.

Bahasa Cina yang diserap jadi bahasa Melayu cukup banyak. Budayanya cukup
banyak. Saya yakin orang2 di milis ini bisa menyebut banyak pengaruh budaya
tionghua di nusantara.

Buat orang Jawa sendiri, mereka gak keberatan kalau ada yang mengatakan
Pangeran Jimbun (Raden Fatah) itu keturunan Cina malah bisa dibilang itu
sudah jadi rahasia umum.

2008/6/16 valburyman [EMAIL PROTECTED]:

   Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya
 banyak orang Jawa yang diajari bahasa China.

 http://zamani2008.wordpress.com

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 nurfadhillah diah

 




-- 
help thy brother, just or unjust


Re: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??

2008-06-16 Terurut Topik ANDREAS MIHARDJA
Walisanga bukan asal China tetapi asal Champa suatu kerajaan Hindu dgn suku 
bangsa Melayu-polynesian. dgn ibukotanya Wijaja sekarang Chaban, Indrapura 
[danang/Hue] dan banyak lagi sisa2nya didaerah utara dari vietnam 
selatanseperti Amarvati etc.. Bahasa yg mereka pakai termasuk bah. sangskrit 
group  Mereka merupakan ujung paling timur dari silkroad yg datang dari 
Uzbekistan. Mereka merupakan semacem daerah protectorate dari sutu kerajaan 
diIndia. Dgn tetangganya kerajaan Kmer dan kerajaan dai Viet mereka sering 
berperang dan achirnya kira2 jaman Ming mereka dihancurkan oleh Dai Viet dari 
Utara dan penduduknya either jadi budak atau kabus keselatan - katanya ke 
Hainan sebagian mungkin juga kedaerah Sriwijaja dan Majapahit dimana mereka ada 
hubungan dagang. Mereka waktu itu sudah beragama muslim yg asal dari daerah 
Uzbekistan- Yunan etc.[aliran Sunni [utk yg ingin tahu al Qur'an tertua ada 
diUzbekistan.
  Jikalau ada yg berkata asal China dgn nama2 a'la Viet/cina itu adalah 
bikin2an - yg saya dulu kurang lebih juga menerima tetapi yg setelah saya 
selidiki adalah nonsense. Agama Islam memang dpt diketemukan disepanjan 
silkroad selatan ini jadi dgn hubungan erat dgn Asia tengara lain penyebaran 
terjadi - jangan lupa kerajaan Thai juga sebagian beragama islam seperti 
Malaysia yg merupakan daerah jajahan mereka.
  Yg saya tahu Maulana Malik Ibrahim adalah kelahiran daerah Uzbek.[Samarkand]
  Jikalau ada bbp yg percaya bahwa agama islam datang dari Arab - itu memang 
mungkin melalui pelaut2 arb tetapi mereka datangnya dari selatan Pakistan yg 
merupakan islam Shiite - sealiran dgn yg diAfghanistan/Iran. Katanya mereka 
menetap didaerah Aceh tetapi katany aliran Shiite ini menghilang.
   
  Andreas
   
   
   
  
valburyman [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya
banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. 

http://zamani2008.wordpress.com

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, nurfadhillah diah
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 
 Suara Merdeka
 28 Februari 2008,
 
 Ditulis Oleh Wal Suparmo
 
 Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari
jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali
ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China.
Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer
itu dalam bukunya
 Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di
Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu
perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama).
 
 Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di
Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal
dengan Raden Patah alias
 Panembahan Tan Jin
 Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah.
 
 Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri
dari sembilan orang wali; 
 Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, 
 Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, 
 Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, 
 Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, 
 Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, 
 Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, 
 Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat, dan 
 Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho.
 
 Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401
di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut
agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh
enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak.
 
 Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak
mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa.
 Untuk
 memastikannya, pada 1928, Residen
 Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya.
Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah
berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun
sebanyak tiga pedati.
 
 Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang
juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir
dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini
tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun,
yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin
Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. 
 Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming
adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan
seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi
segundo Turco (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki
Suleiman I dengan kemegahannya.
 
 Kata Walisanga yg selama ini
 diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah
untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga'
berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia.
Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana'
dalam bahasa Jawa yang berarti tempat.
 
 Kata Sunan yang 

Re: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??

2008-06-16 Terurut Topik nurfadhillah diah

Terimakasih ko Ardian,
Pengetahuan Dila jadi bertambah coz aku juga kaget baca begitu.
Maklum selama ini yang dipelajari di sekolah2 kan tidak seperti itu.
Makanya aku sharing di milis, amp; ternyata @yahoogroups ada.
Tulisan itu juga aku baca via internet

Salam Budaya

--- On Mon, 6/16/08, ardian_c lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:
From: ardian_c lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, June 16, 2008, 7:38 AM











Walisongo sdh dibahas puluhan kali, tapi gak ada salahnya dibaca 
dari 



http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/11000



trus searching jg dgn keyword walisongo, banyak dah bahasannya

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, valburyman lt;valburyman@ ...gt;

wrote:

gt;

gt; Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya

gt; banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. 

gt; 

gt; http://zamani2008. wordpress. com

gt; 

gt; --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, nurfadhillah diah

gt; lt;lamaydtjuh_ fath@gt; wrote:

gt; gt;

gt; gt; 

gt; gt; 

gt; gt; 

gt; gt; Suara Merdeka

gt; gt; 28 Februari 2008,

gt; gt; 

gt; gt; Ditulis Oleh Wal Suparmo

gt; gt; 

gt; gt; Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari

gt; jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali

gt; ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China.

gt; Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer

gt; itu dalam bukunya

gt; gt; Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di

gt; Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu

gt; perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama).

gt; gt; 

gt; gt; Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di

gt; Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal

gt; dengan Raden Patah alias

gt; gt;  Panembahan Tan Jin

gt; gt;  Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah.

gt; gt; 

gt; gt; Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri

gt; dari sembilan orang wali; 

gt; gt; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, 

gt; gt; Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, 

gt; gt; Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, 

gt; gt; Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, 

gt; gt; Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, 

gt; gt; Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, 

gt; gt; Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat,

dan 

gt; gt; Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho.

gt; gt; 

gt; gt; Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401

gt; di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut

gt; agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh

gt; enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak.

gt; gt; 

gt; gt; Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak

gt; mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa.

gt; gt; Untuk

gt; gt;  memastikannya, pada 1928, Residen

gt; gt;  Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya.

gt; Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah

gt; berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun

gt; sebanyak tiga pedati.

gt; gt; 

gt; gt; Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang

gt; juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir

gt; dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini

gt; tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun,

gt; yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin

gt; Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. 

gt; gt; Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming

gt; adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan

gt; seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi

gt; segundo Turco (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki

gt; Suleiman I dengan kemegahannya.

gt; gt; 

gt; gt; Kata Walisanga yg selama ini

gt; gt;  diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah

gt; untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga'

gt; berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia.

gt; Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana'

gt; dalam bahasa Jawa yang berarti tempat.

gt; gt; 

gt; gt; Kata Sunan yang menjadi panggilan para anggota Walisanga, dipercaya

gt; berasal dari dialek Hokkian 'Su' dan 'Nan'. 'Su' merupakan kependekan

gt; dari kata 'Suhu atau Saihu' yg berarti guru. Disebut guru, karena para

gt; wali itu adalah guru-guru Pesantren Hanafiyah, dari mazhab Hanafi.

gt; Sementara 'Nan' berarti berarti selatan, sebab para penganut aliran

gt; Hanafiah ini berasal dari Tiongkok Selatan.

gt; gt; 

gt; gt; Perlu diketahui juga bahwa sebutan 'Kyai

[budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??

2008-06-16 Terurut Topik Purnama Sucipto Gunawan
Bu Nurfadhillah;
Mengenai Walisanga memang sudah sering dibahas; Sebenarnya kalo
dilihat dari sejarah Bangsa Tionghoa itu mengenal agama Islam Lebih
dahulu daripada Indonesia. Itu dapat diketahui dari catatan sejarahnya
, muslim masuk negeri tiongkok itu dari jalur sutra. Siapa yang duluan
ke Tiongkok atau tiongkok dulu ke timur tengah belum diketahui.

Tapi pada dasarnya Orang tionghoa mengenal Islam Semenjak Nabi Muhamad
menyebarkan agama islam. Itu diketahui karena Pada dasarnya Suku hui
sering melakukan perjalan perdagangan ke timur tengah, Mungkin aja
dari sering komunikasi dengan nabi Muhamad jadi mereka masuk Islam,
Kalo ngak mana mungkin ada pepatah yang langsung dari nabi Muhammad
sendiri bahkan tercantum dalam al-quran (karena saya orangnya tidak
suka mengingat ayat suci apapun)  belajar menuntut ilmu sampai negeri
Tiongkok. Kemungkinan dari sini bahwa Nabi Muhamad itu sudah
menyebarkan agama islam ke kalangan masyarakat Tionghoa dan sudah
kontak dengan orang tionghoa.

Kalo Wali songo setau saya memang orang tionghoa yang bertempat
tinggal di Champa kalo ngak tiongkok, mana mungkin kalo sekar ke
tempat walisongo kok ada dupa, menyan, bahkan hio, bahkan kalo kita ke
tempat Sunan gunung jati ada kuburan Putri China. 
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, nurfadhillah diah
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Terimakasih ko Ardian,
 Pengetahuan Dila jadi bertambah coz aku juga kaget baca begitu.
 Maklum selama ini yang dipelajari di sekolah2 kan tidak seperti itu.
 Makanya aku sharing di milis, amp; ternyata @yahoogroups ada.
 Tulisan itu juga aku baca via internet
 
 Salam Budaya
 
 --- On Mon, 6/16/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:
 From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Monday, June 16, 2008, 7:38 AM
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Walisongo sdh dibahas puluhan kali, tapi gak ada
salahnya dibaca dari 
 
 
 
 http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/11000
 
 
 
 trus searching jg dgn keyword walisongo, banyak dah bahasannya
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, valburyman
lt;valburyman@ ...gt;
 
 wrote:
 
 gt;
 
 gt; Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya
 
 gt; banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. 
 
 gt; 
 
 gt; http://zamani2008. wordpress. com
 
 gt; 
 
 gt; --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, nurfadhillah diah
 
 gt; lt;lamaydtjuh_ fath@gt; wrote:
 
 gt; gt;
 
 gt; gt; 
 
 gt; gt; 
 
 gt; gt; 
 
 gt; gt; Suara Merdeka
 
 gt; gt; 28 Februari 2008,
 
 gt; gt; 
 
 gt; gt; Ditulis Oleh Wal Suparmo
 
 gt; gt; 
 
 gt; gt; Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa
dilepaskan dari
 
 gt; jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah
para wali
 
 gt; ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China.
 
 gt; Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak
populer
 
 gt; itu dalam bukunya
 
 gt; gt; Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara
Islam di
 
 gt; Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu
 
 gt; perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama).
 
 gt; gt; 
 
 gt; gt; Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam
pertama di
 
 gt; Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih
dikenal
 
 gt; dengan Raden Patah alias
 
 gt; gt;  Panembahan Tan Jin
 
 gt; gt;  Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa
Tengah.
 
 gt; gt; 
 
 gt; gt; Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474.
Mereka terdiri
 
 gt; dari sembilan orang wali; 
 
 gt; gt; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, 
 
 gt; gt; Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, 
 
 gt; gt; Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, 
 
 gt; gt; Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, 
 
 gt; gt; Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, 
 
 gt; gt; Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, 
 
 gt; gt; Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan
Eng Hoat,
 
 dan 
 
 gt; gt; Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho.
 
 gt; gt; 
 
 gt; gt; Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada
tahun 1401
 
 gt; di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa
penganut
 
 gt; agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga
puluh
 
 gt; enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak.
 
 gt; gt; 
 
 gt; gt; Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu
sempat tidak
 
 gt; mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang
Tionghoa.
 
 gt; gt; Untuk
 
 gt; gt;  memastikannya, pada 1928, Residen
 
 gt; gt;  Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk
menyelidikinya.
 
 gt; Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah
 
 gt; berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun
 
 gt; sebanyak tiga pedati.
 
 gt; gt; 
 
 gt; gt; Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis
buku yang
 
 gt; juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir

Re: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??

2008-06-16 Terurut Topik nurfadhillah diah
OK, thankU pak Purnama!

--- On Mon, 6/16/08, Purnama Sucipto Gunawan lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:
From: Purnama Sucipto Gunawan lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, June 16, 2008, 11:00 PM











Bu Nurfadhillah;

Mengenai Walisanga memang sudah sering dibahas; Sebenarnya kalo

dilihat dari sejarah Bangsa Tionghoa itu mengenal agama Islam Lebih

dahulu daripada Indonesia. Itu dapat diketahui dari catatan sejarahnya

, muslim masuk negeri tiongkok itu dari jalur sutra. Siapa yang duluan

ke Tiongkok atau tiongkok dulu ke timur tengah belum diketahui.



Tapi pada dasarnya Orang tionghoa mengenal Islam Semenjak Nabi Muhamad

menyebarkan agama islam. Itu diketahui karena Pada dasarnya Suku hui

sering melakukan perjalan perdagangan ke timur tengah, Mungkin aja

dari sering komunikasi dengan nabi Muhamad jadi mereka masuk Islam,

Kalo ngak mana mungkin ada pepatah yang langsung dari nabi Muhammad

sendiri bahkan tercantum dalam al-quran (karena saya orangnya tidak

suka mengingat ayat suci apapun)  belajar menuntut ilmu sampai negeri

Tiongkok. Kemungkinan dari sini bahwa Nabi Muhamad itu sudah

menyebarkan agama islam ke kalangan masyarakat Tionghoa dan sudah

kontak dengan orang tionghoa.



Kalo Wali songo setau saya memang orang tionghoa yang bertempat

tinggal di Champa kalo ngak tiongkok, mana mungkin kalo sekar ke

tempat walisongo kok ada dupa, menyan, bahkan hio, bahkan kalo kita ke

tempat Sunan gunung jati ada kuburan Putri China. 

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, nurfadhillah diah

lt;lamaydtjuh_ [EMAIL PROTECTED]gt; wrote:

gt;

gt; 

gt; Terimakasih ko Ardian,

gt; Pengetahuan Dila jadi bertambah coz aku juga kaget baca begitu.

gt; Maklum selama ini yang dipelajari di sekolah2 kan tidak seperti itu.

gt; Makanya aku sharing di milis, amp;amp; ternyata @yahoogroups ada.

gt; Tulisan itu juga aku baca via internet

gt; 

gt; Salam Budaya

gt; 

gt; --- On Mon, 6/16/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

gt; From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]

gt; Subject: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??

gt; To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

gt; Date: Monday, June 16, 2008, 7:38 AM

gt; 

gt; 

gt; 

gt; 

gt; 

gt; 

gt; 

gt; 

gt; 

gt; 

gt; 

gt; Walisongo sdh dibahas puluhan kali, tapi gak ada

salahnya dibaca dari 

gt; 

gt; 

gt; 

gt; http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/11000

gt; 

gt; 

gt; 

gt; trus searching jg dgn keyword walisongo, banyak dah bahasannya

gt; 

gt; --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, valburyman

amp;lt;valburyman@ ...amp;gt;

gt; 

gt; wrote:

gt; 

gt; amp;gt;

gt; 

gt; amp;gt; Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya

gt; 

gt; amp;gt; banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. 

gt; 

gt; amp;gt; 

gt; 

gt; amp;gt; http://zamani2008. wordpress. com

gt; 

gt; amp;gt; 

gt; 

gt; amp;gt; --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, nurfadhillah diah

gt; 

gt; amp;gt; amp;lt;lamaydtjuh_ fath@amp;gt; wrote:

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt;

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Suara Merdeka

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; 28 Februari 2008,

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Ditulis Oleh Wal Suparmo

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa

dilepaskan dari

gt; 

gt; amp;gt; jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah

para wali

gt; 

gt; amp;gt; ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari 
China.

gt; 

gt; amp;gt; Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak

populer

gt; 

gt; amp;gt; itu dalam bukunya

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya 
Negara-negara

Islam di

gt; 

gt; amp;gt; Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu

gt; 

gt; amp;gt; perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama).

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam

pertama di

gt; 

gt; amp;gt; Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih

dikenal

gt; 

gt; amp;gt; dengan Raden Patah alias

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt;  Panembahan Tan Jin

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt;  Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa

Tengah.

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474.

Mereka terdiri

gt; 

gt; amp;gt; dari sembilan orang wali; 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, 

gt; 

gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su