CiKEAS Omar Dhani Memilih Mengubur Rahasia G30S Dalam Mysteri
Omar Dhani Memilih Mengubur Rahasia G30S Dalam Mysteri Omar Dhani tidak merasa perlu sakit hati atas perlakuan Suharto kepada dirinya. Karena menurut dia, Suharto juga akhirnya dipaksa lengser dengan cara2 yang persis sama seperti yang dialami Sukarno. Banyak yang tidak diketahui umum, bahwa sebenarnya Omar Dhani sebelum kejadian G30S sudah ditawari sebagai pelaksana kontrak borongan ini, namun Omar Dhani menolaknya tanpa kata2. Tolakan Omar Dhani inilah yang memberi keberuntungan kepada Suharto. Kalo saja Omar Dhani tidak menolak tawaran ini, beliau lah yang dalam sejarah RI menjadi seorang pengemban SP 11 Maret bukan Suharto, bahkan Suharto akan dipenjara oleh Omar Dhani sebagai pelaku makar yang nasibnya mungkin bisa lebih jelek dari Omar Dhani sendiri. heri latief herilat...@... wrote: turut berduka, smoga keluarga yg ditinggalkan tabah menghadapi cobaan. Inilah saksi utama dan saksi terakhir tentang rahasia G30S/PKI yang paling mengetahui tentang gerakan ini selain otaknya pelaku yang berasal dari luar negeri itu. Omar Dhani mengungkapkan cuma satu hal yang penting, bahwa otak dan pelaku G30S ini bukan Suharto, bukan orang Indonesia, dan belum ada satupun orang Indonesia yang mampu melakukan hal seperti ini. G30S MERUPAKAN SERANGAN KOMANDO MILITER yang menakjubkan yang tidak mungkin dilakukan oleh Komando Militer dari negeri kita karena setiap gerakan militer ataupun perintah militer berada secara hirarkis dibawah jenderal2 yang justru terbunuh itu. Pasukan Komando yang menculik jenderal2 dengan mudah dan sukses sebenarnya juga berhasil menculik presiden RI karena gerakan ini utamanya adalah menculik presiden RI bukan menculik jenderal2nya. Terbayangkah anda bahwa pasukan berseragam Diponegoro, berseragam Kopasus, atau berseragam Cakrabirawa kesemuanya bukan orang Indonesia, bukan warganegara Indonesia melainkan pasukan komando khusus dari luar Indonesia yang masuk ke Indonesia dengan perlengkapan yang ultra modern, semua jalur komunikasi dengan mudah di jammed. Sukarno diculik dibawa kelubang buaya untuk menyaksikan pembunuhan jenderal2nya, kepada Sukarno diberi petunjuk untuk melakukan persiapan penyerahan kekuasaan kepada yang lain, kemudian para penculik ini menelepon Omar Dhani untuk menjemput Bung Karno. Dan sejak detik ini dan selanjutnya Sukarno sudah tercengkeram tidak lagi bebas hingga berakhirnya kekuasaan, semua pengawalnya berganti pakaian menjadi seragam Kopasus bukan lagi Cakrabirawa. Ada dua jenderal penting yang pernah menyatakan kesediaannya menggulingkan Sukarno dan mereka telah menerima dana jutaan dollar untuk melakukan gerakan penggulingan ini. Mereka itu adalah Jendral Nasution dan Jendral Ahmad Yani, tetapi kedua jendral ini akhirnya juga berhasil dibujuk Bung Karno. Omar Dhani adalah yang terakhir untuk diminta melaksanakan tugas penggulingan ini, namun Omar Dhani tidak menerima dan juga tidak menolaknya. Tapi Omar Dhani menolak menerima dana yang dikirimkan kepadanya. Kesemuanya ini diketahui Bung Karno. Kalo saja Omar Dhani bersedia melaksanakan tugas penggulingan Bung Karno, maka pengemban SP 11 Maret itu bukanlah Suharto tetapi Omar Dhani. Dan pada saat itu Omar Dhani akan mengadili Suharto seperti yang dialami oleh Omar Dhani yang diadili oleh Suharto. Anda harus ingat, akhirnya Suharto juga digulingkan dengan cara2 yang sama seperti Sukarno digulingkan. Sukarno sudah di- warning untuk lengser dan menyiapkan suksesi-nya tapi Sukarno keras kepala seperti halnya Sadam Hussein. Sebaliknya Suharto malah belajar dari pengalaman, tidak mau keras kepala, lebih baik lengser ke prabon dan hidup bahagia di Istananya Cendana. Sukarno jadi buruk nasibnya, dipaksa mundur berakhir di Rumah Sakit Gatot Subroto sementara Sadam Hussein yang tidak suka sejarah akhirnya berakhir hidupnya ditiang gantungan. Memang sebuah kekuasaan tertinggi seharusnya adalagi yang mengontrolnya agar tidak menjadi tyrani, dan kekuatan itu berasal dari sebuah system Demokrasi. Harga diri pribadi Sukarno, Suharto dan Omar Dhani memaksa dirinya untuk mengubur rahasia ini salam sebuah mysteri katimbang mengungkapkannya sebagai kenyataan yang memalukan bangsa ini. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS Keterlibatan Asing Diusut
Refleksi : Barangkali lebih mudah dikaitkan dengan asing , supaya tidak diselesaikan, ibarat kumang di seberang lautan nampak, tetapi gajah dipelapah mata tidak kelihatan. hehehehe http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=newsdetail=trueid=9380 2009-07-24 Keterlibatan Asing Diusut [JAKARTA] Kepolisian menyelidiki kemungkinan keterlibatan asing sebagai otak serangan bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/7) silam, yang menewaskan sembilan orang. Sumber SP di Jakarta, Jumat (24/7) menyebutkan, pengalaman Polri mengungkap kasus bom yang melibatkan WNA pernah dilakukan pada penanganan sejumlah peristiwa pengeboman, antara lain Bom Bali I, Bom Bali II, JW Marriott I, dan Kedubes Australia. Data SP menunjukkan adanya indikasi kasus bom Bali I di kawasan Legian, dikendalikan oleh aktor di luar negeri. Sebelum pengeboman pada 12 Oktober 2002, sejumlah tokoh Jamaah Islamiyah (JI) menggelar pertemuan di Thailand. Sejumlah pentolan JI, antara lain, Muklas alias Ali Gufron, Hambali, dan Faiz Abubakar Bafana, dikabarkan menghadiri rapat akbar JI pada Februari 2002 itu. Faiz Abubakar Bafana akhirnya ditangkap Kepolisian Singapura. Pertemuan itu disinyalir membahas pengeboman yang dilakukan secara bertahap dari tahun ke tahun, terutama dengan sasaran objek asing, yang berkaitan dengan kepentingan Amerika Serikat. Kejahatan transnasional yang dilakukan di Indonesia, menurut sumber tersebut, dibalut dengan isu agama dengan memanfaatkan jaringan terorisme. Salah satu targetnya adalah menghancurkan perekonomian Indonesia, ujarnya. Perlu diketahui, Indonesia merupakan satu dari tiga negara di Asia yang kinerja ekonominya cukup positif. Bersama India dan Tiongkok, Indonesia diperkirakan mencatat pertumbuhan ekonomi positif, di tengah pertumbuhan negatif yang dialami sejumlah macan ekonomi di dunia. Dengan demikian, Indonesia diharapkan bisa menjadi salah satu lokomotif pemulihan ekonomi di Asia. Sementara itu, Mabes Polri berencana membuka kembali Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Sabtu (25/7). Rencananya, besok kami akan membuka lokasi TKP peledakan bom. Sejak kemarin, beberapa sudut yang dijadikan sasaran peledakan di dalam hotel memang sudah dibersihkan, kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna di media center Bellagio Mall Jakarta, Jumat (24/7). Selama delapan hari pasca peledakan bom, kedua hotel tersebut memang otomatis ditutup dan dijaga ketat oleh ratusan aparat kepolisian. Hingga hari ini, kegiatan pra rekonstruksi tim Puslabfor Polri masih dilakukan di dalam dan di luar lokasi ledakan. Dalam perkembangan penyelidikan, kita juga masih terus berupaya mengidentifikasi para pelaku, ujar Nanan. Ditangkap Sementara itu, Tim Anti Teror Densus 88 Mabes Polri dan Polda Jateng menangkap Achmady, anak buah Noordin M Top. Achmady disebut-sebut sebagai calon pelaku bom bunuh diri. Dia merupakan teman dekat Bahridin Latif (60), warga Dusun Mlela Desa Pasuruan Binangun Cilacap, mertua gembong teroris Noordin M Top. Noordin disebut-sebut telah menikahi Arina, putri Bahridin. Menurut keterangan yang dihimpun SP, Achmady ditangkap Densus 88 Mabes Polri dan Polda Jateng pada hari Rabu (22/7) lalu. Sebelum dibawa ke Mabes Polri, Achmady dibawa ke sebuah hotel di kawasan Candi Semarang untuk diperiksa secara intensif. Pemeriksaan intensif terhadap Achmady untuk mengetahui keterlibatan dirinya dalam jaringan Noordin M Top. Achmady merupakan buronan Densus 88 karena sempat lolos dalam penggrebekan di sebuah rumah di Dusun Binangun, Desa Wringinanom, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, akhir April 2006. Dalam penggrebekan itu dua anggota jaringan Noordin M Top, yakni Abdul Hadi dan Jabir, ditembak mati. Tim Bom Bali I Secara terpisah, pengamat Kepolisian, Upa Labuhari mengusulkan, Polri merekrut kembali tim penyidik kasus Bom Bali I. Agar bisa cepat, sebaiknya tim penyidik Bom Bali I dikumpulkan kembali dan didayagunakan. Sebab, mereka terbukti punya pengalaman mengungkap pengeboman di Bali, dan cukup memahami pola pergerakan Noordin M Top, ujarnya. Sejumlah perwira Polri yang dulu mengusut Bom Bali I, di antaranya Komjen Gorris Mere (Kelakhar BNN), Brigjen Pol (Purn) Suryadharma Salim (mantan Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri), Kombes Carlo Brix Tewu (Wakil Direktur I Bareskrim Polri), Kombes Benny Jozua Mamoto (Wakil Sekretaris NCB-Interpol Indonesia), Kombes Rycko Amelza Dahniel (Kapolres Jakarta Utara), dan Kombes Tito Karnavian (Kasubden Intel Densus 88). Terkait aksi teror bom, cendekiawan Muslim dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Chaider S Bamualim mengatakan, melihat motif dan tujuannya, teror patut dikecam sebagai tindakan terlaknat dan tercela, kejahatan ekstra keji yang harus dilawan. Teroris adalah manusia tanpa kemanusiaan, akal tanpa nalar, jasad tanpa jiwa, dan hati tanpa perasaan, tindakan tanpa budi dan moral. Islam mengharamkan kekerasan, apalagi
CiKEAS Jurnalis Dituntut Setahun Penjara
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=9398 2009-07-24 Jurnalis Dituntut Setahun Penjara SP/M Kiblat Said Wartawan melakukan aksi damai di depan Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Kamis (23/7) untuk memberikan dukungan kepada terdakwa Upi Asmaradana, Koordinator Koalisi Jurnalis Anti Kriminalisasi Pers yang digugat mantan Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Irjen Pol Sisno Adiwinoto. [MAKASSAR] Koordinator Koalisi Jurnalis Anti Kriminalisasi Pers, Upi Asmaradana terdakwa yang digugat oleh mantan Kepala Polisi Daerah Sulawesi Selatan dan Barat ( Kapolda Sulselbar) Irjen Pol Sisno Adiwinoto dengan tuduhan melakukan pencemaran nama baik, Kamis (23/7) sore dituntut hukuman 1 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Makassar. Tuntutan setebal 40 halaman yang dibacakan bergantian Jaksa Penuntut Umum (JPU) Imran dan Wayan Ekaputra, menyebutkan bahwa terdakwa Upi Asmaradana melanggar Pasal 317 Ayat (1) KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), melakukan pengaduan dan atau pemberitahuan palsu kepada penguasa, baik secara tertulis maupun dituliskan tentang seseorang, sehingga kehormatan dan nama baik Sisno diserang. Untuk itu, JPU menuntut terdakwa dengan hukuman penjara selama satu tahun. Meminta Presiden Sidang ke-23 terdakwa Upi menarik perhatian publik, khususnya puluhan wartawan yang sejak pagi telah memenuhi halaman PN Makassar, mereka bergantian orasi dan mementaskan musik perdamaian sebagai bentuk dukungan terhadap Upi yang dianggap telah memperjuangkan kebebasan pers. Aksi tersebut diikuti anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia ( IJTI) Sulsel, sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi nonpemerintah. Koalisi mengirim surat resmi ke berbagai institusi terkait, meminta Presiden RI untuk menegur dan menindak seluruh pejabat negara di tingkat pusat hingga daerah yang berupaya melakukan pembungkaman terhadap kerja jurnalis, termasuk memidanakan jurnalis. Selain itu, mendesak seluruh penegak hukum untuk menggunakan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 sebagai lex specialis dalam menyelesaikan setiap kasus karena sengketa pers. Menyerukan kepada pihak yang dirugikan oleh isi pemberitaan untuk menempuh mekanisme yang diatur dalam UU Pers. [148]
CiKEAS Kemiskinan Pemicu Eksploitasi Anak
Refleksi : Apa ada faedahnya negara yang hanya menciptakan kemiskinan? http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=newsdetail=trueid=9345 2009-07-22 Kemiskinan Pemicu Eksploitasi Anak SP/Luther Ulag Empat anak menghitung uang hasil mengamen di pinggir Jalan Raya Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (22/7). Mereka adalah anak-anak putus sekolah dan terpaksa mengamen untuk sekadar uang jajan dan membantu orangtua. Dalam sehari, mereka memperoleh penghasilan sekitar Rp 10.000 hingga Rp 30.000. [JAKARTA] Faktor kemiskinan membuat keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan dan melindungi anak. Akibatnya, eksploitasi anak meningkat. Pada tahun 2008, sebanyak 6,5 juta anak terpaksa bekerja. Sebanyak 2,1 juta di antaranya bekerja dalam kondisi terburuk, dan 1,5 juta anak bekerja sebagai pekerja rumah tangga tersembunyi. Selebihnya, anak-anak bekerja di sentra industri pertanian, perikanan, perkebunan, bahkan bekerja dan hidup di jalanan. Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengutarakan hal itu dalam Kongres Anak Indonesia VIII, yang dibuka Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta, Selasa (21/7) di Depok. Kongres bertema Keluarga Bertanggung Jawab, Anak Terlindungi dan Terbebas dari Kekerasan, Eksploitasi, Penelantaran, dan Diskriminasi. Menurut dia, Departemen Sosial tahun 2008 mencatat, terdapat 5.406.246 anak berusia 0-10 tahun hidup dalam situasi telantar, dan 12.287.600 dalam situasi hampir telantar. Ia juga menyoroti keberadaan panti yang menampung anak-anak telantar. Pasalnya, panti-panti tersebut ternyata mengurus anak yang masih memiliki orangtua secara utuh. Tepatnya, 63 persen penghuni panti masih memiliki orangtua, dan 73 persen berasal dari keluarga sekitar panti. Menurut Arist, hal ini tak tepat, karena membuat orangtua anak melepas tanggung jawab, dan menyerahkannya pada pengelola panti. Padahal, panti diperuntukkan bagi anak yang tak jelas orangtuanya, anak yang dalam keadaan krisis, seperti anak korban bencana. Ditegaskan, agar anak tak dieksploitasi, dan keluarga mampu memenuhi kebutuhan serta melindungi anak, maka perlu meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga, dengan cara pemerintah membuka lapangan pekerjaan. Bukan memberi bantuan langsung tunai (BLT). Selain motif ekonomi atau kemiskinan, yang membuat anak dieksploitasi dan mengalami kekerasan oleh orang terdekat (orangtua, saudara), adalah disfungsi keluarga dan budaya. Disfungsi keluarga terjadi, karena suami-istri sering bertengkar yang berdampak pada anak. Dampaknya, anak merasa tidak nyaman, cenderung mencari ketenangan di luar rumah, seperti bekerja sambil bertemu teman-teman. Segi Budaya Dari segi budaya, keinginan atau obsesi orangtua membuat anak tidak merasa nyaman. Orangtua juga perlu meningkatkan kapasitas dalam mendidik anak, termasuk menguasai teknologi yang berkembang saat ini, katanya. Lebih lanjut dikatakan, kekerasan terhadap anak juga meningkat dari 1.626 kasus pada semester I tahun 2008, menjadi 1.891 pada semester I tahun 2009. Negara, tegas Arist, secara politik dan yuridis harus mengambil alih persoalan anak dalam situasi eksploitatif, kekerasan dan diskriminasi. Anak-anak harus bebas dari eksploitasi, diskriminasi, kekerasan. Presiden harus fokus, karena kekerasan pada anak sudah tak bisa ditoleransi. Pemerintah jangan hanya mengevakuasi saja, tambahnya. Menurut Meutia, kesejahteraan dan perlindungan anak merupakan isu lintas sektor, maka untuk mewujudkannya, perlu kerja sama antarpemerintah, masyarakat, dunia usaha, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. [N-4]
CiKEAS Pendidikan yang (Tak) Membebaskan
Refleksi : Apakah NKRI membutuhkan pendidikan yang membebaskan dari keterbelakangan, ketidakadilanl dan kemiskinan? Bukankah pendidikan berintikan pembebasan sangat berbahaya bagi kepentingan kaum berkuasa? http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=newsdetail=trueid=9386 2009-07-24 Pendidikan yang (Tak) Membebaskan Maxi A Perajaka Akhir-akhir ini, biaya kuliah di perguruan tinggi menjadi beban bagi para orangtua. Ironisnya, pendidikan yang sejatinya menjadi pranata sosial yang membebaskan justru tampil bagai pecundang yang menggerus banyak uang sembari menggiring kaum muda menjadi penganggur berijazah. Gerah dengan masalah kemiskinan dan angka pengangguran terdidik yang yang tak kunjung menyusut-terutama di negara berkembang seperti Indonesia-pakar investasi Rober T Kiyosaki sempat membuat pernyataan provokatif, kalau mau berhasil Anda harus selekas mungkin meninggalkan sekolah. Pernyataan itu terkesan seakan hendak melunturkan motivasi para orangtua yang berjuang mengirimkan putra-putri mereka ke perguruan tinggi. Tapi, kesan seperti itu boleh dibilang salah. Sebab, melalui pernyataan itu, Kiyosaki hendak mengkritisi peran dan fungsi institusi pendidikan. Di samping semakin dikomersialisasikan, ternyata institusi pendidikan gagal membebaskan anak manusia dari perangkap kemelaratan. Pakar perencanaan keuangan berkebangsaan Kanada, Edward Jones, mengatakan, idealnya dalam urusan biaya kuliah putra-putrinya, orangtua membuat rencana tabungan pendidikan atau asuransi sejak dini. Tapi, bila ternyata dana tabungan tak mencukupi maka para orangtua dapat berpaling pada bantuan keluarga atau mencari sumber pendanan lain, seperti beasiswa, grants, kredit pendidikan dari bank, atau program yang lain. Selanjutnya, Jones mengimbau, agar para orangtua senantiasa menanggulangi biaya kuliah anaknya sembari memperhatikan beberapa prinsip keuangan berikut. Pertama, jangan sampai biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk sang anak justru merusak seluruh posisi dan skema perencanaan keuangan keluarga. Artinya, orangtua sebaiknya tidak memaksakan diri untuk mengirimkan putra-putrinya ke jenjang pendidikan tinggi jika ternyata kondisi keuangan keluarga tidak dalam posisi kuat. Kedua, kalaupun mampu secara keuangan, para orangtua perlu membuat kalkulasi apakah investasi dalam wujud pendidikan tinggi itu berpotensi memberikan nilai tambah bagi kehidupan putra-putri mereka atau tidak? Berkaitan dengan ini, para orangtua tak perlu ragu menetapkan target. Artinya, melalui pendidikan tinggi sang anak mesti dapat menjadi pribadi yang makin matang, baik secara fisik, intelektual, emosional, spiritual, moral, sosial, maupun kultural. Secara lebih khusus, orangtua perlu menargetkan bahwa setelah tamat kuliah sang anak mesti memiliki keahlian dan keterampilan yang memadai, siap menjalani kehidupan secara kreatif dan produktif sehingga bisa mandiri secara ekonomi. Sebuah peringatan Para orangtua di Indonesia rupanya perlu menuruti imbauan Edward Jones itu. Sebab, pada kenyataan, hingga sekarang sistem pendidikan tinggi yang diterapkan di Tanah Air kita sama sekali tak menjamin kepastian masa depan bagi para peserta didik. Peran pendidikan telah begitu merosot sehingga tak mampu membebaskan peserta didik dari perangkap ketakcerdasan berpikir, ketakmampuan berkomunikasi-sosial secara efektif, dan ketakberdayaan untuk berkreasi dan berproduksi. Makanya, tak mengherankan bila setiap tahun lulusan pendidikan tinggi terus menambah angka pengangguran nasional. Coba cermati laporan BPS berikut ini. Per tahun 2008, 10,45% atau 11,19 juta dari 107,08 juta angkatan kerja kita berstatus penganggur. Belum lagi kalau ditambah dengan mereka yang menganggur secara terselubung. Jumlahnya bisa mencapai 40-an juta. Ironisnya, sebagian dari yang 40-an juta itu adalah mereka yang tamat dari bangku perguruan tinggi. Mungkin kita tidak perlu serta-merta menyesalkan sistem pendidikan nasional. Dan, kiranya tak ada gunanya pula kalau kita mengemis agar pemerintah segera memperluas kesempatan kerja dengan meningkatkan investasi di sektor riil. Bukan apa-apa! Pemerintah toh akan berkilah -seperti yang selalu didengungkan pada musim kampanye pilpres belum lama ini - bahwa angka pengangguran telah menurun secara signifikan, karena kondisi ekonomi kita sudah lebih baik. Tentu saja, terlalu ekstrem jika ada yang bersikap antipati terhadap pendidikan tinggi formal. Ya, barangkali sikap antipati itu dipengaruhi oleh provokasi Kiyosaki sebagaimana disebut di atas. Kiyosaki memang berkeyakinan bahwa kebebasan finansial hampir tak ada kaitannya dengan gelar akademis yang diraih melalui lembaga pendidikan tinggi, tapi ditentukan oleh kerja keras mengelola perusahaan serta memanfaatkan jaringan sosial. Makanya, Kiyosaki agak sinis dengan kaum pekerja kantoran yang biasanya ditempati oleh mereka yang tamat dari bangku kuliah. Apa yang disampaikan pakar keuangan dari Jepang itu tentu tak benar
CiKEAS Inside The Papuan Resistance
http://online.wsj.com/article/BT-CO-20090717-713841.html a.. JULY 17, 2009, 8:10 P.M. ET FEER(7/3) Inside The Papuan Resistance The Indonesian presidential election on July 8 seems likely to give Susilo Bambang Yudhoyono another five years in office. He is ahead of other candidates in opinion polls, and his Democratic Party emerged as the country's largest in the parliamentary elections in April. A high degree of normality and stability has returned to Indonesia after years of political and social turmoil. Only a decade ago, many feared that Indonesia would break up along ethnic lines and become a Southeast Asian Yugoslavia. In the end, only East Timor went its own way. But that was a special case, according to the official line from Jakarta and also foreign governments. When Indonesia was proclaimed an independent state in 1945, it laid claims to all the territories of the former Dutch East Indies, which did not include the then-Portuguese colony on the eastern half of Timor island. It was invaded in 1975 and formally annexed by Indonesia the following year -- a move that was not recognized by the international community. East Timor remained on the United Nations' international list of territories that still had to be decolonized, which made it possible for the world body to intervene in 1998 and supervise a referendum on independence in 1999. East Timor became a fully independent republic in 2002. Aceh on the northern tip of Sumatra had a far more complicated, internal insurgency. But, in August 2005, an accord was reached between the Indonesian government and the previously separatist Free Aceh Movement, or Gerakan Aceh Merdeka, ending decades of strife in that troubled territory by granting it autonomy. Less powerful centrifugal forces as well as sectarian violence in other parts of Sumatra, in the South Moluccas, or Maluku, Borneo and elsewhere, appear to have faded away. Only one major separatist issue remains a thorn in President Yudhoyono's side: the long-simmering conflict in the western Indonesian part of the island of New Guinea. Since 2003, the area has been divided into two provinces -- Papua and West Papua, but referred to by the resistance only as West Papua -- and is almost constantly rocked by antigovernment protests, and the hoisting of the Morning Star independence flag, which is a crime in Indonesia. In the most recent incident, demonstrators and security forces clashed in Nabire on April 6, just a few days before Indonesia's parliamentary election. According to the Australia-based NGO Institute for Papuan Advocacy and Human Rights, nine people were shot by security forces and at least one policeman was injured by traditional arrows fired by the protesters. In April 2008, several hundred demonstrators took to the streets of Jayapura, the capital of the province of Papua and previously of the entire Indonesian-held New Guinea. And in January this year, hundreds of protesters, some armed with machetes and other crude weapons, besieged a police station in the coastal Papuan town of Timika after hearing that a man had been shot during a fight between off-duty officers and local tribesmen. The police opened fire wounding at least four people. The Indonesian English-language daily Jakarta Globe reported in its January 28 issue: The [Indonesian] National Human Rights Commission has been monitoring the Timika police because of numerous cases of officers as well as military personnel allegedly shooting civilians, many of which remain unresolved. Last year, a 40-year-old man was shot and killed while attending a festival said to have been linked to the outlawed Free Papua Movement. The report continued: Pro-independence sentiment in Papua has increased in recent years, fueled in part by discontent that profits from its natural resources are being siphoned out of the province with the assistance of the central government. U.S.-based Freeport McMoran Copper and Gold Co. operates mines in Papua. Also in January this year, 11 West Papuans were found guilty of subversion and sentenced to three and three-and-a-half year prison sentences. In March last year, they had taken part in a demonstration in the town of Manokwari, where the Morning Star flag had been displayed. According to a report from the Institute for Papuan Advocacy and Human Rights: The panel of judges led by Elsa Mutiara Napitupulu said that the men had posed a threat to the integrity of the Indonesian state in seeking the separation of West Papua. The judgment said that there had been an increase in separatist activities in the recent past throughout the whole of West Papua which were being organized from abroad. In today's world, that is not far-fetched. The Free Papua Movement, Organisasi Papua Merdeka, maintains an office in Stockholm, Sweden, from where they are in regular e-mail contact with activists in the territory, halfway around the globe. And for the
CiKEAS Bisakah Amrozy Kita Sebut Umat Hindu Buddha ???
Bisakah Amrozy Kita Sebut Umat Hindu Buddha ??? Adalah naif kalo menganggap Amrozy bukan beragama Islam padahal yang jelas2 bangga mengakui agama Islam sebagai kepercayaannya dan jihad sebagai kewajibannya untuk perbuatan terror2 biadab yang melanggar nilai2 kemanusiaan ini. Sebagai umat Islam kita tak perlu malu untuk mengakui hal ini, tak perlu menyangkal bahwa memang Islam adalah ajaran terror, apalagi ayat2 terror dalam Quran bisa dibaca setiap orang tanpa harus masuk agama Islam. Untuk membeli sebuah Quran anda tak perlu masuk Islam, anda tak perlu shalat 5 waktu, anda tak perlu shalat jum'at, tak perlu berpuasa, tak perlu naik haji. Yang anda perlukan untuk memiliki dan bisa membaca Quran hanyalah uang secukupnya. Kemudian bacalah ayat2nya dimana Shahadah adalah kewajiban setiap umat Islam untuk mengulanginya setiap hari: Aku percaya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya Bacaan ini saja telah banyak menjadi penyebab saling bunuh antara sesama Islam, masing2 Islam saling menuduh Islam lainnya menuhankan selain Allah. Satu Islam menganggap tidak ada Tuhan dan hanya Allah yang ada, tetapi dibantah oleh Islam yang lain yang menganggap bahwa Allah itulah nama Tuhan kita dan Muhammad adalah nama utusannya. Padahal setelah dilakukan study yang mendalam ternyata nama Muhammad bukanlah nama tetapi sebuah gelar bagi seorang pemimpin yang dihormati. Muhammad artinya Yang Mulia, atau Yang Dipermuliakan, atau Baginda, atau Dia yang Adil bijaksana, dll. Nama Muhammad bisa disamakan dengan gelar Khan di India. Jadi tidak jelas dan tidak diketahui siapakah Muhammad yang dimaksudkan, tetapi bisa dipastikan bahwa Muhammad yang menikahi Aisyah berbeda orangnya dengan Muhammad yang menikahi Siti Khadijah. Demikian rumitnya kepercayaan Islam ini sehingga satu sama lain hanya menghabiskan waktu cuma untuk saling membantai untuk membenarkan apa yang dipercayainya. Namun umat diluar Islam ikut2 menjadi korbannya karena sebutan kafir, murtad, penyembah berhala, dan Yahudi yang kesemuanya sudah dinominasikan sebagai musuh2 Islam yang harus dibasmi. Dan pembasmian inilah yang merupakan kewajiban dalam Terror Jihad yang berlangsung sekarang ini. Namun masih saja ada segelintir umat Islam mau men-coba2 menyangkalnya karena mengira umat diluar Islam tidak bisa membaca Quran, mereka mengira umat diluar Islam dilarang membaca Quran. AlQuran Surah 9:123 berkata: Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa. AlQuran Surah 9:5 berkata: Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang. QS 4 : 89, Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka dimana saja kamu menemuinya, QS 9 : 73, Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka jahanam. Al Anfaal, 8:55: Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka tidak beriman. Apakah dengan kenyataan ayat2 diatas masih bisa anda berkilah bahwa Islam melarang terror ??? Sementara umat Islam dilapangan membela terrorist sebagai fitnah ??? Yang mengakui bahwa Islam sebagai agama terror itu adalah terrorisnya sendiri, mereka yang tertangkap semuanya mengaku mengejar pahala dengan melaksanakan kewajiban agamanya. Terrorist yang tertangkap tentunya harus di interogasi siapa yang mendorongnya, dan jawaban merekalah yang dijadikan acuan. Tertangkapnya terrorist tentunya yang diperiksa dan diInterogasi adalah si terrorist-nya bukan si pendeta dari gereja yang diperiksa dan di Interogasi. Dan kalo si terrorist mengaku Islam, kita tidak bisa kemudian menyatakan bahwa dia bukan Islam. Agama apa dan kepercayaan apa yang dianut para terrorist itu adalah yang diakuinya bukan yang diakui oleh orang lain bukan yang diakui oleh Imam di Mesjid, atau uztad yang berdakwah. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS Re: Bisakah Amrozy Kita Sebut Umat Hindu Buddha ???
selarasmilis selarasmi...@... wrote: kata-katanya yg tepat lebih ngaco lagi Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah. coba tanya yang islam, bagaimana dia bisa bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bisa bersaksi mohammad adalah rasul? Anda 100% benar, saya yang salah menterjemahkannya karena ter-buru2 dengan apa yang ada diotak saya waktu nulis. Mengaku bersaksi padahal tidak menyaksikan namanya kesaksian bohong dan dipengadilan pasti dihukum terhadap saksi2 bohong ini. Islam mewajibkan umatnya berbohong pada kalimat ucapan pertamanya. Itulah sebabnya tidak bisa disalahkan kalo Islam terkenal sebagai agama bohong. Peradaban dunia kita sekarang mengutuk kesaksian bohong apalagi dibawah sumpah. Ini fatal, ini biadab, ini tak bisa dimaafkan, dan ini merupakan bimbingan terror. Memang ada beberapa ulama yang berusaha menafsirkan arti Kesaksian dalam syahadat ini sebagai kepercayaan, sebagai bukan penglihatan dengan mata kepala sendiri. Namun tafsir2 seperti ini tidak menjadi kenyataan, apalagi kata kesaksian inipun digunakan untuk menghukum pencuri, merajam pezinah, dll. Apakah seorang pencuri boleh dipotong tangan dengan cara2 kesaksian yang ditafsirkan para ulama seperti halnya kesaksian dalam bersyahadat ??? Kesaksian rasul Ali yang menyaksikan Aisyah berzinah dengan jelas dimaksudkan menyaksikannya dengan mata kepala sendiri bukan menyaksikannya dengan mata hati. Ali bersama 12 orang pengikutnya menyaksikan perzinahan Aizah ini. Tetapi yang mati seminggu kemudian bukanlah Aisyah tetapi nabi Muhammad yang sebelum mati katanya mendapat wahyu Allah bahwa Aisyah itu masih suci. Sebelum nabi Muhammad mati, katanya pesan tentang kesucian Aisyah itu telah disampaikan kepada Abu Bakar Padahal kalo memang betul ada pesan nabi Muhammad bahwa dia mendapat wahyu Allah yang menyatakan Aisyah suci bersih tidak bersalah, maka pesan itu harusnya disampaikan sendiri oleh nabi Muhammad kepada Ali menantunya, bukan kepada Abu Bakar yang justru sebenarnya adalah musuh dalam selimut. Masalah inilah yang menjadi pertumpahan darah sepanjang sejarah Islam yang menjadi warisan terakhir nabi Muhammad kepada umatnya untuk saling membunuh. Ali menantu nabi Muhammad akhirnya diusir atau terusir dari tanah airnya, dan nasibnya persis sama dengan umat Islam Ahmadiah di Indonesia yang akibat adanya HAM gagal untuk dibantai seperti yang dialami Ali pada akhir hidupnya. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In CIKEAS@yahoogroups.com, Hafsah Salim muskitaw...@... wrote: Bisakah Amrozy Kita Sebut Umat Hindu Buddha ??? Adalah naif kalo menganggap Amrozy bukan beragama Islam padahal yang jelas2 bangga mengakui agama Islam sebagai kepercayaannya dan jihad sebagai kewajibannya untuk perbuatan terror2 biadab yang melanggar nilai2 kemanusiaan ini. Sebagai umat Islam kita tak perlu malu untuk mengakui hal ini, tak perlu menyangkal bahwa memang Islam adalah ajaran terror, apalagi ayat2 terror dalam Quran bisa dibaca setiap orang tanpa harus masuk agama Islam. Untuk membeli sebuah Quran anda tak perlu masuk Islam, anda tak perlu shalat 5 waktu, anda tak perlu shalat jum'at, tak perlu berpuasa, tak perlu naik haji. Yang anda perlukan untuk memiliki dan bisa membaca Quran hanyalah uang secukupnya. Kemudian bacalah ayat2nya dimana Shahadah adalah kewajiban setiap umat Islam untuk mengulanginya setiap hari: Aku percaya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya Bacaan ini saja telah banyak menjadi penyebab saling bunuh antara sesama Islam, masing2 Islam saling menuduh Islam lainnya menuhankan selain Allah. Satu Islam menganggap tidak ada Tuhan dan hanya Allah yang ada, tetapi dibantah oleh Islam yang lain yang menganggap bahwa Allah itulah nama Tuhan kita dan Muhammad adalah nama utusannya. Padahal setelah dilakukan study yang mendalam ternyata nama Muhammad bukanlah nama tetapi sebuah gelar bagi seorang pemimpin yang dihormati. Muhammad artinya Yang Mulia, atau Yang Dipermuliakan, atau Baginda, atau Dia yang Adil bijaksana, dll. Nama Muhammad bisa disamakan dengan gelar Khan di India. Jadi tidak jelas dan tidak diketahui siapakah Muhammad yang dimaksudkan, tetapi bisa dipastikan bahwa Muhammad yang menikahi Aisyah berbeda orangnya dengan Muhammad yang menikahi Siti Khadijah. Demikian rumitnya kepercayaan Islam ini sehingga satu sama lain hanya menghabiskan waktu cuma untuk saling membantai untuk membenarkan apa yang dipercayainya. Namun umat diluar Islam ikut2 menjadi korbannya karena sebutan kafir, murtad, penyembah berhala, dan Yahudi yang kesemuanya sudah dinominasikan sebagai musuh2 Islam yang harus dibasmi. Dan pembasmian inilah yang merupakan kewajiban dalam Terror Jihad yang berlangsung sekarang ini.
CiKEAS Let us help our worship teams in Nias Island, Indonesia
Saudara saudara terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Team pelayanan kami di pulau Nias pada saat ini (26 Juli 2009 jam 03:00 WIB) sedang diserang oleh kuasa kuasa kegelapan, marilah kita panjatkan doa bersama di seluruh dunia, agar kuasa kuasa kegelapan itu dapat diikat dan dihancurkan dalam NAMA TUHAN YESUS KRISTUS. (Dear brothers and sisters in the name of our Lord JESUS CHRIST Our worshipteam in Nias Island, Indonesia is today 26th. July 2009, 03:00 a.m. West Indonesian means time under attack by the Demon power, let us help them in our prayer from all over the world, that that black power should be destroyed by the power of Holy Spirit and our Lord Jesus Christ) Salam dalam kasihNYA Ir. H.L. Njoo Ketua Dewan Pimpinan Komisariat PARTAI DAMAI SEJAHTERA di Seoul, Republik Korea FirmanMU itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum hukumMU yang adil (Mazmur 119:105 -106) Your word is a lamp to my feet and a light for my path. I have taken an oath and confirmed it, that I will follow your righteous laws (Psalm 119: 105 - 106)
CiKEAS Karena ada yg tidak dapat membuka lampiran, jadi saya kirim ulang
WISMA INDONESIA Dari Stasiun Uijeongbu (Line 1) keluar melalui Exit 1, kemudian turun ke pertokoan dibawah tanah, dan keluar melalui exit 13, setelah itu kita akan berhadapan dengan Gedung TRUE FRIEND, lalu belok ke kanan ke arah HANA BANK, di depan itu ada pertigaan lalu ke kiri dan akan terlihat di perempatan ada toko MINI STOP, lurus terus sampai MOTEL MIRAYU, kemudian di perempatan yang banyak rumah makannya ke kanan, disebelah kanan atas akan terlihat papan nama INDONESIA dengan warna MERAH PUTIH, disitulah lokasinya di lantai lima Alamat surat adalah: WISMA INDONESIA, Uijeongbu Indonesian Migrantworkers Church (480-841) UIJEONGBU SI, UIJEONGBU 3 Dong, Dan Bi 1 gil 133 - 3, Yerim Building 5th. Floor E mail: wismaindone...@yahoo.com Telepon: 01086973897 Bertolong tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus (Galatia 6 : 2) Dalam kitab Galatia 6 : 1 – 10 telah dituliskan agar kita mau saling tolong menolong, terutama pada saat kita semua ini tinggal jauh dari orang tua kita, bahkan ada yang tinggal tanpa dokumentasi sama sekali di Republik Korea dan tinggal tanpa orang tua sama sekali di dunia ini. Maksud dari tolong menolong ini bukan menolong dalam bidang keuangan saja, tetapi menolong dalam doa bersama dll., karena tanpa bantuan dari TUHAN YESUS KRISTUS, kita ini sebenarnya tidak mampu bisa saling tolong menolong tanpa pamprih sedikitpun karena kita tetap adalah manusia biasa yang masih mengandung dosa asal dan tak layak ke Sorga tanpa melalui Tuhan Yesus Kristus (Injil Yohanes 14 : 6). Untuk melaksanakan permasalahan seperti itu, kita harus memiliki pedoman yang sama, yaitu kita harus mau tunduk terhadap FIRMAN TUHAN yang telah dituliskan di ALKITAB (ALLAH KITA TETAP AMAT BERKUASA) atau BIBLE (BASIC INFORMATION BEFORE LEAVING EARTH). Kita tidak boleh berpura pura menolong, tetapi bahkan menjerumuskan kawan kita sendiri, kalau kita tidak tahu untuk mengatasi suatu permasalahan, katakan saja dengan jelas dan tidak perlu malu malu, atau kita bawakan permasalahan itu dalam doa dan puasa kita bersama, dengan demikian kita akan memenuhi hukum Kristus. Kita harus mampu menasihati seorang akan yang lain dan saling membangun iman kita seperti yang selalu kita lakukan, baik di Gereja maupun di luar Gereja. (1 Tesalonika 5 : 1 – 11) Kita harus mau bekerja, dengan konotasi “bekerja” bukan hanya seperti bekerja di dalam pabrik saja, tetapi setiap saat kita harus bekerja untuk memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus, baik dia itu TKI/TKW atau HAMBA HAMBA TUHAN, orang kaya atau miskin, terdidik atau tidak dll, mereka harus aktif bekerja di bidangnya masing masing, bukan maunya hanya duduk diam saja dan membuang buang waktu, serta yang terpenting jangan menyesatkan orang lain. Memang ada orang yang seolah olah taat untuk bersembahyang, yang mana dikiranya kalau mereka bersambahyang pasti mereka akan menerima pahala yang besar dari ALLAH BAPA DI SORGA, pandangan seperti ini harus kita perjelas, karena walaupun kita bersembahyang, tetapi tidak ke jurusan yang benar, maka sembahyang itu adalah sia sia belaka. Ada yang berpendapat bahwa kalau sudah Sekolah Theologi, maka kita sudah dapat dikatakan amat akhli dalam bidang itu, pandangan seperti ini juga tidak bisa kita benarkan, karena apa yang kita peroleh di Sekolah Theologi itu hanya merupakan Dasar iman pengetahuan BIBLE (BASIC INFORMATION BEFORE LEAVING EARTH) untuk menuju ke Sorga melalui Tuhan Yesus Kristus saja, sedangkan Kerajaan Sorga itu luasnya tidak dapat terukurkan oleh semua manusia yang tinggal di atas bumi ini. Bahkan Cakrawala yang dapat kita Lihat setiap hari itu pun belum dapat dibuat Skalanya oleh seluruh umat manusia di muka bumi ini yang sudah memiliki peralatan yang amat canggih seperti teropong Spitzer, teropong HUBEL dll. Ada juga orang yang berpura pura menjadi SAKSI ALLAH BAPA DI SORGA, yang mana mereka itu seolah olah adalah orang yang maha suci, sehingga bisa menjadi salah seorang saksi Allah Bapa di Sorga. Hal semacam ini adalah suatu penyelewengan dari isi INJIL, karena Allah Bapa di Sorga tidak pernah meminta kita untuk menjadi SaksiNYA walaupun tidak ada larangannya yang ditulis di dalam KITAB SUCI untuk menjadi Saksi Allah Bapa di Sorga (Matius 23:8) Memang kita bukan mengikuti dongeng dongeng isapan jempol manusia, ketika kita memberitahukan kepada sesama kita tentang kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kita adalah saksi mata dari kebesaranNYA, seperti yang telah tertulis “INILAH ANAK YANG KUKASIHI, KEPADANYALAH AKU BERKENAN” Itulah kesaksian Allah Bapa untuk AnakNYA yang dikasihi, dan Nubuat dari Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak kita sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang orang berbicara atas nama Allah (2 Petrus 1 : 16 – 21) Kirimkanlah sebuah e mail tanpa berita ke peacecreat...@yahoogroups.com agar anda dapat
CiKEAS BOOK REVIEW: Islam past and present -by Khaled Ahmed
http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\07\26\story_26-7-2009_pg3_4 Sunday, July 26, 2009 BOOK REVIEW: Islam past and present -by Khaled Ahmed Encyclopaedia of Islamic Civilisation and Religion; Edited by Ian Richard Netton; Routledge 2008; Pp846; Special Price £95; Available at bookstores in Pakistan Peter Clark, a former officer of the British Council, has contributed a fascinating account of Marmaduke Pickthall whose career followed the same kind of trajectory as Muhammad Asad, who has not been allotted a separate note This is a book mostly based on Islamic research in the seats of Islamic learning in the United Kingdom. Professor Netton of the University of Leeds has accomplished a difficult job with great caution, allowing into the volume an enormous amount of information without being controversial, which is another way of saying that he has presented the work without offending an increasingly narrow-minded, bigoted and divided Muslim community. For instance, Kulayni's Shia hadith Al-Kafi has been given the space it deserves but no reference has been made to the content, perhaps knowing that Kulayni's work figures in the Sunni fatwas of apostatisation of the Shia today. And the other Shia collector Majlisi has been ignored! For instance, Goddard of the University of Nottingham avoids telling us that Ahmad Sirhindi also viewed the Shia as a threat together with Sikhism and Akbar's Din-e-Ilahi. Professor Hulme of Durham University who has done a lot of entries in the book has given us a very good article on Abu Sufyan, an opponent of Prophet Muhammad PBUH, who converted after the Prophet's entry into Mecca. He notes that it was Abu Sufyan's son Muawiya who later became caliph of Islam, but leaves out the fact that his daughter Umme Habiba was also one of the Prophet's wives. Rippen of the University of Victoria in Canada, has given a brief but able note on Hafsa, daughter of Umar, who became the Prophet's wife as a widow and became famous for preserving the most authentic copy of the Quran, which enabled Caliph Abubakr to preserve the true revealed text. At the Lal Masjid of Islamabad, the madrassa that taught the Quran to girls was named after her. Kafur is given a terse explanation by Newman of the University of Edinburgh: a well in paradise. One can't say it is wrong because there can be diverse interpretations of a Quranic reference, but exegetes in South Asia take kafur from a verse of the Quran defining two types of wine in paradise: one with a 'downer' ingredient described as kafur and an 'upper' described as zanjbeel (ginger). Verse 76:5 explains the quality of the wine in Paradise: it will smell of kafur. We know the word camphor in English. Some etymologists derive it from the Arabic root 'kfr'. If Kafur was selected, why not zanjbeel too? The great Indian scholar Syed Suleiman Nadvi wrote about the two paradisal 'additives' in his book Arab-o-Hind kay Ta'aluqaat (Indo-Arab Relations) but he is not included as an entry. Considering that the Encyclopaedia will be mostly read in South Asia, this is an omission. The note on the Ibadis (read as Ibazi in Pakistan) is interesting and adds to the importance of the book as does the long note on the concept of the imam and those who follow Shia and Sunni imams in our day. Ibadis are old kharijis although in Oman they deny the label. They are found in Oman (57 percent) and Algeria (42 percent) but in Oman, Ibadism is the official religion accepting the mutazila tradition of considering the Quran as created, much like the Shia, and have their own hadith, again like the Shia. But the Zaidis of Yemen are not like the Shia although they follow the imamate of Zaid bin Ali, a great grandson of Ali. (The book doesn't tell us the name of Zaid's father, but it was Ali the son of Hussain bin Ali, the martyr of Karbala.) The Zaidis of Yemen were not accepted as Shia by Iran and therefore not supported, but these days, as they stage their uprising against the Yemeni government, they are. The Encyclopaedia is strong on explaining movements and individuals of great religious significance in the world of Islam, and no less in South Asia too. The note on Barelvism by McLoughlin is of great value because it explains the fundamental beliefs of Ahmad Raza Khan Barelvi, who didn't mind the mysticism of the wali, while carefully separating it from Syed Ahmad of Rae Bareilly who led a jihad against the British and hated the Sufis. The note tells us about the anti-Shia faith of Ahmad Raza Khan - which explains why he figures in the apostatising fatwas against the Shia from the Deobandis in Pakistan. Yet it is a fact that Barelvism in Pakistan is not hostile to the Shia because of the Sufi link and the Barlevi leaders have been suicide-bombed in the context of the sectarian war in Pakistan. It is rightly noted that the Barelvi ulema don't call themselves Barelvi, but Ahle-e-Sunnat. Without
Re: CiKEAS Re: Bisakah Amrozy Kita Sebut Umat Hindu Buddha ???
Ya allah, ampunilah segala fitnah yang disampaikan hafsiah dan keturunannya baik anak dan keluarga terdekat jika mereka sejahat hafsiah,, ya allah tunjukan kebesaranmu agar hafsiah kembali menjadi orang yang tidak suka memfitnah... .dan menyesatkan di forum ini. Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone -Original Message- From: Hafsah Salim muskitaw...@yahoo.com Date: Sat, 25 Jul 2009 17:04:31 To: CIKEAS@yahoogroups.com Subject: CiKEAS Re: Bisakah Amrozy Kita Sebut Umat Hindu Buddha ??? selarasmilis selarasmi...@... wrote: kata-katanya yg tepat lebih ngaco lagi Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah. coba tanya yang islam, bagaimana dia bisa bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bisa bersaksi mohammad adalah rasul? Anda 100% benar, saya yang salah menterjemahkannya karena ter-buru2 dengan apa yang ada diotak saya waktu nulis. Mengaku bersaksi padahal tidak menyaksikan namanya kesaksian bohong dan dipengadilan pasti dihukum terhadap saksi2 bohong ini. Islam mewajibkan umatnya berbohong pada kalimat ucapan pertamanya. Itulah sebabnya tidak bisa disalahkan kalo Islam terkenal sebagai agama bohong. Peradaban dunia kita sekarang mengutuk kesaksian bohong apalagi dibawah sumpah. Ini fatal, ini biadab, ini tak bisa dimaafkan, dan ini merupakan bimbingan terror. Memang ada beberapa ulama yang berusaha menafsirkan arti Kesaksian dalam syahadat ini sebagai kepercayaan, sebagai bukan penglihatan dengan mata kepala sendiri. Namun tafsir2 seperti ini tidak menjadi kenyataan, apalagi kata kesaksian inipun digunakan untuk menghukum pencuri, merajam pezinah, dll. Apakah seorang pencuri boleh dipotong tangan dengan cara2 kesaksian yang ditafsirkan para ulama seperti halnya kesaksian dalam bersyahadat ??? Kesaksian rasul Ali yang menyaksikan Aisyah berzinah dengan jelas dimaksudkan menyaksikannya dengan mata kepala sendiri bukan menyaksikannya dengan mata hati. Ali bersama 12 orang pengikutnya menyaksikan perzinahan Aizah ini. Tetapi yang mati seminggu kemudian bukanlah Aisyah tetapi nabi Muhammad yang sebelum mati katanya mendapat wahyu Allah bahwa Aisyah itu masih suci. Sebelum nabi Muhammad mati, katanya pesan tentang kesucian Aisyah itu telah disampaikan kepada Abu Bakar Padahal kalo memang betul ada pesan nabi Muhammad bahwa dia mendapat wahyu Allah yang menyatakan Aisyah suci bersih tidak bersalah, maka pesan itu harusnya disampaikan sendiri oleh nabi Muhammad kepada Ali menantunya, bukan kepada Abu Bakar yang justru sebenarnya adalah musuh dalam selimut. Masalah inilah yang menjadi pertumpahan darah sepanjang sejarah Islam yang menjadi warisan terakhir nabi Muhammad kepada umatnya untuk saling membunuh. Ali menantu nabi Muhammad akhirnya diusir atau terusir dari tanah airnya, dan nasibnya persis sama dengan umat Islam Ahmadiah di Indonesia yang akibat adanya HAM gagal untuk dibantai seperti yang dialami Ali pada akhir hidupnya. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In CIKEAS@yahoogroups.com, Hafsah Salim muskitaw...@... wrote: Bisakah Amrozy Kita Sebut Umat Hindu Buddha ??? Adalah naif kalo menganggap Amrozy bukan beragama Islam padahal yang jelas2 bangga mengakui agama Islam sebagai kepercayaannya dan jihad sebagai kewajibannya untuk perbuatan terror2 biadab yang melanggar nilai2 kemanusiaan ini. Sebagai umat Islam kita tak perlu malu untuk mengakui hal ini, tak perlu menyangkal bahwa memang Islam adalah ajaran terror, apalagi ayat2 terror dalam Quran bisa dibaca setiap orang tanpa harus masuk agama Islam. Untuk membeli sebuah Quran anda tak perlu masuk Islam, anda tak perlu shalat 5 waktu, anda tak perlu shalat jum'at, tak perlu berpuasa, tak perlu naik haji. Yang anda perlukan untuk memiliki dan bisa membaca Quran hanyalah uang secukupnya. Kemudian bacalah ayat2nya dimana Shahadah adalah kewajiban setiap umat Islam untuk mengulanginya setiap hari: Aku percaya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya Bacaan ini saja telah banyak menjadi penyebab saling bunuh antara sesama Islam, masing2 Islam saling menuduh Islam lainnya menuhankan selain Allah. Satu Islam menganggap tidak ada Tuhan dan hanya Allah yang ada, tetapi dibantah oleh Islam yang lain yang menganggap bahwa Allah itulah nama Tuhan kita dan Muhammad adalah nama utusannya. Padahal setelah dilakukan study yang mendalam ternyata nama Muhammad bukanlah nama tetapi sebuah gelar bagi seorang pemimpin yang dihormati. Muhammad artinya Yang Mulia, atau Yang Dipermuliakan, atau Baginda, atau Dia yang Adil bijaksana, dll. Nama Muhammad bisa disamakan dengan gelar Khan di India. Jadi tidak jelas dan tidak diketahui siapakah Muhammad yang dimaksudkan, tetapi bisa dipastikan bahwa Muhammad yang menikahi Aisyah
CiKEAS Penawaran Layanan Lawyer Pribadi Untruk Konsultasi Keluarga
Kami marketing dari Lawyer Pribadi Untuk Konsultasi Hukum Keluarga, layanan On Call 24 Jam Sehari, 7 Hari Sepekan, layanan ini di persembahkan oleh AOS “ Asmar Oemar Saleh Patners “ Advocates Counssellor At Law. Menawarkan layanan : Layanan/Services 1. Perkawinan 2. Perceraian/Perselisihan Keluarga 3. Kewarisan 4. Hibah 5. Wasiat 6. Adopsi/Pengangkatan anak 7. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 8. Tanah 9. Perlindungan Konsumen 10. Narkoba 11. Kontrak 12. Pidana Keluarga anda dilayani melalui saluran kapan saja anda membutuhkan : email, telepon dan langsung kekantor kami dan atau tempat yang telah disepakati. Layanan hukum-keluarga ini menggunakan system langganan/kontrak untuk wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tangeran dan Bekasi, dengan biaya Rp. 1000.000,- (satu juta rupiah) per tahun dan dapat diperpanjang. Pendaftaran melalui marketing kami : Andi Justeriah, alamat kantor Komplek Triloka Jl Triloka I no 18 Pancoran Jakarta Selatan HP 085310458782 PATNERS: 1. Teguh Sri Rahardjo, SH 2. Yudhi Wibisana, SH 3. Jamhur, SH, MH 4. Aprilda Fiona Sidabutar, SH 5. Abd Muin Dh, SH, MH 6. Romy Leo Rinaldo, SH 7. Galih Iman Hidayat, SH 8. Abdul Hadi Lubis, SH 9. M Herdiono Sam,udera, SH 10. Syarifudin Yusuf, SH 11. Suparwan Parakesit, SH 12. Tajuddin Rahman, SH,MH 13. Abustan, SH,MH 14. Finarto, SH 15. Winarno, SH 16. Agus Bintoro, SH 17. M Ibrahim Fatah, SH 18. Nuraman Aribe, SH, KN Hormat kami, Tim Marketing AOS “ Asmar Oemar Saleh Patners “ Advocates Counssellor At Law Andi Justeriah HP 085310458782