[daarut-tauhiid] TAUSHIYAH: Istighfar Kepada Allah
http://www.hudzaifah.org/Category7-All.phtml Taushiyah Istighfar Kepada Allah Posted by: abusafar on Monday, December 19, 2005 - 10:32 PM Ustadz Muhammad Arifin Ilham Hudzaifah.org - Saudara saudariku yang kucintai karena Allah. Istighfar, kalimat yang sangat pendek, tapi memiliki makna yang sangat dahsyat, sangat dalam, sangat indah dalam hidup kita, di dunia dan di akhirat. Istighfar memiliki dua makna. Yang pertama, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal 'adzim, berarti kita minta ampun kepada Allah, minta dimaafkan kesalahan kita, minta ditutupi aib-aib kita. Semakin sering kita beristighfar maka semakin bersih diri kita dari dosa, dari kesalahan, dari aib-aib. Karena itu Allah sangat menyukai hamba Allah yang terus beristighfar. Karena tidak satu pun di antara kita yang bersih dari dosa, maka istighfar kewajiban, kebutuhan kita, agar Allah mengampuni dosa kita, memaafkan kesalahan kita dan menutupi aib kita. Yang kedua, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal 'adzim, berarti kita minta kepada Allah, mohon kepada Allah, amat sangat, agar Allah memperbaiki hidup kita, menguatkan aqidah kita, membuat kita nikmat dalam ibadah khusyuk, menjadikan akhlaq kita mulia. Subhanallah. Satu ucapan tetapi memiliki dua keinginan. Karena itu tidak heran hamba Allah yang sungguh-sungguh beristigfar tampak dalam kehidupannya, semakin berkah, semakin membawa kebaikan dan perbaikan, semakin bahagia, tenang, senang, menyenangkan, di dunia dan di akhirat. Karena itu Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melazimkan, mendawamkan dirinya selalu beristighfar kepada Allah, maka Allah mudahkan saat ia sulit, Allah gembirakan saat ia sedih, dan Allah beri rezki dari jalan yang tidak pernah ia duga." Subhanallah. Kemudian dalam Al Qur'an surat Nuh ayat 10, 11, 12, Allah SWT berfirman, "Beristighfarlah kepada Tuhanmu - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun - niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai". (QS. Nuh: 10-12) Beristighfarlah kita kepada Allah, niscaya Allah turunkan musim hujan yang berat. Allah mudahkan kita mendapatkan rezeki. Allah hadirkan di tengah kita anak-anak kita, generasi-generasi yang sholeh, generasi robbani. Kemudian Allah makmurkan negeri kita, Allah sejahterakan kita. Allahu Akbar. Jadi, istighfar bukan hanya kewajiban, tapi kebutuhan kita. Karena itulah Rasulullah SAW, beliau tidak bangun dari tempat tidur beliau, kecuali beliau beristighfar 70 kali, dalam hadits lain 100 kali. Padahal dia ma'sum, dijamin masuk surga, bebas dari dosa, (tapi) begitu hebat istighfarnya kepada Allah. Apalagi kita yang banyak dosa. Astagfirullahal 'adzim, ampunilah dosa kami ya Allah.. Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/vbOolB/TM ~-> === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] TAUSHIYAH: Tiga Ciri Khas Hamba Allah yang Bertaqwa
http://www.hudzaifah.org Taushiyah [114 Reads] Tiga Ciri Khas Hamba Allah yang Bertaqwa Posted by: abusafar on Tuesday, November 29, 2005 - 04:23 PM Ustadz Muhammad Arifin Ilham Hudzaifah.org - Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara saudariku yang kucintai karena Allah. Taqwa memiliki tiga makna, yang tidak dapat dipisahkan walau dapat dibedakan. Yang pertama, ciri khas dari hamba Allah yang bertaqwa, hubbullah, sangat mencintai Allah melebihi kepada siapapun dan apapun. Hamba Allah yang beriman amat sangat mencintai Allah. Sebagaimana nabi Allah, Ibrahim AS. Kecintaan beliau kepada Allah melebihi kepada istri dan anak beliau. Sehingga rela demi cintanya kepada Allah harus menyembelih anak yang tercinta. Demikian pula Siti Hajar, demi cintanya kepada Allah, rela mengorbankan anak kandungnya sendiri. Demikian halnya dengan Ismail AS, rela dirinya dikorbankan demi cinta kepada Allah. Subhanallah. Kemudian yang kedua, khosyatullah. Rasa takutnya kepada Allah melebihi kepada siapapun dan apapun. "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba- Nya, hanyalah ulama." (QS. Fatir: 28) Jadi yang disebut ulama itu orang yang sangat takut kepada Allah. Rasa takutnya kepada Allah itulah membuat ia taat kepada Allah SWT. Tidak melakukan kemaksiatan dan kedzaliman. Sebaliknya bila rasa takut seseorang kepada Allah rendah, sementara keinginan maksiatnya lebih kuat, maka terjadilah kemaksiatan itu. Kalau rasa takutnya rendah tapi nafsunya kuat, maka terjadilah kedzaliman. Dan hamba Allah yang bertaqwa tidak akan melakukan kemaksiatan dan kedzaliman, karena rasa takutnya kepada Allah. "Kalau aku melakukan maksiat kepada ALlah, aku takut dengan adzab Allah di hari kiamat kelak." Ketakutannya kepada Allah ini membuat ia taat kepada Allah SWT. Kemudian nyang ketiga, ciri istimewa dari hamba Allah yang bertaqwa adalah hati-hati, sangat berhati-hati dalam hidup yang sesaat ini. Wara', berhati-hati dengan hukum Allah. Sehingga hal-hal yang tidak bermanfaat akan dia jauhkan dari dirinya. Dan itu menjadi ciri khas dari orang Islam, hai mukmin. Meninggalkan sesuatu yang tidak bermakna. Sehingga ia olah sedemikian rupa dirinya dalam ketaatan kepada Allah. Yang sunnah "diwajibkan" untuk dirinya. Yang makruh dia "haramkan" buat dirinya. Yang mubah, ia buat berkah. Ia tidak mau sia-sia. Wara', saking hati-hatinya, dia takut melakukan maksiat. Ia takut kalau Allah tidak mencintai dia. Sehingga dia benar-benar pelajari agama Allah, hukum-hukum Allah, agar ia benar-benar hidup dalam syariat Allah. Janganlah engkau menyembah kecuali hanya Allah, dan sembahlah Allah sesuai dengan syariat Allah. Allahu Akbar. Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/vbOolB/TM ~-> === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] TAUSHIYAH: Tujuh Golongan yang Mendapat Perlindungan Allah di Hari Akhir
Tentang Tujuh Golongan yang Mendapat Perlindungan Allah di Hari Akhir http://www.hudzaifah.org/Article302.phtml Ustadz Muhammad Arifin Ilham Hudzaifah.org - Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara saudariku yang kucintai. Kali ini kita membahas tujuh golongan manusia yang dimuliakan oleh Allah di hari akhirat kelak. Ikhwah fillah rahimakumullah, simaklah hadits Rasulullah SAW, hadits mutafaqun'alaih, shahih Bukhari Muslim: Dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: "Aku takut kepada Allah", seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya." (HR Bukhari) Tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan dari Allah yang pada hari itu tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah. Yang pertama, imamun adil, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah, terdepan, yang pertama mendapat perlindungan Allah. Dan sungguh negeri Indonesia yang tercinta ini sangat merindukan pemimpin yang adil, hakim yang adil. Yang kedua, pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT. Aktivitasnya mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Yang ketiga, manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam masjid. Dia betah di masjid. Shalat berjama'ah, ia senang, subuh-subuh ia menegakkan shalat berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah. Kemudian yang keempat, orang yang bersedakah yang tangan kanannya memberi tapi tangan kirinya tidak tahu. Subhanallah.. Apa ini? Orang yang ikhlash, tidak riya, tidak ujub. Kemudian yang kelima, orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah, berpisah karena Allah. Yang keenam, sangat sulit ini, pemuda yang dirayu, digoda, oleh wanita cantik yang memiliki kekayaan, lalu ia berkata: "Aku takut kepada Allah". Keinginan maksiatnya ada, tapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat, sehingga ia tidak mau melakukan kemaksiatan. Kita sangat merindukan pemuda, yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa, sehingga ia mampu menahan dari berbagai macam godaan. Kemudian yang ketujuh, yaitu pemuda, atau hamba Allah, atau orang yang dalam ingatannya kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia menangis. Allahu Akbar, menangis.. Dua tetesan yang dibanggakan Allah di hari kiamat, pertama tetesan darah fii sabilillah, kedua tetesan air mata karena menangis, takut azab Allah, karena merasa bersalah atas segala dosa yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai Allah. Subhanallah.. Inilah golongan yang kelak mendapat pertolongan Allah di hari kiamat kelak. Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [] === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Ciri Hamba-Hamba Allah yang Mencintai Allah SWT
http://www.hudzaifah.org/Article312.phtml Ciri Hamba-Hamba Allah yang Mencintai Allah SWT Ustadz Muhammad Arifin Ilham Hudzaifah.org - Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara-saudariku yang kucintai karena Allah. Kali ini kita membahas tentang ciri hamba-hamba Allah yang mencintai Allah SWT. Yang pertama, Allah tujuan hidupnya, Allah ghayatuna. Kemudian yang kedua, sangat taat kepada Allah SWT, istiqomah, berpegang teguh pada syariat Allah SWT. Yang ketiga, mencintai mereka yang dicintai oleh Allah, (yaitu) para Rasul, para Anbiyya, para aulia, hamba-hamba Allah yang jujur, para syuhada, hamba-hamba Allah yang shaleh. Kemudian yang keempat, dengan sangat senang hati melakukan apa yang Allah perintahkan untuk dirinya, dan apa yang Allah larang untuk dirinya. Karena ia tahu perintah-larangan Allah untuk kemaslahatan dirinya. Yang kelima, selalu ingat kepada Allah, selalu berdzikir kepada Allah SWT. Selama berdzikir berarti selama itu ia bersama Allah. Yang keenam, mengunjungi rumah Allah, Ka'bah Baitullah, Haji bagi mereka yang mampu. Umroh demi umroh, mengunjungi rumah Allah, masjid, musholla, ia jaga shalat berjamaah. Kemudian mengunjungi nabi Muhammad SAW ke Madinah, ziarah, bershalawat kepada beliau, dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam hidupnya. Mencintai Allah berarti mencintai nabi Allah. Kemudian sangat senang membaca kalamullah, Al Qur'anul karim. Yang kesembilan, sangat senang menyampaikan ajaran Allah, mendakwahkan ajaran Allah, pada diri sendiri, keluarga, handai taulan, kepada siapa pun. Kemudian percaya yakin, benar-benar beriman kepada semua janji-janji Allah. Janji Allah di dunia, janji Allah di akhirat. Keyakinan kepada janji Allah melahirkan akhlaq yang mulia. Kemudian percaya, yakin, beriman ditolong oleh Allah. Inilah Allah janjikan dalam surat Yunus ayat 62. "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (QS. Yunus: 62-64) Sesungguhnya kekasih-kekasih Allah tidak takut apa yang akan terjadi, tidak bersedih apa yang sudah terjadi. Karena mereka benar-benar cinta, beriman kepada Allah, dan mereka hidup dalam ketaqwaan kepada Allah. Bagi mereka kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, dan itu pasti bagi mereka. Itulah kemenangan besar untuk mereka. Kemudian, selalu melakukan yang terbaik untuk Allah, jihad fii sabilillah. Kemudian merindukan perjumpaan dengan-Nya. Subhanallah. Dan sangat senang menikmati ibadah, khusyuk dalam beribadah, merupakan bukti cinta kepada Allah, kekasih menghadap kekasih. Bukankah kekasih senang bermesraan dengan kekasihnya. Waktu bermesraan dengan kekasih adalah waktu-waktu beribadah kepada-Nya. Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [] http://www.hudzaifah.org/Article312.phtml === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Cinta di Atas Cinta...
http://www.hudzaifah.org/Article313.phtml Cinta di Atas Cinta... Hudzaifah.org - Perempuan oh perempuan ! Pengalaman bathin para pahlawan dengan mereka ternyata jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Apa yang terjadi, misalnya jika kenangan cinta hadir kembali di jalan pertaubatan seorang pahlawan? Keagungan! Itulah, misalnya, pengalaman bathin Umar bin Abdul Aziz. Sebenarnya Umar seorang ulama, bahkan seorang mujtahid. Tapi ia dibesarkan di lingkungan istana Bani Umayyah, hidup dengan gaya hidup mereka, bukan gaya hidup seorang ulama. Ia bahkan menjadi trendsetter di lingkungan keluarga kerajaan. Shalat jamaah kadang ditunda karena ia masih sedang menyisir rambutnya. Tapi, begitu ia menjadi khalifah, tiba-tiba kesadaran spiritualnya justru tumbuh mendadak pada detik inagurasi nya. Iapun bertaubat. Sejak itu ia bertekad untuk berubah dan merubah dinasti Bani Umayyah. Aku takut pada neraka katanya menjelaskan rahasia perubahan itu kepada seorang ulama terbesar zamannya, pionir kodifikasi hadits, yang duduk di sampingnya, Al Zuhri. Ia memulai perubahan besar itu dari dari dalam dirinya sendiri, istri, anak-anaknya, keluarga kerajaan, hingga seluruh rakyatnya. Kerja keras ini membuahkan hasil; walaupun hanya memerintah dalam 2 tahun 5 bulan, tapi ia berhasil menggelar keadilan, kemakmuran dan kejayaan serta nuansa kehidupan zaman Khulafa Rasyidin. Maka iapun digelari Khalifah Rasyidin kelima. Tapi itu ada harganya. Fisiknya segera anjlok. Saat itulah istrinya datang membawa kejutan besar; menghadiahkan seorang gadis kepada suaminya untuk dinikahinya (lagi). Ironis, karena Umar sudah lama mencintai dan sangat menginginkan gadis itu, juga sebaliknya. Tapi istrinya, Fatimah, tidak pernah mengizinkannya; atas nama cinta dan cemburu. Sekarang justru sang istrilah YANG MEMBAWANYA SEBAGAI HADIAH. Fatimah hanya ingin memberikan dukungan moril kepada suaminya. Itu saat terindah dalam hidup Umar, sekaligus saat paling mengharu-biru. Kenangan romantika sebelum saat perubahan bangkit kembali, dan menyalakan api cinta yang dulu pernah membakar segenap jiwanya. Tapi saat cinta ini hadir di jalan pertaubatannya, ketika cita-cita perubahannya belum selesai. Cinta dan cita bertemu atau bertarung, di sini, di pelataran hati Sang Khalifah, Sang Pembaru. Apa yang salah kalau Umar menikahi gadis itu? Tidak ada! Tapi, Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya masih harus kembali ke dunia perasaan semacam ini, Kata Umar. Cinta yang terbelah dan tersublimasi diantara kesadaran psiko-spiritual, berujung dengan keagungan; Umar memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta! Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain. Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya dengan sendu, Umar, dulu kamu pernah sangat mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang? Umar bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya jauh lebih dalam! [] M Anis Matta Lc. Sumber : Tarbawi 55/4/Muharram 1424H http://www.hudzaifah.org/Article313.phtml === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Agar Cinta Tak Bertepuk Sebelah Tangan
http://www.hudzaifah.org/Article265.phtml Taujih & Tadzkirah Agar Cinta Tak Bertepuk Sebelah Tangan Oleh : Ayat Al Akrash Engkau ingin berjuang, tapi tidak mampu menerima ujian, rusak oleh pujian, tidak sepenuhnya menerima pimpinan dan tidak begitu setiakawan Engkau ingin berjuang, tapi tidak sanggup berkorban, tidak sanggup terima cobaan dan hanya ingin jadi pemimpin agar pengikut menjadi agak segan Engkau ingin berjuang, tapi kesehatan dan kerehatan tidak sanggup engkau korbankan dan waktu tidak sanggup engkau luangkan Engkau ingin berjuang, tapi dirimu tidak engkau tingkatkan, disiplin diri engkau abaikan, janji kurang engkau tunaikan dan kasih sayang engkau abaikan Engkau ingin berjuang, tapi para tamu engkau abaikan, anak isteri engkau lupakan dan ilmu berjuang engkau tinggalkan Engkau ingin berjuang, tapi pandangan engkau tidak diselaraskan, rasa bertuhan engkau abaikan dan iman taqwa engkau lupakan - Qathrunnada - Hudzaifah.org - Benarkah engkau seorang pejuang? Mengaku diri sebagai pejuang, sebagai jundullah, sebagai aktivis, namun akhlak maupun tsaqafahnya tidak mencerminkan hal itu. Mengaku diri sebagai mujahid, namun niat ternoda oleh selain-Nya. Inilah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala sindir di dalam Al Qur'an, "Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan 'kami beriman' sedang mereka tidak di uji lagi?" (QS. Al Ankaabut: 2-3) Sang Pejuang Sejati Masing-masing kita sebaiknya mengevaluasi diri, apakah kita memang sudah benar-benar menjadi pejuang di jalan-Nya atau jangan-jangan, baru sebatas khayalan dan angan-angan kosong belaka. Inginkan syurga, tetapi tidak siap menggadaikan diri, harta dan jiwa. "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS. 3:142). Ya, kita mengira akan masuk surga dengan pegorbanan yang sedikit, seakan ingin menyamakan diri dengan hukum ekonomi kapitalis, "Mendapatkan output yang sebesar-besarnya, semaksimal mungkin, dengan input yang seminimal mungkin." Aduhai., sesungguhnya hari akhir itu adalah perkara yang besar. Dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi itu, sangat mahal harganya. Rasulullah SAW bersabda, "Generasi awal sukses karena zuhud dan teguhnya keyakinan, sedang ummat terakhir hancur karena kikir dan banyak berangan muluk kepada Allah." Saat nasyid-nasyid perjuangan dilantunkan, gemuruh di dalam dada menjadi berkobar-kobar untuk berjuang. Tetapi sayang, ternyata hanya tersimpan di dalam dada dan semangat itu ikut surut seiring dengan berakhirnya lantunan nasyid. Tidak keluar dalam amaliyah yang nyata. Demi Allah., keimanan bukanlah dilihat dari yang paling keras teriakan takbirnya, bukan pula dari yang paling deras air matanya kala muhasabah, dan bukan pula dari yang paling ekspresif menunjukkan kemarahan kala melihat Israel menyerang Palestina. Bukan pula dari yang paling banyak simbol-simbol keagamaannya. Karena itu semua hanya sesaat. Sesungguhnya keistiqomahan dalam berjuang, itulah indikasi keimanan sang pejuang yang sebenarnya. Pejuang yang sabar menapaki hari-hari dengan mengibarkan panji Illahi Rabbi. Yang selalu bermujahadah mengamalkan Al Qur'an. Teguh pendirian. Tak kenal henti. Hingga terminal akhir, surga. Pengorbanan Apakah dengan memakai sedikit waktu untuk berda'wah, sudah menganggap diri telah melakukan totalitas perjuangan? Padahal para nabi tidaklah menjadikan da'wah ini hanya sekedarnya saja, tetapi sebagaimana dicantumkan dalam Surat Nuh ayat 5, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam." Pun dalam surat Al Muzzamil, "Hai orang yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu agungkanlah." Sejak ayat itu turun, sang nabi akhir zaman selalu siaga dalam kehidupan. Bahkan, hingga menjelang ajalnya, Rasulullah tengah menyiapkan peperangan untuk menegakkan Al Haq. Sang pejuang, tetapi makanannya adalah sebaik-baik makanan, dan pakaiannya adalah sebaik-baik pakaian. Dan dengan tanpa rasa berdosa, asyik menonton sinetron-sinetron cinta dan acara gosip, mendengar lagu-lagu cinta, berghibah, perut kenyang, banyak tidur, dan mengabaikan waktu, lalu berharap mendapatkan syurga? Sangatlah jauh. bagaikan punduk merindukan rembulan. Alangkah berbedanya dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, Mush'ab bin Umair dan para sahabat yang lainnya. Yang setelah mendapatkan hidayah, mereka justru menjauhi kemewahan hidup. Mereka mampu secara ekonomi, tetapi mereka tidak rela menikmati dunia yang melalaikan. Seorang pejuang harus memahami jalan mendaki yang akan dilaluinya. Sang Nabi tak pernah tertawa keras apatah lagi terbahak-bahak. Dan hal itu dikarenakan keimanan yang tinggi akan adanya hari akhir, akan adanya surga dan neraka. Ada amanah da'wah yang besar di pundaknya, lantas bagaimana mungkin seorang pejuang akan banyak b
[daarut-tauhiid] Cacat Mental Dakwah
http://www.hudzaifah.org/Article257.phtml Taujih & Tadzkirah [234 Reads] Cacat Mental Dakwah Posted by: Admin on Monday, September 26, 2005 - 12:48 PM Ustadz Tate Qomaruddin Hudzaifah.org - Idealnya, kondisi umat bisa diperbaiki dengan dakwah. Seperti sering diibaratkan orang, da'i adalah dokter dan umat adalah pasiennya. Namun apa jadinya sang pasien, jika sang dokter salah dalam melakukan pengobatan. Alih-alih medapatkan kesembuhan, malah sakit bertambah parah. Demikian halnya dalam dunia dakwah. Kesalahan yang dilakukan para da'i menyebabkan dakwah tidak mencapai tujuannya. Salah satu bentuk kesalahan tersebut adalah bila di dalam kancah dakwah berkembang penyakit mental. Di antara penyakit-penyakit mental (ma'nawiyah) dalam dakwah itu adalah: Pertama, sikap infi'aliyyah (reaksioner). Sebuah gerakan dakwah bisa dikategorikan reaksioner jika segala gerakannya tidak berangkat dari tujuan dan sasaran yang jelas; tidak berdasarkan tahapan-tahapan yang jelas, dan tidak menggariskan langkah-langkah yang jelas. Sehingga semua manuvernya tidak lebih dari reaksi terhadap kondisi sesaat yang muncul atau terhadap isu yang dianggap aktual. Dengan kata lain dakwah yang infi'aliyyah adalah dakwah yang tidak berpijak pada manhaj (jalan, sistem) yang jelas. Padahal Allah SWT telah menegaskan pentingnya manhaj yang jelas itu. "Katakanlah inilah jalanku, aku menyeru ke jalan Allah dengan pandangan yang jelas (bashirah)." (Yusuf 108) Akibatnya, gerakan dakwah terkesan ngawur alias tak tentu arah. Energi dakwah terkuras untuk merespon berbagai kasus, peristiwa, perkembangan politik, atau problem sosial yang fenomenal. Sementara itu, permasalahan umat yang sesungguhnya terabaikan. Ini bukan berarti gerakan dakwah tidak perlu merespon permasalahan fenomenal. Sebab, pada dasarnya gerakan dakwah memang dituntut mampu merespon bahkan mencari solusi bagi permasalahan yang muncul dalam kehidupan. Misalnya masalah korupsi, kerusuhan, dan masalah-masalah sosial lainnya. Akan tetapi dalam kaitan ini, ada beberapa hal yang harus ditegaskan. Pertama, berdasarkan paradigma Islam, segala problema kemasyarakatan maupun individual muncul akibat jauhnya manusia dari aqidah Islam dan syari'at Islam. Kedua, karena itu harus ada gerakan yang integral dan simultan untuk membenahi aqidah umat dan menumbuhkan keberpihakan terhadap syari'at Islam. Harus dipahami, Islamisasi kehidupan bukanlah sekedar membuat umat Islam melakukan shalat, puasa, haji, wirid, dan ritual lainnya. Sayangnya, justru corak pemahaman parsial macam itulah yang amat digandrungi oleh para penjajah dan kaum bermental penjajah dari bangsa sendiri. Sebab Islam dalam bentuknya yang ritual (sebagian orang menyebutnya agak keren sebagai 'Islam kultural') itu adalah Islam yang mudah ditaklukan dan dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Untuk itulah orang-orang yang bermental penjajah itu senantiasa memberikan PR-PR kepada umat Islam agar terjebak dengan isu-isu sesaat. Akibatnya isu-isu abadi berupa pembinaan aqidah dan pemahaman akan keutuhan Islam tak tersentuh secara memadai. Kedua, membangun figuritas (wijahiyyah). Islam mengajarkan ketaatan tapi melarang taqlid buta; memerintahkan kesetiaan tapi mengharamkan kultus individu; mewajibkan penghormatan terhadap orang yang layak mendapatkannya namun mencela figuritas. Telah banyak kericuhan yang terjadi pada umat ini akibat sikap figuritas ini. Bayangkan, seseorang menolak kebenaran hanya karena kebenaran itu bukan disampaikan oleh orang yang dia figurkan. Dan menerima segala apa yang disampaikan oleh orang yang menjadi figurnya, betapa pun nyata-nyata salah menurut standar Qur'an dan Sunnah. Figuritas dapat memunculkan tradisi taqlid (sikap membebek). Sikap yang kemudian berkembang adalah kecintaan kepada tokoh, bukan kepada Islam. Berjuang karena figur, bukan keikhlasan. Pada waktu bersamaan, pembelaan terhadap Islam melemah. Hal ini menjelaskan pertanyaan, "Mengapa tokoh yang jelas salah dan menyimpang dari Islam terus dibela dengan berbagai alasan. Saat ada ancaman besar terhadap Islam banyak orang tidak bereaksi. Namun, ketika orang yang diidolakannya mendapatkan kritikan, ia membela mati-matian?" Islam memerintahkan agar kita taat kepada Rasulullah saw. Pada waktu bersamaan Allah juga memerintahkan, agar pengorbanan dan perjungan dilakukan karena Allah SWT, bukan karena Rasulullah saw. Ini ditegaskan dalam Al-Quran, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya rasul-rasul. Apakah jika ia wafat atau terbunuh kalian akan berbalik ke belakang (murtad)." (Ali Imaran 144) Ayat itu pula yang dibacakan Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika menghadapi Umar Bin Khattab yang tidak percaya akan wafatnya Rasulullah SAW sehingga mengatakan, "Barang siapa yang mengatakan Muhammad telah meninggal akan saya penggal lehernya." Itu semua menegaskan kepada kita bahwa d
[daarut-tauhiid] Membangun Kejayaan Ummat
http://www.hudzaifah.org/Article242.phtml Taujih & Tadzkirah Membangun Kejayaan Ummat Posted by: Tim.Jurnalis.SKI.FE on Thursday, July 14, 2005 - 07:39 PM Hudzaifah.org - Kehilangan masa lalu menjadikan seseorang atau masyarakat seperti tumbuhan air yang tidak memiliki akar yang menancap. Juga seperti tumbuhan yang tidak membuahkan hasil. Umat yang kehilangan kejayaan, pasti kehilangan identitas. Pada saat seperti ini umat akan hidup dengan konsep-konsep instant yang menjadikan mereka sekedar meneruskan kehidupan yang tidak berarti. Hidup hanya untuk makan dan minum tanpa kesadaran dan tujuan. Keterbelakangan kita sudah terlalu lama dan lebih dari cukup. Malam dan tidur kita telah begitu panjang hingga kita hampir melupakan datangnya pagi. Kita hampir tidak mampu untuk berdiri karena lamanya tubuh kita berbaring. Tidak ada lagi alasan bagi kita untuk terus berdiam diri dalam penjara keterbelakangan, sedangkan pada saat yang sama, seluruh alam sedang berlari mengejar kemajuan. Kita memiliki potensi, factor-faktor mental spiritual, moral, serta aktivitas kita yang mewajibkan kita menjadi maju. Kita juga memiliki sumber daya alam dan manusia yang memungkinkan kita untuk ikut berjalan dalam rombongan kemajuan serta menyusul rombongan "pencetak-pencetak kemajuan". Salah satu syarat penting dalam hal ini adalah kita harus membangun kemajuan yang kita inginkan dengan tangan, kaki, dan palu kita sendiri. Kita tidak ingin kemajuan yang dibangun untuk kita oleh orang lain, tidak diketahui asal dan akarnya. Kita harus menghidupkan kembali semangat kepahlawanan. Betapa perlunya kita mengambil pelajaran dari kisah-kisah kepahlawanan tokoh-tokoh muslim. Setiap pemimpin memiliki kisah teladan dan kepahlawanan yang patut kita ikuti. Hakikat mendasar yang dilupakan oleh kebanyakan umat muslim yaitu, bahwa kita dapat membangun masyarakat yang kuat dalam semua elemennya dengan memulai dari masing-masing individu. Harus ada kemauan dan kesadaran individu. Selama kita tidak melakukan hal itu, maka esok tidak lebih baik dari pada hari ini. Kita akan memiliki cacat bila hanya menonton dan menanti datangnya pahlawan tanpa melakukan apa-apa. Keterpurukan yang dialami secara terus menerus oleh umat muslim adalah karena kita lupa untuk apa kita diciptakan? Misi apa yang kita emban? Dan apa sarana untuk mencapainya? Bukankah kita punya Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai petunjuk dan pedoman hidup sempurna? Dalam surat Adz-Dzariat ayat 56, Allah berfirman: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." Ayat tersebut secara eksplisit menerangkan tentang subjektifitas manusia. Artinya, manusia diciptakan karena membawa misi dan tugas mulia. Yakni beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan, sedangkan keikhlasan itu terletak pada niat. Untuk mengukur sejauh mana niat baik atau keikhlasan itu, maka hanya dapat dibuktikan melalui implementasi ucapan dan perbuatan yang kesemuanya itu ditujukan semata-mata hanya untuk Allah. Inilah hakikat untuk apa kita diciptakan. Jika hal ini disadari oleh setiap manusia, jika orientasi hidup ini telah tertanam dalam lubuk hati dan telah difahami dengan kejernihan berfikir, niscaya setiap gerak langkah kaki akan ringan, ibadah akan khusuk dan hiduppun akan menjadi indah karena setiap aktivitas akan dipandang sebagai ibadah. Karena tidak mungkin seorang hamba yang "sadar" hakikat ini akan berbuat curang, zholim, dan merugikan diri sendiri dan orang lain dalam interaksi sosialnya. Dan dengan sendirinya kejayaan umat akan dapat diraih karena pondasi telah dibangun. Karakter diri manusia yang memahami hakikat penciptaannya dapat kita dapati dalam surat An-Nur ayat 36-38. Allah berfirman, "(Cahaya itu) di rumah-rumah yang disana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, disana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang. Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari kiamat). (mereka melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas." 1. Bertasbih kepada Allah di Masjid-masjid Orang yang terjaga zikirnya kepada Allah, maka secara otomatis hatinya terikat kuat dengan masjid. Seorang hamba akan merasa terjaga dan tentram hatinya jika mengingat Allah ".dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram." (QS. Ar Ra'd: 28). Masjid tempat bersilaturrahmi yang efektif bagi orang-orang yang berharap keridhoan Allah. Kekuatan dan kesatuan umat akan tergambar dari jumlah dan banyaknya mereka berkumpul di masjid, baik untuk melaksanakan shalat lima
[daarut-tauhiid] KAJIAN: Jundullah Tsaqafatan wa Akhlaqan
http://www.hudzaifah.org/Article315.phtml Jundullah Tsaqafatan wa Akhlaqan Hudzaifah.org - Jundullah adalah orang-orang yang telah mengkhidmatkan dirinya pada jalan Allah dengan membawa nilai-nilai Rabbani dan menyeru manusia kepadanya. Mereka adalah orang-orang yang memberikan loyalitas (wala') hanya kepada Allah, Rasul, dan orang-orang yang beriman. Dalam memperjuangkan dan menyeru manusia pada nilai-nilai Rabbani, seorang jundullah harus memiliki bekal. Mana mungkin ia dapat mengajak manusia kepada kebenaran, sedangkan ia tidak mengetahui bekal apa yang harus dibawa. Yang disoroti adalah tentang intelektualitas dan akhlak seorang jundullah, suatu aspek yang sangat penting dan mendasar. Uraian kajian di bawah ini sangat komprehensif sehingga dengannya seseorang siap menjadi jundullah; golongan yang akan dimenangkan Allah dalam medan kehidupan. Kata Hizbullah disebut dalam Al Qur'an sebanyak dua kali. Pertama di surah Al Mujaadilah dan yang kedua di surah Al Maaidah. "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalam-Nya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung." (QS. Al Mujaadilah:22) "Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang." (Al Maidah : 54-56) Dengan demikian, hizbullah memiliki arah, yang cirinya adalah sebagai berikut. 1. Membebaskan diri dari musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Secara praktikal dengan tidak memberikan ketaatan kepada mereka, dan secara batin dengan tidak menyimpan kecintaan kepada mereka. 2. Memberikan wala 'loyalitas' kepada kaum mu'minin dalam bentuk praktikal dan menumbuhkan kecintaan dalam hati. Kaum mu'minin yang berhak diberikan wala' ini adalah mereka yang telah melengkapi syarat keimanan, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Sasaran-Sasaran Utama Hizbullah 1. Membentuk kepribadian manusia secara islami 2. Mendirikan negara Islam di setiap daerah 3. Menyatukan umat Islam 4. Menghidupkan kembali kekhalifahan 5. Mendirikan negara Islam Internasional Intelektualitas Serdadu Islam Rabbani (JUNDULLAH Tsaqafatan) A. ILMU USHULUTS-TSALASAH (Ilmu tentang Keimanan) Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang pada zahirnya membahas tiga pengetahuan dasar Islam, yaitu pengetahuan tentang Allah SWT, pengetahuan tentang Rasulullah SAW dan pengetahuan tentang Islam. Inilah metodologi Rasulullah saw dalam mendidik para sahabat sebaqaimana yang disebukan oleh Ibnu Umar r.a. "Ketika Rasulullah saw masih hidup, aku menyaksikan bahwa kaum muslimin kala itu lebih menomorsatukan mempelajari masalah keimanan sebelum mempelajari Al Qur'an. Ketika diwahyukan surah-surah Al Qur'an kepada Muhammad saw, maka dari surah-surah itu kami mempelajari hukum halal-haram dan perkara-perkara yang harus kami renungkan dari surah-surah Al Qur'an itu. Namun, belakangan saya mendapati orang-orang lebih menomorsatukan Al Qur'an sebelum mempelajari masalah keimanan. Lalu tatkala orang-orang itu membaca seluruh surah dalam Al Qur'an; dari Al Fatihah sampai An Naas, kala itu mereka tidak mampu memahami mana yang merupakan perintah Al Qur'an dan mana yang merupakan larangannya. Serta mana pula ayat-ayat yang semestinya mereka renungkan dan mereka jabarkan, seperti layaknya mereka menghampar buah kurma yang jelek." B. AL KITAB DAN ULUMUL QUR'AN 1. Ilmu Nasikh Mansukh Dalam Islam, terdapat hukum-hukum yang sifatnya gradual, dan selang beberapa waktu hukum tesebut barulah stabil. 2. Ilmu Asbab Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al Quran) dan Amkinah Nuzul (ilmu tentang tempat di mana suatu ayat diturunkan) Buku rujuk
[daarut-tauhiid] TAUSHIYAH: Saat-Saat Syaithan Menggoda Manusia (bagian ke-1)
- ARTIKEL TERBARU - http://www.hudzaifah.org/Article332.phtml Saat-Saat Syaithan Menggoda Manusia (bagian ke-1) Ustadz Muhammad Arifin Ilham Hudzaifah.org - Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara saudariku yang kucintai. Bahasan kita kali ini adalah, saat-saat kapan syaithan menggoda kita. Ini wajib kita ketahui, sehingga kita waspada saat-saat kapan syaithan menggoda kita. Memang, setiap detik, setiap kesempatan, di mana, kapan dan bagaimana pun ia terus menggoda kita. Karena ia musuh bebuyutan kita. Tetapi waspadailah hal-hal yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tentang saat-saat mereka yang sangat kuat menggoda kita. Pertama, ketika matahari terbit. Yang kedua, ketika matahari tenggelam. Jadi dimulai waktu fajar, ia sangat kuat menggoda kita, agar kita tidak shalat subuh, tidak shalat fajar, atau menunda-nunda waktu shalat fajar itu. Atau dibuatnya kita malas shalat di masjid, sehingga senang shalat di rumah. Kemudian waktu matahari tenggelam, waktu maghrib. Karena itu Rasulullah SAW melarang anak-anak kita keluar, berlari-lari ke luar rumah. Rasulullah menganjurkan untuk menutup jendela dan pintu di waktu maghrib itu, kecuali hamba-hamba Allah yang memakmurkan rumah Allah, musholla, masjid. Kemudian yang ketiga, ingat, syaithan menggoda kita sebelum kita tidur, saat kita tidur, dan begitu kita bangun dari tidur. Karena itulah Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita sebelum tidur sebaiknya kita dalam keadaan berwudhu. Bahkan disunnahkan sebelum tidur kita shalat witir, nanti begitu bangun bertahajud tidak perlu witir lagi. Itulah hamba Allah yang berhati-hati, sebagaimana kata sabda Rasulullah SAW. Kemudian saat tidur itu pun digoda juga oleh syaithan, sehingga kita berhayal bermimpi yang buruk-buruk. Karena itu Rasulullah bersabda, mimpi buruk bagian dari syaithan. Sebelum tidur sebaiknya setelah berwudhu kita berdoa, membaca Al Fatihah, ayat kursi, Al Ikhlash tiga kali, Al Falaq dan An Nas, tiupkan ke tangan kita, lalu usapkan ke seluruh tubuh kita. Demikian Rasulullah mengajarkan kepada kita. Bismika Allahumma ahya wabismika amuut. Kemudian begitu bangun segera berdoa, Alhamdulillaahilladzi ahyana ba'da ma amatana wailaihinnusyur. Maka doa sebelum tidur dan sesudah tidur ini membuat syaithan tidak bisa menggoda hamba Allah itu. Kemudian, sebelum dan sesudah makan. Subhanallah, karena itu waspadalah. Syaithan datang menggoda kita saat-saat kita mau makan. Setiap kali kita berdoa membaca bismillah sebelum makan, maka syaithan tidak akan bisa ikut makan bersama kita. Kemudian demikian pula selesai makan kita berdoa kepada Allah SWT. Lalu, waktu masuk ke rumah. Rasulullah SAW bersabda, siapa yang masuk ke dalam rumahnya, lalu dia membaca bismillahirrahmaanirrahim, maka syaithan tidak dapat masuk ke rumah hamba Allah itu. Tapi sebaliknya jika ia masuk ke rumah tidak membaca doa bismillahirrahmaanirrahim, maka syaithan akan masuk bersama orang itu di dalam rumah itu. Subhanallah. Ini ilmu dari Rasulullah SAW. Insya Allah kita lanjutkan di bagian kedua. Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [] === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Ada Bayang Dirimu Dalam Mimpiku...
--- ARTIKEL TERBARU --- http://www.hudzaifah.org/Article339.phtml TAUSHIYAH Ada Bayang Dirimu Dalam Mimpiku... Posted by: ayat_al_akrash on Tuesday, March 28, 2006 - 02:31 PM Hudzaifah.org - Aku masuk surga! Indah sekali. Aku berjalan-jalan di dalam taman hijau. Pegunungan yang indah. Langitnya tidak cerah, tapi juga tidak mendung. Hawanya sejuk. Buah-buahannya besar-besar. Kulihat kebun anggur luas yang tertata rapi. Kupetik satu buah anggur yang ukurannya sebesar buah apel. Kumakan sedikit, anggur yang berwarna hijau dan tidak berbiji itu, dan emmm. lezat sekali. Buah surga ini terasa dingin dan airnya banyak. Alhamdulillah., aku bersyukur sudah selamat masuk surga. Kubuka mata. Tiba-tiba aku sudah terbaring di atas tempat tidurku. Kulihat jam, pukul 02.00 dini hari. Wah, ternyata tadi hanya mimpi! Dan aku masih ada di dunia, belum di surga. Aku termangu sejenak. Mimpi. Setiap anak manusia pasti pernah bermimpi. Ada mimpi buruk, mimpi indah. Ada mimpi yang membawa hikmah, ada pula mimpi yang tak bermakna apa-apa. Ada mimpi yang bisa bersambung dari satu mimpi ke mimpi lain. Atau mimpi di atas mimpi. Bahkan terkadang kita merasa sudah sering mengunjungi tempat yang ada dalam mimpi kita. Semua itu tentu rahasia Allah SWT saja. Mimpi yang Benar Mimpi bukanlah hal yang remeh. Ia mencerminkan siapa diri kita. Nabi Muhammad SAW sering mendapatkan wahyu melalui mimpi. Nabi Muhammad SAW juga mendapat mimpi untuk menikah dengan Siti Aisyah, di mana dalam mimpi itu, Jibril membawa kain yang ada wajah Siti Asiyah dan berkata, "Inilah isterimu di dunia dan di akhirat." Nabi Yusuf, ahli menafsirkan mimpi dan yang ditafsir adalah mimpi dua orang pelayan raja dan mimpi sang raja. Bahkan nabi yusuf pernah bermimpi bulan dan bintang sujud kepadanya sebagai tanda bahwa ia kelak akan menjadi nabi. Nabi Ibrahim, mendapat perintah untuk menyembelih Ismail, dalam mimpi. Orang-orang sholeh, mereka dapat diberi karunia bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW yang wajahnya tak dapat diserupai syetan. Firaun, bermimpi ada anak laki-laki yang akan menghancurkan kerajaannya. Orang-orang non muslim, ada yang mendapat hidayah melalui mimpi. Mimpi yang benar adalah salah satu bagian dari 46 kenabian. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Jika masa semakin dekat, mimpi seorang muslim nyaris tidak pernah dusta. Muslim yang paling benar mimpinya adalah yang paling jujur perkataannya. Mimpi seorang mukmin merupakan satu bagian dari 46 bagian kenabian. Mimpi ada tiga macam: mimpi yang baik sebagai berita gembira dari Allah 'azza wa jalla, mimpi seorang muslim yang dialami oleh dirinya sendiri, dan mimpi sedih yang berasal dari setan. Jika salah seorang di antara kamu mengalami mimpi yang tidak disukai, janganlah menceritakannya kepada orang lain, bangunlah, kemudian shalatlah." (Muttafaq 'alaih) Bagi kaum muslimin, mimpi yang benar, hanya bisa terjadi bila kita menjalankan sunnah Rasulullah SAW sebelum tidur, yaitu: 1. Berwudhu. 2. Membaca doa sebelum tidur. 3. Posisi tidur miring ke samping kanan dan tapak tangan di bawah pipi dengan kaki sedikit di lipat. Bila sunnah di atas tidak terpenuhi, maka mimpinya patut dipertanyakan, apakah mimpi dari Allah SWT atau mimpi dari syetan. Mimpi yang indah, pastilah dari Allah SWT dan mimpi yang mengerikan adalah dari syetan. Sebagai catatan, jangan sampai kita menganggap mimpi kita adalah wangsit. Karena kita hanyalah manusia biasa, bukan nabi. Para nabi, mimpi mereka selalu benar, sedangkan kita? Belum tentu benar. Oleh karena itu hati-hatilah menafsirkan mimpi. Dari 'Ubadah ibnush-Shamit bahwa ia bertanya kepada Rasulullah tentang ayat 63-63 surah Yunus, "Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan di akhirat." Maka, Rasulullah menjawab, "Sungguh kamu telah menanyakan sesuatu kepadaku yang belum pernah ditanyakan oleh seorang pun selainmu. Al-busyra ialah mimpi yang baik yang dialami oleh seseorang atau dianugerahkan Allah kepadanya." (As-Silsilah ash-Shahihah) Tidur Adalah Mati Ketika kita tidur, jiwa kita untuk sesaat ada dalam genggaman-Nya dan akan dikembalikan-Nya, hingga kita bisa bangun dari tidur. Kita tidak akan bangun bila Ia tidak mengembalikannya pada jasad selamanya, dengan kata lain, mati. Allah SWT berfirman: "Allah memegang jiwa seseorang ketika matinya dan memegang jiwa seseorang yang belum mati diwaktu tidurnya, maka Dia menahan jiwa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai pada waktu yang ditentukan." (Q.S. Azzumar : 42). Sesungguhnya, tidur itu adalah kawannya mati karena sebelum tidur, Rasulullah SAW selalu berdoa, "Ya Allah dengan nama-Mu aku hidup dan mati" (HR Bukhari). Saat terjaga beliau pun membaca doa yang hampir serupa, "
[daarut-tauhiid] TAUSHIYAH: Bagaimana Keadaan Iman Hari Ini?
http://www.hudzaifah.org/Article211.phtml Taushiyah [853 Reads] Bagaimana Keadaan Iman Hari Ini? Hudzaifah.org - Apa kabar saudaraku? Bagaimana keadaan imanmu hari ini? Bagaimana pula kabar imanmu hari ini? Karena engkau pasti tahu bahwa yang menjadi ukuran kita selamat di Yaumil Akhir nanti adalah tingkat amal kita di dunia. Pernahkah engkau mengingat kematian wahai saudaraku? Karena kematian menjadi kepastian; tanah menjadi tempat pembaringan; munkar dan nankir menjadi tamu; kuburan menjadi tempat tinggal; perut bumi menjadi tempat menetap; kiamat menjadi janji yang pasti; surga dan neraka menjadi tempat kembali. Pernahkah terbersit dipikiranmu? Tatkala manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar? Pernahkah terbersit dipikiranmu wahai saudaraku, tatkala disana matahari sangat dekat di ujung kepala? Rasulullah SAW bersabda : "Di hari kiamat nanti matahari akan mendekati manusia, sehingga jaraknya hanya satu mil. Manusia akan berada dalam keringatnya masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya. Ada yang keringatnya sampai mata kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai setengah badan dan ada yang tenggelam sampai mulutnya." Saudaraku. Pernahkah engkau membayangkan tentang neraka? Tentang kegelapan neraka yang sangat pekat? Rasulullah bersabda : "Api neraka dinyalakan seribu tahun hingga memerah, kemudian dinyalakan lagi seribu tahun hingga memutih dan dinyalakan lagi seribu tahun hingga menghitam. Dan jadilah neraka itu gelap pekat." Saudaraku. Pernahkah engkau membayangkan tentang minuman akhli neraka? Allah berfirman ". dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumkannya air nanah tersebut." (Q.S Ibrahim : 16). Rasulullah bersabda : "Ketika didekatkan kemulutnya maka mulutnya terpanggang dan kulit kepalanya terkelupas. Dan ketika dia meminumnya, maka terputuslah ususnya sehingga minumannya keluar dari duburnya." Saudaraku. Cukuplah cerita tadi bagi kita, karena keadaan sesungguhnya pastilah lebih mengerikan! Maafkan aku saudaraku, karena membuat hatimu gelisah oleh cerita itu. Tapi karena kecintaanku padamu karena ALLAH SWT, maka aku ceritakan pula. Aku hanya ingin kita menjadi orang-orang yang selamat dari keburukan-keburukan itu. Saudaraku. Yang aku harapkan hanyalah agar kita selalu waspada terhadap kematian dengan jalan perbaiki diri tentunya. Dan pada saatnya nanti, kita menjadi orang yang siap mengahadap-Nya. "Rabbana atina fid dun-yaa hasanataw wa fil aakhiratihasanataw waqinaa 'adzaabannar" (Q.S Al-Baqarah : 210) Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat; dan periharalah kami dari siksa neraka. AMIN. (Tim.Jurnalis.SKIFE-bob) -wahai saudaraku tolong ceritakan lah. indah Surga Nya- http://www.hudzaifah.org/Article211.phtml === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Keadaan Universitas
http://www.hudzaifah.org/Article60.phtml Kisah & Hikmah Keadaan Universitas Hudzaifah - Pada mulanya universitas sepi dari berbagai syi'ar Islam, bahkan shalat saja dilaksanakan di bawah tanah dan di tempat-tempat yang lusuh dengan malu-malu. Asy Syahid Hasan Al Banna berkata kepada salah seorang mahasiswa, "Kumandangkan adzan dzuhur di tempat umum dengan suaramu yang keras dan bersabarlah." Mahasiswa ini pun melakukannya, lalu para mahasiswa, para tukang sapu, dan para pegawai merasa kaget bahkan hal itu termasuk salah satu keajaiban... Kemudian ia shalat sunnat, lalu iqamat dan shalat sendirian, sedangkan orang-orang di sekitarnya merasa heran. Pada hari berikutnya ia melakukannya lagi. Beberapa hari kemudian jumlahnya bertambah satu demi satu. Demikianlah ketika kebenaran datang dan berjuang terus, hingga kebatilan hilang dan lari. (oleh Muhammad Abdul Halim Hamid dalam 100 Pelajaran dari Para Pemimpin Ikhwanul Muslimin) === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Mengamalkan Al Qur'an, Dimulainya Dari Mana?
http://www.hudzaifah.org/Article158.phtml Mengamalkan Al Qur'an, Dimulainya Dari Mana? Hudzaifah.org - Al Qur'anul karim adalah kitab yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Al Qur'an merupakan sumber rujukan paling utama bagi umat Islam, dan bagian dari rukun iman. Al Qur'an adalah pedoman hidup, dan rahmatan lil 'alamin. Artinya, barangsiapa yang mengaku dirinya sebagai muslim, maka sudah sepantasnyalah dia mengamalkan apa-apa yang terdapat di dalam Al Qur'an. Sudah banyak para ulama, ustadz, kyai yang mengingatkan kepada kita agar mempelajari dan mengamalkan Al Qur'an. Namun biasanya kita mengalami kebingungan, dari mana harus memulainya? Mana titik tolak yang harus ditempuh ketika ingin segera mengamalkan Al Qur'an? Karena kebingungan ini, tidak sedikit umat Islam yang akhirnya justru tidak mengamalkan Al Qur'an, sehingga jauh dari nilai-nilai Islam. Yusuf Qardhawi menyebutkan, paling tidak ada 2 hal yang harus ditempuh agar kita dapat mengamalkan Al Qur'an dengan baik dan benar. Pertama, kita harus memulainya dengan mengimani Al Qur'an dahulu secara kaffah, menyeluruh, totalitas, tanpa tawar-menawar. Tanpa iman kepada Al Qur'an, maka dipastikan akan sulit mengamalkan isi Al Qur'an. Sekedar intermezzo, beberapa pesantren di Indonesia selain membahas Al Qur'an juga banyak sekali yang membahas kitab kuning. Kami bukan hendak mempermasalahkan isi dari kitab kuning, namun proporsi pembahasan kitab kuning kadang kala melebihi pembahasan Al Qur'an itu sendiri. Waktu mereka lebih banyak dihabiskan untuk membahas kitab kuning ketimbang Al Qur'an. Sehingga kandungan-kandungan Al Qur'an justru jarang diamalkan, karena kurangnya iman kepada Al Qur'an. Mereka lebih dekat kepada kitab kuning ketimbang Al Qur'an. Iman kepada Al Qur'an berarti beriman kepada seluruh kandungan yang ada didalamnya, yang berupa aqidah, ibadah, syiar, akhlaq, adab, syariat, dan muamalah. Seorang muslim tidak boleh hanya mengambil sebagiannya saja, misalnya dia hanya mengambil bagian aqidah, namun menolak bagian ibadah. Atau dia mengambil bagian syariat, namun menolak aqidah. Atau dia mengambil bagian ekonomi, namun menolak bagian politik, atau pensyariatan bagi segala urusan. Dan seterusnya. Mengenai hal ini, ada beberapa contoh kasus, dimana ada sebagian umat Islam yang mengimani sebagian ayat-ayat Al Qur'an, namun menolak sebagian ayat-ayat yang lain. Misalnya mengenai ayat tentang wajib berpuasa Ramadhan. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa..." (QS. Al Baqarah: 183). Ketika mendengar ayat ini, maka seorang muslim mengatakan kami dengar dan kami taat. Mereka melaksanakan puasa Ramadhan. Namun ketika Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah: 178-179). Mereka bimbang dalam melaksanakan hukum qishash. Bahkan menjadikan hukum ini sebagai bagian dari syariat Islam yang menyeramkan. Padahal ayat tentang qishosh ini urutannya ada di 4 ayat sebelum kewajiban berpuasa, namun mengapa mereka hanya mengimani kewajiban berpuasa saja? Dan lagi, padahal bentuk kalimat mewajibkannya juga sama, yaitu dengan "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu . dst ... agar/supaya kamu bertaqwa". Namun mengapa mereka hanya mengimani sebagiannya saja? Mengapa? Contoh kasus lain adalah dalam pelarangan riba. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Al Baqarah: 278). Kaum muslimin percaya tentang ayat ini. Namun ketika dalam pelaksanaannya, mereka berpikir lagi, bagaimana mungkin mendirikan bank tanpa riba? Adakah untungnya mendirikan bank tanpa riba? Padahal Allah sudah jelas-jelas menerangkan untuk meninggalkan riba. Akhirnya Allah SWT memberikan pelajaran berharga kepada umat Islam, khususnya di Indonesia, ketika terjadi krisis moneter 1998. Ketika itu perekonomian Indonesia yang dibangun diatas sistem ribawi hancur berantakan. Semenjak itulah umat semakin sadar akan buruknya riba dan mulai melirik kembali sistem ekonomi Islam. Sehingga bank-bank syariah dan
[daarut-tauhiid] Kematian Menjelang Hari Pernikahan
From: http://www.hudzaifah.org/Article278.phtml Kematian Menjelang Hari Pernikahan Oleh : Ayat Al Akrash Carilah cinta yang sejati. Yang ada hanyalah pada-Nya Carilah cinta yang hakiki Yang hanya pada-Nya yang Esa Carilah cinta yang abadi Yang ada hanyalah pada-Nya Carilah kasih yang kekal selamanya Yang ada hanyalah pada Tuhan-mu Di dalam mencari cinta yang sejati Banyaknya ranjau kan ditempuhi Di dalam mendapat cinta yang hakiki Banyaknya onak yang dilewati Namun janji-Nya kepada hamba-nya Tidak pernah dimungkiri Dan tidak pernah melupakanmu. Yakinlah kepada Tuhanmu Karena Dialah cinta yang hakiki. -Raihan - Hudzaifah.org - "Wah, bentar lagi nikah nih. Kan sudah mau lulus kuliah." ujar seorang ummahat menggoda juniornya yang sudah tingkat akhir. Saat sang junior menjawab belum ada planning, ummahat yang mantan aktivis da'wah kampus tersebut segera menimpali, "Harus sudah ada planning, dek.. Saya dulu waktu kuliah sudah bikin planning nikah sejak tahun 1998, dan saya benar-benar menikah tahun 2003." Ia menjelaskan sambil menunjukkan foto dirinya yang tengah menggendong buah hatinya, dan bersama sang suami tentunya. Di lain waktu, ummahat yang lain bertanya lagi, "Sudah tingkat akhir ya.. Habis itu, nikah dong ya." goda ummahat mantan ADK tersebut sambil tersenyum. Sang junior yang digoda, menjawab dengan senyum-senyum pula, "Wah mbak, belum kebayang siapa ikhwannya." Mendengar jawaban seperti itu, sang ummahat segera berkomentar, "Ya jangan dibayangin, dan memang ngga boleh dibayangin. Itu rahasia Allah, dek." Di tempat lain. Seorang ikhwan yang berusia seperempat abad, sering digoda oleh ustadz dan teman-temannya, "Kapan nikah? Menggenapkan setengah dien ^ _ ^ " Bahkan di rumah, sang ayah sudah menanyakan pula tentang hal ini dan berharap agar puteranya itu secepatnya menikah. Arti Pernikahan Kelahiran, pernikahan dan kematian. Demikian siklus kehidupan yang sering digambarkan oleh kebanyakan manusia. Pernikahan menjadi bagian bersejarah dan sakral. Apa arti pernikahan bagi manusia? Menikah bagi sebagian manusia adalah beban. Karena berarti harus siap berbagi dengan orang lain, pun harus memiliki keturunan. Bagi kebanyakan orang di Barat, menikah bukanlah sesuatu yang sakral lagi. Menikah sangatlah merepotkan. Harus memiliki anak dan sebagainya. Mereka lebih memilih untuk tidak menikah. Untuk apa menikah bila harus terikat, dan tidak bisa bebas menyalurkan kebutuhan seksnya dengan siapa saja. Memiliki anak pun dianggap beban. Bahkan orang-orang di Jepang membuat perhitungan yang rumit tentang biaya pendidikan bila sampai memiliki anak. Stres. Di Jerman, pemerintah menawarkan pembiayaan bagi mereka yang mau melahirkan dan membesarkan anak-anaknya. Menikah bagi sebagian manusia adalah syarat untuk melegalkan asmara. Sudah sekian tahun berpacaran dan mengenal. Lantas apalagi yang ditunggu? Daripada nanti berzina. Menikah diartikan sebagai penyatuan cinta semata. Lebih dari itu tidak. Anak yang kelak akan dilahirkan, diplanningkan hanya dalam masalah pendidikan saja ; S1, S2, dst.. Bahkan atas nama cinta pula, bila cinta sudah luntur dan hambar, maka perceraian menjadi mudah. Menikah bagi sebagian manusia, adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Menikah adalah bagian dari idealismenya untuk memakmurkan bumi dengan keturunan yang dapat menegakkan kalimah Tuhannya. Keturunan yang sholeh, akan membawa kedua orang tuanya menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Pernikahan orang-orang ini, sangat selektif. Menikah dengan pendamping yang juga sholeh adalah harapan untuk dapat saling mengokohkan di tengah peperangan antara yang haq dan yang batil. Maka tidak bisa tidak, syarat pendamping yang haraki dan se-fikrah seakan menjadi wajib hukumnya bagi mereka. Pernikahan Atas Nama Cinta? Sebagian manusia ingin menikah karena cinta yang memabukkan. Tak sabar ingin memadu cinta. Larangan Tuhannya ditabrak. Pacaran menjadi halal. Siang dan malam yang terbayang hanyalah wajah si dia. Lagu-lagu cinta melankolis menjadi alunan indah dari hati yang merindu. Bila sang kekasih dekat, ia takut berpisah. Bila sang kekasih jauh, hatinya resah gelisah menahan kerinduan. Lalainya hati karena disibukkan oleh selain-Nya adalah kesengsaraan dan kerugian tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Menikah adalah moment yang dinanti. Didamba. Seakan-akan, menikah adalah terminal akhir dari kisah percintaan. Dunia penuh dengan hingar bingar cinta nafsu yang memang di blow up oleh media-media. Lagu, sinetron, film,. semuanya atas nama cinta. Cinta nafsu. Thaghut baru. Sebagian orang mengatakan bahwa menikahi sang kekasih adalah karena cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apakah benar cinta karena Allah Subhanahu wa Ta'ala? Karena jika saja cinta itu benar karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, niscaya akan membawa diri semakin dekat kepada-Ny
[daarut-tauhiid] TAUSHIYAH: Tiga Kata yang Terlupakan
ARTIKEL TERBARU http://www.hudzaifah.org/Article343.phtml Tiga Kata yang Terlupakan Posted by: ski_it on Monday, April 10, 2006 - 03:45 PM Hudzaifah.org - Ardi berlalu begitu saja setelah ia membayar ongkos ojeg yang ia tumpangi, jalannya tergesa-gesa. Yup, ia terburu-buru karena hampir terlambat masuk kelas, alasannya klasik, "MACET". Dalam hatinya berkata beruntung ia terbantu oleh fasilitas ojeg yang mahir berselap-selip diantara kerumunan kendaraan-kendaraan mewah Jakarta. Ups, tapi ia lupa sesuatu, berkata TERIMA KASIH pada pak ojeg. Hal yang remeh memang, dan cenderung sering diremehkan oleh kebanyakan orang. Yuli, seorang akhwat yang selalu sibuk dengan agenda-agendanya yang padat, datang telat satu jam kerapat organisasi. Simple juga, hanya ucapkan "Assalamu'alaikum" lalu duduk dengan manis di kerumunan teman-temannya tanpa pernah berpikir untuk mengucapkan MAAF. Padahal ia termasuk orang yang ditunggu-tunggu dalam rapat itu. Maklum dia adalah ketua sie acara yang notabene harus selalu memberikan progress report yang berkala. Irman adalah seorang Presiden Mahasiswa di kampusnya. Ia termasuk orang yang lugas dalam memberikan instruksi. "Anto, bawakan proposal yang harus saya tandatangani keruangan saya". "Rina, ketik surat ini dan secepatnya kirim!" "Mas somay, pesen somay sepiring, gak make lama ya..!!" Wah, sangking lugasnya ada sebuah kata berharga yang ia lupa. TOLONG. Fenomena-fenomena diatas sering kita temui di sekeliling kita. Mungkin bahkan tidak jauh-jauh, kita juga sering melakukannya. Betul? TERIMA KASIH, atau bahasa aktivis gaulnya syukron, seringkali terlupa. Dalam surat Al A'raaf ayat 58 Allah berfirman: "Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang BERSYUKUR." Dalam ayat ini Allah mengajarkan kita untuk berterimakasih atas semua yang kita terima. Dalam psikologi, orang yang menerima ucapan "TERIMA KASIH" akan senang dan merasa usahanya dihargai. Kata berikutnya yang jarang kita ucapkan adalah kata "MAAF". Atau akrab disebut "AFWAN...". "Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat." (QS. Al Baqarah:178) Dalam ilmu psikologinya kata MAAF sangat efektif untuk meredam rasa kekesalan orang yang dirugikan. Kata MAAF pun sebaiknya dari hati yang tulus dan diiringi dengan senyum yang ikhlas. Kata terakhir yang sering terlupakan adalah kata "TOLONG". "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. Al Maaidah:2) Dalam ilmu psikologinya kata TOLONG adalah sebuah kata yang membuat orang yang dimintai pertolongan merasa dibutuhkan dan merasa dipentingkan. Bagi sebagian besar orang perasaan tersebut sangat membahagiakan hatinya. Apalagi kalau diucapkan dengan lembut. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (QS. Ali 'Imran:159) [DAI] === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Ibu Kita Kartini
http://www.hudzaifah.org/Article47.phtml Ibu Kita Kartini Hudzaifah.org - Kartini adalah seorang sosok wanita yang tengah berjuang, dimana ia belum sampai pada tujuan perjuangannya. Kartini masih berada dalam proses, proses yang juga dijalani oleh wanita-wanita sesudahnya. Perjalanan Kartini Kartini adalah seorang wanita yang cerdas. Terbukti hanya dengan bekal pendidikan Sekolah Rendah (setingkat SD), ia telah mampu mengajukan kritik dan saran pada Pemerintah Hindia Belanda, yang salah satunya berbunyi "Berilah pendidikan bagi bangsa jawa". Hal ini menunjukkan bahwa Kartini mempunyai keperdulian yang sangat dalam terhadap nasib bangsanya, yang oleh pemerintah Hindia Belanda dibiarkan berada dalam kebodohan dan kebutaan. Pada mulanya Kartini tidak bercita-cita untuk menjadi muslimah. Sebelum Kartini lebih jauh mengenal Islam, ia telah mengenal sebuah prinsip melalui semboyan Revolusi Perancis, yaitu Liberte, Egalite, Freternite (Kemerdekaan, Persamaan, Persaudaraan). Beranjak dari sinilah Kartini mulai berusaha mendobrak adat yang berlaku pada masa itu, dimana orang selalu dibeda-bedakan berdasarkan warna darahnya, apakah dia ningrat (berdarah biru) atau bukan. Menurut Kartini, yang membedakan derajat seseorang hanyalah pikirannya (fikroh) dan budi pekertinya (akhlak). Kartini Berjuang Sendiri Dalam menjalani perjuangannya, Kartini berjuang sendiri, tidak bergabung dengan barisan manapun yang dapat memperkokoh kedudukannya. "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. 61:4) Sudah merupakan sunatullah, bahwa orang yang berjuang sendirian akan lebih rentan terhadap berbagai serangan yang datang dari musuh-musuhnya. "Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir." (Ali bin Abi Thalib). Serigala itu hanya menerkam domba yang sendirian. Demikianlah yang terjadi pada Kartini. Oleh sebab itu dengan leluasa musuh-musuhnya menjadikan Kartini sebagai permainan serta memper-alatnya. Tidak jarang Kartini menjadi bulan-bulanan musuh-musuhnya yang berkedok sebagai teman surat-menyurat (Stella yang Yahudi), guru privat (Annie Glasser, mata-mata Abendanon), dan lainnya. Bahkan sempat pula Kartini diperalat oleh Ir.H.Van Kol, yang berusaha memperjuangkan ke-berangkatan Kartini ke negeri Belanda, untuk dijadikannnya sebagai saksi hidup atas kebobrokan pemerintah Hindia Belanda di tanah jajahan. Hal ini bukan berarti Van Kol perduli dan membela rakyat di tanah jajahan, tetapi ia berambisi untuk meme-nangkan partainya (sosialis) di parlemen. Hidayah Allah Seperti telah disebutkan bahwa menjadi seorang muslimah bukanlah awal dari cita-cita Kartini. Bahkan ada suatu masa dimana Ny.Van Kol berusaha mengkristenkan Kartini. Meskipun ia gagal untuk mengkristenkan Kartini, namun ia berhasil mendangkalkan aqidah Kartini. Sehingga dalam beberapa suratnya, Kartini sering menyebutkan Allah dalam konsep trinitas. "Namun demikian, Allah pula lah yang mempunyai kehendak atas hamba-Nya. Allah menurunkan hidayah-Nya pada Kartini melalui sebuah pengajian dan pertemuan singkatnya dengan KH. Sholeh Darat. Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)..." (QS. 2:257) Inilah titik awal dari pembalikan Kartini (inqilab) dari kegelapan jahiliyah menuju pada cahaya Islam (Minazh Zhulumaati ilan Nuur). Melalui Al-Quran yang sebagian diterjemahkan oleh KH.Soleh Darat, Kartini mulai mempelajari Islam dalam arti yang sebenarnya. Mulai saat itu Kartini bercita-cita untuk menjadi seorang muslimah sejati. Kalimat Minazh Zhulumaati ilan Nuur sering Kartini ulang-ulangi di dalam suratnya, yang dalam bahasa Belanda ditulis sebagai Door Duisternis Tot Licht. Sayang-nya, kalimat tersebut diterjemahkan oleh Armijn Pane (nasrani) sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang", sehingga maknanya yang begitu dalam tidak lagi terlihat. Rancu Meskipun Kartini telah berusaha untuk mempelajari Islam dan berjuang di jalan Islam, tapi ia belum juga mempunyai gambaran yang jelas tentang Islam, sehingga pemahamannya tentang Islam bersifat parsial, tidak menyeluruh. Hal inilah yang menjadikan Kartini tidak tahu akan panjangnya jalan yang harus ditempuh dan bagaimana cara berjalan diatasnya. Pemikirannya sering kali masih rancu dengan konsep Barat dalam operasional dan perinciannya, walaupun secara global adalah konsep Islam. Hal ini sangat mungkin sekali terjadi, karena teman-teman dekat Kartini adalah Yahudi dan Nasrani. Juga dalam beberapa suratnya, secara tidak sadar Kartini menceritakan tentang praktek keburukan umat Islam (bukan Islamnya yang buruk) kepara sahabatnya yang bukan muslim. Hal inilah yang kelak kemudian hari akan menjadi bumerang dan fitnah bagi umat Islam. Melihat perjalanan kehidupan Kartini, banyak pelajaran yang dapat kita petik. Janganlah kini kita
[daarut-tauhiid] Ketika Rasulullah SAW Memberikan Syafaat Kepada Ummatnya di Hari Kiamat
http://www.hudzaifah.org/Article356.phtml Ketika Rasulullah SAW Memberikan Syafaat Kepada Ummatnya di Hari Kiamat Posted by: abusafar on Tuesday, May 02, 2006 - 08:14 AM Hudzaifah.org - Ini adalah sekelumit "kisah masa depan", ketika seluruh manusia berkumpul di hari kiamat. Kisah ini disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya. Dalam kisah itu diceritakan bahwa Allah mengumpulkan seluruh manusia dari yang pertama hingga yang terakhir dalam satu daratan. Pada hari itu matahari mendekat kepada mereka, dan manusia ditimpa kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak kuasa menahannya. Lalu di antara mereka ada yang berkata, "Tidakkah kalian lihat apa yang telah menimpa kita, tidakkah kalian mencari orang yang bisa memberikan syafa'at kepada Rabb kalian?" Yang lainnya lalu menimpali, "Bapak kalian adalah Adam AS." Akhirnya mereka mendatangi Adam lalu berkata, "Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadamu, dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan menempatkanmu di surga. Tidakkah engkau syafa'ti kami kepada Rabb-mu? Apakah tidak kau saksikan apa yang menimpa kami?" Maka Adam berkata, "Sesungguhnya Rabbku pada hari ini sedang marah yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya Dia telah melarangku untuk mendekati pohon (khuldi) tapi aku langgar. Nafsi nafsi (aku mengurusi diriku sendiri), pergilah kalian kepada selainku, pergilah kepada Nuh AS." Lalu mereka segera pergi menemui Nuh AS dan berkata, "Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama yang diutus ke bumi, dan Allah telah memberikan nama kepadamu seorang hamba yang bersyukur (abdan syakuro), tidakkah engkau saksikan apa yang menimpa kami, tidakkah engkau lihat apa yang terjadi pada kami? Tidakkah engkau beri kami syafa'at menghadap Rabb-mu?" Maka Nuh berkata, "Sesungguhnya Rabbku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Sesungguhnya aku punya doa, yang telah aku gunakan untuk mendoakan (celaka) atas kaumku. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim AS!" Lalu mereka segera menemui Ibrahim dan berkata, "Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan kekasih Allah dari penduduk bumi, syafa'atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang menimpa kami?" Maka Ibrahim berkata, "Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya aku telah berbohong tiga kali. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Musa AS!" Lalu mereka segera pergi ke Musa, dan berkata, "Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah memberikan kelebihan kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas sekalian manusia. Syafa'atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?" Lalu Musa berkata, "Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini sesudahnya. Dan sesungguhnya aku telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Isa AS!" Lalu mereka pergi menemui Isa, dan berkata, "Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang dilontarkan kepada Maryam, serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah berbicara kepada manusia semasa dalam gendongan. Berilah syafa'at kepada kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?" Maka Isa berkata, "Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad SAW!" Akhirnya mereka mendatangi Muhammad SAW, dan berkata, "Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang. Syafa'atilah kami kepada Rabb-mu, tidakkah kau lihat apa yang kami alami?" Lalu Nabi Muhammad SAW pergi menuju bawah 'Arsy. Di sana beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allah membukakan kepadanya dari puji-pujian-Nya, dan indahnya pujian atas-Nya, sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelum Nabi Muhammad. Kemudian Allah SWT berkata kepada Muhammad, "Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah, niscaya kau diberi, dan berilah syafa'at niscaya akan dikabulkan!" Maka Muhammad SAW mengangkat kepalanya dan berkata, "Ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku!" Lalu disampaikan dari Allah kepadanya, "Wahai Muhammad, masukkan ke surga di antara umatmu yang tanpa hisab dari p
[daarut-tauhiid] Pudarnya Pesona Cleopatra
http://www.hudzaifah.org/Article348.phtml Resensi Buku [167 Reads] Pudarnya Pesona Cleopatra Posted by: al_ichsan on Monday, April 17, 2006 - 09:53 AM Penulis : Habiburrahman El Shirazy Cetakan : II, Februari 2006 Jumlah Halaman : 111 Penerbit : Republika Harga : Rp 21.000 ISBN : 979-3604-00-x Hudzaifah.org - Beberapa hari yang lalu atas informasi seorang teman, saya membuka sebuah situs salah satu Lembaga Da'wah terkemuka di Indonesia. Disitus itu terpampang artikel tulisan saya yang sebenarnya sudah lama saya submit di situs hudzaifah.org. Bangga sih, tapi alangkah terkejutnya ketika melihat nama penulisnya sudah diganti. Tak usah disebutkan namanya siapa tapi yang pasti bukan nama saya. Ya tidak apa-apa sih sebenarnya, tapi tidak enak juga rasanya. Walaupun hanya tulisan yang sederhana (maklum masih belajar menulis), tapi artikel tersebut merupakan salah satu kebanggaan pribadi untuk saya, mengingat sulitnya membangun semangat diri ini dalam menulis. Plagiat, mungkin nama yang cocok untuk para pembajak tulisan. Tapi kali ini kita tidak akan membicarakan tentang itu. Kali ini akan sedikit membahas tentang resensi buku yang benar-benar bagus (paling tidak menurut saya). Judul bukunya lumayan unik dan kurang menjual sepertinya. PUDARNYA PESONA CLEOPATRA, begitu judul bukunya. Waktu membeli buku novel mini ini saya tertarik bukan karena judulnya, tapi lebih tertarik pada nama si penulis. HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY, si penulis best seller novel Ayat-ayat Cinta. "Tak terasa air mataku mengalir, dadaku sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam isak tangisku semua kebaikan Raihana selama ini terbayang. Wajahnya yang teduh dan baby face, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tangisnya mengalirkan perasaan haru dan cinta. Ya cinta itu datang dalam keharuanku. Dalam keharuan terasa ada hawa sejuk turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona kecantika Cleopatra memudar..." Itulah sedikit cuplikan yang ada dalam novel mini ini. Ada dua pemeran utama dalam novel ini. Pria yang memperistri wanita bernama Raihana tanpa ada cinta pada awalnya, karena pernikahan mereka hanyalah sebatas ibadah kepada orang tua. Raihana digambarkan sebagai seorang wanita yang cantik, berjilbab rapi, dan hafidz Al Qur'an. Perawakannya semampai lagi lembut pribadinya. Ia mencintai suaminya sepenuh hati walau sang suami belum bisa mencintainya. Hampir mirip dengan novel Ayat-ayat cinta, novel ini juga mengambil tema cinta sebagai inti permasalahannya. Penulis juga kembali mengajak kita sedikit berkhayal tentang Mesir dan negeri Andalusia. Dalam novel ini terdapat satu lagi judul, yaitu SETETES EMBUN CINTA NIYALA. sebuah kisah akhwat lulusan Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas negeri di Jakarta. Dalam kisahnya digambarkan akhawat bernama Niyala yang selepas lulus dari kuliahnya harus kembali kedesa dan menikah dengan lelaki yang memiliki piutang kepada ayahnya. Demi melunasi utang ayahnya sebesar delapan puluh juta rupiah, Niyala harus menggadaikan dirinya kepada lelaki yang dulu pernah berusaha memperkosanya. "Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal." Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (QS. Al Furqaan 65-66) Banyak hal yang menarik dari kedua cerita dalam satu novel ini. Kemampuan sang penulis untuk membuat deskripsi dalam otak kita dan membawa kita ke alam khayalan sangat patut diacungi jempol. Disisipi dengan ayat-ayat Al Qur'an dan Ending dari masing-masing cerita pun tidak terduga-duga. Ana pribadi bisa membaca novel mini 111 halaman ini dalam waktu kurang dari dua jam. Novel ini bagus untuk mengisi waktu luang dan untuk sedikit memuhasabah diri. Apalagi novel ini sangat cocok "Untuk mereka yang bersalah karena menganggap kecantikan adalah segalanya." [DAI] === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === SPONSORED LINKS Bali indonesia hotel Bali indonesia Indonesia hotel Bali indonesia vacation Bali indonesia travel YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "daarut-tauhiid" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[daarut-tauhiid] TAUSHIYAH: Cerdas Menuju Sholeh
http://www.hudzaifah.org/Article360.phtml Cerdas Menuju Sholeh Posted by: djati_k on Monday, May 08, 2006 - 08:22 PM Oleh : Bobi Hendra, SE.*) Hudzaifah.org - Fir'aun? Setiap zaman mengenang nama ini. Bukan nama yang indah tetapi sangat popular. Al-Qur'an menyebutnya sebanyak 74 kali. Semua lekat dengan kebengisan, kekejaman, tirani, kecongkakan dan sederet label jahat lainnya. Gambaran kekerdilan di balik nama besar fir'aun baru telah menjadi sebuah nama manis untuk didengar. Walaupun seluruh jagad mencela, menghina, bahkan melaknat nama ini, akan tetapi fir'aun-fir'aun baru tetap muncul kehadapan. Dengan berbagai tameng, fir'aun baru berpangkat tinggi tetap saja hadir dengan tipu daya yang lebih dahsyat. Prakteknya tidak lagi dengan menggunakan pedang, cambuk, dan alat-alat yang menyiksa lainnya. Tapi menggunakan tipu daya ekonomi dengan memiskinkan rakyat. Banyak hak rakyat di rebut dan di curi. Hukum menjadi jaminan bagi para fir'aun untuk menutupi diri. Sehingga rakyat tetap saja di buat percaya dan bergantung pada pribadi seperti itu. Apakah pribadi fir'aun ini yang disebut cerdas? Apakah cerdas itu? Apakah cerdas adalah orang yang hidupnya bergelimpang harta, kemana-mana dengan membawa puncak dunia berupa rumah megah dan mobil mewah, yang malah membuat ia terhina. Pikirkanlah? Saat ini begitu banyak orang kaya, tetapi para tetangga bahkan saudara mereka hidup dalam kesulitan. Orang-orang kaya tersebut malah menutup mata dan telinga seolah tidak pernah melihat dan mendengar jeritan rakyat jelata yang butuh perhatian dan bantuan. Apakah hati mereka telah tertutup? Atau karena tidak pernah mendengar teguran Rasulullah saw "Barang siapa tidak menaruh perhatian terhadap masalah kaum muslimin, bukan dari golongan mereka." (Al Hadits). Apakah cerdas itu? Apakah cerdas adalah yang terkenal, namanya familiar ditengah masyarakat, orang yang sering berbicara, baik itu di mimbar atau tampil dilayar kaca? Tengoklah? Banyak manusia abad ini yang pintar berkata, beragumen, dan beretorika, mudah menipu lewat keindahan berbicara dan rupa, tetapi tidak segan-segan memakan dan menelan mangsa dengan kata indah dan wajah rupawan itu. Tengoklah para elit politik yang rajin dan pintar mengeluarkan kata-kata indah saat berkampanye, tetapi yang sebenarnya adalah bisa untuk membunuh saudaranya. Apakah ini yang disebut cerdas? Lalu apakah cerdas itu? Dalam sebuah riwayat dari Syadad bin Aus ra. Dari Rasulullah saw, beliau bersabda "Orang yang berakal adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian. Orang yang kurang perhitungan adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan bahwa Allah selalu mengampuni dan memaafkannya". Dalam riwayat lain dikatakan, "Orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian". (HR. Tirmidzi) Hadits diatas mengingatkan manusia tentang kepintaran dan kecerdasan hakiki yang bermanfaat bagi manusia di dunia dan di akhirat. Orang pintar dan cerdas adalah orang yang bersiap-siap mengumpulkan bekal untuk suatu masa setelah kematian. Orang itulah yang Rasulullah saw sebut dengan al-kais. Al-Kais adalah orang yang berfikir jauh kedepan untuk masa depan kehidupannya, bahkan untuk kehidupan yang kekal dan abadi. Orang pintar seperti yang disebut Rasulullah saw tidak terpancing untuk melakukan pekerjaan atau perbuatan yang hanya memberikan dampak pendek, apalagi yang tidak berdampak apa-apa atau merugikan. Jadilah orang yang cerdas, wahai saudaraku.. Orang yang cerdas itu adalah orang yang menjadikan Allah sebagai pengawas terhadap ilmu. Kita memuji Allah swt yang telah memuliakan dan menjadikan kita sebagai penuntut ilmu, kemudian kita memohon kepada Allah swt agar senantiasa membukakan pintu-pintu-Nya bagi kita. Dan pintu paling agung yang dibukakan Allah swt kepada kita adalah Dia menjadikan kita sebagai hamba-Nya. Banyak manusia menyia-nyiakan Allah dengan perbuatan keji dan dosa karena kecintaan yang sangat pada dunia sehingga Allah akan menyia-nyiakan mereka didunia dan diakhirat. Layaknya Fir'aun yang durjana yang menyia-nyiakan Allah, sehingga Allah melenyapkannya didasar lautan. Allah swt berfirman, "Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan". (Al-An'am:120). Mungkin dosa yang kelihatan, terkadang kita meninggalkannya karena takut kepada pengawasan manusia, namun dosa yang tersembunyi tidak akan ditinggalkan, melainkan karena takut kepada Allah. Jadilah orang yang cerdas, wahai saudaraku.. Orang yang cerdas itu adalah orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah saw dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak akan dapat kita realisasikan dengan sempurna, kecuali dengan mengkaji sirah (perjalanan hidup) Rasulullah saw dan merenungkan semua per
[daarut-tauhiid] Kisah Seorang Pemuda, Mati Satu Tumbuh Seribu
http://www.hudzaifah.org/Article362.phtml Kisah Seorang Pemuda, Mati Satu Tumbuh Seribu Posted by: abusafar on Thursday, May 11, 2006 - 05:00 PM Hudzaifah.org - Pada zaman dahulu kala, sebelum zaman Nabi Muhammad SAW, hiduplah seorang raja. Dia memiliki seorang tukang sihir yang sudah tua. Suatu ketika, tukang sihir ini berkata kepada raja, "Sesungguhnya saya telah lanjut usia, maka utuslah kepada saya seorang pemuda agar saya mengajarinya ilmu sihir." Si tukang sihir ini menginginkan agar ada generasi muda yang dapat meneruskan ilmu sihirnya. Lalu sang raja mengutus seorang pemuda kepadanya untuk diajari ilmu sihir. Ketika dalam perjalanan, pemuda yang diutus itu menjumpai seorang Rahib (seorang Nasrani yang ahli ibadah). Lalu pemuda itu duduk di hadapan sang Rahib dan mendengarkan ucapannya. Ternyata Pemuda ini terkesan dengan perkataan sang Rahib. Akhirnya, setiap kali pemuda ini ingin menemui si Tukang Sihir, ia selalu menemui si Rahib dahulu untuk duduk kepadanya. Setelah itu barulah dia menemui si Tukang Sihir. Dan setiap kali dia bertemu si Tukang Sihir, pemuda ini selalu dipukul karena selalu terlambat. Terlambat gara-gara selalu menemui si Rahib dalam perjalanan. Karena selalu dipukul, pemuda ini melaporkannya kepada si Rahib. Rahib lalu menanggapinya, "Kalau kamu takut tukang sihir, maka katakanlah: 'Saya tertahan oleh keluarga saya', dan apabila kamu takut pada keluargamu, maka katakanlah: 'Saya tertahan oleh Tukang Sihir.'" Nah, pada suatu hari Pemuda ini memergoki seekor binatang besar yang merintangi orang banyak. Lalu dia berkata, "Hari ini saya akan mengetahui, tukang sihir yang lebih afdhal ataukah rahib yang lebih afdhal?" Lalu dia ambil sebuah batu dan berdoa, "Ya Allah, jikalau perkara sang Rahib yang lebih Engkau cintai daripada perkara tukang sihir, maka bunuhlah hewan ini sehingga orang-orang bisa berlalu." Kemudian dia lemparkan batu itu dan berhasil membunuhnya. Sehingga orang lain pun dapat meneruskan perjalanan. Akhirnya, Pemuda ini mendatangi Rahib dan menceritakan kejadian barusan kepadanya. Menanggapi hal tersebut, Rahib berkata, "Hai Putraku, engkau sekarang lebih utama daripada aku, perkaramu telah sampai pada apa yang aku lihat. Dan sesungguhnya engkau bakal diuji. Jika engkau benar-benar diuji maka janganlah engkau menunjukkan kepada aku." Singkat cerita, maka jadilah Pemuda ini sebagai orang yang bisa menyembuhkan buta bawaan, sopak, dan mengobati orang-orang dari semua penyakit (dengan izin Allah). *** Suatu ketika, ada seorang buta yang mendengar tentang hal ini. Si buta ini adalah teman dekat Raja. Dia lalu mendatangi pemuda itu dengan membawa hadiah yang melimpah. Si Buta berkata, "Semua yang ada di sini adalah untukmu jika kamu bisa menyembuhkan aku." Lalu si Pemuda tadi menanggapinya, "Sesungguhnya aku tidak bisa menyembuhkan seorangpun. Sesungguhnya yang menyembuhkan itu adalah Allah Ta'ala. Jika Anda beriman kepada Allah Ta'ala saya akan memohon kepada Allah, maka Dia pasti menyembuhkanmu." Kemudian si Buta beriman kepada Allah, dan Allah membuatnya sembuh. Orang yang tadinya buta itu kemudian mendatangi raja dan duduk menemaninya sebagaimana selama ini ia duduk menemani Raja. Sang Raja melihat dia sudah tidak buta lagi. Kemudian bertanya, "Siapa yang telah mengembalikan kebutaanmu ini?" "Tuhanku dan Tuhan Anda adalah Allah" jawab teman Raja itu. Akibat perkataannya itu sang Raja menghukum dan terus menyiksanya, sampai ia menunjukkan tentang adanya seorang Pemuda. Akhirnya Pemuda itu pun didatangkan dan Raja berkata kepadanya, "Hai Putraku, sihirmu telah sampai pada tingkat menyembuhkan penyakit buta bawaan, sopak, dan engkau telah berbuat dan berbuat!" Maka si Pemuda menjawabnya, "Sesungguhnya saya tidak bisa menyembuhkan siapa pun. Sesungguhnya yang menyembuhkan itu adalah Allah Ta'ala." Akibat perkataannya itu, sang Raja menghukumnya dan terus menyiksanya, hingga ia memberitahu adanya seorang Rahib. Akhirnya si Rahib didatangkan pula. Raja berkata kepadanya, "Tinggalkan agamamu!" Tapi si Rahib menolaknya. Sehingga Raja memerintahkan untuk mengambil gergaji. Gergaji itu diletakkan di tengah kepalanya, lalu dibelahnya kepala itu, hingga robohlah kedua belahannya. Kemudian teman dekat Raja yang sudah tidak buta itu dihadirkan lagi. Sang Raja berkata kepadanya, "Tinggalkan agamamu itu!" Dia pun menolaknya. Maka gergaji diletakkan di tengah-tengah kepalanya, dan dia dibelah hingga roboh kedua belahannya itu. Kemudian si Pemuda itu dihadirkan. Sang Raja berkata kepadanya, "Tinggalhkan agamamu!" Sang Pemuda menolaknya. Sehingga sang Raja menyodorkan pemuda ini kepada sekelompok sahabatnya. Sang Raja memerintahkan, "Pergilah, bawa ia ke gunung ini dan itu, dan jika kamu telah sampai pada puncaknya, maka jika ia meninggalkan agamanya, bebaskan dia. Tetapi jik
[daarut-tauhiid] Sebuah Kisah Untuk Para Pelaku Pornografi dan Pornoaksi
http://www.hudzaifah.org/Article368.phtml Sebuah Kisah Untuk Para Pelaku Pornografi dan Pornoaksi Posted by: SangHikmah on Sunday, May 21, 2006 - 11:31 PM Hudzaifah.org - Apa jadinya bila seorang pemuda sholeh digoda oleh wanita cantik? Kepada para pelaku pornografi dan pornoaksi, bisa mengambil hikmah dari kisah ini. Kecantikan dan keindahan tubuh adalah ujian. Kisah ini pun bisa menjadi inspirasi bagi da'i dalam berdakwah. Bahwa berda'wah itu harus lemah lembut, bukan dengan kekerasan ataupun caci maki kepada pelakunya. Karena hati, hanya bisa disentuh oleh hati. Selamat membaca. __ Rabi' bin Khaitsam adalah seorang pemuda yang terkenal ahli ibadah dan tidak mau mendekati tempat maksiat sedikit pun. Jika berjalan pandangannya teduh tertunduk. Meskipun masih muda, kesungguhan Rabi' dalam beribadah telah diakui oleh banyak ulama dan ditulis dalam banyak kitab. Imam Abdurrahman bin Ajlan meriwayatkan bahwa Rabi' bin Khaitsam pernah shalat tahajjud dengan membaca surat Al Jatsiyah. Ketika sampai pada ayat keduapuluh satu, ia menangis. Ayat itu artinya, "Apakah orang-orang yang membuat kejahatan (dosa) itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka sama dengan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka sangka itu!" Seluruh jiwa Rabi' larut dalam penghayatan ayat itu. Kehidupan dan kematian orang berbuat maksiat dengan orang yang mengerjakan amal shaleh itu tidak sama! Rabi' terus menangis sesenggukan dalam shalatnya. Ia mengulang-ngulang ayat itu sampai terbit fajar. Kesalehan Rabi' sering dijadikan teladan. Ibu-ibu dan orang tua sering menjadikan Rabi' sebagai profil pemuda alim yang harus dicontoh oleh anak-anak mereka. Memang selain ahli ibadah, Rabi' juga ramah. Wajahnya tenang dan murah senyum kepada sesama. Namun tidak semua orang suka dengan Rabi'. Ada sekelompok orang ahli maksiat yang tidak suka dengan kezuhudan Rabi'. Sekelompok orang itu ingin menghancurkan Rabi'. Mereka ingin mempermalukan Rabi' dalam lembah kenistaan. Mereka tidak menempuh jalur kekerasan, tapi dengan cara yang halus dan licik. Ada lagi sekelompok orang yang ingin menguji sampai sejauh mana ketangguhan iman Rabi'. Dua kelompok orang itu bersekutu. Mereka menyewa seorang wanita yang sangat cantik rupanya. Warna kulit dan bentuk tubuhnya mempesona. Mereka memerintahkan wanita itu untuk menggoda Rabi' agar bisa jatuh dalam lembah kenistaan. Jika wanita cantik itu bisa menaklukkan Rabi', maka ia akan mendapatkan upah yang sangat tinggi, sampai seribu dirham. Wanita itu begitu bersemangat dan yakin akan bisa membuat Rabi' takluk pada pesona kecantikannya. Tatkala malam datang, rencana jahat itu benar-benar dilaksanakan. Wanita itu berdandan sesempurna mungkin. Bulu-bulu matanya dibuat sedemikian lentiknya. Bibirnya merah basah. Ia memilih pakaian sutera yang terindah dan memakai wewangian yang merangsang. Setelah dirasa siap, ia mendatangi rumah Rabi' bin Khaitsam. Ia duduk di depan pintu rumah menunggu Rabi' bin Khaitsam datang dari masjid. Suasana begitu sepi dan lenggang. Tak lama kemudian Rabi' datang. Wanita itu sudah siap dengan tipu dayanya. Mula-mula ia menutupi wajahnya dan keindahan pakaiannya dengan kain hitam. Ia menyapa Rabi', "Assalaamu'alaikum, apakah Anda punya setetes air penawar dahaga?" "Wa'alaikumussalam. Insya Allah ada. Tunggu sebentar." Jawab Rabi' tenang sambil membuka pintu rumahnya. Ia lalu bergegas ke belakang mengambil air. Sejurus kemudian ia telah kembali dengan membawa secangkir air dan memberikannya pada wanita bercadar hitam. "Bolehkah aku masuk dan duduk sebentar untuk minum. Aku tak terbiasa minum dengan berdiri." Kata wanita itu sambil memegang cangkir. Rabi' agak ragu, namun mempersilahkan juga setelah membuka jendela dan pintu lebar-lebar. Wanita itu lalu duduk dan minum. Usai minum wanita itu berdiri. Ia beranjak ke pintu dan menutup pintu. Sambil menyandarkan tubuhnya ke daun pintu ia membuka cadar dan kain hitam yang menutupi tubuhnya. Ia lalu merayu Rabi' dengan kecantikannya. Rabi' bin Khaitsam terkejut, namun itu tak berlangsung lama. Dengan tenang dan suara berwibawa ia berkata kepada wanita itu, "Wahai saudari, Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya." Allah yang Maha pemurah telah menciptakan dirimu dalam bentuk yang terbaik. Apakah setelah itu kau ingin Dia melemparkanmu ke tempat yang paling rendah dan hina, yaitu neraka?! "Saudariku, seandainya saat ini Allah menurunkan penyakit kusta padamu. Kulit dan tubuhmu penuh borok busuk. Kecantikanmu hilang. Orang-orang jijik melihatmu. Apakah kau juga masih berani b
[daarut-tauhiid] IKUTI: Pelatihan Menulis dan Skenario
-- INFORMASI AGENDA KAMPUS TRISAKTI -- http://www.hudzaifah.org/PostCalendar-01-06-2006-month-default.phtml Dewan Kemakmuran Masjid Asy Syuhada Trisakti menggelar : Pelatihan Menulis dan Skenario dengan tema "Mencetak Penulis Muda Muslim yang Produktif" 15 Juni 2006 - M. Yulius (Pemred Majalah Annida) - Pipiet Senja (Novelis) - Habiburrahman (Penulis Novel Ayat-Ayat Cinta) 16 Juni 2006 - Sony Setiawan (Penulis Skenario Sinetron Kesaksian dan Musafir) - Boim Lebon (Penulis Buku Lupus)* Gedung H. Lantai 2 Kampus A Universitas Trisakti Jakarta Barat, Indonesia Infaq : Rp 20.000,- Fasilitas : Seminar Kit, Snack, Majalah Annida, dan Sertifikat Contact Information: - Mobile: 081381166283 (Barly) - E-Mail: public [at] hudzaifah.org - WebSite: http://www.hudzaifah.org - Sekretariat: Masjid Asy Syuhada Kampus A Trisakti *) dalam konfirmasi -- AKHIR DARI EMAIL KAMI -- === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === SPONSORED LINKS Bali indonesia hotel Bali indonesia Indonesia hotel Bali indonesia vacation Bali indonesia travel YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "daarut-tauhiid" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[daarut-tauhiid] (RALAT) IKUTI: Pelatihan Menulis Fiksi dan Skenario
-- INFORMASI AGENDA KAMPUS TRISAKTI -- Note: Mohon maaf, ada sedikit ralat dari informasi yang pernah kami umumkan sebelum ini http://www.hudzaifah.org/PostCalendar-01-06-2006-month-default.phtml Dewan Kemakmuran Masjid Asy Syuhada Trisakti menggelar : Pelatihan Menulis Fiksi dan Skenario dengan tema "Mencetak Penulis Muda Muslim yang Produktif" 15 Juni 2006 Pukul 10.30 - 17.30 WIB - M. Yulius (Pemred Majalah Annida) - Pipiet Senja (Novelis) - Habiburrahman (Penulis Novel Ayat-Ayat Cinta) 16 Juni 2006 Pukul 13.00 - 17.30 WIB - Sony Setiawan (Penulis Skenario Sinetron Kesaksian dan Musafir) - Boim Lebon (Penulis Buku Lupus)* 15-16 Juni 2006 Gedung F&G Lantai 8 Kampus A Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 1, Grogol, Jakarta Barat Infaq : Rp 35.000,- (untuk 2 hari) Fasilitas : Seminar Kit, Snack, Majalah Annida, dan Sertifikat Tempat pendaftaran : 1. Aula masjid Asy Syuhada Kampus A Trisakti 2. Lobby gedung I FE 3. Lobby gedung H FH 4. Lobby gedung F dan G Tempat terbatas Contact Information: - Mobile: 081381166283 (Barly) - Mobile: 08121900482 (Vivi) - E-Mail: public [at] hudzaifah.org - WebSite: http://www.hudzaifah.org - Sekretariat: Masjid Asy Syuhada Kampus A Trisakti *) dalam konfirmasi -- UCAPAN DUKA CITA: -- Innalillahi wainnailaihi rajiun... Segenap kru Hudzaifah.org menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah gempa bumi yang menimpa Yogyakarta dan Jateng. Kepada yang menjadi korban nyawa, semoga segala amal ibadahnya Diterima di sisi Allah sebagai pemberat timbangan. Kepada yang selamat, semoga Allah memberikan rasa kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian ini, dan semoga menjadi sarana untuk mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Aamiin. -- AKHIR DARI EMAIL KAMI -- === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === SPONSORED LINKS Bali indonesia hotel Bali indonesia Indonesia hotel Bali indonesia vacation Bali indonesia travel YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "daarut-tauhiid" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[daarut-tauhiid] Perjalanan Tim Hudzaifah Peduli Bencana Jogja
-- REPORTASE KHUSUS -- http://www.hudzaifah.org/Article374.phtml Reportase Lepas Perjalanan Tim Hudzaifah Peduli Bencana Jogja Posted by: al_ichsan on Wednesday, June 07, 2006 - 01:27 AM Hudzaifah.org- "Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"." (Al An'aam : 63) Bencana gempa bumi yang menewaskan kurang lebih 5000 jiwa masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya telah meninggalkan luka yang mendalam bagi masyarakat Yogyakarta dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Belum selesai duka berkepanjangan akibat bencana tsunami di Aceh alam kembali menunjukkan kemarahannya. Berikut ini adalah buku harian yang dirangkum berupa reportase mengenai perjalanan Tim Hudzaifah Peduli Bencana Jogja selama tiga hari perjalanan (2-3 Juni 2006). 2 Juni 2006 Tim yang terdiri dari 11 orang ikhwan bersiap-siap untuk melakukan perjalanan jauh ke Yogyakarta setelah beberapa hari sebelumya menyiapkan dana dan barang-barang kebutuhan untuk warga Jogja dan sekitarnya. Sekretariat UKM Hudzaifah tumpah ruah dengan ikhwan-ikhwan yang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk keberangkatan Tim Hudzaifah Peduli bencana Jogja. Ada yang menghitung dan mengepak kembali uang-uang tunai yang akan dibawa dan ada pula yang mempersiapkan barang-barang bantuan yang akan dibawa seperti baju-baju bekas dan peralatan-peralatan lainnya. Setelah dirasa segala sesuatunya telah beres Tim Hudzaifah Peduli bencana Jogja dibagi menjadi dua tim mobil, Tim APV dan Tim Taruna. Tim Hudzaifah Peduli bencana Jogja terdiri dari : Tim APV: Wahyu Prabowo, Skg (FKG '99), Pasih Sawito (FE '00), Profianto, Skg (FKG '99), Eko Hartono (FTSP '02), Dimas Al Ichsan, SE (FE '02),dan Ivan Purbaya (FE '04) Tim Taruna: Andi (FE '98), Amin (FE '01), Barly Yusrib (FTI '02), Purnama (FTKE '04), dan Dedi (FE '04) Jam 17.30 Tim berangkat dari Kampus A USAKTI ditemani dengan hujan yang rintik-rintik dan diwarnai oleh kemacetan kota Jakarta. Sekitar jam 19.30 Kami berhenti di pemberhentian TAMBUN untuk mengisi bensin dan makan malam. Perjalanan terus kami tempuh dengan berganti-ganti supir (agar tidak terjadi kecelakaan akibat mengantuk). Malam ini kami tidur di mobil sembari meneruskan perjalanan. 3 Juni 2006 Jam 05.30 pagi setelah menunaikkan ibadah solat Shubuh kami disuguhi pemandangan kota TEGAL yang alami. Setelah itu kami meneruskan perjalanan dan setengah jam kemudian sampailah kami di kota batik, PEKALONGAN. Geliat kota Pekalongan pagi itu sudah menunjukkan aktivitas yang lumayan bersemangat. Sekitar jam 08.30 kami kembali menikmati suasana asri kota SEMARANG. Ada kejadian yang cukup menarik di tikungan antara jalur Ambarawa - Magelang. Kami hampir saja kecelakaan ditabrak oleh truk yang melaju berlawanan arah, Alhamdulillah Allah masih melindungi kami, sang supir akh Pasih masih sempat membanting stir ke kiri. Shock dengan kejadian tersebut kami akhirnya lebih berhati-hati dan lebih terjaga dari kelelahan. Jam 12.30 akhirnya kami sampai di kota tujuan kami YOGYAKARTA. Mobil kami arahkan ke kota GEDE menuju tempat pamannya Akh Pasih bermukim. Disini kami memesan sekitar 450 bungkus nasi untuk dibagikan kepada pasien RS. Dr. Sardjito Yogyakarta. Setelah itu sekitar jam 14.30 kami meneruskan perjalanan ke kota JETIS. Disinilah kami mulai melihat pemandangan yang menyedihkan. Rumah, sarana dan prasarana disini rusak dan ambruk. Kesedihan dan tatapan kosong terlihat di wajah para masyarakat. Jam 15.45 kami tiba di BAMBANGLIPURO dusun SAMEN. Di desa ini sudah menunggu akh Didit (FH '03) dan Ukhti Serra (FH '03) beserta teman-teman dari LDK UNY dan USAKTI. Menurut Bapak Marzuki yang kami wawancarai di desa ini tercatat korban jiwa sepuluh orang akibat gempa. Disini berdiri TPA terpadu, kami bermain dan belajar bersama anak-anak korban gempa. Akh Basuki dari LDK UNY beserta teman-teman LDK UNY lainnya memiliki misi untuk pengajaran TPA dibeberapa tempat. Jam 18.00 kami bersama anak-anak di dusun ini menunaikkan ibadah Shalat maghrib berjama'ah di sebuah tenda yang dikhususkan sebagai mushola. Setelah itu kami kembali ke tenda kami yang juga berfungsi sebagai TPA, di tenda ini kami membaca Al-Qur'an bersama, bercerita bersama, dan bermain-main dengan anak-anak ini. Untuk sementara ini trauma yang dialami anak-anak tersebut sudah cukup terobati. Mereka sangat senang akan kedatangan kami terutama kepada Akh Didit yang memang sudah sangat akrab dengan mereka selama beberapa hari ini. Jam 18.30 Seluruh anggota tim bergerak untuk membeli sembako dan barang-barang kebutuhan lainnya. Kecuali akh Pasih yang tinggal di desa B
[daarut-tauhiid] Kisah Si Belang, Si Botak, dan Si Buta yang Diuji Oleh Allah
http://www.hudzaifah.org/Article381.phtml Kisah Si Belang, Si Botak, dan Si Buta yang Diuji Oleh Allah Posted by: abusafar on Thursday, June 15, 2006 - 09:17 PM Hudzaifah.org - Zaman dahulu kala, ada tiga orang Bani Israil. Orang yang pertama berkulit belang (sopak), yang kedua berkepala botak, dan yang ketiga buta. Allah ingin menguji ketiga orang tersebut. Maka Dia mengutus kepada mereka satu malaikat. Malaikat mendatangi orang yang berpenyakit sopak (Si Belang) dan bertanya kepadanya, "Sesuatu apakah yang engkau minta?" Si Belang menjawab, "Warna yang bagus dan kulit yang bagus serta hilangnya dari diri saya sesuatu yang membuat orang-orang jijik kepada saya." Lalu malaikat itu mengusapnya dan seketika itu hilanglah penyakitnya yang menjijikkan itu. Kini ia memiliki warna kulit yang bagus. Kemudian malaikat itu bertanya lagi kepadanya, "Harta apa yang paling engkau sukai?" Orang itu menjawab, "Onta." Akhirnya orang itu diberikan seekor onta yang bunting seraya didoakan oleh malaikat, "Semoga Allah memberi berkah untukmu dalam onta ini." Kemudian malaikat mendatangi si Botak dan bertanya kepadanya, "Apakah yang paling engkau sukai?" Si Botak menjawab, "Rambut yang indah dan hilangnya dari diri saya penyakit yang karenanya aku dijauhi oleh manusia." Malaikat lalu mengusapnya, hingga hilanglah penyakitnya dan dia diberi rambut yang indah. Malaikat bertanya lagi, "Harta apa yang paling engkau sukai?" Orang itu menjawab, "Sapi." Akhirnya si Botak diberikan seekor sapi yang bunting dan didoakan oleh malaikat, "Semoga Allah memberkahinya untukmu." Selanjutnya malaikat mendatangi si Buta dan bertanya kepadanya, "Apa yang paling engkau sukai?" Si Buta menjawab, "Allah mengembalikan kepada saya mata saya agar saya bisa melihat manusia." Malaikat lalu mengusapnya hingga Allah mengembalikan padangannya. Si Buta bisa melihat lagi. Setelah itu malaikat bertanya lagi kepadanya, "Harta apa yang paling engkau sukai?" Orang itu menjawab, "Kambing." Akhirnya diberilah seekor kambing yang bunting kepadanya sambil malaikat mendoakannya. Singkat cerita, dari hewan yang dimiliki ketiga orang itu beranak dan berkembang biak. Yang pertama memiliki satu lembah onta, yang kedua memiliki satu lembah sapi, dan yang ketiga memiliki satu lembah kambing. Kemudian sang malaikat - dengan wujud berbeda dengan sebelumnya - mendatangi si Belang. Malaikat berkata kepadanya, "Seorang miskin telah terputus bagiku semua sebab dalam safarku, maka kini tidak ada bekal bagiku kecuali pertolongan Allah kemudian dengan pertolongan Anda. Saya memohon kepada Anda demi (Allah) Yang telah memberi Anda warna yang bagus, kulit yang bagus, dan harta, satu ekor onta saja yang bisa menghantarkan saya dalam safar saya ini." Orang yang tadinya belang itu menanggapi, "Hak-hak orang masih banyak." Lalu malaikat bertanya kepadanya, "Sepertinya saya mengenal Anda. Bukankah Anda dulu berkulit belang yang dijauhi oleh orang-orang dan juga faqir, kemudian Anda diberi oleh Allah?" Orang itu menjawab, "Sesungguhnya harta ini saya warisi dari orang-orang tuaku." Maka malaikat berkata kepadanya, "Jika kamu dusta, maka Allah akan mengembalikanmu pada keadaan semula." Lalu, dengan rupa dan penampilan sebagai orang miskin, malaikat mendatangi mantan si Botak. Malaikat berkata kepada orang ini seperti yang dia katakan kepada si Belang sebelumnya. Ternyata tanggapan si Botak sama persis dengan si Belang. Maka malaikat pun menanggapinya, "Jika kamu berdusta, Allah pasti mengembalikanmu kepada keadaan semula." Lalu malaikat - dengan rupa dan penampilan berbeda dengan sebelumnya - mendatangi si Buta. Malaikat berkata kepadanya, "Seorang miskin dan Ibn Sabil yang telah kehabisan bekal dan usaha dalam perjalanan, maka hari ini tidak ada lagi bekal yang menghantarkan aku ke tujuan kecuali dengan pertolongan Allah kemudian dengan pertolongan Anda. Saya memohon kepada Anda, demi Allah yang mengembalikan pandangan Anda, satu ekor kambing saja supaya saya bisa meneruskan perjalanan saya." Maka si Buta menanggapinya, "Saya dulu buta lalu Allah mengembalikan pandangan saya. Maka ambillah apa yang kamu suka dan tinggalkanlah apa yang kamu suka. Demi Allah aku tidak keberatan kepada kamu dengan apa yang kamu ambil karena Allah." Lalu malaikat berkata kepadanya, "Jagalah harta kekayaanmu. Sebenarnya kamu (hanyalah) diuji. Dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada dua sahabatmu." Demikianlah kisah ini, Allah senantiasa menguji hamba-hamba-Nya. Dan kita pun senantiasa diuji oleh-Nya. Dalam kisah tadi, ada dua hal yang menjadi bahan ujian, yaitu kesehatan/penampilan fisik dan harta. Mudah-mudahan kita adalah yang orang yang lulus ujian sebagaimana si Buta. Jika kita ingin seperti si Buta, maka kita harus berusaha
[daarut-tauhiid] Tiga Bayi yang Dapat Berbicara (bagian ke-1)
http://www.hudzaifah.org/Article384.phtml Tiga Bayi yang Dapat Berbicara (bagian ke-1) Posted by: abusafar on Sunday, July 02, 2006 - 12:41 AM Hudzaifah.org - Tidak ada manusia yang berbicara pada masa bayinya, kecuali tiga. Mereka adalah Nabi Isa putra Maryam ketika masih bayi, yang kedua adalah bayi yang menjadi sahabat Juraij seorang ahli ibadah, dan yang ketiga adalah seorang bayi yang menyusu pada ibunya dalam sebuah perjalanan. Artikel kisah ini hendak mengkisahkan dua bayi yang terakhir. Mengenai kisah bayi Nabi Isa putra Maryam, bisa kita dapati kisahnya di Al Qur'an, khususnya pada surat Maryam ayat 27 sampai ayat 36. Sedangkan kisah bayi yang ke-3 akan kita ikuti pada artikel mendatang. Baiklah, mari sejenak kita ikuti kisah bayi yang kedua. Bayi ini adalah sahabat seseorang yang bernama Juraij. Juraij adalah seorang ahli ibadah. Dia membangun sebuah biara dan dia selalu berada di dalamnya. Ketika sedang shalat, tiba-tiba Juraij didatangi oleh ibunya. Ibunya memanggil, "Hai Juraij!" Mendengar panggilan ibunya, Juraij berkata, "Ya Rabbi, Ibu saya dan shalat saya??" Maksud dari perkataan Juraij adalah, dia meminta bimbingan Allah, untuk memilih mana yang paling utama antara menjawab panggilan ibunya atau menyempurnakan shalatnya dulu. Ternyata Juraij lebih memilih meneruskan shalatnya. Akhirnya sang ibu pergi. Keesokan harinya, ibunya datang lagi pas ketika Juraij sedang shalat. Lalu sang ibu memanggil, "Hai Juraij!" Lalu Juraij berkata seperti kemarin, "Ya Rabbi, Ibuku dan shalatku?" Ternyata Juraij lebih memilih untuk meneruskan shalatnya. Maka ibunya pun berdoa, "Ya Allah, janganlah Engkau mematikannya sehingga ia melihat kepada muka wanita pelacur." Singkat cerita, nama Juraij beredar di tengah-tengah masyarakat Bani Israil pada waktu itu. Masyarakat sering menyebut-nyebut nama Juraij dan ibadahnya. Dan di tengah-tengah masyarakat ada seorang wanita pelacur yang sangat terkenal cantik. Saking cantiknya, wanita ini sering dijadikan perumpamaan dalam hal kecantikan ketika itu. Wanita pelacur ini berkata, "Jika kalian mau, aku akan mengujinya." Dia hendak menfitnah Juraij. Dia pun lalu merayu dan menggodanya. Tapi Juraij tidak melirik sama sekali. Tidak putus asa, wanita pelacur ini akhirnya mendatangi seorang penggembala yang biasa tidur di biara Juraij. Pelacur ini menyerahkan dirinya kepada penggembala ini dan berzina, sampai akhirnya hamil. Ketika pelacur ini melahirkan, dia berkata, "Anak ini dari Juraij". Mendengar perkataan si pelacur, masyarakat mendatangi Juraij dan memukulinya. Mereka menurunkannya dengan paksa lalu menghancurkan biaranya, dan memukulinya kembali. "Ada apa kalian ini?" sergah Juraij kebingungan. Mereka menjawab, "Kamu berzina dengan Pelacur itu hingga ia melahirkan dari kamu." "Mana bayi itu?" tanya Juraij. Akhirnya mereka mendatangkan bayi tersebut. Juraij berkata, "Biarkan aku sampai aku selesai shalat." Setelah dia selesai shalat, dia mendatangi bayi tersebut lalu menekan perutnya dengan jari dan berkata, "Hai anak kecil, siapa ayahmu?" Bayi itu menjawab, "Fulan si penggembala itu." Mendengar jawaban si bayi, akhirnya masyarakat menyerbu Juraij, menciuminya, dan mengusap-usapnya. Mereka berkata, "Kami akan membangun biaramu dari emas." Jawaban Juraij, "Tidak, kembalikan dari tanah liat seperti semula." Akhirnya mereka pun melaksanakannya... (bersambung, kisah selanjutnya bayi ke-3 yang dapat berbicara). Maraji': Hadits Bukhari - Muslim (h) http://www.hudzaifah.org/Article384.phtml Yahoo! Groups Sponsor ~--> Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/vbOolB/TM ~-> === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Kami Tak Pernah Tahu
NASKAH TERBARU http://www.hudzaifah.org/Article390.phtml Kami Tak Pernah Tahu Posted by: admin on Thursday, July 06, 2006 - 11:44 PM Hudzaifah.org Kami tak pernah tahu berapa banyak darah harus tertumpah untuk membebaskanmu Al-Aqsa... Yang kami tahu hanyalah belum setetes pun darah yang telah kami persembahkan untukmu Kami tak pernah tahu berapa raga mesti meregang nyawa agar engkau tak lagi dihina Al-Aqsa... Yang kami tahu hanyalah belum setapak pun langkah dan kami belum beranjak dari sini Kami tak pernah tahu akankah Ia menyerahkan amanah ini dengan segala keterbatasan kami Yang kami yakin adalah menguatkan tekad, bersihkan hati terus berbuat sejauh jangkauan tangan Kami tak pernah tahu bilakah Allah 'kan mempercayakan tugas mulia ini agar kami tergabung dalam barisan syuhada Yang kami tahu hanyalah haruslah tetap menanti dengan senandung, rindu dan air mata Kami tak pernah tahu... Dari nasyid: "Kami Tak Pernah Tahu" Album : Untuk Sebuah Cita Munsyid : Izzatul Islam Sukron to : http://liriknasyid.com SELESAI === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/