Satu kritik membangun, yang tentunya PATUT direnungkan baik-baik oleh kita semua, ... sungguh saya sebagai moderator di GELORA45 ini tidak akan berhasil dengan baik membimbing diskusi yang terjadi, jika TIDAK mendapatkan dukungan SIKAP kawan-kawan sekalian!

Mudah2an kita semua bisa lebih memperhatikan jalannya diskusi, ... tidak perlu memaksakan orang lain sependapat dan menyetujui apa yang diajukan, apalagi saling mengejek dan memaki hanya karena tidak menerima pendapatnya sendiri!

Salam-damai,

ChanCT


'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 於 10/10/2019 0:11 寫道:

Bener bung jeli!

Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.

Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas sekalipun, gak ada argumennya.

Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika ada yg menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya belakangan ini di milis ini, OON OON itu gak ngerti materi nya. Mereka2 ini menggunakan logika umum. Sedangkan substansi yg penting itu adalah knowledge nya. Gimana seseorang mau berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau dia gak tahu bahwa 1 + 1 itu = 2?

Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi 1.99999999999 bisa berjalan.

Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1 + 1 = 5. Kan lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin masih masuk akal dan bisa kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1 itu = 2.1 tetapi OON nya itu adalah langsung teriak: 1 + 1 = 5????!!!!

Nesare

*From:* GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com>
*Sent:* Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
*To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>
*Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

Bung Nesare,

Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.

Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang dibicarakan, lalu

dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.

Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu, tanpa argumentasi,

tanpa didukung data kwantitatif.

Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar sehingga ada perubahan kwalitatif.

Salam,

KH

Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>> menulis:

    Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.

    Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.

    Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon
    Indonesia. Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.

    Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja
    yang saya ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.

    Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah
    tidak banyak dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel
    sedih marah dengan sikon Indonesia. Disini tantangannya. Ketika
    orang2 baek dan waras ini meninggalkan Indonesia, kan yang
    tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek dan tidak waras. Seorang
    pengajar lulusan bandung sekolah di spanyol, dan belanda lalu
    ngajar di belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran.
    Financial freedom katanya sbg pemilik restoran memberikan
    kegembiraan buat dia.

    Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam
    kehidupan di Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab
    bersama dicari solusinya bersama dalam koridor berbangsa dan
    bernegara NKRI.

    Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun tidak
    semua). Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran mau jadi
    pahlawan HAM lah, demokrasi lah, pembela rakyat lah dlsbg.

    Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari
    kewarganegaraan masing2 tetapi kecintaan atas hubungan dengan
    Indonesia itu kan tidak bisa dipungkiri?! Ini saja yang saya gak
    tahan melihat tingkah laku orang2 ini karena penginnya A, lalu
    menggunakan berbagai cara utk melegitimasi A itu. Mestinya kan
    bisa duduk2 dan kalau perlu gebrak2 meja ala aidit vs agus salim
    ttp pulang boncengan sepedaan barengan.

    Ini enggak terjadi dimilis kita ini. Ini sample kecil loh. Milis
    ini kecil sekali dibandingkan NKRI itu. Bayangkan mentalitas
    orang2 ini bak orang paling pinter sedunia dengan Bahasa yg
    indah2, tetapi mereka2 ini melupakan suatu masalah besar yg sedang
    dihadapi oleh bangsa Indonesia yaitu: MASALAH KEBANGSAAN!!!

    Nesare

    *From:*GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
    <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
    *Sent:* Monday, October 7, 2019 6:03 PM
    *To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>
    [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com
    <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
    *Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

    Bung Nesare,

    Banyak terimakasih untuk penjelasannya.

    Sayang kok sampai Prof. Dahana pindah mengajar ke USA .

    Bekas murid saya mengorganisir dulu seminar Cheng Ho bersama
    keraton Cirebon..

    Antaranya tentang kisah Puteri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati.

    Pembicaranya Prof. Dahana dan Dr. Tan Tah Sen dari Singapore.

    Prof. Dahana itu dulu mahasiswanya Prof. Tjan Tjoe Som, yang dipecat

    dari jabatannya sebagi kepala bagian Sinologi. Saudaranya Prof.
    Tjan Tjoe Siem

    dari Javanologi tidak sampai dipecat.

    Tjan Tjoe Som dipecat karena dia salah satu pendiri HSI bersama
    Drs. Jan Ave. Waktu Tjan Tjoe Som

    meninggal dikubur di Pajang, di makam kerabat raja Mataram. Orang
    tuanya dulu

    adalah pendukung pangeran Diponegoro, dan mereka beragama Islam.

    Tjan Tjoe Siem keluar masuk istana Mangkunegoro sampai dikenalkan
    oleh Mangkunegoro

    pada seotang pendeta Kristen, yang kemudian mengurus supaya dia
    bisa belajar di Leiden.

    Tan Tah Sen, orang Singapore, dapat beasiswa dari Indonesia di
    zaman bung Karno. Dia

    ambil PhDnya di bawah Prof. Dahana dan Prof. Leirissa. tentang
    Cheng Ho and Islam in

    Southeast Asia. Ia jadi President, International Zheng He Society
    dan juga Direktur Cheng Ho Cultural Museum..

    Ia jadi Prof. di Nanyang Uniersity. Dia multilingual, lancar
    berbahasa Sanskrit, Arab, Melayu, Indonesia, Jawa

    (Kromo dan Kromo Inggil), Batak, Belanda, Inggris dan Mandarin
    (modern dan klassik).

    Orang dari Indonesia yang belajar di luar negeri banyak yang
    hebat. Ada satu teman punya 2 Phd Fisika dan kedokteran,

    gara2 tidak bisa balik Indonesia dan tidak mau asil. Jadi bisa
    tinggalnya di jerman dengan cara belajar terus jadi mahasiswa

    sambil kerja.

    Suatu hari dia menyembuhkan patient wanita kena kanker. Wanita itu
    sangat berterimakasih dan tanya apa yang dia bisa

    bantu kembali.

    Teman saya cerita kalau dia itu bisa tinggalnya di Jerman hanya
    karena universitas tanggung dan perlu pakai dia.

    Wanita itu bilang, nanti dia bilang pada suaminya yang punya
    jabatan tinggi. Luar biasa, teman saya dapat ijin tinggal

    dan kerja seminggu kemudian.

    Salam,

    KH

    Pada tanggal Sen, 7 Okt 2019 pukul 23.11 'nesare'
    nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45]
    <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>> menulis:

        Coba saya bandingkan pengalaman bung dengan USA.

        Kayaknya dijaman bung 70an Lembaga Affiliasi ITB itu ambil
        duit dari perusahaan yg ingin mengadakan riset dan uang itu
        digunakan utk riset di ITB. Ini jelas hanya utk kepentingan
        perusahaan dan sedikit manfaat buat ITB. Ya bisa dimaklum
        jaman itu masih jaman susah.

        Saya tahu ada seorang lulusan ITB bagian geologi mungkin akhir
        70an tionghoa Indonesia ada darah solo dan semarang bisa
        menjadi orang top di schlumberger. Sekarang sudah pensiun,
        dulu bantu adiknya dari solo lulusan gajahmada pertanian
        sekolah phd pertanian di Madison Wisconsin usa jagoan poultry
        diindonesia sekarang. Banyak orang Indonesia yg pintar2 sayang
        kurang bisa berkembang diindonesia tetapi bisa hidup enak
        diluar. Mereka2 ini masih rindu Indonesia.

        Di usa mhsw gak boleh ambil duit dari riset. Mhsw ini kerja
        selama sekolah sbg RA/research assistant. Mereka dapet imbalan
        dalam bentuk beasiswa uang sekolah dan tunjangan lainnya.
        Jarang tapi ada yg dapet duit dari profesornya ttp biasanya
        dibawah meja. Professor itu banyak dapet duit dari mengajukan
        proposal riset. Duit ini banyak digunakan buat keperluan
        pribadi juga hehehehe. Mhsw Phd juga bisa mengajukan proposal
        riset sepengetahuan professor pembimbingnya. Lucunya banyak
        orang Indonesia yg begini maksud saya phd students gak ngerti
        bikin proposal riset ini. Jadi tanya2 sama yg ngerti bikin
        proposal ini yg biasanya adalah orang2 yg belajar bisnis.
        Memang lugu orang Indonesia kita ini kalau sudah sekolah di usa.

        Belum saya lihat ada kemajuan nyata dalam bidang riset
        diindonesia. Kalau mutu pendidikan sudah banyak meningkat.
        Hanya saja yg mundur juga ada yaitu mutu mhsw nya. Aduh kurang
        ajar sekali mhsw2 skrg. Gak seperti jaman dulu. Bayangkan di
        UI saja di ilmu politik dan ilmu budaya itu mhsw2 nya minta
        ampun keblinger nya…ini omongan pentolan department head nya
        loh. Prof. Abdullah dahana yg senior di fakultas budaya UI
        saja gak tahan pindah ke USA terutama gak tahan waktu Ahok
        dikalahkan masuk penjara.

        Nesare

        *From:*GELORA45@yahoogroups.com
        <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com
        <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
        *Sent:* Monday, October 7, 2019 4:40 PM
        *To:* GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
        *Subject:* RE: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and
        How ?

        Bener!

        Bagusnya di usa itu bisnis betul2 didukung dari sekolah s/d
        pemerintah. SBA/small business administration itu ada dimana2
        hampir diseluruh negaranya yg berlokasi dikota besar setiap
        state. Personal2nya itu kebanyakan orang pensiunan yg
        volunteer, jadi jago2 didunianya. Kalau prospeknya bagus, duit
        juga bisa keluar utk bantu menyokong bisnis baru.

        Begitu juga ada private investor yg mainnya diperusahaan yg
        start up.

        Private investment companies main dibidang perusahaan yg sdh
        ada. Jual beli gitu. M&A, divestiture dll.

        Hebatnya itu adalah financial instrument nya sdh jalan.
        Dinegara berkembang dan miskin financial instrument inilah yg
        menjadi halangan utk membantu bisnis. Jadi susah memang orang
        mau bikin perusahaan gede. Yg paling2 gampang ya buka toko
        kecil eceran krn modalnya gak banyak. Kalau modal gede ya
        susah didapat. Jangankan financial instrutment yg belum
        berjalan, yg sdh adapun seperti bank itu gak bisa menjadi
        harapan utk membantu jalannya bisnis/ekonomi krn kebanyakan
        pemilik bank adalah bos group gede yg dikenal konglomerat.
        Logis sekali duit yg dikumpulkan oleh bank ini akan disalurkan
        ke group nya sendiri.

        Ditambah hokum yg susah diterapkan, jadilah tambah parah bank2
        utk kasih kredit ke perusahaan lain. Disinilah letak loyalty
        dan honesty bermain dalam system keuangan perbankan
        diindonesia. Tentu saja Sekarang jauh lebih baik dibandingkan
        dulu. Kalau dulu wah yang Namanya bank garansi itu dijual
        kayak kacang goreng. Orang bantu orang lain ambil kredit bank
        hanya modalnya: bank garansi.

        Itu saja sedikit salam

        Nesare

        *From:*GELORA45@yahoogroups.com
        <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com
        <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
        *Sent:* Monday, October 7, 2019 4:16 PM
        *To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>
        [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com
        <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
        *Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and
        How ?

        Ya, benar spin off itu business term :

        A *spinoff is* the creation of an independent company through
        the sale or distribution of new shares of an existing
        *business* or division of a parent company. A *spinoff is* a
        type of divestiture. The spun-*off companies are* expected to
        be worth more as independent entities than as parts of a
        larger *business*.

        Benar, university tidak di spin off.

        Spin off university ya memang istilah tersendiri. Banyak spin
        off dan starts up di MIT dan universitas Spanyol .

        Kalau zaman saya tahun 60 an di ITB, adanya hanya Lembaga
        Affiliasi. ITB beri bantuan dengan tarik beaya pada perusahaan
        yang membutuhkan dilakukan penyelidikan

        atau design. Kadang2 ada saja yang datang mau tahu apa alcohol
        yang orang tawarkan, benar 98% alcohol. Ya, kalau sederhana
        begini, dalam 5 menit sudah bisa ditentukan dengan refractometer.

        Di Jerman perusahaan kontak seorang mahaguru untuk bikin
        penyelidikan di fakultasnya., yang dikerjakan oleh mahasiswa
        di bawah pimpinannya. Mahasiswanya dapat gaji bulanan dari
        uang yang diterima si Prof.

        Unilever Research Vlaardingn memindahkan sebagian besar
        researchnya di Wageningen, di complex universitas Pertanian
        Wageningen. Tidak tahu bentuk kerjasamanya bagaimana.

        Pada tanggal Sen, 7 Okt 2019 pukul 20.01 'nesare'
        nesa...@yahoo..com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45]
        <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
        menulis:

            Bung ngerti enggak artikel ini?

            University itu sendiri gak bisa spin off.

            Kalau definisi university spin off itu artinya: ada riset
            di universitas. Lalu risetnya ini dibawa ke ranah bisnis,
            jadilah terbentuklan perusahaan. Ini banyak terjadi
            seperti Genentech, plastic logic dll.

            Ini masalahnya berbelit2 krn menyangkut copy right,
            intellectual property dll. Gimana duit asal utk riset itu?
            Dari univ atau dari thirt party? Ada bantuan dari private
            enggak dalam riset di univ. dll.. Disinilah letak
            kompleksitasnya ketika riset ini menjadi perusahaan.

            Sekali lagi universitasnya sendiri gak bisa di spin off.

            Yang bisa spin off itu adalah perusahaan.

            Spin off itu adalah business term.

            Andaikata pun kalau suatu universitas buka cabang (NYU
            buka cabang di shanghai dan abu dhabi) itu gak pernah
            disebut spin off.. Hanya disebut NYU shanghai, NYU abu
            dhabi utk membedakan dgn parentnya: NYU NY.

            Nesare

            *From:*GELORA45@yahoogroups.com
            <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
            <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>
            *Sent:* Saturday, October 5, 2019 5:25 PM
            *To:* undisclosed-recipients:
            *Subject:* [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and
            How ?

            https://timreview.ca/article/857

            
https://www.elsevier.es/es-revista-revista-europea-direccion-economia-empresa-346-articulo-a-resource-based-view-university-spin-off-S1019683812000078





--
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com
  • [GELORA45] University Sp... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
    • RE: [GELORA45] Univ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re: [GELORA45] ... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
        • RE: [GELORA... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
          • RE: [GE... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
            • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
              • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
                • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
                • ... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
                • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
                • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
                • ... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... iqbalsant...@yahoo.com.au [GELORA45]
                • ... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke