Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

2005-10-18 Terurut Topik wihanda

diskusi panel yang mana???
 lau yang namanya millist itu apa???
kalau punya sesuatu yang ingin dibagi dan transparan ya 
silahkan kasih tahu di forum ini,...
prisip harus keras, tapi ngak ada pemaksaan kehendak 
dong,...


bapak tedy yang terhormat, kami ini bukan orang bodoh, 
kami membaca, dan mencerna, kalau memang ada yang perlu 
diklarifikasi ya silahkan beri tahu kami,..


jadi jangan takut kami salah persepsi, kami menilai dengan 
kesadaran kami, jangan berprasangka buruk untuk menuduh 
orang berfikiran buruk, ...



DEWASALAHHH,



kami tetap mendengar dan menilai,...



silahkan diskusi yang hangat,...


wihanda.

On Fri, 14 Oct 2005 18:45:25 +0700
 Andy Hendrata [EMAIL PROTECTED] wrote:

Ini dia yang gw tunggu!
TAP kirim pake email APJII jadi mewakili APJII.
Jadi APJII sudah menuduh Irwan sebagai profokator dan 
agitator dan juga sok

pinter segala.
Terus APJII mau main keras (apapun itu artinya) dengan 
ELECTED SECRETARY of

ISOC Chapter Indonesia.
Ini masuk katagori perbuatan tidak menyenangkan kali 
yah.

Tapi boleh dong ikutan kalau mau diskusi panel :-)
Pengen tau apa bisa diskusi dengan TAP. Ngerti ngak sih 
dia arti diskusi

panel itu apa!
Gayanya aja bossi gitu trus ngak pernah mau kasih 
tanggapan di milis.
Buktiin oom, jangan omdo doang! Mulai aja dengan kasih 
penjelasan di milis

ini tentang semuanya, sejelas2nya!
Beranikah anda?

Andy

 -Original Message-
 From: APJII [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, October 14, 2005 6:03 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia


 Saudara Irwan,

 Ah anda Profokator dan agitator!!!. Temuin saya, mari 
diskusi panel.
 Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya priadi, anda 
itu

 keminter sok pinter

 Maaf bahasa aku keras. Mau main keras mari

 -teddy


 At 02:03 PM 10/4/2005, Irwan Effendi wrote:

   Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu 
sendiri sudah masuk

kategori
   tidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin 
mengatur internetnya

sendiri,
   Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin 
mengatur

internetnya
   sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur 
sendiri-sendiri,

apakah
   namanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet 
Indonesia, Intranet

Cina
   dan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa 
pengaturannya akan dilakukan
   secara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi 
baru? mengapa tidak

bisa
   push saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus 
untuk wakil dari

tiap
   negara?

   Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh 
pemerintah kita saat

ini
   tidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. 
Pemerintah

mengatasnamakan
   ITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan 
kekonyolannya pun sama, yakni
   sama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai 
peta permainan yang

   sesungguhnya.

   Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya 
pemerintahan Bush Jr sudah
   pengen banget menguasai total internet dunia, tapi 
tidak bisa mereka

lakukan
   karena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan 
konggressnya. Itu

sebabnya
   mereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari 
perjanjian dengan
   Department of Commerce. Hanya saja, belakangan ini 
mereka agak resah

karena
   dalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk 
memberlakukan

sistim
   tarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan 
telecom di USA

juga
   wajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung 
dari perbandingan

antara
   arus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. 
Ini bukan bicara uang
   kecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang 
akan hilang

apabila
   hal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara 
merata. Dari NSA

keluar
   usulan untuk mengubah arus data internet menjadi 
komoditi, salah satunya
   dengan ide mengenakan biaya perangko untuk email 
yang dikirimkan dari

USA
   ke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia 
usaha yang

menganggap
   hal itu akan menjadi bumerang terhadap export.
   Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana 
kalau ICANN

dibubarkan
   dan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah 
kendali USA? Toh

sampai
   saat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih 
tergantung pada akses

ke
   situs-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina 
sudah memiliki banyak
   sekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses 
oleh bangsa lain, dan
   isinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs 
USA tetap pilihan
   utama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, 
yakni bagaimana

membubarkan
   ICANN dengan tidak menarik kecaman dunia 
internasional, maka dimulailah
   hembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan 
dalam kancah WSIS.
   Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka 
pura-pura terpojok dalam
   masalah Internet Governance, sementara lobby intensif 
mereka lakukan

dalam
   masalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya 
adalah, ICANN dibubarkan

dan
   UN membentuk badan

Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

2005-10-18 Terurut Topik APJII

At 09:14 PM 10/14/2005, :: nws :: wrote:
sepertinya pak tap kena juga emosinya. mungkin karena isoc-id miliknya 
akhirnya di-revoke gara-gara ulah profokator  =))


Revoke?

Tidak emosi swear, aku lagi ngikutin gaya2
kelompok keminter  kata orang jawa (sok pinter sendiri).

Biar milis ini jadi lebih DINAMIS lagi, begitu kan maunya?!!!

-teddy




---
Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] 
dengan Subject: unsubscribe

---



RE: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

2005-10-18 Terurut Topik APJII

At 06:45 PM 10/14/2005, Andy Hendrata wrote:

Ini dia yang gw tunggu!


Senang Anda?!


TAP kirim pake email APJII jadi mewakili APJII.


Iya. Mau Apa?!

Jadi APJII sudah menuduh Irwan sebagai profokator dan agitator dan juga 
sok pinter segala.
Terus APJII mau main keras (apapun itu artinya) dengan ELECTED SECRETARY 
of ISOC Chapter Indonesia.

Ini masuk katagori perbuatan tidak menyenangkan kali yah.


Bung Andi, Anda masih belum paham.


Tapi boleh dong ikutan kalau mau diskusi panel :-)


Boleh kenapa tidak? Terbuka.

Pengen tau apa bisa diskusi dengan TAP. Ngerti ngak sih dia arti diskusi 
panel itu apa!


Nah ini kelompok Keminter, sok merasa paling pinter sendiri.


Gayanya aja bossi gitu trus ngak pernah mau kasih tanggapan di milis.


Aneh, selama ini aku menerima cercaan, cemooh, fitnah, dll
dari kelompok Anda, kok malah dibilangin bossy?

Buktiin oom, jangan omdo doang! Mulai aja dengan kasih penjelasan di milis 
ini tentang semuanya, sejelas2nya!

Beranikah anda?


Siapa yang takut?  Mengapa harus di milis ini?.
Lihat saja website APJII. Atau tanyakan saja
ke ccTLD Manager, Rekan Budi Rahardjo?

-teddy



Andy

-Original Message-
From: APJII [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, October 14, 2005 6:03 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

Saudara Irwan,

Ah anda Profokator dan agitator!!!. Temuin saya, mari diskusi panel.
Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya priadi, anda itu
keminter sok pinter

Maaf bahasa aku keras. Mau main keras mari

-teddy


At 02:03 PM 10/4/2005, Irwan Effendi wrote:

Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategori
tidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri,
Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnya
sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakah
namanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cina
dan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukan
secara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisa
push saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiap
negara?

Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat ini
tidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakan
ITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, yakni
sama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan yang
sesungguhnya.

Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya pemerintahan Bush Jr sudah
pengen banget menguasai total internet dunia, tapi tidak bisa mereka lakukan
karena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan konggressnya. Itu sebabnya
mereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari perjanjian dengan
Department of Commerce. Hanya saja, belakangan ini mereka agak resah karena
dalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistim
tarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA juga
wajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antara
arus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uang
kecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabila
hal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluar
usulan untuk mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunya
dengan ide mengenakan biaya perangko untuk email yang dikirimkan dari USA
ke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggap
hal itu akan menjadi bumerang terhadap export.
Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkan
dan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampai
saat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses ke
situs-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyak
sekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, dan
isinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihan
utama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkan
ICANN dengan tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailah
hembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS.
Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalam
masalah Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan dalam
masalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN dibubarkan dan
UN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut serta dan memutuskan
bahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA sendiri.
Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan perjanjian
internasional mengenai Intellectual Property yang bertambah luas cakupannya
akan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap negara lain, tidak
hanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty untuk setiap
teknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA

Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

2005-10-18 Terurut Topik Budiwijaya
kalo sudah,
tolong hasilnya diposting di milis..

terima kasih..On 10/14/05, Irwan Effendi [EMAIL PROTECTED] wrote:







ok, kapan dan dimana? minimal janjian 2 x 24 jam 
sebelumnya, saya banyak kerjaan.

  - Original Message - 
  
From: 
  APJII 
  To: 
[EMAIL PROTECTED] 
  Cc: 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 

  Sent: Friday, October 14, 2005 6:02 
  PM
  Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan 
  pemerintah Indonesia
  Saudara Irwan,Ah anda Profokator dan agitator!!!. 
  Temuin saya, mari diskusi panel.Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya 
  priadi, anda itukeminter sok pinterMaaf bahasa aku keras. 
  Mau main keras mari-teddyAt 02:03 PM 10/4/2005, Irwan 
  Effendi wrote:
  Tindakan memaksakan pergantian 
pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategoritidak bijaksana. Coba 
dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri,Cina ingin 
mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnyasendiri, 
nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakahnamanya 
masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cinadan 
Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan 
dilakukansecara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? 
mengapa tidak bisapush saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus 
untuk wakil dari tiapnegara?Kalau dianalisa 
lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat initidak ada 
bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakanITU 
dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, 
yaknisama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan 
yangsesungguhnya.Yang namanya USA itu udah sejak jaman 
awalnya pemerintahan Bush Jr sudahpengen banget menguasai total internet 
dunia, tapi tidak bisa mereka lakukankarena masyarakatnya sendiri tidak 
setuju dengan konggressnya. Itu sebabnyamereka mati-matian tidak mau 
melepaskan ICANN dari perjanjian denganDepartment of Commerce. Hanya 
saja, belakangan ini mereka agak resah karenadalam ICANN sendiri timbul 
keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistimtarif interkoneksi 
berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA jugawajib menanggung 
biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antaraarus data dari 
USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uangkecil, nilainya 
puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabilahal ini menjadi 
ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluarusulan untuk 
mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunyadengan ide 
mengenakan biaya perangko untuk email yang dikirimkan dari USAke luar 
negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggaphal itu 
akan menjadi bumerang terhadap export.Kemudian administrasi Bush Jr 
mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkandan diganti dengan badan 
yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampaisaat ini mayoritas 
netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses kesitus-situs yang 
berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyaksekali situs, namun 
karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, danisinya rata-rata 
disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihanutama. Kesulitan 
utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkanICANN dengan 
tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailahhembusan 
angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS.Ternyata 
strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalammasalah 
Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan 
dalammasalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN 
dibubarkan danUN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut 
serta dan memutuskanbahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA 
sendiri.Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan 
perjanjianinternasional mengenai Intellectual Property yang bertambah 
luas cakupannyaakan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap 
negara lain, tidakhanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty 
untuk setiapteknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA sendiri, 
misalnyasoftware-software open source dan protocol-protocol komunikasi 
dan enkripsidata. Dengan ide fragmented root, hal ini dapat diterapkan 
secara efektifkarena NSA memang berhak untuk memfilter setiap komunikasi 
yang dilakukandengan negara asing, terutama yang berpotensi membahayakan 
HomelandSecurity USA.Cina sendiri dengan 700 juta web site 
berbahasa cina dan kebijakan sensor,akan menggunakan alasan ini untuk 
tidak lagi memberikan akses internetsecara bebas bagi warganya, dan akan 
mengunci akses sebatas keperluankegiatan komersil saja.Indonesia? 
walahualam, gigit jari, persis seperti kasus .id saat iniIrwan 
Effendi- Original Message -From: JPN. Sumarno

RE: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

2005-10-18 Terurut Topik Andy Hendrata
 Jadi APJII sudah menuduh Irwan sebagai profokator dan agitator dan juga
 sok pinter segala.
 Terus APJII mau main keras (apapun itu artinya) dengan ELECTED SECRETARY
 of ISOC Chapter Indonesia.
 Ini masuk katagori perbuatan tidak menyenangkan kali yah.

 Bung Andi, Anda masih belum paham.

Jelasin dong!

 Pengen tau apa bisa diskusi dengan TAP. Ngerti ngak sih dia arti diskusi
 panel itu apa!

 Nah ini kelompok Keminter, sok merasa paling pinter sendiri.

Biarin disebut keminter, tapi gw ngak tulis Direktur Operasional di CV gw...
Ha ha ha!


 Buktiin oom, jangan omdo doang! Mulai aja dengan kasih
 penjelasan di milis
 ini tentang semuanya, sejelas2nya!
 Beranikah anda?

 Siapa yang takut?  Mengapa harus di milis ini?.
 Lihat saja website APJII. Atau tanyakan saja
 ke ccTLD Manager, Rekan Budi Rahardjo?

Mana? Jujurlah jadi orang! Pengecut!

---
Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] 
dengan Subject: unsubscribe
---



RE: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

2005-10-18 Terurut Topik Kusnandar
Iya pak...
anda emang bukan ngebossy

cuman pake jalan PREMANISME ...
(duh... istilah apa lagi tuu yaa)

--- APJII [EMAIL PROTECTED] wrote:

 At 06:45 PM 10/14/2005, Andy Hendrata wrote:

 ... edited ... 

 Gayanya aja bossi gitu trus ngak pernah mau kasih
 tanggapan di milis.
 
 Aneh, selama ini aku menerima cercaan, cemooh,
 fitnah, dll
 dari kelompok Anda, kok malah dibilangin bossy?
 


rgd,
Kusnandar.ZET
|YM : kusnandar_id
|URL: http://www.ANEUKACEH.com



__ 
Yahoo! Music Unlimited 
Access over 1 million songs. Try it free.
http://music.yahoo.com/unlimited/

---
Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] 
dengan Subject: unsubscribe
---



Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

2005-10-14 Terurut Topik APJII


Saudara Irwan,
Ah anda Profokator dan agitator!!!. Temuin saya, mari diskusi panel.
Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya priadi, anda itu
keminter sok pinter
Maaf bahasa aku keras. Mau main keras mari
-teddy

At 02:03 PM 10/4/2005, Irwan Effendi wrote:
Tindakan memaksakan pergantian
pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategori
tidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya
sendiri,
Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur
internetnya
sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri,
apakah
namanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet
Cina
dan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan
dilakukan
secara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak
bisa
push saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari
tiap
negara?
Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh
pemerintah kita saat ini
tidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah
mengatasnamakan
ITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama,
yakni
sama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan
yang
sesungguhnya.
Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya pemerintahan Bush Jr
sudah
pengen banget menguasai total internet dunia, tapi tidak bisa mereka
lakukan
karena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan konggressnya. Itu
sebabnya
mereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari perjanjian dengan
Department of Commerce. Hanya saja, belakangan ini mereka agak resah
karena
dalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk memberlakukan
sistim
tarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA
juga
wajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan
antara
arus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara
uang
kecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang
apabila
hal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA
keluar
usulan untuk mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah
satunya
dengan ide mengenakan biaya perangko untuk email yang
dikirimkan dari USA
ke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang
menganggap
hal itu akan menjadi bumerang terhadap export.
Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana kalau ICANN
dibubarkan
dan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh
sampai
saat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses
ke
situs-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki
banyak
sekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain,
dan
isinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap
pilihan
utama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana
membubarkan
ICANN dengan tidak menarik kecaman dunia internasional, maka
dimulailah
hembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah
WSIS.
Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok
dalam
masalah Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan
dalam
masalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN dibubarkan
dan
UN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut serta dan
memutuskan
bahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA sendiri.
Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan perjanjian
internasional mengenai Intellectual Property yang bertambah luas
cakupannya
akan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap negara lain,
tidak
hanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty untuk setiap
teknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA sendiri,
misalnya
software-software open source dan protocol-protocol komunikasi dan
enkripsi
data. Dengan ide fragmented root, hal ini dapat diterapkan
secara efektif
karena NSA memang berhak untuk memfilter setiap komunikasi yang
dilakukan
dengan negara asing, terutama yang berpotensi membahayakan
Homeland
Security USA.
Cina sendiri dengan 700 juta web site berbahasa cina dan kebijakan
sensor,
akan menggunakan alasan ini untuk tidak lagi memberikan akses
internet
secara bebas bagi warganya, dan akan mengunci akses sebatas
keperluan
kegiatan komersil saja.
Indonesia? walahualam, gigit jari, persis seperti kasus .id saat
ini

Irwan Effendi
- Original Message -
From: JPN. Sumarno [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: cctld@muara.rs.net.id
Sent: Monday, October 03, 2005 5:15 PM
Subject: Re: [ccTLD-ID] salam ...

 Mudah mudahan pemerintah RI diberikan kebijaksanaan yang bijaksana
dan
 tidak mengabaikan soal riset dan development Internetnya baik
di
 lingkungan nasional maupun Internasional.

 Sampai hari ini, dalam riset Internet, Indonesia masih diwakili
oleh
 lembaga pendidikan tinggi saja . padahal dalam riset itu banyak
wakil
 negara lain duduk disana sebagai wakil negara yang
melakukan risetnya
  kita masih sibuk mempetentangkan soal tata krama dan harga
bbm.

 Wassalam
 -marno-


 On Mon, 3 Oct 2005, Irwan Effendi wrote:

  

RE: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

2005-10-14 Terurut Topik Andy Hendrata



Ini 
dia yang gw tunggu!
TAP 
kirim pake email APJII jadi mewakili APJII.
Jadi 
APJII sudah menuduh Irwan sebagai profokator dan agitator dan juga sok pinter 
segala.
Terus 
APJII mau main keras (apapun itu artinya) dengan ELECTED SECRETARY of ISOC 
Chapter Indonesia.
Ini 
masuk katagori perbuatan tidak menyenangkan kali yah.
Tapi 
boleh dong ikutan kalau mau diskusi panel :-)
Pengen 
tau apa bisa diskusi dengan TAP. Ngerti ngak sih dia arti diskusi panel itu 
apa!
Gayanya aja bossi gitu trus ngak pernah mau kasih tanggapan di 
milis.
Buktiin oom, jangan omdo doang! Mulai aja dengan kasih penjelasan di 
milis ini tentang semuanya, sejelas2nya!
Beranikah anda?

Andy


  -Original Message-From: APJII 
  [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Friday, October 14, 2005 6:03 
  PMTo: [EMAIL PROTECTED]Cc: [EMAIL PROTECTED]; 
  [EMAIL PROTECTED]Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah 
  IndonesiaSaudara Irwan,Ah anda Profokator dan 
  agitator!!!. Temuin saya, mari diskusi panel.Kesabaran saya ada batasnya. 
  Pendapat saya priadi, anda itu"keminter" sok pinterMaaf bahasa 
  aku keras. Mau main keras mari-teddyAt 02:03 PM 
  10/4/2005, Irwan Effendi wrote:
  Tindakan memaksakan pergantian 
pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategoritidak bijaksana. Coba 
dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri,Cina ingin 
mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnyasendiri, 
nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakahnamanya 
masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cinadan 
Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan 
dilakukansecara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? 
mengapa tidak bisapush saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus 
untuk wakil dari tiapnegara?Kalau dianalisa 
lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat initidak ada 
bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakanITU 
dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, 
yaknisama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan 
yangsesungguhnya.Yang namanya USA itu udah sejak jaman 
awalnya pemerintahan Bush Jr sudahpengen banget menguasai total internet 
dunia, tapi tidak bisa mereka lakukankarena masyarakatnya sendiri tidak 
setuju dengan konggressnya. Itu sebabnyamereka mati-matian tidak mau 
melepaskan ICANN dari perjanjian denganDepartment of Commerce. Hanya 
saja, belakangan ini mereka agak resah karenadalam ICANN sendiri timbul 
keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistimtarif interkoneksi 
berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA jugawajib menanggung 
biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antaraarus data dari 
USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uangkecil, nilainya 
puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabilahal ini menjadi 
ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluarusulan untuk 
mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunyadengan ide 
mengenakan "biaya perangko" untuk email yang dikirimkan dari USAke luar 
negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggaphal itu 
akan menjadi bumerang terhadap export.Kemudian administrasi Bush Jr 
mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkandan diganti dengan badan 
yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampaisaat ini mayoritas 
netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses kesitus-situs yang 
berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyaksekali situs, namun 
karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, danisinya rata-rata 
disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihanutama. Kesulitan 
utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkanICANN dengan 
tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailahhembusan 
angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS.Ternyata 
strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalammasalah 
Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan 
dalammasalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN 
dibubarkan danUN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut 
serta dan memutuskanbahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA 
sendiri.Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan 
perjanjianinternasional mengenai Intellectual Property yang bertambah 
luas cakupannyaakan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap 
negara lain, tidakhanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty 
untuk setiapteknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA sendiri, 
misalnyasoftware-software open source dan protocol-protocol komunikasi 
dan enkripsidata. Dengan ide "fragmented root", hal ini dapat diterapkan 
secara efektifkarena NSA memang berhak untuk memfilter setiap komunikasi 
yang 

Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

2005-10-14 Terurut Topik :: nws ::
sepertinya pak tapkena juga emosinya.mungkin karenaisoc-id miliknyaakhirnya di-revokegara-gara ulah profokator =))


Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

2005-10-14 Terurut Topik Irwan Effendi



ok, kapan dan dimana? minimal janjian 2 x 24 jam 
sebelumnya, saya banyak kerjaan.

  - Original Message - 
  From: 
  APJII 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, October 14, 2005 6:02 
  PM
  Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan 
  pemerintah Indonesia
  Saudara Irwan,Ah anda Profokator dan agitator!!!. 
  Temuin saya, mari diskusi panel.Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya 
  priadi, anda itu"keminter" sok pinterMaaf bahasa aku keras. 
  Mau main keras mari-teddyAt 02:03 PM 10/4/2005, Irwan 
  Effendi wrote:
  Tindakan memaksakan pergantian 
pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategoritidak bijaksana. Coba 
dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri,Cina ingin 
mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnyasendiri, 
nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakahnamanya 
masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cinadan 
Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan 
dilakukansecara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? 
mengapa tidak bisapush saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus 
untuk wakil dari tiapnegara?Kalau dianalisa 
lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat initidak ada 
bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakanITU 
dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, 
yaknisama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan 
yangsesungguhnya.Yang namanya USA itu udah sejak jaman 
awalnya pemerintahan Bush Jr sudahpengen banget menguasai total internet 
dunia, tapi tidak bisa mereka lakukankarena masyarakatnya sendiri tidak 
setuju dengan konggressnya. Itu sebabnyamereka mati-matian tidak mau 
melepaskan ICANN dari perjanjian denganDepartment of Commerce. Hanya 
saja, belakangan ini mereka agak resah karenadalam ICANN sendiri timbul 
keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistimtarif interkoneksi 
berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA jugawajib menanggung 
biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antaraarus data dari 
USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uangkecil, nilainya 
puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabilahal ini menjadi 
ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluarusulan untuk 
mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunyadengan ide 
mengenakan "biaya perangko" untuk email yang dikirimkan dari USAke luar 
negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggaphal itu 
akan menjadi bumerang terhadap export.Kemudian administrasi Bush Jr 
mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkandan diganti dengan badan 
yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampaisaat ini mayoritas 
netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses kesitus-situs yang 
berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyaksekali situs, namun 
karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, danisinya rata-rata 
disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihanutama. Kesulitan 
utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkanICANN dengan 
tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailahhembusan 
angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS.Ternyata 
strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalammasalah 
Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan 
dalammasalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN 
dibubarkan danUN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut 
serta dan memutuskanbahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA 
sendiri.Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan 
perjanjianinternasional mengenai Intellectual Property yang bertambah 
luas cakupannyaakan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap 
negara lain, tidakhanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty 
untuk setiapteknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA sendiri, 
misalnyasoftware-software open source dan protocol-protocol komunikasi 
dan enkripsidata. Dengan ide "fragmented root", hal ini dapat diterapkan 
secara efektifkarena NSA memang berhak untuk memfilter setiap komunikasi 
yang dilakukandengan negara asing, terutama yang berpotensi membahayakan 
"HomelandSecurity" USA.Cina sendiri dengan 700 juta web site 
berbahasa cina dan kebijakan sensor,akan menggunakan alasan ini untuk 
tidak lagi memberikan akses internetsecara bebas bagi warganya, dan akan 
mengunci akses sebatas keperluankegiatan komersil saja.Indonesia? 
walahualam, gigit jari, persis seperti kasus .id saat iniIrwan 
Effendi- Original Message -From: "JPN. Sumarno" 
[EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED]Cc: 
cctld@

Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia ?

2005-10-04 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Tue, 4 Oct 2005, Irwan Effendi wrote:
Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk 
kategori tidak bijaksana.
Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur 
internetnya sendiri, Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil 
ingin mengatur internetnya sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan 
mengatur sendiri-sendiri, apakah namanya masih internet ? Itukan sudah 
jadi Intranet Indonesia, Intranet Cina dan Intranet Brazil?


mereka bersikap begitu karena dunia Internasional tidak pernah kasih 
bantuan gratis buat bikin backbone nasionalnya termasuk ongkos listrik 
dllnya pak. Kalau begitu bagus dong pak, ada Intranet Indonesia dan 
Internet Indonesia :-). Agar supaya pemilik situs sekolah dan usaha kecil 
s/d besar nasional bisa dikenal masyarakat via intranet yg murah, cepat 
aksesnya dan tidak ada alasan bandwith mahal hehehehehe kan intranet 
ya... kalau mereka mau tersambung ke Internet baru dikenakan biaya 
tambahan sesuai harga bandwithnya.


Kalau 
dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukan secara bersama-sama, 
mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisa push saja untuk 
ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiap negara?


ICANN . ITU .. haruskah bangsa Indonesia dikendalikan oleh kedua 
lembaga itu ? tentu saja tidak ya pak . karena kita tidak terikat 
kontrak mati dg lembaga lembaga itu... kita masih merdeka sebagai bangsa.


Salam,
-marno-
Selamat menunaikan ibadah di Bl Ramadhan

---
Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] 
dengan Subject: unsubscribe

---