Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-15 Terurut Topik nyoto - ke-el

Concern-nya pak Kabul ini sebetulnya sudah saya respons 2 hari lalu langsung
ke pak Luthfi juga  sudah di-reply oleh beliau kemarin pak (silahkan
mengikuti/membaca email2 di milis IAGI-Net sebelum ini). Tapi anyway
concern-nya pak Kabul memang valid  penting sekali (tanggal terjadinya
gempa besar Yogya), hanya agak telat aja.

Wass,
nyoto





On 3/15/07, Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote:


Tulisan pak Luthfi dibawah ini  tidak akurat...
Kita semua tahu bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur
BJP-1 pada
tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja.

Lho kok tiba-tiba gempa Yogya berubah hari dan tanggalnya bersamaan dengan
semburan BJP-1 pak ?
Bahkan cuma selisih bebepa menit saja ??apa agar teori gempa ini cocok
teori mudvulcano LUSI ?
Gempa Yogya terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 jam 05:55 wib pada 5.9 SR.

Wallahua'alam bisawab,
KA


- Original Message -
From: Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, March 13, 2007 7:11 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI


RESPON-2 SURAT TERBUKA KEPADA KETUM IAGI

LULA adalah sebutan lain dari LUSI yang sudah lebih dulu popular, tdk
ada makna lain dibalik itu, bahkan ada yang menyebutnya LULUK (Luapan
Lumpur tanpa Kendali). Melihat skala luapan LULA yang begitu dahsya
tentu tidak seorangpun diantara kita ada yang pernah memperkirakan ada
semburan lumpur panas yang begitu dahsyat di cekungan jawa timur laut
walaupun di cekungan ini banyak tersebar mud volcano. Kita semua tahu
bahwa semburan lumpur tersebut terjadi disekitar sumur BJP-1 pada
tanggal 29 Mei 2006 pagi beberapa menit setelah terjadi gempa Jogja.
Spontan muncul berbagai komentar yang berbuah opini dari yang berdasar
scientific sampai yang non-scientific, makin hari makin kearah teknis,
terbentuk opini penyebabnya adalah tidak set casing dalam selang yang
panjang di BJP-1. Kalo tidak salah seminggu kemudian Menteri ESDM
membentuk tim investigasi yang diketuai oleh Dr. Ir. Rudy Rubiandini
(Kang Rudy). Saya sering mengikuti diskusi teknis tim-nya Kang Rudy,
setelah diputuskan melakukan serangkaian pekerjaan dari mulai snubbing
unit sampai relief well dan belum menampakkan hasilnya, IAGI mengundang
Kang Rudy untuk jadi pembicara dalam buka puasa bersama tahun lalu di
hotel Sahid, topiknya adalah hasil kerja Kang Rudy dalam upaya mematikan
LULA. Kang Rudy berpendapat bahwa air (panas) bertekanan tinggi berasal
dari lubang bor kedalam 9000-an kaki, air mengalir keatas melalui lubang
bor menggerus shale diatasnya sehingga terjadi perlumpuran yang terus
bergerak ke atas melalui zona lemah dan terus ke permukaan. Dalam
kesempatan itu bagaimana kami bisa melakukan relief well sementara
pantat kami (maaf ini asli ucapan Kang Rudy) dikejar lumpur panas
(pemboran relief well spi kadalam 3600-an kaki gak maju2 sementara
permukaan lumpur panas naik begitu cepat). Salah seorang peserta buka
puasa bernama Hari (PT. Saripari) bertanya: kalau melihat volume lumpur
yang keluar mencapai seratusan meter kubik, diperlukan berapa banyak
pompa duplex untuk mematikan semburan mengingat kapasitas pompa jauh
lebih kecil dari volume lumpur yang keluar, mungkin diperlukan puluhan
pompa sekaligus. Waktu itu saya gak jelas apa jawaban Kang Rudy. Bagi
yang mengikuti seminar di BPPT yang lalu, pendapat Kang Rudy tersebut
mirip dengan teori satu (teori aliran) yang disampaikan/dipresentasikan
oleh DR. Ir. Doddy Nawangsidi (itb) yang menyampaikan empat macam teori
aliran, dengan fakta volume semburan lumpur Beliau mengemukakan bahwa
teori-1, teori-2, teori-3 tidak mungkin diterapkan untuk LULA, jadi yang
paling mungkin adalah teori empat, yakni lumpur panas sampai ke
permukaan tidak melalui lubang bor tapi melalui rekahan yang sangat
besar, saya (DR. Doddy) tidak tahu bagaimana rekahan itu terjadi apakah
akibat tektonik atau bukan karena saya (DR. Doddy) bukan ahli geologi.
Karena Kang Rudy sudah pernah berbicara di IAGI, teman2 panitia tidak
mengundang Kang Rudy sahabat saya sebagai pembicara dalam seminar di
BPPT yang lalu. Saya sangat menghargai DR. IR. Rudy Rubiandini, walaupun
masih muda Kang Rudy seorang guru yang punya kompetensi tinggi
dibidangnya (drilling engineering). Masih segar dalam ingatan saya dalam
milis IAGI pernah heboh atas wawancara Kang Rudy dengan radio Elshinta.
Bagi saya persahabatan dan kerukunan adalah nomor satu baik seprofesi
maupun antar profesi, kita harus kompak begitu kata Abah Yanto melalui
SMS. Untuk itu saya minta sekjen IAGI utk melakukan klarifikasi kepada
Kang Rudy dan hasilnya dimuat di milis ini.  Saya percaya sebagai
seorang guru, Kang Rudy tidak sedikitpun berniat/bermaksud menuduh atau
menjelekkan rekan lain profesi. Sayang Kang Rudy mengajukan surat
pengunduran diri (surat ditembuskan ke saya, tapi saya tidak tahu apakah
sudah disetujui oleh MESDM). Itulah ilustrasi pertemanan saya dengan
Kang Rudy, kalau dalam seminar tersebut tidak mengundang Kang Rudy
sebagai pembicara tidak 

Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-15 Terurut Topik Kabul Ahmad

Oaalah si Lusi ini kok lama-lama jadi seperti teka-teki :

Duluan mana Ayam dengan Telur ?

Gempa atau Driling ? Bencana Alam atau Ulah manusia ?

Wong wis cetho melo-melo..
Salam IAGI...
KA
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:04 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI



Menghubungkan gempa dengan semburan memang bukan hal tidak mungkin
karena secara statistik memang ada didaerah lain yang menunjukkan hal
itu. Tentusaja sebagai geologi tidak serta merta menggunakan data
statistik, karena setiap data memilki karakteristik sendiri-sendiri.
Setiap data point memilki attribut-attribut sehingga memenuhi
persyaratan untuk menunjukkan korespondensi (relasi).

Dalam hal gempa menyebabkan reaktivasi semburan mud volkano bisa
dilihat persyaratannya yang dilihat dengan cara fisis yaitu diukur
atau ada hal-hal dalam bentuk ukuran measurement. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tentu saja besaran getaran. Kita sangat beruntung
karena ada ilmu gempa yang menggunakan ukuran ini misalnya MMI. MMI
ini mengukur (mengestimasi) besarnya kekuatan getaran di titik yang
diukur.

Secara grafis dapat digambarkan seperti yang ada disini :
http://rovicky.wordpress.com/2006/06/27/mungkinkah-gempa-penyebab-mud-flow/
Juga yang dipertontonkan bulan lalu di BPPT disini (trims Pak Koesoema):
http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/02/earthquake-trigger-lusi.jpg

Gambar pertama menunjukkan bahwa intensitas diatas 6 MMI (ditempat
itu) yang akan menyebabkan reaktivasi dari mudvulkano (ingat
re-aktivasi, bukan pembentukan mudvolkano baru !).

Dua gambar itu jelas menunjukkan bahwa sangat sulit gempa jogja 
menyebabkan LuSi

Atau dalam bahasa awam jauh panggang dari api. Walaupun secara
ilmiah api memang menyebabkan air itu mendidih, tetapi tidak bisa
menyatakan kalau ada api selalu akan menyebabkan air mendidih, kan ?
Menurut info di IAGI-net tulisan Pak Awang di stasiun Karangkates
tercatat III-IV MMI ...
bisa dibaca ulang lengkapnya disini :
http://hotmudflow.wordpress.com/2006/06/13/iagi-net-l-informasinya-benar-banjar-panji-mud-extrusion/

Bagaimana kalau dengan hitung2an, ya siapa tahu pengukuran yang di tretes
menurut perhitungan rekan saya yang terurai disini :
http://hotmudflow.wordpress.com/2006/07/05/gempa-yogya-bikin-mud-volcano-di-porong/
Diperkirakan getaran sekitar 4.9 Mw ... sangat sesuai dengan yang
terukur di Karangkates maupun Surabaya yang kira-kira III-IV MMI.

Memang kadangkala kita terperangah dengan besarnya dampak yang hanya
karena kesalahan kecil. Akupun melihat dimensi dampak lumpurnya saja
menjadi terbelalak. Seolah kagak percaya apa iya ngebor ukuran 12 inci
bisa menyebabkan dampak sebesar itu ?

Kalau menggunakan pemikiran trigger mechanism yang menjalar dengan
domino effect dicampur dengan teori butterfly effect, hal-hal
kecil memang bisa saja menyebabkan perubahan besar.
wadduh tapi ini tidak mudah membuktikanya secara matematika ataupun
fisika  memang angel ...tetapi bukan tidak mungkin dilakukan  :(


rdp

On 3/14/07, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:





Pak Nyoto,



Semua mud volcano di Indonesia dan di seluruh dunia muncul di suatu 
kawasan

geologi yang tidak stabil dan tertekan. Kawasan tidak stabil itu tempat
sedimen diendapkan begitu cepatnya sehingga tak punya waktu terkompaksi
dengan baik, tak ada proses dewatering sempurna. Di Indonesia, wilayah
seperti itu ada di dua tempat yang sangat menonjol : Kendeng Deep-Madura
Strait dan foredeep Sorong Fault di utara Papua dari
Salawati-Mamberamo-Sepik-Ramu di utara PNG. Di forearc basin yang dalam 
pun

ada seperti di Sawu Basin yang timbul akibat collision Australia. Maka di
wilayah2 ini banyak mud volcano dijumpai. Sedimentasi tak stabil, 
terangkat,

dan tertekan, akan mudah memunculkan mudvolcano.



Kita cek peta fisiografi Jawa van Bemmelen (1949), khusus bagian Jawa
Tengah-Jawa Timur. Sedimentasi tak stabil akan ada di dua tempat : 
Depresi
Solo dan Jalur Antiklinorium Kendeng. Jalur antiklinorium ini dulunya 
adalah

cekungan panjang (trough) yang sangat dalam tempat sedimen volkanoklastik
Neogen diendapkan di sini. Lalu pada Mio-Plio-Plistosen terangkat dan
tertekan sangat kuat dengan dominasi arah kompresi (vergency) ke utara.
Kompresi karena subduction di selatan Jawa telah sangat menekan Kendeng 
Deep
ini. Maka, elisional condition sebagai syarat mud volcanoing pun 
terbentuk

di Kendeng Deep. Dalam kondisi sedimen tak stabil yang undercompacted dan
sangat tertekan, mud volcano bisa muncul.  Sidoarjo adalah wilayah di 
bagian
selatan Kendeng Deep yang menerus ke Madura Strait. Kalau saya bisa 
membagi

data seismik di Selat Madura yang belum tiga tahun diakuisisi di
siniwawmengerikan Pak mud volcanonya...



Mengapa LUSI bukan timbul di daerah dekat Yogya ? Tak ada fisiografi yang
mendukung terbentuknya dalaman seperti Kendeng Deep di situ. Di wilayah
Yogya dan sekitarnya adalah 

[iagi-net-l] Ramalan Lumpur

2007-03-15 Terurut Topik Paulus Tangke Allo

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/03/tgl/15/time/130751/idnews/754613/idkanal/10

Ramalan Lumpur Mama Lauren Diam-Diam Diseriusi Gubernur
Irawulan - detikcom

Surabaya - Mama Lauren meramalkan dalam waktu 5 bulan kawasan Porong
dan sekitarnya akan amblas. Boleh percaya boleh tidak. Tapi ternyata
Gubernur Jawa Timur Imam Utomo diam-diam menanggapi serius ramalan
tersebut.

Tanggapan serius sang gubernur baru terungkap dalam Sidang Paripurna
Pandangan Umum Fraksi-Fraksi Tentang Pengelolaan Keuangan Provinsi
Jawa Timur di DPRD Jatim, Jl Indrapura, Surabaya, Kamis (15/3/2007).

Kita ini antara percaya dan tidak percaya dengan prediksi di sekitar
kasus lumpur Porong. Kalau menurut IAGI, 31 tahun baru reda dan jadi
danau, kata Imam.

Dan menurut Mama Lauren, kata Imam, dalam waktu 5 bulan kawasan Porong
dan sekitarnya akan amblas dan menimbulkan kecelakaan dan korban lebih
besar.

Ini perlu diperhatikan. Dan kalau ada gerakan-gerakan yang
mengkhawatirkan, saya akan merelokasi warga, tegas Imam yang langsung
disambut tepuk tangan anggota dewan.

Wartawan yang meliput sidang itu langsung tersenyum mendengar
pernyataan Imam Utomo yang diam-diam menaruh perhatian pada
ramalan-ramalan paranormal kondang tersebut.

Lantaran kondisi yang menghawatirkan itulah, Imam Utomo akan meminta
kepada IAGI untuk melakukan penelitian di Porong, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur.

Saya akan meneliti dulu. Setelah itu saya akan lapor ke pusat,
katanya sembari mengingatkan pers untuk tidak memberitakan sesuatu
yang menakutkan.

Soal tuntutan warga Perum TAS I tentang ganti rugi tunai, Imam
mengakui jika apa yang telah dilakukannya untuk membantu korban lumpur
sudah maksimal. Saya tidak bisa lagi memperjuangkan permintaan warga
cash and carry, karena ada aturan hukumnya, kata Imam dalam
pidatonya. (gik/sss)


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] 3D survey cost

2007-03-15 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

friend
Berapa kira-kira biaya survey 3D seismic untuk keperluan field developemnt ?
Ukuran field kira-kira 5*5 Km.
Ndak usah detil tetapi secara umum dengan rumus jempol saja saat ini
berapa biayanya ...
Thanks

RDP


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Nanya: Persamaan Nama Batuan

2007-03-15 Terurut Topik miko
Pak Romdoni,

Pesan Anda mang Okim tampung dulu ya. Nanti mang Okim salurkan ke ahli 
peristilahan batumulia yang alhamdulilah telah turun gunung lagi yaitu Pak 
Sarno Harjanto MSc yang statusnya telah pensiun dari Direktorat SDM di Bandung 
beberapa tahun yang lalu ( penulis buku Permata dan Batupermata  ).

Agar Pak Romdoni tak penasaran, beberapa contoh mang Okim berikan seperti : 
Ruby untuk Mirah Delima, Sapphire untuk Safir, Cat's Eyes untuk Mata Kucing , 
Amethyst untuk Kecubung, dll.

Salam batumulia, mang Okim





- Original Message - 
  From: [EMAIL PROTECTED] 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Thursday, March 15, 2007 8:49 AM
  Subject: [iagi-net-l] Nanya: Persamaan Nama Batuan



  Rekan2 dan Khususnya pak miko, 
  Saya mau tanya tentang synonim/persamaan nama batuan yang kita kenal dalam 
bahasa geologi dengan istilah pada masyarakat umum. 
  Misalkan topaz, corrondum atau batuanlain2nya?   

  Terima kasih sebelumnya atas infonya. 


Re: [iagi-net-l] Nanya: Persamaan Nama Batuan

2007-03-15 Terurut Topik romdoni
Terima kasih banyak mang okim atas infonya.
Ditunggu info lanjutannya.

Salam
Romdoni





miko [EMAIL PROTECTED]
03/15/2007 02:42 PM

 
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Nanya: Persamaan Nama Batuan


Pak Romdoni,
 
Pesan Anda mang Okim tampung dulu ya. Nanti mang Okim salurkan ke ahli 
peristilahan batumulia yang alhamdulilah telah turun gunung lagi yaitu Pak 
Sarno Harjanto MSc yang statusnya telah pensiun dari Direktorat SDM di 
Bandung beberapa tahun yang lalu ( penulis buku Permata dan Batupermata ).
 
Agar Pak Romdoni tak penasaran, beberapa contoh mang Okim berikan seperti 
: Ruby untuk Mirah Delima, Sapphire untuk Safir, Cat's Eyes untuk Mata 
Kucing , Amethyst untuk Kecubung, dll.
 
Salam batumulia, mang Okim
 
 
 
 
 
- Original Message - 
From: [EMAIL PROTECTED] 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, March 15, 2007 8:49 AM
Subject: [iagi-net-l] Nanya: Persamaan Nama Batuan


Rekan2 dan Khususnya pak miko, 
Saya mau tanya tentang synonim/persamaan nama batuan yang kita kenal dalam 
bahasa geologi dengan istilah pada masyarakat umum. 
Misalkan topaz, corrondum atau batuanlain2nya?   

Terima kasih sebelumnya atas infonya. 



Re: [iagi-net-l] Ramalan Lumpur

2007-03-15 Terurut Topik Kabul Ahmad
Tanpa pembuktian Mama Lauren pun sudah terbukti bahwa daerah itu sudah mulai 
amblas...

Berpacu dengan waktu

- Original Message - 
From: Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, March 15, 2007 1:44 PM
Subject: [iagi-net-l] Ramalan Lumpur



http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/03/tgl/15/time/130751/idnews/754613/idkanal/10

Ramalan Lumpur Mama Lauren Diam-Diam Diseriusi Gubernur
Irawulan - detikcom

Surabaya - Mama Lauren meramalkan dalam waktu 5 bulan kawasan Porong
dan sekitarnya akan amblas. Boleh percaya boleh tidak. Tapi ternyata
Gubernur Jawa Timur Imam Utomo diam-diam menanggapi serius ramalan
tersebut.

Tanggapan serius sang gubernur baru terungkap dalam Sidang Paripurna
Pandangan Umum Fraksi-Fraksi Tentang Pengelolaan Keuangan Provinsi
Jawa Timur di DPRD Jatim, Jl Indrapura, Surabaya, Kamis (15/3/2007).

Kita ini antara percaya dan tidak percaya dengan prediksi di sekitar
kasus lumpur Porong. Kalau menurut IAGI, 31 tahun baru reda dan jadi
danau, kata Imam.

Dan menurut Mama Lauren, kata Imam, dalam waktu 5 bulan kawasan Porong
dan sekitarnya akan amblas dan menimbulkan kecelakaan dan korban lebih
besar.

Ini perlu diperhatikan. Dan kalau ada gerakan-gerakan yang
mengkhawatirkan, saya akan merelokasi warga, tegas Imam yang langsung
disambut tepuk tangan anggota dewan.

Wartawan yang meliput sidang itu langsung tersenyum mendengar
pernyataan Imam Utomo yang diam-diam menaruh perhatian pada
ramalan-ramalan paranormal kondang tersebut.

Lantaran kondisi yang menghawatirkan itulah, Imam Utomo akan meminta
kepada IAGI untuk melakukan penelitian di Porong, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur.

Saya akan meneliti dulu. Setelah itu saya akan lapor ke pusat,
katanya sembari mengingatkan pers untuk tidak memberitakan sesuatu
yang menakutkan.

Soal tuntutan warga Perum TAS I tentang ganti rugi tunai, Imam
mengakui jika apa yang telah dilakukannya untuk membantu korban lumpur
sudah maksimal. Saya tidak bisa lagi memperjuangkan permintaan warga
cash and carry, karena ada aturan hukumnya, kata Imam dalam
pidatonya. (gik/sss)


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to 
[EMAIL PROTECTED]

Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-







Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-15 Terurut Topik Achmad Luthfi
Betul Mas Kabul, maksudnya ngetik beberapa hari yang terketik
beberapa menit, maklumlah setelah seharian bekerja menangani berbagai
dokumen (WPB, POD, AFE, dsb) yg sangat rawan tuntutat/gugatan,
kesempatan merespon imil sebelum pulang jam 19.11.

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 15 Maret 2007 14:08
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

Oaalah si Lusi ini kok lama-lama jadi seperti teka-teki :

Duluan mana Ayam dengan Telur ?

Gempa atau Driling ? Bencana Alam atau Ulah manusia ?

Wong wis cetho melo-melo..
Salam IAGI...
KA
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:04 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI


 Menghubungkan gempa dengan semburan memang bukan hal tidak mungkin
 karena secara statistik memang ada didaerah lain yang menunjukkan hal
 itu. Tentusaja sebagai geologi tidak serta merta menggunakan data
 statistik, karena setiap data memilki karakteristik sendiri-sendiri.
 Setiap data point memilki attribut-attribut sehingga memenuhi
 persyaratan untuk menunjukkan korespondensi (relasi).

 Dalam hal gempa menyebabkan reaktivasi semburan mud volkano bisa
 dilihat persyaratannya yang dilihat dengan cara fisis yaitu diukur
 atau ada hal-hal dalam bentuk ukuran measurement. Faktor-faktor yang
 mempengaruhi tentu saja besaran getaran. Kita sangat beruntung
 karena ada ilmu gempa yang menggunakan ukuran ini misalnya MMI. MMI
 ini mengukur (mengestimasi) besarnya kekuatan getaran di titik yang
 diukur.

 Secara grafis dapat digambarkan seperti yang ada disini :

http://rovicky.wordpress.com/2006/06/27/mungkinkah-gempa-penyebab-mud-fl
ow/
 Juga yang dipertontonkan bulan lalu di BPPT disini (trims Pak
Koesoema):

http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/02/earthquake-trigger-lus
i.jpg

 Gambar pertama menunjukkan bahwa intensitas diatas 6 MMI (ditempat
 itu) yang akan menyebabkan reaktivasi dari mudvulkano (ingat
 re-aktivasi, bukan pembentukan mudvolkano baru !).

 Dua gambar itu jelas menunjukkan bahwa sangat sulit gempa jogja 
 menyebabkan LuSi
 Atau dalam bahasa awam jauh panggang dari api. Walaupun secara
 ilmiah api memang menyebabkan air itu mendidih, tetapi tidak bisa
 menyatakan kalau ada api selalu akan menyebabkan air mendidih, kan ?
 Menurut info di IAGI-net tulisan Pak Awang di stasiun Karangkates
 tercatat III-IV MMI ...
 bisa dibaca ulang lengkapnya disini :

http://hotmudflow.wordpress.com/2006/06/13/iagi-net-l-informasinya-benar
-banjar-panji-mud-extrusion/

 Bagaimana kalau dengan hitung2an, ya siapa tahu pengukuran yang di
tretes
 menurut perhitungan rekan saya yang terurai disini :

http://hotmudflow.wordpress.com/2006/07/05/gempa-yogya-bikin-mud-volcano
-di-porong/
 Diperkirakan getaran sekitar 4.9 Mw ... sangat sesuai dengan yang
 terukur di Karangkates maupun Surabaya yang kira-kira III-IV MMI.

 Memang kadangkala kita terperangah dengan besarnya dampak yang hanya
 karena kesalahan kecil. Akupun melihat dimensi dampak lumpurnya saja
 menjadi terbelalak. Seolah kagak percaya apa iya ngebor ukuran 12 inci
 bisa menyebabkan dampak sebesar itu ?

 Kalau menggunakan pemikiran trigger mechanism yang menjalar dengan
 domino effect dicampur dengan teori butterfly effect, hal-hal
 kecil memang bisa saja menyebabkan perubahan besar.
 wadduh tapi ini tidak mudah membuktikanya secara matematika ataupun
 fisika  memang angel ...tetapi bukan tidak mungkin dilakukan  :(


 rdp

 On 3/14/07, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:




 Pak Nyoto,



 Semua mud volcano di Indonesia dan di seluruh dunia muncul di suatu 
 kawasan
 geologi yang tidak stabil dan tertekan. Kawasan tidak stabil itu
tempat
 sedimen diendapkan begitu cepatnya sehingga tak punya waktu
terkompaksi
 dengan baik, tak ada proses dewatering sempurna. Di Indonesia,
wilayah
 seperti itu ada di dua tempat yang sangat menonjol : Kendeng
Deep-Madura
 Strait dan foredeep Sorong Fault di utara Papua dari
 Salawati-Mamberamo-Sepik-Ramu di utara PNG. Di forearc basin yang
dalam 
 pun
 ada seperti di Sawu Basin yang timbul akibat collision Australia.
Maka di
 wilayah2 ini banyak mud volcano dijumpai. Sedimentasi tak stabil, 
 terangkat,
 dan tertekan, akan mudah memunculkan mudvolcano.



 Kita cek peta fisiografi Jawa van Bemmelen (1949), khusus bagian Jawa
 Tengah-Jawa Timur. Sedimentasi tak stabil akan ada di dua tempat : 
 Depresi
 Solo dan Jalur Antiklinorium Kendeng. Jalur antiklinorium ini dulunya

 adalah
 cekungan panjang (trough) yang sangat dalam tempat sedimen
volkanoklastik
 Neogen diendapkan di sini. Lalu pada Mio-Plio-Plistosen terangkat dan
 tertekan sangat kuat dengan dominasi arah kompresi (vergency) ke
utara.
 Kompresi karena subduction di selatan Jawa telah sangat menekan
Kendeng 
 Deep
 ini. Maka, elisional condition sebagai syarat mud volcanoing pun 
 terbentuk
 di Kendeng 

RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-15 Terurut Topik Taufik Manan
Malam ini secara tidak sengaja saya mendapatkan buku
tentang Gempa : Jogja, Indonesia  Dunia dengan
penerbit PT Mediarona Dirgantara - Kelompok Gramedia
Majalah. Silakan dicari di toko buku anda, semoga
masih ada.

Kalau tidak salah kelompok ini pernah menerbitkan buku
tentang Gempa dan Tsunami Aceh. Saya juga membeli dan
mengkoleksinya.

Buku-buku tersebut selain relatif murah (Rp 25 ribu)
namun sarat dengan informasi tentang gempa dari
pakar-pakarnya khususnya di Indonesia, cerita (dongeng
geologi) tentang pergerakan lempeng di dunia (teori
Continental Drift karya Alfred A. Wegener)sampai
berbagai mitos yang ada. Sisipan Poster Peta Digital
Tektonik Dunia beserta gambar-gambar akibat gempa di
penjuru dunia sangat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan tentang gempa dan akibatnya.

Ini bagus untuk sosialisasi gempa dan bencana alam.
Semoga IAGI dan instansi terkait lainnya dapat semakin
memasyarakatkan ilmu geologi sehingga masyarakan dapat
merasakan manfaatnya.

Namun di buku tersebut tidak dibahas dampaknya pada
Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoardjo.

Sekian dulu dan ini bukan iklan serta maaf bila ada
yang kurang berkenan.

Wassalam

Yang masih peduli pada semua dampak bencana alam.

--- Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Betul Mas Kabul, maksudnya ngetik beberapa hari
 yang terketik
 beberapa menit, maklumlah setelah seharian bekerja
 menangani berbagai
 dokumen (WPB, POD, AFE, dsb) yg sangat rawan
 tuntutat/gugatan,
 kesempatan merespon imil sebelum pulang jam 19.11.
 
 -Original Message-
 From: Kabul Ahmad
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: 15 Maret 2007 14:08
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka
 Kepada Ketua Umum IAGI
 
 Oaalah si Lusi ini kok lama-lama jadi seperti
 teka-teki :
 
 Duluan mana Ayam dengan Telur ?
 
 Gempa atau Driling ? Bencana Alam atau Ulah manusia
 ?
 
 Wong wis cetho melo-melo..
 Salam IAGI...
 KA
 - Original Message - 
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:04 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka
 Kepada Ketua Umum IAGI
 
 
  Menghubungkan gempa dengan semburan memang bukan
 hal tidak mungkin
  karena secara statistik memang ada didaerah lain
 yang menunjukkan hal
  itu. Tentusaja sebagai geologi tidak serta merta
 menggunakan data
  statistik, karena setiap data memilki
 karakteristik sendiri-sendiri.
  Setiap data point memilki attribut-attribut
 sehingga memenuhi
  persyaratan untuk menunjukkan korespondensi
 (relasi).
 
  Dalam hal gempa menyebabkan reaktivasi semburan
 mud volkano bisa
  dilihat persyaratannya yang dilihat dengan cara
 fisis yaitu diukur
  atau ada hal-hal dalam bentuk ukuran
 measurement. Faktor-faktor yang
  mempengaruhi tentu saja besaran getaran. Kita
 sangat beruntung
  karena ada ilmu gempa yang menggunakan ukuran ini
 misalnya MMI. MMI
  ini mengukur (mengestimasi) besarnya kekuatan
 getaran di titik yang
  diukur.
 
  Secara grafis dapat digambarkan seperti yang ada
 disini :
 

http://rovicky.wordpress.com/2006/06/27/mungkinkah-gempa-penyebab-mud-fl
 ow/
  Juga yang dipertontonkan bulan lalu di BPPT disini
 (trims Pak
 Koesoema):
 

http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/02/earthquake-trigger-lus
 i.jpg
 
  Gambar pertama menunjukkan bahwa intensitas diatas
 6 MMI (ditempat
  itu) yang akan menyebabkan reaktivasi dari
 mudvulkano (ingat
  re-aktivasi, bukan pembentukan mudvolkano baru
 !).
 
  Dua gambar itu jelas menunjukkan bahwa sangat
 sulit gempa jogja 
  menyebabkan LuSi
  Atau dalam bahasa awam jauh panggang dari api.
 Walaupun secara
  ilmiah api memang menyebabkan air itu mendidih,
 tetapi tidak bisa
  menyatakan kalau ada api selalu akan menyebabkan
 air mendidih, kan ?
  Menurut info di IAGI-net tulisan Pak Awang di
 stasiun Karangkates
  tercatat III-IV MMI ...
  bisa dibaca ulang lengkapnya disini :
 

http://hotmudflow.wordpress.com/2006/06/13/iagi-net-l-informasinya-benar
 -banjar-panji-mud-extrusion/
 
  Bagaimana kalau dengan hitung2an, ya siapa tahu
 pengukuran yang di
 tretes
  menurut perhitungan rekan saya yang terurai disini
 :
 

http://hotmudflow.wordpress.com/2006/07/05/gempa-yogya-bikin-mud-volcano
 -di-porong/
  Diperkirakan getaran sekitar 4.9 Mw ... sangat
 sesuai dengan yang
  terukur di Karangkates maupun Surabaya yang
 kira-kira III-IV MMI.
 
  Memang kadangkala kita terperangah dengan besarnya
 dampak yang hanya
  karena kesalahan kecil. Akupun melihat dimensi
 dampak lumpurnya saja
  menjadi terbelalak. Seolah kagak percaya apa iya
 ngebor ukuran 12 inci
  bisa menyebabkan dampak sebesar itu ?
 
  Kalau menggunakan pemikiran trigger mechanism
 yang menjalar dengan
  domino effect dicampur dengan teori butterfly
 effect, hal-hal
  kecil memang bisa saja menyebabkan perubahan
 besar.
  wadduh tapi ini tidak mudah membuktikanya secara
 matematika ataupun
  fisika  memang angel ...tetapi bukan tidak
 mungkin dilakukan  :(
 
 
  rdp
 
  On 3/14/07, Awang Harun 

Re: [iagi-net-l] Permodelan LUSI/LULA

2007-03-15 Terurut Topik nyoto - ke-el

Saya pernah mencoba melihat/mengamati penyebaran LUSI dari citra satelit
melalui Google Earth, tapi koq gak kelihatan apa2 ya, mungkin apa terlalu
kecil penyebarannya sehingga gak kelihatan dari citra satelit tsb.  Dari
Google Earth tsb lokasi LUSI telah ditandai dengan nama Sidoardjo Mud
Flow, tapi waktu di-zoom tidak kelihatan mud-flownya, disitu citra
gambarnya kabur tidak jelas.

wass,

nyoto






On 3/15/07, M. Nur Heriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:


Sekedar ide sederhana...Barangkali pola sebaran dan
trend aliran lumpur lapindo tsb. bisa diamati dan
dimodelkan dari citra satelit pada selang periode
tertentu (per bulan?) sehingga bisa diperkirakan model
anisotropinya. Dengan demikian pola sebaran untuk
jangka panjang bisa diramalkan, dengan tujuan untuk
evakuasi warga di sekitar Porong.

Salam,

Nur H.

--- Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED]
wrote:



 Atau ada yang mau ambil tesis S3 untuk modeling LULA
 (saya lebih suka
 menggunakan istilah LULA karena Lula Kamal lebih
 cakep dari Lusi Rahmawaty
 yang mantan AB Three ...8-)







Looking for earth-friendly autos?
Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center.
http://autos.yahoo.com/green_center/



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




Re: [iagi-net-l] Permodelan LUSI/LULA

2007-03-15 Terurut Topik M. Nur Heriawan
kalau dari google earth jelas gak keliatan pak atau
kabur, karena resolusinya kan rendah. mungkin bisa
dicoba dengan landsat tm atau citra satelit yang lain,
tapi yang ini jelas gak gratisan kayak google earth...
:)

lebih baik lagi kalau kita punya data digital
elevation model (dem) daerah porong sebelum semburan,
untuk memperkirakan arah aliran lumpur berdasarkan
kemiringan lereng daerah tsb. 

wah, dari studi ini aja barangkali bisa menghasilkan
seorang master... :-)

nur h.
 
--- nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya pernah mencoba melihat/mengamati penyebaran
 LUSI dari citra satelit
 melalui Google Earth, tapi koq gak kelihatan apa2



 

The fish are biting. 
Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-15 Terurut Topik Achmad Luthfi
Pak Koesoema yg sangat saya hormati, maaf kalau saya merespon surat
Bapak sepotong-sepotong, saat ini pk. 20.50 menjelang pulang kantor baru
sempat tulis imil.

Contoh lumpur yang diambil oleh tim IAGI dianalisa di lab. Universitas
di Jepang tanpa biaya, hal ini atas dasar hubungan baik DR. Edy Sunardi
dengan guru besarnya di Jepang (Kang Edy memperoleh PHD di Jepang),
disamping itu para ahli dari jepang sangat sering mengunjungi Indonesia.
Prof James Mori, DR. Yasuyuki Kano, DR. Wataru Tanikawa dan Prof
Toshihiko Shimamoto datang ke Indonesia bekerjasama dengan ITB (geologi)
akhir Desember 2006 selama 2 minggu antara lain melakukan beberapa
penelitian antara lain microseismic, GPS monitoring, dan juga sampling
mud serta air untuk lab analisis dan modeling, selain ke LULA, mereka
juga melakukan regional reconnaissance termasuk ke Kujung, Mojokerto dan
Tuban. Sedangkan rombongan lainnya (Prof Hisao Kumai dan Hiroyuki
Yamamoto) merupakan bagian join research antara jepang dan P3G dating ke
Indonesia setiap tahun sejak 1976 meneliti stratigrafi kwarter dari
lembah bengawan solo sampai mojokerto.
Untuk pembicara dari Oslo University, DR. Adriano Mazzini dating ke LULA
selama 2 minggu bulan Agustus 2006 melakukan observasi LULA dan
sampling, hasil sampling ini dianalisa di Oslo dan Moskow State
University. Karena itu para ahli dari luar negeri yang diundang mereka
yang pernah dating meneliti langsung ke LULA. Sedangkan Richard Davis
dari Inggris belum pernah dating ke LULA dan belum pernah berkomunikasi
dengan IAGI, karena itu panitia seminar hanya mendiskusikan saja
akhirnya diputuskan untuk tidak mengundang Richard Davis dengan alas an
tersebut.

Dari interpretasi hasil survey seismic dan VLF, kami menjumpai berbagai
patahan yang punya patern seperti mangkok, atas dasar ini kami menilai
potensi terjadinya subsidence sangat besar. Kami putuskan untuk minta
bantuan teman2 geodesi itb untuk melakukan pengukuran didaerah sebaran
LULA dan sekitarnya untuk mengetahui terjadi subsidence atau
tidak/belum. Dari hasil pengukuran GPS diketahui terjadi penurunan 3-26
cm dalam 26 hari sejak semburan LULA. Hal ini kami sampaikan ke tim-nya
Kang Rudy dalam diskusi malam hari di Shangrila Surabaya pada waktu
menentukan lokasi pertama untuk relief well. Perdebatan penentuan lokasi
relief well ini cukup seru, walaupun hasilnya setelah lokasi yang
disiapkan dengan biaya jutaan dolar AS tenggelam oleh LULA sembelum
sempat dimanfaatkan.


...TOETOEGE (Bersambung)..

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 25 Februari 2007 13:41
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI-(2)

SURAT TERBUKA KEPADA KETUA UMUM IAGI (2)



Di lain pihak yang sangat menarik adalah  telah terungkapnya pula data
pemboran yang pada waktu sebelumnya (terutama pada permulaan erupsi
Lusi)
tidak pernah muncul pada laporan pemboran, yaitu yaitu bahwa 10 menit
setelah terjadinya gempa di Jogya, terjadi 'partial loss' dari lumpur
pemboran yang teramati pada mud pit. Hal yang sama diungkapkan pula oleh
Dr.
Doddy Nawangsidi, tetapi waktunya adalah 70 menit sesudah gempa (mungkin
Pak
Doddy ini keliru membaca 1 sebagai 7). Ini data yang sangat menarik
karena
sebelum data ini belum pernah dilaporkan dan menunggu 7 bulan untuk
terungkap. Di lain pihak Dr. Nawangsidi ini menunjukkan secara
kwantitafi
dengan menggunakan rumus reservoir (Darcy) dengan parameter2 yang
diasumsikan bagaimana tidak mungkinnya  laju (rate of production) jumlah
air
sebegitu besar (100 sampai 160 juta meter kubik per hari?) dari satu
lubang
sumur yang menembus Kujung hanya 15 kaki saja.. Analisa ini tentu
merupakan
pukulan, paling tidak renungan, bagi mereka yang  berpendapat  bahwa
gunung
api lumpur ini bersumber dari air bertekanan tinggi dari reservoir
terumbu
Kujung yang telah ditembus sumur BP-1, walaupun tentu orang dapat
mempertanyakan data serta parameter yang diasumsikannya, serta adanya
tambahan sumber air panas lainnya yang ikut terpicu dengan underground
blow-out dari Kujung ini.

Mengenai stratigrafi lubang bor Dr. Adi Kadar dkk mengakui telah
mereview
serta menganalisa ulang data biostratigrafi dan disimpulkan bahwa
seluruh
lapisan batuan yang ditembus Banjar Panji hanyalah berumur Pleistocene
yang
menimbulkan kesan bahwa Formasi Kujung tidak tersentuh oleh sumur bor
ini.
Juga telah ditekankan keberadaan diapirism dalam selang overpressured
shale,
yang banyak menganggap sebagai sumber lumpur.

Mengenai sumber air ini masih juga ada yang berpendapat bahwa lumpur ini
berasal dari overpressured shale yang diyakini semua orang keberadaannya
jauh di atas formasi Kujung, namun berdasarkan analisa penampang seismic
dibantah oleh Dr. Alam sebagai mud diapir. Dr. Adriano Mazzini  dari
Oslo
University masih berpandangan bahwa sumber lumpur ini adalah dari
overpressured shale ini, tetapi ketika ditanyakan oleh Richard Davies
bagaimana begitu banyak air dapat 

Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-15 Terurut Topik nyoto - ke-el

Supaya lebih fair hasil kesimpulannya, saya kira akan lebih baik kalau
penyelenggara workshop mengundang  mendengarkan semua pendapat dari para
ahli, baik pendapat yang berseberangan maupun yang sama bahasa.

Soalnya paling tidak kalau diperhatikan sejak awal memang penyelanggara
kelihatannya enggan kalau tidak boleh dibilang tidak mau mendengarkan
pendapat yang kira2 akan berseberangan dengan hasil kesimpulan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.

Dengan dalih ybs sudah pernah diundang  berbicara/presentasi dalam seminar2
sebelumnya (maka undangannyapun diberi catatan hanya sebagai pendengar
saja), ataupun ybs tidak pernah ikut dalam penelitian langsung ke lokasi
biarpun sudah pernah melakukan study analisa mengenai LUSI, atau apalah
alasannya, tapi yang jelas itu hanya alasan yang dibuat oleh penyelanggara
saja.

Tidak usah mengelak , hal ini bisa  mudah sekali dibaca, baik oleh
peserta workshop maupun yang tidak mengikutinya, paling tidak seperti saya
ini, yang ikut prihatin karena adanya kesimpulan workshop yang kelihatan
bias secara ilmiah.

Dan sebetulnya hal itulah yang menjadikan uneg2 pak Koesoema, sehingga
beliau akhirnya memutuskan untuk menulis SURAT TERBUKA yang akhirnya
menimbulkan topic perseteruan antar para ahli di media massa.

Mohon maaf bagi yang kurang berkenan, sebagai salah satu warga geologiawan
Indonesia yang ikut prihatin dengan kejadian LUSI dengan tanpa solusi yang
memadai dari yang berwenang, saya hanya berusaha meluruskan yang bengkok
saja tidak ada maksud lain.

Mungkin juga gempa Yogya bisa ikut andil atau kombinasi dengan problem
drilling di sumur BJP-1 dalam hal penyebab awal terjadinya LUSI, tapi kalau
ada, itupun presentasinya sangat kecil sekali, dan sebagai pemicu
utama adalah karena adanya problem drilling di sumur BJP-1 tsb (dimana
problemnya tidak bisa segera diatasi karena adanya interval open hole yang
terlalu panjang yang reskan sekali didalam pemboran sumur yang menembus
formasi bertekanan tinggi/over pressure zones).

Itupun hanya sebagai pemicu awal, sebab selanjutnya yang terjadi adalah
karena memang mud-volcano tsb bertekanan  bersuhu tinggi  unconsolidated
, maka sifatnya sangat tidak stabil  selalu ingin expand dengan mencari
zona2 lemah untuk keluar dari dalam perut bumi. Akibatnya bermunculanlah
titik2 semburan lumpur tsb disekitar lokasi sumur (karena sumurnya sendiri
saat itu sudah diisi lumpur bor yang berat untuk melawan tekanan formasi 
di plug atau ditutup semen).

Semburan2 lumpur tsb lama kelamaan menjadi besar  berkembang sebagai
bencana alam.  Yang dalam hal ini sebetulnya sudah layak dinyatakan sebagai
bencana alam nasional karena skala  dampaknya yang cukup
besar mempengaruhi kebutuhan hajat hidup orang banyak.


Wassalam,
nyoto







On 3/15/07, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote:


Pak Koesoema yg sangat saya hormati, maaf kalau saya merespon surat
Bapak sepotong-sepotong, saat ini pk. 20.50 menjelang pulang kantor baru
sempat tulis imil.

Contoh lumpur yang diambil oleh tim IAGI dianalisa di lab. Universitas
di Jepang tanpa biaya, hal ini atas dasar hubungan baik DR. Edy Sunardi
dengan guru besarnya di Jepang (Kang Edy memperoleh PHD di Jepang),
disamping itu para ahli dari jepang sangat sering mengunjungi Indonesia.
Prof James Mori, DR. Yasuyuki Kano, DR. Wataru Tanikawa dan Prof
Toshihiko Shimamoto datang ke Indonesia bekerjasama dengan ITB (geologi)
akhir Desember 2006 selama 2 minggu antara lain melakukan beberapa
penelitian antara lain microseismic, GPS monitoring, dan juga sampling
mud serta air untuk lab analisis dan modeling, selain ke LULA, mereka
juga melakukan regional reconnaissance termasuk ke Kujung, Mojokerto dan
Tuban. Sedangkan rombongan lainnya (Prof Hisao Kumai dan Hiroyuki
Yamamoto) merupakan bagian join research antara jepang dan P3G dating ke
Indonesia setiap tahun sejak 1976 meneliti stratigrafi kwarter dari
lembah bengawan solo sampai mojokerto.
Untuk pembicara dari Oslo University, DR. Adriano Mazzini dating ke LULA
selama 2 minggu bulan Agustus 2006 melakukan observasi LULA dan
sampling, hasil sampling ini dianalisa di Oslo dan Moskow State
University. Karena itu para ahli dari luar negeri yang diundang mereka
yang pernah dating meneliti langsung ke LULA. Sedangkan Richard Davis
dari Inggris belum pernah dating ke LULA dan belum pernah berkomunikasi
dengan IAGI, karena itu panitia seminar hanya mendiskusikan saja
akhirnya diputuskan untuk tidak mengundang Richard Davis dengan alas an
tersebut.

Dari interpretasi hasil survey seismic dan VLF, kami menjumpai berbagai
patahan yang punya patern seperti mangkok, atas dasar ini kami menilai
potensi terjadinya subsidence sangat besar. Kami putuskan untuk minta
bantuan teman2 geodesi itb untuk melakukan pengukuran didaerah sebaran
LULA dan sekitarnya untuk mengetahui terjadi subsidence atau
tidak/belum. Dari hasil pengukuran GPS diketahui terjadi penurunan 3-26
cm dalam 26 hari sejak semburan LULA. Hal ini kami sampaikan ke tim-nya
Kang Rudy dalam diskusi malam hari 

RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-15 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Rovicky,

Kalau hanya melihat crossplot after-effect gempa dengan sumbu2 distance
(terhadap episentrum) dan magnitude gempa memang LUSI jauh di posisi
anomaly, sehingga kita yang menafsirkannya langsung akan berkesimpulan
LUSI jauh panggang dari api sebagai diakibatkan gempa.

Tetapi, coba kita lihat slide2 selanjutnya dari Prof. Mori itu, bahwa
banyak after-effect gempa yang bisa menimbulkan banyak reaktivitas
gejala geologi seperti geothermal dalam jarak ribuan km. Bahkan, saat
gempa Sumatra Desember 2004, spring water level di Jepang terpengaruh
dalam jarak sekitar 6000 km. 

Lagipula, cross plot di atas itu tak pernah melihat bagaimana kondisi
struktur bawah permukaan antara Pusat gempa dengan terjadinya
after-effect. Kalau jaraknya  1000 km, dan magnitude  5 Mw, tetapi ada
tectonic freeway di kerak Bumi antara episentrum dan tempat after-effect
terjadi (mis bud volcano), maka saya pikir mud volcano akan tetap
terjadi walau posisi plot-nya jauh ke atas garis batas di cross plot
tersebut.

Benar kata pak Rovicky, statistik penting, tetapi kita harus memeriksa
satu demi satu karakteristiknya. Korelasi tak serta-merta bisa
menunjukkan pembenaran suatu gejala sebab di geologi banyak parameter
yang variable-nya tak bisa dikuantifikasi.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:05 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

Menghubungkan gempa dengan semburan memang bukan hal tidak mungkin
karena secara statistik memang ada didaerah lain yang menunjukkan hal
itu. Tentusaja sebagai geologi tidak serta merta menggunakan data
statistik, karena setiap data memilki karakteristik sendiri-sendiri.
Setiap data point memilki attribut-attribut sehingga memenuhi
persyaratan untuk menunjukkan korespondensi (relasi).

Dalam hal gempa menyebabkan reaktivasi semburan mud volkano bisa
dilihat persyaratannya yang dilihat dengan cara fisis yaitu diukur
atau ada hal-hal dalam bentuk ukuran measurement. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tentu saja besaran getaran. Kita sangat beruntung
karena ada ilmu gempa yang menggunakan ukuran ini misalnya MMI. MMI
ini mengukur (mengestimasi) besarnya kekuatan getaran di titik yang
diukur.

Secara grafis dapat digambarkan seperti yang ada disini :
http://rovicky.wordpress.com/2006/06/27/mungkinkah-gempa-penyebab-mud-fl
ow/
Juga yang dipertontonkan bulan lalu di BPPT disini (trims Pak Koesoema):
http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/02/earthquake-trigger-lus
i.jpg

Gambar pertama menunjukkan bahwa intensitas diatas 6 MMI (ditempat
itu) yang akan menyebabkan reaktivasi dari mudvulkano (ingat
re-aktivasi, bukan pembentukan mudvolkano baru !).

Dua gambar itu jelas menunjukkan bahwa sangat sulit gempa jogja
menyebabkan LuSi
Atau dalam bahasa awam jauh panggang dari api. Walaupun secara
ilmiah api memang menyebabkan air itu mendidih, tetapi tidak bisa
menyatakan kalau ada api selalu akan menyebabkan air mendidih, kan ?
Menurut info di IAGI-net tulisan Pak Awang di stasiun Karangkates
tercatat III-IV MMI ...
bisa dibaca ulang lengkapnya disini :
http://hotmudflow.wordpress.com/2006/06/13/iagi-net-l-informasinya-benar
-banjar-panji-mud-extrusion/

Bagaimana kalau dengan hitung2an, ya siapa tahu pengukuran yang di
tretes
menurut perhitungan rekan saya yang terurai disini :
http://hotmudflow.wordpress.com/2006/07/05/gempa-yogya-bikin-mud-volcano
-di-porong/
Diperkirakan getaran sekitar 4.9 Mw ... sangat sesuai dengan yang
terukur di Karangkates maupun Surabaya yang kira-kira III-IV MMI.

Memang kadangkala kita terperangah dengan besarnya dampak yang hanya
karena kesalahan kecil. Akupun melihat dimensi dampak lumpurnya saja
menjadi terbelalak. Seolah kagak percaya apa iya ngebor ukuran 12 inci
bisa menyebabkan dampak sebesar itu ?

Kalau menggunakan pemikiran trigger mechanism yang menjalar dengan
domino effect dicampur dengan teori butterfly effect, hal-hal
kecil memang bisa saja menyebabkan perubahan besar.
wadduh tapi ini tidak mudah membuktikanya secara matematika ataupun
fisika  memang angel ...tetapi bukan tidak mungkin dilakukan  :(


rdp

On 3/14/07, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:




 Pak Nyoto,



 Semua mud volcano di Indonesia dan di seluruh dunia muncul di suatu
kawasan
 geologi yang tidak stabil dan tertekan. Kawasan tidak stabil itu
tempat
 sedimen diendapkan begitu cepatnya sehingga tak punya waktu
terkompaksi
 dengan baik, tak ada proses dewatering sempurna. Di Indonesia, wilayah
 seperti itu ada di dua tempat yang sangat menonjol : Kendeng
Deep-Madura
 Strait dan foredeep Sorong Fault di utara Papua dari
 Salawati-Mamberamo-Sepik-Ramu di utara PNG. Di forearc basin yang
dalam pun
 ada seperti di Sawu Basin yang timbul akibat collision Australia. Maka
di
 wilayah2 ini banyak mud volcano dijumpai. Sedimentasi tak stabil,
terangkat,
 dan tertekan, akan mudah memunculkan mudvolcano.



 Kita cek peta fisiografi 

Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-15 Terurut Topik Nana Djumhana
Maaf Mas Nyoto, janganlah berprasangka buruk, tentunya panitya mempunyai alasan 
cukup kuat yang mungkin tidak dibeberkan sehingga merumuskan seperti itu. 
Sah-sah saja kalau ada yang kontra atau tidak setuju. Saya hanya ingin 
menengahi dengan memberikan clue; Apakah yang tidak setuju itu tahu apa yang 
terjadi pada sumur BJP-1 pada saat gempa Jogja ? Mengapa sumur Porong-1 yang 
lokasinya juga tidak jauh dari semburan lumpur sekarang, dan juga terjadi 
drilling problem, tapi ternyata tidak terjadi semburan lumpur, padahal kalau 
melihat posisi dan lithologi yang ditembus, barangkali lebih memungkinkan untuk 
terjadi hal yang sama dibanding dengan data dari sumur BJP-1 ? 

Kita lebih baik konsentrasi saja untuk mengatasi bencana yang sudah makin 
besar, kasihan mereka yang menjadi korban. Tidak perlu memperpanjang masalah.

Salam,
Nana

- Original Message - 
  From: nyoto - ke-el 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, March 16, 2007 6:54 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI


  Supaya lebih fair hasil kesimpulannya, saya kira akan lebih baik kalau 
penyelenggara workshop mengundang  mendengarkan semua pendapat dari para 
ahli, baik pendapat yang berseberangan maupun yang sama bahasa. 

  Soalnya paling tidak kalau diperhatikan sejak awal memang penyelanggara 
kelihatannya enggan kalau tidak boleh dibilang tidak mau mendengarkan 
pendapat yang kira2 akan berseberangan dengan hasil kesimpulan yang sudah 
dipersiapkan sebelumnya.  

  Dengan dalih ybs sudah pernah diundang  berbicara/presentasi dalam seminar2 
sebelumnya (maka undangannyapun diberi catatan hanya sebagai pendengar saja), 
ataupun ybs tidak pernah ikut dalam penelitian langsung ke lokasi biarpun sudah 
pernah melakukan study analisa mengenai LUSI, atau apalah alasannya, tapi yang 
jelas itu hanya alasan yang dibuat oleh penyelanggara saja.  

  Tidak usah mengelak , hal ini bisa  mudah sekali dibaca, baik oleh peserta 
workshop maupun yang tidak mengikutinya, paling tidak seperti saya ini, yang 
ikut prihatin karena adanya kesimpulan workshop yang kelihatan bias secara 
ilmiah.  

  Dan sebetulnya hal itulah yang menjadikan uneg2 pak Koesoema, sehingga 
beliau akhirnya memutuskan untuk menulis SURAT TERBUKA yang akhirnya 
menimbulkan topic perseteruan antar para ahli di media massa. 

  Mohon maaf bagi yang kurang berkenan, sebagai salah satu warga geologiawan 
Indonesia yang ikut prihatin dengan kejadian LUSI dengan tanpa solusi yang 
memadai dari yang berwenang, saya hanya berusaha meluruskan yang bengkok saja 
tidak ada maksud lain. 
   
  Mungkin juga gempa Yogya bisa ikut andil atau kombinasi dengan problem 
drilling di sumur BJP-1 dalam hal penyebab awal terjadinya LUSI, tapi kalau 
ada, itupun presentasinya sangat kecil sekali, dan sebagai pemicu utama adalah 
karena adanya problem drilling di sumur BJP-1 tsb (dimana problemnya tidak bisa 
segera diatasi karena adanya interval open hole yang terlalu panjang yang 
reskan sekali didalam pemboran sumur yang menembus formasi bertekanan 
tinggi/over pressure zones). 

  Itupun hanya sebagai pemicu awal, sebab selanjutnya yang terjadi adalah 
karena memang mud-volcano tsb bertekanan  bersuhu tinggi  unconsolidated , 
maka sifatnya sangat tidak stabil  selalu ingin expand dengan mencari zona2 
lemah untuk keluar dari dalam perut bumi. Akibatnya bermunculanlah titik2 
semburan lumpur tsb disekitar lokasi sumur (karena sumurnya sendiri saat itu 
sudah diisi lumpur bor yang berat untuk melawan tekanan formasi  di plug 
atau ditutup semen).   

  Semburan2 lumpur tsb lama kelamaan menjadi besar  berkembang sebagai bencana 
alam.  Yang dalam hal ini sebetulnya sudah layak dinyatakan sebagai bencana 
alam nasional karena skala  dampaknya yang cukup besar mempengaruhi kebutuhan 
hajat hidup orang banyak. 


  Wassalam,
  nyoto






   
  On 3/15/07, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Pak Koesoema yg sangat saya hormati, maaf kalau saya merespon surat
Bapak sepotong-sepotong, saat ini pk. 20.50 menjelang pulang kantor baru
sempat tulis imil.

Contoh lumpur yang diambil oleh tim IAGI dianalisa di lab. Universitas
di Jepang tanpa biaya, hal ini atas dasar hubungan baik DR. Edy Sunardi
dengan guru besarnya di Jepang (Kang Edy memperoleh PHD di Jepang), 
disamping itu para ahli dari jepang sangat sering mengunjungi Indonesia.
Prof James Mori, DR. Yasuyuki Kano, DR. Wataru Tanikawa dan Prof
Toshihiko Shimamoto datang ke Indonesia bekerjasama dengan ITB (geologi)
akhir Desember 2006 selama 2 minggu antara lain melakukan beberapa
penelitian antara lain microseismic, GPS monitoring, dan juga sampling
mud serta air untuk lab analisis dan modeling, selain ke LULA, mereka
juga melakukan regional reconnaissance termasuk ke Kujung, Mojokerto dan 
Tuban. Sedangkan rombongan lainnya (Prof Hisao Kumai dan Hiroyuki
Yamamoto) merupakan bagian join research antara jepang dan P3G dating ke
Indonesia 

[iagi-net-l] Catatan (teknis) khusus tentang HotMudFlow

2007-03-15 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Mungkin ada yang membaca adanya perbedaan pendapat para ahli kebumian
mengenai HotMudFlow atau dikenal dengan Lumpur Sidoarjo atau Lumpur
Lapindo ini. Seperti misal surat terbuka Pak Professor yang ditulis
disini 
http://rovicky.wordpress.com/2007/02/25/prof-dr-rp-koesoemadinata-surat-terbuka-kepada-ketua-umum-iagi-1/
juga dalam diskusi para punggawa begawan geologi disini
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ dan ditulis dalam
media disini 
http://hotmudflow.wordpress.com/2007/03/07/ahli-geologi-saling-berseteru/.
Namun ada beberapa hal penting yang harus disadari dalam penanganan
kasus lumpur panas ini :

  1. Tujuan utama setiap tindakan yang diambil adalah menyelamatkan
manusia dari kejadian ini.
  2. Apapun yang menyebabkannya (natural ataupun man made) kejadian
yg terlihat saat ini adalah sebuah kejadian munculnya kombinasi Mud
Volkano dan Hydrothermal.
  3. Semua jenis/tipe penanganan dan pencegahan dampak ini baik
penanganan permukaan, usaha penutupan semburan tidak harus mengetahui
dengan pasti apa yang menyebabkannya.
  4. Kejadian munculnya kombinasi MudVolkano - Hydrothermal (tanpa
melihat apa yang menyebabkannya) ini baru pertama kali didunia.
Sehingga tidak ada satupun di dunia ini yang memiliki pengalaman dalam
hal menanganinya.
  5. Semua tindakan baik menutup maupun mencegah dampak (permukaan)
memang memerlukan penelitian. Tetapi keduanya diburu-buru dan saling
berkejaran. Meneliti bisa dilakukan sambil menangani. Hanya yang harus
diperhatikan adalah setiap penanganan harus didasari alasan ilmiah
yang tepat. Apapun alasannya harus ada dan dapat dijelaskan secara
terbuka.
  6. Proses ini sangat dinamis, gejala-gejala di awal kejadian,
dimasa transisi (minggu-minggu awal), serta kondisi saat ini sudah
sangat berbeda. Misal, jumlah lubang semburan pada waktu awal, ukuran
diameter lubang yg berkembang, volume dan jenis material yang keluar
dari dalam lubang , kondisi bawah permukaan (suhu, tekanan, rekahan)
dll. Sehingga pencatatan lengkap harus dilakukan terhadap semua gejala
yang timbul.
  7. Catatan inipun akan bertambah dan berubah selama kejadian ini berlangsung.

--
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Wana SHERPA/BPN/ID/EP/Corp is out of the office.

2007-03-15 Terurut Topik Wana SHERPA




I will be out of the office starting  03/16/2007 and will not return until 
04/01/2007.

in any urgent case (operation geology) contact me at : 08125417433



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-