Bener bung jeli!
Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.
Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas
sekalipun, gak ada argumennya.
Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika
ada yg menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya
belakangan ini di milis ini, OON OON itu gak ngerti materi nya.
Mereka2 ini menggunakan logika umum. Sedangkan substansi yg
penting itu adalah knowledge nya. Gimana seseorang mau
berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau dia gak tahu bahwa 1 + 1
itu = 2?
Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau
berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi
1.99999999999 bisa berjalan.
Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1
+ 1 = 5. Kan lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin
masih masuk akal dan bisa kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1
itu = 2.1 tetapi OON nya itu adalah langsung teriak: 1 + 1 =
5????!!!!
Nesare
*From:* GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
*Sent:* Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
*To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>
[GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
*Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
Bung Nesare,
Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.
Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang
dibicarakan, lalu
dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.
Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu,
tanpa argumentasi,
tanpa didukung data kwantitatif.
Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar
sehingga ada perubahan kwalitatif.
Salam,
KH
Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare'
nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45]
<GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>> menulis:
Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.
Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.
Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat
sikon Indonesia. Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg
penista agama.
Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu
saja yang saya ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak
tahu.
Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah
tidak banyak dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang
mangkel sedih marah dengan sikon Indonesia. Disini
tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini meninggalkan
Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek
dan tidak waras. Seorang pengajar lulusan bandung sekolah di
spanyol, dan belanda lalu ngajar di belanda akhirnya pulang
Indonesia buka restoran. Financial freedom katanya sbg
pemilik restoran memberikan kegembiraan buat dia.
Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan
dalam kehidupan di Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini
dijawab bersama dicari solusinya bersama dalam koridor
berbangsa dan bernegara NKRI.
Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun
tidak semua). Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran
mau jadi pahlawan HAM lah, demokrasi lah, pembela rakyat lah
dlsbg.
Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari
kewarganegaraan masing2 tetapi kecintaan atas hubungan dengan
Indonesia itu kan tidak bisa dipungkiri?! Ini saja yang saya
gak tahan melihat tingkah laku orang2 ini karena penginnya A,
lalu menggunakan berbagai cara utk melegitimasi A itu.
Mestinya kan bisa duduk2 dan kalau perlu gebrak2 meja ala
aidit vs agus salim ttp pulang boncengan sepedaan barengan.
Ini enggak terjadi dimilis kita ini. Ini sample kecil loh.
Milis ini kecil sekali dibandingkan NKRI itu. Bayangkan
mentalitas orang2 ini bak orang paling pinter sedunia dengan
Bahasa yg indah2, tetapi mereka2 ini melupakan suatu masalah
besar yg sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia yaitu: MASALAH
KEBANGSAAN!!!
Nesare
*From:*GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
*Sent:* Monday, October 7, 2019 6:03 PM
*To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>
[GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
*Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and
How ?
Bung Nesare,
Banyak terimakasih untuk penjelasannya.
Sayang kok sampai Prof. Dahana pindah mengajar ke USA .
Bekas murid saya mengorganisir dulu seminar Cheng Ho bersama
keraton Cirebon..
Antaranya tentang kisah Puteri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati.
Pembicaranya Prof. Dahana dan Dr. Tan Tah Sen dari Singapore.
Prof. Dahana itu dulu mahasiswanya Prof. Tjan Tjoe Som, yang
dipecat
dari jabatannya sebagi kepala bagian Sinologi. Saudaranya
Prof. Tjan Tjoe Siem
dari Javanologi tidak sampai dipecat.
Tjan Tjoe Som dipecat karena dia salah satu pendiri HSI
bersama Drs. Jan Ave. Waktu Tjan Tjoe Som
meninggal dikubur di Pajang, di makam kerabat raja Mataram.
Orang tuanya dulu
adalah pendukung pangeran Diponegoro, dan mereka beragama Islam.
Tjan Tjoe Siem keluar masuk istana Mangkunegoro sampai
dikenalkan oleh Mangkunegoro
pada seotang pendeta Kristen, yang kemudian mengurus supaya
dia bisa belajar di Leiden.
Tan Tah Sen, orang Singapore, dapat beasiswa dari Indonesia
di zaman bung Karno. Dia
ambil PhDnya di bawah Prof. Dahana dan Prof. Leirissa.
tentang Cheng Ho and Islam in
Southeast Asia. Ia jadi President, International Zheng He
Society dan juga Direktur Cheng Ho Cultural Museum..
Ia jadi Prof. di Nanyang Uniersity. Dia multilingual, lancar
berbahasa Sanskrit, Arab, Melayu, Indonesia, Jawa
(Kromo dan Kromo Inggil), Batak, Belanda, Inggris dan
Mandarin (modern dan klassik).
Orang dari Indonesia yang belajar di luar negeri banyak yang
hebat. Ada satu teman punya 2 Phd Fisika dan kedokteran,
gara2 tidak bisa balik Indonesia dan tidak mau asil. Jadi
bisa tinggalnya di jerman dengan cara belajar terus jadi
mahasiswa
sambil kerja.
Suatu hari dia menyembuhkan patient wanita kena kanker.
Wanita itu sangat berterimakasih dan tanya apa yang dia bisa
bantu kembali.
Teman saya cerita kalau dia itu bisa tinggalnya di Jerman
hanya karena universitas tanggung dan perlu pakai dia.
Wanita itu bilang, nanti dia bilang pada suaminya yang punya
jabatan tinggi. Luar biasa, teman saya dapat ijin tinggal
dan kerja seminggu kemudian.
Salam,
KH
Pada tanggal Sen, 7 Okt 2019 pukul 23.11 'nesare'
nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45]
<GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
menulis:
Coba saya bandingkan pengalaman bung dengan USA.
Kayaknya dijaman bung 70an Lembaga Affiliasi ITB itu
ambil duit dari perusahaan yg ingin mengadakan riset dan
uang itu digunakan utk riset di ITB. Ini jelas hanya utk
kepentingan perusahaan dan sedikit manfaat buat ITB. Ya
bisa dimaklum jaman itu masih jaman susah.
Saya tahu ada seorang lulusan ITB bagian geologi mungkin
akhir 70an tionghoa Indonesia ada darah solo dan semarang
bisa menjadi orang top di schlumberger. Sekarang sudah
pensiun, dulu bantu adiknya dari solo lulusan gajahmada
pertanian sekolah phd pertanian di Madison Wisconsin usa
jagoan poultry diindonesia sekarang. Banyak orang
Indonesia yg pintar2 sayang kurang bisa berkembang
diindonesia tetapi bisa hidup enak diluar. Mereka2 ini
masih rindu Indonesia.
Di usa mhsw gak boleh ambil duit dari riset. Mhsw ini
kerja selama sekolah sbg RA/research assistant. Mereka
dapet imbalan dalam bentuk beasiswa uang sekolah dan
tunjangan lainnya. Jarang tapi ada yg dapet duit dari
profesornya ttp biasanya dibawah meja. Professor itu
banyak dapet duit dari mengajukan proposal riset. Duit
ini banyak digunakan buat keperluan pribadi juga
hehehehe. Mhsw Phd juga bisa mengajukan proposal riset
sepengetahuan professor pembimbingnya. Lucunya banyak
orang Indonesia yg begini maksud saya phd students gak
ngerti bikin proposal riset ini. Jadi tanya2 sama yg
ngerti bikin proposal ini yg biasanya adalah orang2 yg
belajar bisnis. Memang lugu orang Indonesia kita ini
kalau sudah sekolah di usa.
Belum saya lihat ada kemajuan nyata dalam bidang riset
diindonesia. Kalau mutu pendidikan sudah banyak
meningkat. Hanya saja yg mundur juga ada yaitu mutu mhsw
nya. Aduh kurang ajar sekali mhsw2 skrg. Gak seperti
jaman dulu. Bayangkan di UI saja di ilmu politik dan ilmu
budaya itu mhsw2 nya minta ampun keblinger nya…ini
omongan pentolan department head nya loh. Prof. Abdullah
dahana yg senior di fakultas budaya UI saja gak tahan
pindah ke USA terutama gak tahan waktu Ahok dikalahkan
masuk penjara.
Nesare
*From:*GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
<GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
*Sent:* Monday, October 7, 2019 4:40 PM
*To:* GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
*Subject:* RE: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why
and How ?
Bener!
Bagusnya di usa itu bisnis betul2 didukung dari sekolah
s/d pemerintah. SBA/small business administration itu ada
dimana2 hampir diseluruh negaranya yg berlokasi dikota
besar setiap state. Personal2nya itu kebanyakan orang
pensiunan yg volunteer, jadi jago2 didunianya. Kalau
prospeknya bagus, duit juga bisa keluar utk bantu
menyokong bisnis baru.
Begitu juga ada private investor yg mainnya diperusahaan
yg start up.
Private investment companies main dibidang perusahaan yg
sdh ada. Jual beli gitu. M&A, divestiture dll.
Hebatnya itu adalah financial instrument nya sdh jalan.
Dinegara berkembang dan miskin financial instrument
inilah yg menjadi halangan utk membantu bisnis. Jadi
susah memang orang mau bikin perusahaan gede. Yg paling2
gampang ya buka toko kecil eceran krn modalnya gak
banyak. Kalau modal gede ya susah didapat. Jangankan
financial instrutment yg belum berjalan, yg sdh adapun
seperti bank itu gak bisa menjadi harapan utk membantu
jalannya bisnis/ekonomi krn kebanyakan pemilik bank
adalah bos group gede yg dikenal konglomerat. Logis
sekali duit yg dikumpulkan oleh bank ini akan disalurkan
ke group nya sendiri.
Ditambah hokum yg susah diterapkan, jadilah tambah parah
bank2 utk kasih kredit ke perusahaan lain. Disinilah
letak loyalty dan honesty bermain dalam system keuangan
perbankan diindonesia. Tentu saja Sekarang jauh lebih
baik dibandingkan dulu. Kalau dulu wah yang Namanya bank
garansi itu dijual kayak kacang goreng. Orang bantu orang
lain ambil kredit bank hanya modalnya: bank garansi.
Itu saja sedikit salam
Nesare
*From:*GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
<GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
*Sent:* Monday, October 7, 2019 4:16 PM
*To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com
<mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45]
<GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
*Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why
and How ?
Ya, benar spin off itu business term :
A *spinoff is* the creation of an independent company
through the sale or distribution of new shares of an
existing *business* or division of a parent company. A
*spinoff is* a type of divestiture. The spun-*off
companies are* expected to be worth more as independent
entities than as parts of a larger *business*.
Benar, university tidak di spin off.
Spin off university ya memang istilah tersendiri. Banyak
spin off dan starts up di MIT dan universitas Spanyol .
Kalau zaman saya tahun 60 an di ITB, adanya hanya Lembaga
Affiliasi. ITB beri bantuan dengan tarik beaya pada
perusahaan yang membutuhkan dilakukan penyelidikan
atau design. Kadang2 ada saja yang datang mau tahu apa
alcohol yang orang tawarkan, benar 98% alcohol. Ya, kalau
sederhana begini, dalam 5 menit sudah bisa ditentukan
dengan refractometer..
Di Jerman perusahaan kontak seorang mahaguru untuk bikin
penyelidikan di fakultasnya., yang dikerjakan oleh
mahasiswa di bawah pimpinannya. Mahasiswanya dapat gaji
bulanan dari uang yang diterima si Prof.
Unilever Research Vlaardingn memindahkan sebagian besar
researchnya di Wageningen, di complex universitas
Pertanian Wageningen. Tidak tahu bentuk kerjasamanya
bagaimana.
Pada tanggal Sen, 7 Okt 2019 pukul 20.01 'nesare'
nesa...@yahoo..com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45]
<GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>> menulis:
Bung ngerti enggak artikel ini?
University itu sendiri gak bisa spin off.
Kalau definisi university spin off itu artinya: ada
riset di universitas. Lalu risetnya ini dibawa ke
ranah bisnis, jadilah terbentuklan perusahaan. Ini
banyak terjadi seperti Genentech, plastic logic dll.
Ini masalahnya berbelit2 krn menyangkut copy right,
intellectual property dll. Gimana duit asal utk riset
itu? Dari univ atau dari thirt party? Ada bantuan
dari private enggak dalam riset di univ. dll..
Disinilah letak kompleksitasnya ketika riset ini
menjadi perusahaan.
Sekali lagi universitasnya sendiri gak bisa di spin off.
Yang bisa spin off itu adalah perusahaan.
Spin off itu adalah business term.
Andaikata pun kalau suatu universitas buka cabang
(NYU buka cabang di shanghai dan abu dhabi) itu gak
pernah disebut spin off.. Hanya disebut NYU shanghai,
NYU abu dhabi utk membedakan dgn parentnya: NYU NY.
Nesare
*From:*GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
<GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
*Sent:* Saturday, October 5, 2019 5:25 PM
*To:* undisclosed-recipients:
*Subject:* [GELORA45] University Spinoffs : What, Why
and How ?
https://timreview.ca/article/857
https://www.elsevier.es/es-revista-revista-europea-direccion-economia-empresa-346-articulo-a-resource-based-view-university-spin-off-S1019683812000078