RE: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

2010-02-18 Terurut Topik Vheru Prayitno
NEW CHINA TOWN   atau   TIONGHOA TOWN ...untuk mengimbangi dengan sebutan  
CHINA TOWN yang sudah melekat untuk wilayah glodok dan sekitarnya
Mungkin agak sedikit atau malah banyak serapan bhs inggrisnya sebutan itu tapi 
enak aja diucapkan,ditulis dan didengarkan...
Ini sih menurut pendapat saya
Ya kalau mau murni Bhs Indonesia memang apa yang ditulis Pak Andy  LS sdh benar
Cuma kadang latah aja dengan istilah sok asing
Media memang yang paling dekat utk mempupolerkan  sebutan baru itu.tinggal 
gimana menyampaikan kemedia ini...tapi dgn banyaknya aktifitas para Bos 
dimillis ini yang berkaitan dgn media itu bukan hal yang susah...hehehee... 
Oce... BOs...
Semoga bermanfaat..

Salam


--- Pada Kam, 18/2/10, als a...@cbn.net.id menulis:

Dari: als a...@cbn.net.id
Judul: RE: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 18 Februari, 2010, 3:22 AM







 



  



  
  
  







Bila
ingin konsisten dan konsekuen, padanan bahasa Indonesia yang tepat untuk “ New 
China 
 Town ” ya “Petionghoaan
Baru”. Memakai istilah “Petionghoaan” untuk mengganti istilah
Pecinan memang mula-mela terasa agak aneh dan “lebay”. Namun
kelama-lamaan orang akan menghargai kata “Tionghoa” itu sendiri
sebagai kata yang memang sengaja dipilih sebagai pengganti kata “Cina”
dan dengan demikian generasi mendatang akan terbiasa dengan istilah-istilah
wilayah Petionghoaan, kampong Tionghoa, dan sebagainya. Hayo mulai sekarang ini
mumpung “Belanda masih jauh”. J 

   

Andy
L.S. 

   









From: Dharma Hutauruk
[mailto:dharma. hutauruk@ gmail.com] 

Sent: Wednesday, February 17, 2010
10:22 PM

To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

Subject: Re: Bls:
[budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN 



   







  Jadi menurut teman teman apa
Nama Bahasa Indonesia yang tepat untuk New China Town 

Kota/Kampung Tiongkok Baru, Kota/Kampung Tionghoa Baru, Kota/Kampung China Baru
atau Kota/Kampung Cina Baru?

Kok makin ribet ya! 



2010/2/17 Vheru Prayitno pvh...@yahoo. co.id 



   








 
  
  Menurut saya sebutan suatu tempat berkaitan dengan
  sejarah dan berbagai sisi pandangan masa lalu bukan masa kini...bolehlah
  tempat-tempat baru itu disebut China Town baru karena penduduknya tapi tidak
  mungkin memutar waktu sejarah,seperti Toa Sebio,Cienthieyen dan
  klenteng  sebagai bukti sejarah dikawasan Glodok  dibangun ditempat
  baruApa kata dunia (ngikut latah hehehe)

  Mohon maaf bila saya salah..

  salam damai

  

  --- Pada Sel, 16/2/10, Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ yahoo.com
  menulis: 
  

  Dari: Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ yahoo.com

  Judul: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN 
  
  

  Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
  
  Tanggal: Selasa, 16 Februari,
  2010, 10:19 AM 
  
     
  
  
   



Teruntuk para sianseng terhormat, 


Owe ingin berbagi pendapat.  Selama ini Glodok,
Pancoran sering disebut sebagai China 
 Town atau kawasan
Pecinan. Tetapi dari owe punya pandangan ini julukan sudah tidak tepat
lagi. Karena selain Glodok Pancoran sudah banyak masuk etnis lain yang
tinggal dan jualan disana, ada pula yang kawin campur - disana juga sudah
sedikit yang bisa berbahasa Tionghoa. Kebanyakan dari keturunan mereka
(seperti owe) sehari hari berbahasa Melayu pasar dicampur sedikit
Hokkian.  Sekarang owe liat, Pluit, Muara Karang, dan Pantai Indah
Kapuk malah lebih pecinan dari Glodok. Kebetulan owe tinggal di Pantai
Indah Kapuk, waktu maleman Sinciah boleh dibilang owe tidak bisa tidur
nyenyak sebab saban menit mereka pasang janhwee daaar, door, daar
door terus menerus selama beberapa jam tiada berhenti.  Kalu mau
lihat pesta kembang api yang bagus menerangi langit di malam Sinciah
sebetulnya di tempat inilah, sianseng dapat saksikan. Banyak rumah dihiasi
lampion dan pernak pernik hiasan Imlek lainnya di pintu masuk. Waktu harian
Sinciah, banyak sekiah berlarian dari rumah ke rumah famili pake baju bagus
sambil kantongnya penuh angpao, mereka nampak gumbira sekali. Di depan
beberapa rumah di pasang hiolo untuk adakan sembayang samkai, mereka bebas
sembayang tanpa merasa risih, sementara lagu lagu Mandarin di setel
menyambut tamu. 


Di gerbang pintu masuk setiap kluster di
pasangin lampion lampion. Malah di beberapa kluster, para satpam pake
baju twikim dan topi kuncir zaman Boan, mereka wajib kasih ucapan Gong Xie
Fat Cay kepada setiap penghuni yang mobilnya keluar masuk
kluster seraya bersoja. Kadang para penghuni siapkan angpao buat para
satpam tsb.  Beberapa tahun lalu barongsai bisa masuk kluster untuk
kasih pertunjukkan pada rumah rumah yg berminat, tapi dengan alasan keamanan
sekarang dilarang. Kalau sianseng pergi ke Modern Market PIK, kuping sering
mendengar orang lalu lalang pake bahasa Hokkian. Para 
tukang sayur menyapa para ibu dengan I-ie dan para bapak dengan
Akoh

Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

2010-02-17 Terurut Topik Vheru Prayitno
Menurut saya sebutan suatu tempat berkaitan dengan sejarah dan berbagai sisi 
pandangan masa lalu bukan masa kini...bolehlah tempat-tempat baru itu disebut 
China Town baru karena penduduknya tapi tidak mungkin memutar waktu 
sejarah,seperti Toa Sebio,Cienthieyen dan klenteng  sebagai bukti sejarah 
dikawasan Glodok  dibangun ditempat baruApa kata dunia (ngikut latah hehehe)
Mohon maaf bila saya salah..
salam damai

--- Pada Sel, 16/2/10, Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com menulis:

Dari: Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com
Judul: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 10:19 AM







 



  



  
  
  
Teruntuk para sianseng terhormat,
Owe ingin berbagi pendapat.  Selama ini Glodok, Pancoran sering disebut sebagai 
China Town atau kawasan Pecinan. Tetapi dari owe punya pandangan ini julukan 
sudah tidak tepat lagi. Karena selain Glodok Pancoran sudah banyak masuk etnis 
lain yang tinggal dan jualan disana, ada pula yang kawin campur - disana juga 
sudah sedikit yang bisa berbahasa Tionghoa. Kebanyakan dari keturunan mereka 
(seperti owe) sehari hari berbahasa Melayu pasar dicampur sedikit Hokkian.  
Sekarang owe liat, Pluit, Muara Karang, dan Pantai Indah Kapuk malah lebih 
pecinan dari Glodok. Kebetulan owe tinggal di Pantai Indah Kapuk, waktu maleman 
Sinciah boleh dibilang owe tidak bisa tidur nyenyak sebab saban menit mereka 
pasang janhwee daaar, door, daar door terus menerus selama beberapa jam tiada 
berhenti.  Kalu mau lihat pesta kembang api yang bagus menerangi langit di 
malam Sinciah sebetulnya di tempat inilah, sianseng dapat saksikan. Banyak 
rumah dihiasi
 lampion dan pernak pernik hiasan Imlek lainnya di pintu masuk. Waktu harian 
Sinciah, banyak sekiah berlarian dari rumah ke rumah famili pake baju bagus 
sambil kantongnya penuh angpao, mereka nampak gumbira sekali. Di depan beberapa 
rumah di pasang hiolo untuk adakan sembayang samkai, mereka bebas sembayang 
tanpa merasa risih, sementara lagu lagu Mandarin di setel menyambut tamu.
Di gerbang pintu masuk setiap kluster di pasangin lampion lampion. Malah di 
beberapa kluster, para satpam pake baju twikim dan topi kuncir zaman Boan, 
mereka wajib kasih ucapan Gong Xie Fat Cay kepada setiap penghuni yang mobilnya 
keluar masuk kluster seraya bersoja. Kadang para penghuni siapkan angpao buat 
para satpam tsb.  Beberapa tahun lalu barongsai bisa masuk kluster untuk kasih 
pertunjukkan pada rumah rumah yg berminat, tapi dengan alasan keamanan sekarang 
dilarang. Kalau sianseng pergi ke Modern Market PIK, kuping sering mendengar 
orang lalu lalang pake bahasa Hokkian. Para tukang sayur menyapa para ibu 
dengan I-ie dan para bapak dengan Akoh, mereka menghitung uang pake bahasa 
hokkian. Sehari sebelum Sinciah, pasar ini diserbu pengunjung. Tukang buah 
nanas, srikaya laris manis walaupun dibandrol ceban per buah!! Begitu juga 
tukang ikan (bandeng, kakap) laris manis dan tukang babi repot melayani pembeli 
yg
 tiada putus.  Di Muara Karang ada pasar terowongan , disini tiap minggu pagi 
para Akoh sehabis jalan pagi pada duduk ngeriung sambil makan bakmi dan minum 
susu kedele, bicaranya pada kenceng dan bebas dalam bahasa Hokkian.  Sekarang 
banyak orang Tiongkok (asli) datang berjualan kelontong seperti  CD bajakan 
atau pernak pernik lainnya, mereka berjalan ngider d pasar Muara Karang. Oh ya 
hampir saban malem minggu tempat makan di sepanjang Muara Karang dikunjungi 
barongsai, mereka kasih angpao kosong kepada tamu restoran untuk diisi 
sebagai upah pemain barongsai. Satu hari dan di malam hari menjelang Sinciah di 
sepanjang Muara Karang berjejer tukang janhwee harganya per kotak cepeceng tapi 
larisnya bukan main ada yang sekali beli gotiauw! (sayang duit segitu untuk 
dibakar).  Di Pluit, Muara Karang, PIK banyak baliho (papan iklan besar) 
berisikan ucapan Gong Xie Fat Cay dari pengembang properti di mana tempat
 lain tidak bisa dijumpai. Pernah ada rencana diadakan Festival Cap Go Meh 
bolak balik Muara Karang - Pluit tapi sampe sekarang belum kejadian.  Itulah 
menurut owe kawasan Pluit - Muara Karang dan PIK bakal menjadi New China Town 
menggantikan Glodok - Pancoran.  Mohon maaf kalau ada kesalahan kata, soja dari 
owe Tjandra G


  


 





 



  






  Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman. Tambahkan mereka 
dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

2010-02-17 Terurut Topik zhoufy
Sekarang sudah ada peneliti masalah perkotaan yg menjuluki pluit dan kelapa 
gading New Chinatown kok.
di pluit kan juga ada klenteng, sedangkan di kelapa gading meski tak ada 
klenteng tapi ada toko perlengkapan sembahyang, dan toko obat ramuan tionghoa. 
Yg paling menonjol dari ciri chinatown adalah jajaran rumah toko, bawah toko 
atas rumah. Yg mendominasi pemandangan kawasan.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Vheru Prayitno pvh...@yahoo.co.id
Date: Wed, 17 Feb 2010 16:53:19 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

Menurut saya sebutan suatu tempat berkaitan dengan sejarah dan berbagai sisi 
pandangan masa lalu bukan masa kini...bolehlah tempat-tempat baru itu disebut 
China Town baru karena penduduknya tapi tidak mungkin memutar waktu 
sejarah,seperti Toa Sebio,Cienthieyen dan klenteng  sebagai bukti sejarah 
dikawasan Glodok  dibangun ditempat baruApa kata dunia (ngikut latah hehehe)
Mohon maaf bila saya salah..
salam damai

--- Pada Sel, 16/2/10, Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com menulis:

Dari: Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com
Judul: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 10:19 AM







 



  



  
  
  
Teruntuk para sianseng terhormat,
Owe ingin berbagi pendapat.  Selama ini Glodok, Pancoran sering disebut sebagai 
China Town atau kawasan Pecinan. Tetapi dari owe punya pandangan ini julukan 
sudah tidak tepat lagi. Karena selain Glodok Pancoran sudah banyak masuk etnis 
lain yang tinggal dan jualan disana, ada pula yang kawin campur - disana juga 
sudah sedikit yang bisa berbahasa Tionghoa. Kebanyakan dari keturunan mereka 
(seperti owe) sehari hari berbahasa Melayu pasar dicampur sedikit Hokkian.  
Sekarang owe liat, Pluit, Muara Karang, dan Pantai Indah Kapuk malah lebih 
pecinan dari Glodok. Kebetulan owe tinggal di Pantai Indah Kapuk, waktu maleman 
Sinciah boleh dibilang owe tidak bisa tidur nyenyak sebab saban menit mereka 
pasang janhwee daaar, door, daar door terus menerus selama beberapa jam tiada 
berhenti.  Kalu mau lihat pesta kembang api yang bagus menerangi langit di 
malam Sinciah sebetulnya di tempat inilah, sianseng dapat saksikan. Banyak 
rumah dihiasi
 lampion dan pernak pernik hiasan Imlek lainnya di pintu masuk. Waktu harian 
Sinciah, banyak sekiah berlarian dari rumah ke rumah famili pake baju bagus 
sambil kantongnya penuh angpao, mereka nampak gumbira sekali. Di depan beberapa 
rumah di pasang hiolo untuk adakan sembayang samkai, mereka bebas sembayang 
tanpa merasa risih, sementara lagu lagu Mandarin di setel menyambut tamu.
Di gerbang pintu masuk setiap kluster di pasangin lampion lampion. Malah di 
beberapa kluster, para satpam pake baju twikim dan topi kuncir zaman Boan, 
mereka wajib kasih ucapan Gong Xie Fat Cay kepada setiap penghuni yang mobilnya 
keluar masuk kluster seraya bersoja. Kadang para penghuni siapkan angpao buat 
para satpam tsb.  Beberapa tahun lalu barongsai bisa masuk kluster untuk kasih 
pertunjukkan pada rumah rumah yg berminat, tapi dengan alasan keamanan sekarang 
dilarang. Kalau sianseng pergi ke Modern Market PIK, kuping sering mendengar 
orang lalu lalang pake bahasa Hokkian. Para tukang sayur menyapa para ibu 
dengan I-ie dan para bapak dengan Akoh, mereka menghitung uang pake bahasa 
hokkian. Sehari sebelum Sinciah, pasar ini diserbu pengunjung. Tukang buah 
nanas, srikaya laris manis walaupun dibandrol ceban per buah!! Begitu juga 
tukang ikan (bandeng, kakap) laris manis dan tukang babi repot melayani pembeli 
yg
 tiada putus.  Di Muara Karang ada pasar terowongan , disini tiap minggu pagi 
para Akoh sehabis jalan pagi pada duduk ngeriung sambil makan bakmi dan minum 
susu kedele, bicaranya pada kenceng dan bebas dalam bahasa Hokkian.  Sekarang 
banyak orang Tiongkok (asli) datang berjualan kelontong seperti  CD bajakan 
atau pernak pernik lainnya, mereka berjalan ngider d pasar Muara Karang. Oh ya 
hampir saban malem minggu tempat makan di sepanjang Muara Karang dikunjungi 
barongsai, mereka kasih angpao kosong kepada tamu restoran untuk diisi 
sebagai upah pemain barongsai. Satu hari dan di malam hari menjelang Sinciah di 
sepanjang Muara Karang berjejer tukang janhwee harganya per kotak cepeceng tapi 
larisnya bukan main ada yang sekali beli gotiauw! (sayang duit segitu untuk 
dibakar).  Di Pluit, Muara Karang, PIK banyak baliho (papan iklan besar) 
berisikan ucapan Gong Xie Fat Cay dari pengembang properti di mana tempat
 lain tidak bisa dijumpai. Pernah ada rencana diadakan Festival Cap Go Meh 
bolak balik Muara Karang - Pluit tapi sampe sekarang belum kejadian.  Itulah 
menurut owe kawasan Pluit - Muara Karang dan PIK bakal menjadi New China Town 
menggantikan Glodok - Pancoran.  Mohon maaf kalau ada kesalahan kata, soja dari 
owe Tjandra G


  


 





 



  






  Bersenang-senang di Yahoo! Messenger

Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

2010-02-17 Terurut Topik Vheru Prayitno
Betul memang  ada penelitian dalam penataan kawasan dan akan berlangsung terus 
penelitian itu apa lagi dikaitkan dengan pemasaran lokasi tersebut,tapi tidak 
akan merubah sejarah dalam penyebutan lokasi beserta pernak pernik yang 
menyertai penyebutan nama suatu wilayah.China town ...ya tetap dikota 
(glodok, petak sembilan,Pancoran dll)
Kalau New China Town bisa berubah sewaktu-waktu dari satu wilayah ke wilayah 
yang lain.
Ini pendapat saya

Salam damai
  

--- Pada Rab, 17/2/10, zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com menulis:

Dari: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 17 Februari, 2010, 10:12 AM







 



  



  
  
  












Sekarang sudah ada peneliti masalah perkotaan yg menjuluki pluit dan kelapa 
gading New Chinatown kok.
di pluit kan juga ada klenteng, sedangkan di kelapa gading meski tak ada 
klenteng tapi ada toko perlengkapan sembahyang, dan toko obat ramuan tionghoa. 
Yg paling menonjol dari ciri chinatown adalah jajaran rumah toko, bawah toko 
atas rumah. Yg mendominasi pemandangan kawasan.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  Vheru Prayitno pvh...@yahoo. co.id
Date: Wed, 17 Feb 2010 16:53:19 +0800 (SGT)To: budaya_tionghua@ yahoogroups. 
comSubject: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

 




  
  
  Menurut saya sebutan suatu tempat berkaitan dengan sejarah dan berbagai 
sisi pandangan masa lalu bukan masa kini...bolehlah tempat-tempat baru itu 
disebut China Town baru karena penduduknya tapi tidak mungkin memutar waktu 
sejarah,seperti Toa Sebio,Cienthieyen dan klenteng  sebagai bukti sejarah 
dikawasan Glodok  dibangun ditempat baruApa kata dunia (ngikut latah hehehe)
Mohon maaf bila saya salah..
salam damai

--- Pada Sel, 16/2/10, Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ yahoo.com menulis:

Dari: Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ yahoo.com
Judul: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 10:19 AM







 




  
  
  
Teruntuk para sianseng terhormat,
Owe ingin berbagi pendapat.  Selama ini Glodok, Pancoran sering disebut sebagai 
China Town atau kawasan Pecinan. Tetapi dari owe punya pandangan ini julukan 
sudah tidak tepat lagi. Karena selain Glodok Pancoran sudah banyak masuk etnis 
lain yang tinggal dan jualan disana, ada pula yang kawin campur - disana juga 
sudah sedikit yang bisa berbahasa Tionghoa. Kebanyakan dari keturunan mereka 
(seperti owe) sehari hari berbahasa Melayu pasar dicampur sedikit Hokkian.  
Sekarang owe liat, Pluit, Muara Karang, dan Pantai Indah Kapuk malah lebih 
pecinan dari Glodok. Kebetulan owe tinggal di Pantai Indah Kapuk, waktu maleman 
Sinciah boleh dibilang owe tidak bisa tidur nyenyak sebab saban menit mereka 
pasang janhwee daaar, door, daar door terus menerus selama beberapa jam tiada 
berhenti.  Kalu mau lihat pesta kembang api yang bagus menerangi langit di 
malam Sinciah sebetulnya di tempat inilah, sianseng dapat saksikan. Banyak 
rumah dihiasi
 lampion dan pernak pernik hiasan Imlek lainnya di pintu masuk. Waktu harian 
Sinciah, banyak sekiah berlarian dari rumah ke rumah famili pake baju bagus 
sambil kantongnya penuh angpao, mereka nampak gumbira sekali. Di depan beberapa 
rumah di pasang hiolo untuk adakan sembayang samkai, mereka bebas sembayang 
tanpa merasa risih, sementara lagu lagu Mandarin di setel menyambut tamu.
Di gerbang pintu masuk setiap kluster di pasangin lampion lampion. Malah di 
beberapa kluster, para satpam pake baju twikim dan topi kuncir zaman Boan, 
mereka wajib kasih ucapan Gong Xie Fat Cay kepada setiap penghuni yang mobilnya 
keluar masuk kluster seraya bersoja. Kadang para penghuni siapkan angpao buat 
para satpam tsb.  Beberapa tahun lalu barongsai bisa masuk kluster untuk kasih 
pertunjukkan pada rumah rumah yg berminat, tapi dengan alasan keamanan sekarang 
dilarang. Kalau sianseng pergi ke Modern Market PIK, kuping sering mendengar 
orang lalu lalang pake bahasa Hokkian. Para tukang sayur menyapa para ibu 
dengan I-ie dan para bapak dengan Akoh, mereka menghitung uang pake bahasa 
hokkian. Sehari sebelum Sinciah, pasar ini diserbu pengunjung. Tukang buah 
nanas, srikaya laris manis walaupun dibandrol ceban per buah!! Begitu juga 
tukang ikan (bandeng, kakap) laris manis dan tukang babi repot melayani pembeli 
yg
 tiada putus.  Di Muara Karang ada pasar terowongan , disini tiap minggu pagi 
para Akoh sehabis jalan pagi pada duduk ngeriung sambil makan bakmi dan minum 
susu kedele, bicaranya pada kenceng dan bebas dalam bahasa Hokkian.  Sekarang 
banyak orang Tiongkok (asli) datang berjualan kelontong seperti  CD bajakan 
atau pernak pernik lainnya, mereka berjalan ngider d pasar Muara Karang. Oh ya 
hampir saban malem minggu tempat makan di sepanjang Muara Karang dikunjungi 
barongsai, mereka kasih angpao kosong kepada tamu restoran untuk diisi 
sebagai upah pemain barongsai

Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

2010-02-17 Terurut Topik Dharma Hutauruk
Jadi menurut teman teman apa Nama Bahasa Indonesia yang tepat untuk New
China Town
Kota/Kampung Tiongkok Baru, Kota/Kampung Tionghoa Baru, Kota/Kampung China
Baru atau Kota/Kampung Cina Baru?
Kok makin ribet ya!

2010/2/17 Vheru Prayitno pvh...@yahoo.co.id



 Menurut saya sebutan suatu tempat berkaitan dengan sejarah dan berbagai
 sisi pandangan masa lalu bukan masa kini...bolehlah tempat-tempat baru itu
 disebut China Town baru karena penduduknya tapi tidak mungkin memutar waktu
 sejarah,seperti Toa Sebio,Cienthieyen dan klenteng  sebagai bukti sejarah
 dikawasan Glodok  dibangun ditempat baruApa kata dunia (ngikut latah
 hehehe)
 Mohon maaf bila saya salah..
 salam damai

 --- Pada *Sel, 16/2/10, Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com*menulis:


 Dari: Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com
 Judul: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 10:19 AM



 Teruntuk para sianseng terhormat,
 Owe ingin berbagi pendapat.  Selama ini Glodok, Pancoran sering disebut
 sebagai China Town atau kawasan Pecinan. Tetapi dari owe punya pandangan ini
 julukan sudah tidak tepat lagi. Karena selain Glodok Pancoran sudah banyak
 masuk etnis lain yang tinggal dan jualan disana, ada pula yang kawin campur
 - disana juga sudah sedikit yang bisa berbahasa Tionghoa. Kebanyakan dari
 keturunan mereka (seperti owe) sehari hari berbahasa Melayu pasar dicampur
 sedikit Hokkian.  Sekarang owe liat, Pluit, Muara Karang, dan Pantai Indah
 Kapuk malah lebih pecinan dari Glodok. Kebetulan owe tinggal di Pantai Indah
 Kapuk, waktu maleman Sinciah boleh dibilang owe tidak bisa tidur nyenyak
 sebab saban menit mereka pasang janhwee daaar, door, daar door terus
 menerus selama beberapa jam tiada berhenti.  Kalu mau lihat pesta kembang
 api yang bagus menerangi langit di malam Sinciah sebetulnya di tempat
 inilah, sianseng dapat saksikan. Banyak rumah dihiasi lampion dan pernak
 pernik hiasan Imlek lainnya di pintu masuk. Waktu harian Sinciah, banyak
 sekiah berlarian dari rumah ke rumah famili pake baju bagus sambil
 kantongnya penuh angpao, mereka nampak gumbira sekali. Di depan beberapa
 rumah di pasang hiolo untuk adakan sembayang samkai, mereka bebas sembayang
 tanpa merasa risih, sementara lagu lagu Mandarin di setel menyambut tamu.
 Di gerbang pintu masuk setiap kluster di pasangin lampion lampion. Malah di
 beberapa kluster, para satpam pake baju twikim dan topi kuncir zaman Boan,
 mereka wajib kasih ucapan Gong Xie Fat Cay kepada setiap penghuni yang
 mobilnya keluar masuk kluster seraya bersoja. Kadang para penghuni siapkan
 angpao buat para satpam tsb.  Beberapa tahun lalu barongsai bisa masuk
 kluster untuk kasih pertunjukkan pada rumah rumah yg berminat, tapi dengan
 alasan keamanan sekarang dilarang. Kalau sianseng pergi ke Modern Market
 PIK, kuping sering mendengar orang lalu lalang pake bahasa Hokkian. Para
 tukang sayur menyapa para ibu dengan I-ie dan para bapak dengan Akoh,
 mereka menghitung uang pake bahasa hokkian. Sehari sebelum Sinciah, pasar
 ini diserbu pengunjung. Tukang buah nanas, srikaya laris manis walaupun
 dibandrol ceban per buah!! Begitu juga tukang ikan (bandeng, kakap) laris
 manis dan tukang babi repot melayani pembeli yg tiada putus.  Di Muara
 Karang ada pasar terowongan , disini tiap minggu pagi para Akoh sehabis
 jalan pagi pada duduk ngeriung sambil makan bakmi dan minum susu kedele,
 bicaranya pada kenceng dan bebas dalam bahasa Hokkian.  Sekarang banyak
 orang Tiongkok (asli) datang berjualan kelontong seperti  CD bajakan atau
 pernak pernik lainnya, mereka berjalan ngider d pasar Muara Karang. Oh ya
 hampir saban malem minggu tempat makan di sepanjang Muara Karang dikunjungi
 barongsai, mereka kasih angpao kosong kepada tamu restoran untuk diisi
 sebagai upah pemain barongsai. Satu hari dan di malam hari menjelang Sinciah
 di sepanjang Muara Karang berjejer tukang janhwee harganya per kotak
 cepeceng tapi larisnya bukan main ada yang sekali beli gotiauw! (sayang duit
 segitu untuk dibakar).  Di Pluit, Muara Karang, PIK banyak baliho (papan
 iklan besar) berisikan ucapan Gong Xie Fat Cay dari pengembang properti di
 mana tempat lain tidak bisa dijumpai. Pernah ada rencana diadakan Festival
 Cap Go Meh bolak balik Muara Karang - Pluit tapi sampe sekarang belum
 kejadian.  Itulah menurut owe kawasan Pluit - Muara Karang dan PIK bakal
 menjadi New China Town menggantikan Glodok - Pancoran.  Mohon maaf kalau ada
 kesalahan kata, soja dari owe Tjandra G


 --
 Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya 
 sekarang!http://id.mail.yahoo.com
 



Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

2010-02-17 Terurut Topik jackson_yahya
Perluasan china town. Pluit bersebelahan dengan glodok wajar jadi perluasan 
dari china town.


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Dharma Hutauruk dharma.hutau...@gmail.com
Date: Wed, 17 Feb 2010 22:22:02 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

Jadi menurut teman teman apa Nama Bahasa Indonesia yang tepat untuk New
China Town
Kota/Kampung Tiongkok Baru, Kota/Kampung Tionghoa Baru, Kota/Kampung China
Baru atau Kota/Kampung Cina Baru?
Kok makin ribet ya!

2010/2/17 Vheru Prayitno pvh...@yahoo.co.id



 Menurut saya sebutan suatu tempat berkaitan dengan sejarah dan berbagai
 sisi pandangan masa lalu bukan masa kini...bolehlah tempat-tempat baru itu
 disebut China Town baru karena penduduknya tapi tidak mungkin memutar waktu
 sejarah,seperti Toa Sebio,Cienthieyen dan klenteng  sebagai bukti sejarah
 dikawasan Glodok  dibangun ditempat baruApa kata dunia (ngikut latah
 hehehe)
 Mohon maaf bila saya salah..
 salam damai

 --- Pada *Sel, 16/2/10, Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com*menulis:


 Dari: Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com
 Judul: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 10:19 AM



 Teruntuk para sianseng terhormat,
 Owe ingin berbagi pendapat.  Selama ini Glodok, Pancoran sering disebut
 sebagai China Town atau kawasan Pecinan. Tetapi dari owe punya pandangan ini
 julukan sudah tidak tepat lagi. Karena selain Glodok Pancoran sudah banyak
 masuk etnis lain yang tinggal dan jualan disana, ada pula yang kawin campur
 - disana juga sudah sedikit yang bisa berbahasa Tionghoa. Kebanyakan dari
 keturunan mereka (seperti owe) sehari hari berbahasa Melayu pasar dicampur
 sedikit Hokkian.  Sekarang owe liat, Pluit, Muara Karang, dan Pantai Indah
 Kapuk malah lebih pecinan dari Glodok. Kebetulan owe tinggal di Pantai Indah
 Kapuk, waktu maleman Sinciah boleh dibilang owe tidak bisa tidur nyenyak
 sebab saban menit mereka pasang janhwee daaar, door, daar door terus
 menerus selama beberapa jam tiada berhenti.  Kalu mau lihat pesta kembang
 api yang bagus menerangi langit di malam Sinciah sebetulnya di tempat
 inilah, sianseng dapat saksikan. Banyak rumah dihiasi lampion dan pernak
 pernik hiasan Imlek lainnya di pintu masuk. Waktu harian Sinciah, banyak
 sekiah berlarian dari rumah ke rumah famili pake baju bagus sambil
 kantongnya penuh angpao, mereka nampak gumbira sekali. Di depan beberapa
 rumah di pasang hiolo untuk adakan sembayang samkai, mereka bebas sembayang
 tanpa merasa risih, sementara lagu lagu Mandarin di setel menyambut tamu.
 Di gerbang pintu masuk setiap kluster di pasangin lampion lampion. Malah di
 beberapa kluster, para satpam pake baju twikim dan topi kuncir zaman Boan,
 mereka wajib kasih ucapan Gong Xie Fat Cay kepada setiap penghuni yang
 mobilnya keluar masuk kluster seraya bersoja. Kadang para penghuni siapkan
 angpao buat para satpam tsb.  Beberapa tahun lalu barongsai bisa masuk
 kluster untuk kasih pertunjukkan pada rumah rumah yg berminat, tapi dengan
 alasan keamanan sekarang dilarang. Kalau sianseng pergi ke Modern Market
 PIK, kuping sering mendengar orang lalu lalang pake bahasa Hokkian. Para
 tukang sayur menyapa para ibu dengan I-ie dan para bapak dengan Akoh,
 mereka menghitung uang pake bahasa hokkian. Sehari sebelum Sinciah, pasar
 ini diserbu pengunjung. Tukang buah nanas, srikaya laris manis walaupun
 dibandrol ceban per buah!! Begitu juga tukang ikan (bandeng, kakap) laris
 manis dan tukang babi repot melayani pembeli yg tiada putus.  Di Muara
 Karang ada pasar terowongan , disini tiap minggu pagi para Akoh sehabis
 jalan pagi pada duduk ngeriung sambil makan bakmi dan minum susu kedele,
 bicaranya pada kenceng dan bebas dalam bahasa Hokkian.  Sekarang banyak
 orang Tiongkok (asli) datang berjualan kelontong seperti  CD bajakan atau
 pernak pernik lainnya, mereka berjalan ngider d pasar Muara Karang. Oh ya
 hampir saban malem minggu tempat makan di sepanjang Muara Karang dikunjungi
 barongsai, mereka kasih angpao kosong kepada tamu restoran untuk diisi
 sebagai upah pemain barongsai. Satu hari dan di malam hari menjelang Sinciah
 di sepanjang Muara Karang berjejer tukang janhwee harganya per kotak
 cepeceng tapi larisnya bukan main ada yang sekali beli gotiauw! (sayang duit
 segitu untuk dibakar).  Di Pluit, Muara Karang, PIK banyak baliho (papan
 iklan besar) berisikan ucapan Gong Xie Fat Cay dari pengembang properti di
 mana tempat lain tidak bisa dijumpai. Pernah ada rencana diadakan Festival
 Cap Go Meh bolak balik Muara Karang - Pluit tapi sampe sekarang belum
 kejadian.  Itulah menurut owe kawasan Pluit - Muara Karang dan PIK bakal
 menjadi New China Town menggantikan Glodok - Pancoran.  Mohon maaf kalau ada
 kesalahan kata, soja dari owe Tjandra G


 --
 Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya

Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

2010-02-17 Terurut Topik Vheru Prayitno
Mari kita ketawa bareng aja.yg lepas biar ngk stess..Hahahahahaha
Kenapa saya ngajak ketawa..
karena pada satu layar kita bisa menyimak bersama  perdebatan kata 
China/Cina
Dan kita disini baru membicarakan ..China Town..Sama2 ada China-nyaLucu 
ya
Yang satu engan menyebut dg kata Chinatapi kita tetap dengan China 
Town.Apa ganti Thionghua Town...aja.
Biarlah...Badai pasti berlalu dibawa berputarnya roda dunia.
Ayo nguyuhahaha

Salam damai
--- Pada Rab, 17/2/10, jackson_ya...@yahoo.com jackson_ya...@yahoo.com 
menulis:

Dari: jackson_ya...@yahoo.com jackson_ya...@yahoo.com
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 17 Februari, 2010, 5:05 PM







 



  



  
  
  












Perluasan china town. Pluit bersebelahan dengan glodok wajar jadi perluasan 
dari china town.

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!From:  Dharma Hutauruk dharma.hutauruk@ gmail.com
Date: Wed, 17 Feb 2010 22:22:02 +0700To: budaya_tionghua@ yahoogroups. 
comSubject: Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

 




  
  
  Jadi menurut teman teman apa Nama Bahasa Indonesia yang tepat untuk New 
China Town
Kota/Kampung Tiongkok Baru, Kota/Kampung Tionghoa Baru, Kota/Kampung China Baru 
atau Kota/Kampung Cina Baru?
Kok makin ribet ya!


2010/2/17 Vheru Prayitno pvh...@yahoo. co.id
















 



  



  
  
  
Menurut saya sebutan suatu tempat berkaitan dengan sejarah dan berbagai sisi 
pandangan masa lalu bukan masa kini...bolehlah tempat-tempat baru itu disebut 
China Town baru karena penduduknya tapi tidak mungkin memutar waktu 
sejarah,seperti Toa Sebio,Cienthieyen dan klenteng  sebagai bukti sejarah 
dikawasan Glodok  dibangun ditempat baruApa kata dunia (ngikut latah hehehe)

Mohon maaf bila saya salah..
salam damai

--- Pada Sel, 16/2/10, Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ yahoo.com menulis:


Dari: Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ yahoo.com
Judul: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 10:19 AM







 




  
  
  

Teruntuk para sianseng terhormat,
Owe ingin berbagi pendapat.  Selama ini Glodok, Pancoran sering disebut sebagai 
China Town atau kawasan Pecinan. Tetapi dari owe punya pandangan ini julukan 
sudah tidak tepat lagi. Karena selain Glodok Pancoran sudah banyak masuk etnis 
lain yang tinggal dan jualan disana, ada pula yang kawin campur - disana juga 
sudah sedikit yang bisa berbahasa Tionghoa. Kebanyakan dari keturunan mereka 
(seperti owe) sehari hari berbahasa Melayu pasar dicampur sedikit Hokkian.  
Sekarang owe liat, Pluit, Muara Karang, dan Pantai Indah Kapuk malah lebih 
pecinan dari Glodok. Kebetulan owe tinggal di Pantai Indah Kapuk, waktu maleman 
Sinciah boleh dibilang owe tidak bisa tidur nyenyak sebab saban menit mereka 
pasang janhwee daaar, door, daar door terus menerus selama beberapa jam tiada 
berhenti.  Kalu mau lihat pesta kembang api yang bagus menerangi langit di 
malam Sinciah sebetulnya di tempat inilah, sianseng dapat saksikan. Banyak 
rumah dihiasi
 lampion dan pernak pernik hiasan Imlek lainnya di pintu masuk. Waktu harian 
Sinciah, banyak sekiah berlarian dari rumah ke rumah famili pake baju bagus 
sambil kantongnya penuh angpao, mereka nampak gumbira sekali. Di depan beberapa 
rumah di pasang hiolo untuk adakan sembayang samkai, mereka bebas sembayang 
tanpa merasa risih, sementara lagu lagu Mandarin di setel menyambut tamu.

Di gerbang pintu masuk setiap kluster di pasangin lampion lampion. Malah di 
beberapa kluster, para satpam pake baju twikim dan topi kuncir zaman Boan, 
mereka wajib kasih ucapan Gong Xie Fat Cay kepada setiap penghuni yang mobilnya 
keluar masuk kluster seraya bersoja. Kadang para penghuni siapkan angpao buat 
para satpam tsb.  Beberapa tahun lalu barongsai bisa masuk kluster untuk kasih 
pertunjukkan pada rumah rumah yg berminat, tapi dengan alasan keamanan sekarang 
dilarang. Kalau sianseng pergi ke Modern Market PIK, kuping sering mendengar 
orang lalu lalang pake bahasa Hokkian. Para tukang sayur menyapa para ibu 
dengan I-ie dan para bapak dengan Akoh, mereka menghitung uang pake bahasa 
hokkian. Sehari sebelum Sinciah, pasar ini diserbu pengunjung. Tukang buah 
nanas, srikaya laris manis walaupun dibandrol ceban per buah!! Begitu juga 
tukang ikan (bandeng, kakap) laris manis dan tukang babi repot melayani pembeli 
yg
 tiada putus.  Di Muara Karang ada pasar terowongan , disini tiap minggu pagi 
para Akoh sehabis jalan pagi pada duduk ngeriung sambil makan bakmi dan minum 
susu kedele, bicaranya pada kenceng dan bebas dalam bahasa Hokkian.  Sekarang 
banyak orang Tiongkok (asli) datang berjualan kelontong seperti  CD bajakan 
atau pernak pernik lainnya, mereka berjalan ngider d pasar Muara Karang. Oh ya 
hampir saban malem minggu tempat makan di sepanjang Muara Karang

RE: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

2010-02-17 Terurut Topik als
Bila ingin konsisten dan konsekuen, padanan bahasa Indonesia yang tepat
untuk New China Town ya Petionghoaan Baru. Memakai istilah
Petionghoaan untuk mengganti istilah Pecinan memang mula-mela terasa agak
aneh dan lebay. Namun kelama-lamaan orang akan menghargai kata Tionghoa
itu sendiri sebagai kata yang memang sengaja dipilih sebagai pengganti kata
Cina dan dengan demikian generasi mendatang akan terbiasa dengan
istilah-istilah wilayah Petionghoaan, kampong Tionghoa, dan sebagainya. Hayo
mulai sekarang ini mumpung Belanda masih jauh. :-)

 

Andy L.S.

 

  _  

From: Dharma Hutauruk [mailto:dharma.hutau...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, February 17, 2010 10:22 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN

 

  Jadi menurut teman teman apa Nama Bahasa Indonesia yang tepat untuk New
China Town
Kota/Kampung Tiongkok Baru, Kota/Kampung Tionghoa Baru, Kota/Kampung China
Baru atau Kota/Kampung Cina Baru?
Kok makin ribet ya!

2010/2/17 Vheru Prayitno pvh...@yahoo. mailto:pvh...@yahoo.co.id co.id

  


Menurut saya sebutan suatu tempat berkaitan dengan sejarah dan berbagai sisi
pandangan masa lalu bukan masa kini...bolehlah tempat-tempat baru itu
disebut China Town baru karena penduduknya tapi tidak mungkin memutar waktu
sejarah,seperti Toa Sebio,Cienthieyen dan klenteng  sebagai bukti sejarah
dikawasan Glodok  dibangun ditempat baruApa kata dunia (ngikut latah
hehehe)
Mohon maaf bila saya salah..
salam damai

--- Pada Sel, 16/2/10, Tjandra Ghozalli ghozalli2002@
mailto:ghozalli2...@yahoo.com yahoo.com menulis:


Dari: Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ mailto:ghozalli2...@yahoo.com
yahoo.com
Judul: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN


Kepada: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com
yahoogroups.com

Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 10:19 AM

  


Teruntuk para sianseng terhormat,

Owe ingin berbagi pendapat.  Selama ini Glodok, Pancoran sering disebut
sebagai China Town atau kawasan Pecinan. Tetapi dari owe punya pandangan ini
julukan sudah tidak tepat lagi. Karena selain Glodok Pancoran sudah banyak
masuk etnis lain yang tinggal dan jualan disana, ada pula yang kawin campur
- disana juga sudah sedikit yang bisa berbahasa Tionghoa. Kebanyakan dari
keturunan mereka (seperti owe) sehari hari berbahasa Melayu pasar dicampur
sedikit Hokkian.  Sekarang owe liat, Pluit, Muara Karang, dan Pantai Indah
Kapuk malah lebih pecinan dari Glodok. Kebetulan owe tinggal di Pantai Indah
Kapuk, waktu maleman Sinciah boleh dibilang owe tidak bisa tidur nyenyak
sebab saban menit mereka pasang janhwee daaar, door, daar door terus
menerus selama beberapa jam tiada berhenti.  Kalu mau lihat pesta kembang
api yang bagus menerangi langit di malam Sinciah sebetulnya di tempat
inilah, sianseng dapat saksikan. Banyak rumah dihiasi lampion dan pernak
pernik hiasan Imlek lainnya di pintu masuk. Waktu harian Sinciah, banyak
sekiah berlarian dari rumah ke rumah famili pake baju bagus sambil
kantongnya penuh angpao, mereka nampak gumbira sekali. Di depan beberapa
rumah di pasang hiolo untuk adakan sembayang samkai, mereka bebas sembayang
tanpa merasa risih, sementara lagu lagu Mandarin di setel menyambut tamu.

Di gerbang pintu masuk setiap kluster di pasangin lampion lampion. Malah di
beberapa kluster, para satpam pake baju twikim dan topi kuncir zaman Boan,
mereka wajib kasih ucapan Gong Xie Fat Cay kepada setiap penghuni yang
mobilnya keluar masuk kluster seraya bersoja. Kadang para penghuni siapkan
angpao buat para satpam tsb.  Beberapa tahun lalu barongsai bisa masuk
kluster untuk kasih pertunjukkan pada rumah rumah yg berminat, tapi dengan
alasan keamanan sekarang dilarang. Kalau sianseng pergi ke Modern Market
PIK, kuping sering mendengar orang lalu lalang pake bahasa Hokkian. Para
tukang sayur menyapa para ibu dengan I-ie dan para bapak dengan Akoh,
mereka menghitung uang pake bahasa hokkian. Sehari sebelum Sinciah, pasar
ini diserbu pengunjung. Tukang buah nanas, srikaya laris manis walaupun
dibandrol ceban per buah!! Begitu juga tukang ikan (bandeng, kakap) laris
manis dan tukang babi repot melayani pembeli yg tiada putus.  Di Muara
Karang ada pasar terowongan , disini tiap minggu pagi para Akoh sehabis
jalan pagi pada duduk ngeriung sambil makan bakmi dan minum susu kedele,
bicaranya pada kenceng dan bebas dalam bahasa Hokkian.  Sekarang banyak
orang Tiongkok (asli) datang berjualan kelontong seperti  CD bajakan atau
pernak pernik lainnya, mereka berjalan ngider d pasar Muara Karang. Oh ya
hampir saban malem minggu tempat makan di sepanjang Muara Karang dikunjungi
barongsai, mereka kasih angpao kosong kepada tamu restoran untuk diisi
sebagai upah pemain barongsai. Satu hari dan di malam hari menjelang Sinciah
di sepanjang Muara Karang berjejer tukang janhwee harganya per kotak
cepeceng tapi larisnya bukan main ada yang sekali beli gotiauw! (sayang duit
segitu untuk dibakar).  Di Pluit, Muara Karang, PIK banyak baliho (papan
iklan besar) berisikan ucapan Gong Xie