RE: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-11 Terurut Topik 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Jonathan: Sudah bisa ngitung "1 + 1 = 2"  ya?

Maju pesat !!!  
<https://s.yimg.com/nq/yemoji_assets/latest/yemoji_assets/1f44d.png>   
<https://s.yimg.com/nq/yemoji_assets/latest/yemoji_assets/1f44f..png>   
<https://s.yimg.com/nq/yemoji_assets/latest/yemoji_assets/1f44f.png> 

 

Nesare: coba apa bukan menghina begini ini? Orang sudah diskusi sampai kemana2, 
eh orang pinter satu ini baru ngomong: 1+1=2 yang anak SD dan yg gak sekolah 
saja tahu.

 

OON enggak?

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com  
Sent: Thursday, October 10, 2019 6:22 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why 
and How ?

 

  

 

Sudah bisa ngitung "1 + 1 = 2"  ya?

Maju pesat !!!  
<https://s.yimg.com/nq/yemoji_assets/latest/yemoji_assets/1f44d.png>   
<https://s.yimg.com/nq/yemoji_assets/latest/yemoji_assets/1f44f..png>   
<https://s.yimg.com/nq/yemoji_assets/latest/yemoji_assets/1f44f.png> 

 

'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] 於 10/10/2019 
0:11 寫道:

  

Bener bung jeli!

Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.

Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas sekalipun, gak 
ada argumennya. 

Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika ada yg 
menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya belakangan ini di milis 
ini, OON OON itu gak ngerti materi nya. Mereka2 ini menggunakan logika umum. 
Sedangkan substansi yg penting itu adalah knowledge nya. Gimana seseorang mau 
berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau dia gak tahu bahwa 1 + 1 itu = 2?

Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau 
berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi 1.999 bisa 
berjalan.

 

Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1 + 1 = 5. Kan 
lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin masih masuk akal dan bisa 
kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1 itu = 2.1 tetapi OON nya itu adalah 
langsung teriak: 1 + 1 = 5

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>   
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
Sent: Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
To: 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45]  
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

 

  

Bung Nesare,

Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.

Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang dibicarakan, lalu

dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.

Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu, tanpa 
argumentasi,

tanpa didukung data kwantitatif.

Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar sehingga ada 
perubahan kwalitatif.

Salam,

KH

 

 

Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare' nesa...@yahoo.com 
<mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > menulis:

  

Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.

Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.

Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon Indonesia. 
Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.

Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja yang saya 
ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.

 

Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah tidak banyak 
dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel sedih marah dengan sikon 
Indonesia. Disini tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini meninggalkan 
Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek dan tidak waras. 
Seorang pengajar lulusan bandung sekolah di spanyol, dan belanda lalu ngajar di 
belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran. Financial freedom katanya sbg 
pemilik restoran memberikan kegembiraan buat dia.

 

Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam kehidupan di 
Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab bersama dicari solusinya 
bersama dalam koridor berbangsa dan bernegara NKRI.

 

Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun tidak semua). 
Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran mau jadi pahlawan HAM lah, 
demokrasi lah, pembela rakyat lah dlsbg.

 

Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari kewarganegaraan masing2 
tetapi kecintaan atas hubungan dengan Indonesia itu kan tidak bisa dipungkiri?! 
Ini saja yang saya gak tahan melihat tingkah laku orang2 ini karena penginnya 
A, lalu menggunakan berbagai cara utk melegitimasi A itu. Mestinya kan bisa 
duduk2 dan kalau perlu gebrak2 meja ala aidit vs agus salim ttp pulang 
boncengan sepedaan barengan. 

 

Ini enggak terjadi dimilis kita ini. Ini sample kecil loh. Milis ini kecil 
sekali dibandingkan NKRI itu. Bayangkan mentalitas orang2 ini bak orang paling 
pinter 

Re: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-11 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
anda belagak pilon atau memang OON sih?wong jelas sekali ada di posting yg anda 
puja puji dan jadi proyek percontohan itu.

---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :


Lho, ... saya perhatikan bung Nesare memberikan argumentasi dimana OON nya 
bung, ... dalam berbagai masalah yg sedang diperbincangkan!



jonathangoeij@... [GELORA45] 於 11/10/2019 10:32 寫道:

" bukankah postingnya anda puja puji?



Re: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-11 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
Lho, ... saya perhatikan bung Nesare memberikan argumentasi dimana OON 
nya bung, ... dalam berbagai masalah yg sedang diperbincangkan!



jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 於 11/10/2019 10:32 寫道:



mestinya bung sebagai moderator tanya pada orang yg ngomong "OON OON" 
bukankah postingnya anda puja puji?


---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Seandainya saja bung yg merasa diri "PINTER" coba saja buktikan dimana 
dan bagaimana "OON, OON" orang lain! Jangan cuma nuduh orang "OON" 
tanpa ada pembuktian dengan argumentasi kuat yang meyakinkan pembaca 
lain, ...


Begitu sebaiknya kita melancarkan diskusi sehat, ... TIDAK saling 
menuduh, mengejek lawan diskusi tanpa ada argumentasi yang meyakinkan!


Mudah2an bisa dimengerti dengan sebaik-baiknya, ... Dan, tidak 
melanjutkan saling nuduh dan mengejek orang lain!




Jonathan Goeij jonathangoeij@...  [GELORA45] 
於 11/10/2019 6:17 寫道:





Benar2 kritik membangun "OON OON itu gak ngerti materi nya" ck ck
ck membuat moderator tersentuh.


On Thu, Oct 10, 2019 at 2:58 AM ChanCT SADAR@...
 [GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com>> wrote:

Satu kritik membangun, yang tentunya PATUT direnungkan
baik-baik oleh kita semua, ... sungguh saya sebagai moderator
di GELORA45 ini tidak akan berhasil dengan baik membimbing
diskusi yang terjadi, jika TIDAK mendapatkan dukungan SIKAP
kawan-kawan sekalian!

Mudah2an kita semua bisa lebih memperhatikan jalannya
diskusi, ... tidak perlu memaksakan orang lain sependapat dan
menyetujui apa yang diajukan, apalagi saling mengejek dan
memaki hanya karena tidak menerima pendapatnya sendiri!

Salam-damai,

ChanCT


'nesare' nesare1@...  [GELORA45] 於
10/10/2019 0:11 寫道:


Bener bung jeli!

Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.

Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat
panas sekalipun, gak ada argumennya.

Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi
ketika ada yg menyanggah ya silahkan disanggah lagi.
persoalannya belakangan ini di milis ini, OON OON itu gak
ngerti materi nya. Mereka2 ini menggunakan logika umum.
Sedangkan substansi yg penting itu adalah knowledge nya.
Gimana seseorang mau berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau
dia gak tahu bahwa 1 + 1 itu = 2?

Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau
mau berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa
jadi 1.999 bisa berjalan.

Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu
bahwa 1 + 1 = 5. Kan lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 =
2.1 mungkin masih masuk akal dan bisa kita tanya kenapa dia
berpendapat 1 + 1 itu = 2.1 tetapi OON nya itu adalah
langsung teriak: 1 + 1 = 5

Nesare

*From:* GELORA45@yahoogroups.com
 

*Sent:* Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
*To:* 'nesare' nesare1@...  [GELORA45]
 
*Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why
and How ?

Bung Nesare,

Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk
debat kusir.

Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi
yang dibicarakan, lalu

dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.

Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif
begitu, tanpa argumentasi,

tanpa didukung data kwantitatif.

Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar
sehingga ada perubahan kwalitatif.

Salam,

KH

Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare'
nesare1@...  [GELORA45]
mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
menulis:

Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan
Tjoe Som.

Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau
tidak.

Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah
melihat sikon Indonesia. Klimaksnya adalah waktu Ahok
didakwa sbg penista agama.

Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari.
Itu saja yang saya ketahui. Setelah itu atau sekarang
saya tidak tahu.

Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi
sudah tidak banyak dosen2 dan orang2 waras di Indonesia
yang mangkel sedih marah dengan sikon Indonesia. Disini
tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini
meninggalkan Indonesia, kan yang tertinggal adalah
mereka2 yang tidak baek dan tidak waras. Seorang
pengajar 

Re: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-10 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

 mestinya bung sebagai moderator tanya pada orang yg ngomong "OON OON" bukankah 
postingnya anda puja puji?
 
---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

 Seandainya saja bung yg merasa diri "PINTER" coba saja buktikan dimana dan 
bagaimana "OON, OON" orang lain! Jangan cuma nuduh orang "OON" tanpa ada 
pembuktian dengan argumentasi kuat yang meyakinkan pembaca lain, ...
 Begitu sebaiknya kita melancarkan diskusi sehat, ... TIDAK saling menuduh, 
mengejek lawan diskusi tanpa ada argumentasi yang meyakinkan! 
 
 Mudah2an bisa dimengerti dengan sebaik-baiknya, ... Dan, tidak melanjutkan 
saling nuduh dan mengejek orang lain!
 
 
 

 Jonathan Goeij jonathangoeij@... mailto:jonathangoeij@... [GELORA45] 於 
11/10/2019 6:17 寫道:

   

 


 Benar2 kritik membangun "OON OON itu gak ngerti materi nya" ck ck ck membuat 
moderator tersentuh.
 

 
 On Thu, Oct 10, 2019 at 2:58 AM ChanCT SADAR@... mailto:SADAR@... [GELORA45] 
mailto:GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

   
 Satu kritik membangun, yang tentunya PATUT direnungkan baik-baik oleh kita 
semua, ... sungguh saya sebagai moderator di GELORA45 ini tidak akan berhasil 
dengan baik membimbing diskusi yang terjadi, jika TIDAK mendapatkan dukungan 
SIKAP kawan-kawan sekalian!
 Mudah2an kita semua bisa lebih memperhatikan jalannya diskusi, ... tidak perlu 
memaksakan orang lain sependapat dan menyetujui apa yang diajukan, apalagi 
saling mengejek dan memaki hanya karena tidak menerima pendapatnya sendiri!
 Salam-damai,
 ChanCT
 

 'nesare' nesare1@... mailto:nesare1@... [GELORA45] 於 10/10/2019 0:11 寫道:

   Bener bung jeli!
 Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.
 Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas sekalipun, 
gak ada argumennya. 
 Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika ada yg 
menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya belakangan ini di milis 
ini, OON OON itu gak ngerti materi nya. Mereka2 ini menggunakan logika umum. 
Sedangkan substansi yg penting itu adalah knowledge nya. Gimana seseorang mau 
berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau dia gak tahu bahwa 1 + 1 itu = 2?
 Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau 
berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi 1.999 bisa 
berjalan.
  
 Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1 + 1 = 5. Kan 
lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin masih masuk akal dan bisa 
kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1 itu = 2.1 tetapi OON nya itu adalah 
langsung teriak: 1 + 1 = 5
  
 Nesare
  
  
 From: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com 
 mailto:GELORA45@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
 To: 'nesare' nesare1@... mailto:nesare1@... [GELORA45] 
 mailto:GELORA45@yahoogroups.com
 Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?


  
  
 Bung Nesare,
 Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.

 Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang dibicarakan, 
lalu

 dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.

 Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu, tanpa 
argumentasi,

 tanpa didukung data kwantitatif.

 Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar sehingga ada 
perubahan kwalitatif.

 Salam,

 KH

  


  
 Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare' nesare1@... 
mailto:nesare1@... [GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com> menulis:

   
 Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.
 Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.
 Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon Indonesia. 
Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.
 Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja yang saya 
ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.
  
 Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah tidak banyak 
dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel sedih marah dengan sikon 
Indonesia. Disini tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini meninggalkan 
Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek dan tidak waras. 
Seorang pengajar lulusan bandung sekolah di spanyol, dan belanda lalu ngajar di 
belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran. Financial freedom katanya sbg 
pemilik restoran memberikan kegembiraan buat dia.
  
 Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam kehidupan 
di Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab bersama dicari solusinya 
bersama dalam koridor berbangsa dan bernegara NKRI.
  
 Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun tidak semua). 
Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran mau jadi pahlawan HAM lah, 
demokrasi lah, pembela rakyat lah dlsbg.
  
 Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari kewarganegaraan masing2 
tetapi kecintaan atas hubungan dengan Indonesia itu kan tidak bisa dipungkiri?! 
Ini saja yang saya gak tahan melihat 

Re: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-10 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
Seandainya saja bung yg merasa diri "PINTER" coba saja buktikan dimana 
dan bagaimana "OON, OON" orang lain! Jangan cuma nuduh orang "OON" tanpa 
ada pembuktian dengan argumentasi kuat yang meyakinkan pembaca lain, ...


Begitu sebaiknya kita melancarkan diskusi sehat, ... TIDAK saling 
menuduh, mengejek lawan diskusi tanpa ada argumentasi yang meyakinkan!


Mudah2an bisa dimengerti dengan sebaik-baiknya, ... Dan, tidak 
melanjutkan saling nuduh dan mengejek orang lain!




Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 於 11/10/2019 6:17 寫道:



Benar2 kritik membangun "OON OON itu gak ngerti materi nya" ck ck ck 
membuat moderator tersentuh.



On Thu, Oct 10, 2019 at 2:58 AM ChanCT sa...@netvigator.com 
 [GELORA45] > wrote:


Satu kritik membangun, yang tentunya PATUT direnungkan baik-baik
oleh kita semua, ... sungguh saya sebagai moderator di GELORA45
ini tidak akan berhasil dengan baik membimbing diskusi yang
terjadi, jika TIDAK mendapatkan dukungan SIKAP kawan-kawan sekalian!

Mudah2an kita semua bisa lebih memperhatikan jalannya diskusi, ...
tidak perlu memaksakan orang lain sependapat dan menyetujui apa
yang diajukan, apalagi saling mengejek dan memaki hanya karena
tidak menerima pendapatnya sendiri!

Salam-damai,

ChanCT


'nesare' nesa...@yahoo.com  [GELORA45] 於
10/10/2019 0:11 寫道:


Bener bung jeli!

Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.

Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas
sekalipun, gak ada argumennya.

Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika
ada yg menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya
belakangan ini di milis ini, OON OON itu gak ngerti materi nya.
Mereka2 ini menggunakan logika umum. Sedangkan substansi yg
penting itu adalah knowledge nya. Gimana seseorang mau
berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau dia gak tahu bahwa 1 + 1
itu = 2?

Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau
berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi
1.999 bisa berjalan.

Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1
+ 1 = 5. Kan lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin
masih masuk akal dan bisa kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1
itu = 2.1 tetapi OON nya itu adalah langsung teriak: 1 + 1 =
5

Nesare

*From:* GELORA45@yahoogroups.com
 

*Sent:* Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
*To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com 
[GELORA45] 

*Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

Bung Nesare,

Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.

Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang
dibicarakan, lalu

dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.

Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu,
tanpa argumentasi,

tanpa didukung data kwantitatif.

Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar
sehingga ada perubahan kwalitatif.

Salam,

KH

Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare'
nesa...@yahoo.com  [GELORA45]
mailto:GELORA45@yahoogroups.com>> menulis:

Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.

Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.

Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat
sikon Indonesia. Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg
penista agama.

Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu
saja yang saya ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak
tahu.

Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah
tidak banyak dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang
mangkel sedih marah dengan sikon Indonesia. Disini
tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini meninggalkan
Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek
dan tidak waras. Seorang pengajar lulusan bandung sekolah di
spanyol, dan belanda lalu ngajar di belanda akhirnya pulang
Indonesia buka restoran. Financial freedom katanya sbg
pemilik restoran memberikan kegembiraan buat dia.

Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan
dalam kehidupan di Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini
dijawab bersama dicari solusinya bersama dalam koridor
berbangsa dan bernegara NKRI.

Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun
tidak semua). Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran
mau jadi pahlawan HAM lah, demokrasi lah, pembela rakyat lah

Re: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-10 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
 
Sudah bisa ngitung "1 + 1 = 2"  ya?   Maju pesat !!! 

 
 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 於 10/10/2019 0:11 寫道:
  
   
Bener bung jeli!
 
Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.
 
Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas sekalipun, gak 
ada argumennya. 
 
Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika ada yg 
menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya belakangan ini di milis 
ini, OON OON itu gak ngerti materi nya. Mereka2 ini menggunakan logika umum. 
Sedangkan substansi yg penting itu adalah  knowledge nya. Gimana seseorang mau 
berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau dia gak tahu bahwa 1 + 1 itu = 2?
 
Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau 
berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi 1.999 bisa 
berjalan.
 
  
 
Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1 + 1 = 5. Kan 
lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin masih masuk akal dan bisa 
kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1 itu = 2.1 tetapi OON nya itu adalah 
langsung teriak: 1 + 1 = 5
 
  
 
Nesare
 
  
 
  
   
From: GELORA45@yahoogroups.com  
 Sent: Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
 To: 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
 Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
   
  
 
  
 
Bung Nesare,
  
Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.
   
Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang dibicarakan, lalu
   
dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.
   
Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu, tanpa 
argumentasi,
   
tanpa didukung data kwantitatif.
   
Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar sehingga ada 
perubahan kwalitatif.
   
Salam,
   
KH
   
  
   
  
   
Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
 menulis:
  
  
  
 
Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.
 
Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.
 
Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon Indonesia.  
Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.
 
Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja yang  saya 
ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.
 
 
 
Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah tidak  banyak 
dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel sedih marah dengan sikon 
Indonesia. Disini  tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini meninggalkan 
Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek dan tidak waras. 
Seorang pengajar  lulusan bandung sekolah di spanyol, dan belanda lalu ngajar 
di belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran. Financial freedom katanya 
sbg pemilik  restoran memberikan kegembiraan buat dia.
 
 
 
Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam kehidupan di 
Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab bersama dicari solusinya  
bersama dalam koridor berbangsa dan bernegara NKRI.
 
 
 
Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun tidak semua). 
Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran mau jadi pahlawan HAM lah, 
demokrasi lah,  pembela rakyat lah dlsbg.
 
 
 
Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari kewarganegaraan  masing2 
tetapi kecintaan atas hubungan dengan Indonesia itu kan tidak bisa dipungkiri?! 
Ini saja  yang saya gak tahan melihat tingkah laku orang2 ini karena penginnya 
A, lalu menggunakan berbagai cara utk melegitimasi A itu. Mestinya kan bisa 
duduk2 dan  kalau perlu gebrak2 meja ala aidit vs agus salim ttp pulang 
boncengan sepedaan barengan. 
 
 
 
Ini enggak terjadi dimilis kita ini. Ini sample kecil loh. Milis ini  kecil 
sekali dibandingkan NKRI itu. Bayangkan mentalitas orang2 ini bak orang paling 
pinter  sedunia dengan Bahasa yg indah2, tetapi mereka2 ini melupakan suatu 
masalah besar yg sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia yaitu: MASALAH 
KEBANGSAAN!!!
 
 
 
Nesare
 
 
 
 
   
From: GELORA45@yahoogroups.com  
 Sent: Monday, October 7, 2019 6:03 PM
 To: 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
 Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
   
 
 
  
 
Bung Nesare,
  
Banyak terimakasih untuk penjelasannya.
   
Sayang kok sampai Prof. Dahana pindah mengajar ke USA  . 
   
Bekas murid saya mengorganisir dulu seminar Cheng Ho  bersama keraton Cirebon..
   
Antaranya tentang kisah Puteri Ong Tien, istri Sunan Gunung  Jati.
   
Pembicaranya Prof. Dahana dan Dr. Tan Tah Sen dari Singapore.
   
Prof. Dahana itu dulu mahasiswanya Prof. Tjan  Tjoe Som, yang dipecat
   
dari jabatannya sebagi kepala bagian Sinologi.  Saudaranya Prof. Tjan Tjoe Siem
   
dari Javanologi tidak sampai dipecat.
   
Tjan Tjoe Som dipecat karena dia salah satu pendiri  HSI bersama Drs. Jan Ave. 
Waktu Tjan Tjoe Som
   
meninggal dikubur di Pajang, di makam kerabat raja  Mataram. Orang tuanya dulu
   
adalah 

Re: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-10 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
 

   Benar2 kritik membangun "OON OON itu gak ngerti materi nya" ck ck ck membuat 
moderator tersentuh.

On Thu, Oct 10, 2019 at 2:58 AM ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45] 
 wrote:

     
 

Satu kritik membangun, yang tentunya PATUT direnungkan baik-baik oleh kita 
semua, ... sungguh saya sebagai moderator di GELORA45 ini tidak akan berhasil 
dengan baik membimbing diskusi yang terjadi, jika TIDAK mendapatkan dukungan 
SIKAP kawan-kawan sekalian!
 
Mudah2an kita semua bisa lebih memperhatikan jalannya diskusi, ... tidak perlu 
memaksakan orang lain sependapat dan menyetujui apa yang diajukan, apalagi 
saling mengejek dan memaki hanya karena tidak menerima pendapatnya sendiri!
 
Salam-damai,
 
ChanCT
 

 
 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 於 10/10/2019 0:11 寫道:
  
     
Bener bung jeli!
 
Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.
 
Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas sekalipun, gak 
ada argumennya. 
 
Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika ada yg 
menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya belakangan ini di milis 
ini, OON OON itu gak ngerti materi nya. Mereka2 ini menggunakan logika umum. 
Sedangkan substansi yg penting itu adalah  knowledge nya. Gimana seseorang mau 
berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau dia gak tahu bahwa 1 + 1 itu = 2?
 
Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau 
berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi 1.999 bisa 
berjalan.
 
 
 
Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1 + 1 = 5. Kan 
lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin masih masuk akal dan bisa 
kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1 itu = 2.1 tetapi OON nya itu adalah 
langsung teriak: 1 + 1 = 5
 
 
 
Nesare
 
 
 
 
   
From: GELORA45@yahoogroups.com  
 Sent: Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
 To: 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
 Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
   
 
 
  
 
Bung Nesare,
  
Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.
   
Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang dibicarakan, lalu
   
dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.
   
Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu, tanpa 
argumentasi,
   
tanpa didukung data kwantitatif.
   
Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar sehingga ada 
perubahan kwalitatif.
   
Salam,
   
KH
   
 
   
 
   
Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
 menulis:
  
  
  
 
Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.
 
Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.
 
Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon Indonesia.  
Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.
 
Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja yang  saya 
ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.
 
 
 
Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah tidak  banyak 
dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel sedih marah dengan sikon 
Indonesia. Disini  tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini meninggalkan 
Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek dan tidak waras. 
Seorang pengajar  lulusan bandung sekolah di spanyol, dan belanda lalu ngajar 
di belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran. Financial freedom katanya 
sbg pemilik  restoran memberikan kegembiraan buat dia.
 
 
 
Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam kehidupan di 
Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab bersama dicari solusinya  
bersama dalam koridor berbangsa dan bernegara NKRI.
 
 
 
Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun tidak semua). 
Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran mau jadi pahlawan HAM lah, 
demokrasi lah,  pembela rakyat lah dlsbg.
 
 
 
Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari kewarganegaraan  masing2 
tetapi kecintaan atas hubungan dengan Indonesia itu kan tidak bisa dipungkiri?! 
Ini saja  yang saya gak tahan melihat tingkah laku orang2 ini karena penginnya 
A, lalu menggunakan berbagai cara utk melegitimasi A itu. Mestinya kan bisa 
duduk2 dan  kalau perlu gebrak2 meja ala aidit vs agus salim ttp pulang 
boncengan sepedaan barengan. 
 
 
 
Ini enggak terjadi dimilis kita ini. Ini sample kecil loh. Milis ini  kecil 
sekali dibandingkan NKRI itu. Bayangkan mentalitas orang2 ini bak orang paling 
pinter  sedunia dengan Bahasa yg indah2, tetapi mereka2 ini melupakan suatu 
masalah besar yg sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia yaitu: MASALAH 
KEBANGSAAN!!!
 
 
 
Nesare
 
 
 
 
   
From: GELORA45@yahoogroups.com  
 Sent: Monday, October 7, 2019 6:03 PM
 To: 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
 Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
   
 
 
  
 
Bung Nesare,
  
Banyak terimakasih untuk penjelasannya.
   
Sayang kok sampai Prof. Dahana 

RE: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-10 Terurut Topik 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Seperti begini ini kan ngeyel namanya!

Jelas mau ngeyel 1+1=1 krn sdh tahu 1+1=2.

 

Bung gak ngerti arti angka 0!

O itu unik diantara angka2 lainnya.

 

0 itu kosong. Uniknya kosong ini adalah 0 ditambah apapun akan selalu tidak 
mempunyai efek.

 

Jadi B+0=B; tetapi bisa

B+0=0 kalau B =0.

 

Disini salahnya klaim bung: 

1 + 1 = 1!  

Bukti? Ini buktinya : kosong + kosong = kosong atau  0  +  0  = 0 hehehehehehehe

 

Kalau belum ngerti, ini penjelasan sederhananya:

Apel +apel = 2 apel 

Bukan apel+apel = apel

 

Jelas bung tidak mengerti bahwa matematika itu adalah symbol yg merupakan 
reprentasi dari sesuatu (bisa angka yg kwantitatif dan bisa kwalitatif)

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com  
Sent: Thursday, October 10, 2019 12:06 AM
To: ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45] 
Cc: nesare ; Djie Kiong Ho ; Ajegilelu 
; Jonathan Goeij 
Subject: Re: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why 
and How ?

 

  

1 + 1 = 1!  

Bukti? Ini buktinya : kosong + kosong = kosong atau  0  +  0  = 0 hehehehehehehe

 

On Thu, Oct 10, 2019 at 2:58 AM ChanCT sa...@netvigator.com 
<mailto:sa...@netvigator.com>  [GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote:

  

Satu kritik membangun, yang tentunya PATUT direnungkan baik-baik oleh kita 
semua, ... sungguh saya sebagai moderator di GELORA45 ini tidak akan berhasil 
dengan baik membimbing diskusi yang terjadi, jika TIDAK mendapatkan dukungan 
SIKAP kawan-kawan sekalian!

Mudah2an kita semua bisa lebih memperhatikan jalannya diskusi, ... tidak perlu 
memaksakan orang lain sependapat dan menyetujui apa yang diajukan, apalagi 
saling mengejek dan memaki hanya karena tidak menerima pendapatnya sendiri!

Salam-damai,

ChanCT

 

'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] 於 10/10/2019 
0:11 寫道:

  

Bener bung jeli!

Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.

Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas sekalipun, gak 
ada argumennya. 

Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika ada yg 
menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya belakangan ini di milis 
ini, OON OON itu gak ngerti materi nya. Mereka2 ini menggunakan logika umum. 
Sedangkan substansi yg penting itu adalah knowledge nya. Gimana seseorang mau 
berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau dia gak tahu bahwa 1 + 1 itu = 2?

Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau 
berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi 1.999 bisa 
berjalan.

 

Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1 + 1 = 5. Kan 
lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin masih masuk akal dan bisa 
kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1 itu = 2.1 tetapi OON nya itu adalah 
langsung teriak: 1 + 1 = 5

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>   
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
Sent: Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
To: 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45]  
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

 

  

Bung Nesare,

Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.

Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang dibicarakan, lalu

dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.

Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu, tanpa 
argumentasi,

tanpa didukung data kwantitatif.

Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar sehingga ada 
perubahan kwalitatif.

Salam,

KH

 

 

Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare' nesa...@yahoo.com 
<mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > menulis:

  

Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.

Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.

Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon Indonesia. 
Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.

Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja yang saya 
ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.

 

Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah tidak banyak 
dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel sedih marah dengan sikon 
Indonesia. Disini tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini meninggalkan 
Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek dan tidak waras. 
Seorang pengajar lulusan bandung sekolah di spanyol, dan belanda lalu ngajar di 
belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran. Financial freedom katanya sbg 
pemilik restoran memberikan kegembiraan buat dia.

 

Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam kehidupan di 
Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab bersama dicari solusinya 
bersama dalam koridor berbangsa dan bernegara NKRI.

 

Coba lihat di milis ini, semangat itu k

Re: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-09 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
1 + 1 = 1!
Bukti? Ini buktinya : kosong + kosong = kosong atau  0  +  0  = 0
hehehehehehehe

On Thu, Oct 10, 2019 at 2:58 AM ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

>
>
> Satu kritik membangun, yang tentunya PATUT direnungkan baik-baik oleh kita
> semua, ... sungguh saya sebagai moderator di GELORA45 ini tidak akan
> berhasil dengan baik membimbing diskusi yang terjadi, jika TIDAK
> mendapatkan dukungan SIKAP kawan-kawan sekalian!
>
> Mudah2an kita semua bisa lebih memperhatikan jalannya diskusi, ... tidak
> perlu memaksakan orang lain sependapat dan menyetujui apa yang diajukan,
> apalagi saling mengejek dan memaki hanya karena tidak menerima pendapatnya
> sendiri!
>
> Salam-damai,
>
> ChanCT
>
>
> 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 於 10/10/2019 0:11 寫道:
>
>
>
> Bener bung jeli!
>
> Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.
>
> Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas
> sekalipun, gak ada argumennya.
>
> Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika ada yg
> menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya belakangan ini di milis
> ini, OON OON itu gak ngerti materi nya. Mereka2 ini menggunakan logika
> umum. Sedangkan substansi yg penting itu adalah knowledge nya. Gimana
> seseorang mau berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau dia gak tahu bahwa 1
> + 1 itu = 2?
>
> Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau
> berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi 1.999
> bisa berjalan.
>
>
>
> Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1 + 1 = 5.
> Kan lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin masih masuk akal
> dan bisa kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1 itu = 2.1 tetapi OON nya
> itu adalah langsung teriak: 1 + 1 = 5
>
>
>
> Nesare
>
>
>
>
>
> *From:* GELORA45@yahoogroups.com 
> 
> *Sent:* Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
> *To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
> 
> *Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
>
>
>
>
>
> Bung Nesare,
>
> Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.
>
> Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang
> dibicarakan, lalu
>
> dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.
>
> Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu, tanpa
> argumentasi,
>
> tanpa didukung data kwantitatif.
>
> Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar sehingga ada
> perubahan kwalitatif.
>
> Salam,
>
> KH
>
>
>
>
>
> Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare' nesa...@yahoo.com
> [GELORA45]  menulis:
>
>
>
> Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.
>
> Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.
>
> Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon Indonesia..
> Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.
>
> Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja yang saya
> ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.
>
>
>
> Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah tidak banyak
> dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel sedih marah dengan sikon
> Indonesia. Disini tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini
> meninggalkan Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek
> dan tidak waras. Seorang pengajar lulusan bandung sekolah di spanyol, dan
> belanda lalu ngajar di belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran.
> Financial freedom katanya sbg pemilik restoran memberikan kegembiraan buat
> dia.
>
>
>
> Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam
> kehidupan di Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab bersama dicari
> solusinya bersama dalam koridor berbangsa dan bernegara NKRI.
>
>
>
> Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun tidak semua).
> Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran mau jadi pahlawan HAM lah,
> demokrasi lah, pembela rakyat lah dlsbg.
>
>
>
> Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari kewarganegaraan
> masing2 tetapi kecintaan atas hubungan dengan Indonesia itu kan tidak bisa
> dipungkiri?! Ini saja yang saya gak tahan melihat tingkah laku orang2 ini
> karena penginnya A, lalu menggunakan berbagai cara utk melegitimasi A itu..
> Mestinya kan bisa duduk2 dan kalau perlu gebrak2 meja ala aidit vs agus
> salim ttp pulang boncengan sepedaan barengan.
>
>
>
> Ini enggak terjadi dimilis kita ini. Ini sample kecil loh. Milis ini kecil
> sekali dibandingkan NKRI itu. Bayangkan mentalitas orang2 ini bak orang
> paling pinter sedunia dengan Bahasa yg indah2, tetapi mereka2 ini melupakan
> suatu masalah besar yg sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia yaitu: MASALAH
> KEBANGSAAN!!!
>
>
>
> Nesare
>
>
>
>
>
> *From:* GELORA45@yahoogroups.com 
> *Sent:* Monday, October 7, 2019 6:03 PM
> *To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
> *Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
>
>
>
>
>
> Bung 

Re: [GELORA45] Kritik membangun ==> University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-09 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
Satu kritik membangun, yang tentunya PATUT direnungkan baik-baik oleh 
kita semua, ... sungguh saya sebagai moderator di GELORA45 ini tidak 
akan berhasil dengan baik membimbing diskusi yang terjadi, jika TIDAK 
mendapatkan dukungan SIKAP kawan-kawan sekalian!


Mudah2an kita semua bisa lebih memperhatikan jalannya diskusi, ... tidak 
perlu memaksakan orang lain sependapat dan menyetujui apa yang diajukan, 
apalagi saling mengejek dan memaki hanya karena tidak menerima 
pendapatnya sendiri!


Salam-damai,

ChanCT


'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 於 10/10/2019 0:11 寫道:


Bener bung jeli!

Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.

Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas 
sekalipun, gak ada argumennya.


Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika ada 
yg menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya belakangan ini 
di milis ini, OON OON itu gak ngerti materi nya. Mereka2 ini 
menggunakan logika umum. Sedangkan substansi yg penting itu adalah 
knowledge nya. Gimana seseorang mau berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 
kalau dia gak tahu bahwa 1 + 1 itu = 2?


Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau 
berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi 
1.999 bisa berjalan.


Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1 + 1 
= 5. Kan lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin masih 
masuk akal dan bisa kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1 itu = 2.1 
tetapi OON nya itu adalah langsung teriak: 1 + 1 = 5


Nesare

*From:* GELORA45@yahoogroups.com 
*Sent:* Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
*To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
*Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

Bung Nesare,

Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.

Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang 
dibicarakan, lalu


dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.

Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu, tanpa 
argumentasi,


tanpa didukung data kwantitatif.

Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar sehingga 
ada perubahan kwalitatif.


Salam,

KH

Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare' nesa...@yahoo.com 
 [GELORA45] > menulis:


Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.

Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.

Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon
Indonesia. Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.

Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja
yang saya ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.

Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah
tidak banyak dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel
sedih marah dengan sikon Indonesia. Disini tantangannya. Ketika
orang2 baek dan waras ini meninggalkan Indonesia, kan yang
tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek dan tidak waras. Seorang
pengajar lulusan bandung sekolah di spanyol, dan belanda lalu
ngajar di belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran.
Financial freedom katanya sbg pemilik restoran memberikan
kegembiraan buat dia.

Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam
kehidupan di Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab
bersama dicari solusinya bersama dalam koridor berbangsa dan
bernegara NKRI.

Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun tidak
semua). Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran mau jadi
pahlawan HAM lah, demokrasi lah, pembela rakyat lah dlsbg.

Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari
kewarganegaraan masing2 tetapi kecintaan atas hubungan dengan
Indonesia itu kan tidak bisa dipungkiri?! Ini saja yang saya gak
tahan melihat tingkah laku orang2 ini karena penginnya A, lalu
menggunakan berbagai cara utk melegitimasi A itu. Mestinya kan
bisa duduk2 dan kalau perlu gebrak2 meja ala aidit vs agus salim
ttp pulang boncengan sepedaan barengan.

Ini enggak terjadi dimilis kita ini. Ini sample kecil loh. Milis
ini kecil sekali dibandingkan NKRI itu. Bayangkan mentalitas
orang2 ini bak orang paling pinter sedunia dengan Bahasa yg
indah2, tetapi mereka2 ini melupakan suatu masalah besar yg sedang
dihadapi oleh bangsa Indonesia yaitu: MASALAH KEBANGSAAN!!!

Nesare

*From:*GELORA45@yahoogroups.com 
mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
*Sent:* Monday, October 7, 2019 6:03 PM
*To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com 
[GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
*Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

Bung Nesare,

Banyak terimakasih untuk penjelasannya.

Sayang kok sampai Prof. Dahana pindah mengajar ke