[iagi-net-l] call for papers (Fwd: )

2007-03-29 Terurut Topik mohammad syaiful

seperti biasanya, hal yg saya duga selalu terjadi. abstrak akan
berdatangan bagaikan banjir atau puting-beliung, dalam dua hari
terakhir sekitar 62 abstrak (belum termasuk yg salah mengirimkan ke
alamat yg lain (bukan [EMAIL PROTECTED])), dikirimkan kepada
panitia.

akibatnya pak prasiddha sbg koordinator makalah (tech program)
kewalahan utk mengunduh dan sekaligus mendaftar. jadi mungkin banyak
para pengirim abstrak yg tidak/belum dapat dikonfirmasi secara cepat.
mohon maklum akan hal ini.

abah yanto dkk lainnya, 160 lebih abstrak ini belum termasuk iatmi
lho, soalnya iatmi 'kan baru bergabung belakangan dan sekarang baru
mingggu awal utk menerima abstrak dari rekan2 di iatmi.

tampaknya panitia akan bekerja keras pada minggu2 depan utk menyeleksi
abstrak. kepada para pakar yg kebetulan nanti diminta oleh panitia utk
secara sukarela membantu menyeleksi dan berikutnya memeriksa makalah,
kami sampaikan terimakasih.

terimakasih atas antuasme yang sangat tinggi ini. masih ada hari esok
(31 maret 2007) utk mengirimkan abstrak.

salam,
syaiful
*chairman of organizing committee of jcb 2007

-- Forwarded message --
From: Prasiddha Hestu Narendra <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Mar 30, 2007 2:04 PM
Subject: Re:
To: Yosi Hirosiadi <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]>


silakan wae, ini aku lagi download. Status yg udah ku download 132, masih
ada 30an lagi yg belum download
Belum sempet konfirmasi ke masing2 yg kirim.

At 02:03 PM 3/30/2007 +0700, Yosi Hirosiadi wrote:
--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Bencana kegagalan teknologi >Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik Agus Hendratno
maaf cerita panjang...
Dalam dokumen Rencana Aksi Nasional (RAN) Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang 
dikeluarkan oleh Bapenas dan UNDP pada Januari 2007 secara resmi kemudian 
diedarkan ke semua Pemprov di Indonesia, ada Pembahasan tentang Karakteristik 
Resiko Bencana di Indonesia. Misalnya : 
Gempabumi, tsunami, erupsi gunungapi, gerakan tanah, kebakaran hutan dan lahan, 
angin ribut, banjir, penyakit endemik, juga ada "bencana kegagalan teknologi".
Pada sub-bab pembahasan : bencana kegagalan teknologi, deskripsi dan uraian 
didalamnya menguraikan bahwa kejadian semuran lumpur panas di sidoarjo, 
merupakan salah satu tipe dari bencana kegagalan teknologi. Nah, teknologi yang 
dimaksud tentunya teknologi eksplorasi, juga teknologi eksploitasi sumberdaya 
alam kebumian (migas) dst.
Kalau membaca Dokumen itu, yang beredar ke semua menteri, pejabat eselon, juga 
ke pemda-pemda; pasti akan memahami bahwa ada resiko dalam teknologi eksplorasi 
migas yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya suatu "bencana"
(aku cuma baca lho, kebetulan saya sekarang bersama tim UNDP untuk 
memobilisi isi dalam Dokumen Rencana Aksi Nasional ke dalam implementasi 
Rencana Aksi Daerah untuk Pengurangan Resiko Bencana sesuai dengan 
karakteristik resiko bencana yang ada di daerah masing-masing). 

Desember 2005, saya berkesempatan bersilahturahmi dengan Kadiv.Humas BPMIGAS 
dan Kadiv Eksternal BPMIGAS di Patrajasa, di ruang kerja beliau. Ada 
pembicaraan yang cukup menarik (4 orang : 2 pejabat BPMIGAS, saya dan ibu 
Dwikorita) yang patut saya share di milist ini :
1. ada sisi kelemahan community development pada industri migas selama ini 
terutama yang beroperasi di onshore. kemudian kami (yang wong kampus ini) 
sedikit mempresentasikan hipotesa kami tentang sisi kelemahan comdev di 
industri migas yang beroperasi di onshore, yaitu : bahwa elemen edukasi ke 
masyarakat di sekitar daerah operasi migas selama ini dipahami sebagai bentuk 
kegiatan-kegiatan fisik saja (terutama pada sektor edukasi). Nah, bagaimana 
jika fungsi edukasi dalam comdev di industri migas ini diujudkan dalam bentuk, 
memberikan pendidikan yang holistik terintegrasi dengan kultur masyarakat 
setempat dan memasukkan unsur-unsur resiko bencana dalam operasi migas. Sasaran 
utama dalam hal ini adalah : pendidikan dasar dan menengah. Model pendidikan 
yang diberikan tidak akan mengubah kurikulum yang ada, tetapi memperkaya 
wawasan kepada generasi muda yang hidup di wilayah kerja dekat operasi migas, 
mengenai materi tentang nilai positip keberadaan operasi migas dan pemahaman
 resiko dari operasi migas yang perlu dipahamkan kepada anak didik. 
Implikasinya kepada anak didik,maka akan secara simultan dan berkelanjutan, dia 
akan menceritakan kepada orang tua, dst. Lama-lama akan terbentuk sistem sosial 
yang memahami akan adanya nilai positip dan nilai resiko kalau "bertetangga" 
dengan wilayah kerja operasi migas.
2. fungsi edukasi tersebut sebetulnya bisa mencakup pada elemen masyarakat 
dewasa, organisasi sipil, juga pemerintah desa, kecamatan yang ada di dekat 
daerah operasi migas. fasilitator dalam comdev ini tentunya adalah operator 
migas dengan regulatornya adalah Bpmigas.
3. Jika proses pembelajaran tersebut berhasil maka yang terjadi adanya 
kesiap-siagaan masyarakat di sektiar operasi migas untuk menghadapi resiko yang 
terjadi akibat teknologi eksplorasi-eksploitasi-produksi migas (terutama yang 
beroperasi di onshore, juga penting untuk yang offshore). 

Dari 2 pejabat Bpmigas itu, kami mendapat respon, karena memang ada plus - 
minus dalam kegiatan comdev di industri migas. Sesuatu yang patut untuk 
digerakan dan diimplementasikan. tapi caranya gimana?
Saya tidak tahu tentang sejauh mana regulasi pemerintah tentang aturan main 
comdev di industri migas, yang menempatkan fungsi "pemahaman resiko operasi 
migas dalam pendidikan masyarakat yang dekat - sangat dekat di wilayah kerja 
operasi migas". Kelihatannya tidak ada dalam aturan AMDAL untuk Operasi Migas. 
Ada pergeseran AMDAL Migas, dulunya pada tahapan eksplorasi itu wajib Amdal, 
kemudian aturan diubah yang wajib Amdal adalah eksploitasi dan produksi migas. 
Saat eksplorasi, cukup dengan UKL/UPL. 
Nah, apakah comdev migas hanya disiapkan untuk operasi eksploitasi migas saja 
atau sudah ada sejak eksplorasi migas. 

Kedua pejabat BPmigas itu, kemudian meminta kami : apakah kami siap untuk 
mengevaluasi model-model comdev di migas termasuk mengembangkan pola edukasi 
masyarakat (tidak sekedar membangunkan gedung TK, SD, SMP, pusat pembelajaran 
masyarakat dll), tetapi mewajibkan operator migas untuk "mendidik" bersama 
stakeholder yang terkait. 
Wah, aku agak gagap saat itu. Bu rita malah tanya ke saya : piye mas agus..., 
sanggupkah ke Bpmigas lagi untuk mendiskusikan ini ke pejabat yang lebih 
berwenang. Terus terang saat itu, saya tidak tahu harus bagaimana jika kami 
dari kampus diminta untuk mempresentasikan hal tersebut oleh bpmigas.

Setelah itu, akhir Januari 2006

Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik nyoto - ke-el

pak atau bu Nataniel (?), sekarang lagi jamannya ditanah air kita, semua
dipolitisir  termasuk geologists nya & juga ikatan ahlinya  apa
boleh buat ?  profesionalisme atau ilmiah di-nomor-dua-kan . paling
tidak itulah hasil pengamatan saya & mungkin beberapa temen geologists
lainnya 


wass,






On 3/30/07, Nataniel Mangiwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


kalau saya baca-baca sejak awal LUSI sampai sekarang, kebanyakan ahli
geologi di milist ini secara 'implisit' menyatakan Pemboran BJP-1 lah
penyebab LUSI. Ada juga sebagian kecil geologist yang mengatakan LUSI
adalah karena Gempa (kembali ke Alam). cmiiw

tidak bisakah ada Solusi tentang penyebab LUSI ini? apa memang masalah
LUSI ini tidak butuh penjelasan? atau case closed? atau seperti di
pemerintahan saja, semuanya dibiarkan 'mengambang' dan nanti 'beres' dgn
sendirinya?? ADAM AIR hilang..nyawa tidak ditemukan dibiarkan saja
'mengambang', tidak ada warning/punishment apapun untuk ADAM AIR. ADAM AIR
juga yang salah faktor cuaca (Alam lagi?!)

tanggung jawab sebagai geologist kemana? nurani sebagai seorang geologist
untuk mengatakan ini yang benar ini yang salah. atau memang tidak pernah ada
yang salah dalam dunia geologist? kalau tidak ada kata 'salah' dalam dunia
geologist, apa saya boleh bilang batugamping 'reef' itu Batuan BEKU?! atau
memang bukan keahlian geologist untuk menjawab penyebab LUSI ini? atau
diberikan saja ke kaum drilling?

walaupun diberikan ke ahli drilling, seingat saya di bagian conclusions
nya presentasi Rudi Rubiandini ada disebutkan satu dari beberapa kesalahan
Lapindo: Cure Loss seharusnya tidak dengan LCM saja. belum lagi masalah
Casing collapse (hasil snubing unit)..

jangan sampai lah Geologist = Politician.

 On 3/30/07, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak Awang,
> Saya mengerti betapa sulit dan argumentatifnya menyusun model dan
> assumsi,
> tapi apakah dengan itu semua lantas kita akan membiarkan masalah ini
> berkembang liar tak terkendali ?! Atau kita biarkan saja, hingga badai
> itu
> reda sendiri ?! Saya kira pertanyaan apa penyebab LULA ini tidaklah
> nanti
> kemudian menjadi reda sendiri, ini akan tetap menjadi pertanyaan and it
> deserves an answer. Saya pikir, dengan data-data yang masih lengkap,
> saksi
> hidup yang masih lengkap, akan lebih mudah untuk menemukan model dengan
> assumsi yang lebih mendekati kebenaran dibanding kalau modelnya dibuat
> entah
> 10 atau 20 tahun kemudian, yang mana data-data dan saksi-saksi sudah
> entah
> kemana.
>
> Terimakasih pak Kusuma atas pencerahanya, betul bahwa yang saya maksud
> dengan model dan asssumsi itu adalah dalam memformulasikan probabilitas
> mana
> yang paling mungkin terjadi. Saya fikir ini bisa menjadi bahan untuk
> thesis
> S2 ataupun S3 kalau ada yang tertarik menelitinya.
>
> Solusi yang ditempuh pemerintah dengan menyuruh Lapindo untuk memberikan
> apa
> yang diinginkan masyarakat korban tentunya sangat bijak dan perlu
> dihargai.
> Tapi tetap saja nanti akan ada argumentasi, siapa yang harus membayar
> semua
> ini ? Pemerintah atau Lapindo, apa dibagi rata ?! Terkecuali kalau
> dengan
> iklas Lapindo memang telah mau mengakui bahwa LULA ini disebabkan oleh
> pemboran BJP-1 sehingga Lapindo sepenuhnya bertanggung jawab atas
> kerugian
> yang ditimbulkan oleh bencana ini. Dengan begitu, legal case mungkin
> bisa
> selesai, dengan kesimpulan 100% bencana LULA disebabkan oleh pengeboran
> BanjarPanji-1. Dan tugas pemerintah hanya menfasilitasi pembayaran dan
> penghitungan ganti ruginya saja. Apa memang demikian pak solusi yang
> telah
> ditempuh ?!
>
> Salam
>
>
> - Original Message -
> From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: < iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Friday, March 30, 2007 10:11 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
>
>
> > Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi
> > probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10,
> penyebab
> > pemboran 9:10.
> > Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC
> Milan
> > lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana?
> > - Original Message -
> > From: "Awang Harun Satyana" < [EMAIL PROTECTED]>
> > To: 
> > Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM
> > Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
> >
> >
> > > Mas Dwi,
> > >
> > > Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai
> > > dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat
> berbahaya.
> > > Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model
> yang
> > > salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah
> > > penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa
> > > hitam-putih.
> > >
> > > Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di
> Jakarta
> > > Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 %
> > > gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak
> ada
> > > dasar kuanti

Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik Nataniel Mangiwa

kalau saya baca-baca sejak awal LUSI sampai sekarang, kebanyakan ahli
geologi di milist ini secara 'implisit' menyatakan Pemboran BJP-1 lah
penyebab LUSI. Ada juga sebagian kecil geologist yang mengatakan LUSI
adalah karena Gempa (kembali ke Alam). cmiiw

tidak bisakah ada Solusi tentang penyebab LUSI ini? apa memang masalah LUSI
ini tidak butuh penjelasan? atau case closed? atau seperti di pemerintahan
saja, semuanya dibiarkan 'mengambang' dan nanti 'beres' dgn sendirinya??
ADAM AIR hilang..nyawa tidak ditemukan dibiarkan saja 'mengambang', tidak
ada warning/punishment apapun untuk ADAM AIR. ADAM AIR juga yang salah
faktor cuaca (Alam lagi?!)

tanggung jawab sebagai geologist kemana? nurani sebagai seorang geologist
untuk mengatakan ini yang benar ini yang salah. atau memang tidak pernah ada
yang salah dalam dunia geologist? kalau tidak ada kata 'salah' dalam dunia
geologist, apa saya boleh bilang batugamping 'reef' itu Batuan BEKU?! atau
memang bukan keahlian geologist untuk menjawab penyebab LUSI ini? atau
diberikan saja ke kaum drilling?

walaupun diberikan ke ahli drilling, seingat saya di bagian conclusions nya
presentasi Rudi Rubiandini ada disebutkan satu dari beberapa kesalahan
Lapindo: Cure Loss seharusnya tidak dengan LCM saja. belum lagi masalah
Casing collapse (hasil snubing unit)..

jangan sampai lah Geologist = Politician.

On 3/30/07, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Pak Awang,
Saya mengerti betapa sulit dan argumentatifnya menyusun model dan assumsi,
tapi apakah dengan itu semua lantas kita akan membiarkan masalah ini
berkembang liar tak terkendali ?! Atau kita biarkan saja, hingga badai itu
reda sendiri ?! Saya kira pertanyaan apa penyebab LULA ini tidaklah nanti
kemudian menjadi reda sendiri, ini akan tetap menjadi pertanyaan and it
deserves an answer. Saya pikir, dengan data-data yang masih lengkap, saksi
hidup yang masih lengkap, akan lebih mudah untuk menemukan model dengan
assumsi yang lebih mendekati kebenaran dibanding kalau modelnya dibuat
entah
10 atau 20 tahun kemudian, yang mana data-data dan saksi-saksi sudah entah
kemana.

Terimakasih pak Kusuma atas pencerahanya, betul bahwa yang saya maksud
dengan model dan asssumsi itu adalah dalam memformulasikan probabilitas
mana
yang paling mungkin terjadi. Saya fikir ini bisa menjadi bahan untuk
thesis
S2 ataupun S3 kalau ada yang tertarik menelitinya.

Solusi yang ditempuh pemerintah dengan menyuruh Lapindo untuk memberikan
apa
yang diinginkan masyarakat korban tentunya sangat bijak dan perlu
dihargai.
Tapi tetap saja nanti akan ada argumentasi, siapa yang harus membayar
semua
ini ? Pemerintah atau Lapindo, apa dibagi rata ?! Terkecuali kalau dengan
iklas Lapindo memang telah mau mengakui bahwa LULA ini disebabkan oleh
pemboran BJP-1 sehingga Lapindo sepenuhnya bertanggung jawab atas kerugian
yang ditimbulkan oleh bencana ini. Dengan begitu, legal case mungkin bisa
selesai, dengan kesimpulan 100% bencana LULA disebabkan oleh pengeboran
BanjarPanji-1. Dan tugas pemerintah hanya menfasilitasi pembayaran dan
penghitungan ganti ruginya saja. Apa memang demikian pak solusi yang telah
ditempuh ?!

Salam


- Original Message -
From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, March 30, 2007 10:11 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi


> Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi
> probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab
> pemboran 9:10.
> Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan
> lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana?
> - Original Message -
> From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
>
>
> > Mas Dwi,
> >
> > Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai
> > dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat
berbahaya.
> > Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang
> > salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah
> > penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa
> > hitam-putih.
> >
> > Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta
> > Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 %
> > gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada
> > dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan,
> > berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran,
> > berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ?
> > Perasaan orang kan bisa lain2.
> >
> > Salam,
> > awang
> >
> > -Original Message-
> > From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
> >
> > Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang
> > abs

Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik Dwiyatno Rumlan
Pak Awang,
Saya mengerti betapa sulit dan argumentatifnya menyusun model dan assumsi,
tapi apakah dengan itu semua lantas kita akan membiarkan masalah ini
berkembang liar tak terkendali ?! Atau kita biarkan saja, hingga badai itu
reda sendiri ?! Saya kira pertanyaan apa penyebab LULA ini tidaklah nanti
kemudian menjadi reda sendiri, ini akan tetap menjadi pertanyaan and it
deserves an answer. Saya pikir, dengan data-data yang masih lengkap, saksi
hidup yang masih lengkap, akan lebih mudah untuk menemukan model dengan
assumsi yang lebih mendekati kebenaran dibanding kalau modelnya dibuat entah
10 atau 20 tahun kemudian, yang mana data-data dan saksi-saksi sudah entah
kemana.

Terimakasih pak Kusuma atas pencerahanya, betul bahwa yang saya maksud
dengan model dan asssumsi itu adalah dalam memformulasikan probabilitas mana
yang paling mungkin terjadi. Saya fikir ini bisa menjadi bahan untuk thesis
S2 ataupun S3 kalau ada yang tertarik menelitinya.

Solusi yang ditempuh pemerintah dengan menyuruh Lapindo untuk memberikan apa
yang diinginkan masyarakat korban tentunya sangat bijak dan perlu dihargai.
Tapi tetap saja nanti akan ada argumentasi, siapa yang harus membayar semua
ini ? Pemerintah atau Lapindo, apa dibagi rata ?! Terkecuali kalau dengan
iklas Lapindo memang telah mau mengakui bahwa LULA ini disebabkan oleh
pemboran BJP-1 sehingga Lapindo sepenuhnya bertanggung jawab atas kerugian
yang ditimbulkan oleh bencana ini. Dengan begitu, legal case mungkin bisa
selesai, dengan kesimpulan 100% bencana LULA disebabkan oleh pengeboran
BanjarPanji-1. Dan tugas pemerintah hanya menfasilitasi pembayaran dan
penghitungan ganti ruginya saja. Apa memang demikian pak solusi yang telah
ditempuh ?!

Salam


- Original Message - 
From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, March 30, 2007 10:11 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi


> Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi
> probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab
> pemboran 9:10.
> Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan
> lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana?
> - Original Message - 
> From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
>
>
> > Mas Dwi,
> >
> > Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai
> > dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya.
> > Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang
> > salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah
> > penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa
> > hitam-putih.
> >
> > Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta
> > Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 %
> > gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada
> > dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan,
> > berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran,
> > berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ?
> > Perasaan orang kan bisa lain2.
> >
> > Salam,
> > awang
> >
> > -Original Message-
> > From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
> >
> > Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang
> > absolut,
> > selalu ada error margin, bahkan dalam soal lumpur Lapindopun, saya
> > sependapat disebabkan oleh combined factor. Namun saya juga mengerti
> > bahasa
> > hukum dan kepolisian yang memerlukan suatu ketegasan. Beliau2 memerlukan
> > seseorang atau institusi yang bisa mengatakan apa penyebab lumpur
> > lapindo.
> > Kalau misalnya itu terdiri dari faktor combinasi, tentunya harus juga
> > jelas,
> > porsinya berapa persen yang disebabkan oleh pengeboran Banjar Panji-1,
> > berapa persen yang oleh natural disaster, berapa persen oleh kondisi
> > geology
> > dsb. Ini yang diperlukan polisi dan aparat hukum, tanpa itu semua, maka
> > masalah ini saya kira hanya akan muter-muter saja, dan semakin tidak
> > jelas.
> >
> > Untuk itulah, dulu pernah saya usulkan untuk membikin suatu model
> > bagaimana
> > bisa terjadinya bencana ini dengan berdasarkan semua data-data yang ada.
> > Saya tahu, hal ini akan sulit dilakukan, namun dengan beberapa assumsi
> > saya
> > kira masih bisa dikerjakan. Yang dari itu, mungkin bisa menjadi salah
> > satu
> > dasar untuk menetapkan berapa percent porsi masing2 factor tersebut
> > sehingga
> > menyebabkan terjadinya LULA, sehingga bisa membantu aparat kepolisian
> > dan
> > aparat hukum untuk bisa menyelesaikan kasus ini.
> >
> > Salam
> > - Original Message - 
> > From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: 
> > Sent: Tuesday, March 27, 2

Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Waddduh jangan dikira Polisi Indonesia itu bodo looh ... trutama yang
bermain-main dengan ujii forensik ... (kebetulan dulu ada kawan polisi
ikutan S2 fisika UI, dia dari LabFor Polri).

Kalau anda mengikuti jalannya penyelidikan yang dilakukan Prastika
(POLDA BALI) ketika membedah kasus Bom Bali dalam acara di Discovery
Channel, anda akan melihat bagaimana dasar berpikirnya ahli2 forensik2
ini. Semua tentunya tidak melulu eksak. Mereka menggunakan
probabilitas untuk "mengejar" suspect. Walaupun didalam filem
seringkali menggunakan intuisi. tetapi secara hukum mereka menggunakan
analisa-analisa teknis yg penuh dengan kajian ilmiah sangat
scientific.

Jelas donk polisi mempermasalahkan angka probabilitas 99% vs 1 % ...

Kalau berbicara "immediate couse" ya mesti ada pembatasnya  ndak
mungkin menyalahkan semuanya .

rdp

On 3/30/07, OK Taufik <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

kalau bahasa hukum sekecil apapun peluang akan di permasalahkan, apa lagi
polisikan paling pintar mengembangkan perkara terhadap suatu kasus, bahasa
mereka nanti akan kita "kembangkan". Polisi tak mempermasalahkan berapa
besar anggapan masalah LUSI 99.9% akibat gempa atau karena 0.1% kemungkinan
karena aktifitas pengeboran, karena 0.1%bisa mereka masukkan pada kesalahan
prosedur,penyebab tindakan yg merugikan orang banyak dan ada unsur
kesengajaan, mereka mungkin lebih tertarik pada dampak kerugian masyarakat
yg timbul.

On 3/30/07, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi
> probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab
> pemboran 9:10.
> Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan
> lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana?
> - Original Message -
> From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: < iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
>
>
> > Mas Dwi,
> >
> > Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai
> > dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya.
> > Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang
> > salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah
> > penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa
> > hitam-putih.
> >
> > Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta
> > Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 %
> > gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada
> > dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan,
> > berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran,
> > berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ?
> > Perasaan orang kan bisa lain2.
> >
> > Salam,
> > awang
> >
> > -Original Message-
> > From: Dwiyatno Rumlan [mailto: [EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
> >
> > Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang
> > absolut,
> > selalu ada error margin, bahkan dalam soal lumpur Lapindopun, saya
> > sependapat disebabkan oleh combined factor. Namun saya juga mengerti
> > bahasa
> > hukum dan kepolisian yang memerlukan suatu ketegasan. Beliau2 memerlukan
> > seseorang atau institusi yang bisa mengatakan apa penyebab lumpur
> > lapindo.
> > Kalau misalnya itu terdiri dari faktor combinasi, tentunya harus juga
> > jelas,
> > porsinya berapa persen yang disebabkan oleh pengeboran Banjar Panji-1,
> > berapa persen yang oleh natural disaster, berapa persen oleh kondisi
> > geology
> > dsb. Ini yang diperlukan polisi dan aparat hukum, tanpa itu semua, maka
> > masalah ini saya kira hanya akan muter-muter saja, dan semakin tidak
> > jelas.
> >
> > Untuk itulah, dulu pernah saya usulkan untuk membikin suatu model
> > bagaimana
> > bisa terjadinya bencana ini dengan berdasarkan semua data-data yang ada.
> > Saya tahu, hal ini akan sulit dilakukan, namun dengan beberapa assumsi
> > saya
> > kira masih bisa dikerjakan. Yang dari itu, mungkin bisa menjadi salah
> > satu
> > dasar untuk menetapkan berapa percent porsi masing2 factor tersebut
> > sehingga
> > menyebabkan terjadinya LULA, sehingga bisa membantu aparat kepolisian
> > dan
> > aparat hukum untuk bisa menyelesaikan kasus ini.
> >
> > Salam
> > - Original Message -
> > From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: 
> > Sent: Tuesday, March 27, 2007 11:50 AM
> > Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
> >
> >
> > Lucu, dua hari sebelumnya Kepala Kajati Jawa Timur Dr. Marwan Effendi
> > menyatakan bahwa BAP (berita acara pemeriksaan) kasus LUSI di area
> > Lapindo yang diajukan Kapolda Jatim adalah masih lemah akibat keterangan
> > para saksi ahli yang berseberangan. Sebagian saksi ahli bilang bahwa
> > LUSI akibat pemboran Ban

Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik OK Taufik

kalau bahasa hukum sekecil apapun peluang akan di permasalahkan, apa lagi
polisikan paling pintar mengembangkan perkara terhadap suatu kasus, bahasa
mereka nanti akan kita "kembangkan". Polisi tak mempermasalahkan berapa
besar anggapan masalah LUSI 99.9% akibat gempa atau karena 0.1% kemungkinan
karena aktifitas pengeboran, karena 0.1%bisa mereka masukkan pada kesalahan
prosedur,penyebab tindakan yg merugikan orang banyak dan ada unsur
kesengajaan, mereka mungkin lebih tertarik pada dampak kerugian masyarakat
yg timbul.

On 3/30/07, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi
probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab
pemboran 9:10.
Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan
lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana?
- Original Message -
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi


> Mas Dwi,
>
> Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai
> dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya.
> Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang
> salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah
> penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa
> hitam-putih.
>
> Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta
> Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 %
> gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada
> dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan,
> berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran,
> berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ?
> Perasaan orang kan bisa lain2.
>
> Salam,
> awang
>
> -Original Message-
> From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
>
> Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang
> absolut,
> selalu ada error margin, bahkan dalam soal lumpur Lapindopun, saya
> sependapat disebabkan oleh combined factor. Namun saya juga mengerti
> bahasa
> hukum dan kepolisian yang memerlukan suatu ketegasan. Beliau2 memerlukan
> seseorang atau institusi yang bisa mengatakan apa penyebab lumpur
> lapindo.
> Kalau misalnya itu terdiri dari faktor combinasi, tentunya harus juga
> jelas,
> porsinya berapa persen yang disebabkan oleh pengeboran Banjar Panji-1,
> berapa persen yang oleh natural disaster, berapa persen oleh kondisi
> geology
> dsb. Ini yang diperlukan polisi dan aparat hukum, tanpa itu semua, maka
> masalah ini saya kira hanya akan muter-muter saja, dan semakin tidak
> jelas.
>
> Untuk itulah, dulu pernah saya usulkan untuk membikin suatu model
> bagaimana
> bisa terjadinya bencana ini dengan berdasarkan semua data-data yang ada.
> Saya tahu, hal ini akan sulit dilakukan, namun dengan beberapa assumsi
> saya
> kira masih bisa dikerjakan. Yang dari itu, mungkin bisa menjadi salah
> satu
> dasar untuk menetapkan berapa percent porsi masing2 factor tersebut
> sehingga
> menyebabkan terjadinya LULA, sehingga bisa membantu aparat kepolisian
> dan
> aparat hukum untuk bisa menyelesaikan kasus ini.
>
> Salam
> - Original Message -
> From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Tuesday, March 27, 2007 11:50 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi
>
>
> Lucu, dua hari sebelumnya Kepala Kajati Jawa Timur Dr. Marwan Effendi
> menyatakan bahwa BAP (berita acara pemeriksaan) kasus LUSI di area
> Lapindo yang diajukan Kapolda Jatim adalah masih lemah akibat keterangan
> para saksi ahli yang berseberangan. Sebagian saksi ahli bilang bahwa
> LUSI akibat pemboran Banjar Panji-1. Sebagian saksi ahli bilang bahwa
> LUSI akibat force majeur. Yang mengatakan bahwa LUSI adalah akibat force
> majeur adalah lebih banyak. Kata Dr. Marwan, hal itu akan menjadi lemah
> dalam proses pengadilan. BAP dikembalikan ke Polda Jatim untuk
> dipertajam dengan pandangan yang kuat secara hukum tentang penyebab
> kejadian itu ("Bisnis Jakarta" 23 Maret 2007 hal. 12).
>
> Bagaimana bisa dalam waktu hanya 1-2 hari kemudian lalu Kapolda Jatim
> bilang bahwa LUSI adalah ABSOLUT akibat pemboran dan menetapkan para
> tersangkanya ? (Saya bahkan tak akan tahu apa sebenarnya penyebab LUSI,
> sekalipun saya memegang semua data dan analisisnya).
>
> ABSOLUT jelas bukan bahasa ahli geologi. Tak ada yang absolut di
> geologi, bahkan yang namanya umur absolut pun tak absolut sebab selalu
> diberi plus minus yang bisa sampai 10 % dari nilai x-nya.
>
> Saya pikir ini bukan berita menarik, tetapi menyedihkan..
>
> Semoga tak menjadi presedens/catatan buruk perminyakan Indonesia
>
> awang
>
>
> -Original Message-
> From: H. Edison Sirodj (PCSB) [

Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata

Dasarnya dulu Persib dikalahkan AC Milan cadangan 9-0.
Kalau untuk Lusi: gempa recent yang pernah terjadi dalam jarak kurang dari 
300 km ada 10 kali, hanya 1 kali terjadi Lusi, itupun waktu ada pemboran. 
Data ini grafik dari   Prof Manga dari Berkeley di artikel Muddy Waters oleh 
David Cyranoski di Nature News Feature, February 2007, dapat dilihat di 
blog-nya Rovicky
- Original Message - 
From: "Nataniel Mangiwa" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Friday, March 30, 2007 10:33 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi



Persib - AC Milan 1:10 kan ada dasarnya Pak? mungkin karena ada
Kaka-nya..nah untuk pasang %tase probabilitas 9:10 buat pemboran,
harus ada data-data yg absah, minimal diakui kaum ahli, seperti
layaknya Kaka.

data-datanya apa yah yang valid yang bisa diakui dan tidak bakal
didebat semua kalangan?

+natan+

On 3/30/07, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi
probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab
pemboran 9:10.
Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan
lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana?
- Original Message -
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi


> Mas Dwi,
>
> Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai
> dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya.
> Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang
> salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah
> penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa
> hitam-putih.
>
> Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta
> Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 %
> gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada
> dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan,
> berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran,
> berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ?
> Perasaan orang kan bisa lain2.
>
> Salam,
> awang



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to 
[EMAIL PROTECTED]

Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik Nataniel Mangiwa

Persib - AC Milan 1:10 kan ada dasarnya Pak? mungkin karena ada
Kaka-nya..nah untuk pasang %tase probabilitas 9:10 buat pemboran,
harus ada data-data yg absah, minimal diakui kaum ahli, seperti
layaknya Kaka.

data-datanya apa yah yang valid yang bisa diakui dan tidak bakal
didebat semua kalangan?

+natan+

On 3/30/07, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi
probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab
pemboran 9:10.
Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan
lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana?
- Original Message -
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi


> Mas Dwi,
>
> Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai
> dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya.
> Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang
> salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah
> penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa
> hitam-putih.
>
> Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta
> Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 %
> gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada
> dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan,
> berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran,
> berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ?
> Perasaan orang kan bisa lain2.
>
> Salam,
> awang



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] jumlah abstrak (Re: [iagi-net-l] ADAKAH YG MENARIK DI BALI??)

2007-03-29 Terurut Topik mohammad syaiful

kang prasiddha yg baik,

berapa jumlah abstrak yg terkumpul? sampai dengan dua hari yang lalu
(28 maret 2007) bukankan sudah terkumpul 88 abstrak? ini pun hanya
dari kalangan hagi dan iagi saja, belum termasuk rekan2 dari iatmi.

bagaimana statusnya hari ini, 30 maret 2007? apakah ada penambangan abstrak?

terimakasih dan salam,
syaiful

On 3/30/07, Prasiddha Hestu Narendra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Rekan sekalian,

Salah satu tujuan diadakannya Joint Convention yg dirintis oleh IAGI-HAGI
adalah ingin meng-internasionalkan PIT tersebut, paling tidak  disekitar
negara-negara tetangga kita. Bukan sok gaya-gayaan lo.., terbukti
joint convention di Surabaya dihadiri oleh bbrp negara tetangga spt
Malaysia, China, Jepang..walopun bbrp gelintir.
Demikian juga kenapa kok Bali dipilih, salah satunya kita ingin tunjukkan
bahwa negara kita aman2 saja kok termasuk Bali utk dipakai sbg tempat
convention, kita masih ingat bbrp perhelatan seperti SEG di Bali yg
dibatalkan.
Nah saya kutipkan satu email dibawah ini dari kementrian komunikasi China
yg berminat hadir dan mempresentasikan policy mixed energynya..

Ayo siapa yg mau ikut ke Bali, mark your agenda on 13-16 November
2007

__
Subject: Abstract submitted:the topic on Long Term Mixed Energy Scenarios
and Policy Options in China
From: "huangliya" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Wed, March 28, 2007 1:56 am
To: [EMAIL PROTECTED]

Dear Sir/Madam, I am working atTransport Planning and Research Institute,
Ministryof Communications, P. R. China. This paper attached is the medium
results about oneof our studis together with  researchers from Energy
Research Institute in the fieldof mixed energy scenarios and policy
options. We hope that you will be interested inour study then we can
exchange our ideas in Joint Convention Bali 2007. Best wishesHuang Liya




Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi 
probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab 
pemboran 9:10.
Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan 
lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana?
- Original Message - 
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi



Mas Dwi,

Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai
dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya.
Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang
salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah
penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa
hitam-putih.

Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta
Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 %
gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada
dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan,
berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran,
berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ?
Perasaan orang kan bisa lain2.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang
absolut,
selalu ada error margin, bahkan dalam soal lumpur Lapindopun, saya
sependapat disebabkan oleh combined factor. Namun saya juga mengerti
bahasa
hukum dan kepolisian yang memerlukan suatu ketegasan. Beliau2 memerlukan
seseorang atau institusi yang bisa mengatakan apa penyebab lumpur
lapindo.
Kalau misalnya itu terdiri dari faktor combinasi, tentunya harus juga
jelas,
porsinya berapa persen yang disebabkan oleh pengeboran Banjar Panji-1,
berapa persen yang oleh natural disaster, berapa persen oleh kondisi
geology
dsb. Ini yang diperlukan polisi dan aparat hukum, tanpa itu semua, maka
masalah ini saya kira hanya akan muter-muter saja, dan semakin tidak
jelas.

Untuk itulah, dulu pernah saya usulkan untuk membikin suatu model
bagaimana
bisa terjadinya bencana ini dengan berdasarkan semua data-data yang ada.
Saya tahu, hal ini akan sulit dilakukan, namun dengan beberapa assumsi
saya
kira masih bisa dikerjakan. Yang dari itu, mungkin bisa menjadi salah
satu
dasar untuk menetapkan berapa percent porsi masing2 factor tersebut
sehingga
menyebabkan terjadinya LULA, sehingga bisa membantu aparat kepolisian
dan
aparat hukum untuk bisa menyelesaikan kasus ini.

Salam
- Original Message - 
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Tuesday, March 27, 2007 11:50 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi


Lucu, dua hari sebelumnya Kepala Kajati Jawa Timur Dr. Marwan Effendi
menyatakan bahwa BAP (berita acara pemeriksaan) kasus LUSI di area
Lapindo yang diajukan Kapolda Jatim adalah masih lemah akibat keterangan
para saksi ahli yang berseberangan. Sebagian saksi ahli bilang bahwa
LUSI akibat pemboran Banjar Panji-1. Sebagian saksi ahli bilang bahwa
LUSI akibat force majeur. Yang mengatakan bahwa LUSI adalah akibat force
majeur adalah lebih banyak. Kata Dr. Marwan, hal itu akan menjadi lemah
dalam proses pengadilan. BAP dikembalikan ke Polda Jatim untuk
dipertajam dengan pandangan yang kuat secara hukum tentang penyebab
kejadian itu ("Bisnis Jakarta" 23 Maret 2007 hal. 12).

Bagaimana bisa dalam waktu hanya 1-2 hari kemudian lalu Kapolda Jatim
bilang bahwa LUSI adalah ABSOLUT akibat pemboran dan menetapkan para
tersangkanya ? (Saya bahkan tak akan tahu apa sebenarnya penyebab LUSI,
sekalipun saya memegang semua data dan analisisnya).

ABSOLUT jelas bukan bahasa ahli geologi. Tak ada yang absolut di
geologi, bahkan yang namanya umur absolut pun tak absolut sebab selalu
diberi plus minus yang bisa sampai 10 % dari nilai x-nya.

Saya pikir ini bukan berita menarik, tetapi menyedihkan..

Semoga tak menjadi presedens/catatan buruk perminyakan Indonesia

awang


-Original Message-
From: H. Edison Sirodj (PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 27, 2007 8:27 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

Berita menarik,...
Setelah adanya keputusan resmi dari Kapolda Jatim bahwa akan diajukannya
13 tersangka yang sebagian besar adalah teknisi lapangan dan GM akan ke
meja hijau, Apakah akan ada team pemantau IAGI/IATMI selama masa
persidangan nanti? Atau apakah usulan Kapolda ini akan jadi kenyataan
setelah 2 kali ditolak kejaksaan tinggi Jatim.
Hal ini akan menjadi salah satu sejarah explorasi di tanah air, dimana
masyarakat umum akan mengetahui secara jelas bagaimana pekerjaan ahli
geologi, ahli pemboran dan manajemen eksplorasi bekerja untuk suatu
pemboran.

EGS

-Original Message-
From: [EMAI

Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-29 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Sdr. Maryanto:
Sebelum 1959, ITB belum lahir, di Bandung ada 2 fakultas yang berinduk pada 
Universitas Indonesia di Jakarta.
Fakultas yang ada di Bandung adalah Fakultas Teknik (Faculteit for Technische 
Wetenschappen) dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (Fipia, 
Faculteit for Wiskunde and Natuurlijke Wetenschappen), dan di Bogor Fakultas 
Pertanian. Geologi masuk di Fipia
PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB
R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  - Original Message - 
  From: Maryanto (Maryant) 
  To: miko 
  Cc: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, March 30, 2007 8:26 AM
  Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


  Pak Miko, 

  Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 
itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit 
tentang kondisi kampus sa'at itu ?

  Yang saya tahu : 
  Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama 
teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT 
ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen 
Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun,  oleh orang kelahiran 
daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu.

  Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, 
juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi pesantren. Lalu  Ki 
Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. 
Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 
1922 (ngapalnya "digajuli doak-doak"). 

  Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII "Universitas 
Islam Indonesia", dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena pusat ibukota pindah ke 
Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke JKT. UGM 1949, hadiah tanah 
kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan sementara sebagian di bangunan-bangunan 
kraton). Sebelum 1945, Kampus Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, 
lalu sekolah guru, sekolah "menengah" teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus 
Geologi UGM, ST, 9 STM. 

  Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat di 
dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ? ). 
Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi sebagai 
anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). 

  Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus 
menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi. Berubahlah, 
keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari duit sendiri, 
"pabrik pengetahuan".

  Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi kebudayaan 
itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja "employment", discount rate, 
malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong "ilmu alam", maunya semua yang di alam 
mau di analisa.

  Salam,
  Maryanto.
  (Si "Salam" itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976, 
setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat 
"Pesangrahan"-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam "Fisika (Geofisika)" 
FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . 

--
  From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM
  To: Maryanto (Maryant)
  Cc: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


  Pak Maryanto yth,

  Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ? Waduh, 
maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang sejarah ITB,

  Salam hormat, miko
- Original Message - 
From: Maryanto (Maryant) 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Pak Miko,

Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan  di luar Geologi ( 
ITB)  sebelum 2 Maret 1959 ? 

Ini yang saya tahu - Sejarah ITB:
1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te 
Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu 
jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 
1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung, Kimia.
1945-1949:  Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka kuliah 
di Jogja (Kotabaru). 
1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama 
Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga dari geologi.

2 Maret 1959 - kini:  ITB.

Salam,
Maryanto.

[iagi-net-l] ADAKAH YG MENARIK DI BALI??

2007-03-29 Terurut Topik Prasiddha Hestu Narendra

Rekan sekalian,

Salah satu tujuan diadakannya Joint Convention yg dirintis oleh IAGI-HAGI 
adalah ingin meng-internasionalkan PIT tersebut, paling tidak  disekitar 
negara-negara tetangga kita. Bukan sok gaya-gayaan lo.., terbukti 
joint convention di Surabaya dihadiri oleh bbrp negara tetangga spt 
Malaysia, China, Jepang..walopun bbrp gelintir.
Demikian juga kenapa kok Bali dipilih, salah satunya kita ingin tunjukkan 
bahwa negara kita aman2 saja kok termasuk Bali utk dipakai sbg tempat 
convention, kita masih ingat bbrp perhelatan seperti SEG di Bali yg 
dibatalkan.
Nah saya kutipkan satu email dibawah ini dari kementrian komunikasi China 
yg berminat hadir dan mempresentasikan policy mixed energynya..


Ayo siapa yg mau ikut ke Bali, mark your agenda on 13-16 November 
2007


__
Subject: Abstract submitted:the topic on Long Term Mixed Energy Scenarios 
and Policy Options in China

From: "huangliya" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Wed, March 28, 2007 1:56 am
To: [EMAIL PROTECTED]

Dear Sir/Madam, I am working atTransport Planning and Research Institute, 
Ministryof Communications, P. R. China. This paper attached is the medium 
results about oneof our studis together with  researchers from Energy 
Research Institute in the fieldof mixed energy scenarios and policy 
options. We hope that you will be interested inour study then we can 
exchange our ideas in Joint Convention Bali 2007. Best wishesHuang Liya





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-29 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
Pak Miko, 
 
Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan
1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ?
Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ?
 
Yang saya tahu : 
Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama
teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun
rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr.
Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun,  oleh
orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu.
 
Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut
santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi
pesantren. Lalu  Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat
Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton
Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya "digajuli
doak-doak"). 
 
Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII
"Universitas Islam Indonesia", dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena
pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke
JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan
sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus
Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru,
sekolah "menengah" teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST,
9 STM. 
 
Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat
di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ?
). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi
sebagai anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). 
 
Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus
menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi.
Berubahlah, keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari
duit sendiri, "pabrik pengetahuan".
 
Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi
kebudayaan itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja "employment",
discount rate, malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong "ilmu alam",
maunya semua yang di alam mau di analisa.
 
Salam,
Maryanto.
(Si "Salam" itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976,
setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat
"Pesangrahan"-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam "Fisika
(Geofisika)" FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . 


From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM
To: Maryanto (Maryant)
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Pak Maryanto yth,
 
Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ?
Waduh, maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang
sejarah ITB,
 
Salam hormat, miko

- Original Message - 
From: Maryanto (Maryant)   
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

Pak Miko,
 
Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan  di luar
Geologi ( ITB)  sebelum 2 Maret 1959 ? 
 
Ini yang saya tahu - Sejarah ITB:
1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche
Hoogeschool te Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische
Wetenschap dengan satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 
1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan
Gedung, Kimia.
1945-1949:  Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja,
maka kuliah di Jogja (Kotabaru). 
1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya
nama Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga
dari geologi.
 
2 Maret 1959 - kini:  ITB.
 
Salam,
Maryanto.



RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Mas Dwi,

Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai
dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya.
Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang
salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah
penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa
hitam-putih. 

Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta
Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 %
gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada
dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan,
berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran,
berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ?
Perasaan orang kan bisa lain2. 

Salam,
awang

-Original Message-
From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang
absolut,
selalu ada error margin, bahkan dalam soal lumpur Lapindopun, saya
sependapat disebabkan oleh combined factor. Namun saya juga mengerti
bahasa
hukum dan kepolisian yang memerlukan suatu ketegasan. Beliau2 memerlukan
seseorang atau institusi yang bisa mengatakan apa penyebab lumpur
lapindo.
Kalau misalnya itu terdiri dari faktor combinasi, tentunya harus juga
jelas,
porsinya berapa persen yang disebabkan oleh pengeboran Banjar Panji-1,
berapa persen yang oleh natural disaster, berapa persen oleh kondisi
geology
dsb. Ini yang diperlukan polisi dan aparat hukum, tanpa itu semua, maka
masalah ini saya kira hanya akan muter-muter saja, dan semakin tidak
jelas.

 Untuk itulah, dulu pernah saya usulkan untuk membikin suatu model
bagaimana
bisa terjadinya bencana ini dengan berdasarkan semua data-data yang ada.
Saya tahu, hal ini akan sulit dilakukan, namun dengan beberapa assumsi
saya
kira masih bisa dikerjakan. Yang dari itu, mungkin bisa menjadi salah
satu
dasar untuk menetapkan berapa percent porsi masing2 factor tersebut
sehingga
menyebabkan terjadinya LULA, sehingga bisa membantu aparat kepolisian
dan
aparat hukum untuk bisa menyelesaikan kasus ini.

Salam
- Original Message - 
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, March 27, 2007 11:50 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi


Lucu, dua hari sebelumnya Kepala Kajati Jawa Timur Dr. Marwan Effendi
menyatakan bahwa BAP (berita acara pemeriksaan) kasus LUSI di area
Lapindo yang diajukan Kapolda Jatim adalah masih lemah akibat keterangan
para saksi ahli yang berseberangan. Sebagian saksi ahli bilang bahwa
LUSI akibat pemboran Banjar Panji-1. Sebagian saksi ahli bilang bahwa
LUSI akibat force majeur. Yang mengatakan bahwa LUSI adalah akibat force
majeur adalah lebih banyak. Kata Dr. Marwan, hal itu akan menjadi lemah
dalam proses pengadilan. BAP dikembalikan ke Polda Jatim untuk
dipertajam dengan pandangan yang kuat secara hukum tentang penyebab
kejadian itu ("Bisnis Jakarta" 23 Maret 2007 hal. 12).

Bagaimana bisa dalam waktu hanya 1-2 hari kemudian lalu Kapolda Jatim
bilang bahwa LUSI adalah ABSOLUT akibat pemboran dan menetapkan para
tersangkanya ? (Saya bahkan tak akan tahu apa sebenarnya penyebab LUSI,
sekalipun saya memegang semua data dan analisisnya).

ABSOLUT jelas bukan bahasa ahli geologi. Tak ada yang absolut di
geologi, bahkan yang namanya umur absolut pun tak absolut sebab selalu
diberi plus minus yang bisa sampai 10 % dari nilai x-nya.

Saya pikir ini bukan berita menarik, tetapi menyedihkan..

Semoga tak menjadi presedens/catatan buruk perminyakan Indonesia

awang


-Original Message-
From: H. Edison Sirodj (PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 27, 2007 8:27 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

Berita menarik,...
Setelah adanya keputusan resmi dari Kapolda Jatim bahwa akan diajukannya
13 tersangka yang sebagian besar adalah teknisi lapangan dan GM akan ke
meja hijau, Apakah akan ada team pemantau IAGI/IATMI selama masa
persidangan nanti? Atau apakah usulan Kapolda ini akan jadi kenyataan
setelah 2 kali ditolak kejaksaan tinggi Jatim.
Hal ini akan menjadi salah satu sejarah explorasi di tanah air, dimana
masyarakat umum akan mengetahui secara jelas bagaimana pekerjaan ahli
geologi, ahli pemboran dan manajemen eksplorasi bekerja untuk suatu
pemboran.

EGS

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, 27 March, 2007 8:10 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

Apa karena Bahasa Geologi Mbulat MBulet tidak Eksak , maka
diperlukan Ahli bahasa untuk menafsirkan apa yang disampaikan
Ahli Geologi.
ISM


Kepala Polda: Sumur Lapindo Pemicu


Surabaya, Kompas - Sumur eksplorasi Banjar Panji 1 milik
Lapindo Brantas Inc m

[iagi-net-l] FW: IPA sponsored field study opportunity

2007-03-29 Terurut Topik Parvita Siregar
 

Lucunya, pengumuman ini sudah diberikan lewat tiap2 kontak IPA di tiap2
jurusan, tetapi mahasiswanya malah tidak tahu mengenai kegiatan ini.
Misalnya, ada mahasiswa UNPAD yang menelepon saya karena mendengar
program ini dari Pak Edy Sunardi, instead of dari ketua jurusannya.
Jadi yang diterima redaksi agak 'jomplang' komposisi pesertanya., i.e
cuma dari satu university saja.

 

Supaya adil, atau paling tidak mendekati keadilan, saya posting lagi
pengumuman ini, mudah2an ada mahasiswa yang membaca.  Untuk rekan2 yang
punya akses ke mahasiswa, terimakasih banyak bila dengan segala senang
hati memforward email ini untuk informasi.  

 

Parvita H. Siregar

Salamander Energy

Jakarta-Indonesia

 

 

Disclaimer:  This email (including any attachments to it) is
confidential and is sent for the personal attention of the intended
recipient only and may contain information that is privileded,
confidential or exempt from disclosure.  If you have received this email
in error, please advise us immediately and delete it.  You are notified
that using, disclosing, copying, distributing or taking any action in
reliance on the contents of this information is strictly prohibited.



 

Kepada mahasiswa geologi tahun terakhir,

 

Dibuka kesempatan untuk 8-10 mahasiswa jurusan geologi di seluruh
Indonesia untuk melakukan thesis di Ombilin Basin, Central Sumatra, yang
akan disponsori oleh IPA Student Program.  Kegiatan ini akan berlangsung
sekitar bulan Juli-Agustus dan selama 3 minggu di lapangan.  Thesis akan
menekankan ke arah studi stratigrafi-sedimentologi di wilayah Ombilin
Basin dengan melakukan banyak measuring section di outcrop2 Ombilin
Basin. 

 

Syarat:

- Mahasiswa tahun terakhir dan 0 kredit dari jurusan geologi (surat
keterangan dari jurusan masing-masing)

- Mempunyai IPK >3.00 dan melampirkan Transkrip Nilai Akademik yang
dilegalisir oleh jurusan (mata kuliah stratigrafi dan sedimentologi
minimal B)

- Surat pengantar yang menyatakan ingin ikut serta dalam project ini
(bahasa inggris), mencantumkan nomor telepon/alamat yang dapat dikontak
oleh IPA.

- Membuat proposal untuk tugas akhir yang juga mencakup
synopsis/ringkasan/paper mengenai Ombilin Basin lengkap dengan
referensinya, paling banyak 10 lembar halaman A4 (bahasa inggris)

- Membuat rencana/time table dari project (misalnya lamanya pengumpulan
data awal, studi literatur, studi regional-lapangan-penulisan
laporan-kolokium-sidang), dibuat di Microsoft Excel.  Mahasiswa
diharuskan untuk dapat menyelesaikan thesis ini selambat-lambatnya
pertengahan tahun 2008 dan tercantum di dalam time table project
(tentunya yang bisa lebih cepat akan mendapatkan point lebih dalam
seleksi!)

- Mencantumkan nama pembimbing yang bersedia membimbing dan berdedikasi
untuk selesainya thesis ini dalam waktu yang singkat.

 

KEKURANGAN PERSYARATAN AKAN LANGSUNG DIDISKWALIFIKASI

 

Para peserta yang lulus seleksi akan dilanjutkan dengan interview pada
minggu ke-2 May 2007.  

 

Pemenang akan mendapatkan:

- Kesempatan thesis dengan akomodasi dan transportasi ke Sumatra Tengah,
ditanggung sepenuhnya oleh IPA.

- Kesempatan untuk oral maupun poster session di IPA dan/atau SEAPEX
(Singapore)- biaya akomodasi, transportasi dan uang saku disponsor oleh
IPA/SEAPEX.

 

Persyaratan harap dikirimkan selambat-lambatnya hari Jum'at, 20 April
2007 (sampai di meja IPA) ke:

 

INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION

Wisma Kyoei Prince, 17th Floor, Suite 1701

Jln. Jendral Sudirman Kav. 3, Jakarta 10220 - Indonesia

PO. Box 1275/JKP/10012

 

Di ujung diri atas amplop tuliskan OMBILIN PROJECT. 

 

Bila ada pertanyaan silakan kontak [EMAIL PROTECTED]
  atau ibu
[EMAIL PROTECTED]   atau
kepada jurusan masing-masing.

 

Kesempatan tidak datang dua kali, silakan bersaing secara sehat untuk
kesempatan yang langka ini!

Terlampir keterangan yang lebih detail mengenai project.

 

Ditunggu 'lamaran'nya!  

 

Parvita H. Siregar

Student Program Coordinator

 



Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik nyoto - ke-el

Selamet pagi juga Oom 
Lho hari ini gak libur ya ?  kalau di KL semua government companies
(Petronas dll)  pada libur nich buat gantiin liburan Maulid Nabi yang jatuh
hari Sabtu besok, tapi yang non-gov (kayak tempatku) gak libur euy ...
padahal semalem sampek malem sekali ngobrol2 rame ama boss2 Pertamina yang
dateng ke KL untuk "mengajak" pulang kampung para propesional Indo yang
nyangkul di KL, kayaknya bagus & menarik sekali tuch program2 -nya Pertamina
yad ..salut buat pak Kun & pak Eko, semoga sukses lah Pertamina sesuai
harapannya untuk menjadi one of the world class company  ameen

wass,






On 3/30/07, Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Maaf email lama, tapi cukup menggelitik.
Semoga pak Luthfi tidak bertanya kepada ahli geologi bagaimana caranya
"melihat" migrasi minyak dari source ke batuan reservoar. Beberapa
pendekatan diperlukan untuk menggantikan fungsi mata untuk "melihat".
Menurut saya, yang perlu diperhatikan seberapa besar validitas dan tingkat
kemasukakalan dari pendekatan pendekatan tersebut berdasarkan kajian ilmu
yang ada.

Sekedar tergelitik saja ...
selamat pagi semuanya 



On 3/28/07, Achmad Luthfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Tanya ahli bahasa/ahli hukum, menjadi saksi adalah mengatakan apa yang
> kita saksikan dengan mata atau dengan pengalaman dan dengan ilmu. Kalo kita
> tidak melihat/mengalami dan ilmu kita gak nyampe yha lebih baik bilang tidak
> tahu. Contoh kalo melihat dengan ilmu, kalo ditanya "apakah betul perang
> diponegoro berlangsung tahun 1825-1830" ? kita jawab yha betul, pertanyaan
> berikut "apakah saudara menyaksikan ?" dijawab tidak (belum lahir),
> pertanyaan berikut "saudara menjawab betul tapi saudara tidak pernah
> menyaksikan, apakah jawaban saudara karangan belaka?" dijawab, jawaban saya
> betul dan tidak dikarang. Pertanyaan berikut "kalo saudara yakin jawaban
> saudara benar sedangkan saudara tidak menyaksikan bagaimana saudara tahu"
> dijawab dari ilmu sejarah. Ini kelihatan sederhana kira2 begitulah
> ber-liku2nya pertanyaan yang diajukan kepada saksi. Sebaiknya kalo ragu2 dan
> tidak menyaksikan/mengalami dan ilmunya gak nyampe lebih baik dijawab tidak
> tahu. Ini ilustrasi dari pengalaman real
>
>
>
> Salam,
>
>
>



RE: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture

2007-03-29 Terurut Topik Iman Argakoesoemah
Mas Gde dan Mas Shofiyuddin,
 
Penjelasannya OK banget, terima kasih banyak.
 
Thanks. Iman

-Original Message-
From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, March 30, 2007 6:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture


Kalo tidak ada duit, akar pun jadi .. he he 
coba perhatikan log log konvensional seperti spectral GR, PEF, DRHO, RHOB, NPHI 
dan Compressional sonic seringkali cukup bertenaga untuk dapat menentukan kira 
kira daerah potensi fracture, namun analisa ini bersifat kualitatif semata. 
 
Berhadapan dengan fracture adalah berhadapan dengan data yang jelek, menurut 
saya inilah kuncinya. Kalo datanya bagus kemungkinan gak ada fracture. Kalo 
anda punya core, berarti pada bagian yang di core adalah bagian yang paling 
tidak berpotential. 

 
On 3/29/07, [EMAIL PROTECTED] < [EMAIL PROTECTED]> wrote: 

Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu
bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor 
"uncertainty" didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau
beberapa log tidak bisa berdiri sendiri.
Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley
wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley. 
Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu
'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn
stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan 
terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu
karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat
bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan 
mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar
fracture/fault kita bersifat terbuka.
Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole
log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data 
natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst.
Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih.
Salam,
Gde
 



Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa & Ahli Geologi

2007-03-29 Terurut Topik Shofiyuddin

Maaf email lama, tapi cukup menggelitik.
Semoga pak Luthfi tidak bertanya kepada ahli geologi bagaimana caranya
"melihat" migrasi minyak dari source ke batuan reservoar. Beberapa
pendekatan diperlukan untuk menggantikan fungsi mata untuk "melihat".
Menurut saya, yang perlu diperhatikan seberapa besar validitas dan tingkat
kemasukakalan dari pendekatan pendekatan tersebut berdasarkan kajian ilmu
yang ada.

Sekedar tergelitik saja ...
selamat pagi semuanya 



On 3/28/07, Achmad Luthfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


 Tanya ahli bahasa/ahli hukum, menjadi saksi adalah mengatakan apa yang
kita saksikan dengan mata atau dengan pengalaman dan dengan ilmu. Kalo kita
tidak melihat/mengalami dan ilmu kita gak nyampe yha lebih baik bilang tidak
tahu. Contoh kalo melihat dengan ilmu, kalo ditanya "apakah betul perang
diponegoro berlangsung tahun 1825-1830" ? kita jawab yha betul, pertanyaan
berikut "apakah saudara menyaksikan ?" dijawab tidak (belum lahir),
pertanyaan berikut "saudara menjawab betul tapi saudara tidak pernah
menyaksikan, apakah jawaban saudara karangan belaka?" dijawab, jawaban saya
betul dan tidak dikarang. Pertanyaan berikut "kalo saudara yakin jawaban
saudara benar sedangkan saudara tidak menyaksikan bagaimana saudara tahu"
dijawab dari ilmu sejarah. Ini kelihatan sederhana kira2 begitulah
ber-liku2nya pertanyaan yang diajukan kepada saksi. Sebaiknya kalo ragu2 dan
tidak menyaksikan/mengalami dan ilmunya gak nyampe lebih baik dijawab tidak
tahu. Ini ilustrasi dari pengalaman real



Salam,





Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture

2007-03-29 Terurut Topik Shofiyuddin

Kalo tidak ada duit, akar pun jadi .. he he 
coba perhatikan log log konvensional seperti spectral GR, PEF, DRHO, RHOB,
NPHI dan Compressional sonic seringkali cukup bertenaga untuk dapat
menentukan kira kira daerah potensi fracture, namun analisa ini bersifat
kualitatif semata.

Berhadapan dengan fracture adalah berhadapan dengan data yang jelek, menurut
saya inilah kuncinya. Kalo datanya bagus kemungkinan gak ada fracture. Kalo
anda punya core, berarti pada bagian yang di core adalah bagian yang paling
tidak berpotential.


On 3/29/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu
bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor
"uncertainty" didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau
beberapa log tidak bisa berdiri sendiri.
Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley
wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley.
Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu
'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn
stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan
terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu
karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat
bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan
mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar
fracture/fault kita bersifat terbuka.
Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole
log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data
natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst.
Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih.
Salam,
Gde



Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-29 Terurut Topik miko
Pak Maryanto yth,

Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ? Waduh, 
maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang sejarah ITB,

Salam hormat, miko
  - Original Message - 
  From: Maryanto (Maryant) 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM
  Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


  Pak Miko,

  Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan  di luar Geologi ( 
ITB)  sebelum 2 Maret 1959 ? 

  Ini yang saya tahu - Sejarah ITB:
  1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te Bandung 
dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu jurusan 
de afdeeling der Weg en Waterbouw. 
  1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung, Kimia.
  1945-1949:  Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka kuliah di 
Jogja (Kotabaru). 
  1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama 
Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga dari geologi.

  2 Maret 1959 - kini:  ITB.

  Salam,
  Maryanto.



--




















Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture

2007-03-29 Terurut Topik gde . wirawan
Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu
bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor
"uncertainty" didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau
beberapa log tidak bisa berdiri sendiri.
Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley
wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley.
Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu
'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn
stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan
terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu
karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat
bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan
mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar
fracture/fault kita bersifat terbuka.
Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole
log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data
natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst.
Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih.
Salam,
Gde

> Mas Gde,
>
> Terima kasih penjelasannya. Mau tanya lagi, kalau boleh. Tool apa yang
> bisa dipercaya paling baik utk merecord stoneley wave ? Apakah ini diukur
> langsung atau melalui hasil suatu processing flow yang bisa menghasilkan
> tingkat "uncertainty" yang tinggi. Kalau ya, apa saja yang besar
> pengaruhnya terhadap uncertainty tersebut ? Sorry, kalau kebanyakan
> bertanya ?
>
> Thanks. Iman
>
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, March 29, 2007 2:52 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling
>
>
> Pak Iman,
> Sering saya kurang percaya menyatakan fracture itu 'terbuka' dari borehole
> image. Dipole-pun hanya menunjukkan pattern-nya saja. Yg dapat menentukan
> fracture itu terbuka atau tidak adalah dari Stoneley wave (reflectance dan
> permeability). Dan stoneley permeability ini sebaiknya juga di kalibrasi
> dgn data pressure test, atau core. Jangan lupa juga dikombinasi dgn data2
> mudlog, openhole logs.
> Hati2 menyatakan fracture itu terbuka atau tidak dari borehole image.
> Salam,
> Gde
>
>> Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPE


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] koordinat2 MV di sekitar SBY

2007-03-29 Terurut Topik Sunu Hadi Praptono
Morfologi MV di permukaan tanah sebenarnya cukup jelas, dengan ciri-ciri secara 
lokal miskin vegetasi, sementara di sekelilingnya lebih hijau, sering dengan 
asosiasi endapan garam, yang di permukaan tanah berwarna putih. Dengan mudah 
bisa dilihat di foto-foto GE, khususnya di daerah yang sudah dicover dengan 
citra beresolusi tinggi, seperti daerah sekitar Surabaya. 

Sayangnya sampai sekarang MV Lusi sendiri belum masuk dalam koleksi image GE, 
jadi belum bisa langsung kita nikmati.

Bagi para pelancong Google earth mungkin informasi di bawah ini cukup menarik 
untuk diperhatikan, tentunya dengan media GE:

1. Gunung Anyar,  7°20'13.80"S, 112°46'56.70"E
2. Pulungan, MV,  7°23'41.67"S, 112°46'07.81"E
3. Kalang anyar, MV,  7°23'57.90"S, 112°47'16.10"E
4. Tanah gersang, dicurigai juga bekas MV, 7°21'46.20"S, 112°47'9.73"E
5. Bubble Gresik, baru-baru ini mulai aktif lagi mengeluarkan gas 7°22'54.36"S, 
112°30'46.92"E dan sekarang ramai dikunjungi wisatawan lokal.  Secara geologi 
titik buble baru ini tepat di sumbu antiklin Kedung Waru pada lembar peta 
geologi Surabaya. Morfologi antiklin ini juga nampak dengan baik pada citra GE. 
Bahkan outline MV gresik yang "reactivated" ini juga nampak seperti bisul 
nyempil di antiklin tadi.

Kalo ada yang punya koordinat bledug kuwu Purwodadi, boleh donk dishare.


Salam,

Sunu



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Identifikasi open fracture

2007-03-29 Terurut Topik Iman Argakoesoemah
Mas Gde,

Terima kasih penjelasannya. Mau tanya lagi, kalau boleh. Tool apa yang bisa 
dipercaya paling baik utk merecord stoneley wave ? Apakah ini diukur langsung 
atau melalui hasil suatu processing flow yang bisa menghasilkan tingkat 
"uncertainty" yang tinggi. Kalau ya, apa saja yang besar pengaruhnya terhadap 
uncertainty tersebut ? Sorry, kalau kebanyakan bertanya ?

Thanks. Iman

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 29, 2007 2:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling


Pak Iman,
Sering saya kurang percaya menyatakan fracture itu 'terbuka' dari borehole
image. Dipole-pun hanya menunjukkan pattern-nya saja. Yg dapat menentukan
fracture itu terbuka atau tidak adalah dari Stoneley wave (reflectance dan
permeability). Dan stoneley permeability ini sebaiknya juga di kalibrasi
dgn data pressure test, atau core. Jangan lupa juga dikombinasi dgn data2
mudlog, openhole logs.
Hati2 menyatakan fracture itu terbuka atau tidak dari borehole image.
Salam,
Gde

> Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPEN fracture ?
> Kalau ya, kenapa ?
>
> Thanks. Iman
>
> -Original Message-
> From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, March 29, 2007 7:48 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling
>
>
> Tambahan mas,
> Akan lebih baik seandainya interpretasi log didukung oleh oleh data data
> permboran seperti yang saya sebutkan di bawah ini:
>
> 1. Loss circulation zone. Ini adalah gambaran nyata dari adanya fracture
> network yang OPEN. Saya garis bawahi kata OPEN untuk lebih menjelaskan
> kondisi fracture yang aktual daripada kita melakukannya dari
> resistivity-based image log dimana kita gak bisa mendefine mana yang open
> dan mana yang closed. Yang perlu diperhatikan adalah loss circualtion yang
> pertama kali terjadi untuk menghindari salah interpretasi terhadap zona
> zona yang berada di bawahnya. Loss bisa berlangsung terus menerus yang
> disebabkan oleh zona loss yang terus menerus tapi bisa juga oleh zona loss
> yang pertama ditemui saja. Nah nanti kalo sampe tahap interpretasi
> fracture dari image log, data data diatas harus diperhatikan. Coba buat
> zonal fracture berdasarkan data loss kalo ada.
>
> 2. Coba perhatikan kembali sample descriptionnya. Minta sama WSG nya untuk
> mengambil interval sample menjadi lebih rapat sehingga akan didapatkan
> resolusi vertical sample yang padat. Ciri khas OPEN fracture biasanya
> ditandainya oleh adanya Crystal Growth yang bagus, entah berupa kurasa
> amaupun calcite yang biasanya akan mudah sekali terbentuk kalo ada space
> yang terbuka.
>
> 3. Coba minta ke Mudlogging company untuk membuat Instan ROP dengan
> kejelian sampe tingkat 0.1 meter atau kalo bisa lebih kecil lagi untuk
> mendapatkan average ROP yang lebih baik. ROP yang normal biasanya di
> vaerage untuk sekitar 1 meter. Biasanya mereka menyimpan data ini masih
> dalam bentuk time based di data base mereka. Anda bisa cross check untuk
> depth dengan melihat drilling time.
>
> 4. Data drilling torque kadangkala bisa membantu identifikasi fracture
> juga.
>
> 5. Biasanya Logging company selalu menggambungkan interpretasi image
> dengan dipole sonic untuk interpretasi fracture. Kalo ada data cross
> dipole shear dan stoneley wave cukup membantu analisa fracture juga. hati
> hati dengan interpretasi data dari resistivity image log yang mendasarkan
> pada differential conductivity semata diman antara shale dan fracture bisa
> menghasilkan effect yang sama.
>
>
> ok, met berburu fracture.
>
>
>
>
>
>
> On 3/29/07, Sandrya Laksana < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Terima kasih sebelumnya Pak Agus, Pak Shofi dan Pak Gde serta rekan2 yg
> lainnya atas masukannya.
>
> Mungkin perlu sedikit saya jelaskan masalahnya.
> Target formation adalah Quartzite reservoirs yg berumur ordovician.
> Formasi ini telah mengalami kurang lebih 5 kali periode structure. Mudah
> terlihat oleh 3D seismic main faults (in general thrust faults) dan trend
> natural fracture (kata: pak Gde) dibantu dengan software Fraca. Porosity
> sangat rendah sekali: 3%. Oleh sebab itu kita menginginkan utk mem-bor
> sumur yg kurang lebih mendekati fracture network. Paling tidak kalau pun
> dari natural fracture tak mengalir, akan dilakukan fracturation setelah
> itu.
> Satu sumur berhasil dibor pas didekat fracture network dan hasilnya cukup
> bagus. Namun karena lemahnya kontrol BOP (kata: pak shofi), blow out lah
> yg terjadi.
>
> Untuk menghindari problem yg telah terjadi dan konon dengan UBD bisa
> membantu mengurangi biaya pengeboran, mengurangi Skin well bore,
> meningkatkan produksi dengan meminimumkan formaiton damange, untuk itu
> akan dicoba pilot wells UBD.
>
> Dari quartzite formation yg tebalnya kurang lebih 300m, kita tak bisa
> menentukan dimana letak jelasnya bagian yg paling fracture atau berapa
> persenkah dia. Harus dilakukan du

Re: [iagi-net-l] Peta Geologi Permukaan --> [iagi-net-l] UU Penanggulangan Bencana

2007-03-29 Terurut Topik Ismail Zaini
Lho Mas Pardan , emangnya instansi pemerintah bisa dagang ( jualan ). Peta peta 
tsb di buat atas biaya Negara/APBN terus dijual ke Publik dg harga sekian apa 
gitu.

ISM

  - Original Message - 
  From: Supardan 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Wednesday, March 28, 2007 10:18 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Peta Geologi Permukaan --> [iagi-net-l] UU 
Penanggulangan Bencana


  Setahu saya peta-peta geologi yang di P3G itu kan ada yang sudah dipublish 
dan ada yang belum, yang sudah dipublish tentunya boleh dibeli oleh siapa saja. 
Menurut pemikiran saya, mestinya peta yang sudah dibeli itu bebas digunakan 
untuk apa saja. Di lingkungan Departemen ESDM, masalah penjualan peta tersebut 
memang sah, karena ada landasan hukumnya. Lain halnya dengan kantor saya, 
selama ini belum pernah mempublish dan menjual peta, karena belum ada landasan 
hukumnya, sehingga penyebaran peta-peta geologi dan peta-peta lain milik kantor 
saya ini, hanya terbatas untuk sesama instansi pemerintah saja. 

  Itulah sedikit yang saya tahu, tahu saja kok sedikit. 

  Salam,
  Pardan, Jatim.  


   
  On 3/28/07, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Mas Agus dan rekan2 lain.

Kalau saya mendigitasi sendiri peta2 P3G itu, kemudian disebarkan
lewat web untuk tujuan sosial, apakah menyalahi aturan atau legal ndak 
? Adakah caranya supaya tidak terbentur soal legalitas? Mungkin kalau
terbentur disini, kelompok gotong royong ini akan memanfaatkan Jurusan
Geologi yang pernah melakukan pemetaan untuk dimanfaatkan peta
geologinya untuk kebutuhan mitigasi bencana. Ini merupakan salah satu 
cara supaya data (peta) permukaan geologi bisa diakses oleh publik
dengan mudah.
Saat ini sudah ada metode, sudah ada "web-space" (server+traffic),
juga sudah ada yang bersedia gotong-royong. Namun masih terkendala 
keraguan soal apa yg dimaksud "keterbukaan data" permukaan ini.

Mohon rekan-rekan yang mengerti (tahu sedikit juga boleh) untuk urug
rembug pemanfaatan Peta Geologi Permukaan  untuk keperluan mitigasi 
bencana. Apakah IAGI dapat membantu ?

Thanks friends,

RDP

On 3/29/07, Agus Hendratno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mas Vicky,
> kalau menyangkut hal detail seperti itu (soal data geologi permukaan),
> ya..tidak diatur dalam UU Penanggulangan Bencana, karena isinya cuma
> umum-umumnya seperti yang sudah di-posting mas Ismail.
> Nah, sekarang semua peta geologi permukaan yang diproduksi Puslitbang 
> Geologi (sekarang PSG- Badan Geologi ESDM) di Bandung itu, kan boleh 
dibaca
> siapa saja, cuma skalanya kecil. Di jawa 1 : 100.000; di luar jawa 1 :
> 250.000 - 1 : 500.000.
> Setahu saya, sekarang ini PSG sedang merintis untuk menerbitkan peta 
geologi 
> (dengan sistem sheet) di pulau jawa dengan skala 1 : 50.000, kelihatannya
> mulai tahun 2007, dengan maksud besar dapat dimanfaatkan secara 
operasional
> untuk kepentingan eksplorasi potensi dan mitigasi bencana geologi bagi 
> kabupaten/kota juga bagi kepentingan investasi daerah. Proyek nasional
> membuat peta geologi skala 1 : 50.000 di Jawa ini, tentunya dibuat dengan
> sistem digital dan hardcopy juga.
>
> Salam 
> agus hend
>
> - Original Message 
> From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Sent: Tuesday, March 27, 2007 10:47:22 AM
> Subject: [iagi-net-l] UU Penanggulangan Bencana
>
> Mas Agus
>
> Dalam RUU itu adakah menyangkut soal data geologi terutama Peta
> Geologi Permukaan ? 
> Kalau saya mengacu pada UU Migas, maka peta geologi termasuk data yang
> sifatnya terbuka, tetapi apakah juga public domain (ini saya ngga
> tahu).
> Tetapi kalau bisa mengacu pada UU Penanggulangan Bencana semestinya 
> kita bisa menggunakan Peta Geologi Permukaan sebagai data dasar yang
> HARUS dimiliki dan dapat diakses oleh siapapun.
>
> Saat ini komunitas GIS di Indonesia sedang mencoba menysusun sebuah
> basis data peta geologi permukaan yang akan dibidani juga oleh Mas
> Aria salah satu dedengkot GIS di IAGI :), ada juga Ipranto dari P3G
> dan juga rekan-rekan lain akan menyumbangkan servernya sebagai
> wadahnya. Namun masih konsen soal legalitas dari data ini. Masih ada
> kekhawatiran bagaimana sisi legal dari peta ini.
>
> Kalau ada rekan yang tahu dan mengerti soal hukum terutama peta
> geologi permukaan silahkan memberikan klarifikasi. Bagaimana ruang 
> gerak kita apakah kita boleh mempublikasikan peta geologi permukaan
> Indonesia ini seperti publikasi di Wikipedia dimana menjai public
> domain yang bebas diakses dan berkembang dan dikembangkan oleh 
> komunity itu snediri.
>
> Aku pinginnya nggandul di RUU kebencanaan ini ktimbang UU Migas.
> Rasanya lebih mathuk untuk menggunakan misi visi "disaster mitigation"
> ketimbang resources management.