Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-17 Terurut Topik Aswal Scorpio Sikumbang
Terima Kasih Bang Nasir Tan.
Saya salut dan bangga dengan Bang Nasir Tan. Saya jadi teringat dengan pak 
Natsir dari Sumatera Barat yang nasionalis dan tidak tidak primordialisme 
(kesukuan). semoga sukses bang Nasir salam dari Medan. Horas !!!

--- Pada Sel, 13/10/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com menulis:


Dari: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com
Judul: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 13 Oktober, 2009, 6:38 PM


  








Salam kenal juga...
Kalau soal masuk legislatif Orang Tionghua pada dasarnya memilih berdasarkan 
kapabilitas dan bukan atas dasar kesukuan. Jadi bukan hanya semata-mata 
mengejat aspek legalitas/formal semata, tetapi kemampuan juga harus jadi 
prioritas. Karena ketika seorang Tionghua menjadi caleg, yang diwakili bukan 
hanya Sukunya tetapi juga seluruh bangsa Indonesia. Demikian menurut saya.
 
 
salam, NT

--- On Tue, 10/13/09, Aswal Scorpio Sikumbang aswalscorpiosikumba n...@yahoo. 
co.id wrote:


From: Aswal Scorpio Sikumbang aswalscorpiosikumba n...@yahoo. co.id
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Tuesday, October 13, 2009, 1:54 PM


  





 Bang Nasir Tan. Salam kenal dengan saya.
Saya seorang mahasiswa UNIMED ( Universitas Negeri Medan) yang sekarang sedang 
menyelesaikan studi dan ingin menulis tentang Orientasi politik etnis Tionghoa 
Pasca Otonomi Daerah di kota Medan. Saya ingin mengetahui sejauh mana orientasi 
pemilih bang Nasir terhadap pil caleg dari etnis Tionghoa. apakah abang memilih 
caleg dari etnis Tionghoa berdasarkan etnisnya atau karena kapasitasnya sebagai 
calon legislatip ? Sebelumnya terimakasih atas tanggapannya bang ... (AswaL)    
   

--- Pada Sen, 12/10/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com menulis:


Dari: Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com
Judul: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 12 Oktober, 2009, 4:46 PM


  






Bisa aja kalo istilah Cina itu bermakna penghinaan kenapa tidak? Bukankah Orang 
Indonesia ( mayoritas Jawa ) kalo di panggil Indon oleh Melayu  Malaysia juga 
jadi panas kuping dan memprotes? Yahwalaupun tidak serta merta berhenti 
tetapi paling tidak ada usaha untuk berhenti dan pernah diperjuangkan. Kita 
belum tahu juga apa yang terjadi seandainya bisa diperjuangkan hingga ke 
lembaga tinggi negara. Tetapi pasti akan ada dampaknya, baik pro atau kontra. 
Mudah2an badan dunia lain ikut berkomentar jadi sekalian ketahuan, siapa takut. 
 
Betul...tidak semua orang Tionghoa diharapkan dapat  baik sesuai harapan 
mayoritas masayarakat umum, tetapi kalo kita mulai dari kalangan intelektual/ 
tokoh penting, bisnismen dan tokoh-tokoh masayarakat dah mulai mempelopori, 
maka lambat laut kebaikan akan jadi merata terdengar dimana-mana. Mari kita 
mulai dari diri kita masing-masih dulu, jangan tunggu setelah semua Orang 
Tionghao berbuat baik baru kita ikutan.hehehe. Gak perlu ada target 
tertentu tetapi yang penting makin sering kita saling mengingatkan dengan 
teman2 akan makin baik. 
 
Lha, kalau golongan intelektualnya aja terkesan angkuh apalagi yang tidak 
berpendidikan. 
Trus kita ini memang masih sering dicekoki oleh famili dengan paham yang 
menutup diri terhadap masayarakat luas, alias tidak diperbolehkan terbuka dan 
semacamnya. Dan celakanya... .walau kita sudah berpendidikan tinggi, 
kita  mempercayai didikan seperti itu. Sehingga apa yang kita yakini ( yang - 
) selalu terjadi karena arah pikiran kita sudah disetting dengan arah (-) tsb. 
Kalau sekedar mau merasa bangga bahwa Tionghoa punya nama besar dan budayanya 
tingga itu, itu bole-bole saja asalkan kita juga bisa membagi kebesaran itu. 
Kalau tidak dapat membagi dalam arti luas, maka kita tidak ada bedanya dengan 
para kolonial dahulu. Oleh sebab itu jangan heran kalo kita dibenci karena 
dianggap penjajah..hehehe
 
 
Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan langkah yang paling bijak adalah 
mengupayakan agar budaya Tionghoa dapat ditanamkan/diajarka n sejak dini di 
masayarakat. Disini kali pertama harus kita uji keampuhan budaya/idologi kita 
terhadap mayasrakat luas. Ideologi Indonesia pada saat ini masih didominasi 
ideologi Jawa yang meski menurut Orang Jawa itu sangat bagus, kadang2 bule juga 
ikut2an bahwa budya Jawa bagus, tetapi menurut pendapat pribadi saya masih 
penya kelemahan disana-sini. ..kadang2 saya malah mikir gak ada apa-apanya.. 
.hehehe.. ampe segitunya ya? Sebagai bagian integral dari Bangsa Indonesia, apa 
salahnya kalo kita berikan masukan, toh kita sama-sama Bangsa Indonesia wajar 
kalo saling memperkuat. 
 
 
salam,
 
 
Nasir T


--- On Mon, 10/12/09, a...@cbn.net. id a...@cbn.net. id wrote:


From: a...@cbn.net. id a...@cbn.net. id
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-13 Terurut Topik Nasir Tan
Jadi konkritnya gimana nih, supaya penyebutan Cina tidak dilakukan oleh 
non Chinese? Ini demi kelangsungan kita bersama dimasa datang supaya tidak 
terjadi uneg2. Kita harus menentukan sikap apa yang harus dilakukan. Tentunya 
adalah sikap yang bijak, santun mengedepankan kebersamaan baik sesama kita-kita 
ato sesam anak bangsa yang lain.
Kalau ini bisa dilakukan, maka image orang2 terhadap kita-kita yang Chinese 
akan makin baik. Mungkin mereka masih menyebut kata  Cina tetapi dengan 
catatan : Wah kalo Cina bagus lho, apa-apa teratur lho, filosofinya dalam lho, 
semua dipertimbangkan lho...dsbnya. Kan enak kesannya, iya kan? Apa iya bisa? 
Bisa.. 1000 %. Orang ke bulan aja bisa, apalagi cuma pekerjaan bumi. Saya 
rasa pada saat itu dimana orang mempunyai kesan yang bagus tentang kita-kita 
ini, yah... tinggal kita minta mau nama yang bagaimanapun ...??? seluruh anak 
bangsa akan rela memberikan. Trus kita juga dapat memperkenalkan budaya kita 
sebagai bagian dari dasar budaya bangsa Indonesia. Dengan demikian, maka bangsa 
Indonesai akan makin kuat. Lain halnya kalau kita memang mau meninggalkan 
Indonesia dan tidak mau kemabli lagi..yah itu lain soal. Tetapi saya rasa, kita 
disini baik yang sedang bermukim diluar negeri maupun yang di Indonesia masih 
cinta akan bangsa tempat kita
 dilahirkan ini. 
Dan saya yakin, mengapa Chinese yang bermukin di Vietnam, Muangthai, Laos dan 
Phlilipina bisa baik karena pada dasarnya budaya Chinese diperkenalkan dalam 
arti yang sesungguhnya. Sehingga masayarakat merasa bahwa budaya tersebut bukan 
budaya asing tetapi budaya bangsa sendiri. Lha...kita di Indonesia...yang 
dikembangkan Budaya Jawa, apa-apa Jawa sampai tidak rasional juga Budaya 
Jawa...yah pastilah timpang. Saya tidak bermaksud meremehkan budaya Jawa karena 
itu juga budaya Indonesia, tetapi maksud saya, bukankah budaya Jawa ini relatif 
jauh lebih muda dibandingkan budaya Chinese? Tetapi saya berpendapat bahwa 
kalau semua budaya ( termasuk budaya Chinese ) menjadi inti dasar pemikiran 
bangsa maka pasti akan juah lebih baik.
Hingga saat ini upaya pengenalan budaya kita kepada sesama anak bangsa pada 
dasarnya di tataran aplikasi praktis/show dan tidak dilakukan secara filosofis. 
Padahla sangat memungkinkan sekali untuk kita lakukan hal itu. Menerapkan 
budaya secara filosofi memang memakan waktu lama dan membutuhkan kesabaran, 
tetapi dampak jangka panjangnya akan jauh lebih baik dari pada yang sekedar 
show. Kalau sifatnya show tidak lebih dari sekedar pesta, abis pesta tenda 
dibangkar dan acara dilupakan. Saya kira kita-kita ini generasi muda bisa 
mempelopori  pengenalan budaya yang lebih konfrehensif dan dalam kepada sesama 
anak bangsa.Kita mulai memperkenalkan hal itu mulai dari diri sendiri lalu 
ditularkan kepada orang lain.
Keadaan masyarakat kita ini dapat diibaratkan sebagai suatu kopi susu. Memang 
kelihatan enak, tetapi begitu dicicipi koq masih pahit. Nah, kita kan bisa 
memberikan sedikit-demi sedikit gula agar tidak terlalu pahit. Dengan kata 
lain, bila kita memeperlihatkan budaya yang sebaik2nya walaupun kecil akan 
lebih manis dari pada gula. Karena gula hanya mengandung rasa manis, tetapi 
kalo budaya bisa segala macam rasa didilamnya. Iini yang harus kita lakukan 
terutama untuk generasi kita sekarang ini maupun masa yang akan datang.  Ini 
menurut saya dan teman2 pasti mempunya pendapat yang berbeda dan mungkin lebih 
baik, silakan ditambahkan...!!!
 
 
 
salam,
 
 
NT
--- On Mon, 10/12/09, jackson_ya...@yahoo.com jackson_ya...@yahoo.com wrote:


From: jackson_ya...@yahoo.com jackson_ya...@yahoo.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, October 12, 2009, 1:12 PM


  



Wah setuju. Apalagi ada org yang dimilis ini ngotot pakai istilah tionghoa tapi 
cara bicaranya dimilis kaya preman kampung. Apa ga malu tuh tionghoa bahasanya 
kaya gitu? Masi mending cina tapi tau adat. 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From: Fy Zhou zho...@yahoo. com 
Date: Mon, 12 Oct 2009 22:16:59 +0800 (SGT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)

  



KwikKiangie sendiri pernah bilang: di dunia ini tak ada bangsa yang semuanya 
orang baik atau semuanya orang jahat. di setiap bangsa pasti ada pahlawan, 
dermawan, juga pasti ada pencuri dan penjahat. dan sebagian besar adalah orang 
biasa yang tak terlalu baik juga tak terlalu buruk.

Jadi mengharapkan semua orang tinghoa berperilaku baik sehingga dapat pengakuan 
dari etnis lain adalah mustahil! apakah kita harus menjadi etnis yang super, 
yag kelakuannya bak malaikat, melebihi kebaikan etnis lainnya baru bisa 
diterima?

Baik buruknya julukan tak bekaitan sama sekali dengan kelakuan orang yang 
dijuluki. Kita yang memperjuangkan pemakaian istilah Tionghoapun tdk lantas 
menjamin bahwa yang

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-13 Terurut Topik Aswal Scorpio Sikumbang
 Bang Nasir Tan. Salam kenal dengan saya.
Saya seorang mahasiswa UNIMED ( Universitas Negeri Medan) yang sekarang sedang 
menyelesaikan studi dan ingin menulis tentang Orientasi politik etnis Tionghoa 
Pasca Otonomi Daerah di kota Medan. Saya ingin mengetahui sejauh mana orientasi 
pemilih bang Nasir terhadap pil caleg dari etnis Tionghoa. apakah abang memilih 
caleg dari etnis Tionghoa berdasarkan etnisnya atau karena kapasitasnya sebagai 
calon legislatip ? Sebelumnya terimakasih atas tanggapannya bang ... (AswaL)    
   

--- Pada Sen, 12/10/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com menulis:

Dari: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com
Judul: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 12 Oktober, 2009, 4:46 PM






 





  Bisa aja kalo istilah Cina itu bermakna penghinaan kenapa 
tidak? Bukankah Orang Indonesia ( mayoritas Jawa ) kalo di panggil Indon oleh 
Melayu  Malaysia juga jadi panas kuping dan memprotes? Yahwalaupun 
tidak serta merta berhenti tetapi paling tidak ada usaha untuk berhenti dan 
pernah diperjuangkan. Kita belum tahu juga apa yang terjadi seandainya bisa 
diperjuangkan hingga ke lembaga tinggi negara. Tetapi pasti akan ada dampaknya, 
baik pro atau kontra. Mudah2an badan dunia lain ikut berkomentar jadi sekalian 
ketahuan, siapa takut. 
 
Betul...tidak semua orang Tionghoa diharapkan dapat  baik sesuai harapan 
mayoritas masayarakat umum, tetapi kalo kita mulai dari kalangan intelektual/ 
tokoh penting, bisnismen dan tokoh-tokoh masayarakat dah mulai mempelopori, 
maka lambat laut kebaikan akan jadi merata terdengar dimana-mana. Mari kita 
mulai dari diri kita masing-masih dulu, jangan tunggu setelah semua Orang 
Tionghao berbuat baik baru kita ikutan.hehehe. Gak perlu ada target 
tertentu tetapi yang penting makin sering kita saling mengingatkan dengan 
teman2 akan makin baik. 
 
Lha, kalau golongan intelektualnya aja terkesan angkuh apalagi yang tidak 
berpendidikan. 
Trus kita ini memang masih sering dicekoki oleh famili dengan paham yang 
menutup diri terhadap masayarakat luas, alias tidak diperbolehkan terbuka dan 
semacamnya. Dan celakanya... .walau kita sudah berpendidikan tinggi, 
kita  mempercayai didikan seperti itu. Sehingga apa yang kita yakini ( yang - 
) selalu terjadi karena arah pikiran kita sudah disetting dengan arah (-) tsb. 
Kalau sekedar mau merasa bangga bahwa Tionghoa punya nama besar dan budayanya 
tingga itu, itu bole-bole saja asalkan kita juga bisa membagi kebesaran itu. 
Kalau tidak dapat membagi dalam arti luas, maka kita tidak ada bedanya dengan 
para kolonial dahulu. Oleh sebab itu jangan heran kalo kita dibenci karena 
dianggap penjajah..hehehe
 
 
Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan langkah yang paling bijak adalah 
mengupayakan agar budaya Tionghoa dapat ditanamkan/diajarka n sejak dini di 
masayarakat. Disini kali pertama harus kita uji keampuhan budaya/idologi kita 
terhadap mayasrakat luas. Ideologi Indonesia pada saat ini masih didominasi 
ideologi Jawa yang meski menurut Orang Jawa itu sangat bagus, kadang2 bule juga 
ikut2an bahwa budya Jawa bagus, tetapi menurut pendapat pribadi saya masih 
penya kelemahan disana-sini. ..kadang2 saya malah mikir gak ada apa-apanya.. 
.hehehe.. ampe segitunya ya? Sebagai bagian integral dari Bangsa Indonesia, apa 
salahnya kalo kita berikan masukan, toh kita sama-sama Bangsa Indonesia wajar 
kalo saling memperkuat. 
 
 
salam,
 
 
Nasir T


--- On Mon, 10/12/09, a...@cbn.net. id a...@cbn.net. id wrote:


From: a...@cbn.net. id a...@cbn.net. id
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Monday, October 12, 2009, 9:17 AM


  

Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. 
Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan 
diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa 
berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita 
paksa berubah dgn UU? Haahahaaa...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com 
Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)

  






Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese 
menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan?
Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan :
1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan 
yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas 
agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang  keturunan dan masih totok Chinese 
dengan sebutan Tionghoa, bukan Cina. Dan untuk itu harus adakan juga semacam 
Seminar

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-13 Terurut Topik Nasir Tan
Salam kenal juga...
Kalau soal masuk legislatif Orang Tionghua pada dasarnya memilih berdasarkan 
kapabilitas dan bukan atas dasar kesukuan. Jadi bukan hanya semata-mata 
mengejat aspek legalitas/formal semata, tetapi kemampuan juga harus jadi 
prioritas. Karena ketika seorang Tionghua menjadi caleg, yang diwakili bukan 
hanya Sukunya tetapi juga seluruh bangsa Indonesia. Demikian menurut saya.
 
 
salam, NT

--- On Tue, 10/13/09, Aswal Scorpio Sikumbang 
aswalscorpiosikumb...@yahoo.co.id wrote:


From: Aswal Scorpio Sikumbang aswalscorpiosikumb...@yahoo.co.id
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, October 13, 2009, 1:54 PM


  







 Bang Nasir Tan. Salam kenal dengan saya.
Saya seorang mahasiswa UNIMED ( Universitas Negeri Medan) yang sekarang sedang 
menyelesaikan studi dan ingin menulis tentang Orientasi politik etnis Tionghoa 
Pasca Otonomi Daerah di kota Medan. Saya ingin mengetahui sejauh mana orientasi 
pemilih bang Nasir terhadap pil caleg dari etnis Tionghoa. apakah abang memilih 
caleg dari etnis Tionghoa berdasarkan etnisnya atau karena kapasitasnya sebagai 
calon legislatip ? Sebelumnya terimakasih atas tanggapannya bang ... (AswaL)    
   

--- Pada Sen, 12/10/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com menulis:


Dari: Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com
Judul: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 12 Oktober, 2009, 4:46 PM


  






Bisa aja kalo istilah Cina itu bermakna penghinaan kenapa tidak? Bukankah Orang 
Indonesia ( mayoritas Jawa ) kalo di panggil Indon oleh Melayu  Malaysia juga 
jadi panas kuping dan memprotes? Yahwalaupun tidak serta merta berhenti 
tetapi paling tidak ada usaha untuk berhenti dan pernah diperjuangkan. Kita 
belum tahu juga apa yang terjadi seandainya bisa diperjuangkan hingga ke 
lembaga tinggi negara. Tetapi pasti akan ada dampaknya, baik pro atau kontra. 
Mudah2an badan dunia lain ikut berkomentar jadi sekalian ketahuan, siapa takut. 
 
Betul...tidak semua orang Tionghoa diharapkan dapat  baik sesuai harapan 
mayoritas masayarakat umum, tetapi kalo kita mulai dari kalangan intelektual/ 
tokoh penting, bisnismen dan tokoh-tokoh masayarakat dah mulai mempelopori, 
maka lambat laut kebaikan akan jadi merata terdengar dimana-mana. Mari kita 
mulai dari diri kita masing-masih dulu, jangan tunggu setelah semua Orang 
Tionghao berbuat baik baru kita ikutan.hehehe. Gak perlu ada target 
tertentu tetapi yang penting makin sering kita saling mengingatkan dengan 
teman2 akan makin baik. 
 
Lha, kalau golongan intelektualnya aja terkesan angkuh apalagi yang tidak 
berpendidikan. 
Trus kita ini memang masih sering dicekoki oleh famili dengan paham yang 
menutup diri terhadap masayarakat luas, alias tidak diperbolehkan terbuka dan 
semacamnya. Dan celakanya... .walau kita sudah berpendidikan tinggi, 
kita  mempercayai didikan seperti itu. Sehingga apa yang kita yakini ( yang - 
) selalu terjadi karena arah pikiran kita sudah disetting dengan arah (-) tsb. 
Kalau sekedar mau merasa bangga bahwa Tionghoa punya nama besar dan budayanya 
tingga itu, itu bole-bole saja asalkan kita juga bisa membagi kebesaran itu. 
Kalau tidak dapat membagi dalam arti luas, maka kita tidak ada bedanya dengan 
para kolonial dahulu. Oleh sebab itu jangan heran kalo kita dibenci karena 
dianggap penjajah..hehehe
 
 
Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan langkah yang paling bijak adalah 
mengupayakan agar budaya Tionghoa dapat ditanamkan/diajarka n sejak dini di 
masayarakat. Disini kali pertama harus kita uji keampuhan budaya/idologi kita 
terhadap mayasrakat luas. Ideologi Indonesia pada saat ini masih didominasi 
ideologi Jawa yang meski menurut Orang Jawa itu sangat bagus, kadang2 bule juga 
ikut2an bahwa budya Jawa bagus, tetapi menurut pendapat pribadi saya masih 
penya kelemahan disana-sini. ..kadang2 saya malah mikir gak ada apa-apanya.. 
.hehehe.. ampe segitunya ya? Sebagai bagian integral dari Bangsa Indonesia, apa 
salahnya kalo kita berikan masukan, toh kita sama-sama Bangsa Indonesia wajar 
kalo saling memperkuat. 
 
 
salam,
 
 
Nasir T


--- On Mon, 10/12/09, a...@cbn.net. id a...@cbn.net. id wrote:


From: a...@cbn.net. id a...@cbn.net. id
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Monday, October 12, 2009, 9:17 AM


  

Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. 
Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan 
diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa 
berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita 
paksa berubah dgn UU? Haahahaaa... 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From: Nasir Tan

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-12 Terurut Topik als
Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. 
Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan 
diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa 
berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita 
paksa berubah dgn UU? Haahahaaa...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com
Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)

Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese 
menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan?
Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan :
1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan 
yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas 
agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang  keturunan dan masih totok Chinese 
dengan sebutan Tionghoa, bukan Cina. Dan untuk itu harus adakan juga semacam 
Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan 
sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang 
sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam 
kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. 
Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. 
Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang 
percaya kalau pedang itu punya kelebihan..?? Kita buka saja dan kita diskusikan 
dan saya yakin pasti ada solusinya.
 
2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna 
Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa 
dapat ditonjolkan, dalam artian selama kita tida merugi ( material maupun non 
material ). Saya ada lihat sedikit di negara Asean lainnya, seperti Philipina 
yang keterunan Chinese disana tidak merasa lebih tinggi derajatnya dibanding 
etnis lokalnya, sehingga kesetaraan menjadi bagus. Demikian juga di Thailand 
dan negara-negara Indo Cina lainnya.
Keturunan Chinese disana tidak membanggakan diri atau merasa lebih terhormat 
dibanding pribumi disana. Lha kalu kita di Indonesia ( ..??? ) Seringkali pula 
kita-kita yang keturunan menyenangi apa yang tidak disenangi oleh pribumi. Ini 
salah satu sumber kebencian juga, apalagi kalau kita pelit ( baik  materi 
maupun non materi ) mereka lebih-lebih benci lagi. 
Saya punya pengalaman waktu remaja. Ketika itu ada teman yang mau minjam 
catatan, tetapi saya tidak mau memberikan karena dia sering bolos. Akibatnya 
saya dicaci maki, tetapi akhirnya saya tunjukkan bahwa saya lakukan hal itu 
bukan karena pelit, tetapi karena dia sering tidak masuk sekolah. Selain itu 
saya juga tidak tau rumahnya kalo ada apa-apa mau cari kemana? Akhirnya masalah 
selesai pada saat itu. Hingga sekarang kami akrab dan kalo ketemu dia baik 
bangat. 
Demikian menurut saya, ato ada yang ingin menambahkan?
 
 
salam 
NT
email : nasir_...@hotmail.com

--- On Sun, 10/11/09, dedistd dedi...@yahoo.com wrote:


From: dedistd dedi...@yahoo.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, October 11, 2009, 9:58 PM


  



Sdr Nasir,

hal serupa pernah disampaikan oleh Arief Budiman. Dia mengatakan bahwa kalau 
kata Cina terus menerus dipakai dengan makna positif, lama kelamaan unsur 
penghinaannya akan hilang dan kata cina akan menjadi netral atau positif.
Saya setuju dengan itu.

Namun sekali lagi mari kita belajar dari sejarah pengubahan kata cina menjadi 
Tionghoa seperti yang saya paparkan dalam tulisan saya (Mengapa Kata Cina 
Tidak Pantas Digunakan?) . Jelas bahwa penggantian kata tersebut memiliki 
makna sangat yang penting bagi kita Tionghoa Indonesia, karena itu salah satu 
bukti bahwa generasi di atas kita ikut berjuang untuk Indonesia.

Jadi msalah kata Cina vs Tionghoa sebenarnya bukanlah di penghinaan, 
konotasi dsb tapi di dasar sejarahnya.

Btw, bicara soal Arief Budiman, dia ini dulunya salah satu orang LPKB yang 
mendukung asimilasi. Namun setelah sekolah di Amerika dan melihat bagaimana 
imigran di sana tetap mempertahankan identitasnya, barulah dia bertobat.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Nasir Tan hitaci2002@ ... wrote:

 Mmmm. . ...dah banyak ngomong nich, tapi intinya adalah 
 masalah sebutan Cina/Chinese atau apapun namanya gak jadi masalah yang 
 penting kita bisa menyesuaikan diri di negara manapun kita berada. Dan yang 
 lebih penting adalah bukan karena soal penyebutan, tetapi yang terutama 
 adalah makna dari penyebutan itu sendiri . Kalau makna penyebutan (-), maka 
 apapun penyebutan  itu sendiri jadi tidak berguna akan sia-sia, sebaliknya 
 walo dipanggil Cina , 

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-12 Terurut Topik Fy Zhou
KwikKiangie sendiri pernah bilang: di dunia ini tak ada bangsa yang semuanya 
orang baik atau semuanya orang jahat. di setiap bangsa pasti ada pahlawan, 
dermawan, juga pasti ada pencuri dan penjahat. dan sebagian besar adalah orang 
biasa yang tak terlalu baik juga tak terlalu buruk.

Jadi mengharapkan semua orang tinghoa berperilaku baik sehingga dapat pengakuan 
dari etnis lain adalah mustahil! apakah kita harus menjadi etnis yang super, 
yag kelakuannya bak malaikat, melebihi kebaikan etnis lainnya baru bisa 
diterima?

Baik buruknya julukan tak bekaitan sama sekali dengan kelakuan orang yang 
dijuluki. Kita yang memperjuangkan pemakaian istilah Tionghoapun tdk lantas 
menjamin bahwa yang menyandang nama tionghoa pasti orang baik semua. tetap saja 
ada Tionghoa baik ada Tionghoa busuk. Demikian juga, meskipun seseorang yang 
dipanggil Cina berkelakuan sangat terhormat,  tetap takkan mengubah makna cina 
menjadi baik.

Jika belum yakin, kita ambil saja contoh sebuah julukan yang semua sepakat 
menghina: yakni julukan  bangsa tempe  bagi bangsa Indonesia! meskipun nanti 
bangsa Indonesia sdh sedemikian majunya, tetap saja julukan  bangsa tempe  
tak menjadi julukan terhormat. Yang paling mungkin, orang takkan berani lagi 
mengatai bangsa Indonesia sbg bangsa tempe. istilah ini akan lenyap.

Demikian juga dengan julukan Pesakitan dari asia Timur yang ditujukan ke 
bangsa Tionghoa, tidak akan menjadi bagus meski sekarang negeri Tiongkok 
menjadi kuat. yang terjadi adalah: tak ada lagi orang barat  yang berani 
memakai istilah itu untuk menjuluki orang Tionghoa.




From: a...@cbn.net.id a...@cbn.net.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, October 12, 2009 8:17:08 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)

  
Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. 
Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan 
diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa 
berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita 
paksa berubah dgn UU? Haahahaaa...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From:  Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com 
Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)
  
Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese 
menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan?
Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan :
1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan 
yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas 
agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang  keturunan dan masih totok Chinese 
dengan sebutan Tionghoa, bukan Cina. Dan untuk itu harus adakan juga semacam 
Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan 
sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang 
sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam 
kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. 
Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. 
Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang 
percaya kalau pedang itu punya kelebihan..? ? Kita buka saja dan kita 
diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya.
 
2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna 
Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa 
dapat ditonjolkan, dalam artian selama kita tida merugi ( material maupun non 
material ). Saya ada lihat sedikit di negara Asean lainnya, seperti Philipina 
yang keterunan Chinese disana tidak merasa lebih tinggi derajatnya dibanding 
etnis lokalnya, sehingga kesetaraan menjadi bagus. Demikian juga di Thailand 
dan negara-negara Indo Cina lainnya.
Keturunan Chinese disana tidak membanggakan diri atau merasa lebih terhormat 
dibanding pribumi disana. Lha kalu kita di Indonesia ( ..??? ) Seringkali pula 
kita-kita yang keturunan menyenangi apa yang tidak disenangi oleh pribumi. Ini 
salah satu sumber kebencian juga, apalagi kalau kita pelit ( baik  materi 
maupun non materi ) mereka lebih-lebih benci lagi. 
Saya punya pengalaman waktu remaja. Ketika itu ada teman yang mau minjam 
catatan, tetapi saya tidak mau memberikan karena dia sering bolos. Akibatnya 
saya dicaci maki, tetapi akhirnya saya tunjukkan bahwa saya lakukan hal itu 
bukan karena pelit, tetapi karena dia sering tidak masuk sekolah. Selain itu 
saya juga tidak tau rumahnya kalo ada apa-apa mau cari kemana? Akhirnya masalah 
selesai pada saat itu. Hingga sekarang kami akrab dan kalo ketemu dia baik 
bangat. 
Demikian menurut saya, ato ada

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-12 Terurut Topik Nasir Tan
Bisa aja kalo istilah Cina itu bermakna penghinaan kenapa tidak? Bukankah Orang 
Indonesia ( mayoritas Jawa ) kalo di panggil Indon oleh Melayu  Malaysia juga 
jadi panas kuping dan memprotes? Yahwalaupun tidak serta merta berhenti 
tetapi paling tidak ada usaha untuk berhenti dan pernah diperjuangkan. Kita 
belum tahu juga apa yang terjadi seandainya bisa diperjuangkan hingga ke 
lembaga tinggi negara. Tetapi pasti akan ada dampaknya, baik pro atau kontra. 
Mudah2an badan dunia lain ikut berkomentar jadi sekalian ketahuan, siapa takut. 
 
Betul...tidak semua orang Tionghoa diharapkan dapat  baik sesuai harapan 
mayoritas masayarakat umum, tetapi kalo kita mulai dari kalangan 
intelektual/tokoh penting, bisnismen dan tokoh-tokoh masayarakat dah mulai 
mempelopori, maka lambat laut kebaikan akan jadi merata terdengar dimana-mana. 
Mari kita mulai dari diri kita masing-masih dulu, jangan tunggu setelah semua 
Orang Tionghao berbuat baik baru kita ikutan.hehehe. Gak perlu ada target 
tertentu tetapi yang penting makin sering kita saling mengingatkan dengan 
teman2 akan makin baik. 
 
Lha, kalau golongan intelektualnya aja terkesan angkuh apalagi yang tidak 
berpendidikan. 
Trus kita ini memang masih sering dicekoki oleh famili dengan paham yang 
menutup diri terhadap masayarakat luas, alias tidak diperbolehkan terbuka dan 
semacamnya. Dan celakanyawalau kita sudah berpendidikan tinggi, 
kita  mempercayai didikan seperti itu. Sehingga apa yang kita yakini ( yang - 
) selalu terjadi karena arah pikiran kita sudah disetting dengan arah (-) tsb. 
Kalau sekedar mau merasa bangga bahwa Tionghoa punya nama besar dan budayanya 
tingga itu, itu bole-bole saja asalkan kita juga bisa membagi kebesaran itu. 
Kalau tidak dapat membagi dalam arti luas, maka kita tidak ada bedanya dengan 
para kolonial dahulu. Oleh sebab itu jangan heran kalo kita dibenci karena 
dianggap penjajah..hehehe
 
 
Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan langkah yang paling bijak adalah 
mengupayakan agar budaya Tionghoa dapat ditanamkan/diajarkan sejak dini di 
masayarakat. Disini kali pertama harus kita uji keampuhan budaya/idologi kita 
terhadap mayasrakat luas. Ideologi Indonesia pada saat ini masih didominasi 
ideologi Jawa yang meski menurut Orang Jawa itu sangat bagus, kadang2 bule juga 
ikut2an bahwa budya Jawa bagus, tetapi menurut pendapat pribadi saya masih 
penya kelemahan disana-sini...kadang2 saya malah mikir gak ada 
apa-apanya...hehehe..ampe segitunya ya? Sebagai bagian integral dari Bangsa 
Indonesia, apa salahnya kalo kita berikan masukan, toh kita sama-sama Bangsa 
Indonesia wajar kalo saling memperkuat. 
 
 
salam,
 
 
Nasir T


--- On Mon, 10/12/09, a...@cbn.net.id a...@cbn.net.id wrote:


From: a...@cbn.net.id a...@cbn.net.id
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, October 12, 2009, 9:17 AM


  



Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. 
Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan 
diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa 
berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita 
paksa berubah dgn UU? Haahahaaa...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com 
Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)

  






Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese 
menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan?
Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan :
1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan 
yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas 
agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang  keturunan dan masih totok Chinese 
dengan sebutan Tionghoa, bukan Cina. Dan untuk itu harus adakan juga semacam 
Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan 
sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang 
sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam 
kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. 
Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. 
Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang 
percaya kalau pedang itu punya kelebihan..? ? Kita buka saja dan kita 
diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya.
 
2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna 
Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa 
dapat ditonjolkan, dalam artian selama kita tida merugi ( material maupun non 
material ). Saya ada lihat sedikit di negara

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-12 Terurut Topik jackson_yahya
Wah setuju. Apalagi ada org yang dimilis ini ngotot pakai istilah tionghoa tapi 
cara bicaranya dimilis kaya preman kampung. Apa ga malu tuh tionghoa bahasanya 
kaya gitu? Masi mending cina tapi tau adat. 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Fy Zhou zho...@yahoo.com
Date: Mon, 12 Oct 2009 22:16:59 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)

KwikKiangie sendiri pernah bilang: di dunia ini tak ada bangsa yang semuanya 
orang baik atau semuanya orang jahat. di setiap bangsa pasti ada pahlawan, 
dermawan, juga pasti ada pencuri dan penjahat. dan sebagian besar adalah orang 
biasa yang tak terlalu baik juga tak terlalu buruk.

Jadi mengharapkan semua orang tinghoa berperilaku baik sehingga dapat pengakuan 
dari etnis lain adalah mustahil! apakah kita harus menjadi etnis yang super, 
yag kelakuannya bak malaikat, melebihi kebaikan etnis lainnya baru bisa 
diterima?

Baik buruknya julukan tak bekaitan sama sekali dengan kelakuan orang yang 
dijuluki. Kita yang memperjuangkan pemakaian istilah Tionghoapun tdk lantas 
menjamin bahwa yang menyandang nama tionghoa pasti orang baik semua. tetap saja 
ada Tionghoa baik ada Tionghoa busuk. Demikian juga, meskipun seseorang yang 
dipanggil Cina berkelakuan sangat terhormat,  tetap takkan mengubah makna cina 
menjadi baik.

Jika belum yakin, kita ambil saja contoh sebuah julukan yang semua sepakat 
menghina: yakni julukan  bangsa tempe  bagi bangsa Indonesia! meskipun nanti 
bangsa Indonesia sdh sedemikian majunya, tetap saja julukan  bangsa tempe  
tak menjadi julukan terhormat. Yang paling mungkin, orang takkan berani lagi 
mengatai bangsa Indonesia sbg bangsa tempe. istilah ini akan lenyap.

Demikian juga dengan julukan Pesakitan dari asia Timur yang ditujukan ke 
bangsa Tionghoa, tidak akan menjadi bagus meski sekarang negeri Tiongkok 
menjadi kuat. yang terjadi adalah: tak ada lagi orang barat  yang berani 
memakai istilah itu untuk menjuluki orang Tionghoa.




From: a...@cbn.net.id a...@cbn.net.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, October 12, 2009 8:17:08 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)

  
Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. 
Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan 
diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa 
berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita 
paksa berubah dgn UU? Haahahaaa...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From:  Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com 
Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)
  
Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese 
menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan?
Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan :
1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan 
yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas 
agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang  keturunan dan masih totok Chinese 
dengan sebutan Tionghoa, bukan Cina. Dan untuk itu harus adakan juga semacam 
Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan 
sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang 
sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam 
kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. 
Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. 
Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang 
percaya kalau pedang itu punya kelebihan..? ? Kita buka saja dan kita 
diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya.
 
2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna 
Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa 
dapat ditonjolkan, dalam artian selama kita tida merugi ( material maupun non 
material ). Saya ada lihat sedikit di negara Asean lainnya, seperti Philipina 
yang keterunan Chinese disana tidak merasa lebih tinggi derajatnya dibanding 
etnis lokalnya, sehingga kesetaraan menjadi bagus. Demikian juga di Thailand 
dan negara-negara Indo Cina lainnya.
Keturunan Chinese disana tidak membanggakan diri atau merasa lebih terhormat 
dibanding pribumi disana. Lha kalu kita di Indonesia ( ..??? ) Seringkali pula 
kita-kita yang keturunan menyenangi apa yang tidak disenangi oleh pribumi. Ini 
salah satu sumber kebencian juga, apalagi kalau kita pelit ( baik  materi 
maupun non materi ) mereka lebih-lebih benci

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-12 Terurut Topik agoeng_set
Wekeke ngotot pake cina dengan cara diskusi pake kacamata kuda asal bukan 
tionghoa padahal udah dikasih berbagai macam alesan dari masalah sejarah sampe 
harga diri tapi tetep ngotot pake alesan kepala batu ndablek  g mau dipanggil 
cina lo mau apa apa itu namanya tau adat? 
Btw sampe skrg kok ga ada yg jawab kenapa pemerintah orba dan antek2nya maksa 
banget yah harus ganti istilah tionghoa ke cina padahal katanya cina n tionghoa 
sama aja jadi ga perlu masalahin. 
Oh yah btw enaknya lo dipanggil anak dongkrak apa anak bajak laut yah? Soalnye 
diindo kagak ada tuh nama jackson. 
-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Mon, 12 Oct 2009 17:12:33 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)

Wah setuju. Apalagi ada org yang dimilis ini ngotot pakai istilah tionghoa tapi 
cara bicaranya dimilis kaya preman kampung. Apa ga malu tuh tionghoa bahasanya 
kaya gitu? Masi mending cina tapi tau adat. 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Fy Zhou zho...@yahoo.com
Date: Mon, 12 Oct 2009 22:16:59 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)

KwikKiangie sendiri pernah bilang: di dunia ini tak ada bangsa yang semuanya 
orang baik atau semuanya orang jahat. di setiap bangsa pasti ada pahlawan, 
dermawan, juga pasti ada pencuri dan penjahat. dan sebagian besar adalah orang 
biasa yang tak terlalu baik juga tak terlalu buruk.

Jadi mengharapkan semua orang tinghoa berperilaku baik sehingga dapat pengakuan 
dari etnis lain adalah mustahil! apakah kita harus menjadi etnis yang super, 
yag kelakuannya bak malaikat, melebihi kebaikan etnis lainnya baru bisa 
diterima?

Baik buruknya julukan tak bekaitan sama sekali dengan kelakuan orang yang 
dijuluki. Kita yang memperjuangkan pemakaian istilah Tionghoapun tdk lantas 
menjamin bahwa yang menyandang nama tionghoa pasti orang baik semua. tetap saja 
ada Tionghoa baik ada Tionghoa busuk. Demikian juga, meskipun seseorang yang 
dipanggil Cina berkelakuan sangat terhormat,  tetap takkan mengubah makna cina 
menjadi baik.

Jika belum yakin, kita ambil saja contoh sebuah julukan yang semua sepakat 
menghina: yakni julukan  bangsa tempe  bagi bangsa Indonesia! meskipun nanti 
bangsa Indonesia sdh sedemikian majunya, tetap saja julukan  bangsa tempe  
tak menjadi julukan terhormat. Yang paling mungkin, orang takkan berani lagi 
mengatai bangsa Indonesia sbg bangsa tempe. istilah ini akan lenyap.

Demikian juga dengan julukan Pesakitan dari asia Timur yang ditujukan ke 
bangsa Tionghoa, tidak akan menjadi bagus meski sekarang negeri Tiongkok 
menjadi kuat. yang terjadi adalah: tak ada lagi orang barat  yang berani 
memakai istilah itu untuk menjuluki orang Tionghoa.




From: a...@cbn.net.id a...@cbn.net.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, October 12, 2009 8:17:08 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)

  
Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. 
Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan 
diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa 
berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita 
paksa berubah dgn UU? Haahahaaa...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From:  Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com 
Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)
  
Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese 
menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan?
Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan :
1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan 
yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas 
agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang  keturunan dan masih totok Chinese 
dengan sebutan Tionghoa, bukan Cina. Dan untuk itu harus adakan juga semacam 
Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan 
sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang 
sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam 
kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. 
Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. 
Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang 
percaya kalau pedang itu punya kelebihan..? ? Kita buka saja dan kita 
diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya.
 
2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-12 Terurut Topik agoeng_set
Jadi inget kelakuan sebagian org yg menganggap rendah para  cina glodok alias 
tionghoa yg dianggap totok yg dianggap kampungan n ga tau adat modern karena 
merasa merasa dirinya banyak gaul dan sudah membaur apalagi pergaulannya 
dengan pejabat n anak2 babe di selatan sehingga sok paling  nasionalis n 
patriotik seindonesia n bahkan tega2 menjual etnisnya dengan cara2  seperti  
salah sendiri lo cina ga mau gaul  mampus lo kena jarah ga mau gaul seh  
dasar ga nasionalis, udah wni juga masih mikirin tanah n istiadat leluhur atau 
 dasar pacinko kampungan banget, gaul donk biar elit  dsb macem begitu.  
belon lagi cara2 jilat pantat model Asal Babe Senang yg penting dapet jabatan n 
proyek lancar sabodo amat bahkan apabila harus ganti orang tua kandung 
sekalipun. I jd serem n eneg kalo inget2 masa jayanya mereka. Btw kalo di 
jkt  biasanya seh mereka itu rata2 ex pedagang glodok yg dapet proyek trus kaya 
mendadak n pindah ke daerah elit di selatan trus takut keilangan proyek2nya 
kalo ga carmuk kemana2 atau org yg keluarganya berhasil naek lepel londo2an 
yg anggep diri modern n udah jadi org barat. Apa ini yg disebut culture shock 
gara2 ga siap mental naek pangkat? 
-Original Message-
From: Fy Zhou zho...@yahoo.com
Date: Mon, 12 Oct 2009 22:16:59 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)

KwikKiangie sendiri pernah bilang: di dunia ini tak ada bangsa yang semuanya 
orang baik atau semuanya orang jahat. di setiap bangsa pasti ada pahlawan, 
dermawan, juga pasti ada pencuri dan penjahat. dan sebagian besar adalah orang 
biasa yang tak terlalu baik juga tak terlalu buruk.

Jadi mengharapkan semua orang tinghoa berperilaku baik sehingga dapat pengakuan 
dari etnis lain adalah mustahil! apakah kita harus menjadi etnis yang super, 
yag kelakuannya bak malaikat, melebihi kebaikan etnis lainnya baru bisa 
diterima?

Baik buruknya julukan tak bekaitan sama sekali dengan kelakuan orang yang 
dijuluki. Kita yang memperjuangkan pemakaian istilah Tionghoapun tdk lantas 
menjamin bahwa yang menyandang nama tionghoa pasti orang baik semua. tetap saja 
ada Tionghoa baik ada Tionghoa busuk. Demikian juga, meskipun seseorang yang 
dipanggil Cina berkelakuan sangat terhormat,  tetap takkan mengubah makna cina 
menjadi baik.

Jika belum yakin, kita ambil saja contoh sebuah julukan yang semua sepakat 
menghina: yakni julukan  bangsa tempe  bagi bangsa Indonesia! meskipun nanti 
bangsa Indonesia sdh sedemikian majunya, tetap saja julukan  bangsa tempe  
tak menjadi julukan terhormat. Yang paling mungkin, orang takkan berani lagi 
mengatai bangsa Indonesia sbg bangsa tempe. istilah ini akan lenyap.

Demikian juga dengan julukan Pesakitan dari asia Timur yang ditujukan ke 
bangsa Tionghoa, tidak akan menjadi bagus meski sekarang negeri Tiongkok 
menjadi kuat. yang terjadi adalah: tak ada lagi orang barat  yang berani 
memakai istilah itu untuk menjuluki orang Tionghoa.




From: a...@cbn.net.id a...@cbn.net.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, October 12, 2009 8:17:08 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )...:)

  
Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. 
Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan 
diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa 
berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita 
paksa berubah dgn UU? Haahahaaa...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From:  Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com 
Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)
  
Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese 
menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan?
Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan :
1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan 
yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas 
agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang  keturunan dan masih totok Chinese 
dengan sebutan Tionghoa, bukan Cina. Dan untuk itu harus adakan juga semacam 
Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan 
sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang 
sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam 
kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. 
Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. 
Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang 
percaya kalau pedang itu punya kelebihan..? ? Kita buka saja dan kita

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )

2009-10-09 Terurut Topik Azura-Mazda
Jangan asal klaim, gak enak didengernya.

--- On Fri, 10/9/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com wrote:

From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com
Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, October 9, 2009, 10:01 AM






 





  Nimbrung ahhh...
Budaya Indonesia sebenarnya banyak juga yang sama dengan Budaya Tionghoa, bukan 
karena sengaja menyamakan tetapi pada dasarnya beberapa budaya daerah di 
nusantara ini berasal dari China mainland pada awalnya. Walaupun sudah berbaur 
dengan penduduk setempat budaya leluhur tetap dipartahankan dan 
dilestarikan. Kemudian karena terjadi saling keterkaitan antara budaya 
setempat, kemudian menjadi agak lain. Contohnya dalam hal pakaian pria dan 
wanita di beberapa daerha tertentu. Juga pola masakan. Ciri khas masakan 
Tionghoa adalah bumbu minimalis itu juga terjadi di nusantara ( beberapa daerah 
) tetapi tidak di Jawa, Madura dan Minang. Kalau di Tanah Jawa pola masakannya 
bisa 1001 macam bumbu, karena kemungkinan etnis Jawa ini dipengaruhi oleh 
budaya Hindustan. Minang dan Madura juga sama dalam hal pola masakan, bumbu 
banyak...hohoho. .ampe mulut panas kalo makan..:). Di Taiwan, saya sering 
mengintip orang-orang
 India/Pakistan dan lain-lain, kalo masak itu bumbunya  banyak bangat dan enak 
baunya. Yah itu yang diikuti oleh etnis (yang di Jawa artinya oang yang tinggal 
di Jawa tidak semuanya etnis Jawa), sehingga kalo di Jawa tidak mengenal bumbu 
minimalis, kecuali dalam keadaan tertentu misalnya pada saat terjadi bencana 
alam atau semacamnya seperti waktu gempa Jateng dan Yogya ( beberapa tahun 
lalu). Disisi lain etnis Jawa kadang mengikuti tradisi Arab ( ada yang fanatik  
yang terlibat bom bali ) tetapi banyak juga yang bersifat moderat ( seperti 
Thailand )  dan sedikit masa bodoh yang penting selamat...eh saya gak ikut2an 
tuh...pokoknya sangat kompleks.  Sebaliknya Orang Vietnam yah memang tradisinya 
mirip-mirip Tionghoa dalam hal keseharian misalnya memasak, pergaulan, tetapi 
mereka tidak mau disebut Cung. Kami bukan cung, yang cung itu yang mata sipit 
saja, kata Orang Vietnam. Orang
 Vietnam yang pernah saya temui  tradisinya mirip sodara-sodara kita ( Cung 
asal Pulau Bangka dan Cung Makassar ). Walo dia Jenderal ato apapun pangkatnya 
kalo ketemu teman pasti pake bahasa dia...:) tidak peduli ditengah etnis lain 
yang tidak mengerti cuek dan agak keras/egois.  Mmmm...kalo orang Taiwan ( Cung 
Formosa), rada-rada mirip Tionghoa Jawa Barat dan Manado...:) tutur katanya 
halus dan sering memuji orang yang sedang diajaknya bicara..pokonya cukup 
menawanhehehe.  Kalo ngomong..sebentar2 tuek..tuek.. tuek.
Tapi kalo dipikir-pikir carapikir Cung Indonesia secara menyeluruh pada 
dasarnya mirip China Mainland. Yang menonjol adalah agak tertutup ama orang 
asing ( kecuali yang udah lama di eropha dan di negara barat), tetapi kalo Cung 
Taiwan tidak demikian, mungkin karena dia dididik oleh barat sehingga 
perkembangan pola pikirnya tidak semata-mata pikiran tradisional/ lokal yang 
dimodernisasi, tetapi memang terpengaruh barat. Ampe rambut aja di cet 
macam-macam dan memang moderat ikut2an barat. Gak heran kalo Cung Taiwan itu 
benci bangat sama Cung daratan...hehehe karena beda prinsip .Wo pernah diskusi 
disuatu kelompok Taiwan terus wa ambil contoh kasus Maindland, eh dia gak mau. 
Dia bilang Maindland gak usah dibawa-bawa deh, contoh lain aja...hehehe
Yah tiap orang mungkin punya pengalaman yang berbeda sih, misalnya wo (kan 
pelajar ), jadi pergaulannya bukan ama orang yang ortodok,  tidak sama 
misalnya pengalamannya yang sekedar wisatawan, bisnismen, tki/w dan lain-lain.  
 
Mmmm. . ...dah banyak ngomong nich, tapi intinya adalah masalah 
sebutan Cina/Chinese atau apapun namanya gak jadi masalah yang penting kita 
bisa menyesuaikan diri di negara manapun kita berada. Dan yang lebih penting 
adalah bukan karena soal penyebutan, tetapi yang terutama adalah makna dari 
penyebutan itu sendiri . Kalau makna penyebutan (-), maka apapun penyebutan  
itu sendiri jadi tidak berguna akan sia-sia, sebaliknya walo dipanggil Cina , 
tetapi kita menonjolkan sifat yang baik ( secama umum ), maka maknanya  akan 
jadi baik, memang butuh waktu tetapi kata Cina akan sangat positif artinya kalo 
kita mulai bangun dalam diri kita sendiri ( inner building). Mohon maaf 
kalau ada kekuranagn dan yang mo share pendapat silakan japri aja di email 
ini  : nasir_...@hotmail. com
 
regards,
 
 
Nasir Tan ( Tan Zi Wei)
 
 
 

 
 
 

--- On Wed, 10/7/09, ALIANTONY ALI aliantony_ali@ yahoo.com wrote:


From: ALIANTONY ALI aliantony_ali@ yahoo.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Soal Cina... lagi hmmm
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, October 7, 2009, 7:00 PM


  





eheheh, kita ribut nama cina terus di sini,orang cina di sono aja tenang tenang 
aja.


Gitu aja sebutan cina itu bagi orang yang bukan orang cina dan budaya 

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I am sure )

2009-10-09 Terurut Topik jackson_yahya
Orang berpendapat masa ga bole. Wahh siencek nih pikirannya ga bisa menghormati 
pendapat orang lain. Gw merasa bagus kok pendapatnya. Jangan asbun (asal ketik 
maksudnya) deh jadi bikin ga bikin ga enak suasana.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Azura-Mazda extrim_blue...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Oct 2009 07:33:38 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( 
I am sure )

Jangan asal klaim, gak enak didengernya.

--- On Fri, 10/9/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com wrote:

From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com
Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata Cina akan bermakna positif ( I 
am sure )
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, October 9, 2009, 10:01 AM






 





  Nimbrung ahhh...
Budaya Indonesia sebenarnya banyak juga yang sama dengan Budaya Tionghoa, bukan 
karena sengaja menyamakan tetapi pada dasarnya beberapa budaya daerah di 
nusantara ini berasal dari China mainland pada awalnya. Walaupun sudah berbaur 
dengan penduduk setempat budaya leluhur tetap dipartahankan dan 
dilestarikan. Kemudian karena terjadi saling keterkaitan antara budaya 
setempat, kemudian menjadi agak lain. Contohnya dalam hal pakaian pria dan 
wanita di beberapa daerha tertentu. Juga pola masakan. Ciri khas masakan 
Tionghoa adalah bumbu minimalis itu juga terjadi di nusantara ( beberapa daerah 
) tetapi tidak di Jawa, Madura dan Minang. Kalau di Tanah Jawa pola masakannya 
bisa 1001 macam bumbu, karena kemungkinan etnis Jawa ini dipengaruhi oleh 
budaya Hindustan. Minang dan Madura juga sama dalam hal pola masakan, bumbu 
banyak...hohoho. .ampe mulut panas kalo makan..:). Di Taiwan, saya sering 
mengintip orang-orang
 India/Pakistan dan lain-lain, kalo masak itu bumbunya  banyak bangat dan enak 
baunya. Yah itu yang diikuti oleh etnis (yang di Jawa artinya oang yang tinggal 
di Jawa tidak semuanya etnis Jawa), sehingga kalo di Jawa tidak mengenal bumbu 
minimalis, kecuali dalam keadaan tertentu misalnya pada saat terjadi bencana 
alam atau semacamnya seperti waktu gempa Jateng dan Yogya ( beberapa tahun 
lalu). Disisi lain etnis Jawa kadang mengikuti tradisi Arab ( ada yang fanatik  
yang terlibat bom bali ) tetapi banyak juga yang bersifat moderat ( seperti 
Thailand )  dan sedikit masa bodoh yang penting selamat...eh saya gak ikut2an 
tuh...pokoknya sangat kompleks.  Sebaliknya Orang Vietnam yah memang tradisinya 
mirip-mirip Tionghoa dalam hal keseharian misalnya memasak, pergaulan, tetapi 
mereka tidak mau disebut Cung. Kami bukan cung, yang cung itu yang mata sipit 
saja, kata Orang Vietnam. Orang
 Vietnam yang pernah saya temui  tradisinya mirip sodara-sodara kita ( Cung 
asal Pulau Bangka dan Cung Makassar ). Walo dia Jenderal ato apapun pangkatnya 
kalo ketemu teman pasti pake bahasa dia...:) tidak peduli ditengah etnis lain 
yang tidak mengerti cuek dan agak keras/egois.  Mmmm...kalo orang Taiwan ( Cung 
Formosa), rada-rada mirip Tionghoa Jawa Barat dan Manado...:) tutur katanya 
halus dan sering memuji orang yang sedang diajaknya bicara..pokonya cukup 
menawanhehehe.  Kalo ngomong..sebentar2 tuek..tuek.. tuek.
Tapi kalo dipikir-pikir carapikir Cung Indonesia secara menyeluruh pada 
dasarnya mirip China Mainland. Yang menonjol adalah agak tertutup ama orang 
asing ( kecuali yang udah lama di eropha dan di negara barat), tetapi kalo Cung 
Taiwan tidak demikian, mungkin karena dia dididik oleh barat sehingga 
perkembangan pola pikirnya tidak semata-mata pikiran tradisional/ lokal yang 
dimodernisasi, tetapi memang terpengaruh barat. Ampe rambut aja di cet 
macam-macam dan memang moderat ikut2an barat. Gak heran kalo Cung Taiwan itu 
benci bangat sama Cung daratan...hehehe karena beda prinsip .Wo pernah diskusi 
disuatu kelompok Taiwan terus wa ambil contoh kasus Maindland, eh dia gak mau. 
Dia bilang Maindland gak usah dibawa-bawa deh, contoh lain aja...hehehe
Yah tiap orang mungkin punya pengalaman yang berbeda sih, misalnya wo (kan 
pelajar ), jadi pergaulannya bukan ama orang yang ortodok,  tidak sama 
misalnya pengalamannya yang sekedar wisatawan, bisnismen, tki/w dan lain-lain.  
 
Mmmm. . ...dah banyak ngomong nich, tapi intinya adalah masalah 
sebutan Cina/Chinese atau apapun namanya gak jadi masalah yang penting kita 
bisa menyesuaikan diri di negara manapun kita berada. Dan yang lebih penting 
adalah bukan karena soal penyebutan, tetapi yang terutama adalah makna dari 
penyebutan itu sendiri . Kalau makna penyebutan (-), maka apapun penyebutan  
itu sendiri jadi tidak berguna akan sia-sia, sebaliknya walo dipanggil Cina , 
tetapi kita menonjolkan sifat yang baik ( secama umum ), maka maknanya  akan 
jadi baik, memang butuh waktu tetapi kata Cina akan sangat positif artinya kalo 
kita mulai bangun dalam diri kita sendiri ( inner building). Mohon maaf 
kalau ada kekuranagn dan yang mo share pendapat