RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme)
Ayo pak admin, bukain pintu buat Pak Koesoema ARIEF BUDIMAN Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone : (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 Home: (021) 809 2618 -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, December 09, 2005 2:19 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Masalahnya IAGI net itu tidak terima attachment, harus minta dibuka dulu pada Admin. - Original Message - From: "Ukat Sukanta" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, December 09, 2005 8:25 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > > Udah aja dikirim ke iagi-net, biar Pak kita lebih mudah. > > US > > -Original Message- > From: Taufik, Muhammad (KPC) [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, December 09, 2005 8:08 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > > Maaf, nama saya Taufik > Mengenai asal usul bandung itu > Saya juga tertarik, boleh minta juga pak koesoema! > Walaupun agak terlambat > Terima kasih > > -Original Message- > From: Arief Budiman [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, December 08, 2005 10:38 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > > Pak Koesoema saya minta kalau boleh. > > Kalau tidak salah Pak Koesoema pernah menulis juga "Sejarah Geologi > Bandung dan Legenda Sangkuriang" (?) kalau ada boleh yg ini juga pak > > Terima kasih > > > ARIEF BUDIMAN > Pertamina - Eksplorasi Sumatra > Phone : (021) 350 2150 ext.1782 > Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 > Home: (021) 809 2618 > > > -Original Message- > From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, December 08, 2005 8:54 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > > Maksudnya soft copy dari tulisan saya mengenai hubungan geologi Bandung > dengan asal-usul orang Sunda. > Tentu saja boleh, mau dikirima lewat japri? > RPK > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, December 07, 2005 8:43 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > > >> Kalau ada softcopynya >> saya boleh minta...? >> >> Regards >> >> Kartiko-Samodro >> Telp : 3852 >> >> >> >> >> "R.P. >> Koesoemadinata" To: >> >> <[EMAIL PROTECTED]cc: >> et.id> Subject: Re: > [iagi-net-l] >> Bandung (was cereme) >> >> 06/11/2005 10:08 >> PM >> Please respond to >> iagi-net >> >> >> >> >> >> >> Karya terakhir dari Danau Bandung adalah oleh MAC Dam (1994), The Late >> Quaternary Evolution of the Bandung Basin, West Java, Indonesia, > Thesis >> Doctor Vrije Universiteit Amsterdam) dan juga mengenai volcanic >> activitasnya >> (radiometric datings dan magmatism serta paleomagnetism) oleh Edi > Sunardi, >> 1996, Magnetic polarity stratigraphy of the Plio-Pleistocene volcanic >> rocks >> >> around the Bandung Basin, West Java, Indonesia, juga dissertasi doktor > di >> Osaka City University, Japan. >> Yang penting umur Danau Bandung jauh lebih tua dari pada diperkirakanm >> yaitu >> 125.000 tahun dan berakhir 16.000 th yang lalu, bahwa Batugantung di > sesar >> lembang adalah 500.000 tahun, dan lava curug Dago berumur 50.000 > tahun. >> Jika >> sasakala Sangkuriang benar maka manusia sudah ada 100.000 tahun. >> Thesis2 itu ada pada saya dan yang berminat bisa difotocopy atau minta >> kepada Dr. E. Sunardi dari Unpad. Juga saya pernah menulis untuk > Kongres >> Budaya Sunda pada tahun 2001 mengenai danau Bandung itu berkaitan > dengan >> asal usul orang Sunda. Copy bisa diminta pada saya. >> Jadi supaya lebih up-to-date lah dari Van Bemmelen atau kuliah Prof > Katili >> di tahun 60-an >> Wassalam >> RPK >> Wassalam >> - Original Message - >> From: <[EMAIL PROTECTED]> >> To: >> Sent: Tuesday, December 06, 2005 3:02 PM >> Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) >> >> >>> > >>> Rekan >>> >>> Membaca sdr Harry Kusna menyebut buk "Geologi" karangan Profesor >>> J.A.Katili saya jadi teringat buku saya yang terpaksa saya "lego" >>> (karena ada kebutuhan yang mendesak). >>> Siapa yang masih memiliki buku itu , dan merasa sudah tidak > memerlu- >>> kannya saya bersedia untuk menampung dengan ganti rugi yang > "wajar". >>> Ya , buat saya just " a memorable thing" denga si "Dia" yang sudah >>> tiada. >>> >>> Si Abah >>> >>> >> > > ___ >>> >>> Pak Ferdi, Ini yg saya baca dan kutip point2nya dari buku Geologi-nya Pak > Katili ttg dataran tinggi Bandung (hal 214-217). Dataran tinggi Bandung terletak diantara 2 deretan gunung api. >> Bahagian tengah merupakan gunung api itu sendiri, dan di bagian Selatan kita temukan dataran tinggi Band
Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme)
Pak Koesoema, Bisa dikirim ke saya [EMAIL PROTECTED] atau juga ke "Paulus Tangke Allo" <[EMAIL PROTECTED]>, Kalau diperbolehkan justru nanti saya masukkan di IAGI-Web RDP On 12/9/05, R.P. Koesoemadinata <> wrote: > Masalahnya IAGI net itu tidak terima attachment, harus minta dibuka dulu > pada Admin. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme)
Masalahnya IAGI net itu tidak terima attachment, harus minta dibuka dulu pada Admin. - Original Message - From: "Ukat Sukanta" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, December 09, 2005 8:25 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Udah aja dikirim ke iagi-net, biar Pak kita lebih mudah. US -Original Message- From: Taufik, Muhammad (KPC) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, December 09, 2005 8:08 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Maaf, nama saya Taufik Mengenai asal usul bandung itu Saya juga tertarik, boleh minta juga pak koesoema! Walaupun agak terlambat Terima kasih -Original Message- From: Arief Budiman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 08, 2005 10:38 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Pak Koesoema saya minta kalau boleh. Kalau tidak salah Pak Koesoema pernah menulis juga "Sejarah Geologi Bandung dan Legenda Sangkuriang" (?) kalau ada boleh yg ini juga pak Terima kasih ARIEF BUDIMAN Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone : (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 Home: (021) 809 2618 -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 08, 2005 8:54 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Maksudnya soft copy dari tulisan saya mengenai hubungan geologi Bandung dengan asal-usul orang Sunda. Tentu saja boleh, mau dikirima lewat japri? RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, December 07, 2005 8:43 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Kalau ada softcopynya saya boleh minta...? Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 "R.P. Koesoemadinata" To: <[EMAIL PROTECTED]cc: et.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) 06/11/2005 10:08 PM Please respond to iagi-net Karya terakhir dari Danau Bandung adalah oleh MAC Dam (1994), The Late Quaternary Evolution of the Bandung Basin, West Java, Indonesia, Thesis Doctor Vrije Universiteit Amsterdam) dan juga mengenai volcanic activitasnya (radiometric datings dan magmatism serta paleomagnetism) oleh Edi Sunardi, 1996, Magnetic polarity stratigraphy of the Plio-Pleistocene volcanic rocks around the Bandung Basin, West Java, Indonesia, juga dissertasi doktor di Osaka City University, Japan. Yang penting umur Danau Bandung jauh lebih tua dari pada diperkirakanm yaitu 125.000 tahun dan berakhir 16.000 th yang lalu, bahwa Batugantung di sesar lembang adalah 500.000 tahun, dan lava curug Dago berumur 50.000 tahun. Jika sasakala Sangkuriang benar maka manusia sudah ada 100.000 tahun. Thesis2 itu ada pada saya dan yang berminat bisa difotocopy atau minta kepada Dr. E. Sunardi dari Unpad. Juga saya pernah menulis untuk Kongres Budaya Sunda pada tahun 2001 mengenai danau Bandung itu berkaitan dengan asal usul orang Sunda. Copy bisa diminta pada saya. Jadi supaya lebih up-to-date lah dari Van Bemmelen atau kuliah Prof Katili di tahun 60-an Wassalam RPK Wassalam - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, December 06, 2005 3:02 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > Rekan Membaca sdr Harry Kusna menyebut buk "Geologi" karangan Profesor J.A.Katili saya jadi teringat buku saya yang terpaksa saya "lego" (karena ada kebutuhan yang mendesak). Siapa yang masih memiliki buku itu , dan merasa sudah tidak memerlu- kannya saya bersedia untuk menampung dengan ganti rugi yang "wajar". Ya , buat saya just " a memorable thing" denga si "Dia" yang sudah tiada. Si Abah ___ Pak Ferdi, Ini yg saya baca dan kutip point2nya dari buku Geologi-nya Pak Katili ttg dataran tinggi Bandung (hal 214-217). Dataran tinggi Bandung terletak diantara 2 deretan gunung api. Bahagian tengah merupakan gunung api itu sendiri, dan di bagian Selatan kita temukan dataran tinggi Bandung, yg dahulu merupakan sebuah danau besar. Sejarah geologi dataran tinggi Bandung ini mulai dengan jaman Miosin, kira2 20 jt tahun yg lalu. Pd waktu Miosin ini, pesisir Utara dari Jawa purba letaknya jauh di Selatan dari pesisir sekarang dan terletak kira2 disekitar Pengalengan. Daerah sebelah Utara Pengalengan masih merupakan lautan dimana terjadi pembentukan atau pengendapan berbagai macam batuan sedimen. Di daerah Purwakarta kini, endapan2 tsb yg sampai beberapa ribu meter tebalnya masih dpt dilihat. Di sekitar Bandung, endapan2 ini hanya terlihat di beberapa tempat saja krn telah tertutup dng endapan vulkanik yg kemudian terbentuk. Begitulah maka pd jaman ini berlaku evolusioner, perioda yg tenang. Peri
RE: [iagi-net-l] Di mana Proceedings PIT IAGI ke-1 s.d. ke-34 ? & Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ?
Bagaimana kalau untuk yang akan datang diadakan PIT bi-kameral (kayak parlemen aja). Satu kamar untuk makalah dan presentasi "harus" bahasa inggris dengan iming-iming proceeding go international, dan satu kamar lagi makalah dan presentasi dalam bahasa Indonesia yang tentunya untuk konsumsi lokal?. Laung -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, December 09, 2005 12:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Di mana Proceedings PIT IAGI ke-1 s.d. ke-34 ? & Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? Bagaimana jalan terbaik dan cepat agar proceedings IAGI go-international ? - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Di mana Proceedings PIT IAGI ke-1 s.d. ke-34 ? & Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ?
Pak Noor, Untuk proceedings IAGI go-international, maka langkah pertamanya adalah menggunakan bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris. Sebelum seluruh paper dalam proceedings IAGI berbahasa Inggris atau dibahasainggriskan, rasanya sulit untuk go-international. Rasanya Pak Andang dulu pernah punya program penginggrisan proceedings IAGI. Mungkin tidak/kurang berjalan karena berbagai hambatan. Memang ini akan menjadi tugas berat, sementara itu kita pun sulit mengajak penulis2 baru di proceedings PIT IAGI yang baru menulis makalahnya dalam bahasa Inggris. Kalau diwajibkan menulis papernya dalam bahasa Inggris, nanti malahan menjadi sedikit makalah yang masuk (?). Memang yang paling bagus adalah ada team yang menginggriskan makalah2 lama/baru itu, hanya ini bukan pekerjaan mudah dan ringan. Bagaimana jalan terbaik dan cepat agar proceedings IAGI go-international ? Di samping itu, database proceedings ini, apakah Sekretariat IAGI sekarang punya semua koleksi proceedings IAGI dari PIT no. 1 sampai yang kemarin itu(PIT no. 34)? Kalau saya mau melengkapi koleksi Proceedings IPA sejak tahun 1972 (PIT IPA no. 1) sampai yang baru lalu Agustus kemarin(PIT IPA ke-30), saya tinggal telefon Sekretariat IPA dan dalam beberapa hari diantar (sebagian asli sebagian fotokopi - karena yang asli sudah habis persediaan). Kalau ada booth IPA, pasti semua proceedingsnya dipamerkan. Saya tak pernah melihat IAGI memamerkan semua proceedingsnya (PIT IAGI ke-1 s.d. ke-34). Semoga Sekretariat IAGI punya semua koleksi proceedings PIT IAGI, sebab orang yang tertarik akan menghubungi Sekretariat IAGI pertama kali dia tertarik. Database judul2 paper saya dengar sedang dikerjakan beberapa kontributor (Pak Minarwan a.l. ?). Nah, tolong Ben/Ady/Lina, dikonfirmasi keberadaan proceedings2 itu. Mungkin lebih susah lagi adalah melacak keberadaan MGI (Majalah Geologi Indonesia)edisi no.1 sampai yang sekarang. Saya punya beberapa edisi dan makalah2 di situ bisa dibilang bagus2. Nah, kalau saya ingin membuat database judul2, bagaimana mendapatkan seluruh koleksi MGI yang pernah terbit. Sangat sayang kalau kita tahu ada makalah bagus tetapi kurang termanfaatkan... salam, awang --- Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pak Awang, > > Saya setuju sekali, karena di PIT IAGI yang sudah > kesekian puluh kali, tapi > jarang sekali papernya jadi rujukan (termasuk oleh > kita-kita yang lebih > senang menyitir makalah dari proceedings IPA he he > he ). Padahal isi > proceedings IAGI juga hebat-hebat. > > Hal lain selain bahasa pengantar adalah peredarannya > yang sangat terbatas. > Proceedings IPA setahu saya sudah menjadi salah satu > terbitan yang "wajib > dibeli" oleh banyak institusi riset dan universitas. > Mungkin untuk IAGI bisa > memulai dulu dengan mengirim exemplar gratis ke > banyak perpustakaan > universitas dan institusi riset di dalam negeri dan > manca negara (terutama > yang fokusnya ke asia tenggara model Royal Halloway > itu...). > > Mudah-mudahan dengan promosi ini lama-lama mereka > jadi "ketagihan" dan > lama-lama mau bayar. > (itung-itung biar stok proceedings di sekretariat > tidak numpuk sehabis PIT > bubaran...) > > > salam, > > > __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] sistem penjurian dan pit (was JCS2005: Best Presenters)
> > Rekans Mengatasi hal tersebut pernah saya mengusulkan agar di Sekerteriat ada satu Komisi Khusus yaitu Komisi Konvensi. Komisi ini mengurus hal hal teknis yang berhubungan dengan kegiatan ilmiah dari PP IAGI , dari persiapan s/d penjurian dsb. Calonnya banyak sekalai al. M.Syaiful , Awang , Herman Darman , Viccky, Parvita, Nanang , Agus Guntoro , pokoknya SDM untuk ini seabreg deh. Yang muda dan perkasa lan pinter. Hal non ilmiah diurus oleh : 1. Set IAGI kalau menyangkut kegiatan Non - PIT 2. Panitia Lokal (tergantung lokasi PIT) untuk PIT. Kalau melihat pengalaman sekian puluh tahun , sepertinya hal ini pasti dengan mudah dapa dilaksanakan. Mungkin bisa dipertimbangkan oleh PP - yang sekarang. Si - Abah --- masukan dari pak awang ini jelas sangat bermanfaat. ada 2 hal pokok: > pertama, persiapan pit (termasuk pelaksanaannya dan sistem penjuriannya); > kedua, pemakaian bahasa (inggris). > > hal pertama, terutama penjurian, akan dapat dilakukan seperti halnya IPA, > apabila jadwal pit (mulai dari 'call for papers' dst) dibuat jauh hari > sebelumnya dan ditaati pelaksanaannya. sbg seorang panitia jcs2005 (dan > kepanitiaan2 sejenis sebelumnya), saya tahu pasti bahwa sampai detik > terakhir (setelah diundur beberapa kali) masih ada sekian makalah lengkap > yg baru dikumpulkan kepada panitia (alhasil, utk oral, itu pun hanya > terkumpul 82 dari seharusnya 100). singkat kata, tidak ada waktu utk > persiapan seperti yg dikemukakan pak awang (lha, utk format dsb saja > waktunya kurang). serba salah, kalau panitia mau disiplin, yg terkumpul > kurang dari separuh dari yg direncanakan. solusinya mungkin dg sangsi, > selain sangsi utk yg no show. > > hal kedua, masukan yg bagus utk memasukkan bahasa inggris dlm penjurian > (secara jelas). saya sih sepakat, cuma tampaknya sebagian pasti berbeda > pendapat. > > kembali kepada hal pertama, sbg contoh, utk acara pit iagi 2006 > (misalnya), > seharusnya panitia inti sudah terbentuk desember 2005 ini dan paling > lambat > januari 2006 nanti sudah keluar 'call for papers' yg pertama. siapkah > kita? > > sekian dulu. > > salam, > syaiful > > > > > Awang Satyana > [EMAIL PROTECTED] > yahoo.com> cc: [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED] > 12/07/2005 Subject: Re: [iagi-net-l] > JCS2005: Best Presenters > 02:48 PM > Please respond > to iagi-net > > > > > > > Beberapa masukan/komentar tentang penjurian yang biasa > dilakukan (kususnya oleh IAGI), semoga bisa menjadi > perbaikan untuk masa mendatang. > > Dari formulir penjurian yang dibagikan kepada > chairpersons dan secara random kepada beberapa > penonton, bobot nilai seseorang adalah : 40 % > presentasi + 60 % isi makalah. > > Di JCS 2005 kemarin, saya diminta menjadi seorang > chairperson yang diwajibkan menilai para presenter di > session yang saya koordinasi. Jauh2 hari, saya sudah > meminta makalah lengkap paper2 yang ada di session > saya. Tujuannya ada dua : (1) saya harus memahami > dengan baik isi makalah2 yang saya ketuai sidangnya, > (2) dari isi makalah, saya bisa menilai bobotnya (yang > menyusun 60 % penilaian). > > Namun, tak ada satu pun makalah yang diberikan oleh > panitia. Nah, bagaimana saya bisa menilainya ? Di > Surabaya, saya bisa menilai dengan pasti seorang > presenter, caranya berpresentasi, visualisasi yang > dilakukannya dll yang menyusun 40 % bobot penilaian. > Lalu, bagaimana menilai 60 %-nya lagi ? Saya hanya > meraba2. Memang CD dibagikan di seminar kit, kita bisa > melihat makalah lengkapnya malam sebelumnya, tetapi, > jangan menganggap bahwa kita selalu punya cukup waktu > untuk melakukannya di menit2 terakhir; karena itulah > saya minta full papers tersebut jauh2 hari. > > Itu buat seorang chairperson, nah bagaimana penjurian > yang dilakukan oleh penonton yang dipilih secara > random ? Mereka hanya bisa menilai 40 % bagaimana > presentasi, tanpa bisa menilai 60 % isi makalah. > Apakah mereka tau mau dipilih sebagai juri, jadi baca > dulu makalahnya ? Mustahil. Membaca abstrak di buku > program juga tidak akan menggantikan yang 60 % itu. > > Lalu, kalau mau menjadikan bahasa Inggris lebih banyak > digunakan oleh para presenter, mengapa tidak > menjadikan bahasa Inggris sebagai nilai plus dalam > penjurian ? > > Kita sebaiknya belajar dari sistem penjurian IPA. Tak > ada juri2 random. Sekian puluh juri telah jauh2 hari > dipilih oleh panitia penjurian dan didedikasikan untuk > beberapa makalah tertentu. Full papers diberikan > kepada mereka. Mereka akan punya waktu untuk > mempelajari dengan detail isi makalah. Lalu mereka > akan ditanya, bisa datang ke IPA tidak sebab > presentasi makalah2 yang telah dipelajarinya harus > dini
Fwd: RE: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re:[iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters)
Kawans, Nah ini dia, diskusi kita nampaknya mulai menyatu. Dalam mail awalku kemarin kutulis "Mungkin bukan soal bahasanya yg pokok, tapi soal apa tujuan / target kita dgn publikasi ilmiah geol / pertemuan ilmiah kita". Gayung bersambut dengan respon Kang Ben dibawah, bahwa "PIT-IAGI adalah pesta untuk anggotanya jadi prioritasnya sudah sewajarnya untuk para anggota yang notabenenya bangsa sendiri". Dengan tujuan utama PIT untuk pembelajaran antar anggota, maka sepantasnya disana kita menggunakan bahasa yang paling bisa kita (anggota) mengerti satu sama lain. Termasuk presentasi seyogyanya diberikan dalam bahasa yang sama. Dalam hal ini tidak diperlukan pemberian nilai tambah untuk penggunaan bahasa yang lain, karena memang tak ada hubungannya. Kalau masih ingin membantu para pirsawan asing yang ikut hadir, cukuplah slidesnya saja dalam English. Anggotalah yang mesti diutamakan untuk paham, bukan membuat mengerti satu dua orang lain. Bila kemudian ada tujuan untuk berbagi dengan dunia internasional, maka siapa takut membuat semacam PIT tetapi berskala International. PIT yang ini mungkin tak perlu setiap tahun, dan tak mesti pula kita lakukan sendiri, bisa juga dalam kerjasama regional terbatas atau dalam afiliasi dengan organisasi profesi sejenis yang lain yang berskala international. Disini tentu bahasanya mesti bahasa yang digunakan manusia sejagat. Dalam hal ini, tujuannya mestilah tujuan pengembangan ilmu (karena ini juga tugas IAGI), dan bukan terutama bertujuan bisnis (misalnya agar sebuah blok dikenal lalu dibeli orang). Dalam hal ini IAGI sudah melakukan berbagai pertemuan berskala international dalam beberapa tahun terakhir. Bukan bahasa yang terutama akan menarik orang untuk membaca tulisan kita, melainkan mutu informasi yang terkandung didalamnya. Untuk informasi yang penting dan perlu, orang bahkan rela menerjemahkan suatu karya tulis. Mutu karya tulislah yang mesti kita tingkatkan bersama-sama. IPA vs IAGI ? Kedua organisasi ini memang mempunyai keanggotaan, tujuan dan target yang berbeda. IPA tidak terutama mesti memikirkan soal kemajuan individu anggotanya, tetapi IAGI wajib mengedepankannya. Keduanya pun tak mesti bersilang-jalan, masing-masing punya kiprah. bat From: "Ben Sapiie" <[EMAIL PROTECTED]> To: Date: Thu, 8 Dec 2005 21:22:47 +0700 Subject: Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters > Saya juga setuju dgn Mas Iman, full paper sebaiknya dalam bahasa > Inggris > karena kebanyakan bukan presentasinya 15-20 menit yang akan memberikan > informasi detail. Terutama untuk masalah sciencenya akan ada pada full > paper. Presentasi bisa nggak keruan tapi kalau paper ditulis dgn baik > selalu bisa digunakan sebagai referensi yg baik. Sebelum go > international > mungkin sebaiknya kita koreksi yang lokal dulu. Saya kira PIT kita > sebaiknya bertujuan untuk tukar informasi geologi nasional dulu. Kalau > berbicara bahasa Indonesia yang baik saja kita sulit apalagi > mempresentasikan dalam bahasa asing (walaunpun akan sangat baik sekali > jika > bisa melakukan keduannya). > > PIT-IAGI adalah pesta untuk anggotanya jadi prioritasnya sudah > sewajarnya > untuk para anggota yang notabenenya bangsa sendiri. Presentasi ilmiah > seharusnya bukan untuk penampilan atau sandiwara tapi untuk > menyampaikan > sebuah karya ilmiah. Jadi tidak ada perlunya dikasih nilai lebih yang > pakai > bahasa inggris, karena itu sudah pilihannya. Sehinga kita tidak bias, > karena > penilaianya seharusnya bukan seperti menilai pemilihan ratu sejagat. > Tapi > dalam melakukannya saya kira kita harus bebaskan pada presenter untuk > memilih (seperti kondisi saat ini), ya moga2 saja sadar akan kemampuan > dan > tujuan dari presentasinya. Hal ini penting supaya IAGI juga tidak > dianggap > sebagai organisasi yang otoriter dan kuper. > > Jika IAGI bisa buat publikasi ilmiah yang berkualitas international > dari > hasil PIT dan pertemuan > lainnya. Maka nantinya akan bisa buat PIT yang berskala international, > karena > orang akan datang untuk mendapatkan informasi ilmiah yang berkualitas. > > Mungkin untuk start IAGI harus punya International Division yang bisa > mengadakan pertemuan2 khusus skala kecil (misalnya gempa, volkanologi > atau > linggkungan) yang bersifat international, selain itu juga membina > hubungan2 > international dgn society2 lainnya. Dengan demikian moga2 IAGI akan > lebih > dikenal di dunia International. > > Salam, > > Ben Sapiie > -Original Message- From: "Achmad Luthfi" <[EMAIL PROTECTED]> To: Date: Thu, 8 Dec 2005 20:17:50 +0700 Subject: RE: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re:[iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters) > Pernah dalam suatu seminar gas di Suroboyo, saya salah satu pemakalah, > waktu itu makalah diminta ditulis dalam bhs Inggris walau penyelenggara > adalah perusahaan Nasional, waktu pembawa acara menyapaikan agenda > seminar disampaikan dalam bhs Inggris yg rumayan fasih, selanjutnya > moderatorny senio
Re: [iagi-net-l] Forum ilmiah internasional punya IAGI. Kapan akan ada lagi ??
> > Pak Iman, Kalau pak Iman mengikuti kegiatan IAGI , sebenarnya sudah banyak kegiatan internasional dilakukan IAGI , baik sebagai fasilitator maupun dilaksanakan 100 % IAGI. Konprensi internasional batubara di Bandung thn. 199? , Workshop mengenai gn api di Bali , seminar seq stratigrafi di Bandung , tektonik asia tenggara di Bandung , AAPG Conference thn 2000 di Bali dsb. YAD SEG di Bali thn 2006 ! Jadi hal ini bukannya telah difikirkan tetapi telah cukup lama dilakukan oleh IAGI. Si - Abah ___ Kelihatannya perlu dipikirkan untuk mengadakan forum ilmiah internasional > yang diadakan oleh IAGI. Dulu FOSI/IAGI mengadakan hal seperti itu untuk > deepwater. Apakah akan ada topik yang lain ? Kalau ya, IAGI sebaiknya > mensyaratkan full paper dan ditulis dalam bahasa inggris, tidak cuma > Abstract doank agar proceedings-nya lebih banyak bermanfaat. > > Thanks. Iman > > - > This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > - > > - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters
Atau mungkin perlu dibuat dua kriteria Best Paper dan Best Presenter. Best paper dinilai sesuai dengan bobot "scientific"nya dll (aku rasa sdh ada dl petunjuk penilaian yg dibuat Pak Syaiful). Biasanya yg menilai sebuah paper adalah yg lebih senior, lebih pinter atau paling tidak sama-sama mumpuni dalam bidangnya. Sehingga yg utama dilihat adalah bagaimana impact terhadap kemajuan geoscience serta kemungkinan pensitiran oleh geoscientist yg lain. Nah tentunya penggunaan bahasa yg mudah dipahami pembaca akan lebih bernilai, kalau tujuannya juga disitir dari luar negeri ya tentunya dengan bahasa Inggris lah. Best presenter Nah ini bisa sangat unik. Presentasi yg baik tentunya sebuah presentasi atau penyampaian yg 'mudah dipahami' sama "wong bodo". Sebuah presentasi teknis akan bagus kalau dipahami oleh orang yg belum paham akan isi atau materi yg disampaikan, karena biasanya presentasi teknis ini merupakan pengungkapan hal yg baru bagi orang lain. Intinya dalam presentasi ygterpenting adalah memberikan sejernih mungkin point-point serta pokok2 inti yg menjadi message utama (sebenarnya hal yg sama dengan tulisan). Apabila presentasinya menarik, saya yakin pendengar (pemirsa) akan juga melihat bagaimana isi paper lengkapnya. Nah bahasa yg dipergunakan bisa saja bahasa inggris (sekalian latihan, upst emangnya IAGI menjadi training ground, bukan the main battle ?). Atau boleh saja menggunakan bahasa Indonesia kalau ternyata yg hadir dari satu bahasa yg seragam. Selalu saja ada pro-con. Yg penting kan keseimbangan balance RDP > -Original Message- > From: Yahdi Zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, December 09, 2005 9:24 AM > To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] > Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters > > Teman2 Yth., > Setuju dan sependapat dengan Pak Awang tentang sistem > penilaian. Jadi kalau memang bobot makalah 60%, ya mestinya > si penilai benar2 memahami isi makalah dari makalahnya, bukan > dari presentasi. Kan presentasinya sendiri sudah punya bobot > yang 40%. Konsekuensi dari itu adalah, penilai harus membaca > makalahnya, seperti yang diminta dan diungkapkan Pak Awang. > Tapi namanya juga Best Presenters, ya karena itulah cukup > minilai presentasinya saja ?. > Yang perlu diingat, banyak orang presentasi (oral) nya kurang > bagus (apalagi dalam waktu yang singkat), tetapi makalahnya > ruaaarrr biasa, yang merupakan hasil temuan, pengungkapan > ide2 atau pembuktian sesuatu yang baru. Indahnya warna-warni > tampilan peraga sebenarnya merupakan pelengkap saja (sah2 > saja untuk dinilai) dari suatu kualitas makalahnya > > Wassalam, > > Yahdi Zaim > Departemen Teknik Geologi > (Masih ada sampai akhir tahun !!!???) > FIKTM - ITB > > > > - Original Message - > From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> > To: ; <[EMAIL PROTECTED]> > Cc: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; > <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Wednesday, December 07, 2005 2:48 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters > > > Beberapa masukan/komentar tentang penjurian yang biasa > dilakukan (kususnya oleh IAGI), semoga bisa menjadi perbaikan > untuk masa mendatang. > > Dari formulir penjurian yang dibagikan kepada chairpersons > dan secara random kepada beberapa penonton, bobot nilai > seseorang adalah : 40 % presentasi + 60 % isi makalah. > > Di JCS 2005 kemarin, saya diminta menjadi seorang chairperson > yang diwajibkan menilai para presenter di session yang saya > koordinasi. Jauh2 hari, saya sudah meminta makalah lengkap > paper2 yang ada di session saya. Tujuannya ada dua : (1) saya > harus memahami dengan baik isi makalah2 yang saya ketuai sidangnya, > (2) dari isi makalah, saya bisa menilai bobotnya (yang > menyusun 60 % penilaian). > > Namun, tak ada satu pun makalah yang diberikan oleh panitia. > Nah, bagaimana saya bisa menilainya ? Di Surabaya, saya bisa > menilai dengan pasti seorang presenter, caranya > berpresentasi, visualisasi yang dilakukannya dll yang > menyusun 40 % bobot penilaian. > Lalu, bagaimana menilai 60 %-nya lagi ? Saya hanya meraba2. > Memang CD dibagikan di seminar kit, kita bisa melihat makalah > lengkapnya malam sebelumnya, tetapi, jangan menganggap bahwa > kita selalu punya cukup waktu untuk melakukannya di menit2 > terakhir; karena itulah saya minta full papers tersebut jauh2 hari. > > Itu buat seorang chairperson, nah bagaimana penjurian yang > dilakukan oleh penonton yang dipilih secara random ? Mereka > hanya bisa menilai 40 % bagaimana presentasi, tanpa bisa > menilai 60 % isi makalah. > Apakah mereka tau mau dipilih sebagai juri, jadi baca dulu > makalahnya ? Mustahil. Membaca abstrak di buku program juga > tidak akan menggantikan yang 60 % itu. > > Lalu, kalau mau menjadikan bahasa Inggris lebih banyak > digunakan oleh para presenter, mengapa tidak menjadikan > bahasa Inggris s
RE: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters)
Diapenta anak merdeka* (Leo Kristi, 1990) *) = Nafas (irama) anak merdeka ARIEF BUDIMAN Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone : (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 Home: (021) 809 2618 -Original Message- From: arif idrus [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 08, 2005 7:58 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters) Forum IAGI kan forum nasional, seyogyanya bahasa resminya bhs Indonesia. Kita menjadi tuan di negeri sendiri, soal expat, mereka juga harus berusaha memahami budaya/bahasa lain. Kalau mau go international, kenapa IAGI nggak bikin aja "annual atau binnual international conference". Kalau mau jalan tengah, setuju dengan Prof Kusuma, paper dan slide "boleh" dalam inggris, tapi presentasi "boleh" dalam bhs inggris atau bhs Indonesia. Saya tidak setuju kalau penilaian kualitas paper juga ditentukan apakah dia pakai bhs inggris atau bhs Indonesia, karena forumnya memang nasional. Salam, Arif [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sendiri suka malu kalau mau buat surat pakai bahasa Indonesia kok lebih sulit daripada bahasa Inggris, soalnya bahasa Indonesia yang benar itu sulit lho, bener. Apalagi jaman dulu kalau musti bikin ke BP MIGAS, musti dicek dobel sama Hasan, hehehe...Tapi kembali ke bahasa pengantar, bahasa kan tujuannya untuk komunikasi. Jadi kalau mau berkomunikasi, pakailah bahasa yang lebih nyaman dan efektif untuk komunikasi, baik tulisan maupun lisan, gitu. Buat PIT, mungkin untuk slide show bisa bahasa inggris, tapi presentasinya bahasa indonesia, atau buat dua versi (english available), atau niru Jiffest: english subtitle. Kalau saya sih masih setuju IAGI pakai bahasa Indonesia, mungkin papernya dan slidenya bisalah pakai bahasa Inggris...dikit2... Parvita H. Siregar Geologist-ENI Indonesia Atrium Mulia 3A floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11 Jakarta 12910 Indonesia Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200 Fax: (62-21) 3000-3230 mailto:[EMAIL PROTECTED] Awang Satyana yahoo.com> cc: Subject: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris 12/08/2005 ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters) 11:58 AM Please respond to iagi-net Keinginan memajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar ilmiah harus menjadi tujuan. Hanya, karena kita adalah negara berkembang yang dalam banyak hal masih memerlukan negara2 berbahasa Inggris, keinginan memajukan bahasa nasional itu seringkali berbenturan dengan kewajiban kita menguasai bahasa Inggris. Lebih-lebih lagi kita sekarang terpapar ke globalisasi dan bahasa globalisasi nomor 1 saat ini adalah bahasa Inggris. Maka, akan selalu sulit buat IAGI menangani dua hal ini. Saya pribadi pun saat mau menulis makalah untuk IAGI selalu terjadi "perang" dulu, ingin menulis dalam bahasa Indonesia karena saya orang Indonesia dan mencintai bahasa nasional. Tetapi lalu terpikir juga, kalau saya tulis dalam bahasa Indonesia maka makalah saya akan mendapat sedikit perhatian dari rekan2 seprofesi mancanegara (sebab keinginan mereka belajar bahasa Indonesia minimal, jauh lebih baik minat orang Indonesia belajar bahasa Inggris). Kenapa perlu diperhatikan oleh orang luar ? Sebab paper2 tulisan orang Indonesia tentang Indonesia harusnya menginternasional dan bahkan menjadi acuan. Di Proceedings IAGI banyak makalah bagus, hanya sedikit diacu oleh penulis2 internasional, sebab belum apa2 mereka sudah berpikir, ah, paling ditulis dalam bahasa Indonesia... Ini pernah saya tes dengan menulis makalah yang lebih kurang sama isinya, sama2 ditulis dalam bahasa Inggris, yang satu ada di Proceeding IAGI, yang lain ada di Proceedings IPA. Dan, yang suka diacu oleh beberapa penulis internasional adalah yang di Proceeding IPA. Suatu bukti, bahwa penulis2 internasional tidak melirik Proceeding IAGI karena mereka apriori dan punya hambatan bahasa. Panitia PIT IAGI dari tahun ke tahun pun berbeda2 pandangannya. Ada yang membuat bahasa resmi PIT adalah bahasa Inggris, dan ada yang membuat baik bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia adalah bahasa resmi PIT. Suatu pencerminan bahwa soal dua bahasa ini kita tak bisa punya kata tegas. Seorang ex-pat yang sedang sekolah S3 di UGM sempat berbincang2 dengan saya kemarin di JCS 2005. Dia berkomentar, "saya lebih suka melihat presentasi2 di Ballroom daripada di Nirwana atau Pelangi, sebab di Ballroom banyak presentasi dalam bahasa Inggris". Sungguh, persoalan ingin mendaulatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah, sementara kita tak bisa bebas dari sapuan globalisasi bahasa Inggris, adalah pelik. Saya pribadi bertekad mempelajari kedua bahasa ini sebaik-baiknya. Belajar bahasa Indonesia karena mencintai bahasa nasional, belajar bahasa Inggris karena tuntutan zaman. Pak Achmad Luthfi, Ketum IAGI 2006-2008, yang kebetulan atasan saya di kantor, pernah punya rencana akan mengundang Pusat Penelitian dan Pengembangan Bahasa Indonesia untuk mengajari kami
[iagi-net-l] Forum ilmiah internasional punya IAGI. Kapan akan ada lagi ??
Kelihatannya perlu dipikirkan untuk mengadakan forum ilmiah internasional yang diadakan oleh IAGI. Dulu FOSI/IAGI mengadakan hal seperti itu untuk deepwater. Apakah akan ada topik yang lain ? Kalau ya, IAGI sebaiknya mensyaratkan full paper dan ditulis dalam bahasa inggris, tidak cuma Abstract doank agar proceedings-nya lebih banyak bermanfaat. Thanks. Iman - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters
Teman2 Yth., Setuju dan sependapat dengan Pak Awang tentang sistem penilaian. Jadi kalau memang bobot makalah 60%, ya mestinya si penilai benar2 memahami isi makalah dari makalahnya, bukan dari presentasi. Kan presentasinya sendiri sudah punya bobot yang 40%. Konsekuensi dari itu adalah, penilai harus membaca makalahnya, seperti yang diminta dan diungkapkan Pak Awang. Tapi namanya juga Best Presenters, ya karena itulah cukup minilai presentasinya saja ?. Yang perlu diingat, banyak orang presentasi (oral) nya kurang bagus (apalagi dalam waktu yang singkat), tetapi makalahnya ruaaarrr biasa, yang merupakan hasil temuan, pengungkapan ide2 atau pembuktian sesuatu yang baru. Indahnya warna-warni tampilan peraga sebenarnya merupakan pelengkap saja (sah2 saja untuk dinilai) dari suatu kualitas makalahnya Wassalam, Yahdi Zaim Departemen Teknik Geologi (Masih ada sampai akhir tahun !!!???) FIKTM - ITB - Original Message - From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: ; <[EMAIL PROTECTED]> Cc: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Wednesday, December 07, 2005 2:48 PM Subject: Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters Beberapa masukan/komentar tentang penjurian yang biasa dilakukan (kususnya oleh IAGI), semoga bisa menjadi perbaikan untuk masa mendatang. Dari formulir penjurian yang dibagikan kepada chairpersons dan secara random kepada beberapa penonton, bobot nilai seseorang adalah : 40 % presentasi + 60 % isi makalah. Di JCS 2005 kemarin, saya diminta menjadi seorang chairperson yang diwajibkan menilai para presenter di session yang saya koordinasi. Jauh2 hari, saya sudah meminta makalah lengkap paper2 yang ada di session saya. Tujuannya ada dua : (1) saya harus memahami dengan baik isi makalah2 yang saya ketuai sidangnya, (2) dari isi makalah, saya bisa menilai bobotnya (yang menyusun 60 % penilaian). Namun, tak ada satu pun makalah yang diberikan oleh panitia. Nah, bagaimana saya bisa menilainya ? Di Surabaya, saya bisa menilai dengan pasti seorang presenter, caranya berpresentasi, visualisasi yang dilakukannya dll yang menyusun 40 % bobot penilaian. Lalu, bagaimana menilai 60 %-nya lagi ? Saya hanya meraba2. Memang CD dibagikan di seminar kit, kita bisa melihat makalah lengkapnya malam sebelumnya, tetapi, jangan menganggap bahwa kita selalu punya cukup waktu untuk melakukannya di menit2 terakhir; karena itulah saya minta full papers tersebut jauh2 hari. Itu buat seorang chairperson, nah bagaimana penjurian yang dilakukan oleh penonton yang dipilih secara random ? Mereka hanya bisa menilai 40 % bagaimana presentasi, tanpa bisa menilai 60 % isi makalah. Apakah mereka tau mau dipilih sebagai juri, jadi baca dulu makalahnya ? Mustahil. Membaca abstrak di buku program juga tidak akan menggantikan yang 60 % itu. Lalu, kalau mau menjadikan bahasa Inggris lebih banyak digunakan oleh para presenter, mengapa tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai nilai plus dalam penjurian ? Kita sebaiknya belajar dari sistem penjurian IPA. Tak ada juri2 random. Sekian puluh juri telah jauh2 hari dipilih oleh panitia penjurian dan didedikasikan untuk beberapa makalah tertentu. Full papers diberikan kepada mereka. Mereka akan punya waktu untuk mempelajari dengan detail isi makalah. Lalu mereka akan ditanya, bisa datang ke IPA tidak sebab presentasi makalah2 yang telah dipelajarinya harus dinilai. Bila tidak, akan digantikan. Nah, dengan cara ini setiap juri tahu menilai dengan pasti bobot isi makalah dan bobot presentasi setiap penulis. Saya pernah menjadi chairpersons di PIT IAGI maupun IPA, dan saya pernah menjadi juri baik di PIT IAGI maupun IPA. Maka, rasanya saya punya dasar buat berkomentar seperti di atas. Saya sangat mengerti bahwa ada hal2 operasional yang membuat sesuatu tak bisa dijalankan dengan ideal. Hanya, khusus penjurian, sebenarnya harus dilakukan dengan serius. Jangan menilai kalau kita tak tahu pasti bagaimana menilainya. Dan, jangan menjadikan best presenters suatu target, itu suatu kegembiraan sampingan saja. Lagipula, sistem penilaian belum tentu ideal. Tulislah makalah sebanyak2nya, tak perlu dibayang-bayangi predikat2 the best.. salam, awang (JCS 2005 paper reviewer, judge, chairperson, presenter) --- [EMAIL PROTECTED] wrote: Agak terlambat memang, dan sebagian orang terutama yg sempat dolan ke Surabaya minggu lalu, tentunya sudah tahu siapa saja yg mendapatkan penghargaan dari Panitia JCS2005 karena telah memberikan presentasi yg dinilai paling baik dan telah diumumkan pada saat acara penutupan, Rabu sore, 30 Nopember 2005. Berikut informasi lengkapnya: * Best Photo Contest: #The 1st Winner: Tenaga yang Tak Berbanding (Irtanto - Pemda Jatim). #The 2nd Winner: Keluarga Tengger (Nakok Aruan - Pemda Jatim). #The 3rd Winner: Nafas Bromo (M. Wahyudin - JOB Pertamina-Petrochina Salawati). * BEST PAPER (ORAL) PRESENTATIONS of STUDENT: #The Student Best Paper (Oral Presentation) of HAGI: Angga Direzza (Departm
RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme)
Udah aja dikirim ke iagi-net, biar Pak kita lebih mudah. US -Original Message- From: Taufik, Muhammad (KPC) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, December 09, 2005 8:08 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Maaf, nama saya Taufik Mengenai asal usul bandung itu Saya juga tertarik, boleh minta juga pak koesoema! Walaupun agak terlambat Terima kasih -Original Message- From: Arief Budiman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 08, 2005 10:38 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Pak Koesoema saya minta kalau boleh. Kalau tidak salah Pak Koesoema pernah menulis juga "Sejarah Geologi Bandung dan Legenda Sangkuriang" (?) kalau ada boleh yg ini juga pak Terima kasih ARIEF BUDIMAN Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone : (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 Home: (021) 809 2618 -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 08, 2005 8:54 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Maksudnya soft copy dari tulisan saya mengenai hubungan geologi Bandung dengan asal-usul orang Sunda. Tentu saja boleh, mau dikirima lewat japri? RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, December 07, 2005 8:43 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > Kalau ada softcopynya > saya boleh minta...? > > Regards > > Kartiko-Samodro > Telp : 3852 > > > > > "R.P. > Koesoemadinata" To: > > <[EMAIL PROTECTED]cc: > et.id> Subject: Re: [iagi-net-l] > Bandung (was cereme) > > 06/11/2005 10:08 > PM > Please respond to > iagi-net > > > > > > > Karya terakhir dari Danau Bandung adalah oleh MAC Dam (1994), The Late > Quaternary Evolution of the Bandung Basin, West Java, Indonesia, Thesis > Doctor Vrije Universiteit Amsterdam) dan juga mengenai volcanic > activitasnya > (radiometric datings dan magmatism serta paleomagnetism) oleh Edi Sunardi, > 1996, Magnetic polarity stratigraphy of the Plio-Pleistocene volcanic > rocks > > around the Bandung Basin, West Java, Indonesia, juga dissertasi doktor di > Osaka City University, Japan. > Yang penting umur Danau Bandung jauh lebih tua dari pada diperkirakanm > yaitu > 125.000 tahun dan berakhir 16.000 th yang lalu, bahwa Batugantung di sesar > lembang adalah 500.000 tahun, dan lava curug Dago berumur 50.000 tahun. > Jika > sasakala Sangkuriang benar maka manusia sudah ada 100.000 tahun. > Thesis2 itu ada pada saya dan yang berminat bisa difotocopy atau minta > kepada Dr. E. Sunardi dari Unpad. Juga saya pernah menulis untuk Kongres > Budaya Sunda pada tahun 2001 mengenai danau Bandung itu berkaitan dengan > asal usul orang Sunda. Copy bisa diminta pada saya. > Jadi supaya lebih up-to-date lah dari Van Bemmelen atau kuliah Prof Katili > di tahun 60-an > Wassalam > RPK > Wassalam > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Tuesday, December 06, 2005 3:02 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > > >> > >> Rekan >> >> Membaca sdr Harry Kusna menyebut buk "Geologi" karangan Profesor >> J.A.Katili saya jadi teringat buku saya yang terpaksa saya "lego" >> (karena ada kebutuhan yang mendesak). >> Siapa yang masih memiliki buku itu , dan merasa sudah tidak memerlu- >> kannya saya bersedia untuk menampung dengan ganti rugi yang "wajar". >> Ya , buat saya just " a memorable thing" denga si "Dia" yang sudah >> tiada. >> >> Si Abah >> >> > ___ >> >> Pak Ferdi, >>> >>> Ini yg saya baca dan kutip point2nya dari buku Geologi-nya Pak Katili >>> ttg dataran tinggi Bandung (hal 214-217). >>> >>> Dataran tinggi Bandung terletak diantara 2 deretan gunung api. > Bahagian >>> tengah merupakan gunung api itu sendiri, dan di bagian Selatan kita >>> temukan dataran tinggi Bandung, yg dahulu merupakan sebuah danau besar. >>> >>> Sejarah geologi dataran tinggi Bandung ini mulai dengan jaman Miosin, >>> kira2 20 jt tahun yg lalu. Pd waktu Miosin ini, pesisir Utara dari Jawa >>> purba letaknya jauh di Selatan dari pesisir sekarang dan terletak kira2 >>> disekitar Pengalengan. Daerah sebelah Utara Pengalengan masih merupakan >>> lautan dimana terjadi pembentukan atau pengendapan berbagai macam batuan >>> sedimen. Di daerah Purwakarta kini, endapan2 tsb yg sampai beberapa ribu >>> meter tebalnya masih dpt dilihat. Di sekitar Bandung, endapan2 ini >>> hanya terlihat di beberapa tempat saja krn telah tertutup dng endapan >>> vulkanik yg kemudian terbentuk. Begitulah maka pd jaman ini berlaku >>> evolusioner, perioda yg tenang. >>> >>> Perioda tenang ini disusul oleh perioda revolusioner; dlm perioda ini >>> terjadi
Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme)
Pak Koesoema Yth., Saya yang dekat juga belum punya lho copy tulisan Bapak. Mohon kiranya Bapak berkenan juga memberi saya copy tulisan Bapak. Terima kasih, Wassalam, Yahdi Zaim - Original Message - From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, December 08, 2005 8:54 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Maksudnya soft copy dari tulisan saya mengenai hubungan geologi Bandung dengan asal-usul orang Sunda. Tentu saja boleh, mau dikirima lewat japri? RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, December 07, 2005 8:43 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Kalau ada softcopynya saya boleh minta...? Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 "R.P. Koesoemadinata" To: <[EMAIL PROTECTED]cc: et.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) 06/11/2005 10:08 PM Please respond to iagi-net Karya terakhir dari Danau Bandung adalah oleh MAC Dam (1994), The Late Quaternary Evolution of the Bandung Basin, West Java, Indonesia, Thesis Doctor Vrije Universiteit Amsterdam) dan juga mengenai volcanic activitasnya (radiometric datings dan magmatism serta paleomagnetism) oleh Edi Sunardi, 1996, Magnetic polarity stratigraphy of the Plio-Pleistocene volcanic rocks around the Bandung Basin, West Java, Indonesia, juga dissertasi doktor di Osaka City University, Japan. Yang penting umur Danau Bandung jauh lebih tua dari pada diperkirakanm yaitu 125.000 tahun dan berakhir 16.000 th yang lalu, bahwa Batugantung di sesar lembang adalah 500.000 tahun, dan lava curug Dago berumur 50.000 tahun. Jika sasakala Sangkuriang benar maka manusia sudah ada 100.000 tahun. Thesis2 itu ada pada saya dan yang berminat bisa difotocopy atau minta kepada Dr. E. Sunardi dari Unpad. Juga saya pernah menulis untuk Kongres Budaya Sunda pada tahun 2001 mengenai danau Bandung itu berkaitan dengan asal usul orang Sunda. Copy bisa diminta pada saya. Jadi supaya lebih up-to-date lah dari Van Bemmelen atau kuliah Prof Katili di tahun 60-an Wassalam RPK Wassalam - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, December 06, 2005 3:02 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > Rekan Membaca sdr Harry Kusna menyebut buk "Geologi" karangan Profesor J.A.Katili saya jadi teringat buku saya yang terpaksa saya "lego" (karena ada kebutuhan yang mendesak). Siapa yang masih memiliki buku itu , dan merasa sudah tidak memerlu- kannya saya bersedia untuk menampung dengan ganti rugi yang "wajar". Ya , buat saya just " a memorable thing" denga si "Dia" yang sudah tiada. Si Abah ___ Pak Ferdi, Ini yg saya baca dan kutip point2nya dari buku Geologi-nya Pak Katili ttg dataran tinggi Bandung (hal 214-217). Dataran tinggi Bandung terletak diantara 2 deretan gunung api. Bahagian tengah merupakan gunung api itu sendiri, dan di bagian Selatan kita temukan dataran tinggi Bandung, yg dahulu merupakan sebuah danau besar. Sejarah geologi dataran tinggi Bandung ini mulai dengan jaman Miosin, kira2 20 jt tahun yg lalu. Pd waktu Miosin ini, pesisir Utara dari Jawa purba letaknya jauh di Selatan dari pesisir sekarang dan terletak kira2 disekitar Pengalengan. Daerah sebelah Utara Pengalengan masih merupakan lautan dimana terjadi pembentukan atau pengendapan berbagai macam batuan sedimen. Di daerah Purwakarta kini, endapan2 tsb yg sampai beberapa ribu meter tebalnya masih dpt dilihat. Di sekitar Bandung, endapan2 ini hanya terlihat di beberapa tempat saja krn telah tertutup dng endapan vulkanik yg kemudian terbentuk. Begitulah maka pd jaman ini berlaku evolusioner, perioda yg tenang. Perioda tenang ini disusul oleh perioda revolusioner; dlm perioda ini terjadi gera2 yg memeras dan mengangkat batuan2 yg dibentuk tadi menjadi pegunungan yg mulai muncul di atas permukaan laut. Perioda ini adalah perioda pembentukan pegunungan2. Pesisir Utara Jawa yg tadinya terletak di sebelah Selatan, mulai berpindah ke Utara. Bagian selatan dari daerah Pengalengan diangkat. Selain dari perioda pembentukan pegunungan, bekerja pula kekuatan vulkanik gunung2 api yg sisanya merupakan puncak2 tajam di sekitar Cimahi, misalnya gunung Selatjau. Kira2 pada permulaan jaman Kwarter Tua aktivitas vulkanik berpindah ke Utara, ke tempat gunung Tangkuban Perahu kini terdapat. Pada jaman itu, G. Tangkuban Parahu belum lahir, akan tetapi yg ada adalah induk dari gunung api ini, yakni gunung api Sunda, yg dari rekonstruksi, panjangnya kira2 20km, dan tingginya 2-3000m, dng titik2 parasit spt G. Burangrang, G. Palasari, G. Bukit Tunggul, dsb. Setelah beberapa lamanya bekerja, kemudian gunung api raksasa ini meledak dengan hebatn
RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme)
Maaf, nama saya Taufik Mengenai asal usul bandung itu Saya juga tertarik, boleh minta juga pak koesoema! Walaupun agak terlambat Terima kasih -Original Message- From: Arief Budiman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 08, 2005 10:38 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Pak Koesoema saya minta kalau boleh. Kalau tidak salah Pak Koesoema pernah menulis juga "Sejarah Geologi Bandung dan Legenda Sangkuriang" (?) kalau ada boleh yg ini juga pak Terima kasih ARIEF BUDIMAN Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone : (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 Home: (021) 809 2618 -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 08, 2005 8:54 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) Maksudnya soft copy dari tulisan saya mengenai hubungan geologi Bandung dengan asal-usul orang Sunda. Tentu saja boleh, mau dikirima lewat japri? RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, December 07, 2005 8:43 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > Kalau ada softcopynya > saya boleh minta...? > > Regards > > Kartiko-Samodro > Telp : 3852 > > > > > "R.P. > Koesoemadinata" To: > > <[EMAIL PROTECTED]cc: > et.id> Subject: Re: [iagi-net-l] > Bandung (was cereme) > > 06/11/2005 10:08 > PM > Please respond to > iagi-net > > > > > > > Karya terakhir dari Danau Bandung adalah oleh MAC Dam (1994), The Late > Quaternary Evolution of the Bandung Basin, West Java, Indonesia, Thesis > Doctor Vrije Universiteit Amsterdam) dan juga mengenai volcanic > activitasnya > (radiometric datings dan magmatism serta paleomagnetism) oleh Edi Sunardi, > 1996, Magnetic polarity stratigraphy of the Plio-Pleistocene volcanic > rocks > > around the Bandung Basin, West Java, Indonesia, juga dissertasi doktor di > Osaka City University, Japan. > Yang penting umur Danau Bandung jauh lebih tua dari pada diperkirakanm > yaitu > 125.000 tahun dan berakhir 16.000 th yang lalu, bahwa Batugantung di sesar > lembang adalah 500.000 tahun, dan lava curug Dago berumur 50.000 tahun. > Jika > sasakala Sangkuriang benar maka manusia sudah ada 100.000 tahun. > Thesis2 itu ada pada saya dan yang berminat bisa difotocopy atau minta > kepada Dr. E. Sunardi dari Unpad. Juga saya pernah menulis untuk Kongres > Budaya Sunda pada tahun 2001 mengenai danau Bandung itu berkaitan dengan > asal usul orang Sunda. Copy bisa diminta pada saya. > Jadi supaya lebih up-to-date lah dari Van Bemmelen atau kuliah Prof Katili > di tahun 60-an > Wassalam > RPK > Wassalam > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Tuesday, December 06, 2005 3:02 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > > >> > >> Rekan >> >> Membaca sdr Harry Kusna menyebut buk "Geologi" karangan Profesor >> J.A.Katili saya jadi teringat buku saya yang terpaksa saya "lego" >> (karena ada kebutuhan yang mendesak). >> Siapa yang masih memiliki buku itu , dan merasa sudah tidak memerlu- >> kannya saya bersedia untuk menampung dengan ganti rugi yang "wajar". >> Ya , buat saya just " a memorable thing" denga si "Dia" yang sudah >> tiada. >> >> Si Abah >> >> > ___ >> >> Pak Ferdi, >>> >>> Ini yg saya baca dan kutip point2nya dari buku Geologi-nya Pak Katili >>> ttg dataran tinggi Bandung (hal 214-217). >>> >>> Dataran tinggi Bandung terletak diantara 2 deretan gunung api. > Bahagian >>> tengah merupakan gunung api itu sendiri, dan di bagian Selatan kita >>> temukan dataran tinggi Bandung, yg dahulu merupakan sebuah danau besar. >>> >>> Sejarah geologi dataran tinggi Bandung ini mulai dengan jaman Miosin, >>> kira2 20 jt tahun yg lalu. Pd waktu Miosin ini, pesisir Utara dari Jawa >>> purba letaknya jauh di Selatan dari pesisir sekarang dan terletak kira2 >>> disekitar Pengalengan. Daerah sebelah Utara Pengalengan masih merupakan >>> lautan dimana terjadi pembentukan atau pengendapan berbagai macam batuan >>> sedimen. Di daerah Purwakarta kini, endapan2 tsb yg sampai beberapa ribu >>> meter tebalnya masih dpt dilihat. Di sekitar Bandung, endapan2 ini >>> hanya terlihat di beberapa tempat saja krn telah tertutup dng endapan >>> vulkanik yg kemudian terbentuk. Begitulah maka pd jaman ini berlaku >>> evolusioner, perioda yg tenang. >>> >>> Perioda tenang ini disusul oleh perioda revolusioner; dlm perioda ini >>> terjadi gera2 yg memeras dan mengangkat batuan2 yg dibentuk tadi >>> menjadi pegunungan yg mulai muncul di atas permukaan laut. Perioda ini >>> adalah perioda pembentukan pegunungan2. Pesisir Utara Jawa yg tadinya >>> terletak di sebelah Selatan, mul
Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ?
susah amat onlinekan saja di web pasti banyak yang akan menjadikan rujukankayak SPE/AAPG itu lho Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 "Noor Syarifuddin" To: <[EMAIL PROTECTED]cc: adoo.fr> Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? 09/12/2005 04:22 AM Please respond to iagi-net Pak Awang, Saya setuju sekali, karena di PIT IAGI yang sudah kesekian puluh kali, tapi jarang sekali papernya jadi rujukan (termasuk oleh kita-kita yang lebih senang menyitir makalah dari proceedings IPA he he he ). Padahal isi proceedings IAGI juga hebat-hebat. Hal lain selain bahasa pengantar adalah peredarannya yang sangat terbatas. Proceedings IPA setahu saya sudah menjadi salah satu terbitan yang "wajib dibeli" oleh banyak institusi riset dan universitas. Mungkin untuk IAGI bisa memulai dulu dengan mengirim exemplar gratis ke banyak perpustakaan universitas dan institusi riset di dalam negeri dan manca negara (terutama yang fokusnya ke asia tenggara model Royal Halloway itu...). Mudah-mudahan dengan promosi ini lama-lama mereka jadi "ketagihan" dan lama-lama mau bayar. (itung-itung biar stok proceedings di sekretariat tidak numpuk sehabis PIT bubaran...) salam, >Ini pernah saya tes dengan menulis > makalah yang lebih kurang sama isinya, sama2 ditulis > dalam bahasa Inggris, yang satu ada di Proceeding > IAGI, yang lain ada di Proceedings IPA. Dan, yang suka > diacu oleh beberapa penulis internasional adalah yang > di Proceeding IPA. Suatu bukti, bahwa penulis2 > internasional tidak melirik Proceeding IAGI karena > mereka apriori dan punya hambatan bahasa. > - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.d
Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ?
Pak Awang, Saya setuju sekali, karena di PIT IAGI yang sudah kesekian puluh kali, tapi jarang sekali papernya jadi rujukan (termasuk oleh kita-kita yang lebih senang menyitir makalah dari proceedings IPA he he he ). Padahal isi proceedings IAGI juga hebat-hebat. Hal lain selain bahasa pengantar adalah peredarannya yang sangat terbatas. Proceedings IPA setahu saya sudah menjadi salah satu terbitan yang "wajib dibeli" oleh banyak institusi riset dan universitas. Mungkin untuk IAGI bisa memulai dulu dengan mengirim exemplar gratis ke banyak perpustakaan universitas dan institusi riset di dalam negeri dan manca negara (terutama yang fokusnya ke asia tenggara model Royal Halloway itu...). Mudah-mudahan dengan promosi ini lama-lama mereka jadi "ketagihan" dan lama-lama mau bayar. (itung-itung biar stok proceedings di sekretariat tidak numpuk sehabis PIT bubaran...) salam, >Ini pernah saya tes dengan menulis > makalah yang lebih kurang sama isinya, sama2 ditulis > dalam bahasa Inggris, yang satu ada di Proceeding > IAGI, yang lain ada di Proceedings IPA. Dan, yang suka > diacu oleh beberapa penulis internasional adalah yang > di Proceeding IPA. Suatu bukti, bahwa penulis2 > internasional tidak melirik Proceeding IAGI karena > mereka apriori dan punya hambatan bahasa. > - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters
Saya juga setuju dgn Mas Iman, full paper sebaiknya dalam bahasa Inggris karena kebanyakan bukan presentasinya 15-20 menit yang akan memberikan informasi detail. Terutama untuk masalah sciencenya akan ada pada full paper. Presentasi bisa nggak keruan tapi kalau paper ditulis dgn baik selalu bisa digunakan sebagai referensi yg baik. Sebelum go international mungkin sebaiknya kita koreksi yang lokal dulu. Saya kira PIT kita sebaiknya bertujuan untuk tukar informasi geologi nasional dulu. Kalau berbicara bahasa Indonesia yang baik saja kita sulit apalagi mempresentasikan dalam bahasa asing (walaunpun akan sangat baik sekali jika bisa melakukan keduannya). PIT-IAGI adalah pesta untuk anggotanya jadi prioritasnya sudah sewajarnya untuk para anggota yang notabenenya bangsa sendiri. Presentasi ilmiah seharusnya bukan untuk penampilan atau sandiwara tapi untuk menyampaikan sebuah karya ilmiah. Jadi tidak ada perlunya dikasih nilai lebih yang pakai bahasa inggris, karena itu sudah pilihannya. Sehinga kita tidak bias, karena penilaianya seharusnya bukan seperti menilai pemilihan ratu sejagat. Tapi dalam melakukannya saya kira kita harus bebaskan pada presenter untuk memilih (seperti kondisi saat ini), ya moga2 saja sadar akan kemampuan dan tujuan dari presentasinya. Hal ini penting supaya IAGI juga tidak dianggap sebagai organisasi yang otoriter dan kuper. Jika IAGI bisa buat publikasi ilmiah yang berkualitas international dari hasil PIT dan pertemuan lainnya. Maka nantinya akan bisa buat PIT yang berskala international, karena orang akan datang untuk mendapatkan informasi ilmiah yang berkualitas. Mungkin untuk start IAGI harus punya International Division yang bisa mengadakan pertemuan2 khusus skala kecil (misalnya gempa, volkanologi atau linggkungan) yang bersifat international, selain itu juga membina hubungan2 international dgn society2 lainnya. Dengan demikian moga2 IAGI akan lebih dikenal di dunia International. Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: "Iman Arga Koesoemah" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, December 08, 2005 7:21 AM Subject: RE: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters Komentar dari Pak Daru memang menggelitik. Kenapa ? Kelihatannya ada kontradiksi antara unsur memajukan bahasa sendiri dengan keinginan yang "go international". Isunya, yaitu selalu harus memilih mana yang ingin kita (baca: IAGI) tempuh. Saya pribadi cenderung untuk memilih full paper dalam bahasa Inggris, tapi boleh saja dipresentasikan dalam bahasa Indonesia. How does it sound ? Any comments ? Thanks. Iman -Original Message- From: Sukmandaru Prihatmoko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 07, 2005 4:14 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters Menyambung uneg-uneg Pak Awang, tapi lebih ke masalah kualitas paper. Beberapa tahun lalu, bagaimana mendapatkan dan meningkatkan paper yang berkualitas untuk PIT, sepertinya pernah kita diskusikan di milist ini (sayang saya tidak punya file-nya). Betul kan Pak Syaiful? Intinya, dan idealnya, perlu dibikin team reviewer paper dari masing-masing bidang keahlian. Ini bisa saja terpisah dari kepanitian PIT (langsung dari PP misalnya). Sebisanya team ini memiliki anggota yang tidak menangani hanya sekali PIT saja (2 atau sukur-sukur 3 PIT), sehingga mereka bisa memonitor perkembangan kulaitas paper dari tahun ke tahun. Anggota team bisa saja ber-ubah-ubah tapi diusahakan masa tugas-nya saling overlap, misalnya A bertugas 2006 - 2008, B bertugas 2007-2009, dst. Secara pribadi, karena kebetulan saya berkecimpung di mineral, saya juga "concern" dengan paper mineral yang masih banyak harus ditingkatkan kualitasnya. Untuk JCS kemarin, saya juga mendapatkan keluhan dari seorang kawan bahwa paper-nya tidak lolos seleksi padahal menurut dia (setelah lihat paper yg ditayangkan) masih ada paper lain yang kulaitas-nya di bawah standard. Untuk presentasi bahasa Inggris, setuju dengan Pak Awang untuk memberikan penilaian lebih, kalau memang kita mau meningkatkan PIT menjadi event international. Pengalaman di JCS kemarin, saya dan seorang kawan yg ditugaskan panitia jadi chairperson salah satu sesi presentasi, karena diwanti-wanti untuk pakai bahasa Inggris, kami berdua sepakat untuk pakai bahasa asing tsb. Lucunya, tidak satupun dari 4 presenter dari sesi tsb yg presentasi dengan bahasa Inggris, tapi "the show must go on", jadinya chairperson -nya berlagak kayak bule sendirian (walau di sesi 4, kawan saya tsb tidak tahan lagi untuk balik ke bhs ibu kita...). Efek-nya memang kelihatan, sesi pertama dan kedua masih saya lihat ada 3 atau 4 orang asing di dalam ruangan (Jepang, Vietnam ??), sesi berikutnya amblaslah mereka. Sekedar masukan untuk PP yang akan datang. Salam - Daru - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsub
RE: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re:[iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters)
Pernah dalam suatu seminar gas di Suroboyo, saya salah satu pemakalah, waktu itu makalah diminta ditulis dalam bhs Inggris walau penyelenggara adalah perusahaan Nasional, waktu pembawa acara menyapaikan agenda seminar disampaikan dalam bhs Inggris yg rumayan fasih, selanjutnya moderatorny senior saya sendiri juga menyampaikan pengantarnya dengan bhs Inggris yang fasih. Saya membuat slide power point dlm bhs Inggris. Giliran saya presentasi saya kasih pengantar dalam bhs Inggris, pengantar saya akhiri persis spt yg disampaikan Guru kita Pak Kusuma dan saya sambung bhs Indonesia. Saya akan sampaikan dalam bhs Indonesia terutama karena hari ini tanggal 29 Oktober dan kemarin saya upacara sumpah pemuda...langsung...geerrr.merdeka kata peserta seminar. Yha kalo kita ingin ikut membangun cohesiveness dalam berbangsa maka usul P' Kusuma sangat layak utk diperhatikan. Salam, LTH -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 08, 2005 3:51 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re:[iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters) Saya kira paling baik adalah membuat slides (powerpoint), tetapi presentasi dilakukan dalam bahasa Indonesia. Kita katakan saja: " for those who are not familiar with Bahasa Indonesia I hope you can follow this presentation on the screen, just like watching a foreign movie with English subtitles" Gitulah Wassalam RPK - Original Message - From: "Batara Sakti Simanjuntak" <[EMAIL PROTECTED]> To: ; "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, December 08, 2005 1:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re:[iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters) > Sedikit intermezo, > Dalam presentasi kepada client, seluruh slides kami selalu dalam English. > Ketika dalam ruangan presentasi hanya ada 1 orang yg tidak berbahasa > Indonesia (asing) kadang kami menghadapi sedikit dilema. Kadang > persetujuan > bersama diruangan itu adalah bahwa presentasi disampaikan dalam bahasa > Indonesia, si orang asinglah yang mesti belajar bahasa ditempat kerjanya > katanya. > Tapi dalam kejadian ini memang si orang asing mempunyai kedudukan lebih > rendah daripada orang Indonesia yang hadir... > > Di Surabaya, saat menjadi chairperson saya mempersilahkan penggunaan > bahasa > Indonesia, dalam ruangan tsb memang tak ada seorangpun yang orang asing. > Apa > tidak terasa aneh kalau dalam ruangan yang semuanya melayu, lalu kita > berbahasa asing (english misalnya) satu sama lain ?. > > Disisi lain, ada beberapa pemikiran baru dalam hal interpretasi > kuantitatip > seismic yang muncul di Eropa Timur (non english) yang tidak terasa betul > gemanya di tanah kita ini, padahal dalam pandangan saya hal tsb penting. > Sama juga nasibnya dengan berbagai tulisan geologi di Cina dan Jepang yang > tak bisa kita pahami karena huruf dan bahasanya yang tidak kita kuasai. > > Mungkin bukan soal bahasanya yg pokok, tapi soal apa tujuan / target kita > dgn publikasi ilmiah geol / pertemuan ilmiah kita. > > > bat > > -Original Message- > From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Thu, 8 Dec 2005 13:23:53 +0800 > Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re: > [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters) > >> On 12/8/05, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> > Keinginan memajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa >> > pengantar ilmiah harus menjadi tujuan. Hanya, karena >> >> Pak Awang, >> Apakah Bahasa Indonesia memiliki syarat2 sebagai bahasa pengantar >> ilmiah yg baik. Misal ttg DM (diterangkan-menerangkan), not time >> dependent (beda dg Inggris), perbendaharaan kata dsb. >> Kadang aku pikir bahasa jawa itu memiliki perbendaharaan kata yg >> buanyak sekali, sangat detil utk setiap aspek. >> misal "menengok" dalam bahasa jiwa bisa ada: >> "ungak-ungak" = menengok diatas tembok >> "anguk-anguk" = menengok kebawah (sumur) >> "ndangak" = menengok keatas. >> "inguk-inguk", dll >> >> kmudian "terlepas", ini bisa saja "pithil, pothol, prithil, thethel, >> prethel, nglethek, nglothok dll" masing2 memiliki arti khusus. >> >> >> RDP >> "bukan bhasa-bhasi" >> >> - >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina >> (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id >> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) >> Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) >> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) >> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau >> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters)
Forum IAGI kan forum nasional, seyogyanya bahasa resminya bhs Indonesia. Kita menjadi tuan di negeri sendiri, soal expat, mereka juga harus berusaha memahami budaya/bahasa lain. Kalau mau go international, kenapa IAGI nggak bikin aja "annual atau binnual international conference". Kalau mau jalan tengah, setuju dengan Prof Kusuma, paper dan slide "boleh" dalam inggris, tapi presentasi "boleh" dalam bhs inggris atau bhs Indonesia. Saya tidak setuju kalau penilaian kualitas paper juga ditentukan apakah dia pakai bhs inggris atau bhs Indonesia, karena forumnya memang nasional. Salam, Arif [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sendiri suka malu kalau mau buat surat pakai bahasa Indonesia kok lebih sulit daripada bahasa Inggris, soalnya bahasa Indonesia yang benar itu sulit lho, bener. Apalagi jaman dulu kalau musti bikin ke BP MIGAS, musti dicek dobel sama Hasan, hehehe...Tapi kembali ke bahasa pengantar, bahasa kan tujuannya untuk komunikasi. Jadi kalau mau berkomunikasi, pakailah bahasa yang lebih nyaman dan efektif untuk komunikasi, baik tulisan maupun lisan, gitu. Buat PIT, mungkin untuk slide show bisa bahasa inggris, tapi presentasinya bahasa indonesia, atau buat dua versi (english available), atau niru Jiffest: english subtitle. Kalau saya sih masih setuju IAGI pakai bahasa Indonesia, mungkin papernya dan slidenya bisalah pakai bahasa Inggris...dikit2... Parvita H. Siregar Geologist-ENI Indonesia Atrium Mulia 3A floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11 Jakarta 12910 Indonesia Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200 Fax: (62-21) 3000-3230 mailto:[EMAIL PROTECTED] Awang Satyana yahoo.com> cc: Subject: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris 12/08/2005 ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters) 11:58 AM Please respond to iagi-net Keinginan memajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar ilmiah harus menjadi tujuan. Hanya, karena kita adalah negara berkembang yang dalam banyak hal masih memerlukan negara2 berbahasa Inggris, keinginan memajukan bahasa nasional itu seringkali berbenturan dengan kewajiban kita menguasai bahasa Inggris. Lebih-lebih lagi kita sekarang terpapar ke globalisasi dan bahasa globalisasi nomor 1 saat ini adalah bahasa Inggris. Maka, akan selalu sulit buat IAGI menangani dua hal ini. Saya pribadi pun saat mau menulis makalah untuk IAGI selalu terjadi "perang" dulu, ingin menulis dalam bahasa Indonesia karena saya orang Indonesia dan mencintai bahasa nasional. Tetapi lalu terpikir juga, kalau saya tulis dalam bahasa Indonesia maka makalah saya akan mendapat sedikit perhatian dari rekan2 seprofesi mancanegara (sebab keinginan mereka belajar bahasa Indonesia minimal, jauh lebih baik minat orang Indonesia belajar bahasa Inggris). Kenapa perlu diperhatikan oleh orang luar ? Sebab paper2 tulisan orang Indonesia tentang Indonesia harusnya menginternasional dan bahkan menjadi acuan. Di Proceedings IAGI banyak makalah bagus, hanya sedikit diacu oleh penulis2 internasional, sebab belum apa2 mereka sudah berpikir, ah, paling ditulis dalam bahasa Indonesia... Ini pernah saya tes dengan menulis makalah yang lebih kurang sama isinya, sama2 ditulis dalam bahasa Inggris, yang satu ada di Proceeding IAGI, yang lain ada di Proceedings IPA. Dan, yang suka diacu oleh beberapa penulis internasional adalah yang di Proceeding IPA. Suatu bukti, bahwa penulis2 internasional tidak melirik Proceeding IAGI karena mereka apriori dan punya hambatan bahasa. Panitia PIT IAGI dari tahun ke tahun pun berbeda2 pandangannya. Ada yang membuat bahasa resmi PIT adalah bahasa Inggris, dan ada yang membuat baik bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia adalah bahasa resmi PIT. Suatu pencerminan bahwa soal dua bahasa ini kita tak bisa punya kata tegas. Seorang ex-pat yang sedang sekolah S3 di UGM sempat berbincang2 dengan saya kemarin di JCS 2005. Dia berkomentar, "saya lebih suka melihat presentasi2 di Ballroom daripada di Nirwana atau Pelangi, sebab di Ballroom banyak presentasi dalam bahasa Inggris". Sungguh, persoalan ingin mendaulatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah, sementara kita tak bisa bebas dari sapuan globalisasi bahasa Inggris, adalah pelik. Saya pribadi bertekad mempelajari kedua bahasa ini sebaik-baiknya. Belajar bahasa Indonesia karena mencintai bahasa nasional, belajar bahasa Inggris karena tuntutan zaman. Pak Achmad Luthfi, Ketum IAGI 2006-2008, yang kebetulan atasan saya di kantor, pernah punya rencana akan mengundang Pusat Penelitian dan Pengembangan Bahasa Indonesia untuk mengajari kami (Eksplorasi BPMIGAS) berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Nah..! Sebelumnya, kami juga sudah diajari British Council bagaimana berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Harus kita akui, walaupun kita orang Indonesia, belum tentu kita dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Apalagi bahasa Inggris... salam, awang --- Shofiyuddin wrote: > Bab penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa > pengantar, saya ingin berbagi > sharing dengan kegiatan FOSI (evening t
Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme)
Dengan senang hati, saya mau juga Pak Terimakasih --- "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Maksudnya soft copy dari tulisan saya mengenai > hubungan geologi Bandung > dengan asal-usul orang Sunda. > Tentu saja boleh, mau dikirima lewat japri? > RPK > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, December 07, 2005 8:43 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > > > > Kalau ada softcopynya > > saya boleh minta...? > > > > Regards > > > > Kartiko-Samodro > > Telp : 3852 > > > > > > > > > > "R.P. > > Koesoemadinata" To: > > > > <[EMAIL PROTECTED]cc: > > et.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] > > Bandung (was cereme) > > > > 06/11/2005 10:08 > > PM > > Please respond to > > iagi-net > > > > > > > > > > > > > > Karya terakhir dari Danau Bandung adalah oleh MAC > Dam (1994), The Late > > Quaternary Evolution of the Bandung Basin, West > Java, Indonesia, Thesis > > Doctor Vrije Universiteit Amsterdam) dan juga > mengenai volcanic > > activitasnya > > (radiometric datings dan magmatism serta > paleomagnetism) oleh Edi Sunardi, > > 1996, Magnetic polarity stratigraphy of the > Plio-Pleistocene volcanic > > rocks > > > > around the Bandung Basin, West Java, Indonesia, > juga dissertasi doktor di > > Osaka City University, Japan. > > Yang penting umur Danau Bandung jauh lebih tua > dari pada diperkirakanm > > yaitu > > 125.000 tahun dan berakhir 16.000 th yang lalu, > bahwa Batugantung di sesar > > lembang adalah 500.000 tahun, dan lava curug Dago > berumur 50.000 tahun. > > Jika > > sasakala Sangkuriang benar maka manusia sudah ada > 100.000 tahun. > > Thesis2 itu ada pada saya dan yang berminat bisa > difotocopy atau minta > > kepada Dr. E. Sunardi dari Unpad. Juga saya pernah > menulis untuk Kongres > > Budaya Sunda pada tahun 2001 mengenai danau > Bandung itu berkaitan dengan > > asal usul orang Sunda. Copy bisa diminta pada > saya. > > Jadi supaya lebih up-to-date lah dari Van Bemmelen > atau kuliah Prof Katili > > di tahun 60-an > > Wassalam > > RPK > > Wassalam > > - Original Message - > > From: <[EMAIL PROTECTED]> > > To: > > Sent: Tuesday, December 06, 2005 3:02 PM > > Subject: Re: [iagi-net-l] Bandung (was cereme) > > > > > >> > > >> Rekan > >> > >> Membaca sdr Harry Kusna menyebut buk "Geologi" > karangan Profesor > >> J.A.Katili saya jadi teringat buku saya yang > terpaksa saya "lego" > >> (karena ada kebutuhan yang mendesak). > >> Siapa yang masih memiliki buku itu , dan merasa > sudah tidak memerlu- > >> kannya saya bersedia untuk menampung dengan > ganti rugi yang "wajar". > >> Ya , buat saya just " a memorable thing" denga > si "Dia" yang sudah > >> tiada. > >> > >> Si Abah > >> > >> > > > ___ > >> > >> Pak Ferdi, > >>> > >>> Ini yg saya baca dan kutip point2nya dari buku > Geologi-nya Pak Katili > >>> ttg dataran tinggi Bandung (hal 214-217). > >>> > >>> Dataran tinggi Bandung terletak diantara 2 > deretan gunung api. > > Bahagian > >>> tengah merupakan gunung api itu sendiri, dan di > bagian Selatan kita > >>> temukan dataran tinggi Bandung, yg dahulu > merupakan sebuah danau besar. > >>> > >>> Sejarah geologi dataran tinggi Bandung ini > mulai dengan jaman Miosin, > >>> kira2 20 jt tahun yg lalu. Pd waktu Miosin ini, > pesisir Utara dari Jawa > >>> purba letaknya jauh di Selatan dari pesisir > sekarang dan terletak kira2 > >>> disekitar Pengalengan. Daerah sebelah Utara > Pengalengan masih merupakan > >>> lautan dimana terjadi pembentukan atau > pengendapan berbagai macam batuan > >>> sedimen. Di daerah Purwakarta kini, endapan2 tsb > yg sampai beberapa ribu > >>> meter tebalnya masih dpt dilihat. Di sekitar > Bandung, endapan2 ini > >>> hanya terlihat di beberapa tempat saja krn > telah tertutup dng endapan > >>> vulkanik yg kemudian terbentuk. Begitulah maka > pd jaman ini berlaku > >>> evolusioner, perioda yg tenang. > >>> > >>> Perioda tenang ini disusul oleh perioda > revolusioner; dlm perioda ini > >>> terjadi gera2 yg memeras dan mengangkat batuan2 > yg dibentuk tadi > >>> menjadi pegunungan yg mulai muncul di atas > permukaan laut. Perioda ini > >>> adalah perioda pembentukan pegunungan2. > Pesisir Utara Jawa yg tadinya > >>> terletak di sebelah Selatan, mulai berpindah ke > Utara. Bagian selatan > >>> dari daerah Pengalengan diangkat. Selain dari > perioda pembentukan > >>> pegunungan, bekerja pula kekuatan vulkanik > gunung2 api yg sisanya > >>> merupakan puncak2 tajam di sekitar Cimahi, > misalnya gunung Selatjau. > >>> > >>> Kira2 pada permulaan jaman Kwarter Tua > aktivitas vulkanik berpindah ke > >>> Utara, ke tempat gunung Tangkuban Perahu kini > terdapat. Pada jaman itu, > >>> G. Tangkuban Parah
Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re:[iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters)
Saya kira paling baik adalah membuat slides (powerpoint), tetapi presentasi dilakukan dalam bahasa Indonesia. Kita katakan saja: " for those who are not familiar with Bahasa Indonesia I hope you can follow this presentation on the screen, just like watching a foreign movie with English subtitles" Gitulah Wassalam RPK - Original Message - From: "Batara Sakti Simanjuntak" <[EMAIL PROTECTED]> To: ; "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, December 08, 2005 1:13 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re:[iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters) Sedikit intermezo, Dalam presentasi kepada client, seluruh slides kami selalu dalam English. Ketika dalam ruangan presentasi hanya ada 1 orang yg tidak berbahasa Indonesia (asing) kadang kami menghadapi sedikit dilema. Kadang persetujuan bersama diruangan itu adalah bahwa presentasi disampaikan dalam bahasa Indonesia, si orang asinglah yang mesti belajar bahasa ditempat kerjanya katanya. Tapi dalam kejadian ini memang si orang asing mempunyai kedudukan lebih rendah daripada orang Indonesia yang hadir... Di Surabaya, saat menjadi chairperson saya mempersilahkan penggunaan bahasa Indonesia, dalam ruangan tsb memang tak ada seorangpun yang orang asing. Apa tidak terasa aneh kalau dalam ruangan yang semuanya melayu, lalu kita berbahasa asing (english misalnya) satu sama lain ?. Disisi lain, ada beberapa pemikiran baru dalam hal interpretasi kuantitatip seismic yang muncul di Eropa Timur (non english) yang tidak terasa betul gemanya di tanah kita ini, padahal dalam pandangan saya hal tsb penting. Sama juga nasibnya dengan berbagai tulisan geologi di Cina dan Jepang yang tak bisa kita pahami karena huruf dan bahasanya yang tidak kita kuasai. Mungkin bukan soal bahasanya yg pokok, tapi soal apa tujuan / target kita dgn publikasi ilmiah geol / pertemuan ilmiah kita. bat -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Date: Thu, 8 Dec 2005 13:23:53 +0800 Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters) On 12/8/05, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Keinginan memajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa > pengantar ilmiah harus menjadi tujuan. Hanya, karena Pak Awang, Apakah Bahasa Indonesia memiliki syarat2 sebagai bahasa pengantar ilmiah yg baik. Misal ttg DM (diterangkan-menerangkan), not time dependent (beda dg Inggris), perbendaharaan kata dsb. Kadang aku pikir bahasa jawa itu memiliki perbendaharaan kata yg buanyak sekali, sangat detil utk setiap aspek. misal "menengok" dalam bahasa jiwa bisa ada: "ungak-ungak" = menengok diatas tembok "anguk-anguk" = menengok kebawah (sumur) "ndangak" = menengok keatas. "inguk-inguk", dll kmudian "terlepas", ini bisa saja "pithil, pothol, prithil, thethel, prethel, nglethek, nglothok dll" masing2 memiliki arti khusus. RDP "bukan bhasa-bhasi" - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Websit
Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa Inggris ? (was Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters)
Pak Rovicky, Tak ada kesulitan untuk bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar ilmiah. Hukum DM dan tak adanya konjugasi (perubahan kata kerja oleh subyek dan waktu) justru akan menyederhanakan permasalahan. Tak ada gender kata benda, seperti dimiliki bahasa2 Eropa akan memudahkan orang mempelajari bahasa Indonesia. Kita tak perlu menghafal jenis kelamin kata-kata benda. Peristilahan mungkin kurang memadai, tetapi itu bisa dibangun terus dengan berbagai cara (mencari padanan dalam bahasa Indonesia, meng-Indonesia-kan istilah asing, atau sementara menelan bulat2 istilah aslinya). Bahasa daerah memang punya kekayaan tersendiri. Aktivitas orang dalam bahasa Sunda juga ada istilahnya tersendiri sejak bangun tidur sampai tidur lagi (bray beunta ...dug sare !). salam, awang --- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > On 12/8/05, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > Keinginan memajukan bahasa Indonesia sebagai > bahasa > > pengantar ilmiah harus menjadi tujuan. Hanya, > karena > > Pak Awang, > Apakah Bahasa Indonesia memiliki syarat2 sebagai > bahasa pengantar > ilmiah yg baik. Misal ttg DM > (diterangkan-menerangkan), not time > dependent (beda dg Inggris), perbendaharaan kata > dsb. > Kadang aku pikir bahasa jawa itu memiliki > perbendaharaan kata yg > buanyak sekali, sangat detil utk setiap aspek. > misal "menengok" dalam bahasa jiwa bisa ada: > "ungak-ungak" = menengok diatas tembok > "anguk-anguk" = menengok kebawah (sumur) > "ndangak" = menengok keatas. > "inguk-inguk", dll > > kmudian "terlepas", ini bisa saja "pithil, pothol, > prithil, thethel, > prethel, nglethek, nglothok dll" masing2 memiliki > arti khusus. > > > RDP > "bukan bhasa-bhasi" > > - > To unsubscribe, send email to: > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: > http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy > Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > Komisi Karst : Hanang > Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > Komisi Sertifikasi : M. > Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > Komisi OTODA : Ridwan > Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi > Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) > Komisi Database Geologi : Aria A. > Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > - > > __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -