[iagi-net-l] Geological Reasons for Demise of Old Hindu Mataram Kingdom (was RE: [iagi-net-l] Hipotesis Telaga Borobudur dan Letusan Merapi AD 1006)

2006-04-28 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Mungkin perlu dicermati publikasi van Bemmelen (1956) dalam Verhandelingen van 
het Koninklijk Nederland Geologie Mijnbouw Genootschap, v. XVI, p. 20-36. Ada 
satu prasasti berangka tahun 1041 AD tentang maklumat Erlangga di tempat 
pertapaannya di Jawa Timur. Prasasti ini terkenal sebagai Prasasti Kalkuta 
karena prasasti ini telah dibawa ke Kalkuta oleh Raffles semasa ia jadi 
gubernur jenderal di Hindia Belanda (1811-1816 AD). Prasasti ini diterjemahkan 
oleh Kern, ahli epigrafi terkenal pada zamannya. Prasasti ini memuat tentang 
kerusakan kerajaan (Mataram Hindu di Jawa Tengah)pada tahun 928 Syaka (+ 78 = 
1006 AD). Kern menafsirkan bahwa kerusakan itu simbolik, maksudnya peperangan. 
Tetapi, van Labberton, ahli sejarah dan seorang epigraf juga, menafsirkan bahwa 
kerusakan itu kerusakan akibat bencana alam. 

Buku terkenal van Krom tentang Sejarah Hindu Jawa menyebutkan kepindahan 
Mataram Hindu dari Jawa Tengah ke Jawa Timur disebabkan oleh banyak hal : 
peperangan destruktif, volcanic calamity, dan epidemi.

Pindahnya Kerajaan Mataram Hindu ke Jawa Timur pada abad ke 10, menurut van 
Bemmelen (1956) ada dua sebab : (1) sedimentasi pelabuhan Mataram Hindu di 
Bergota - Semarang sekarang, dan (2) erupsi besar (volcanic calamity) Merapi di 
sekitar 1000 AD. 

Sebagai sebuah kerajaan besar, Mataram Hindu punya pelabuhan untuk berhubungan 
dengan kerajaan lain dan perdagangan. Dipilihnya pantai utara sebab pantai 
selatan tak cocok sebagai pelabuhan karena gelombang dan ombakya besar, 
berbahaya buat perahu-perahu pada masa itu. Di pantai utara, dipilihnya daerah 
pantai Bergota (di tengah kota Semarang saat ini) yang terlindung oelh sebuah 
pulau di utaranya, mirip laguna setengah terbuka, sangat cocok untuk pelabuhan 
pada masa itu. Waktu itu, garis pantai di sekitar Semarang adalah di wilayah 
Perbukitan Candi (selatan Semarang sekarang). Keterangan ini didasarkan van 
Bemmelen pada penyelidikan lapangannya dan tulisan2 van Berkum di koran De 
Locomotief (1939). Van Berkum adalah sekretaris kota Semarang pada zaman 
Belanda. Pendapat ini juga dikuatkan oleh tulisan2 pedagang Arab-Persia Abu 
Zaid pada sekitar 916 AD. Disebutkan oleh Abu Zaid bahwa Bergota adalah sebuah 
pelabuhan dari sebuah Kerajaan Hindu di pedalaman. Kali Garang (Semarang) 
bermuara di wilayah Bergota ini.

Van Bemmelen memetakan kota Semarang dari 1940-1941 sebagai lembar peta 
Semarang-Ungaran (sheet 73-74 skala 1:100.000). van Bemmelen mengeluarkan peta 
kota itu dari tiap zaman, dari tahun 1695-1940. Peta-peta ini dengan jelas 
menggambarkan akresi pantai dari zaman ke zaman. Pantai bertambah maju 8 meter 
per tahun, bahkan sejak 1847 menjadi 12 meter per tahun. Sedimentasi pantai 
terjadi dengan intensif. Ini akibat penggundulan hutan di selatan Semarang dan 
napal dan lempung lunak Pliosen di sayap utara Gunung Ungaran makin tererosi 
dan terdeposisi di wilayah ini. Sedimentasi ini telah terjadi sejak abad ke-10. 
Para penguasa Mataram Hindu melihat bahwa pelabuhannya di Bergota dari tahun ke 
tahun semakin dangkal dan sempit akibat akresi pantai. Inilah salah satu 
penyebab Sindok, raja di Mataram Hindu memutuskan memindahkan kerajaannya ke 
Jawa Timur di mana ada pelabuhan Ujung Galuh di estuary Brantas River. Sebuah 
kerajaan yang sehat harus punya pelabuhan tentunya.

Tetapi, apakah karena sedimentasi pelabuhan Bergota itu saja lantas Mataram 
Hindu tak pernah terdengar lagi beritanya di sejarah Jawa, hilang lima abad 
sampai kemudian pada abad ke-16 muncul kembali sebagai Mataram Islam ? Tidak, 
kata van Bemmelen, Merapi telah menyebabkan death-blow kepada Mataram Hindu, 
memunahkan peradabannya yang jaya. Inskripsi (tulisan) di Prasasti Kalkuta 
menggunakan kata Sanskerta arnawa yang digunakan untuk menggambarkan suatu 
bencana, banjir besar volcanic mud flows (lahar) (van Labberton, 1922 - 
Natuurk. Tijdschr. V. Nederland Indie, vol. 81). Kata Prof. C.C. Berg, epigraf 
dan sejarahwan, arnawa atau ekarnawa artinya Lautan Susu. Mitologi Hindu 
menyebutkan bahwa lautan susu ini diaduk oleh para dewa pada awal zaman untuk 
keabadian. Inskripsi di prasasti berbunyi Jawa seperti sebuah lautan susu - 
Jawa dalam keadaan chaos ! Dari chaos itu timbullah keabadian. Begitulah yang 
dituliskan Erlangga pada 1041 AD. Raja-raja Jawa percaya mati dan lahirnya raja 
baru selalu disertai letusan gunungapi yang hebat ! (Coba cek buku Tahta untuk 
Rakyat biografi Sri Sultan Hamengku Buwono IX, di covernya digambarkan Sang 
Sultan di depan Merapi yang sedang meletus).

Inskripsi di Prasasti Kalkuta menceritakan : orang hidup senang seperti di 
Negri Indra (indra = gunung) sampai akhirnya Mahapralaya menimpa Jawa, kraton 
hancur dan kerajaan pun mati. Hanya Erlangga yang dapat melarikan diri bersama 
seorang teman ke Pegunungan Selatan, di sana hidup sekian tahun lamanya sebagai 
pertapa, sebelum akhirnya mereka pergi ke Jawa Timur dan mendirikan kerajaan di 
sana.

Sampailah kita ke pertanyaan, apakah letusan paroxysmal (hebat) Merapi 

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik simonkurniawan

MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
punya reservoir) langsung di rigsite unit,
sedangkan Wellsite Geologist atau Operation Geologist hanya menemani untuk
QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




   
  Arief Budiman 
   
  [EMAIL PROTECTED] To:  
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:  
   
   Subject: RE: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation   
   
  PM
   
  Please respond
   
  to iagi-net   
   

   

   



Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari
test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa
kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau
kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure
gradien yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg
cepat per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? *
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal
buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk
reservoir
yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir
seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.*
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin
juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis,
untuk
apa di gradient
lagi yah mas?
*gradient tetap diperlukan karena: *
*1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
*2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
*malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona 

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Innaka, Riky
Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari 
kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related 
dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya 
reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau 
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




   
  Arief Budiman 
   
  [EMAIL PROTECTED] To:  
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:  
   
   Subject: RE: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation   
   
  PM
   
  Please respond
   
  to iagi-net   
   

   

   



Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test 
sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa kemudian 
saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau kita 
samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien 
yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada 
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat 
per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya 
alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi 
apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O 
(pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada 
tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor curve-nya bergerak 
(artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus padahal sudah memompa 
sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * 
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat 
GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti 
dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, 
karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest gradient, log 
character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk mengetahui apa 
fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir yang tipis (low 
PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir seperti ini pula 
yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh 
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang tidak 
segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in communication, 
tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in communication, they're 
maybe in communication in geology-time but not necessarily in production time.* 
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami 
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests ternyata 
ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data 

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Arief Budiman
Seharusnya begitu, namun ada koreksi Petrophysict bukan meng-QC tapi
meng-guide reservoir engineer untuk picking point untuk test atau sampling

QCnya diserahkan saja pada Reservoir engineer on board.

Wellsite/Ops Geologist pulang untuk membuat final field report dan siap2
untuk next well

 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Innaka, Riky [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 2:14 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC
dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition
related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau
tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.



 

  Arief Budiman

  [EMAIL PROTECTED] To:
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:

   Subject: RE: [iagi-net-l]
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation

  PM

  Please respond

  to iagi-net

 

 




Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari
test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa
kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau
kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure
gradien yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg
cepat per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? * *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal
(semuanya biasanya kritikal buat GG...he5x) dilihat dari potential
volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang
setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA
digabung dengan pretest gradient, log character memberikan data yang sudah
sangat cukup untuk mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya.
Nah, untuk reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very
handy tapi di reservoir seperti ini pula yang paling sering terjadi
ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.* *tapi sekarang giliran saya yang bertanya :
adakah yang pernah mengalami zona-zona yang diinterpretasi
not-incommunication dari data pretests ternyata ketika diproduksi dan
diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data dari sumur-sumur produksi
berikutnya, ternyata menjadi in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious, 

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Paulus Tangke Allo
trus geophysicist-nya ngapain dong? :)

--pta


On 28/04/06, Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Seharusnya begitu, namun ada koreksi Petrophysict bukan meng-QC tapi
 meng-guide reservoir engineer untuk picking point untuk test atau sampling

 QCnya diserahkan saja pada Reservoir engineer on board.

 Wellsite/Ops Geologist pulang untuk membuat final field report dan siap2
 untuk next well

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Ferdi . RIZAL
man teman..

mungkin saya bisa sharing .
kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation
Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan
suatu point untuk di test..
1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid
analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah
serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir
depletion...intinya dari segi operation dan cost...
2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan
pressure data
3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log berdasarkan run#1
(biasanya triple combo)

setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final
decision untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk
important reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis..

kalo disini...tergantung fieldnya  ada beberapa field yg tidak membutuhkan
lagi pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu
sendiri dan juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan
kecenderungan yg tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test
saja...

dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya
sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual..

Mudah2an bermanfaat...

Ferdi R.
-Consultant OPG-



   
  Innaka, Riky   
  [EMAIL PROTECTED]To:   iagi-net@iagi.or.id
  .comcc: 
   Subject:  RE: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and Interpretation
  28/04/2006 03:14 
  PM   
  Please respond to
  iagi-net 
   
   




Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC
dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition
related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau
tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist
atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




  Arief Budiman

  [EMAIL PROTECTED] To:
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id
  a.com   cc:

   Subject: RE: [iagi-net-l]
Pressure data QC and
  28/04/2006 12:05 Interpretation

  PM

  Please respond

  to iagi-net






Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari
test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa
kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau
kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure
gradien yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg
cepat per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga 

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Herry Maulana
MDT acqusition sudah pasti HARUS dilakukan oleh Wireline Field Engineer :-)


- Original Message 
From: Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, 28 April, 2006 3:14:21 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari 
kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related 
dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya 
reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau 
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




   
  Arief Budiman 
   
  [EMAIL PROTECTED] To:  
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:  
   
   Subject: RE: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation   
   
  PM
   
  Please respond
   
  to iagi-net   
   

   

   



Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test 
sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa kemudian 
saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau kita 
samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien 
yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada 
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat 
per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya 
alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi 
apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O 
(pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada 
tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor curve-nya bergerak 
(artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus padahal sudah memompa 
sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * 
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat 
GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti 
dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, 
karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest gradient, log 
character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk mengetahui apa 
fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir yang tipis (low 
PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir seperti
 ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh 
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang tidak 
segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in communication, 
tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in communication, they're 
maybe in communication in 

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Arief Budiman
Lho bukannya roughneck?
Mulai kapan berubah?

:) juga ah

 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:26 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

MDT acqusition sudah pasti HARUS dilakukan oleh Wireline Field Engineer
:-)


- Original Message 
From: Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, 28 April, 2006 3:14:21 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC
dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition
related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau
tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.



 

  Arief Budiman

  [EMAIL PROTECTED] To:
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:

   Subject: RE: [iagi-net-l]
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation

  PM

  Please respond

  to iagi-net

 

 




Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari
test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa
kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau
kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure
gradien yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg
cepat per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? * *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal
(semuanya biasanya kritikal buat GG...he5x) dilihat dari potential
volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang
setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA
digabung dengan pretest gradient, log character memberikan data yang sudah
sangat cukup untuk mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya.
Nah, untuk reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very
handy tapi di reservoir seperti
 ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.* *tapi sekarang giliran saya yang bertanya :
adakah yang pernah mengalami zona-zona yang diinterpretasi
not-incommunication dari data pretests ternyata ketika diproduksi dan
diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data dari sumur-sumur produksi
berikutnya, ternyata menjadi in-comunication dalam masa 

[iagi-net-l] Corrosion Control in Oil and Gas Production (Bali, May 22-25, 2006)

2006-04-28 Terurut Topik IPA
Dear All, 
 
The Indonesian Petroleum Association (IPA) will conduct a 4-days course 
entitled Corrosion Control in Oil and Gas Production.  The course will be 
held in Bali from May 22-25, 2006 and will be taught by Dr. Yves Gunaltun of 
Total EP, France.

This course is mainly practical. Theoretical part is limited to minimum 
required for understanding of corrosion process. The course objective is to 
give general but quite detailed information to engineers involved in corrosion, 
inspection, design and maintenance. The course can be attended by young 
corrosion engineers. Corrosion course includes internal corrosion by CO2 and 
H2S, top of line corrosion, hydrogen embrittlement, bacteria corrosion, sand 
erosion, control of internal corrosion by chemicals and corrosion resistant 
alloys, corrosion monitoring, external corrosion and its control by painting, 
coating and cathodic protection. 

Dr. Gunaltun is graduated chemical engineer. He has a PhD degree in 
electrochemistry and analytical electrochemistry from INPG (France). He joined 
Total in 1982 as corrosion engineer. He was seconded to ZADCO (Abu Dhabi -UAE) 
from mid 1987 to end of 1992 as senior corrosion engineer. Then he was seconded 
to Qatargas (Houston - USA) mid 1993 as material engineer for LNG project. 
Since mid 1994 he is in the technology division of Total EP in charge of 
developments projects and technical assistance for Brunei, Indonesia, Thailand, 
Myanmar, Azerbaijan, Kazakhstan and Russia. He has been involved in RD 
projects in Ohio University and IFE (Norway). He gives lectures in some 
universities in France, USA, Turkey, Algeria, Thailand and Indonesia. 

The course fee is US$ 1,450 for IPA Members and US$ 1,550 for Non- IPA Members. 
The course fee includes hotel accommodation for 5 (five) nights.

Please let me know if you have any questions; I can be reached by e-mail at: 
[EMAIL PROTECTED]

My best regards,
Dr. H.L. Ong
Chairman - Continuing Education
IPA Professional Division Committee

 *** FLYER *** ==

INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION
Professional Division Committee

CORROSION CONTROL 
IN OIL AND GAS PRODUCTION

Dates  : May 22 - 25, 2006  (4 days course)

Instructor : Dr. Yves Gunaltun - TOTAL EP, FRANCE

Venue   : Hotel Padma Bali

Cost  : US$ 1,450.00 (IPA Members)  US$ 1,550.00 (Non-IPA Members) 
Includes: hotel accommodation for 5 (five) nights
  
PLEASE REGISTER AS SOON AS POSSIBLE TO THE IPA SECRETARIAT
Wisma Kyoei Prince, 17th Floor (Suite 1701)
Jln. Jendral Sudirman Kav.3 - Jakarta 10220 - Indonesia
Phones: 572-4284, 572-4285, 572-4286 - Fax. : 572-4259
E-mail address: [EMAIL PROTECTED] or [EMAIL PROTECTED]



WHO SHOULD ATTEND


Engineers involved in design, corrosion control, corrosion monitoring, 
inspection and maintenance. 



COURSE OUTLINE


Corrosion course includes internal corrosion by CO2 and H2S, top of line 
corrosion, hydrogen embrittlement, bacteria corrosion, sand erosion, control of 
internal corrosion by chemicals and corrosion resistant alloys, corrosion 
monitoring, external corrosion and its control by painting, coating and 
cathodic protection. 

Course is mainly practical. Theoretical part is limited to minimum required for 
understanding of corrosion process. The course objective is to give general but 
quite detailed information to engineers involved in corrosion, inspection, 
design and maintenance. The course can be attended by young corrosion 
engineers. 


ABOUT THE INSTRUCTOR
-

Dr. Gunaltun is graduated chemical engineer. He has a PhD degree in 
electrochemistry and analytical electrochemistry from INPG (France). He joined 
Total in 1982 as corrosion engineer. He was seconded to ZADCO (Abu Dhabi -UAE) 
from mid 1987 to end of 1992 as senior corrosion engineer. Then he was seconded 
to Qatargas (Houston - USA) mid 1993 as material engineer for LNG project. 
Since mid 1994 he is in the technology division of Total EP in charge of 
developments projects and technical assistance for Brunei, Indonesia, Thailand, 
Myanmar, Azerbaijan, Kazakhstan and Russia. He has been involved in RD 
projects in Ohio University and IFE (Norway). He gives lectures in some 
universities in France, USA, Turkey, Algeria, Thailand and Indonesia. 

He is cathodic protection specialist certified NACE level 4
Vice chairman of CO2 corrosion symposium - NACE 2004 
Chairman of CO2 corrosion symposium - NACE 2005
Member of NACE and European Federation of corrosion

-
AGENDA 
-

Day 1 :
Introduction to oil and gas production
Corrosion mechanism
Internal metal loss corrosion:
* CO2 and H2S metal loss corrosion
* Top of line corrosion
* Galvanic corrosion, Bacteria corrosion, Sand erosion
* 

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Innaka, Riky
Setuju Mas Ferdi,

Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman saya di 
tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada saat kita 
drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan dimana saja 
pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid, jenis toolnya 
apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan dibawah.

Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang pretest 
job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan berarti 
Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya dikembalikan 
sajalah ke fungsi yang seharusnya. 

Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya Seriues), 
perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang berikutnya.

Terimakasih Sharing Info-nya Mas.

Salam - Riky


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

man teman..

mungkin saya bisa sharing .
kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation
Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan 
suatu point untuk di test..
1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid 
analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah 
serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir depletion...intinya 
dari segi operation dan cost...
2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan 
pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log berdasarkan 
run#1 (biasanya triple combo)

setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final decision 
untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk important 
reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis..

kalo disini...tergantung fieldnya  ada beberapa field yg tidak membutuhkan lagi 
pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu sendiri dan 
juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan kecenderungan yg 
tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test saja...

dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya 
sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual..

Mudah2an bermanfaat...

Ferdi R.
-Consultant OPG-




   
  Innaka, Riky
   
  [EMAIL PROTECTED]To:   iagi-net@iagi.or.id 

  .comcc:  
   
   Subject:  RE: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and Interpretation  
  28/04/2006 03:14  
   
  PM
   
  Please respond to 
   
  iagi-net  
   

   

   




Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari 
kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related 
dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya 
reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau 
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




  Arief Budiman

  [EMAIL PROTECTED] To:
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id
  a.com   cc:

 

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik farulian panggabean
ha,,ha,,,ha,,,
   
  kalimat Ops Geo atau Wellsite Geo kan manusia juga membuat saya tertawa,,,
   
  Tapi saya setuju sekali dengan Reservoar Geo/Eng yang seharusnya berada di 
Rig site unit saat Pressure Test job,,,
  Soalnya mereka yang benar2 berkepentingan dengan data tersebut,,,
   
  

Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Setuju Mas Ferdi,

Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman saya di 
tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada saat kita 
drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan dimana saja 
pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid, jenis toolnya 
apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan dibawah.

Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang pretest 
job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan berarti 
Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya dikembalikan 
sajalah ke fungsi yang seharusnya. 

Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya Seriues), 
perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang berikutnya.

Terimakasih Sharing Info-nya Mas.

Salam - Riky


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

man teman..

mungkin saya bisa sharing .
kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation
Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan 
suatu point untuk di test..
1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid 
analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah 
serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir depletion...intinya 
dari segi operation dan cost...
2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan 
pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log berdasarkan 
run#1 (biasanya triple combo)

setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final decision 
untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk important 
reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis..

kalo disini...tergantung fieldnya ada beberapa field yg tidak membutuhkan lagi 
pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu sendiri dan 
juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan kecenderungan yg 
tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test saja...

dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya 
sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual..

Mudah2an bermanfaat...

Ferdi R.
-Consultant OPG-




Innaka, Riky 

.com cc: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation 
28/04/2006 03:14 
PM 
Please respond to 
iagi-net 






Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari 
kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related 
dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya 
reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau 
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




Arief Budiman

'iagi-net@iagi.or.id' 
a.com cc:

Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and
28/04/2006 12:05 Interpretation

PM

Please respond

to iagi-net






Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test 
sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur). Nahwa kemudian 
saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya. Kalau kita 
samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien 
yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada 
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat 
per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone : (021) 350 2150 ext.1782
Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id

[iagi-net-l] keprihatinan atas harga minyak

2006-04-28 Terurut Topik yrsnki




 Rekans

 Saya suka heran dengan adat bangs Indonesia ini , mengapa ya paling
senang mengeritik akan tetapi tidak memberikan alternatif yang masuk akal.

 Baru baru ini LP3ES memberikan kritik keras kepada Kepala Bapenas
yang mengemukakan wacana untuk melakukan penghematan BBM terhadap
mobil pribadi, mobil pemerintah .
 (Koran kompas hari Selasa kalau tidak salah).

 Idee ini langsung disambar dengan counter ---) jangan rakyat
dirugikan (). Rakyat yang mana ?
 Idee ini sulit untuk di-implementasika ---) Memang , tapi apakah
sulit itu selalu berarti tidak ada  jalan keluar ?

 Jadi ingat dua negara besar yang sekarang sedang yang gerah karena
harga minyak yang tinggi.

 Amerika Serikat.

 Bush dalam pidatonya didepan Renewable Fuel Assoc mengatakan bahwa
sudah saat-nya renewable fuel terus ditingkatkan , dan ini akan
memberikan dampak kepada kesejahteraan petani , dia berkata  if
  US argiculture   strong , US will also strong. Kalimat ini di -
 sambut dengan tepuk tangan panjang sekali.
 Maka ethanol akan ditingkatkan , bahkan kilang kilang yang sudah
tidak terpakai akan diubah menjadi kilang ethanol (MSN ).


 China .

 Presiden Hu , berjalan jalan sampai ke Afrika dan Amerika Selatan
dalam rangka hubungan perdagangan (incl. minyak tentunya).
 Kita mengetahui bahwa kaki tangan perusahaan minyak maupun services
mereka sangat aktif di Indonesia.

 Bagi rekan yang tahu mengenai US petroleum reserves , yang menurut
Bush akan dilemparkan kepasaran sd musiom semi yad untuk mencegah
naiknya lagio harga bbm disana(jumlahnya 30.000/hari). Tolong
pencerahannya dasar hukum , sistim-, dan penyimpanan-nya.
 (Mungkin Mas Yo tahu )

 Si- Abah.








-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
ala...la...

coba kalau tiap ke rig buat  witness mdt  , dapat 100-200 dolar perday
pasti baik reservoir enginner, geologist, operation geologist, wellsite
geologist, petrophysicts pasti berebutan jadi witness :-))

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+---
| |   farulian panggabean |
| |   farulian_panggabean|
| |   @yahoo.com |
| |   |
| |   28/04/2006 04:51 PM |
| |   Please respond to   |
| |   iagi-net|
| |   |
|-+---
  
-|
  | 
|
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id 
|
  |   cc:   
|
  |   Subject:  RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
|
  
-|




ha,,ha,,,ha,,,

  kalimat Ops Geo atau Wellsite Geo kan manusia juga membuat saya
tertawa,,,

  Tapi saya setuju sekali dengan Reservoar Geo/Eng yang seharusnya berada
di Rig site unit saat Pressure Test job,,,
  Soalnya mereka yang benar2 berkepentingan dengan data tersebut,,,



Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Setuju Mas Ferdi,

Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman saya
di tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada saat
kita drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan dimana
saja pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid, jenis
toolnya apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan
dibawah.

Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang
pretest job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan
berarti Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya
dikembalikan sajalah ke fungsi yang seharusnya.

Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya
Seriues), perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang
berikutnya.

Terimakasih Sharing Info-nya Mas.

Salam - Riky


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

man teman..

mungkin saya bisa sharing .
kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation
Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan
suatu point untuk di test..
1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid
analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah
serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir
depletion...intinya dari segi operation dan cost...
2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan
pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log
berdasarkan run#1 (biasanya triple combo)

setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final
decision untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk
important reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis..

kalo disini...tergantung fieldnya ada beberapa field yg tidak membutuhkan
lagi pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu
sendiri dan juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan
kecenderungan yg tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test
saja...

dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya
sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual..

Mudah2an bermanfaat...

Ferdi R.
-Consultant OPG-




Innaka, Riky

.com cc:
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
28/04/2006 03:14
PM
Please respond to
iagi-net






Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC
dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition
related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau
tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Shofiyuddin
Sekedar bagi pengalaman saja, terkadang ops and petrophysicist berbeda
pendapat. Sebagai contoh dapat saya sebutkan disini

Case 1
Design wireline program

- PEX
- MDT
- DSI-FMI
- Dsb dsb ..

Saya cuma bilang ke mereka lebih baik MDT dilakukan setelah DSI-FMI karena
kita akan punya waktu yang cukup. Ini terjadi lho! Si doi langsung angkat
... setuju!

Case 2
Ada lagi yang naro sekala 10 - 20 untuk caliper padahal lobangnya  17.5.
Saya usul ke dia supaya skalanya diganti menjadi 15-25 supaya kalo ada
washed out hole masih dibaca dengan enak tanpa adanya wrapping  si doi
ngotot  ini diputusin ama bos! ini terjadi juga lho ... wah ngalah deh
sama yang kayak ginian .

Case 3
Mau run dual combo dan saya lihat tidak ada bow spring di netron  sementara
posisi density tool mendekati MSFL dan cukup jauh dari neutron  si doi
tenang aja . saya yang sewot, akhirnya bilang ke bos supaya ditambah bow
spring, bos langsung action, si doi tetep adem ayem ... kayaknya nothing
happen aza ...

Case 4
Si doi memutuskan berhenti drilling karena resistivity drop dari 10 menjadi
1, sementara total gas masih cukup tinggi dan ada perubahan dari gak ada oil
show menjadi ada oil show, mereka ambil mdt dan memutuskan bahwa zona
tersebut air.
Setelah diteliti satu persatu, akhirnya ketemu bahwa dari mdt point,
semuanya menunjukkan minyak (mobility ok, diatas 50 md). Setelah debit debat
sana, ternyata si doi bilang bahwa gradient yang dibuat hanya melalui satu
titik saja dan dibuat saja berdasarkan asumsi 0.44 psi/ft  setelah
ditelusuri dia bilang lesson and learnt dari sumur sebelah . saya cuma
bilang ke doi ... kamu udah ngubur potensi oil leg seratus meter! 
management binung! .. operation geologist mesam mesem  mungkin bener
mungkin juga salah, namanya juga manusia  ... he he ...

Case 5
Pernah suatu kali si doi mau cancel sidewall core (percussion) dan team
masih mau run, datanglah ramai ramai diskusi, saya bilang ke doi  kenapa
ente mau cancel, eh gak nyangka si doi bilang ... itu kpi saya, sebab kalo
stuk, saya yang disalahin, kpi drop 
akhirnya saya nunjukin statistik wireline operation selama 60 jam terakhir
dan coba convin si doi ... eh ladalah ... oke, sekarang di run  akhirnya
sukses lho, nothing happen

Case 6
Perjalanan ke afrika untuk lihat lihat mudlogging dan wireline kontraktor
disana. Si doi udah dua minggu disana sebelum saya dan qc semuanya
(wireline) and bilang ama big bos  gak ada isu dan masalah bos ... oke
oke aja  seminggu kemudian saya datang ke site, dua hari nyempetin lihat
wireline unit . dan bilang ama bos . bos bos . urgent urgent,
harus segera bertindak karena mereka gak punya ini gak punya itu  eh si
bos ngerojer  dan bilang kepada saya  kenapa si doi bilang gak ada
masalah? .

Case 7
... wah doi marah nanti nih .
Maaf, tidak bermaksud bahwa ops itu tahu semuanya tapi kadangkala opininya
bisa dipake juga ... gitu lho ..

Sekarang saya lagi review mdt data yang diinterpretasikan oleh si doi water
.. hmmm  kalo dilihat dari mudlog dan wirelinenya kayaknya ada
potensi gas dan light oil ...hmmm . di sumur sebelahnya, bos
si doi berusaha ngencel log mdt di zona yang dianggap air dan tight 
akhirnya setelah bibir agak dower, team bilang ... oke run saja dan see what
happen  akhirnya bisa ngambil gas di zona yang disangka air dan tim
ngetes ... he he ... keluar 120 bopd! . si doi bilang : bener khan? (gak
tahu yang bener si doi atau yang laennya).

see you next week ... disini besok senin libur . aku cerita doi yang
disini ya, bukan di negeri tercinta! kalo disono doinya pasti gut .. gut lah
...



On 4/28/06, Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Setuju Mas Ferdi,

 Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman
 saya di tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada
 saat kita drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan
 dimana saja pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid,
 jenis toolnya apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan
 dibawah.

 Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang
 pretest job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan
 berarti Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya
 dikembalikan sajalah ke fungsi yang seharusnya.

 Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya
 Seriues), perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang
 berikutnya.

 Terimakasih Sharing Info-nya Mas.

 Salam - Riky


 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

 man teman..

 mungkin saya bisa sharing .
 kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
 saat di kantor pengambilan keputusan 

[iagi-net-l] overbalanced drilling, gimana hasil test nya?{ was Re: [iagi-net-l] Pressure data QC ...

2006-04-28 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
 
mau ikutan nanya ttg test data.
 
saya lagi evaluasi suatu sumur yang di dril sekitar 1970 an,  menurut hasil 
evaluasi beberapa tahun kemudian mudweight nya terlalu tinggi, jadi 
overbalanced gitu.
dan perbedaan pressure dari mud dengan formasi sekitar 800 an psi.
Pertanyaan saya, apakah hasil RFT nya bisa dipakai (valid?), RFT nya menyatakan 
bahwa itu adalah tight zone, 
Neutron dan Density curve saling mendekati, dan gamma ray sangat jelas 
menyatakan sand (perbedaan GR value nya rata2 lebih rendah  60 unit dari shale 
diatas nya.)
porosity rata2 dari Neutron dan density sekitar 12 % persen, kedalaman 1 an 
feet.
 
ada gas reading kecil di C1 sampai C4
 
drilling di stop setelah masuk 20 an  feet di zone tsb. karena takut sama 
overpressure(dari shale yang diatasnya) , dan dianggap bahwa tidak ada lagi 
zone yang bisa ekonomis (karena porosity dst)
 
hal lain yang saya ingin diskusikan...
awalnya saya pikir limestone karena respons dari seismic (rock physics dan 
geomophology nya), jadi saya minta tolong petrophysicist nya me run MN plot dan 
lithology calculation/recognition yang lain nya.  hasilnya petrophysicistnya 
tetap yakin itu sandstone.
 
saya jadi mikir2, sandstone nya koq keras banget. apakah mungkin itu adalah 
beach sand dimana sand nya halus dan cukup widespread, dan di kotori dengan 
pecahan2 shell binatang laut dll.  (oh ya... di cutting disebut ada ketemu 
calcareous fragment, tetapi percentage nya kecil saja).  butir2an sand nya 
variasi (saya check dulu apakah ada coarse grain, saya lupa dan tidak 
ngutak-ngatik well ini selama 2 minggu terakhir)

umurnya late oligocene sampai early miocene ( di Malay basin tidak ada atau 
belum ada  sumur yang penetrasi limestone di tertiary nya, yang ada limestone 
di pre-tertiary (outcrop))

terima kasih sebelumnya atas jawaban/diskusi Ibu2/Bapak2.
 
salam,
frank
 







-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above.  It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
saya juga mu share sedikit...
ini pengalaman disini di carigali,  untuk bisa meng claim reserve, tidak cukup 
dengan OFA dan pressure plot, walaupun ini appraisal well.  minyak/gas nya 
harus diangkat ke atas dan di lihat.
saya pernah dapat problem seperti ini, dan yang disalahkan adalah saya karena 
menurut RCT(reserve committe team) prosedur nya sudah jelas.  padahal pada 
waktu drilling saya sudah mengemis-ngemis untuk pake uang budget sisa untuk 
ambil sample di zone tsb. (budget sisa karena  program DST di tolak).
 
fbs


- Original Message 
From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56:02 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? *
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal
buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir
yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir
seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.*
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk
apa di gradient
lagi yah mas?
*gradient tetap diperlukan karena: *
*1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
*2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
*malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu
saja). *
*Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya pretest
gradient itu reliable lho.*

*salam,*
*tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi)
*
On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
 Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
 (bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
 company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
 derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
 grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat ini
 setahu saya tidak digunakan lagi.

 Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
 PT.
 Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than 1
 dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
 salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
 applicable untuk very low mobility.

 Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
 significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT tersebut
 hanyalah kestabilan temperature dalam tool yang dapat mempengaruhi
 pembacaan Quartz gauge nya yang tentu saja berpengaruh dalam keakuratan
 PT valuenya.
 Jadi konsekuensinya, Kalau kita btm-top, karena RIH cepat, maka kita
 butuh waktu yang lebih lama di bottom (sebelum PT#1) agar temperature di
 gauge sudah stabil sebelum melakukan PT.

 Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient
 lagi yah mas?
 Bukankah gradient nya dilakukan untuk mengetahui fluidnya yang sudah
 diketahui dari LFA nya.  Karena pressure gradient sangat banyak
 keterbatasannya.

 Sekian

 -Original Message-
 From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, April 

Re: [iagi-net-l] Batuan Hitam dari Kerak Bumi

2006-04-28 Terurut Topik budi santoso

Mengutip dari tulisan wartawan kompas via e-mail mas
soegiri tentang lapisan kerak dan lapisan mantel di
bawah;

Maaf, kalau tidak salah 'lapisan' mantel justru berada
di bawah 'lapisan' kerak bumi tempat kita berpijak
saat ini, maklum mungkin si wartawan bukan
'geologist', bukan istri/suami/pacar dari seorang
'geologist' jadi hal ini bisa terjadi.

Lapisan
batuan berwarna hitam yang disebut gabbro tersebut
berasal dari lapisan kerak yang masih utuh sebelumnya.
Lapisan kerak adalah bagian perut Bumi yang berada di
bawah lapisan mantel tempat kita
berpijak sekarang.


--- soegiri [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Berita Kompas Hari ini...
 


 ==
 
 Batuan Hitam dari Kerak Bumi
 
 
 
 Meskipun masih jauh dari inti Bumi, para ilmuwan
 telah mengebor dasar laut
 sekitar 1,6 kilometer. Pengeboran sedalam itu
 membuahkan contoh batuan baru
 dari lapisan kerak yang masih murni.
 
 Pengeboran dilakukan dari kapal JOIDES Resolution di
 lepas pantai sekitar
 Lautan Pasifik berjarak 800 kilometer sebelah barat
 Costa Rica. Lapisan
 batuan berwarna hitam yang disebut gabbro tersebut
 berasal dari lapisan
 kerak yang masih utuh sebelumnya. Lapisan kerak
 adalah bagian perut Bumi
 yang berada di bawah lapisan mantel tempat kita
 berpijak sekarang.
 
 Sejenis batuan beku, gabbro tebentuk dari pemanasan
 lambat magma yang keluar
 dari gunung-gunung api di dasar laut. Selain gabbro,
 tim juga mengangkat
 lapisan-lapisan kerak lainnya.
 
 Dengan mempelajari gabbro dan lapisan-lapisan
 tersebut, para ilmuwan dapat
 memahami proses pembentukan dan struktur dasar laut
 dengan lebih baik. Kedua
 hal perlu mendapat perhatian karena proses inilah
 yang mempengaruhi
 pergerakan lempeng tektonik, pembentukan gunung api,
 dan menjadi penyebab
 gempa maupun letusan gunung berapi.
 
 Proses ini terjadi hampir pada 60 persen permukaan
 Bumi dan masih terus
 terjadi sehingga memicu perubahan posisi dasar
 lautan sejak 180 juta tahun
 lalu, kata salah satu peneliti Douglas Wilson dari
 Universitas California,
 Santa Barbara, AS. Untuk memahami sifat-sifat
 permukaan planet, pengetahuan
 tentang hal tersebut sudah selayaknya dikuasai.
 
 Mempelajari dasar laut dan lapisan di bawahnya juga
 akan membantu para
 ilmuwan mempelajari bagaimana gunung api di dasar
 laut dan retakan panas di
 dasar laut mengubah komposisi kimia air laut. Hasil
 penelitian ini dimuat
 dalam jurnal Science edisi online 21 April.
 
 
 

-
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 
 IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Tanya Pengda IAGI JABAR

2006-04-28 Terurut Topik Budi Santoso
Dear all,
   
  Kebetulan saya salah seorang mahasiswa di Bandung. Mau tanya tentang pengurus 
Pengda IAGI JABAR kalo bisa Nama plus E-mail nya? Mungkin ada yang bisa memberi 
informasi?
  Sekedar ingin menjalin Link dan siapa tau ada kegiatan positif yang bisa join 
antara rekan-rekan mahasiswa dan IAGI. 
  Terima Kasih.
   
  Salam,
   
   
  Budi Santoso


-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates 
starting at 1cent;/min.

[iagi-net-l] rencana perjalanan was:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-28 Terurut Topik Noor Syarifuddin
setuju pak Awang...
Kalau jaman diksar dulu ada mata pelajaran rencana perjalanan, nah
kelihatannya yang ini kita-kita males untuk melakukannya.

Kalau liburan biasanga : Besok aku mo ke Yogya ah. ngapain di sana ? ya
liat-liat aja he he  he
Sementara para bule itu sebelum pergi udah baca lonely planet atau browsing
internet, jadi dia tahu kalau di yogya ada bakmi jawa yang enak di pojok
kraton dst..dst...
Jadi jangan kaget kalau mereka lebih tahu dari kita...

a+

- Original Message -
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, April 28, 2006 3:18 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Mengapa turis2 manca negara itu lebih well informed, karena mereka rajin
membaca buku2 tebal soal turisme (termasuk diving, surfing, trekking,
mountaineering, birding - mengamati burung) di Indonesia. Coba lihat turis2
itu, biasanya mereka membawa kemana-mana buku2 panduan wisata. Dan, buku2
tourism guide macam yang diterbitkan Periplus, Singapura atau Lonely Planet,
Australia sudah lebih dari cukup sebagai panduan perjalanan : memberi
background yang kaya dan praktis untuk diikuti dan direalisasikan.

Buat kita orang Indonesia, buku2 itu juga penting. Untuk belajar soal
terumbu karang Indonesia misalnya, kita bisa baca buku Diving Indonesia
(Periplus), karena buku ini memberikan background (termasuk geologinya) yang
kaya dengan foto-foto yang menakjubkan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 7:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Abah (eh ini jadi geoturism),

Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving.
Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua, di
sana ada penginapan.  Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan.  Waktu
saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well
informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling
di sana.


Parvita







[EMAIL PROTECTED]
04/27/2006 10:16 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc:
Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING



   Vita


   Siapa itu pak Yanto ya ?
   Trima kasih infonya ya.
   Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus
   dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ?
   Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ?

   Si Abah.

___

  Pak Yanto dan rekan-rekan,

 Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini
 berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di
 sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat hiu2
 dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.  Kalau
 dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau dari
 Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish adalah
 ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu kita
 nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat macam
 jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini.

 Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di
seluruh
 dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.  Mustinya
 tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih yang ke sana
 dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.  Mungkin teman2
yang
 di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban sendiri
 tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik di
 pantainya.

 Salam,

 Parvita Siregar







 [EMAIL PROTECTED]
 04/27/2006 09:50 AM
 Please respond to iagi-net


 To: iagi-net@iagi.or.id
 cc:
 Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


  Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk
ke
 danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit.
 Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih
 rimbun.
 Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah
 patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah.  Tanpa
 pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort di daerah situ
 (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini,
 yang memiliki stingless jellyfish.


VITA

Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh .
stingless yellyfish teh naon .
Maaf tolong pencerahannya .

Si- Abah



 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)


Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-28 Terurut Topik Noor Syarifuddin
Pak Toto,
Menurut saya kok apapun alasannya hal itu tidak seharusnya diijinkan
sama saja kita memberi ijin bunuh diri namanya
Di negara mereka saya kira juga sama, ijinnya juga gak bakalan keluar..

salam,

- Original Message -
From: Toto Santosa [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, April 28, 2006 3:29 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Rekans.
Dapat info dari Yogya, bahwa pada waktu ini disana ada beberapa turis
mancanegara yang ingin mengetahui mengenai Gg. Merapi lebih dekat dengan
mengadakan perjalanan ke arah gunung (tidak dijelaskan seberapa dekat).
Hanya saja katanya mereka telah membuat surat pernyataan kepada pihak
yang berwenang bahwa mereka melakukan perjalanan tersebut dengan kondisi
kalau ada bencana tidak ditanggung yang berwenang (bukan ditanggung
tidak ada bencana). Wawloohualam.
Wassalam.
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 8:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Mengapa turis2 manca negara itu lebih well informed, karena mereka rajin
membaca buku2 tebal soal turisme (termasuk diving, surfing, trekking,
mountaineering, birding - mengamati burung) di Indonesia. Coba lihat
turis2 itu, biasanya mereka membawa kemana-mana buku2 panduan wisata.
Dan, buku2 tourism guide macam yang diterbitkan Periplus, Singapura atau
Lonely Planet, Australia sudah lebih dari cukup sebagai panduan
perjalanan : memberi background yang kaya dan praktis untuk diikuti dan
direalisasikan.

Buat kita orang Indonesia, buku2 itu juga penting. Untuk belajar soal
terumbu karang Indonesia misalnya, kita bisa baca buku Diving Indonesia
(Periplus), karena buku ini memberikan background (termasuk geologinya)
yang kaya dengan foto-foto yang menakjubkan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 7:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Abah (eh ini jadi geoturism),

Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving.
Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua,
di
sana ada penginapan.  Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan.  Waktu

saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well
informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling

di sana.


Parvita







[EMAIL PROTECTED]
04/27/2006 10:16 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc:
Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING



   Vita


   Siapa itu pak Yanto ya ?
   Trima kasih infonya ya.
   Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus
   dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ?
   Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ?

   Si Abah.

___

  Pak Yanto dan rekan-rekan,

 Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini
 berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di
 sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat
 hiu2 dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.
 Kalau dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau

 dari Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish

 adalah ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu
 kita nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat
 macam jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini.

 Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di
seluruh
 dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.
 Mustinya tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih
 yang ke sana dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.
 Mungkin teman2
yang
 di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban
 sendiri tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik

 di pantainya.

 Salam,

 Parvita Siregar







 [EMAIL PROTECTED]
 04/27/2006 09:50 AM
 Please respond to iagi-net


 To: iagi-net@iagi.or.id
 cc:
 Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


  Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk
ke
 danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik
 bukit. Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya
 masih
 rimbun.
 Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar
 sudah patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya
 patah.  Tanpa pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort
 di daerah situ (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua
 fenomena di dunia ini, yang memiliki stingless jellyfish.


VITA

Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh .
stingless yellyfish teh naon .
Maaf tolong pencerahannya 

Re: [iagi-net-l] Tanya Pengda IAGI JABAR

2006-04-28 Terurut Topik lambok
Yth : Budi Santoso

Pada saat ini Pengurus Daerah IAGI PengDa Jawa Barat dan Banten sedang dalam
masa pergantian. Untuk Sementara, apabila ada hal yang perlu dibantu silahkan
menghubungi memalui email saya dahulu.

Terimakasih

Lambok M. Hutasoit

-
Laboratorium Simulasi Numerik - Hidrogeologi
Kelompok Keahlian Geologi Terapan
Program Studi Teknik Geologi, FIKTM - ITB
Jl. Ganesa 10 Bandung 40132 Tel./Fax. : 022-2534262


 Dear all,

   Kebetulan saya salah seorang mahasiswa di Bandung. Mau tanya tentang
 pengurus Pengda IAGI JABAR kalo bisa Nama plus E-mail nya? Mungkin ada
 yang bisa memberi informasi? Sekedar ingin menjalin Link dan siapa tau ada
 kegiatan positif yang bisa join antara rekan-rekan mahasiswa dan IAGI.
 Terima Kasih.

   Salam,


   Budi Santoso


 -
 Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates
 starting at 1cent;/min.


-- 
Lambok M. Hutasoit
Laboratorium Simulasi Numerik - Hidrogeologi
Kelompok Keahlian Geologi Terapan
Program Studi Teknik Geologi, FIKTM - ITB
Jl. Ganesa 10 Bandung 40132 Tel./Fax. : 022-2534262



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-