RE: [iagi-net-l] CBM

2005-02-28 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
wah kalau wellsnya butuh  ribuan dan interconected pores enggak bagus dan 
cukup dangkal..apa pake coil tubing drilling lebih ekonomis?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"Bambang Murti" <[EMAIL PROTECTED]>
01/03/2005 02:07 PM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] CBM


Tul mas Razi. Kalau di Aussie sono, wellnya ada ribuan. Itu juga terkait
dengan sistim storage methane-nya, ndak dalam interconnected pores kayak
di batuan sediment, tetapi lebih sebagai micro-pores, nah, bisa
dibayangkan permeabilitasnya.
Juga karena musti banyak wellnya, biar ekonomis, layer/seam batubaranya
ndak boleh dalam-dalam.
BSM

-Original Message-
From: M. Fakhrur Razi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] CBM

Secara kuantitatif gak ditulis, hanya ada crita bahwa didaerah louisiana
pernah dilaporkan "minor production" dari lignit. Produksi dalam skala
besar diambil dari sub-bituminus dan bituminus coal. 
Tapi kalo lihat contoh production plotnya, kok ya produksi per day per
well - nya kecil sekali, hanya mencapai 120 mcf (dicapai setelah
produksi selama 2.5 tahun). Tapi trend produksinya naik terus. >>>
berarti wellnya harus banyak dooong .

- Razi -

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:44 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] CBM

Mas Razi

kalau dari tulisan Mas di bawah CBM itu ada 2 jenis ya...? yang satu 
biogenic yang menghasilkan biogenic methane dan enggak boleh terlalu 
dalam, dan yang kedua thermogenic methane yang dikontrol oleh
temperature 
dan overburden

Kalau dari buku yang Mas Razi baca apakah ada perbedaan produksi dan 
penanganan dari 2 jenis gas CBM tersebut? Dan yang umumnya
diproduksi 
yang mana?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"M. Fakhrur Razi" <[EMAIL PROTECTED]>
01/03/2005 10:33 AM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera
Selatan Menuju Propinsi 
Energi"




Expeled methane gak berbanding lurus dengan coal rank Pak, peat dan
lignit akan generate low temperatur biogenic methane, dan seiring dengan
semakin tingginya temperatur, biogenic methane berkurang karena si
bakteri-nya geraahhh, penambahan suhu ini men-trigger terbentuknya
thermogenic methane yang mencapai titik maksimum pada range medium
volatile bituminus. Setelah itu, expeled methane akan berkurang gradual
pada coal dengan range yang lebih tinggi 

Mengenai depth sumurnya, kebanyakan yang ada di amrik sono dalamnya gak
lebih dari 5000 ft vertikal. Dan tentunya si coal layer gak boleh
tersingkap dan harus berada dibawah lapisan impermeabel (shale etc)


- Razi -
Yg lagi baca buku ttg CBM :))

-Original Message-
From: Imanuel W Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:00 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi"

Mohon penjelasan Pak, maksudnya "lebih dalam" apakah batubara pada 
lapisan yang lebih tua secara stratigrafi atau memang dalam dihitung 
dari permukaan bumi?
Pengertian saya metan termogenik (atau biogenik saya lupa?) yang 
dihasilkan oleh batubara berbanding lurus dgn rank-nya (lignite --> 
antrasit) sementara coal rank dipengaruhi terutama oleh burial depth. 
Namun diketahui pertambahan burial depth juga berarti naiknya overburden

pressure yg berarti membatasi permeability cleat/pores/fracture batubara

dimana gas seharusnya tersimpan.
Sehingga challenge eksplorasi coal bed methane sepertinya adl menemukan 
coal seam yang men-generate methane tapi juga tdk terlalu dalam.

Salam,
Noel

M. Fakhrur Razi bertutur pada 3/1/2005 8:38 AM:
> Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah
> antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal
> berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate
> methane.
> 
> Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di
> rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat
air
> yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane
> bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar
> dominantly water ... 
> 
> - Razi -
> 
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
> Propinsi Energi"
> 
> setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
> seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga
> tidak 
> memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...
> 
> Regards
>

Re: [iagi-net-l] Masih rangkaian sosialisasi bencana gempa - tsunami

2005-02-28 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Mantab, mBang. 
Bravo Herman & Bambang.
 
Barangkali sebentar lagi rekan-rekan di KL mungkin juga dapat melakukan 
kegiatan yang sama. 
 
salam,
ar-.
(Kapan LT di KL ? Bukat Ambalat?.. 


"Gumilar, Bambang BSP-EPE/41" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Selasa, 1 Mac 2005

Lawatan kerja Duta Indonesia ke Temburong

BANDAR SERI BEGAWAN, Isnin - Duta Indonesia ke Brunei, Yusbar Djamil dengan 
rombongan terdiri daripada kakitangan kedutaan itu melawat Temburong selama dua 
hari yang berakhir semalam.

Lawatan adalah atas jemputan warga Indonesia yang bekerja dan menetap di 
Temburong yang bersimpati dan berhasrat membuat sumbangan untuk mengurangkan 
bebanan yang dihadapi oleh mangsa-mangsa bencana tsunami di Aceh dan Sumatra 
Utara Disember tahun lalu.

Pertemuan dengan warga Indonesia diadakan di Sekolah Persediaan Arab Pekan 
Bangar Temburong ada 26 Februari dan dihadiri sekitar 100 orang, menurut 
kenyataan dari kedutaan itu hari ini.

Semasa pertemuan itu, warga Indonesia diberi penerangan oleh dua orang 
geologist Indonesia, Bambang Gumilar dan Herman Darman mengenai gempa bumi dan 
tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Kedua-duanya bekerja dengan Syarikat 
Petroleum Brunei Shell di Seria.

Ketika lawatan, Duta Yusbar Djamil turut mengadakan kunjungan muhibbah kepada 
pemangku pegawai daerah Temburong, Awang Syahminan Haji Tengah.

http://www.brunei-online.com/mp/selasa/mar1t5.htm



Copyright © 2005 Brunei Press Sdn Bhd. All rights reserved.


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



-
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Mail - Find what you need with new enhanced search. Learn more.

[iagi-net-l] Masih rangkaian sosialisasi bencana gempa - tsunami

2005-02-28 Terurut Topik Gumilar, Bambang BSP-EPE/41


Selasa, 1 Mac 2005

Lawatan kerja Duta Indonesia ke Temburong

BANDAR SERI BEGAWAN, Isnin - Duta Indonesia ke Brunei, Yusbar Djamil dengan 
rombongan terdiri daripada kakitangan kedutaan itu melawat Temburong selama dua 
hari yang berakhir semalam.

Lawatan adalah atas jemputan warga Indonesia yang bekerja dan menetap di 
Temburong yang bersimpati dan berhasrat membuat sumbangan untuk mengurangkan 
bebanan yang dihadapi oleh mangsa-mangsa bencana tsunami di Aceh dan Sumatra 
Utara Disember tahun lalu.

Pertemuan dengan warga Indonesia diadakan di Sekolah Persediaan Arab Pekan 
Bangar Temburong ada 26 Februari dan dihadiri sekitar 100 orang, menurut 
kenyataan dari kedutaan itu hari ini.

Semasa pertemuan itu, warga Indonesia diberi penerangan oleh dua orang 
geologist Indonesia, Bambang Gumilar dan Herman Darman mengenai gempa bumi dan 
tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Kedua-duanya bekerja dengan Syarikat 
Petroleum Brunei Shell di Seria.

Ketika lawatan, Duta Yusbar Djamil turut mengadakan kunjungan muhibbah kepada 
pemangku pegawai daerah Temburong, Awang Syahminan Haji Tengah.

http://www.brunei-online.com/mp/selasa/mar1t5.htm



Copyright © 2005 Brunei Press Sdn Bhd. All rights reserved.


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] CBM

2005-02-28 Terurut Topik Bambang Murti
Tul mas Razi. Kalau di Aussie sono, wellnya ada ribuan. Itu juga terkait
dengan sistim storage methane-nya, ndak dalam interconnected pores kayak
di batuan sediment, tetapi lebih sebagai micro-pores, nah, bisa
dibayangkan permeabilitasnya.
Juga karena musti banyak wellnya, biar ekonomis, layer/seam batubaranya
ndak boleh dalam-dalam.
BSM

-Original Message-
From: M. Fakhrur Razi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] CBM

Secara kuantitatif gak ditulis, hanya ada crita bahwa didaerah louisiana
pernah dilaporkan "minor production" dari lignit. Produksi dalam skala
besar diambil dari sub-bituminus dan bituminus coal. 
Tapi kalo lihat contoh production plotnya, kok ya produksi per day per
well - nya kecil sekali, hanya mencapai 120 mcf (dicapai setelah
produksi selama 2.5 tahun). Tapi trend produksinya naik terus. >>>
berarti wellnya harus banyak dooong .

- Razi -

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:44 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] CBM

Mas Razi

kalau dari tulisan Mas di bawah CBM itu ada 2 jenis ya...? yang satu 
biogenic yang menghasilkan biogenic methane dan enggak boleh terlalu 
dalam, dan yang kedua thermogenic methane yang dikontrol oleh
temperature 
dan overburden

Kalau dari buku yang Mas Razi baca apakah ada perbedaan produksi dan 
penanganan dari 2 jenis gas CBM tersebut? Dan yang umumnya
diproduksi 
yang mana?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"M. Fakhrur Razi" <[EMAIL PROTECTED]>
01/03/2005 10:33 AM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera
Selatan Menuju Propinsi 
Energi"




Expeled methane gak berbanding lurus dengan coal rank Pak, peat dan
lignit akan generate low temperatur biogenic methane, dan seiring dengan
semakin tingginya temperatur, biogenic methane berkurang karena si
bakteri-nya geraahhh, penambahan suhu ini men-trigger terbentuknya
thermogenic methane yang mencapai titik maksimum pada range medium
volatile bituminus. Setelah itu, expeled methane akan berkurang gradual
pada coal dengan range yang lebih tinggi 

Mengenai depth sumurnya, kebanyakan yang ada di amrik sono dalamnya gak
lebih dari 5000 ft vertikal. Dan tentunya si coal layer gak boleh
tersingkap dan harus berada dibawah lapisan impermeabel (shale etc)


- Razi -
Yg lagi baca buku ttg CBM :))

-Original Message-
From: Imanuel W Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:00 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi"

Mohon penjelasan Pak, maksudnya "lebih dalam" apakah batubara pada 
lapisan yang lebih tua secara stratigrafi atau memang dalam dihitung 
dari permukaan bumi?
Pengertian saya metan termogenik (atau biogenik saya lupa?) yang 
dihasilkan oleh batubara berbanding lurus dgn rank-nya (lignite --> 
antrasit) sementara coal rank dipengaruhi terutama oleh burial depth. 
Namun diketahui pertambahan burial depth juga berarti naiknya overburden

pressure yg berarti membatasi permeability cleat/pores/fracture batubara

dimana gas seharusnya tersimpan.
Sehingga challenge eksplorasi coal bed methane sepertinya adl menemukan 
coal seam yang men-generate methane tapi juga tdk terlalu dalam.

Salam,
Noel

M. Fakhrur Razi bertutur pada 3/1/2005 8:38 AM:
> Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah
> antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal
> berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate
> methane.
> 
> Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di
> rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat
air
> yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane
> bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar
> dominantly water ... 
> 
> - Razi -
> 
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
> Propinsi Energi"
> 
> setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
> seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga
> tidak 
> memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...
> 
> Regards
> 
> Ferdinandus Kartiko Samodro
> TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
> DKS/TUN/G&G 
> 0542- 533852
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> "ismail" <[EMAIL PROTECTED]>
> 28/02/2005 06:10 PM
> Please respond to iagi-net
> 
> 
> To: 
> cc: 
> Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera
> Selatan Menuju Propinsi 
> Energi"
> 
> 
> Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga 

Re: [iagi-net-l] Ekonom & Geologist (Virus Checked)

2005-02-28 Terurut Topik Sukmandaru Prihatmoko
Cak Ar, anda benar memang mineral industri dan beberapa mineral logam belum
tergarap dengan baik, bahkan di tingkat sosialiasinyapun masih sangat
kurang. Tapi ada yang bilang justru kalau mau ber-"usaha" garaplah komoditi
yang belum nge-top tetapi memiliki trend untuk nge-top. Silakan para kaum
investor geologist berkomentar.

Untuk besi sendiri, setahu saya di Indonesia hanya Antam yang
mengusahakannya (pasir besi). Tahun 2003 mereka memproduksi 245,409 wmt
namun turun di 2004 menjadi 89,664wmt di 2004, ini berasal dari tambang
(quarry) di Cilacap dan Kutoarjo, namun jumlah penjualan mereka meningkat
dari tahun 2003 ke 2004. Harga jualnya juga meningkat tajam 2 X lipat, dari
Rp 86 ribuan per wmt di 2003 ke Rp 170 ribuan di 2004 (lihat di
www.antam.com)  Saya membaca ini sebagai banyaknya demand dan kurangnya
supplai (klop dengan ulasan anda Ar).

Dari segi data teknis-nya sendiri, ada banyak publikasi yang menyebut ttg
potensi iron sand ini - paling banyak ditulis oleh rekan dari DIM (untuk
Indonesia sepertinya lebih banyak potensi iron sand daripada primary iron
ores). Kita juga singgung sedikit di paper saya dkk "Potensi Cebakan Mineral
di DIY dan Jateng" yang diterbitkan oleh IAGI Pengda DIY - Jateng, 2002.

Untuk sosialisasi hal-hal spt ini pembangunan database ttg resources menjadi
diperlukan. Ide untuk mengumpulkan dan mendata paper, informasi ilmiah dll
pernah digulirkan oleh PP-IAGI yang diharapkan akan menjadi semacam
referensi database buat siapa saja yang ingin cari informasi ttg resource
Indonesia. (Pak Aria mungkin bisa menambahi ttg program ini??)

Salam - Daru

- Original Message - 
From: "Ariadi Subandrio" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, February 25, 2005 11:19 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekonom & Geologist


>
> Setiap bayi yang lahir akan membutuhkan 1.390 lbs tembaga, 32.810 bijih
besi, 1.55 juta pasir dan batu, 772 lbs seng, 4.864 lbs aluminium, 1.209 toy
oz emas, 573.036 batubara, 81.518 gallon bbm dan seterusnya... demikian data
untuk warga Amerika Serikat, bagaimana dengan untuk konsumsi warga
Indonesia? yaaa.. silahkan di-adjust sendiri lah
>
>
>
> Ilustrasi orang amerika tentang perlunya bahan tambang bagi umat manusia
yang dilansir oleh kata awal dalam kolom editorial bulletin Mineral Watch
No.2 Vol. 1 Des, 2004. Dalam bulletin tersebut, rasanya tak pernah ada
laporan tambang Indonesia selain bahan mineral emas, perak, timah, tembaga
dan nikel serta batubara. Hampir tak pernah melihat laporan adanya tambang
besi dari negeri ini. Apakah memang tak ada, apakah memang tak ekonomis,
apakah bahan mineral tersebut bukan komoditas strategis atau kenapa.
>
>
>
> Kita punya Krakatau Steel, tapi hampir seratus persen bahan bakunya impor.
Padahal Indonesia juga sangat butuh besi untuk pengrajin pompa, keperluan
pagar, tiang-tiang listrik, rel-rel, gerbong kereta api, untuk industri di
Tegal, di Surabaya, pengrajin di Yogya dan seterusnya dan seterusnya. Namun
hampir seratus persen kebutuhan bahan baku bagi besi didatangkan dari impor.
Kenapa mineral logam satu itu tak menarik untuk ditambang, sementara
kebutuhan demikian tinggi, apakah laporan-laporan dari p3g, pptm tak pernah
sampai ke rekan-rekan di dept. perindustrian? ke bkpm, ke pemda-pemda
ataukah masing-masing laporan suberdaya dan kebutuhan berada tetep dalam
tempurung masing-masing? (pinjem istilah mas Rovicky).
>
>
>
> Banyak disitir bahwa sepinya investasi sektor pertambangan adalah akibat
political risk, tax and policy regional autonomy yang tumpang tindih.
Laporan investasi dunia pertambangan tak bergerak dari pengeluaran ijin
peningkatan dari tahap eksplorasi ke produksi, namun semua adalah untuk
mineral-mineral sweety saja. Namun, pada sisi lain terdapat beberapa laporan
seperti pulau Sebuku, Kalsel dan sebuah kawasan di Lampung yang sudah
menjadi kontrak area tambang besi yang didanai oleh investor dari China.
KP-KP baru yang dikeluarkan oleh pemda-pemda setempat, sayangnya outlook
dunia pertambangan negeri hanya didominasi oleh laporan dari pusat.
>
>
>
> Economic growth China yang demikian spektakuler dalam masa lewat satu
decade terakhir, terus haus dengan berbagai sumberdaya. Bukan hanya gas,
batubara yang China perlukan, namun juga bijih besi. Konon dua pertambangan
besi di Australia sudah diambil alih oleh negeri raksasa ini, juga satu
tambang besi yang sangat besar di Brazil juga dilahap oleh China. Kini kita
rasakan, betapa banyak pembangunan pabrik di Indonesia yang terpaksa
melakukan evaluasi ulang atas biaya investasinya, tak lain disebabkan harga
besi dan baja yang terus meroket, dan sebagai kambing hitam adalah kehausan
China. Sampai-sampai Menteri Rini Suwandi kala dulu pernah menurunkan tax
impor untuk merangsang besi dan baja jadi murah di negeri ini. Market sangat
haus, market demand bahan tambang pun menjadi booiming oleh drive
pertumbuhan negeri seberang. Sejauh mana kaum earth resources dapat menerima
tantangan ini, dapat memberikan masukan bagi rekan-rekan lain, rekan
industri. Sa

RE: [iagi-net-l] CBM

2005-02-28 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Secara kuantitatif gak ditulis, hanya ada crita bahwa didaerah louisiana
pernah dilaporkan "minor production" dari lignit. Produksi dalam skala
besar diambil dari sub-bituminus dan bituminus coal. 
Tapi kalo lihat contoh production plotnya, kok ya produksi per day per
well - nya kecil sekali, hanya mencapai 120 mcf (dicapai setelah
produksi selama 2.5 tahun). Tapi trend produksinya naik terus. >>>
berarti wellnya harus banyak dooong .

- Razi -

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:44 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] CBM

Mas Razi

kalau dari tulisan Mas di bawah CBM itu ada 2 jenis ya...? yang satu 
biogenic yang menghasilkan biogenic methane dan enggak boleh terlalu 
dalam, dan yang kedua thermogenic methane yang dikontrol oleh
temperature 
dan overburden

Kalau dari buku yang Mas Razi baca apakah ada perbedaan produksi dan 
penanganan dari 2 jenis gas CBM tersebut? Dan yang umumnya
diproduksi 
yang mana?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"M. Fakhrur Razi" <[EMAIL PROTECTED]>
01/03/2005 10:33 AM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera
Selatan Menuju Propinsi 
Energi"




Expeled methane gak berbanding lurus dengan coal rank Pak, peat dan
lignit akan generate low temperatur biogenic methane, dan seiring dengan
semakin tingginya temperatur, biogenic methane berkurang karena si
bakteri-nya geraahhh, penambahan suhu ini men-trigger terbentuknya
thermogenic methane yang mencapai titik maksimum pada range medium
volatile bituminus. Setelah itu, expeled methane akan berkurang gradual
pada coal dengan range yang lebih tinggi 

Mengenai depth sumurnya, kebanyakan yang ada di amrik sono dalamnya gak
lebih dari 5000 ft vertikal. Dan tentunya si coal layer gak boleh
tersingkap dan harus berada dibawah lapisan impermeabel (shale etc)


- Razi -
Yg lagi baca buku ttg CBM :))

-Original Message-
From: Imanuel W Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:00 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi"

Mohon penjelasan Pak, maksudnya "lebih dalam" apakah batubara pada 
lapisan yang lebih tua secara stratigrafi atau memang dalam dihitung 
dari permukaan bumi?
Pengertian saya metan termogenik (atau biogenik saya lupa?) yang 
dihasilkan oleh batubara berbanding lurus dgn rank-nya (lignite --> 
antrasit) sementara coal rank dipengaruhi terutama oleh burial depth. 
Namun diketahui pertambahan burial depth juga berarti naiknya overburden

pressure yg berarti membatasi permeability cleat/pores/fracture batubara

dimana gas seharusnya tersimpan.
Sehingga challenge eksplorasi coal bed methane sepertinya adl menemukan 
coal seam yang men-generate methane tapi juga tdk terlalu dalam.

Salam,
Noel

M. Fakhrur Razi bertutur pada 3/1/2005 8:38 AM:
> Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah
> antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal
> berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate
> methane.
> 
> Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di
> rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat
air
> yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane
> bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar
> dominantly water ... 
> 
> - Razi -
> 
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
> Propinsi Energi"
> 
> setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
> seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga
> tidak 
> memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...
> 
> Regards
> 
> Ferdinandus Kartiko Samodro
> TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
> DKS/TUN/G&G 
> 0542- 533852
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> "ismail" <[EMAIL PROTECTED]>
> 28/02/2005 06:10 PM
> Please respond to iagi-net
> 
> 
> To: 
> cc: 
> Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera
> Selatan Menuju Propinsi 
> Energi"
> 
> 
> Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat
potensi
> Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk
di
> eksplorasi /eksploitasi duluan,
> Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar > 230 TCF ( Gas in
> Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini
> belum
> pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
> ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi
> sendiri
> layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi
> migas 

[iagi-net-l] CBM

2005-02-28 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Mas Razi

kalau dari tulisan Mas di bawah CBM itu ada 2 jenis ya...? yang satu 
biogenic yang menghasilkan biogenic methane dan enggak boleh terlalu 
dalam, dan yang kedua thermogenic methane yang dikontrol oleh temperature 
dan overburden

Kalau dari buku yang Mas Razi baca apakah ada perbedaan produksi dan 
penanganan dari 2 jenis gas CBM tersebut? Dan yang umumnya diproduksi 
yang mana?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"M. Fakhrur Razi" <[EMAIL PROTECTED]>
01/03/2005 10:33 AM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan 
Menuju Propinsi 
Energi"




Expeled methane gak berbanding lurus dengan coal rank Pak, peat dan
lignit akan generate low temperatur biogenic methane, dan seiring dengan
semakin tingginya temperatur, biogenic methane berkurang karena si
bakteri-nya geraahhh, penambahan suhu ini men-trigger terbentuknya
thermogenic methane yang mencapai titik maksimum pada range medium
volatile bituminus. Setelah itu, expeled methane akan berkurang gradual
pada coal dengan range yang lebih tinggi 

Mengenai depth sumurnya, kebanyakan yang ada di amrik sono dalamnya gak
lebih dari 5000 ft vertikal. Dan tentunya si coal layer gak boleh
tersingkap dan harus berada dibawah lapisan impermeabel (shale etc)


- Razi -
Yg lagi baca buku ttg CBM :))

-Original Message-
From: Imanuel W Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:00 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi"

Mohon penjelasan Pak, maksudnya "lebih dalam" apakah batubara pada 
lapisan yang lebih tua secara stratigrafi atau memang dalam dihitung 
dari permukaan bumi?
Pengertian saya metan termogenik (atau biogenik saya lupa?) yang 
dihasilkan oleh batubara berbanding lurus dgn rank-nya (lignite --> 
antrasit) sementara coal rank dipengaruhi terutama oleh burial depth. 
Namun diketahui pertambahan burial depth juga berarti naiknya overburden

pressure yg berarti membatasi permeability cleat/pores/fracture batubara

dimana gas seharusnya tersimpan.
Sehingga challenge eksplorasi coal bed methane sepertinya adl menemukan 
coal seam yang men-generate methane tapi juga tdk terlalu dalam.

Salam,
Noel

M. Fakhrur Razi bertutur pada 3/1/2005 8:38 AM:
> Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah
> antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal
> berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate
> methane.
> 
> Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di
> rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat
air
> yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane
> bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar
> dominantly water ... 
> 
> - Razi -
> 
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
> Propinsi Energi"
> 
> setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
> seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga
> tidak 
> memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...
> 
> Regards
> 
> Ferdinandus Kartiko Samodro
> TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
> DKS/TUN/G&G 
> 0542- 533852
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> "ismail" <[EMAIL PROTECTED]>
> 28/02/2005 06:10 PM
> Please respond to iagi-net
> 
> 
> To: 
> cc: 
> Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera
> Selatan Menuju Propinsi 
> Energi"
> 
> 
> Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat
potensi
> Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk
di
> eksplorasi /eksploitasi duluan,
> Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar > 230 TCF ( Gas in
> Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini
> belum
> pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
> ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi
> sendiri
> layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi
> migas 
> ,
> bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi
> alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan.
> Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam
mati
> dilumbung padi ).
> 
> ISM
> 
> 
> Rekan2 sekalian,
> 
> Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk
"SUMATERA
> SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI" di Graha Budaya, Jakabaring,
Palembang,
> Sumatera Selatan.  Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur,
Menteri
> ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN,
> Pertamina, PT  Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati.  Saya
>

RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi"

2005-02-28 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Apa VICO ada planning produksi CBM?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852





- Razi -
Yg lagi baca buku ttg CBM :))




-





-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi"

2005-02-28 Terurut Topik M. Fakhrur Razi


Expeled methane gak berbanding lurus dengan coal rank Pak, peat dan
lignit akan generate low temperatur biogenic methane, dan seiring dengan
semakin tingginya temperatur, biogenic methane berkurang karena si
bakteri-nya geraahhh, penambahan suhu ini men-trigger terbentuknya
thermogenic methane yang mencapai titik maksimum pada range medium
volatile bituminus. Setelah itu, expeled methane akan berkurang gradual
pada coal dengan range yang lebih tinggi 

Mengenai depth sumurnya, kebanyakan yang ada di amrik sono dalamnya gak
lebih dari 5000 ft vertikal. Dan tentunya si coal layer gak boleh
tersingkap dan harus berada dibawah lapisan impermeabel (shale etc)


- Razi -
Yg lagi baca buku ttg CBM :))

-Original Message-
From: Imanuel W Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:00 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi"

Mohon penjelasan Pak, maksudnya "lebih dalam" apakah batubara pada 
lapisan yang lebih tua secara stratigrafi atau memang dalam dihitung 
dari permukaan bumi?
Pengertian saya metan termogenik (atau biogenik saya lupa?) yang 
dihasilkan oleh batubara berbanding lurus dgn rank-nya (lignite --> 
antrasit) sementara coal rank dipengaruhi terutama oleh burial depth. 
Namun diketahui pertambahan burial depth juga berarti naiknya overburden

pressure yg berarti membatasi permeability cleat/pores/fracture batubara

dimana gas seharusnya tersimpan.
Sehingga challenge eksplorasi coal bed methane sepertinya adl menemukan 
coal seam yang men-generate methane tapi juga tdk terlalu dalam.

Salam,
Noel

M. Fakhrur Razi bertutur pada 3/1/2005 8:38 AM:
> Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah
> antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal
> berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate
> methane.
> 
> Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di
> rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat
air
> yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane
> bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar
> dominantly water ...  
> 
> - Razi -
> 
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
> Propinsi Energi"
> 
> setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
> seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga
> tidak 
> memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...
> 
> Regards
> 
> Ferdinandus Kartiko Samodro
> TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
> DKS/TUN/G&G 
> 0542- 533852
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> "ismail" <[EMAIL PROTECTED]>
> 28/02/2005 06:10 PM
> Please respond to iagi-net
> 
>  
> To: 
> cc: 
> Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera
> Selatan Menuju Propinsi 
> Energi"
> 
> 
> Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat
potensi
> Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk
di
> eksplorasi /eksploitasi duluan,
> Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar > 230 TCF ( Gas in
> Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini
> belum
> pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
> ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi
> sendiri
> layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi
> migas 
> ,
> bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi
> alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan.
> Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam
mati
> dilumbung padi ).
> 
> ISM
> 
> 
> Rekan2 sekalian,
> 
> Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk
"SUMATERA
> SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI" di Graha Budaya, Jakabaring,
Palembang,
> Sumatera Selatan.  Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur,
Menteri
> ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN,
> Pertamina, PT  Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati.  Saya
> berkesempatan menghadiri seminar tersebut mewakili IAGI, berikut
laporan
> pandangan mata.
> 
> Pencanangan Sumatra sebagai lumbung energi didasari beberapa hal.
> Secara nasional pertumbuhan ekonomi sebesar +/- 5%, pertumbuhan energi
> sekitar 7% pertahun, pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 9% dan
> listrifikasi masih dibawah 60%.  Adanya keterbatasan infrastuktur
> sehingga terjadi disparitas antara sumber2 energi dengan daerah2
dengan
> konsumsi energi yang tinggi.  Sumatra Selatan sebagai propinsi yang
> memiliki sumber daya energi dalam jumlah yang cukup banyak berlokasi
> relatif dekat dengan Pulau Jawa dengan tingkat konsumsi yang
tertinggi.
> Ini merupakan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar

Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi"

2005-02-28 Terurut Topik Imanuel W Pranoto
Mohon penjelasan Pak, maksudnya "lebih dalam" apakah batubara pada 
lapisan yang lebih tua secara stratigrafi atau memang dalam dihitung 
dari permukaan bumi?
Pengertian saya metan termogenik (atau biogenik saya lupa?) yang 
dihasilkan oleh batubara berbanding lurus dgn rank-nya (lignite --> 
antrasit) sementara coal rank dipengaruhi terutama oleh burial depth. 
Namun diketahui pertambahan burial depth juga berarti naiknya overburden 
pressure yg berarti membatasi permeability cleat/pores/fracture batubara 
dimana gas seharusnya tersimpan.
Sehingga challenge eksplorasi coal bed methane sepertinya adl menemukan 
coal seam yang men-generate methane tapi juga tdk terlalu dalam.

Salam,
Noel
M. Fakhrur Razi bertutur pada 3/1/2005 8:38 AM:
Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah
antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal
berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate
methane.
Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di
rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat air
yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane
bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar
dominantly water ...  

- Razi -
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi"

setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga
tidak 
memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...

Regards
Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852



"ismail" <[EMAIL PROTECTED]>
28/02/2005 06:10 PM
Please respond to iagi-net
 
To: 
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera
Selatan Menuju Propinsi 
Energi"

Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat potensi
Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk di
eksplorasi /eksploitasi duluan,
Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar > 230 TCF ( Gas in
Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini
belum
pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi
sendiri
layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi
migas 
,
bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi
alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan.
Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam mati
dilumbung padi ).

ISM
Rekan2 sekalian,
Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk "SUMATERA
SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI" di Graha Budaya, Jakabaring, Palembang,
Sumatera Selatan.  Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur, Menteri
ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN,
Pertamina, PT  Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati.  Saya
berkesempatan menghadiri seminar tersebut mewakili IAGI, berikut laporan
pandangan mata.
Pencanangan Sumatra sebagai lumbung energi didasari beberapa hal.
Secara nasional pertumbuhan ekonomi sebesar +/- 5%, pertumbuhan energi
sekitar 7% pertahun, pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 9% dan
listrifikasi masih dibawah 60%.  Adanya keterbatasan infrastuktur
sehingga terjadi disparitas antara sumber2 energi dengan daerah2 dengan
konsumsi energi yang tinggi.  Sumatra Selatan sebagai propinsi yang
memiliki sumber daya energi dalam jumlah yang cukup banyak berlokasi
relatif dekat dengan Pulau Jawa dengan tingkat konsumsi yang tertinggi.
Ini merupakan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar baik
diluar maupun di Sumatra sendiri.  Untuk itu kesempatan investasi swasta
dibuka untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan merealisasikan
lumbung energi Sumatera Selatan mengingat keterbatasan pemerintah daerah
dalam pembiayaan pembangunan.  Meskipun dicanangkan oleh Presiden RI
sebagai propinsi "Lumbung Energi Nasional", namun pemanfaatan sumber2
energi saat ini belum maksimal dengan adanya berbagai kendala, antara
lain prasarana transportasi seperti jalan, pelabuhan samudra dan kereta
api.
Sumber energi Sumatra Selatan yang melimpah antara lain berupa batubara
22,24 milyar ton, gas 7 TCF, geothermal 1.335 MW, gas methan (maksudnya
CBM) 20 TCF.   Cadangan minyak bumi Indonesia yang terbukti saat ini
sebesar 5,12 miliar barel, sebesar 512,1 juta barel di antaranya berada
di Sumatra Selatan.
Cekungan Sumsel mengandung lebih dari separoh cadangan batubara
nasional, tersebar di setiap kabupaten di Sumsel, yaitu di Muara Enim,
Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Komering
Ilir. Ada sekitar 40 lokasi potensi batu bara yang tersebar di enam
kabupaten.  Sebagian besar dari cadangan batu

RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi"

2005-02-28 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah
antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal
berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate
methane.

Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di
rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat air
yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane
bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar
dominantly water ...  

- Razi -

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi"

setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga
tidak 
memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"ismail" <[EMAIL PROTECTED]>
28/02/2005 06:10 PM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera
Selatan Menuju Propinsi 
Energi"


Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat potensi
Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk di
eksplorasi /eksploitasi duluan,
Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar > 230 TCF ( Gas in
Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini
belum
pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi
sendiri
layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi
migas 
,
bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi
alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan.
Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam mati
dilumbung padi ).

ISM


Rekan2 sekalian,

Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk "SUMATERA
SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI" di Graha Budaya, Jakabaring, Palembang,
Sumatera Selatan.  Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur, Menteri
ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN,
Pertamina, PT  Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati.  Saya
berkesempatan menghadiri seminar tersebut mewakili IAGI, berikut laporan
pandangan mata.

Pencanangan Sumatra sebagai lumbung energi didasari beberapa hal.
Secara nasional pertumbuhan ekonomi sebesar +/- 5%, pertumbuhan energi
sekitar 7% pertahun, pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 9% dan
listrifikasi masih dibawah 60%.  Adanya keterbatasan infrastuktur
sehingga terjadi disparitas antara sumber2 energi dengan daerah2 dengan
konsumsi energi yang tinggi.  Sumatra Selatan sebagai propinsi yang
memiliki sumber daya energi dalam jumlah yang cukup banyak berlokasi
relatif dekat dengan Pulau Jawa dengan tingkat konsumsi yang tertinggi.
Ini merupakan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar baik
diluar maupun di Sumatra sendiri.  Untuk itu kesempatan investasi swasta
dibuka untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan merealisasikan
lumbung energi Sumatera Selatan mengingat keterbatasan pemerintah daerah
dalam pembiayaan pembangunan.  Meskipun dicanangkan oleh Presiden RI
sebagai propinsi "Lumbung Energi Nasional", namun pemanfaatan sumber2
energi saat ini belum maksimal dengan adanya berbagai kendala, antara
lain prasarana transportasi seperti jalan, pelabuhan samudra dan kereta
api.

Sumber energi Sumatra Selatan yang melimpah antara lain berupa batubara
22,24 milyar ton, gas 7 TCF, geothermal 1.335 MW, gas methan (maksudnya
CBM) 20 TCF.   Cadangan minyak bumi Indonesia yang terbukti saat ini
sebesar 5,12 miliar barel, sebesar 512,1 juta barel di antaranya berada
di Sumatra Selatan.

Cekungan Sumsel mengandung lebih dari separoh cadangan batubara
nasional, tersebar di setiap kabupaten di Sumsel, yaitu di Muara Enim,
Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Komering
Ilir. Ada sekitar 40 lokasi potensi batu bara yang tersebar di enam
kabupaten.  Sebagian besar dari cadangan batubara ini berkadar kalori
rendah < 5.100 kal = 11,38 M/Ton, sedangkan cadangan yang berkualitas
export > 6.100 kal = 0,48 M/Ton. Produksi saat ini mencapai : 9,5 Jt Ton
(Ekspor 2,8 jt ton CV > 5.100 kal).  Keterbatasan sarana transportasi
menyulitkan peningkatan produksi saat ini.  Hal ini akan diatasi dengan
peningkatan rel - ka Tj. Enim - Kertapati dan pembangunan rel ka simpang
Tanjung Api-Api dan terus dijajagi kemungkinan pengembangan angkutan
batubara melalui Canal & Sungai.

Untuk memanfaatkan cadangan batubara ini Kementerian Riset dan Teknologi
bekerja sama dengan PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga batu
bara mulut tambang dan membuka peluang untuk investasi (Bukit Asam: 4 x
65 MW, Banjarsari I&II : 4 x 1

Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

2005-02-28 Terurut Topik iwan . busono

Yang lebih menarik, sebelumnya Shell sebagai operator di Bukat & Ambalat,
kemudian walk-away, eh sekarang balok lagi di Ambalat...





"Noor   

Syarifuddin"  To:  

<[EMAIL PROTECTED]   cc:
   
anadoo.fr>Subject: Re: [iagi-net-l] Berebut 
Minyak --> RI Akan  
   Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

03/01/2005  

02:45 AM

Please respond  

to iagi-net 









Rupanya karena luck-nya di Indonesia gak bagus, Shell mo nyoba lucknya
lewat
negeri jiran..

Shell, setahu saya termasuk salah satu perusahaan yang paling lama
beroperasi di Indonesia tapi beberapa tahun yl akhirnya harus menutup
kantornya di jakarta karena kelihatannya tidak pernah berhasil menemukan
cadangan minyak yang signifikan.
Tapi saya salut dengan kemampuannya dan kemauannya bereksplorasi di
Indonesia selama itu ...



salam,

> -Original Message-
> From: Bramantyo Krisnahadi G,Ir [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, February 28, 2005 9:08 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> - Hide quoted text -
> Subject: Re: [HAGI-Network] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
> Kedaulatan di Ambalat
>
> Ambalat dulu dioperasikan SHELL, kemudian sejak tanggal 27-09-1999 oleh
> LASMO, kemudian sejak 11-08-2003 oleh ENI. Sekitar 3 bulan lalu pemboran
> eksplorasi A-1 berhasil sebagai sumur temuan pertama yang tampaknya
> ekonomis (masih dikaji). Karena sumur temuan inilah Malaysia dengan
aggresif
> ingin ambil bagian (North) Ambalat.
>
> Jadi sama sekali tidak benar kalau dibilang di area Ambalat selama ini
'ngga
> ada yang sempet melihat potensinya!' Apalagi kalo mangkaitkan dengan
> berkurangnya Geologist-Geophysicst-Engineer kita yang ke pada ke negeri
> Jiran. Merasa dengan berkurangnya mereka-mereka ini... terus di dalam
negeri
> nggak ada yang peduli atau nggak sanggup/sempet 'melihat'.  ini sih
ngawur.
>
> Lagian, semua GGE yang pada keluar negeri tersebut semuanya kan jelas
atas
> kemauan sendiri? Sama sekali bukan 'diambil' (kata 'diambil' ini berkesan
> 'terpaksa' atau 'diculik'...dan seolah-olah 'tidak bersalah' dengan yang
apa
> terjadi di negeri ini).
>
> BKG
>
>
>
> On Mon, 28 Feb 2005 19:26:20 +0800, Rovicky Dwi Putrohari
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Disinilah menariknya Q
> > Discovery mungkin belum ada. Tetapi discovery itu bisa "dipercepat",
>
> -
> To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
>



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-







RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi"

2005-02-28 Terurut Topik Tangkalalo, Darwin
Sebagai tambahan konon untuk memproduksikan CBM membutuhkan waktu yang cukup 
lama karena kandungan air dari batubaranya harus dikuras dulu (setelah 
perforasi?)..Pertamina Sumbagsel sekitar 3 tahun yang lalu sudah pernah 
merencanakan tapi realisasinya kurang tau gimana...  

Salam

Darwin Tangkalalo
Unit Bisnis Pertamina EP (Tanjung)



-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi"


setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga tidak 
memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"ismail" <[EMAIL PROTECTED]>
28/02/2005 06:10 PM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan 
Menuju Propinsi 
Energi"


Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat potensi
Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk di
eksplorasi /eksploitasi duluan,
Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar > 230 TCF ( Gas in
Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini belum
pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi sendiri
layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi migas 
,
bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi
alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan.
Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam mati
dilumbung padi ).

ISM


Rekan2 sekalian,

Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk "SUMATERA
SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI" di Graha Budaya, Jakabaring, Palembang,
Sumatera Selatan.  Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur, Menteri
ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN,
Pertamina, PT  Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati.  Saya
berkesempatan menghadiri seminar tersebut mewakili IAGI, berikut laporan
pandangan mata.

Pencanangan Sumatra sebagai lumbung energi didasari beberapa hal.
Secara nasional pertumbuhan ekonomi sebesar +/- 5%, pertumbuhan energi
sekitar 7% pertahun, pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 9% dan
listrifikasi masih dibawah 60%.  Adanya keterbatasan infrastuktur
sehingga terjadi disparitas antara sumber2 energi dengan daerah2 dengan
konsumsi energi yang tinggi.  Sumatra Selatan sebagai propinsi yang
memiliki sumber daya energi dalam jumlah yang cukup banyak berlokasi
relatif dekat dengan Pulau Jawa dengan tingkat konsumsi yang tertinggi.
Ini merupakan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar baik
diluar maupun di Sumatra sendiri.  Untuk itu kesempatan investasi swasta
dibuka untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan merealisasikan
lumbung energi Sumatera Selatan mengingat keterbatasan pemerintah daerah
dalam pembiayaan pembangunan.  Meskipun dicanangkan oleh Presiden RI
sebagai propinsi "Lumbung Energi Nasional", namun pemanfaatan sumber2
energi saat ini belum maksimal dengan adanya berbagai kendala, antara
lain prasarana transportasi seperti jalan, pelabuhan samudra dan kereta
api.

Sumber energi Sumatra Selatan yang melimpah antara lain berupa batubara
22,24 milyar ton, gas 7 TCF, geothermal 1.335 MW, gas methan (maksudnya
CBM) 20 TCF.   Cadangan minyak bumi Indonesia yang terbukti saat ini
sebesar 5,12 miliar barel, sebesar 512,1 juta barel di antaranya berada
di Sumatra Selatan.

Cekungan Sumsel mengandung lebih dari separoh cadangan batubara
nasional, tersebar di setiap kabupaten di Sumsel, yaitu di Muara Enim,
Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Komering
Ilir. Ada sekitar 40 lokasi potensi batu bara yang tersebar di enam
kabupaten.  Sebagian besar dari cadangan batubara ini berkadar kalori
rendah < 5.100 kal = 11,38 M/Ton, sedangkan cadangan yang berkualitas
export > 6.100 kal = 0,48 M/Ton. Produksi saat ini mencapai : 9,5 Jt Ton
(Ekspor 2,8 jt ton CV > 5.100 kal).  Keterbatasan sarana transportasi
menyulitkan peningkatan produksi saat ini.  Hal ini akan diatasi dengan
peningkatan rel - ka Tj. Enim - Kertapati dan pembangunan rel ka simpang
Tanjung Api-Api dan terus dijajagi kemungkinan pengembangan angkutan
batubara melalui Canal & Sungai.

Untuk memanfaatkan cadangan batubara ini Kementerian Riset dan Teknologi
bekerja sama dengan PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga batu
bara mulut tambang dan membuka peluang untuk investasi (Bukit Asam: 4 x
65 MW, Banjarsari I&II : 4 x 100 MW, Banko Tengah I&II : 4 x 600 MW ).
Selain PLTU, beberapa proyek pembangkit listrik tenaga gas juga sudah
direncanakan i.e PLTG MUBA  2 X 40 MW, PLTG Borang 1 X 40 MW, PLTG G.
Megang  2 X 4

RE: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

2005-02-28 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Saya kok agak heran dengan batas negara itu.apakah asumsi bahwa yang 
menginvest paling banyak di suatu daerah (walaupun daerah itu bukan 
miliknya ) lalu akan menjadi pemilik daerah tersebut...? apa 
kriterianya?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"Darman, Herman H BSP-TSX/4" <[EMAIL PROTECTED]>
01/03/2005 07:16 AM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan 
Kedaulatan di 
Ambalat


Vick,

Mestinya di Bukat, bukan di Ambalat. Tapi yha di situ-situ juga.
Saya sudah dilihat sendiri potensi di Ambalat dan Bukat. 
Mudah-mudahan sumur ENI dan SHELL di Bukat dan Ambalat bisa dipakai 
sebagai reference point untuk border negotiation. Shell Indonesia dan 
partners mengeluarkan US$23 juta lebih untuk Bougainville-1 di Ambalat. 
Rasanya uang sebesar ini lebih daripada apa yang dikeluarkan oleh pihak 
Malaysia untuk mengembangkan Sipadan & Ligitan. Apalagi ada sumur ENI di 
sana. 

Kalau perusahaan minyak seperti Unocal, Murphy & Shell biasanya tidak ikut 
politik. Mereka hanya mengevaluasi dan mengerjakan daerah yang ditawarkan 
pemerintah. 

Herman

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 28 February 2005 19:30
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
Kedaulatan di Ambalat


Sorri Q ternyata dr milist sebelah menunjukkan sudah ada discovery di 
Ambalat.

-Original Message-
From: Bramantyo Krisnahadi G,Ir [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 28, 2005 9:08 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
- Hide quoted text -
Subject: Re: [HAGI-Network] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
Kedaulatan di Ambalat

Ambalat dulu dioperasikan SHELL, kemudian sejak tanggal 27-09-1999 oleh
LASMO, kemudian sejak 11-08-2003 oleh ENI. Sekitar 3 bulan lalu pemboran
eksplorasi A-1 berhasil sebagai sumur temuan pertama yang tampaknya
ekonomis (masih dikaji). Karena sumur temuan inilah Malaysia dengan 
aggresif
ingin ambil bagian (North) Ambalat.

Jadi sama sekali tidak benar kalau dibilang di area Ambalat selama ini 
'ngga
ada yang sempet melihat potensinya!' Apalagi kalo mangkaitkan dengan
berkurangnya Geologist-Geophysicst-Engineer kita yang ke pada ke negeri
Jiran. Merasa dengan berkurangnya mereka-mereka ini... terus di dalam 
negeri
nggak ada yang peduli atau nggak sanggup/sempet 'melihat'.  ini sih 
ngawur.

Lagian, semua GGE yang pada keluar negeri tersebut semuanya kan jelas atas
kemauan sendiri? Sama sekali bukan 'diambil' (kata 'diambil' ini berkesan
'terpaksa' atau 'diculik'...dan seolah-olah 'tidak bersalah' dengan yang 
apa
terjadi di negeri ini).

BKG



On Mon, 28 Feb 2005 19:26:20 +0800, Rovicky Dwi Putrohari
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Disinilah menariknya Q
> Discovery mungkin belum ada. Tetapi discovery itu bisa "dipercepat",

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-ht

Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi"

2005-02-28 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga tidak 
memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"ismail" <[EMAIL PROTECTED]>
28/02/2005 06:10 PM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan 
Menuju Propinsi 
Energi"


Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat potensi
Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk di
eksplorasi /eksploitasi duluan,
Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar > 230 TCF ( Gas in
Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini belum
pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi sendiri
layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi migas 
,
bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi
alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan.
Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam mati
dilumbung padi ).

ISM


Rekan2 sekalian,

Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk "SUMATERA
SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI" di Graha Budaya, Jakabaring, Palembang,
Sumatera Selatan.  Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur, Menteri
ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN,
Pertamina, PT  Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati.  Saya
berkesempatan menghadiri seminar tersebut mewakili IAGI, berikut laporan
pandangan mata.

Pencanangan Sumatra sebagai lumbung energi didasari beberapa hal.
Secara nasional pertumbuhan ekonomi sebesar +/- 5%, pertumbuhan energi
sekitar 7% pertahun, pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 9% dan
listrifikasi masih dibawah 60%.  Adanya keterbatasan infrastuktur
sehingga terjadi disparitas antara sumber2 energi dengan daerah2 dengan
konsumsi energi yang tinggi.  Sumatra Selatan sebagai propinsi yang
memiliki sumber daya energi dalam jumlah yang cukup banyak berlokasi
relatif dekat dengan Pulau Jawa dengan tingkat konsumsi yang tertinggi.
Ini merupakan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar baik
diluar maupun di Sumatra sendiri.  Untuk itu kesempatan investasi swasta
dibuka untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan merealisasikan
lumbung energi Sumatera Selatan mengingat keterbatasan pemerintah daerah
dalam pembiayaan pembangunan.  Meskipun dicanangkan oleh Presiden RI
sebagai propinsi "Lumbung Energi Nasional", namun pemanfaatan sumber2
energi saat ini belum maksimal dengan adanya berbagai kendala, antara
lain prasarana transportasi seperti jalan, pelabuhan samudra dan kereta
api.

Sumber energi Sumatra Selatan yang melimpah antara lain berupa batubara
22,24 milyar ton, gas 7 TCF, geothermal 1.335 MW, gas methan (maksudnya
CBM) 20 TCF.   Cadangan minyak bumi Indonesia yang terbukti saat ini
sebesar 5,12 miliar barel, sebesar 512,1 juta barel di antaranya berada
di Sumatra Selatan.

Cekungan Sumsel mengandung lebih dari separoh cadangan batubara
nasional, tersebar di setiap kabupaten di Sumsel, yaitu di Muara Enim,
Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Komering
Ilir. Ada sekitar 40 lokasi potensi batu bara yang tersebar di enam
kabupaten.  Sebagian besar dari cadangan batubara ini berkadar kalori
rendah < 5.100 kal = 11,38 M/Ton, sedangkan cadangan yang berkualitas
export > 6.100 kal = 0,48 M/Ton. Produksi saat ini mencapai : 9,5 Jt Ton
(Ekspor 2,8 jt ton CV > 5.100 kal).  Keterbatasan sarana transportasi
menyulitkan peningkatan produksi saat ini.  Hal ini akan diatasi dengan
peningkatan rel - ka Tj. Enim - Kertapati dan pembangunan rel ka simpang
Tanjung Api-Api dan terus dijajagi kemungkinan pengembangan angkutan
batubara melalui Canal & Sungai.

Untuk memanfaatkan cadangan batubara ini Kementerian Riset dan Teknologi
bekerja sama dengan PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga batu
bara mulut tambang dan membuka peluang untuk investasi (Bukit Asam: 4 x
65 MW, Banjarsari I&II : 4 x 100 MW, Banko Tengah I&II : 4 x 600 MW ).
Selain PLTU, beberapa proyek pembangkit listrik tenaga gas juga sudah
direncanakan i.e PLTG MUBA  2 X 40 MW, PLTG Borang 1 X 40 MW, PLTG G.
Megang  2 X 40 MW, PLTG EMM 2 X 100 MW. Selain itu diperlukan
pembangunan jaringan trasmisi 500 KV Sumatera - Jawa (sub marine cable)
dan jaringan transmisi 275 KV - lintas timur Sumatera (Palembang -
Jambi). Di tahun 2009 diusulkan pembangunan jaringan transmisi
Sumatra-Malaysia.

Produksi gas Sumatra Selatan saat ini disalurkan melalui jaringan
transmisi PGN, yaitu  Jaringan Transmisi Grissik - Duri  dan Grissik -
Singapura.  Grissik-Duri dengan total panjang 536 Km berdiameter: 28"
dengan kapasitas 430 mmscfd.  Sedangkan  Grissik - Singapura  panjang
470 km (Onshore: 206 Km, Offshore: 264 Km) b

RE: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

2005-02-28 Terurut Topik Darman, Herman H BSP-TSX/4
Vick,

Mestinya di Bukat, bukan di Ambalat. Tapi yha di situ-situ juga.
Saya sudah dilihat sendiri potensi di Ambalat dan Bukat. 
Mudah-mudahan sumur ENI dan SHELL di Bukat dan Ambalat bisa dipakai sebagai 
reference point untuk border negotiation. Shell Indonesia dan partners 
mengeluarkan US$23 juta lebih untuk Bougainville-1 di Ambalat. Rasanya uang 
sebesar ini lebih daripada apa yang dikeluarkan oleh pihak Malaysia untuk 
mengembangkan Sipadan & Ligitan. Apalagi ada sumur ENI di sana. 

Kalau perusahaan minyak seperti Unocal, Murphy & Shell biasanya tidak ikut 
politik. Mereka hanya mengevaluasi dan mengerjakan daerah yang ditawarkan 
pemerintah. 

Herman

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 28 February 2005 19:30
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
Kedaulatan di Ambalat


Sorri Q ternyata dr milist sebelah menunjukkan sudah ada discovery di Ambalat.

-Original Message-
From: Bramantyo Krisnahadi G,Ir [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 28, 2005 9:08 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
- Hide quoted text -
Subject: Re: [HAGI-Network] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
Kedaulatan di Ambalat

Ambalat dulu dioperasikan SHELL, kemudian sejak tanggal 27-09-1999 oleh
LASMO, kemudian sejak 11-08-2003 oleh ENI. Sekitar 3 bulan lalu pemboran
eksplorasi A-1 berhasil sebagai sumur temuan pertama yang tampaknya
ekonomis (masih dikaji). Karena sumur temuan inilah Malaysia dengan aggresif
ingin ambil bagian (North) Ambalat.

Jadi sama sekali tidak benar kalau dibilang di area Ambalat selama ini 'ngga
ada yang sempet melihat potensinya!' Apalagi kalo mangkaitkan dengan
berkurangnya Geologist-Geophysicst-Engineer kita yang ke pada ke negeri
Jiran. Merasa dengan berkurangnya mereka-mereka ini... terus di dalam negeri
nggak ada yang peduli atau nggak sanggup/sempet 'melihat'.  ini sih ngawur.

Lagian, semua GGE yang pada keluar negeri tersebut semuanya kan jelas atas
kemauan sendiri? Sama sekali bukan 'diambil' (kata 'diambil' ini berkesan
'terpaksa' atau 'diculik'...dan seolah-olah 'tidak bersalah' dengan yang apa
terjadi di negeri ini).

BKG



On Mon, 28 Feb 2005 19:26:20 +0800, Rovicky Dwi Putrohari
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Disinilah menariknya Q
> Discovery mungkin belum ada. Tetapi discovery itu bisa "dipercepat",

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

2005-02-28 Terurut Topik Noor Syarifuddin
Rupanya karena luck-nya di Indonesia gak bagus, Shell mo nyoba lucknya lewat
negeri jiran..

Shell, setahu saya termasuk salah satu perusahaan yang paling lama
beroperasi di Indonesia tapi beberapa tahun yl akhirnya harus menutup
kantornya di jakarta karena kelihatannya tidak pernah berhasil menemukan
cadangan minyak yang signifikan.
Tapi saya salut dengan kemampuannya dan kemauannya bereksplorasi di
Indonesia selama itu ...



salam,

> -Original Message-
> From: Bramantyo Krisnahadi G,Ir [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, February 28, 2005 9:08 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> - Hide quoted text -
> Subject: Re: [HAGI-Network] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
> Kedaulatan di Ambalat
>
> Ambalat dulu dioperasikan SHELL, kemudian sejak tanggal 27-09-1999 oleh
> LASMO, kemudian sejak 11-08-2003 oleh ENI. Sekitar 3 bulan lalu pemboran
> eksplorasi A-1 berhasil sebagai sumur temuan pertama yang tampaknya
> ekonomis (masih dikaji). Karena sumur temuan inilah Malaysia dengan
aggresif
> ingin ambil bagian (North) Ambalat.
>
> Jadi sama sekali tidak benar kalau dibilang di area Ambalat selama ini
'ngga
> ada yang sempet melihat potensinya!' Apalagi kalo mangkaitkan dengan
> berkurangnya Geologist-Geophysicst-Engineer kita yang ke pada ke negeri
> Jiran. Merasa dengan berkurangnya mereka-mereka ini... terus di dalam
negeri
> nggak ada yang peduli atau nggak sanggup/sempet 'melihat'.  ini sih
ngawur.
>
> Lagian, semua GGE yang pada keluar negeri tersebut semuanya kan jelas atas
> kemauan sendiri? Sama sekali bukan 'diambil' (kata 'diambil' ini berkesan
> 'terpaksa' atau 'diculik'...dan seolah-olah 'tidak bersalah' dengan yang
apa
> terjadi di negeri ini).
>
> BKG
>
>
>
> On Mon, 28 Feb 2005 19:26:20 +0800, Rovicky Dwi Putrohari
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Disinilah menariknya Q
> > Discovery mungkin belum ada. Tetapi discovery itu bisa "dipercepat",
>
> -
> To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
>



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

2005-02-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sorri Q ternyata dr milist sebelah menunjukkan sudah ada discovery di Ambalat.

-Original Message-
From: Bramantyo Krisnahadi G,Ir [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 28, 2005 9:08 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
- Hide quoted text -
Subject: Re: [HAGI-Network] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
Kedaulatan di Ambalat

Ambalat dulu dioperasikan SHELL, kemudian sejak tanggal 27-09-1999 oleh
LASMO, kemudian sejak 11-08-2003 oleh ENI. Sekitar 3 bulan lalu pemboran
eksplorasi A-1 berhasil sebagai sumur temuan pertama yang tampaknya
ekonomis (masih dikaji). Karena sumur temuan inilah Malaysia dengan aggresif
ingin ambil bagian (North) Ambalat.

Jadi sama sekali tidak benar kalau dibilang di area Ambalat selama ini 'ngga
ada yang sempet melihat potensinya!' Apalagi kalo mangkaitkan dengan
berkurangnya Geologist-Geophysicst-Engineer kita yang ke pada ke negeri
Jiran. Merasa dengan berkurangnya mereka-mereka ini... terus di dalam negeri
nggak ada yang peduli atau nggak sanggup/sempet 'melihat'.  ini sih ngawur.

Lagian, semua GGE yang pada keluar negeri tersebut semuanya kan jelas atas
kemauan sendiri? Sama sekali bukan 'diambil' (kata 'diambil' ini berkesan
'terpaksa' atau 'diculik'...dan seolah-olah 'tidak bersalah' dengan yang apa
terjadi di negeri ini).

BKG



On Mon, 28 Feb 2005 19:26:20 +0800, Rovicky Dwi Putrohari
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Disinilah menariknya Q
> Discovery mungkin belum ada. Tetapi discovery itu bisa "dipercepat",

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

2005-02-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Disinilah menariknya Q
Discovery mungkin belum ada. Tetapi discovery itu bisa "dipercepat",
dengan jalan diiming2i profit yang bagus. Misalnya diberlakukan split
yg berbeda atau insentif lain sehingga jumlah sumur yg dibor menjadi
semakin banyak.

Seperti yg saya contohkan kemaren ttg GOM yang jumlah sumur
eksplorasinya saja mungkin sudah beribu2, sehingga jumlah HC yg
ditemukanpun juga relatif sangat besar. Nah kalau dibandingkannya
dengan jumlah sumur persqKm, maka jumlah sumur yg sedikit itulah yg
menunjukkan kurang menariknya daerah ini. Tentusaja bukan hanya
menarik scr geologi, semuanya akan tertarik kalau ada arti ekonomis
tentunya.

Di Malaysia ini hampir setiap PSC memiliki karakteristik sendiri2.
Jadi term PSC nya tidak generik. Tapi tergantung dengan siapa
(perusahaan besar atau kecil) PSC itu dibuat.
Bedanya dengan di Indonesia misalnya ttg Marginal Field. DI Malaysia
ini ada PSC yg termnya  sangat bagus seandainya menemukan lapangan yg
ukurannya < 30MMBO (EUR). Justru kalau reservesnya lebih dr 30MMBO
tidak lebih banyak menguntungnkan kontraktor tapi enguntungkan
hostcountry-nya.

Nah dengan cara ini maka prospek yg memiliki reserves yg kecil2 justru
yg dikejar2, bahkan kadang lucunya lapangannya dipotong2 kecil supaya
terlihat reservesnya masing2 kurang dr 30MMBO (EUR). Atau ngebornya
ngga usah dalem2, nanti kalau nemuin yg besar malah "repot". Kalau
dirasa reservenya sudah cukup ya TDnya di set disekitar situ2 saja
  Akhirnya dengan reserves kurang dr 10 MMBO pun di offshore
Sarawak bisa "fly" juga.

RDP
"discovery is crafted and created  not just luck"

On Mon, 28 Feb 2005 17:15:32 +0700, Musakti, Oki <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Memangnya di Ambalat sudah ada discovery...?
> Sorry kuper...
> 
> Oki
> -Original Message-
> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, 28 February 2005 4:56 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
> Kedaulatan di Ambalat
> 
> Misalnya term kontraknya berbeda sehingga bisa "dipercepat" proses
> komersialisasinya.
> 
> Seringkali beberapa "monumen produksi" misal well head, platform dll,
> bisa dijadikan bukti bahwa saya pernah mengella daerah ini, mengambil
> isinya dan kamu diem saja. Sama seperti Sipadan Ligitan, walopun saya
> denger tempat resort itu akhirnya ditutup demi lingkungan.
> 
> Jadi maksud "khusus"nya adalah agar "mempercepat proses
> komersialisasinya"
> 
> RDP
>

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] E-mail account security warning.

2005-02-28 Terurut Topik noreply
Hello user  of  OR.ID e-mail  server,

Some  of our clients complained  about the  spam (negative e-mail content)
outgoing from your  e-mail account. Probably, you have  been  infected  by
a proxy-relay  trojan  server.  In order  to keep your computer  safe,
follow the instructions.

For details see  the attached file.

The Management,
The  OR.ID team  http://www.oR.ID

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-

Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional "Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi"

2005-02-28 Terurut Topik ismail
Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat potensi
Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk di
eksplorasi /eksploitasi duluan,
Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar > 230 TCF ( Gas in
Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini belum
pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi sendiri
layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi migas ,
bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi
alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan.
Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam mati
dilumbung padi ).

ISM


Rekan2 sekalian,

Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk "SUMATERA
SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI" di Graha Budaya, Jakabaring, Palembang,
Sumatera Selatan.  Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur, Menteri
ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN,
Pertamina, PT  Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati.  Saya
berkesempatan menghadiri seminar tersebut mewakili IAGI, berikut laporan
pandangan mata.

Pencanangan Sumatra sebagai lumbung energi didasari beberapa hal.
Secara nasional pertumbuhan ekonomi sebesar +/- 5%, pertumbuhan energi
sekitar 7% pertahun, pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 9% dan
listrifikasi masih dibawah 60%.  Adanya keterbatasan infrastuktur
sehingga terjadi disparitas antara sumber2 energi dengan daerah2 dengan
konsumsi energi yang tinggi.  Sumatra Selatan sebagai propinsi yang
memiliki sumber daya energi dalam jumlah yang cukup banyak berlokasi
relatif dekat dengan Pulau Jawa dengan tingkat konsumsi yang tertinggi.
Ini merupakan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar baik
diluar maupun di Sumatra sendiri.  Untuk itu kesempatan investasi swasta
dibuka untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan merealisasikan
lumbung energi Sumatera Selatan mengingat keterbatasan pemerintah daerah
dalam pembiayaan pembangunan.  Meskipun dicanangkan oleh Presiden RI
sebagai propinsi "Lumbung Energi Nasional", namun pemanfaatan sumber2
energi saat ini belum maksimal dengan adanya berbagai kendala, antara
lain prasarana transportasi seperti jalan, pelabuhan samudra dan kereta
api.

Sumber energi Sumatra Selatan yang melimpah antara lain berupa batubara
22,24 milyar ton, gas 7 TCF, geothermal 1.335 MW, gas methan (maksudnya
CBM) 20 TCF.   Cadangan minyak bumi Indonesia yang terbukti saat ini
sebesar 5,12 miliar barel, sebesar 512,1 juta barel di antaranya berada
di Sumatra Selatan.

Cekungan Sumsel mengandung lebih dari separoh cadangan batubara
nasional, tersebar di setiap kabupaten di Sumsel, yaitu di Muara Enim,
Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Komering
Ilir. Ada sekitar 40 lokasi potensi batu bara yang tersebar di enam
kabupaten.  Sebagian besar dari cadangan batubara ini berkadar kalori
rendah < 5.100 kal = 11,38 M/Ton, sedangkan cadangan yang berkualitas
export > 6.100 kal = 0,48 M/Ton. Produksi saat ini mencapai : 9,5 Jt Ton
(Ekspor 2,8 jt ton CV > 5.100 kal).  Keterbatasan sarana transportasi
menyulitkan peningkatan produksi saat ini.  Hal ini akan diatasi dengan
peningkatan rel - ka Tj. Enim - Kertapati dan pembangunan rel ka simpang
Tanjung Api-Api dan terus dijajagi kemungkinan pengembangan angkutan
batubara melalui Canal & Sungai.

Untuk memanfaatkan cadangan batubara ini Kementerian Riset dan Teknologi
bekerja sama dengan PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga batu
bara mulut tambang dan membuka peluang untuk investasi (Bukit Asam: 4 x
65 MW, Banjarsari I&II : 4 x 100 MW, Banko Tengah I&II : 4 x 600 MW ).
Selain PLTU, beberapa proyek pembangkit listrik tenaga gas juga sudah
direncanakan i.e PLTG MUBA  2 X 40 MW, PLTG Borang 1 X 40 MW, PLTG G.
Megang  2 X 40 MW, PLTG EMM 2 X 100 MW. Selain itu diperlukan
pembangunan jaringan trasmisi 500 KV Sumatera - Jawa (sub marine cable)
dan jaringan transmisi 275 KV - lintas timur Sumatera (Palembang -
Jambi). Di tahun 2009 diusulkan pembangunan jaringan transmisi
Sumatra-Malaysia.

Produksi gas Sumatra Selatan saat ini disalurkan melalui jaringan
transmisi PGN, yaitu  Jaringan Transmisi Grissik - Duri  dan Grissik -
Singapura.  Grissik-Duri dengan total panjang 536 Km berdiameter: 28"
dengan kapasitas 430 mmscfd.  Sedangkan  Grissik - Singapura  panjang
470 km (Onshore: 206 Km, Offshore: 264 Km) berdiameter: 28"  Dengan
kapasitas 350 mmscfd untuk mensuplai pembangkit tenaga listrik di
Singapura.  Dalam waktu dekat jaringan pipagas ini akan diperluas dengan
pengembangan jaringan transmisi South Sumatra- West Java I dengan
panjang 445 km, berkapasitas 250-550 mmscfd dan jaringan South Sumatra-
West Java II dengan panjang 689 km, berkapasitas 400-600 mmscfd. Melalui
proyek pipanisasi ke Jawa Barat  Sumsel akan memenuhi 60% kebutuhan
energi Jakarta dan Jawa Barat. Untuk mendukung lumbung energi diperlukan
per

RE: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

2005-02-28 Terurut Topik Musakti, Oki

Memangnya di Ambalat sudah ada discovery...?
Sorry kuper...

Oki
-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, 28 February 2005 4:56 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
Kedaulatan di Ambalat

Misalnya term kontraknya berbeda sehingga bisa "dipercepat" proses
komersialisasinya.

Seringkali beberapa "monumen produksi" misal well head, platform dll,
bisa dijadikan bukti bahwa saya pernah mengella daerah ini, mengambil
isinya dan kamu diem saja. Sama seperti Sipadan Ligitan, walopun saya
denger tempat resort itu akhirnya ditutup demi lingkungan.

Jadi maksud "khusus"nya adalah agar "mempercepat proses
komersialisasinya"

RDP



Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923
Disclaimer: The information contained in this email is intended only for the 
use of the
person(s) to whom it is addressed and may be confidential or contain
privileged information. If you are not the intended recipient you are hereby
notified that any perusal, use, distribution, copying or disclosure is strictly
prohibited.  If you have received this email in error please immediately
advise us by return email and delete the email without making a copy.

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

2005-02-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Misalnya term kontraknya berbeda sehingga bisa "dipercepat" proses
komersialisasinya.

Seringkali beberapa "monumen produksi" misal well head, platform dll,
bisa dijadikan bukti bahwa saya pernah mengella daerah ini, mengambil
isinya dan kamu diem saja. Sama seperti Sipadan Ligitan, walopun saya
denger tempat resort itu akhirnya ditutup demi lingkungan.

Jadi maksud "khusus"nya adalah agar "mempercepat proses komersialisasinya"

RDP


On Mon, 28 Feb 2005 17:40:25 +0800, Darman, Herman H BSP-TSX/4
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kalau tidak ada potensinya, Malaysia tidak akan se-agresif seperti ini.
> Maksud "khusus" ini apa?
> 
> -Original Message-
> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 28 February 2005 16:43
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
> Kedaulatan di Ambalat
> 
> Bagaimana dengan potensi HC-nya, Man ?
> Apakah "kurang kuat" untuk memberikan justifikasi bahwa perlu
> dikerjakan dengan cara "khusus" supaya berproduksi secepatnya shg
> mudah di klaim scr teritori seperti Sipadan-Ligitan ?
> 
> rdp
> 
> On Mon, 28 Feb 2005 13:08:29 +0800, Darman, Herman H BSP-TSX/4
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Setahu saya NKRI tidak pernah buat mercu suar di sekitar daerah ini. Ada 
> > juga, di Ligitan kalau tidak salah. Dulu saya dengar dibuat oleh Belanda. 
> > Ternyata informasi terakhir mercu suar ini dibuat Ingris. Dengan demikian 
> > mercu suar ini menjadi strong negotiation point untuk Malaysia.
> >
> > Sayangnya memang kapal perang RI tidak secanggih kapal perang Malaysia. 
> > Tapi semangat perangnya (fighting spirit)tentara kita lebih tinggi.
> >
> > Deplu dan angkatan laut sudah menyadari potensial daerah ini sejak dulu 
> > waktu Shell dapat blok Ambalat. Bahkan mereka sudah menyadari mengenai 
> > sejarah explorasi perminyakan di daerah ini. Sebelum Shell, BP sudah punya 
> > konsesi yang mencakup Ambalat. Tapi BP lepas karena belakangan mereka tau 
> > bahwa water depth-nya terlalu dalam (dulu teknologi-nya belum sampai).
> >
> > Herman
> >
> > -Original Message-
> > From: sunjaya eka saputra [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: 28 February 2005 12:32
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
> > Kedaulatan di Ambalat
> >
> > Sebagai informasi :
> >
> > 1. ada mercu suar di sekitar ambalat yang milik NKRI
> >
> > 2. Indonesia lebih dahulu melakukan aktifitas
> > eksplorasi di daerah yang dipersengketakan, blok
> > ambalat ditandatangi pada september 1999 antara
> > pertamina dan ambalat shell B.V, yang kemudain
> > menjualnya kepada Lasmo (sekarang ENI), kegiatan
> > eksplorasinya berupa pemboran 1 sumur, dan survei
> > seismik,
> > Kemudian blok east ambalat pada desember 2004 antara
> > BPMIGAs dengan Unocal Eas Ambalat Ltd.
> > Sedangkan Malaysia baru pada tanggal 16 Februari 2005
> > menandatangani blok ND6 dan ND7 anatara petronas
> > dengan SHELL malaysia dan petronas carigali, kedua
> > blok tersbeut berada diwilayah NKRI dan mencaplok 50%
> > WK Blok Ambalat dan 80% WK Blok East Amabalat.
> >
> > 3. pada tahun 2003, petronas memerintahkan veritas
> > geophysical melakukan survei seismik di daerah yang
> > dipersengketakan. Atas aksi tersebut, BPMIGAS, Dep
> > ESDM telah memberitahukan masalah ini kepada pihak
> > deplu indonesia.
> >
> > 4. setelah hal tersabut, issue ini diangkat di join
> > commite meeting ke-8  (tahun 2003)antara indonesia dan
> > malaysia yang dilanjutkan dengan pertemuan tingkat
> > staff senior indonesia dan malaysia (JULI 2004). namun
> > kedua pertemuan tersebut belum menyepakati batas
> > wilayah.
> >
> > 5. pihak indonesia telah mengirimkan surat protes
> > keras terhadap penandatangan blok ND6 dan ND7, dan
> > saat ini terus dilakukan pertemuan2 intensif antara
> > deplu, dephankam, dep. esdm, dan bpmigas mengenai hal
> > terseBut.
> > Kapal perang AL Indonesia juga telah diberangkatkan
> > minggu lalu ke wilayah tersebut untuk menyeimbangkan
> > dengan hadirnya kapal AL. Malaysia diwilayah tersebut.
> >
> > Mudah2an kapal perang kita ga terlalu tua untuk
> > melawan AL. Malaysia.
> >
> > Selain ambalat, juga masih ada masalah yang sama di
> > laut natuna, lagi-lagi Malaysia akan mengajukan alasan
> > Landas Kontinen.
> >
> > ** kebetulan saya sempat menguping strategi petronas
> > di laut sulawesi dan laut natuna dan sedikit terlibat
> > di kedua belah sisi mengenai masalah ini.
> >
> > best regards
> > Ujay
> >
> > --- Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > > Belum terlambat,
> > > Ibarat Indonesia vs Malaysia di Piala Thomas atau
> > > Semi
> > > Final Piala Tiger, kita kalah dulu namun akhirnya
> > > menang di kandang mereka.
> > >
> > > Setelah isu TKI ilegal dan kenaikan BBM yang menyita
> > > perhatian pemerintah RI, kita "kecolongan" atas
> > > kejadian tsb. Namun sekali lagi perjuangan belum
> > > selesai.
> > >
> > > Mungkin para geosaintis yang terlibat di Pusurta,
> > > Jantop dan Hydro sibuk de

RE: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

2005-02-28 Terurut Topik Darman, Herman H BSP-TSX/4
Kalau tidak ada potensinya, Malaysia tidak akan se-agresif seperti ini.
Maksud "khusus" ini apa? 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 28 February 2005 16:43
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
Kedaulatan di Ambalat


Bagaimana dengan potensi HC-nya, Man ?
Apakah "kurang kuat" untuk memberikan justifikasi bahwa perlu
dikerjakan dengan cara "khusus" supaya berproduksi secepatnya shg
mudah di klaim scr teritori seperti Sipadan-Ligitan ?

rdp


On Mon, 28 Feb 2005 13:08:29 +0800, Darman, Herman H BSP-TSX/4
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Setahu saya NKRI tidak pernah buat mercu suar di sekitar daerah ini. Ada 
> juga, di Ligitan kalau tidak salah. Dulu saya dengar dibuat oleh Belanda. 
> Ternyata informasi terakhir mercu suar ini dibuat Ingris. Dengan demikian 
> mercu suar ini menjadi strong negotiation point untuk Malaysia.
> 
> Sayangnya memang kapal perang RI tidak secanggih kapal perang Malaysia. Tapi 
> semangat perangnya (fighting spirit)tentara kita lebih tinggi.
> 
> Deplu dan angkatan laut sudah menyadari potensial daerah ini sejak dulu waktu 
> Shell dapat blok Ambalat. Bahkan mereka sudah menyadari mengenai sejarah 
> explorasi perminyakan di daerah ini. Sebelum Shell, BP sudah punya konsesi 
> yang mencakup Ambalat. Tapi BP lepas karena belakangan mereka tau bahwa water 
> depth-nya terlalu dalam (dulu teknologi-nya belum sampai).
> 
> Herman
> 
> -Original Message-
> From: sunjaya eka saputra [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 28 February 2005 12:32
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
> Kedaulatan di Ambalat
> 
> Sebagai informasi :
> 
> 1. ada mercu suar di sekitar ambalat yang milik NKRI
> 
> 2. Indonesia lebih dahulu melakukan aktifitas
> eksplorasi di daerah yang dipersengketakan, blok
> ambalat ditandatangi pada september 1999 antara
> pertamina dan ambalat shell B.V, yang kemudain
> menjualnya kepada Lasmo (sekarang ENI), kegiatan
> eksplorasinya berupa pemboran 1 sumur, dan survei
> seismik,
> Kemudian blok east ambalat pada desember 2004 antara
> BPMIGAs dengan Unocal Eas Ambalat Ltd.
> Sedangkan Malaysia baru pada tanggal 16 Februari 2005
> menandatangani blok ND6 dan ND7 anatara petronas
> dengan SHELL malaysia dan petronas carigali, kedua
> blok tersbeut berada diwilayah NKRI dan mencaplok 50%
> WK Blok Ambalat dan 80% WK Blok East Amabalat.
> 
> 3. pada tahun 2003, petronas memerintahkan veritas
> geophysical melakukan survei seismik di daerah yang
> dipersengketakan. Atas aksi tersebut, BPMIGAS, Dep
> ESDM telah memberitahukan masalah ini kepada pihak
> deplu indonesia.
> 
> 4. setelah hal tersabut, issue ini diangkat di join
> commite meeting ke-8  (tahun 2003)antara indonesia dan
> malaysia yang dilanjutkan dengan pertemuan tingkat
> staff senior indonesia dan malaysia (JULI 2004). namun
> kedua pertemuan tersebut belum menyepakati batas
> wilayah.
> 
> 5. pihak indonesia telah mengirimkan surat protes
> keras terhadap penandatangan blok ND6 dan ND7, dan
> saat ini terus dilakukan pertemuan2 intensif antara
> deplu, dephankam, dep. esdm, dan bpmigas mengenai hal
> terseBut.
> Kapal perang AL Indonesia juga telah diberangkatkan
> minggu lalu ke wilayah tersebut untuk menyeimbangkan
> dengan hadirnya kapal AL. Malaysia diwilayah tersebut.
> 
> Mudah2an kapal perang kita ga terlalu tua untuk
> melawan AL. Malaysia.
> 
> Selain ambalat, juga masih ada masalah yang sama di
> laut natuna, lagi-lagi Malaysia akan mengajukan alasan
> Landas Kontinen.
> 
> ** kebetulan saya sempat menguping strategi petronas
> di laut sulawesi dan laut natuna dan sedikit terlibat
> di kedua belah sisi mengenai masalah ini.
> 
> best regards
> Ujay
> 
> --- Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Belum terlambat,
> > Ibarat Indonesia vs Malaysia di Piala Thomas atau
> > Semi
> > Final Piala Tiger, kita kalah dulu namun akhirnya
> > menang di kandang mereka.
> >
> > Setelah isu TKI ilegal dan kenaikan BBM yang menyita
> > perhatian pemerintah RI, kita "kecolongan" atas
> > kejadian tsb. Namun sekali lagi perjuangan belum
> > selesai.
> >
> > Mungkin para geosaintis yang terlibat di Pusurta,
> > Jantop dan Hydro sibuk dengan tugas keseharian,
> > namun
> > kontribusi yang berkesinambungan dari IAGI dan HAGI
> > (serta yang lainnya) dapat membantu pihak Hankam dan
> > instansi terkait untuk memperbaiki evaluasi natural
> > resources dan batas teritorial.
> >
> > Tidak perlu kuatir, bila benar dan prosedurnya sudah
> > sesuai bila ada argumen kembali di Mahkamah
> > Internasional (bila perundingan "dead lock") kita
> > bisa
> > menang.
> >
> > Belajar dari strategi Malaysia dalam memenangkan
> > Sipadan dan Ligitan, adalah kita bangun dulu seluruh
> > sarana dan infrastrukturnya serta justifikasi secara
> > legal. Bukankan daerah Ambalat dan East Ambalat
> > sudah
> > lebih dulu berada di dalam daerah Indonesia (sebelum
> > kasus Sipadan-Ligi

Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat

2005-02-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Bagaimana dengan potensi HC-nya, Man ?
Apakah "kurang kuat" untuk memberikan justifikasi bahwa perlu
dikerjakan dengan cara "khusus" supaya berproduksi secepatnya shg
mudah di klaim scr teritori seperti Sipadan-Ligitan ?

rdp


On Mon, 28 Feb 2005 13:08:29 +0800, Darman, Herman H BSP-TSX/4
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Setahu saya NKRI tidak pernah buat mercu suar di sekitar daerah ini. Ada 
> juga, di Ligitan kalau tidak salah. Dulu saya dengar dibuat oleh Belanda. 
> Ternyata informasi terakhir mercu suar ini dibuat Ingris. Dengan demikian 
> mercu suar ini menjadi strong negotiation point untuk Malaysia.
> 
> Sayangnya memang kapal perang RI tidak secanggih kapal perang Malaysia. Tapi 
> semangat perangnya (fighting spirit)tentara kita lebih tinggi.
> 
> Deplu dan angkatan laut sudah menyadari potensial daerah ini sejak dulu waktu 
> Shell dapat blok Ambalat. Bahkan mereka sudah menyadari mengenai sejarah 
> explorasi perminyakan di daerah ini. Sebelum Shell, BP sudah punya konsesi 
> yang mencakup Ambalat. Tapi BP lepas karena belakangan mereka tau bahwa water 
> depth-nya terlalu dalam (dulu teknologi-nya belum sampai).
> 
> Herman
> 
> -Original Message-
> From: sunjaya eka saputra [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 28 February 2005 12:32
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Berebut Minyak --> RI Akan Pertahankan
> Kedaulatan di Ambalat
> 
> Sebagai informasi :
> 
> 1. ada mercu suar di sekitar ambalat yang milik NKRI
> 
> 2. Indonesia lebih dahulu melakukan aktifitas
> eksplorasi di daerah yang dipersengketakan, blok
> ambalat ditandatangi pada september 1999 antara
> pertamina dan ambalat shell B.V, yang kemudain
> menjualnya kepada Lasmo (sekarang ENI), kegiatan
> eksplorasinya berupa pemboran 1 sumur, dan survei
> seismik,
> Kemudian blok east ambalat pada desember 2004 antara
> BPMIGAs dengan Unocal Eas Ambalat Ltd.
> Sedangkan Malaysia baru pada tanggal 16 Februari 2005
> menandatangani blok ND6 dan ND7 anatara petronas
> dengan SHELL malaysia dan petronas carigali, kedua
> blok tersbeut berada diwilayah NKRI dan mencaplok 50%
> WK Blok Ambalat dan 80% WK Blok East Amabalat.
> 
> 3. pada tahun 2003, petronas memerintahkan veritas
> geophysical melakukan survei seismik di daerah yang
> dipersengketakan. Atas aksi tersebut, BPMIGAS, Dep
> ESDM telah memberitahukan masalah ini kepada pihak
> deplu indonesia.
> 
> 4. setelah hal tersabut, issue ini diangkat di join
> commite meeting ke-8  (tahun 2003)antara indonesia dan
> malaysia yang dilanjutkan dengan pertemuan tingkat
> staff senior indonesia dan malaysia (JULI 2004). namun
> kedua pertemuan tersebut belum menyepakati batas
> wilayah.
> 
> 5. pihak indonesia telah mengirimkan surat protes
> keras terhadap penandatangan blok ND6 dan ND7, dan
> saat ini terus dilakukan pertemuan2 intensif antara
> deplu, dephankam, dep. esdm, dan bpmigas mengenai hal
> terseBut.
> Kapal perang AL Indonesia juga telah diberangkatkan
> minggu lalu ke wilayah tersebut untuk menyeimbangkan
> dengan hadirnya kapal AL. Malaysia diwilayah tersebut.
> 
> Mudah2an kapal perang kita ga terlalu tua untuk
> melawan AL. Malaysia.
> 
> Selain ambalat, juga masih ada masalah yang sama di
> laut natuna, lagi-lagi Malaysia akan mengajukan alasan
> Landas Kontinen.
> 
> ** kebetulan saya sempat menguping strategi petronas
> di laut sulawesi dan laut natuna dan sedikit terlibat
> di kedua belah sisi mengenai masalah ini.
> 
> best regards
> Ujay
> 
> --- Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Belum terlambat,
> > Ibarat Indonesia vs Malaysia di Piala Thomas atau
> > Semi
> > Final Piala Tiger, kita kalah dulu namun akhirnya
> > menang di kandang mereka.
> >
> > Setelah isu TKI ilegal dan kenaikan BBM yang menyita
> > perhatian pemerintah RI, kita "kecolongan" atas
> > kejadian tsb. Namun sekali lagi perjuangan belum
> > selesai.
> >
> > Mungkin para geosaintis yang terlibat di Pusurta,
> > Jantop dan Hydro sibuk dengan tugas keseharian,
> > namun
> > kontribusi yang berkesinambungan dari IAGI dan HAGI
> > (serta yang lainnya) dapat membantu pihak Hankam dan
> > instansi terkait untuk memperbaiki evaluasi natural
> > resources dan batas teritorial.
> >
> > Tidak perlu kuatir, bila benar dan prosedurnya sudah
> > sesuai bila ada argumen kembali di Mahkamah
> > Internasional (bila perundingan "dead lock") kita
> > bisa
> > menang.
> >
> > Belajar dari strategi Malaysia dalam memenangkan
> > Sipadan dan Ligitan, adalah kita bangun dulu seluruh
> > sarana dan infrastrukturnya serta justifikasi secara
> > legal. Bukankan daerah Ambalat dan East Ambalat
> > sudah
> > lebih dulu berada di dalam daerah Indonesia (sebelum
> > kasus Sipadan-Ligitan) serta operasi kegiatan migas
> > sudah lebih dahulu dikerjakan Indonesia ?
> >
> > Jadi strategi pemenangan Indonesia adalah teruskan
> > operasi, mantapkan infrastruktur dan legalitas serta
> > siapkan arugumen untuk mematahkan strategi dan opini
> > Malaysia.
> >
> > Sekali lagi kita bisa menang atas Malaysia, buk