[budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. http://zamani2008.wordpress.com --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, nurfadhillah diah [EMAIL PROTECTED] wrote: Suara Merdeka 28 Februari 2008, Ditulis Oleh Wal Suparmo Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China. Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer itu dalam bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama). Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal dengan Raden Patah alias Panembahan Tan Jin Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah. Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri dari sembilan orang wali; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat, dan Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho. Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak. Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa. Untuk memastikannya, pada 1928, Residen Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya. Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun sebanyak tiga pedati. Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun, yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi segundo Turco (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki Suleiman I dengan kemegahannya. Kata Walisanga yg selama ini diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga' berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia. Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana' dalam bahasa Jawa yang berarti tempat. Kata Sunan yang menjadi panggilan para anggota Walisanga, dipercaya berasal dari dialek Hokkian 'Su' dan 'Nan'. 'Su' merupakan kependekan dari kata 'Suhu atau Saihu' yg berarti guru. Disebut guru, karena para wali itu adalah guru-guru Pesantren Hanafiyah, dari mazhab Hanafi. Sementara 'Nan' berarti berarti selatan, sebab para penganut aliran Hanafiah ini berasal dari Tiongkok Selatan. Perlu diketahui juga bahwa sebutan 'Kyai' yang kita kenal sekarang sebagai sebutan untuk guru agama Islam, dulu digunakan untuk memanggil seorang lelaki Tionghoa Totok, seperti pangggilan 'Encek'. Dan, sadar atau tidak, baju muslim yang kerap digunakan oleh laki-laki muslim Indonesia sangat mirip dengan pakaian ala China. Baju Koko dan penutup kepala putih dianggap berasal dari China, karena di negeri asal Islam, Timur Tengah, pakaian ini tidak dikenal. Sumber: - D. A. Rinkes De heiligen van Java - Jan Edel Hikajat Hasanoeddin - B. J. O. Schrieke, 1916, Het Boek van Bonang - Utrecht: Den Boer - G.W.J. Drewes, 1969 The admonitions of Seh Bari : a 16th century Javanese Muslim text attributed to the Saint of Bonang, The Hague: Martinus Nijhoff - De Graaf and Pigeaud De eerste Moslimse Vorstendommen op Java - Islamic states in Java 1500 -1700. - Amen Budiman Masyarakat Islam Tionghoa di Indonesia - Prof. Slamet Mulyana Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara
[budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
Walisongo sdh dibahas puluhan kali, tapi gak ada salahnya dibaca dari http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/11000 trus searching jg dgn keyword walisongo, banyak dah bahasannya --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, valburyman [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. http://zamani2008.wordpress.com --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, nurfadhillah diah lamaydtjuh_fath@ wrote: Suara Merdeka 28 Februari 2008, Ditulis Oleh Wal Suparmo Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China. Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer itu dalam bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama). Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal dengan Raden Patah alias Panembahan Tan Jin Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah. Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri dari sembilan orang wali; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat, dan Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho. Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak. Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa. Untuk memastikannya, pada 1928, Residen Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya. Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun sebanyak tiga pedati. Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun, yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi segundo Turco (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki Suleiman I dengan kemegahannya. Kata Walisanga yg selama ini diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga' berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia. Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana' dalam bahasa Jawa yang berarti tempat. Kata Sunan yang menjadi panggilan para anggota Walisanga, dipercaya berasal dari dialek Hokkian 'Su' dan 'Nan'. 'Su' merupakan kependekan dari kata 'Suhu atau Saihu' yg berarti guru. Disebut guru, karena para wali itu adalah guru-guru Pesantren Hanafiyah, dari mazhab Hanafi. Sementara 'Nan' berarti berarti selatan, sebab para penganut aliran Hanafiah ini berasal dari Tiongkok Selatan. Perlu diketahui juga bahwa sebutan 'Kyai' yang kita kenal sekarang sebagai sebutan untuk guru agama Islam, dulu digunakan untuk memanggil seorang lelaki Tionghoa Totok, seperti pangggilan 'Encek'. Dan, sadar atau tidak, baju muslim yang kerap digunakan oleh laki-laki muslim Indonesia sangat mirip dengan pakaian ala China. Baju Koko dan penutup kepala putih dianggap berasal dari China, karena di negeri asal Islam, Timur Tengah, pakaian ini tidak dikenal. Sumber: - D. A. Rinkes De heiligen van Java - Jan Edel Hikajat Hasanoeddin - B. J. O. Schrieke, 1916, Het Boek van Bonang - Utrecht: Den Boer - G.W.J. Drewes, 1969 The admonitions of Seh Bari : a 16th century Javanese Muslim text attributed to the Saint of Bonang, The Hague: Martinus Nijhoff - De Graaf and Pigeaud De eerste Moslimse Vorstendommen op Java - Islamic states in Java 1500 -1700. - Amen Budiman Masyarakat Islam Tionghoa di Indonesia - Prof. Slamet Mulyana Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara
[budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
kemungkinan begitu tetep ada, soalnya yg menjadi Muslim di Tiongkok itu banyak yg berbahasa Arab dan jgn lupa ada komunitas Arab di Tiongkok yg dah tinggal dari jaman dinastiJin yg kurang lebih taon 300an masehi sampe dinsati Ming taon 1300an di Guang Zhou, malah mesjid tertua di Tiongkok sana konon katanya dibangun sama Said Ibnu Lubaid waktu jaman Tang ataw sekitar 600an akhir masehi. Nama masjid itu Guang Ta si or kalu pake bahasa Indonesia artinya masjid Pagoda Cahaya. kalu pake istilah si or sie yg sering diartiin vihara or kelenteng di Indonesia kayak Siaw Lim sie, Tai Kak sie de el el, jgn itu Guang Ta si diartiin vihara, soalnya dari jaman Han sampe Ming yg namanya si itu sebenernye ngacu tempat ibadah agama import kayak gereja Kristen Nestorian, mesjid, vihara. Contohnya jing si = gereja nestorian qingzhen si= mesjid. tapi semua tetep pake istilah si dibelakangnya, makanya biar gak kacau ama vihara , ditambah kata2 didepannya kayak diatas itu. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, valburyman [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. http://zamani2008.wordpress.com --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, nurfadhillah diah lamaydtjuh_fath@ wrote: Suara Merdeka 28 Februari 2008, Ditulis Oleh Wal Suparmo Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China. Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer itu dalam bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama). Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal dengan Raden Patah alias Panembahan Tan Jin Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah. Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri dari sembilan orang wali; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat, dan Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho. Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak. Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa. Untuk memastikannya, pada 1928, Residen Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya. Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun sebanyak tiga pedati. Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun, yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi segundo Turco (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki Suleiman I dengan kemegahannya. Kata Walisanga yg selama ini diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga' berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia. Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana' dalam bahasa Jawa yang berarti tempat. Kata Sunan yang menjadi panggilan para anggota Walisanga, dipercaya berasal dari dialek Hokkian 'Su' dan 'Nan'. 'Su' merupakan kependekan dari kata 'Suhu atau Saihu' yg berarti guru. Disebut guru, karena para wali itu adalah guru-guru Pesantren Hanafiyah, dari mazhab Hanafi. Sementara 'Nan' berarti berarti selatan, sebab para penganut aliran Hanafiah ini berasal dari Tiongkok Selatan. Perlu diketahui juga bahwa sebutan 'Kyai' yang kita kenal sekarang sebagai sebutan untuk guru agama Islam, dulu digunakan untuk memanggil seorang lelaki Tionghoa Totok, seperti pangggilan 'Encek'. Dan, sadar atau tidak, baju muslim yang kerap digunakan oleh laki-laki muslim
Re: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
Sebagian besar orang Jawa tidak tahu arti dari namaku, padahal namaku berasal dari Bahasa Jawa, Jawa kuno lebih tepatnya. Bahasa Jawa yang digunakan orang-orang Jawa zaman sekarang, berbeda dengan bahasa Jawa yang digunakan di masa Majapahit. Bahasa itu tidak statis. Perlu diingat, bahkan bila seandainya orang Cina yang menyebarkan Islam di Indonesia bukan berarti mereka menggunakan bahasa Cina karena bahasa Melayu berangsur2 sudah terbentuk sebelum Islam datang ke Indonesia. Sama halnya orang-orang dari Hadramaut banyak yang ke Nusantara tetapi sebagian besar orang Jawa juga sampai sekarang tidak bisa berbahasa Arab. Yang ada, sebagian kata-kata Arab diserap ke Bahasa Melayu dan Jawa, menggantikan Kawi. Bahasa Cina yang diserap jadi bahasa Melayu cukup banyak. Budayanya cukup banyak. Saya yakin orang2 di milis ini bisa menyebut banyak pengaruh budaya tionghua di nusantara. Buat orang Jawa sendiri, mereka gak keberatan kalau ada yang mengatakan Pangeran Jimbun (Raden Fatah) itu keturunan Cina malah bisa dibilang itu sudah jadi rahasia umum. 2008/6/16 valburyman [EMAIL PROTECTED]: Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. http://zamani2008.wordpress.com --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, nurfadhillah diah -- help thy brother, just or unjust
Re: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
Walisanga bukan asal China tetapi asal Champa suatu kerajaan Hindu dgn suku bangsa Melayu-polynesian. dgn ibukotanya Wijaja sekarang Chaban, Indrapura [danang/Hue] dan banyak lagi sisa2nya didaerah utara dari vietnam selatanseperti Amarvati etc.. Bahasa yg mereka pakai termasuk bah. sangskrit group Mereka merupakan ujung paling timur dari silkroad yg datang dari Uzbekistan. Mereka merupakan semacem daerah protectorate dari sutu kerajaan diIndia. Dgn tetangganya kerajaan Kmer dan kerajaan dai Viet mereka sering berperang dan achirnya kira2 jaman Ming mereka dihancurkan oleh Dai Viet dari Utara dan penduduknya either jadi budak atau kabus keselatan - katanya ke Hainan sebagian mungkin juga kedaerah Sriwijaja dan Majapahit dimana mereka ada hubungan dagang. Mereka waktu itu sudah beragama muslim yg asal dari daerah Uzbekistan- Yunan etc.[aliran Sunni [utk yg ingin tahu al Qur'an tertua ada diUzbekistan. Jikalau ada yg berkata asal China dgn nama2 a'la Viet/cina itu adalah bikin2an - yg saya dulu kurang lebih juga menerima tetapi yg setelah saya selidiki adalah nonsense. Agama Islam memang dpt diketemukan disepanjan silkroad selatan ini jadi dgn hubungan erat dgn Asia tengara lain penyebaran terjadi - jangan lupa kerajaan Thai juga sebagian beragama islam seperti Malaysia yg merupakan daerah jajahan mereka. Yg saya tahu Maulana Malik Ibrahim adalah kelahiran daerah Uzbek.[Samarkand] Jikalau ada bbp yg percaya bahwa agama islam datang dari Arab - itu memang mungkin melalui pelaut2 arb tetapi mereka datangnya dari selatan Pakistan yg merupakan islam Shiite - sealiran dgn yg diAfghanistan/Iran. Katanya mereka menetap didaerah Aceh tetapi katany aliran Shiite ini menghilang. Andreas valburyman [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. http://zamani2008.wordpress.com --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, nurfadhillah diah [EMAIL PROTECTED] wrote: Suara Merdeka 28 Februari 2008, Ditulis Oleh Wal Suparmo Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China. Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer itu dalam bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama). Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal dengan Raden Patah alias Panembahan Tan Jin Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah. Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri dari sembilan orang wali; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat, dan Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho. Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak. Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa. Untuk memastikannya, pada 1928, Residen Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya. Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun sebanyak tiga pedati. Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun, yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi segundo Turco (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki Suleiman I dengan kemegahannya. Kata Walisanga yg selama ini diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga' berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia. Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana' dalam bahasa Jawa yang berarti tempat. Kata Sunan yang
Re: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
Terimakasih ko Ardian, Pengetahuan Dila jadi bertambah coz aku juga kaget baca begitu. Maklum selama ini yang dipelajari di sekolah2 kan tidak seperti itu. Makanya aku sharing di milis, amp; ternyata @yahoogroups ada. Tulisan itu juga aku baca via internet Salam Budaya --- On Mon, 6/16/08, ardian_c lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: ardian_c lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA?? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, June 16, 2008, 7:38 AM Walisongo sdh dibahas puluhan kali, tapi gak ada salahnya dibaca dari http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/11000 trus searching jg dgn keyword walisongo, banyak dah bahasannya --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, valburyman lt;valburyman@ ...gt; wrote: gt; gt; Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya gt; banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. gt; gt; http://zamani2008. wordpress. com gt; gt; --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, nurfadhillah diah gt; lt;lamaydtjuh_ fath@gt; wrote: gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; Suara Merdeka gt; gt; 28 Februari 2008, gt; gt; gt; gt; Ditulis Oleh Wal Suparmo gt; gt; gt; gt; Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari gt; jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali gt; ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China. gt; Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer gt; itu dalam bukunya gt; gt; Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di gt; Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu gt; perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama). gt; gt; gt; gt; Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di gt; Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal gt; dengan Raden Patah alias gt; gt; Panembahan Tan Jin gt; gt; Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah. gt; gt; gt; gt; Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri gt; dari sembilan orang wali; gt; gt; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, gt; gt; Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, gt; gt; Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, gt; gt; Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, gt; gt; Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, gt; gt; Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, gt; gt; Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat, dan gt; gt; Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho. gt; gt; gt; gt; Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 gt; di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut gt; agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh gt; enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak. gt; gt; gt; gt; Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak gt; mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa. gt; gt; Untuk gt; gt; memastikannya, pada 1928, Residen gt; gt; Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya. gt; Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah gt; berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun gt; sebanyak tiga pedati. gt; gt; gt; gt; Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang gt; juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir gt; dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini gt; tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun, gt; yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin gt; Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. gt; gt; Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming gt; adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan gt; seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi gt; segundo Turco (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki gt; Suleiman I dengan kemegahannya. gt; gt; gt; gt; Kata Walisanga yg selama ini gt; gt; diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah gt; untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga' gt; berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia. gt; Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana' gt; dalam bahasa Jawa yang berarti tempat. gt; gt; gt; gt; Kata Sunan yang menjadi panggilan para anggota Walisanga, dipercaya gt; berasal dari dialek Hokkian 'Su' dan 'Nan'. 'Su' merupakan kependekan gt; dari kata 'Suhu atau Saihu' yg berarti guru. Disebut guru, karena para gt; wali itu adalah guru-guru Pesantren Hanafiyah, dari mazhab Hanafi. gt; Sementara 'Nan' berarti berarti selatan, sebab para penganut aliran gt; Hanafiah ini berasal dari Tiongkok Selatan. gt; gt; gt; gt; Perlu diketahui juga bahwa sebutan 'Kyai
[budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
Bu Nurfadhillah; Mengenai Walisanga memang sudah sering dibahas; Sebenarnya kalo dilihat dari sejarah Bangsa Tionghoa itu mengenal agama Islam Lebih dahulu daripada Indonesia. Itu dapat diketahui dari catatan sejarahnya , muslim masuk negeri tiongkok itu dari jalur sutra. Siapa yang duluan ke Tiongkok atau tiongkok dulu ke timur tengah belum diketahui. Tapi pada dasarnya Orang tionghoa mengenal Islam Semenjak Nabi Muhamad menyebarkan agama islam. Itu diketahui karena Pada dasarnya Suku hui sering melakukan perjalan perdagangan ke timur tengah, Mungkin aja dari sering komunikasi dengan nabi Muhamad jadi mereka masuk Islam, Kalo ngak mana mungkin ada pepatah yang langsung dari nabi Muhammad sendiri bahkan tercantum dalam al-quran (karena saya orangnya tidak suka mengingat ayat suci apapun) belajar menuntut ilmu sampai negeri Tiongkok. Kemungkinan dari sini bahwa Nabi Muhamad itu sudah menyebarkan agama islam ke kalangan masyarakat Tionghoa dan sudah kontak dengan orang tionghoa. Kalo Wali songo setau saya memang orang tionghoa yang bertempat tinggal di Champa kalo ngak tiongkok, mana mungkin kalo sekar ke tempat walisongo kok ada dupa, menyan, bahkan hio, bahkan kalo kita ke tempat Sunan gunung jati ada kuburan Putri China. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, nurfadhillah diah [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih ko Ardian, Pengetahuan Dila jadi bertambah coz aku juga kaget baca begitu. Maklum selama ini yang dipelajari di sekolah2 kan tidak seperti itu. Makanya aku sharing di milis, amp; ternyata @yahoogroups ada. Tulisan itu juga aku baca via internet Salam Budaya --- On Mon, 6/16/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA?? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, June 16, 2008, 7:38 AM Walisongo sdh dibahas puluhan kali, tapi gak ada salahnya dibaca dari http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/11000 trus searching jg dgn keyword walisongo, banyak dah bahasannya --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, valburyman lt;valburyman@ ...gt; wrote: gt; gt; Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya gt; banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. gt; gt; http://zamani2008. wordpress. com gt; gt; --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, nurfadhillah diah gt; lt;lamaydtjuh_ fath@gt; wrote: gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; Suara Merdeka gt; gt; 28 Februari 2008, gt; gt; gt; gt; Ditulis Oleh Wal Suparmo gt; gt; gt; gt; Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari gt; jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali gt; ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China. gt; Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer gt; itu dalam bukunya gt; gt; Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di gt; Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu gt; perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama). gt; gt; gt; gt; Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di gt; Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal gt; dengan Raden Patah alias gt; gt; Panembahan Tan Jin gt; gt; Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah. gt; gt; gt; gt; Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri gt; dari sembilan orang wali; gt; gt; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, gt; gt; Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, gt; gt; Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, gt; gt; Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, gt; gt; Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, gt; gt; Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, gt; gt; Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat, dan gt; gt; Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho. gt; gt; gt; gt; Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 gt; di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut gt; agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh gt; enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak. gt; gt; gt; gt; Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak gt; mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa. gt; gt; Untuk gt; gt; memastikannya, pada 1928, Residen gt; gt; Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya. gt; Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah gt; berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun gt; sebanyak tiga pedati. gt; gt; gt; gt; Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang gt; juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir
Re: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA??
OK, thankU pak Purnama! --- On Mon, 6/16/08, Purnama Sucipto Gunawan lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: Purnama Sucipto Gunawan lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA?? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, June 16, 2008, 11:00 PM Bu Nurfadhillah; Mengenai Walisanga memang sudah sering dibahas; Sebenarnya kalo dilihat dari sejarah Bangsa Tionghoa itu mengenal agama Islam Lebih dahulu daripada Indonesia. Itu dapat diketahui dari catatan sejarahnya , muslim masuk negeri tiongkok itu dari jalur sutra. Siapa yang duluan ke Tiongkok atau tiongkok dulu ke timur tengah belum diketahui. Tapi pada dasarnya Orang tionghoa mengenal Islam Semenjak Nabi Muhamad menyebarkan agama islam. Itu diketahui karena Pada dasarnya Suku hui sering melakukan perjalan perdagangan ke timur tengah, Mungkin aja dari sering komunikasi dengan nabi Muhamad jadi mereka masuk Islam, Kalo ngak mana mungkin ada pepatah yang langsung dari nabi Muhammad sendiri bahkan tercantum dalam al-quran (karena saya orangnya tidak suka mengingat ayat suci apapun) belajar menuntut ilmu sampai negeri Tiongkok. Kemungkinan dari sini bahwa Nabi Muhamad itu sudah menyebarkan agama islam ke kalangan masyarakat Tionghoa dan sudah kontak dengan orang tionghoa. Kalo Wali songo setau saya memang orang tionghoa yang bertempat tinggal di Champa kalo ngak tiongkok, mana mungkin kalo sekar ke tempat walisongo kok ada dupa, menyan, bahkan hio, bahkan kalo kita ke tempat Sunan gunung jati ada kuburan Putri China. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, nurfadhillah diah lt;lamaydtjuh_ [EMAIL PROTECTED]gt; wrote: gt; gt; gt; Terimakasih ko Ardian, gt; Pengetahuan Dila jadi bertambah coz aku juga kaget baca begitu. gt; Maklum selama ini yang dipelajari di sekolah2 kan tidak seperti itu. gt; Makanya aku sharing di milis, amp;amp; ternyata @yahoogroups ada. gt; Tulisan itu juga aku baca via internet gt; gt; Salam Budaya gt; gt; --- On Mon, 6/16/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: gt; From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] gt; Subject: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA?? gt; To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com gt; Date: Monday, June 16, 2008, 7:38 AM gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; gt; Walisongo sdh dibahas puluhan kali, tapi gak ada salahnya dibaca dari gt; gt; gt; gt; http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/11000 gt; gt; gt; gt; trus searching jg dgn keyword walisongo, banyak dah bahasannya gt; gt; --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, valburyman amp;lt;valburyman@ ...amp;gt; gt; gt; wrote: gt; gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya gt; gt; amp;gt; banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. gt; gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; http://zamani2008. wordpress. com gt; gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, nurfadhillah diah gt; gt; amp;gt; amp;lt;lamaydtjuh_ fath@amp;gt; wrote: gt; gt; amp;gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; amp;gt; Suara Merdeka gt; gt; amp;gt; amp;gt; 28 Februari 2008, gt; gt; amp;gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; amp;gt; Ditulis Oleh Wal Suparmo gt; gt; amp;gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; amp;gt; Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari gt; gt; amp;gt; jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali gt; gt; amp;gt; ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China. gt; gt; amp;gt; Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer gt; gt; amp;gt; itu dalam bukunya gt; gt; amp;gt; amp;gt; Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di gt; gt; amp;gt; Nusantara, namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu gt; gt; amp;gt; perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama). gt; gt; amp;gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; amp;gt; Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di gt; gt; amp;gt; Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal gt; gt; amp;gt; dengan Raden Patah alias gt; gt; amp;gt; amp;gt; Panembahan Tan Jin gt; gt; amp;gt; amp;gt; Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah. gt; gt; amp;gt; amp;gt; gt; gt; amp;gt; amp;gt; Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri gt; gt; amp;gt; dari sembilan orang wali; gt; gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, gt; gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, gt; gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, gt; gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, gt; gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, gt; gt; amp;gt; amp;gt; Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su