[iagi-net-l] Geological Reasons for Demise of Old Hindu Mataram Kingdom (was RE: [iagi-net-l] Hipotesis Telaga Borobudur dan Letusan Merapi AD 1006)
Mungkin perlu dicermati publikasi van Bemmelen (1956) dalam Verhandelingen van het Koninklijk Nederland Geologie Mijnbouw Genootschap, v. XVI, p. 20-36. Ada satu prasasti berangka tahun 1041 AD tentang maklumat Erlangga di tempat pertapaannya di Jawa Timur. Prasasti ini terkenal sebagai Prasasti Kalkuta karena prasasti ini telah dibawa ke Kalkuta oleh Raffles semasa ia jadi gubernur jenderal di Hindia Belanda (1811-1816 AD). Prasasti ini diterjemahkan oleh Kern, ahli epigrafi terkenal pada zamannya. Prasasti ini memuat tentang kerusakan kerajaan (Mataram Hindu di Jawa Tengah)pada tahun 928 Syaka (+ 78 = 1006 AD). Kern menafsirkan bahwa kerusakan itu simbolik, maksudnya peperangan. Tetapi, van Labberton, ahli sejarah dan seorang epigraf juga, menafsirkan bahwa kerusakan itu kerusakan akibat bencana alam. Buku terkenal van Krom tentang Sejarah Hindu Jawa menyebutkan kepindahan Mataram Hindu dari Jawa Tengah ke Jawa Timur disebabkan oleh banyak hal : peperangan destruktif, volcanic calamity, dan epidemi. Pindahnya Kerajaan Mataram Hindu ke Jawa Timur pada abad ke 10, menurut van Bemmelen (1956) ada dua sebab : (1) sedimentasi pelabuhan Mataram Hindu di Bergota - Semarang sekarang, dan (2) erupsi besar (volcanic calamity) Merapi di sekitar 1000 AD. Sebagai sebuah kerajaan besar, Mataram Hindu punya pelabuhan untuk berhubungan dengan kerajaan lain dan perdagangan. Dipilihnya pantai utara sebab pantai selatan tak cocok sebagai pelabuhan karena gelombang dan ombakya besar, berbahaya buat perahu-perahu pada masa itu. Di pantai utara, dipilihnya daerah pantai Bergota (di tengah kota Semarang saat ini) yang terlindung oelh sebuah pulau di utaranya, mirip laguna setengah terbuka, sangat cocok untuk pelabuhan pada masa itu. Waktu itu, garis pantai di sekitar Semarang adalah di wilayah Perbukitan Candi (selatan Semarang sekarang). Keterangan ini didasarkan van Bemmelen pada penyelidikan lapangannya dan tulisan2 van Berkum di koran De Locomotief (1939). Van Berkum adalah sekretaris kota Semarang pada zaman Belanda. Pendapat ini juga dikuatkan oleh tulisan2 pedagang Arab-Persia Abu Zaid pada sekitar 916 AD. Disebutkan oleh Abu Zaid bahwa Bergota adalah sebuah pelabuhan dari sebuah Kerajaan Hindu di pedalaman. Kali Garang (Semarang) bermuara di wilayah Bergota ini. Van Bemmelen memetakan kota Semarang dari 1940-1941 sebagai lembar peta Semarang-Ungaran (sheet 73-74 skala 1:100.000). van Bemmelen mengeluarkan peta kota itu dari tiap zaman, dari tahun 1695-1940. Peta-peta ini dengan jelas menggambarkan akresi pantai dari zaman ke zaman. Pantai bertambah maju 8 meter per tahun, bahkan sejak 1847 menjadi 12 meter per tahun. Sedimentasi pantai terjadi dengan intensif. Ini akibat penggundulan hutan di selatan Semarang dan napal dan lempung lunak Pliosen di sayap utara Gunung Ungaran makin tererosi dan terdeposisi di wilayah ini. Sedimentasi ini telah terjadi sejak abad ke-10. Para penguasa Mataram Hindu melihat bahwa pelabuhannya di Bergota dari tahun ke tahun semakin dangkal dan sempit akibat akresi pantai. Inilah salah satu penyebab Sindok, raja di Mataram Hindu memutuskan memindahkan kerajaannya ke Jawa Timur di mana ada pelabuhan Ujung Galuh di estuary Brantas River. Sebuah kerajaan yang sehat harus punya pelabuhan tentunya. Tetapi, apakah karena sedimentasi pelabuhan Bergota itu saja lantas Mataram Hindu tak pernah terdengar lagi beritanya di sejarah Jawa, hilang lima abad sampai kemudian pada abad ke-16 muncul kembali sebagai Mataram Islam ? Tidak, kata van Bemmelen, Merapi telah menyebabkan death-blow kepada Mataram Hindu, memunahkan peradabannya yang jaya. Inskripsi (tulisan) di Prasasti Kalkuta menggunakan kata Sanskerta arnawa yang digunakan untuk menggambarkan suatu bencana, banjir besar volcanic mud flows (lahar) (van Labberton, 1922 - Natuurk. Tijdschr. V. Nederland Indie, vol. 81). Kata Prof. C.C. Berg, epigraf dan sejarahwan, arnawa atau ekarnawa artinya Lautan Susu. Mitologi Hindu menyebutkan bahwa lautan susu ini diaduk oleh para dewa pada awal zaman untuk keabadian. Inskripsi di prasasti berbunyi Jawa seperti sebuah lautan susu - Jawa dalam keadaan chaos ! Dari chaos itu timbullah keabadian. Begitulah yang dituliskan Erlangga pada 1041 AD. Raja-raja Jawa percaya mati dan lahirnya raja baru selalu disertai letusan gunungapi yang hebat ! (Coba cek buku Tahta untuk Rakyat biografi Sri Sultan Hamengku Buwono IX, di covernya digambarkan Sang Sultan di depan Merapi yang sedang meletus). Inskripsi di Prasasti Kalkuta menceritakan : orang hidup senang seperti di Negri Indra (indra = gunung) sampai akhirnya Mahapralaya menimpa Jawa, kraton hancur dan kerajaan pun mati. Hanya Erlangga yang dapat melarikan diri bersama seorang teman ke Pegunungan Selatan, di sana hidup sekian tahun lamanya sebagai pertapa, sebelum akhirnya mereka pergi ke Jawa Timur dan mendirikan kerajaan di sana. Sampailah kita ke pertanyaan, apakah letusan paroxysmal (hebat) Merapi
RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur mekanik. Terutama untuk Development Field. Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] To: 'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id a.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and 28/04/2006 12:05 Interpretation PM Please respond to iagi-net Mas Tony, 1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur). Nahwa kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya. Kalau kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya. 2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien yg berbeda bisa : - tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama), - berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda), - berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat per satuan interval kedalaman) 3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column A R I E F B U D I M A N Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone: (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation *Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya alami.* ** Mas Shofi wrote :adakah pitfall untuk interpretasi dari LFA/OFA ini? *ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)* apakah kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh permeability barrier and not communication with other sand body? *menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in communication, they're maybe in communication in geology-time but not necessarily in production time.* *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi in-comunication dalam masa produksi ?* Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient lagi yah mas? *gradient tetap diperlukan karena: * *1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA * *2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak* *malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona
RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
Tidak setuju (boleh nggak ya?) MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada. Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur mekanik. Terutama untuk Development Field. Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] To: 'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id a.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and 28/04/2006 12:05 Interpretation PM Please respond to iagi-net Mas Tony, 1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur). Nahwa kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya. Kalau kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya. 2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien yg berbeda bisa : - tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama), - berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda), - berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat per satuan interval kedalaman) 3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column A R I E F B U D I M A N Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone: (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation *Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya alami.* ** Mas Shofi wrote :adakah pitfall untuk interpretasi dari LFA/OFA ini? *ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)* apakah kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh permeability barrier and not communication with other sand body? *menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in communication, they're maybe in communication in geology-time but not necessarily in production time.* *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data
RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
Seharusnya begitu, namun ada koreksi Petrophysict bukan meng-QC tapi meng-guide reservoir engineer untuk picking point untuk test atau sampling QCnya diserahkan saja pada Reservoir engineer on board. Wellsite/Ops Geologist pulang untuk membuat final field report dan siap2 untuk next well A R I E F B U D I M A N Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone: (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: Innaka, Riky [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 2:14 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation Tidak setuju (boleh nggak ya?) MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada. Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur mekanik. Terutama untuk Development Field. Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] To: 'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id a.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and 28/04/2006 12:05 Interpretation PM Please respond to iagi-net Mas Tony, 1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur). Nahwa kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya. Kalau kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya. 2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien yg berbeda bisa : - tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama), - berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda), - berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat per satuan interval kedalaman) 3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column A R I E F B U D I M A N Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone: (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation *Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya alami.* ** Mas Shofi wrote :adakah pitfall untuk interpretasi dari LFA/OFA ini? *ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)* apakah kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh permeability barrier and not communication with other sand body? *menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in communication, they're maybe in communication in geology-time but not necessarily in production time.* *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi in-comunication dalam masa produksi ?* Mas Romdoni wrote : Just curious,
Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
trus geophysicist-nya ngapain dong? :) --pta On 28/04/06, Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Seharusnya begitu, namun ada koreksi Petrophysict bukan meng-QC tapi meng-guide reservoir engineer untuk picking point untuk test atau sampling QCnya diserahkan saja pada Reservoir engineer on board. Wellsite/Ops Geologist pulang untuk membuat final field report dan siap2 untuk next well - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
man teman.. mungkin saya bisa sharing . kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise... saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan suatu point untuk di test.. 1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir depletion...intinya dari segi operation dan cost... 2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log berdasarkan run#1 (biasanya triple combo) setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final decision untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk important reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis.. kalo disini...tergantung fieldnya ada beberapa field yg tidak membutuhkan lagi pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu sendiri dan juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan kecenderungan yg tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test saja... dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual.. Mudah2an bermanfaat... Ferdi R. -Consultant OPG- Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id .comcc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation 28/04/2006 03:14 PM Please respond to iagi-net Tidak setuju (boleh nggak ya?) MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada. Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur mekanik. Terutama untuk Development Field. Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] To: 'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id a.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and 28/04/2006 12:05 Interpretation PM Please respond to iagi-net Mas Tony, 1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur). Nahwa kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya. Kalau kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya. 2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien yg berbeda bisa : - tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama), - berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda), - berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat per satuan interval kedalaman) 3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column A R I E F B U D I M A N Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone: (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation *Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya alami.* ** Mas Shofi wrote :adakah pitfall untuk interpretasi dari LFA/OFA ini? *ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada tapi juga
Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
MDT acqusition sudah pasti HARUS dilakukan oleh Wireline Field Engineer :-) - Original Message From: Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, 28 April, 2006 3:14:21 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation Tidak setuju (boleh nggak ya?) MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada. Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur mekanik. Terutama untuk Development Field. Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] To: 'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id a.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and 28/04/2006 12:05 Interpretation PM Please respond to iagi-net Mas Tony, 1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur). Nahwa kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya. Kalau kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya. 2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien yg berbeda bisa : - tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama), - berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda), - berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat per satuan interval kedalaman) 3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column A R I E F B U D I M A N Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone: (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation *Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya alami.* ** Mas Shofi wrote :adakah pitfall untuk interpretasi dari LFA/OFA ini? *ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)* apakah kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh permeability barrier and not communication with other sand body? *menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in communication, they're maybe in communication in
RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
Lho bukannya roughneck? Mulai kapan berubah? :) juga ah A R I E F B U D I M A N Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone: (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 3:26 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation MDT acqusition sudah pasti HARUS dilakukan oleh Wireline Field Engineer :-) - Original Message From: Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, 28 April, 2006 3:14:21 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation Tidak setuju (boleh nggak ya?) MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada. Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur mekanik. Terutama untuk Development Field. Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] To: 'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id a.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and 28/04/2006 12:05 Interpretation PM Please respond to iagi-net Mas Tony, 1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur). Nahwa kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya. Kalau kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya. 2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien yg berbeda bisa : - tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama), - berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda), - berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat per satuan interval kedalaman) 3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column A R I E F B U D I M A N Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone: (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation *Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya alami.* ** Mas Shofi wrote :adakah pitfall untuk interpretasi dari LFA/OFA ini? *ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)* apakah kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh permeability barrier and not communication with other sand body? *menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in communication, they're maybe in communication in geology-time but not necessarily in production time.* *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi in-comunication dalam masa
[iagi-net-l] Corrosion Control in Oil and Gas Production (Bali, May 22-25, 2006)
Dear All, The Indonesian Petroleum Association (IPA) will conduct a 4-days course entitled Corrosion Control in Oil and Gas Production. The course will be held in Bali from May 22-25, 2006 and will be taught by Dr. Yves Gunaltun of Total EP, France. This course is mainly practical. Theoretical part is limited to minimum required for understanding of corrosion process. The course objective is to give general but quite detailed information to engineers involved in corrosion, inspection, design and maintenance. The course can be attended by young corrosion engineers. Corrosion course includes internal corrosion by CO2 and H2S, top of line corrosion, hydrogen embrittlement, bacteria corrosion, sand erosion, control of internal corrosion by chemicals and corrosion resistant alloys, corrosion monitoring, external corrosion and its control by painting, coating and cathodic protection. Dr. Gunaltun is graduated chemical engineer. He has a PhD degree in electrochemistry and analytical electrochemistry from INPG (France). He joined Total in 1982 as corrosion engineer. He was seconded to ZADCO (Abu Dhabi -UAE) from mid 1987 to end of 1992 as senior corrosion engineer. Then he was seconded to Qatargas (Houston - USA) mid 1993 as material engineer for LNG project. Since mid 1994 he is in the technology division of Total EP in charge of developments projects and technical assistance for Brunei, Indonesia, Thailand, Myanmar, Azerbaijan, Kazakhstan and Russia. He has been involved in RD projects in Ohio University and IFE (Norway). He gives lectures in some universities in France, USA, Turkey, Algeria, Thailand and Indonesia. The course fee is US$ 1,450 for IPA Members and US$ 1,550 for Non- IPA Members. The course fee includes hotel accommodation for 5 (five) nights. Please let me know if you have any questions; I can be reached by e-mail at: [EMAIL PROTECTED] My best regards, Dr. H.L. Ong Chairman - Continuing Education IPA Professional Division Committee *** FLYER *** == INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION Professional Division Committee CORROSION CONTROL IN OIL AND GAS PRODUCTION Dates : May 22 - 25, 2006 (4 days course) Instructor : Dr. Yves Gunaltun - TOTAL EP, FRANCE Venue : Hotel Padma Bali Cost : US$ 1,450.00 (IPA Members) US$ 1,550.00 (Non-IPA Members) Includes: hotel accommodation for 5 (five) nights PLEASE REGISTER AS SOON AS POSSIBLE TO THE IPA SECRETARIAT Wisma Kyoei Prince, 17th Floor (Suite 1701) Jln. Jendral Sudirman Kav.3 - Jakarta 10220 - Indonesia Phones: 572-4284, 572-4285, 572-4286 - Fax. : 572-4259 E-mail address: [EMAIL PROTECTED] or [EMAIL PROTECTED] WHO SHOULD ATTEND Engineers involved in design, corrosion control, corrosion monitoring, inspection and maintenance. COURSE OUTLINE Corrosion course includes internal corrosion by CO2 and H2S, top of line corrosion, hydrogen embrittlement, bacteria corrosion, sand erosion, control of internal corrosion by chemicals and corrosion resistant alloys, corrosion monitoring, external corrosion and its control by painting, coating and cathodic protection. Course is mainly practical. Theoretical part is limited to minimum required for understanding of corrosion process. The course objective is to give general but quite detailed information to engineers involved in corrosion, inspection, design and maintenance. The course can be attended by young corrosion engineers. ABOUT THE INSTRUCTOR - Dr. Gunaltun is graduated chemical engineer. He has a PhD degree in electrochemistry and analytical electrochemistry from INPG (France). He joined Total in 1982 as corrosion engineer. He was seconded to ZADCO (Abu Dhabi -UAE) from mid 1987 to end of 1992 as senior corrosion engineer. Then he was seconded to Qatargas (Houston - USA) mid 1993 as material engineer for LNG project. Since mid 1994 he is in the technology division of Total EP in charge of developments projects and technical assistance for Brunei, Indonesia, Thailand, Myanmar, Azerbaijan, Kazakhstan and Russia. He has been involved in RD projects in Ohio University and IFE (Norway). He gives lectures in some universities in France, USA, Turkey, Algeria, Thailand and Indonesia. He is cathodic protection specialist certified NACE level 4 Vice chairman of CO2 corrosion symposium - NACE 2004 Chairman of CO2 corrosion symposium - NACE 2005 Member of NACE and European Federation of corrosion - AGENDA - Day 1 : Introduction to oil and gas production Corrosion mechanism Internal metal loss corrosion: * CO2 and H2S metal loss corrosion * Top of line corrosion * Galvanic corrosion, Bacteria corrosion, Sand erosion *
RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
Setuju Mas Ferdi, Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman saya di tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada saat kita drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan dimana saja pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid, jenis toolnya apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan dibawah. Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang pretest job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan berarti Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya dikembalikan sajalah ke fungsi yang seharusnya. Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya Seriues), perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang berikutnya. Terimakasih Sharing Info-nya Mas. Salam - Riky -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation man teman.. mungkin saya bisa sharing . kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise... saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan suatu point untuk di test.. 1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir depletion...intinya dari segi operation dan cost... 2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log berdasarkan run#1 (biasanya triple combo) setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final decision untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk important reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis.. kalo disini...tergantung fieldnya ada beberapa field yg tidak membutuhkan lagi pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu sendiri dan juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan kecenderungan yg tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test saja... dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual.. Mudah2an bermanfaat... Ferdi R. -Consultant OPG- Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id .comcc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation 28/04/2006 03:14 PM Please respond to iagi-net Tidak setuju (boleh nggak ya?) MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada. Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur mekanik. Terutama untuk Development Field. Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] To: 'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id a.com cc:
RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
ha,,ha,,,ha,,, kalimat Ops Geo atau Wellsite Geo kan manusia juga membuat saya tertawa,,, Tapi saya setuju sekali dengan Reservoar Geo/Eng yang seharusnya berada di Rig site unit saat Pressure Test job,,, Soalnya mereka yang benar2 berkepentingan dengan data tersebut,,, Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju Mas Ferdi, Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman saya di tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada saat kita drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan dimana saja pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid, jenis toolnya apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan dibawah. Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang pretest job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan berarti Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya dikembalikan sajalah ke fungsi yang seharusnya. Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya Seriues), perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang berikutnya. Terimakasih Sharing Info-nya Mas. Salam - Riky -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation man teman.. mungkin saya bisa sharing . kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise... saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan suatu point untuk di test.. 1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir depletion...intinya dari segi operation dan cost... 2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log berdasarkan run#1 (biasanya triple combo) setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final decision untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk important reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis.. kalo disini...tergantung fieldnya ada beberapa field yg tidak membutuhkan lagi pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu sendiri dan juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan kecenderungan yg tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test saja... dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual.. Mudah2an bermanfaat... Ferdi R. -Consultant OPG- Innaka, Riky .com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation 28/04/2006 03:14 PM Please respond to iagi-net Tidak setuju (boleh nggak ya?) MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada. Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur mekanik. Terutama untuk Development Field. Arief Budiman 'iagi-net@iagi.or.id' a.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and 28/04/2006 12:05 Interpretation PM Please respond to iagi-net Mas Tony, 1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur). Nahwa kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya. Kalau kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya. 2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien yg berbeda bisa : - tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama), - berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda), - berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat per satuan interval kedalaman) 3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column A R I E F B U D I M A N Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone : (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM To: iagi-net@iagi.or.id
[iagi-net-l] keprihatinan atas harga minyak
Rekans Saya suka heran dengan adat bangs Indonesia ini , mengapa ya paling senang mengeritik akan tetapi tidak memberikan alternatif yang masuk akal. Baru baru ini LP3ES memberikan kritik keras kepada Kepala Bapenas yang mengemukakan wacana untuk melakukan penghematan BBM terhadap mobil pribadi, mobil pemerintah . (Koran kompas hari Selasa kalau tidak salah). Idee ini langsung disambar dengan counter ---) jangan rakyat dirugikan (). Rakyat yang mana ? Idee ini sulit untuk di-implementasika ---) Memang , tapi apakah sulit itu selalu berarti tidak ada jalan keluar ? Jadi ingat dua negara besar yang sekarang sedang yang gerah karena harga minyak yang tinggi. Amerika Serikat. Bush dalam pidatonya didepan Renewable Fuel Assoc mengatakan bahwa sudah saat-nya renewable fuel terus ditingkatkan , dan ini akan memberikan dampak kepada kesejahteraan petani , dia berkata if US argiculture strong , US will also strong. Kalimat ini di - sambut dengan tepuk tangan panjang sekali. Maka ethanol akan ditingkatkan , bahkan kilang kilang yang sudah tidak terpakai akan diubah menjadi kilang ethanol (MSN ). China . Presiden Hu , berjalan jalan sampai ke Afrika dan Amerika Selatan dalam rangka hubungan perdagangan (incl. minyak tentunya). Kita mengetahui bahwa kaki tangan perusahaan minyak maupun services mereka sangat aktif di Indonesia. Bagi rekan yang tahu mengenai US petroleum reserves , yang menurut Bush akan dilemparkan kepasaran sd musiom semi yad untuk mencegah naiknya lagio harga bbm disana(jumlahnya 30.000/hari). Tolong pencerahannya dasar hukum , sistim-, dan penyimpanan-nya. (Mungkin Mas Yo tahu ) Si- Abah. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
ala...la... coba kalau tiap ke rig buat witness mdt , dapat 100-200 dolar perday pasti baik reservoir enginner, geologist, operation geologist, wellsite geologist, petrophysicts pasti berebutan jadi witness :-)) Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+--- | | farulian panggabean | | | farulian_panggabean| | | @yahoo.com | | | | | | 28/04/2006 04:51 PM | | | Please respond to | | | iagi-net| | | | |-+--- -| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation | -| ha,,ha,,,ha,,, kalimat Ops Geo atau Wellsite Geo kan manusia juga membuat saya tertawa,,, Tapi saya setuju sekali dengan Reservoar Geo/Eng yang seharusnya berada di Rig site unit saat Pressure Test job,,, Soalnya mereka yang benar2 berkepentingan dengan data tersebut,,, Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju Mas Ferdi, Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman saya di tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada saat kita drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan dimana saja pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid, jenis toolnya apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan dibawah. Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang pretest job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan berarti Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya dikembalikan sajalah ke fungsi yang seharusnya. Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya Seriues), perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang berikutnya. Terimakasih Sharing Info-nya Mas. Salam - Riky -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation man teman.. mungkin saya bisa sharing . kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise... saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan suatu point untuk di test.. 1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir depletion...intinya dari segi operation dan cost... 2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log berdasarkan run#1 (biasanya triple combo) setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final decision untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk important reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis.. kalo disini...tergantung fieldnya ada beberapa field yg tidak membutuhkan lagi pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu sendiri dan juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan kecenderungan yg tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test saja... dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual.. Mudah2an bermanfaat... Ferdi R. -Consultant OPG- Innaka, Riky .com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation 28/04/2006 03:14 PM Please respond to iagi-net Tidak setuju (boleh nggak ya?) MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada. Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
Sekedar bagi pengalaman saja, terkadang ops and petrophysicist berbeda pendapat. Sebagai contoh dapat saya sebutkan disini Case 1 Design wireline program - PEX - MDT - DSI-FMI - Dsb dsb .. Saya cuma bilang ke mereka lebih baik MDT dilakukan setelah DSI-FMI karena kita akan punya waktu yang cukup. Ini terjadi lho! Si doi langsung angkat ... setuju! Case 2 Ada lagi yang naro sekala 10 - 20 untuk caliper padahal lobangnya 17.5. Saya usul ke dia supaya skalanya diganti menjadi 15-25 supaya kalo ada washed out hole masih dibaca dengan enak tanpa adanya wrapping si doi ngotot ini diputusin ama bos! ini terjadi juga lho ... wah ngalah deh sama yang kayak ginian . Case 3 Mau run dual combo dan saya lihat tidak ada bow spring di netron sementara posisi density tool mendekati MSFL dan cukup jauh dari neutron si doi tenang aja . saya yang sewot, akhirnya bilang ke bos supaya ditambah bow spring, bos langsung action, si doi tetep adem ayem ... kayaknya nothing happen aza ... Case 4 Si doi memutuskan berhenti drilling karena resistivity drop dari 10 menjadi 1, sementara total gas masih cukup tinggi dan ada perubahan dari gak ada oil show menjadi ada oil show, mereka ambil mdt dan memutuskan bahwa zona tersebut air. Setelah diteliti satu persatu, akhirnya ketemu bahwa dari mdt point, semuanya menunjukkan minyak (mobility ok, diatas 50 md). Setelah debit debat sana, ternyata si doi bilang bahwa gradient yang dibuat hanya melalui satu titik saja dan dibuat saja berdasarkan asumsi 0.44 psi/ft setelah ditelusuri dia bilang lesson and learnt dari sumur sebelah . saya cuma bilang ke doi ... kamu udah ngubur potensi oil leg seratus meter! management binung! .. operation geologist mesam mesem mungkin bener mungkin juga salah, namanya juga manusia ... he he ... Case 5 Pernah suatu kali si doi mau cancel sidewall core (percussion) dan team masih mau run, datanglah ramai ramai diskusi, saya bilang ke doi kenapa ente mau cancel, eh gak nyangka si doi bilang ... itu kpi saya, sebab kalo stuk, saya yang disalahin, kpi drop akhirnya saya nunjukin statistik wireline operation selama 60 jam terakhir dan coba convin si doi ... eh ladalah ... oke, sekarang di run akhirnya sukses lho, nothing happen Case 6 Perjalanan ke afrika untuk lihat lihat mudlogging dan wireline kontraktor disana. Si doi udah dua minggu disana sebelum saya dan qc semuanya (wireline) and bilang ama big bos gak ada isu dan masalah bos ... oke oke aja seminggu kemudian saya datang ke site, dua hari nyempetin lihat wireline unit . dan bilang ama bos . bos bos . urgent urgent, harus segera bertindak karena mereka gak punya ini gak punya itu eh si bos ngerojer dan bilang kepada saya kenapa si doi bilang gak ada masalah? . Case 7 ... wah doi marah nanti nih . Maaf, tidak bermaksud bahwa ops itu tahu semuanya tapi kadangkala opininya bisa dipake juga ... gitu lho .. Sekarang saya lagi review mdt data yang diinterpretasikan oleh si doi water .. hmmm kalo dilihat dari mudlog dan wirelinenya kayaknya ada potensi gas dan light oil ...hmmm . di sumur sebelahnya, bos si doi berusaha ngencel log mdt di zona yang dianggap air dan tight akhirnya setelah bibir agak dower, team bilang ... oke run saja dan see what happen akhirnya bisa ngambil gas di zona yang disangka air dan tim ngetes ... he he ... keluar 120 bopd! . si doi bilang : bener khan? (gak tahu yang bener si doi atau yang laennya). see you next week ... disini besok senin libur . aku cerita doi yang disini ya, bukan di negeri tercinta! kalo disono doinya pasti gut .. gut lah ... On 4/28/06, Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju Mas Ferdi, Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman saya di tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada saat kita drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan dimana saja pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid, jenis toolnya apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan dibawah. Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang pretest job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan berarti Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya dikembalikan sajalah ke fungsi yang seharusnya. Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya Seriues), perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang berikutnya. Terimakasih Sharing Info-nya Mas. Salam - Riky -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation man teman.. mungkin saya bisa sharing . kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise... saat di kantor pengambilan keputusan
[iagi-net-l] overbalanced drilling, gimana hasil test nya?{ was Re: [iagi-net-l] Pressure data QC ...
mau ikutan nanya ttg test data. saya lagi evaluasi suatu sumur yang di dril sekitar 1970 an, menurut hasil evaluasi beberapa tahun kemudian mudweight nya terlalu tinggi, jadi overbalanced gitu. dan perbedaan pressure dari mud dengan formasi sekitar 800 an psi. Pertanyaan saya, apakah hasil RFT nya bisa dipakai (valid?), RFT nya menyatakan bahwa itu adalah tight zone, Neutron dan Density curve saling mendekati, dan gamma ray sangat jelas menyatakan sand (perbedaan GR value nya rata2 lebih rendah 60 unit dari shale diatas nya.) porosity rata2 dari Neutron dan density sekitar 12 % persen, kedalaman 1 an feet. ada gas reading kecil di C1 sampai C4 drilling di stop setelah masuk 20 an feet di zone tsb. karena takut sama overpressure(dari shale yang diatasnya) , dan dianggap bahwa tidak ada lagi zone yang bisa ekonomis (karena porosity dst) hal lain yang saya ingin diskusikan... awalnya saya pikir limestone karena respons dari seismic (rock physics dan geomophology nya), jadi saya minta tolong petrophysicist nya me run MN plot dan lithology calculation/recognition yang lain nya. hasilnya petrophysicistnya tetap yakin itu sandstone. saya jadi mikir2, sandstone nya koq keras banget. apakah mungkin itu adalah beach sand dimana sand nya halus dan cukup widespread, dan di kotori dengan pecahan2 shell binatang laut dll. (oh ya... di cutting disebut ada ketemu calcareous fragment, tetapi percentage nya kecil saja). butir2an sand nya variasi (saya check dulu apakah ada coarse grain, saya lupa dan tidak ngutak-ngatik well ini selama 2 minggu terakhir) umurnya late oligocene sampai early miocene ( di Malay basin tidak ada atau belum ada sumur yang penetrasi limestone di tertiary nya, yang ada limestone di pre-tertiary (outcrop)) terima kasih sebelumnya atas jawaban/diskusi Ibu2/Bapak2. salam, frank - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
saya juga mu share sedikit... ini pengalaman disini di carigali, untuk bisa meng claim reserve, tidak cukup dengan OFA dan pressure plot, walaupun ini appraisal well. minyak/gas nya harus diangkat ke atas dan di lihat. saya pernah dapat problem seperti ini, dan yang disalahkan adalah saya karena menurut RCT(reserve committe team) prosedur nya sudah jelas. padahal pada waktu drilling saya sudah mengemis-ngemis untuk pake uang budget sisa untuk ambil sample di zone tsb. (budget sisa karena program DST di tolak). fbs - Original Message From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56:02 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation *Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya alami.* ** Mas Shofi wrote :adakah pitfall untuk interpretasi dari LFA/OFA ini? *ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)* apakah kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh permeability barrier and not communication with other sand body? *menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in communication, they're maybe in communication in geology-time but not necessarily in production time.* *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi in-comunication dalam masa produksi ?* Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient lagi yah mas? *gradient tetap diperlukan karena: * *1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA * *2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak* *malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu saja). * *Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya pretest gradient itu reliable lho.* *salam,* *tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi) * On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak shofi, sekedar sharing pengalaman. Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya (bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya). Sewaktu di oil company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid. Tetapi saat ini setahu saya tidak digunakan lagi. Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi PT. Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than 1 dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya salah satu wireline service company). Kecuali kita pakai XPT yang applicable untuk very low mobility. Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT tersebut hanyalah kestabilan temperature dalam tool yang dapat mempengaruhi pembacaan Quartz gauge nya yang tentu saja berpengaruh dalam keakuratan PT valuenya. Jadi konsekuensinya, Kalau kita btm-top, karena RIH cepat, maka kita butuh waktu yang lebih lama di bottom (sebelum PT#1) agar temperature di gauge sudah stabil sebelum melakukan PT. Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient lagi yah mas? Bukankah gradient nya dilakukan untuk mengetahui fluidnya yang sudah diketahui dari LFA nya. Karena pressure gradient sangat banyak keterbatasannya. Sekian -Original Message- From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April
Re: [iagi-net-l] Batuan Hitam dari Kerak Bumi
Mengutip dari tulisan wartawan kompas via e-mail mas soegiri tentang lapisan kerak dan lapisan mantel di bawah; Maaf, kalau tidak salah 'lapisan' mantel justru berada di bawah 'lapisan' kerak bumi tempat kita berpijak saat ini, maklum mungkin si wartawan bukan 'geologist', bukan istri/suami/pacar dari seorang 'geologist' jadi hal ini bisa terjadi. Lapisan batuan berwarna hitam yang disebut gabbro tersebut berasal dari lapisan kerak yang masih utuh sebelumnya. Lapisan kerak adalah bagian perut Bumi yang berada di bawah lapisan mantel tempat kita berpijak sekarang. --- soegiri [EMAIL PROTECTED] wrote: Berita Kompas Hari ini... == Batuan Hitam dari Kerak Bumi Meskipun masih jauh dari inti Bumi, para ilmuwan telah mengebor dasar laut sekitar 1,6 kilometer. Pengeboran sedalam itu membuahkan contoh batuan baru dari lapisan kerak yang masih murni. Pengeboran dilakukan dari kapal JOIDES Resolution di lepas pantai sekitar Lautan Pasifik berjarak 800 kilometer sebelah barat Costa Rica. Lapisan batuan berwarna hitam yang disebut gabbro tersebut berasal dari lapisan kerak yang masih utuh sebelumnya. Lapisan kerak adalah bagian perut Bumi yang berada di bawah lapisan mantel tempat kita berpijak sekarang. Sejenis batuan beku, gabbro tebentuk dari pemanasan lambat magma yang keluar dari gunung-gunung api di dasar laut. Selain gabbro, tim juga mengangkat lapisan-lapisan kerak lainnya. Dengan mempelajari gabbro dan lapisan-lapisan tersebut, para ilmuwan dapat memahami proses pembentukan dan struktur dasar laut dengan lebih baik. Kedua hal perlu mendapat perhatian karena proses inilah yang mempengaruhi pergerakan lempeng tektonik, pembentukan gunung api, dan menjadi penyebab gempa maupun letusan gunung berapi. Proses ini terjadi hampir pada 60 persen permukaan Bumi dan masih terus terjadi sehingga memicu perubahan posisi dasar lautan sejak 180 juta tahun lalu, kata salah satu peneliti Douglas Wilson dari Universitas California, Santa Barbara, AS. Untuk memahami sifat-sifat permukaan planet, pengetahuan tentang hal tersebut sudah selayaknya dikuasai. Mempelajari dasar laut dan lapisan di bawahnya juga akan membantu para ilmuwan mempelajari bagaimana gunung api di dasar laut dan retakan panas di dasar laut mengubah komposisi kimia air laut. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal Science edisi online 21 April. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Tanya Pengda IAGI JABAR
Dear all, Kebetulan saya salah seorang mahasiswa di Bandung. Mau tanya tentang pengurus Pengda IAGI JABAR kalo bisa Nama plus E-mail nya? Mungkin ada yang bisa memberi informasi? Sekedar ingin menjalin Link dan siapa tau ada kegiatan positif yang bisa join antara rekan-rekan mahasiswa dan IAGI. Terima Kasih. Salam, Budi Santoso - Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1cent;/min.
[iagi-net-l] rencana perjalanan was:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
setuju pak Awang... Kalau jaman diksar dulu ada mata pelajaran rencana perjalanan, nah kelihatannya yang ini kita-kita males untuk melakukannya. Kalau liburan biasanga : Besok aku mo ke Yogya ah. ngapain di sana ? ya liat-liat aja he he he Sementara para bule itu sebelum pergi udah baca lonely planet atau browsing internet, jadi dia tahu kalau di yogya ada bakmi jawa yang enak di pojok kraton dst..dst... Jadi jangan kaget kalau mereka lebih tahu dari kita... a+ - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 28, 2006 3:18 AM Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING Mengapa turis2 manca negara itu lebih well informed, karena mereka rajin membaca buku2 tebal soal turisme (termasuk diving, surfing, trekking, mountaineering, birding - mengamati burung) di Indonesia. Coba lihat turis2 itu, biasanya mereka membawa kemana-mana buku2 panduan wisata. Dan, buku2 tourism guide macam yang diterbitkan Periplus, Singapura atau Lonely Planet, Australia sudah lebih dari cukup sebagai panduan perjalanan : memberi background yang kaya dan praktis untuk diikuti dan direalisasikan. Buat kita orang Indonesia, buku2 itu juga penting. Untuk belajar soal terumbu karang Indonesia misalnya, kita bisa baca buku Diving Indonesia (Periplus), karena buku ini memberikan background (termasuk geologinya) yang kaya dengan foto-foto yang menakjubkan. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 7:29 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING Abah (eh ini jadi geoturism), Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving. Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua, di sana ada penginapan. Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan. Waktu saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling di sana. Parvita [EMAIL PROTECTED] 04/27/2006 10:16 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING Vita Siapa itu pak Yanto ya ? Trima kasih infonya ya. Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ? Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ? Si Abah. ___ Pak Yanto dan rekan-rekan, Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan. Pulau Kakaban ini berbentuk atol, danaunya ada di tengah2. Karena itu kita berhenti di sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat hiu2 dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini. Kalau dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau dari Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat. Stingless jellyfish adalah ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2). Begitu kita nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat macam jellyfish. Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini. Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di seluruh dunia. Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa. Mustinya tempat ini menjadi cagar alam. Kebanyakan turis2 asing sih yang ke sana dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut. Mungkin teman2 yang di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana. Pulau Kakaban sendiri tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik di pantainya. Salam, Parvita Siregar [EMAIL PROTECTED] 04/27/2006 09:50 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban. Untuk ke danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit. Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih rimbun. Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah patah. Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah. Tanpa pathway itu, kita harus lewat lumpur. Beberapa resort di daerah situ (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini, yang memiliki stingless jellyfish. VITA Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh . stingless yellyfish teh naon . Maaf tolong pencerahannya . Si- Abah - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
Pak Toto, Menurut saya kok apapun alasannya hal itu tidak seharusnya diijinkan sama saja kita memberi ijin bunuh diri namanya Di negara mereka saya kira juga sama, ijinnya juga gak bakalan keluar.. salam, - Original Message - From: Toto Santosa [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 28, 2006 3:29 AM Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING Rekans. Dapat info dari Yogya, bahwa pada waktu ini disana ada beberapa turis mancanegara yang ingin mengetahui mengenai Gg. Merapi lebih dekat dengan mengadakan perjalanan ke arah gunung (tidak dijelaskan seberapa dekat). Hanya saja katanya mereka telah membuat surat pernyataan kepada pihak yang berwenang bahwa mereka melakukan perjalanan tersebut dengan kondisi kalau ada bencana tidak ditanggung yang berwenang (bukan ditanggung tidak ada bencana). Wawloohualam. Wassalam. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 8:18 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING Mengapa turis2 manca negara itu lebih well informed, karena mereka rajin membaca buku2 tebal soal turisme (termasuk diving, surfing, trekking, mountaineering, birding - mengamati burung) di Indonesia. Coba lihat turis2 itu, biasanya mereka membawa kemana-mana buku2 panduan wisata. Dan, buku2 tourism guide macam yang diterbitkan Periplus, Singapura atau Lonely Planet, Australia sudah lebih dari cukup sebagai panduan perjalanan : memberi background yang kaya dan praktis untuk diikuti dan direalisasikan. Buat kita orang Indonesia, buku2 itu juga penting. Untuk belajar soal terumbu karang Indonesia misalnya, kita bisa baca buku Diving Indonesia (Periplus), karena buku ini memberikan background (termasuk geologinya) yang kaya dengan foto-foto yang menakjubkan. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 28, 2006 7:29 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING Abah (eh ini jadi geoturism), Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving. Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua, di sana ada penginapan. Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan. Waktu saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling di sana. Parvita [EMAIL PROTECTED] 04/27/2006 10:16 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING Vita Siapa itu pak Yanto ya ? Trima kasih infonya ya. Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ? Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ? Si Abah. ___ Pak Yanto dan rekan-rekan, Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan. Pulau Kakaban ini berbentuk atol, danaunya ada di tengah2. Karena itu kita berhenti di sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat hiu2 dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini. Kalau dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau dari Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat. Stingless jellyfish adalah ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2). Begitu kita nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat macam jellyfish. Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini. Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di seluruh dunia. Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa. Mustinya tempat ini menjadi cagar alam. Kebanyakan turis2 asing sih yang ke sana dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut. Mungkin teman2 yang di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana. Pulau Kakaban sendiri tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik di pantainya. Salam, Parvita Siregar [EMAIL PROTECTED] 04/27/2006 09:50 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban. Untuk ke danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit. Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih rimbun. Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah patah. Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah. Tanpa pathway itu, kita harus lewat lumpur. Beberapa resort di daerah situ (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini, yang memiliki stingless jellyfish. VITA Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh . stingless yellyfish teh naon . Maaf tolong pencerahannya
Re: [iagi-net-l] Tanya Pengda IAGI JABAR
Yth : Budi Santoso Pada saat ini Pengurus Daerah IAGI PengDa Jawa Barat dan Banten sedang dalam masa pergantian. Untuk Sementara, apabila ada hal yang perlu dibantu silahkan menghubungi memalui email saya dahulu. Terimakasih Lambok M. Hutasoit - Laboratorium Simulasi Numerik - Hidrogeologi Kelompok Keahlian Geologi Terapan Program Studi Teknik Geologi, FIKTM - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung 40132 Tel./Fax. : 022-2534262 Dear all, Kebetulan saya salah seorang mahasiswa di Bandung. Mau tanya tentang pengurus Pengda IAGI JABAR kalo bisa Nama plus E-mail nya? Mungkin ada yang bisa memberi informasi? Sekedar ingin menjalin Link dan siapa tau ada kegiatan positif yang bisa join antara rekan-rekan mahasiswa dan IAGI. Terima Kasih. Salam, Budi Santoso - Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1cent;/min. -- Lambok M. Hutasoit Laboratorium Simulasi Numerik - Hidrogeologi Kelompok Keahlian Geologi Terapan Program Studi Teknik Geologi, FIKTM - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung 40132 Tel./Fax. : 022-2534262 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -