[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ayu Azhari Memang Pantas Jadi WaBup Sukabumi

2010-01-13 Thread Hartati Nurwijaya
Sekilas saya membaca di milis ini ada yang mempertanyakan perihal kemampuan Ayu 
jika terpilih nanti sebagai Wakil Bupati. Pencalonan diri Ayu Azhari sebagai 
Wakil Bupati Sukabumi penuh pro dan kontra. Bagi yang kontra mereka mengajukan 
alasan mengenai 'brandname' Ayu Azhari sebagai artis yang dahulu sering 
tampil panas.

Latar belakang seseorang yang akan dipilih sebagai pemimpin memang perlu. Jika 
boleh saya berpendapat, latar belakang Ayu Azhari sebagai artis 'hot' bukan 
merupakan alasan utama untuk tidak memilihnya. Sebab lebih berbahaya seorang 
calon pemimpin yang berlatar belakang sebagai narapidana akibat membunuh, 
korupsi dan sogokan. Toh  kini Ayu  sebagai seorang Ibu dari beberapa 
anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa semakin dewasa dalam tindakannya dan 
juga penampilannya. Saya melihat sudah banyak perubahan pada diri Ayu Azhari, 
khususnya dalam penampilan cara berpakaiannya di depan umum.

Mengenai kemampuan intelektualnya, saya yakin Ayu yang berani mencalonkan 
dirinya sudah mempersiapkan diri dengan matang. Saya yakin konsep slogan IBM 
'learning by doing' cocok sekali dengan pribadi Ayu yang sudah banyak 
pengalaman bergaul dengan berbagai kalangan. Toh banyak pejabat elit di 
Indonesia kini yang disumpah jabatannya, lulusan universitas luar negeri, UGM, 
UI, ITB dll yang  bertitel Master, Doktor, ketua ini-itu dan dianggap hapal UU 
Dasar Negara 1945 dan banyak UU lainnya di bidang hukum, ya tetap saja 
melanggar hukum dan tidak peduli akan kesejahteraan rakyat. Bahkan saat mereka 
menjadi pejabat dan tokoh, menggunakan intelektualnya untuk memperkaya diri 
sepuas-puasnya layaknya Machiavelisme dan mafioso.

Masalah pornografi dan ketakutan pihak yang kontra pada pencalonan Ayu, 
seharusnya tidak perlu khawatir lagi. UU Pornografi dan Pornoaksi sudah 
disyahkan DPR. Tidak mungkin, sosok Ayu yang mencalonkan dirinya sebagai Wakil 
Bupati Sukabumi akan tampil seronok di hadapan khalayak ketika kampanye.

Intinya demokrasi di negara kita harus memberikan kesempatan, dan tidak 
memberikan penilaian sebelum terbukti fakta di lapangan. Kemampuan seorang 
pemimpin yang dapat mensejahterakan, memakmurkan dan mengeluarkan rakyat dari 
jurang kemiskinan, buta huruf dan kebodohan adalah pemimpin yang patut dipilih.

Mari kita bersama, menantikan pilihan penduduk dan warga Sukabumi untuk memilih 
pemimpin yang dianggapnya layak.

Megara, 13 Januari 2010  
 Hartati Nurwijaya in Megara Greece
http://bahaya-alkohol.blogspot.com 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ayu Azhari Memang Pantas Jadi WaBup Sukabumi

2010-01-14 Thread Hartati Nurwijaya
Dear Bu Yuda,

Salah info Bu, Ayu mencalonkan jadi Wakil Bupati bukan Bupati.
Kalau dia terpilih paling suaminya konser gratis di Sukabumi, secara suaminya 
penyanyi terkenal.

Ingat zaman Bu Megawati menjadi Presiden atau Margareth Teacher, Hillary 
Clinton dan PM Jerman sekarang wanita, kayaknya enggak ngaruh posisi suaminya.


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuda Irlang  
wrote:
>
> Dear Hartati,
>
> Biasanya kalau suami menjadi bupati maka istrinya menjadi Ketua PKK. Lah 
> kalau Ayu jadi Bupati, gimana dooonkk??
>
> bu Yuda


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mengapa pagar Istana akan ditinggikan? (dgn biaya Rp 22 milyar)

2010-02-14 Thread Hartati Nurwijaya
Saya jadi ingat dengan berita di Kompas.com tahun lalu soal penggantian karpet 
di Istana yang menelan biaya kalau enggak salah hingga Rp.9 milyar atau 900 
juta? (ingatnya awal nilainya 9).

Nah ini kemungkinan pekerjaan  para punggawa istana yang cari obyekan mumpung 
SBY masih bisa jadi RI-1. Atau memang ide asli beliau sendiri.

Tugas jurnalis gemparkan berita ini agar para punggawa istana dan SBY sadar 
Rp22 milyar bisa bangun banyak gedung sekolah, sembako murah untuk penduduk 
miskin yang jumlahnya puluhan juta di negeri ini.

Salam,
Hartati Nurwijaya
in Megara Greece

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar 
 wrote:
>
>
> Dengan serius mau MENINGGIKAN pagar istana dengan biaya Rp 22 milyar, secara 
> tak langsung pesan yang ditangkap adalah: Presiden SBY semakin menarik garis 
> pemisah (menciptakan jarak) dengan rakyatnya.
>  
> Padahal, sekarang saja Presiden SBY seperti sudah tidak memahami rakyatnya.
>  
> Jika trend ini terus berlangsung, bukan saja Presiden makin berjarak dari 
> rakyat, tapi bakal betul-betul PUTUS HUBUNGAN dengan rakyat.
>  
> (Aneh, pemimpin kok takut dan curiga pada rakyatnya sendiri!)
>  
>
>
> --- On Tue, 2/9/10, Chalik Hamid  wrote:
>
>
> From: Chalik Hamid 
> Subject: [nasional-list] pagar akan ditinggikan
> Date: Tuesday, February 9, 2010, 7:33 PM
>
>
>  
>
>
>
>
>
>
>
>
> Apakah pagar gedung ini perlu ditinggikan? ??  Sudah berapa Presiden 
> berganti, tak satu orang pun yang berusaha melompati pagar ini. Kok Presiden 
> sekarang ini merasa khawatir pagar ini akan dilompati? Bekas Jendral, kok 
> terus merasa takut? Ketika pemboman Maryot, bapak ini juga merasa akan 
> ditembak. Celakanya lagi, ia mengatakan akan dilakukan oleh lawan politiknya 
> yang kalah pemilu. Aduh, aduh!!!, keterlaluan. 


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bincang di Woman Radio 93,4 FM;Profil Penulis Wanita NON FIKSI

2009-12-18 Thread Hartati Nurwijaya
Dear all yang baik,

Sabtu jam 5 sore jika ada waktu luang silahkan tune in di Woman radio 93,4 FM. 
Ada bincang-bincang seputar Penulis buku non fiksi, prospek menulis dan seputar 
profesi penulis buku. Juga tentang buku Bahaya Alkohol dan proses menulis 
sebuah buku non fiksi.

Tentu saja, bincang ini akan heboh jika Anda dapat berpartisipasi langsung di 
Woman Radio melalui sms dan telepon nantinya.

Hari : Sabtu, 19 Desember 2009
 Jam; 17.oo WIB (Jam 5 sore)

Thanks all.

Wassalam,
Hartati Nurwijaya in Megara Greece
http://bahaya-alkohol.blogspot.com




[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Saya tidak bisa akses www.kompas.com

2009-12-28 Thread Hartati Nurwijaya
Dear all yang baik,

Apakah ada teman-teman milis yang berada di LN tidak bisa akses 
www.kompas.com?

Sejak pagi waktu Yunani, saya tidak bisa buka website www.kompas.com
Sedangkan www.republika.co.id, detik.com, tempointeraktif, dll website bisa 
saya buku seperti biasa.

Mohon bantuannya.

Thanks all
 Hartati Nurwijaya in Megara Greece
http://bahaya-alkohol.blogspot.com 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Polybius Teori; Daur Ulang Kekuasaan

2009-12-28 Thread Hartati Nurwijaya
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa peradaban Yunani kuno dilahirkan dari para 
filsuf, seniman, sejarawan dan negarawan yang cerdas. Saya juga setuju dengan 
pendapat suami yang mengatakan bahwa Yunani lebih jaya dan maju di zaman Yunani 
kuno. Sedangkan kini, banyak para ahli hukum , ekonomi, arsitek,  dokter,  para 
jenius lainnya yang meninggalkan Yunani bekerja di luar negeri menjadi 
ahli Nasa di USA misalnya. 
 
Polybius ; salah satu tokoh sejarawan Yunani yang terkenal dengan dengan 
bukunya “Sejarah” dan “Kejayaan Kaisar Romawi”, hidup pada 203 SM hingga 120 
SM. Konon dari teorinya tentang pemerintahan dan kekuasaan digunakan sebagai 
bahan penyusunan Konstitusi Amerika.
 
Melanjutkan tulisan saya sebelumnya yang berjudul Generasi Orba Menekan 
Pergerakan Sosial di Indonesia, saya ingin membahas sedikit dikaitkan dengan 
teori daur ulang kekuasaannya Polybius. Indonesia merdeka belum mencapai satu 
abad, baru 63 tahun bebas dari penjajah dan para pejuang kemerdekaan kita 
membentuk negara kesatuan Republik Indonesia.
 
Sejak pemerintahan dan kekuasaan di Indonesia diambil alih oleh Soeharto, maka 
era pemerintahan dan kekuasaannya disebut sebagai zaman Orde Baru. Ciri-ciri 
pemerintahan Orde Baru yang cenderung otoriter dan lebih menonjolkan gaya 
kepemimpinan atas dasar komando sesuai latar belakang Soeharto seorang militer.
 
Saya tidak akan membahas produk-produk Orde Baru,  karena akan mengingatkan 
kita semua ke masa-masa yang penuh ketakutan. Jika saya boleh berpendapat, 
pemerintahan setelah reformasi 1998 di Indonesia memang telah ada perubahan. 
Masuknya orang-orang pinggiran ke dalam lingkungan pemerintahan dan kekuasaan 
yang selama ini mayoritas dikuasai oleh lingkungan militer. Hanya saja ini 
perubahan yang kosmetik. Bak wanita yang molek dilihat dari luar akibat make-up 
atau kosmetiknya yang tebal.
 
Mereka muka baru dan tokoh yang tadinya idealis tidak dapat independent. Mereka 
belum dapat menjadi tokoh perubahan (agent of change).  Justru sebaliknya, 
mereka para muka baru yang masuk dalam lingkungan kekuasaan walau bukan berasal 
dari militer beradaptasi dan melebur mengikuti komando pemimpin yang berkuasa. 
Faktor lainnya, akibat mereka berlatar belakang atau berasal dari keluarga 
kelas menengah kebawah. Para pendatang baru ini, baru merasakan nikmat dan 
enaknya menjadi tokoh dan berperan dalam roda pemerintahan. Hingga terlena dan 
terbuai dengan perangkap materialisme dan kekuasaan.   
 
Sesuai teori Polybus, bahwa tipe kekuasaan militer  (otoriter) menciptakan daur 
ulang kekuasaan. Itulah sebabnya, pada saat Indonesia dibawah 
kepemimpinan Megawati, Gus Dur;  kedua pemimpin yang berasal dari 
sipil tersebut belum dapat mengurangi porsi pengaruh militer baik dalam politik 
dan bisnis di Indonesia. Sebab kedua masih dalam posisi transisi dari zaman 
orde baru ke reformasi.
 
Sayang jalannya reformasi terhambat setelah munculnya kembali tampuk kekuasaan 
dipegang kembali oleh SBY yang notabene produk zaman Orba. SBY mendapat pangkat 
Jenderal dari pendahulunya (Soeharto) dan gaya kepemimpinannya juga tidak bisa 
lepas dari gaya militer. Dapat dikatakan periode kekuasaan di Indonesia dibawah 
kepemimpinan SBY merupakan daur ulang Soeharto. Hanya saja sesuai konsep daur 
ulang, bagaikan plastik yang berupa botol minuman air mineral, jika didaur 
ulang bisa berubah menjadi ember, piring atau bahkan bisa menjadi bagian suku 
cadang sebuah mobil Ferrari. Hanya saja plastik tetap plastik walau sudah 
dilebur tetap plastik.
 
Megara, 29 Desember 2009
Hartati Nurwijaya in Megara Greece
http://bahaya-alkohol.blogspot.com 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pengamat: Celli Bisa Hancurkan Golkar

2009-10-11 Thread Hartati Nurwijaya
Jadi intinya Celi ditanam di Golkar dan disisi lain jika dia diangkat jadi 
Menteri mewakili Golkar maka saudaranya laki-lakinya jika diangkat menteri 
mewakili Partai Demokrat.
Juga jatah kabinet untuk golkar berkurang dgn hadirnya Celi di dalam jajaran 
partai kuning ini. Sebaliknya tambah jatah bagi PD.
 
Kita lihat saja nanti.

Hartati Nurwijaya in Megara - Greece
http://resep-mediterania.blogspot.com

--- On Sun, 10/11/09, Indra J Piliang  wrote:




Dari Harian Surya, Makassar:

olitik

Minggu, 11-10-09 | 00:14 | 6 View


Pengamat: Rizal Mallarangeng Bisa Hancurkan Golkar


MAKASSAR -- Masuknya beberapa figur non Golkar dalam kepengurusan Aburizal 
Bakrie dikhawatirkan menjadi alamat buruk bagi partai berlambang beringin 
rindang ini. Riza bisa menjadi pemicu konflik internal yang berdampak pada 
makin hancurnya partai itu.

Pengamat Sosial Politik Unhas, Andi Haris, malam tadi, mengatakan selama ini 
Partai Golkar dikenal memiliki sistem kaderisasi yang berjenjang. Para kader 
mulai dari nol. Mereka yang menempati posisi penting saat ini telah merintis 
karir sejak lama.

Nah, masuknya Rizal Mallarangeng dalam "kabinet" Aburizal telah merusak tatanan 
itu. Apalagi, selama ini Rizal berada di kubu Partai Demokrat dan SBY yang 
berseberangan dengan Partai Golkar pada Pemilu Legislatif dan Pilpres 2009.

"Mungkin sekarang memang era keterbukaan. Orang bisa seenaknya loncat partai. 
Tetapi, menurut saya ini bukan pembelajaran politik yang baik bagi Partai 
Golkar," jelas Andi Haris.

Yang berbahaya, lanjutnya, jika sebagian kader Partai Golkar tidak bisa 
menerima kehadiran Rizal Mallarangeng. Konflik internal bakal sulit dihindari. 
Jika sudah demikian, maka Golkar bisa lebih terpuruk lagi pada Pemilu 2014.

Andi Haris menduga Rizal punya motif tertentu dengan masuk ke struktur Partai 
Golkar. Bisa jadi, katanya, itu salah satu cara untuk memuluskan langkahnya 
masuk menjadi anggota kabinet SBY-Boediono. Rizal bisa masuk mewakili Partai 
Golkar.

Bagaimana dengan kader Golkar sendiri? Ketua Harian DPD I Partai Golkar Sulsel, 
HM Roem, juga khawatir RIzal membawa masalah baru bagi partainya. Namun, itu 
masih sangat tergantung dengan kinerja Rizal Mallarangeng nantinya.

"Kalau kehadirannya mampu memperkuat Partai Golkar, mungkin dia (Rizal) tidak 
dipersoalkan. Tetapi, jika sebaliknya, saya kira akan muncul riak-riak di 
internal Partai Golkar," jelasnya.

Menurut Roem, langkah Aburizal yang menarik orang-orang terdekatnya tak bisa 
dicegah. Siapapun yang terpilih pasti akan mendahulukan orang-orang 
kepercayaannya. Makanya, dalam kepengurusan Golkar kali ini, selain ada orang 
Aburizal, juga tampak orang dekat Akbar Tanjung dan Agung Laksono.

Meski begitu, Roem mengatakan semestinya kapasitas kader tetap jadi patokan. 
Dia mengatakan kurang apa Ferry Mursyidan Baldan dan beberapa kader Golkar 
lainnya. Tetapi, ternyata Aburizal lebih memilih orang luar.(sap)

FAJAR ONLINE
"Beranilah beda, beranilah benar, beranilah pulang! Maka, demokrasi akan sehat, 
oligarki akan punah, hubungan batin akan sumringah..."


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Radio Lebih Setia dan Sehat

2009-11-01 Thread Hartati Nurwijaya
Zaman tahun 80-an setiap saya mengerjakan PR dan tugas-tugas sekolah radio 
selalu berada di samping. Sering ayah saya mengingatkan untuk mematikan radio 
sebab dianggapnya akan menggangu konsentarsi belajar. Justru saya tidak bisa 
menyelesaikan tugas dan buntu rasanya otak ketika itu jika tidak disambi 
belajar bersamaan dengan mendengarkan radio. Suara-suara dari radio membuat 
saya semangat dan bisa memecahkan PR yang paling sulit sekali pun.

Melalui radio saya bisa belajar bahasa Inggris secara gratis dan dapat 
mendengarkan langsung suara yang benar dalam pengucapannya. Saat itu saya 
merasa senang sekali jika bisa mendapatkan sinyal siaran dari BBC suara 
Indonesia. Juga berita-berita dari luar negeri yang hangat. Ayah yang 
memperkenalkan saya pada radio-radio siaran dari luar negeri. Sehingga setiap 
ayah mendengarkan berita saya ikut serta mendengarkannya.

Ketika itu di Jakarta radio yang sering daya dengarkan adalah Amigos, Prambors, 
dan beberapa satsiun radio lainnya. Intinya saya merasa dibantu menambah 
semangat belajar melalui suara-suara penyiar ketika itu. Sebut saja ada Ida 
Arimurti,Krisna Murti, Muklis Gumilang, Ewit Bahar, Bens Leo yang jernih 
suaranya dan senang membahas lagu-lagu dari penyanyi dan band dalam negeri. 
Sayang tidak kenal wajah-wajah satu persatu penyiar radio, tapi saya cukup 
akrab mengenal suara dan intonasi kata-kata mereka melalui radio. Hingga lebih 
dua puluh tahun barulah saya bisa mengenal wajah mereka melalui FB.



Saya tidak perlu membeli kaset untuk mendengarkan lagu-lagu favorit ketika itu, 
cukup melalui radio. Jika saya ingin mendengarkan lagu Vina Panduwinata, Fariz 
RM, Chrisye, dll cukup putar gelombang dan bisa mendapatkan lagu favorit di 
beberapa stasiun radio swasta. Intinya radio sangat membantu para remaja di 
zaman itu menemukan hiburan tanpa harus keluar rumah.

Zaman kini sudah berubah, anak-anak remaja lebih dekat ke teve daripada radio. 
Walau radio masih diminati oleh banyak remaja, menemani mereka mungkin juga 
seperti saya dahulu; belajar sambil mendengarkan radio. Jika mereka menonton 
teve sambil belajar tentu konsentrasi tidak sama seperti saat mendengarkan 
radio. Layar kaca teve mengharuskan mata melihat tampilan gambar-gambar yang 
disiarkan. Kegiatan hendak menulis jadi tertunda sebab mata disita untuk 
melihat teve. Beda dengan radio yang dapat menulis dan membaca sebab hanya 
telinga saja yang mendengarkan radio. Otomatis mata tidak rusak oleh cahaya 
teve dan radiasi yang dikeluarkannya. Sayangnya radio terbatas pendengarnya, 
sebab frekwensi radio hanya dapat dijangkau di wilayah siaran sesuai izinnya.

Baik di Yunani dan di Indonesia, frekwensi radio semakin ramai. Saking ramainya 
terkadang saling tumpang tindih siarannya. Jika tidak pas gelombangnya, maka 
akan terdengar siaran dari radio lainnya. Juga radio yang terlalu banyak 
iklannya atau kebanyakan bicara penyiarnya cukup menyebalkan juga 
mendengarkannya.

Tapi justru radio merupakan alat penyebar informasi yang efektif. Bisa 
dijangkau oleh semua kalangan dan biaya murah. Jenis-jenis radio kini sudah 
beraneka-ragam bentuknya. Pernah saya temukan di mainan anak-anak saya 
berhadiah radio kecil seukuran telapak tangan bayi lengkap dengan handsfreenya. 
Telepon genggam sudah lama juga dilengkapi radio. Hingga siapa saja bisa 
mendengarkan radio sebab harganya terjangkau dan mudah dibawa kemana saja. 
Topik-topik yang dibincangkan oleh berbagai stasiun radio juga beraneka ragam. 
Seluruh permasalahan dalam kehidupan sehari-hari sering diangkat dan 
didiskusikan oleh radio.

Salam satunya acara Senin 2 Nopember malam ini jam 21.00 WIB di stasiun radio 
Geronimo FM akan disiarkan secara langsung bincang-bincang dengan Guru Besar 
Fak. Farmasi UGM Prof. Zullies Ikawti seputar seluk-beluk miras, bahaya 
alkohol, cara mencegah dan mengatasi kecanduannya. Diharapkan akan banyak 
kalangan yang ikut mendengarkannya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Salah 
satu kota yang banyak korban mirasnya adalah di kota pelajar ini. Para tukang 
becak, supir , pelajar, mahasiswa, ibu rumahtangga semoga bisa mendengarkannya 
malam ini.



Hartati Nurwijaya in Megara Greece
http://bahaya-alkohol.blogspot.com


  

[Non-text portions of this message have been removed]